24
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Luka Post Operasi 1. Pengertian Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan (Smeltzer, 2002). International Association for The Study of Pain atau IASP mendefinisikan nyeri sebagai “suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian di mana terjadi kerusakan” (Potter & Perry, 2006). 2. Proses fisiologik nyeri Price dan Wilson (2006) menjelaskan bahwa proses fisiologik nyeri terjadi antara stimulus cedera jaringan dan pengalaman subyektif nyeri. Terdapat empat proses tersendiri: transduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi. Transduksi nyeri adalah proses rangsangan yang mengganggu sehingga menimbulkan aktivitas listrik di reseptor nyeri. Transmisi nyeri melibatkan proses penyaluran impuls nyeri dari tempat transduksi melewati saraf perifer sampai ke terminal di medula spinalis dan jaringan neuron-neuron pemancar yang naik dari medula spinalis ke otak. Modulasi nyeri melibatkan aktivitas saraf melalui jalur-jalur saraf desendens dari otak yang dapat mempengaruhi transmisi nyeri setinggi medula spinalis. Modulasi juga melibatkan faktor-faktor kimiawi yang menimbulkan atau meningkatkan aktivitas di reseptor nyeri aferen primer. Akhirnya, persepsi nyeri adalah pengalaman subyektif nyeri yang bagaimanapun juga dihasilkan oleh aktivitas transmisi oleh saraf.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Luka Post Operasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-purwantini... · Nyeri akibat suatu cedera akut pada sendi memiliki lokalisasi

  • Upload
    leque

  • View
    223

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Luka Post Operasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-purwantini... · Nyeri akibat suatu cedera akut pada sendi memiliki lokalisasi

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Nyeri Luka Post Operasi

1. Pengertian

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak

menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.

Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan

kesehatan (Smeltzer, 2002). International Association for The Study of

Pain atau IASP mendefinisikan nyeri sebagai “suatu sensori subyektif dan

pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan

kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam

kejadian-kejadian di mana terjadi kerusakan” (Potter & Perry, 2006).

2. Proses fisiologik nyeri

Price dan Wilson (2006) menjelaskan bahwa proses fisiologik nyeri terjadi

antara stimulus cedera jaringan dan pengalaman subyektif nyeri. Terdapat

empat proses tersendiri: transduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi.

Transduksi nyeri adalah proses rangsangan yang mengganggu sehingga

menimbulkan aktivitas listrik di reseptor nyeri. Transmisi nyeri melibatkan

proses penyaluran impuls nyeri dari tempat transduksi melewati saraf

perifer sampai ke terminal di medula spinalis dan jaringan neuron-neuron

pemancar yang naik dari medula spinalis ke otak. Modulasi nyeri

melibatkan aktivitas saraf melalui jalur-jalur saraf desendens dari otak

yang dapat mempengaruhi transmisi nyeri setinggi medula spinalis.

Modulasi juga melibatkan faktor-faktor kimiawi yang menimbulkan atau

meningkatkan aktivitas di reseptor nyeri aferen primer. Akhirnya, persepsi

nyeri adalah pengalaman subyektif nyeri yang bagaimanapun juga

dihasilkan oleh aktivitas transmisi oleh saraf.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Luka Post Operasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-purwantini... · Nyeri akibat suatu cedera akut pada sendi memiliki lokalisasi

8

Adapun proses terjadinya nyeri menurut Hartanti (2005) adalah sebagai

berikut: ketika bagian tubuh terluka oleh tekanan, potongan, sayatan,

dingin, atau kekurangan O2 pada sel, maka bagian tubuh yang terluka akan

mengeluarkan berbagai macam substansi yang normalnya ada di

intraseluler. Ketika substansi intraseluler dilepaskan ke ruang ekstraseluler

maka akan mengiritasi nosiseptor. Syaraf ini akan terangsang dan bergerak

sepanjang serabut syaraf atau neorotransmisi yang akan menghasilkan

substansi yang disebut dengan neorotransmiter seperti prostaglandin dan

epineprin, yang membawa pesan nyeri dari medula spinalis ditransmisikan

ke otak dan dipersepsikan sebagai nyeri.

3. Transmisi Nyeri

Tamsuri (2007) menyatakan bahwa terdapat berbagai teori yang berusaha

menggambarkan bagaimana nosiseptor dapat menghasilkan rangsang

nyeri. Sampai saat ini dikenal berbagai teori yang mencoba menjelaskan

bagaimana nyeri dapat timbul, namun teori gerbang kendali nyeri

dianggap paling relevan.

a. Teori Spesivisitas (specivicity Theory)

Teori ini digambarkan oleh Descartes pada abad ke-17. Teori ini

didasarkan pada kepercayaan bahwa terdapat organ tubuh yang secara

khusus mentransmisi rasa nyeri. Saraf ini diyakini dapat menerima

rangsangan nyeri dan mentransmisikannya melalui ujung dorsal dan

substansia gelatinosa ke talamus, yang akhirnya akan dihantarkan pada

daerah yang lebih tinggi sehingga timbul respons nyeri. Teori ini tidak

menjelaskan bagaimana faktor-faktor multidimensional dapat

memengaruhi nyeri.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Luka Post Operasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-purwantini... · Nyeri akibat suatu cedera akut pada sendi memiliki lokalisasi

9

b. Teori Pola (Pattern Theory)

Teori ini menerangkan bahwa ada dua serabut nyeri, yaitu serabut

yang mampu menghantarkan rangsang dengan cepat; dan serabut yang

mampu menghantarkan dengan lambat. Kedua serabut saraf tersebut

bersinapsis pada mendula spinalis dan meneruskan informasi ke otak

mengenai jumlah, intensitas, dan tipe input sensori nyeri yang

menafsirkan karakter dan kuantitas input sensori nyeri.

c. Teori Gerbang Kendali Nyeri (Gate Control Theory)

Pada tahun 1959, Melzack & Wall menjelaskan teori gerbang kendali

nyeri, yang menyatakan terdapat semacam “pintu gerbang” yang dapat

memfasilitasi atau memperlambat transmisi sinyal nyeri.

