122
i NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI PERINGATAN TAHUN BARU HIJRIYAH (Studi Perspektif pada Masyarakat Desa Traji Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh RUDI TRIYO BOWO NIM. 11111082 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

i

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI

PERINGATAN TAHUN BARU HIJRIYAH

(Studi Perspektif pada Masyarakat Desa Traji Kecamatan

Parakan Kabupaten Temanggung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

RUDI TRIYO BOWO

NIM. 11111082

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2015

Page 2: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI

PERINGATAN TAHUN BARU HIJRIYAH

(Studi Perspektif pada Masyarakat Desa Traji Kecamatan

Parakan Kabupaten Temanggung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

RUDI TRIYO BOWO

NIM. 11111082

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2015

Page 3: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

iii

Page 4: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan
Page 5: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

v

Page 6: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

MOTTO

“DADIO WONG SENG BISO RUMONGSO, OJO

NGANTI DADI WONG SENG RUMONGSO BISO”

Page 7: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

Kedua orang tua Bapak Saryono dan Ibu Sumirah tersayang yang

telah membesarkan dengan penuh kasih sayang dan kesabaran

Bapak KH. Nasafi, M.Pd, orang yang selalu mendidikku dan

membimbingku

Bapak Dr. Muh. Saerozi, M.Ag. yang telah membimbing skripsiku

mulai dari awal hingga akhir dengan penuh kesabaran

Keluarga besar SD Negeri Mranggen Kidul yang telah memberi

dukungan dan motivasi

Jajaran pemerintah desa Traji dan masyarakat desa Traji pada

umumnya

Bapak Jupriyono beserta keluarga yang selalu memberi bantuan

dalam pelaksanaan penelitian

Teman-temanku Munir, gus Rifki, Mizin, Cholis, Mat Rokhim,

Harjo, Reteng, Iqur dan semua yang tidak bisa penulis sebut

satu per satu

Keluarga besar pondok pesantren Nurul Asna lainnya yang tidak

dapat saya sebut satu persatu

Page 8: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robil‟alamin, segala puji dan Syukur penulis panjatkan atas

kehadiran Allah SWT yang telah memberikan Taufiq serta Hidayah-Nya yang

tiada terhingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Nilai-Nilai

Pendidikan Islam dalam Tradisi Peringatan Tahun Baru Hijriyah (Studi

Perspektif Pada Masyarakat Desa Traji Kecamatan Parakan Kabupaten

Temanggung)”.

Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah

Muhammad s.a.w, kepada keluarga, sahabat-sahabatnya, serta para pengikutnya

yang setia yang mana beliaulah sebagai Rosul utusan Allah untuk membimbing

umat manusia dari zaman jahiliyah sampai pada zaman yang modern ini.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dan tugas untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (SPd.I) di Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga. Skripsi ini berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam

Tradisi Peringatan Tahun Baru Hijriyah (Studi Perspektif Pada Masyarakat Desa

Traji Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung).

Penulisan skripsi ini pun tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari

berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada:

Page 9: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

ix

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan (FTIK)

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Kajur Pendidikan Agama Islam

(PAI)

4. Bapak Dr. Muh. Saerozi, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing yang

telah memberikan bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah membekali

berbagai ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

6. Karyawan-karyawati IAIN Salatiga yang telah memberikan

layanan serta bantuan.

7. Ayah dan Ibu tercinta yang telah mengasuh, mendidik,

membimbing serta memotivasi kepada penulis, baik moral maupun

spiritual.

8. Bapak Tumarno selaku kepala desa Traji Kec. Parakan, Kab.

Temanggung beserta seluruh jajaran pemerintah desa Traji

9. Mbah Suwari sebagai juru kunci sendang Sidhukun beserta seluruh

masyarakat desa Traji pada umumnya

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, sehingga

dapat terselesaikan dengan baik semoga amal kebaikannya

diterima disisi Allah SWT.

Page 10: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

11.

Page 11: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

xi

ABSTRAK

Rudi Triyo Bowo. 2015. Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Peringatan

Tahun Baru Hijriyah (Studi Perspektif pada Masyarakat Desa Traji

Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung) Skripsi Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dr. Muh.

Saerozi, M.Ag.

Kata kunci: Nilai, Pendidikan, Tradisi, Tahun Baru Hijriyah

Penelitian ini membahas tentang Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam

Tradisi Peringatan Tahun Baru Hijriyah (Studi Perspektif Pada Masyarakat Desa

Traji Kec. Parakan Kab. Temanggung). Fokus yang dikaji dalam penelitian ini

adalah Bagaimana sejarah dilaksanakan peringatan tahun baru hijriyah,

bagaimana tahapan ritual dan persepsi masyarakat sekitar tentang ritual peringatan

tahun baru hijriyah di desa Traji, Kec. Parakan, Kab. Temanggung serta adakah

nilai-nilai pendidikan Islam dalam peringatan tahun baru hijriyah di desa Traji,

Kec, Parakan, Kab. Temanggung. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui sejarah dilaksanakan peringatan tahun baru hijriyah, tahapan ritual

dan persepsi masyarakat sekitar tentang ritual peringatan tahun baru hijriyah serta

untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam dalam peringatan tahun baru

hijriyah di desa Traji, Kec, Parakan, Kab. Temanggung.

Sesuai dengan pendekatan kualitatif, maka kehadiran peneliti di lapangan

sangat penting sekali mengingat peneliti bertindak langsung sebagai instrumen

langsung dan sebagai pengumpul data dari hasil observasi yang mendalam serta

terlibat aktif dalam penelitian. Data yang berbentuk kata-kata diambil diambil dari

para informan/responden pada waktu mereka diwawancarai. Dengan kata lain

data-data tersebut merupakan keterangan dari para informan, sedangkan data

tambahan berupa dokumen. Keseluruhan data tersebut selain wawancara diperoleh

dari observasi dan dokumentasi. Analisa data dilakukan dengan cara menelaah

data yang ada, lalu mengadakan reduksi data, penyajian data, menarik kesimpulan

dan tahap akhir dari analisa data ini adalah mengadakan keabsahan.

Dari hasil penelitian yang dilaksanakan diperoleh hasil penelitian sebagai

berikut: pencetus dilaksanakan tradisi peringatan tahun baru hijriyah di desa Traji

adalah dalang Garu, tahapan ritual adalah persiapan; dilakukan sebelum acara

kirab, pelaksanaan; dimulainya kirab dan ritual upacara yang dilakukan di

sendang Sidukun, penutup; seluruh prosesi ritual di ditutup dengan pementasan

wayang kulit. Persepsi sebagian besar masyarakat sekitar mempercayai bahwa

dengan melaksanakan ritual peringatan tahun baru hijriyah akan mendatangkan

keberkahan dan kebaikan dan apabila tidak diadakan tradisi tersebut maka sesuatu

yang buruk akan menimpa.

Nilai pendidikan Islam dalam tradisi peringatan tahun baru hijriyah di desa

Traji adalah nilai pendidikan tentang sejarah, nasehat kebaikan, persatuan dan

kesatuan serta nilai pendidikan kearifan lokal. Nilai persatuan dan kesatuan sangat

penting mengingat masyarakat desa Traji yang terdiri dari berbagai macam agama

dan kepercayaan, hal ini dapat menjadi contoh dalam kerukunan antar beragama

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Page 12: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iv

HALAMAN MOTTO ............................................................................................ v

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

ABSTRAK ............................................................................................................. x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah ............................................................................. 1

B. Fokus Penelitian ......................................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4

D. Kegunaan Penelitian .................................................................................. 5

E. Penegasan Istilah ....................................................................................... 6

F. Metode Penelitian....................................................................................... 8

G. Sistematika Penulisan .............................................................................. 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Nilai Pendidikan Islam............................................................................. 15

1. Pengertian Nilai ................................................................................. 15

Page 13: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

xiii

2. Pengertian Pendidikan........................................................................ 17

3. Jenis Pendidikan................................................................................. 19

4. Pengertian Pendidikan Islam.............................................................. 20

B. Peringatan Tahun Baru Hijriyah dalam Tradisi Jawa .............................. 22

1. Tahun Hijriyah.................................................................................... 22

2. Sejarah dan Hubungan Tahun Hijriyah dan Tahun Jawa................... 23

3. Penyebab Pensakralan Bulan Muharam............................................. 27

4. Peringatan Tahun Baru Hijriyah dalam Budaya Jawa........................ 29

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian Berdasarkan Data Monografi..................... 31

1. Luas Wilayah dan Kondisi Geografis ................................................ 31

2. Penduduk ........................................................................................... 32

B. Kondisi Lokasi Penelitian ........................................................................ 35

1. Kondisi Sosial Kemasyarakatan Desa Traji ....................................... 35

2. Kondisi Sosial Pendidikan Masyarakat Traji ..................................... 36

3. Kondisi Sosial Keagamaan Desa Traji ............................................... 37

4. Kondisi Budaya Masyarakat Desa Traji ............................................ 38

C. Temuan Penelitian..................................................................................... 39

1. Latar Belakang Peringatan Tahun Baru Hijriyah di Desa Traji.......... 39

2. Asal Mula Diadakannya Upacara Tradisi Satu Sura .......................... 43

3. Prosesi Pelaksanaan Ritual.................................................................. 45

4. Pertunjukan Wayang Kulit.................................................................. 51

BAB IV PEMBAHASAN

Page 14: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

A. Analisis Hasil Temuan ............................................................................. 53

1. Persepsi Masyarakat tentang Tradisi PeringatanTahun Baru

Hijriyah .............................................................................................. 53

2. Bentuk Pelaksanaan Tradisi Peringatan Tahun Baru Hijriyah .......... 54

B. Nilai-nilai Pendidikan Dalam Tradisi Peringatan Tahun Baru Hijriyah di

Desa Traji, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung...................... 56

1. Nilai Pendidikan tentang Sejarah....................................................... 56

2. Nilai Pendidikan Nasehat .................................................................. 56

3. Nilai Pendidikan Persatuan dan Kesatuan.......................................... 57

4. Nilai Pendidikan Kearifan Lokal........................................................ 57

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 61

B. Saran........................................................................................................ 64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 15: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

xv

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 KALENDER SAKA ....................................................................... 24

TABEL 2.2 KALENDER HIJRIYAH ................................................................. 25

TABEL 2.3 KALENDER JAWA ATAU KALENDER SULTAN AGUNG ... 26

TABEL 2.4 HARI PADA KALENDER SAKA, KALENDER

HIJRIYAH, KALENDER JAWA, KELENDER MASEHI .............................. 27

TABEL 3.1 JENIS PEKERJAAN ....................................................................... 30

TABEL 3.2 SARANA PENDIDIKAN ................................................................ 32

TABEL 3.3 SARANA IBADAH ......................................................................... 32

TABEL 3.4 JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN AGAMA .................... 33

Page 16: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan
Page 17: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang penduduknya terdiri dari

berbagai macam agama, suku, bangsa, adat, keyakinan dan kebudayaan.

Mereka tersebar diseluruh wilayah Indonesia mulai dari ujung Sabang

sampai Merauke. Salah satu suku yang ada di negara ini adalah suku Jawa.

Suku Jawa merupakan salah satu suku yang mempunyai berbagai macam

kekayaan dan keunikan dalam melaksanakan adat istiadat serta

kebudayaan mereka. Salah satu kebudayaan jawa yang dilaksanakan

secara teratur adalah peringatan tahun baru hijriyah.

Dalam kepercayaan orang jawa, tahun baru Hijriyah yang jatuh

pada malam 1 Muharram atau sering disebut dengan malam 1 Sura

memiliki makna spiritual sebagai perwujudan perubahan waktu yang

diyakini akan berdampak pada kehidupan manusia (Sholikhin, 2010: 12).

Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat

Islam dan di tetapkan sebagai hari libur nasional (Partokusumo, 1995:

236). Menurut pandangan hidup orang Jawa saat-saat terjadinya perubahan

tahun baru tersebut, diperlukan suatu laku ritual yang berupa introspeksi

diri. Secara historis peringatan 1 Muharram merupakan bagian yang tidak

Page 18: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

dapat dipisahkan dari sistem nilai mistik dan keyakinan orang Jawa

(Sholikhin, 2010: 4).

Bagi sebagian besar orang, khususnya orang Jawa malam 1

Muharam atau 1 Sura mempunyai arti dan nilai yang di anggap penting

dan sakral. Nilai adalah suatu konsep abstrak mengenai masalah dasar

yang sangat penting dan bernilai dikehidupan manusia atau sebuah konsep

mengenai penghargaan tinggi yang diberikan oleh warga masyarakat

kepada beberapa masalah pokok dikehidupan keagamaan yang bersifat

suci sehingga menjadi pedoman bagi tingkah laku keagamaan warga

masyarakat bersangkutan (TPKBBI, 2008: 615).

Tahun baru Hijriyah dirayakan oleh sebagian umat Islam dengan

berbagai acara yang berbeda dari tempat satu dengan tempat yang lain.

Salah satu daerah yang mempunyai tradisi perayaan yang unik adalah

Desa Traji, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung. Satu sura

dilaksanakan dengan tradisi ritual upacara adat Kirab Pengantin dan

pagelaran wayang kulit. Pelaksanaan upacara adat Kirab Pengantin

dilakukan setiap tanggal 1 Muharram/Sura pukul 18.00 WIB. Pada saat

itulah Kepala Desa layaknya sepasang pengantin dikirab menuju

Sendhang Sidhukun. Selanjutnya pada malam tanggal 2 Sura dilaksanakan

ritual pagelaran wayang kulit semalam suntuk. Pagelaran wayang kulit

merupakan puncak dalam tradisi ritual upacara adat Kirab Pengantin 1

Sura di Desa Traji.

