22
OBSERVASI PEMBUATAN SABUN CUCI PIRING CREATED BY : APUT SETYAWAN (43014140 ) MALASARI (4301414055) MAYANG ANUGRAHENI (4301414071) WIDYA FATMAWATI (4301414106)

OBSERVASI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: OBSERVASI

OBSERVASIPEMBUATAN SABUN CUCI PIRING

C R E A T E D B Y :

A P U T S E T Y A W A N ( 4 3 0 1 4 1 4 0 )M A L A S A R I ( 4 3 0 1 4 1 4 0 5 5 )M A Y A N G A N U G R A H E N I ( 4 3 0 1 4 1 4 0 7 1 )W I D Y A FA T M A W A T I ( 4 3 0 1 4 1 4 1 0 6 )

Page 2: OBSERVASI

Latar Belakang

Sabun adalah bahan yang digunakan untuk mencuci, baik pakaian, perabotan, badan, dan lain-lain yang terbuat dari campuran alkali, dan trigliserida dari lemak. Sabun dibuat secara kimia melalui reaksi saponifikasi atau disebut juga reaksi penyabunan. Dalam proses ini asam lemak akan terhidrolisa oleh basa membentuk gliserin dan sabun mentah. Sabun tersebut kemudian akan di olah lagi untuk menyempurnakannya hingga kemudian sampai ke kita. Sabun pada mulanya berbentuk batang. Lalu seiring dengan kemajuan zaman, di buatlah sabun colek, sabun sintetis atau deterjen. Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk ion. 

Page 3: OBSERVASI

Lalu seiring dengan kemajuan zaman, di buatlah sabun colek, sabun sintetis atau deterjen. Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk ion.  Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat. Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam reaksi pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali.

Page 4: OBSERVASI

Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat. Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam reaksi pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain itu, jenis minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan. Dalam sabun terdapat zat aktif yang di sebut surfaktan. Zat aktif ini merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkantegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan.

Page 5: OBSERVASI

Hingga saat ini, kita sering menemui jenis-jenis sabun yang sering kita gunakan di rumah tangga. baik untuk mencuci piring, mandi ataupun bersih-bersih. Berdasarkan kegunaannya sabun di bedakan menjadi 3, yaitu:• Sabun cuci, adalah sabun yang digunakan untuk mencuci. Ada yang berbentuk

batang, cair ataupun detergen• Sabun mandi, adalah sabun yang digunakan untuk mandi. Biasanya berbentu padat

dan cair.• Sabun cukur, adalah sabun yang digunakan saat bercukur. Biasanya memiliki busa

yang banyak dan tahan lama.

Pada laporan ini kami akan menjelaskan mengenai proses pembuatan sabun cuci piring.

Page 6: OBSERVASI

RUMUSAN MASALAH1. Apa bahan – bahan dasar yang dibutuhkan dalam poses produksi?

2. Apa alat- alat yang dibutuhkan dalam proses produksi?

3. Bagaimana proses pembuatan sabun cuci piring?

4. Apakah ada kendala dalam penggunaan bahan dasar pembuatan sabun ?

5. Bagaimana cara menangani hambatan tersebut?

Page 7: OBSERVASI

Tujuan

Tujuan dilakukannya observasi ini adalah :

1. Mengetahui proses pembuatan sabun cuci piring.

2. Dapat mengaplikasikan pembuatan sabun cuci dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengetahui kendala-kendala dalam proses pembuatan sabun.

Page 8: OBSERVASI

Metode

Metode yang dipakai :1. Observasi2. Wawancara

Page 9: OBSERVASI

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Observasi yang dilakukan yaituHari/Tanggal : Senin, 19 Oktober 2015Tempat : Indrasari Bahan Kimia dan FMIPA Unnes

Page 10: OBSERVASI

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu yang pertama melakukan observasi ke Indrasari Bahan Kimia pada hari Senin, 19 Oktober 2015, pukul 15.00 untuk memperoleh informasi mengenai bahan – bahan pembuatan sabun cuci piring. Selanjutnya melakukan wawancara kepada sMbak Ina selaku produsen sabun yang dilakukan pada Selasa, 20 Oktober 2015, pukul 13.00 di FMPA Unnes.

Page 11: OBSERVASI

HASIL WAWANCARA

Page 12: OBSERVASI

APA BAHAN BAHAN DASAR YANG DIBUTUHKAN DALAM PROSES PRODUKSI?

