Upload
others
View
45
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Nisbah Bobot Ampas Teh Hitam dan Ampas Kopi sebagai Adsorben Cu (II) dan Zn (II) Dalam Pengolahan Limbah Cair Batik
( Weight Ratio of Black Tea Waste and Spent Coffee Grounds as Cu (II) and Zn (II) Adsorbent in the Batik Wastewater Treatment )
Oleh : Yosephine Liliana Intan Danar Saputri
NIM : 652012024
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains
Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
2016
ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
iii
iv
1
Nisbah Bobot Ampas Teh Hitam dan Ampas Kopi sebagai Adsorben Cu (II) dan Zn (II) Dalam Pengolahan Limbah Cair Batik
( Weight Ratio of Black Tea Waste and Spent Coffee Grounds as Cu (II) and Zn (II) Adsorbent in the Batik Wastewater Treatment )
Yosephine Liliana Intan Danar Saputri*, Sri Hartini** dan A. Ign. Kristijanto**
*Mahasiswa Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika **Dosen Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga Jln. Diponegoro no 52 – 60 Salatiga 50711 Jawa Tengah – Indonesia
ABSTRACT The objectives of this study were : Firstly, to determine the weight ratio of black
tea waste and spent coffee grounds in the batik wastewater purification process. Secondly, to determine the adsorption isotherm models of various weight ratio of black tea waste and spent coffee grounds as adsorbent of the batik wastewater as revealed by the government quality standards (Perda Jateng No. 5 / 2012). Data were analyzed by Randomized Completely Block Design (RCBD), 5 treatments and 5 replications, and as the block is the time analysis. As the treatments were various weight ratio of black tea waste and spent coffee grounds (g / g), which are : 15 : 5 ; 12,5 : 7,5 ; 10 : 10 ; 7,5 : 12,5 ; and 5 : 15, respectively. To test the differences between treatment means, the Honestly Significant of Differences (HSD) were used at 5% level of significant.
The results of the study showed that the weight ratio (12,5 gr : 7,5 gr) of black tea waste and spent coffee grounds can decrease effectively the following parameters : 84,90% COD, 91,98% copper (Cu) and 62,68% zinc (Zn) in period of 600 minutes contact time with stirring. The adsorption isotherm model for COD is Freundlich Isotherm with the maximum capacity of adsorption is 59,88 mg/g, while the adsorption isotherm model of Cu and Zn are Langmuir Isotherm with the maximum capacity of adsorption is 43,67 mg/g (Cu) and 41,67 mg/g (Zn).
Keywords : Isotherm Adsorption, Spent Coffee Grounds, Black Tea waste, Batik Wastewater
PENDAHULUAN
Industri batik, di beberapa wilayah Indonesia, merupakan salah satu sumber
penghasilan utama yang menopang kelangsungan hidup keluarga. Menjamurnya
industri ini akan berdampak pada peningkatan sumber pencemar lingkungan, terutama
air, yang berasal dari limbah cair industri tersebut. Limbah cair industri batik pada
umumnya mengandung logam berat (Zn, Cu, Cr, Cd, Ni, Pb, Fe dan Ag), NH3 bebas,
2
sulfida, bahan organik seperti fenol serta bahan kimia seperti NaOH, minyak dan lemak.
Keberadaan zat tersebut menyebabkan limbah cair batik memiliki kadar BOD, COD,
TSS, kekeruhan tinggi (Hernayanti dan Proklamasiningsih, 2004). Sumber mata air
yang ada akan mengalami penurunan kualitas apabila tercemar oleh limbah ini,
sehingga perlu adanya langkah pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang ke
lingkungan.
Salah satu teknik yang bisa dilakukan dalam pengolahan limbah cair adalah
penjerapan. Dalam proses penjerapan juga terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi yaitu karakteristik adsorben, ukuran partikel, luas permukaan, sifat
serapan, temperatur, pH sistem, dan waktu kontak. Beberapa bahan baku yang
digunakan sebagai adsorben antara lain serbuk kayu, batu bara muda, tempurung kelapa,
tempurung kelapa sawit, kopi, ampas teh, sekam padi, tempurung biji karet, tempurung
biji jarak, dan tempurung biji kemiri (Sudarja dan Caroko, 2012).
