24
HASIL PENELITIAN IPS PERMASALAHAN SOSIAL ASPEK KEHIDUPAN SITI MARWIYAH AKUNTANSI SMK AL-BASYARIAH Th. 2012 – 2013 Bojong Gede – Bogor 1

angket observasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: angket observasi

HASIL PENELITIAN IPS

PERMASALAHAN SOSIAL

ASPEK KEHIDUPAN

SITI MARWIYAH

AKUNTANSI

SMK AL-BASYARIAH

Th. 2012 – 2013

Bojong Gede – Bogor

1

Page 2: angket observasi

Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha, Esa, Karena atas perkenannya, penyusunan Penelitian sosial aspek kehidupan ini dapat di selesaikan dengan baik. Penelitian ini disusun berdasarkan informasi yang saya dapatkan yang di kembangkan sesuai dengan pembelajaran yang sebagaimana telah di ajarkan kepada saya mengenai macam-macam aspek sosial yang ada pada masyarakat sekitar.

Hasil belajar ini di sajikan dengan bahasa yang sederhana, diharapkan dapat membantu saya untuk mempermudah dalam memahami aspek sosial yang terjadi di lingkungan saya. Disusun mulai dari ringkasan materi dan contoh langsung dari materi tersebut.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun, demi sempurnanya hasil dari penelitian ini di masa mendatang.

1

Page 3: angket observasi

DAFTAR ISICoverKata pengantar ............................................................................................................... 1Daftar isi ......................................................................................................................... 2

Bab I Pendahuluan....................................................................................................... 31.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 31.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 3

A. Ekonomi ............................................................................................................. 3B. Pendidikan .......................................................................................................... 3C. Kesehatan ........................................................................................................... 3

1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 3

Bab II Isi ....................................................................................................................... 4Permasalahan sosial karena faktor ekonomi .................................................................. 4Format Angket Pengetahuan Sosial ............................................................................... 5Angket penelitian sosial ................................................................................................. 6Angket penelitian pendidikan ........................................................................................ 7Angket penelitian kesehatan .......................................................................................... 8

Bab III Penjelasan ........................................................................................................ 93.1 Ekonomi .................................................................................................................. 9

Definisi Ilmu Ekonomi ...................................................................................... 9Metodologi Ekonomi ......................................................................................... 9Masalah Ekonomi Lokal .................................................................................... 10

3.2 Pendidikan ............................................................................................................... 11Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia ................................... 11Solusi dari Permasalahan-permasalahan Pendidikan di Indonesia .................... 13

3.3 Kesehatan ................................................................................................................ 14Rendahnya Kualitas Pelayanan Kesehatan ........................................................ 14Solusi dari Permasalahan Pelayanan Kesehatan ................................................ 15

Bab IV Penutup ............................................................................................................ 16Kesimpulan .................................................................................................................... 16

2

Page 4: angket observasi

Bab IPendahuluan

1.1 Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan bahwa ilmu ekonomi sangat berguna dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Demikian ilmu pengatahuan menempatkan kedudukannya sejajar dengan ilmu lain. Peranan pemerintah dalam perekonomian di bagi menjadi 2, yaitu jangka panjang dan jangka pendek. Dimana pada jangka panjang pemerintah harus menghantarkan masyarakat kepada kemakmuran, kesejahteraan lahir dan batin, serta harus menghadapi masalah jangka panjang seperti masalah pertumbuhan ekonomi. Sedangkan dalam jangka pendek pemerintah di tuntut untuk selalu dapat membantu menciptakan iklim usaha yang kondusif/ mendukung semua pihak. Dan sesungguhnya keberhasilan pemerintah dalam jangka panjang tidak terlepas dari kemampuan menangani masalah-masalah ekonomi jangka pendek ini. Upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan semakin mendapat perhatian yang lebih besar, hal ini mudah di pahami oleh karena apabila pelayanan kesehatan yang bermutu dapat diseleggarakan, bukan saja dapat meningkatkan hasil guna pelayanan kesehatan tetapi sekaligus akan meningkatkan guna pelayanan kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah

