55
LAPORAN PROBLEM BASED LEARNING 4 “Nyeri Sendi” TUTOR : dr. Dwi Arini DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 4 1. NURUL FAJRI (G1A008013) 2. ERLI NUR RAMADHAN (G1A008029) 3. .ANNISA AMALIA F. (G1A008050) 4. USBATUN LATIFAH (G1A008078) 5. AGHA CHANDRA SARI (G1A008089) 6. ANGGRAINI K (G1A008104) 7. FADILLA AYUNINGTYAS (G1A008123) 8. LOLA SALSABILA (G1A008135) 9. MADA OKTAV CAKRADWIPA (G1A008030) 10. MEDIO YOGA PRATAMA (G1A008060) 11. REDHO AFRIANDO (G1A008124) BLOK DERMATOMUSCULOSKELETAL FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

“Nyeri Sendi”

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ggg

Citation preview

Page 1: “Nyeri Sendi”

LAPORAN

PROBLEM BASED LEARNING 4

“Nyeri Sendi”

TUTOR : dr. Dwi Arini

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

1. NURUL FAJRI (G1A008013)2. ERLI NUR RAMADHAN (G1A008029)3. .ANNISA AMALIA F. (G1A008050)4. USBATUN LATIFAH (G1A008078)5. AGHA CHANDRA SARI (G1A008089)6. ANGGRAINI K (G1A008104)7. FADILLA AYUNINGTYAS (G1A008123)8. LOLA SALSABILA (G1A008135)9. MADA OKTAV CAKRADWIPA (G1A008030)10. MEDIO YOGA PRATAMA (G1A008060)11. REDHO AFRIANDO (G1A008124)

BLOK DERMATOMUSCULOSKELETAL

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2009

Page 2: “Nyeri Sendi”

PENDAHULUAN

Arthritis atau nyeri sendi adalah penyakit sendi yang sering kita jumpai dalam

kehidupan sehari-hari. Penyakit arthritis seringnya dikeluhkan pasien karena

kualitasnya telah mengganggu aktivitas berupa kesulitan dalam beraktivitas

(seperti berjalan dan menggengnggam) maupun nyeri yang terus-menerus atau

kambuh-kambuhan. Bila tidak jeli dalam membedakannya, terkadang antara satu

jenis penyakit dengan penyakit arthritis lain akan sangat mirip. Oleh karea itu,

agar dapat menegakkan diagnosis yang tepat dan memberikan penatalaksanaan

yang efektif, pemahaman mengenai arthritis perlu dikuasai. Maka pada PBL ke-3

kali ini disajikan sebuah kasus mengenai arthritis agar kami terpacu dalam

mempelajari arthritis secara lebih dalam. Dalam laporan ini akan kami bahas

antara lain mengenai diagnosis-diagnosis yang memungkinkan berkenaan dengan

kasus tersebut. Kemudian dilanjutkan pada hasil diagnosis berdasarkan petunjuk-

petunjuk selanjutnya pada kasus termasuk didalamnya adalah plan of diagnosis

maupun plan of therapy.

Page 3: “Nyeri Sendi”

Kasus : Goyang kaki terus

Informasi :

Ny. U, 63 tahun, datang ke praktek dokter dengan keluhan nyeri sendi. Dia

mengatakan bahwa nyeri telah dirasakan sejak 5 bulan. Nyeri tersebut mengenai

kedua tangan meliputi kedua tangan dan jari-jari. Dia menggambarkan nyerinya

sebagai nyeri yang tumpul dan disertai kekakuan sendi. Nyeri ini dirasakan

semakin parah pada sore hari setelah bekerja dan membaik setelah kurang lebih 1

jam. Dia juga mengatakan bahwa jika serangan nyeri datang, dia minum

Piroxicam dan keluhan berkurang.

Batasan Masalah

Ny. U, 63 tahun

Nyeri sendi di kedua tangan dan jari-jari

Nyeri sendi dirasakan sejak 5 bulan

Nyeri yang tumpul disertai kekakuan sendi

Parah pada sore hari setelah bekerja

Membaik setelah kurang lebih 1 jam

Minum obat Piroxicam jika nyeri

Diagnosis awal:

1. Osteoartritis

2. Remathoid Artritis

3. Artritis Gout

4. Lupus Erimatosus Sistemik

5. Artritis Septik Akut

6. Artritis Psoriatik

Page 4: “Nyeri Sendi”

1. OSTEOARTRITIS

DEFINISI :

Osteoartritis (Artritis Degeneratif, Penyakit Sendi Degeneratif) adalah

suatu penyakit sendi menahun yang ditandai dengan adanya kemunduran

pada tulang rawan (kartilago) sendi dan tulang di dekatnya, yang bisa

menyebabkan nyeri sendi dan kekakuan.

ETIOLOGI :

Dalam keadaan normal, sendi memiliki derajat gesekan yang rendah

sehingga tidak akan mudah aus, kecuali bila digunakan secara sangat

berlebihan atau mengalami cedera.

Osteoartritis kemungkinan berawal ketika suatu kelainan terjadi pada sel-

sel yang membentuk komponen tulang rawan, seperti kolagen (serabut

protein yang kuat pada jaringan ikat) dan proteoglikan (bahan yang

membentuk daya lenting tulang rawan).

Selanjutnya tulang rawan tumbuh terlalu banyak, tetapi pada akhirnya

akan menipis dan membentuk retakan-retakan di permukaan.

Rongga kecil akan terbentuk di dalam sumsum dari tulang yang terletak

dibawah kartilago tersebut, sehingga tulang menjadi rapuh.

Tulang mengalami pertumbuhan berlebihan di pinggiran sendi dan

menyebabkan benjolan (osteofit), yang bisa dilihat dan bisa dirasakan.

Benjolan ini mempengaruhi fungsi sendi yang normal dan menyebabkan

nyeri.

Pada akhirnya, permukaan tulang rawan yang halus dan licin berubah

menjadi kasar dan berlubang-lubang, sehingga sendi tidak lagi dapat

bergerak secara halus.

Semua komponen sendi (tulang, kapsul sendi, jaringan sinovial, tendon

dan tulang rawan) mengalami kegagalan dan terjadi kelainan sendi.

Page 5: “Nyeri Sendi”

JENIS-JENIS OA

1. Primer

Penyebab tak diketahui, akibat proses penuaan alami. Dialami setelah usia

45 tahun, tidak diketahui penyebab secara pasti, menyerang perlahan tapi

pasti, dan dapat mengenai banyak sendi. Biasanya mengenai sendi lutut

dan panggul, bisa juga sendi lain seperti punggung dan jari-jari.

2. Sekunder

Dialami sebelum usia 45 tahun, penyebab trauma (instability) yang

menyebabkan luka pada sendi (misalnya patah tulang atau permukaan

sendi tidak sejajar), akibat sendi yang longgar dan pembedahan pada

sendi. Penyebab lain adalah faktor genetik dan penyakit metabolik.

