Upload
aprila-yoga-erlangga
View
29
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
sfgdfg
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGANTAR TEKNOLOGI PERTANIAN
“ FIELDTRIP KE PAGARALAM”
OLEH
SUSAN APRIANI
05121402032
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................
1.2 Tujuan................................................................................................................
II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................
III METODOLOGI
a. Waktu...................................................................................................................
b. Tempat..................................................................................................................
c. Cara Kerja.............................................................................................................
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil.....................................................................................................................
b. Pembahasan.........................................................................................................
V KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan..........................................................................................................
b. Saran....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan
karunia serta hidayah-Nya sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik. Tak lupa
pula shalawat serta salam Penulis curahkan kepada Rasulullah SAW beserta keluarga,
dan para sahabatnya.
Laporan Field Trip mata kuliah Pengantar Teknologi Pertanian ini berisi
mengenai hasil pengamatan serta kunjungan lapangan ke Pagaralam. Pada kesempatan
tersebut melakukan kunjungan ke Pengolahan Kopi, PTPN VII serta pengolahan lahan
dengan traktor.
Selesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan para asisten praktikum
Pengantar Teknologi Pertanian. Ungkapan terima kasih yang tak terhingga pun Penulis
sampaikan kepada para asisten.
Segenap daya dan upaya telah Penulis lakukan dalam menyelesaikan laporan ini,
guna memperoleh hasil yang memuaskan. Namun, dengan segala keterbatasan
kemampuan yang ada sebagai manusia biasa, Penulis menyadari bahwa laporan ini
masih memilki banyak kekurangan. Oleh karena itu, Penulis menerima segala kritik
maupun saran demi kesempurnaan laporan ini.
Palembang, Mei 2013
Penulis
I. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada era Tanam Paksa atau Cultuurstelsel (1830—1870) masa penjajahan
Belanda di Indonesia, pemerintah Belanda membuka sebuah perkebunan komersial pada
koloninya di Hindia Belanda, khususnya di pulau Jawa, pulau Sumatera dan sebahagian
Indonesia Timur. Jenis kopi yang dikembangkan di Indonesia adalah kopi jenis Arabika
yang didatangkan langsung dari Yaman. Pada awalnya pemerintah Belanda menanam
kopi di daerah sekitar Batavia (Jakarta), Sukabumi, Bogor, Mandailing dan Sidikalang.
Kopi juga ditanam di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatra, Sulawesi, Timor
dan Flores. Pada permulaan abad ke-20 perkebunan kopi di Indonesia mulai terserang
hama, yang hampir memusnahkan seluruh tanaman kopi. Akhirnya pemerintah
penjajahan Belanda sempat memutuskan untuk mencoba menggantinya denga jenis Kopi
yang lebih kuat terhadap serangan penyakit yaitu kopi Liberika dan Ekselsa. Namun
didaerah Timor dan Flores yang pada saat itu berada di bawah pemerintahan bangsa
Portugis tidak terserang hama meskipun jenis kopi yang dibudidayakan disana juga kopi
Arabica.
Pemerintah Belanda kemudian menanam kopi Liberika untuk menanggulangi
hama tersebut. Varietas ini tidak begitu lama populer dan juga terserang hama. Kopi
Liberika masih dapat ditemui di pulau Jawa, walau jarang ditanam sebagai bahan
produksi komersial. Biji kopi Liberika sedikit lebih besar dari biji kopi Arabika dan kopi
Robusta. sebenarnya, perkebunan kopi ini tidak terserang hama, namun ada revolusi
perkebunan dimana buruh perkebunan kopi menebang seluruh perkebunan kopi di Jawa
pada khususnya dan di seluruh Indonesia pada umumnya.
Robusta menggantikan kopi Liberika. Walaupun ini bukan kopi yang khas bagi
Indonesia, kopi ini menjadi bahan ekspor yang penting di Indonesia.
Bencana alam, Perang Dunia II dan perjuangan kemerdekaan - semuanya
mempunyai peranan penting bagi kopi di Indonesia. Pada awal abad ke-20 perkebunan
kopi berada di bawah kontrol pemerintahan Belanda. Infrastruktur dikembangkan untuk
mempermudah perdagangan kopi. Sebelum Perang Dunia II di Jawa Tengah terdapat
jalur rel kereta api yang digunakan untuk mengangkut kopi, gula, merica, teh dan
tembakau ke Semarang untuk kemudian diangkut dengan kapal laut. Kopi yang ditanam
di Jawa Tengah umumnya adalah kopi Arabika. Kopi Arabika juga banyak diproduksi di
kebun - kebun seperti (Kayumas, Blawan, Kalisat/Jampit)di Bondowoso, Jawa Timur.
