Upload
lilik-susanto
View
89
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Guru merupakan sosok yang berpengaruh besar didalam sekolah,
terutama disaat terjadinya peruses pembelajaran diruang kelas, dimana guru
harus bisa menciptakan suasana kelas yang kondusif dan tepat sasaran
didalam proses belajar mengajar. diIndonesia sendiri banyak guru-guru yang
menjadi teladan bagi masyarakat dan murid-muridnya, kami sebagai calon
guru, perlu juga belajar untuk menjadi sosok guru yang dapat dijadikan
teladan bagi masyarakat dan para murid. Untuk menciptakan hal-hal tersebut
dan memperluas pengetahuan sebagai calon guru kami melakukan observasi
pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama.
Observasi pembelajaran SMP merupakan salah satu kegiatan pengamatan
di Sekolah Menengah Pertama (SMP) tentang perilaku guru dan siswa dalam
pembelajaran yang terjadi di kelas. Observasi ini dimaksudkan agar kami
sebagai calon guru dapat mengerti, mengenal, dan menghayati situasi di
lapangan ketika proses pembelajaran berlangsung. Disamping itu observasi ini
dilakukan sebagai bekal para mahasiswa calon guru. Bekal tersebut berupa
pengetahuan dan keterampilan serta sikap salah satu contoh guru yang sedang
melakukan peroses pembelajaran dikelas. Agar kita mempunyai pandangan
kedepan saat menjadi guru. Observasi ini juga sebagai media bagi calon guru
seperti kami untuk dapat melihat proses interaksi yang terjadi antara guru
dengan siswa di kelas, serta memberikan gambaran untuk para mahasiswa
calon guru supaya mengerti bagaimana cara mengajar siswa, berkomunikasi,
dan mengetahuai karakteristik siswa yang berbeda-beda.
Observasi pembelajaran di kelas dilaksanakan pada tanggal 13 April
2013 . Kegiatan observasi tersebut dilakukan sesuai jadwal yang telah
disepakati antara pihak sekolah SMP Negeri 2 Polanharjo dengan kami
sebagai observer.
1
B. TUJUAN KEGIATAN
1. Mempersiapkan mahasiswa sebagai calon pendidik yang memiliki
kemampuan dan bekal dalam pembelajaran di sekolah.
2. Memberi wawasan serta pandangan tentang metode yang dipakai guru
dalam pembelajaran di kelas saat berkomunikasi dan berinteraksi dengan
siswa.
3. Membekali mahasiswa tentang situasi di lapangan.
C. MANFAAT KEGIATAN
1. Memberikan gambaran tentang proses pembelajaran di kelas.
2. Menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman kita sebagai
mahasiswa didalam dunia pendidikan di sekolah.
3. Mendapatkan bekal untuk menjadi calon guru.
4. Untuk mempersiapakan diri sebagai calon pendidik dengan melihat proses
pembelajaran secara langsung di kelas.
2
BAB II
HASIL OBSERVASI
A. PROFIL SEKOLAH DAN KELAS
1. Nama sekolah : SMP NEGERI 2 POLANHARJO
Alamat : Jalan Tegalgondo-Cokro Tulung Km. 3,
Sidowayah Polanharjo, Klaten (0272) 557097
2 NSS : 201031019121
3. Jenjang Akreditasi : A
4. Tahun didirikan : 1980
5. Tahun beroperasi : 1981
6. Kepemilikan tanah :
a. Status Tanah : Pemerintah
b. Luas Tanah : ± 19.460 m2
7. Status bangunan Milik : Pemerintah
8. Luas seluruh bangunan : 1.837 m2
VISI SEKOLAH
Berprestasi dan santun dalam perilaku berdasarkan imtaq
MISI SEKOLAH
1. Mendorong terselenggaranya pembelajaran dan bimbingan secara
efektif, sehingga dapat membantu siswa mengembangkan potensi
secara maksimal
2. Menumbuhkan semangat berprestasi secara intensif kepada seluruh
warga sekolah
3. Menumbuhkembangkan penghayatan terhadap ajaran agama dan
budaya bangsa sebagai sumber motivasi dan kearifan dalam bertindak
4. Menerapkan manajemen partisipasif dengan melibatkan seluruh warga
sekolah, pemerintah, dan masyarakat.