GEJALA OA

Penyakit ini bisa tanpa gejala (asimptomatik) artinya walaupun menurut

hasil X-ray hampir 70 persen manula lebih 70 tahun dideteksi menderita

penyakit OA, tetapi hanya setengahnya mengeluh, sedangkan selebihnya

normal. Berikut ini tanda tanda serangan OA :

Persendian terasa kaku dan nyeri apabila digerakkan .Pada mulanya

hanya terjadi pagi hari, tetapi apabila dibiarkan akan bertambah buruk

dan menimbulkan rasa sakit setiap melakukan gerakan tertentu ,

terutama pada waktu menopang berat badan, namun bisa membaik bila

diistirahat kan . Pada beberapa penderita , nyeri sendi dapat timbul

setelah istirahat lama,misalnya duduk di kursi atau di jok mobil dalam

perjalanan jauh. Terkadang juga dirasakan setelah bangun tidur di pagi

hari.

Adanya pembengkakan/peradangan pada persendian (Heberden’s dan

Bouchard’s nodes)

Persendian yang sakit berwarna kemerah-merahan.

Page 6: “Nyeri Sendi”

Kelelahan yang menyertai rasa sakit pada persendian

Kesulitan menggunakan persendian

Bunyi pada setiap persendian(crepitus). Gejala ini tidak menimbulkan

rasa nyeri, hanya rasa tidak nyaman pada setiap persendian (umumnya

lutut)

Perubahan bentuk tulang.Ini akibat jaringan tulang rawan yang

semakin rusak, tulang mulai berubah bentuk dan meradang ,

menimbulkan rasa sakit yang amat sangat.

FAKTOR RESIKO:

Usia diatas 50 tahun

Wanita

Kegemukan

Riwayat immobilisasi

Riwayat trauma atau radang di persendian sebelumnya.

Adanya stress pada sendi yang berkepanjangan,misalnya pada

olahragawan.

Adanya kristal pada cairan sendi atau tulang .

Densitas tulang yang tinggi

Neurophaty perifer

faktor lainnya : ras, keturunan dan metabolik.

Page 7: “Nyeri Sendi”

PENCEGAHAN OA:

Dengan mengeleminir faktor predisposisi di atas. Sebagai tips, lakukan

hal-hal berikut untuk menghindari sedini mungkin anda terserang OA atau

membuat OA anda tidak kambuh yaitu dengan;

Menjaga berat badan

Olah raga yang tidak banyak menggunakan persendian

Aktifitas Olah raga sesuai kebutuhan

Menghindari perlukaan pada persendian.

Minum suplemen sendi

Mengkonsumsi makanan sehat

Memilih alas kaki yang tepat dan nyaman

Lakukan relaksasi dengan berbagai tehnik

Hindari gerakan yang meregangkan sendi jari tangan.

Jika ada deformitas pada lutut, misalnya kaki berbentuk O, jangan

dibiarkan. hal tersebut akan menyebabkan tekanan yang tidak merata

pada semua permukaan tulang.

Page 8: “Nyeri Sendi”

DIAGNOSIS OA:

Curigai pada manula dengan gejala OA dan lakukan pemeriksaan Xray

foto pada sendi yang dikeluhkan, khusus untuk lutut pemeriksaan

dilakukan posisi berdiri dan kedua lutut diperiksa untuk pembanding.

Pada foto xray penderita OA kita bisa jumpai adanya osteofit pada pinggir

sendi, penyempitan rongga sendi,peningkatan densitas tulang subkhondral,

kista pada tulang subkhondral, cairan sendi. Pada pemeriksaan

laboratorium penderita OA normal, tapi diperlukan untuk membedakan

dengan penyakit lain.

Pada kasus OA dengan cairan sendi berlebihan diperlukan pemeriksaan

analisis cairan sendi untuk membedakan dengan OA yang terinfeksi,

karena pada OA analisis cairan sendi jernih, kental, sel darah putih <

2000/mL

Page 9: “Nyeri Sendi”

PENGOBATAN OSTEOARTHRITIS

Edukasi pasien

Obat nyeri

Excercise, menghilangkan kekakuan dan lingkup sendi lebih luas.

Suplemen sendi : Glukosamin dan Chondroitin , masing-masing

memiliki fungsi yaitu : Chondroitin sulfat berguna untuk merangang

pertumbuhan tulang rawan dan menghambat perusakan tulang rawan.

Glukosamin adalah pembentukan proteoglycan, bekerja dengan

merangsang pembentukan tulang rawan, serta menghambat perusakan

tulang rawan.

Pemberian injeksi hyaluronic acid

Artroskopi debridement, suatu prosedur tindakan untuk diagnosis dan

terapi pada kelainan sendi dengan menggunakan kamera, dengan alat

ini dokter melakukan pembersihan dan pencucian sendi, selain itu

dokter dapat melihat kelainan pada sendi yang lain dan langsung dapat

memeperbaikinya.

Penggantian sendi (THR), prosedur ini dilakukan pada kasus stadium

lanjut (3dan 4). Setelah operasi pasien dapat berjalan kembali dengan

tanpa rasa nyeri.

Page 10: “Nyeri Sendi”

2. REMATHOID ARTRITIS

DEFINISI :

Artritis Reumatoid (AR) salah satu dari beberapa penyakit rematik adalah

suatu penyakit otoimun sistemik yang menyebabkan peradangan pada

sendi. Penyakit ini ditandai oleh peradangan sinovium yang menetap,

suatu sinovitis proliferatifa kronik non spesifik. Dengan berjalannya

waktu, dapat terjadi erosi tulang, destruksi (kehancuran) rawan sendi dan

kerusakan total sendi. Akhirnya, kondisi ini dapat pula mengenai berbagai

organ tubuh.

GEJALA RA:

Umumnya ditandai dengan adanya beberapa gejala yang berlangsung

selama minimal 6 minggu, yaitu :

Kekakuan pada dan sekitar sendi yang berlangsung sekitar 30-60 menit

di pagi hari

Bengkak pada 3 atau lebih sendi pada saat yang bersamaan

Bengkak dan nyeri umumnya terjadi pada sendi-sendi tangan

Page 11: “Nyeri Sendi”

Bengkak dan nyeri umumnya terjadi dengan pola yang simetris

(nyeri pada sendi yang sama di kedua sisi tubuh) dan umumnya

menyerang sendi pergelangan tangan

Nyeri tekan

Demam

Berat badan Turín

Tangan kemerahan

Pada tahap yang lebih lanjut, RA dapat dikarakterisasi juga dengan adanya

nodul-nodul rheumatoid, konsentrasi rheumatoid factor (RF) yang

abnormal dan perubahan radiografi yang meliputi erosi tulang.