Sedangkan kopi robusta di Jawa Timur, banyak diproduksi dari kebun - kebun seperti
Ngrangkah Pawon (Kediri), Bangelan (Malang), Malangsari, Kaliselogiri (Banyuwangi).
Di daerah pegunungan dari Jember hingga Banyuwangi terdapat banyak perkebunan
kopi Arabika dan Robusta. Kopi Robusta tumbuh di daerah rendah sedangkan kopi
Arabika tumbuh di daerah tinggi.
Setelah kemerdekaan banyak perkebunan kopi yang diambil alih oleh pemerintah
yang baru atau ditinggalkan. Saat ini sekitar 92% produksi kopi berada di bawah petani-
petani kecil atau koperasi.
Indonesia merupakan negara agraris, dimana mata pencaharian penduduknya
sebagian besar adalah petani. Indonesia juga merupakan salah satu Negara pegunungan
dan sebagian besar dari pegunungan yang ada di Indonesia masih dalam keadaan aktif .
Karena Indonesia merupakan wilayah pegunungan, maka suhu atau iklim di Indonesia
cocok untuk tanaman yang membutuhkan suhu rendah atau dingin, contohnya adalah
tanaman teh dan kopi.
Tanaman teh masuk ke Indonesia pada tahun 1686 yang dibawa oleh Dr.
Andreas eyer yang berkebangsaan Belanda. Pada saat itu teh hanya dikenal sebagai
tanaman bonsai atau tanaman hias. Teh sudah dikenal di Cina sejak zaman dahulu, yang
mana teh ini dijadikan minuman para bangsawan dan digunakan sebagai obat. Pada
tahun 1728, pemerintah Belanda mulai memperhatikan teh dengan mendatangkan biji-
biji teh secara besar-besaran dari Cina untuk dibudidayakan di pulau Jawa. Usaha
perkebunan teh pertama dipelopori oleh Jacobson pada tahun 1828 dan sejak itu menjadi
komoditas yang menguntungkan bagi pemerintah Hindia Belanda, sehingga pada masa
pemerintahan Gubernur Van Den Bosh, teh menjadi salah satu tanaman yang harus
ditanam rakyat Indonesia.
Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Teh Unit Usaha Pagar Alam merupakan
salah satu Unit Usaha dari PT. Perkebunan nusantara VII (persero) yang didirikan pada
tahun 1929 oleh perusahaan Belanda yaitu NV. Landbouw Maata Chapij. Perusahaan
tersebut sempat dikuasai oleh Jepang, tetapi akhirnya berhasil direbut kembali.
Perkebunan teh Unit Usaha Pagaralam yang terletak di kaki Gunung Dempo
merupakan satu-satunya Unit Usaha di lingkungan PT. Perkebunan Nusantara VII
(Persero) yang mengelola budidaya teh. Lokasi perkebunan teh Pagaralam berada di
Kelurahan Gunung Dempo Kecamatan Pagaralam Selatan yang berjarak 9 km Kota
Pagaralam, 69 km dari Kota Lahat, 300 km dari Kota Palembang ibukota Propinsi
Sumatera Selatan dan 660 km dari Kantor Direksi PTPN VII (Persero) Bandar
Lampung.
Kondisi topografi relatif lereng dan bergelombang dengan jenis tanah umumnya
Andosol. Areal kebun berada pada ketinggian sekitar 950 M-1.450 M di atas permukaan
laut dengan curah hujan rata-rata pertahun 2.500 mm-3.000 mm. Musim basah selama
10 bulan dan kering selama 2 bulan, memiliki kelembaban udara berkisar antara 60 %-
85 % dengan suhu udara berkisar antara15oC-26oC.
Maksud dan tujuan didirikannya Perseroan adalah turut melaksanakan dan
menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan
pembangunan nasional pada umumnya, serta pembangunan di bidang sub sektor
pertanian pada khhususnya, denganmenerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
I.2 TUJUAN
Adapun tujuan dilakukannya kunjungan lapangan ini adalah untuk menambah
wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang teknologi pertanian terhadap proses
pengolahan teh dan kopi. Selain itu agar para mahasiswa dapat mengetahui proses
pengolahan, cara kerja mesin, produksi yang dihasilkan, dan pengenalan lapangan.
Sehingga diharapkan untuk masa yang akan datang munculnya sarjana-sarjana yang ahli
dalam bidang pertanian dan mampu menerapkan teknologi pertanian dalam dunia
pertanian, baik secara teori maupun praktek.
