no load and load test polines

Embed Size (px)

DESCRIPTION

oke

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUMNO LOAD DAN LOAD GENERATOR SINKRONTeknik Tenaga Listrik

PERCOBAAN O2Tanggal Percobaan : 31 Maret 2015

Disusun oleh :

M Rizky Adriansyah S

( 12 / 3.31.13.0.13 )

LT-2APROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

20151.1. PENDAHULUANMesin sinkron bila difungsikan sebagai motor berputar dalam kecepatan konstan, apabila dikehendaki kecepatan yang bersifat variabel, maka motor sinkron di-lengkapi dengan dengan pengubah fre-kuensi seperti Inverteratau Cyclo-converter.Sebagai generator, beberapa mesin sinkron sering dioperasikan secara paralel, seperti di pusat-pusat pembangkit. Ada-pun tujuan dari paralel adalah adanya pembagian beban antara generator yang satu dengan lainnya. Ada dua struktur medan magnet pada mesin sinkron yang merupakan dasar keja dari mesin tersebut, yaitu kumparan yang mengalirkan penguatan DC dan sebuah jangkar tempat dibangkitkannya ggl AC. Hampir semua mesin sinkron mempunyai jangkar diam (stationer) dan struktur medan berputar. Kumparan DC pada struktur medan yang berputar dihubungkan pada sumber luar melalui slipring dan sikat, tetapi ada juga yang tidak mempergunakan sikat yaitu sistem brushless excitation1.2. TUJUAN1. Dapat memahami pengertian no load dan load generator sinkron.2. Dapat memahami gambar rangkaian no load dan load generator sinkron.3. Dapat mengukur tegangan dan arus pada generator sinkron dengan menggunakan alat amperemeter dan voltmeter.4. Menentukan nilai R (ohm) suatu beban dengan menggunakan alat multimeter.1.3. DASAR TEORIGenerator sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah daya mekanik menjadi daya listrik bolak-balik (ac). Pada dasarnya Generator sinkron terdiri dari stator, rotor, dan celah udara.Motor DC adalah motor yang bekerja dengan sumber tegangan DCPower Supply adalah Alat yang berfungsi untuk menghasilkan tegangan yang dibutuhkan.

Volt meter adalah Alat untuk mengukur tegangan.

Ampere meter adalah Alat untuk mengukur arus.

Saat awal jangan memasangkan motor DC dengan alternator : ini berarti bahwa hanya motor DC yang harus dijalankan.Startng dari 0 V, meningkatkan nilai tegangan suplai DC untuk memulai motor DC dan menyesuaikan tegangan ini hingga kecepatan nominal alternator tercapai.Ketika motor dc telah panas, mengukur arus exciter, arus dan tegangan yang diserap oleh motor DC :

IEM = .. (A)IM = .. (A)

UM = . (V)

Menghitung daya yang diserap oleh armatur motor:

PMm = UM (IM IEM) = . (W)

Sesuai dengan kerugian mekanik motor DCMenghentikan motor dan pasangkan motor DC dengan alternator tetapi tidak pada exciter generator.

Mulai lagi dari 0 V, menambah supply tegangan DC untuk memulai set motor-alternator dan menyesuaikan tegangan hingga kecepatan nominal alternator tercapai.Ukur arus exciter, tegangan arus dan diserap oleh motor DC :

IEM0 = (A)

IM0 = . (A)

UM0 = . (V)

dan menghitung daya yang diserap oleh dinamo motor

PM0 = UM0 (IM0 IEM0) = . (W)

Perbedaan

PGM = PM0 PMm = .. (W)

merupakan kerugian mekanik alternator.Sekarang, dengan alternator motor yang ditetapkan pada kecepatan nominal generator, alternator mengeksitasi sehingga untuk menghasilkan tegangan nominal UN.Mengukur arus exciter, tegangan arus dan diserap oleh motor dc:

IEMe = . (A)

IMe = . (A)

UMe = .. (V)

dan menghitung daya yang diserap oleh armature motor :