Penelitian terdahulu telah banyak memuat kemampuan limbah teh dan ampas kopi
sebagai bahan alternatif penjerap logam berat, namun masih belum ada yang membahas
kemampuan penjerapan apabila kedua bahan ini dicampurkan. Kemampuan kedua
bahan tersebut dalam mengadsorpsi logam semakin diperkuat dengan penelitian yang
dilakukan oleh Zuorro and Lavecchia (2010) mengenai kemampuan adsorpsi berbagai
macam adsorben seperti limbah teh hijau, limbah teh hitam, limbah ampas kopi, karbon
aktif dalam menjerap logam berat pada limbah industri dengan urutan hasil limbah teh
hitam > limbah ampas kopi > limbah teh hijau > fuller’s earth > karbon aktif.
3
Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan penelitian ini adalah :
1) Menentukan efektivitas nisbah bobot campuran adsorben ampas teh hitam dan
ampas kopi dalam penjerapan logam Cu (II) dan Zn (II) dari limbah cair industri
batik.
2) Menentukan model isoterm adsorpsi nisbah bobot campuran ampas teh hitam dan
ampas kopi yang berpengaruh dalam proses penjerapan logam Cu (II) dan Zn (II)
limbah cair industri batik.
BAHAN DAN METODA
1. Bahan dan Piranti
1.1 Bahan
Ampas teh hitam diperoleh dari pedagang minuman Tong Tjie di Kampus UKSW,
sedang ampas kopi diperoleh dari pedagang minuman kopi di wilayah Salatiga.
Limbah cair batik yang belum diolah diperoleh dari kawasan Industri Batik Laweyan
di kota Solo.
Bahan kimiawi yang digunakan antara lain HCl (PA, E-Merck, Germany), ZnCl2
(PA, E-Merck, Germany), Na2S2O3 (PA, E-Merck, Germany), HNO3 (PA, E-Merck,
Germany), NaOH (PA, E-Merck, Germany), HgSO4 (PA, E-Merck, Germany),
K2Cr2O7 (PA, E-Merck, Germany), H2SO4 (PA, E-Merck, Germany), AgSO4 (PA, E-
Merck, Germany), Indikator Ferroin, Indikator Amilum, dan Ferro Ammonium Sulfat.
1.2 Piranti
Piranti yang digunakan antara lain peralatan refluks, Spektrofotometer HACH
DR/EL 2000, Furnace Vulcan TM A - 500, Oven wtb binder, Drying Cabinet TZNAS ,
Sop Ohaus Mouisture Balance MB 25, Timbangan Digital Ohaus Pioneer TM, pH
4
meter HANNA Instrument 9812, JAR TEST dan Spektrofotometer HACH DR/EL
2700.
2. Metoda
2.1 Pembuatan Adsorben dari Ampas Kopi (Imawati dan Adhitiyawarman,
2015)
Ampas kopi dikeringkan dalam oven pada suhu 105 selama 5 jam lalu
dikarbonisasi pada suhu 600 selama 20 menit. Ampas kopi didinginkan, dihitung
rendemennya dengan cara membandingkan bobot sampel sebelum dan setelah
dikarbonisasi. Selanjutnya ampas kopi diayak dengan ukuran 60 mesh.
Seratus lima puluh gram ampas kopi direndam dalam larutan 500 mL pengaktif
HCl 0,1 M selama 48 jam lalu ditiriskan dan dicuci dengan akuades hingga netral.
Kemudian dikeringkan di oven pada suhu 110 selama 3 jam untuk penghilangan
kadar air. Dilakukan perhitungan rendemen, kadar air, dan kadar abu untuk
dibandingkan dengan standar baku mutu arang aktif sesuai SNI No.06-3730-1995
(Lampiran 1).
2.2 Pembuatan Adsorben dari Ampas Teh Hitam (Retnowati, 2005)
Ampas teh dari limbah minuman teh dicuci dengan air mengalir selama 24 jam
lalu dibilas dengan akuades kemudian dikeringkan dalam drying cabinet selama
semalam. Setelah kering, ditambah air deionisasi dan dikocok selama 20 menit
kemudian air nya dibuang. Pencucian diulang sebanyak dua kali, selanjutnya
dikeringkan dalam oven pada suhu 100 selama 12 jam. Adsorben dicuci dengan
HCl 0,1 M selama 48 jam lalu ditiriskan kemudian dicuci dengan akuades hingga
netral, selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu 100 selama 12 jam.
5
2.3 Isoterm Adsorpsi
Untuk menjelaskan isoterm adsorpsi, digunakan 2 isoterm Langmuir dan
Freundlich. Model isoterm adsorpsi mendefinisikan bahwa kapasitas adsorpsi
maksimum terjadi akibat adanya lapisan tunggal (monolayer) adsorbat di permukaan
adsorben (Handayani dan Sulistiyono, 2009).
Persamaan Langmuir ditulis sebagai berikut menurut Sumanjit et al., (2007 dalam
Putra, 2014).