II. TINJAUAN PUSTAKA
a. Teh ( Camelia Sinensis )
Tanaman teh termasuk genus Camellia yang memiliki sekitar 82 species,
terutama tersebar di kawasan Asia Tenggara pada garis lintang 30° sebelah utara
maupun selatan khatulistiwa. Selain tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze)
yang dikonsumsi sebagai minuman penyegar, genus Cammelia ini juga mencakup
banyak jenis tanaman hias. Salah satu jenis tanaman teh yang di konsumsi adalah teh
hitam yang banyak di produksi di Indonesia terutama di Sumatera Selatan (Pagaralam).
Teh hitam lebih teroksidasi daripada ragam teh hijau, oolong dan putih; keempat
varietas itu terbuat dari daun Camellia sinensis. Teh hitam umumnya lebih berasa
seleranya dan lebih banyak mengandung kafein daripada teh yang tak teroksidasi.
Dalam bahasa Tionghoa dan bahasa-bahasa yang secara kultural dipengaruhi, teh
hitam dikenal sebagai teh merah ( 紅 茶 , Bahasa Mandarin hóngchá; bahasa Jepang
kōcha; bahasa Korea hongcha), barangkali merupakan deskripsi lebih akurat atas warna
airnya. Namun, nama teh hitam bisa pula merujuk ke warna daun yang teroksidasi.
Dalam bahasa Tionghoa, teh hitam adalah klasifikasi yang umum digunakan buat teh
pascafermentasi, seperti teh Pu-erh. Namun, di dunia Barat, "teh merah" biasanya
merujuk ke tisane rooibos dari Afrika Selatan.
Bila teh hijau biasanya kehilangan rasanya dalam setahun, rasa teh hitam tetap
bertahan selama beberapa tahun. Atas alasan ini, teh hijau sudah lama diperdagangkan,
dan balok teh hitam yang dipadatkan malah menjadi mata uang de facto di Mongolia,
Tibet dan Siberia pada abad ke-19[1].
Istilah teh hitam juga digunakan untuk menggambarkan secangkir teh tanpa susu,
mirip dengan kopi yang dihidangkan susu maupun krim. Di negara-negara
Persemakmuran, teh hitam biasanya tidak diminum begitu saja tapi diberi susu.
Syarat Tumbuh
Pertumbuhan tanaman teh dipengaruhi oleh faktor iklim, tanah, dan keserasian
tanah dan bentuk lahan. Faktor iklim yang berpengaruh terutama adaah curah hujan,
suhu udara, tinggi tempat, sinar matahari, dan angin. Secara umum tanaman teh
menghendaki daerah dengan curah hujan yang cukup tinggi, suhu cukup sejuk,
kelembaban relatif cukup tinggi, angin tidak kering, dan elevasi tidak memungkinkan
terjadinya embun beku (night frost).
b. Kopi (Coffeae sp.)
Kopi Indonesia saat ini menempati peringkat keempat terbesar di dunia dari segi
hasil produksi. Kopi di Indonesia memiliki sejarah panjang dan memiliki peranan
penting bagi pertumbuhan perekonomian masyarakat di Indonesia. Indonesia
diberkati dengan letak geografisnya yang sangat cocok difungsikan sebagai lahan
perkebunan kopi. Letak Indonesia sangat ideal bagi iklim mikro untuk
pertumbuhan dan produksi kopi.
Tanaman kopi termasuk dalam famili Rubiaceae dan terdiri atas banyak jenis
antara Coffea arabica, Coffea robusta dan Coffea liberica. Negara asal tanaman
kopi adalah Abessinia yang tumbuh di dataran tinggi. Tanaman kopi Robusta
tumbuh baik di dataran rendah sampai ketinggian sekitar 1.000 m diatas
permukaan laut, daerah-daerah dengan suhu sekitar 200C. Tanaman kopi arabika
menghendaki daerah-daerah yang lebih tinggi sampai ketinggian sekitar 1700 m
diatas permukaan laut, daerah-daerah yang umumnya dengan suhu sekitar 10-
16°C. Tanaman kopi liberika dapat tumbuh di dataran rendah.
Untuk tumbuh subur kopi diperlukan curah hujan sekitar 2.000-3.000 mm tiap
tahun serta memerlukan waktu musim kering sekurang-kurangnya 1-2 bulan
pada waktu berbunga dan pad a waktu pemetikan buah. Tanaman kopi mulai
dapat menghasilkan setelah umur 4-5 tahun tergantung pada pemeliharaan dan
iklim setempat. Tanaman kopi dapat memberi hasil tinggi mulai umur 8 tahun
dan dapat berbuah baik selama 15 -18 tahun, jika pemeliharaan tanaman kopi
baik, akan menghasilkan sampai umur sekitar 30 tahun.