PENANDA RA YANG TERDAHULU:

Rheumatoid Factor (RF) merupakan antibodi yang sering digunakan dalam

diagnosis RA dan sekitar 75% individu yang mengalami RA juga memiliki

nilai RF yang positif. Kelemahan RF antara lain karena nilai RF positif

juga terdapat pada kondisi penyakit autoimun lainnya, infeksi kronik, dan

bahkan terdapat pada 3-5% populasi sehat (terutama individu usia lanjut).

Oleh karena itu, adanya penanda spesifik dan sensitif yang timbul pada

awal penyakit sangat dibutuhkan. Anti-cyclic citrullinated antibody (anti-

CCP antibodi) merupakan penanda baru yang berguna dalam diagnosis

RA. Walaupun memiliki keterbatasan, RF tetap banyak digunakan sebagai

penanda RA dan penggunaan RF bersama-sama anti-CCP antibodi sangat

berguna dalam diagnosis RA.

ANTI-CCP IgG

Anti-CCP IgG merupakan penanda RA yang baru dan banyak digunakan

dalam diagnosis kondisi RA. Beberapa kelebihan Anti-CCP IgG dalam

kondisi RA antara lain : 1. Anti-CCP IgG dapat timbul jauh sebelum

gejala klinik RA muncul. Dengan adanya pengertian bahwa pengobatan

sedini mungkin sangat penting untuk mencegah kerusakan sendi, maka

penggunaan Anti-CCP IgG untuk diagnosis RA sedini mungkin sangat

Page 12: “Nyeri Sendi”

bermanfaat untuk pengobatan sedini mungkin. 2. Anti-CCP IgG sangat

spesifik untuk kondisi RA. Antibodi ini terdeteksi pada 80% individu RA

dan memiliki spesifisitas 98%. Antibodi ini juga bersifat spesifik karena

dapat membedakan kondisi RA dari penyakit artritis lainnya. 3. Anti-CCP

IgG dapat menggambarkan risiko kerusakan sendi lebih lanjut. Individu

dengan nilai anti-CCP IgG positif umumnya diperkirakan akan mengalami

kerusakan radiologis yang lebih buruk bila dibandingkan individu tanpa

anti-CCP IgG.

EPIDEMIOLOGI:

Diperkirakan kasus Rheumatoid Arthritis diderita pada usia di atas 18

tahun dan berkisar 0,1% sampai dengan 0,3% dari jumlah penduduk

Indonesia. Dengan tingkat prevalensi 1 sampai 2 % di seluruh dunia,

prevalensi meningkat sampai hampir 5 % pada wanita di atas usia 50

tahun. Berdasarkan studi, RA lebih banyak terjadi pada wanita

dibandingkan pria dengan rasio kejadian 3 : 1.

PREDILEKSI:

Predileksi simertis di kedua bagian tubuh kiri dan kanan

Menyerang semua sendi, seperti : Sendi-sendi bahu, lutut, dan kaki.

Sebagian besar menyerang sendi-sendi jari (proximal interphalangeal

dan metacarpophalangeal) .

MANIFESTASI KLINIS:

Sinovitis sendi yang kronis, steril, erosif (khususnya PIP, MCP,

pergelangan tangan, lutut, pergelangan kaki, MTP, dan spina

servikalis)

Imobilisasi sendi, spasme dan pemendekan otot, destruksi tulang dan

kartilago, serta deformitas sendi

Page 13: “Nyeri Sendi”

Deviasi ulna : Deformitas leher angsa (swan neck deformity) (fleksi

MCP, hiperekstensi PIP, fleksi DIP)

Deformitas Boutonniere (fleksi PIP, hiperekstensi DIP)

Deformitas cock-up dan subluksasi bagian atas metatarsal

Instabilitas C1-C2; dapat menyebabkan mielopati sehingga harus

dibuat foto servikal sebelum melakukan intubasi elektif.

Nodul subkutaneus, Nodul reumathoid (biasanya pada pasien dengan

RF sepanjang selubung tendon dan didalam bursa, dan bisa juga

terdapat di paru, pleura, perikardium, dan sklera

Malaise, demam, penurunan berat badan

Paru : penyakit paru intersisialis (intersitial lung disease), efusi pleura

(secara karakteristik terjadi penurunan hebat glukosa)

Jantung : perikarditis, efusi perikardium, aortitis

Carpal tunnel syndrome

Fenomena Raynaud, infark lipatan kuku kecil, purpura yang dapat

dipalpasi, vaskulitis leukositoklastik

Amiloidisis sekunder (AA) dengan RA aktif yang berjalan lama

Sindrom Felty: RA aktif, splenomegali, dan neutropenia

FAKTOR RESIKO:

Jenis Kelamin.

Perempuan lebih mudah terkena AR daripada laki-laki. Perbandingannya adalah 2-3:1.

Umur.

Page 14: “Nyeri Sendi”

Artritis reumatoid biasanya timbul antara umur 40 sampai 60 tahun. Namun penyakit ini juga dapat terjadi pada dewasa tua dan anak-anak (artritis reumatoid juvenil)

Riwayat Keluarga.

Apabila anggota keluarga anda ada yang menderita penyakit artritis rematoid maka anda kemungkinan besar akan terkena juga.

Merokok.

Merokok dapat meningkatkan risiko terkena artritis reumatoid.

PATOFISIOLOGI:

Membran syinovial pada pasien remathoid arthritis mengalami

hiperplasia, peningkatan vaskulariasi, dan ilfiltrasi sel-sel pencetus

inflamasi, terutama sel T CD4+. Sel T CD4+ ini sangat berperan dalam

respon imun. Pada penelitian terbaru di bidang genetik, rheumatoid

arthritis sangat berhubungan dengan major-histocompatibility-complex

class II antigen HLA-DRB1*0404 dan DRB1*0401. Fungsi utama dari

molekul HLA class II adalah untuk mempresentasikan antigenic peptide

kepada CD4+ sel T yang menujukkan bahwa rheumatoid arthritis

disebabkan oleh arthritogenic yang belim teridentifikasi. Antigen ini bisa

berupa antigen eksogen, seperti protein virus atau protein antigen endogen.

Baru-baru ini sejumlah antigen endogen telah teridentifikasi, seperti

citrullinated protein dan human cartilage glycoprotein 39.

Antigen mengaktivasi CD4+ sel T yang menstimulasi monosit, makrofag

dan syinovial fibroblas untuk memproduksi interleukin-1, interleukin-6

dan TNF-α untuk mensekresikan matrik metaloproteinase melalui

hubungan antar sel dengan bantuan CD69 dan CD11 melalui pelepasan

mediator-mediator pelarut seperti interferon-γ dan interleukin-17.

Interleukin-1, interlukin-6 dan TNF-α merupakan kunci terjadinya

inflamasi pada remathoid arthritis.

