13
Otosklerosis Penyakit pada kapsul tulang labirin yang mengalami spongiosis di daerah kaki stapes, sehingga stapes menjadi kaku dan tidak dapat menghantarkan getaran suara ke lanirin dengan baik. • Etiologi : Gangguan autosomal dominan yang terjadi pada pria maupun wanita.

Otosklerosis Dan Kolesteatoma

Embed Size (px)

DESCRIPTION

oto sklerosis

Citation preview

Otosklerosis

OtosklerosisPenyakit pada kapsul tulang labirin yang mengalami spongiosis di daerah kaki stapes, sehingga stapes menjadi kaku dan tidak dapat menghantarkan getaran suara ke lanirin dengan baik.Etiologi : Gangguan autosomal dominan yang terjadi pada pria maupun wanita.

GejalaPasien mengeluh kehilangan pendengaran bila mencapai tingakat 40dB atau lebih. Pemeriksaan garputala : uji Rinne negatif, Uji Weber akan positif pada telinga dengan otosklerosis unilateral, atau pada telinga dengan ketulian konduktif yang lebih berat. Pemeriksaan otoskop : membran timpani tampak normal, namun kadang-kadang berwarna merah muda atau oranye akibat otospongiosis vasklar dalam telinga tengah yang terlihat melalui membrana timpani. (tanda Schwartz positif).

TATALAKSANAPengobatan dengan operasi stapedektomi atau stapedotomi, yaitu stapes diganti dengan bahan protesis. Pada kasus yang tidak dapat dilakukan operasi, alat bantu dengar dapat membantu sementara.

KOLESTEATOMAKolesteatoma diartikan sebagai adanya epitel skuamosa pada telinga tengah, mastoid, atau epitimpanum.KLASIFIKASI : KONGENITAL : Kolesteatoma congenital biasanya ditemukan di anterior mesotympanum atau di dalam area perieustachian tube. Mereka diidentifikasi paling sering pada anak-anak usia 6 bulan hingga 5 tahun.PRIMARY ACQUIRED : Kolesteatoma acquired primer terjadi karena retraksi membran timpani, retraksi ke dalam medial pars flaccida ke dalam epitympanum (scutum) secara progresif. SECONDARY AQUIRED : Kolesteatoma acquired sekunder terjadi karena konsekuensi langsung terjadap injuri pada membran timpani

GEJALA gejala otorrhea yang rekuren atau purulen persistengangguan pendengaranGejala tinitus juga sering dikeluhkan. dapat dijumpai juga vertigo (jarang)Facial nerve twitching, palsy, atau kelumpuhan saraf fasialisGejala khas dari kolesteatoma adalah otorrhea tanpa rasa nyeri, baik itu terus-menerus maupun sering berulang.

Pada kasus kolesteatoma kongetinal, gejala klinis sangat tergantung dari letak kolesteatom, ukuran dan komplikasi yang ditimbulkanya. Kolesteatom yang terbatas pada kuadran anterosuperior dari membran timpani tidak menimbulkan gejala atau asimptomatis. Gejala dapat muncul jika terjadi perluasan atau menyebabkan kerusakan pada daerah sekitarnya. Gejala klinis yang timbul dapat berupa gangguan pendengaran, otitis media efusi, gangguan keseimbangan, kelumpuhan saraf fasialis, fistula retroaurikuler, maupun gejala akibat perluasan ke intrakranial

DIAGNOSISBerdasarkan gejala klinik didapatkan pasien mengeluh:penurunan kemampuan mendengarotorrhea, biasanya kuning dan berbau tidak enakotalgiaobstruksi nasaltinnitus, intermiten dan unilateralvertigo

Didapatkan juga riwayat penyakit sebelumnya seperti :otitis media kronikperforasi membran timpanioperasi telinga sebelumnya

Pada pemeriksaan otoskopi pasien dengan kolesteatoma dapat ditemukan : perforasi tipe marginal atau atikterdapat kolesteatoma di liang telinga tengah (epitimpanum)abses atau fistel retroaurikuler (belakang telinga) pada kasus lanjutpolip atau jaringan granulasi di liang telinga luar (berasal dari telinga tengah)secret berbentuk nanah dan berbau khas (aroma kolesteatoma)

Pemeriksaan penunjangRadiologiDapat dilakukan foto rontgen mastoid, CT scan, atau MRI. Audiometri harus dilakukan sebelum operasi kapanpun dapat dilakukan kecuali operasi dilakukan segera karena komplikasi. Pada audiometri didapatkan tuli konduktif sedang hingga berat yaitu lebih dari 40 dB : mengindikasikan diskontinuitas tualng pendengaranHistologiPemeriksaan histology dari kolesteatoma yang telah diangkat menunjukan sel epitel skuamosa.

PENATALAKSANAANTERAPI NON BEDAHTujuan awal dari terapi kolesteatoma adalah menurunkan derajat inflamasi dan aktivitas infeksi pada bagian telinga yang terinfeksi. Prinsip pengobatan medikasi kolesteatoma adalah membuang debris dari liang telinga. 1. Irigasi harus dilakukan dengan tepat, air harus dikeluarkan seluruhnya dari telinga untuk mencegah kelanjutan kontaminasi.2. Antimikroba : ofloxacin atau neomycin-polymyxin B

Terapi pembedahanTujuan dari terapi pembedahan adalah mengangkat atau menyingkirkan kolesteatoma. Teknik operatif yang umum dilaksanakan antara lain canal-wall-up (closed) dan canal-wall-down (open). Terapi postoperatif yang diberikan antara lain antimikroba yang sesuai dan steroid bila diperlukan. Antimikroba yang dipakai adalah antimikroba topikal, contohnya ialah aminoglycoside and fluoroquinolone topikal.

KOMPLIKASIPerikondritis atau kondritis terjadi pada kurang dari 1% pasien. Eksposur dan devaskularisasi karena pembedahan menjadi penyebab mudahnya terjadi infeksi. Gejala dari perikondritis adalah nyeri yang meningkat, eritema, dan edema pada kulit yang melapisi kartilago aurikula. Gejala lainnya adalah adanya fluktuasi.

Komplikasi yang paling ditakutkan dari operasi tympanomastoid adalah perlukaan pada nerves fasialis.

PROGNOSISMelakukan proses eliminasi dari kolesteatoma hampir selalu berhasil, namun terkadang membutuhkan tindakan operasi yang berkali-kali