A. EKONOMI Definisi dan metologi ekonomi Masalah Ekonomi LokalB.PENDIDIKAN Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia Solusi dari Permasalahan-permasalahan Pendidikan di IndonesiaC. KESEHATAN Rendahnya kualitas pelayanan kesehatan Solusi dari permasalahan pelayanan kesehatan

1.3 Tujuan

Agar bisa mengetahui penjelasan dari bagan yang telah di sajikan tersebut. Agar bisa menambah pengetahuan pembaca. Sesuai dengan masalah di atas, maka tujuan penulisan adalah untuk mengetahui masalah-masalah apa saja yang terjadi pada pendidikan ekonomi di Indoensia yang dillihat dari kualitas pendidikannya semakin hari semakin menurun dan Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas pelayanan kesehatan

3

Page 5: angket observasi

BAB II

ISIMasalah sosial adalah suatu ketidak sesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.

            Pengertian masalah kesejahterahan sosial pada dasarnya tidak berbeda dengan masalah sosial.Ernest Burgess, mengemukakan teori tentang massalah sosial dalam perkembangan sosiologi dapat dikelompokan menjadi lima :1. Masalah sosial sebagai patologi organik individual.2. Masalah sosial sebagai patologi sosial.3. Masalah sosial sebagai disorganisasi personal dan sosial.4. Masalah sosial sebagai koonflik-konflik nilai.5. Masalah sosial sebagai proses.           

Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 jenis faktor, yakni antara lain :1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.

Penjelasanya :       1. Faktor Ekonomi

Faktor ini merupakan faktor terbesar terjadinya masalah sosial. Apalagi setelah terjadinya krisis global PHK mulai terjadi di mana-mana dan bisa memicu tindak kriminal karena orang sudah sulit mencari pekerjaan.

      2. Faktor BudayaKenakalan remaja menjadi masalah sosial yang sampai saat ini sulit dihilangkan karena remaja sekarang suka mencoba hal-hal baru yang berdampak negatif seperti narkoba, padahal remaja adalah aset terbesar suatu bangsa merekalah yang meneruskan perjuangan yang telah dibangun sejak dahulu.

      3. Faktor BiologisPenyakit menular bisa menimbulkan masalah sosial bila penyakit tersebut sudah menyebar disuatu wilayah atau menjadi pandemik.

      4. Faktor Psikologis

4

Page 6: angket observasi

Aliran sesat sudah banyak terjadi di Indonesia dan meresahkan masyarakat walaupun sudah banyak  yang ditangkap dan dibubarkan tapi aliran serupa masih banyak bermunculan di masyarakat sampai saat ini.

FORMAT ANGKET ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Nama :

Tempat Tanggal Lahir :

Alamat :

Agama :

Pendidikan Terakhir :

Status :

Pekerjaan :

Penghasilan :

Jumlah Anak :

Tanda Tangan

( )

5

Page 7: angket observasi

KUESIONER PENDIDIKAN

NO PERTANYAAN JAWAB ALASAN

1.Menurut anda bagaimana tentang fasilitas sekolah di daerah bojonggede?

2.Apakah Pemerintah sudah menjamin akan fasilitas-fasilitas di sekolah?

3.Apa upaya yang harus pemerintah lakukan untuk anak-anak yang tidak dapat menuntut ilmu disekolah ?

4.Apa salah satu yang menjadi penyebab rendahnya kualitas pendidikan ?

5.Menurut anda apakah bantuan dari pemerintah cukup untuk fasilitas sekolah?

6

Page 8: angket observasi

KUESIONER EKONOMI

NO PERTANYAAN JAWAB ALASAN

1. Apa Pekerjaan anda ?

2. Berapa pendapatan anda perbulan ?

3.Menurut anda apakah dengan pendapatan anda perbulan dapat memenuhi kebutuhan anda ?