4. Jenis-jenis nyeri

Price dan Wilson (2006) mengklasifikasikan nyeri berdasarkan lokasi atau

sumbernya, antara lain:

a. Nyeri somatik superfisial (kulit)

Nyeri kulit berasal dari struktur-struktur superfisial kulit dan jaringan

subkutis. Stimulus yang efektif untuk menimbulkan nyeri di kulit dapat

berupa rangsang mekanis, suhu, kimiawi, atau listrik. Apabila kulit

hanya yang terlibat, nyeri sering dirasakan sebagai menyengat, tajam,

meringis, atau seperti tebakar, tetapi apabila pembuluh darah ikut

berperan menimbulkan nyeri, sifat nyeri menjadi berdenyut.

b. Nyeri somatik dalam

Nyeri somatik dalam mengacu kepada nyeri yang berasal dari otot,

tendon, ligamentum, tulang, sendi, dan arteri. Struktur-sturktur ini

memiliki lebih sedikit reseptor nyeri sehingga lokalisasi nyeri sering

tidak jelas. Nyeri dirasakan lebih difus daripada nyeri kulit dan

cenderung menyebar ke daerah di sekitarnya. Nyeri dari berbagai

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Luka Post Operasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-purwantini... · Nyeri akibat suatu cedera akut pada sendi memiliki lokalisasi

10

struktur dalam berbeda. Nyeri akibat suatu cedera akut pada sendi

memiliki lokalisasi yang jelas dan biasanya dirasakan sebagai rasa

tertusuk, terbakar, atau berdenyut. Pada peradangan kronik sendi

(artritis), yang dirasakan adalah nyeri pegal-tumpul yang disertai

seperti tertusuk apabila sendi bergerak.

c. Nyeri visera

Nyeri visera mengacu kepada nyeri yang berasal dari organ-organ

tubuh. Reseptor nyeri visera lebih jarang dibandingkan dengan

reseptor nyeri somatik dan terletak di dinding otot polos organ - organ

berongga (lambung, kandung empedu, saluran empedu, ureter,

kandung kemih) dan di kapsul organ-organ padat (hati, pankreas,

ginjal). Mekanisme utama yang menimbulkan nyeri visera adalah

peregangan atau distensi abnormal dinding atau kapsul organ, iskemia,

dan peradangan.

d. Nyeri alih

Nyeri alih didefinisikan sebagai nyeri yang berasal dari salah satu

daerah di tubuh tetapi dirasakan terletak di daerah lain. Nyeri visera

sering dialihkan ke dermatom (daerah kulit) yang dipersarafi oleh

segmen medula spinalis yang sama dengan viksus yang nyeri tersebut.

Apabila dialihkan ke permukaan tubuh, maka nyeri visera umumnya

terbatas di segmen dermatom tempat organ visera tersebut berasal dari

masa mudigah, tidak harus di tempat organ tersebut berada pada masa

dewasa.

e. Nyeri neuropati

Sistem saraf secara normal menyalurkan rangsangan yang merugikan

dari sistem saraf tepi (SST) ke sistem saraf pusat (SSP) yang

menimbulkan perasaaan nyeri. Dengan demikian, lesi di sistem saraf

tepi (SST) atau sistem saraf pusat (SSP) dapat menyebabkan gangguan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Luka Post Operasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-purwantini... · Nyeri akibat suatu cedera akut pada sendi memiliki lokalisasi

11

atau hilangnya sensasi nyeri. Nyeri neuropatik sering memiliki kualitas

seperti terbakar, perih atau seperti tersengat listrik. Pasien dengan

nyeri neuropatik menderita akibat instabilitas sistem saraf otonom

(SSO). Dengan demikian nyeri sering bertambah parah oleh stres

emosi atau fisik (dingin, kelelahan) dan mereda oleh relaksasi.

Adapun klasifikasi nyeri berdasarkan lokasi menurut Potter dan Perry

(2006) adalah:

a. Nyeri Superfisial atau kutaneus

Nyeri yang diakibatkan dari stimulasi kulit. Nyeri ini berlangsung

sebentar dan terlokalisai. Nyeri biasanya terasa sebagai sensasi yang

tajam. Contoh penyebab dari nyeri ini adalah jarum suntik, luka potong

kecil atau laserasi.

b. Nyeri viseral dalam

Nyeri yang diakibatkan oleh stimulasi organ-organ internal. Nyeri

bersifat difus dan dapat menyebar ke beberapa arah. Durasi bervariasi

tetapi biasanya berlangsung lebih lama dari pada nyeri superfisial.