Page 19: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

3

Menurut Masyarakat setempat tradisi ini bermula dari kisah

legenda dalang wayang kulit yang bernama Ki Dalang Garu dari Desa

Beringin yang didatangi orang berpakaian bangsawan yang memintanya

mementaskan wayang kulit pada malam 1 Sura. Konon orang yang

berpakaian bangsawan kerajaan tersebut adalah penunggu dari sendang

Sidukun (Prasurvei, 22 Oktober 2014)

Walaupun tidak mengetahui asal mula dan kapan di mulainya

tradisi tersebut masyarakat desa Traji, mereka rutin memperingat malam 1

Muharram dengan hikmat dan penuh kepercayaan. Menurut Pak Suwari

selaku juru kunci Sendang Sidukun tradisi upacara adat Kirab Pengantin 1

Muharram di Desa Traji ini bersifat turun temurun dan ini merupakan

perwujudan interaksi antara budaya Islam dan budaya Jawa. Tradisi

upacara adat Kirab Pengantin 1 Muharram Desa Traji memiliki akar

sejarah yang panjang, tetapi untuk sementara ini belum ada sumber baik

lisan ataupun tertulis yang mampu memberikan keterangan kapan tradisi

upacara adat 1 Sura di Desa Traji itu mulai berlangsung (Prasurvai, 22

Oktober 2014).

Dari berbagai macam alasan dan uraian di atas penulis tertarik dan

ingin mengangkatnya dalam bentuk skripsi dengan judul “nilai-nilai

pendidikan Islam dalam tradisi peringatan tahun baru hijriyah

(studi perspektif pada masyarakat desa Traji kecamatan Parakan

kabupaten Temanggung)”.

Page 20: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

B. Fokus Penelitian

Di dalam merumuskan fokus penelitian, perlu adanya sistematika

analitik untuk mencapai sasaran yang menjadi objek kajian, sehingga

pembahasan akan lebih terarah pada pokok masalah. Hal ini dimaksudkan

agar terhindar dari pokok masalah yang tidak ada kaitannya. Adapun fokus

penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah sejarah peringatan tahun baru hijriyah di Desa Traji,

Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung?

2. Bagaimanakah tahapan ritual peringatan tahun baru hijriyah di Desa

Traji, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung?

3. Bagaimana persepsi masyarakat sekitar tentang ritual peringatan tahun

baru hijriyah di Desa Traji, Kecamatan Parakan, Kabupaten

Temanggung?

4. Adakah nilai-nilai pendidikan Islam dalam peringatan tahun baru

hijriyah di Desa Traji, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan fokus penelitian yang telah diuraikan di atas, peneliti

bertujuan:

1. Untuk mengetahui sejarah peringatan tahun baru hijriyah di Desa

Traji, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung.

2. Untuk mengetahui tahapan ritual peringatan tahun baru hijriyah di

Desa Traji, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung.

Page 21: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

5

3. Untuk mengetahui persepsi masyarakat sekitar tentang ritual

peringatan tahun baru hijriyah di Desa Traji, Kecamatan Parakan,

Kabupaten Temanggung.

4. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam dalam peringatan tahun

baru hijriyah di Desa Traji, Kecamatan Parakan, Kabupaten

Temanggung.

D. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan pada tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini

diharapkan mempunyai kegunaan sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk

menambah wawasan, pengetahuan, dan memberikan kegunaan untuk

mengetahui pelaksanaan berbagai ritual peringatan tahun baru hijriyah

di Desa Traji Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Akademik

Hasil penelitian dapat berguna untuk melestarikan nilai-

nilai tradisi dan budaya yang terdapat di Indonesia secara kritis.

b. Manfaat bagi lembaga

1) Menambah perbendaharaan refrensi dalam perpustakaan IAIN

Salatiga.

Page 22: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

2) Merupakan sumber informasi bagi mahasiswa yang ingin

meneliti lebih lanjut tentang nilai-nilai pendidikan Islam

c. Bagi Masyarakat Desa Traji

1) Penelitian ini diharapkan dapat memberi bahan pertimbangan

atau masukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan

bermanfaat bagi masyarakat dan pemerintah Desa Traji dalam

rangka melestarikan kebudayaan daerah.

2) Untuk menjaga dan membentengi kemurnian keimanan umat

Islam yang masih belum bisa meninggalkan budaya ritual adat

perayaan tahun baru hijriyah agar tidak terjerumus kedalam

pengartian secara musyrik.

E. Penegasan Istilah

Untuk menhindari kekaburan dan salah dalam penafsiran serta

memahami makna dari istilah yang digunakan penulis maka penulis

memberikan beberapa pengertian yang terkandung, yaitu:

1. Nilai Pendidikan Islam

Nilai adalah suatu konsep abstrak mengenai masalah dasar

yang sangat penting dan bernilai dikehidupan manusia atau sebuah

konsep mengenai penghargaan tinggi yang diberikan oleh warga

Page 23: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

7

masyarakat kepada beberapa masalah pokok dikehidupan keagamaan

yang bersifat suci sehingga menjadi pedoman bagi tingkah laku

keagamaan warga masyarakat bersangkutan (TPKBBI, 2008: 615).

Menurut Surayin (2007: 374) nilai adalah kemampuan yang

dipercayai yang ada pada suatu benda atau hal untuk memuaskan

manusia. Nilai juga diartikan kualitas suatu hal yang menjadikan hal

itu dapat disukai, diinginkan, berguna, dihargai, dan dapat menjadi

objek kepentingan (Sjarkawi, 2009: 29).

Menurut Sudirman Dkk (1991: 04), “Pendidikan berarti usaha

yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk

mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang lain agar menjadi

dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih

tinggi dalam arti mental”.

Sedangkan menurut Roqib (2009: 21), pendidikan Islam adalah

proses perubahan menuju arah yang lebih positif dalam pengembangan

jasmaniah dan rohaniah berdasarkan atas ajaran Islam untuk mencapai

kepribadian muslim yaitu kepribadian yang di dalamnya tertanam

nilai-nilai Islami sehingga perilakunya sesuai dengan ajaran Islam.

Dari berbagai pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

nilai pendidikan islam adalah suatu konsep mengenai masalah dasar

yang sangat penting dan bernilai yang melekat dan sejalan dengan

pendidikan sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam ajaran

islam.

Page 24: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

2. Tradisi Peringatan Tahun Baru Hijriyah

Tradisi adalah adat kebiasaan turun temurun dari nenek

moyang yang masih dijalankan dalam masyarakat (TPKBBI, 2008:

959). Tradisi juga dapat di artikan sebagai wujud gagasan kebudayaan

yang terdiri dari nilai budaya, norma-norma, hukum serta aturan yang

satu dengan yang lain berkaitan menjadi suatu sistem yaitu simtem

budaya (Koentjaraningrat, 2003: 239). Dalam hal ini tradisi tidak dapat

di pisahkan dari budaya yang di laksanakan suatu sistem tersebut.

Peringatan tahun baru hijriyah adalah memperingati pergantian

tahun hijriyah yang dilakukan setiap awal tahun. Sedangkan kalender

tahun hijriyah adalah tahun yang berdasarkan penanggalan perputaran

rotasi bulan terhadap bumi sering di sebut juga dengan tahun

Qamariyah. Tahun hijriyah diawali dengan bulan Muharam, yang oleh

Sultan Agung dinamakan sebagai bulan Sura. Dalam sistem Islam

sendiri, bulan ini di pandang sebagai bulan haram atau bulan suci.

Pada bulan ini larangan perang terhadap kaum kafir Quraisy di cabut.

Bagi kaum Syiah, muharam merupakan bulan ratapan atas kematian

Husein bin Ali bin Abi Tholib (Sholikhin, 2010: 23).

F. Metode Penelitian

Metode adalah cara kerja untuk dapat memahami obyek

penelitian. Metode sebagai contoh dinyatakan dalam bentuk-bentuk

penelitian, antara lain metode survei, metode kasus (sering disebut studi

Page 25: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

9

kasus), metode sejarah dan metode eksperimen, dan sebagainya

(Subyantoro, 2006: 65). Untuk mempermudah penelitian dalam

pengumpulan data dan menganalisis data, maka penulis menggunakan

metode dan pendekatan sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian dan Pendekatan

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang berbentuk

kualitatif yaitu penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik,

bahwa datanya ditanyakan dalam keadaan sewajarnya atau

sebagaimana adanya (natural setting) dengan tidak merubah dalam

bentuk simbol-simbol atau bilangan sehingga dalam penelitian ini

peneliti menggambarkan peristiwa maupun kejadian yang ada

dilapangan tanpa mengubahnya menjadi angka maupun simbol

(Nawawi, dan Martini, 1996: 174)

Sedangkan pendekatan penelitian yang dipakai adalah

pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data

diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dan orang-orang dan

perilaku yang dapt diamati dan diarahkan pada latar alamiah dan

individu tersebut secara holistik (menyeluruh) (Moleong, 2002 :3).

Dengan pendekatan kualitatif ini mencoba peneliti

menggambarkan proses tradisi dan ritual peringatan tahun baru

hijriyah yang dilaksanakan masyarakat desa Traji serta nilai-nilai

pendidikan islam yang terdapat disalamnya.

2. Kehadiran Peneliti

Page 26: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

Penelitian kualitatif perhatiannya lebih banyak ditujukan pada

pembentukan teori substantif berdasarkan konsep-konsep yang timbul

dari data empiris. Dalam penelitian kualitatif peneliti merasa “tidak

tahu apa yang tidak diketahui”, sehingga desain penelitian yang

dikembangkan selalu merupakan kemungkinan yang terbuka akan

berbagai perubahan yang diperlukan dan lentur terhadap kondisi yang

ada di lapangan pengamatannya (Zuriah, 2007: 91).

Kehadiran peneliti dalam penelitian ini bertindak sebagai

instrumen sekaligus pengumpul data. Hal ini dimaksudkan untuk

mempertegas peran peneliti sebagai pengamat penuh. Kehadiran

peneliti di perayaan tahun baru hijriyah berperan sebagai subjek atau

informan. Dimaksudkan untuk mempermudah dan mengawal jalannya

proses penelitian lapangan.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Traji Kecamatan Parakan

Kabupaten Temanggung. Pertimbangan pemilihan lokasi penelitian

diantaranya:

a) Daerah dengan kondisi sosial yang baik dan mudah dijangkau.

b) Salah satu kawasan Jawa Tengah yang masih kental terhadap

budaya Jawa.

4. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Page 27: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

11

Dari sumber data yang telah dihimpun di lapangan, maka

jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang

merupakan bentuk luar dari ciri-ciri yang teramati yang membantu

dalam memahami interpretasi yang diberikan informan. Data yang

merupakan interpretasi yang dikemukakan oleh informan, yaitu

data yang dihimpun, yang berhubungan dengan ritual tradisi

peringatan tahun baru hijriyah, kehidupan beragama, nilai-nilai

kebudayaan Islam dan aktifitas kegiatan masyarakat pada desa

Traji dalam tradisi peringatan tahun baru hijriyah.

b. Sumber Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian

ini diambil dari:

1) Data primer adalah data yang didapatkan melalui narasumber,

yaitu kepala desa, tokoh agama, serta melalui informan (tokoh

pemuda, dan tokoh masyarakat). Selain itu, data tersebut

diperoleh melalui pengamatan lapangan (pada waktu

pelaksanaan tradisi peringatan tahun baru hijriyah).

2) Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber-

sumber yang mendukung seperti dokumentasi, arsip desa dan

referensi yang berkaitan dengan penelitian.

5. Prosedur Pengumpulan Data

a. Wawancara mendalam dan langsung kepada narasumber dan

informan.

Page 28: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data berupa

sejarah dilaksanakannya peringatan tahun baru hijriyah di desa

Traji, upaya masyarakat mempertahankan tradisi, unsur-unsur

ritual yang terkandung dalam nilai-nilai pendidikan Islam dan

tujuan dilaksanakannya.

b. Observasi langsung terlibat (participant observation).

Metode ini digunakan untuk mendapatkan fakta-fakta

empirik yang tampak (kasat mata) dan guna memperoleh dimensi-

dimensi baru untuk pemahaman konteks maupun fenomena yang

diteliti yang digunakan untuk mendapatkan data mengenai

kehidupan beragama dan kegiatan aktivitas-aktifitas kebiasaan

pada masyarakat di Desa Traji

c. Dokumentasi.

Metode ini merupakan pengumpulan data yang

mendukung kegiatan penelitian, seperti data asal usul Desa Traji,

letak wilayah, kondisi geografis, kependudukan, sosial budaya,

fasilitas sosial, struktur pemerintahan desa, dan kehidupan

beragama, lebih singkatnya potret masyarakat desa Traji.

6. Analisis Data

Setelah semua data terkumpul dan dihimpun, selanjutnya di

lakukan analisis data. Dalam penelitian kualitatif, data yang terkumpul

di analisis setiap waktu secara induktif, selama penelitian berlangsung

dengan mengolah bahan empirik (synthesizing), supaya dapat

Page 29: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

13

disederhanakan ke dalam bentuk yang lebih mudah. Analisis data

dalain penelitian ini, menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yaitu

dengan menghubungkan dan menafsirkan hasil data kemudian

memberi kesimpulan induktif berdasarkan dengan kualitas atau mutu.

Analisis ini juga disebut dengan analisis data kualitatif, yaitu data yang

berhubungan dengan katagorisasi, karakteristik.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Agar data mempunyai validitas, rehabilitas dan objektivitas

yang tinggi, perlu dilakukan triangulasi data. Triangulasi data adalah

teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang

lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu yaitu triangulasi sumber, metode dan

teori (Moleong 2011: 178).

Dalam penelitian ini hanya dilakukan triangulasi sumber yaitu

membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam

metode kualitatif.

8. Tahap-tahap Penelitian

Beberapa urutan bagian yang dijadikan pedomen dalam

pelaksanaan penelitian ini sebagai berikut:

a. Persiapan meliputi penyusunan proposal, pengurusan penelitinan,

dan penyusunan jadwal kegiatan.

