Upload
bernard-leonardo
View
61
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
trtr
Citation preview
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latarbelakang
Osteogenesis imperfecta (OI) adalah gangguan sintesis kolagen yang
umumnya diturunkan yang menghasilkan tulang-tulang yang rapuh yang sangat
mudah fraktur dan sering berubah bentuk. Beberapa subtipe yang berbeda telah
diindentifikasi. Semua dari mereka menunjukan tingkatan yang berbeda dari
micromelic (short-limbed) dwarfism. Tergantung dari keparahannya, kerapuhan
tulang memberi pentunjuk kepada kematian perinatal atau menyebabkan perubahan
bentuk yang hebat pada masa dewasa. Sebuah susunan dari menisfestasi klinik dari
penyakit mungkin terlihat. Pembagiannya tergantung dari subtipe genetik dari OI.1
Dalam OI, ditemukan berbagai variasi dari keturunan, sejarah dari keluarga,
penemuan klinik dan radiologi, dimana dapat ditemukan berselang seling. Variasi ini
merupakan dasar dari sistem klasifikasi yang ditemukan oleh Sillence dkk pada tahun
1979.1
Terdapat empat tipe yang jelas yaitu tipe I ( didominasi oleh keturunan dengan
sklera biru), tipe II ( kematian perinatal ),tipe III ( perubahan bentuk secara bertahap
1 Kirpalani A. Osteogenesis imperfecta. Emedicine instant access to minds of
medicine. Emedicine.com,inc (serial online) ;2005 december 2;1(1):(11 screens).
Available from: http://www.emedicine.com/emerg/topic497.htm ( accesseed 12
december 2005)
1
dengan normal sklera ) dan tipe IV ( didominasi oleh keturunan dangan sklera yang
normal ).1
Tipe I yang paling ringan sedangkan tipe IV,II,dan III diindikasikan penyebab
peningkatan keparahan dari penyakit OI.1
1.2 Epidemiologi
Frekwansi dari OI utamanya didasari dari data yang dibuat oleh Sillence dkk
(1979) di Australia. Tipe I, kasus yang paling sering dari OI, timbul 1 dari 28.500
kelahiran. Tipe II,timbul 1 dari 62.500 kelahiran. Tipe III timbul 1 dari
68.800kelahiran. Tidak ada data yang dapat dipercaya untuk menyimpulkan frekwensi
kejadian kasus dari tipe IV.1
Pada Negara maju seperti Amerika Serikat ditemukan insidens dari tipe-tipe
OI sebagai berikut :
Tipe I – terdapat 1 per 30.000 dari kelahiran yang hidup
Tipe II – terdapat 1 per 60.000 dari kelahiran yang hidup
Tipe III – terdapat 1 per 70.000 dari kelahiran yang hidup
Tipe IV – jarang ditemukan2
Dalam jenis perbedaan dalam jenis kelamin tidak ditemukan adanya perbedaan,
sedangkan untuk umur sebagai gejala utama ( contoh fraktur) sangat bervariasi
tergantung dari tipenya, yaitu:
2 Pattekar M.A. Osteogenesis imperfecta. Emedicine instant access to minds of
medicine. Emedicine.com,inc (serial online) ;2003 december 12;1(1):(11 screens).
Available from: http://www.emedicine.com/emerg/topic1674.htm ( accesseed 12
december 2005)
2
Tipe I – sering ditemukan pada anak-anak yang baru belajar jalan. Muncul
setelah pubertas sangat jarang, walaupun fraktur bisa terjadi lagi saat dewasa
setelah menopause atau setelah periode tidak aktif seperti saat baru lahir.
