23
Normal Saline Komposisi (mmol/l) : Na = 154, Cl = 154. Kemasan : 100, 250, 500, 1000 ml. Indikasi : a. Resusitasi Pada kondisi kritis, sel-sel endotelium pembuluh darah bocor, diikuti oleh keluarnya molekul protein besar ke kompartemen interstisial, diikuti air dan elektrolit yang bergerak ke intertisial karena gradien osmosis. Plasma expander berguna untuk mengganti cairan dan elektrolit yang hilang pada intravaskuler. b. Diare Kondisi diare menyebabkan kehilangan cairan dalam jumlah banyak, cairan NaCl digunakan untuk mengganti cairan yang hilang tersebut. c. Luka Bakar Manifestasi luka bakar adalah syok hipovolemik, dimana terjadi kehilangan protein plasma atau cairan ekstraseluler dalam jumlah besar dari permukaan tubuh yang terbakar. Untuk mempertahankan cairan dan elektrolit dapat digunakan cairan NaCl, ringer laktat, atau dekstrosa. d. Gagal Ginjal Akut Penurunan fungsi ginjal akut mengakibatkan kegagalan ginjal menjaga homeostasis tubuh. Keadaan ini juga meningkatkan metabolit nitrogen yaitu ureum dan

Normal Saline

Embed Size (px)

DESCRIPTION

normal

Citation preview

Page 1: Normal Saline

Normal Saline

Komposisi (mmol/l) : Na = 154, Cl = 154.

Kemasan : 100, 250, 500, 1000 ml.

Indikasi :

a. Resusitasi

Pada kondisi kritis, sel-sel endotelium pembuluh darah bocor, diikuti oleh

keluarnya molekul protein besar ke kompartemen interstisial, diikuti air dan

elektrolit yang bergerak ke intertisial karena gradien osmosis. Plasma expander

berguna untuk mengganti cairan dan elektrolit yang hilang pada intravaskuler.

b. Diare

Kondisi diare menyebabkan kehilangan cairan dalam jumlah banyak, cairan NaCl

digunakan untuk mengganti cairan yang hilang tersebut.

c. Luka Bakar

Manifestasi luka bakar adalah syok hipovolemik, dimana terjadi kehilangan

protein plasma atau cairan ekstraseluler dalam jumlah besar dari permukaan tubuh

yang terbakar. Untuk mempertahankan cairan dan elektrolit dapat digunakan

cairan NaCl, ringer laktat, atau dekstrosa.

d. Gagal Ginjal Akut

Penurunan fungsi ginjal akut mengakibatkan kegagalan ginjal menjaga

homeostasis tubuh. Keadaan ini juga meningkatkan metabolit nitrogen yaitu

ureum dan kreatinin serta gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

Pemberian normal saline dan glukosa menjaga cairan ekstra seluler dan elektrolit.

Kontraindikasi : hipertonik uterus, hiponatremia, retensi cairan. Digunakan

dengan pengawasan ketat pada CHF, insufisiensi renal, hipertensi, edema perifer

dan edema paru.

Adverse Reaction : edema jaringan pada penggunaan volume besar (biasanya

paru-paru), penggunaan dalam jumlah besar menyebabkan akumulasi natrium.

Page 2: Normal Saline

2.  Ringer Laktat (RL)

Komposisi (mmol/100ml) : Na = 130-140, K = 4-5, Ca = 2-3, Cl = 109-110,

Basa = 28-30 mEq/l.

Kemasan : 500, 1000 ml.

Cara Kerja Obat : keunggulan terpenting dari larutan Ringer Laktat adalah

komposisi elektrolit dan konsentrasinya yang sangat serupa dengan yang

dikandung cairan ekstraseluler. Natrium merupakan kation utama dari plasma

darah dan menentukan tekanan osmotik. Klorida merupakan anion utama di

plasma darah. Kalium merupakan kation terpenting di intraseluler dan berfungsi

untuk konduksi saraf dan otot. Elektrolit-elektrolit ini dibutuhkan untuk

menggantikan kehilangan cairan pada dehidrasi dan syok hipovolemik termasuk

syok perdarahan.

Indikasi : mengembalikan keseimbangan elektrolit pada keadaan dehidrasi dan

syok hipovolemik. Ringer laktat menjadi kurang disukai karena menyebabkan

hiperkloremia dan asidosis metabolik, karena akan menyebabkan penumpukan

asam laktat yang tinggi akibat metabolisme anaerob.

