35
Otitis Media Akut Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jln. Arjuna Utara No.6, Kebon Jeruk, Jakarta Barat BAB I: PENDAHULUAN Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah,tuba eustachius,antrum mastoid dan sel- sel mastoid. Banyak ahli membuat pembagian dan klasifikasi otitis media.Secara mudah,otitis media terbagi atas otitis media non supuratif ( otitis media serosa,otitis media sekretoria,otitis media musinosa,otitis media efusi ). Masin-masing golongan mempunyai bentuk akut dan kronis yaitu otitis media supuratif akut ( otitis media akut ) dan otitis media supuratif kronis ( OMSK/OMP ).Begitu pula otitis media serosa terbagi menjadi otits media serosa akut dan otitis media serosa kronis.Selain itu terdapat juga otitis media spesifik,seperti otitis media tuberkulosa atau otitis media sifilitika.Otitis media yang lain ialah otitis media adhesiva. 1 Otitis Media akut Page 1

OMA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

otitis media akut

Citation preview

Page 1: OMA

Otitis Media AkutMahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jln. Arjuna Utara No.6, Kebon Jeruk, Jakarta Barat

BAB I: PENDAHULUAN

Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah,tuba

eustachius,antrum mastoid dan sel-sel mastoid.

Banyak ahli membuat pembagian dan klasifikasi otitis media.Secara mudah,otitis

media terbagi atas otitis media non supuratif ( otitis media serosa,otitis media sekretoria,otitis

media musinosa,otitis media efusi ).

Masin-masing golongan mempunyai bentuk akut dan kronis yaitu otitis media

supuratif akut ( otitis media akut ) dan otitis media supuratif kronis ( OMSK/OMP ).Begitu

pula otitis media serosa terbagi menjadi otits media serosa akut dan otitis media serosa

kronis.Selain itu terdapat juga otitis media spesifik,seperti otitis media tuberkulosa atau otitis

media sifilitika.Otitis media yang lain ialah otitis media adhesiva.1

Gambar 1.anatomi Telinga1

BAB II: ISI

Otitis Media akut Page 1

Page 2: OMA

Anatomi dan Fisiologi

Telinga tengah

Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah lateral

dan kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua Membrana

timpani terletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai batas lateral telinga,

Membran ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan

translulen. Membran timpani berfungsi untuk menyalurkan suara secara mekanik kemudian

diteruskan ke tulang osikuli.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah

bagi osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan dengan tuba eustachii ke nasofaring

berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang temporal.

Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus, inkus stapes.Osikuli

dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan ligamen, yang membantu hantaran

suara.Ada dua jendela kecil (jendela oval dan dinding medial telinga tengah, yang

memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam.Jendela oval berfungsi untuk merubah

intensitas bunyi, karena kerapatan medium antara udara dan cairan berbeda.  Bagian dataran

kaki menjejak pada jendela oval, di mana suara dihantar telinga tengah.Jendela bulat

memberikan jalan ke getaran suara.Jendela bulat ditutupi oleh membrana sangat tipis, dan

dataran kaki stapes ditahan oleh yang agak tipis, atau struktur berbentuk cincin.anulus jendela

bulat maupun jendela oval mudah mengalami robekan. Bila ini terjadi, cairan dari dalam

dapat mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe.

Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1mm panjangnya sekitar 35 mm, menghubngkan

telingah ke nasofaring.Normalnya, tuba eustachii tertutup, namun dapat terbuka akibat

kontraksi otot palatum ketika melakukan manuver Valsalva atau menguap atau menelan.Tuba

berfungsi sebagai drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan tekanan dalam telinga tengah

dengan tekanan atmosfer.2

Otitis Media akut Page 2

Page 3: OMA

2.1 PEMERIKSAAN

2.1.1 ANAMNESIS

Anamnesis yang terarah diperlukan untuk menggali lebih dalam dan lebih luas

keluhan utama pasien.Keluhan utama dapat berupa :

1.Gangguan pendengaran/pekak (tuli)

2.Suara berdering/berdengung (tinitus)

3.Rasa pusing yang berputar ( vertigo )

4.Rasa nyeri di dalam telinga (oltagia )

5.Keluar cairan dari telinga ( otore )

Bila ada keluhan gangguan pendengaran,perlu ditanyakan apakah keluhan tersebut

pada satu atau dua telinga,timbul tiba-tiba atau bertambah berat secara bertahap dan sudah

berapa lama diderita.Adakah riwayat trauma kepala,telinga tertampar,trauma akustik,terpajan

bising,pemakaian obat ototoksik sebelumnya atau pernah menderita penyakit infeksi virus

seperti parotitis,influensa berat dan menigitis.

Keluhan telinga berbunyi ( tinitus ) dapat berupa suara berdengung,yang dirasakan di

kepala atau di telinga,pada satu sisi atau kedua telinga.Apakah tinitus ini disertai gangguan

pendengaran atau keluhan pusing berputar.

Keluhan rasa pusing berputar merupakan gangguan keseimbangan dan rasa

mual,muntah,rasa penuh ditelinga,telinga berdenging yang mungkin kelainannya terdapat di

labirin.