PMe = UMe (IMe IEMe) = . (W)

Perbedaan

PGFe = PMe PM0 = .. (W)

Merupakan rugi-rugi inti besi alternatorTidak ada kerugian beban alternator :

PG0 = PGm + PGFe = .. (W)Tiga macam sifat beban jika dihubungkan dengan generator, yaitu : beban resistif, beban induktif, dan beban kapasitif. Akibat pembeban ini akan berpengaruh terhadap tegangan beban dan faktor dayanya. Gambar menunjukkan jika beban generator bersifat resistif mengakibatkan penurunan tegangan relatif kecil dengan faktor daya sama dengan satu. Jika beban generator bersifat induktif terjadi penurunan tegangan yang cukup besar dengan faktor daya terbelakang (lagging). Sebaliknya, Jika beban generator bersifat kapasitif akan terjadi kenaikan tegangan yang cukup besar dengan faktor daya mendahului (leading)1.4. Alat dan Bahan

1. Power Supply2. Motor DC3. Exciter4. RPM meter5. Volt Meter

6. Ampere Meter

7. Generator Sinkron8. ELCB9. Kabel Jumper

10. Multimeter Digital

1.5. GAMBAR RANGKAIAN

Gambar 1. Rangkaian No Load Test

Gambar 2. Rangkaian Load Tes1.5. LANGKAH KERJA

A. No Load test1. Dalam melakukan praktek tentang no load dan load generator sinkron terlebih dahulu di persiapkan alat yang akan digunakan yaitu kabel jumper merah dan hitam ,multimeter digital, powersupply, voltmeter, Amperemeter,RPM meter, generator sinkron dan motor DC.

2. Rangkai kabel dengan melihat gambar 1.1 untuk pengukuran tanpa beban3. Rangkai pada generator sinkron dengan hubungan bintang.4. Atur range batas ukur 1000 mA pada amperemeter.5. Atur range batas ukur 500 V DC pada voltmeter

6. On kan power supply.7. Atur tegangan hingga mendapatkan kecepatan RPM sampai 30008. Atur arus eksitasi seperti pada tabel, catat hasilnya pada tabel percobaan9. Turunkan kecepatan menjadi 2500 rpm dan 2000 rpm

10. Lakukan seperti langkah nomer 811. Setelah selesai, kecilkan arus eksitasi dan kecepatan kemudian Offkan Power Supply.B. Load test1. Dalam melakukan praktek tentang no load dan load generator sinkron terlebih dahulu di persiapkan alat yang akan digunakan yaitu kabel jumper merah dan hitam ,multimeter digital, powersupply, voltmeter, Amperemeter,RPM meter, generator sinkron dan motor DC2. Rangkai kabel dengan melihat gambar 1.2 untuk pengukuran tanpa beban3. Rangkai pada generator sinkron dengan hubungan bintang.4. Hubungkan generator dengan beban R1 terlebih dahulu5. Atur range batas ukur 1000 mA pada amperemeter.

6. Atur range batas ukur 500 V DC pada voltmeter

7. On kan power supply.

8. Atur tegangan hingga mendapatkan kecepatan RPM sampai 30009. Atur arus eksitasi hingga tegangan yang dihasilkan generator menjadi 380 V10. On kan saklar ELCB, amati apa yang terjadi, catat hasilnya pada tabel

11. Ganti beban menjadi R2, R3, R4, R5, R6, R7 dan lakukan seperti langkah nomer 9 10

12. Ganti beban menjadi L1, L2, L3, L4, L5 dan lakukan seperti langkah nomer 9 10

13. Ganti beban menjadi C1, C2, C3 dan lakukan seperti langkah nomer 9 1014. Setelah selesai, kecilkan arus eksitasi dan kecepatan kemudian Offkan Power Supply.1.6. HASIL PERCOBAANTabel A. No Load TestSpeed (min)300025002000

Ig mAUs (V)Us (V)Us (V)

