Author
vudieu
View
226
Download
0
Embed Size (px)
1
OBAT SISTEM
REPRODUKSI & GENITALIA
Dr. Agung Biworo, M.Kes.
Obat-obatan pada Kehamilan
• Dipengaruhi oleh:
– Kemampuan obat menembus sawar uri
– Saat paparan
– Jumlah obat
– Penyakit yang diderita
– Kerentanan genetik
2
�Hindari obat selama trimester pertama
ketika janin paling rentan terhadap teratogen.
�Jangan gunakan kombinasi obat.
�Gunakan dosis terendah yang masih
memungkinkan, dalam waktu yang sependek
mungkin.
�Gunakan terapi topikal bila ada.
�Gunakan obat hanya apabila manfaatnya lebih
besar daripada risikonya
Penggunaan Obat pada BumilPenggunaan Obat pada Bumil
Kategori Obat pada Ibu Hamil
(FDA)
• Kategori A
• Kategori B
• Kategori C
• Kategori D
• Kategori X
3
�Bedrest
�Tokolitik
�Antibiotika bila ada infeksi
�Persalinan, bila gagal terapi konservatif
Terapi pada Terapi pada preterm laborpreterm labor
�Guideline:�There are no clear "first-line" tocolytic drugs to manage preterm
labor. Clinical circumstances and physician preferences should
dictate treatment.
�Antibiotics do not appear to prolong gestation and should be
reserved for group B streptococcal prophylaxis in patients in whom
delivery is imminent.
�Neither maintenance treatment with tocolytic drugs nor repeated
acute tocolysis improve perinatal outcome; neither should be
undertaken as a general practice.
�Tocolytic drugs may prolong pregnancy for 2 to 7 days, which
may allow for administration of steroids to improve fetal lung
maturity and the consideration of maternal transport to a
tertiary care facility.
Terapi pada Terapi pada preterm laborpreterm labor
4
TokolitikTokolitik
• Agonis beta-2 adrenergik: terbutalin,
salbutamol
• NSAID: indometasin
• Magnesium sulfat
• Isoxsuprin? � tidak direkomendasikan
• Progesteron? � 17-Hydroxyprogesterone
(17-OH progesterone or 17OHP
Kortikosteroid? � pencegahan RDS
(membran hyaline disease): betametason,
deksametason
αααα-agonis
++++
ββββ-agonis
++++
5
Fosfolipid membran
Asam arakidonat
Rangsang
Gangguan pada membran sel
Hidroperoksid
Leukotrien
Endoperoksid (PGG2/PGH2)
PGE2, PGF2, PGD2, PGI2 Tromboksan A2
Fosfolipase
SiklooksigenaseLipooksigenase
NSAIDs
� Oksitosik
�Induksi abortus karena alasan medis
�Induksi persalinan pada akhir kehamilan
�Cegah perdarahan postpartum
�Oksitosin
�Alkaloid ergot: metilergometrin, metilergonovin
�Prostaglandin: misoprostol, karboprost
�Antiprogestin: mifepristone
Obat-obatan pada Saat Persalinan
6
7
Penggunaan Obat pada Busu
• Efek langsung pada janin, serta efek pada volume ASI
• Dipengaruhi oleh:
– Cara pemberian obat
– Dosis dan frekuensi pemberian obat
– Karakteristik obat
– Frekuensi dan volume ASI
– Usia & tingkat maturitas bayi
Klasifikasi obat pada ibu menyusui (AAP)
No data available (ND)
Compatible (C)
Compatible, but use caution (CC)
Strongly discouraged (SD)
Contraindicated (X)
8
Klasifikasi obat pada ibu menyusui (WHO)
Compatible
Compatible, monitor infant for side effects
Avoid if possible, monitor for side effects
Avoid if possible, may inhibit lactation
Avoid
• Gangguan respirasi
pada bayi
• Suplai ASI menurun
• Gangguan usus bayi
9
• Menurunkan suplai
ASI
• Menunda
perkembangan
motorik
• Peningkatan peristaltik
usus
•Kafein
•Terstimulasi berlebihan
10
• Zat aktif sedikit
• 1%
• Hati-hati toksik
� Nilai kebutuhan obat
� Pilih obat yang terbukti aman bagi bayi
� Pilih terapi lokal
� Hindari kombinasi
� Pilih yang BM tinggi dan tidak menembus sawar
darah-otak
� Jadwalkan pemberian obat pada ibu
� Awasi efek samping obat pada bayi
Penggunaan Obat pada BusuPenggunaan Obat pada Busu
11
� Kontrasepsi oral
�Tipe kombinasi
�Tipe sekuensial
�Mini pill
�Morning after pill
� Kontrasepsi suntik: kombinasi dan progesteron
� Kontrasepsi implant
Kontrasepsi HormonalKontrasepsi Hormonal
12
� GnRH agonis: leuprilid, nafarelin
� Danazol
� NSAID
� Spironolakton
� Bromokriptin
� Antidepresan/antiansietas
Terapi PMS
� GnRH agonis: leuprilid, nafarelin, goserelin
� Progestin: medroksiprogesteron asetat,
noretindron asetat
� Kontrasepsi oral
� Danazol
� Inhibitor aromatase: letrozol
Terapi Endometriosis
13
� Pastikan tidak ada kehamilan
� Kontrasepsi oral kombinasi 4 kali sehari
selama 7 hari
� Progestin untuk DUB anovulatorik
Terapi DUB
14
� Hotflash: klonidin, estrogen (hati-hati kanker
endometrium), estrogen + progesteron (hati-hati
kanker payudara)
�Osteoporosis:
�Konsumsi kalsium
�Bifosfonat (alendronat, risedronat)
�Raloksifen
�Kalsitonin
Terapi pada Menopause
15
Terapi androgen
� Gangguan produksi testosteron
�Insufisiensi testis
�Hipogonadisme
�Keterlambatan pertumbuhan
� Osteoporosis pria
� Kontrasepsi pria
�metiltestosteron, testosteron, fluoksimesteron,
danazol, dan nandrolon
16
17
� Kanker prostat
� Hirsutisme
� Pubertas prekoks
� Alopesia
� Akne
�finasterid, flutamid, siproteron, spironolakton,
simetidin, dan ketokonazol
Terapi antiandrogen
18
Obat-obat PMS
� Infeksi Chlamydia:
�azithromisin dan doksisiklin, eritromisin, sulfonamid
�Herpes simpleks genitalis:
�asiklovir, valasiklovir, atau famsiklovir.
�Gonore:
�sefiksim, seftriakson, spektinomisin, eritromisin, kuinolon
�Sifilis:
�Benzatin Penisilin G dosis tunggal untuk semua stadium.
Terapi alternatif apabila alergi penisilin: doksisiklin, tetrasiklin,
eritromisin.
�Genital warts: podofilin, trikoloroasetat, 5-FU
�Skabies: topikal: krim permetrin, lindane, benzil benzoat, krotamiton,
sulfur. Sedangkan terapi oral adalah ivermektin
Terapi Infertilitas
� Terapi penyebab
� Progestin: medroksiprogesteron asetat, magestrol asetat,
noretindron asetat
� Androgen: derivat 17-etiniltestosteron (Danazol)
� Agonis GnRH: leuprolid, naferelin, goserelin
� Induksi ovulasi dengan klomifen, gonadotropin (Repronex).