Bila ada keluhan nyeri didalam telinga perlu ditanyakan apakah pada telinga kiri atau

kanan dan sudah berapa lama.Nyeri ahli ketelinga,dapat berasal dari rasa nyeri digigi molaar

atas,sendi mulut,dasar mulut,tonsil atau tulang servikal karena telinga dipersarafi oleh saraf

sensoris yang berasal dari organ-organ tersebut.1

Otitis Media akut Page 3

Page 4: OMA

2.1.2 Pemeriksaan fisik 1

Menilai keadaan umum pasien: baik/buruk, yang perlu diperiksa dan dicatat adalah

tanda-tanda vital, yaitu:

Kesadaran penderita : - Kompos mentis (sadar sepenuhnya), Apatis (pasien tampak

segan, acuh tak acuh terhadap lingkunganya), Delirium (penurunan kesadaran

disertai kekacauan motorik, dan siklus tidur bangun yang terganggu),Somnolen

(keadaan mengantuk yang masih dapat pulih penuh bila dirangsang, tetapi bila

rangsang berhenti, pasien akan tertidur lagi), Sopor/stupor (keadaan mengantuk

yang dalam, pasien masih dapat dibangunkan tetapi dengan rangsangan yang kuat,

rangsang nyeri, tetapi pasien tidak terbangun sempurna dan tidak dapat

memberikan jawaban verbal yang baik).

Identifikasi awal yang penting adalah apakah kasus yang dihadapi adalah apakah

kasus bedah atau non bedah, jika kasus bedah maka tindakan operasi harus segera

dilakukan.

Tanda vital seperti : tekanan darah , nadi, pernapasan, dan suhu pasien. Biasanya

pasien dengan OMA akan menunjukan suhu yang tinggi biasanya ≥ 390C dan nadi

yang juga meningkat. Pada kasus ditemukan suhu tubuh pasien 390C dan anak

tampak sakit sedang

1. TELINGA

Pada pemeriksaan fisik ini periksa masing-masing telinga :1,4-5

Aurikula

Inspeksi aurikula, dan belakang daun telinga/ retroaurikuler apakah terdapat tanda

peradangan atau sikatriks bekas operasi.

Jika kita mencurigai adanya otitis :Gerakkannlah aurikula keatas da kebawah, dan

tekan pada tragusnya ( kemungkinan nyeri pada otitis eksterna).

Tekan dengan kuat/ Palpasi belakang telinga (kemungkinan nyeri tekan pada kasus

otitis media, mastoiditis)

Liang Telinga dan Gendang Telinga

Terdapat dua posisi untuk anak-anak (berbaring atau duduk). Biasanya yang digunakan

adalah otoskop dan/atau otoskop pneumatik, yang merupakan standart perawatan.

Otitis Media akut Page 4

Page 5: OMA

Penggunaan otoskop pneumatik untuk meningkatkan keakuratan dalam mendiagnosis

otitis media pada anak-anak. Dengan menekan balon berisi udara yang dihubungkan ke

otoskop , bolus kecil udara dapat diinjeksikan kedalam telinga luar.

Gambar 2.Sumber : http://health.nytimes.com/health/guides/disease/ear-infection-acute/

print.html

Tarik aurikula ke atas, kebelakang, dan sedikit keluar, inspeksi melalui spekulum

otoskop :

Liang telinga, kita melihat apakah ada serumen, bengkak, dan mungkin eritema pada

otitis eksterna.Pada anak oleh karena liang telinganya sempit lebih baik dipakai

corong telinga.Kalau ada serumen, bersihkan dengan cara ekstraksi apabila serumen

padat, irigasi apabila tidak terdapat komplikasi irigasi atau di suction bila serumen

cair.

Kita juga dapat melihat apakah ada deskuamasi, otore, tumor, edema, hiperemis,

kelainan kongenital, atau benjolan pada telinga luar

Menilai refleks cahaya ada atau tidak.

Gendang Telinga/Membran Timpani :

- Masukkan spekulum, dapatkan kerapatan yang tepat. Pada otitis media akut akan

ditemukan kemerahan mukosa dan penonjolan membran timpani akibat

terjadinya efusi di telinga tengah, apakah sudah terjadi perforasi atau belum.

Penonjolan membran timpani mungkin dikuadran posterior, dan lapisan epitel

superfisial mungkin menunjukkan penampilan seperti tersiram air panas, seperti

pada gambara dibawah ini :

Otitis Media akut Page 5

Page 6: OMA

Gambar 3 . Sumber : http://emedicine.medscape.com/article/859316-clinical#a0256

- Ketika udara masuk ke kanal telinga normal, membran timpani dan refleks

cahaya bergerak ke dalam. Ketika udara dikeluarkan, membran timpanik

bergerak ke luar ke arah anda. Penurunan gerakan membran timpanik pada otitis

media akut , tidak ada gerakan pada otitis media dengan efusi. Nyeri pada

gerakan daun telinga dapat dijumpai pada kasus otitis eksterna.

