40
LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR TEKNOLOGI PERTANIAN “ FIELDTRIP KE PAGARALAM” OLEH SUSAN APRIANI 05121402032 JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

NIPAL RIADY 05121402006

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sfgdfg

Citation preview

Page 1: NIPAL RIADY 05121402006

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGANTAR TEKNOLOGI PERTANIAN

“ FIELDTRIP KE PAGARALAM”

OLEH

SUSAN APRIANI

05121402032

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2013

Page 2: NIPAL RIADY 05121402006

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................

1.2 Tujuan................................................................................................................

II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................

III METODOLOGI

a. Waktu...................................................................................................................

b. Tempat..................................................................................................................

c. Cara Kerja.............................................................................................................

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil.....................................................................................................................

b. Pembahasan.........................................................................................................

V KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan..........................................................................................................

b. Saran....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 3: NIPAL RIADY 05121402006

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan

karunia serta hidayah-Nya sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik. Tak lupa

pula shalawat serta salam Penulis curahkan kepada Rasulullah SAW beserta keluarga,

dan para sahabatnya.

Laporan Field Trip mata kuliah Pengantar Teknologi Pertanian ini berisi

mengenai hasil pengamatan serta kunjungan lapangan ke Pagaralam. Pada kesempatan

tersebut melakukan kunjungan ke Pengolahan Kopi, PTPN VII serta pengolahan lahan

dengan traktor.

Selesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan para asisten praktikum

Pengantar Teknologi Pertanian. Ungkapan terima kasih yang tak terhingga pun Penulis

sampaikan kepada para asisten.

Segenap daya dan upaya telah Penulis lakukan dalam menyelesaikan laporan ini,

guna memperoleh hasil yang memuaskan. Namun, dengan segala keterbatasan

kemampuan yang ada sebagai manusia biasa, Penulis menyadari bahwa laporan ini

masih memilki banyak kekurangan. Oleh karena itu, Penulis menerima segala kritik

maupun saran demi kesempurnaan laporan ini.

Palembang, Mei 2013

Penulis

Page 4: NIPAL RIADY 05121402006

I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada era Tanam Paksa atau Cultuurstelsel (1830—1870) masa penjajahan

Belanda di Indonesia, pemerintah Belanda membuka sebuah perkebunan komersial pada

koloninya di Hindia Belanda, khususnya di pulau Jawa, pulau Sumatera dan sebahagian

Indonesia Timur. Jenis kopi yang dikembangkan di Indonesia adalah kopi jenis Arabika

yang didatangkan langsung dari Yaman. Pada awalnya pemerintah Belanda menanam

kopi di daerah sekitar Batavia (Jakarta), Sukabumi, Bogor, Mandailing dan Sidikalang.

Kopi juga ditanam di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatra, Sulawesi, Timor

dan Flores. Pada permulaan abad ke-20 perkebunan kopi di Indonesia mulai terserang

hama, yang hampir memusnahkan seluruh tanaman kopi. Akhirnya pemerintah

penjajahan Belanda sempat memutuskan untuk mencoba menggantinya denga jenis Kopi

yang lebih kuat terhadap serangan penyakit yaitu kopi Liberika dan Ekselsa. Namun

didaerah Timor dan Flores yang pada saat itu berada di bawah pemerintahan bangsa

Portugis tidak terserang hama meskipun jenis kopi yang dibudidayakan disana juga kopi

Arabica.

Pemerintah Belanda kemudian menanam kopi Liberika untuk menanggulangi

hama tersebut. Varietas ini tidak begitu lama populer dan juga terserang hama. Kopi

Liberika masih dapat ditemui di pulau Jawa, walau jarang ditanam sebagai bahan

produksi komersial. Biji kopi Liberika sedikit lebih besar dari biji kopi Arabika dan kopi

Robusta. sebenarnya, perkebunan kopi ini tidak terserang hama, namun ada revolusi

perkebunan dimana buruh perkebunan kopi menebang seluruh perkebunan kopi di Jawa

pada khususnya dan di seluruh Indonesia pada umumnya.

Page 5: NIPAL RIADY 05121402006

Robusta menggantikan kopi Liberika. Walaupun ini bukan kopi yang khas bagi

Indonesia, kopi ini menjadi bahan ekspor yang penting di Indonesia.

Bencana alam, Perang Dunia II dan perjuangan kemerdekaan - semuanya

mempunyai peranan penting bagi kopi di Indonesia. Pada awal abad ke-20 perkebunan

kopi berada di bawah kontrol pemerintahan Belanda. Infrastruktur dikembangkan untuk

mempermudah perdagangan kopi. Sebelum Perang Dunia II di Jawa Tengah terdapat

jalur rel kereta api yang digunakan untuk mengangkut kopi, gula, merica, teh dan

tembakau ke Semarang untuk kemudian diangkut dengan kapal laut. Kopi yang ditanam

di Jawa Tengah umumnya adalah kopi Arabika. Kopi Arabika juga banyak diproduksi di

kebun - kebun seperti (Kayumas, Blawan, Kalisat/Jampit)di Bondowoso, Jawa Timur.

