45
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Efek-efek perubahan iklim saat ini terasa di seluruh dunia. Beberapa daerah akan mengalami kemarau yang lebih panjang dan parah, sedangkan daerah lain akan mengalami banjir dan badai yang lebih sering dan intens. Adpula daerah yang mengalami keduanya. Oleh karena itu, komunitas yang terkena dampak ini harus beradaptasi dengan implikasi lingkungan, ekonomi dan sosial. Perubahan iklim akan mempunyai dampak yang berbeda untuk negara-negara di Asia Pasifik. (ILO,2011) Indonesia memiliki komitmen untuk mengurangi emisi gas karbonnya 26% hingga 41% pada tahun 2020. Untuk mencapai target tersebut segenap lapisan masyarakat, baik pemerintah, sektor swasta maupun masyarakat sipil, harus turut serta dalam pelestarian lingkungan. Masuknya konsep Green Jobs sedikit menimbulkan pemikiran bahwa pelestarian lingkungan tidak selalu harus sukarela dan non-profit. Pelestarian lingkungan bisa menghadirkan keuntungan secara bisnis. Menurut Croston (2008), green businesses (Green Jobs) merupakan bisnis yang paling menjanjikan pada abad ke-21 dan menjadi “green” merupakan langkah bisnis yang cerdas Optimalisasi Output di Wilayah Pantai melalui Green Jobs dan Ekonomi Kreatif untuk Pertumbuhan Ekonomi Inklusif 1

Optimalisasi Output di Wilayah Pantai melalui Green Jobs dan Ekonomi Kreatif untuk Pertumbuhan Ekonomi Inklusif

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Indonesia memiliki komitmen untuk mengurangi emisi gas karbonnya 26% hingga 41% pada tahun 2020. Untuk mencapai target tersebut segenap lapisan masyarakat, baik pemerintah, sektor swasta maupun masyarakat sipil, harus turut serta dalam pelestarian lingkungan.

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANGEfek-efek perubahan iklim saat ini terasa di seluruh dunia. Beberapa daerah akan mengalami kemarau yang lebih panjang dan parah, sedangkan daerah lain akan mengalami banjir dan badai yang lebih sering dan intens. Adpula daerah yang mengalami keduanya. Oleh karena itu, komunitas yang terkena dampak ini harus beradaptasi dengan implikasi lingkungan, ekonomi dan sosial. Perubahan iklim akan mempunyai dampak yang berbeda untuk negara-negara di Asia Pasifik. (ILO,2011)Indonesia memiliki komitmen untuk mengurangi emisi gas karbonnya 26% hingga 41% pada tahun 2020. Untuk mencapai target tersebut segenap lapisan masyarakat, baik pemerintah, sektor swasta maupun masyarakat sipil, harus turut serta dalam pelestarian lingkungan. Masuknya konsep Green Jobs sedikit menimbulkan pemikiran bahwa pelestarian lingkungan tidak selalu harus sukarela dan non-profit. Pelestarian lingkungan bisa menghadirkan keuntungan secara bisnis. Menurut Croston (2008), green businesses (Green Jobs) merupakan bisnis yang paling menjanjikan pada abad ke-21 dan menjadi green merupakan langkah bisnis yang cerdas dan baik untuk lingkungan. Dengan potensi perkembangan nilai bisnis yang bisa mencapai US$ 1.370 Miliar pada tahun 2020, Green Jobs menawarkan peluang bisnis yang begitu besar.Menurut BKKBN Pusat, tahun 2011 lalu jumlah penduduk Indonesia mencapai 241 juta jiwa. Pada akhir tahun 2012 mendatang diperkirakan akan mencapai 245 juta jiwa dan 43% dari jumlah keseluruhan adalah generasi muda (14-39 tahun). Namun demikian menurut BPS tahun 2011, data pengangguran di Indonesia mencapai 8 persen dari angkatan kerja, yaitu sebanyak 12, 8 juta jiwa. Gleen Croston (2008) melakukan list pekerjaan yang dapat dikategorikan green. Setidaknya saat ini ada 75 pekerjaan yang masuk kedalam list tersebut. Pekerjaan tersebut berupa pengembangan energi alternatif, pengolahan air dan limbah, hingga produk pertanian organik. Indonesia memiliki hampir semua potensi untuk mengembangkan seluruh pekerjaan yang dicantumkan oleh Gleen Croston. Dengan berbagai potensi tersebut, Green Jobs dapat tumbuh subur di Indonesia.Berkembangnya Green Jobs tentunya akan menjadi angin segar bagi sektor tenaga kerja Indonesia. Tingginya angka pengangguran menjadi salah satu permasalahan besar Indonesia saat ini. Permasalahan pengangguran terjadi karena lambatnya pertumbuhan sektor-sektor yang menyerap banyak tenaga kerja, Munculnya Green Jobs sebagai sektor pekerjaan baru, menjadi alternatif dalam penciptaan lapangan pekerjaan di Indonesia.Selama tiga dasawarsa terakhir, program sarjana dan pascasarjana di bidang penelitian telah dikembangkan untuk mencerminkan perubahan sosial dan ekonomi. Namun, saat ini hanya sedikit program sarjana atau kursus pelatihan yang membantu perencana pemerintah dan manajer kelembagaan untuk mengelola berbagai perubahan yang terkait dengan restrukturisasi pasar kerja di negara ini, termasuk isu lingkungan dan gerakan baru ke arah pekerjaan kerja ramah lingkungan (green jobs).Dua per tiga wilayah Indonesia sebagian besar adalah wilayah perairan, sehingga Indonesia memiliki banyak pantai. Adapun pemanfaatan pantai itu sendiri belum optimal. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan untuk memanfaatkan wilayah pantai sebagai daerah pariwisata ataupun sebagai lapangan pekerjaan mereka.Secara garis besar, permasalahan lingkungan disebabkan oleh fakta dan perilaku manusia sebagai berikut.1) Over-consumption (terutama di negara-negara industri),2) Gaya hidup yang tidak sustainable (tidak terpertahankan),3) Pola pembangunan yang tidak sehat.Akar permasalahan krisis lingkungan ini adalah:1. Pandangan kemajuan yang selalu terarah pada negara industri(Eropa dan Amerika): Dunia harus bergerak kearah carapembangunan negara industri;2. Cara berpikir ekonomi yang ketinggalan jaman: fight forefficiency and profit making;3. Fokus perhatian yang berlebihan pada economic growth:berpacu dalam tingkat pertumbuhan;4. Sistem perdagangan dan Neo-liberalism: seolah-olah kekuatanpasar dapat menyelesaikan segala perkara: pengurasan minyak bumi, hutan, batubara; sistem kredit ekspor yang mendorong produk-produk konsumsi dan persenjataan. Untuk mengatasi tantangan lingkungan ini, masyarakat harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan dan harus ada policies and actions.