4.

Apakah upaya yang harus dilakukan pemerintah agar mensejahterakan rakyatnya?

5.Apa saran anda untuk pemerintah dalam pembenahan ekonomi di Indonesia ?

7

Page 9: angket observasi

KUESIONER PENDIDIKAN

NO PERTANYAAN JAWAB ALASAN

1.Apakah menurut anda layanan kesehatan di sekitar daerah anda memadai ?

2.Fasilitas-fasilitas apa yang belum memenuhi untuk kesehatan di lingkungan sekitar ?

3.Seberapa jauh rumah anda dengan pusat kesehatan masyarakat ?

4.

Bagaimana upaya pemerintah untuk melakukan pembenahan tentang fasilitas kesehatan ?

5.Apa saran anda untuk pemerintah tentang layanan kesehatan ?

8

Page 10: angket observasi

BAB IIIPENJELASAN

3.1 EKONOMI

Definisi Ilmu Ekonomi

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan. Kata “ekonomi” sendiri berasal dari kata Yunani (oikos) yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan (nomos), atau “peraturan, aturan, hukum,” dan secara garis besar diartikan sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga.” Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.Teori Ekonomi juga dapat digunakan dalam bidang-bidang selain bidang moneter, misalnya penelitian perilaku kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan, pendidikan, keluarga dan lainnya. Hal ini dimungkinkan karena pada dasarnya adalah ilmu yang mempelajari pilihan manusia. Banyak teori yang dipelajari dalam ilmu ekonomi diantaranya adalah teori pasar bebas, teori lingkaran ekonomi, invisible hand, informatic economy, daya tahan ekonomi, merkantilisme, briton woods, dan sebagainya.

Metodologi Ekonomi

Sering disebut sebagai The queen of social sciences, ilmu ekonomi telah mengembangkan serangkaian metode kuantitatif untuk menganalisis fenomena ekonomi. Jan Tinbergen pada masa setelah Perang Dunia II merupakan salah satu pelopor utama ilmu ekonometri, yang mengkombinasikan matematika, statistik, dan teori ekonomi. Kubu lain dari metode kuantitatif dalam ilmu ekonomi adalah model General equilibrium (keseimbangan umum), yang menggunakan konsep aliran uang dalam masyarakat, dari satu agen ekonomi ke agen yang lain. Dua metode kuantitatif ini kemudian berkembang pesat hingga hampir semua makalah ekonomi sekarang menggunakan salah satu dari keduanya dalam analisisnya. Di lain pihak, metode kualitatif juga sama berkembangnya terutama didorong oleh keterbatasan metode kuantitatif dalam menjelaskan perilaku agen yang berubah-ubah.

9

Page 11: angket observasi

Masalah Ekonomi Lokal

Masalah ekonomi dapat dipelajari dari berbagai sudut pandang yang dianalisis berdasarkan pendekatan letak geografis, menimbulkan konsep ekonomi regional (regional econimics) atau ekonomi lokal yang menyelidiki tata ruang sumber-sumber yang langka serta hubungannya dengan pengaruh terhadap lokasi berbagai macam usaha kegiatan baik ekonomi maupun social. Ilmu ekonomi ini berguna karena dapat memberikan petunjuk mengenai arah kebijakan dan manfaat dalam memecahkan masalah-masalah ekonomi lokal atau dapat dikelompokkan menjadi dua permasalahan yaitu sebagai berikut:

1. Masalah jangka pendek atau masalah stabilisasi

Masalah ini berhubungan dengan bagaimana mengatur perekonomian dari waktu ke waktu (bulan, triwulan, semester, dan tahun). Ada tiga permasalahan yang sering muncul, yaitu:

Inflasi berhubungan dengan masalah kestabilan harga- harga barang dan jasa. Pengangguran atau kesempatan kerja. Ketidakstabilan neraca pembayaran suatu Negara.