3
Kelas yang kami pilih adalah kelas VIII D, dan Bu Fitri sebagai
pengampu mata pelajaran matematika kelas tersebut, jumlah siswa di kelas 23
siswa yang terdiri dari 14 laki-laki dan 9 perempuan.
B. PROSES PEMBELAJARAN
1. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
a. Kegiatan Awal
Kegiatan belajar-mengajar mata pelajaran matematika di kelas VIII D
diawali dengan berdoa, sesudah itu guru membagi para siswa menjadi empat
kelompok dan menginsturksikan penataan tempat duduk untuk masing-masing
kelompok di kelas, kemudian siswa dibagikan lembar kerja yang akan
didiskusikan dan dikerjakan secara kelompok.
b. Kegiatan Inti
Sebelum siswa mengerjakan lembar kerja yang telah dibagikan, guru
menerangkan apa yang dituliskan di whiteboard tentang sekilas materi yang
sebelumnya dan materi Luas permukaan limas segi empat beraturan.
Berikut adalah materi yang diajarkan :
I. Mengingatkan kembali materi sebelumnya
Pertama guru menuliskan rumus luas permukaan kubus, balok dan
prisma.
Luas permukaan kubus = 6×sisi× sisi
= 6×s2
Luas permukaan balok = 2 p .l+2 p . t+2l . t
Luas permukaan prisma =
(2×luas alas )+(kelilingalas×tinggi prisma )
Setelah itu guru menerangkannya.tujuannya untuk memulai
memasuki materi yang akan dipelajari.
4
AB
C
D
T
O
CD
BA
A B
D
l
p
C
T
T
T
T
II. Menentukan Luas Permukaan Limas segi empat
Setelah selesai mengingatkan materi sebelumnya, kemudian guru meulai membawa siswa untuk memasuki materi yang akan diajarkan pada hari itu, materinya tentang Luas permukaan limas segi empat.
Guru menggambarkan serta menerangkan tentang bentuk limas segi empat, dan jarring-jaring limas
ABCD = AlasAB = BC = CD = AD = Rusuk AlasAT = BT = CT = DT = Rusuk tegakLuas permukaan = Luas alat + jumlah luas sisi bidang tegak
= ( sisi× sisi )+((12×alas×tinggi )×4)
5
AB
C
D
T
O
T
8 cm
T
CBC
O 4 cm
3 cm
O
Luas permukaan = Luas alat + jumlah luas sisi bidang tegak= ( panjang×lebar )+¿
Luas segitiga ABT = Luas segitiga CDTLuas segitiga BCT = Luas segitiga ADTKemudian guru memberikan contoh soal yang diterangkan langsung dan digambarkan serta dituliskan di whiteboard seperti ini;
Panjang AB = 8 cm, panjang OT = 3 cm, tentukan luas permukaannya?Penyelesaian; Luas permukaan limas = (2×luas alas )+(kelilingalas×tinggi prisma )
= ( sisi× sisi )+((12×alas×tinggi )×4)
= (8×8 )+¿Dikarenakan tinggi segitiga belum diketahui maka guru pun
memberikan cara dan penjelasan untuk mendapatkan tinggi segitiga tersebut, yaitu dengan menggunakan teori pitagoras
Dengan cara sebagai berikut;
TC 2 =OC2+¿2
.TC 2=42+32
.TC 2=14+9
.TC 2=25
6
TC = √25=5cm
Setelah tinggi segitiga sudah ditemukan yaitu 5cm, maka pekerjaan tadi tentang mencari luar permukaan limas segi empat beraturana bisa dilanjutkan sampai menemukan hasil jawabannya,Luas permukaan limas = (2×luas alas )+(kelilingalas×tinggi prisma )
= ( sisi× si si )+(( 12×alas× tinggi)×4 )
= (8×8 )+((12×8×5)×4)
= 64+(20×4)= 64+80= 144cm.