Nyeri dapat terasa tajam, tumpul, atau unik tergantung organ yang

terlibat. Contoh penyebab dari nyeri viseral dalam adalah sensasi pukul

(crushing) misalnya angina pektoris dan sensasi terbakar misalnya

ulkus lambung.

c. Nyeri alih (referrend)

Nyeri alih merupakan fenomena umum dalam nyeri viseral karena

banyak organ tidak memiliki reseptor nyeri. Jalan masuk neuron

sensori dari organ yang terkena ke dalam segman medulla spinalis

sebagai neuron dari tempat asal nyeri dirasakan. Persepsi nyeri pada

daerah yang tidak terkena. Nyeri terasa di bagian tubuh yang terpisah

dari sumber nyeri dan dapat terasa dengan berbagai karakteristik.

Contoh penyebab dari nyeri alih adalah nyeri akibat infark miokard

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Luka Post Operasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-purwantini... · Nyeri akibat suatu cedera akut pada sendi memiliki lokalisasi

12

yang menyebabkan nyeri alih ke rahang, lengan kiri, dan bahu kiri.

Batu empedu yang mengalihkan rasa nyeri ke selangkangan.

d. Radiasi

Sensasi nyeri meluas dari tempat awal cedera ke bagian tubuh yang

lain. Nyeri terasa seakan menyebar ke bagian tubuh bawah atau

sepanjang bagian tubuh. Nyeri dapat menjadi intermiten atau konstan.

Contoh nyeri punggung bagian bawah akibat diskus intravertebral

yang ruptur disertai nyeri yang meradiasi sepanjang tungkai dari iritasi

saraf skiatik.

Adapun penggolongan nyeri berdasarkan durasinya menurut Price dan

Wilson (2006) adalah:

a. Nyeri akut

Nyeri akut adalah nyeri yang mereda setelah intervensi atau

penyembuhan. Awitan nyeri akut biasanya mendadak dan berkaitan

dengan masalah spesifik yang memicu individu untuk segera bertindak

menghilangkan nyeri. Nyeri berlangsung singkat (kurang dari 6 bulan)

dan menghilang apabila faktor internal atau eksternal yang merangsang

reseptor nyeri dihilangkan.

b. Nyeri kronik

Nyeri kronik adalah nyeri yang berlanjut walaupun pasien diberi

pengobatan atau pasien tampak sembuh dan nyeri tidak memiliki

makna bilogik. Nyeri kronik dapat berlangsung terus menerus, akibat

penyebab keganasan dan non keganasan, atau intermiten, seperti pada

nyeri kepala migren rekuren. Nyeri dapat menetap selama 6 bulan atau

lebih.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Luka Post Operasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-purwantini... · Nyeri akibat suatu cedera akut pada sendi memiliki lokalisasi

13

5. Faktor – faktor yang mempengaruhi nyeri

a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Nyeri

Tamsuri (2007) menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi persepsi tentang nyeri pada seorang individu meliputi:

1) Usia

2) Jenis kelamin

3) Budaya

4) Pengetahuan tentang nyeri dan penyebabnya

5) Makna nyeri

6) Perhatian klien

7) Tingkat kecemasan

8) Tingkat stres

9) Tingkat energi

10) Pengalaman sebelumnya

11) Pola koping

12) Dukungan keluarga dan sosial

b. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Toleransi Nyeri

Tamsuri (2007) menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi persepsi toleransi nyeri pada seorang individu meliputi

1) Faktor-faktor yang meningkatkan toleransi terhadap nyeri adalah

sebagai berikut:

a) Alkohol

b) Obat-obatan

c) Hipnosis

d) Panas

e) Gesekan/garukan

f) Pengalihan perhatian

g) Kepercayaan yang kuat

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Luka Post Operasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-purwantini... · Nyeri akibat suatu cedera akut pada sendi memiliki lokalisasi

14

2) Faktor-faktor yang menurunkan toleransi terhadap nyeri antara

lain:

a) Kelelahan

b) Marah

c) Kebosanan, depresi

d) Kecemasan

e) Nyeri kronis

f) Sakit/penderitaan

6. Penilaian klinis nyeri

a. Pengkajian nyeri

Smeltzer dan Bare (2002) menyatakan bahwa pengkajian nyeri

adalah:

1) Deskripsi verbal tentang nyeri

Individu merupakan penilai terbaik dari nyeri yang dialaminya dan

karenanya harus diminta menggambarkan dan membuat tingkatnya.

Informasi yang diperlukan harus menggambarkan nyeri individual

dalam beberapa cara sebagai berikut :

a) Intensitas nyeri

Individu dapat diminta untuk membuat tingkatan nyeri pada

skala verbal (misalnya : tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri hebat,

atau sangat hebat. Atau 0 sampai 10, 0 = tidak ada nyeri, 10 =

nyeri sangat hebat).

b) Karakteristik nyeri

Termasuk letak nyeri (untuk area dimana nyeri pada berbagai

organ), durasi (menit, jam, hari, bulan dan sebagainya), irama

(misalnya: terus menerus, hilang timbul, periode bertambah

dan berkurangnya intensitas atau keberadaan dari nyeri) dan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Luka Post Operasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-purwantini... · Nyeri akibat suatu cedera akut pada sendi memiliki lokalisasi

15

kualitas (misalnya: nyeri seperti ditusuk, terbakar, sakit, nyeri

seperti digencet).

c) Faktor-faktor yang meredakan nyeri

Misalnya: gerakan, kurang bergerak, pengerahan tenaga,

istirahat, obat-obat bebas, dan sebagainya) dan apa yang

dipercaya pasien dapat membantu mengatasi nyerinya

d) Efek nyeri terhadap aktivitas kehidupan sehari-hari (misalnya:

tidur, nafsu makan, konsentrasi, interaksi dengan orang lain,

gerakan fisik, bekerja dan aktivitas-aktivitas santai)

e) Kekhawatiran individu tentang nyeri

Meliputi berbagai masalah yang luas, seperti beban ekonomi,

prognosis, pengaruh terhadap peran dan perubahan citra diri.