Keterangan : Ce (mg/l) : Konsentrasi akhir parameter fisiko – kimiawi saat
kesetimbangan.
X (mg/g) : Massa parameter yang diserap gram adsorben.
Cm : Massa parameter pada saat 1 gram adsorben yang dapat
menjerapsecara sempurna. (Kapasitas maksimum adsorpsi)
b : Konstanta isoterm untuk penjerapan partikel adsorben.
Dari persamaan Langmuir berdasarkan nilai faktor pemisahan (RL) dapat
diindikasikan tipe isoterm Langmuir, (RL = 0) menunjukkan bahwa irreversible, (0<
RL< 1) menunjukkan bahwa favourable, (RL = 1) menunjukkan bahwa linear dan (RL >
1) menunjukkan bahwa unfavourable. Nilai dari RL dapat dituliskan dengan persamaan
sebagai berikut (Anbalagan et al., 2011)
Keterangan : RL : Nilai Faktor Pemisahan.
KL : Konstanta Langmuir.
Co : Konsentrasi Awal Logam.
6
2.4 Pengaplikasian Adsorben
Lima toples ukuran 2.000 mL masing – masing diisi limbah batik sebanyak 1.000
mL. Penambahan berbagai kombinasi variasi bobot ampas teh hitam dan ampas kopi
(gram / gram) berukuran 60 mesh dilakukan secara bersama yaitu (15 : 5) ; (12,5 : 7,5)
; (10 : 10) ; (7,5 : 12,5) ; dan (5 : 15). Larutan diaduk menggunakan JAR TEST dengan
kecepatan pengadukan dijaga pada 100 rpm selama 600 menit. Setiap 30 menit
dilakukan pengambilan sampel untuk pengukuran pH, TDS, TSS, COD, Cu dan Zn
Setelah didiamkan selama 15 menit, larutan disaring menggunakan kertas saring
Whatman no. 41. Konsentrasi logam dari filtrat dianalisa menggunakan
Spektrofotometer HACH DR/EL 2700.
2.5 Pengukuran Parameter Fisiko – Kimiawi.
Perubahan - perubahan yang terjadi selama perlakuan dapat diketahui dengan
melakukan beberapa analisa tehadap parameter fisika dan kimia yang dapat dilihat
pada Tabel 3.
Tabel 3. Parameter Pendukung dan Piranti Parameter Piranti / Metoda FISIKAWI DHL (Daya Hantar Listrik) (μs/cm) pH meter HANNA Instrument 9812 Total Suspended Solids (TSS) (mg / l) Spektrofotometer HACH DR/EL 2000 KIMIAWI COD (mg / l) Titrimetrik (Alaerts dan Santika, 1987) pH pH meter HANNA Instrument 9812 Seng (Zn) (mg / l) AtomicAdsorption Spectroscopy (AAS). Tembaga (Cu) (mg / l) AtomicAdsorption Spectroscopy (AAS).
Analisa Data
Data penelitian dianalisis menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan
5 perlakuan dan 5 kali ulangan. Sebagai perlakuan adalah berbagai variasi bobot ampas
teh hitam dan ampas kopi, yaitu (15 g : 5 g) ; (12,5 g : 7,5 g) ; (10 g : 10 g) ; (7,5 g :
7
12,5 g) ; dan (5 g : 15 g) dengan total massa 20 g sedangkan sebagai kelompok adalah
waktu analisis (30, 60, 90, 120, 150, 180, 210, 240, 300, 330, 360, 420, 450, 480, 510,
540, 570, 600 menit). Pengujian purata antar perlakuan digunakan uji Beda Nyata Jujur
(BNJ) dengan tingkat kebermaknaan 5% (Steel and Torie, 1989).
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Karakterisasi Awal Parameter Fisiko - Kimiawi dari Limbah Batik
Hasil karakterisasi parameter fisiko – kimiawi awal limbah batik sebelum
diperlakukan dengan penambahan ampas teh hitam dan ampas kopi dengan berbagai
variasi bobot disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Karakterisasi Awal Limbah Batik Parameter Awal *Baku Mutu
KIMIAWI pH 8,4 6 – 9
COD (mg/L) 848 150 Chrom total (mg/L) 0,0299 1,0
Pb (mg/L) 1,0662 0,1 Cu (mg/L) 4,6133 2 Cd (mg/L) 2,2615 0,05 Zn (mg/L) 7,1546 5
FISIKAWI Kekeruhan (FTU) 64 -
Warna (PtCo) 360 - DHL( ) 1.550 -
TDS (ppm) 760 1000 TSS (ppm) 1,25 50
Keterangan : ( - ) : Tidak ada Baku Mutu, keterangan ini juga berlaku untuk Tabel 4. *Baku Mutu sesuai Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun 2012
tentang Baku Mutu Limbah Industri Batik.