Sedangkan kopi robusta di Jawa Timur, banyak diproduksi dari kebun - kebun seperti

Ngrangkah Pawon (Kediri), Bangelan (Malang), Malangsari, Kaliselogiri (Banyuwangi).

Di daerah pegunungan dari Jember hingga Banyuwangi terdapat banyak perkebunan

kopi Arabika dan Robusta. Kopi Robusta tumbuh di daerah rendah sedangkan kopi

Arabika tumbuh di daerah tinggi.

Setelah kemerdekaan banyak perkebunan kopi yang diambil alih oleh pemerintah

yang baru atau ditinggalkan. Saat ini sekitar 92% produksi kopi berada di bawah petani-

petani kecil atau koperasi.

Indonesia merupakan negara agraris, dimana mata pencaharian penduduknya

sebagian besar adalah petani. Indonesia juga merupakan salah satu Negara pegunungan

dan sebagian besar dari pegunungan yang ada di Indonesia masih dalam keadaan aktif .

Karena Indonesia merupakan wilayah pegunungan, maka suhu atau iklim di Indonesia

cocok untuk tanaman yang membutuhkan suhu rendah atau dingin, contohnya adalah

tanaman teh dan kopi.

Tanaman teh masuk ke Indonesia pada tahun 1686 yang dibawa oleh Dr.

Andreas eyer yang berkebangsaan Belanda. Pada saat itu teh hanya dikenal sebagai

Page 6: NIPAL RIADY 05121402006

tanaman bonsai atau tanaman hias. Teh sudah dikenal di Cina sejak zaman dahulu, yang

mana teh ini dijadikan minuman para bangsawan dan digunakan sebagai obat. Pada

tahun 1728, pemerintah Belanda mulai memperhatikan teh dengan mendatangkan biji-

biji teh secara besar-besaran dari Cina untuk dibudidayakan di pulau Jawa. Usaha

perkebunan teh pertama dipelopori oleh Jacobson pada tahun 1828 dan sejak itu menjadi

komoditas yang menguntungkan bagi pemerintah Hindia Belanda, sehingga pada masa

pemerintahan Gubernur Van Den Bosh, teh menjadi salah satu tanaman yang harus

ditanam rakyat Indonesia.

Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Teh Unit Usaha Pagar Alam merupakan

salah satu Unit Usaha dari PT. Perkebunan nusantara VII (persero) yang didirikan pada

tahun 1929 oleh perusahaan Belanda yaitu NV. Landbouw Maata Chapij. Perusahaan

tersebut sempat dikuasai oleh Jepang, tetapi akhirnya berhasil direbut kembali.

Perkebunan teh Unit Usaha Pagaralam yang terletak di kaki Gunung Dempo

merupakan satu-satunya Unit Usaha di lingkungan PT. Perkebunan Nusantara VII

(Persero) yang mengelola budidaya teh. Lokasi perkebunan teh Pagaralam berada di

Kelurahan Gunung Dempo Kecamatan Pagaralam Selatan yang berjarak 9 km Kota

Pagaralam, 69 km dari Kota Lahat, 300 km dari Kota Palembang ibukota Propinsi

Sumatera Selatan dan 660 km dari Kantor Direksi PTPN VII (Persero) Bandar

Lampung.

Kondisi topografi relatif lereng dan bergelombang dengan jenis tanah umumnya

Andosol. Areal kebun berada pada ketinggian sekitar 950 M-1.450 M di atas permukaan

laut dengan curah hujan rata-rata pertahun 2.500 mm-3.000 mm. Musim basah selama

10 bulan dan kering selama 2 bulan, memiliki kelembaban udara berkisar antara 60 %-

85 % dengan suhu udara berkisar antara15oC-26oC.

Maksud dan tujuan didirikannya Perseroan adalah turut melaksanakan dan

menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan

pembangunan nasional pada umumnya, serta pembangunan di bidang sub sektor

pertanian pada khhususnya, denganmenerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

Page 7: NIPAL RIADY 05121402006

I.2 TUJUAN

Adapun tujuan dilakukannya kunjungan lapangan ini adalah untuk menambah

wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang teknologi pertanian terhadap proses

pengolahan teh dan kopi. Selain itu agar para mahasiswa dapat mengetahui proses

pengolahan, cara kerja mesin, produksi yang dihasilkan, dan pengenalan lapangan.

Sehingga diharapkan untuk masa yang akan datang munculnya sarjana-sarjana yang ahli

dalam bidang pertanian dan mampu menerapkan teknologi pertanian dalam dunia

pertanian, baik secara teori maupun praktek.