Timpanometri, suatu pemeriksaan untuk menilai kondisi telinga tengah. Gambaran

timpanometri yang abnormal (adanya cairan atau tekanan negatif dalam telinga)

merupakan petunjuk adanya gangguan pendengaran konduktif. Melalui probe tone

(sumbat liang telinga) yang dipasang pada liang telinga dapat diketahui besarnya tekanan

di liang telinga berdasarkan energi suara yang dipantulkan kembali (ke arah luar) oleh

gendang telinga. Pada orang dewasa atau bayi berusia diatas 7 bulan digunakan probe

tone 226 Hz. Terdapat 4 tipe jenis timpanogram : 1) Tipe A normal, 2) tipe AD:

diskontunitas tulang-tulang pendengaran, 3) Tipe As : kekakuan rangkaian tulang

pendengaran, 4) Tipe B : cairan didalam ruang telinga tengah, 5) Tipe C: Gangguan

fungsi tuba Eustachius.1

Pendengaran

Otitis Media akut Page 6

Page 7: OMA

Kaji ketajaman pendengaran terhadap bisikan atau suara bicara. Jika pendengaran

menghilang gunakan garpu tala dan dari hasil pemeriksaan dapat diketahui jenis ketulian

apakah tuli konduktif atau tuli perseptif (sensorineural).1

Uji lateralisasi (Uji Weber), dilakukan dengan meletakkan kaki penala yang telah

digetarkan pada garis tengah wajah atau kepala. Ditanyakan pada telinga mana

terdengar lebih keras. Pada keadaan normal pasien mendengar suara ditengah atau

tidak dapat membedakan telinga mana yang terdengar lebih keras. Bila pasien

mendengar lebih keras pada telinga yang sehat (lateralisasi ke telinga sehat) berarti

telinga yang sakit menderita tuli sensorineural. Bila pasien mendengar lebih keras

pada telinga yang sakit (lateralisasi ke telinga yang sakit) berarti telinga yang sakit

menderita tuli konduktif.1

Uji Rinne, bandingkan konduksi udara dan tulang. Letakkan garpu tala 512Hz dan

garpu getar pada os mastoideus selama 2-3 detik, kemudian dipindahkan ke depan

liang telinga selama 2-3 detik. Pasien menentukan ditempat mana yang terdengar

lebih keras. Jika bunyi terdengar lebih keras bila garputala diletakkan didepan liang

telinga berarti liang telinga yang diperiksa normal atau menderita tuli sensorineural

(Rinne positif). Bila bunyi terdengar lebih keras di tulang mastoid, maka telinga yang

diperiksa menderita tuli konduktif dan biasanya > 20 dB (Rinne negatif).1

Pemeriksaan audiologi anak memperlihatkan defisit pendengaran, yang merupakan

indikasi penimbunan cairan (alergi atau infeksi). 1

Free field test : anak diberi rangsang bunyi sambil bermain, kemudian dievaluasi

reaksi pendengaranya. Alat yang digunakan dapat berupa neometer atau viena tone.

Dilakukan di dalam ruangan khusus.

Audiometri bermain. Dapat dimulai pada anak usia 2-5 tahun. Stimulus biasanya

diberikan melalui headphone.

BERA (Brainstem Evoke Response Audiometry). Menilai fungsi pendengaran

secara obyektif, dapat dilakukan pada anak yang tidak koperatif dengan pemeriksaan

konvensional

Echochek dan Emisis Otokustik (Otocoustic emissions/OAE). Menilai fungsi koklea

secara obyektif dan dapat dilakukan dalam waktu yang sangat singkat. Sangat

bermanfaat untuk skrining pendengaran pada anak dan bayi.

Pemeriksaan Penunjang

Otitis Media akut Page 7

Page 8: OMA

Timpanosintesis

Adalah pungsi pada membran timpani untuk mendapatkan sekret guna pemeriksaan

mikrobiologik untuk menentukan organisme penyebab (dengan semprit dan jarum

khusus) dan juga adalah cara yang pasti membuktikan keberadaan dan tipe efusi

telinga tengah. Dilakukan dengan menyelipkan, melalui bagian inferior membrana

timpani, jarum spinal ukuran 18 yang dilekatkan pada semprit atau perangkap

pengumpulan. Indikasi timpanosintesis yang mungkin adalah OMA yang tidak

berespon terhadap terapi konvensional, OMA pada neonatus atau pasien yang respon

imunnya lemah.1,8

Tes darah

Secara umum, penghitungan sel darah putih terlalu bervariasi untuk membantu dalam

membedakan anak dengan otitis media akibat bakteri patogen dari anak dengan otitis

media dan efusi steril. Namun, data menunjukkan bahwa rata-rata jumlah sel darah

putih pada anak-anak dengan otitis media bakteri lebih tinggi daripada anak-anak

dengansteril menengah telinga efusi. Peningkatan tingkatsedimentasi juga

ditemukan pada anak dengan otitis media.

Evaluasi Radiografi.8

Computed tomography (CT) telah menggantikan pemeriksaan sinar X standar sebagai

cara terbaik untuk mendiagnosis atau mengevaluasi patologi telinga secara

radiografis. CT juga mempunyai peran dalam mengevaluasi tumor dan mendeteksi

penyakit radang telinga.Pencitraan resonansi magnetic (MRI) memiliki peran yang

terbatas pada mengevaluasi penyakit peradangan pada tulang temporal, tetapi lebih

sensitif untuk pencitraan tumor.