Dari Tabel 4 terlihat paramater kimiawi yang belum memenuhi baku mutu limbah
industri batik adalah COD, Pb, Cu, Cd, dan Zn, sedangkan parameter kimiawi (pH dan
chrom total) dan fisikawi (TDS dan TSS) sudah memenuhi baku mutu yang ditetapkan.
8
Dalam penelitian ini digunakan nisbah bobot ampas teh hitam dan ampas kopi
sebagai adsorben alami. Kedua bahan ini dipilih karena selain gampang diperoleh,
ampas teh hitam dan ampas kopi memiliki kandungan selulosa, lignin, karbohidrat yang
memiliki grup hidroksil dalam strukturnya. Gugus fungsional adalah lignin, tannin atau
senyawa phenolik lainnya terutama karboksilat (-COO-), fenolik hidroksil dan golongan
oksil dengan pengaktivasi (HCl) mampu menjadi agen pengikat pengotor limbah cair
batik (Nandal et al., 2014). Berbagai kombinasi variasi nisbah bobot ampas teh hitam
dan ampas kopi (g / g) yang digunakan yaitu (15 : 5) ; (12,5 : 7,5) ; (10 : 10) ; (7,5 :
12,5) ; (5 : 15).
2. Pengaruh Nisbah Bobot Campuran Ampas Teh Hitam dan Ampas Kopi
terhadap Penurunan COD, Cu, dan Zn
Rataan kandungan parameter kimiawi berkisar antara 0,37 ± 0,03 ppm, sampai
dengan 137,6 ± 10,88 ppm, sedangkan parameter fisikawi (TDS dan TSS) telah
memenuhi baku mutu meski sebelum diberi perlakuan, berkisar antara 39,06 ± 0,89
mg/L - 812 ± 13,60 mg/L (Tabel 5 dan Lampiran 1). Penambahan kombinasi nisbah
bobot ampas teh hitam dan ampas kopi (7,5 g : 12,5 g) dengan pengadukan selama 600
menit menurunkan COD, sedangkan nisbah (12,5 g : 7,5 g) menurunkan Cu dan Zn
limbah cair batik.
Tabel 5. Rataan Kandungan Parameter Fisiko Kimiawi ( ) Limbah Cair Batik Berbagai Kombinasi Nisbah Bobot Ampas Teh Hitam dan Ampas Kopi dalam Waktu Kontak 600 menit.
No. Parameter Konsentrasi Parameter
Awal
Nisbah Bobot Ampas Teh Hitam dan Ampas Kopi (g / g) BM A
(AT 15 : AK 5) B
(AT 12,5 : AK 7,5) C
(AT 10 : AK 10) D
(AT 7,5 : AK 12,5) E
(AT 5 : AK 15)
KIMIAWI 1. pH 8,4 Purata ± SE 8,84 ± 0,07 8,16 ± 0,14 8,76 ± 0,11 8,76 ± 0,07 8,8 ± 0,09 6 – 9 W = 0,14 (b) (a) (b) (b) (b) 2. COD (mg/L) 848 Purata ± SE 134,4 ± 10,88 137,6 ±10,88 163,2 ± 8,88 128 ± 14,05 150,4 ± 17,77 150 W = 18,633 (ab) (ab) (c) (a) (bc) 3. Cu (mg/L) 4,6133 Purata ± SE 1,34 ± 0,02 0,37 ± 0,03 0,8 ± 0,04 0,99 ± 0,07 0,76 ± 0,05 2 W = 0.07 (d) (a) (b) (c) (b) 4. Zn (mg/L) 7,1546 Purata ± SE 2,65 ± 0,03 2,67 ± 0,01 3,13 ± 0,16 4,16 ± 0,02 3,56 ± 0,10 5 W = 0.0336 (a) (a) (b) (d) (c)
FISIKAWI
Keterangan : *W = BNJ 5%; BM = Ba Peratura erah Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahu 2012 tentang Baku Mutu Limbah Indu ri Batik. ku Mutu n Da n st
5. TDS (mg/L) 760 Purata ± SE 812 ± 13,60 812 ± 10,39 738 ± 20,40 760 ± 8,78 784 ± 6,80 1000 W = 20,68 (d) (d) (a) (b) (c) 6. TSS (mg/L) 1,25 Purata ± SE 52,2 ± 1,04 45,8 ± 1,62 46,4 ± 1,42 44,84 ± 1,68 39,06 ± 0,89 50 W = 2.3068 (c) (b) (b) (b) (a)
*Angka - angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan antar perlakuan tidak ada beda secara bermakna, sedangkan angka – angka yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan adanya beda nyata.