Kontraindikasi : hipernatremia, kelainan ginjal, kerusakan sel hati, asidosis

laktat.

Adverse Reaction : edema jaringan pada penggunaan volume yang besar, biasanya

paru-paru.

Peringatan dan Perhatian : ”Not for use in the treatment of lactic acidosis”. Hati-

hati pemberian pada penderita edema perifer pulmoner, heart failure/impaired

renal function & pre-eklamsia.

3.  Dekstrosa

Komposisi : glukosa = 50 gr/l (5%), 100 gr/l (10%), 200 gr/l (20%).

Kemasan : 100, 250, 500 ml.

Indikasi : sebagai cairan resusitasi pada terapi intravena serta untuk keperluan

hidrasi selama dan sesudah operasi. Diberikan pada keadaan oliguria ringan

sampai sedang (kadar kreatinin kurang dari 25 mg/100ml).

Kontraindikasi : Hiperglikemia.

Page 3: Normal Saline

Adverse Reaction : Injeksi glukosa hipertonik dengan pH rendah dapat

menyebabkan iritasi pada pembuluh darah dan tromboflebitis.

4. Ringer Asetat (RA)

Larutan ini merupakan salah satu cairan kristaloid yang cukup banyak diteliti.

Larutan RA berbeda dari RL (Ringer Laktat) dimana laktat terutama

dimetabolisme di hati, sementara asetat dimetabolisme terutama di otot. Sebagai

cairan kristaloid isotonik yang memiliki komposisi elektrolit mirip dengan

plasma, RA dan RL efektif sebagai terapi resusitasi pasien dengan dehidrasi berat

dan syok, terlebih pada kondisi yang disertai asidosis. Metabolisme asetat juga

didapatkan lebih cepat 3-4 kali dibanding laktat. Dengan profil seperti ini, RA

memiliki manfaat-manfaat tambahan pada dehidrasi dengan kehilangan

bikarbonat masif yang terjadi pada diare.

Indikasi : Penggunaan Ringer Asetat sebagai cairan resusitasi sudah seharusnya

diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi hati berat seperti sirosis hati dan

asidosis laktat. Hal ini dikarenakan adanya laktat dalam larutan Ringer Laktat

membahayakan pasien sakit berat karena dikonversi dalam hati menjadi

bikarbonat.

Ringer Asetat telah tersedia luas di berbagai negara. Cairan ini terutama

diindikasikan sebagai pengganti kehilangan cairan akut (resusitasi), misalnya pada

diare, DBD, luka bakar/syok hemoragik; pengganti cairan selama prosedur

operasi; loading cairan saat induksi anestesi regional; priming solution pada

tindakan pintas kardiopulmonal; dan juga diindikasikan pada stroke akut dengan

komplikasi dehidrasi.

Manfaat pemberian loading cairan pada saat induksi anastesi, misalnya

ditunjukkan oleh studi Ewaldsson dan Hahn (2001) yang menganalisis efek

pemberian 350 ml RA secara cepat (dalam waktu 2 menit) setelah induksi anestesi

umum dan spinal terhadap parameter-parameter volume kinetik. Studi ini

memperlihatkan pemberian RA dapat mencegah hipotensi arteri yang disebabkan

hipovolemia sentral, yang umum terjadi setelah anestesi umum/spinal.

Untuk kasus obstetrik, Onizuka dkk (1999) mencoba membandingkan efek

Page 4: Normal Saline

pemberian infus cepat RL dengan RA terhadap metabolisme maternal dan fetal,

serta keseimbangan asam basa pada 20 pasien yang menjalani kombinasi anestesi

spinal dan epidural sebelum seksio sesarea. Studi ini memperlihatkan pemberian

RA lebih baik dibanding RL untuk ke-3 parameter di atas, karena dapat

memperbaiki asidosis laktat neonatus (kondisi yang umum terjadi pada bayi yang

dilahirkan dari ibu yang mengalami eklampsia atau pre-eklampsia).

Dehidrasi dan gangguan hemodinamik dapat terjadi pada stroke

iskemik/hemoragik akut, sehingga umumnya para dokter spesialis saraf

menghindari penggunaan cairan hipotonik karena kekhawatiran terhadap edema

otak. Namun, Hahn dan Drobin (2003) memperlihatkan pemberian RA tidak

mendorong terjadinya pembengkakan sel, karena itu dapat diberikan pada stroke

akut, terutama bila ada dugaan terjadinya edema otak.