Tipe II – dalam kehamilan
Tipe III – setengah kasus pada masa kehamilan dan sebagian lagi pada periode
neonatus
Tipe IV – selalu pada anak balita.1,2
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Osteogenesis adalah pembentukan dari tulang, sedangkan imperfekta adalah
tidak sempurna. Kelainan ini yang relative banyak ditemukan berupa kelemahan
semua tulang dan diturunkan secara autosomal dominan.3 Nama lainnya fragilitas
(mudah patah) ossium; eponyms; Vrolik ( bentuk resesif kongenital ); Lobstein
( bentuk dominan) 4
Sehingga osteogenesis imperfecta dapat diartikan sebagai penyakit herediter
yang ditandai dengan kerapuhan dari tulang panjang yang disebabkan oleh gangguan
sintesis kolagen yang diikuti dengan warna kebiru-biruan pada sclera.2,5 Nama lain
yang lazim dipakai ialah fragilitas (mudah patah) osseum dan kerapuhan tulang.
2.2 Etiologi
Osteogenesis imperfecta merupakan gangguan kogenital, nonsex-linked ,
kelainan keturunan yang merupakan menyebabkan cacat utama tulang rangka pada
matrik tulang. Karakteristik dari kerapuhan tulang dihasilkan dari kwalitas (kelainan
dari molekul) dan kwantitas (penurunan produksi ) abnormal dari tipe I kolagen.2,6
Tipe I jaringan kolagen dapat ditemukan pada tulang, kapsula-kapsula organ, fasia,
kornea, sclera, tendon, mening dan dermis.
3 Sjamsuhidajat R Tindakan bedah organ dan system organ;dalam:Jong W.D dan Sjamsuhidajat R,editor; Buku ajar ilmu bedah ;ed revisi;Jakarta;EGC,1997.h.11274 Congenital skeletal anomalies;in : Sutton D, editors.5th ed,new york and Tokyo; Churchill livingstone;1993.p.16-185 Merriam – Webster’s Medical Dictionary6 Greenspen A. Congenital and development anomalies;in;greenspen E;orthopedic radiology;2nd ed;new york;fifth evenue;.p.28.14-17
4
2.3 Patogenesis
Patologi utama dari OI adalah adanya masalah dalam sintesis tipe I kolagen,
dimana merupakan protein predominan dari matrik ekstraseluler dari kebanyakan
jaringan.1 Kelainan OI didasari oleh kegagalan periosteum dan endoesteum pada
penulangan intramembranosa serta kegiatan osteoklasis yang berlebihan. Akibatnya
ialah ketimpangan deposisi tulang dengan resorpsi tulang sehingga korteks tulang dan
trabekula pada tulang berongga menjadi tipis. Karena itu tulang mudah patah oleh
trauma yang kecil, tetapi dapat juga melengkung akibat penyembuhan fraktur kecil
yang terjadi berulang-ulang.3
2.4 Klasifikasi
Pada klasifikasi awal, dibuat oleh Looser pada tahun 1966 membagi OI dalam
2 bentuk, yaitu :
Osteogenesis imperfecta congenita (Vrolik disease). Tipe ini telah
diklasifikasikan sebagai bentuk yang paling parah, dimana dijelaskan
pada kalahiran dan ditandai dengan ekstimitas atas dan bawah yang
melengkung pada infant yang juga lahir mati atau tidak dapat bertahan
pada periode neonatal.
Osteogenesis imperfecta tarda ( Ekman-Lobstein disease) Tipe ini
lebih ringan, dimana terdapat harapan untuk hidup normal, dengan
terdapatnya fraktur waktu lahir, tapi ini lebih sering muncul
belakangan saat masa balita. Kondisi ini juga dihubungkan dengan
1
3
5
manifestasi yang lain seperti deformitas dari tulang, sklera biru,
kelemahan dari ligamentum, dan abnormalitas dari dental.6
Klasifikasi yang terbaru diajukan oleh Sillence dkk pada tahun 1979 dan
direvisi ulang, yang didasari dari fraktur dan bentuk turunananya. Klasifikasi ini
membagi OI menjadi 4 tipe utama yaitu :
Tipe I
Ini tipe kelainan yang paling umum dimana merupakan bentuk yang
relatif ringan, yang diturunkan dalam autosomal-dominan. Kerapuhan
tulang terjadi dari yang ringan sampai yang sedang dan muncul
osteoporosis tanpa variasi. Sklera terlihat jelas biru dan kehilangan
atau kelemahan dalam pendengaran merupakan hal sering tampak.