2.Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan ekonomi

Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan ekonomi yaitu bagaimana mengendalikan perekonomian supaya terjadi keseimbangan antara pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas produksi, dan tersedianya dana untuk investasi. Masalah jangka panjang juga mengatur untuk dapat menghindari masaJah ekonomi tersebut dalam waktu yang lebih panjang (lima tahun, sepuluh tahun, dua puluh tahun, dan seterusnya). Masalah ekonomi jangka pendek, misalnya inflasi atau kenaikan tingkat harga umum secara terus menerus, sebagai akibat keadaan jumlah uang yang beredar lebih banyak dibandingkan dengan mengatur jumlah barang, dapat diatasi dengan mengatur jumlah uang yang beredar. Mengurangi jumlah uang yang beredar dapat dilakukan dengan menaikkan tingkat suku bunga bank, dengan harapan orang yang meminjam berkurang dan yang menabung meningkat, sehingga jumlah uang yang beredar berkurang. Disamping itu, juga dapat ditempuh dengan cara pemerintah menjual surat- surat berharga, misalnya setifikat Bank Indonesia, kepada masyarakat dengan harapan uang yang beredar di masyarakat dapat di tarik oleh bank. Untuk mengatasi inflasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Kebijakan uang ketat (tight money policy) contoh: Politik diskonto (menaikkan dan menurunkan tingkat bunga), pasar terbuka (kebijakan pemerintah melalui bank sentral untuk menjual surat- surat berharga berupa SBI), meningkatkan kas rasio yaitu perbandingan antara modal dengan dana pinjaman, kredit selektif (kebijaksanaan bank sentral untuk memperketat pemberian kredit).

Kebijakan fiskal yaitu menentukan tarif pajak yang tingi dengan harapan pajak yang ditarik pemerintah banyak, sehingga uang yang beredar sedikit. Dapat pula dengan anggaran surplus yaitu penerimaan pemerintah lebih banyak dibandingkan pengeluarannya

10

Page 12: angket observasi

Kebijaksanaan bidang produksi yaitu dengan cara mempertinggi jumlah produksi, membeli subsidi kepada produse, sehingga produksi lebih produktif untuk menghasilkan jumlah produksi lebih banyak. Pemerintah dapat pula mendorong pengusaha untuk menanamkan modalnya (invenstasi) baru.

Kebijaksanaan perdagangan interaksional yaitu dengan cara menurunkan biaya impor, dengan harapan barang dan jasa yang beredar di masyarakat dalam negeri melimpah.

Kebijaksanaan bidang harga yaitu kebijaksanaan pemerintah dalam menetapkan harga maksimum bagi barang dan jasa.

Ketidakstabilan neraca pembayaran atau difisit surplus neraca pembayaran merupakan masalah ekonomi suatu Negara. Pengertian neraca pembayaran adalah catatan transaksi- transaksi internasional.

Defisit neraca pembayaran tidak berarti buruk dalam jangka pendek sebab, hal ini merupakan kondisi aliran modal ke luar lebih banyak dibandingkan modal yang masuk. Masalah ini dapat diselesaikan dengan meningkatkan penerimaan ekspor yang lebih besar dibandingkan kewajiban membayar impor, akan tetapi dalam jangka panjang merupakan masalah. Begitu pula sebaliknya, apabila neraca pembayaran surplus berkepanjangan tidak baik, neraca pembayaran akan baik apabiia dibeianjakan. Devisa yang terakumulasi hanya akan mendorong tingkat harga umum naik.

3.2 PENDIDIKAN

Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia

Efektifitas pendidikan di Indonesia sangat rendah. Setelah praktisi pendidikan melakukan penelitian dan survey ke lapangan, salah satu penyebabnya adalah tidak adanya tujuan pendidikan yang jelas sebelm kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Hal ini menyebabkan peserta didik dan pendidik tidak tahu “goal” apa yang akan dihasilkan sehingga tidak mempunyai gambaran yang jelas dalam proses pendidikan. Jelas hal ini merupakan masalah terpenting jika kita menginginkan efektifitas pengajaran. Bagaimana mungkin tujuan akan tercapai jika kita tidak tahu apa tujuan kita.