1. Bahan utama adalah air

2. Texapon N70 (Sodium Laurieth Sulfath); berperan sbg anionik surfaktan, sbg bahan dsar sabun

3. Amphitol (Cocamide Propyl Betaine) berperan sebagai penambah busa pada pembuatan sabun

4. NaCl sebagai pengental, karena penggunaan texapon tidak bisa berlebihan dan juga berperan sebagai pembersih kotoran

5. Citrun sebagai pembersih dan juga sebagai pengkilat bahan berupa kaca atau gelas

6. Sodium Tri Polyphosphate (STTP), sebagai spembersih noda noda yang rinngan (kopi teh dll)

7. Parfum sebagai pemberi wangi / aroma agar lebih segar, biasanya jeruk nipis. Namun bisa juga digunakan aroma yang lain

8. Tergitol NP 10, sebagai emulsifier agar parfum dapat homogen dalam proses pembuatan sabunnya

9. Gliserin, agar sabun terasa lebih lembut ketika digunakan pada tangan

10. Pewarna, bisa hijau atau kuning

11. Sodium benzoat sebagai pengawet, agar bisa lebih tahan lama dan anti jamur

Page 13: OBSERVASI

APA SAJA ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM PROSES PRODUKSI?

 1. Baskom/ wadah plastik 2. Takaran3. Timbangan4. Pengaduk (kayu/plastik)5. Kompor

Page 14: OBSERVASI

BAGAIMANA PROSES PEMBUATANNYA?

1. Campurkan citrun dengan STPP sabun, kemudian beri air suling. Campuran kedua bahan akan menimbulkan reaksi berbusa.

2. Setelah busa mulai turun, masukkan texapon, amphitol, dan NaCl. Setelah semua bahan dimasukkan, tambahkan air sulinghingga 5-8 itu kemudian aduk hingga rata. Hasilnya akan menjadi cairan kental bewarna putih. Tunggu hingga cairan menjadi bening, proses perubahan menjadi bening biasanya antara 10-24 jam.

3. Setelah cairan menjadi bening masukkan parfum, NP10, BKC, Gliserin, pewarna, sodium benzoat + air suling hingga semuanya menjadi 10 liter. Kemudian aduk hingga rata.

4. Sabun cuci piring telah jadi.

Page 15: OBSERVASI

APA SAJA KELEMAHAN DALAM PROOSES PRODUKSI INI?

Kelemahannya terletak pada penggunaan bahan texapon, karena texapon jenis SLS ini, merupakan bahan yang cukup keras ketika terkena kulit manusia Jadi apabila dipakai terus menerus dan tangan terlalu sering terpapar maka dapat menyebabkan iritasi pada kulit.

Page 16: OBSERVASI

BAGAIMANA CARA MENAGANI KELEMAHAN TERSEBUT?

Bisa ditangani dengan penggunaan STTP sebagai pengganti texapon jenis SLS ini, dimana STTP ini sebagai pembentuk busa dan pembersih kotoran.Karena STTP tidak terlalu keras untuk kulit manusia dan tidak menyebabkan iritasi jika dibandingkan dengan texapon N70.

Page 17: OBSERVASI

KESIMPULANJadi dalam proses pembuatan sabun cuci piring cair ini digunakan berbagai macam bahan bahan kimia seperti yang telah disebutkan diatas. Dalam proses produksinya pun juga cukup sederhana dan mudah apabila ingin membuat sabun cuci piring cair sendiri. Serta dalam proses produksinya terdapat kendala yaitu penggunaan bahan texapon N70 yang cukup keras, namun kendala tersebut dapat ditutupi dengan mengganti texapon dengan STTP.

Page 18: OBSERVASI

SARANSebaiknya membuat inovasi dengan menggunakann bahan yang lebih ramah lingkungan seperti bahan alami. Karena dengan menggunakan bahan alami, sama halnya dengan mengoptimalkan SDA yang ada. Serta mensosialisasikan proses pembuatan sabun ini kepada masyarakat sekitar, agar masyarakat dapat mencoba untuk membuat sabun cuci piring sendiri.

Page 19: OBSERVASI

DOKUMENTASI

Page 20: OBSERVASI
Page 21: OBSERVASI

PRODUK SABIN CUCI PIRING

Page 22: OBSERVASI

TERIMAKASIH