Page 30: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

b. Pengumpulan data meliputi wawancara, pengumpulan dokumen

dan penelaahan dokumen yang terkumpul.

c. Analisi data meliputi : analisis awal, reduksi data, analisi data

temuan, pengayaan dan pendalaman dan merumuskan kesimpulan.

d. Penyusunan laporan meliputi penyusunan laporan sementara (draf)

penilaian laporan penelitian sementara, perbaikan laporan dan

penyusunan laporan akhir.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika dalam penulisan skripsi ini dipakai sebagai aturan yang

saling terkait dan saling melengkapi, adapun sistematika penulisan sebagai

berikut:

BAB I Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Definisi

Operasional Metode Penelitian meliputi Metode Pemilihan

Subyek, Metode Pengumpulan Data, Metode Analisa Data serta

Sistematika Penulisan

BAB II Kajian Pustaka

A. Tinjauan tentang Peringatan Tahun Baru Hijriyah

B. Tinjauan tentang Nilai Pendidikan Islam

BAB III Hasil Penelitian, berisi gambaran umum Desa Traji, Keadaan

Sosial Masyarakat, serta Tradisi Peringatan Tahun Baru

Hijriyah di Desa Traji

Page 31: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

15

BAB IV Analisis Data, meliputi analisis tentang Nilai Pendidikan Islam

dalam Tradisi Peringatan tahun Baru Hijriyah serta

Pembahasan

BAB V Penutup

Dalam bab ini akan disampaikan tentang kesimpulan dan saran.

Diakhiri dengan daftar pustaka, serta lampiran-lampiran yang

dapat mendukung laporan penelitian ini.

Page 32: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Nilai Pendidikan Islam

1. Pengertian Nilai

Menurut Darmadi (2009: 27) nilai diartikan sebagai sesuatu

yang berharga, yang dianggap bernilai, adil, baik dan indah serta

menjadi pedoman atau pegangan diri. Nilai juga diartikan sebagai

suatu sasaran sosial atau tujuan sosial yang dianggap pantas dan

berharga untuk dicapai (Sagala, 2006: 237). Adapun nilai yang

dimaksud disini adalah norma yang berlaku dalam masyarakat. Nilai

juga dapat menjadi suatu ukuran baik atau buruk suatu hal yang

dilakukan seseorang.

Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial, artinya di

dunia ini dalam melakukan sesuatu manusia pasti membutuhkan orang

lain. Dalam hal ini setiap manusia bukan hanya sekedar membantu

manusia lain tetapi juga saling menilai antara satu dengan yang

lainnya. Proses penilaian tersebut berlanjut dari generasi satu ke

generasi berikutnya maka selanjutnya terbentuk norma dan nilai yang

berlaku dalam suatu masyarakat.

Sifat-sifat nilai menurut Sjarkawi (2009: 31) adalah sebagai

berikut:

Page 33: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

17

a. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan

manusia. Nilai yang bersifat abstrak tidak dapat diindra. Hal

yang dapat diamati hanyalah objek yang bernilai itu. Misalnya,

orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai, tetapi

kita tidak bisa mengindrakejujuran itu. Yang dapat kita indra

adalah kejujuran itu.

b. Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung

harapan, cita-cita dan suatu keharusan sehingga nilai memiliki

sifat ideal. Nilai diwujudkan dalam bentuk norma sebagai

landasan manusia dalam bertindak. Misalnya, nilai keadilan.

Semua orang berharap mendapatkan berperilaku yang

mencerminkan nilai keadilan.

c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia

adalah pendukung nilai. Manusia bertindak berdasar dan

didorong oleh nilai yang diyakininya. Misalnya, nilai

ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang

terdorong untuk bisa mencapai derajat ketakwaan.

Nilai dapat dilihat dari berbagai sudut pandangan, yang

menyebabkan terdapat bermacam-macam nilai, antara lain:

a. Dilihat dari segi kebutuhan hidup manusia, nilai menurut

Sjarkawi (2009: 29) adalah:

1) Nilai moral

2) Nilai sosial

Page 34: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

3) Nilai undang-undang

4) Nilai agama

b. Dilihat dari kemampuan jiwa manusia untuk menangkap dan

mengembangkan, nilai dapat dibedakan menjadi dua yakni:

1) Nilai yang statis, seperti kognisi, emosi, dan psikomotor.

2) Nilai yang bersifat dinamis, seperti motivasi berprestasi,

motivasi berafiliasi, motivasi berkuasa.

Pembagian nilai-nilai dari segi ruang lingkup hidup manusia

sudah memadai sebab mencakup hubungan manusia dengan Tuhan,

hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan

dirinya sendiri, karena itu nilai ini juga mencakup nilai-nilai ke-

Tuhanan dan nilai-nilai kemanusiaan.

2. Pengertian Pendidikan

Dalam kehidupan pendidikan merupakan salah satu hal paling

pokok yang harus dilakukan oleh manusia agar manusia bisa selamat

dunia dan akhirat. Istilah pendidikan sering disama artikan dengan

pengajaran. Dalam bahasa Arab pendidikan disebut dengan istilah

tarbiyah yang berasal dari kata kerja rabba, sedang pengajaran dalam

bahasa Arab disebut dengan islilah ta`lim yang berasal dari kata kerja

`allama (Roqib, 2009: 14). Makna pengajaran sendiri adalah proses

transfer ilmu dari pengajar kepada siswa yang diajar.

Dalam agama Islam, pendidikan sangat penting dan ditekankan

kepada umatnya. Sebab pendidikan akan mengangkat derajat bagi

Page 35: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

19

orang-orang yang berilmu, diterangkan dalam Al-Qur‟an surat Al-

Mujadalah ayat 11 menyebutkan:

Artinya:

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya

Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:

"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan

orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi

ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa

yang kamu kerjakan. (Kementrian Agama RI, 2013: 543)

Pendidikan sendiri memiliki makna lebih luas dibandingkan

dengan pengajaran. Menurut Achmadi (1987: 5) Pendidikan adalah

tindakan sadar yang bertujuan untuk memelihara dan membangun

fitrah serta potensi manusia menuju kesempurnaan insani (insan

kamil). Pendidikan juga merupakan proses kegiatan yang dilakukan

secara bertahap dan berkesinambungan seirama dengan perkembangan

anak.

Sedangkan Hasan Langgulung (1992: 17) berpendapat

pendidikan adalah salah satu bentuk interaksi manusia. Pendidikan

adalah suatu tindakan sosial yang dimungkinkan berlakunya melalui

suatu jaringan hubungan-hibungan kemanusiaan. Jaringan-jaringan

inilah bersama dengan hubungan-hubungan dan peranan-peranan

Page 36: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

individu di dalamnyalah yang meentukanwatak pendidikan disuatu

masyarakat.

3. Jenis Pendidikan

Menurut Haidar Nawawi (1993: 185-204) jenis pendidikan

dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Pendidikan Nonformal

Pada umumnya pendidikan nonformal tidak dibagi atas

jenjang, waktu penyampaian diprogram lebih pendek, usia siswa di

sesuatu kursus tidak perlu sama, berorientasi studi jangka pendek

agar segera mendapatkan hasil pendidikannya dalam praktek kerja,

materi pelajaran lebih banyak yang bersifat praktis dan khusus,

merupakan respon daripada kebutuhan khusus yang mendesak,

credentials (ijazah dan sebagainya) umumnya kurang berperan.

b. Pendidikan Formal

Selalu dibagi atas jenjang yang memiliki hierarkis, waktu

penyampaian diprogram lebih panjang atau lebih lama,usia siswa

di satu jenjang relatif lebih homogen khususnya pada jenjang-

jenjang permulaan, para siswa umumnya berorientasi studi untuk

jangka waktu yang relatif lama, materi pelajaran pada umumnya

bersifat akademis dan umum, merupakan respon dari kebutuhan

umum dan relatif jangka panjang, credentials berperan penting

pada penerimaan siswa.

c. Pendidikan Informal

Page 37: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

21

Pendidikan ini biasanya dilaksanakan melalui pendidikan

keluarga, dengan menempatka ayah dan ibu sebagai pendidik

kodrati dengan dibantu oleh anggota keluarga lainnya. pendidikan

informal juga menjadi pendidikan awal dan dasar bagi seorang

anak dalam perjalanan hidupnya.

4. Pengertian Pendidikan Islam

Pendidikan Islam adalah proses perubahan menuju arah yang

lebih positif dalam pengembangan jasmaniah dan rohaniah

berdasarkan atas ajaran Islam untuk mencapai kepribadian muslim

yaitu kepribadian yang di dalamnya tertanam nilai-nilai Islami

sehingga perilakunya sesuai dengan ajaran Islam (Roqib, 2009: 21).

Pendidikan Islam pada pelaksanaannya dilakukan berdasarkan

ajaran dan tuntunan Islam. Penekanan pendidikan Islam bukan hanya

sekedar ilmu saja, akan tetapi juga pendidikan moral dan tingkah laku

agar subjek didik tersebut bisa menjadi insan kamil serta selamat di

dunia dan akhirat

Menurut Achmadi (1992: 25) fungsi Pendidikan Islam ada

tiga:

a. Mengembangkan wawasan yang tepat dan benar mengenai jati

diri manusia, alam sekitarnya dan mengenai kebesaran Ilahi,

sehingga tumbuh kreatifitas yang benar.

b. Menyucikan diri manusia dari syirik dan berbagai sikap hidup

dan perilaku yang dapat mencemari fitrah kemanusiaannya

Page 38: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

dengan menginterlasikan nilai-nilai insani dan illahi pada

subjek didik

c. Mengembangkan ilmu untuk menopang dan memajukan

kehidupan baik individu maupun sosial

Menurut Roqib (2009: 21) penekanan pendidikan Islam ada

tiga hal yaitu :

a. Suatu upaya pendidikan dengan menggunakan metode-metode

tertentu, khususnya metode pelatihan untuk mencapai

kedisiplinan mental peserta didik

b. Bahan pendidikan yang diberikan kepada anak didik berupa

bahan materiil, yakni berbagai ilmu pengetahuan dan spiritual,

yakni sikap hidup dan pandangan hidup yang dilandasi niali

etis Islam

c. Tujuan pendidikanyang ingin dicapai adalah mengembangkan

manusia yang rasional dan berbudi luhur, serta mencapai

kesejahteraan masyarakat yang adil dan makmur dalam

rengkuhan ridha Allah swt.

Hal senada juga diutarakan oleh Azumardi Azra (1999: 5).

Pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya; akal dan

hatinya, rohani dan jasmaninya; akhak dan keterampilannya. Karena

pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup, baik dan perang,

dan menyiapkan untuk menghadapi masyarakat dengan segala

kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya.

Page 39: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

23

Pendapat lain mengenai Pendidikan Islam diutarakan oleh Nur

Ahid (2010: 11). Pendidikan Islam adalah pengenalan dan pengakuan

tempat-tempat yang secara berangsu-angsur ditanamkan kedalam

manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di

dalam tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga hal ini

membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat-tempat tuhan

yang tepat di dalam tatanan wujud dan kepribadian.

Dari beberapa pendapat mengenai Pendidikan Islam diatas

dapat kita simpulkan bahwa Pendidikan Islam itu adalah pembentukan

kepribadian muslim. Dari satu segi, pendidikan Islam itu lebih banyak

ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam

amal perbuatan, baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain.

Di segi lainnya, pendidikan Islam tidak hanya bersifat teoritis saja,

tetapi juga praktis. Oleh karena itu pendidikan Islam adalah sekaligus

pendidikan iman dan pendidikan amal.

B. Peringatan Tahun Baru Hijriyah dalam Tradisi Jawa

1. Tahun Hijriyah

Salah satu kemajuan yang berhasil dicapai pada masa

pemerintahan khalifah Umar bin Khatab adalah pembuatan kalender

atau penanggalan Hijriyah. Penanggalan Hijriyah dimulai pada tahun

yang didalamnya terjadi hijrah nabi Muhamad saw dari Makah menuju

Page 40: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

Madinah, dengan demikian penanggalan hijriyah diberlakukan mundur

17 tahun. Tanggal 1 Muharam tahun 1 Hijriyah jatuh pada hari Kamis

tanggal 15 Juli 622 Masehi (Khazin, 2004: 112).

Berbeda dengan penanggalan Masehi yang perhitungannya

melalui lama revolusi Bumi terhadap matahari, penanggalan tahun

Hijriyah berdasarkan lama revolusi bulan terhadap bumi. Menurut

Muhyiddin Khazin (2004: 112) satu kali edar bulan terhadap bumi

lamanya 29 hari 12 jam 44 menit 2,5 detik. Untuk menghindari

pecahan maka ditentukan bahwa umur bulan ada yang 30 hari dan ada

pula yang 29 hari, yaitu bulan ganjil berumur 30 hari dan bulan genap

berumur 29 hari kecuali pada bulan 12 (Dzulhijjah) pada tahun kabisah

berumur 30 hari.

2. Sejarah dan Hubungan Tahun Hijriyah dan Tahun Jawa

a. Sejarah Tahun Jawa

Banyak asumsi salah yang beredar di masyarakat yang

mengatakan bahwa kalender Jawa sama dengan kalender Saka,

padahal kedua kelender tersebut jelas berbeda. Tahun saka dimulai

tanggal 15 Maret tahun 78 Masehi, permulaan kalender tersebut

konon pada saat mendaratnya Ajisaka di pulau Jawa. Adapula yang

mengabarkan bahwa permulaan itu adalah saat Ajisaka naik tahta

di India. Ajisaka adalah tokoh mitologi yang konon menciptakan

huruf Jawa (Partokusumo, 1995: 221).

Page 41: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

25

Berbicara mengenai Tahun Jawa, maka hal tersebut tidak

akan terlepas dari masa Sultan Agung tentang perubahan kalender.

Bermula pada adanya pengaruh kontrol dari keraton yang kuat,

sehingga hal itu melatarbelakangi revolusioner Sultan Agung

dalam upayanya mengubah sistem kalender Saka (perpaduan Jawa

asli dengan Hindu) menjadi kalender Jawa yang merupakan

perpaduan kalender Saka dan kalender Hijriyah (Islam). Pada

waktu kalender saka berjalan sampai akhir 1554 diteriskan dalm

kalender sulta Agungyang dimulai pada tahun 1555, padahal dasar

perhitunganya berbeda. Kalender saka menggunakan peredaran

marahari sedangkan kalender Sultan Agung menggunakan bulan

sebagai dasar perhitungannya (Partokusumo, 1995: 223). Oleh

sebab itu pada tahun 2015 Masehi sama dengan 1436 Hijriyah

sedangkan tahun Jawa memasuki tahun 1948 dan 1937 pada tahun

Saka.