1.2. LANDASAN TEORI1.2.1. Definisi Green JobsMenurut United Nation Environment Programme (UNEP), Green Jobs atau Green Colar Jobs is work in agricultural, manufacturing, research and development (R&D), administrative, and service activities that contribute(s) substantially to preserving or restoring environmental quality. Specifically, but not exclusively, this includes jobs that help to protect ecosystems and biodiversity; reduce energy, materials, and water consumption through high efficiency strategies; de-carbonize the economy; and minimize or altogether avoid generation of all forms of waste and pollution.Green jobs dimaksudkan untuk mengurangi dampak lingkungan yang diakibatkan oleh perusahaan dan sektor ekonomi, hingga ke tingkat yang mampu melestarikan lingkungan hidup. Secara khusus, namun tidak eksklusif, hal ini mencakup pekerjaan yang dapat membantu melindungi ekosistem dan biodiversitas; mengurangi energi, materi, dan konsumsi air melalui strategi yang memiliki tingkat efisiensi tinggi; dekarbonisasi perekonomian; serta mengurangi atau mencegah pembuatan segala bentuk limbah dan polusi.Green jobs di negara berkembang dan sedang berkembang mencakup lapangan pekerjaan bagi para manajer, ilmuwan dan teknisi dan berbagai pihak dapat memperoleh manfaat dari mereka seperti kalangan remaja, petani, penduduk desa dan penduduk perkampungan miskin.Green jobs tidak secara otomatis merupakan pekerjaan layak. Banyak pekerjaan yang berhubungan dengan lingkungan merupakan pekerjaan yang kotor, berbahaya dan sulit. Pekerjaan di sektor industri seperti daur ulang dan pengolahan limbah, energi biomass dan konstruksi cenderung bersifat berbahaya dan berupah kecil. Oleh karena itu, kebijakan tentang green jobs perlu difokuskan pada upaya untuk mengalihkan pekerjaan-pekerjaan ini menjadi pekerjaan yang hijau dan bermutu serta mampu melestarikan lingkungan hidup.Apabila green jobs dijadikan jembatan untuk menciptakan masa depan yang benar-benar berkelanjutan, maka perubahan perlu dilakukan. Oleh karena itu, green jobs harus berupa pekerjaan yang layak. Pekerjaan yang layak dan ramah lingkungan secara efektif berhubungan dengan Tujuan Pembangunan Milenium 1 (pengurangan kemiskinan) dan Tujuan Pembangunan Milenium 7 (melindungi lingkungan hidup) yang saling melengkapi dan bukan bertentangan satu sama lain.Pada tahun 2003, energi terbarukan menyumbang sekitar 1/6 dari investasi fasilitas pembangkit listrik dan peralatan dunia.. Para pakar UNEP bahkan memperkirakan bahwa investasi bisa mencapai empat kali lipatnya lagi sehingga menjadi $ 210 miliar di tahun 2016. Demikian pula di Amerika serikat, menurut data Departemen Tenaga Kerja AS, bahwa akan terjadi pertumbuhan green jobs secara signifikan hingga tahun 2018. Konsep Economic Growth di Mata EnvironmentalisGrowth cannot be a goal for and in itself. Economic growth can be an instrument to improve the quality of life and in the struggle against poverty.Jadi, negeri-negeri yang mengejar pertumbuhan tanpa perbaikan-perbaikan dalam human development tidak akan dapat bertahan (unable to sustain). Sebaliknya, negara-negara yang memprioritaskan human development terlebih dahulu akan bisa bertahan diikuti pula oleh pertumbuhan.Menurut pandangan SMM, kontroversi yang dihadapkan pelaku-pelaku bisnis terhadap gerakan environmentalism tidak perlu. Pelaku-pelaku bisnis yang neo-liberalis terlalu berada dalam the Static Mind-Set yaitu bahwa environmental protection itu menghambat efisiensi karena mengikis daya saing. Itu tidak benar! Justru, polusi adalah inefisiensi, dan Environmental Improvement Can Benefit Resource Productivity! Menurut SMM, teknologi, produk-produk, proses, dan customer needs tidak boleh constant, melainkan harus tetap berobah dan saling menyesuaikan diri. Dan ini membawa kemajuan dalam innovasi dan produktivitas resources.Ketegangan antara environmentalis dengan pelaku-pelaku bisnis yang static thinking misalnya dalam proteksi udara bersih yang mempersyaratkan mobil yang diproduksi tidak boleh mengeluarkan polusi udara mengakibatkan kenaikan ongkos (biaya produksi) yang pada akhirnya merugikan konsumen. Trade-off antara perlindungan lingkungan dan biaya produksi justru mendorong inovasi dan peningkatan produktivitas sumberdaya.(Contohnya, the 1970 Clean Air Act).

1.2.2. Definisi Ekonomi KreatifCreative industries are those industries which have their origin in individual creativity, skill and talent, and which have a potensial for wealth and job creation through the generation and exploitation of intellectual property and content (UK Creative Industries Taskforce, 1998).Ekonomi kreatif adalah kegiatan pemenuhan kebutuhan yang didasarkan pada intelektual, keahlian, talenta, dan gagasannya yang orisinil. Dalam arti lain, ekonomi kreatif adalah proses peningkatan nilai tambah hasil dari eksploitasi kekayaan intelektual berupa kreativitas, keahlian dan bakat individu mejadi produk yang dapat dikomersilkan. Pengembangan pola pikir ekonomi kreatif dapat dikembangkan dari pengertian industri kreatif.