2) Skala nyeri

Potter & Perry (2006) menyatakan terdapat beberapa skala

untuk melakukan pengkajian keparahan nyeri yaitu

a) Skala deskriptif

Skala deskriptif merupakan alat pengukuran tingkat

keparahan nyeri yang lebih obyektif. Skala pendeskripsian

verbal yang disebut verbal descriptor scale (VDS) yaitu sebuah

garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang

tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis.

Pendeskripsi ini dirangking dari “tidak terasa nyeri” sampai

nyeri yang tidak tertahnkan. Perawat menunjukkan klien skla

tersebut dan meminta klien untuk memilih intensitas nyeri

terbaru yang dirasakan pasien. Perawat juga menanyakan

seberapa jauh nyeri terasa paling menyakitkan dan seberapa

jauh nyeri terasa paling tidak menyakitkan. Alat VDS ini

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Luka Post Operasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-purwantini... · Nyeri akibat suatu cedera akut pada sendi memiliki lokalisasi

16

memungkinkan klien memilih sebuah kategori untuk

mendeskripsi nyeri. Skala ini didigambarkan sebagai berikut :

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak nyeri Nyeri

ringan Nyeri

sedang Nyeri berat Nyeri yang tidak

tertahankan

Bagan 2.1 Alat Pengukur Nyeri VDS

b) Skala penilaian numerik

Skala penilaian numerik (numerical rating scales)

digunakan untuk mendeskripsikan nyeri. Klien menilai nyeri

dengan menggunakan skala 0-10. skala paling efektif digunakan

untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi

terapeutik. Apabila digunakan skala untuk menilai nyeri maka

direkomendasikan patokan 10 cm, yang digambarkan sebagai

berikut :

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak nyeri

Sangat nyeri

Bagan 2.2 Alat Pengukur Nyeri Numerik

Keterangan: Skala 0 = tidak nyeri Skala 7 – 9 = nyeri berat Skala 1 – 3 = nyeri ringan Skala 10 = nyeri tak tertahankan Skala 1 – 3 = nyeri sedang

Penelitian ini menggunakan skala numerik untuk

mengukur keparahan nyeri pasien karena merupakan skala

numerik merupakan skala yang paling efektif.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Luka Post Operasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-purwantini... · Nyeri akibat suatu cedera akut pada sendi memiliki lokalisasi

17

c) Skala Analog Visual

Skala analog visual atau disebut Visual Analog Scale

(VAS) tidak melabel subdivisi. VAS merupakan satu garis

lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus-menerus dan

memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Skala

ini memberi klien kebebasan penuh untuk mengidentifikasi

keparahan nyeri. VAS dapat merupakan pengukur keparahan

nyeri yang lebih sensitif karena klien dapat mengidentifikasi

setiap titik pada rangkaian dari pada dipaksa memilih satu kata

atau satu angka. Skala VAS dapat digambarkan sebagai berikut.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak nyeri Nyeri yang tidak

tertahankan

Bagan 2.3 Alat Pengukur Nyeri Analog Visual (VAS)

B. Manajemen Nyeri

Terdapat 2 metode umum untuk terapi nyeri yaitu: metode farmakologi

dan metode non farmakologi. Price dan Wilson (2006) menyatakan bahwa

metode non farmakologik untuk mengendalikan nyeri dapat dibagi menjadi 2

kelompok: terapi dan modalitas fisik serta strategi kognitif-perilaku.

1. Terapi dan modalitas fisik

Terapi fisik untuk meredakan nyeri mencakup beragam bentuk stimulasi

kulit (pijat atau masase, stimulasi saraf dengan listrik transkutis,

akupungtur, akupresur, aplikasi panas atau dingin).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Luka Post Operasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-purwantini... · Nyeri akibat suatu cedera akut pada sendi memiliki lokalisasi

18

a. Pijat atau masase

Salah satu strategi stimulasi kulit tertua dan paling sering digunakan

adalah pemijatan atau penggosokan. Pijat dapat dilakukan dengan

jumlah tekanan dan stimulasi yang bervariasi terhadap berbagai titik-

titik pemicu miofasial di seluruh tubuh. Untuk mengurangi gesekan

digunakan minyak atau losion. Pijat akan melemaskan ketegangan otot

dan meningkatkan sirkulasi lokal. Pijat punggung memiliki efek

relaksasi yang kuat dan apabila dilakukan oleh individu yang penuh

perhatian, menghasilkan efek emosional yang positif.

b. Stimulus saraf dengan listrik melalui kulit

Terdiri dari suatu alat yang digerakkan oleh baterai yang mengirim

impuls listrik lemah melalui elektroda yang diletakkan di tubuh.

Elektroda umumnya diletakkan di atas atau dekat dengan bagian yang

nyeri. Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) digunakan

untuk penatalaksanaan nyeri akut dan kronik (nyeri pascaoperasi, nyeri

punggung bawah, phantom limb pain, neuralgia perifer, dan artritis

rematoid).

c. Akupuntur

Akupuntur adalah teknik kuno dari cina berupa insersi jarum halus ke

dalam berbagai “titik akupungtur (pemicu)” diseluruh tubuh untuk

meredakan nyeri. Akupuntur digunakan secara luas di Cina dan pernah

digunakan untuk melakukan bedah mayor tanpa pemakaian anestesik.