Syarat tumbuh
Setiap jenis kopi memerlukan tinggi tempat dari permukaan laut dan temperatur
yang berbeda-beda. Jenis arabika dapat hidup pada 1000-1700 m diatas
permukaan laut dengan suhu 16-20o C. Jenis robusta dapat hidup pada 500-1000
m diatas permukaan laut tetapi yang baik 800 m diatas permukaan laut dengan
suhu 20o C. Jenis liberika dapat hidup baik di dataran rendah.
Curah hujan yang dibutuhkan tanaman kopi minimal dalam 1 tahun 1000-2000
mm. Kopi robusta menghendaki musim kemarau 3-4 bulan, tetapi pada waktu itu
harus sering ada hujan yang cukup. Musim kemarau yang dikehendaki maksimal
1,5 bulan sebelum masa berbunga lebat, sedangkan masa kering sesudah
berbunga lebat sedapat mungkin tidak melebihi 2 minggu. Pohon kopi tidak
tahan terhadap angin yang kencang, lebih-lebih dimusim kemarau, karena angin
ini akan mempertinggi penguapan air dipermukaan tanah dan juga dapat
mematahkan pohon pelindung. Pohon pelindung yang dapat digunakan adalah
lamtoro ataupun dadap.
Untuk mengurangi hal-hal tersebut di tepi-tepi kebun ditanam pohon penahan
angin. Tanaman kopi menghendaki tanah yang baik untuk pertumbuhan, yaitu
banyak mengandung bahan organik, struktur tanah yang baik dan gembur,
lapisan olah tanah cukup dalam, kemasaman tanah (pH) 5,5-6,5 %, tata udara
dan air tanah baik (drainase).
c. Pengolahan Lahan Persawahan
Traktor adalah kendaraan yang didesain secara spesifik untuk keperluan traksi
tinggi pada kecepatan rendah, atau untuk menarik trailer atau instrumen yang digunakan
dalam pertanian atau konstruksi. Instrumen pertanian umumnya digerakkan dengan
menggunakan kendaraan ini, ditarik ataupun didorong, dan menjadi sumber utama
mekanisasi pertanian
Aplikasi dan variasi penggunaan traktor yang paling umum adalah penggunaan
traktor sebagai alat mekanisasi pertanian. Traktor pertanian digunakan untuk menarik
atau mendorong instrumen pertanian atau trailer. Berbagai variasi dan spesialisasi traktor
telah dikembangkan, diantaranya yang paling umum adalah instrumen untuk memanen
yang umum digunakan di lahan gandum yang luas. Selain untuk memanen, ada juga
yang didesain untuk menanam, mengolah dan memperbaiki lahan, atau pengangkut hasil
pertanian.
Traktor tangan (hand tractor) merupakan sumber penggerak dari implemen
(peralatan) pertanian. Biasanya traktor tangan digunakan untuk mengolah tanah. Namun
sebenarnya traktor tangan ini merupakan mesin yang serba guna, karena dapat
digunakan untuk tenaga penggerak implemen yang lain, seperti : pompa air, alat
prosesing, trailer, dan lain-lain.
Berdasarkan jenis bahan bakar yang digunakan, traktor tangan dapat dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu :
1. Traktor tangan berbahan bakar Solar
2. Traktor tangan berbahan bakar bensin
3. Traktor tangan berbahan bakar minyak tanah (kerosin)
Berdasarkan besarnya daya motor, traktor tangan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
Traktor tangan berukuran kecil, tenaga penggeraknya kurang dari 5 hp
Traktor tangan berukuran sedang, tenaga penggeraknya antara 5 - 7 hp
Traktor tangan berukuran besar, tenaga penggeraknya antara 7–12 hp
III. METODELOGI
3.1 TEMPAT
1. Kunjungan ke PT. Perkebunan Nusantara VII Gunung Dempo
2. Kunjungan Ke Kebun Kopi dan Proses Pemetikan Kopi Pak Endi
3. Kunjungan Ke Tempat Pengolahan Kopi Pak Sya’ban
4. Pengolahan Sawah dengan Hand Tractor
3.2 WAKTU
1. Kunjungan ke PT. Perkebunan Nusantara VII (PTPN VII) Gunung Dempo
berlangsung pada hari Sabtu, tanggal 27 April 2013 pukul 08.00-11.00 WIB.