Adanya wormian bones. Dua buah subtipe yang dibedakan oleh adanya
gigi-gigi normal (subtipe IA) atau dentinogenesis imperfecta (subtipe
IB)
Tipe II
Ini merupakan gangguan dari fetus atau perinatal yang berbentuk
lethal. Bentuk ini dimunculkan oleh autosomal dominan dengan
mutasi yang baru. Osteoporosis yang menyeluruh, kerapuhan tulang
dan perkembangan pertumbuhan yang lambat pada intauteri yang berat
saat kematian merupakan proses alami yang berat pada fetal atau
periode awal perinatal. Dari semua infant yang dapat bertahan ,80-90%
meninggal dalam umur empat minggu. Semua pasien dalam grup ini
mempunyai bentuk khas radiologi dari osteogenesis imperfecta.
6
6
Sebagai tambahan, terdapat sklera biru dan wajah berbentuk segitiga
yang disebabkan oleh tulang karniofasial yang melunak dan sebuah
hidung paruh. Kalvarium mempunyai keterkaitan dangan wajah dan
tulang tengkorak menunjukan tanda kekurangan dari mineralisasisama
baiknya dengan wormian bones. Ekstremitas menjadi pendek, lebar
dan menjadi bersudut. Tiga subtype yaitu A, B, dan C dibedakan
dengan perbedaan dari penampilan tulang iga dan tulang panjang. Pada
subtype A tulang panjangnya melebar dan bertumpuk dan tulang
iganya melebar kemudian berlanjut menjadi bermanik-manik. Pada
subtipe B tulang panjangnya juga lebar dan menumpuk tapi tulang-
tulang iga tidak menunjukan kelanjutn menjadi bermanik-manik atau
tidak bermanik-manik. Karakteristik subtipe C adalah farktur tulang
panjang yang tipis dan tulang iga juga tipis dan bermanik-manik.
Tipe III
Bentuk yang berat diman muncul secara bertahap dan kembali
dimunculkan oleh autosomal dominan yang jarang yang diturunkan
dengan mutasi yang baru. Kerapuhan tulang dan osteopenia perlu unuk
dipertimbangkan, terutama dengan umur sampai ke fraktur multipel
dan deformitas progressive dari tulang panjang dan spina yang berat.
Ketidaknormalan tulang umumnya kurang bahaya dari tipe II dan lebih
bahaya dari tipe I atau IV. Sklera normal, walaupun nampak pucat
kebiruan atau keabu-abuan saat lahir, tapi warna tersebut akan berubah
selama saat infant dan awal balita sampai normal saat dewasa.
Calvarium besar, tipis dan kurang ossifi, juga terdapat wormian bones.
7
Tipe IV
Ini juga tipe yang jarang pada OI, dan diturunkan oleh autosomal-
dominan. Dengan terdapatnya karakteristik dari osteoporosisi,
kerapuhan tulang dan derfomitas, tetapi sangat ringan. Sklera selalu
normal. Insiden dari kelemahan pendengaran rendah bahkan lebih
rendah dari tipe I.6
2.5 Diagnosis umum
Pasien biasanya sering terdapat kerapuhan tulang
Screening USG prenatal selama trimester kedua menunjukan
penglengkungan dari tulang panjang, fraktur, ekstremitas yang
memendek , dan penurunan echogenicity dari tulang tengkorak.
Mudah memar
Fraktur yang berulang setelah trauma ringan, bagaimanpun fraktur ini
siap untuk disembuhkan
Tuli ( 50% pada umur 40 tahun pada tipe I)
Dari bentuk dasar klasifikasi Sillence terdapat perbedaan yang tergantung dari
tipe-tipenya.
