Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENANDATANGANAN ASSOCIATION AGREEMENT
OLEH UKRAINA DENGAN UNI EROPA
PASCA REVOLUSI EUROMAIDAN TAHUN 2014
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun oleh:
Dara Amalia Pratiwi
1110113000067
HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438H/2017
PERI\TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME
Slripsi yang berjudul:
Penandatanganan,4ss ocittion Agreemenl oleh Ukraina dengan Uni Eropa
Pasca Revolusi Tahun 2014
Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Strata I di Universitas Islam Negeri
(Un D Syarif Hidayamllah Jakarta
Semua sumber yang saya gun6kan dalam penuisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (tInD Syarif Hidayatullah Jakarta-
Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya
asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya oraog lain, maka
saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
l.
2.
3.
PERSETUJUAN PE,MBIMBING SKRIPSI
Dengan ini, Pernbimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:
Nama
NIM
Program Studi
: Dara Amalia Pratiwr
:1110113000067
: Hubungan Intemasional
Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:
PENANDATANGANAN ASSOCIATION AGREEMENT OLEH UKRAINA
DENGAN UNI EROPA PASCA REVOLUSI TAHUN 2014
Dan telah memenuhi syarat untuk di uji.
Mengetahui,
Jakarta, 30 Mei 2017
Menyetujui,
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
SKRIPSI
PENANDATANGANAN ASS O CIATION AGREEMENTOLEH UKRAINADENGAN UNI EROPA PASCA REVOLUSI EUROMAIDAN TAHUN 2014
Oleh
Dara Amalia Pratiwi
1 1 101 13000067
Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan IlmuPolitik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 9 Juni 2017.Skripsi ini diterima sebagai salah satu s,varat untuk memperoleh gelar SarjanaSosial (S.Sos) pada Program Studi Hubungan Internasional.
Ahmad Syaituddin Zuhri. S.IP.. L.M
Diterima dan dinyatakan menleinuhi syarat kelulusan 9 Juni 2017.
Ketua Program Studi
ional
iv
ABSTRAKSI
Skripsi Ini menjelaskan mengenai faktor yang mempengaruhi keputusan
Ukraina untuk menandatangani Association Agreement dengan Uni Eropa pasca
revolusi tahun 2014. Ukraina akhirnya melakukan penandatanganan kesepakatan
yang sempat tertunda pada masa kepresidenan Viktor Yanukovych dengan Uni
Eropa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa faktor yang
mempengaruhi pengambilan kebijakan luar negeri Ukraina terkait
penandatanganan Association Agreement dengan Uni Eropa.
Kerangka teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah konsep kerjasama
internasional dan kebijakan luar negeri oleh K.J. Holsti. Kedua konsep tersebut
kemudian akan digunakan untuk melihat adanya faktor-faktor internal maupun
eksternal yang mempengaruhi dalam pengambilan kebijakan luar negeri Ukraina
terkait penandatanganan Association Agreement dengan Uni Eropa.
Kebijakan luar negeri Ukraina yang memutuskan untuk menandatangani
Association Agreement dengan Uni Eropa pasca revolusi 2014 dipengaruhi
beberapa faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang dimaksud seperti
struktur pemerintahan Ukraina pasca terjadinya revolusi yang akhirnya
memutuskan untuk menandatangani Association Agreement dengan Uni Eropa,
serta opini publik yang dilihat condong berpihak pada kebijakan untuk
menandatangani Association Agreement tersebut. Adapun faktor eksternalnya
adalah perluasan Uni Eropa yang memicu Ukraina untuk menandatangani
Association Agreement sebagai usaha untuk mempererat hubungan Ukraina
dengan Uni Eropa dengan tujuan utama memperoleh keanggotaan Uni Eropa.
Kata Kunci: Ukraina, Uni Eropa, Association Agreement, Kebijakan Luar Negeri,
Kerjasama Internasional
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
nikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi
ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sosial dari
Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, dukungan, saran dan do’a dari
berbagai pihak maka akan terasa sulit bagi penulis untuk menyelesaikannya.
Maka dari itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih banyak kepada:
1. Mama dan Alm. Papa yang selalu memberikan do’a, semangat serta
dukungan yang tiada henti terhadap penulis.
2. Bapak Febri Dirgantara H., MM. selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga serta pikiran untuk membimbing penulis
dalam penyusunan skripsi ini.
3. Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh
dosen dan staff Hubungan Internasional FISIP UIN Jakarta yang telah
berbagi pengetahuan kepada penulis selama menuntut ilmu di UIN Jakarta.
4. Terima kasih pula kepada Zhahrah Qamarani yang tidak ada lelahnya
mengingatkan dan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, yang
tanpanya mungkin skripsi ini tidak akan pernah selesai.
vi
5. Sahabat dekat penulis Mutiara, Viky, Afri, Arya, Fajar, Fauzan, Aco,
Irfan, Afdal, Bayu, Afina, Dhony, Gerry, Hijri, Widaad, Adis, Aisyah,
Tomo yang selalu bersedia menjadi tempat berkeluh kesah dan
menyemangati tiada henti.
6. Serta saudara penulis Alifa dan Pablo yang tidak pernah meninggalkan
penulis saat dihampiri kegundahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Terakhir tentu saja penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih
kepada sahabat-sahabat yang menemani penulis selama berkuliah di UIN
Jakarta, tanpa Asri, Ami, Balqis, Ray, Rifky, Bana, Thufeil, Riko, Bobos,
Ical, Kakek, Novian, Sauri, Dhimas mungkin pengalaman penulis tidak
akan semenyenangkan ini.
Penulis berharap semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan
dukungan dari semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi
ini. Serta semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dengan segala
kekurangannya.
Jakarta, 30 Mei 2017
Dara Amalia Pratiwi
vii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ..................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................. ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI…………...……...… ..... iii
ABSTRAKSI ...................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................... vii
DAFTAR SINGKATAN................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
A. Pernyataan Masalah ................................................................ 1
B. Pertanyaan Penelitian .............................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 7
E. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 8
F. Kerangka Pemikiran ................................................................ 10
1. Konsep Kerjasama Internasional...................................... 11
2. Konsep Kebijakan Luar Negeri ........................................ 12
3. Konsep Kepentingan Nasional ......................................... 15
F. Metode Penelitian ................................................................... 18
G. Sistematika Penelitian ............................................................ 19
BAB II REVOLUSI EUROMAIDAN ............................................ 21
A. Pemicu Revolusi Euromaidan ................................................. 21
B. Tuntutan Warga Ukraina Pro-Eropa ........................................ 27
C. Hasil Revolusi ......................................................................... 30
BAB III ASSOCIATION AGREEMENT ANTARA UKRAINA
DENGAN UNI EROPA ................................................................... 35
A. Kerjasama Ukraina Dengan Uni Eropa Hingga Tercetusnya
Association Agreement ....................................................................... 35
B. Persyaratan Uni Eropa Bagi Ukraina Untuk Menyetujui
Association Agreement ....................................................................... 43
BAB IV PENGAMBILAN KEPUTUSAN UKRAINA UNTUK
MENANDATANGANI ASSOCIATION AGREEMENT DENGAN
UNI EROPA PASCA REVOLUSI EUROMAIDAN 2014 ........... 45
A. Faktor Internal .............................................................................. 46
B. Faktor Eksternal............................................................................. 52
viii
BAB V KESIMPULAN ................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... x
ix
DAFTAR SINGKATAN
CIS Commonwealth of Independent States
ECSC European Coal and Steel Community
EU European Union
KTT Konferensi Tingkat Tinggi
PCA Partnership and Cooperation Agreement
UDAR Ukraininan Democratic Alliance for Reform
WTO World Trade Organization
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah
Perkembangan hubungan internasional berkembang sangat pesat
saat ini. Sejak dimulainya era Westphalia pada tahun 1648, hubungan
diantara negara-negara menjadi sangat beragam. Hubungan ini dapat
berupa kerjasama sampai dengan perang.1 Kerjasama antar negara dapat
berupa kerjasama ekonomi, keamanan, dan budaya. Sama halnya yang
terjadi pada Ukraina dan Uni Eropa.
Hubungan Ukraina dengan Uni Eropa pertama kali diawali pada
tahun 1991, ketika Pemimpin Uni Eropa saat itu, Ruud Lubbers,
menyatakan bahwa Uni Eropa mengakui kemerdekaan Ukraina sebagai
bagian dari Uni Eropa. Selanjutnya, Ukraina mendeklarasikan
keinginanannya pertama kali untuk berintegrasi dengan Uni Eropa dalam
keputusan parlemen Ukraina pada tanggal 2 Juli 1993. Keputusan tersebut
mengindikasikan prioritas kebijakan luar negeri Ukraina adalah
keanggotaan Ukraina dalam komunitas Eropa, selama tidak
membahayakan kepentingan nasional Ukraina.2
1 Mahda Pradewa Anta Prajaya, Keterlibatan North Atlantic Treaty Organization (Nato)
Dalam Penyelesaian Konflik Non-Internasional Di Libya Ketika Penggulingan Presiden
Muammar Kaddafi. (Malang: Universitas Brawijaya, 2012) , 33.
2 Ukraine-EU Relation., tersedia di http://ukraine-eu.mfa.gov.ua/en/ukraine-eu/relations,
diakses 6 September 2015
2
Hubungan Ukraina dengan Uni Eropa mulai berlanjut dengan
adanya negosiasi Partnership and Cooperation Agreement (PCA) antara
Ukraina dengan Komisi Eropa, yang kemudian ditandatangani pada 14
Juni 1994 di Luxemberg.3 PCA mulai berlaku pada 1 Maret 1998 dengan
periode berlaku 10 tahun, yang kemudian mencanangkan kerjasama yang
lebih luas di bidang politik, ekonomi, perdagangan dan isu kemanusiaan.
Terutama lebih berfokus untuk menjalin kerjasama antara Ukraina dan Uni
Eropa yang sesuai dengan ketentuan Uni Eropa.4
Sebelum PCA berakhir pada Maret 2008, Ukraina dan Uni Eropa
mencanangkan kesepakatan baru yang bertujuan untuk melanjutkan
kerjasama yang menguntungkan bagi kedua belah pihak. Sejalan dengan
bergabungnya Ukraina dalam WTO, 28 Februari 2008 Ukraina dan Uni
Eropa membuka perdagangan bebas sebagai jalan liberalisasi barang, jasa
dan instrumen modal non tarif dalam kebijakan regulasi ekonomi. Hingga
pada 9 September 2008, dalam Paris Summit, Ukraina dan Uni Eropa
mencapai kesepakatan politik bahwa kesepakatan yang akan diambil di
3 Denys Kuzmin dan Iryna Maksymenko, “Analysis Of The EU-Ukraine Relations In The
Context Of The Association Agreement And Related Documents And The EU 2014-2020
Financial Perspective,” Bridge, Fostering Mutual Understanding And Co-Operation Of The EU
with Belarus, Moldova, Russia And Ukraine 2008-2012 (2012): 15.
4 Ukraine-EU Relation., tersedia di http://ukraine-eu.mfa.gov.ua/en/ukraine-eu/relations,
diakses 6 September 2015
3
masa mendatang akan berbentuk asosiasi yang didasarkan pada prinsip
asosiasi politik dan integrasi ekonomi.5
Pembahasan mengenai kesepakatan berbentuk asosiasi dimulai
pada Maret 2007 dalam negosiasi Ukraina – Uni Eropa Association
Agreement yang meliputi kebijakan perdagangan bebas yang lebih
mendalam dan komprehensif. Negosiasi berakhir pada Desember 2011 dan
kesepakatan tersebut diparaf pada 30 Maret 2012. Association Agreement
menggambarkan asosiasi politik dan integrasi ekonomi Ukraina dengan
Uni Eropa yang secepatnya akan ditandatangani dan diratifikasi oleh Uni
Eropa setelah adanya perkembangan dalam keputusan luar negeri yang
akan diambil Ukraina.6
Uni Eropa selanjutnya mengadopsi pengambilan keputusan dewan
dalam perihal penandatanganan dan penindaklanjutan Association
Agreement Ukraina dengan Uni Eropa. Mengatasnamakan Uni Eropa,
kesepakatan tersebut belum dapat ditandatangani tanpa adanya keselarasan
peradilan dan penegakan hukum Ukraina dengan ketentuan Uni Eropa.
Namun pada EaP Summit di Vilnius, Pemerintahan Ukraina memilih
untuk menunda penandatanganan Association Agreement dengan Uni
Eropa dengan rasionalisasi untuk memastikan keamanan nasional Ukraina,
5 Ukraine-EU Relation., tersedia di http://ukraine-eu.mfa.gov.ua/en/ukraine-eu/relations,
diakses 6 September 2015
6 Roman Petrov, Guillaume Van der Loo dan Peter Van Elsuwege, “The EU-Ukraine
Association Agreement: A New Legal Instrument of Integration Without Membership?,” Kyiv-
Mohyla Law and Politics Journal 1(2015): 6-7.
4
serta memperbaiki perdagangan dan hubungan ekonomi dengan Federasi
Rusia.7
Penundaan penandatanganan Association Agreement oleh
Pemerintah Ukraina tersebut kemudian menimbulkan aksi protes warga
Ukraina. Pada 24 November 2013, demonstrasi skala besar pertama terjadi
di Kyiv, lebih tepatnya di pusat kota yang disebut Independence Square.