2. Kunjungan ke kebun kopi Pak Endi berlangsung pada hari Sabtu, tanggal 27
April 2013 pukul 12.00-13.30 WIB
3. Kunjungan ke tempat pengolahan kopi Pak Sya’ban berlangsung pada hari Sabtu,
tanggal 27 April 2013 pukul 13.30-15.00 WIB
4. Pengolahan Sawah berlangsung pada hari Minggu, tanggal 28 April 2013 pukul
07.30-11.00 WIB
3.3 CARA KERJA
A. Pengolahan Teh Hitam
1. Daun teh yang sudah di petik dan disortir dari kebun masuk ke tempat pelayuan,
2. Setelah melalui proses pelayuan daun teh kemudian masuk ke mesin
penggilingan,
3. Setelah melalui proses penggilingan dauh teh tersebut dikeringkan untuk
mengurangi kandungan kadar air yang terdapat didalamnya,
4. Kemudian setelah kandungan kadar airnya kering teh masuk ke proses sortasi
dan grsding untuk mengetahui kelas-kelas kualitas dari teh tersebut.
5. Proses terakhir sebelum teh dipasarkan the terlebih dahulu dikemas.
B. Pemetikan Kopi
Cara kerjanya yaitu sebagai berikut :
1. Kopi yang warnah nya merah dipetik dari tangkai.
2. Masukan ke dalam keranjang.
3. Di kumpulkan sampai biji kopi sudah bayak.
4. Lalu selanjutnya ke proses pengolahan.
C. Pegolahan Biji Kopi
Cara kerjanya yaitu sebagai berikut :
1. Biji yang telah dipanen dipisahkan dari kulitnya menggunakan mesin pengupas
biji kopi. setelah biji terpisah dari kulitnya biji tersebut dijemur dibawah sinar
matahari sampai biji tersebut kering.
2. Setelah biji kering biji disangrai diatas tungku api selama 2 jam sampai biji
berwarna kuning sambil dibolak – balik agar biji kopi tersebut tidak hangus.
3. Setelah itu dinginkan kurang lebih 1 jam, kemudian giling biji kopi tadi sampai
halus. Biasanya dilakukan 2 kali penggilingan.
4. Setelah biji halus dinginkan terlebih dahulu,setelah dingin letakkan di dalam
baskom. Kemudian kemas bubuk kopi tersebut menggunakan plastik /
aluminium foil sesuai ukuran yang diinginkan. Pada saat pengemasan kerapatan
kemasan harus benar – benar diperhatikan agar tidak ada udara yang masuk
kedalam kemasan sehingga kelembaban udara dalam kemasan tidak terganggu.
5. Bubuk kopi siap dipasarkan.
D. Pengoprasian Hand Tractor
Cara kerjanya yaitu :
1. Atur gasnya kemudian hidupkan traktor dengan menggunakan engkol.apabila gas
terlalu kecil pada saat traktor hidup besarkan gasnya secara perlahan.
2. Masukkan gigi satu traktor kemudian tarik tuas koplingnya. Traktor siap
dijalankan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Adapun hasil yang didapat setelah melakukan kunjungan lapangan adalah sebagai
berikut :
1. PTPN VII ( PT. Perkebunan Nusantara VII )
yaitu tempat pabrik pengolahan teh. Dimana di PTPN VII ini semua kegiatan
penggolahan teh berlangsung, setelah pemetikan pucuk teh sampai penggilingan
hingga siap di pasarkan dan teh siap saji.
2. Pemetikan Kopi Pak Endi
Dalam kunjungan kali ini para mahasiswa dapat mngetahui jenis kopi yang dapat
di petik, kopi yang di petik adalah warnah merah marun. Dan mahasiswa
memetik sendiri kopi yang ada di kebun Pak Endi.
3. Proses Pengolahan Kopi Pak Sya’ban
Pada kesempatan ini mahasiswa mendapatkan hasil yaitu pengetahuan mengenai
proses pengolahan biji kopi mulai dari biji kopi yang sudah siap untuk di sangrai,
menuju ke proses penggilingan kasar dan halus dan kemudian proses
pengemasan setelah pengemasan bubuk kopi tersebut siap untuk di pasarkan.
4. Pengolahan Lahan Sawah
Pada pengolahan sawah ini kami menggunakan traktor tangan agar
mempermudah mengolah lahan, dan bajak yang di gunakan adalah bajak rotary
serta tipe pengolahan sawah yang di gunakan adalah tipe tepi.