Page 8: NIPAL RIADY 05121402006

II. TINJAUAN PUSTAKA

a. Teh ( Camelia Sinensis )

Tanaman teh termasuk genus Camellia yang memiliki sekitar 82 species,

terutama tersebar di kawasan Asia Tenggara pada garis lintang 30° sebelah utara

maupun selatan khatulistiwa. Selain tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze)

yang dikonsumsi sebagai minuman penyegar, genus Cammelia ini juga mencakup

banyak jenis tanaman hias. Salah satu jenis tanaman teh yang di konsumsi adalah teh

hitam yang banyak di produksi di Indonesia terutama di Sumatera Selatan (Pagaralam).

Teh hitam lebih teroksidasi daripada ragam teh hijau, oolong dan putih; keempat

varietas itu terbuat dari daun Camellia sinensis. Teh hitam umumnya lebih berasa

seleranya dan lebih banyak mengandung kafein daripada teh yang tak teroksidasi.

Dalam bahasa Tionghoa dan bahasa-bahasa yang secara kultural dipengaruhi, teh

hitam dikenal sebagai teh merah ( 紅 茶 , Bahasa Mandarin hóngchá; bahasa Jepang

kōcha; bahasa Korea hongcha), barangkali merupakan deskripsi lebih akurat atas warna

airnya. Namun, nama teh hitam bisa pula merujuk ke warna daun yang teroksidasi.

Dalam bahasa Tionghoa, teh hitam adalah klasifikasi yang umum digunakan buat teh

pascafermentasi, seperti teh Pu-erh. Namun, di dunia Barat, "teh merah" biasanya

merujuk ke tisane rooibos dari Afrika Selatan.

Bila teh hijau biasanya kehilangan rasanya dalam setahun, rasa teh hitam tetap

bertahan selama beberapa tahun. Atas alasan ini, teh hijau sudah lama diperdagangkan,

dan balok teh hitam yang dipadatkan malah menjadi mata uang de facto di Mongolia,

Tibet dan Siberia pada abad ke-19[1].

Istilah teh hitam juga digunakan untuk menggambarkan secangkir teh tanpa susu,

mirip dengan kopi yang dihidangkan susu maupun krim. Di negara-negara

Persemakmuran, teh hitam biasanya tidak diminum begitu saja tapi diberi susu.

Page 9: NIPAL RIADY 05121402006

Syarat Tumbuh

Pertumbuhan tanaman teh dipengaruhi oleh faktor iklim, tanah, dan keserasian

tanah dan bentuk lahan. Faktor iklim yang berpengaruh terutama adaah curah hujan,

suhu udara, tinggi tempat, sinar matahari, dan angin. Secara umum tanaman teh

menghendaki daerah dengan curah hujan yang cukup tinggi, suhu cukup sejuk,

kelembaban relatif cukup tinggi, angin tidak kering, dan elevasi tidak memungkinkan

terjadinya embun beku (night frost).

b. Kopi (Coffeae sp.)

Kopi Indonesia saat ini menempati peringkat keempat terbesar di dunia dari segi

hasil produksi. Kopi di Indonesia memiliki sejarah panjang dan memiliki peranan

penting bagi pertumbuhan perekonomian masyarakat di Indonesia. Indonesia

diberkati dengan letak geografisnya yang sangat cocok difungsikan sebagai lahan

perkebunan kopi. Letak Indonesia sangat ideal bagi iklim mikro untuk

pertumbuhan dan produksi kopi.

Tanaman kopi termasuk dalam famili Rubiaceae dan terdiri atas banyak jenis

antara Coffea arabica, Coffea robusta dan Coffea liberica. Negara asal tanaman

kopi adalah Abessinia yang tumbuh di dataran tinggi. Tanaman kopi Robusta

tumbuh baik di dataran rendah sampai ketinggian sekitar 1.000 m diatas

permukaan laut, daerah-daerah dengan suhu sekitar 200C. Tanaman kopi arabika

menghendaki daerah-daerah yang lebih tinggi sampai ketinggian sekitar 1700 m

diatas permukaan laut, daerah-daerah yang umumnya dengan suhu sekitar 10-

16°C. Tanaman kopi liberika dapat tumbuh di dataran rendah.

Untuk tumbuh subur kopi diperlukan curah hujan sekitar 2.000-3.000 mm tiap

tahun serta memerlukan waktu musim kering sekurang-kurangnya 1-2 bulan

pada waktu berbunga dan pad a waktu pemetikan buah. Tanaman kopi mulai

dapat menghasilkan setelah umur 4-5 tahun tergantung pada pemeliharaan dan

iklim setempat. Tanaman kopi dapat memberi hasil tinggi mulai umur 8 tahun

Page 10: NIPAL RIADY 05121402006

dan dapat berbuah baik selama 15 -18 tahun, jika pemeliharaan tanaman kopi

baik, akan menghasilkan sampai umur sekitar 30 tahun.