Pemakaian 1akupuntur memerlukan pelatihan khusus dan mulai

populer di Barat. Efektivitas metode ini mungkin dapat dijelaskan

dengan teori kontrol gerbang dan teori bahwa akupuntur merangsang

pelepasan opoid endogen (Price dan Wilson, 2005).

d. Akupresure

Metode noninvasif lain untuk merangsang titik-titik pemicu adalah

pemberian tekanan dengan ibu jari, suatu teknik yang disebut dengan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Luka Post Operasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-purwantini... · Nyeri akibat suatu cedera akut pada sendi memiliki lokalisasi

19

akupresure). Akupresure memungkinkan alur energi yang terkongesti

untuk meningkatkan kondisi yang lebih sehat. Perawat ahli terapi

mempelajari alur energi atau meridian tubuh dan memberi tekanan

pada titik-titik tertentu di sepanjang alur. Misalnya, apabila klien

mengalami nyeri kepala, tekanan pada titik-titik hoku akan

menghilangkan rasa tidak nyaman. Ketika titik tekanan disentuh, maka

perawat merasa sensasi ringan atau denyutan di bawah jari-jari. Mula-

mula nadi di beberapa titik akan terasa berbeda, tetapi karena terus

menerus dipegang, nadi tersebut kemudian menjadi seimbang. Setelah

titik-titik menjadi seimbang, perawat menggerakkan jari-jari dengan

lembut. Sesi akupresure yang lengkap membutuhkan waktu kurang

lebih satu jam.

e. Range-of- motion ( ROM ) exercise ( Pasif, dibantu, atau aktif )

Range-of-motion (ROM) dapat digunakan untuk melemaskan otot,

memperbaiki sirkulasi, dan mencegah nyeri yang berkaitan dengan

kekakuan dan imobilitas.

f. Aplikasi panas

Aplikasi panas adalah tindakan sederhana yang telah lama diketahui

sebagai metode yang efektif untuk mengurangi nyeri atau kejang otot.

Panas dapat disalurkan melalui konduksi (botol air panas, bantalan

pemanas listrik, lampu, kompres basah panas), konveksi (whirpool,

sitz bath, berendam air panas) atau konversi (ultrasonografi, diatermi).

Nyeri akibat memar, spasme otot, dan artritis berespons baik terhadap

panas. Karena melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan aliran

darah lokal, panas jangan digunakan cedera traumatik saat masih ada

edema dan peradangan. Karena meningkatkan aliran darah, panas

mungkin meredakan nyeri dengan menyingkirkan produk-produk

inflamasi, seperti bradikinin, histamin, dan prostaglandin yang

menimbulkan nyeri lokal.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Luka Post Operasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-purwantini... · Nyeri akibat suatu cedera akut pada sendi memiliki lokalisasi

20

g. Aplikasi dingin

Aplikasi dingin lebih efektif untuk nyeri akut (misalnya, trauma akibat

luka bakar, tersayat, terkilir). Dingin dapat disalurkan dalam bentuk

berendam atau kompres air dingin, kantung es, aquamatic K pads dan

pijat es. Aplikasi dingin mengurangi aliran darah ke suatu bagian dan

mengurangi perdarahan serta edema. Terapi dingin menimbulkan efek

analgetik dengan memperlambat kecepatan hantaran saraf sehingga

impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit.

2. Strategi kognitif-perilaku

Strategi kognitif perilaku bemanfaat dalam mengubah persepsi pasien

terhadap nyeri, mengubah perilaku nyeri, dan memberi pasien perasaan

yang lebih mampu untuk mengendalikan nyeri. Strategi-strategi ini

mencakup relaksasi, penciptaan khayalan (imagery), hipnosis, dan

biofeedback.

a. Relaksasi

Relaksasi adalah suatu usaha menurunkan nyeri atau menjaga agar

tidak terjadi nyeri yang lebih berat dengan menurunkan ketegangan

otot. Pada metode-metode yang menekankan relaksasi otot, fasilitator

meminta pasien untuk memfokuskan diri ke kelompok otot yang

berbeda dan secara voluntar mengontraksikan dan melemaskan otot-

otot tersebut secara berurutan. Cara lain untuk menginduksi relaksasi

adalah olahraga bernapas dalam, meditasi, dan mendengarkan musik-

musik yang menenangkan. Teknik-teknik relaksasi akan mengurangi

rasa cemas, ketegangan otot, dan stres emosi sehingga memutuskan

siklus nyeri-stres-nyeri, saat nyeri dan stres saling memperkuat.

Potter dan Perry (2006) menyatakan bahwa klien dapat mengubah

persepsi kognitif dan motivasi afektif dengan melakukan relaksasi.

Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan

stres. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika rasa

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Luka Post Operasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-purwantini... · Nyeri akibat suatu cedera akut pada sendi memiliki lokalisasi

21

tidak nyaman atau nyeri, stres fisik, dan emosi pada nyeri. Teknik

relaksasi dapat digunakan saat individu dalam kondisi sehat atau sakit.