Demonstrasi dihadiri sekitar 150.000 orang dengan tuntutan
penandatanganan Association Agreement dengan Uni Eropa harus
dilakukan dalam Konferensi Tingkat Tinggi Eastern Partnership yang
berlangsung di Vilnius. Demonstrasi yang awalnya berjalan damai berubah
ketika kepolisian berusaha membubarkan paksa para demonstran
menggunakan kekerasan pada malam pergantian tanggal 29-30 November
2013.8
Demonstrasi yang lebih dikenal dengan sebutan Euromaidan itu
berlangsung dari November 2013 hingga Februari 2014 hingga akhirnya
menggulingkan Presiden Ukraina kala itu, Viktor Yanukovych yang
memilih untuk berlindung di Moskow, serta menetapkan pemerintahan
sementara dibawah kepemimpinan Arseniy Yatsenyuk. Tujuan utama
7 Roman Petrov, Guillaume Van der Loo dan Peter Van Elsuwege, “The EU-Ukraine
Association Agreement: A New Legal Instrument of Integration Without Membership?,” Kyiv-
Mohyla Law and Politics Journal 1(2015): 6-7.
8Kyryl Savin, ”Maidan 2013 in Kiev: Revolution in People’s Heads," Governance and
Culture in the Black Sea Region 13 (2014): 5.
5
jangka pendek pemerintahan baru ini adalah secepatnya melakukan
penandatanganan Association Agreement dengan Uni Eropa. 9
Namun pada 28 Februari 2014, dalam video yang menyebar ke
publik, Yanukovych menyatakan bahwa perubahan politik yang terjadi di
Ukraina melawan pemerintahan dan masih menyatakan dirinya sebagai
Presiden resmi Ukraina. Presiden Rusia, Putin, mendukung pernyataan
Yanukovych tersebut tidak terlepas dari adanya keterkaitan dengan
demonstrasi yang terjadi di Krimea oleh warga Ukraina pro-Rusia. Para
Demonstran menduduki bangunan-bangunan penting parlemen dan dewan
Ukraina di Krimea, mengibarkan bendera Rusia, serta memasang perdana
menteri pro-Rusia. Dalam keadaan mendesak, referendum kemerdekaan
disetujui oleh para pendukung di Krimea pada 16 Maret 2014, serta diikuti
oleh langkah aneksasi Rusia atas provinsi Krimea tersebut, yang tidak lain
merupakan awal dari tekanan Rusia terhadap tindakan Ukraina untuk
berintegrasi dengan Uni Eropa.10
Desakan politik semakin besar untuk bertindak cepat dalam
pengambilan keputusan setelah presiden digulingkan dan adanya tekanan
dari Rusia terhadap Ukraina. Pemerintahan sementara dibawah
kepemimpinan Perdana Menteri baru, Arseniy Yatseniuk, selanjutnya
9 Roman Petrov, Guillaume Van der Loo dan Peter Van Elsuwege, “The EU-Ukraine
Association Agreement: A New Legal Instrument of Integration Without Membership?,” Kyiv-
Mohyla Law and Politics Journal 1(2015): 6-7.
10 Serhiy Kudelia, ”The House That Yanukovych Built,” The Maidan and Beyond 25 (Juli
2014): 27-28.
6
menandatangani Association Agreement di bidang politik pada 21 Maret
2014 bersama dengan pemimpin Uni Eropa serta 28 pemimpin politik
nasional dalam Dewan Eropa, yang kemudian dilanjutkan dengan
kerjasama pasar bebas yang akan ditandatangani setelah pemilihan
Presiden pada Mei 2014.11 Adapun perjanjian di bidang ekonomi pada
akhirnya ditandatangani pada 27 Juni 2014 oleh Presiden baru Petro
Poroshenko dan Uni Eropa yang dianggap sebagai langkah pertama yang
menentukan bagi Ukraina.12
Dengan melihat fenomena tersebut, penulis melihat adanya faktor
yang mempengaruhi negara Ukraina dalam pengambilan keputusan untuk
memilih menandatangani perjanjian dengan Uni Eropa pasca terjadinya
revolusi Euromaidan. Melalui penelitian ini, penulis akan menjelaskan
faktor-faktor internal maupun eksternal negara Ukraina yang
mempengaruhi pengambilan keputusan untuk menandatangani Association
Agreement dengan Uni Eropa tahun 2014.
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan penjelasan singkat mengenai keputusan Ukraina untuk
menandatangani Association Agreement dengan Uni Eropa, terdapat
pertanyaan yang akan menjadi pembahasan dalam penelitian ini, yaitu Apa
11Roman Petrov, Guillaume Van der Loo dan Peter Van Elsuwege, “The EU-Ukraine
Association Agreement: A New Legal Instrument of Integration Without Membership?,” Kyiv-
Mohyla Law and Politics Journal 1(2015): 6-7.
12 EU signs pacts with Ukraine, Georgiam amd Moldova, tersedia di
http://www.bbc.com/news/world-europe-28052645, diakses pada 6 September 2015
7
faktor yang mempengaruhi Ukraina memutuskan untuk menandatangani
Association Agreement dengan Uni Eropa pasca revolusi Euromaidan
tahun 2014?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi keputusan Ukraina untuk
menandatangani kesepakatan kerjasama dengan Uni Eropa.
2. Menunjukkan perubahan kebijakan Ukraina sebelum dengan sesudah
revolusi Euromaidan terkait pendatanganan kesepakatan dengan Uni
Eropa.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini yaitu:
1. Memberikan kontribusi bagi perkembangan studi Hubungan
Internasional khususnya dalam kajian analisa politik luar negeri dan
Hubungan Internasional kawasan Eropa.
2. Berkontribusi untuk melihat pola perilaku kebijakan luar negeri
Ukraina terhadap Uni Eropa.
8
E. Tinjauan Pustaka
Terdapat beberapa karya ilmiah yang membahas mengenai Ukraina
dengan Uni Eropa, diantaranya yaitu disertasi dengan judul “The
Gravitational Pull of Twelve Stars. European Union Public Diplomacy and
Its Impact on Foreign Policy Preferences of the Ukrainian Public.” tahun
2014 yang ditulis oleh Alexandra Gacevicova untuk memenuhi tugas
akhirnya dari fakultas ilmu sosial dan perilaku, Universitas Leiden.
Disertasi ini membahas mengenai analisa diplomasi publik Ukraina dan
Eropa dari tahun 2004 hingga 2014 serta pengaruhnya terhadap preferensi
kebijakan luar negeri Ukraina.
Disertasi ini kemudian menyimpulkan bahwa terbukti dalam
beberapa sejarah terakhir kali, dimulai dengan pembubaran Uni Soviet
hingga kekacauan terakhir di Ukraina, opini publik dan gagasan dapat
mengubah arah politik negara, rezim negara dan bahkan peta dunia.
Diplomasi publik kemudian efektif membantu arsitek Uni Eropa untuk
menyatukan benua yang terbagi. Diplomasi publik juga membantu
meningkatkan kekuatan Uni Eropa saat ini dan tentunya akan berperan di
masa depan.
Penelitian ini kemudian juga melihat bahwa Ukraina telah
beberapa kali berada di persimpangan jalan di antara pro-Barat dan pro-
Timut. Sangat penting untuk diingat bahwa Ukraina menggeser orientasi
kebijakan luar negerinya beberapa kali sebelumnya dan tidak mungkin
9
untuk memprediksi apakah Ukraina akan membuat pilihan yang pasti saat
ini. Rencana jangka panjang juga belum dapat terlihat dapat dipastikan
dikarenakan Ukraina masih selalu mengambil keputusan berdasarkan
reaksi Uni Eropa ataupun Rusia. Analisis tersebut dapat berguna untuk
kebijakan Uni Eropa di masa depan terhadap Ukraina atau negara-negara
CIS lainnya yang berada di sekitar Uni Eropa.
Signifikansi yang jelas dari skripsi yang penulis teliti dengan
disertasi ini dapat dilihat dari rentang waktu penelitian juga sudut pandang
yang diambil oleh penulis. Diseertasi ini meneliti dalam rentang waktu
yang lebih panjang yaitu 2004-2014, sedangkan skripsi yang penulis
ajukan hanya terfokus pada tahun 2014 yang akhirnya menjadi tahun
persetujuan Association Agreement. Perbedaan sudut panjang juga dapat
dinyatakan karena disertasi ini lebih terfokus pada perilaku Uni Eropa
meski kemudian melihat pengaruhnya terhadap preferensi yang diambil
oleh Ukraina dalam mengambil sebuah kebijakan.
Karya Ilmiah yang kedua yaitu, tesis berjudul “The Ukrainain
Political and Economic Readiness for Integration into the European Union
(Lesson learned from Poland 1997)” tahun 2006 yang ditulis oleh Peter
Paskhaver untuk menyelesaikan program pascasarjana di Universitas New
York. Skripsi ini membahas mengenai kesiapan Ukraina bergabung
dengan keanggotaan Uni Eropa dengan membandingkannya dengan
Polandia pada tahun 1997.
10
Lebih lanjut skripsi menyimpulkan bahwa adanya tantangan-
tantangan dari dari dalam negaranya serta pengaruh luar negara seperti
pengaruh rusia menghambat Ukraina untuk bergabung ke dalam
keanggotaan Uni Eropa. Skripsi ini lebih lanjut membandingkan kesiapan
Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa dengan Polandia yang dinilai
memiliki kesamaan budaya dan kesamaan masalah saat menuju ke dalanm
keanggotaan Uni Eropa.
Perbedaan skripsi ini dengan skripsi yang penulis teliti terletak dari
fokus pembahasan yang diambil. Skripsi Peter Pashkaver terfokus pada
kesiapan Ukraina untuk masuk dalam keanggotan Uni Eropa, Sedangkan
skripsi yang penulis ajukan membahas mengenai faktor yang
mempengaruhi kebijakan Ukraina dalam memilih untuk bekerjasama
dengan Uni Eropa meski dengan tujuan akhir memperoleh keanggotaan
Uni Eropa. Cakupan yang lebih sempit yang penulis teliti kemudian
menjadikan skripsi Peter Pashkaver sebagai sumber pembanding akan
kebenaran faktor-faktor yang mempengaruhi Ukraina menandatangani
Association Agremeent terkait dengan kesiapannya untuk bergabung daam
keanggotaan Uni Eropa.
F. Kerangka Pemikiran
Terkait keputusan Ukraina untuk menandatangani perjanjian
kerjasama di bidang politik dan ekonomi dengan Uni Eropa, penelitian ini
11
menggunakan beberapa teori dan konsep untuk menjelaskan fenomena
tersebut.
1. Kerjasama Internasional
Kerjasama merupakan suatu bentuk interaksi yang mucul antara dua
orang atau kelompok yang saling bekerjasama untuk mencapai suatu
atau beberapa tujuan tertentu. Kerjasama atau kolaborasi terbentuk
karena adanya keanekaragaman masalah nasional, regional, atau global
yang muncul sehingga diperlukan adanya perhatian lebih dari satu
negara. Kemudian masing-masing pemerintah saling melakukan
pendekatan dengan membawa usul penanggulangan masalah,
melakukan tawar menawar, atau mendiskusikan masalah,
menyimpulkan bukti-bukti teknis untuk membenarkan satu usul yang
lainnya, dan mengakhiri perundingan dengan suatu perjanjian atau
saling pengertian yang dapat memuaskan semua pihak.13
K. J. Holsti mendefinisikan kerjasama diantaranya sebagai berikut14:
a. Pandangan bahwa terdapat dua atau lebih kepentingan, nilai, atau
tujuan yang saling bertemu dan dapat menghasilkan sesuatu,
dipromosikan, atau dipenuhi oleh semua pihak.
13 K. J Holsti, Politik Internasional: Kerangka Analisis, (diterjemahkan oleh Etin Sudrajat.
Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1987), 651.
14 K. J Holsti, Politik Internasional: Kerangka Analisis, (diterjemahkan oleh Etin Sudrajat.
Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1987), 652-653.
12
b. Persetujuan atas masalah tertentu antara dua negara atau lebih
dalam rangka memanfaatkan persamaan atau benturan
kepentingan.
c. Pandangan atau harapan suatu negara bahwa kebijakan yang
diputuskan oleh negara lainnya membantu negara itu untuk
mencapai kepentingan dan nilai-nilainya.
d. Aturan resmi atau tidak resmi mengenai transaksi di masa depan
yang dilakukan untuk melaksanakan persetujuan.
e. Transaksi antarnegara untuk memenuhi persetujuan mereka.
Dengan melihat penjelasan diatas, terjadinya kerjasama berawal dari
adanya kepentingan yang dimiliki dua negara atau lebih untuk
mencapai kesepakatan bersama antar negara tersebut. Kerjasama
kemudian akan menjadi bentuk strategi suatu negara untuk mencapai
kepentingan utama masing-masing negara.
2. Kebijakan Luar Negeri
Kebijakan luar negeri merupakan serangkaian sikap, tindakan atau ide
yang dirancang oleh pembuat kebijakan yang ditujukan untuk
memecahkan suatu masalah atau perubahan yang terjadi di dalam
maupun di luar lingkungan negara tersebut.15 Selain itu, kebijakan luar
15 K. J Holsti, Politik Internasional: Kerangka Analisis, (diterjemahkan oleh Etin Sudrajat.
Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1987), 58.
13
negeri juga merupakan salah satu upaya sebuah negara untuk mencapai
kepentingan nasionalnya.
K.J. Holsti membagi dua faktor yang mempengaruhi kebijakan luar
negeri suatu negara dengan negara lain yaitu faktor internal dan
eksternal.16
1. Faktor internal (domestik) meliputi:
a) Kebutuhan sosial ekonomi dan keamanan, kebijakan
luar negeri sangat bergantung terhadap kondisi sosial,
ekonomi, dan keamanan luar negeri dalam suatu negara.
b) Karekteristik geografi dan topografi, letak geografis
suatu negara berpengaruh terhadap citra negara di dunia
internasional, hal ini berkaitan dengan daya tarik suatu
negara.
c) Atribut nasional, berkaitan dengan karakteristik negara
dengan komposisi jumlah penduduk, perkembangan
ekonomi, dan aktifitasnya di dunia internasional.
d) Struktur pemerintahan, berkaitan dengan bagaimana
pemerintahan suatu negara mengambil kebijakan untuk
kepentingan nasionalnya.