B. Pembahasan
1. PT. Perkebunan Nusantara VII
Pada proses pemetikan pucuk daun teh ada beberapa kriteria, antara lain :
1. Petikan kasar
2. Petikan halus
Petikan yang baik akan menghasilkan hasil yang baik jika dilakukan dengan
konsisten. Pengolahan teh ada dua jenis yaitu, pengolahan teh hijau, dan pengolahan teh
hitam. Pengolahan teh hijau dan teh hitam mempunyai proses yang berbeda, karena pada
teh hijau dilakukan proses pelayuan tetapi tidak dilakukan proses fermentasi kemudian
digiling pada penggilingan. Sedangkan pada teh hitam semua proses harus dilakukan
yaitu dari mulai proses pelayuan, penggilingan kemudian fermentasi lalu proses
penggeringan, penyortiran jenis bubuk teh,tes rasa, aroma sampai penggemasan. Untuk
menghasilkan produksi yang banyak, baik, dan layak dijual untuk konsumen.
Teh hitam telah dikenal sebagai obat di negara Cina sejak 4735 tahun yang lalu.
Teh hitam selain berkhasiat sebagai obat juga dimanfaatkan sebagai soft drink, karena
memiliki rasa segar dan nikmat bila dinikmati dibandingkan teh hijau.
Sistem pengolahan di teh hitam di Indonesia dikenal dengan dua, yaitu sistem
orthodox (orthodox murni dan orthodox rotorvane) yang sering digunakan, dan sistem
CTC yang relatif baru.
Pada pengolahan dan pembuatan teh dilakukan proses-proses sebagai berikut :
1. Penyediaan pucuk daun segar
Mutu teh hitam hasil pengolahan terutama ditentukan oleh bahan bakunya, yaitu
daun segar hasil petikan, dan akan mudah dicapai apabila bahan segarnya bermutu baik.
Pucuk yang bermutu adalah daun muda yang utuh, segar dan berwarna kehijauan.
2. Pelayuan (Withering)
Pada proses pelayuan terdiri dari beberapa langkah atau kinerja yang dilakukan
yaitu:
a. Pembeberan pucuk
Pucuk disebar sampai palung penuh dengan ketebalan ± 30 cm, dan udara segar
segera dialirkan untuk menghilangkan panas dan air pada pucuk dengan pintu
palung terbuka. Setiap selesai membeberkan pucuk dalam satu palung, pintu
palung ditutup dan udara terus dialirkan.
b. Pengaturan udara
Udara yang baik untuk digunakan dalam proses pelayuan adaah udara yang
bersih dengan kelembaban rendah (60% - 75%), suhu tidak melebihi 280 C, dan
volume yang cukup sesuai dengan kapasitas palung. Untuk memperoleh suhu
udara yang diharapkan, diperlukan mesin pemanas (heat exchanger).
c. Kapasitas palung pelayuan
Berdasarkan luas hamparan, palung pelayuan dapat menampung 20-35 kg pucuk
segar.
d. Tingkat pucuk layu
Tingkat layu pucuk dinyatakan dalam bentuk persentase layu dan derajat layu.
Tingkat layu pucuk yang baik adalah 44% - 46% dengan toleransi perbedaan dari
hari ke hari tidak lebih dari 2% - 3%, disertai dengan hasil layu yang rata.
e. Lama pelayuan
Lama pelayuan berkisar antara 14 – 18 jam.
3. Penggulungan, Penggilingan, dan Sortasi Basah
a. Penggulungan (Rolling)
Dengan adanya penggulungan, secara fisik daun yang digulung akan
memudahkan tergiling dalam proses penggilingan. Alat yang digunakan dalam
penggulungan adalah Open Top Roller (OTR) dengan lama penggulungan 30 –
40 menit. Jenis alat lain yang sering digunakan adalah Baruah Continous Tea
atau Barbara Conditiner Roller.
b. Penggilingan
Dengan penggilingan, maka gulungan akan tergiling menjadi partikel kecil,
sesuai dengan yang dikehendaki konsumen. Pada penggilingan, cairan sel keluar
maksimal, dan dihasilkan bubuk basah sebanyak-banyaknya.
c. Sortasi Bubuk Basah
Bertujuan untuk memperoleh bubuk yang seragam, memudahkan sortasi kering,
serta memudahkan pengaturan proses pengeringan. Mesin yang digunakan
adalah Rotary Ball Breaker yang memasang ayakan dengan mesh (jumlah lubang
per inchi) berbeda dengan jenis bubuk yang diinginkan.
4. Fermentasi atau Oksidasi Enzimatis
Oksidasi enzimatis dipengaruhi oleh kadar air dalam bahan (hasil sortasi basah),
suhu dan kelembaban relatif, kadar enzim, jenis bahan, dan ketersediaan oksigen.
Selama proses ini, pada bubuk dihasilkan substansi theafavinianin thearubigin yang
akan menentukan sifat air seduhan.