Selesai guru menerangkan tentang materi kemudian para siswa diminta untuk mengerjakan lembar kerja yang diberikan pada awal pertemuan tadi, kerjakan secara kelompok. Guru juga tetap mengawasi para siswa, walaupun kegiatan belajar mengajar tidak begitu kondusif dikarenakan para siswa laki-laki suka membuat kegaduhan di kelas.
c. Kegiatan Akhir
Di akhir kegiatan pembelajaran, guru menyuruh siswa untuk menuliskan
hasil kerja mereka diwhiteboard, setelah itu guru membahas hasil kerja mereka
dan membenarkan jawaban yang salah. Materi tentang luas permukaan limas
segi empat beraturan ini termasuk materi yang memerlukan daya ingat, maka
guru memberikan Pekerjaan Rumah dan dikumpulkan pada pertemuan
selanjutnya.
d. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode ceramah, tanya jawab
dan diskusi. Selama pembelajaran guru berusaha membangun interaksi dengan
siswa, dan berusaha supaya siswa aktif, serta paham mengenai materi melalui
diskusi dengan kelompok. Guru berusaha memancing siswa dengan pertanyaan-
pertanyaan, supaya mereka mempunyai gambaran. Guru memberi kesempatan
bagi siswa untuk mengerjakan soal, yang kemudian mereka tulis di whiteboard.
Soal yang mereka kerjakan kemudian dibahas bersama, dan bila ada beberapa
siswa yang belum paham, guru tidak langsung memberikan penjelasan secara
7
mentah-mentah, tetapi guru tersebut berusaha kembali mengarahkan siswa ingat
konsep awal.
e. Media dan Sumber Belajar
Tidak ada media khusus yang digunakan selama pelaksanaan
pembelajaran, hanya dengan whiteboard, penghapus whiteboard, spidol dan
mistar. Karena memang keterbatasan sarana. Sumber belajar yang digunakan
berasal dari Lembar Kerja yang diberikan oleh guru untuk para siswa, dan
sebuah buku paket milik guru itu sendiri.
8
2. KEAKTIFAN SISWA SELAMA PEMBELAJARAN
Selama proses pembelajaran, hanya beberapa siswa terlihat aktif
mengikuti pelajaran ini, cendrung murid perempuan yang aktif, sedangkan yang
laki-laki banyak yang ngobrol sendiri, serta membuat kegaduhan sehingg
suasana di kelas tidak berjalan kondusif. Suasana ini terjadi dari awal hingga
akhir pembelajaran. Pada saat guru menginsteruksikan siswa untuk menuliskan
hasil kerja kelompok, terlihat hanya murid perempuan/siswi yang aktif
mengerjakan di whiteboard, sedangkan siswa-siswa lain sibuk saling bermain
dan menjaili temannya. Melihat kondisi yang terjadi di kelas guru terlihat emosi
dan kehabisan cara untuk membuat kondusif ruangan kelas. Sebenarnya guru
sudah member iming-iming pada para siswa, jika ada yang mau maju dan
menuliskan hasil kerja kelompok akan mendapatkan nilai tambahan, tetapi
faktanya sebagian siswa tidak tergoda dengan iming-iming guru yang cantik
tersebut.
Sebenarnya para siswa itu sangat aktif, tetapi keaktifannya tidak tertuju
pada peroses belajar.
9
3. PERMASALAHAN SELAMA PEMBELAJARAN
Secara keseluruhan pelaksanaan pembelajaran berlangsung tidak
kondusif, sebagian besar siswa terlihat menyepelekan guru dan tidak
memperhatikan peruses penyampaian materi serta pembahasan soal yang
dilakukan oleh guru. Dalam materi luas permukaan limas segi empat beraturan,
terlihat banyak siswa yang belum memahami dan tidak mau belajar secara
serius. Mungkin dikarenakan pelajaran ini dilakukan setelah jam istirahat dan
jam terakhir, sehingga para siswa terlihat tidak antusias dalam mengikuti
peroses pembelajaran, dipikiran mereka hanya ingin secepatnya pulang
dikarenakan kelelahan setelah main sepak bola pada jam istirahat khusus untuk
para murid laki-laki. Sedangkan untuk para murid perempuan terlihat tidak
begitu maksimal mengikuti peruses belajar dikarenakan suasana yang tidak
kondusif karena perilaku para murid laki-laki.