9
10
Hasil rataan COD selama 600 menit pengadukan Tabel 5 berkisar antara 128 ±
14,05 mg/L - 163,20 ± 8,88 mg/L. Dari beberapa nisbah bobot campuran ampas teh
hitam dan ampas kopi, terlihat bahwa nisbah bobot (7,5 g : 12,5 g) paling efektif
menurunkan COD sesuai baku mutu yang disyaratkan. Menurut penelitian Reza and
Abedin (2011) ampas teh hitam mampu menurunkan COD dari 259,85 mg/L menjadi
27,58 mg/L pada 1.000 mL larutan Dychufix Turkish Blue G selama 120 menit.
Hasil rataan Cu berkisar antara 0,37 ± 0,03 mg/L - 1,34 ± 0,02 mg/L (Tabel 5). Dari
berbagai variasi nisbah bobot yang digunakan, nisbah bobot ampas teh hitam dan ampas
kopi (12,5 g : 7,5 g) memberikan nilai yang optimum untuk Cu, sedangkan untuk logam
Zn diperoleh rata – rata berkisar antara 2,65 ± 0,03 mg/L - 4,16 ± 0,02 mg/L dan
memberikan nilai yang optimum pada nisbah bobot (12,5 g : 7,5 g). Kemampuan
penyerapan logam Cu dan Zn ini terjadi karena adanya proses pertukaran ion yang
berlangsung pada permukaan adsorben dengan Cu maupun Zn. Gugus fungsional pada
ampas teh hitam dan ampas kopi yang berperan dalam pengikatan logam Cu dan Zn ini
adalah karboksilat (Kyzas, 2012). Terjadi reaksi antara muatan positif ion Cu dan Zn
dan beberapa muatan negatif pada permukaan protein, dimana ikatan kovalen terbentuk
antara ion Cu atau ion Zn dan N- , O- atau C- terminal protein. Selain itu, senyawa
fenolik yang terkandung dalam daun teh memiliki afinitas yang signifikan untuk
menangkap logam berat dari suatu larutan (Zuorro and Lavecchia, 2010), sedangkan
kopi terdapat komposisi quinic acid dan niacin yang memiliki gugus karboksilat
(Anonim, 2015). Perbedaan persentase efekitivitas pengolahan dari masing – masing
logam berat pada dosis adsorben dan waktu kontak yang sama disebabkan oleh adanya
perbedaan afinitas kimia masing – masing dan kapasitas pertukaran ion yang
11
dipengaruhi oleh gugus fungsional yang ada pada permukaan adsorben tersebut (Thakur
and Parmar, 2013).
3. Efektivitas Pengolahan Limbah Cair Batik dengan Berbagai Nisbah Bobot
Ampas Teh Hitam dan Ampas Kopi terhadap Penurunan COD, Cu, dan Zn
Berikut akan disajikan efektivitas pengolahan parameter fisiko - kimiawi limbah cair
batik menggunakan penambahan berbagai nisbah bobot ampas teh hitam dan ampas
kopi dalam waktu kontak 600 menit. Efektivitas yang dihasilkan berkisar antara 62,68
% - 91,98 % (Tabel 6).
Tabel 6. Efektivitas Pengolahan (dalam %) Nisbah Bobot Ampas Teh Hitam : Ampas Kopi (g / g)
No Parameter Nisbah Bobot AT dan AK
(gr / gr)
Konsentrasi Awal
Konsentrasi Akhir
Efektivitas Pengolahan
(%) *BM
KIMIAWI
1. COD (mg/L) (7,5 : 12,5) 848 137,6 83,77 150 2. Cu (mg/L) (12,5 : 7,5) 4,6133 0,37 91,98 2 3. Zn (mg/L) (12,5 : 7,5) 7,1546 2,67 62,68 5
FISIKAWI
Keterangan : AT = Ampas Teh Hitam ; AK = Ampas Kopi, *BM = Baku Mutu
4. TDS (mg/L) (10 : 10) 760 738 2,90 1000 5. TSS (mg/L) (5 : 15) 1,25 39,06 - 50
Berdasarkan Tabel 6 terlihat bahwa efektivitas pengolahan COD dengan nisbah
bobot ampas teh hitam dan ampas kopi (7,5 g : 12,5 g) sebesar 84,90%. Hasil ini lebih
rendah dari penelitian yang dilakukan oleh Reza and Abedin (2011) yang menghasilkan
efektivitas COD menggunakan ampas teh hitam sebesar 89,39% selama 90 menit,
namun hasil ini lebih tinggi daripada penelitian Qiao et al., (2013) yang menghasilkan
efektivitas COD menggunakan ampas kopi sebesar 67,4%.