Tipe I
A: Tidak terdapat dentinogenesis imperfecta
B: terdapat dentinigenesis imperfecta
Gejala-gejala dari kedua subtipe diikuti oleh :
6
8
Adanya sklera biru ( walaupun, sklera biru juga bisa
muncil pada gangguan yang lain, seperti turner sindrom,
peget disease, atau osteopetrosis)
Fraktur in uteri -10% ( faraktur lebih sering selama
masa infant)
Ketapuhan tulang yang ringan sampai sedang
( frekwensi dari fraktur menurun setelah pubertas)
Kifoskoliosis
Kehilangan pendengaran
Arcus senilis yang prematur
Mudah memar
Tipe II
o Dentinogenesis imperfecta
o Adanya sklera yang pucat
o Menyebabkan kematian perinatal
o Hidung yang kecil, mikrognathia
o Adanya fraktur in uteri pada 100% kasus
o Dada yang pendek
Tipe III
o Dentinogenesis imperfecta
o Sklera dengan warna yang bervariasi
o Tidak adanya kehilangn pendengaran
9
o Fraktur in uteri terdapat 50% dari kasus ( sisa dari setengah kasus
terdapat fraktur pada periode neonatal )
o Ekstremitas memendek dan derfomitas yang bertahap
o Wajah berbentuk segitiga dengan frontal yang meninggi
o Hipertensi pulmonal
Tipe IV
o Subtipe A: tidak adanya dentinogenesis imperfekta
o Subtipe B : adanya dentinogenesis imperfekta
o Gejala-gejala dari kedua subtipe diikuti oleh :
Sklera normal
Pendengaran yang normal
Fraktur ringan saat infant ( fraktur in uteri jarang)
Penyudutan dan pemendekan tulang panjang yang ringan.2
2.6 Diagnosis Radiologi
Osteogenesis imperfecta dapat ditemukan gambarnnya dengan X-Ray, CT
Scan, MRI, USG dan nuklir.
X-Ray
Dalam bentuk umum dari ostegenesis imperfecta
Dalam kasus dari suspek OI, radiograph postnatal seharusnya diikuti
dengan pengambaran dari tulang panjang, tulang tengkorak, dada, pinggul dan
spinal thorakolumbar.
2
10
Penampakan radiografi tergantung dari tipe dari OI dan keparahan dari
penyakit. Beberapa ditemukan dengan bersilangan dengan semua subtipe.
Bentuk yang sangat ringan dari OI menghasilkan tulang yang tipis,
overtubulated (ringan) dengan korteks yang tipis dan dan sedikit retak. Tulang
pipa yang pendek juga terpengaruh ealaupun dengan sedikit fraktur.
Image 2.7.1 Frontal radiograph of the leg in a patient with type I
osteogenesis imperfecta (OI) shows evidence of severe osteoporosis,
overtubulation of both the tibia and fibula, and a healing fracture of the
transverse diaphyseal of the tibia. Also note the multiple metaphyseal
growth-recovery lines about the knee in this patient who was treated
with pamidronate.
11
Image 2.7.2. Frontal radiograph of the forearm in a 17-year-old
female adolescent with type I osteogenesis imperfecta (OI) shows
osteoporosis, bowing deformities with overtubulation of the radius, a
healed ulnar fracture, and callus formation over the distal humerus.
Growth-recovery lines are present in the distal radius.
Banyak bentuk yang berat dari OI, seperti tipe II dan III, yang
menunjukan penebalan, pemendekan tulang panjang dengan multipel fraktur.
Bentuk ini sering dipersulit oleh bentuk hyperplastic callus. Kalus sering
ditemukan disekeliling femur dan sering meluas, dimunculkan sebuah masa
yang tebal, tidak teratur pada korteks tulang. Kallus ini berhubungan dengan
penebalan periosteum. Keberadaanya menyebabkan berbagai different
diagnosis yang timbul termasuk osteosarkoma, myositis ossificans,
ostemyelitis kronik dan osteokondroma.
12
Image 2.7.3. Healing fracture of the left humeral diaphysis with
callus formation in a patient with osteogenesis imperfecta (OI)
Radiograph dari tulang tengorak bisa menunjukan perkembangan
tulang tengkorak yang normal dalam bentuk yang ringan dari penyakit.