Perubahan sistem kalender tersebut terjadi pada tanggal 1

Sura tahun Alip 1555, tepat pada tanggal 1 Muharram tahun 1043

Hijriyah, atau tanggal 8 Juli tahun 1633 Masehi dan harinya adalah

pada Jum‟at Legi (Partokusumo, 1995: 223). Tindakan Sultan

Agung dapat dikatakan revolusioner, karena dalam perhitungan

kalendernya berbeda dengan tahun Saka yang sampai waktu itu

dipakai oleh masyarakat Jawa.

Page 42: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

b. Hubungan Kalender Saka, Kalender Hijriyah dan Kelender Sultan

Agung/Jawa

Perhitungan kalender Saka dengan dasar Solar/Matahari

atau Syamsisah, sedang kalender Jawa Sultan Agung berdasarkan

Lunar/Bulan atau Qomariyah seperti sistem Kalender Hijriyah

(Partokusumo, 1995: 225). Nama-nama bulan pada kalender Saka,

kalender Hijriyah dan kelender Sultan Agung/Jawa masing-masing

memiliki nama yang berbeda, begitu juga jumlah hari dan

umurnya, berikut perbedaan dari ketiga kalender tersebut:

a. Kalender Saka (Partokusumo, 1995: 221)

Tabel 2.1 Kalender Saka

No Nama Bulan Waktu Waktu

1 Srawana 12 Juli-12 Agustus 32 hari

2 Bhadra 13 Agustus-10 September 29 hari

3 Asuji 11 september-11 Oktober 31 hari

4 Kartika 12 Oktober-10 Nopember 30 hari

5 Posya 11 Nopember-12 Desenber 32 hari

6 Margasira 13 Desember- 10 Januari 29 hari

7 Magha 11 Januari-11 Pebruari 32 hari

8 Phalguna 12 Pebruari-11 Maret 29 hari

9 Cetra 12 Maret-11 April 31 hari

10 Wesakha 12 April- 11 Mei 30 hari

11 Jyesta 12 Mei-12 Juni 32 hari

12 Asadha 13 Juni-11 Juli 29 ari

b. Kalender Hijriyah (Partokusumo, 1995: 224)

Tabel 2.2 Kalender Hijriyah

Page 43: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

27

No Nama Bulan Waktu

1 Muharam 30 hari

2 Syafar 29 hari

3 Rabi`ulawal 30 hari

4 Robi`ulakhir 29 hari

5 Jumadilawal 30 hari

6 Jumadilakhir 29 hari

7 Rajab 30 hari

8 Sya`ban 29 hari

9 Ramadhan 30 hari

10 Syawal 29 hari

11 Dzulqa`dah 30 hari

12 Dzulhijjah 29 hari

c. Kalender Jawa atau kalender Sultan Agung (Partokusumo,

1995: 224)

Tabel 2.3 Kalender Jawa atau Kalender Sultan Agung

No Nama Bulan Waktu tahun Jawa ke

1,2,6,7 2,4,8 5

1 Suro 30 30 30

2 Sapar 29 29 30

3 Mulud 30 30 29

4 Bakda Mulud 29 29 29

5 Jumadilawal 30 30 29

6 Jumadilakhir 29 29 29

7 Rejep 30 30 30

8 Ruwah 29 29 29

9 Pasa 30 30 30

10 Sawal 29 29 29

Page 44: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

11 Dulkangidah 30 30 30

12 Besar 29 30 30

d. Hari pada kalender Saka, Kalender Hijriyah, Kalender Jawa,

Kelender Masehi (Partokusumo, 1995: 229)

Tabel 2.4 Hari pada kalender Saka, Kalender Hijriyah,

Kalender Jawa, Kelender Masehi

No Kalender

Saka Hijriyah Jawa Masehi

1 Radite Ahad Ahad Minggu

2 Soma Itsnain Senen Senin

3 Anggara Tsalatsa Selasa Selasa

4 Budha Robi` Rebo Rabu

5 Wrespati Khomis Kemis Kamis

6 Sukra Jumuah Jumaat Jumat

7 Saniscar Sab`ah Sabtu Sabtu

3. Penyebab Pensakralan Bulan Muharam

Bulan Muharram dalam kalender Jawa disebut dengan bulan

sura. Nama Sura berasal dari kata Asyura, Asyura berasal dari kata

Asyara yang artinya sepuluh. Yang dimaksud dengan hari Asyura

adalah hari ke sepuluh pada bulan Muharram.

Dalam kepecayaan Islam jawa bulan Sura memiliki berbagai

sebab sehingga sebagian masyarakat Islam Jawa menyakralkannya,

sebab-sebab tersebut antara lain (Sholikhin, 2010: 28-30)

Page 45: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

29

a. Pada bulan Muharam tepatnya pada tanggal 10 merupakan

peringatan hari pertama bagi dunia baru, setelah terjadi bencana

banjir dan badai topan pada zaman nabi Nuh. Pada tanggal 8

Muharram, perahu nabi Nuh merapat di bukit Judi, gunung Ararat

di Turki. Pada tanggal 10 Muharram nabi Nuh dan pengikutnya

yang selamat dari perahu dan memulai kehidupan di dunia yang

baru.

b. Tanggal 1 Muharram merupakan awal ekspedisi hijrah nabi

Muhamad dari Makah ke Madinah. Memang Rasulullah

melakukan hijrah dua bulan berikutnya tepatnya pada tanggal 12

Rabi`ul awal tahun 1 H mamasuki kota Madinah setelah hampir 12

hari menempuh perjalanan di malam hari. Akan tetapi ekspedisi

hijrah sudah di mulai beberapa waktu sebelumnya. Ustman, Zaid,

Hamzah dan para sahabat lainnya diperintah nabi Muhamad untuk

berangkat pada malam 1 Muharram.

c. Sultan Agung memprakarsai bahwa bulan Muharram menjadi

bulan awal tahun baru bersama-sama antara Islam dan Jawa.

Sebagian masyarakat Jawa pada bulan ini adalah bulan kedatangan

Aji Saka di tanah jawa dan membebaskan masyarakat jawa dari

cengkraman makhluk-makhluk raksasa yang menjajah masyarakat

jawa. Selain itu bulan ini juga dipercayai sebagai bulan kelahiran

huruf Jawa.

Page 46: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

d. Sebagian masyarakat bagian selatan pulau jawa meyakini ada

kaitannya antara bulan Muharram dengan ratu penguasa pantai

selatan, atau lebih di kenal dengan ratu kidul

e. Dalam sejarah islam pada tanggal 10 Muharram terdapat peristiwa

yang sangat mengharukan bagi umat islam . pada bulan ini terjadi

peristiwa pembantaian terhadap Sayyidina Husein bin Ali bin Abi

Thalib yang lebih dikenal dengan peristiwa Qarbala.

4. Peringatan Tahun Baru Hijriyah dalam Budaya Jawa

Masyarakat Indonesia dalam melakukan ritual lebih cenderung

kepada paham paganistik hindu yang di kenal sebelumnya (Amin,

2002: 300). Selain itu nuansa animisme dan dinamisme masih terlihat

sangat kental. Hal tersebut terlihat dengan adanya berbagai macam

sesaji yang digunakan dalam pelaksanaan prosesi peringatan.

Di dalam masyarakat masih sangat akrab dengan apa yang

disebut dengan sajen atau sesaji. Sajen atau sesaji pada masing-masing

daerah memiliki bentuk, tata cara dan kelengkapan yang berbeda-beda

bahkan sangat spesifik sesuai dengan kekayaan wilayahnya.

Khusus dalam kebudayaan Jawa sebagian masyarakat yang

menganggap bahwa bulan sura penuh dengan hal-hal mistis.

Pemahaman tersebut ternyata berbeda dengan pemahaman masyarakat

Keraton Mataram Ngayokyakarta dan Kasunanan Surakarta. Di

kalangan keraton dan kasunanan tersebut, bulan sura dimaknai sebagai

bulan yang suci atau bulan yang penuh rahmat. Artinya, pada bulan

Page 47: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

31

sura orang harus melakukan instropeksi diri dan melakukan laku

maladihening atau mendekatkan diri dengan Tuhan yang Maha Esa

(Giri, 2010: 53).

Selain di keraton Ngayogyakarta dan kasunanan Surakarta

peringatan tahun baru hijriyah juga banyak dilakukan sebagian

masyarakat jawa diberbagai tempat dengan tradisi dan prosesi yang

berbeda-beda antara daerah satu dengan yang lainnya.

Page 48: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian Berdasarkan Data Monografi

Bagaimana kondisi dan keadaan lokasi objek penelitian sehingga

terwujud akan adanya kesesuaian realitas sosial dengan data yang

menggambarkan tentang kondisi yang terjadi dilapangan, maka perlu

untuk dideskripsikan profil objek penelitian berdasarkan data monografi

desa Traji kecamatan Parakan kabupaten Temanggung tahun 2015 sebagai

berikut

1. Luas Wilayah dan Kondisi Geografis

Luas wilayah keseluruhan desa Traji adalah 166.905 Ha. Terdiri

dari sawah atau tanah persawahan, tegalan dan tanah pekarangan. Desa

Traji dibagi menjadi 4 dusun yaitu dusun Kauman, Gamblok, Grogol

dan dusun Karang Senen. Desa Traji berada pada 1500 M diatas

permukaan laut dan dikelilingi perbukitan membuat tanah di desa Traji

sangat subur.

Batas wilayah desa Traji:

a. Utara : Desa Karanggedong

b. Timur :Desa Tegalsari

c. Selatan: Desa Tegalroso

d. Barat : Tegalsari

Page 49: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

33

2. Penduduk

Jumlah keseluruhan penduduk desa Traji bulan Juli 2015 adalah

1.597 kepala keluarga dengan komposisi menurut kelompok

umur sebagai berikut:

a. Menurut jenis kelamin

1) Laki-laki : 1684 orang

2) Perempuan : 1840 orang

Jumlah : 3524 orang

b. Menurut kelompok umur

1) Kelompok pendidikan

a) 0 – 04 tahun : 265 orang

b) 05 – 09 tahun : 246 orang

c) 10 – 14 tahun : 270 orang

2) Kelompok tenaga kerja

a) 15 – 19 tahun : 252 orang

b) 20 – 39 tahun : 1.083 orang

c) 40 – 60 tahun : 1.027 orang

d) > 60 tahun : 381

3) Jenis pekerjaan

Tabel 3.1 Jenis Pekerjaan

NO PEKERJAAN LK PR JUMLAH

1 Belum/tidak bekerja 359 353 712

Page 50: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

2 Mengurus rumah tangga 485 485

3 Pelajar/mahasiswa 294 281 575

4 Pensiunan 12 7 19

5 Pegawai negeri sipil 26 21 47

6 Tentara nasional indonesia 1 1

7 Kepolisian RI 2 2

8 Perdagangan 18 21 39

9 Petani/pekebun 169 139 308

10 Peternak 1 1

11 Konstruksi 3 3

12 Transportasi 2 2

13 Karyawan swasta 136 101 237

14 Karyawan bumn 4 3 7

15 Karyawan honorer 3 3 6

16 Buruh harian lepas 402 205 607

17 Buruh tani/perkebunan 78 81 159

18 Buruh nelayan/perikanan 1 1 2

19 Pembantu rumah tangga 1 1

20 Tukang cukur 1 1

21 Tukang listrik 1 1

22 Tukang batu 12 1 13

23 Tukang kayu 8 8

24 Tukang jahit 4 4

25 Penata rias 1 1

26 Mekanik 7 7

27 Seniman 1 1 2

28 Kyai atau Ustadz 7 7

29 Pendeta 1 1

30 Dosen 3 1 4

31 Guru 11 19 30

Page 51: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

35

32 Pengacara 1 1

33 Dokter 1 1

34 Bidan 2 2

35 Perawat 3 7 10

36 Pelaut 4 4

37 Sopir 21 2 23

38 Pedagang 42 81 123

39 Perangkat desa 10 2 12

40 Kepala desa 1 1

41 Wiraswasta 39 12 51

42 Lainnya 2 2 4

JUMLAH 1 684 1 840 3 524

(dokumentasi arsip kantor kelurahan Traji dikutip tgl 30 Juni 2015)

4) Sarana Pendidikan umum

Tabel 3.2 Sarana Pendidikan

No Jenis Pendidikan Gedung

1 PAUD 1

2 TK 1

3 SD 2

4 SMP -

5 SMU -

(dokumentasi arsip kantor kelurahan Traji dikutip tgl 30 Juni 2015)

5) Sarana Ibadah

Tabel 3.3 Sarana Ibadah

Page 52: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

No Sarana Ibadah Gedung

1 Masjid 2

2 Musholla 6

3 Gereja 2

4 Wihara 1

(dokumentasi arsip kantor kelurahan Traji dikutip tgl 30 Juni 2015)

6) Jumlah penduduk berdasarkan agama

Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

No Agama Pemeluk

1 Islam 3084

2 Kristen 403

3 Katolik 15

4 Budha 22

(dokumentasi arsip kantor kelurahan Traji dikutip tgl 30 Juni 2015)

B. Kondisi Lokasi Penelitian

1. Kondisi Sosial Kemasyarakatan Desa Traji

Dalam budaya Jawa, harga seseorang sangat ditentukan oleh

keberadaan dan sumbangannya pada kepentingan-kepentingan sosial, atau

keterlibatannya dalam menciptakan harmoni sosial. Hal ini menciptakan

sistem yang telah berlaku serta menjadi tuntutan untuk meminimalisasi

kepentingan-kepentingan yang bersifat individu, hal tersebut sesuai

dengan sistem budaya Jawa yang didasarkan pada semangat komunal atau

Page 53: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

37

kebersamaan. Begitu juga dalam masyarakat Traji sebagai masyarakat

Jawa, sangat memperhatikan kepentingan bersama daripada kepentingan

individu dengan mewujudkan hidup yang rukun, saling tolong-menolong

dan saling menghormati (tepo sliro) sehingga tercipta suasana yang

sejahtera dan hidup harmoni.