100200160130

150300240190

200360300240

250340280

300380300

350320

400340

450350

500360

550370

Tabel B. Load TestRIs (A)Us (V)LIs (A)Us (V)CIs (A)Us (V)

R10,4360L10,3340C10,35410

R20,55350L20,35320C20,5440

R30,85340L30,55280C30,9460

R41,1300L40,7250C4

R51,3240L50,8210C5

1.7. PEMBAHASANData-data hasil percobaan menunjukkan bahwa kecepatan putaran generator akan berpengaruh terhadap hasil output dari generator itu sendiri. Semakin cepat generator diputar maka generator akan lebih cepat mencapai arus nominalnya dengan arus yang lebih kecil jika dibandingkan dengan ketika generator diputar dengan kecepatan yang lebih lambat.Namun kita tidak bisa seenaknya menambah kecepatan generator. Kita juga harus memperhatikan karakteristiknya dari generator itu sendiri. Setiap generator mempunyai batas maksimal kecepatan putaran yang diperbolehkan. Jika generator diputar melebihi batas tersebut akan sangat berisiko terhadap keamanan generator itu sendiri. Selain itu badak kemungkinan ketidakstabilan output tegangan jika generator dipaksa untuk berputar melebihi putaran nominalnya.Pada pembebanan kapasitif, semakin besar arus beban semakin besar tegangan terminal generator. Karena sifat dari beban kapasitif yaitu arus mendahului tegangan. Sehingga jika alternator dibebani kapasitif, maka arus jangkar akan mendahului GGL induksi yang dibangkitkan. Dengan arus jangkar yang mendahului tersebut akan menghasilkan dan memperkuat fluks jangkar (a). Sehingga fluks total (R) semakin besar Dengan fluks total yang semakin besar maka GGL induksi yang dihasilkan generator semakin besar jugaPada pembebanan induktif, semakin besar arus beban semakin kecil tegangan terminal generator. Karena sifat dari beban induktif yaitu arus tertinggal terhadap tegangan. Sehingga jika alternator dibebani induktif, maka arus jangkar ketinggalan terhadap GGL induksi yang dibangkitkan. Dengan arus jangkar yang ketinggalan tersebut maka akan dihasilkan fluks jangkar (a) yang semakin turun sehingga fluks total (r) semakin kecil. Dengan fluks total yang semakin kecil maka GGL induksi yang dihasilkan generator semakin kecil jugaPada pembebanan resistif, fluk tidak akan terpengaruh. Sehingga tegangan yang dihasilkan generator relative tetap.1.8. KESIMPULANDari percobaan diatas dapat di simpulkan bahwa :

1. Semakin besar RPM yang di hasilkan, maka semakin besar pula tegangan yang dihasilkan dan arusnya pun tidak begitu besar2. Jika pengukuran tanpa beban maka arus yang dibutuhkan tidak terlalu besar, sebaliknya jika berbeban maka arus eksitasinya harus di tambah3. Jika alternator dibebani induktif, semakin besar induktansi berarti semakin besar arus yang mengalir pada beban. Dengan arus beban yang semakin besar, maka akan semakin besar juga pengurangan flux total pada motor.Karena fluks total semakin kecil, tegangan yang dihasilkan generator akan semakin kecil.4. Jika alternator dibebani kapasitif, semakin besar induktansi berarti semakin besar arus yang mengalir pada beban. Dengan arus beban yang semakin besar, maka akan semakin besar juga penambahan flux total pada motor.Karena fluks total semakin besar, tegangan yang dihasilkan generator akan semakin besar.5. Jika alternator dibebani resistif, fluk motor tidak akan terpengaruh.Sehingga tegangan yang dihasilkan generator relative tetap.1.9. DAFTAR PUSTAKA

DE LORENZO. 2011. Electrical power engineering. Italy : DE LORENZO SPA https://biondiocta.wordpress.com/2012/10/16/pengertian-motor-listrik-dc/

http://ieeexplore.ieee.org/xpl/articleDetails.jsp?reload=true&arnumber=6057282 http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/04/generator-sinkron.html