16 K. J Holsti, Politik Internasional: Kerangka Analisis, (diterjemahkan oleh Etin Sudrajat.
Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1987), 271-288.
14
e) Opini publik, hal ini menjelaskan bagaimana kebijakan
luar negeri kedua negara yang berkaitan dengan hukum
internasional dan bagaimana juga opini dari dalam
negara terhadap proses pembuatan keputusan.
2. Faktor eksternal berupa keadaan dari luar negara pembuat
keputusan sebagai perangkat dari sistem internasional untuk
mempengaruhi karakteristik dan tingkah laku negara dan non
negara, meliputi:
a) struktur sistem internasional yang mempengaruhi
negara dalam mengambil kebijakan luar negerinya.
b) Struktur ekonomi internasional, hal ini mengacu pada
struktur ekonomi suatu negara pengambil keputusan,
seperti negara yang dalam keadaan krisis akan
mempengaruhi kebijakan luar negaranya.
c) Kebijakan dan tindakan aktor lain, merupakan respon
dari aktor negara lain atas tindakan dalam menghadapi
permasalahan.
d) Masalah regional/global, hal ini terjadi jika suatu negara
mengalami masalah dari satu kawasan maka hal ini
akan berdampak pula terhadap negara lain.
15
e) Hukum internasional dan opini dunia, kebijakan luar
negeri suatu negara dikaitkan dengan hukum
internasional dan opini publik dari luar kedua negara
terhadap proses pembuatan kesepakatan antara kedua
negara.
Faktor-faktor ini akhirnya akan menjelaskan apa pengaruhnya terhadap
Ukraina dalam merumuskan keputusan untuk menandatangani
Association Agreement dengan Uni Eropa. Faktor-faktor tersebut tak
akan terlepas dari adanya kepentingan nasional yang dimiliki suatu
negara dalam mempertimbangkan kebijakan luar negeri yang
diambilnya.
3. Kepentingan Nasional
Menurut Paul Seabury, ide kepentingan nasional mengacu pada
sejumlah perangkat yang ideal dari tujuan-tujuan nasional suatu
bangsa, yang harus ditemukan sebagai dasar dari pelaksanaan
hubungan luar negeri negara tersebut. Kepentingan nasional yang lebih
mengacu pada hal yang deskriptif adalah sejumlah tujuan nasional
suatu bangsa yang akan diraih dalam jangka waktu tertentu.17
Tujuan yang ingin dicapai melalui sebuah kebijakan suatu negara
merupakan bagian dari kepentingan nasional. Pengertian dari
17 K. J Holsti, Politik Internasional: Kerangka Analisis, (diterjemahkan oleh Etin Sudrajat.
Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1987), 176.
16
kepentingan nasional merupakan kepentingan yang ingin dicapai
melalui kebijakan nasional. Konsep ini paling populer dalam analisa
hubungan internasional, baik untuk mendeskripsikan, menjelaskan
maupun menganjurkan perilaku internasional. Konsep ini juga
merupakan konsepsi yang sangat umum tetapi merupakan unsur yang
menjadi kebutuhan sangat vital bagi negara.18
Menurut Hans Morgenthau, definisi kepentingan nasional ada enam
tipe yaitu19:
1. Primary Interest yang merupakan kepentingan nasional untuk
melindungi pertahanankeamanan negara, sistem politik dan
identitas nasional.
2. Secondary Interest merupakan kepentingan nasional untuk
melindungi warga negaranya di luar negeri.
3. Permanent Interest merupakan kepentingan nasional untuk
mencapai kepentingan-kepentingan negara dalam periode masa
tertentu.
4. Variable Interest merupakan kepentingan nasional yang
berdasarkan pada opini publik dan situasi dalam negeri.
18 Mochtar Masoed, Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi, (Jakarta: PT.
Pustaka Sinar Harapan, 1994), 139.
19 Thomas W. Robinson, National Interest. Dalam James N. Rosenau (ed.). International
Politics and Foreign Policy. (London: The Free Press, 1969), 183.
17
5. General Interest merupakan kepentingan nasional yang
berkaitan pada perilaku positif berdasarkan luas dan letak
geografis, jumlah populasi, serta beberapa aspek seperti
ekonomi, perdagangan, diplomasi dan hukum internasional.
6. Spesific Interest merupakan kepentingan nasional berkaitan
pada waktu dan isu tertentu.
Sementara itu, Daniel S. Papp berasumsi bahwa konsep pemikiran
dibutuhkan atas kriteria yang dapat digunakan sebagai penentu sebuah
kepentingan itu sendiri agar dapat dikatakan sebagai kepentingan
nasional. Hal tersebut dapat dibagi menjadi 5 aspek yang diantaranya
adalah aspek ekonomi, aspek ideologi, aspek kekuatan (power), aspek
keamanan, dan aspek moralitas. Aspek ekonomi misalnya
memperbaiki neraca perdagangan, memperkuat basis industri,
menjamin akses terhadap minyak, gas, dan energi lain. Setelah melihat
aspek ekonomi ini. Setiap kebijakan yang diambil oleh suatu negara
selalu berusaha untuk meningkatkan kerjasama perdagangan suatu
negara dalam memperkuat sektor industri dan sebagainya.20
Tujuan nasional demi memenuhi kepentingan-kepentingan yang ingin
dicapai suatu negara kemudian mendorong negara untuk melakukan
kerjasama. Kerjasama tersebut tentunya tidak hanya menguntungkan
20 Daniel S. Papp, Contemporary Internationa Relation: Framework for Understanding,
(Boston: Allyn dan Baccon, 1997), 24.
18
sebelah pihak namun menguntungan masing-masing pihak yang mana
adalah Ukraina dengan Uni Eropa dalam hal ini.
G. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
analisa deskriptif. Menurut John W. Creswell, metode penelitian kualitatif
merupakan metode penelitian yang menjelaskan sebuah masalah sosial
atau masalah kemanusiaan yang dimulai dengan sebuah asumsi
berdasarkan kerangka teori yang digunakan oleh peneliti dalam sebuah
penelitian21.
Adapun teknik pengumpulan data sebagai analisa dan pembahasan
penelitian, penulis menggunakan studi pustaka (library research) yaitu
pengumpulan data dengan memanfaatkan buku-buku, jurnal, artikel, serta
beberapa informasi dari website resmi yang berkaitan dengan
permasalahan dalam pembahasan penelitian. Jenis dan sumber data yang
penulis gunakan yaitu berupa data sekunder yang diperoleh dari data-data
atau arsip terkait permasalahan penelitian.
Selain itu penulis juga menggunakan metode deduktif dengan
memberikan penjelasan secara umum terkait persoalan kebijakan luar
negeri Ukraina terhadap Uni Eropa. Dalam melakukan metode penelitian
21Jhon W. Creswell, Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five
Approaches 3rd edition (University of Nebraska-Lincoln: SAGE Publications Inc, 2013), 44.
19
secara kualitatif ini, penulis mengunjungi beberapa perpustakaan
Perpustakaan FISIP UIN Jakarta, Perpustakaan Universitas Indonesia, dan
Perpustakaan Nasional.
H. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Merupakan bagian pendahuluan yang terdiri dari pernyataan
masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat dari
penelitian. Selanjutnya yaitu tinjauan pustaka, kerangka teori yang
menjadi kerangka dalam menganalisa isu penelitian seperti teori kebijakan
luar negeri menurut K.J Holsti yang melihat faktor internal dan eksternal
yang mempengaruhi pengambilan kebijakan luar negeri. Selanjutnya
dalam bab ini juga terdapat metodologi yang digunakan dalam penelitian,
dan terakhir yaitu sistematika penulisan.
BAB II REVOLUSI EUROMAIDAN
Pada bab ini akan menjelaskan mengenai pemicu terjadinya
Revolusi Euromaidan di Ukraina dengan segala tuntutan yang diminta
oleh warga Ukraina. Bab ini kemudian juga akan menjelaskan hasil yang
dicapai terkait dengan penandatanganan Association Agreement dengan
Uni Eropa.
BAB III ASSOCIATION AGREEMENT ANTARA UKRAINA
DENGAN UNI EROPA
20
Bab ini menjelaskan mengenai hubungan yang terjalin antara
Ukraina dengan Uni Eropa, serta kerjasama yang disepakati hingga
tercetusnya Association Agreement untuk meneruskan kerjasama kedua
belah pihak. Lebih lanjut bab ini akan membahas persyaratan-persyaratan
yang diajukan Uni Eropa kepada Ukraina demi berlangsungnya
Association Agreement.
BAB IV PENGAMBILAN KEPUTUSAN UKRAINA UNTUK
MENANDATANGANI ASSOCIATION AGREEMENT
DENGAN UNI EROPA
Bab ini menjelaskan bagaimana adanya faktor internal dan
eksternal negara Ukraina kemudian mempengaruhi kebijakan luar
negerinya untuk menandatangani Association Agreement dengan Uni
Eropa. Kebijakan luar negeri itu sendiri tidak terlepas dari adanya
kepetingan nasional negara Ukraina yang coba dicapai dalam
kerjasamanya dengan Uni Eropa.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan penelitian, yang
sudah dianalisa dengan teori dan metode yang digunakan dalam
penelitian.
21
BAB II
REVOLUSI EUROMAIDAN
A. Pemicu Revolusi Euromaidan
Revolusi Euromaidan bermula pada demonstrasi yang terjadi pada
21 November 2013 di Independence Square (dikenal sebagai Maidan),
yang kemudian disebut Euromaidan, yang berada di tengah kota Kyiv. Hal
ini terjadi sebagai bentuk reaksi warga terhadap keputusan Presiden
Ukraina saat itu, Viktor Yanukovych, untuk menunda menandatangani
Association Agreement Uni Eropa dalam KTT Eastern Partnership di
Vilnius. Keterkejutan warga melihat fakta keputusan Presiden untuk
menunda menandatangani kesepakatan tersebut bukan tanpa alasan, hal ini
dikarenakan pada hari sebelumnya Pemerintah meyakinkan semua orang
bahwa Association Agreement pasti akan ditandatangani di Vilnius. Pada
hari Sabtu tanggal 23 November 2013, untuk pertama kalinya sejak
Revolusi Oranye, Kyiv menjadi sebuah tempat demonstrasi besar hingga
100.000 demonstran di bawah slogan integrasi Eropa. Permintaan yang
diajukan para demonstan tidak lain adalah penandatanganan Association
Agreement dengan Uni Eropa sebagaimana yang selama ini telah
digadang-gadang oleh Pemerintah Ukraina.22
22 Andriy Portnov, ”Euromaidan: Context and Meanings," Governance and Culture in the
Black Sea Region 13 (2014): 9.
22
Pihak oposisi yang mendukung Pemerintah kemudian merapatkan
barisan dan berjaga di Europe Square yang berjarak sekitar 300 meter dari
Maidan. Hingga 27 November 2013, terdapat dua kubu yang saling
bertahan, para pelajar dan warga yang menuntut penandatanganan
Association Agreement di Maidan, dan para pihak oposisi yang berjaga di
Europe Square. Namun, warga terus berdatangan memberi dukugan ke
Maidan hingga pihak oposisi harus mundur dan mengakibatkan gesekan
kuat antara pihak oposisi dengan aktivis warga sipil yang berada di
Maidan semakin terlihat.23
Demonstran yang berkumpul di Maidan malam itu bukanlah para
aktivis politik, sebaliknya, mereka adalah para warga yang secara spontan
menyuarakan tuntutannya. Awalnya, ribuan demonstan serta seluruh
massa yang berkumpul bertujuan menekankan bahwa permintaan mereka
adalah penandatanganan perjanjian asosiasi Uni Eropa, dan bahwa hal itu
tidak dipengaruhi oleh kekuatan politik manapun. Namun, pada pukul 4
pagi hari Sabtu 30 November 2013, sesuatu yang mengerikan terjadi di
Maidan. Dengan dalih harus menyiapkan alun-alun untuk pohon Tahun
Baru, pasukan polisi khusus "Berkut" secara brutal menyerang para pelajar
yang berkemah di sana.24
23 Kyryl Savin, ”Maidan 2013 in Kiev: Revolution in People’s Heads," Governance and
Culture in the Black Sea Region 13 (2014): 5.
24 Andriy Portnov, ”Euromaidan: Context and Meanings," Governance and Culture in the
Black Sea Region 13 (2014): 9.
23
Pada keesokan harinya, banyak warga Kiev menunjukkan
solidaritas mereka yang tak terkendali dengan para pelajar yang telah
dipukuli di Maidan pada malam sebelumnya. Sekitar 700.000 warga yang
marah kemudian menggelar demonstrasi besar pada 1 Desember 2013.
Dengan semboyan "Jangan sakiti anak-anak kita!", para demonstran
menduduki balai kota dan markas besar serikat pekerja. Tiga partai oposisi
pemerintah mengambil peran kepemimpinan dan pengorganisasian
penyediaan logistik untuk demonstrasi, yaitu UDAR, Batkivshtchyna dan
Svoboda. Lebih dari 10.000 pemrotes bekerja sama di tenda-tenda dan
rumah-rumah yang diduduki. Sumbangan materi dan dana dikucurkan
untuk membantu mendirikan dapur, di mana ratusan sukarelawan bekerja
untuk melayani lebih dari 400.000 porsi makanan setiap hari. Panggilan
untuk sumbangan dimuat di banyak halaman Facebook, sementara kotak
sumbangan didirikan di beberapa tempat di Maidan.25
Demonstrasi juga menyoroti ketegangan dan kekurangan yang
telah berlangsung lama dalam hubungan antara Kyiv dan daerah lainnya.
