Upload
rabecca-tobing
View
43
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
lalallaalalalalalalalalllllaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Citation preview
MARIANTY TOHAN11-2009-120
Pembimbing Dr. ADI GURITNO SpOG
• Sejak 1 minggu SMRS os merasa gerakan janinnya mulai berkurang. Os juga merasa perutnya mengecil. Os mengatakan, dia memang merasa ada yang aneh dengan kehamilannya ini.
• Dari awal kehamilannya os merasa gerakan janinnya tidak seaktif kehamilan pertama dan keduanya. Dia juga menyadari perutnya yang sekarang tidak terlalu membesar padahal usia kehamilannya bertambah.
• Pada kehamilannya yang pertama, os mengatakan sudah ada mioma di rahimnya sebesar ± 4 cm. Os mengatakan mioma itu dibiarkan saja dengan alasan os takut melakukan operasi pengangkatan.
• Pada kehamilan yang kedua pun os menjalaninya dengan lancar dan normal-normal saja. BB janin pada kehamilan yang pertama dan kedua masing-masing sekitar 3000 gr. Dan keduanya dilahirkan secara normal.
Pemeriksaan fisikUMUM - Kesadaran : Compos Mentis- TD: 100/70 mmHg Suhu: 36,7 C- N: 74 x/menit HR: 20 x/menit- BB: 55 kg TB: 145 cm- Jantung dan paru-paru: Normal- Wajah dan Ekstremitas: Normal
OBSTETRI - Pemeriksaan luar: abdomen tampak masih
membuncit selama proses kehamilan dan tfu = 26 cm, linea nigra (+), striae gravidarum (+)
Pemeriksaan penunjangLABORATORIUM: DARAHLeukosit 9000/uL Clotting time 8,05 menitHb 13.7 g/dL GDP 127 mg/dlHt 32% 2 jam PP 98 mg/dl Trombosit 228.000 /ULBleeding time 2-10 menit
Pemeriksaan penunjangURIN Warna : kuning jernih Protein : ( - ) Keton : ( - ) Glukosa : ( - ) Nitrit : ( - ) Urobilinogen : ( - ) Bilirubin : ( - ) Urobilin : ( - )
Pemeriksaan penunjangSEDIMEN Leukosit : 2 – 3/ lpb Eritrosit : 2 – 4/ lpb Epitel : 1 – 2/ lpb Kristal : ( - ) Silinder : ( - ) Bakteri : ( - )
pH : 6,5BJ : 1.015
G3P2A0 hamil 35 minggu dengan oligohidramnion + IUGR + mioma uteri
PEMERIKSAAN YANG DIANJURKAN: Pemeriksaan USG FETOMATERNAL
Tirah baring Infus RL + D5 % 2 : 2 Skin test cefotaxime Cefotaxime 2 x 2 g bolus i.v Dexametason inj 2 x 2 Duvadilan inj Profenid supp Pasang kateter urine Periksa CTG Awasi tinggi fundus uteri, USG, tekanan
darah, nadi Periksa H2TL, golongan darah Observasi Pro seksio sesarea
IBU:- Ad vitam : Dubia at bonam- Ad functionam : Dubia at bonam- Ad sanationam : Dubia at bonam
ANAK:- Ad vitam : dubia at malam- Ad functionam : dubia at malam
Definisi: suatu keadaan di mana air ketuban kurang dari normal yaitu kurang dari 500cc.
Etiologi: Etiologi belum jelas, tetapi disangka ada kaitannya dengan renal agenosis janin.
Etiologi primer lainnya mungkin oleh karena amnion kurang baik pertumbuhannya dan etiologi sekunder lainnya, misalnya pada ketuban pecah dini.
Beberapa gejala dari oligohidramnion antara lain sebagai berikut :
Ibu merasa nyeri setiap kali ada gerakan yang ditimbulkan oleh janin
Bunyi jantung janin sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas seiring berjalannya usia
Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen
Sering berakhir dengan partus prematurus Persalinan berlangsung dalam waktu yang
cukup lama Saat ketuban pecah, air ketuban sedikit
sekali bahkan tidak ada air ketuban yang keluar
Ibu merasa sakit yang amat sangat saat terjadi kontraksi
a. Hitung darah lengkap: untuk menentukan tingkat hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Hct), melihat adanya trombositopenia, serta jumlah leukosit. Pada keadaan yang disertai dengan infeksi, leukosit biasanya meningkat.
b. Menentukan adanya gangguan koagulasi dengan hitung protrombin time (PT) dan activated Partial Tromboplastin Time (aPTT) atau yang sederhana dengan Clotting Time (CT) atau Bleeding Time (BT). Ini penting untuk menyingkirkan perdarahan yang disebabkan oleh faktor lain.
Tindakan Konservatif1. Tirah baring.2. Hidrasi.3. Perbaikan nutrisi.4. Pemantauan kesejahteraan janin (hitung
pergerakan janin, NST, Bpp).5. Pemeriksaan USG yang umum dari
volume cairan amnion.6. Amnion infusion.7. Induksi dan kelahiran.
Akibat Oligohidramnion1. Bila terjadi pada permulaan kehamilan
maka janin akan menderita cacat bawaan dan pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi partus prematurus yaitu seperti kertas kusut karena janin mengalami tekanan dinding rahim.
2. Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan seperti club-foot, cacat bawaan karena tekanan atau kulit jadi tenal dan kering (lethery appereance).
Prognosis bagi janin adalah buruk. Dapat menyebabkan cacat bawaan pada janin yang dikandung
IUGR
DEFINISI :
Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) ialah janin dengan berat badan di bawah presentil ke-10 pada standard intrauterine growth chart of low birth weight untuk masa kehamilan, dan mengacu kepada suatu kondisi dimana janin tidak dapat mencapai ukuran genetik yang optimal.
1. Proportionate Fetal Growth Restriction terjadi akibat distress yang lama
2. Disproportionate Fetal Growth Restriction terjadi akibat distress subakut
PJT merupakan hasil dari suatu kondisi ketika ada masalah atau abnormalitas yang mencegah sel dan jaringan untuk tumbuh atau menyebabkan ukuran sel menurun.
Penyebab dari PJT dibedakan menjadi 3 faktor :
1)MATERNAL2)UTERUS DAN PLASENTA3)JANIN
1. FAKTOR IBU2. TINGGI FUNDUS UTERI3. USG FETOMATERNAL4. DOPPLER VELOCIMETRY
1. JANIN
LANGSUNG TIDAK LANGSUNG
2. IBU
Preeklampsi Penyakit jantung Malnutrisi
Tatalaksana yang harus dilakukan adalah : PJT pada saat dekat waktu melahirkan.
Yang harus dilakukan adalah segera dilahirkan
PJT jauh sebelum waktu melahirkan. Kelainan organ harus dicari pada janin ini, dan bila kelainan kromosom dicurigai maka amniosintesis (pemeriksaan cairan ketuban) atau pengambilan sampel plasenta, dan pemeriksaan darah janin dianjurkan.
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk mencegah PJT pada janin untuk setiap ibu hamil sebagai berikut :
1. Usahakan hidup sehat.2. Hindari stress selama kehamilan.3. Hindari makanan obat-obatan yang
tidak dianjurkan selama kehamilan.4. Olah raga teratur.5. Hindari alkohol, rokok, dan narkoba.6. Periksakan kehamilan secara rutin.
Mioma uteri merupakan tumor jinak otot rahim, disertai dengan jaringan ikatnya.
MIOMA UTERI = leiomioma uteri,fibroma uteri, fibroleiomioma, mioma fibroid atau mioma simpel.
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga merupakan penyakit multifaktorial.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumor, di samping faktor predisposisi genetik, adalah estrogen, progesteron dan human growth hormone.
Dalam Jeffcoates Principles of Gynecology, ada beberapa faktor yang di duga kuat sebagai faktor terjadinya mioma uteri, yaitu :
Umur Paritas Faktor ras dan genetik Pada wanita ras tertentu Riwayat keluarga yang menderita
mioma Fungsi ovarium
Klasifikasi mioma dapat berdasarkan lokasi dan lapisan uterus yang terkena.LOKASI
Cerivical (2,6%), umumnya tumbuh ke arah vagina menyebabkan infeksi.
Isthmica (7,2%), lebih sering menyebabkan nyeri dan gangguan traktus urinarius.
Corporal (91%), merupakan lokasi paling lazim, dan seringkali tanpa gejala.
LAPISAN UTERUS
Mioma uteri pada daerah korpus, sesuai dengan lokasinya dibagi menjadi 3 jenis, yaitu : a. Mioma Uteri Subserosab. Mioma Uteri Intramural
c. Mioma Uteri Submukosa
Hampir separuh dari kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan pelvik rutin. Pada penderita memang tidak mempunyai keluhan apa-apa dan tidak sadar bahwa mereka sedang mengandung satu tumor dalam uterus.
Diagnosis mima uteri ditegakkan berdasarkan: Anamnesis
Pemeriksaan fisik Gejala klinis Pemeriksaan luar Pemeriksaan dalam Pemeriksaan penunjang
1) Perdarahan sampai terjadi anemia.2) Torsi tangkai mioma dari : mioma
uteri subserosa dan mioma uteri submukosa.
3) Nekrosis dan infeksi, setelah torsi dapat terjadi nekrosis dan infeksi.
Penanganan mioma uteri tergantung pada umur, paritas, lokasi, dan ukuran tumor, dan terbagi atas : 1. Penanganan konservatif, 2. Penanganan operatif,
Cara penanganan konservatif sebagai berikut :
Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan.
Bila anemia, Hb < 8 g% transfusi PRC. Pemberian zat besi. Penggunaan agonis GnRH leuprolid
asetat 3,75 mg IM pada hari 1-3 menstruasi setiap minggu sebanyak tiga kali.
Terapi agonis GnRH ini dapat pula diberikan sebelum pembedahan
Baru-baru ini, progestin dan antipprogestin dilaporkan mempunyai efek terapeutik.
Penanganan operatif, bila : Ukuran tumor lebih besar dari ukuran
uterus 12-14 minggu. Pertumbuhan tumor cepat. Mioma subserosa bertangkai dan torsi. Bila dapat menjadi penyulit pada
kehamilan berikutnya. Hipermenorea pada mioma submukosa. Penekanan pada organ sekitarnya.