Dari Tabel 6 menunjukkan bahwa efektivitas Cu dengan nisbah bobot (12,5 g : 7,5
g) mencapai 91,98%. Hasil ini lebih tinggi daripada 2 penelitian sebelumnya, yaitu
12
Seniunaite (2014) yang mendapatkan efektivitas penjerapan Cu dari larutan standar
sebesar 85,9% menggunakan ampas kopi selama 60 menit dan penelitian Thakur and
Parmar (2013) yang mendapatkan efektivitas Cu sebesar 89% menggunakan ampas teh
hitam selama 120 menit.
Efektivitas Zn dengan nisbah bobot (12,5 g : 7,5 g) sebesar 62,68% (Tabel 6). Hasil
ini lebih tinggi dari penelitian Wu et al., (2015) dengan menggunakan ampas kopi yang
memiliki efektivitas sebesar 44% selama 180 menit. Sebaliknya lebih rendah dari
penelitian Thakur and Parmar (2013) dengan penambahan ampas teh selama 120 menit
memiliki efektivitas sebesar 90%.
4. Isoterm Adsorpsi Parameter Fisiko - Kimiawi Limbah Cair Batik dengan
Menggunakan Ampas Teh Hitam dan Ampas Kopi dalam Waktu Kontak 600
menit
Hasil perhitungan isoterm adsorpsi Langmuir dan Freundlich dari logam berat
limbah cair batik disajikan dalam (Tabel 7).
Isoterm Adsorpsi Chemical Oxygen Demand (COD)
Model isoterm adsorpsi COD dalam pengolahan limbah cair batik pada nisbah
bobot ampas teh hitam : ampas kopi (12,5 g : 7,5 g) mengikuti isoterm Freundlich
dengan persamaan y = 1,0514x – 1,8865 dengan nilai KF = 0,0130 (Tabel 7).
Menurut penelitian Dhas (2008), model isoterm adsorpsi COD pada limbah
tekstil menggunakan karbon teraktivasi dan batu kapur mengikuti isoterm
Freundlich dengan nilai R2 > 0,96.
Tabel 7. Isoterm Adsorpsi Langmuir dan Freundlich Paramater Kimiawi dari Limbah Cair Batik Menggunakan Nisbah Bobot Ampas Teh Hitam dan Ampas Kopi
No. Parameter NB (AT : AK) (g / g) Langmuir RL b Cm
(mg / g) Freundlich n Log KF KF
1. COD (12,5 : 7,5) y = 0.0167x - 0.2676 - 0,0200 - 0,0624 59,8802 y = 1.0514x - 1.8865 0,9487 - 1,8865 0,0130 R² = 0.7194 (r = 0,8482) R² = 0.8456 (r = 0,9196)
2. Tembaga (Cu) (12,5 : 7,5) y = 0,0229x -0,0153 - 0,1781 - 1,4967 43.6681 y = - 0,9816x -1,0021 -1,0187 - 1,0021 0,0995 R2 = 0,8906 (r = 0,9437) R2 = 0,3005 (r = 0,5482)
3. Seng (Zn) (12,5 : 7,5) y = 0.024x - 0.059 - 0,5291 - 0,4068 41,6667 y = -1.6623x - 0.0216 - 0,6016 - 0,0216 0,9515 R2 = 0.8423 (r = 0,9178) R2 = 0.2464 (r = 0,4964) Keterangan : NB = Nisbah Bobot ; AT = Ampas Teh Hitam ; AK = Ampas Kopi ; RL = Faktor Pemisahan ; Cm = Kapasitas Adsorpsi Maksimum (mg/g) ; b = Konstanta
Langmuir ; n = Konstanta Freundlich ; R2= Koefisien Determinasi ; r = Koefisien Korelasi ; log KF = Kapasitas adsorpsi
13
14
Isoterm Adsorpsi Tembaga (Cu)
Model isoterm adsorpsi Cu dalam pengolahan limbah cair batik pada nisbah bobot
ampas teh hitam : ampas kopi (12,5 g : 7,5 g) mengikuti persamaan Langmuir dengan
persamaan Ce/(x/m) = 0,0229x – 0,0153 dengan nilai R2 = 0,8906 dan r = 0,9437. Dari
persamaan Langmuir diperoleh kapasitas adsorpsi maksimum Cm (mg/g) sebesar
43,6681 mg/g (Tabel 7),
Hasil penelitian Kyzas (2012) menunjukkan bahwa ampas kopi dapat
menurunkan Cu (II) dari larutan standar CuSO4.5H2O dan mengikuti model isoterm
Langmuir – Freundlich dengan nilai R2 = 0,993 , b = 0,612 serta kapasitas adsorpsi
maksimum Cu (II) sebesar 70 mg/g. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Cay et
al., (2004) menunjukkan bahwa ampas teh hitam dapat menurunkan Cu mengikuti
model isoterm Freundlich dengan nilai KF = 2,8379 dan nilai R2 = 0,992.