Syarat tumbuh

Setiap jenis kopi memerlukan tinggi tempat dari permukaan laut dan temperatur

yang berbeda-beda. Jenis arabika dapat hidup pada 1000-1700 m diatas

permukaan laut dengan suhu 16-20o C. Jenis robusta dapat hidup pada 500-1000

m diatas permukaan laut tetapi yang baik 800 m diatas permukaan laut dengan

suhu 20o C. Jenis liberika dapat hidup baik di dataran rendah.

Curah hujan yang dibutuhkan tanaman kopi minimal dalam 1 tahun 1000-2000

mm. Kopi robusta menghendaki musim kemarau 3-4 bulan, tetapi pada waktu itu

harus sering ada hujan yang cukup. Musim kemarau yang dikehendaki maksimal

1,5 bulan sebelum masa berbunga lebat, sedangkan masa kering sesudah

berbunga lebat sedapat mungkin tidak melebihi 2 minggu. Pohon kopi tidak

tahan terhadap angin yang kencang, lebih-lebih dimusim kemarau, karena angin

ini akan mempertinggi penguapan air dipermukaan tanah dan juga dapat

mematahkan pohon pelindung. Pohon pelindung yang dapat digunakan adalah

lamtoro ataupun dadap.

Untuk mengurangi hal-hal tersebut di tepi-tepi kebun ditanam pohon penahan

angin. Tanaman kopi menghendaki tanah yang baik untuk pertumbuhan, yaitu

banyak mengandung bahan organik, struktur tanah yang baik dan gembur,

lapisan olah tanah cukup dalam, kemasaman tanah (pH) 5,5-6,5 %, tata udara

dan air tanah baik (drainase).

c. Pengolahan Lahan Persawahan

Traktor adalah kendaraan yang didesain secara spesifik untuk keperluan traksi

tinggi pada kecepatan rendah, atau untuk menarik trailer atau instrumen yang digunakan

Page 11: NIPAL RIADY 05121402006

dalam pertanian atau konstruksi. Instrumen pertanian umumnya digerakkan dengan

menggunakan kendaraan ini, ditarik ataupun didorong, dan menjadi sumber utama

mekanisasi pertanian

Aplikasi dan variasi penggunaan traktor yang paling umum adalah penggunaan

traktor sebagai alat mekanisasi pertanian. Traktor pertanian digunakan untuk menarik

atau mendorong instrumen pertanian atau trailer. Berbagai variasi dan spesialisasi traktor

telah dikembangkan, diantaranya yang paling umum adalah instrumen untuk memanen

yang umum digunakan di lahan gandum yang luas. Selain untuk memanen, ada juga

yang didesain untuk menanam, mengolah dan memperbaiki lahan, atau pengangkut hasil

pertanian.

Traktor tangan (hand tractor) merupakan sumber penggerak dari implemen

(peralatan) pertanian. Biasanya traktor tangan digunakan untuk mengolah tanah. Namun

sebenarnya traktor tangan ini merupakan mesin yang serba guna, karena dapat

digunakan untuk tenaga penggerak implemen yang lain, seperti : pompa air, alat

prosesing, trailer, dan lain-lain.

Berdasarkan jenis bahan bakar yang digunakan, traktor tangan dapat dibagi menjadi tiga

jenis, yaitu :

1. Traktor tangan berbahan bakar Solar

2. Traktor tangan berbahan bakar bensin

3. Traktor tangan berbahan bakar minyak tanah (kerosin)

Berdasarkan besarnya daya motor, traktor tangan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :

Traktor tangan berukuran kecil, tenaga penggeraknya kurang dari 5 hp

Traktor tangan berukuran sedang, tenaga penggeraknya antara 5 - 7 hp

Traktor tangan berukuran besar, tenaga penggeraknya antara 7–12 hp

Page 12: NIPAL RIADY 05121402006

III. METODELOGI

3.1 TEMPAT

1. Kunjungan ke PT. Perkebunan Nusantara VII Gunung Dempo

2. Kunjungan Ke Kebun Kopi dan Proses Pemetikan Kopi Pak Endi

3. Kunjungan Ke Tempat Pengolahan Kopi Pak Sya’ban

4. Pengolahan Sawah dengan Hand Tractor

3.2 WAKTU

1. Kunjungan ke PT. Perkebunan Nusantara VII (PTPN VII) Gunung Dempo

berlangsung pada hari Sabtu, tanggal 27 April 2013 pukul 08.00-11.00 WIB.