Hasil studi juga memperlihatkan RA dapat mempertahankan suhu tubuh lebih

baik dibanding RL secara signifikan pada menit ke 5, 50, 55, dan 65, tanpa

menimbulkan perbedaan yang signifikan pada parameter-parameter hemodinamik

(denyut jantung dan tekanan darah sistolik-diastolik).

  Cairan Koloid

1. Albumin

 Komposisi : Albumin yang tersedia untuk keperluan klinis adalah protein 69-kDa

yang dimurnikan dari plasma manusia (cotoh: albumin 5%).

Albumin merupakan koloid alami dan lebih menguntungkan karena : volume yang

dibutuhkan lebih kecil, efek koagulopati lebih rendah, resiko akumulasi di dalam

jaringan pada penggunaan jangka lama yang lebih kecil

dibandingkan starches dan resiko terjadinya anafilaksis lebih kecil.

Indikasi :

a.       Pengganti volume plasma atau protein pada keadaan syok hipovolemia,

hipoalbuminemia, atau hipoproteinemia, operasi, trauma, cardiopulmonary

bypass, hiperbilirubinemia, gagal ginjal akut, pancretitis, mediasinitis, selulitis

luas dan luka bakar.

b.      Pengganti volume plasma pada ARDS (Acute Respiratory Distress

Syndrome). Pasien dengan hipoproteinemia dan ARDS diterapi dengan albumin

Page 5: Normal Saline

dan furosemid yang dapat memberikan efek diuresis yang signifikan serta

penurunan berat badan secara bersamaan.

c.       Hipoalbuminemia yang merupakan manifestasi dari keadaan malnutrisi,

kebakaran, operasi besar, infeksi (sepsis syok), berbagai macam kondisi inflamasi,

dan ekskresi renal berlebih.

d.      Pada spontaneus bacterial peritonitis (SBP) yang merupakan komplikasi

dari sirosis. Sirosis memacu terjadinya asites/penumpukan cairan yang merupakan

media pertumbuhan yang baik bagi bakteri. Terapi antibiotik adalah pilihan

utama, sedangkan penggunaan albumin pada terapi tersebut dapat mengurangi

resiko renal impairment dan kematian. Adanya bakteri dalam darah dapat

menyebabkan terjadinya multi organ dysfunction syndrome (MODS), yaitu

sindroma kerusakan organ-organ tubuh yang timbul akibat infeksi langsung dari

bakteri.

Kontraindikasi : gagal jantung, anemia berat.

Produk : Plasbumin 20, Plasbumin 25.

2. HES (Hydroxyetyl Starches)

Komposisi :  Starches tersusun atas 2 tipe polimer glukosa, yaitu amilosa dan

amilopektin.

Indikasi : Penggunaan HES pada resusitasi post trauma dapat menurunkan

permeabilitas pembuluh darah, sehingga dapat menurunkan resiko kebocoran

kapiler.

Kontraindikasi :  Cardiopulmonary bypass, dapat meningkatkan resiko

perdarahan setelah operasi, hal ini terjadi karena HES berefek antikoagulan pada

dosis moderat (>20 ml/kg). Sepsis, karena dapat meningkatkan resiko acute renal

failure (ARF). Penggunaan HES pada sepsis masih terdapat perdebatan.

Muncul spekulasi tentang penggunaan HES pada kasus sepsis, dimana suatu

penelitian menyatakan bahwa HES dapat digunakan pada pasien sepsis karena :

·         Tingkat efikasi koloid lebih tinggi dibandingkan kristaloid, disamping itu

HES tetap bisa digunakan untuk menambah volume plasma meskipun terjadi

kenaikan permeabilitas.

Page 6: Normal Saline

·         Pada syok hipovolemia diperoleh innvestigasi bahwa HES dan albumin

menunjukkan manifestasi edema paru yang lebih kecil dibandingkan kristaloid.

·         Dengan menjaga COP, dapat mencegah komplikasi lebih lanjut seperti

asidosis refraktori.

·         HES juga mempunyai kemampuan farmakologi yang sangat

menguntungkan pada kondisi sepsis yaitu menekan laju sirkulasi dengan

menghambat adesi molekuler.