Page 15: “Nyeri Sendi”

Arktifasi CD4+ sel T juga menstimulasi sel B melalui kontak sel secara

langsung dan ikatan dengan α1β2 integrin, CD40 ligan dan CD28 untuk

memproduksi immunoglobulin meliputi remathoid faktor. Sebenarnya

fungsi dari remathoid faktor ini dalam proses patogenesis remathoid

arthritis tidaklah diketahui secara pasti, tapi kemungkinan besar

reumathoid faktor mengaktiflkan berbagai komplemen melalui

pembentukan immun kompleks.aktifasi CD4+ sel T juga mengekspresikan

osteoclastogenesis yang secara keseluruhan ini menyebabkan gangguan

sendi. Aktifasi makrofag, limfosit dan fibroblas juga menstimulasi

angiogenesis sehingga terjadi peninkatan vaskularisasi yang ditemukan

pada synovial penderita remathoid arthritis.

PATAGENESIS:

Pathogenesis Genetik kelainan T supresor tidak dapat merangsang T

Helper glikosilasi Ig G Ig G abnormal di fagosit makrofag (APC)

Penderita RA HLA nya akan sebabkan konstimulator B7 dan B7-2

meningkat terjadi ikatan dengan CD 28 timbul respon imun CD 4 Th 2

Page 16: “Nyeri Sendi”

timbul anti IgG,IgM,IgA,IgE anti IgG (FR) Komplek imun

kemotaksin PMN Fagositosis lisosim kerusakan tulang rawan .

LABORATORIUM & PEMERIKSAAN RADIOLOGI

• (Ab IgM anti-IgG) pada 85% pasien RA, namun juga terlihat pada

3%RF populasi sehat dan karena itu menjadi tidak spesifik; kadarnya

hanya berhubungan secara kurang bermakna dengan aktivitas penyakit

kadar komplemen selama masa penyakit aktif globulin dan ESR

dan CRP;

Anemia karena penyakit kronis

erosi, deformitas dan “dekalsifikasi” tulang Radiografi tangan dan

pergelangan tangan juksta-artikular

TERAPI:

NSAID/glukokortikoid+ terapi fisik

Obat anti-reumatik kerja lambat (slow-acting anti-rheumatic drugs,

SAARD) = obat anti-reumatik yang mampu memodifikasi penyakit

(disease-modifying anti rheumatic drugs, DMARD)

Obat lini pertama : hidroksiklorokuin (plakuenil), sulfasalazin,

metotreksat

Obat lini kedua : penghambat TNF, preparat emas IM, azatioprin,

siklosporin

3. ARTRITIS GOUT

DEFINISI:

Gout atau orang awam bilang “asam urat” adalah suatu kondisi dimana

tubuh tidak dapat mengontrol  asam urat, sehingga kristal asam urat yang

Page 17: “Nyeri Sendi”

berlebihan akan menumpuk di jaringan tubuh. Gout ditandai dengan

peningkatan kadar asam urat dalam tubuh dan menyebabkan inflamasi

(radang) pada persendian (artritis).  Gout kronik (jangka panjang) dapat

menyebabkan penumpukan asam urat didalam dan sekitar persendian,

menurunkan fungsi ginjal dan membentuk batu ginjal.

ETIOLOGI:

Akibat gangguan metabolism purin ( Deposit Kristal Monosodium Urat).

Secara klinis, artritis pirai merupakan penyakit heterogen meliputi

hiperurikemia, serangan artritis akut yang biasanya mono-artikuler.

Terjadi deposisi kristal urat di dalam dan sekitar sendi, parenkim ginjal

dan dapat menimbulkan batu saluran kemih. Kelainan ini dipengaruhi

banyak faktor antara lain gangguan kinetik asam urat misalhya

hiperurikemia. Artritis pirai akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan

terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Tidak semua

orang dengan hiperurikemia adalah penderita artritis pirai atau sedang

menderita artritis pirai. Akan tetapi, risiko terjadi artritis pirai lebih besar

dengan meningkatnya konsentrasi asam urat darah. Serangan artritis akut

berlangsung cepat yang dapat mencapai peak of severity dalam waktu 24

jam.

GEJALA & TANDA

Gejala awal dari artritis gout adalah panas, kemerahan dan pembengkakan

pada  sendi yang tipikal dan tiba-tiba. Persendian yang sering terkena

adalah persendian kecil pada basis dari ibu jari kaki. Beberapa sendi lain

yang dapat terkena ialah pergelangan kaki, lutut, pergelangan tangan, jari

tangan, dan siku. Pada serangan akut penderita gout dapat menimbulkan

gejala demam dan nyeri hebat yang biasanya bertahan berjam-jam sampai

seharian, dengan atau tanpa pengobatan. Seiring berjalannya waktu

serangan artritis gout akan timbul lebih sering dan lebih lama.

Pasien dengan gout meningkatkan kemungkinan terbentuknya batu ginjal.

Page 18: “Nyeri Sendi”

Kristal-kristal asam urat dapat membentuk tophi (benjolan keras tidak

nyeri disekitar sendi) di luar persendian. Tophi sering ditemukan di sekitar

jari tangan, di ujung siku dan sekitar ibu jari kaki, selain itu dapat

ditemukan juga  pada daun telinga, tendon achiles (daerah belakang

pergelangan kaki) dan pita suara (sangat jarang terjadi).

INSIDENSI:

Usia : 30 - 40 tahun

Jenis Kelamin : Prevalensi perempuan lebih banyak dibanding laki-laki. Dengan perbandingan 20:1

Iklim : Dengan suhu tinggi

Herediter : Dominan Autosomal dan hiperurekimia

Perempuan yang menopause.

MANIFESTASI KLINIS:

a.Artritis Gout Tipikal

Gambaran klinik sangat khas dengan sifat-sifat sebagai berikut :

1) Beratnya serangan artritis mempunyai sifat tidak bisa berjalan, tidak

dapat memakai sepatu dan mengganggu tidur. Rasa nyeri

digambarkan sebagai excruciating pain dan mencapai puncak dalam

24 jam. Tanpa pengobatan pada serangan permulaan dapat sembuh

dalam 3-4 hari.

2) Serangan biasanya bersifat monoartikuler dengan tanda inflamasi

yang jelas seperti merah, bengkak, nyeri, terasa panas dan sakit kalau

digerakkan. Predileksi pada metatarsophalangeal pertama (MTP-1).

3) Remisi sempurna antara serangan akut. An athlete was able to win a

race at the Olympic between his acute attack of gout (Hipokrates).

4) Hiperurikemia

Page 19: “Nyeri Sendi”

Biasanya berhubungan dengan serangan artritis gout akut, tetapi

diagnosis artritis tidak harus disertai hiperurikemia. Fluktuasi asam

urat serum dapat mempresipitasi serangan gout.