1.2.3. Pertumbuhan Ekonomi InklusifPembangunan ekonomi yang inklusif pada dasarnya adalah pembangunan ekonomi yang dapat memberikan kontribusi bagi mayoritas rakyat Indonesia. Besarnya jumlah tenaga kerja Indonesia di sektor pertanian sering diasosiasikan sebagai sektor yang perlu didorong untuk membangun ekonomi yang inklusif. Untuk memulihkan ekonomi pasca krisis, penekanan pemerintah harus bersifat inklusif. Salah satu upayanya adalah dengan meningkatkan kerja sama dalam program-program tertentu, di antaranya pembiayaan di sektor usaha mikro, kecil, dan menegah, yang terbukti pada 1998 telah berhasil menopang perekonomian Indonesia yang ketika itu sedang krisis. UMKM sebagai usaha dalam membangun ekonomi yang inklusif, ekonomi yang memberdayakan masyarakat untuk mandiri (self sustain), merupakan kondisi yang sekarang dibutuhkan di tengah semaraknya kompetisi antar negara dan ancaman penetrasi berbagai produk dari luar negeri yang masuk ke Indonesia.Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang telah dijalankan Indonesia merupakan salah satu contoh dari pembiayaan mikro dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Oleh sebab itu, negara-negara maju yang menjadi anggota APEC diharapkan dapat memberikan bantuan lebih besar bagi program penyaluran kredit semacam Koperasai Usaha Rakyat (KUR). Tantangan terberat yang dihadapi oleh industri di dalam negeri adalah produk-produk impor dari luar negeri. Selain mempunyai keunggulan dalam harga, produk impor juga mempunyai kualitas yang bersaing. Namun, sampai hari ini, UMKM tetap survive dan bahkan tetap menjadi tempat tenaga kerja dalam memperoleh penghasilan.

1.2.4. Aliansi untuk Perlindungan Iklim di Amerika SerikatAl Gore menyatakan bahwa ekonom di seluruh spektrum termasuk Martin Feldstein dan Lawrence Summers setuju bahwa investasi besar dan cepat dalam inisiatif infrastruktur pekerjaan intensif adalah cara terbaik untuk menghidupkan kembali ekonomi dengan cara cepat dan berkelanjutan. Pusat Kemajuan Amerika Sebuah laporan dari Pusat Kemajuan Amerika menyimpulkan bahwa investasi $100.000.000.000 federal di teknologi energi bersih lebih dari 2009 dan 2010 akan menghasilkan 2 juta pekerjaan baru AS, memotong tingkat pengangguran sebesar 1,3% dan menempatkan negara pada jalan menuju karbon rendah ekonomi. Laporan yang disusun oleh Penelitian Ekonomi Lembaga Politik di University of Massachusetts Amherst, mengusulkan $50 miliar dalam kredit pajak untuk retrofits efisiensi energi dan sistem energi terbarukan; $46 miliar pengeluaran pemerintah langsung untuk retrofits bangunan publik, transportasi massal, kereta api barang, pintar jaringan listrik, dan sistem energi terbarukan, dan $4 miliar untuk jaminan pinjaman federal untuk membantu retrofits bangunan keuangan dan proyek-proyek energi terbarukan.Upaya global untuk mengatasi perubahan iklim bisa mengakibatkan jutaan "hijau" pekerjaan selama beberapa dekade mendatang, menurut sebuah penelitian di tahun 2008 disusun oleh Worldwatch Institute dengan dana dari Program Lingkungan PBB (UNEP). Dalam hal pasokan energi, industri energi terbarukan akan sangat penting. Beberapa 2,3 juta orang telah menemukan pekerjaan energi terbarukan dalam beberapa tahun terakhir, dan diproyeksikan investasi $630 miliar pada 2030 akan diterjemahkan ke dalam sedikitnya 20 juta pekerjaan tambahan.Pada tahun 2008, Konferensi Walikota AS merilis sebuah laporan yang menemukan ekonomi AS saat ini menghasilkan lebih dari 750.000 lapangan pekerjaan hijau, sementara lebih dari 30 tahun mendatang, penekanan pada energi bersih bisa menghasilkan peningkatan lima kali lipat, menjadi lebih dari 4,2 juta pekerjaan. 1.2.5. Kontribusi Aktif Jaringan Ekowisata dalam Program GreenJobs - ILOKualitas kepemanduan wisata memiliki peran penting bagi pengembangan pariwisata berkelanjutan. Sektor pariwisata dirasakan sebagai salah satu sektor yang dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pengembanganGreen Jobsdi Indonesia, terutama profesi pemandu ekowisata. ILO (International Labour Organization)pada tahun 2011 melaksanakan program regionalGreen Jobs .Dalam pelaksanaan program di DMO Bromo, Indecon bekerja sama dengan Jaringan Ekowisata Jawa Timur (Agus Wiyono dan Agus Sugiarto). Pelatihan dilakukan di desa Ngadisari dan Tosari dengan melibatkan total peserta sekitar 80 orang. Sementara dalam pelaksanaan di DMO Danau Toba, Indecon bekerja sama dengan Jaringan Ekowisata Sumatera Utara (Ahmad Lisawan dan Lembaga Pariwisata Tangkahan). Pelatihan dilakukan di Tuktuk (Kab. Samosir) dan Parapat (Kab. Simalungun). Program ini akan dilanjutkan di 2 destinasi lain, yaitu Tanjung Puting (April, 2012) dan Rinjani (Mei, 2012).Program peningkatan kapasitas dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu Pelatihan Pemandu Sertifikasi Pemandu Pelatihan Assessor Sertifikasi Assessor. Pelatihan pemandu dilakukan dalam 3 kelas dengan target peserta yang berbeda, yaitu:i. PelatihanTraining of Trainers (ToT) Ecoguide;ditujukan bagi pemandu wisata yang telah memiliki pengalaman sedikitnya 5 tahun. Pemandu yang mengikuti program ini diharapkan dapat menjadipelatihbagi pemandu-pemandu lain di destinasi tersebut.ii. PelatihanEcoguide;ditujukan bagi pemandu wisata atau pelaku pariwisata terkait pemanduan yang telah memiliki pengalaman selama 2 tahun.iii. PelatihanBeginner;ditujukan bagi pemandu wisata pemula atau masyarakat umum yang tertarik dengan isu kepemanduan atau pariwisata berkelanjutan.Materi pelatihan pemandu disusun berdasarkan SKKNI (Standar Kompetensi Keprofesian Nasional Indonesia) Pemandu Ekowisata. Secara keseluruhan materi pelatihan terdiri dari 10 modul, yaitu: Pemahaman Ekowisata Dasar-dasar Pemanduan Wisata Teknik Pemanduan Wisata Teknik Interpretasi Perencanaan Perjalanan Ekowisata Dasar-dasar Pelayanan Dampak Pariwisata terhadap Lingkungan Hidup dan Budaya Kode Etik Pemandu Prosedur Keselamatan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) Simulasi pemanduan.1.3. METODE PENELITIAN1.3.1. Sumber DataData yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah data sekunder. Data tersebut merupakan data yang diperoleh dari berbagai sumber, studi literatur, dan hasil penelitian oleh UNEP, ILO, dan Worldwatch Institute.1.3.2. Metode Pengumpulan Data Karya tulis ilmiah ini menggunakan metode pengumpulan data dengan studi literatur, yaitu memperoleh informasi dan data kualitatif dengan memperkaya bacaan dari berbagai literature seperti internet, makalah atau rujukan dari materi sebelumnya yang dapat mendukung atau menjawab masalah yang telah dirumuskan.1.3.3. Tipe DataData yang diteliti adalah data sekunder berupa data mengenai green jobs, ekonomi kreatif, pertumbuhan ekonomi inklusif, data entrepreneur, data pengangguran, data PDB bidang ekonomi kreatif dari BPS secara berkala.1.3.4. Analisis DataAnalisis data yang dilakukan menggunakan metode kualitatif. Hal ini berdasarkan karakteristiknya, penelitian inio menggunakan pendekatan analisis deskriptif. Penelitian deskriptif memiliki sifat tertentu, yaitu bahwa penelitian itu memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan aktual. Kemudian data tersebut disusun, dianalisis, dipaparkan, dan diinterpretasikan.