Penyebab mendasar dari krisis saat ini di wilayah Donetsk dan Luhansk di
bagian timur Ukraina adalah kegagalan untuk menerapkan desentralisasi di
wilayah tersebut. Otoritas lokal dan regional dinilai lemah dan tidak
memiliki kekuasaan eksekutif maupun pajak daerah. Hal ini menyebabkan
kurangnya otonomi keuangan, penyaluran dana negara yang tidak efektif,
25 Kyryl Savin, ”Maidan 2013 in Kiev: Revolution in People’s Heads," Governance and
Culture in the Black Sea Region 13 (2014): 6.
24
peningkatan penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi serta lebih sedikit
kemungkinan untuk pengawasan atau kemitraan warga negara antara
masyarakat sipil dan pemerintah daerah. Tidak mengherankan bahwa
daerah-daerah yang paling miskin dan paling gagal merasa adanya
kesenjangan pendapatan antara oligarki kaya dan pekerja miskin yang
akhirnya menyebabkan kerusuhan. Meskipun kelompok separatis yang
adadi daerah Donbas, yaitu Donetsk dan Luhansk, sebagian besar terdiri
dari tokoh-tokoh marjinal dan warga negara Rusia, rasa frustrasi dengan
otoritas pusat tersebar luas di kalangan masyarakat umum. Rasa frustrasi
inilah yang kemudian dijadikan propaganda anti-Kyiv yang agresif oleh
media Rusia yang mendominasi wilayah ini.26
Selama Januari 2014, tensi demonstrasi Euromaidan damai
semakin meningkat menjadi sebuah pemberontakan, sementara para
demonstran menjadi lebih radikal. Radikalisasi ini merupakan sebuah hasil
provokasi dari pihak Pemerintahan Yanukovych, yang memperluas
perlakuan penindasan terhadap demonstran, terutama bagi demonstran
yang disebut automaidan. Kasus penyiksaan berat terjadi hingga jatuhnya
beberapa korban jiwa, yaitu Viktor Bolotov, Ihor Lutsenko. Dokter dan
petugas medis yang menerima saran untuk melaporkan data pribadi
demonstran yang cedera kepada polisi malah menghasilkan kasus
26 Assembly of European Regions, 2013, Briefing note on local and regional government in
Ukraine, tersedia di
http://www.aer.eu/fileadmin/user_upload/Commissions/CultureEducation/EventsAndMeetings/20
13/0425-27_DNK/WorkDocs/Briefing_note_on_local_and_regional_government_in_Ukraine.pdf,
diakses pada 10 April 2017
25
penangkapan para demonstran yang dilaporkan terjadi di fasilitas medis.
Dengan melanggar hukum, meriam air dengan suhu minus 20°C juga
digunakan untuk melawan demonstran dan meneapkan kekerasan lebih
lanjut.27
Pada tanggal 16 Januari 2014 serangkaian undang-undang
disahkan oleh parlemen, yang sebagian besar melanggar hak asasi manusia
dan kebebasan fundamental dan dengan demikian membuka jalan menuju
kediktatoran. Ini menyebabkan reaksi tegas oleh demonstran Euromaidan
yang menanggapi administrasi Yanukovych dengan gelombang massa
yang lebih besar lagi di daerah lainnya. Hal ini dikarenakan Yanukovych
dilihat mencoba untuk menghentikan protes para demonstran dengan
undang-undang baru untuk mengembalikan ketertiban tanpa berkompromi
dengan para demonstran.28
Pada hari-hari berikutnya kekerasan meningkat terutama di jalan
Hrushevskyj dan kematian pertama terjadi akibat tembakan penembak jitu.
Bentrokan dengan pasukan polisi khusus dan demonstran terus meningkat,
dan muncul serangan-serangan yang diduga sengaja dilakukan terhadap
wartawan, petugas medis, sementara undang-undang yang ada terus
27 Alexander Kratochvil dan Carmen Scheide, “Euromaidan. Chronology of Events”,
Governance and Culture in the Black Sea Region 13 (2014): 53.
28 Rehionaly ta komunisty ‘pryinialy’ paket zakoniv dlya borotby z hromadyanamy Ukrainy
(Partai Daerah dan Komunis menjalankan serangkaian aturan hukum untuk menertibka kembali
warga Ukraina), 1 Januari 2014, tersedia di
http://texty.org.ua/pg/news/devrand/read/51058/Regionaly_ta_komunisty_pryjnaly_paket_zakoniv
_dla, diakses 10 April 2017.
26
dipecahkan selama persidangan. Para demonstran kemudian menempati
bangunan dan institusi pemerintah daerah dan negara bagian, serta terus
memblokir jalan dan untuk mencegah pasukan polisi meninggalkan barak
mereka. Pengunjuk rasa di kota lain, terutama di barat Ukraina menempati
atau memblokir perwakilan pemerintah daerah dan kantor Partai Daerah
yang merupakan Partai Yanukovych.29
Pemerintah mencoba membenahi demonstrasi tersebut tidak
dengan menghentikan konfrontasi di jalanan, melainkan memulai
pembicaraan dan negosiasi untuk membatalkan undang-undang tanggal 16
Januari dan untuk mengumumkan amnesti bagi para demonstran yang
ditangkap. Konsesi pemerintah ini dilakukan untuk mengakhiri
demonstrasi dan mengembalikan semua gedung pemerintah dan
pemerintah daerah yang diduduki oleh para demonstran, karena tampaknya
juga ada perbedaan fraksi dan sikap terhadap proses lebih lanjut di
pemerintahan. Baik Uni Eropa dan Rusia menyatakan tidak adanya
campur tangan mereka terhadap masalah internal Ukraina, namun menteri
luar negeri Rusia, Sergey Lavrov, mengeluh bahwa Amerika Serikat dan
Uni Eropa sudah mencampuri urusan tersebut.30
29 Alexander Kratochvil dan Carmen Scheide, “Euromaidan. Chronology of Events”,
Governance and Culture in the Black Sea Region 13 (2014): 53.
30 Alexander Kratochvil dan Carmen Scheide, “Euromaidan. Chronology of Events”,
Governance and Culture in the Black Sea Region 13 (2014): 53.
27
B. Tuntutan Warga Ukraina Pro-Eropa
Pada awalnya, tuntutan yang diminta warga Ukraina Pro-Eropa
adalah penandatanganan Association Agreement di Vilnius dalam KTT
Eastern Partnership,yang tidak lain sebagai bentuk nyata keinginan warga
Ukraina berintegrasi dengan Uni Eropa. Namun, seiring berjalannya
demonstrasi yang ditanggapi Pemerintah dengan melakukan kekerasan dan
beberapa penertiban yang melanggar HAM, tuntutan warga Ukraina
menjadi lebih spesifik untuk membenahi Pemerintahan itu sendiri terlebih
dahulu dan mengakhiri penyalahgunaan kekuasaan. Para demonstran
menuntut agar mereka yang bertanggung jawab atas tindak pelanggaran
pada 30 November 2013 harus diidentifikasi dan dibawa ke pengadilan.
Selanjutnya, mereka juga meminta pemilihan presiden dan parlemen untuk
digelar kembali. Pada malam antara tanggal 10 dan 11 Desember,
Yanukovych kembali mencoba untuk membubarkan paksa demonstran
Euromaidan dengan polisi dan membebaskan gedung-gedung administrasi
yang telah diduduki para demonstran. Namun, hal tersebut kembali gagal
tercapai karena perlawanan para demonstran yang belum pernah terjadi
sebelumnya.31
Kedalaman dan besarnya skala perubahan yang ditimbulkan oleh
demonstrasi Euromaidan belum pernah terjadi sebelumnya. 'Maidan'
kemudian telah menjadi fenomena sosial dan politik yang digunakan untuk
31 Kyryl Savin, ”Maidan 2013 in Kiev: Revolution in People’s Heads," Governance and
Culture in the Black Sea Region 13 (2014): 6.
28
menunjukkan aktivisme warga sipil dan mode baru partisipasi politik sipil
yang beberapa bahkan menyebutnya sebagai 'Maidanocracy'. Agenda
utamanya adalah untuk melakukan pengawasan publik terhadap institusi
negara dan tekanan untuk transparansi, akuntabilitas dan reformasi.
Kebangkitan sipil ini telah menyebar ke seluruh negeri, mencerminkan
kekhasan dan masalah masing-masing daerah.32
Efek dari Maidan yang telah meluas melampaui Kyiv, membuat
mobilisasi dan upaya sukarela di berbagai daerah juga meningkat. Namun
untuk mempertahankannya, mereka harus didukung oleh dan terkait
dengan proses reformasi yang dipimpin oleh Kyiv. Mengingat situasi di
Donetsk dan Luhansk serta ketegangan di kota lain, seperti Odessa dan
Kharkiv, hubungan timur-barat langsung antara aktivis sipil juga menjadi
sangat penting. Beberapa aktivis sipil berbasis di Kyiv akhirnya mencoba
untuk membangun hubungan dengan daerah-daerah lainnya. Salah satunya
adalah para ahli dari sebuah inisiatif sipil baru, Reagimation Reform
Package (RPR), telah melakukan beberapa tur untuk mempresentasikan
gagasan mereka untuk reformasi di tingkat nasional, mengundang pejabat
pemerintah daerah, politisi lokal, aktivis hak asasi manusia dan wartawan.
Sekitar 500 aktivis kemudian bergabung dengan jaringan pendukung RPR.
Aktivis RPR menekankan bahwa proses reformasi tidak dapat dilanjutkan
tanpa semua daerah terlibat sepenuhnya. Demikian pula dengan
32 Kateryna Pishchikova dan Olesia Ogryzko, ”Civic awakening: The impact of
Euromaidan on Ukraine’s politics and society”, FRIDE A European Think Tank for Global
Action (2014): 5.
29
'Lustration Committee' yang dipertimbangkan, yang akan fokus pada
penyelidikan dan pemindahan pejabat yang terbukti bersalah melakukan
korupsi, akan memanfaatkan berbagai inisiatif lokal dalam upayanya untuk
meningkatkan pengawasan publik dan mencapai transparansi dan
akuntabilitas institusi publik yang lebih besar.33
Transformasi demokrasi mendasar yang dibutuhkan Ukraina sudah
lama terlambat tanpa adanya keyakinan akan perkembangan demokrasi
jangka panjang di negara ini. Semakin banyak warga Ukraina telah
memahami bahwa mereka tidak memerlukan demokrasi palsu atau tiruan,
alih-alih demokrasi yang otentik, peraturan hukum, dan ekonomi pasar.
Peristiwa di Maidan 2013 menunjukkan bahwa ada keinginan yang lebih
luas di antara orang-orang Ukraina untuk perubahan mendasar pada sistem
politik, tidak hanya untuk penggantian aktor politik. Kenangan Revolusi
Oranye tahun 2004 memainkan peran penting dalam proses ini, karena
banyak orang Ukraina memiliki pengalaman positif dengan demonstrasi
massal untuk pertama kalinya sembilan tahun yang lalu. Sekarang telah
menjadi jelas bagi banyak demonstran bahwa kesalahan yang dibuat pada
tahun 2004 adalah bahwa kegiatan demonstrasi tersebut terlalu berfokus
pada Yushchenko sebagai pribadi dan bukan pada perubahan pada sistem.
Orang-orang Ukraina belajar dari pengalaman negatif mereka bahwa
33 Kateryna Pishchikova dan Olesia Ogryzko, ”Civic awakening: The impact of
Euromaidan on Ukraine’s politics and society”, FRIDE A European Think Tank for Global
Action (2014): 9.
30
masyarakat sipil harus memantau kedua pihak baik oposisi pemerintah
maupun para pejabat pemerintahan.34
C. Hasil Revolusi Euromaidan
Revolusi Euromaidan mencapai klimaksnya pada 18-20 Februari
2014, sekitar 80 orang tewas dalam bentrokan antara demonstran dan
pasukan keamanan. Berkat mediasi menteri luar negeri Jerman, Prancis
dan Polandia Yanukovych dan para pemimpin oposisi sepakat untuk
mengadakan pemilihan presiden yang diadakan pada bulan Desember
2014 (biasanya akan diadakan pada awal tahun 2015), Meski pengaturan
ini ditolak oleh "Euromaidan". Yanukovych kemudian melarikan diri ke
Rusia, dan Parlemen memilih presiden baru dari majelis Olexandr
Turchynov, mitra dekat Tymoshenko, yang menjadi presiden sementara.
Yatseniuk menjadi perdana menteri baru, serta Yulia Tymoshenko
dibebaskan dari penjara. Otoritas Ukraina yang baru tidak hanya harus
mengatasi situasi ekonomi yang dahsyat, namun juga menghadapi agresi
militer tetangga di bagian timur Ukraina.35
Yanukovych akhirnya menyadari dirinya tidak dapat mengakhiri
demonstrasi dengan paksa, hingga menyetujui perjanjian damai sesuai
34 Dr. Serhiy Kvit, “The Ideology of the Euromaidan”, SOCIAL, HEALTH, AND
COMMUNICATION STUDIES JOURNAL Contemporary Ukraine: A case of Euromaidan 1
(November 2014): 28-31.
35 Andrzej Szeptycki, Ph. D., The European Union and the “Euromaidan” in Ukraine,
tersedia di https://ecpr.eu/Filestore/PaperProposal/b00e77b5-102b-44c7-9f51-6526eb16a2a6.pdf,
diakses pada 10 April 2017
31
dengan apa yang menjadi tuntutgan terakhir dalam perundingannya
dengan tiga pemimpin oposisi ditambah dengan mediator asing pada
malam 20-21 Februari 2014. Pakta yang mereka tandatangani pada tanggal
21 Februari meminta: 1) segera kembali ke Konstitusi 2004, sehingga
memberdayakan Parkemen Verkovna Rada untuk membentuk
pemerintahan; 2) revisi konstitusional pada bulan September 2014 untuk
lebih membatasi kekuasaan presiden; 3) penyelenggaraan pemilihan
presiden awal pada bulan Desember 2014; 4) penyelidikan, yang harus
diawasi oleh Dewan Eropa menindaklanjuti tindakan kekerasan yang baru
terjadi; Dan 5) mengakhiri penggunaan kekuatan dalam penyelesaian
perselisihan.36
Pada hari yang sama, faksi oposisi dan Partai Daerah dalam
Parlemen Verkhovna Rada memilih untuk mengembalikan Konstitusi
2004 dan untuk memberhentikan Menteri Dalam Negeri Vitaliy
Zakharchenko (yang dicurigai telah menjadi pemain kunci dalam
penggunaan kekerasan dalam rezim tersebut). Mayoritas parlemen baru ini
juga mendukung sesuatu yang telah lama ditolak oleh Yanukovych, yaitu
pelepasan musuh politik lamanya, Yulia Tymoshenko, dari penjara. Ketika
36 Serhiy Kudelia, “The House that Yanukovych Built”, Journal of Democracy 25 (Juli
2014): 30-31.