Relaksasi juga dapat menghilangkan nyeri kepala, nyeri persalinan,

antisipasi rangkaian nyeri akut (misalnya jarum suntik) dan gangguan

nyeri kronik. Potter dan Perry (2006) menyatakan bahwa dibutuhkan 5

sampai 10 sesi pelatihan sebelum klien dapat meminimalkan nyeri

dengan efektif. Pelatihan relaksasi dapat dilakukan untuk jangka waktu

yang terbatas dan biasanya tidak memilki efek samping. Supaya tekhik

relaksasi dapat dilakukan dengan efektif, maka diperlukan partisipasi

individu dan kerjasama. Teknik relaksasi diajarkan hanya pada saat

klien sedang tidak merasakan rasa tidak nyaman yang akut hal ini

dikarenakan ketidakmampuan berkonsentrasi membuat latihan

menjadi tidak efektif. Perawat bertindak sebagai pelatih, mengarahkan

klien dengan perlahan melalui tahap-tahap latihan. Lingkungan harus

bebas dari keributan atau stimulus lain yang mengganggu. Klien dapat

duduk di kursi yang nyaman atau berbaring di tempat tidur.

Teknik relaksasi meliputi meditasi, yoga, zen, teknik imajinasi, dan

latihan relaksasi progresif (kombinasi latihan pernafasan yang

terkontrol dan rangkaian kontraksi serta relaksasi kelompok otot).

Teknik relaksasi relaksasi dapat dilaksanakan melalui relaksasi otot,

teknik nafas dalam dan imajinasi terbimbing (Hartanti, 2005)

b. Teknik-teknik pengalihan atau distraksi

Teknik-teknik pengalihan mengurangi nyeri dengan memfokuskan

perhatian pasien pada stimulus lain dan menjauhi nyeri. Menonton

televisi, membaca buku, mendengarkan musik, dan melakukan

percakapan adalah contoh-contoh umum pengalihan (Price dan

Wilson, 2006).

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Luka Post Operasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-purwantini... · Nyeri akibat suatu cedera akut pada sendi memiliki lokalisasi

22

c. Penciptaan khayalan dengan tuntunan atau imajinasi terbimbing

Penciptaan khayalan dengan tuntunan adalah suatu bentuk pengalihan

fasilitator yang mendorong pasien untuk memvisualisasikan atau

memikirkan pemandangan atau sensasi yang menyenangkan untuk

mengalihkan perhatian menjauhi nyeri. Teknik ini sering dikombinasi

dengan relaksasi (Price dan Wilson, 2006).

d. Hipnosis

Hipnosis adalah suatu metode kognitif yang bergantung pada

bagaimana memfokuskan perhatian pasien menjauhi nyeri. Metode ini

juga bergantung pada kemampuan ahli terapi untuk menuntun

perhatian pasien ke bayangan-bayangan yang paling konstruktif.

Intervensi pengalihan paling efektif apabila digunakan untuk nyeri

akut tetapi juga dapat efektif pada nyeri kronik. Kemampuan

intervensi pengalihan untuk meredakan nyeri didasarkan pada teori

bahwa apabila terdapat dua rangsang yang terpisah, fokus pada salah

satu akan menghilangkan fokus pada yang lain. Semakin besar rasa

nyeri, semakin komplek rangsangan pengalih yang harus diberikan

(Price dan Wilson, 2006).

e. Umpan-balik hayati atau Biofeedback

Umpan-balik hayati adalah suatu teknik yang bergantung pada

kemampuan untuk memberikan ukuran-ukuran terhadap parameter

fisiologik tertentu kepada pasien sehingga pasien dapat belajar

mengendalikan parameter tersebut termasuk suhu kulit, ketegangan

otot, kecepatan denyut jantung, tekanan darah, dan gelombang otak.

Alat umpan balik hayati mengubah parameter-parameter fisiologik

menjadi sinyal visual yang dilihat oleh pasien. Pasien mula-mula

dikenalkan kepada respons yang berkait dengan stres seperti

meningkatnya ketegangan otot, denyut jantung, atau tekanan darah dan

kemudian diajar bagaimana mengendalikan respons-respons ini

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Luka Post Operasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-purwantini... · Nyeri akibat suatu cedera akut pada sendi memiliki lokalisasi

23

melalui citra visual, bernafas dalam atau olahraga relaksasi. Biasanya

diperlukan beberapa sesi sebelum pasien dapat belajar mengendalikan

respons mereka. Walaupun umpan balik hayati telah digunakan untuk

mengatasi berbagai masalah nyeri kronik, namun pemakaian metode

ini paling sering adalah untuk mengobati nyeri kepala (Price dan

Wilson, 2006).

C. Hipnoterapi

1. Pengertian

Hipnoterapi adalah penggunaan kondisi hipnotik secara terapeutik, suatu

perubahan status kesadaran atau keterjagaan yang dapat dibedakan dari

relaksasi mental sederhana atau “mimpi di siang hari” (Tiran, 2009).

2. Manfaat Hipnoterapi dalam Kesehatan

Hakim (2010) menyatakan bahwa manfaat hipnoterapi untuk kesehatan

sebagai berikut :

a. Mengatasi penurunan kualitas diri (self quality)

Perbaikan diri merupakan hal yang sangat diinginkan hampir oleh

setiap manusia karena setiap manusia menginginkan “perubahan”.

Hipnoterapi mengatasi permasalahan-permasalahan dengan

mencarikan sebuah solusi inti yang paling efektif. Dengan dipandu

memasuki kondisi hipnosis atau ketenangan yang sangat dalam,

seseorang bisa menemukan pilihan baru, yaitu pilihan yang terbaik

untuk melakukan sebuah langkah perbaikan dan peningkatan kualitas

diri. Semua hal itu akan dimulai dengan sebuah sesi penyembuhan

pribadi yang benar-benar membuat seseorang memiliki pandangan dan

cara pandang baru.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Luka Post Operasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-purwantini... · Nyeri akibat suatu cedera akut pada sendi memiliki lokalisasi

24

b. Meningkatkan kualitas kesehatan

Hipnoterapi dapat membantu agar pasien menemukan “your own way”

atau “cara anda sendiri” guna memotivasi diri untuk segera memulai

sebuah aktivitas seperti olah raga, berhenti merokok, mengatur pola

makan dan meningkatkan perilaku sehat.