Selama ini, banyak pendapat beranggapan bahwa pendidikan formal dinilai hanya menjadi formalitas saja untuk membentuk sumber daya manusia Indonesia. Tidak perduli bagaimana hasil pembelajaran formal tersebut, yang terpenting adalah telah melaksanakan pendidikan di jenjang yang tinggi dan dapat dianggap hebat oleh masyarakat. Anggapan seperti itu jugalah yang menyebabkan efektifitas pengajaran di Indonesia sangat rendah. Setiap orang mempunyai kelebihan dibidangnya masing-masing dan diharapkan dapat mengambil pendidikaan sesuai bakat dan minatnya bukan hanya untuk dianggap hebat oleh orang lain.

1. Rendahnya Kualitas Sarana Fisik

Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku

11

Page 13: angket observasi

perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.

2. Rendahnya Kualitas Guru

Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat.

3. Rendahnya Kesejahteraan Guru

Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Berdasarkan survei FGII (Federasi Guru Independen Indonesia) pada pertengahan tahun 2005, idealnya seorang guru menerima gaji bulanan serbesar Rp 3 juta rupiah. Sekarang, pendapatan rata-rata guru PNS per bulan sebesar Rp 1,5 juta. guru bantu Rp, 460 ribu, dan guru honorer di sekolah swasta rata-rata Rp 10 ribu per jam. Dengan pendapatan seperti itu, terang saja, banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les pada sore hari, dll.

4. Rendahnya Prestasi Siswa

Dengan keadaan yang demikian itu (rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Sebagai misal pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia internasional sangat rendah. Menurut Trends in Mathematic and Science Study (TIMSS) 2003 (2004), siswa Indonesia hanya berada di ranking ke-35 dari 44 negara dalam hal prestasi matematika dan di ranking ke-37 dari 44 negara dalam hal prestasi sains. Dalam hal ini prestasi siswa kita jauh di bawah siswa Malaysia dan Singapura sebagai negara tetangga yang terdekat.

5. Kurangnya Pemerataan Kesempatan Pendidikan

Kesempatan memperoleh pendidikan masih terbatas pada tingkat Sekolah Dasar. Data Balitbang Departemen Pendidikan Nasional dan Direktorat Jenderal Binbaga Departemen Agama tahun 2000 menunjukan Angka Partisipasi Murni (APM) untuk anak usia SD pada tahun 1999 mencapai 94,4% (28,3 juta siswa). Pencapaian APM ini termasuk kategori tinggi. Angka Partisipasi Murni Pendidikan di SLTP masih rendah yaitu 54, 8% (9,4 juta siswa). Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas. Kegagalan pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan menghambat pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut.

12

Page 14: angket observasi

6. Rendahnya Relevansi Pendidikan Dengan Kebutuhan

Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang menganggur. Data BAPPENAS (1996) yang dikumpulkan sejak tahun 1990 menunjukan angka pengangguran terbuka yang dihadapi oleh lulusan SMU sebesar 25,47%, Diploma/S0 sebesar 27,5% dan PT sebesar 36,6%, sedangkan pada periode yang sama pertumbuhan kesempatan kerja cukup tinggi untuk masing-masing tingkat pendidikan yaitu 13,4%, 14,21%, dan 15,07%. Menurut data Balitbang Depdiknas 1999, setiap tahunnya sekitar 3 juta anak putus sekolah dan tidak memiliki keterampilan hidup sehingga menimbulkan masalah ketenagakerjaan tersendiri. Adanya ketidakserasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini disebabkan kurikulum yang materinya kurang funsional terhadap keterampilan yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia kerja.

7. Mahalnya Biaya Pendidikan

Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Orang miskin tidak boleh sekolah.