2. Kunjungan ke kebun kopi Pak Endi berlangsung pada hari Sabtu, tanggal 27

April 2013 pukul 12.00-13.30 WIB

3. Kunjungan ke tempat pengolahan kopi Pak Sya’ban berlangsung pada hari Sabtu,

tanggal 27 April 2013 pukul 13.30-15.00 WIB

4. Pengolahan Sawah berlangsung pada hari Minggu, tanggal 28 April 2013 pukul

07.30-11.00 WIB

3.3 CARA KERJA

A. Pengolahan Teh Hitam

1. Daun teh yang sudah di petik dan disortir dari kebun masuk ke tempat pelayuan,

2. Setelah melalui proses pelayuan daun teh kemudian masuk ke mesin

penggilingan,

3. Setelah melalui proses penggilingan dauh teh tersebut dikeringkan untuk

mengurangi kandungan kadar air yang terdapat didalamnya,

Page 13: NIPAL RIADY 05121402006

4. Kemudian setelah kandungan kadar airnya kering teh masuk ke proses sortasi

dan grsding untuk mengetahui kelas-kelas kualitas dari teh tersebut.

5. Proses terakhir sebelum teh dipasarkan the terlebih dahulu dikemas.

B. Pemetikan Kopi

Cara kerjanya yaitu sebagai berikut :

1. Kopi yang warnah nya merah dipetik dari tangkai.

2. Masukan ke dalam keranjang.

3. Di kumpulkan sampai biji kopi sudah bayak.

4. Lalu selanjutnya ke proses pengolahan.

C. Pegolahan Biji Kopi

Cara kerjanya yaitu sebagai berikut :

1. Biji yang telah dipanen dipisahkan dari kulitnya menggunakan mesin pengupas

biji kopi. setelah biji terpisah dari kulitnya biji tersebut dijemur dibawah sinar

matahari sampai biji tersebut kering.

2. Setelah biji kering biji disangrai diatas tungku api selama 2 jam sampai biji

berwarna kuning sambil dibolak – balik agar biji kopi tersebut tidak hangus.

3. Setelah itu dinginkan kurang lebih 1 jam, kemudian giling biji kopi tadi sampai

halus. Biasanya dilakukan 2 kali penggilingan.

4. Setelah biji halus dinginkan terlebih dahulu,setelah dingin letakkan di dalam

baskom. Kemudian kemas bubuk kopi tersebut menggunakan plastik /

aluminium foil sesuai ukuran yang diinginkan. Pada saat pengemasan kerapatan

kemasan harus benar – benar diperhatikan agar tidak ada udara yang masuk

kedalam kemasan sehingga kelembaban udara dalam kemasan tidak terganggu.

5. Bubuk kopi siap dipasarkan.

Page 14: NIPAL RIADY 05121402006

D. Pengoprasian Hand Tractor

Cara kerjanya yaitu :

1. Atur gasnya kemudian hidupkan traktor dengan menggunakan engkol.apabila gas

terlalu kecil pada saat traktor hidup besarkan gasnya secara perlahan.

2. Masukkan gigi satu traktor kemudian tarik tuas koplingnya. Traktor siap

dijalankan.

Page 15: NIPAL RIADY 05121402006

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Adapun hasil yang didapat setelah melakukan kunjungan lapangan adalah sebagai

berikut :

1. PTPN VII ( PT. Perkebunan Nusantara VII )

yaitu tempat pabrik pengolahan teh. Dimana di PTPN VII ini semua kegiatan

penggolahan teh berlangsung, setelah pemetikan pucuk teh sampai penggilingan

hingga siap di pasarkan dan teh siap saji.

2. Pemetikan Kopi Pak Endi

Dalam kunjungan kali ini para mahasiswa dapat mngetahui jenis kopi yang dapat

di petik, kopi yang di petik adalah warnah merah marun. Dan mahasiswa

memetik sendiri kopi yang ada di kebun Pak Endi.

3. Proses Pengolahan Kopi Pak Sya’ban

Pada kesempatan ini mahasiswa mendapatkan hasil yaitu pengetahuan mengenai

proses pengolahan biji kopi mulai dari biji kopi yang sudah siap untuk di sangrai,

menuju ke proses penggilingan kasar dan halus dan kemudian proses

pengemasan setelah pengemasan bubuk kopi tersebut siap untuk di pasarkan.

4. Pengolahan Lahan Sawah

Pada pengolahan sawah ini kami menggunakan traktor tangan agar

mempermudah mengolah lahan, dan bajak yang di gunakan adalah bajak rotary

serta tipe pengolahan sawah yang di gunakan adalah tipe tepi.