Hipnoterapi merupakan cara yang sudah terbukti memasuki jalur

komunikasi pikiran, tubuh, dan jiwa guna mempengaruhi berbagai

fungsi tubuh, misalnya tekanan darah, respon kekebalan, dan sistem

pencernaan.

c. Manajemen Rasa Sakit

Hipnoterapi telah digunakan untuk menghilangkan rasa sakit selama

berabad-abad, bahkan saat ini hipnosis dapat diaplikasikan dalam

prosedur pembedahan (hypno-anestesi).

Bagi penderita penyakit yang sangat membutuhkan teknik

menurunkan rasa nyeri, hipnoterapi telah terbukti bekerja dengan

menurunkan respons otak terhadap sinyal rasa sakit. Hal ini

memungkinkan individu penderita bisa mempelajari bagaimana

mengelola rasa sakit tersebut secara cepat.

d. Mengatasi Fobia atau Trauma

Hipnoterapi memberikan teknik penyembuhan yang sangat efektif

untuk masalah-masalah fobia karena hipnoterapi menawarkan sebuah

teknik relasasi sebagai lawan atau kebalikan dari ketakutan berlebihan

tersebut.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Luka Post Operasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-purwantini... · Nyeri akibat suatu cedera akut pada sendi memiliki lokalisasi

25

3. Cara Melakukan Hipnoterapi

Gunawan (2009) menyatakan bahwa ada lima cara untuk menjangkau

pikiran bawah sadar yaitu :

a. Pengulangan/ repetisi

Segala sesuatu yang dilakukan secara konsisten atau berulang-ulang

akan masuk ke bawah sadar dan menjadi kebiasaan.

b. Identifikasi kelompok/ keluarga

Kita hidup dalam keluarga yang mempunyai latar belakang budaya

tertentu. Kita akan mengikuti kebiasaan yang ada di dalam keluarga.

c. Ide yang disampaikan oleh figur yang dipandang memiliki otoritas

Apa yang disampaikan oeh seseorang yang memiliki otoritas, seorang

pakar, seseorang yang dihormati dan dikagumi akan dapat diterima

oleh pikiran bawah sadar dengan mudah.

d. Emosi yang intens

Setiap kejadian yang dialami bila disertai dengan intensitas emosi

yang tinggi, baik positif maupun negatif akan sangat membekas di

pikiran bawah sadar.

e. Hipnosis kendala

Hipnosis menjangkau pikiran bawah sadar dengan teknik komunikasi

yang mampu melewati pikiran sadar.

4. Tahap-tahap Hipnoterapi

Adiyanto (2010) menyatakan bahwa tahap-tahap hipnoterapi sebagai

berikut :

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Luka Post Operasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-purwantini... · Nyeri akibat suatu cedera akut pada sendi memiliki lokalisasi

26

a. Tahap pre induction

Tahap ini adalah periode persiapan hipnosis. Penting untuk diketahui

tentang klien seperti data pribadi, kesukaan, hal yang tidak disukai,

pengalaman yang menyenangkan maupun sebaliknya, dan juga

harapan-harapannya. Semakin banyak hal diketahui dari klien semakin

bermanfaat untuk modal proses hypnosis selanjutnya

Relaksasi

“Saya akan membimbing anda untuk memasuki relaksasi…silakan

tutup mata anda, kendorkan seluruh otot-otot tubuh anda…tarik nafas

dalam-dalam…hembuskan perlahan-lahan…ya bagus sekali… lakukan

sekali tarik nafas lebih panjang dan lepaskan perlahan-lahan… ulangi

beberapa kali secara lembut, pelan dan santai … rasakan mulai saat

ini setiap kali anda menerik dan menghembuskan nafas… tubuh anda

terasa sangat rileks dan santai… dan rasakan setiap tarikan nafas

membuat anda merasakan ngantuk yang luar biasa…biarkan

saja…nikmati dan masuki kedalaman relaksasi yang membuat anda

merasakan sangat nyaman….jika anda menginginkan untuk tidur

silakan masuki tidur anda yang lelap dan dalam ….”

Ciri berhasil sebagai berikut :

Klien tampak rileks, santai, sampai dengan “tertidur”. Pada beberapa

klien yang ekstrim tubuhnya dapat lemas seperti tanpa tulang dan

merosot dari kursi tempat duduknya ke lantai. Pernafasan dan nadi

menjadi lebih lambat, wajah kemerahan, dan tampak bola mata

bergerak-gerak (Rapid Eye Movement). Tidak semua ciri ini harus ada.

Minimal klien mau duduk tenang, santai, rileks dan fokus dalam

beberapa menit sudah cukup sebagai awalan .