BAB IIINTI2.1. ANALISIS DAN PEMBAHASAN2.1.1. Sejarah Green JobsPada musim gugur tahun 1934, seorang ekonom brillian, imigran dari Rumania, tiba di Cambridge Massachusetts. Kemudian ia bergabung dengan kelompok elit ekonom Harvard ketika itu antara lain Joseph Schumpeter, Wassily Leontif, Oscar Lange, dan Nicholas Kaldor. Ia adalah Nicholas Georgescu-Rogen yang dikenal sebagai an economist's economist (ekonomnya ekonom) oleh Nobel Laurette Paul Samuelson. Selama hampir tiga puluh tahun di Harvard dan Vanderbilt, Georgescu-Rogen menghasilkan beberapa pemikiran ekonomi yang fundamental sekaligus radikal yang ketika itu dianggap menentang arus neo-klasik, sehingga ia kemudian dijuluki rebellion economist. Green economy adalah salah satu gerakan ke arah perubahan paradigma. Green economy mencoba mengubah mentalitas growth first clean up later menjadi, apa yang disebut oleh Gergescu-Rogen sebagai growth and clean up are viewed in an integrated fashion. Gerakan yang didasari pada semangat Georgescu-Rogen (atau dikenal dengan G-R rule) kini telah menjadi gerakan yang sedang dijalankan secara masif di berbagai negara termasuk di Asia yang dipelopori oleh Korea dan China. Meski muncul dengan jargon yang bermacam-macam seperti green growth (OECD), green jobs (ILO), green industry (UNIDO), green business serta green economy (UNEP) sendiri, esensi dari semuanya yakni mengembalikan peran alam dan lingkungan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ekonomi. Indonesia sendiri telah berkomitmen untuk mengembangkan green economy ini menjadi bagian dari pembangunan nasional. Komitmen yang dituangkan oleh pidato presiden di G-20 di Korea beberapa tahun lalu serta komitmen Indonesia untuk menekan emisi karbon sebesar 26 persen adalah beberapa contoh dari komitmen tersebut. Pemerintah sendiri telah mengubah pilar pembangunannya dari tiga pilar pro growth, pro poor, pro jobs, menjadi empat pilar yakni pro growth, pro poor, pro jobs dan pro environment. Selain itu Indonesia juga sudah, sedang dan akan mengembangkan berbagai inisiatif untuk mendukung green economy ini di semua sektor baik energi, pertanian, industri, transportasi, wisata dan sebagainya. Fauzi (2010) dalam laporannya kepada badan lingkungan PBB (UNEP) berjudul Stocktaking Study on Greening Initiatives in Indonesia secara rinci menjelaskan beberapa program-program pembangunan di Indonesia yang mendukung pada paradigme green economy tersebut. Dengan kata lain green economy kini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan Indonesia. Laporan Price Water Cooper pada tahun 2008 berjudul Going green: Sustainable Growth Strategies menunjukkan tingginya permintaan pada pertumbuhan dan bisnis hijau di tahun-tahun mendatang. Permintaan tersebut berkisar antara 72% untuk konsumen, 75% untuk bisnis dan 76% untuk pemerintahan.Banyak pakar environmentalism, salah satunya Lester Milbrath (1986), mengenali prinsip pelaksanaan environmentalism dengan manifestasi sebagai berikut.(1) Memberi nilai tinggi untuk alam;(2) Memiliki rasa sayang (simpati) terhadap orang lain, terhadap generasiberikutnya, terhadap species;(3) Memberi penekanan yang lebih besar atas kepuasan pekerja;(4) Keterbatasan pertumbuhan (limit to growth);(5) Merupakan paradigma sosial baru;(6) Menghargai lebih besar peranan partisipasi, hidup sederhana, dan kerjasama;(7) Lebih menghargai solusi publik atas berbagai isu dibanding solusi pribadi;(8) Planning yang jelas guna menghindari timbulnya teknologi yang sensitifterhadap lingkungan.Konsep Economic Growth di Mata Environmentalisme yaitu :Growth cannot be a goal for and in itself. Economic growth can be aninstrument to improve the quality of life and in the struggle againstpoverty.Jadi, negeri-negeri yang mengejar pertumbuhan tanpa perbaikan-perbaikan dalam human development tidak akan dapat bertahan (unable to sustain). Sebaliknya, negara-negara yang memprioritaskan human development terlebih dahulu akan bisa bertahan diikuti pula oleh pertumbuhan.2.1.2Green jobs di IndonesiaIndonesia telah secara sukarela berkomitmen untuk mengurangi emisi GHG-nya hingga 26 sampai 41 persen tahun 2020 melalui program Business As Usual-nya yang diluncurkan tahun 2005.Transisi ke pembangunan yang rendah karbon dan berkelanjutan akan memicu peralihan dalam pasar tenaga kerja di Indonesia, dan menciptakan permintaan akan tenaga kerja baru yang terampil, program-program pelatihan ulang, perlindungan sosial serta bantuan keuangan, terutama bagi para pekerja dan usaha-usaha yang paling rentan.Pemerintah Indonesia juga telah memperkenalkan Indonesia Climate Change Sectoral yang bertujuan untuk mengarusutamakan perubahan iklim melalui rencana pembangunan jangka menengah nasional Indonesia.Proyek Green Jobs di Asia mulai dilaksanakan di Indonesia sejak Agustus 2010 untuk jangka waktu dua tahun hingga Juli 2012. Proyek ini didukung oleh Pemerintah Australia melalui Kemitraan ILO-Australia. Di samping para konstituen utama ILO (Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Proyek Green Jobs di Asia berencana melakukan kerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup, Kementrian Industri, Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata serta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).Tujuan utama proyek ini di Indonesia adalah untuk mengembangkan kapasitas konstituen ILO dan mitra nasional dalam meningkatkan koherensi kebijakan di tingkat nasional agar dapat menghasilkan lapangan pekerjaan berwawasan lingkungan serta transisi yang adil bagi para pekerja dan pengusaha menuju pembangunan yang ramah lingkungan, rendah karbon, serta ketahanan iklim di Indonesia.Pasar global untuk barang dan jasa berwawasan lingungan diperkirakan akan meningkat dua kali lipat yaitu dari US$1,370 milyar per tahun saat ini menjadi US$2,740 milyar pada tahun 2020. Setengah dari pasar ini terkait dengan efi siensi energi dan kesimbangan di bidang pengelolaan transportasi, pasokan air, sanitasi dan limbah secara berkelanjutan.Jutaan green jobs sudah ada di berbagai negara industri, adapun di negara berkembang dan sedang berkembang green jobs mencakup: bidang pasokan energi sumber-sumber energi terbarukan, efisiensi energi terutama di gedung dan konstruksi, transportasi, industri dasar dan daur ulang, pertanian dan kehutanan.Energi terbarukan mampu menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan daripada pekerjaan di bidang bahan bakar fosil. Investasi yang diproyekskan senilai US$630 milyar pada tahun 2030 diharapkan dapat menciptakan minimal 20 juta lapangan pekerjaan baru di sektor energi terbarukan.Transisi dunia ke gedung-gedung yang efisien energi dapat menciptakan jutaan lapangan pekerjaan serta menghijaukan pekerjaan yang ada bagi sekitar 111 juta pekerja di sektor konstruksi.Investasi di bidang efisiensi energi di gedung-gedung mampu menghasilkan 2-3,5 juta green jobs baru di Eropa dan Amerika Serikat saja, dan potensi pekerjaan ini akan yang jauh lebih besar diperoleh di negara-negara berkembang.Gambar 1 3-in-1 Green Movement Triangle