Selain pentingnya sikap tepo sliro atau saling menghormati,

masyarakat Traji juga sangat memperhatikan konsep tulung-tinulung

(saling menolong) sehingga dikenal adanya ungkapan utang budi atau

berhutang kebaikan. Penilaian utang budi tersebut lebih tinggi

dibandingkan dengan hutang materi. Oleh sebab itu, utang budi menjadi

dorongan bagi orang Jawa sedapat mungkin membalas kebaikan seseorang

yang telah berbuat baik kepadanya. Disamping itu kondisi sosial

masyarakat Traji sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai ajaran agama Islam

yang disampaikan oleh tokoh agama setempat. Hal ini terbukti dengan

adanya implementasi nilai-nilai ajaran Islam dalam menjalani kehidupan

mereka. Seperti diadakannya yasinan bapak-bapak pada malam jum‟at,

yasinan ibu-ibu pada jum‟at siang.

Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan wujud dari rasa

kebersamaan dalam sosial kemasyarakatan, sehingga dalam kehidupan

mereka yang memang hakikatnya sebagai orang Jawa dengan sikap yang

terbuka juga malaksanakan nilai-nilai religius keagamaan dengan tujuan

terciptanya suasana sosial yang harmonis.

2. Kondisi Sosial Pendidikan Masyarakat Traji

Page 54: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

Pendidikan merupakan kegiatan yang bersifat dinamis dalam

pengembangan kehidupan masyarakat atau suatu bangsa, disamping itu

pendidikan juga bisa mempengaruhi setiap pola pikir individu untuk

mengembangkan kemampuan mental, fisik, emosi, sosial dan etikanya.

Dengan kata lain pendidikan sebagai kegiatan dinamis yang bisa

mempengaruhi seluruh aspek kepribadian dan kehidupan individu

seseorang.

Pendidikan mengandung tujuan untuk mengembangkan

kemampuan sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidupnya sebagai

warga masyarakat atau warga negara. Kegiatan pendidikan merupakan

bagian integral dari kebudayaan, kemasyarakatan dan peradaban manusia

diseluruh dunia.

Kebutuhan akan pendidikan diera teknologi dan informasi

merupakan suatu keharusan yang selalu ingin dipenuhi oleh setiap

masyarakat. Dalam hal pendidikan inipun masyarakat Traji juga merespon

secara aktif, hal ini dibuktikan dengan kesadaran mereka untuk tidak

tertinggal dalam memenuhi akan kebutuhan pendidikan. Mereka sadar

bahwa pendidikan merupakan bekal berharga dalam mengarungi

kehidupan untuk selalu lebih baik. Dari data yang didapatkan berdasarkan

buku dasar profil desa Traji tahun 2015, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa masyarakat Traji secara kuantitas tergolong masyarakat yang masih

dalam tahap perkembangan terhadap pendidikan, jadi tidak bisa dikatakan

Page 55: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

39

maju atau mundur akan tetapi dalam posisi yang sedang dalam proses

pendidikan

3. Kondisi Sosial Keagamaan Desa Traji

Sebagaimana desa-desa yang ada di pulau Jawa pada umumnya,

desa Traji adalah desa yang penduduknya mayoritas menganut agama

Islam. Dari data yang diperoleh bahwa masyarakat yang memeluk agam

Islam sebanyak 3.084 orang, masyarakat yang memeluk agama Kristen

403 orang, masyarakat yang memeluk agama Katolik 15 orang dan yang

memeluk agama Budha 22 orang.

Sebagai masyarakat yang mayoritas beragama Islam maka wajar

apabila kegiatan kemasyarakatan diwarnai dengan kegiatan-kegiatan

keagamaan seperti yasinan, tahlilan, berjanji, pengajian, sholawatan, dan

lain-lain. Mereka melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut tidak selalu di

masjid atau mushola, namun lebih sering bergantian di rumah-rumah

penduduk, hal ini juga sangat mendukung eratnya hubungan sosial antar

penduduk.

4. Kondisi Budaya Masyarakat Desa Traji

Dengan memegang teguh rasa persaudaraan di desa Traji para

warga masih melaksanakan beberapa adat istiadat Jawa yang telah turun

temurun. Mereka meyakini hal itu akan dapat mendekatkan setiap

komponen masyarakat tanpa membedakan status sosialnya dan juga

sebagai simbolik agar kita selalu dapat mendekatkan diri pada tuhan

semesta alam.

Page 56: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

Salah satu adat istiadat yang masih lestari adalah upacara

peringatan tahun baru hijriyah yang pelaksanaan tiap tahunnya semakin

ramai pengunjungnya. Mereka beranggapan bahwa budaya dan adat yang

ditinggalkan oleh nenek moyang bukan tanpa alasan dan dasar, semua

yang ada dalam budaya pasti memiliki arti dan sejarah tertentu, itulah

sebabnya mereka sangat menjaga bahkan tidak mau meninggalkan budaya

budaya tersebut.

C. Temuan Penelitian

1. Latar Belakang Peringatan Tahun Baru Hijriyah di Desa Traji

Peringatan tahun baru hijriyah atau peringatan satu sura tidak

terlepas asal-usul adanya desa Traji dan sendang Sidukun yang

menjadi tempat utama diadakan ritual. Menurut data dan wawancara

yang penulis temukan, asal mula desa Traji dan keberadaan sendang

Sidhukun tidak bisa dipisahkan, hal tersebut berdasarkan cerita turun

temurun yang masih dipercayai sampai sekarang.

a. Asal Mula Desa Traji

Nama Traji berasal dari kata Trah Aji yang mempunyai

makna Trah kedudukan atau keluarga, sedangkan Aji bermakna

baginda, raja (TPKBBI, 2008). Menurut sesepuh desa, desa Traji

pernah dijadikan tempat singgah orang yang masih mempunyai

keturunan atau kedudukan kerajaan. Akan tetapi ada perbedaan

cerita mengenai orang yang singgah atau tinggal pada desa Traji

meskipun dari sumber yang sama.

Page 57: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

41

1) Sejarah Kerajaan Jenggala

Cerita yang pertama desa traji pernah sebagai tempat

singgah dari pangeran yang berasal dari kerajaan Jenggala.

Pangeran tersebut bernama Jayanegara, sang pangeran tinggal

beberapa waktu di desa tersebut kemudian penduduk sekitar

menamai desa tersebut dengan nama Traji. Kerajaan jenggala

sendiri merupakan salah satu kerajaan besar yang pernah ada

di Indonesia.

Dikutip dari Wikipedia Indonesia, “Nama Janggala

diperkirakan berasal kata „Hujung Galuh‟, atau disebut

„Jung-ya-lu‟ berdasarkan catatan China. Hujung Galuh

terletak di daerah muara sungai Brantas yang diperkirakan

kini menjadi bagian kota Surabaya. Kota ini merupakan

pelabuhan penting sejak zaman kerajaan Kahuripan,

Janggala, Kediri, Singasari, hingga Majapahit. Pada masa

kerajaan Singasari dan Majapahit pelabuhan ini kembali

disebut sebagai Hujung Galuh

(id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Janggala).”

2) Sejarah Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit berakhir ketika raja terakhir

Girindrawa Dyah Ranawijaya dihancurkan oleh serangan

kasultanan Demak yang dipimpin Jin Bun pada tahun 1527 M

(Adji, 2013: 20). Majapahit sendiri merupakan kerajaan yang

besar yang pernah menyatukan nusantara.

Menurut Wikipedia Indonesia “Majapahit adalah sebuah

kerajaan yang berpusat di Jawa Timur yang pernah berdiri

dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini

mencapai puncak kejayaannya menjadi kemaharajaan raya

Page 58: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

yang menguasai wilayah yang luas di Nusantara pada masa

kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350

hingga 1389 M.

Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Budha

terakhir yang menguasai Nusantara dan dianggap sebagai

salah satu dari negara terbesar dalam sejarah Indonesia.

Menurut Negarakertagama, kekuasaannya terbentang di

Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, hingga

Indonesia timur, meskipun wilayah kekuasaannya masih

diperdebatkan (id.wikipedia.org/wiki/Majapahit).

Setelah mengalami kekalahan dalam peperangan

banyak orang Majapahit yang melarikan diri ke berbagai

tempat salah satunya sampai ke lereng gunung Sindoro.

Keluarga kerajaan yang mengungsi ke lereng gunung Sindoro

tersebut bernama Pangeran Singonegoro, beliau mengungsi

dan akhirnya sampai ditempat yang bernama Jumprit.

Menurut Bapak Mujono (petugas Perhutani penjaga

Agrowisata Jumprit) “Dalam pelariaannya pangeran

Singonegoro bertapa disebuah sendang selama 40 haridan

menjadi seorang Resi dengan gelarPanembahing Ciptaning.

Beliau mengajarkan Hindu syiwa. Kemudian setelah tua

beliau berniat untuk bertapa lagi dan akhirnya seluruh

jasadnya lenyap atau sering disebut dengan Muksa. Akan

tetapi sebelum beliau Muksa beliau memberkati air sendang

tersebut.

Selain pangeran Singonego orang kerajaan yang

mengungsi ke lereng Gunung Sindoro adalah salah seorang

begawan atau ahli spiritual kerajaan Majapahit. Penduduk

menyebutnya sebagai dukun karena mengetahui berbagai hal.

Beliau tinggal bersama istrinya di dekat sebuah mata air yang

Page 59: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

43

sekarang menjadi sebuah kolam atau sendang yang terletak di

desa Traji. Oleh sebab itu sampai sekarang sendang tersebut

diberi nama sendang sidukun.

3) Prasasti atau Batu Tulis

Menurut mbah Suwari “Cerita yang ketiga desa

Traji pernah menjadi tempat tinggal orang yang diberi

amanat untuk menjaga sebuah prasasti dan juga candi.

Orang tersebut sangat tekun dan patuhkemudian diberi

hadiah seorang putri kerajaan. Selain itu desa Traji sebagai

tempat tinggalnya juga mendapat hadiah sebagai bumi

perdikan yang bebasa dari segala macam pajak atau upeti

kerajaan.”

Penulis sendiri mencoba mencari keberadaan batu

tulis tersebut, namun tidak dapat menemukannya. Menurut

penduduk sekitar, batu tulis tersebut termasuk salah satu

benda keramat dan tidak semua orang dapat melihatnya.

Akan tetapi ada juga yang berpendapat bahwa batu tulis

tersebut sudah hilang karena tidak terawat dan tergusur oleh

perkampungan dan pemukiman warga.

b. Cerita Asal Mula sendang Sidukun

Cerita ini bermula dari kanjeng Sunan Lepen atau lebih

terkenal dengan nama Sunan Kali Jaga. Saat Sunan Kali Jaga

melakukan perjalanan untuk menyebarkan Agama Islam, beliau

singgah disuatu tempat yang sepi untuk menjalankan ibadah sholat.

Akan tetapi di tempat tersebut tidak ditemukan air untuk

berwudhu. Konon beliau diberi karamah dengan menancapkan

Page 60: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

teken atau tongkatnya ketanah kemudian muncul air jernih dari

bawah tongkat tersebut lalu digunakan untuk berwudhu.

Setelah bergantinya waktu dan jaman mata air tersebut di

bangun sebuah kolam dengan panjang kurang lebih 25m x 7 m.

Penduduk setempat banyak yang percaya dengan sumber mata air

tersebut mempunyai khasiat tersendiri.

2. Asal Mula Diadakannya Upacara Tradisi Satu Sura

Cerita ini bersumber dari seorang dalang yang bernama ki

dalang Garu. Konon dahulu ditempat Sendang Sidukun tempat Kyai

dan Nyai Dukun Kesuma sedang melakukan hajat pernikahan

anaknya, dalam acara tersebut mereka nanggap atau melakukan

pertunjukam wayang kulit tepat pada tanggal 1 Sura. Pada waktu

pelaksanaan diadakan berbagai macam ritual yang dihadiri banyak

tamu sehingga tempat tersebut ramai seperti pasar malam. Setelah

selesai pelaksanaan upacara sesaji dilanjutkan dengan pertunjukan

wayang kulit oleh dalang yang waktu itu yang dipercaya melakukan

pertunjukan tersebut bernama ki dalang Garu yang berasal dari dusun

Bringin daerah sekitar Traji.

Masih menurut pengakuan dalang Garu, dia merasa ada yang

mengundang untuk melaksanakan pementasan wayang kulit dalam

Page 61: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

45

acara khajatan didesa Traji tanggal 1 sura, sehingga beliau memenuhi

apa yang menjadi permintaannya waktu datang tidak curiga karena

seperti dialam nyata disitu juga banyak pedagang yang menjual

dagangannya bangunan panggungnya juga sangat bagus bahkan

sebelum pentas dia juga ikut dalam prosesi sesaji para pengunjung dan

tamu berpakaian kejawen surjan dan blankon layaknya punggawa

kerajaan. Dan setelah selesai sesaji dilanjutkan pementasan wayang

tersebut. Akan tetapi pada kenyataannya malam itu didesa Traji sunyi

tidak ada tanggapan wayang tersebut, hanya dari luar desa Traji malam

itu terdengar suara gamelan, mengiringi pementasan wayang sehingga

banyak penonton memastikan arah suara gamelan tersebut namun tidak

dijumpainya kalau didengar dari arah selatan seperti diutara, kalau

didengar dari arah timur seperti diarah barat.

Pada keesokan harinya pagi ki dalang Garu pergi ketempatnya

kepala desa dan menceritakan apa yang dialami semalam. Ki dalang

Garu bercerita bahwa ia semalam ditanggap oleh sesepuh desa Traji

yang lagi punya hajat disuruh pentas wayang semalam suntuk akan

tetapi waktu bubar atau selesai pentas waktu yang punya khajat

memberikan upah bukan berupa uang akan tetapi berupa kunir satu irik

dan daun 3 lembar, kemudian ia hanya mengambil kunir tersebut 3

remang, kemudian diberi pesen oleh yang punya khajat untuk tidak

menoleh kebelakang sebelum tujuh langkah. Setelah tujuh langkah

iapun menoleh kebelakang ternyata dia hanya melihat pohon beringin

Page 62: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

dan sendang dengan air yang tenang dan sejuk, iapun menoleh kaarah

pucuk pohon ternyata lampu blencong ki Garu yang tertinggal

menggantung diatas pohon tersebut dan kunir dan daun yang tadi

diberikan berubah menjadi emas dan uang.