Sementara itu pada penelitian yang lain, disimpulkan HES tidak boleh digunakan

pada sepsis karena :

·         Edema paru tetap terjadi baik setelah penggunaan kristaloid maupun koloid

(HES), yang manifestasinya menyebabkan kerusakan alveoli.

·         HES tidak dapat meningkatkan sirkulasi splanchnic dibandingkan dengan

gelatin pada pasien sepsis dengan hipovolemia.

·         HES mempunyai resiko lebih tinggi menimbulkan gangguan koagulasi,

ARF, pruritus, dan liver failure. Hal ini terutama terjadi pada pasien dengan

kondisi iskemik reperfusi (contoh: transplantasi ginjal).

·         Resiko nefrotoksik pada HES dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan

gelatin pada pasien dengan sepsis.

Efek samping : HES dapat terakumulasi pada jaringan retikulo endotelial jika

digunakan dalam jangka waktu yang lama, sehingga dapat menimbulkan pruritus.

Contoh : HAES steril, Expafusin.

3. Dextran

Komposisi : dextran tersusun dari polimer glukosa hasil sintesis dari bakteri

Leuconostoc mesenteroides, yang ditumbuhkan pada media sukrosa.

Indikasi :

a.       Penambah volume plasma pada kondisi trauma, syok sepsis, iskemia

miokard, iskemia cerebral, dan penyakit vaskuler perifer.

b.      Mempunyai efek anti trombus, mekanismenya adalah dengan menurunkan

viskositas darah, dan menghambat agregasi platelet. Pada suatu penelitian

dikemukakan bahwa dextran-40 mempunyai efek anti trombus paling poten jika

Page 7: Normal Saline

dibandingkan dengan gelatin dan HES.

Kontraidikasi : pasien dengan tanda-tanda kerusakan hemostatik

(trombositopenia, hipofibrinogenemia), tanda-tanda gagal jantung, gangguan

ginjal dengan oliguria atau anuria yang parah.

Efek samping   : Dextran dapat menyebabkan syok anafilaksis, dextran juga sering

dilaporkan dapat menyebabkan gagal ginjal akibat akumulasi molekul-molekul

dextran pada tubulus renal. Pada dosis tinggi, dextran menimbulkan efek

pendarahan yang signifikan.

Contoh : hibiron, isotic tearin, tears naturale II, plasmafusin.

4. Gelatin

Komposisi : Gelatin diambil dari hidrolisis kolagen bovine.

Indikasi : Penambah volume plasma dan mempunyai efek antikoagulan,

Pada sebuah penelitian invitro dengan tromboelastropgraphy diketahui bahwa

gelatin memiliki efek antikoagulan, namun lebih kecil dibandingkan HES.

Kontraindikasi : haemacel tersusun atas sejumlah besar kalsium, sehingga harus

dihindari pada keadaan hiperkalsemia.

Efek samping   : dapat menyebabkan reaksi anafilaksis. Pada penelitian dengan

20.000 pasien, dilaporkan bahwa gelatin mempunyai resiko anafilaksis yang

tinggi bila dibandingkan dengan starches.

Contoh : haemacel, gelofusine.

        Cairan Khusus

1.    MANNITOL

D-Manitol. C6H14O6

Indikasi :

Menurunkan tekanan intrakranial yang tinggi karena edema serebral,

meningkatkan diuresis pada pencegahan dan/atau pengobatan oliguria yang

disebabkan gagal ginjal, menurunkan tekanan intraokular, meningkatkan ekskresi

uriner senyawa toksik, sebagai larutan irigasi genitouriner pada operasi prostat

atau operasi transuretral.

Page 8: Normal Saline

2.    ASERING

Indikasi:

Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut,

demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat,

trauma.

Komposisi:

Setiap liter asering mengandung:

·         Na 130 mEq

·         K 4 mEq

·         Cl 109 mEq

·         Ca 3 mEq

·         Asetat (garam) 28 mEq

Keunggulan:

·         Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang

mengalami gangguan hati

·         Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi asidosis laktat lebih

baik dibanding RL pada neonatus

·         Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh sentral pada

anestesi dengan isofluran

·         Mempunyai efek vasodilator

·         Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 % sebanyak 10 ml pada

1000 ml RA, dapat meningkatkan tonisitas larutan infus sehingga memperkecil

risiko memperburuk edema serebral

3.    KA-EN 1B

Indikasi:

a.       Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal

pada kasus emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam)

b.      Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV. Kecepatan

Page 9: Normal Saline

sebaiknya 300-500 ml/jam (dewasa) dan 50-100 ml/jam pada anak-anak

c.       Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100

ml/jam

Komposisi :

Tiap 1000 ml isi mengandung

·         sodium klorida 2,25 g

·         anhidrosa dekstros 37,5 g.