5) Faktor pencetus

Faktor pencetus adalah trauma sendi, alkohol, obat-obatan dan

tindakan pembedahan. Biasanya faktor-faktor ini sudah

diketahui penderita.

b. Artritis Gout Atipikal

Gambaran klinik yang khas seperti artritis berat, monoartikuler dan remisi

sempurna tidak ditemukan. Tofi yang biasanya timbul beberapa tahun

sesudah serangan pertama ternyata ditemukan bersama dengan serangan

akut. Jenis atipikal ini jarang ditemukan. Dalam menghadapi kasus gout

yang atipikal, diagnosis harus dilakukan secara cermat. Untuk hal ini

diagnosis dapat dipastikan dengan melakukan punksi cairan sendi dan

selanjutnya secara mikroskopis dilihat kristal urat.

Dalam evolusi artritis gout didapatkan 4 fase.

1) Artritis gout akut

Manifestasi serangan akut memberikan gambaran yang khas dan dapat

langsung menegakkan diagnosis. Sendi yang paling sering terkena

adalah sendi MTP-1 (75%). Pada sendi yang terkena jelas terlihat gejaia

inflamasi yang lengkap.

2) Artritis gout interkritikal

Fase ini adalah fase antara dua serangan akut tanpa gejala klinik.

Walaupun tanpa gejala kristal monosodium dapat ditemukan pada

cairan yang diaspirasi dari sendi. Kristal ini dapat ditemukan pada sel

sinovia dan pada vakuola sel sinovia dan pada vakuola sel mononuklear

lekosit.

3) Hiperurikemia asimptomatis

Fase ini tidak identik dengan artritis gout. Pada penderita dengan

keadaan ini sebaiknya diperiksa juga kadar kholesterol darah, karena

Page 20: “Nyeri Sendi”

peninggian asam urat darah hampir selalu disertai peninggian

kholesterol.

4) Artritis gout menahun dengan tofi.

. Tofi adalah penimbunan kristal urat subkutan sendi dan terjadi pada

artritis gout menahun, yang biasanya sudah berlangsung lama kurang

lebih antara 5-10 tahun

PEMERIKSAAN LABORATORIUM:

Didapati kadar asam urat yang tinggi di dalam darah ( > 6 mg % ).

Pemeriksaan kadar asam urat ini akan lebih tepat lagi bila dilakukan

dengan cara enzimatik (penyimpangannya kecil), kadang-kadang

didapati lekositosis ringan. Laju endap darah sedikit meninggi. Kadar

asam urat dalam urin juga sering tinggi ( > 500 mg % /liter per 24 jam

urin)

DIAGNOSIS:

Berikut pernyataan dari The American Rheumatism Association, tentang

kriteria diagnosa untuk penyakit gout adalah:

A. Adanya kristal urat yang khas dalam cairan sendi

B. Thopus (benjolan asam urat ) terbukti mengandung kristal urat berdasarkan pemeriksaan kimiawi dan mikroskopik

C. Meliputi :

1) Lebih dari sekali mengalami serangan arthritis akut

2) Terjadi peradangan secara maksimal dalam satu hari

3) Oligoarthritis (jumlah sendi yang meradang kurang dari empat)

4) Kemerahan di sekitar sendi yang meradang

5) Sendi metatarsophalangeal pertama (ibu jari kaki) terasa sakit atau membengkak

6) Serangan unilateral (satu sisi) pada sendi metatarsophalangeal pertama

Page 21: “Nyeri Sendi”

7) Serangan unilateral pada sendi tarsal (jari kaki)

8) Tophus (deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) di kartilago artikular (tulang rawan sendi) dan kapsula sendi

9) Hiperuricemia (kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dL)

10) Pembengkakan sendi secara asimetris (satu sisi tubuh saja)

11) Serangan arthritis akut berhenti secara menyeluruh.

Diagnosis gout ditetapkan ketika didapatkan kriteria A dan/atau kriteria B dan/atau 6 hal atau lebih dari kriteria C.

TATALAKSANA:

Gout tidak dapat disembuhkan, namun dapat diobati dan dikontrol. Gejala-

gejala dalam 24 jam biasanya akan hilang setelah mulai pengobatan.

Gout secara umum diobati dengan obat anti inflamasi. Yang termasuk

didalamnya adalah:

NSAIDs, seperti ibuprofen atau naproxen, secara umum diberikan

untuk mengobati serangan berat dan mendadak, obat ini bisasanya

menurunkan peradangan dan nyeri dalam beberapa jam.

Kortikosteroid, dapat diberikan pada orang yang tidak dapat

menggunakan NSAIDs. Steroid bekerja menurunkan peradangan.

Steroid dapat di suntik (injeksi) langsung pada sendi yang terkena atau

diminum dalam bentuk pil.

Colchicine sering juga digunakan untuk mengobati peradangan pada

penyakit gout.

Allupurinol dapat menurunkan kadar asam urat dengan cara menekan

produksi asam urat. Obat ini bekerja pada metabolisme asam urat

dengan mencegah perubahan zat purine dalam makanan menjadi asam

urat. Pengobatan ini tidak dianjurkan untuk orang dengan fungsi ginjal

yang kurang, selain itu dapat menimbulkan efek samping seperti

kemerahan dan kerusakan hati.

Page 22: “Nyeri Sendi”

PENCEGAHAN:

Makanan yang mengandung tinggi purin dan tinggi protein sudah lama

diketahui dapat menyebabkan dan meningkatkan risiko terkena gout.

Pembatasan purin

Apabila telah terjadi pembengkakan sendi maka penderita gangguan

asam urat harus melakukan diet bebas purin. Namun karena hampir

semua bahan makanan sumber protein mengandung nukleoprotein

maka hal ini hampir tidak mungkin dilakukan. Maka yang harus

dilakukan adalah membatasi asupan purin menjadi 100-150 mg purin

per hari (diet normal biasanya mengandung 600-1.000 mg purin per

hari). Makan-makanan yang mengandung purin antara lain;

o Jeroan (jantung, hati, lidah ginjal, usus)

o Sarden

o Kerang

o Ikan herring

o Kacang-kacangan

o Bayam

o Udang

o Daun melinjo

Kalori sesuai kebutuhan

Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh

berdasarkan pada tinggi dan berat badan. Penderita gangguan asam

urat yang kelebihan berat badan, berat badannya harus diturunkan

dengan tetap memperhatikan jumlah konsumsi kalori. Asupan kalori

yang terlalu sedikit juga bisa meningkatkan kadar asam urat karena

Page 23: “Nyeri Sendi”

adanya badan keton yang akan mengurangi pengeluaran asam urat

melalui urin

Tinggi karbohidrat

Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi sangat baik

dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan

meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin. Konsumsi

karbohidrat kompleks ini sebaiknya tidak kurang dari 100 gram per

hari. Karbohidrat sederhana jenis fruktosa seperti gula, permen, arum

manis, gulali, dan sirop sebaiknya dihindari karena fruktosa akan

meningkatkan kadar asam urat dalam darah.