Dengan mengkatnya tingkat keparahan darp penyakit, tulang tengkorak
menunjukan mineralisasi yang sedikit dan tulang wormian yang multipel, atau
intrasutural.
13
Image 2.7.4. Lateral radiograph of the skull in a young female
patient with type III osteogenesis imperfecta (OI) demonstrates multiple
wormian bones.
14
Image 2.7.5. Osteogenesis imperfecta (OI). Corresponding
anteroposterior radiograph of the skull in the same patient as in Image
4 demonstrates multiple wormian bones
Dadanya mungkin kecil. Fraktur tulang iga yang multipel sering
ditemukan, ini dapat menyebabkan tulang iga menjadi melebar dan berubah
bentuk.
Ketidaknormalan sinal dalam semua subtipe termasuk platyspondyly
dan skoliasis.
Gambaran radiografik osteogenesis imperfekta pada tipe spesifik
15
Beberapa gambaran radiografi lebih spesifik untuk meyakinkan dari OI
dengan yang lain.
Tipe II
Grup ini memasukan kategorinya menjadi 3 subtipe yang didasari dari
gambaran radiologidari tulang panjang dan tulang-tulang iga. Pada tipe IIA dan
IIB, tulang panjang pendek dan lebar dikarenakan dari undermodeling; tulang-
tulangnya juga menumpuk. Pada tipe IIC, tulang panjang menipis (silindris) dan
lebih panjang dari subtipe yang lain, walupun mereka masih undermodeled.
Tulang-tulang iga pada tipe IIA pendek dan melebar dengan bercak-bercak
manik yang berkelanjutan. Pada tipe IIB bercak-bercak manik tidak ditemukan
atau minimal dan tidak berkelanjutan. Pada tipe IIC, tulang iga tipis dan ada
bercak manik.
Tipe III
Timbul gambaran yang umum, ditambah beberapa gambaran spesifik yang
menngikuti.
Skoliasis dari spina torakacolumbar, sebanyak 25% dari pasien dengan OI dan
sangat terkait pada tipe III OI. Kebanyakan merupakan skoliosis berbentuk S.
16
Image 2.7.6 . Frontal radiograph in a patient with type III osteogenesis
imperfecta (OI) with severe S-shaped scoliosis of the thoracolumbar spine.
Platyspondyly yang berat dengan fraktur kompresi vertebra dan codfish
vertebrae lebih umum ditemukan dari pada bentuk yang lain.
17
Image 2.7.7. Lateral spinal radiograph in a 1-year-old boy with
osteogenesis imperfecta (OI) demonstrates multilevel, mild platyspondyly.
Kalsifikasi popcorn muncul pada umumnya pada tipe ini pada daerah
metaphyseal-epiphyseal dari tulang panjang, lebih sering pada lutut dan siku.
Hasil ini pertumbuhan plate microfraktur yang berulang.
Tulang lunak karniofasial dengan sebuah pembesaran, penipisan calvarium,
menyebabkan triangular facies.
Tipe IV
Gambaran radiografi dari tipe ini serupa dengan gambaran umum dan yang
merupakan gambaran tipe I.
Satu tanda yang lebih umum dikaitkan dengan tipe IV daripada jenis yang lain
adalah invaginasi (impression) basiler dengan atau tanpa kompresi brainstem. Ini
bisa diketahui pada radiografi yang sederhana dari tulang tengkorak atau yulang
servikal. Garis McGregor dapat digunakan untuk memunculkan komplikasinya.
Yang digambarkan sebagai garis lurus yang menghubungkan permukaan atas dari
18
tepi posterior dari langit-langit mulut ke lengkungan akhir occipital. Prokyeksi
dari ujung dari proses odontoin diatas garis McGrogor dicurigai adanya
invaginasi dari basiler.
Adanya pelebaran dan penipisan kranium dengan platybasia dan penurunan
kranial bisa menunjukan gambaran dari Tam O’Shanter skull.
Image 2.7.8. Sagittally reconstructed CT scan of the cervical spine in a
16-year-old female adolescent with type IV osteogenesis imperfecta (OI).