32
tiga puluh anggota parlemen lainnya dari faksi Partai Daerah melintasi
ruangan, menjadi jelas bahwa rezim tersebut hancur.37
Tidak puas hanya dengan hasil tersebut, Dmitry Jarosh sebagai
pembicara untuk Sektor Kanan dan Automaidan tidak menerima perjanjian
perdamaian, serta tetap menuntut pengunduran diri Yanukovych dalam 24
jam ke depan. Selama masa peralihan dalam pemerintahan dan arah politik
baru di parlemen, Yanukovych meninggalkan Kyiv pada malam hari untuk
Ukraina timur. Pada tanggal 22 Februari, Yulia Tymoshenko dibebaskan
dari penjara dan melakukan perjalanan langsung ke Maidan di Kyiv untuk
meminta massa tidak berhenti memprotes sampai Yanukovych
mengundurkan diri.38
Federasi Rusia tidak menerima perubahan politik di Ukraina dan
menganggap mereka sebagai pemberontak anti-konstitusi. Pada tanggal 26
- 28 Februari, orang-orang bersenjata yang tidak bertanda tangan
menduduki bangunan utama di Semenanjung Krimea – menyatakan diri
mereka secara resmi adalah anggota pasukan pertahanan Krimea,
sebenarnya mereka adalah tentara Rusia. Pada tanggal 1 Maret parlemen
Rusia mengizinkan presiden Putin untuk campur tangan secara militer di
Ukraina untuk melindungi kepentingan Rusia. Dalam beberapa hari
Krimea berada di bawah kendali penuh Rusia, dan para Ukraina tidak
37 Serhiy Kudelia, “The House that Yanukovych Built”, Journal of Democracy 25 (Juli
2014): 30-31.
38 Alexander Kratochvil dan Carmen Scheide, “Euromaidan. Chronology of Events”,
Governance and Culture in the Black Sea Region 13 (2014): 54.
33
dapat menentang agresi Rusia tersebut. Pada tanggal 16 Maret,
referendum diselenggarakan di Krimea, dengan hasil resmi sekitar 95%
pemilih mendukung penggabungan semenanjung tersebut ke Federasi
Rusia. Dua hari kemudian presiden Putin menandatangani kontrak dengan
para pemimpin Krimea dan kota Sevastopol menyepakati penggabungan
Krimea ke dalam Rusia.39
Dari Rostov / Don Yanukovych menyatakan pada tanggal 28
Februari, dalam sebuah video ke publik bahwa Yanukovych memandang
perubahan politik sebagai kudeta dan masih menganggap dirinya sebagai
presiden sah Ukraina. Presiden Rusia Putin pun mendukungnya terkait
dengan pendudukan awal Krimea saat itu. Dengan 317 dari 331 suara,
parlemen mengumumkan Victor Yanukovych untuk dikeluarkan dari
jabatannya dan merencanakan pemilihan baru untuk tanggal 25 Mei 2014.
Ini juga menunjuk pemimpin yang ditugaskan untuk kantor kejaksaan
umum dinas rahasia domestik, seorang presiden sementara, kepala
pemerintahan juga menteri urusan dalam dan luar negeri.40
Pada bulan April 2014 sebuah gerakan separatis, yang sebagian
besar terinspirasi dan didukung secara militer oleh Rusia, muncul di
Ukraina Timur (Donetsk dan Lugansk, Donbas), dan menguasai sebagian
besar wilayah tersebut. Salah satu tujuan utamanya adalah untuk membuat
39 Andrzej Szeptycki, Ph. D., The European Union and the “Euromaidan” in Ukraine,
tersedia di https://ecpr.eu/Filestore/PaperProposal/b00e77b5-102b-44c7-9f51-6526eb16a2a6.pdf,
diakses pada 10 April 2017
40 Michael Moser, Language Policy and Discourse on Languages in Ukraine under
President Viktor Yanukovych, (Stuttgart:Ibidem, 2013), 280-307.
34
situasi yang tidak memungkinkan untuk pemiihan presiden awal meski
tidak berhasil dan pemilu 25 Mei 2014 tetap berlangsung. Otoritas Ukraina
menanggapi hal tersebut dengan meluncurkan operasi "anti-teroris", yang
menyebabkan pertarungan skala besar di Ukraina Timur, di mana sejak
bulan April beberapa ratus orang tewas di kedua belah pihak. Agresi Rusia
melawan Ukraina menyebabkan memburuknya hubungan Rusia dengan
negara Barat. Amerikan Serikat dan Uni Eropa memberlakukan sanksi
terbatas terhadap Federasi Rusia dan kelompok pro-Rusia di Ukraina.41
Pemilu 25 Mei 2014 kemudian dimenangkan Petro Poroshenko
sebagai presiden terpilih yang menjadi pertanda baik bagi masa depan
Ukraina. Dia menang dengan 54,7 persen suara di babak pertama.
Marginnya yang luas di semua wilayah di mana pemungutan suara
berlangsung , kecuali dua oblast timur Donetsk dan Luhansk, memberinya
mandat untuk bekerja menuju pemecahan kesenjangan timur-barat yang
telah melanda negara itu sejak kemerdekaan. Dianggap masih merupakan
wajah baru di bidang perpolitikan, Petro Poroshenko bahkan tidak dilirik
dalam pertimbangan kandidat 6 bulan sebelumnya. Hingga Uji coba
dilakukan dan Poroshenko berhasil mengeliminasi sejumlah kandidat
lainnya.42
41 Andrzej Szeptycki, Ph. D., The European Union and the “Euromaidan” in Ukraine,
tersedia di https://ecpr.eu/Filestore/PaperProposal/b00e77b5-102b-44c7-9f51-6526eb16a2a6.pdf,
diakses pada 10 April 2017
42 Nadia Diuk, “Finding Ukraine”, Journal of Democracy 25 (Juli 2014): 73.
35
BAB III
ASSOCIATION AGREEMENT ANTARA UKRAINA DENGAN UNI
EROPA
A. Kerjasama Ukraina dengan Uni Eropa hingga tercetusnya Association
Agreement
Saat pecahnya Uni Soviet pada tahun 1991, Ukraina merupakan
salah satu negara yang mendapatkan kemerdekaan sebagai pecahan dari
Uni Soviet. Meski sudah diakui oleh PBB sejak tahun 1945,
perkembangan Ukraina sebagai aktor internasional kurang terlihat meski
Ukraina selalu mencoba untuk menjalin hubungan bilateral dengan negara
lain maupun Uni Eropa. Hubungan Ukraina dengan Uni Eropa pertama
kali diawali pada tahun 1991, ketika Pemimpin Uni Eropa saat itu, Ruud
Lubbers, menyatakan bahwa Uni Eropa mengakui kemerdekaan Ukraina
sebagai bagian dari Uni Eropa.43
Sejak saat itu, Ukraina mendeklarasikan keinginannya untuk
bergabung dengan Uni Eropa yang menyiratkan kemauan para elit Ukraina
untuk memenuhi ketentuan politik dan ekonomi dalam bergabung dengan
Uni Eropa. Deklarasi berulang kali dinyatakan oleh Ukraina untuk
bergabung dengan Uni Eropa meski stabilitas dan kemakmuran negara
43 Ukraine-EU Relation., tersedia di http://ukraine-eu.mfa.gov.ua/en/ukraine-eu/relations,
diakses 6 September 2015
36
Ukraina belum memadai menjadi bagian dalam keanggotaan Uni Eropa
dan hanya menjadi negara yang berada di dalam Eropa.44
Ukraina menjadi negara CIS(Commonwealth of Independence
State) pertama yang menandatangani kesepakatan kemitraan dan
kerjasama (PCA) dengan Uni Eropa pada Juni 1994 sebagai simbol
pentingnya Uni Eropa bagi Ukraina. Masuk dalam keanggotaan Uni Eropa
kemudian dijadikan tujuan strategis jangka panjang Ukraina yang
ditandatangani Presiden Leonid Kuchma dalam “Strategi integrasi Ukraina
dengan Uni Eropa” pada tahun 1998.45
Strategi Integrasi Ukraina dengan Uni Eropa:
1. Adaptasi legislatif Ukraina sesuai ketentuan (Acquis
Communutaire) Uni Eropa, memberi perlindungan pada hak asasi
manusia.
2. Integrasi ekonomi dan perkembangan perdagangan antara Ukraina
dan Uni Eropa
3. Integrasi Ukraina dalam konteks Pan-European Security.
4. Konsolidasi politik dan penguatan demokrasi
44 John Tedstrom, “The EU and Ukraine: A Translantic View”, in Ann Lwis (ed.), The EU
and Ukraine: Neighbours, Friends, Partners?, (London, the Federal Trust, 2001), 33.
45 Olexiy Haran dan Maria Zolkina , “Ukraine’s Long Road to European Integration,”
PONARS Eurasia Policy Memo 311 (Februari 2014), 1.
37
5. Adaptasi kebijakan kesejahteraan sosial Ukraina sesuai dengan
ketentuan Uni Eropa
6. Integrasi budaya dan pendidikan, sains, serta teknologi
7. Integrasi regional Ukraina
8. Kerjasama sektoral
9. Kerjasama dalam perlindungan lingkungan.
Pada Desember 1999, dalam Helsinki European Council, Ukraina
menaruh harapan besar agar aspirasi untuk berintegrasi dengan Uni Eropa
dipertimbangkan lebih jauh. Kemitraan dengan Uni Eropa terus disuarakan
oleh para elit Ukraina untuk bergerak lebih cepat dalam proses menjalin
kerjasama yang lebih mendalam di berbagai bidang. Meski pada akhirnya
Ukraina harus merasa cukup dengan keputusan Uni Eropa menerima
dengan baik European Choice warga Ukraina dan menerapkan Strategi
Umum untuk Ukraina demi perkembangan hubungan kedua belah pihak.46
Berbagai aspek dijabarkan oleh Ukraina untuk menjadi
pertimbangan bagi keanggotaannya dengan Uni Eropa. Hal tersebut ialah
geografi, budaya, sejarah, perekonomian, politik serta alasan keamanan.
Sejarah dan letak geografi lebih dikedepankan terutama dalam upaya
meraih keanggotaan Uni Eropa. Fakta bahwa Ukraina berada di dalam
46 Helsinki European Council 10 and 11 December 1999., tersedia di
http://www.europarl.europa.eu/summits/hel1_en.htm, diakses pada 10 April 2017
38
Eropa tidak perlu diragukan, hal ini dikarenakan adanya pusat geografis
Eropa, yang ditandai oleh Vienna Geographical Society pada 1911, yang
berada di wilayah Transcarpathian di bagian barat Ukraina.47 Namun
tidak dapat dipungkiri, Ukraina menyadari kurangnya manifestasi nyata
dengan Eropa, seperti demokrasi penuh, ekonomi pasar, negara
kesejahteraan dan standar kehidupan yang tinggi menjadi bahan
pertimbangan untuk bergabung dengan Uni Eropa.
Bagi Ukraina, berintegrasi dengan Uni Eropa merupakan jalan
yang sesuai untuk ditempuh dalam memenuhi kepentingan nasionalnya.
Hal tersebut diharapkan dapat membalikkan keterbelakangan teknologi
dan ketidak berdayaan Ukraina dalam mengakses kredit luar negeri,
investasi serta teknologi dengan pasar internasional. Itu semua
dikarenakan Rusia dan CIS masih merupakan mitra dagang besar Ukraina
yang menyebabkan adanya ketergantungan di bidang politik maupun
ekonomi tanpa adanya kesempatan untuk memodernisasi negaranya
sendiri.48
Kerjasama Ukraina dengan Uni Eropa, Partnership and
Cooperation Agreement (PCA), antara Ukraina dengan Komisi Eropa,
47 Judy Batt, ‘Transcarpathia: Peripheral Region at the “Centre of Europe”’, dalam Judy
Batt dan Kataryna Wolczuk, Region, State and Identity in Central and Eastern Europe (London,
Portland, OR: Frank Cass, 2002), 155.
48 Oleksandr Pavliuk, The European Union and Ukraine: The Need for a New Vision.
Policy Paper Based on the Study on the Current State and Prospects of Relations between the
European Union and Ukraine (Kyiv: EastWest Institute, 1999), 12.