Rendah protein

Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan kadar

asam urat dalam darah. Sumber makanan yang mengandung protein

hewani dalam jumlah yang tinggi, misalnya hati, ginjal, otak, paru dan

limpa. Asupan protein yang dianjurkan bagi penderita gangguan asam

urat adalah sebesar 50-70 gram/hari atau 0,8-1 gram/kg berat

badan/hari. Sumber protein yang disarankan adalah protein nabati yang

berasal dari susu, keju dan telur.

Rendah lemak

Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Makanan

yang digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega sebaiknya

dihindari. Konsumsi lemak sebaiknya sebanyak 15 persen dari total

kalori.

Tinggi cairan

Page 24: “Nyeri Sendi”

Konsumsi cairan yang tinggi dapat membantu membuang asam urat

melalui urin. Karena itu, Anda disarankan untuk menghabiskan minum

minimal sebanyak 2,5 liter atau 10 gelas sehari. Air minum ini bisa

berupa air putih masak, teh, atau kopi. Selain dari minuman, cairan

bisa diperoleh melalui buah-buahan segar yang mengandung banyak

air. Buah-buahan yang disarankan adalah semangka, melon, blewah,

nanas, belimbing manis, dan jambu air. Selain buah-buahan tersebut,

buah-buahan yang lain juga boleh dikonsumsi karena buah-buahan

sangat sedikit mengandung purin. Buah-buahan yang sebaiknya

dihindari adalah alpukat dan durian, karena keduanya mempunyai

kandungan lemak yang tinggi.

Tanpa alkohol

Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat mereka yang

mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak

mengonsumsi alkohol. Hal ini adalah karena alkohol akan

meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini akan menghambat

pengeluaran asam urat dari tubuh.

4. LUPUS ERIMATOSUS SISTEMIK

DEFINISI:

Lupus Eritematosus didefinisikan sebagai gangguan autoimun, dimana

sistem tubuh menyerang jaringannya sendiri.

Lupus eritematosus merupakan penyakit sistemik autoimun kronis.

Lupus erithematosus adalah suatu kondisi inflamasi yang berhubungan

dengan sistem imunologis yang menyebabkan kerusakan multi organ.

ETIOLOGI:

Etiologi lupus eritematosus, seperti halnya penyakit autoimun lain, adalah

tidak diketahui. Terdapat dua teori mengenai etiologi lupus, yaitu teori

yang pertama menyebutkan bahwa pada perkembangan penyakit mulai

dari gambaran awal sampai timbul kerusakan didasari oleh produksi

Page 25: “Nyeri Sendi”

sirkulasi autoantibodi menjadi suatu nukleoprotein, yaitu antinuclear

antibodies (ANA). Proses awal tidak diketahui tetapi

kemungkinan terjadi mutasi gen yang berhubungan dengan sel yang

mengalami apoptosis yang melibatkan limfosit, kemudian limfosit

bereaksi menyerang selnya sendiri. Teori lainnya menyatakan autoantibodi

lupus eritematosus merupakan lanjutan dari reaksi silang antigen eksogen

seperti retrovirus RNA. Faktor-faktor seperti paparan sinar matahari,

infeksi dan obat-obatan dapat menjadi pencetus terjadinya reaksi lupus

eritematosus sistemik. Apapun etiologinya, selalu terdapat predisposisi

genetik yang menunjukkan hubungannya dengan antigen spesifik HLA

(Human Leucocyte Antigen) / MHC (Major Histocompatybility Complex).

Defek utama pada lupus eritematosus sistemik adalah disfungsi limfosit B,

begitu juga supresor limfosit T yang berkurang, sehingga memudahkan

terjadinya peningkatan autoantibodi.

GEJALA:

Jumlah dan jenis antibodi pada lupus, lebih besar dibandingkan dengan

pada penyakit lain, dan antibodi ini (bersama dengan faktor lainnya yang

tidak diketahui) menentukan gejala mana yang akan berkembang. Karena

itu, gejala dan beratnya penyakit, bervariasi pada setiap penderita.

Perjalanan penyakit ini bervariasi, mulai dari penyakit yang ringan sampai

penyakit yang berat.

Gejala pada setiap penderita berlainan, serta ditandai oleh masa bebas

gejala (remisi) dan masa kekambuhan (eksaserbasi).

Pada awal penyakit, lupus hanya menyerang satu organ, tetapi di

kemudian hari akan melibatkan organ lainnya.

Otot dan kerangka tubuh

Hampir semua penderita lupus mengalami nyeri persendian dan

kebanyakan menderita artritis. Persendian yang sering terkena

adalah persendian pada jari tangan, tangan, pergelangan tangan dan lutut.

Page 26: “Nyeri Sendi”

Kematian jaringan pada tulang panggul dan bahu sering merupakan

penyebab dari nyeri di daerah tersebut.

Kulit

Pada 50% penderita ditemukan ruam kupu-kupu pada tulang pipi dan

pangkal hidung. Ruam ini biasanya akan semakin memburuk jika terkena

sinar matahari.

Ruam yang lebih tersebar bisa timbul di bagian tubuh lain yang terpapar

oleh sinar matahari.

Ginjal

Sebagian besar penderita menunjukkan adanya penimbunan protein di

dalam sel-sel ginjal, tetapi hanya 50% yang menderita nefritis lupus

(peradangan ginjal yang menetap).

Pada akhirnya bisa terjadi gagal ginjal sehingga penderita perlu menjalani

dialisa atau pencangkokkan ginjal.

Sistem saraf

Kelainan saraf ditemukan pada 25% penderita lupus. Yang paling sering

ditemukan adalah disfungsi mental yang sifatnya ringan, tetapi kelainan

bisa terjadi pada bagian manapun dari otak, korda spinalis maupun sistem

saraf.

Kejang, psikosa, sindroma otak organik dan sakit kepala merupakan

beberapa kelainan sistem saraf yang bisa terjadi.

Darah

Kelainan darah bisa ditemukan pada 85% penderita lupus.

Bisa terbentuk bekuan darah di dalam vena maupun arteri, yang bisa

menyebabkan stroke dan emboli paru.

Jumlah trombosit berkurang dan tubuh membentuk antibodi yang melawan

faktor pembekuan darah, yang bisa menyebabkan perdarahan yang berarti.

Seringkali terjadi anemia akibat penyakit menahun.

Jantung

Peradangan berbagai bagian jantung bisa terjadi, seperti perikarditis,

endokarditis maupun miokarditis.

Nyeri dada dan aritmia bisa terjadi sebagai akibat dari keadaan tersebut.

Page 27: “Nyeri Sendi”

Paru-paru

Pada lupus bisa terjadi pleuritis (peradangan selaput paru) dan efusi

pleura (penimbunan cairan antara paru dan pembungkusnya).

Akibat dari keadaan tersebut sering timbul nyeri dada dan sesak nafas.