·         Elektrolit (meq/L) :

a.       Na+ 38,5

b.      Cl- 38,5

c.       Glukosa 37,5 g/L.

d.      kcal/L : 150

4.    KA-EN 3A & KA-EN 3B

Indikasi: Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan

elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada

keadaan asupan oral terbatas

·         Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)

·         Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-EN 3A

·         Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-EN 3B

Kompisisi   :

KA-EN 3A

Tiap liter isi mengandung

-          sodium klorida 2,34 g

-          potassium klorida 0,75 g, sodium laktat 2,24 g

-          anhydrous dekstros 27 g.

-          Elektrolit (mEq/L) : a. Na+ 60

  b. K+ 10

  c. Cl- 50

Page 10: Normal Saline

  d. laktat- 20

  e. glukosa : 27 g/L.

  f. kcal/L : 108

KA-EN 3B

Tiap liter isi mengandung

-          sodium klorida 1,75g,

-          ptasium klorida 1,5g,

-          sodium laktat 2,24g,

-          anhydrous dekstros 27g.

-          Elektrolit (mEq/L) : a. Na+ 50,

b. K+ 20,

c. Cl- 50,

d. laktat- 20,

e. glukosa 27 g/L.

f. kcal/L. 108

5.    KA-EN MG3

Indikasi :

a.       Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan

elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada

keadaan asupan oral terbatas

b.      Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)

c.       Mensuplai kalium 20 mEq/L

d.      Rumatan untuk kasus dimana suplemen NPC dibutuhkan 400 kcal/L

Komposisi :

Tiap liter isi mengandung bahan :

·         sodium klorida 1,75g,

·         potassium klorida 1,5g,

Page 11: Normal Saline

·         sodium laktat 2,24g,

·         anhydrous dekstros 100g.

·         Elektrolit (mEq/L) : a. Na+ 50,

   b. K+ 20,

   c. Cl- 50,

   d. laktat- 20,

   e. glukosa 100 g/L;

   f. kcal/L: 400

6.    KA-EN 4A

Indikasi :

a.       Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak

b.      Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan

berbagai kadar konsentrasi kalium serum normal

c.       Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik

Komposisi (per 1000 ml):

·                                         Na 30 mEq/L

·                                         K 0 mEq/L

·                                         Cl 20 mEq/L

·                                         Laktat 10 mEq/L

·                                         Glukosa 40 gr/L

7.    KA-EN 4B

Indikasi:

a.       Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang 3 tahun

b.      Mensuplai 8 mEq/L kalium pada pasien sehingga meminimalkan risiko

hipokalemia

c.       Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik

Komposisi:

·         Na 30 mEq/L

Page 12: Normal Saline

·         K 8 mEq/L

·         Cl 28 mEq/L

·         Laktat 10 mEq/L

·         Glukosa 37,5 gr/L

8.    Otsu-NS

Indikasi:

a.       Untuk resusitasi

b.      Kehilangan Na > Cl, misal diare

c.       Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan natrium (asidosis diabetikum,

insufisiensi adrenokortikal, luka bakar)

Komposisi : Mengandung elektrolit mEq/L

  · Na+ = 154

              · Cl- = 154

9.    Otsu-RL

Indikasi:

a.       Resusitasi

b.      Suplai ion bikarbonat

c.       Asidosis metabolik

Komposisi : Mengandung elektrolit mEq/L

· Na+ = 130

· Cl- = 108.7

· K+ = 4

· Ca++ = 2.7

· Laktat = 28

10.    MARTOS-10

Indikasi:

Page 13: Normal Saline

a.       Suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita diabetik

b.      Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen seperti tumor,

infeksi berat, stres berat dan defisiensi protein

Dosis: 0,3 gr/kg BB/jam

komposisi : Mengandung 400 kcal/L

11.    AMIPAREN

Indikasi:

a.       Stres metabolik berat

b.      Luka bakar

c.       Infeksi berat

d.      Kwasiokor

e.       Pasca operasi

f.       Total Parenteral Nutrition

g.      Dosis dewasa 100 ml selama 60 menit

Komposisi :