2.2 DIAGNOSIS1,2

Otitis Media akut Page 8

Page 9: OMA

2.2.1 WORKING DIAGNOSIS

- Otitis media akut

Otitis media adalah infeksi atauinflamasi/peradangan di telinga tengah.Telinga sendiri

terbagi menjadi tiga bagian: telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga tengah

adalahdaerah yangdibatasi dengan dunia luar oleh gendang telinga.Daerah ini

menghubungkan suara dengan alat pendengaran di telinga dalam.Selain itu di daerah ini

terdapat saluran Eustachius yang menghubungkan telinga tengah dengan rongga hidung

belakang dan tenggorokan bagian atas. Guna saluran ini adalah:

Menjaga keseimbangan tekanan udara di dalam telinga dan menyesuaikannya dengan

tekanan udara di dunia luar.

Mengalirkan sedikit lendir yang dihasilkan sel-sel yang melapisi telinga tengah ke

bagian belakang hidung.

Sebagai sawar kuman yang mungkin akan masuk ke dalam telinga tengah

Diagnosis OMA harus memenuhi tiga hal berikut :

Pada kasus didiagnosa OMA, karena telah memenuhi 3 hal berikut ini :2

1. Peenyakit ini onsetnya mendadak (akut)

2. Ditemukannya tanda efusi ( Efusi : pengumpulan cairan diauat rongga tubuh) di

telinga tengah. Efusi dibuktikan dengan memperhatikan tanda berikut :

- Mengembangnya membran timpani

- Terbatas/ tidak adanya gerakan membran timpani

- Adanya bayangan cairan dibelakang telinga

- Cairan yang keluar dari telinga

3. Adanya tanda gejala peradangan pada telinga tengah yang dibuktikan dengan

adanya salah satu diantara berikut : kemerahan pada membran timpani dan nyeri

telinga yang menggagu tidur dan aktivitas normal

Otitis Media akut Page 9

Page 10: OMA

Anak dengan OMA dapat mengalami nyeri telinga atau riwayat menarik-narik

daun telinga pada bayi, keluarnya cairan dari telinga,  berkurangnya pendengaran,

demam, sulit makan, mual dan muntah serta r e w e l . 1 Namun gejala-gejala ini tidak

spesifik untuk OMA sehingga diagnosis OMA tidak dapat didasarkan pada riwayat

semata.Efusi telinga tengah diperiksa dengan otoskop untuk melihat dengan jelas

keadaan gendang telinga/membrane timpani yang menggembung, eritema bahkan

kuning dan suram serta adanya cairan berwarna kekuningan di liang telinga.Jika

konfirmasi diperlukan, umumnya dilakukan dengan otoskopi pneumatic (alat untuk

melihat gendang telinga yang dilengkapi dengan pompa udara kecil untuk menilai

respon gendang telinga terhadap perubahan tekanan udara).2

Efusi telinga tengah juga dapat dibuktikan dengan timpanosentesis(penusukan

terhadap gendang telinga).

OMA harus dibedakan dari otitis media dengan efusi yang dapat menyerupai OMA. Untuk

membedakannya dapat diperhatikan hal-hal berikut :

Gejala dan tanda OMA Otitis media dengan efusi

Nyeri telinga, demam, rewel

+ -

Efusi telinga tengah + +Gendang telinga suram + +/-Gendang yang menggembung

+/- -

Gerakan gendang berkurang

+ +

Berkurangnya pendengaran

+ +

Tabel 1. Perbedaan otitis media akut dengan efusi6

2.2.2 DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

1. Otitis media externa : infeksi pada telinga luar.

Etiologi : terpapar bakteri/jamur.

Otitis Media akut Page 10

Page 11: OMA

Manifestasi : sama seperti OMA dan OMK (gatal, nyeri, keluar cairan busuk dan

ditemukan spora hitam seperti rambut.

2.Otitis media serosa : terdapat cairan di dalam telinga tengah tanpa tanda dan gejala infeksi.

3.Otitis media kronik : lanjutan dari OMA yang tidak tertangani

Manifestasi : perforasi gendang telinga, tanpa rasa nyeri dan demam

2.3 ETIOLOGI

Penyebab utama otitis media akut (OMA) adalah invasi bakteri piogenik kedalam

telinga tengah yang normalnya adalah steril. Bakteri tersering penyebab OMA

diantaranya Streptokokus hemolitikus, Stafilokokus aureus, Pneumokokus. Selain

itu,kadang-kadang ditemukan juga Haemofilus influenza,Escherichia coli,Streptokokus

anhemolitikus, Proteus vulgaris dan Pseudomonas aurogenosa.Haemofilus influenza

sering ditemukan pada anak berusia dibawah 5 tahun.Infeks isaluran napas atas yang

berulang dan disfungsi tuba eustachius juga menjadi penyebab terjadinya OMA pada

anak dan dewasa.1,2,4

2.4 EPIDEMIOLOGI

Pada setiap tahunnya terdapat + 30 – 35 juta kasus otitis media dengan penyebab yang

paling banyak adalah karena keterlambatan daripada pemberian antibiotika.Otitis media lebih

banyak diderita oleh anak – anak dengan presentasi:

• Anak – anak dengan umur 1 tahun : 62%

• Anak – anak dengan umur 3 tahun : 83%

Otitis media akutPerforasi juga sering diderita oleh orang dewasa yang mempunyai

Otitis Media akut Page 11

Page 12: OMA

profesi sebagai buruh pabrik, penerjun, penyelam dan profesi lainnya yang mana pada profesi

tersebut tingkat terjadinya trauma pada telinga sangatlah tinggi.1

2.5 PATOFISIOLOGI

Insiden otitis media akut dan berulang yang tinggi pada anak mungkin merupakan

kombinasi beberapa faktor, dengan disfungsi tuba eustakhii dan kerentanan anak

terhadap infeksi saluran pernapasan atas berulang adalah paling penting.Tuba eustakhii

membuka kedalam ruang telinga tengah anterior dan menghubungkan struktur tersebut

dengan nasofaring.Ia dilapisi oleh epitel saluran pernapasan (silindris bersilia) dan

dikelilingi pada jarak pendek dekat telinga tengah oleh tulang, tetapi untuk sebagian

besar panjangnya ia dikelilingi oleh kartilago. Tuba eustakhii anak lebih horizontal dan

lubang pembukaannya, tonus tubarius, agaknya mempunyai banyak folikel limfoid yang

mengelilinginya.Juga pada anak, adenoid dapat mengisi nasofaring, secara mekanik

menyekat lubang hidung dan tuba eustakhii atau berperan sebagai fokus infeksi yang

dapat turut menyebabkan edema dan disfungsi tuba eustakhii.Tuba eustakhii secara

normal tertutup pada saat istirahat dan terbuka pada saat menelan karena kerja otot tensor

veli palatini. Tuba eustakhii melindungi telingah tengah dari sekresi nasofaring, yang

memberikan drainase kedalam nasofaring sekresi yang dihasilkan dalam telinga tengah,

dan memungkinkan keseimbangan tekanan udara dengan tekanan atmosfer dalam telinga

tengah. Obstruksi mekanik dan fungsional tuba eustakhii dapat mengakibatkan efusi

telinga tengah.Obstruksi mekanik intrinsik dapat akibat dari infeksi atau alergi dan

obstruktif ekstrinsik dari adenoid obstruktif atau tumor nasofaring.Kolaps menetap tuba

eustakhii menetap selama menelan dapat mengakibatkan obstruksi fungsional akibat

pengurangan kekauan tuba, dan mekanisme pembukaan aktif yang tidak efisien, atau

keduanya. Obstruksi fungsional adalah lazim pada bayi dan anak kecil karena jumlah dan

kekakuan kartilago yang mendukung tuba kurang daripada jumlah dan kekauannya pada

anak yang lebih tua dan orang dewasa.5

Obstruksi tuba eustakhii mengakibatkan tekanan telinga tengah negatif dan jika

menetap , mengakibatkan efusi telinga tengah transudatif. Drainase efusi dihambat oleh

pengangkutan mukosiliare yang terganggu dan oleh tekanan negatif terus-menerus. Bila

tuba eustakhii tidak secara total terobstruksi secara mekanik, kontaminasi ruang telinga

tengah dari sekresi nasofaring dapat terjadi karena refluks (terutama bila membrana

timpani mengalami perforasi atau bila timpanoplasti tuba), karena aspirasi (dari tekanan

Otitis Media akut Page 12

Page 13: OMA

telinga tengah yang sangat negatif), atau karena peniupan (insufflasi) selama menangis,

peniupan hidung, bersin, dan penelanan bila hidung terobstruksi. Perubahan cepat

tekanan sekelilingnya atau barotrauma selama menyelam dalam air dalam atau terbang

dapat juga mengakibatkan efusi telinga tengah akut yang dapat hemoragik.5

Bayi dan anak kecil mempunyai tuba eustakhii yang lebih pendek daripada anak yang

lebih tua dan orang dewasa, yang membuatnya lebih rentan terhadap refluks sekresi

nasofaring kedalam ruang telinga tengah dan terhadap perkembangan otitis media kut.9

Anak kecil menderita kenaikan frekuensi infeksi virus saluran pernapasan atas.Infeksi

ini mungkin menyebabkan edema mukosa tuba eustakhii. Pembesaran reaktif jaringan

limfoid, seperti adenoid atau jaringan pada orifisium tuba eustakhii, dapat juga secara

mekanik menyekat fungsi tuba dan memberikan tempat radang, secara fisiologis adenoid

membesar pada anak usia 3 tahun dan kemudian mengecil dan hilang sama sekali pada

usia 14 tahun. Bila sering infeksi saluran napas atas maka terjadi hipertrofi adenoid,

sehingga timbul sumbatan koana dan tuba Eustachius .Adanya infeksi virus terbukti

menambah adhesi bakteri pada jaringan nasofaring. Kenaikan kadar kotonin, metabolit

nikotin, juga telah dikorelasikan dengan kenaikan insiden otitis media dengan efusi dan

otitis media akut pada anak, menunjukkan bahwa pemajanan pasif terhadap asap sigaret

menaikkan masalah telinga, mungkin karena berperan sebagai iritan terhadap epitel

saluran pernapasan dan mempunyai pengaruh yang merugikan pada gerakan silia dan

pembersihan mukosiliare. Anak dengan alergi yang terdokumentasi dengan baik tampak

mempunyai insiden masalah telinga tengah berulang kira-kira sama, seperti mereka yang

tanpa alergi. Namun, atas dasar individu, faktor alergi mungkin memaikan sebagai peran

pada sekurang-kurangnya beberapa anak dengan infeksi telinga berulang.5

Anak kecil mempunyai perkembangan sistem imun yang imatur, yang mungkin

merupakan faktor lain yang menyebabkan insiden tinggi otitis pada kelompok umur ini,

namun penelitian pemeriksaan kadar imunoglobulin kuantitatif dan kadar subkelas IgG

telah menunjukkan tidak ada perbedaan antara anak dengan dan tanpa infeksi telinga

berulang.5

Otitis Media akut Page 13

Page 14: OMA

Gambar 4.Gangguan tuba eustachius4

Stadium OMA

1)      Stadium oklusi tuba Eustachius : Terdapat gambaran retraksi membran timpani akibat

tekanan negatif di dalam  telinga tengah. Kadang berwarna normal atau keruh pucat. Efusi

tidak dapat dideteksi. Sukar dibedakan dengan otitis media serosa akibat virus atau alergi.