Dari hal ini kami menilai siswa tidak tertarik dengan pelajaran
matematika sehingga mereka berbuat seperti itu, serta setelah melihat peroses
pembelajaran dari awal sampai akhir, kami menyimpulkan sebagaian siswa
tidak memahami materi yang diberikan oleh guru dari awal pembelajaran
sehingga mereka tidak dapat mengerjakan lembar kerja yang diberikan.
10
BAB III
PEMBAHASAN HASIL OBSERVASI
A. TANGGAPAN UMUM PROSES PEMBELAJARAN
Salah satu kegiatan penting disekolah-sekolah yang terjadi adalah belajar.
Belajar merupakan sebuah proses menerima hal-hal baru yang bertujuan untuk
mengembangkan pemikiran, Dari kegiatan observasi yang kami lakukan
kemarin, kami selaku observer menyaksikan secara langsung proses
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, guru sebagai pendidik telah
berusaha membuat siswa mampu menguasai kompetensi dasar. Tetapi siswa
tidak merespek apa yang diberikan oleh guru. Peran seorang guru pun tidak
membuat siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran walau guru sudah berusaha
secara maksimal. Guru juga sudah berusaha mengajak siswa dengan cara
membagi kelompok, mengatur tempat duduk, menerangkan materi dengan
sejelas-jelasnya pada siswa, memberikan siswa lembar kerja.
Guru sudah berusaha memiilih metode, media dan sumber belajar. Sebab
guru merupakan pemberi informasi, serta penuntun siswa, disini guru juga
berusaha untuk tidak terlalu dominan, sering bertanya pada siswa, tetapi tetap
saja siswa tidak begitu antusias dalam mengikuti peroses pembelajaran yang
terjadi di kelas. Dari apa yang kami amati, tampak jelas bahwa guru berusaha
untuk membuat siswa-siswanya paham. Walau penting bagi siswa untuk
memahami, dan mengerti, agar mereka bisa menyelesaikan soal-soal, tetap saja
siswa tidak mengikuti pembelajaran dengan baik. Media juga dapat menunjang
peroses pembelajaran agar siswa mampu menguasai serta memahami materi
yang disampaikan guru. Sebagai contoh alat peraga. Namun karena
keterbatasan media,, tidak digunakan alat peraga dalam proses pembelajaran
ini. Dan buku paketpun sangat menunjang peroses pembelajaran. Hanya saja
disini yang memiliki buku paket hanyalah guru pengajar saja, sedangkan
kebanyakan siswa tidak memiliki buku paket yang harus dipelajari. Menurut
kami, lebih baik bagi para siswa untuk memiliki buku paket, lebih banyak
latihan soal, agar siswa mengetahui bagaimana alur peroses pembelajaran yang
diberikan oleh guru saat itu. Sebab kebanyakan siswa tidak begitu antusias
11
dalam mengikuti peroses pembelajaran,sedangkan penjelasan materi hanya
singkat saja. Karena tidak semua siswa memiliki buku paket, mereka
mengandalkan catatan yang diberikan oleh guru, sebagai sumber belajar
mereka, selain lembar kerja yang diberikan oleh guru.
Guru telah berusaha untuk tidak dominan. Tetapi pada waktu tertentu,
guru terlihat dominan. Hal ini mungkin dikarenakan materi yang banyak, dan
guru dituntut untuk menyelesaikan semua materi yang ada di kurikulum.
Memang baik bagi siswa untuk belajar aktif, tetapi guru juga harus
memperhatikan efektifitas waktu, supaya semua materi bisa diselesaikan
B. HAL-HAL YANG DIPELAJARI SEBAGAI CALON GURU
Lilik Andri Susanto
Pada awalnya saya bingung dengan tujuan observasi dan bagaimana
observasi itu dilakukan karena saya belum pernah melakukan observasi di
sekolah, taidnya saya juga merasa tugas ini sebagai salah satu beban. Tetapi
setelah saya melakukan observasi, saya menjadi paham apa yang dimaksudkan
oleh Bu Ayu melalui tugas ini.