Solusi dari Permasalahan-Permasalahan Pendidikan di Indonesia

Untuk mengatasi masalah-masalah di atas, secara garis besar ada dua solusi yang dapat diberikan yaitu:

Pertama, solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan sangat berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalisme (mazhab neoliberalisme), yang berprinsip antara lain meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan.

Maka, solusi untuk masalah-masalah yang ada, khususnya yang menyangkut perihal pembiayaan –seperti rendahnya sarana fisik, kesejahteraan guru, dan mahalnya biaya pendidikan– berarti menuntut juga perubahan sistem ekonomi yang ada. Akan sangat kurang efektif kita menerapkan sistem pendidikan Islam dalam atmosfer sistem ekonomi kapitalis yang kejam. Maka sistem kapitalisme saat ini wajib dihentikan dan diganti dengan sistem ekonomi Islam yang menggariskan bahwa pemerintah-lah yang akan menanggung segala pembiayaan pendidikan negara.

Kedua, solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi siswa.

13

Page 15: angket observasi

Maka, solusi untuk masalah-masalah teknis dikembalikan kepada upaya-upaya praktis untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan. Rendahnya kualitas guru, misalnya, di samping diberi solusi peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi siswa, misalnya, diberi solusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan sebagainya.

3.3 KESEHATAN

Penyebab rendahnya kualitas pelayanan di Rumah sakit

Banyak alasannya kenapa pelayanan di negeri kita (tercinta) bisa jadi terburuk salah satunya :"Menurut dr. Nugroho Wiyadi, MPH, ada pelaku pelayanan primer yang secara  profesi tidak memiliki kompetensi dan kewenangan yang memadai, sehingga penanganan penyakit tidak sesuai standar, dan sering terjadi pemakaian berbagai obat secara tidak tepat yang pada akhirnya mengakibatkan ketidakefektifan biaya, dan juga masalah-masalah lain seperti resistensi obat akibat pemakaian obat antibiotik.

Pemahaman masyarakat yang lemah tentang sistem pelayanan kesehatan primer (puskesmas/Dokter Praktek Umum) dan sekunder (Rumah Sakit), mengakibatkan mereka tidak mengikuti sistem rujukan yang ada. “Masyarakat pada kelas ekonomi lemah cenderung memilih pelayanan kesehatan yang paling dekat dan murah, tidak peduli apakah petugas yang dia mintai pertolongan tersebut memiliki kewenangan dan kompetensi yang memadai. Sedangkan masyarakat pada kelas ekonomi menengah ke atas cenderung langsung memeriksa diri ke dokter spesialis dengan berbagai risiko ketidaktepatan pemilihan jenis dokter spesialis yang dipilihnya,” papar Nugroho."

Pelayanan kesehatan tidak bertentangan dengan kebudayaan, keyakinan, dan kepercayaan masyarakat serta bersifat wajar.

1. Mudah dijangkau

Keterjangkauan yang dimaksud di sini terutama dari sudut biaya, yaitu biaya pelayanan kesehatan diupayakan sesuai dengan kemampuan tingkat social ekonomi masyarakat.

2. Bermutu dan berkualitas

Ditinjau dari tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dari satu pihak dapat memuaskan pemakai jasa pelayanan kesehatan dan dipihak lain tata penyelenggaraannya.

14

Page 16: angket observasi

Pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu memperhatikan berbagai aspek kehidupan dari berbagai pemakai jasa pelayanan kesehatan, yang kemudian antara setiap strata dengan strata lainnya dibagi beberapa strata untuk kemudian antara setiap strata dengan strata lainnya diikat dalam satu mekanisme hubungan kerja sehingga secara keseluruhan membentuk suatu kesatuan yang terpadu.