Setelah kejadian tersebut kepala desa menyuruh ki dalang Garu

untuk menetap tinggal di sebuah kampung kauman sebelah selatan

yang diberi nama Garon yang berasal dari Garu. Sedangkan Tradisi

satu Sura masih dilaksanakan sampai sekarang.

3. Prosesi Pelaksanaan Ritual

Banyak cerita tentang kejadian masa lalu yang sakral dan penuh

mistis yang kadang tidak masuk akal serta nalar manusia. Akan tetapi

banyak yang mempercayai bahwa kejadian itu benar-benar nyata

terjadi yang sengaja di anugrahkan Allah pada umatnya. Salah satu

kejadian yang masih dipercayai peringatan 1 sura dan tempat yang

dianggap keramat atau suci yang masih dilestarikan turun temurun

sebagai titah jawi yang tidak lepas dari budaya jawa yang berbudaya

Jawa dan berkepribadian ketimuran.

Salah satu hal yang dilakukan untuk meneruskan serta

melestarikan budaya masa lampau desa Traji, generasi penerus

pepunden Traji secara turun temurun meneruskan adat tersebut diatas.

Sehingga sampai kini sudah generasi ke-10 pemerintahan desa Traji

Page 63: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

47

yang melaksanakan ritual tradisi satu sura terhitung dari masa

Pemerintahan bapak Adi Surasa tahun 1964 sampai sekarang.

Ritual Satu Sura begitu istilah yang terkenal jika berbicara

tentang peringatan tahun baru hijriyah didesa Traji atau sering di sebut

juga Suran Traji/Pak Lurah Traji Dadi Nganten. Pada awal

pelaksanaannya hanya acara ritual dan langsung malamnya tanggapan

wayang kulit dua malam satu hari. Akan tetapi sekarang

pelaksanaannya semakin bertambah ramai, hal ini terbukti dari segi

orang berjualan di sekitar lokasi. Pada pelaksanaan tahun 2014 panitia

menyediakan 150 patok kavling stand tempat berjualan masih kurang

padahal dulu sekitar tahun 1980-an hanya beberapa penjual itupun

tidak sewa tempat. Sehingga di desa Traji pada malam 1 Sura menjadi

ramai selama satu minggu jalan raya macet karena bertumpuknya

kendaraan dengan pengunjung yang berjalan di jalan. Seperti kata

sesepuh dulu pada bahwa “Yen ono rejehing jaman Deso traji soyo

tahun soyo mundak regeng” Yang terbukti makin tahun acara suran

traji makin meriah walaupun budaya jawi semakin luntur.

Dalam pelaksanaannya ritual 1 Sura melalui berbagai macam

prosesi antara lain

a. Persiapan

1) Sebulan sebelum peringatan pemerintahan desa membentuk

panitia Sura yang dihadiri warga ketua RT dan RW serta

tokoh masyarakat untuk membahas pelaksanaan.

Page 64: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

2) Rapat kedua mengumpulkan hasil persiapan rapat pertama

dan laporan seksi-seksi termasuk laporan mencari dalang,

anggaran belanja kosumsi, pembuatan panggung serta

ditambah laporan perizinan keramaian dari kepolisian dan

perijinan DPU Kaitannya dengan gangguan jalan raya.

3) Pada tahun 2014 masyarakat desa Traji mengumpulkan

dana secara swadaya masing-masing kepala keluarga iuran

sebesar Rp. 20.000. selain dari swadaya masyarakat

seumber dana lainnya berasal dari penyewaan pathok atau

kios berdagang di sekitar tempat pelaksanaan rotual,

masing-masing pathok harganya Rp. 50.000 sampai dengan

Rp. 75.000 untuk masyarakat desa Traji, sedangkan untuk

masyarakat luar desa harganya berkisar antara Rp 100.000

sampai dengan Rp. 250.000.

4) Kira-kira 7 hari sebelum acara ritual didesa Traji sudah

dimeriahkan turnamen sepak bola yaitu “SURO CUP” yang

hingga kini sudah yang ke-28. Acara ini merupakan agenda

acara pendukung dan final biasanya pada sore saat

pelaksanaan 1 sura.

5) Tiga hari sebelum pelaksanaan masyarakat desa traji

bergotong-royong membersihkan lingkungan dan juga

membersihkan sendang Sidukun, kemudian dilanjutkan

Page 65: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

49

membuat tratak dan panggung untuk pementasan wayang

kulit.

6) Pada hari pelaksanaan panitia melakukan proses pembuatan

sesaji yang terdiri dari tiga paket yaitu untuk sajen sendang

sidukun, sajen kali jaga dan gumuk guci. Masing-masing

terdiri dari nasi bucu atau gunungan dua pasang, jadah

pasar, ingkung ayam, kepala kambing, beras kapuroto,

beras putih, gunungan palawija, bunga wangi, ketan wajik,

Air 7 rupa.

b. Pelaksanaan

1) Sebelum berangkat diadakan ritual kendurinan yang

dipimpin tokoh adat, yang bertujuan agar diberi

keselamatan pada pelaksanaan ritual. Setelah itu

rombongan berangkat ke tempat sesaji dengan iringan

gending golo ganjur layaknya iringan rombongan

pengantin.

2) Sekitar pukul 18.00 bapak dan ibu kepala desa mamakai

pakaian layaknya pengantin diiring ke kantor pemerintahan

desa. Di kantor pemerintahan inilah acara kirap dimulai.

Kirap didahului dengan cucuk lampah gagar mayang,

dibelakangnya terdapat sepasang penganten bapak dan ibu

Page 66: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

kepala desa dan belakangnya sesaji. Setelah rombongan

pembawa sesaji, dibelakangnya terdapat rombongan

perangkat desa, sesepuh, domas, Pengiring dan pengunjung

yang disampingnya adalah keamanan dan Relawan yang

bertugas mengawal iring-iringan dari balai desa sampai

Sendang.

3) Sesampainya rombongan tiba di Sendang, mereka disambut

oleh para pemuka dan juru kunci sendang. Mereka

berpakaian kejawen layaknya orang kerajaan dimasa

kerajaan dahulu, dengan iringan Gending Golo ganjur

rombongan pun dipersilahkan duduk bersimpuh menghadap

Altar Tempat sesaji yang disana terdapat sumur kecil yang

disakralkan sampai sekarang. Setelah duduk sejenak

kemudian pranata adicara membacakan jalannya prosesi

sesaji.

a) Juru Kunci Sendang membacakan ritual dan

memintakan doa agar acara berjalan khidmat dan

diiringi pembakaran dupa sebagai simbol agar doanya

terkabul.

b) Kidung Jawi (kidung dhandang gula), yang merupakan

permintaan kepada Gusti agar selalu diberi berkah

menurut tradisi jawa.

Page 67: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

51

c) Kacar-Kucur oleh kedua pengantin yang

melambangkan simbol saling memberi dan menerima

diantara kedua pengantin yang mempunyai artikulasi

agar kita menauladani saling memberi dan menerima

dalam hidup berumah tangga dan bermasyarakat.

d) Doa keselamatan bersama yang dipimpin oleh kaur

keagamaan yang mempunyai simbol memberikan doa

keselamatan kepada semua orang yang berkunjung

disekitar sendang maupun masyarakat luas secara

umum.

e) Membagikan sesaji kepada pengunjung untuk

diperebutkan sebagian percaya bahwa siapapun

pengunjung yang dapat merebut sesaji tersebut akan

tercapai apa yang dikehendaki sesuai hasil yang

direbut. Perebutan sesaji ini juga mempunyai arti “jika

kita ingin sesuatu yang dikehendaki harus berebut atau

dengan jalan usaha” maka dalam rebutan sesaji itu

pengunjung rela berdesakan demi sebuah sesaji.

f) Rombongan melanjutkan sesaji ke sendang kali jaga,

disana terdapat punden yang konon tempat istirahat

kanjeng sunan kali jaga. Juru kunci memimpin doa

ditempat tersebut setelah selesai dilanjukan perjalanan

Page 68: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

ke kali sendang Lanangan dan Wedokan, kali Salak dan

kembali ke balai Desa.

4) Sekitar jam 00.00, Rombongan menuju ke makam mbah

Kyai Adam Muhamad yang berlokasi di belakang Masjid

Darul Falah Traji disana rombongan memanjatkan doa dan

membaca Tahlil bersama, yang mempunyai tujuan dan

makna mendoakan punden sesepuh traji yaitu mbah Adam

Muhamad yang konon merupakan orang yang pertama

menyebarkan agama Islam di desa Traji.

5) Rombongan melanjutkan acara sesaji ke Gumuk Guci.

Konon tempat itu adalah tempatnya harta karun berupa

Maspicis Raja Brana yang berupa perhiasan dan lain lain.

Namun hingga kini tidak ada orang yang kuat untuk

mengambil. Ditempat tersebut rombongan melakukan doa

dan membaca ayat kursi sebanyak 300 kali.

c. Penutup

Setelah prosesi ritual malam satu suro selesai, pada

malam kedua dipergelarkan tontonan wayang kulit semalam

suntuk dengan lakon atau cerita sesuai permintaan masyarakat.

4. Pertunjukan Wayang Kulit

Pada rangkaian ritual pertunjukan wayang kulit menjadi

prosesi terakhir sebagai penutup. Pertunjukan tersebut dilaksanakan

Page 69: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

53

selama satu hari dua malam dimulai pada malam kedua bulan sura.

Pada malam pertama dilakukan pementasan dengan lakon nambak atau

dalam bahasa Indonesia berarti membendung, maksudnya dalam lakon

ini terdapat nasehat agar manusia dapat membendung hawa nafsunya.

Tokoh utama dalam lakon nambak ini adalah Anoman yang berusaha

menambak atau membendung lautan sebagai jalan menuju kerajaan

Alengko untuk menyelamatkan dewi Shinta.

Pada malam keduanya untuk pemilihan lakon wayangnya

sesuai dengan permintaan panitia yang mewakili permintaan

masyarakat.

Berdasarkan catatan mbah Suwari Lakon atau judul yang

dipentaskan pada malam kedua antara lain

No Tahun Lakon

1 1964 Tambak Bontelan

2 1965–1980 Kresna Duta

3 1981–1989 Gondomono Luweng

4 1990–1998 Bedahing Lokapala

5 1999–2007 Pecahing Topeng Wojo

6 2008–2013 Rama Ratu

Sedangkan untuk Lakon sebelum tahun 1964 tidak ada

narasumber atau dokumen yang dapat peneliti jadikan sebagai sumber.

Pada umumnya, pertunjukan wayang kulit tersebut disisipi dengan

nasehat untuk membangun menuju hal yang lebih baik. Inti dari

pertunjukan wayang yang dilakukan pada ritual ini adalah sebagai

nasehat agar manusia mampu menahan hawa nafsunya serta agar

Page 70: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

manusia tersebut berusaha membangun baik dari segi jasmani atau

fisik dan juga membangun spiritual.

Page 71: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

55

BAB IV

PEMBAHASAN

Kumpulan data yang dianalisa dalam skripsi ini bersumber dari hasil

wawancara dengan masyarakat setempat yang penulis anggap mampu untuk

memberikan keterangan yang relevan, dilengkapi dengan dokumen yang ada.

Mengacu pada fokus penelitian dalam skripsi ini, maka penulis akan menganalisa

dan menyajikanya secara sistematis tentang tradisi peringatan tahun baru hijriyah

dan nilai-nilai yang terdapat dalamnya.

Setelah terjun kelapangan di desa Traji, Kecamatan Parakan, Kabupaten

Temanggung. Penulis menemukan bentuk-bentuk tradisi peringatan tahun baru

hijriyah dihubungkan dengan kajian teori, maka hasilnya sebagai berikut:

A. Analisis Hasil Temuan

1. Persepsi Masyarakat tentang Tradisi Peringatan Tahun Baru

Hijriyah

Dari sebagian besar pendapat para tokoh dan warga yang kami

wawancarai, mereka menyatakan bahwa tradisi peringatan tahun baru

hijriyah merupakan tradisi yang harus dilesatarikan/dibudayakan.

Salah satunya diutarakan oleh bapak Sukri (salah satu warga

desa traji). Hampir semua warga desa Traji mempercayai kalau

tidak diadakannya ritual satu sura maka akan terjadi sesuatu yang

buruk seperti gagal panen ataupun kecelakan. Sebaliknya apabila

masyarakat melakukan ada kepercayaan akan diberi kemudahan

dalam berbagai urusan seperti panen yang melimpah ataupun

keselamatan.

Page 72: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

Begitu juga dengan apa yang disampaikan oleh ibu Nafiah

(salah seorang warga desa Traji). Ada kepercayaan kalau tidak

melaksanakan ritual tahun baru hijriyah maka sesuatu yang buruk

akan menimpa. Oleh karena itu semua warga desa Traji kompak

melaksanakan ritual tersebut.

Hampir semua narasumber yang berasal desa Traji ataupun

masyarakat sekitar desa Traji yang penulis wawancarai mempercayai

bahwa peringatan tradisi satu sura dapat memberi keberkahan begitu juga

sebaliknya apabila tidak dilaksanakan maka sesuatu yang burukakan

terjadi. Selain itu tradisi peringatan tahun baru hijriyah di desa Traji

sangat banyak sekali manfaat serta banyak sekali nilai-nilai yang

terkandung di dalamnya. Tradisi tersebut juga sebagai sarana pemersatu

masyarakat khususnya masyarakat desa Traji yang terdiri dari berbagai

macam agama dan keyakinan.

Seperti apa yang dikatakan oleh mbah Suwari (juru kunci

sendang Sidukun). Masyarakat desa Traji itu terdiri dari berbagai

macam agama dan kepercayaan, ada yang Islam, Kristen, Budha

dan ada juga yang kepercayaan jawa atau kejawen. Dengan adanya

peringatan tahun baru hijriyah dapat mempersatukan seluruh warga

desa Traji ini.