2)      Stadium hiperemis (presupurasi): Tampak pembuluh darah yang melebar di membran

timpani atau seluruh membran timpani tampak hiperemis serta edema. Sekret yang telah

terbentuk mungkin masih bersifat eksudat serosa sehingga sukar terlihat.

3)      Stadium supurasi Membrana timpani menonjol ke arah telinga luar akibat edema yang

hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisial serta terbentuknya

eksudat purulen di kavum timpani.Pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta

nyeri di telinga  bertambah hebat. Apabila tekanan tidak berkurang, akan terjadi iskemia,

tromboflebitis dan nekrosis mukosa serta submukosa. Nekrosis ini terlihat sebagai daerah

yang lebih lembek dan kekuningan pada membran timpani. Di tempat ini akan terjadi ruptur.

Otitis Media akut Page 14

Page 15: OMA

4)      Stadium perforasi :  Karena pemberian antibiotik yang terlambat atau virulensi kuman

yang tinggi, dapat terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga

tengah ke telinga luar. Pasien yang semula gelisah menjadi tenang, suhu badan turun, dan

dapat tidur nyenyak.

5)      Stadium resolusi: Bila membran timpani tetap utuh maka perlahan-lahan akan normal

kembali. Bila terjadi perforasi maka sekret akan berkurang dan mengering. Bila daya tahan

tubuh baik dan virulensi kuman rendah maka resolusi dapat terjadi tanpa pengobatan. Otitis

media akut (OMA) berubah menjadi otitis media supuratif subakut bila perforasi menetap

dengan sekret yang keluar terus-menerus atau hilang timbul lebih dari 3 minggu. Disebut

otitis media supuratif kronik (OMSK) bila berlangsung lebih 1,5 atau 2 bulan. Dapat

meninggalkan gejala sisa berupa otitis media serosa bila sekret menetap di kavum timpani

tanpa perforasi.1,2,4

2.6 PENATALAKSANAAN2,4

Pengobatan OMA tergantung pada stadium penyakitnya. Pada stadium oklusi,

tujuan terapi dikhususkan untuk membuka kembali tuba eustachius. Diberikan obat tetes

hidung HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik untuk anak <12 thn dan HCl efedrin 1%

dalam larutan fisiologik untuk anak yang berumur >12 thn atau dewasa.. selain itu, sumber

infeksi juga harus diobati dengan memberikan antibiotik.

Pada stadium presupurasi, diberikan antibiotik, obat tetes hidung, dan analgesik.

Bila membran timpani sudah hiperemi difus, sebaiknya dilakukan miringotomi. Antibiotik

yang diberikan ialah penisilin atau eritromisin. Jika terdapat resistensi, dapat diberikan

kombinasi dengan asam klavunalat atau sefalosporin. Untuk terapi awal diberikan penisilin

IM agar konsentrasinya adekuat di dalam darah. Antibiotik diberikan minimal selama 7 hari.

Otitis Media akut Page 15

Page 16: OMA

Pada anak diberikan ampisilin 4x50-100 mg/KgBB, amoksisilin 4x40 mg/KgBB/hari, atau

eritromisin 4x40 mg/kgBB/hari.

Pengobatan stadium supurasi selain antibiotik, pasien harus dirujuk untuk

dilakukan miringotomi bila membran timpani masih utuh. Selain itu, analgesik juga perlu

diberikan agar nyeri dapat berkurang.

Pada stadium perforasi, diberikan obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta

antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu.

Stadium resolusi biasanya akan tampak sekret mengalir keluar. Pada keadaan

inidapat dilanjutkan antibiotik sampai 3 minggu, namun bila masih keluar sekret didugatelah

terjadi mastoiditis.

Penggunaan Antibiotik

1. OMA umumnya adalah penyakit yang akan sembuh dengan sendirinya.

2. Sekitar 80% OMA sembuh dalam 3 hari tanpa antibiotik. Penggunaan antibiotik tidak

mengurangi komplikasi yang dapat terjadi, termasuk berkurangnya pendengaran.

3. Observasi dapat dilakukan pada sebagian besar kasus. Jika gejala tidak membaik

dalam 48-72 jam atau ada perburukan gejala, antibiotik diberikan.4,6 American

Academy of Pediatrics (AAP) mengkategorikan OMA yang dapat diobservasi dan

yang harus segera diterapi dengan antibiotik sebagai berikut:

Yang dimaksud dengan gejala ringan adalah nyeri telinga ringan dan demam <39°C

dalam 24 jam terakhir. Sedangkan gejala berat adalah nyeri telinga sedang – berat atau

demam 39°C.