Solusi dari permasalahan pelayanan kesehatan

Aspek-aspek sosial haruslah dijunjung tinggi  bukan hanya aspek finansial yang mendapatkan porsi perhatian secara lebih. Begitu juga dengan masyarakat harus bersinergi dengan pelayan Untuk memberikan pelayanan berkualitas yang berorentasi pada kebutuhan pelanggan dan citra rumah sakit yang baik dimasyarakat maka pihak rumah sakit perlu melakukan upaya perbaikan yang berkesinambungan dengan langkah-langkah sbb :

1)      Meningkatkan pelayanan kepada pasien dengan  sikap yang ramah dan juga bisa mengerti dan memahami keadaan pasien.

2)      Meningkatkan kedisiplinan dan kometmen dalam bekerja pada seluruh petugas Rumah Sakit agar bisa memberikan pelayanan yang cepat, tepat, akurat, dan dapat melaksanakan tugas, fungsi serta peranannya dengan baik sesuai dengan visi dan misi.

3)      Untuk meningkatkan kualitas teknis, perlu dilaksanakan program pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan standar pelayanan prima sehingga mampu memberikan pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan bagi pasien.

4)      Untuk meningkatkan kualitas fungsional, perlu dilaksanakan pelatihan terutama yang berkaitan dengan hubungan manusia yaitu mengenai sikap dan cara komunikasi yang baik guna memberikan karakter kepribadian pada sumber daya manusia.

5)      Pihak Rumah Sakit diharapkan terus meningkatkan sarana, prasarana dan kesehatan lingkungan Rumah Sakit serta memelihara dan memperbaiki fasilitas yang telah ada, seperti pengadaan alat-alat medis dan penunjang medis, perbaikan fasilitas di ruang rawat inap dan kebersihan lingkungan Rumah Sakit.kesehatan tersebut dengan menghargai dan melakukan respon yang positif terhadap posisi mereka sebagai pelayan masyarakat. Memang solusi ini terkesan teoritis. Akan tetapi perlu disadari bahwa perubahan itu tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba. Perubahan membutuhkan proses yang panjang dan melelahkan. Nampaknya apa yang Aa’ Gym sampaikan mengenai konsep perubahan sangatlah relevan dengan kondisi sekarang.Kiat mengubah bangsa : mulailah dari diri sendiri, mulai dari hal-hal yang paling kecil dan dianggap sepele dan mulailah sekarang juga.

15

Page 17: angket observasi

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Setelah saya melakukan observasi/penelitian dari segi aspek Ekonomi, Pendidikan, dan kesehatan di Lingkungan sekitar ini dari segi Ekonomi cukup baik masyarakat sekitar sudah mampu mengatasi krisis ekonominya dengan berwirausaha untuk mencukupi kehidupannya. Namun ,dari segi kebutuhan ekonomi mereka merasa belum puas dengan adanya kenaikan harga sembako sampai harga yang ada di pasar semuanya telah berubah harga menjadi tidak terjangkau bagi kalangan kebawah. Warga menyarankan agar Pemerintah dapat membantu mengatasi soal harga untuk kebutuhan rumah tangga dan bagi pedagang kecil agar dapat kesejahteraan dari pemerintah. Dari segi Pendidikan warga sudah menjalankan wajib belajar 9thn bahkan sampai sarjana pun sebagian warga sudah banyak yang mampu. Pekejaan mereka bisa di bilang lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka. Namun dari segi pendidikan ini masih saja ada warga yang putus sekolah karena biaya dan sebagainya. Mereka menyarankan agar pemerintah lebih memperhatikan soal biaya untuk pendidikan.Dari segi Kesehatan nampaknya masyarakat jauh lebih baik mengutamakan kesehatan anak dari pada kesadaran akan pentingnya pendidikan. Ini sudah cukup lebih baik bagi masyarakat untuk mendapatkan fasilitas pusat kesehatan yang terdekat dan terjangkau. Tetapi untuk rumah sakit besar fasilitas disana sangat tidak terjangkau untuk kalangan bawah mereka tidak bisa mendapatkan fasilitas yang layak karena soal biaya. Maka mereka meminta agar pemerintah meringan kan biaya rumah sakit untuk para warga yang kurang mampu.

16