DIAGNOSA:

Diagnosis lupus ditegakkan berdasarkan ditemukannya 4 dari 11 gejala

lupus yang khas, yaitu:

1. Ruam kupu-kupu pada wajah (pipi dan pangkal hidung)

2. Ruam pada kulit

3. Luka pada mulut (biasanya tidak menimbulkan nyeri)

4. Cairan di sekitar paru-paru, jantung, dan organ lainnya

5. Artritis (artritis non-erosif yang melibatkan 2 atau beberapa sendi

perifer, dimana tulang di sekitar persendian tidak mengalami

kerusakan)

6. Kelainan fungsi ginjal

- kadar protein dalam air kemih >0,5 mg/hari atau +++

- adanya elemen abnormal dalam air kemih yang berasal dari sel darah

merah/putih maupuan sel tubulus ginjal

7. Fotosensitivitas (peka terhadap sinar matahari, menyebabkan

pembentukan atau semakin memburuknya ruam kulit)

8. Kelainan fungsi saraf atau otak (kejang atau psikosa)

9. Hasil pemeriksaan darah positif untuk antibodi antinuklear

10. Kelainan imunologis (hasil positif pada tes anti-DNA rantai ganda, tes

anti-Sm, tes antibodi antifosfolipid; hasil positif palsu untuk tes sifilis)

11. Kelainan darah

- Anemia hemolitik atau

Page 28: “Nyeri Sendi”

- Leukopenia (jumlah leukosit <4000 sel/mm) atau

- Limfopenia (jumlah limfosit < 1500 sel/mm) atau

- Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ mm)

PEMERIKSAAN:

1. Pemeriksaan darah

Pemeriksaan darah bisa menunjukkan adanya antibodi antinuklear,

yang terdapat pada hampir semua penderita lupus. Tetapi antibodi ini

juga juga bisa ditemukan pada penyakit lain. Karena itu jika

menemukan antibodi antinuklear, harus dilakukan juga pemeriksaan

untuk antibodi terhadap DNA rantai ganda. Kadar yang tinggi dari

kedua antibodi ini hampir spesifik untuk lupus, tapi tidak semua

penderita lupus memiliki antibodi ini.

Pemeriksaan darah untuk mengukur kadar komplemen (protein yang

berperan dalam sistem kekebalan) dan untuk menemukan antibodi

lainnya, mungkin perlu dilakukan untuk memperkirakan aktivitas dan

lamanya penyakit.

2. Ruam kulit atau lesi yang khas

3. Rontgen dada menunjukkan pleuritis atau perikarditis

4. Pemeriksaan dada dengan bantuan stetoskop menunjukkan adanya

gesekan pleura atau jantung

5. Analisa air kemih menunjukkan adanya darah atau protein

6. Hitung jenis darah menunjukkan adanya penurunan beberapa jenis sel

darah

7. Biopsi ginjal

8. Pemeriksaan saraf

TERAPI:

Page 29: “Nyeri Sendi”

Antimalaria (hidroksiklorokuin, klorokuin, dan quinakrin)

Kortikosteroid

NSAID

5. ARTRITIS SEPTIK AKUT

DEFINISI:

Infeksi bakteri piogenik (penghasil nanah) akut pada sendi yang jika tidak

segera ditangani dapat berlanjut menjadi kerusakan pada sendi

EPIDEMIOLOGI:

Sering terjadi bersamaan dengan osteomielitis hematogenous

Merupakan penyakit yang sering timbul pada anak-anak, terutama bayi

baru lahir yang menderita defisiensi imun

Pada anak-anak, lokasi yang paling sering terjadi adalah pada sendi

pinggul dan bahu

Pada orang dewasa, dapat terjadi di sendi manapun

PENYEBAB:

Bakteri yang paling sering menyebabkan terjadinya penyakit ini adalah

Staphylococcus aureus

Bakteri lain yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit ini adalah

golongan Streptokokus, Pneumokokus, dan Salmonella.

Faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya penyakit ini adalah

HIV, AIDS, dan penggunaan terapi adenokortikosteroid jangka

panjang secara intravena

GEJALA KLINIS:

Gejala klinis yang tampak pada bayi berbeda dengan pada anak-anak dan dewasa, yaitu :Bayi

Page 30: “Nyeri Sendi”

Dapat ditemukan kekakuan pada sendi yang terkena

Nyeri pada pergerakan sendi

Dapat terjadi demam, namun gejala ini bukan patokan utama

Dapat terjadi dislokasi patologik pada sendi pada minggu kedua.

Anak-anak dan dewasa

Anak-anak dan orang dewasa dapat memberitahu lokasi terjadinya

sakit dan nyeri yang timbul saat pergerakkan

Karena sendi sakit, maka tubuh secara otomatis berusaha untuk

melindunginya dengan mengontraksikan otot-otot disekitar sendi

Kekakuan sendi jelas terlihat

Adanya demam

Subluksasi lebih sering terjadi daripada dislokasi

Gambar. Arthritis septik

PEMERIKSAAN TAMBAHAN:

Pemeriksaan darah rutin dapat menunjukkan adanya peningkatan sel darah

putih dan laju endap darah Jika terdapat kecurigaan kearah artritis septik

akut, maka perlu dilakukan segera aspirasi dengan jarum pada sendi yang

terkena sebagai langkah diagnostik dan juga untuk mengetahui bakteri apa

yang menginfeksi supaya penanganannya tepat. Penemuan sel darah putih

Page 31: “Nyeri Sendi”

yang lebih dari 100.000/ml pada aspirasi jarum merupakan tanda kuat

terjadinya artritis septik akut Pemeriksaan foto roentgen dan juga

ultrasonografi pada minggu pertama dapat menunjukkan terjadinya

pembengkakan

TATA LAKSANA

Konservatif

Pemberian antibiotik dapat dilakukan sebelum operasi dilakukan.

Operasi

Tujuan utama dilakukannya operasi adalah untuk membersihkan nanah

yang ada pada sendi sehingga tidak terjadi kerusakan yang lenjut pada

sendi. Operasi dapat dilakukan secara tertutup (arthroskopi lavage) atau

dengan pembedahan terbuka. Jika penyakit ini sudah lanjut, maka dapat

dilakukan arthrodesis, yaitu penyatuan sendi, untuk menghilangkan nyeri,

meningkatkan stabilitas, dan mengoreksi kelainan bentuk yang ada.

Namun cara ini akan mengakibatkan hilangnya pergerakan sendi.

Rehabilitasi

Pada model percobaan, dengan menggunakan tehnik Continuous Passive

Motion (CPM), ternyata dapat mencegah tulang rawan sendi dari

kerusakan.