Page 16: NIPAL RIADY 05121402006

B. Pembahasan

1. PT. Perkebunan Nusantara VII

Pada proses pemetikan pucuk daun teh ada beberapa kriteria, antara lain :

1. Petikan kasar

2. Petikan halus

Petikan yang baik akan menghasilkan hasil yang baik jika dilakukan dengan

konsisten. Pengolahan teh ada dua jenis yaitu, pengolahan teh hijau, dan pengolahan teh

hitam. Pengolahan teh hijau dan teh hitam mempunyai proses yang berbeda, karena pada

teh hijau dilakukan proses pelayuan tetapi tidak dilakukan proses fermentasi kemudian

digiling pada penggilingan. Sedangkan pada teh hitam semua proses harus dilakukan

yaitu dari mulai proses pelayuan, penggilingan kemudian fermentasi lalu proses

penggeringan, penyortiran jenis bubuk teh,tes rasa, aroma sampai penggemasan. Untuk

menghasilkan produksi yang banyak, baik, dan layak dijual untuk konsumen.

Teh hitam telah dikenal sebagai obat di negara Cina sejak 4735 tahun yang lalu.

Teh hitam selain berkhasiat sebagai obat juga dimanfaatkan sebagai soft drink, karena

memiliki rasa segar dan nikmat bila dinikmati dibandingkan teh hijau.

Sistem pengolahan di teh hitam di Indonesia dikenal dengan dua, yaitu sistem

orthodox (orthodox murni dan orthodox rotorvane) yang sering digunakan, dan sistem

CTC yang relatif baru.

Pada pengolahan dan pembuatan teh dilakukan proses-proses sebagai berikut :

1. Penyediaan pucuk daun segar

Mutu teh hitam hasil pengolahan terutama ditentukan oleh bahan bakunya, yaitu

daun segar hasil petikan, dan akan mudah dicapai apabila bahan segarnya bermutu baik.

Pucuk yang bermutu adalah daun muda yang utuh, segar dan berwarna kehijauan.

Page 17: NIPAL RIADY 05121402006

2. Pelayuan (Withering)

Pada proses pelayuan terdiri dari beberapa langkah atau kinerja yang dilakukan

yaitu:

a. Pembeberan pucuk

Pucuk disebar sampai palung penuh dengan ketebalan ± 30 cm, dan udara segar

segera dialirkan untuk menghilangkan panas dan air pada pucuk dengan pintu

palung terbuka. Setiap selesai membeberkan pucuk dalam satu palung, pintu

palung ditutup dan udara terus dialirkan.

b. Pengaturan udara

Udara yang baik untuk digunakan dalam proses pelayuan adaah udara yang

bersih dengan kelembaban rendah (60% - 75%), suhu tidak melebihi 280 C, dan

volume yang cukup sesuai dengan kapasitas palung. Untuk memperoleh suhu

udara yang diharapkan, diperlukan mesin pemanas (heat exchanger).

c. Kapasitas palung pelayuan

Berdasarkan luas hamparan, palung pelayuan dapat menampung 20-35 kg pucuk

segar.

d. Tingkat pucuk layu

Tingkat layu pucuk dinyatakan dalam bentuk persentase layu dan derajat layu.

Tingkat layu pucuk yang baik adalah 44% - 46% dengan toleransi perbedaan dari

hari ke hari tidak lebih dari 2% - 3%, disertai dengan hasil layu yang rata.

e. Lama pelayuan

Lama pelayuan berkisar antara 14 – 18 jam.

Page 18: NIPAL RIADY 05121402006

3. Penggulungan, Penggilingan, dan Sortasi Basah

a. Penggulungan (Rolling)

Dengan adanya penggulungan, secara fisik daun yang digulung akan

memudahkan tergiling dalam proses penggilingan. Alat yang digunakan dalam

penggulungan adalah Open Top Roller (OTR) dengan lama penggulungan 30 –

40 menit. Jenis alat lain yang sering digunakan adalah Baruah Continous Tea

atau Barbara Conditiner Roller.

b. Penggilingan

Dengan penggilingan, maka gulungan akan tergiling menjadi partikel kecil,

sesuai dengan yang dikehendaki konsumen. Pada penggilingan, cairan sel keluar

maksimal, dan dihasilkan bubuk basah sebanyak-banyaknya.

c. Sortasi Bubuk Basah

Bertujuan untuk memperoleh bubuk yang seragam, memudahkan sortasi kering,

serta memudahkan pengaturan proses pengeringan. Mesin yang digunakan

adalah Rotary Ball Breaker yang memasang ayakan dengan mesh (jumlah lubang

per inchi) berbeda dengan jenis bubuk yang diinginkan.

4. Fermentasi atau Oksidasi Enzimatis

Oksidasi enzimatis dipengaruhi oleh kadar air dalam bahan (hasil sortasi basah),

suhu dan kelembaban relatif, kadar enzim, jenis bahan, dan ketersediaan oksigen.

Selama proses ini, pada bubuk dihasilkan substansi theafavinianin thearubigin yang

akan menentukan sifat air seduhan.