39
ditandatangani pada 14 Juni 1994 di Luxemberg.49 PCA mulai berlaku
pada 1 Maret 1998 dengan periode berlaku 10 tahun, yang kemudian
mencanangkan kerjasama yang lebih luas di bidang politik, ekonomi,
perdagangan dan isu kemanusiaan. Terutama lebih berfokus untuk
menjalin kerjasama antara Ukraina dan Uni Eropa yang sesuai dengan
ketentuan Uni Eropa.50
PCA Ukraina dengan Uni Eropa dilengkapi dengan beberapa
kesepakatan sektoral. Di antaranya adalah Kesepakatan antara Ukraina dan
European Communities tentang perdagangan produk tekstil (Mei, 5,
1993), Persetujuan antara Pemerintah Ukraina dan Komisi Masyarakat
Eropa mengenai penciptaan kelompok penghubung batubara dan baja (8
Juni 1994), Perjanjian antara Ukraina dan ECSC tentang perdagangan
produk baja (15 Juli 1997), Perjanjian Multilateral INOGATE antara
Ukraina dan Uni Eropa mengenai pembuatan prinsip-prinsip hukum kerja
sama internasional dengan penyediaan pembawa energi ke negara-negara
Eropa Barat (Juli, 22, 1999), Persetujuan kerjasama antara Pemerintah
Ukraina dan Euratom dalam bidang sintesis termonuklir terpimpin (23 Juli
1999), Persetujuan kerjasama antara Pemerintah Ukraina dan Euroatom
dalam bidang keamanan nuklir (23 Juli 1999) , Persetujuan tentang
49 Denys Kuzmin dan Iryna Maksymenko, “Analysis Of The EU-Ukraine Relations In The
Context Of The Association Agreement And Related Documents And The EU 2014-2020
Financial Perspective,” Bridge, Fostering Mutual Understanding And Co-Operation Of The EU
with Belarus, Moldova, Russia And Ukraine 2008-2012 (2012): 15.
50 Ukraine-EU Relation., tersedia di http://ukraine-eu.mfa.gov.ua/en/ukraine-eu/relations,
diakses 6 September 2015
40
perdagangan produk tekstil tak terbatas untuk tahun 2001-2004
(Desember, 2000). Pada saat yang sama perlu dicatat bahwa perjanjian
sektoral yang mengatur perdagangan tekstil dan baja benar-benar
menyebabkan pembatasan ekspor Ukraina ke Uni Eropa dengan penetapan
kuota tertentu.51
Program integrasi Ukraina dengan Uni Eropa dalam intrumen
utama realisasi strategi telah disetujui dalam Dekrit Presiden 14 September
2000, dengan tujuan untuk mempercepat implementasi kesepakatan
kemitraan dan kerjasama (PCA) serta berperan penting menyatukan
seluruh sistem administrasi negara Ukraina untuk merealisasikan integrasi
dengan Uni Eropa. Dalam pelaksanaannya, Kabinet Menteri Ukraina
merencanakan tindakan dalam rangka merealisasikan program prioritas
strategi Ukraina dengan mengadaptasi Undang-Undang Ukraina dengan
Undang-Undang Uni Eropa dengan perencanaan pendanaan yang
terencana bagi pelaksanaannya untuk mengembangkan dan menyetujuinya
secara berkala.52
Tantangan utama bagi Ukraina yang selalu hadir dalam memenuhi
persyaratan utama keanggotaan dengan Uni Eropa adalah reformasi di
bidang poliik, ekonomi, hukum dan sosial dalam konteks kebijakan
51 Chekalenko L., The Foreign Policy of Ukraine, (Kyiv: Lybid, 2006), 250-262.
52 Denys Kuzmin dan Iryna Maksymenko, “Analysis Of The EU-Ukraine Relations In The
Context Of The Association Agreement And Related Documents And The EU 2014-2020
Financial Perspective,” Bridge, Fostering Mutual Understanding And Co-Operation Of The EU
with Belarus, Moldova, Russia And Ukraine 2008-2012 (2012): 15.
41
integrasi yang efektif di Ukraina. Three-year Action Plan telah
ditandatangani dan dijalankan pada 21 Februari 2005 guna merangsang
reformasi yang efektif. Namun hal tersebut dilihat sebagai periode yang
kurang tepat untuk mempercepat reformasi oleh direktur Institut Kebijakan
Publik Ukraina, Chumak V., hingga kemudian hanya akan menjadi sebuah
gambaran akan sebuah sistem politik yang tidak efisien dapat meniadaakan
semua potensi kekuatan reformis.53
Prioritas terpenting Ukraina selalu untuk mengembangkan
hubungan ekonomi dengan Uni Eropa. Kerjasama ekonomi yang efektif
belum sepenuhnya dapat terjalin dikarenakan terhambat oleh laju
reformasi Ukraina. Uni Eropa diketahui sebagai yang pertama mengakui
Ukraina menjadi pasar ekonomi pada 2005 untuk mendorong reformasi
ekonomi serta memperluas hubungan ekonomi dan perdagangan dengan
Eropa, meski baru pada tahun 2010 diluncurkan serangkaian reformasi
besar di Ukraina.54
Sebelum PCA berakhir pada Maret 2008, Ukraina dan Uni Eropa
mencanangkan kesepakatan baru yang bertujuan untuk melanjutkan
kerjasama yang menguntungkan bagi kedua belah pihak. Sejalan dengan
53 Chumak V., How is European Integration can contribute to reforms in the countries of
the Eastern Partnership?, tersedia di http://uipp.org.ua/index.php?page=news&id=23, diakses
pada 10 April 2017
54 Denys Kuzmin dan Iryna Maksymenko, “Analysis Of The EU-Ukraine Relations In The
Context Of The Association Agreement And Related Documents And The EU 2014-2020
Financial Perspective,” Bridge, Fostering Mutual Understanding And Co-Operation Of The EU
with Belarus, Moldova, Russia And Ukraine 2008-2012 (2012): 15
42
bergabungnya Ukraina dalam WTO, 28 Februari 2008 Ukraina dan Uni
Eropa membuka perdagangan bebas sebagai jalan liberalisasi barang, jasa
dan instrumen modal non tarif dalam kebijakan regulasi ekonomi. Hingga
pada 9 September 2008, dalam Paris Summit, Ukraina dan Uni Eropa
mencapai kesepakatan politik bahwa kesepakatan yang akan diambil di
masa mendatang akan berbentuk asosiasi yang didasarkan pada prinsip
asosiasi politik dan integrasi ekonomi.55
Association Agreement kemudian dinegosiasikan sebagai kerjsama
lanjutan saat PCA berakhir. Hal tersebut dikarenakan PCA dinilai sudah
tidak cukup sesuai dengan keaadaan Ukraina dan Uni Eropa kala itu.
Perubahan internal dan perkembangan yang terjadi baik di pihak Ukraina
maupun Uni Eropa, terlebih isi dari PCA yang menyatakan Ukraina sedang
dalam masa transisi ekonomi, sudah tidak sesuai dengan berhasilnya
Ukraina tergabung ke dalam WTO.56
55 Ukraine-EU Relation., tersedia di http://ukraine-eu.mfa.gov.ua/en/ukraine-eu/relations,
diakses 6 September 2015
56 COUNCIL AND COMMISSION DECISION of 26 January 1998 on the conclusion of the
Partnership and Cooperation Agreement between the European Communities and their Member
States, of the one part, and Ukraine, of the other part, tersedia di http://eur-lex.europa.eu/legal-
content/GA/ALL/?uri=CELEX:31998D0149, diakses pada 10 April 2017
43
B. Persyaratan Uni Eropa bagi Ukraina untuk menyetujui Association
Agreement
Berdasarkan penafsiran umum perjanjian internasional, arti dari
Konsep "asosiasi" harus diperhatikan melalui interpretasi dari keseluruhan
ketentuan isi perjanjian. Namun, dalam praktiknya beberapa dekade
terakhir ini membuktikan bahwa penerapan dan interpretasi masing-
masing Perjanjian Asosiasi difokuskan pada ketentuan Uni Eropa (EU
Acquis) mengenai hubungan asosiasi dengan negara-negara ketiga.
Dengan demikian, pihak Ukraina harus siap saat Association Agreement
dengan Uni Eropa juga akan menerapkan ketentuan berdasarkan prinsip
dan tradisi yang mengakar. Ukraina yang bersikeras bahwa Association
Agreement merupakan kesepakatan yang menyempurnakan kesepakatan-
kesepakatan sebelumnya, maka pihak Uni Eropa berharap Ukraina benar-
benar memahami arti konsep asosiasi dan mampu menjalankannya.
Kesepakatan asosiasi tersebut adalah jenis perjanjian internasional yang
paling maju yang dapat terjalin antara Uni Eropa dengan negara-negara
ketiga, negara-negara dimana Uni Eropa siap untuk mengembangkan
hubungan aliansi jangka panjang yang kuat berdasarkan rasa saling
percaya dan penghargaan terhadap nilai-nilai bersama.57
EU Acquis dalam hubungan asosiasi adalah seumpulan ketentuan
dokumen hukum dan ketentuan dasar Uni Eropa yang mendasari praktik
57 Oleksandr Sushkom, Olga Zeliska, dan Robert Khorolskyy,”EU-Ukraine Association
Agreement: Guideline for Reforms”, KAS POLICY PAPER 20 (2014): 11.
44
penerapan serta interpretasi dari serangkaian aturan kesepakatan yang
terjadi dengan Uni Eropa. EU Acquis atas hubungan asosiasi didasarkan
pada pasal 217 dari Traktat Uni Eropa, yang menetapkan: "Uni Eropa
dapat menyimpulkan sebuah kesepakatan asosiasi dengan satu atau lebih
negara ketiga atau organisasi internasional untuk membentuk sebuah
asosiasi yang melibatkan hak dan kewajiban timbal balik, tindakan
bersama dan prosedur khusus".58
Uni Eropa selanjutnya mengadopsi pengambilan keputusan dewan
dalam perihal penandatanganan dan penindaklanjutan Association
Agreement Ukraina dengan Uni Eropa. Mengatasnamakan Uni Eropa,
kesepakatan dengan Ukraina baru dapat ditandatangani bila adanya
keselarasan peradilan dan penegakan hukum Ukraina dengan ketentuan
Uni Eropa. Namun pada EaP Summit di Vilnius, Pemerintahan Ukraina
memilih untuk menunda penandatanganan Association Agreement dengan
Uni Eropa dengan rasionalisasi untuk memastikan keamanan nasional
Ukraina, serta memperbaiki perdagangan dan hubungan ekonomi dengan
Federasi Rusia yang dianggap tidak sesuai dengan ketentuan yang diminta
oleh Uni Eropa.59
58 Oleksandr Sushkom, Olga Zeliska, dan Robert Khorolskyy,”EU-Ukraine Association
Agreement: Guideline for Reforms”, KAS POLICY PAPER 20 (2014): 11.
59 Roman Petrov, Guillaume Van der Loo dan Peter Van Elsuwege, “The EU-Ukraine
Association Agreement: A New Legal Instrument of Integration Without Membership?,” Kyiv-
Mohyla Law and Politics Journal 1(2015): 6-7.
45
BAB IV
PENGAMBILAN KEPUTUSAN UKRAINA UNTUK
MENANDATANGANI ASSOCIATION AGREEMENT DENGAN UNI
EROPA PASCA REVOLUSI EUROMAIDAN 2014
Menurut Hukum Ukraina pada Dasar kebijakan dalam dan luar negeri
yang diadopsi pada tahun 2010, Ukraina mengejar sebuah kebijakan luar negeri
yang aktif yang diarahkan pada pembentukan dan pengembangan hubungan
lingkungan yang baik, mendorong perkembangan ekonomi, stabilitas sosial dan
politik, dan keamanan.60
Keputusan Ukraina untuk menandatangani Association Agreement dengan
Uni Eropa pasca revolusi Euromaidan 2014 didasari oleh beberapa faktor, yaitu
faktor eksternal dan internal. Sebagaimana yang dinyatakan oleh K.J. Holsti
bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi kebijakan luar negeri suatu negara
dengan negara lain yaitu faktor internal dan eksternal.61 Dalam kasus ini, faktor
internal yang menjelaskan keputusan Ukraina untuk menandangani Association
Agreement dengan Uni Eropa pasca revolusi Euromaidan 2014 yaitu struktur
pemerintah di Ukraina serta opini publik terkait penandatanganan Association
Agreement oleh Ukraina.
60 LAW OF UKRAINE, 1 Juli 2010, No. 2411-VI
61 K. J Holsti, Politik Internasional: Kerangka Analisis, (diterjemahkan oleh Etin Sudrajat.
Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1987), 271-288.
46
Sedangkan faktor eksternal merupakan keadaan dari luar negara pembuat
keputusan sebagai perangkat dari sistem internasional untuk mempengaruhi
karakteristik dan tingkah laku negara dan non negara.62 Adapun faktor eksternal
yang mempengaruhi keputusan Ukraina untuk menandatangani Association
Agreement dengan Uni Eropa yaitu, perluasan Uni Eropa.
A. Faktor Internal
1. Struktur Pemerintahan
Sebagaimana pernyataan K. J. Holsti dalam pembahasan
sebelumnya, struktur pemerintahan merupakan salah satu faktor internal
dalam pengambilan kebijakan luar negeri berkaitan dengan bagaimana
pemerintahan suatu negara mengambil kebijakan untuk kepentingan
nasionalnya.63 Perubahan struktur pemerintahan yang terjadi sesudah
revolusi Euromaidan menyebabkan perubahan pula dalam pengambilan
keputusan Ukraina untuk menandatangani Association Agreement dengan
Uni Eropa.
Sebelum revolusi Euromaidan terjadi, Yanukovych pada masa
pemerintahannya di tahun 2010, meletakkan dasar untuk membangun
pemerintah yang otokratis. Hal ini menampilkan tingkat kontestasi yang
tinggi namun proses pemilihan yang salah, dikarenakan sedikitnya
62 K. J Holsti, Politik Internasional: Kerangka Analisis, (diterjemahkan oleh Etin Sudrajat.
Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1987), 271-288.
63 K. J Holsti, Politik Internasional: Kerangka Analisis, (diterjemahkan oleh Etin Sudrajat.
Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1987), 271-288.