Tradisi peringatan tersebut menjadi salah satu contoh kecil

persatuan yang dapat dijalin dalam bermasyarakat, dalam skala yang lebih

besar persatuan dan kesatuan dapat diterapkan dalam kehidupan

bernegara, sehingga negeri ini akan tercipta keadaan yang tenteram,

tenang dan damai.

2. Bentuk Pelaksanaan Tradisi Peringatan Tahun Baru Hijriyah

Dari berbagai macam sumber yang ditemukan dan orang yang

penulis wawancarai, tradisi peringatan tahun baru hijriyah di desa Traji

Page 73: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

57

kecamatan Parakan kabupaten Temanggung sudah berlangsung lama dan

dilaksanakan secara turun-temurun. Tidak ada yang tahu kapan tradisi

tersebut di mulai, akan tetapi masyarakat sekitar mempercayai bahwa

apabila tidak diadakan tradisi tersebut maka akan terjadi sesuatu yang

buruk.

Menurut mbah Suwari selaku juru kunci sendang, “salah

satu hal yang terpenting dalam ritual tersebut adalah kita sebagai

makhluk bertuhan apabila kita memohon sesuatu hanya kepada

Tuhan, sedangkan semua ritual tersebut hanya sebagai sarana

permohonan kita”.

Ritual peringatan ini dilaksanakan setiap tahunnya pada tanggal

satu Muharram atau satu sura dimulai sekitar pukul 18.00. Rombongan

yang terdiri dari kepala desa dan istrinya yang berpakaian layaknya

pengantin diikuti pengiring dan juga gunungan besar, dikirab mulai dari

kantor kepala desa menuju sendang Sidhukun. Disendang inilah berbagai

macam ritual dilaksanakan sampai akhirnya gunungan yang dikirab

tersebut diperebutkan oleh para pengunjung yang hadir dalam prosesi

ritual tersebut. Selanjutnya sekitar pukul 00.00 WIB ritual dilanjutkan ke

makam mbah Adam Muhamad beliau adalah tokoh penyebar agama islam

di desa Traji. Ritual di akhiri di suatu tempat yang bernama Gumuk Guci.

Pada malam kedua dilaksanakan pertunjukan wayang kulit,

pertunjukan wayang tersebut sebagai penutup dari berbagai macam

rangkaian ritual yang dilaksanakan dalam peringatan tahun baru hijriyah

di desa Traji. Selain sebagai penutup pertunjukan tersebut berisi berbagai

macam nasehat untuk masyarakat khususnya masyarakat desa Traji.

Page 74: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

Lakon atau cerita yang wajib dalam pertunjukan ini adalah nambak atau

membendung maksudnya masyarakat dinasehati agar bisa membendung

hawa nafsunya.

B. Nilai-nilai Pendidikan dalam Tradisi Peringatan Tahun Baru Hijriyah di

Desa Traji, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung

Dalam setiap tradisi atau budaya tentunya ada nilai-nilai yang terkandung

di dalamnya. Begitu pula pada tradisi peringatan tahun baru hijriyah ini. Dari hasil

penelitian penulis dan dikaitkan dengan teori, banyak sekali nilai-nilai yang

terkandung di dalam tradisi Peringatan tahun baru hijriyah ini. Nilai-nilai tersebut

antara lain :

1. Nilai Pendidikan tentang Sejarah

Dalam tradisi peringatan tahun baru hijriyah ini terdapat nilai

pendidikan sejarah yang tinggi. Yaitu sejarah Sunan Kalijaga yang pernah

singgah di desa Traji. Nilai-nilai sejarah ini bisa dilihat dari cerita

perjuangan Sunan Kalijaga dalam dakwah Islamnya. Selain itu bisa dilihat

juga dari peninggalan-peninggalannya yang berupa petilasan yang ada di

daerah Traji sebagai warisan budaya.

2. Nilai Pendidikan Nasehat Kebaikan

Nilai pendidikan nasehat kebaikan, terutama dalam pagelaran

wa[yang nampak sekali pada cerita yang didalamnya disisipkan nilai-nilai

pendidikan Islam. Pada lakon nambak manusia disuruh untuk

membendung hawa nafsunya. Selain itu pada lakon-lakon lainnya

Page 75: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

59

disisipkan nilai-nilai pendidikan terutama agar menghormati orangtua,

senantiasa bersyukur, senantiasa bersabar atas segala cobaan dan masih

banyak lainnya.

3. Nilai Pendidikan Persatuan dan Kesatuan

Masyarakat desa Traji terdiri dari berbagai macam agama dan latar

belakang yang beragam. Tradisi peringatan tahun baru hijriyah yang

diselenggarakan di desa Traji ternyata dapat berperan untuk menggalang

persatuan dan kesatuan warga setempat. Nilai persatuan dan kesatuan

dapat dilihat pada waktu pelaksanaan upacara. Masyarakat melakukan

gotong-royong dengan membersihkan fasilitas umum berupa sendang,

jalan, makam dan lingkungan. Mereka melakukannya secara suka rela, hal

tersebut dapat menjadi ciri khas warga masyarakat untuk dapat

dilestarikan dan dipertahankan.

4. Nilai Pendidikan Kearifan Lokal

Tradisi Peringatan tahun baru hijriyah yang dilakukan masyarakat

desa Traji mempunyai kearifan lokal tradisi yang dapat dilestarikan.

Sebelum pelaksanaan peringatan tahun baru hijriyah diadakan kerja bakti

membersihkan sendang atau kolam seta membersihkan lingkungan.

Dengan mengamati berbagai kegiatan yang ada pada acara adat peringatan

tahun baru hijriyah di desa Traji tersebut kiranya dapat kita ambil

maknanya:

a. Adanya rasa taqwa dan hormat terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Ini

dapat dilihat adanya kegiatan doa bersama dalam kenduri yang

Page 76: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

dilakukan di kantor Kepala Desa secara bersama sebelum acara

dilaksanakan sebagai ungkapan syukur dan mohon pertolongan agar

acara berjalan lancar.

b. Adanya rasa kebersamaan persatuan, gotong-royong berarti

menghilangkan individualisme dan egoistis. Ini dapat kita lihat dalam

kerja sama dalam mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan

pelaksanaan peringatan tahun baru hijriyah.

c. Mengajarkan tentang kesehatan, kebersihan dan keindahan yang bisa

kita lihat adanya pelaksanaan kebersihan sendang atau kolam, jalan-

jalan, lingkungan dan lain-lain, sehingga akan membuat keindahan di

samping kesehatan.

Namun demikian, kegiatan peringatan tahun baru hijriyah selain

mengandung nilai-nilai positif juga masih banyak hal-hal yang kurang sesuai

dengan ajaran Islam, diantaranya adalah

a. Masyarakat masih mengikuti tradisi nenek moyang atau orang

terdahulu yang masih sangat kental dengan kepercayaan Hindu dan

Budha serta Animisme dan Dinamisme. Hal ini menunjukkan bahwa

ada kepercayaan yang dapat menjerumuskan manusia kepada

penyekutuan terhadap Allah SWT dengan selain-Nya. Hal tersebut

seharusnya perlu dipertimbangkan secara matang sehingga nilai-nilai

Islam lah yang harus dikembangkan melalui peringatan tahun baru

Hijriyah. Apabila hal ini dipahami oleh generasi penerus secara turun

Page 77: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

61

temurun dapat menyebabkan hilangnya nilai-nilai aqidah, berganti pada

nilai-nilai takhayul yang berkembang dalam masyarakat. Disisi lain

Allah SWT berfirman dalam surah An-Nisa ayat 48

Artinya:

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia

mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang

dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka

sungguh ia telah berbuat dosa yang besar (Kementrian Agama RI,

2013: 48)

b. Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan peringatan tahun baru hijriyah

dan pertunjukan wayang kulit di Desa Traji mencapai Rp. 54.000.000,-.

Ini merupakan biaya yang cukup besar. Alangkah lebih baiknya iuran

warga masyarakat tersebut digunakan untuk hal-hal yang bersifat positif

dan mengandung nilai-nilai ibadah seperti memperbaiki

masjid/musholla, santunan yatim piatu, atau shodaqoh jariyah lainnya,

sehingga dalam setiap tahun apabila dapat terkumpul sejumlah uang

dengan nilai tersebut dapat memperbaiki kualitas ummat dalam

mendukung kegiatan keagamaan.

c. Dalam pelaksanaannya peringatan tahun baru hijriyah di desa Traji

menyebabkan kemacetan. Hal itu berlangsung hampir setengah bulan,

bahkan saat pelaksanaan kirap kendaraan tidak bisa bergerak sama

Page 78: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

sekali dikarenakan sangat penuh masyarakat yang mengikuti prosesi

ritual atupun hanya sekedar melihat-lihat prosesi ritual.

d. Salah satu hiburan yang ada pada pasar malam tersebut ada kegiatan

permainan perjudian, berupa permainan mancing hadiah ataupun

lempar kolong berhadiah.

Page 79: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

63

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan observasi di atas, maka penulis

dapat menyimpulkan hasil penelitian tentang tradisi peringatan tahun baru

hijriyah di Desa Traji, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung

adalah sebagai berikut :

1. Sejarah dilaksanakan peringatan tahun baru hijriyah di Desa Traji,

Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung adalah peristiwa yang

dialami oleh dalang Garu. Menurut dalang Garu, ia pernah diundang

untuk mementaskan wayang kulit, namun setelah selesai beliau tidak

menemukan siapa yang mengundangnya. Keesokan harinya beliau

melaporkan kejadian tersebut kepada pemerintah desa, sejak kejadian

tersebut tradisi peringatan tahun baru hijriyah dilaksanakan hingga

sekarang.

2. Dalam pelaksanaan tradisi peringatan tahun baru hijriyah ada

serangkaian tahapan prosesi yang dilakukan oleh warga masyarakat

antara lain:

a. Persiapan

Dalam tahap ini masyarakat membentuk panitia untuk

pelaksanaan acara. Tugas panitia disini adalah mempersiapkan

segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan acara, mulai

Page 80: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

dari perizinan, pencarian dana, pembuatan sesaji sampai

mempersiapkan dan mengatur acara pendukung lainnya.

b. Pelaksanaan

Acara kirap dilaksanakan malam satu Muharram atau satu

Sura sekitar pukul 18.00. Sebelum acara dilaksanakan, dilakukan

doa agar acara dapat berjalan lancar. Kemudian dilaksanakan acara

kirab yang dimulai dari kantor kepala desa menuju sendang

Sidukhun. Sesampainya rombongan tiba di Sendang, mereka

disambut oleh para pemuka dan juru kunci sendang. Selanjutnya

dilakukan ritual sebagai berikut:

g) Kidung Jawi (kidung dhandang gula)

h) Kacar-Kucur

i) Doa keselamatan bersama yang dipimpin oleh kaur

keagamaan.

j) Membagikan sesaji kepada pengunjung untuk diperebutkan.

k) Rombongan melanjutkan sesaji ke sendang kali jaga.

Sekitar jam 00.00, rombongan menuju ke makam mbah

Kyai Adam Muhamad, selanjutnya rombongan melanjutkan acara

sesaji ke Gumuk Guci.

c. Penutup

Setelah prosesi ritual malam satu Sura selesai, pada malam

kedua dipergelarkan tontonan wayang kulit semalam suntuk

dengan lakon atau cerita sesuai permintaan masyarakat.

Page 81: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

65

3. Persepsi masyarakat sekitar tentang ritual peringatan tahun baru

hijriyah di Desa Traji, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung,

sebagian besar masyarakat sekitar mempercayai bahwa dengan

melaksanakan ritual peringatan tahun baru hijriyah akan

mendatangkan keberkahan dan kebaikan dan apabila tidak diadakan

tradisi tersebut maka sesuatu yang buruk akan menimpa.

4. Nilai pedidikan yang dapat dipahami oleh masyarakat dari upacara

adat peringatan tahun baru hijriyah di desa Traji antara lain :

a. Nilai pendidikan tentang sejarah

b. Nilai pendidikan nasehat kebaikan

c. Nilai pendidikan persatuan dan kesatuan serta gotong

royong/kerjasama.

d. Nilai pendidikan kearifan lokal.

Namun demikian, kegiatan peringatan tahun baru hijriyah di desa

Traji juga terdapat hal-hal yang kurang sesuai dengan ajaran islam,

diantaranya adalah:

1. Masyarakat masih mengikuti tradisi nenek moyang atau orang

terdahulu, yang menunjukkan bahwa masyarakat masih melestarikan

budaya leluhur yang menyekutukan Allah SWT. Hal tersebut perlu

dihindari sehingga tidak menimbulkan persepsi yang dapat

menyebabkan timbulnya syirik oleh generasi penerus.

Page 82: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

2. Budaya pemborosan, yaitu mengumpulkan iuran warga hanya untuk

menyelenggarakan pertunjukan wayang kulit, padahal sebaiknya iuran

itu dapat digunakan untuk kemaslahatan seperti memperbaiki

musholla/masjid, santunan yatim piatu atau kegiatan shodaqoh jariyah

lain, yang lebih memiliki nilai ibadah serta memberikan nilai

pendidikan bagi masyarakat.

3. Dalam pelaksanaannya peringatan tahun baru hijriyah di desa Traji

menyebabkan kemacetan berlangsung hampir setengah bulan, bahkan

saat pelaksanaan kirap kendaraan tidak bisa bergerak sama sekali

dikarenakan sangat penuh masyarakat yang mengikuti prosesi ritual

atupun hanya sekedar melihat-lihat prosesi ritual.

4. Masih adanya permainan/perjudian yang memberikan dampak negatif

bagi masyarakat, terutama generasi penerus.

B. Saran

Pada akhir penulisan ini penulis memberikan saran yang mungkin

dapat membantu dan bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan

orang lain:

1. Hendaknya masyarakat tetap melestarikan warisan budaya nenek

moyang. Selama warisan budaya tersebut bernilai positif dan

memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar daerah tersebut.