GreenJobs Aware,decent andcompetent on environmental concern Green Company Wealth creation and sustainability Green growth Productivity Continuous rovement and Sustainable Development

Green jobs yang merupakan upaya penciptaan ladang pekerjaan yang sadar, berkemampuan, dan layak dalam mendukung penciptaan nilai tambah yang berkelanjutan melalui pemeliharaan dan perbaikan kualitas lingkungan; merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya perusahaan menciptakan nilai tambah dan kemakmuran secara produktif dan berlanjutan berbasis lingkungan. Green company yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat , yang dilakukan melalui upaya strategi, proses, produk dan pekerja yang green; sesungguhnya merupakan prinsip mendasar bagi tiap perusahaan pada masa kini dan yang akan datang dalam meraih keunggulan bersaing. Tiga serangkai gerakan green (productivity, company, dan job) dalam menciptakan kemakmuran dan keunggulan bersaing terjalin secara berkaitan.

Rekomendasi implementasi Green Jobs : Diseminasi dan kampanye Green Jobs dilakukan secara terintegrasi dengan Green Productivity, Green Company. Implementasi program melibatkan peran aktif para pengandil (stake holder). Implementasi dalam industri, didahului sosialisasi yang menekankan pendekatan persuasif, edukatif, partisipatif, memberdayakan. Implementasi green jobs berdimensi penciptakaan kelayakan kerja (decent work) harus mendukung kemampuan perusahaan menciptakan kemakmuran/ produktivitas. Implementasi secara luas green jobs, green company dan green productivity memerlukan kebijakan yang kondusif dan produktif, lebih menekankan pada insetif daripada punishment. Dunia usaha, para pekerja (serikat kerja), serta pemerintah harus menjadi aktor utama dalam implementasi Green Jobs yang dilandasi semangat membangun keunggulan bersaing perusahaan/ negara melalui green productivity. Perlu kampanye dan pendidikan terus menerus serta intensif secara nasional, untuk membangun kesadaran, kemampuan, tanggung jawab semua pihak, serta sense of urgency tentang green job/company/productivity.

2.1.3. Potensi Pantai di IndonesiaPariwisata berpeluang untuk menjadi sektor unggulan yang berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia bila melakukan perhitungan Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) dengan tepat. Saat ini pariwisata masih menjadi sektor pilihan dalam kontribusi ke PDB, tapi dapat menjadi sektor unggulan bila menunjukkan kemampuan dalam neraca satelit pariwisata. (Sekretaris Jenderal Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wardiyatmo di Jakarta, 2011) Nesparnas adalah metode untuk mengetahui dampak ekonomi dari kegiatan pariwisata yaitu berapa produksi nasional pariwisata, nilai tambah pariwisata kepada PDB, gaji pegawai di sektor pariwisata dan berapa pajak tidak langsung dari pariwisata. Sistem ini masih dalam masa percobaan, namun dengan sistem ini dapat diketahui kontribusi pariwisata ke pendapatan nasional dan daerah, sehingga pemangku kebijakan dapat memilih strategi yang tepat untuk mendorong kemajuan ekonomi daerahnya. Dampak ekonomi pariwisata 2010 terhadap produksi barang dan jasa secara nasional mencapai 4,73%, kontribusi terhadap PDB sebesar 4,06 %, sedangkan terhadap tenaga kerja secara nasional sebesar 6,87%. Pada tahun 2010 sektor pariwisata mencipatakan lapangan kerja bagi 7,43 juta orang. (Wardiyatmo)Dengan adanya Nesparnas tersebut, diharapkan pariwisata semakin disadari sebagai sektor penyumbang kue pembangunan nasional. Kasubdit Statistik Pariwisata BPS, Eko Marsoro mengatakan bahwa data diperoleh dari sisi permintaan yaitu jumlah pengeluaran wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara saat mereka berkunjung, sehingga data lebih valid. Saat ini sektor yang paling besar mendapatkan nilai tambah PDB dari pariwisata adalah hotel yaitu mencapai 95,13 persen, selajutnya angkutan kereta api yaitu 71,63 persen dan angkutan udara sebesar 36,75 persen.Namun, pariwisata juga menyumbangkan nilai tambah PDB kepada restoran (13,98 persen), konstruksi (3,72 persen) dan komunikasi (2,87 persen). Artinya dengan perkembangan pariwisata maka muncul sarana dan prasarana menuju lokasi wisata maupun infratruktur komunikasi untuk menunjang pariwisata. Beberapa daerah memiliki Nesparda yang dapat dijadikan sebagai indikator perkembangan pariwisata secara konferhensif. Misalnya, Eko menggambarkan sumbangan pariwisata DKI Jakarta terhadap PDB nasional sebesar Rp 44,24 triliun dengan menciptakan lapangan kerja sebanyak 390.512 orang, sedangkan pariwisata Bali sebesar Rp 19,54 triliun membuka lapangan kerja sebanyak 815 ribu orang. Tabel 1 Statistik Industri Ekonomi Kreatif di Indonesia 2005-2009*Departemen Perdagangan 2009