 

Page 32: “Nyeri Sendi”

   Sebelum                      Sesudah

KOMPLIKASI:

Dini

Kematian

Kerusakan sendi

Dislokasi patologik dari sendi

Kematian tulang

Lanjut

Penyakit degeneratif pada sendi

Dislokasi permanent

Fibrous ankylosis

Bony ankylosis

6. ARTRITIS PSORIATIK

DEFINISI:

Artritis Proriatik (Psoriatic arthritis) adalah suatu peradangan sendi

(artritis) yang terjadi pada orang-orang yang menderita psoriasis pada

kulit atau kuku. Penyakit ini mirip dengan artritis rematoid, tetapi tidak

menghasilkan antibodi spesifik seperti halnya artritis rematoid.

PENYEBAB:

Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik.

Biasanya penderita psoriasis memiliki kemungkinan yang lebih besar

untuk menderita artritis.

Page 33: “Nyeri Sendi”

Psoriasis merupakan suatu kelainan kulit menahun yang sering ditemukan,

yang menyebabkan timbulnya bercak-bercak merah di kulit. Sekitar 1

diantara 20 penderita psoriasis akan menderita artritis. Pada sekitar 75%

kasus, artritis didahului oleh psoriasis.

Penyakit ini bisa timbul dalam berbagai bentuk. Artritis biasanya bersifat

ringan dan hanya melibatkan sebagian kecil persendian. Pada beberapa

penderita, penyakit ini bersifat berat dan biasanya menyerang jari-jari

tangan dan tulang belakang. Jika melibatkan tulang belakang, maka

gejalanya akan lebih banyak menyerupai ankilosing spondilitis.

GEJALA:

Kelainan kuku atau lesi kulit karena psoriasis (kulit menjadi bersisik-

sisik kemerahan dan terjadi penebalan, bisa disertai kuku yang

berlubang)

Pembengkakan dan nyeri persendian (artritis), biasanya pada

persendian jari tangan dan jari kaki, tetapi bisa juga pada persendian

lainnya

Nyeri pergelangan tangan, nyeri lutut, nyeri pinggul, nyeri sikut, nyeri

pergelangan kaki

Nyeri dan pembengkakan pada tempat persambungan tendo dengan

tulang mungkin melibatkan tendo Achilles.

DIAGNOSA:

Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya lesi kulit disertai pembengkakan

dan nyeri tekan pada persendian. Bisa dilakukan pemeriksaan rontgen

persendian.

PENGOBATAN:

Obat anti peradangan non-steroid atau salisilat diberikan untuk

mengurangi nyeri dan peradangan sendi. Beberapa obat yang efektif untuk

mengobati artritis rematoid juga digunakan untuk mengobati penyakit ini.

Page 34: “Nyeri Sendi”

Diantaranya adalah senyawa emas, methotrexate, cyclosporin dan

sulfasalazine. Kadang steroid disuntikkan langsung ke persendian yang

terkena. Obat lainnya adalah etretinat, yang biasanya efektif pada kasus

yang berat tetapi memiliki efek samping yang serius, karena bisa

menyebabkan kelainan bawaan sehingga tidak boleh diberikan kepada

wanita hamil. Etretinat menetap di dalam tubuh dalam jangka waktu yang

lama, karena itu wanita sebaiknya tidak hamil selama pengobatan atau

minimal 1 tahun setelah pemakaian obat dihentikan. Kombinasi

metotreksat per-oral dengan pengobatan sinar ultraviolet (PUVA), bisa

mengurangi gejala kulit dan peradangan pada tulang kecuali tulang

belakang. Jarang perlu dilakukan pembedahan untuk memperbaiki atau

mengganti persendian yang terkena.

Untuk meningkatkan mobilitas persendian, dilakukan latihan khusus untuk

persendian yang terkena. Atau bisa juga digunakan terapi panas dan dingin

maupun hidroterapi.

Prognosis untuk artritis psoriatik biasanya lebih baik dibandingkan dengan

artritis rematoid, karena sendi yang terkena lebih sedikit dan penyakitnya

seringkali bersifat ringan. Tetapi, persendian bisa mengalami kerusakan

yang hebat.

Informasi 2:

Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu badan 37,1 derajat celcius, Tekanan darah 120/80 mmHg, Frekuensi nadi 84x/menit, Frekuensi napas 16x/menit. Pemeriksaan fisik pada umumnya dalam batas normal. Pemeriksaan sendi:

Inspeksi:

- terdapat pembengkakan pada MCP digiti I dan DIP digiti II manus dextra- terdapat pembengkakan pada area carpometacarpal manus sinistra

Palpasi:

- pembengkakan terasa nyeri saat ditekan- pembengkakan tidak terasa panas

Page 35: “Nyeri Sendi”

- terdapat keterbatasan ROM pada sendi MCP digiti I dan DIP digiti II manus dextra

Terdapat krepitasi dan rasa nyeri saat digerakkan

Informasi 3:

Hb 10,5 g/dL ; HcT 31 % ; RF 14 IU/mL (normal <10 IU/mL) ; ANA 80 titer (normal < 80 titer) ; anti –DsDNA 10 titer (normal <10 titer);

Hasil X-Ray tangan: celah sendi CMC I sinistra, MCP I dan DIP II dextra menyempit, terdapat sklerosis pada tulang yang terlibat, terdapat osteofit pada CMC I sinistra.

KESIMPULAN

Dari hasil diskusi PBL 3 didapatkan bahwa pasien kemungkinan mengalami

arthritis rheumatoid dan osteoarthritis. Hal tersebut didasarkan pada hasil

pemeriksaan lab dan radiologis dimana pada hasil pemeriksaan lab menunjukkan

hasil yang positif pada ANA dan Ds-DNA, hal tersebut jelas merupakan tanda

dari Rheumatoid Arthritis dan dari pemeriksaan radiology didapatkan tanda-tanda

Osteoarthritis berupa penyempitan sendi dan adanya osteofit yang menguatkan

bahwa pasien juga mengalami osteoarthritis. Penatalaksanaan pasien berdasarkan

hal tersebut juga harus komprehensif baik dalam penatalaksanaan osteoarthritis

maupun Rheumatoid Arthritis yaitu berupa analgesic, OAINS, DMARD,

antibiotic sistemik maupun penyuntikan kortikosteroid pada cairan sendi.

Page 36: “Nyeri Sendi”

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth. J. 2000. Buku Saku patofisiologi. Jakarta: EGC

Dr Muki Partono, Sp.OT. 2005 Osteoartritis. Jakarta

Ilmu Penyakit Dalam. FK UI

Ilmu Penyakit Dalam. FK UNPAD

Price, A. Sylvia. 2005. Patofisiologi. Jakarta: EGC

http//www.akademik.unsri.ac.id

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/05OsteoartritisArtritis104.pdf/05OsteoartritisArtritis104.html

Page 37: “Nyeri Sendi”

LAMPIRAN GAMBAR

Gambar Artritis Septic

Page 38: “Nyeri Sendi”

Gambar Artritis Gout

Page 39: “Nyeri Sendi”

Gambar Psoriatik Arthritis

Gambar Psoriatik Artritis di tumit kaki