Otitis Media akut Page 16

Page 17: OMA

Pilihan observasi selama 48-72 jam hanya dapat dilakukan pada anak usia enam bulan

– dua tahun dengan gejala ringan saat pemeriksaan, atau diagnosis meragukan pada anak di

atas dua tahun. Untuk dapat memilih observasi, follow-up harus dipastikan dapat terlaksana.

Analgesia tetap diberikan pada masa observasi.

British Medical Journal memberikan kriteria yang sedikit berbeda untuk menerapkan

observasi ini.10 Menurut BMJ, pilihan observasi dapat dilakukan terutama pada anak tanpa

gejala umum seperti demam dan muntah.

Jika diputuskan untuk memberikan antibiotik, pilihan pertama untuk sebagian besar anak

adalah amoxicillin.

Sumber seperti AAFP (AmericanAcademy of Family Physician) menganjurkan

pemberian 40 mg/kg berat badan/hari pada anak dengan risiko rendah dan 80 mg/kg

berat badan/hari untuk anak dengan risiko tinggi.

Risiko tinggi yang dimaksud antara lain adalah usia kurang dari dua tahun, dirawat

sehari-hari di daycare, dan ada riwayat pemberian antibiotik dalam tiga bulan terakhir.

WHO menganjurkan 15 mg/kg berat badan/pemberian dengan maksimumnya 500 mg.

AAP menganjurkan dosis 80-90 mg/kg berat badan/hari.6 Dosis ini terkait dengan

meningkatnya persentase bakteri yang tidak dapat diatasi dengan dosis standar di

Amerika Serikat. Sampai saat ini di Indonesia tidak ada data yang mengemukakan hal

serupa, sehingga pilihan yang bijak adalah menggunakan dosis 40 mg/kg/hari.

Dokumentasi adanya bakteri yang resisten terhadap dosis standar harus didasari hasil

kultur dan tes resistensi terhadap antibiotik.

Antibiotik pada OMA akan menghasilkan perbaikan gejala dalam 48-72 jam.

Dalam 24 jam pertama terjadi stabilisasi, sedang dalam 24 jam kedua mulai terjadi

perbaikan. Jika pasien tidak membaik dalam 48-72 jam, kemungkinan ada penyakit

Otitis Media akut Page 17

Page 18: OMA

lain atau pengobatan yang diberikan tidak memadai. Dalam kasus seperti ini

dipertimbangkan pemberian antibiotik lini kedua. Misalnya:

Pada pasien dengan gejala berat atau OMA yang kemungkinan disebabkan

Haemophilus influenzae dan Moraxella catarrhalis, antibiotik yang kemudian dipilih

adalah amoxicillin-clavulanate.6 Sumber lain menyatakan pemberian amoxicillin-

clavulanate dilakukan jika gejala tidak membaik dalam tujuh hari atau kembali

muncul dalam 14 hari.

Jika pasien alergi ringan terhadap amoxicillin, dapat diberikan cephalosporin seperti

cefdinir, cefpodoxime, atau cefuroxime.

Pada alergi berat terhadap amoxicillin,yang diberikan adalah azithromycin atau

clarithromycin

Pilihanlainnyaadalah erythromycin-sulfisoxazole atauulfamethoxazole-trimethoprim.

Namun kedua kombinasi ini bukan pilihan pada OMA yang tidak membaik dengan

amoxicillin.

Jika pemberian amoxicillin-clavulanate juga tidak memberikan hasil, pilihan yang

diambil adalah ceftriaxone selama tiga hari.

Perlu diperhatikan bahwa cephalosporin yang digunakan pada OMA umumnya

merupakan generasi kedua atau generasi ketiga dengan spektrum luas. Demikian juga

azythromycin atau clarythromycin. Antibiotik dengan spektrum luas, walaupun dapat

membunuh lebih banyak jenis bakteri, memiliki risiko yang lebih besar. Bakteri

normal di tubuh akan dapat terbunuh sehingga keseimbangan flora di tubuh

terganggu. Selain itu risiko terbentuknya bakteri yang resisten terhadap antibiotik

akan lebih besar. Karenanya, pilihan ini hanya digunakan pada kasus-kasus dengan

indikasi jelas penggunaan antibiotik lini kedua.  

Otitis Media akut Page 18

Page 19: OMA

Pemberian antibiotik pada otitis media dilakukan selama sepuluh hari pada anak

berusia di bawah dua tahun atau anak dengan gejala berat.

Pada usia enam tahun ke atas, pemberian antibiotik cukup 5-7 hari. Di Inggris,

anjuran pemberian antibiotik adalah 3-7 hari atau lima hari.

Tidak adanya perbedaan bermakna antara pemberian antibiotik dalam jangka waktu

kurang dari tujuh hari dibandingkan dengan pemberian lebih dari tujuh hari. Dan

karena itu pemberian antibiotik selama lima hari dianggap cukup pada otitis media.

Pemberian antibiotik dalam waktu yang lebih lama meningkatkan risiko efek samping

dan resistensi bakteri.

Analgesia/pereda nyeri

Penanganan OMA selayaknya disertai penghilang nyeri (analgesia).

Analgesia yang umumnya digunakan adalah analgesia sederhana seperti paracetamol

atau ibuprofen.

Namun perlu diperhatikan bahwa pada penggunaan ibuprofen, harus dipastikan bahwa

anak tidak mengalami gangguan pencernaan seperti muntah atau diare karena

ibuprofen dapat memperparah iritasi saluran cerna.  