Page 19: NIPAL RIADY 05121402006

Agar oksidasi berangsung baik, diadakan pengaturan :

- Bahan yang berupa bubuk dari mesin penggiling diurai dengan alat pemecah

agar suhu tidak melebihi 300C dan optimum pada 26,70C. Untuk mencapai suhu

bubuk tersebut, suhu ruang fermentasi diatur tidak ebih dari 250C.

- Bubuk diisikan dalam bak aluminium dan dihamparkan merata sampai tebal ± 6

cm. Bak-bak tersebut disusun daam rak yang ditempatkan dalam ruang

penggilingan.

- Kelembaban relatif diatur agar diatas 90%.

- Lamanya fermentasi yang dihitung sejak bubuk masuk ke dalam mesin

penggiling sampai masuk ke mesin pengering adalah 90 – 110 menit.

5. Pengeringan (Bad Dryer)

Selama proses pengeringan diperlukan waktu selama 20 menit. Selama 20 menit itu

teh sudah kering. Dan setelah itu, teh dipanggang diatas oven supaya benar-benar kering.

Dengan suhu antara 20-25o C. Karena membutuhkan kadar air yang maksimum 4%, dan

tidak boleh terlalu kering sebab membuat mutu dari teh tersebut akan berkurang. Mesin

pengering yang digunakan di PTPN VII Pagar Alam adalah tipe Fluid Bed Dryer (FBD).

6. Sortasi Kering

Setelah melalui proses pengeringan maka akan menghasilkan pemisahan

penggilingan yang kasar, halus, kering, dan terlalu kering. Selain pemisahan tersebut

juga ada pemisahan yang berdasarkan berat jenis.

Proses sortasi selalu diamati setiap jam sehari, terutama pada teh haiting. Untuk

pengambilan sampel pada uji perasa digunakan uji organoleptik yaitu pengeringan

sortasi. Pengujian mutu teh juga dilakukan melalui uji organoleptik, analisa warna, rasa,

aroma, dan air seduhan. Teh yang baik dimulai dari petikan yang baik.

Page 20: NIPAL RIADY 05121402006

Analisa warna diuji melalui warna teh yang sudah diseduh apakah jernih atau

tidak. Rasanya apakah enak atau tidak, ini akan dirasa oleh seorang tester yang sudah

berpengalaman. Aromanya apakah wangi atau tidak. Dan air seduhan dilihat apakah

jernih atau tidak. Serta dilihat dari ampas teh tersebut.

7. Packing

Dalam pengepakan dilihat dari segi mutu.Beberapa gangguan seperti beberan,

layuan, gilingan, dan oksidasi enzimatis akan mempengaruhi suatu mutu teh tersebut.

BUBUK I = 140 menit 18%

BUBUK II = 140 menit 19%

BUBUK III = 140 menit 35%

BUBUK IV = langsung 15%

BADAG = langsung 15%

Untuk pengepakan kapasitas perjam 22-25 unit. Dengan pengepakan yang

berdasarkan mutu high quality yaitu antioksidan, anti kolestrol, dan jantung.

Page 21: NIPAL RIADY 05121402006

2. Pemetikan Kopi

Pemanenan buah kopi dilakukan secara manual dengan cara memetik buah

yang telah masak. Ukuran kematangan buah ditandai oleh perubahan warna kulit buah.

Kulit buah berwarna hijau tua ketika masih muda, berwarna kuning ketika setengah

masak dan berwarna merah saat masak penuh dan menjadi kehitam‐hitaman setelah

masak penuh terlampaui (over ripe).

Kematangan buah kopi juga dapat dilihat dari kekerasan dan komponen

senyawa gula di dalam daging buah. Buah kopi yang masak mempunyai daging buah

lunak dan berlendir serta mengandung senyawa gula yang relatif tinggi sehingga rasanya

manis. Sebaliknya daging buah muda sedikit keras, tidak berlendir dan rasanya tidak

manis karena senyawa gula masih belum terbentuk maksimal. Sedangkan kandungan

lendir pada buah yang terlalu masak cenderung berkurang karena sebagian senyawa gula

dan pektin sudah terurai secara alami akibat proses respirasi.

Tanaman kopi tidak berbunga serentak dalam setahun, karena itu ada beberapa

cara pemetikan:

Pemetikan selektif dilakukan terhadap buah masak.

Pemetikan setengah selektif dilakukan terhadap dompolan buah masak.

Secara lelesan dilakukan terhadap buah kopi yang gugur karena terlambat

pemetikan.

Secara racutan/rampasan merupakan pemetikan terhadap semua buah kopi yang

masih hijau, biasanya pada pemanenan akhir.

Page 22: NIPAL RIADY 05121402006

3. Pengolahan Kopi

Kunjungan pengolahan kopi kali ini di tempat pengolahan kopi Pak Sya’ban.