Setelah saya melakukan observasi di SMP Negeri 2 Polanharjo, Klaten,
saya merasa bertambah pengalaman. Selama observasi saya mencoba menjadi
peserta didik. Dan juga pada kesempatan itu saya menjadi observer, yang
mengamati secara langsung proses pembelajaran. Observasi saya lakukan di
kelas VIII D, yang bertujuan untuk mengikuti peroses pembelajaran
matematika yang terjadi disana. Pak Joko Wilarso selaku kepala sekolah disana
mengijinkan saya melakukan observasi di sekolahannya, Pak joko pula yang
mengantarkan saya ke guru bidang studi matematika untuk meminta ijin,
setelah diijinkan oleh bu Fitri selaku guru mata pelajaran yang bersangkutan.
Saya pun bisa melakukan observasi ini. Saat observasi saya melihat situasi
kelas yang terjadi ketika peroses pembelajaran, ternyata penting bagi guru
untuk berusaha mengkondisikan suasana kelas supaya tenang, dan supaya siswa
siap untuk menerima materi. Selain itu dalam menyampaikan materi, guru perlu
untuk menjelaskan materi, melempar pertanyaan, menyuruh siswa mengerjakan
soal, dan kemudian kembali lagi ke materi bila siswa kesulitan. Membuat siswa
aktif di kelas termasuk hal yang sulit dilakukan apalagi jika para siswa tidak
12
begitu antusias dalam mengikuti peroses pembelajaran yang diberikan. Disaat
peroses pembelajaran terjadi terlihat bu Fitri berusaha tidak dominan, dengan
sabar dia menjelaskan materi pelajaran tetapi apa daya guru juga manusia
melihat kondisi dan situasi kelas yang tidak kondusif tersebut bu Fitri terkadang
sesekali marah dan membiarkan siswanya tuk ramai sendiri. Hal ini dilakukan
bu Fitri untuk memancing siswa agar bisa membuat kelas menjadi kondusif
lagi. Melihat sosok Bu Fitri di kelas, saya belum bisa menemukan gambaran
sosok guru dalam diri beliau.Itu terlihat dari situasi di kelas saat itu yang gaduh
dan tidak kondusif untuk proses belajar-mengajar.Entah yang salah guru atau
muridnya namun menurut saya pribadi, guru harus mampu menjaga situasi di
kelas agar tetap tenang dan nyaman agar proses belajar-mengajar menjadi tidak
terhambat
Metode yang dilakukan oleh bu Fitri lumayan bagus dan bisa menjadi
gambaran saya kedepan, bagaimana mengatur tempat duduk untuk siswa agar
para siswa dalam melakukan kerja kelompok bisa saling tatap muka, serta
harusnya siswa juga bisa saling berolah pikiran untuk mengerjakan soal-soal
yang diberikan oleh guru.
Yang saya pelajari dari hal ini, bahwa penting bagi guru untuk melatih
kesabaran jika menghadapi siswa-siswa yang seenaknya sendiri, guru harus
mengajak siswa untuk berantusias mengikuti pelajaran, mampu memberi
kesempatan pada siswa, untuk mengemukakan pendapat mereka, sebab
mengemukakan pendapat sesuatu yang perlu dilatih sejak dini, serta sebagai
seorang guru harus bisa membuat suasana kelas yang kondusif agar peroses
belajar mengajar berlangsung dengan baik, dan siswapun mampu menangkap
materi.
Melalui observasi ini, saya banyak belajar, bagaimana menjadi seorang
pengajar, ternyata tidak cukup hanya dengan menguasai materi yang akan
diajarkan, tetapi juga memerhatikan metode pembelajaran, strategi
pembelajaran, kesabaran, kemampuan untuk mengkondisikan kelas agar
peroses belajar mengajar bisa berlangsung dengan kondusif, kemampuan
mengkondisikan diri dengan situasi di kelas, berinteraksi dengan siswa baik
yang aktif maupun pasif, dan kreatifitas dalam mengajar.
13
Cornelius Kurnia Christie Wibowo
Pada awalnya saya bingung dengan tujuan observasi dan bagaimana
observasi itu dilakukan karena saya belum pernah melakukan observasi di
sekolah. Tetapi setelah saya melakukan observasi, saya menjadi paham apa
yang dimaksudkan oleh Bu Ayu melalui tugas ini.