Isoterm Adsorpsi Seng (Zn)
Model isoterm adsorpsi Zn dalam pengolahan limbah cair batik pada nisbah bobot
ampas teh hitam : ampas kopi (12,5 g : 7,5 g) mengikuti persamaan Langmuir dengan
persamaan Ce/(x/m) = 0,024x - 0,059 dengan nilai R2 = 0,8423 dan r = 0,9178. Dari
persamaan Langmuir diperoleh kapasitas adsorpsi maksimum Cm (mg/g) sebesar
41,6667 mg/g (Tabel 7),
Berdasarkan penelitian Wasewar et al., (2008 ), ampas teh hitam dapat
menurunkan Zn mengikuti semua model isoterm (Langmuir, Freundlich, Redlich-
Peterson, dan Tempkin) dengan kapasitas adsorpsi maksimum Zn (II) sebesar 14,2 mg/g
dengan nilai R2 = 0,9917 pada suhu 333, serta nilai KF = 6,3624 dan R2 = 0,9684.
Hasil penelitian Kumar et al., (2009) menunjukkan bahwa ampas kopi dapat
menurunkan Zn (II) dari larutan standar ZnSO4.7H2O mengikuti model isoterm
15
Langmuir dengan nilai R2 = 0,968 dan kapasitas adsorpsi maksimum Zn (II) sebesar
46,05 mg/g.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1) Antar berbagai kombinasi nisbah bobot ampas teh hitam dan ampas kopi, diperoleh
hasil optimum untuk COD pada nisbah bobot (7,5 g : 12,5 g), sedangkan untuk
parameter Cu dan Zn nisbah bobot (12,5 g : 7,5 g). Efektivitas yang diperoleh
untuk parameter kimiawi COD, Cu, dan Zn berturut - turut adalah : 84,90%;
91,98%; dan 62,68%.
2) Model isoterm adsorpsi untuk COD adalah isoterm Freundlich, sedangkan untuk
Cu dan Zn adalah isoterm Langmuir. Kapasitas adsorpsi untuk COD adalah 0,0130
, sedangkan kapasitas adsorpsi maksimum Cu dan Zn berturut – turut sebesar 43,67
mg/g (Cu) dan 41,67 mg/g (Zn).
SARAN
Untuk penelitian selanjutnya digunakan arang ampas teh hitam yang diarangkan.
Dilakukan decolorisasi pada masing – masing ampas teh hitam maupun ampas kopi
sebelum pengaplikasian adsorben.
DAFTAR PUSTAKA
Alaerts, G. & S.S Santika. 1987. Metode Penelitian Air. Surabaya : Usaha nasional.
Anbalagan, K., P Senthilkumar and R Karthikeyan. 2015. Adsorption of Toxic Cr (VI) Ions From Aqueous Solution by Sulphuric Acid Modified Strychnos Potatorum Seeds in Batch and Column Studies. Desalination and Water Treatment. London, 21 May 2015. 1 – 23.
Anonim. 2015. 10 Kandungan Kimiawi yang Terdapat pada Kopi. Diambil dari http://www.hasbihtc.com/10-kandungan-kimiawi-yang-terdapat-pada-kopi.html. [4 Mei 2016].
Badan Standarisasi Nasional Indonesia. SNI No.06-3730-1995: Baku Mutu Arang Aktif. Jakarta : Badan Standarisasi Nasional Indonesia.
16
Cay, S., A Uyanik andA Ozasik. 2004. Single and binary component adsorption on copper (II) and cadmium (II) from aqueous solution using tea industry waste. Sep. Purif. Technol 38 (3), 273-280.