2.1.4. Penciptaan Lapangan Kerja dengan Memanfaatkan PotensiWilayah Pantai Indonesia sebagai negara tropis yang sangat luas merupakan surga bagi pohon kelapa. Pohon ini dapat ditemukan hampir di seluruh wilayah Indonesia dari pulau Sumatera hingga Papua. Namun, pengembangan kelapa dirasakan belum optimal hingga saat ini.Luas perkebunan kelapa di Indonesia saat ini mencapai 3,8 juta hektar (Ha) yang terdiri dari perkebunan rakyat seluas 3,7 juta Ha; perkebunan milik pemerintah seluas 4.669 Ha; serta milik swasta seluas 66.189 Ha. Selama 34 tahun, luas tanaman kelapa meningkat dari 1,66 juta hektar pada tahun 1969 menjadi 3,8 juta hektar pada tahun 2011.

Tabel 2 Produksi, Luas dan Produktivitas Kelapa Per Provinsi Tahun 2003

Perkebunan kelapa selama ini berkembang sebagai perkebunan rakyat karena sebagian besar dari lahan kelapa yang ada di tanah air yakni 98 persen adalah perkebunan rakyat. Perkebunan kelapa rakyat umumnya kondisinya sama yakni luas lahan yang sempit, dan pemeliharaan seadanya atau tidak sama sekali, tidak berada pada skala komersial dan dikelola secara tradisional. Sebagian besar produksi kelapa di Indonesia yakni sekitar 65 persen dipakai untuk memenuhi kebutuhan domestik, sisanya diekspor dalam bentuk kelapa butir dan olahan. Pengolahan hasil produksi kelapa juga masih berupa produk dasar seperti kopra; yang memiliki nilai tambah rendah.

2.1.5. Manfaat KelapaKelapa adalah pohon serba guna bagi masyarakat tropika. Hampir semua bagiannya dapat dimanfaatkan orang. Akar kelapa menginspirasi penemuan teknologi penyangga bangunan Cakar Ayam (dipakai misalnya pada Bandar Udara Soekarno Hatta) oleh Sedijatmo.Batangnya, yang disebut glugu dipakai orang sebagai kayu dengan mutu menengah, dan dapat dipakai sebagai papan untuk rumah.Daunnya dipakai sebagai atap rumah setelah dikeringkan. Daun muda kelapa, disebut janur, dipakai sebagai bahan anyaman dalam pembuatan ketupat atau berbagai bentuk hiasan yang sangat menarik, terutama oleh masyarakat Jawa dan Bali dalam berbagai upacara, dan menjadi bentuk kerajinan tangan yang berdiri sendiri (seni merangkai janur). Tangkai anak daun yang sudah dikeringkan, disebut lidi, dihimpun menjadi satu menjadi sapu.Bunga betinanya, disebut bluluk (bahasa Jawa) dapat dimakan. Cairan manis yang keluar dari tangkai bunga, disebut nira atau legn, dapat diminum sebagai penyegar atau difermentasi menjadi tuak.Namun demikian adapula bagian dari kelapa yang dibuang dan tidak dimanfaatkan yaitu mayang dan mahkota kelapa. Dengan keadaan seperti itu masyarakat harus dapat memanfaatkan bagian tersebut menjadi sesuatu yang mempunyai nilai guna lebih.Mayang dan mahkota kelapa tersebut dapat digunakan untuk membuat kerajinan dengan keterampilan yang dimiliki seperti gambar di bawah ini.

Gambar 2 Kerajinan dari Mayang Kelapa

Dengan kreativitas yang tinggi sebaiknya masyarakat dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk menjadikannya sebagai lapangan pekerjaan mereka, terutama masyarakat yang berada di wilayah pantai. Teknik reduce, reuse, dan recycle dapat digunakan untuk efisiensi bahan baku. Ini adalah salah satu ekonomi kreatif berbasis green jobs yang dapat diterapkan di wilayah pantai. Produktivitas juga dapat ditingkatkan dengan mendirikan home industry yang memfokuskan bahan bakunya pada kelapa. Dengan demikian limbah-limbah kelapa yang tidak terpakai dapat menjadi sesuatu yang bernilai tinggi.Selain itu terdapat pula bebebapa kerajinan yang dapat dikembangkan seperti gambar berikut.Gambar 3 Berbagai Kerajinan dari Kelapa

Adapun manfaat dari home industry kelapa tersebut yaitu :a) Berkurangnya limbah kelapa di wilayah pantaib) Terciptanya lapangan kerja baru untuk masyarakat c) Menyimpan ciri khas tersendirid) Meningkatkan pendapatan nasional