SMPN 2 Polanharjo memberikan banyak sekali manfaat dan pengalaman
yang dapat membantu saya menjadi sosok seorang guru kelak. Banyak hal yang
bisa saya dapatkan dari sekolah tersebut.Hal pertama yang saya dapatkan
adalah saya menjadi tahu bagaimana situasi belajar mengajar anak SMP di
kelas antara guru dengan siswa. Pada saat observasi, secara tidak langsung saya
juga mengikuti proses pembelajaran yang dipimpin oleh Bu Fitri sebagai guru
pengampu mata pelajaran matematika di sekolah tersebut. Melihat sosok Bu
Fitri di kelas, saya belum bisa menemukan gambaran sosok guru dalam diri
beliau.Itu terlihat dari situasi di kelas saat itu yang gaduh dan tidak kondusif
untuk proses belajar-mengajar.Entah yang salah guru atau muridnya namun
menurut saya pribadi, guru harus mampu menjaga situasi di kelas agar tetap
tenang dan nyaman agar proses belajar-mengajar menjadi tidak terhambat.
Faktor interaksi antara guru dengan siswa juga sangat penting dalam
menunjang situasi kelas yang saling mendukung. Melihat dari antusias siswa
dalam pembelajaran, terlihat kurangnya interaksi antara guru dengan siswa
sehingga terkesan siswa menyepelekan gurunya.
Keterbatasan fasilitas di sekolah tersebut juga menjadi kendala dalam
proses pembelajaran di sekolah tersebut. Hal ini mungkin dapat saya maklumi
karena bisa dikategorikan sekolah ini merupakan sekolah pinggiran dan jauh
dari keramaian pusat kota.Sempat saya berbincang-bincang dengan salah
seorang guru pengampu mapel matematika yang lain mengenai profesinya
sebagai guru di SMPN 2 Polanharjo.Beliau mengeluhkan keterbatasan fasilitas
di sekolah ini. Hal itu mungkin terjadi karena dulu beliau pernah mengajar di
salah satu sekolah favorit yang berada di pusat kota. Dalam pikiran saya
mungkin guru tersebut merasa terbuai atau dienakkan ketika mengajar di
sekolah favorit tersebut.Namun sebagai seorang guru yang baik hendaknya
keterbatasan fasilitas bukan menjadi penghalang dan mengurangi tanggung
jawabnya sebagai pendidik bagi siswanya. Beliau juga mengeluhkan padatnya
14
materi yang akan disampaikan kepada siswa. Dengan terbatasnya waktu yang
diberikan, beliau merasa terbebani dengan padatnya materi yang disesuaikan
dengan kurikulum. Beliau berpendapat seharusnya materi di sekolah tersebut
tidak disamakan dengan materi yang diberikan di sekolah-sekolah favorit yang
ditunjang dengan fasilitas yang baik dan sumber daya manusianya yang unggul.
Dari berbagai hal yang saya dapatkan tadi, banyak sekali pembelajaran
yang dapat saya petik. Sebagai calon guru hendaknya saya mulai berlatih untuk
mengkondisikan kelas agar nyaman untuk belajar, bagaimana membangun
interaksi yang baik dengan siswa, tidak menjadikan terbatasnya fasilitas sebagai
penghambat dalam proses belajar-mengajar, bagaimana menyusun metode
pembelajaran dan rencana pembelajaran yang tepat sasaran tanpa harus
mengurangi materi yang telah ditentukan dalam kurikulum, serta profesional
dalam menjalankan tanggung jawab sebagai guru yang mendidik siswa tanpa
memandang letak geografis dan reputasi sekolah tersebut.
15
C. MASUKAN ATAU IDE PEMBELAJARAN
Setelah melihat proses pembelajaran, mulai dari cara guru menyampaikan
pelajaran, keaktifan siswa, serta beberapa masalah yang terjadi selama proses
pembelajaran, kami sebagai observer mempunyai beberapa masukan yang
menurut kami bisa membantu pembelajaran untuk mengatasi beberapa hal yang
menurut kami menghambat proses pembelajaran, seperti siswa jenuh dengan
materi yang diajarkan, kegiatan belajar mengajar terasa membosankan, dan
kesulitan dari siswa dalam membayangkan suatu permasalahan, salah satu cara
mengatasi hal ini adalah dengan adanya alat peraga. Pada bab luas permukaan
limas segi empat beraturan, kami memberikan masukan agar menyediakan alat
peraga berupa jaring-jaring limas segi empat beraturan sederhana, untuk
menunjang peroses pemahaman para mudrid terhadap materi, serta alat ini
kemungkinan bisa menjadi sarana inovatif yang dapat menarik perhatian siswa
dalam peroses pembelajaran, memberi gambaran pada siswa mengenai materi,
dengan kehidupan sehari-hari, juga diharapkan mampu mengembangkan pola
pikir siswa.