Pada kesempatan kali ini kami hanya mepelajari pengolahan kopi yang sudah bersih dari

kulitnya. Proses yang pertama adalah penyangraian biji kopi, alat yang di gunakan

adalah alat penyangrai yang di buat sendiri. Proses pertama dalam penyangraian biji

kopi tersebut adalah mesin harus dihidupkan dan dipanaskan gunanya pemanasan mesin

ini agar tempat yang akan digunakan untuk penyangraian dapat berputar dengan optimal.

Seteah itu hidupkan bara api karena penyangraian tidak menggunakan panas kompor

melainkan bara dari arang suhu yang di gunakan tidak tentu karena bergantung dengan

panas yang dihasilkan oleh bara api. Setelah semuanya telah siap biji kopi dimasukkan

kedalam alat penyangrai. Kapasitas muatan dari alat penyangraian ini sebanyak 80

kilogram dan lama penyangraiannya adalah dua jam. Untuk mengetahui kopi tersebut

sudah masak atau belum dapat dilihat dari warna yang dihasilkan yaitu warna

kecoklatan.

Setelah penyangraian kopi didiamkan untuk kemudian di giling, penggilingan

ada dua yaitu yang pertama penggilingan kasar kemudian penggilingan halus. Setelah itu

kopi bubuk yang telah jadi di kemas, pengemasan juga ada dua yaitu dengan aluminium

foil agar tahan lama sekitar 2-3 tahun dan dengan plastic biasa yang tahan sekitar 1

tahun.

Page 23: NIPAL RIADY 05121402006

4. Pengolahan Lahan Sawah

Pengolahan lahan persawahan ini menggunakan hand traktor atau traktor tangan.

Penggunaan traktor tangan ini bertujuan agar lahan pertanian gembur dan tanaman padi

subur, sehingga penggunaan traktor ini lebih efisien dan dapat menghemat waktu.

Pengolahan lahan pada ke sempatan saat itu menggunakan bajak rotary dan tipe

pengolahan sawah yang digunakan tipe pengolahannya adalah tipe tepi. Pada saat pen

golahan sawah mahasiswa atau praktikan di panggil satu persatu berdasarkan absen.

Pada awal nya praktikan terdiri dari 30 praktikan, 15 praktikan dari sudut kiri

asisten dan 15 lagi dari sudut kanan asisten sehingga praktikan dapat bergantian untuk

mengoperasikan hand tractor, pada pengoperasian kali ini praktikan tidak lagi

mengengkol mesin karena mesin sudah di hidupkan oleh operator di persawahan petani

sehingga praktikan hanya menjalankan hand tractor di lahan persawahan.

Page 24: NIPAL RIADY 05121402006

V. KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Teh yang berkualitas terdapat pada tempat yang tinggi dari permukaan laut.

Teh yang sangat tingi nilai jualnya berasal dari pucuknya

Teh yang di produksi dari PTPN VII menggnakan sistim pengolahan

orthodox.

Cara mengetahui kopi sudah masak dalam proses penyangraian adalah

meliahat warnanya yang sudah kecoklatan.

Pengemasan dengan aluminium foil produk dapat lebih tahan lama dibanding

dengan pembungkus plastic biasa.

Tipe pengolahan lahan dengan pola tepi lebih efisien disbanding dengan pola

yang lainnya.

b. Saran

Buat Kakak Asisten PTP, saya harap kunjungan atau fieldtrip selanjutnya waktu

di tempat fieldtrip agak lama, karena praktikan dapat lebih mengetahui lagi sistim

pertanian yang ada di tempat tersebut.

Page 25: NIPAL RIADY 05121402006

DAFTAR PUSTAKA

http://kopirobusta.com/bagaimana-mengenalinya-perbedaan-antara-biji-kopi-arabika-

dan-robusta.php

http://rumahteh.com/showthread.php?tid=39

http://id.wikipedia.org/wiki/Air_mineral

Departemen Pertanian Sumatera Selatan. 1986. Budidaya Tanaman Kopi. Dinas

Perkebunan. Sumatera Selatan.

Departemen Pertanian Sumatera Selatan. 1993. Panduan Usaha Tani PIR Perkebunan

Teh. Dinas Perkebunan. Sumatera Selatan.

Page 26: NIPAL RIADY 05121402006

LAMPIRAN

Foto Asisten Praktikum PTP

AHMAD WAJDI SIREGARSEPTI PUSPITA SARI

RIZKI MARTA FITRIANSYAH RAHMAT SHALEH F

Page 27: NIPAL RIADY 05121402006

DESI MEGAWATI PUTERI

Gambar Bak pelayuan Gambar Alat Pemetik Teh

Gambar Baruah Contimous Tea Gambar Open Top Roller (OTR)

Page 28: NIPAL RIADY 05121402006

Gambar Rotary Ball Breaker Gambar Fluid Bed Dryer

Gambar hasil utu teh

Gambar kopi sudah disangrai

Gambar penyangraian kopi

Gambar pengolahan lahan persawahan