2.1.6 Analisis Rantai NilaiTemuan-temuan ini berguna bagi para pemangku kepentingan lokal yang memperoleh kesempatan untuk melihat industri mereka dari sudut pandang berbeda. Secara menyeluruh, analisis ini memperlihatkan bahwa lapangan kerja ramah lingkungan dapat berdampak positif terhadap perekonomian lokal. Sebagai contoh, industri kelapa merupakan salah satu industri yang mempekerjakan jumlah pegawai sedikit namun memberikan potensi terbesar untuk pertumbuhan, dengan permintaan yang meningkat serta luasnya area yang belum dioptimalisasikanNamun, sejumlah produk berbasis kelapa memiliki prospek karena sifatnya unik dan tidak tergantikan produk sawit. Produk-produk berbasis kelapa yang memiliki prospek diantaranya: coconut milk powder, coconut jam, liquid coconut milk, coco chips, desiccated coconut, coconut pith, coconut vinegar, frozen coconut meat, nata de coco, virgin oil, fresh coconut dan coconut water concentrate. Produk lain yang dapat dikembangkan yaitu kerajinan yang memakai bahan baku kelapa, baik sebagai hiasan maupun peralatan rumah tangga.Strategi pertama merujuk pada pengelolaan informasi secara lebih baik. Para produsen perlu mendapat informasi lebih banyak tentang data pasar pemerintah. Strategi kedua berupa manajeman kualitas. Meski produk agrikultural sudah diproduksi dalam volume mencukupi kualitas, termasuk teknik pemrosesan serta kebersihannya harus ditingkatkan. Strategi ketiga berupa memperkuat agribisnis. Ini melibatkan didirikannya struktur produsen yang lebih kuat serta koperasi, yang dapat mengumpulkan produsen, menghasilkan volume besar dan menangani daya saing. Strategi keempat berupa memperkuat dukungan produsen dan secara prinsip mengorganisir ulang secara drastis struktur pekerja lanjutan yang kini berada dalam tingkat yang berbahaya serta tak bereaksi terhadap kebutuhan saat ini. Strategi kelima dan terakhir yang dianjurkan adalah mendirikan sebuah komunitas peserta yang berpengetahuan dan berjaring nilai profesional.

2.1.7. Perencanaan Strategis AgribisnisBerdasarkan rekomendasi yang dibuat oleh analisis rantai nilai, latihan perencanaan strategis ini menggali lebih dalam ciri-ciri setiap sub-sektor dan melibatkan pembuat kebijakan, tenaga kerja dan swasta dalam menyusun rancangan rekomendasi prinsip. Alhasil, lima strategi pun disusun, dan kesemuanya berada di bawah satu skenario bertajuk Intervensi Seksama, yang mendorong perubahan perlahan namun progresif bagi para pihak terkait dan dengan peluang riil yang sudah diraih untuk mencapai kemajuan berkelanjutan. Seperti dijabarkan, skenario ini paling tepat untuk membangun momentum, mengejar pertumbuhan tetap, menciptakan peluang kerja baru serta melindungi jaringan sosial.Gambar 4 Strategi Agribisnis

Proses tidak lagi mengandalkanpembangunan ekonomi berbasis eksploitasi sumber daya alam dan lingkungan yang berlebihan.Intervensi menyeluruhKesadaran Lingkungan yang mengutungkanMemanfaatan SDM sekitar wilayahMemanfaatkan sektor pariwisata.ProsesTidak lagi mengandalkan pembangunan ekonomi berbasis eksploitasi sumber daya alam dan lingkungan yang berlebihan.Intervensi menyeluruhKesadaran Lingkungan yang mengutungkanMemanfaatan SDM sekitar wilayahMemanfaatkan sektor pariwisata.Mempertahankan Status QuoStrategi Agribisnis

JALAN RENDAH :

Melakukan Tindakan

Intervensi SeksamaJALAN TINGGI :

DampakOrang-orang diwilayah bekerja ditempat asalnyaFull employmentPemasaran nasional bahkan eksporMendapat momentumPertumbuhan tetapPeluang kerja baruJaringan sosial terlindungiKemajuan lebih lambatDimiliki pemangku kepentinganPeluang riil tercapaiKemajuan berkelanjutanDampakProses

BAB IIIPENUTUP3.1. KESIMPULAN DAN SARAN3.1.1. KESIMPULANGreen Jobs merupakan upaya yang tepat untuk menciptakan lapangan pekerjaan berbasis lingkungan. Green jobs dimaksudkan untuk mengurangi dampak lingkungan yang diakibatkan oleh perusahaan dan sektor ekonomi, hingga ke tingkat yang mampu melestarikan lingkungan hidup. Negara Indonesia sangat berpotensi mengembangkan green jobs, terutama di wilayah pantai. Kebun kelapa yang sangat luas bisa dimanfaatkan untuk menciptakan lapangan pekerjaan berbasis lingkungan dengan pemikiran aekonomi kreatif. Adapun beberapa manfaat kelapa diantaranya yaitu digunakan sebagai bahan coconut milk powder, coconut jam, liquid coconut milk, coco chips, desiccated coconut, coconut pith, coconut vinegar, frozen coconut meat, nata de coco, virgin oil, fresh coconut dan coconut water concentrate. Produk lain yang dapat dikembangkan yaitu kerajinan yang memakai bahan baku kelapa, baik sebagai hiasan maupun peralatan rumah tangga.Home industry yang menggunakan bahan baku kelapa dapat dijadikan lapangan pekerjaan dapat mengurangi pengangguran. Selain itu, potensi di wilayah pantai akan bertambah yang mengakibatkan pendapatan nasional meningkat.3.1.2. SARANDalam mengatasi masalah tenaga kerja dan tingkat pengangguran yang tinggi harus dilaksanakan dengan penuh keseriusan dari berbagai pihak, baik itu dari pemerintah, swasta, dan masyarakat. Dengan munculnya green jobs yang bdipadukan dengan ekonomi kreatif dipercaya menjadi suatu langkah baru untuk mengatasi masalah tingkat pengangguran yang tinggi, hendaknya pemerintah dan para ahli mengkaji secara mendalam mengenai persoalan mengenai persiapan maksimal yang harus dilakukan agar masyarakat Indonesia dapat memetik manfaat sebesar-besarnya, khususnya mengenai perluasan kesempatan kerja. Pengembangan kualitas sumber daya manusia dan pemanfaatan kreativitas secara optimal merupakan bagian dari upaya membangun masyarakat, yaitu upaya yang dilakukan secara sadar dan terus menerus guna mengubah keadaan masyarakat Indonesia ke arah yang lebih baik dan maju. Selain itu partisipasi masyarakat dalam upaya pengembangan masyarakat juga merupakan tuntutan mutlak agar masyarakat dapat lebih berperan berkaitan dengan keinginan masyarakat untuk maju dan berkembang melalui mekanisme keterlibatan dalam proses pembangunan, seperti menyusun program-program pembangunan melalui mekanisme dari bawah ke atas yang memperlakukan masyarakat tidak hanya sebagai sasaran pembangunan tetapi juga sebagai pelaku pembangunan.3.2