Setiap liter Amiparen isi mengandung

·         L-leucine 14g,

·         L-isoleucine 8g,

·         L-valine 8g,

·         lysine acetate 14,8g (L-lysine equivalent 10,5g),

·         L-threonine 5,7g,

·         L-tryptophan 2g,

·         L-methionine 3,9g,

·         L-phenylalanine 7g,

·         L-cysteine 1g,

·         L-tyrosine 0,5g,

·         L-arginine 10,5g,

·         L-histidine 5g,

·         L-alanine 8g,

Page 14: Normal Saline

·         L-proline 5g,

·         L-serine 3g,

·         aminoacetic acid 5,9g,

·         L-aspartic acid 30 w/w%,

·         total nitrogen 15,7g,

·         sodium kurang lebih 2 mEq,

·         acetate kira-kira 1220 mEq.

·         Sodium bisulfit ditambahkan sebagai stabilisator.

12.    AMINOVEL-600

Indikasi:

a.       Nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI

b.      Penderita GI yang dipuasakan

c.       Kebutuhan metabolik yang meningkat (misal luka bakar, trauma dan pasca

operasi)

d.      Stres metabolik sedang

e.       Dosis dewasa 500 ml selama 4-6 jam (20-30 tpm)

Komposisi :

Tiap liter Aminovel 600 berisi

·         amino acid (L-form) 50g,

·         D-sorbitol 100g,

·         ascorbic acid 400mg,

·         inositol 500mg,

·         nicotinamide 60mg,

·         pyridoxine HCl 40mg,

·         riboflavin sodium phosphate 2,5mg,

·         Elektrolit :

a. Sodium 35 mEq,

b. potassium 25 mEq,

c. magnesium 5 mEq,

Page 15: Normal Saline

d. acetate 35 mEq,

e. maleate 22 mEq,

f. chloride 38 mEq.

·         Setiap 50g asam amino berisi :

a. L-isoleucine 3,2gram,

b. L-leucine 2,4g,

c. L-lysine (calculated as base) 2g,

d. L-methionine 3g,

e. L-phenylalanine 4g,

f. L-threonine 2g,

g. L-tryptophan 1g,

h. L-valine 3,2g,

i. L-arginine (calculated as base) 6,2g,

j. L-histidine (calculated as base) 1g,

k. L-alanine 6g,

l. glycine 14g,

m. L-proline 2g

13.    PAN-AMIN G

Indikasi:

a.       Suplai asam amino pada hiponatremia dan stres metabolik ringan

b.      Nutrisi dini pasca operasi

c.       Tifoid

Komposisi :

Tiap liter infuse mengandung

·         L-arginine HCl 2,7g,

·         L-histidine HCl H2O 1,3g,

·         L-isoleucine 1,8g,

·         L-leucine 4,1g,

·         L-lysine HCl 6,2g,

·         L-methionine 2,4g,

Page 16: Normal Saline

·         L-phenyilalanine 2,9g,

·         L-threonine 1,8g,

·         L-tryptophane 0,6g,

·         L-valine 2g,

·         glycine 3,4g,

·         D-sorbitol 50g

·         air.

14.    TUTOFUSIN OPS

Per liter :

·         Natrium 100 mEq,

·         Kalium 18 mEq,

·         Kalsium 4 mEq,

·         Magnesium 6 mEg,

·         Klorida 90 mEq,

·         Asetat 38 mEq,

·         Sorbitol 50 gram.

Indikasi :

a.       Air & elektrolit yang dibutuhkan pada fase sebelum, selama, & sesudah

operasi.

b.      Memenuhi kebutuhan air dan elektrolit selama masa pra operasi, intra

operasi dan pasca operasi

c.       Memenuhi kebutuhan air dan elektrolit pada keadaan dehidrasi isotonik dan

kehilangan cairan intraselular

d.      Memenuhi kebutuhan karbohidrat secara parsial

Kontraindikasi :

·         Insufisiensi ginjal

·         intoleransi Fruktosa & Sorbitol

·         kekurangan Fruktosa-1-6-difosfate

·         keracunan Metil alkohol

Page 17: Normal Saline

Hati-hati pada :

·         Penyakit ginjal atau jantung

·         retensi cairan

·         hipernatremia