47
pemeriksaan formal terhadap eksekutif dan ketatnya kontrol presiden
terhadap beberapa institusi independen. Dasar dari sistem ini ditetapkan
pada tanggal 1 Oktober 2010, ketika Mahkamah Konstitusi membatalkan
perubahan konstitusional yang dibawa oleh krisis Orange tahun 2004 dan
mengembalikannya pada model superpresidentialist. Amandemen pada
Desember 2004, yang telah memberi parlemen wewenang untuk
membentuk sebuah pemerintahan, telah menjadi bagian dari pakta elit
yang lebih luas yang dimaksudkan untuk menawarkan jalan damai keluar
dari krisis Orange 2004. Dengan tercapainya tujuan Yanukovych untuk
memegang kekuasaan unilateral yang luas untuk mempekerjakan dan
memecat pejabat eksekutif, disaat yang sama juga semua undang-undang
yang disahkan harus melalui persetujuan presiden. Secara signifikan,
kekuasaan yang dimilikinya mampu menempatkan kelompoknya sendiri
ke semua jabatan penegakkan hukum tertinggi dengan parlemen tidak
memiliki suara dalam memutuskan hal tersebut.64
Yanukovych masih terus menjalankan pemerintahannya hingga
pada November 2013 melakukan penolakan penandatanganan Association
Agreement dengan Uni Eropa dalam KTT di Vilnius, yang memicu
terjadinya demonstrasi dari para warga Ukraina yang pro-Uni Eropa di
jantung kota Kyiv dengan tuntutan untuk menandatangani Association
64 Larry Diamond, “Elections Without Democracy: Thinking About Hybrid Regimes,”
Journal of Democracy 13 (April 2002): 21–35.
48
Agreement dengan Uni Eropa. Hingga demonstrasi memanas saat adanya
aksi pembubaran paksa oleh kepolisian yang menggunakan kekerasan
terhadap para demonstran. Hal ini yang kemudian memicu melebarnya
tuntutan yang diminta oleh pada demonstran pro-Uni Eropa, yang awalnya
menuntun untuk penandatanganan Association Agreement dengan Uni
Eropa menjadi perbaikan dalam pemerintahan Ukraina itu sendiri yang
dinilai menyalahi aturan dan melanggar Hak Asasi Manusia.65
Salah satu tuntutan lebih lanjut yang diajukan adalah diajukan oleh
para demonstran adalah mengembalikan undang-undang tahun 2004 yang
membatasi wewenang presiden serta turunnya Yanukovych dari jabatan
presiden. Presiden dinilai sudah melampaui batas dengan melakukan
kekesaran melalui kepolisian kepada para demonstran saat terjadinya
demonstrasi yang sedang berjalan damai. Partai Oposisi pemerintah pun,
UDAR, Batkivshtchyna dan Svoboda, ikut turun ke jalan bersama para
demonstran untuk menyuplai kebutuhan pokok saat krisis semakin
berlarut-larut.66
Yanukovych akhirnya menyadari dirinya tidak dapat mengakhiri
demonstrasi dengan paksa, hingga menyetujui perjanjian damai sesuai
dengan apa yang menjadi tuntutgan terakhir dalam perundingannya
dengan tiga pemimpin oposisi ditambah dengan mediator asing pada
65 Kyryl Savin, ”Maidan 2013 in Kiev: Revolution in People’s Heads," Governance and
Culture in the Black Sea Region 13 (2014): 5-7.
66 Kyryl Savin, ”Maidan 2013 in Kiev: Revolution in People’s Heads," Governance and
Culture in the Black Sea Region 13 (2014): 5-7.
49
malam 20-21 Februari 2014. Pada hari yang sama, faksi oposisi dan Partai
Daerah dalam Parlemen Verkhovna Rada memilih untuk mengembalikan
Konstitusi 2004 dan untuk memberhentikan Menteri Dalam Negeri Vitaliy
Zakharchenko (yang dicurigai telah menjadi pemain kunci dalam
penggunaan kekerasan dalam rezim tersebut).67
Hingga akhirnya Yanukovych digulingkan dari kursi
kepresidenannya, pemilu 25 Mei 2014 digelar yang kemudian
dimenangkan Petro Poroshenko sebagai presiden terpilih yang menjadi
pertanda baik bagi masa depan Ukraina.68 Kemudian Association
Agreement ditandatangani pada 27 Juni 2014 oleh presiden Petro
Poroshenko di bidang ekonomi, dengan kesepakatan bidang poitik yang
telah terlebih dahulu ditanda tangani oleh perdana menteri Arseniy
Yatsenyuk pada 21 Maret 2014.69
Melihat hal tersebut, kemudian menjadi jelas bahwa perubahan
struktur pemerintahan mempengaruhi pengambilan kebijakan oleh suatu
negara. Sebagaimana yang terjadi pada Ukraina saat pemerintahannya
dipimpin oleh Yanukovych yang pro-Rusia dengan menolak Association
Agreement dengan Uni Eropa hingga berganti menjadi Petro Poroshenko
yang akhirnya menandatangani Association Agreement tersebut.
67 Serhiy Kudelia, “The House that Yanukovych Built”, Journal of Democracy 25 (Juli
2014): 30-31.
68 Nadia Diuk, “Finding Ukraine”, Journal of Democracy 25 (Juli 2014): 73.
69 Ukraine-EU Relation., tersedia di http://ukraine-eu.mfa.gov.ua/en/ukraine-eu/relations,
diakses 6 September 2015
50
2. Opini Publik
Dalam hal ini, opini publik dapat dilihat sebagai salah satu bahan
pertimbangan Ukraina untuk menandatangani Association Agreement Uni
Eropa. Bagi banyak warga Ukraina, hubungan yang lebih dekat dengan
Uni Eropa dipandang sebagai upaya perlindungan terbaik melawan
Defisiensi yang ada dalam tata pemerintahan domestik dan
otoritarianisme. Namun, terlepas dari keterlibatan Uni Eropa yang semakin
meningkat dengan masyarakat sipil Ukraina, mobilisasi massa tidak
bergantung pada dukungan Uni Eropa. Meskipun Uni Eropa telah
melakukan beberapa pekerjaan penting untuk terlibat dengan berbagai
pemain politik di Ukraina sejak pecahnya krisis, upaya penjangkauan
langsung ke warga Ukraina masih agak terbatas.70
Pecahnya krisis yang terjadi di Maidan 2013-2014 pun tidak
terlepas dengan kaitannya dengan keinginan Ukraina semakin
mendekatkan diri dengan Uni Eropa dan menandatangani Association
Agreement, meski itu bukan satu-satunya yang menjadi tuntutan para
demonstran yang turun ke jalan.71 Menurut survei yang dilakukan GFK
Ukraina, 45 persen warga Ukraina mendukung asosiasi Ukraina dengan
Uni Eropa, sedang 14 persen lebih setuju untuk bergabung dengan Custom
70 Kateryna Pishchikova dan Olesia Ogryzko, ”Civic awakening: The impact of
Euromaidan on Ukraine’s politics and society”, FRIDE A European Think Tank for Global
Action (2014): 2.
71 Kyryl Savin, ”Maidan 2013 in Kiev: Revolution in People’s Heads," Governance and
Culture in the Black Sea Region 13 (2014): 5.
51
Union dengan Rusia, dan 15 persen lagi percaya bahwa Ukraina tidak
memerlukan untuk beraliansi dengan pihak manapun.72
Masih menurut survei yang sama, 54 persen orang Ukraina yang
percaya bahwa negara tersebut harus menandatangani Association
Agreement dengan Uni Eropa juga berharap agar Ukraina kemudian
menjadi anggota Uni Eropa, meski 8 persen lainnya tidak mendukung
suksesi Ukraina ke Uni Eropa disamping setuju dengan keharusan untuk
menandatangani Association Agreement. Peneliti GFK Ukraina juga
kemudian menemukan bahwa warga yang lebih muda berkisar 16-29 tahun
lebih mendukung masa depan Ukraina mendekat dengan Uni Eropa, disaat
generasi yang lebih tua berkisar 60 tahun keatas kurang mendukung
asosiasi tersebut.73
Dari hasil survei tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas
warga Ukraina memilih untuk menandatangani Association Agreement,
meski tidak banyak diantaranya yang juga menginginkan Ukraina untuk
bergabung dalam keanggotaan Uni Eropa. Hal tersebut bisa menjadi
pertimbangan dalam pengambilan keputusan kebijakan dikarenakan suatu
72World Wide News Ukraine, Nearly 50% of Ukraine's Population Support Signing of
Association Agreement, tersedia di http://www.prnewswire.com/news-releases/nearly-50-of-
ukraines-population-support-signing-of-association-agreement-231876511.html, diakses pada 10
April 2017
73 World Wide News Ukraine, Nearly 50% of Ukraine's Population Support Signing of
Association Agreement, tersedia di http://www.prnewswire.com/news-releases/nearly-50-of-
ukraines-population-support-signing-of-association-agreement-231876511.html, diakses pada 10
April 2017
52
kebijakan luar negeri juga dapat dipengaruhi oleh opini masyrakat
mayoritas di dalamnya.
B. Faktor Eksternal
1. Perluasan Uni Eropa
Uni Eropa (UE) adalah kemitraan ekonomi dan politik yang
merupakan bentuk kerjasama yang unik di antara 28 negara anggota saat
ini. Uni Eropa telah lama melihat proses perluasan sebagai kesempatan
bersejarah untuk memajukan integrasi benua dengan cara damai. Proses
perluasan yang dikelola dengan hati-hati adalah salah satu alat kebijakan
Uni Eropa yang paling kuat dan telah membantu mengubah bekas negara
diktator seperti Spanyol dan banyak mantan negara komunis di Eropa
Tengah dan Timur menjadi negara demokrasi yang stabil dan pasar
ekonomi bebas. Uni Eropa mempertahankan bahwa pintu perluasan tetap
terbuka untuk negara Eropa manapun, termasuk Turki dan negara-negara
Balkan Barat, yang dapat memenuhi kriteria politik dan ekonomi Uni
Eropa untuk keanggotaan. Kroasia adalah negara anggota terbaru,
bergabung dengan EU pada 1 Juli 2013.74
Menurut Perjanjian Maastricht, setiap negara Eropa dapat
mengajukan keanggotaan Uni Eropa jika memenuhi seperangkat kriteria
politik dan ekonomi inti, yang dikenal sebagai "kriteria Kopenhagen".
74 European Union Enlargement, tersedia di https://fas.org/sgp/crs/row/RS21344.pdf,
diakses pada 10 April 2017
53
Kriteria keanggotaan Uni Eropa ini mengharuskan kandidat untuk
mencapai "stabilitas institusi yang menjamin demokrasi, aturan hukum,
hak asasi manusia dan penghormatan dan perlindungan kaum minoritas;
Ekonomi pasar yang berfungsi, serta kapasitas untuk mengatasi tekanan
persaingan dan kekuatan pasar di dalam Perhimpunan; Kemampuan untuk
mengambil kewajiban keanggotaan, termasuk kepatuhan terhadap tujuan
serikat politik, ekonomi, dan moneter”.75
Ukraina muncul dalam radar politik Uni Eropa pada saat perluasan
tahun 2004. Terutama setelah pecahnya Orange Revolution tahun 2004
yag membawa pemerintah pro-Barat yang berpikiran demokratis untuk
berkuasa, hingga memaksa Uni Eropa untuk memikirkan kebijakan yang
sesuai dengan Ukraina. Ukraina dilihat memiliki kemungkinan menjadi
Polandia kedua yang masuk keanggotaan Uni Eropa setelah melakukan
beberapa reformasi yang signifikan pada tahun 2004. Menanggapi agenda
Eropa pemertintah Ukraina, Uni Eropa sebagaimana semestinya
membantu Ukraina dalam pelaksanaannya. Ukraina kemudian
mendapatkan kesempatan tawaran kerjasama didalam European
Neighborhood Policy dan selanjutnya Eastern Partnership.76
75 European Union Enlargement, tersedia di https://fas.org/sgp/crs/row/RS21344.pdf,
diakses pada 10 April 2017
76 Olga Shumylo-Tapiola, “Why Does Ukraine Matter To The EU?”, CARNEIGE
EUROPE, 16 April 2013, tersedia di http://carnegieeurope.eu/2013/04/16/why-does-ukraine-
matter-to-eu-pub-51522, diakses pada 10 April 2017
54
European Neighborhood Policy merupakan jalan bagi Uni Eropa
untuk mewujudkan kesamaan kepentingan antara dengan negara mitra di
Timur dan Selatan Eropa untuk berkomitmen kerja dengan sama-sama
mengedepankan dalam promosi demokrasi, aturan hukum, menegakkan
HAM dan kohesi sosial. Lebih jauh lagi, ENP bertujuan untuk
membangun kemitraan yang lebih efektif antara Uni Eropa dan negara
tetangganya dalam ENP di bidang politik, ekonomi, dan keamanan.
Memperkuat ketahanan negara dan masyarakat mitra Uni Eropa
merupakan prioritas utama dalam menghadapi ancaman dan tekanan yang
mereka alami, termasuk tantangan yang terkait dengan migrasi dan
mobilitas. Prinsip utama ENP yang direvisi adalah diferensiasi di antara
negara-negara mitra, fleksibilitas, kepemilikan bersama, keterlibatan yang
lebih besar dari negara-negara anggota Uni Eropa, dan tanggung jawab
bersama. Melalui ENP, Uni Eropa menawarkan kepada negara-negara
mitra akses potensial yang lebih besar ke pasar dan kerangka peraturan,
standar dan lembaga internal Uni Eropa. Uni Eropa memberikan
dukungannya kepada mitra di kawasan tetangga terutama melalui
European Neighborhood Instrument (ENI), sebesar 15 miliar Euro untuk
2014-2020.77
Selanjutnya, Uni Eropa meluncurkan Eastern Partnership pada
KTT Praha bulan Mei 2009. Itu bertujuan untuk memperdalam dan
77 European Neighnorhood Policy, tersedia di
https://eeas.europa.eu/headquarters/headquarters-homepage/330/european-neighbourhood-policy-
enp_en, diakses pada 10 April 2017.
55
menguatkan hubungan antara Uni Eropa dengan 6 negara tetangganya
yaitu Armenia, Azerbaijan, Belarus, Georgia, Moldova dan Ukraina.