Diusahakan juga untuk guru supaya bisa mengkondisikan para siswa pada
saat istirahat untuk tidak melakukan kegiatan seperti sepak bola yang dapat
membuat lelah sehingga tidak menghambat peroses pembelajaran,
16
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bagi kami kegiatan observasi ke SMP ini berguna untuk membekali kita
sebagai calon guru. Dengan observasi ini kami merasa peroses pembelajaran
yang terjadi di kelas tersebut belum begitu maksimal, dan menurut kami situasi
dikelas tersebut belum menggambarkan peroses belajar mengajar. Kami merasa
peroses yang terjadi diruang kelas tersebut hanya seperti waktu istiratah saja
atau malah hanya main-main saja, kami merasa guru hanya melaksanakan
kewajibannya mengajar tanpa memperdulikan pemahaman siswa terhadap
materi yang disampaikan.
B. SARAN
Dari kegiatan observasi yang kami lakukan, kami mempunyai beberapa
saran bagi para observer yang akan melakukan observasi selanjutnya. Kami
menyarankan supaya para opserver tidak hanya memilih sekolahan-sekolahan
yang favorit atau berada di pusat kota yang mempunyai fasilitas serta siswa-
siswa yang unggul, tetapi lihatlah sekolah-sekolah pinggiran dengan sarana
yang minim dan siswa-siswa yang mempunyai latar belakang serta kemampuan
yang mungkin dikategorikan standar atau biasa-biasa saja, supaya nantinya kita
sebagai guru jika ditugaskan untuk mengajar di sekolah-sekolah pinggiran tidak
kaget dengan situasi dan kondisi yang ada. Serta kami juga menyarankan
supaya observer menyiapkan segala kebutuhan observasi. Setelah memilih
sekolah yang akan di observasi dengan izin dari Kepala Sekolah, observer
hendaknya membuat janji dengan Guru mata pelajaran yang bersangkutan.
Mempersiapkan peralatan dokumentasi yang akan dipakai ketika observasi,
Datang tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang ditentukan itu lebih baik.
Dengan datang lebih cepat, kita akan tahu cara Guru mengkoordinir kelas.
Saat kegiatan observasi, observer disarankan melihat interaksi siswa dan
guru di kelas, mencatat hal-hal yang penting, seperti , sambil ikut memahami
cara penyampaian materi, dan melihat aktivitas siswa selama di kelas. Melihat
hasil pekerjaan siswa, dan meminta hasil kerja siswa, bila diizinkan dari guru,
17
hal itu akan membantu Observer dalam penulisan laporan, selain itu juga dapat
menjadi lampiran, sebagai salah satu bukti observasi. Demikian sedikit saran
dari kami.
18
Lampiran Foto Observasi
19
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang…………………………………………………………1
B. Tujuan kegiatan………………………………………………………..2
C. Manfaat kegiata………………………………………………………..2
BAB II HASIL OBSERVASI
A. PROFIL SEKOLAH DAN KELAS……………………………………3
B. PROSES PEMBELAJARAN
1. Pelaksanaan pembelajaran…………………….……………….......4
2. Keaktifan siswa saat pembelajaran…………….…………………..9
3. Permasalahan selama pembelajaran…………….………………….10
BAB III PEMBAHASAN HASIL OBSERVASI
A. Tanggapan umum peroses pembelajaran………………..……………..11
B. Hal-hal yang dipelajari sebagai calon guru……………….……………12
C. Masukan atau ide pembelajaran…………………………….………….16
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………….…………17
B. Saran…………………………………………………………..………..17
LAMPIRAN
- Foto…………………………………………………………………….19
20
LAPORAN OBSERVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP
Dosen Pengampu:E.Ayunika Permata Sari, M.Sc
Nama :
Lilik Andri Susanto (111414054)
Cornelius Kurnia Christie Wibowo (111414085)
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2013
21