DAFTAR PUSTAKA

Salim, Emil. 1986. Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Jakarta : LP3ESTarigan, Robinson. 2004. Perencanaan Pembangunan Wilayah.Jakarta : Bumi AksaraOrganization, International Labour. Pekerjaan yang layak dan ramah lingkungan(Green Jobs) di Indonesia. http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-jakarta/documents/publication/wcms_149950.pdf. diakses 17 Juni 2012Organization, International Labour. 2009. Edisi Khusus Pekerja Bagi Kaum Muda Edisi ke-2. Februari. http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-jakarta/documents/publication/wcms_125578.pdf. Diakses 17 Juni 2012Indonesia, Dewan Kelapa. 2009. Bermusyawarah dan Berkoordinasi Bagi Pembangunan Perkelapaan Internasional http://www.dekindo.com/acara/seminar.php?content=latar. Diakses 17 Juni 2012Hutabarat, Arifin. 2009. Ekonomi Pariwisata, Sektor atau Sub Sektor. 13 Juni. http://traveltourismindonesia.wordpress.com/2009/06/13/ekonomi-pariwisata-sektor-atau-sub-sektor%E2%80%A6/. Diakses 18 Juni 2012Pembaruan, Suara. 2012. Sektor Priwisata Turut Dongkrak Perekonomian. 30 April. http://www.suarapembaruan.com/ekonomidanbisnis/sektor-pariwisata-turut-dongkrak-perekonomian/19621. Diakses 18 Juni 2012Sahputra, Yusuf. 2010. Perekonomian: Pembangunan Ekonomi Inklusif untukIndonesia.23 November. http://jakarta45.wordpress.com/2010/12/28/perekonomian-pembangunan-ekonomi-inklusif-untuk-indonesia/. Diakses 19 Juni 2012Kusuma, Yuda Ari. 2010. Indonesia dan ILO Peduli Lingkungan dalam Proyek Green Jobs 15 Desemberhttp://news.detik.com/read/2010/12/15/164449/1525606/10/indonesia-dan-ilo-peduli-lingkungan-dalam-proyek-green-jobs. Diakses 19 Juni 2012Analisa Harian. 2012.Pariwisata berpeluang jadi sektor Unggulan penyumbang PDB. 28 April. http://www.analisadaily.com/news/read/2012/04/28/48018/pariwisata_berpeluang_jadi_sektor_unggulan_penyumbang_pdb/#.T-QHLVLFKSo. Diakses 20 Juni 2012Newsletter, Indonesian Commersial. 2011. Perkebunan Kelapa: Potensi yang Belum OptimalJuli. http://www.datacon.co.id/Sawit-2011Kelapa.html. Diakses 20 Juni 2012

CURRICULUM VITAEData Pribadi Nama Lengkap: Tia Sutiasih Tempat,Tanggal Lahir: Ciamis, 23 Agustus 1992 Agama: Islam Jenis Kelamin: Perempuan Status Pernikahan: Belum Menikah Kebangsaan: Indonesia Hobi: Travelling Alamat: Jl. Raya Pangandaran No.16 Sindangwangi Telepon: HP 085223387550 E-mail: [email protected]

Pendidikan Formal Perguruan Tinggi : IESP Fakultas Ekonomi UNSOED SMA: SMA Negeri 2 Ciamis (2011) SMP: SMP Negeri 2 Padaherang (2008) SD: SDN 2 Sindangwangi (2005)

Pendidikan Non Formal

2011: Talk Show Tinjauan Dampak Pengembangan e-money terhadap Kebijakan Moneter dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia 2011: Mentoring Program Pendampingan Pendidikan Agama Islam-P3AI 2012: Diskusi Publik Efektivitas Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi di Indonesia

Pengalaman Organisasi 2011: Divisi Economics Competition Pekan Raya Himesbang 2011: Member of Bursa 2012: Member of SASMI 2012: Member of MARGIN 2012: Ekonomi Mengajar BEM FE

Prestasi

2012: Juara 3 Baca Puisi Tingkat Fakultas Ekonomi UNSOED 2012: Juara 3 Baca Puisi Tingkat Universitas Jenderal Soedirman 2012 : Juara 3 LKTI Liga Ekonomi Mahasiswa UAJ 2012: Juara 3 National Economics Events

CURRICULUM VITAEData Pribadi Nama Lengkap: Eva Maemunah Tempat,Tanggal Lahir: Ciamis, 27 Agustus 1993 Agama: Islam Jenis Kelamin: Perempuan Status Pernikahan: Belum Menikah Kebangsaan: Indonesia Hobi: Renang Alamat: Jl. Limusnunggal Utara no.55 Maleber-Ciamis Telepon: HP 087837016947 E-mail: [email protected]

Pendidikan Formal Perguruan Tinggi : IESP Fakultas Ekonomi UNSOED SMA: SMA Negeri 2 Ciamis (2011) SMP: SMP Negeri 1 Ciamis (2008) SD: SDN 6 Maleber (2005)

Pendidikan Non Formal 2011 : Talk Show Tinjauan Dampak Pengembangan e-money terhadap Kebijakan Moneter dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia 2011: Mentoring Program Pendampingan Pendidikan Agama Islam-P3AI 2012 : Diskusi Publik Kenaikan BBM, Untuk Rakyat/Asing 2012: Diskusi Publik Efektivitas Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi di Indonesia

Pengalaman Organisasi 2011: Devisi Staff PDD Musyawarah Anggota 2012: Staff Kajian dan Pendidikan Himpunan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan 2012: Sekretaris Bakti Sosial Himesbang

Prestasi 2011: Juara 1 Debat Ekonomi-Pekan Raya Himesbang 2011 : Participant of Debate EFEC 2011: The Honor Mention Debater of Debate Competion-EFEC 2012 : Participant National Debate Competion (NDC)-UNPAD 2012: Juara 3 National Economics Events

Optimalisasi Output di Wilayah Pantai melalui Green Jobs dan Ekonomi Kreatif untuk Pertumbuhan Ekonomi Inklusif 29