Image demonstrates mild basilar invagination, with the tip of the dens
above the McGregor line (red).
19
Image 2.7.9. Midline sagittal T2-weighted MRI through the cervical spine in
the same patient as in Image 2.7.8. Image demonstrates mild stenosis at
the foramen magnum due to basilar invagination (effective width of
foramen magnum denoted by red line).
CT Scan
Tugas utama dari CT sekarang ini adalah cara tambahan untuk menyelesaikan
salah satu masalah. CT dapat digunakan akses tambahan untuk mengimpresikan
situasi, untuk mengevaluasi tulang petrous dari penyempitan dari telinga tengah
atau otosclerosis, dan mendukung BMD ( bone mineral densitometry)
MRI
Fungsi utama dari MRI dalam OI salah satu penyelesaian masalah. MRI juga
digunakan untuk menggambarkan komplikasi dari OI, seperti impresi basiler.
Walaupun radiografi dan CT tulang servikal dapat di memaparkan
20
ketidaknormalan secara baik, telah membantu mendeteksi hubungan kompresi
dari spinal cord.
Impresi basiler mempunyai banyak kolerasi dengan tipe IV OI. Khususnya
tipe IVB OI mempunyai peningkatan insiden dari gejala neurologi.
Kondisi yang lain yang berhubungan yang bisa digambarkan dengan baik oleh
MRI adalah termasuk syringohydromyelia dan communicating hydrocephalus,
khususnya jika dibangun setelah fontanelle tertutup.
USG
OI adalah dysplasias skletal yang sering terdeteksi pada USG prenatal, dan
kebanyakan kasus, dimana tipe II selalu ditemukan secara kebetulan.
Diagnosis yang benar dari OI dapat dibuat pada pertumbuhan 17 minggu.
Diagnosa dapat dibuat dengan mendeteksi abnormalitas morfologi pada sonogram
atau dengan analisa sintesis kolagen oleh sel chorionic villus.
Gambaran sonografi dari OI selama trimester kedua, scanning termasuk
penurunan echo dari kalvarium dengan supervisualized (mudah untuk dilihat)
struktur intrakranial, melengkung dan membentuk sudut dari tulang panjang yang
menyiratkan adanya gangguan platic deformitas dan fraktur, penurunan panjang
tulang panjang dan fraktur multipel dari tulang iga.
Nuklir
Hasil dari Bone Mineral Densitometry (BMD) dapat menjelaskan keparahan
dari osteoporosis dari pasien dengan OI atau adanya demineralisasi dalam kasus
ringan dari tipe I atau tipe IV OI.
Sekarang BMD mempunyai teknik pengukuran dengan :
21
1. mengukur radial cortikal BMD dengan mengunakan single-photon
absorptiometry (SPA)
2. BMD dari spina lumbalis (anak-anak >1 tahun) dan leher dari
femoral (anak-anak > 6tahun) BMD didapat dengan mengunakan
dual-energi x-ray absorptiometry (DXA)
3. pengukuran sinal lumbalis dengan alat dari CT pada anak-anak
lebih tua dari 4 tahun.1
2.7 Penatalaksanaan
Pengobatan medik :
Tidak ada medikal terapi yang sesuai, selain dari pengobatan dari infeksi saat
mereka muncul.
Tidak ada kasus yang muncul dengan osteopenia yang berat dan farktur yang
berulang, pengaturan siklik dari intravena.
Aminohydroxypropylidene (pamidronate) bisa mengurangi insiden dari fraktur
dan meningkatkan densitas mineral tulang.
Pengobatan dalam bedah :
Intervensi pembedahan meliputi intramedullary rodding, perawatan
impresi basiler dan mengkoreksi skoliosis.
Intramedullary rodding
*. Pasien dengan tipe III OI, intramedullary rodding bisa meningkatkan
kekuatan dari testur kaki. Sehingga memungkinkan anak untuk berjalan
lebih awal
*. Intramedullary rodding bisa menurunkan jarak dari sambungan gerakan.