Dhas, J.P.A/L.A. 2008. Removal of COD and colour from textile wastewater using limestone and activated carbon. Penang. Master of Science. Universiti Sains Malaysia. [Thesis]
Handayani, M dan E Sulistiyono. 2009. Uji Persamaan Langmuir dan Freundlich pada Penyerapan Limbah Chrom (VI) oleh Zeolit. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir PTNBR – BATAN. Bandung, 3 Juni 2009. 130 – 136.
Hernayanti dan E Proklamasiningsih. 2004. Fitoremediasi Limbah Cair Batik Menggunakan Kayu Apu (Pistia stratiotes L.) sebagai Upaya untuk Memperbaiki Kualitas Air . Phytoremediation of Batik Liquid Waste Using Water Lettuce (Pistia stratiotes L.) for Improving Water Quality. Jurnal Pembangunan Pedesaan 4 (03), 164 - 172.
Imawati, A dan Adhitiyawarman. 2015. Kapasitas Adsorpsi Maksimum Ion Pb (II) oleh Arang Aktif Ampas Kopi Teraktivasi HCl dan H3PO4. JKK 4 (02), 50 - 61.
Kumar, Y.P., C.B Kumar., B Samalatha and G.B Rao. 2009. “Removal of Zinc from Aqueous Solution Using Coffee Industry Waste” in Separation Processes ICSP 2009. Mishra, P.K., Mondal M.K., and Srivastava P., (Eds). India. Institute of Technology Banaras Hindu University. 118 – 126.
Kyzas, G.Z. 2012. Commercial Coffe Wastes as Materials for Adsorption of Heavy Metals from Aqueous Solutions. Materials1826 – 1840.
Nandal, M., R. Hooda and G. Dhania. 2014. Tea Wastes as a Sorbent for Removal of Heavy Metals from Wastewater. International Journal of Current Engineering and Technology 4(01), 243 – 247.
Peraturan Daerah Jawa Tengah. 2012. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Limbah. Jawa Tengah : Gubernur Jawa Tengah.
Putra, A.D.K. 2014.Nisbah Bobot Campuran Kulit Jeruk (Citrus sp.) dan Arang Tongkol Jagung (Zea mays L.) sebagai Adsorben dalam Pengolahan Air Limbah Tekstil. Salatiga. Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana. [Skripsi].
Qiao, W., K Takayanagi., M Shofie., Q Niu., H.Q Yu., & Y.Y Li. 2013. Thermophilic anaerobic digestion of coffee grounds with and without waste activated sludge as co-substrate using a submerged AnMBR : System amendments and membrane performance. Bioresource Technology, 150, 249 – 258.
Retnowati. 2005. Efektivitas Ampas Teh sebagai Adsorben Alternatif Limbah Cair Industri Tekstil. Bogor. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor. [Skripsi]
17
Reza, A., & M.Z Abedin. 2011. Application of Bioadsorbents for The Wastewater Treatment of a Composite Knit Industry. Journal of the Environment 8(1), 19 – 26.
Seniunaite, J., R Vaiskunaite and V Bolutiene. 2014. Coffee Grounds as an Adsorbent for Copper and Lead Removal from Aqueous Solutions. The 9th International Conference”ENVIRONMENTAL ENGINEERING”. Lithuania, 22 – 23 May 2014. 1 – 6.
Steel, R.G.D. and J.H Torie, 1981.Principle and Procedures of Statistic A Biometrical Approach, 2nd ed. Mc Grow-Hill International.Book Co, Kuga Kusha, Japan.
Sudarja dan N Caroko. 2012. Kaji Eksperimental Efektivitas Penyerapan Limbah Cair Industri Batik Taman Sari Yogyakarta Menggunakan Arang Aktif Mesh 80 dari Limbah Gergaji Kayu Jati. Jurnal Ilmiah Semesta Teknika 14(01), 50 - 58.
Thakur, L. S., & M Parmar. (2013). Adsorption of Heavy Metal (Cu2+, Ni2+ and Zn2+) from Synthetic Waste Water by Tea Waste Adsorbent. International Journal of Chemical and Physical Sciences 2(06), 6 – 19.
Wasewar, K.L., M Atif.,B Prasad and I.M Mishra. 2008a. Adsorption of Zn using factory tea waste : kinetics, equilibrium and thermodynamics.CLEAN : Soil, Water, Air. 36 (3), 320 - 329.
Wu, C. H., C.Y Kuo and S.S Guan. 2015. Adsorption Kinetics of Lead and Zinc Ions by Coffee Residues. Pol. J. Environ. Stud 24(2), 761 – 767.
Zuorro, A and R Lavecchia. 2010. Adsorption of Pb(II) on Spent Leaves of Green and Black Tea. American Journal of Applied Sciences 7(02), 153 – 159.