Eastern Partnership kemudian menjadi cerminan dari ENP di sebelah
Timur Uni Eropa yang berdasarkan pada nilai kebebasan, demokrasi,
penegakan HAM dan aturan hukum.78
Komitmen dalam Eastern Partnership kemudian diafirmasi lagi
pada KTT Warsaw tahun 2011 dan KTT Vilnius tahun 2013.79 Association
Agreement antara Ukraina dan Uni Eropa merupakan yang salah satunya
akan disepakati dalam pertemuan tersebut. Berisikan tujuan asosiasi
politik dan integrasi ekonomi yang akan kemudian dilakukan Ukraina
dengan Uni Eropa, Association Agreement ternyata tidak langsung
disepakati Presiden Ukraina kala itu dan harus melalui krisis hingga baru
ditandatangani pada Maret 2014.80
Ukraina sebagai mana dijelaskan sebelumnya, pada tahun 1998
saat PCA yang menjadi awal perumusan Association Agreement dimulai,
Ukraina memiliki Strategi Integrasi Ukraina dengan Uni Eropa yang
ditandatangani oleh Presiden Leonid Kuchma sebagai tujuan strategis
jangka panjang Ukraina yang secara garis besar berisikan kebijakan yang
78 Eastern Partnership, tersedia di https://ec.europa.eu/neighbourhood-
enlargement/neighbourhood/eastern-partnership_en, diakses pada 10 April 2017
79 Eastern Partnership, tersedia di https://ec.europa.eu/neighbourhood-
enlargement/neighbourhood/eastern-partnership_en, diakses pada 10 April 2017
80 EU signs pacts with Ukraine, Georgiam amd Moldova, tersedia di
http://www.bbc.com/news/world-europe-28052645, diakses pada 6 September 2015
56
dibuat Ukraina untuk menyelesarakan aturan dalam negara menjadi sesuai
dengan ketentuan Uni Eropa.81
Melihat hal tersebut, perluasaan Uni Eropa kemudian dapat dilihat
sebagai faktor eksternal yang mendorong Ukraina untuk mendatangani
Association Agreement¸ dikarenakan Ukraina yang bertujuan untuk
memperoleh keanggotaan Uni Eropa secara bertahap berasosiasi dan
berintergrasi di bidang politik maupun ekonomi dengan Uni Eropa. Hal
tersebut juga sesuai dengan pernyataan K.J. Holsti bahwa faktor eksternal
yang mempengaruhi karakteristik dan perilaku suatu negara adalah
kebijakan dan tindakan aktor lain yang merupakan respon dari aktor
negara lain atas tindakan dalam menghadapi permasalahan.82
81Olexiy Haran dan Maria Zolkina , “Ukraine’s Long Road to European Integration,”
PONARS Eurasia Policy Memo 311 (Februari 2014), 1.
82 K. J Holsti, Politik Internasional: Kerangka Analisis, (diterjemahkan oleh Etin Sudrajat.
Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1987), 271-288.
57
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan pada pemaparan bab-bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa keputusan Ukraina untuk menandatangani Association
Agreeement dengan Uni Eropa pasca revolusi Euromaidan 2014
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal dalam menimbang
dan memutuskan penandatanganan tersebut. Beberapa faktor internal
seperti struktur pemerintahan dan opini publik serta faktor eksternal
perluasan Uni Eropa mempengaruhi pertimbangan dalam pengambilan
kebijakan penandatanganan Association Agreement dengan Uni Eropa
pasca revolusi Euromaidan 2014.
Struktur Pemerintahan menjelaskan bagaimana perubahan dari
pemerintahan yang super presidensialist yang bertentangan dengan aspirasi
rakyat untuk berintegrasi dengan Eropa berubah menjadi pemerintahan
demokratis yang pro-Eropa dan mengembalikan konstitus sebagaimana
negara demokratis yang kembali pada Undang-Undang tahun 2004 dimana
presiden tidak memiliki kekuasaan mutlak dan tidk dapat semenena-mena
dalam menggunakan kekuasaannya. Kemudian struktur pemerintahan juga
lebih jauh memperlihatkan bahwa pergantian struktur pemerintahan
sebagai para pemangku kekuasaan, secara langsung mempengaruhi dan
memberi perubahan arah kebijakan pula pengambilan keputusan negara
Ukraina. Hingga Akhirnya struktur pemerintah menjadi bagian penting
58
sebagai pengambil kebijakan luar negeri itu sendiri, yaitu menandatangani
Association Agreement dengan Uni Eropa.
Adapun opini publik dalam melihat proses pengambilan kebijakan
Ukraina untuk menandatangani Association Agremeent dengan Uni Eropa
dapat ditarik lebih dulu sebelum perubahan struktur pemerintahan terjadi.
Opini publik dapat disimpulkan sebagai salah satu pemicu terjadinya krisis
yang menghasilkan perubahan struktur pemerintahan hingga pro-Uni
Eropa dan kembali pada undang-undang tahun 2004 yang membatasi
kekuasaan presiden dan pada akhirnya membuat pemerintah
menandatangani Association Agreement dengan Uni Eropa. Maka dari
itulah, opini publik menjadi pertimbangan besar dalam pengambilan
keputusan Ukraina untuk menandatangani Association Agreement dengan
Uni Eropa yang memang berperan besar dalam mempengaruhi
pengambilan kebijakan tersebut.
Dan yang terakhir adalah faktor eksternal yang mempengaruhinya
yaitu perluasan Uni Eropa. Meski perluasan Uni Eropa tidak berpengaruh
secara langsung dalam pengambilan kebijakan Ukraina untuk
menandatangani Association Agreement dikarenakan Uni Eropa tidak
menawarkan keanggotaan Uni Eropa terhadap Ukraina, namun hal tersebut
mendorong Ukraina untuk menjalin hubungan yang lebih erat untuk
asosiasi politik dan integrasi ekoomi dengan Uni Eropa dengan tujuan
jangka panjang meraih keanggotan Uni Eropa. Sebagaimana yang dibahas
pada bab-bab sebelumnya bahwa berintegrasi dengan Uni Eropa dan
59
bergabung dalam keanggotaan Uni Eropa merupakan cita-cita yang ingin
dicapai oleh pemerintahan Ukraina. Hingga tiga hal inilah yang kemudian
mempengaruhi pengambilan keputusan Ukraina untuk menandatangani
Association Agreement dengan Uni Eropa.
x
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Creswell, Jhon W., Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among
Five Approaches 3rd edition, University of Nebraska-Lincoln: SAGE
Publications Inc, 2013.
Batt, Judy, ‘Transcarpathia: Peripheral Region at the “Centre of Europe”’, dalam
Judy Batt dan Kataryna Wolczuk, Region, State and Identity in Central and
Eastern Europe, London, Portland, OR: Frank Cass, 2002.
Holsti, K. J., Politik Internasional: Kerangka Analisis, diterjemahkan oleh Etin
Sudrajat. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1987.
L., Chekalenko, The Foreign Policy of Ukraine. Kyiv: Lybid, 2006.
LAW OF UKRAINE, 1 Juli 2010, No. 2411-VI
Masoed, Mochtar, Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi,,
Jakarta: PT. Pustaka Sinar Harapan, 1994.
Moser, Michael, Language Policy and Discourse on Languages in Ukraine
under President Viktor Yanukovych, Stuttgart:Ibidem, 2013.
Papp, Daniel S. Contemporary Internationa Relation: Framework for
Understanding,, Boston: Allyn dan Baccon, 1997.
Pavliuk, Oleksandr, The European Union and Ukraine: The Need for a New
Vision. Policy Paper Based on the Study on the Current State and Prospects
of Relations between the European Union and Ukraine. Kyiv: EastWest
Institute, 1999.
Prajaya, Mahda Pradewa Anta, Keterlibatan North Atlantic Treaty Organization
(Nato) Dalam Penyelesaian Konflik Non-Internasional Di Libya Ketika
Penggulingan Presiden Muammar Kaddafi. Malang: Universitas Brawijaya,
2012.
Robinson, Thomas W. , National Interest. Dalam James N. Rosenau (ed.).
International Politics and Foreign Policy. London: The Free Press, 1969.
Tedstrom, John, “The EU and Ukraine: A Translantic View”, in Ann Lwis (ed.),
The EU and Ukraine: Neighbours, Friends, Partners?, London, the Federal
Trust, 2001.
xi
Jurnal:
Diamond, Larry, “Elections Without Democracy: Thinking About Hybrid
Regimes,” Journal of Democracy 13 (April 2002): 21–35.
Diuk, Nadia, “Finding Ukraine”, Journal of Democracy 25 (Juli 2014): 73.
Haran, Olexiy dan Maria Zolkina , “Ukraine’s Long Road to European
Integration,” PONARS Eurasia Policy Memo 311 (Februari 2014), 1.
Kratochvil, Alexander dan Carmen Scheide, “Euromaidan. Chronology of
Events”, Governance and Culture in the Black Sea Region 13 (2014): 53.
Kudelia, Serhiy, ”The House That Yanukovych Built,” The Maidan and Beyond
25 (Juli 2014): 27-28.
Kuzmin, Denys dan Iryna Maksymenko, “Analysis Of The EU-Ukraine Relations
In The Context Of The Association Agreement And Related Documents
And The EU 2014-2020 Financial Perspective,” Bridge, Fostering Mutual
Understanding And Co-Operation Of The EU with Belarus, Moldova,
Russia And Ukraine 2008-2012 (2012): 15.
Kvit, Dr. Serhiy “The Ideology of the Euromaidan”, SOCIAL, HEALTH, AND
COMMUNICATION STUDIES JOURNAL Contemporary Ukraine: A case
of Euromaidan 1 (November 2014): 28-31.
Petrov, Roman, Guillaume Van der Loo dan Peter Van Elsuwege, “The EU-
Ukraine Association Agreement: A New Legal Instrument of Integration
Without Membership?,” Kyiv-Mohyla Law and Politics Journal 1(2015): 6-
7.
Pishchikova, Kateryna dan Olesia Ogryzko, ”Civic awakening: The impact of
Euromaidan on Ukraine’s politics and society”, FRIDE A European Think
Tank for Global Action (2014): 5.
Portnov, Andriy, ”Euromaidan: Context and Meanings," Governance and Culture
in the Black Sea Region 13 (2014): 9.
Savin, Kyryl, ”Maidan 2013 in Kiev: Revolution in People’s Heads," Governance
and Culture in the Black Sea Region 13 (2014): 5.
Sushkom, Oleksandr Olga Zeliska, dan Robert Khorolskyy,”EU-Ukraine
Association Agreement: Guideline for Reforms”, KAS POLICY PAPER 20
(2014): 11.
xii
Dokumen Elektronik:
Assembly of European Regions, 2013, Briefing note on local and regional
government in Ukraine, tersedia di
http://www.aer.eu/fileadmin/user_upload/Commissions/CultureEducation/E
ventsAndMeetings/2013/0425-
27_DNK/WorkDocs/Briefing_note_on_local_and_regional_government_in
_Ukraine.pdf, diakses pada 10 April 2017
COUNCIL AND COMMISSION DECISION of 26 January 1998 on the
conclusion of the Partnership and Cooperation Agreement between the
European Communities and their Member States, of the one part, and
Ukraine, of the other part, tersedia di http://eur-lex.europa.eu/legal-
content/GA/ALL/?uri=CELEX:31998D0149, diakses pada 10 April 2017
Eastern Partnership, tersedia di https://ec.europa.eu/neighbourhood-
enlargement/neighbourhood/eastern-partnership_en, diakses pada 10 April
2017
European Neighnorhood Policy, tersedia di
https://eeas.europa.eu/headquarters/headquarters-homepage/330/european-
neighbourhood-policy-enp_en, diakses pada 10 April 2017.
EU signs pacts with Ukraine, Georgiam amd Moldova, tersedia di
http://www.bbc.com/news/world-europe-28052645, diakses pada 6
September 2015
European Union Enlargement, tersedia di
https://fas.org/sgp/crs/row/RS21344.pdf, diakses pada 10 April 2017
Helsinki European Council 10 and 11 December 1999., tersedia di
http://www.europarl.europa.eu/summits/hel1_en.htm, diakses pada 10 April
2017
Rehionaly ta komunisty ‘pryinialy’ paket zakoniv dlya borotby z hromadyanamy
Ukrainy (Partai Daerah dan Komunis menjalankan serangkaian aturan
hukum untuk menertibka kembali warga Ukraina), 1 Januari 2014, tersedia
di
http://texty.org.ua/pg/news/devrand/read/51058/Regionaly_ta_komunisty_p
ryjnaly_paket_zakoniv_dla, diakses 10 April 2017.
Szeptycki, Andrzej, Ph. D., The European Union and the “Euromaidan” in
Ukraine, tersedia di https://ecpr.eu/Filestore/PaperProposal/b00e77b5-102b-
44c7-9f51-6526eb16a2a6.pdf, diakses pada 10 April 2017
Tapiola, Olga Shumylo, “Why Does Ukraine Matter To The EU?”, CARNEIGE
EUROPE, 16 April 2013, tersedia di
xiii
http://carnegieeurope.eu/2013/04/16/why-does-ukraine-matter-to-eu-pub-
51522, diakses pada 10 April 2017
Ukraine-EU Relation., tersedia di http://ukraine-eu.mfa.gov.ua/en/ukraine-
eu/relations, diakses 6 September 2015
V., Chumak, How is European Integration can contribute to reforms in the
countries of the Eastern Partnership?, tersedia di
http://uipp.org.ua/index.php?page=news&id=23, diakses pada 10 April 2017
World Wide News Ukraine, Nearly 50% of Ukraine's Population Support Signing
of Association Agreement, tersedia di http://www.prnewswire.com/news-
releases/nearly-50-of-ukraines-population-support-signing-of-association-
agreement-231876511.html, diakses pada 10 April 2017