22
Pembedahan untuk impresi basiler dilakukan untuk kasus dengan difisiansi
neurolagikal, terutama yang disebabkan oleh tekanan otak dan tekanan
spinal
Koreksi dari skoliasis
1. Koreksi skoliasis mugkin sangat susah dikarenakan kerapuhan tulang
2. Penyatuan tulang belakang sangat membantu
Konsultasi :
Konseling genetik
1. Menawarkan konseling genetik kepada orang tua dari anak dengan OI untuk
merencanakan anak yang berikutnya.
2. Selama konseling genetik, kesempatan dari orangtua yang bisa terdapat mutasi
baru, seperti somatik asimptomatik dan germline mosaicism, perlu untuk
didiskusikan.2
2.8 Prognosis
Harapan untuk hidup
Tipe I A – harapan untuk hidup sama dengan populasi umumnya
Tipe I B,IVA,IVB- sedikit menurun untuk harapan hidup
Tipe II – kebanyakan pasien meninggal pada tahun pertama
kehidupannya
Tipe III – Harapan hidup secra signifikan berkurang dikarenakan
faktor seperti infeksi respiratory dan fraktur dari tulang tenggkorak.
Bagaimana pun, pertahanan seorang anak yang berumur lebih dari 10
thaun diperkirakan harapannya sangat baik.2
23
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Osteogenesis imperfecta (OI) adalah gangguan sintesis kolagen yang
umumnya diturunkan yang menghasilkan tulang-tulang yang rapuh yang sangat
mudah fraktur dan sering berubah bentuk, merupakan penyakit kongenital yang
diturunkan dengan autosomal dominan. Osteogenesis imperfecta terdiri dari 4 tipe
yang didasari dari fraktur dan turunanya. Yaitu tipe I, II, III, dan IV
Pasien biasanya terdapat kerapuhan tulang, adanya perlengkungan pada tulang
panjang, adanya fraktur ekstremitas,mudah memardan hilangnya pendengaran. Tidak
ada medikal terapi yang sesuai, selai hanya pengobatan dari infeksi yang muncul.
Intervensi pembedahan meliputi intramedullary rodding, perawatan impresi basiler
dan mengkoreksi skoliosis. Dan juga dilakukan konseling untuk merencanakan anak
berikutnya. Untuk prognosis keempat tipe berbeda tapi yang sangat fatal adalah tipe II
yang menyebabkan kematian anak pada tahun pertama kehidupannya.
24
Daftar Pustaka
Kirpalani A. Osteogenesis imperfecta. Emedicine instant access to minds of
medicine. Emedicine.com,inc (serial online) ;2005 december 2;1(1):(11 screens).
Available from: http://www.emedicine.com/emerg/topic497.htm ( accesseed 12
december 2005)
2 Pattekar M.A. Osteogenesis imperfecta. Emedicine instant access to minds of
medicine. Emedicine.com,inc (serial online) ;2003 december 12;1(1):(11 screens).
Available from: http://www.emedicine.com/emerg/topic1674.htm ( accesseed 12
december 2005)
3 Sjamsuhidajat R Tindakan bedah organ dan system organ;dalam:Jong W.D dan
Sjamsuhidajat R,editor; Buku ajar ilmu bedah ;ed revisi;Jakarta;EGC,1997.h.1127
4 Congenital skeletal anomalies;in : Sutton D, editors.5th ed,new york and Tokyo;
Churchill livingstone;1993.p.16-18
5 Merriam – Webster’s Medical Dictionary
6 Greenspen A. Congenital and development anomalies;in;greenspen E;orthopedic
radiology;2nd ed;new york;fifth evenue;.p.28.14-17
25
LAMPIRAN
26
27
Osteogenesis imperfecta. Acute fractures are observed in the radius and ulna.
Multiple fractures can be seen in the ribs. An old healing humeral fracture with
callus formation is observed
Osteogenesis imperfecta. Beaded ribs. Multiple fractures are seen in the long
bones of the upper extremities
28
Osteogenesis imperfecta. This newborn has a bilateral femoral fracture.
29