Agar oksidasi berangsung baik, diadakan pengaturan :
- Bahan yang berupa bubuk dari mesin penggiling diurai dengan alat pemecah
agar suhu tidak melebihi 300C dan optimum pada 26,70C. Untuk mencapai suhu
bubuk tersebut, suhu ruang fermentasi diatur tidak ebih dari 250C.
- Bubuk diisikan dalam bak aluminium dan dihamparkan merata sampai tebal ± 6
cm. Bak-bak tersebut disusun daam rak yang ditempatkan dalam ruang
penggilingan.
- Kelembaban relatif diatur agar diatas 90%.
- Lamanya fermentasi yang dihitung sejak bubuk masuk ke dalam mesin
penggiling sampai masuk ke mesin pengering adalah 90 – 110 menit.
5. Pengeringan (Bad Dryer)
Selama proses pengeringan diperlukan waktu selama 20 menit. Selama 20 menit itu
teh sudah kering. Dan setelah itu, teh dipanggang diatas oven supaya benar-benar kering.
Dengan suhu antara 20-25o C. Karena membutuhkan kadar air yang maksimum 4%, dan
tidak boleh terlalu kering sebab membuat mutu dari teh tersebut akan berkurang. Mesin
pengering yang digunakan di PTPN VII Pagar Alam adalah tipe Fluid Bed Dryer (FBD).
6. Sortasi Kering
Setelah melalui proses pengeringan maka akan menghasilkan pemisahan
penggilingan yang kasar, halus, kering, dan terlalu kering. Selain pemisahan tersebut
juga ada pemisahan yang berdasarkan berat jenis.
Proses sortasi selalu diamati setiap jam sehari, terutama pada teh haiting. Untuk
pengambilan sampel pada uji perasa digunakan uji organoleptik yaitu pengeringan
sortasi. Pengujian mutu teh juga dilakukan melalui uji organoleptik, analisa warna, rasa,
aroma, dan air seduhan. Teh yang baik dimulai dari petikan yang baik.
Analisa warna diuji melalui warna teh yang sudah diseduh apakah jernih atau
tidak. Rasanya apakah enak atau tidak, ini akan dirasa oleh seorang tester yang sudah
berpengalaman. Aromanya apakah wangi atau tidak. Dan air seduhan dilihat apakah
jernih atau tidak. Serta dilihat dari ampas teh tersebut.
7. Packing
Dalam pengepakan dilihat dari segi mutu.Beberapa gangguan seperti beberan,
layuan, gilingan, dan oksidasi enzimatis akan mempengaruhi suatu mutu teh tersebut.
BUBUK I = 140 menit 18%
BUBUK II = 140 menit 19%
BUBUK III = 140 menit 35%
BUBUK IV = langsung 15%
BADAG = langsung 15%
Untuk pengepakan kapasitas perjam 22-25 unit. Dengan pengepakan yang
berdasarkan mutu high quality yaitu antioksidan, anti kolestrol, dan jantung.
2. Pemetikan Kopi
Pemanenan buah kopi dilakukan secara manual dengan cara memetik buah
yang telah masak. Ukuran kematangan buah ditandai oleh perubahan warna kulit buah.
Kulit buah berwarna hijau tua ketika masih muda, berwarna kuning ketika setengah
masak dan berwarna merah saat masak penuh dan menjadi kehitam‐hitaman setelah
masak penuh terlampaui (over ripe).
Kematangan buah kopi juga dapat dilihat dari kekerasan dan komponen
senyawa gula di dalam daging buah. Buah kopi yang masak mempunyai daging buah
lunak dan berlendir serta mengandung senyawa gula yang relatif tinggi sehingga rasanya
manis. Sebaliknya daging buah muda sedikit keras, tidak berlendir dan rasanya tidak
manis karena senyawa gula masih belum terbentuk maksimal. Sedangkan kandungan
lendir pada buah yang terlalu masak cenderung berkurang karena sebagian senyawa gula
dan pektin sudah terurai secara alami akibat proses respirasi.
Tanaman kopi tidak berbunga serentak dalam setahun, karena itu ada beberapa
cara pemetikan:
Pemetikan selektif dilakukan terhadap buah masak.
Pemetikan setengah selektif dilakukan terhadap dompolan buah masak.
Secara lelesan dilakukan terhadap buah kopi yang gugur karena terlambat
pemetikan.
Secara racutan/rampasan merupakan pemetikan terhadap semua buah kopi yang
masih hijau, biasanya pada pemanenan akhir.
3. Pengolahan Kopi
Kunjungan pengolahan kopi kali ini di tempat pengolahan kopi Pak Sya’ban.