Obat lain

Pemberian obat-obatan lain seperti antihistamin (antialergi) atau dekongestan tidak

memberikan manfaat bagi anak.

Pemberian kortikosteroid juga tidak dianjurkan.

Myringotomy (myringotomy: melubangi gendang telinga untuk mengeluarkan cairan

yang menumpuk di belakangnya) juga hanya dilakukan pada kasus-kasus khusus di

mana terjadi gejala yang sangat berat atau ada komplikasi.

Otitis Media akut Page 19

Page 20: OMA

Cairan yang keluar harus dikultur.

Pemberian antibiotik sebagai profilaksis untuk mencegah berulangnya OMA tidak

memiliki bukti yang cukup.

2.7 PENCEGAHAN

Beberapa hal yang tampaknya dapat mengurangi risiko OMA adalah:

1.Pencegahan ISPA pada bayi dan anak-anak.

2.Pemberian ASI minimal selama 6 bulan.

3.Penghindaran pemberian susu di botol saat anak berbaring.

4.Penghindaran pajanan terhadap asap rokok.

Cara Menjaga Kesehatan Telinga

Resiko terjadinya perforasi pada membran timpani dapat dicegah dengan menghindari

terjadinya infeksi pada telinga tengah. Pada anak – anak dapat diberikan imunisasi

terhadap 2 bakteri yang sering menimbulkan infeksi pada telinga tengah

(Haemophilus influenzae and Streptococcus pneumoniae).

Jangan mengorek – orek liang telinga terlalu kasar karena dapat merobek membran

timpani.

Jika ada benda asing yang masuk ke telinga anda, datanglah ke dokter untuk

meminimalisasi kerusakan telinga yang dapat terjadi.

Jauhkan telinga dari bunyi yang sangat keras.

Lindungi telinga dari kerusakan yang tidak diinginkan dengan memakai pelindung

telinga jika terdapat suara yang amat keras.

Menonton televisi dan mendengarkan musik dengan volume yang normal.

Lindungi telinga anda selama penerbangan.

Mengunyah permen ketika pesawat berangkat dan mendarat dapat mencegah

terjadinya perforasi membran timpani selama penerbangan.

Otitis Media akut Page 20

Page 21: OMA

2.8 KOMPLIKASI

Infeksi pada tulang di sekitar telinga tengah (mastoiditis atau petrositis)

Labirintitis (infeksi pada kanalis semisirkuler)

Kelumpuhan pada wajah

Tuli

Peradangan pada selaput otak (meningitis)

Abses otak

Tanda-tanda terjadinya komplikasi:

- sakit kepala

- tuli yang terjadi secara mendadak

- vertigo (perasaan berputar)

- demam dan menggigil.

2.9 PROGNOSIS

Prognosis penyakit ini biasanya baik. Kebanyakan kasus perforasi membran timpani

dapat sembuh dalam 2 bulan tanpa menimbulkan komplikasi. Gangguan pendengaran yang

terjadi biasanya hanya bersifat sementara, walaupun pada beberapa orang gangguan

pendengaran yang terjadi dapat bersifat permanen. Pada kasus infeksi perforasi yang kronis

(dalam jangka waktu yang lama) dapat menyebabkan gangguan pendengaran dengan

berbagai tingkat dan biasanya gangguan pendengaran tersebut akan menjadi permanen.

Otitis Media akut Page 21

Page 22: OMA

BAB III

KESIMPULAN

1. Otitis media akut adalah peradangan pada telinga tengah yang bersifat akut atau tiba-tiba

2. Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan

atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius.

3. Penyebab otitis media akut (OMA) dapat merupakan virus maupun bakteri.

4. Gejala pada usia anak umumnya berupa rasa nyeri di telinga dan demam dengan riwayat

infeksi saluran pernafasan atas sebelumnya.

5. OMA umumnya sembuh dengan sendirinya, jika gejala tidak membaik dalam 48-72 jam

atau ada perburukan gejala antibiotik dapat diberikan.

Otitis Media akut Page 22

Page 23: OMA

DAFTAR PUSTAKA

1. Soepa rd i EA, I skanda r N , Bash i rudd in J , Res tu t i RD. Buku A ja r

I lmu Keseha t an Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi Keenam.

Jakarta : FKUI ; 2007. p.102-1032.

2. Djaafar, ZA. 2006. Kelainan Telinga Tengah. Dalam: Telinga Hidung

Tenggorokan,cetakan ke-5. Balai Penerbit FKUI. Jakarta

3. Sutedjo  A.Y.  Buku  Saku  Mengenal  Penyakit  Melalui  Hasil

PemeriksaanLaboratorium. Yogyakarta: Amara Books ; 2007

4. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.

Ed 6.Jakarta : EGC ; 2005

5. Richard E, Behrman, Robert M; editor. Ilmu kesehatan anak nelson.Volume

3.Jakarta ; EGC. 2006. Hal 2196-2212.

6. Valvassori, GE. Radiologi Tulang Temporal dalam: Penyakit Telinga Hidung

Tenggorok Kepala dan Leher. Ballenger JJ (ed). Jakarta: Binarupa Aksara,1994;73-

97.

7. Diunduh dari http://www.scribd.com/doc/4825625/Otitis-Media-Akut

Otitis Media akut Page 23