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Luka Post Operasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-purwantini... · Nyeri akibat suatu cedera akut pada sendi memiliki lokalisasi

27

b. Tahap induction deepening

Tahap ini adalah proses membawa klien menuju kondisi trance atau

hypnosis state. Kondisi hypnosis state adalah kondisi di mana pikiran

bawah sadar seseorang terbuka siap menerima informasi atau ide atau

sugesti. Dalam ukuran brain wave, klien dipandu untuk memasuki

kondisi alfa atau tetha dengan tingkat kedalaman sesuai kebutuhan

terapi

Relaksasi

“Saya akan memandu anda untuk melakukan relaksasi…silakan duduk

atau berbaring dengan posisi yang santai dan nyaman menurut

anda…baik kita mulai …..silakan tutup mata anda, singkirkanlah

dahulu beban pikiran anda untuk sementara waktu….tarik nafas

dalam-dalam….hembuskan perlahan-lahan…terus lakukan….dan

rasakan anda semakin relaks dan santai…. tarik nafas lebih dalam

lagi…tahan 3 hitungan…satu, dua, tiga….hembuskan lagi lebih

panjang….rasakan anda semakin santai dan semakin rileks….dan

rasakan sekarang anda mulai terasa mengantuk….bagus sekali,

lepaska saja….lepaskan semua pikiran-pikiran yang

mengganggu…karena itu tandanya anda sudah dalam kondisi yang

sangat relaks… oke terus tarik nafas dan hembuskna yang

panjang…..rasakan …kini anda semakin relaks dan semakin

santai….dan bilamana anda merasa mengantuk …..biarkan saja …ini

tandanya anda sudah sangat rileks dan tenang …”

Deepening adalah proses mencapai tingkat kedalaman kondisi

hypnosis atau jika diukur dengan brainwave membawa seseorang

menuju frekuensi brainwave yang lebih rendah daripada sebelumnya.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Luka Post Operasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-purwantini... · Nyeri akibat suatu cedera akut pada sendi memiliki lokalisasi

28

c. Tahap suggestion

Proses sugesti artinya memberikan atau menanamkan informasi/ ide

pada pikiran bawah sadar seseorang dengan mempergunakan kata-kata

atau situasi tertentu. Kemampuan berkomunikasi menjadi kunci utama.

Dalam hypnotherapy sugesti yang diberikan:

1) Permisif, sugesti bersifat ajakan bukan perintah

2) Repetition, pengulangan dimaksud untuk memperkuat penanaman

sugesti ke dalam pikiran bawah sadar

3) Client Language Preference, mempergunakan bahasa yang mudah

dimengerti atau bahasa kebiasaan klien

4) Progresif, sugestikan perubahan yang bertahap sehingga lebih

mudah diterima oleh pikiran sadar maupun bawah sadar

d. Tahap termination

Setelah dirasakan tahap sugesti cukup, klien kembali dipandu untuk

menuju kesadaran semula. Yang perlu diperhatikan dalam memandu

terminasi adalah: lakukan secara perlahan, jangan tergesa-gesa dan

berikan afirmasi positif. Pemberian terminasi yang terlalu cepat atau

tergesa-gesa seringkali menyebabkan klien merasakan pusing setelah

“bangun” dari kondisi relaksasi.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Luka Post Operasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-purwantini... · Nyeri akibat suatu cedera akut pada sendi memiliki lokalisasi

29

D. Kerangka Teori

Bagan 2.4 Kerangka Teori Penelitian Sumber : Tamsuri (2007), Potter (2006)

E. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep yang satu

dengan konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo,

2005). Penelitian ini terdiri dari konsep penelitian digambarkan sebagai

berikut:

Bagan 2.5 Kerangka Konsep Penelitian

Hipnoterapi Nyeri

Variabel bebas Variabel Terikat

Manajemen nyeri : 1. Terapi dan modalitas

fisik a. Pijat / masase b. Stimulus sarf

dengan listrik c. Akupuntur d. Akupresure e. Range of motion f. Aplikasi panas g. Aplikasi dingin

2. Strategi konginitif-perilaku a. Relaksasi b. Distraksi c. Pencipatan

khayalan dengan tuntunan

d. Hipnosis e. Umpan balik/

biofeedback

Nyeri

Faktor lain yang mempengaruhi tingkat nyeri : 1. Pengalaman sectio

caesarea sebelumnya 2. Penggunaan obat analgesik 3. Dukungan Keluarga 4. Tingkat stres 5. Tingkat kecemasan 6. Tingkat energi 7. Pengetahuan tentang nyeri 8. Budaya 9. Makna nyeri 10. Perhatian klien 11. Pola koping

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Luka Post Operasidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-purwantini... · Nyeri akibat suatu cedera akut pada sendi memiliki lokalisasi

30

F. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu gejala yang bervariasi, sedangkan gejala adalah objek

penelitian, sehingga dapat diartikan variabel adalah suatu objek penelitian

yang bervariasi (Arikunto, 2006). Variabel penelitian ini terdiri:

1. Variabel bebas

Variabel independent atau variabel bebas adalah variabel yang nilainya

menentukan variabel lain (Nursalam, 2003). Variabel bebas penelitian

adalah terapi hipnoterapi

2. Variabel terikat

Variabel ini disebut sebagai variabel respon atau out put. Respon berarti

variabel ini akan muncul sebagai akibat dari suatu variabel. Variabel

dependent atau disebut juga variabel terikat adalah variabel yang diamati

dan diukur untuk menentukan ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas

(Nursalam, 2003). Variabel terikat penelitian adalah nyeri luka post operasi

sectio caesarea

G. Hipotesa

Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan dugaan atau dalil

sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut

(Notoatmodjo, 2005). Hipotesa penelitian ini adalah ada pengaruh hipnoterapi

terhadap nyeri post operasi sectio caesarea di RSUD Kraton Pekalongan.