Pada kesempatan kali ini kami hanya mepelajari pengolahan kopi yang sudah bersih dari
kulitnya. Proses yang pertama adalah penyangraian biji kopi, alat yang di gunakan
adalah alat penyangrai yang di buat sendiri. Proses pertama dalam penyangraian biji
kopi tersebut adalah mesin harus dihidupkan dan dipanaskan gunanya pemanasan mesin
ini agar tempat yang akan digunakan untuk penyangraian dapat berputar dengan optimal.
Seteah itu hidupkan bara api karena penyangraian tidak menggunakan panas kompor
melainkan bara dari arang suhu yang di gunakan tidak tentu karena bergantung dengan
panas yang dihasilkan oleh bara api. Setelah semuanya telah siap biji kopi dimasukkan
kedalam alat penyangrai. Kapasitas muatan dari alat penyangraian ini sebanyak 80
kilogram dan lama penyangraiannya adalah dua jam. Untuk mengetahui kopi tersebut
sudah masak atau belum dapat dilihat dari warna yang dihasilkan yaitu warna
kecoklatan.
Setelah penyangraian kopi didiamkan untuk kemudian di giling, penggilingan
ada dua yaitu yang pertama penggilingan kasar kemudian penggilingan halus. Setelah itu
kopi bubuk yang telah jadi di kemas, pengemasan juga ada dua yaitu dengan aluminium
foil agar tahan lama sekitar 2-3 tahun dan dengan plastic biasa yang tahan sekitar 1
tahun.
4. Pengolahan Lahan Sawah
Pengolahan lahan persawahan ini menggunakan hand traktor atau traktor tangan.
Penggunaan traktor tangan ini bertujuan agar lahan pertanian gembur dan tanaman padi
subur, sehingga penggunaan traktor ini lebih efisien dan dapat menghemat waktu.
Pengolahan lahan pada ke sempatan saat itu menggunakan bajak rotary dan tipe
pengolahan sawah yang digunakan tipe pengolahannya adalah tipe tepi. Pada saat pen
golahan sawah mahasiswa atau praktikan di panggil satu persatu berdasarkan absen.
Pada awal nya praktikan terdiri dari 30 praktikan, 15 praktikan dari sudut kiri
asisten dan 15 lagi dari sudut kanan asisten sehingga praktikan dapat bergantian untuk
mengoperasikan hand tractor, pada pengoperasian kali ini praktikan tidak lagi
mengengkol mesin karena mesin sudah di hidupkan oleh operator di persawahan petani
sehingga praktikan hanya menjalankan hand tractor di lahan persawahan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Teh yang berkualitas terdapat pada tempat yang tinggi dari permukaan laut.
Teh yang sangat tingi nilai jualnya berasal dari pucuknya
Teh yang di produksi dari PTPN VII menggnakan sistim pengolahan
orthodox.
Cara mengetahui kopi sudah masak dalam proses penyangraian adalah
meliahat warnanya yang sudah kecoklatan.
Pengemasan dengan aluminium foil produk dapat lebih tahan lama dibanding
dengan pembungkus plastic biasa.
Tipe pengolahan lahan dengan pola tepi lebih efisien disbanding dengan pola
yang lainnya.
b. Saran
Buat Kakak Asisten PTP, saya harap kunjungan atau fieldtrip selanjutnya waktu
di tempat fieldtrip agak lama, karena praktikan dapat lebih mengetahui lagi sistim
pertanian yang ada di tempat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://kopirobusta.com/bagaimana-mengenalinya-perbedaan-antara-biji-kopi-arabika-
dan-robusta.php
http://rumahteh.com/showthread.php?tid=39
http://id.wikipedia.org/wiki/Air_mineral
Departemen Pertanian Sumatera Selatan. 1986. Budidaya Tanaman Kopi. Dinas
Perkebunan. Sumatera Selatan.
Departemen Pertanian Sumatera Selatan. 1993. Panduan Usaha Tani PIR Perkebunan
Teh. Dinas Perkebunan. Sumatera Selatan.
LAMPIRAN
Foto Asisten Praktikum PTP
AHMAD WAJDI SIREGARSEPTI PUSPITA SARI
RIZKI MARTA FITRIANSYAH RAHMAT SHALEH F
DESI MEGAWATI PUTERI
Gambar Bak pelayuan Gambar Alat Pemetik Teh
Gambar Baruah Contimous Tea Gambar Open Top Roller (OTR)
Gambar Rotary Ball Breaker Gambar Fluid Bed Dryer
Gambar hasil utu teh
Gambar kopi sudah disangrai
Gambar penyangraian kopi
Gambar pengolahan lahan persawahan