2. Hendaknya para ulama dan mubaligh meluruskan persepsi

masyarakat yang kini sudah mulai melenceng. Tujuan dari

Page 83: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

67

perayaan tradisi tersebut untuk sarana pelestarian budaya, namun

kini sudah disalah persepsikan oleh masyarakat sebagai sarana

untuk mencari keberkahan.

3. Saran peneliti kepada Dinas Pariwisata dan pemerintah yang terkait

agar memperhatikan tradisi tersebut agar mampu menjadi salah

satu tempat tujuan wisata.

Page 84: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan
Page 85: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi. 1987. Ilmu Pendidikan Islam. Salatiga: Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo salatiga.

_________. 1992. Islam sebagai Paradigma Ilmu pendidikan. Yogyakarta: Aditya

Media.

Ahid, Nur. 2010. Pendidikan Keluarga dalam Perspektif Islam. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Amin, Darori. 2002. Islam dan kebudayaan Jawa. Yogyakarta: Gama Media.

Azra, Azumardi. 1999. Esei-esei intelektual Muslim dan Pendidikan Islam.

Jakarta: Logos wacana Ilmu.

Darmadi, Hamid. 2009. Dasar Konsep Pendidikan Moral. Bandung: Alfabeta.

Kementrian Agama RI. 2003. Al-Qur`an Al-Karim Tajwid dan Terjemah.

Surabaya: Halim.

Krisna Bayu Adji, dkk. 2013. Majapahit Menguak Majapahit Berdasarkan Fakta

Sejarah. Yogyakarta: Araska.

Koentjoningrat, dkk. 2003. Kamus Istilah Antropologi. Jakarta: Progres. Khazin,

Muhyiddin. 2004. Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik. Yogyakarta: Buana

Pustaka.

Page 86: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

Langgulung, Hasan. 1992. Asas-Asas Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka Al-

Husna.

Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja

Rosdakarya.

________. Lexy. J. 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Nawawi, Hadari. 1993. Pendidikan dalam Islam. Surabaya: Al-Ikhlas.

Nawawi, Haidari, dan Nini Martini, 1996, Penelitian Terapan, Yogyakarta:

Gajahmada University Press

Karkono Kamjaya Partokusumo. 1995. Kebudayaan Jawa, Perpaduannya dengan

Islam. Yogyakarta: IKAPI DIY.

Roqib, Moh. 2009. Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: Lkis Printing Cemerlang

Sagala, Syaiful. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat. Jakarta:

Nimas Multima.

Sholikhin, Muhammad. 2010. Misteri Bulan Suro Perspektif Islam Jawa.

Yogyakarta: Penerbit Narasi.

Sjarkawi. 2009. Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta: Bumi Aksara.

Subyantoro, Arif. FX. Suwarto. 2006. Metode dan Teknik Penelitian Sosial.

Yogyakarta: Penerbit Andi.

Page 87: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

Sudirman Dkk. 1991. Ilmu Pendidikan. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.

Surayin. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Yrama Widya.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta:

Pusat Bahasa.

Wahyana Giri. 2010. Sajen dan Ritual Orang Jawa. Yogyakarta: Narasi.

Zuriah, Nurul. 2007. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Janggala diunduh tanggal 18Agustus 2015

pukul 15.00

https://id.wikipedia.org/wiki/Majapahit diunduh tanggal 18Agustus 2015 pukul

15.30

Page 88: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

LAMPIRAN

Page 89: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rudi Triyo Bowo

TTL : Temanggung, 11 Desember 1991

Alamat : Jlamprang Rt. 02 Rw III Desa Mojosari, Kec. Bansari, Kab.

Temanggung

Riwayat Pendidikan

TK : TK PKK Mojosari Lulus Tahun 1997

SD : MI Mojosari Lulus Tahun 2003

SMP : MTs Negeri Parakan Lulus Tahun 2006

SMA : MA Negeri Temanggung Lulus Tahun 2009

Page 90: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

DAFTARSATUAN KREDIT KEGIATAN

Nama : Rudi Triyo Bowo

NIM : 11111082

Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)

Progdi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Dosen PA : Prof.,Dr. Mansur, M.Ag.

No Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Nilai

1 OPAK (Orientasi

Pengenalan Akademik dan

Kemehasiswaan)

20-22 Agustus

2011

Peserta 3

2 AMT (Achievement

Motivation Training)

23 Agustus 2011 Peserta 2

3 ODK (Orientasi Dasar

Keislaman)

24 Agustus 2011 Peserta 2

4 Seminar Entrepreneurship

dan Koperasi

25 Agustus 2011 Peserta 2

5 User Education

Perpustakaan

20 September 2011 Peserta 2

6 Diklat Manajemen

Kearsipan dan

Perpustakaan

09 Oktober 2011 Peserta 2

7 Seminar Nasional “Rahasia

Kaya Ilmu, Kaya Hati,

Sehat dan Kaya Raya” dan

Penguasaan Bahasa Inggris

(50 Grammar) Tanpa

Menghafal dan Menulis

10 Oktober 2011 Peserta 8

8 Masa Penerimaan Anggota

Baru (MAPABA)

Pergerakan Mahasiswa

Islam Indonesia (PMII)

23 Oktober 2011 Peserta 2

9 Surat Keputusan Kepala

Kekolah SD Negeri

Mranggen Kidul sebagai

Guru Wiyata Bakti (GWB)

Mata Pelajaran Pendidikan

Agama Islam (PAI)

16 Juli 2012 Pengajar 4

10 Surat Keputusan Pengasuh

Pondok Nurul Asna

08 Agustus 2012 Pengurus 4

11 Surat keputusan Kepala

sekolah SD Negeri

Mranggen Kidul sebagai

Guru Wiyata Bakti (GWB)

Mata Pelajaran Muatan

Lokal Kab. Pendalaman

Kitab Suci (PKS)

28 Agustus 2012 Pengajar 4

Page 91: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

12 Surat Keputusan Kepala

Sekolah SD Negeri

Mranggen Kidul sebagai

Guru Wiyata Bakti (GWB)

pembina Pramuka

28 Agustus 2012 Pengajar 4

13 Bersih Kota

“ TEMANGGUNG

BERSIH TEMANGGUNG

BERSENYUM “

22 Desember 2012 Peserta 2

14 BAKTI SOSIAL ke-VI

“Membuka Diri Dengan

Rendah Hati Menuju

Pribadi Suci”

25-28 Oktober

2012

Panitia 3

15 SEMINAR NASIONAL

KEBANGSAAN

“Menggagas

Menasionalismekan Ber-

Agama; Upaya Membingkai

Perbedaan Keberagamaan

Dalam Ke-Indonesiaan”

27 Desember 2012 Peserta 2

16 Penyuluhan Bank Sampah 12 Januari 2013 Panitia 3

17 Bersih Kota “ MARI JAGA

KEBERSIHAN DAN

BERSAMA KITA

NIKMATI KESEHATAN “

07 April 2013 Panitia 3

18 Surat Keputusan Kepala

Sekolah SD Negeri

Mranggen Kidul Panitia

Lomba Mata Pelajaran

Agama Islam dan Seni

Islami (MAPSI)

7 April 2013 Panitia 3

19 Seminar Regional

“Selamatkan Temanggung

dari Lingkungan

HIV/AID”

20 April 2013 Peserta 2

20 Surat Keputusan Ketua

Yayasan Taman

Pendidikan Al-Qur‟an

(TPA) Mambaul Huda

11 Juni 2013 Pengajar 4

21 Buka Bersama “SUCIKAN

HATI DIBULAN SUCI

DENGAN RIDHO ILAHI”

27 Juli 2013 Panitia 3

22 Surat Keputusan Pengasuh

Pondok Nurul Asna

02 Agustus 2013 Pengurus 4

23 Malam Keakraban Keluarga

Baru (MAKRABKEB)

“Satukan Tujuan”

07-08 Oktober

2013

Panitia 3

Page 92: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

24 Piagam Penghargaan

Pembina Siswa pada

Lomba Cerita Islami pada

Lomba MAPSI

10 September 2013 Pembina 4

25 Piagam Penghargaan

Pembina Siswa pada

Lomba Khitobah pada

Lomba MAPSI

10 September 2013 Pembina 4

26 Piagam Penghargaan

Pembina Siswa pada Lomba

PAI, Pks dan Sholat pada

Lomba MAPSI

10 September 2013 Pembina 4

27 BAKTI SOSIAL ke-VII “Ikut

Serta Menumbuhkan

Kecintaan Masyarakat

Terhadap Pendidikan”

13-16 Oktober

2013

Panitia 3

28 “TANAM 1000 POHON”

yang diselenggaraka Forum

Mahasiswa temanggung di

Salatiga (FORMATAS)

21 November 2013 Panitia 3

29 Bersih Kota “ KITA SEHAT &

SADAR LINGKUNGAN

YANG BERSIH “

12 Januari 2014 Panitia 3

30 Penyuluhan Pengelolaan

Sampah “Pemanfaatan

Kemabli Samapah

Organic, Non Organic dan

Penyikapan Samapah

Residu”

16 Maret 2014 Panitia 3

31 Buka Bersama “INDAHNYA

KEBERSAMAAN DI BULAN

RAMADHAN“

13 Juli 2014. Panitia 3

32 Praktikum Baca Tulis Al-

Qur‟an (BTQ)

22 Juli 2014 Peserta 2

33 Sertifikat Pengajar di

FUNTASTIC COURSE 26 Juli 2014 Pengajar 4

34 Surat Keputusan Pengasuh

Pondok Nurul Asna

07 Agustus 2014 Pengurus 4

35 Malam Keakraban

Keluarga Baru

(MAKRABKEB)

“Bersama Membuka Pintu

Ilmu Dalam Satu Wadah

Keluarga”

14-15 September

2014

Panitia 3

36 Pelatihan Pertanian,

Peternakan, Perikanan dan

Fermentasi

31 Januari 2015 Peserta 2

Page 93: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan
Page 94: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan
Page 95: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan
Page 96: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

DOKUMENTASI

Sendang Sidukun Traji

Sendang Kalijaga

Page 97: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

Sesaji yang Digunakan dalam Prosesi Ritual

Kaur Keagamaan Memimpin Do`A Sebelum Prosesi Dimulai

Page 98: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

Bapak dan Ibu Kepala Desa yang Berpakaian Pengantin

Cucuk Lampah Sebagai Orang yang Paling Depan dalam Rombongan Kirab

Page 99: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

Gunungan Saat Dikirap

Pengunjung Memperebutkan Sesaji

Page 100: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

Kaur Keagamaan Memimpin Do`a di Mkam Adam Muhamad

Ritual Do`a di Gumuk Guci

Page 101: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

Pagelaran Wayang Kulit

Wawancara Penulis dengan mbah Suwari (Juru Kunci Sendang Sidukun)

Page 102: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

Sendang Petilasan Pangeran Singonegoro (Jumprit)

Wawancra Penulis dengan Bapak Mujono (Petugas Penjaga Jumprit)

Page 103: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan
Page 104: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan
Page 105: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan
Page 106: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

LAMPIRAN WAWANCARA

Nama : mbah Suwari

Alamat : Traji

Lokasi : Rumah Bapak mbah Suwari

Hari/Tanggal : Senin 13 Juli 2015

Waktu : 16.30 – selesai

Keterangan : mbah Suwari adalah juru kunci sendang Sidhukun

Daftar Pertanyaan

1. Apa yang arti malam satu suro menurut anda ?

2. Sejak kapan tradisi peringatan satu suro tersebut dilakukan warga Dusun

Traji? Adakah sejarah yang melatar-belakanginya?

3. Siapa dalang dalam pertunjukan wayang kulit? Apa saja lakonnya?

Jawaban

1. Mas, Deso Traji ki Masyarakate okeh. Trus terdiri dari berbagai macam

pekerjaan, agama lan keyakinan. Pas acara suran kabeh masyarakat

kumpul dadi siji. Dadi peringatan kuwi iso gawe sarana pemersatu

masyarakan. Liyane kuwi okeh seng percoyo nek dewe nglakoni

peringatan kuwe biso berkahi nek ora yok kadang kejadian-kejadian seng

elek teko misale gagal panen, kecelakaan lan liane. Dadi masyarakat desa

Traji kene nyengkuyung bareng kompak lan gayeng memperingati suran

kuwi.

2. Nek pastine kapan ora ono seng ngerti tapi wes ono ket kulo cilek mas.

Dadi sejarahe ngono

Adanya nama Desa Traji terjadi dari tiga cerita. Dari Kerajaan Jenggala

manik putra sang raja Yang bernama Pangeran Jaya Negara beliau

Linggar dari kerajaan. Linggarnya beliau hingga sampai di suatu desa.

Beliau singgah dan tinggal di desa tersebut sampai beberapa lama.

Karena yang menempati dianggap merupakan orang yang punya trah

Page 107: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

kerajaan/Keluarga kerajaan maka tempat singgah sang Pangeran tersebut

diberi nama TRAH ADJI, yaitu tempat singgah orang yang punya

kesaktian/trah kerajaan.

Cerita yang kedua cerita dari kerajaan Majapahit. Runtuhnya Majapahit,

punggawa kerajaan banyak yang meninggalkan kerajaan. Seperti

nujumnya kerajaan menyelamatkan diri lari ke lereng Sindoro dan

singgah disuatu desa yang berada ujung barat wilayah Temanggung.

Yaitu Desa Tegalrejo Di situ ada suatu tempat peninggalan sejarah

dimasa berakhirnya kerajaan Majapahit yang sekarang terkenal dengan

nama JUMPRIT/JUMPAIT,Yang berasal dari kata Nujum Majapahit

Yaitu seorang Nujum Kerajaan Majapahit yang lari menyelamatkan diri

kearah utara hingga bersinggah didesa Tegalrejo sampai beliaunya

Mangkat kehadapan Yang Maha Kuasa, Dan sampai sekarang tempat

tersebut sangat terkenal dengan nama JUMPRIT, Ketenaranya tidak

hanya diwilayah Temanggung saja namun terkenal sampai manca negara

karena sumber mata airnya, yang terkenal dengan AIR SUCI JUMPRIT,

Ada yang bertempat tinggal didesa Traji sini, yaitu Dikun Kesuma Beliau

tinggal disuatu tempat dekat Pohon Beringin dekat Mata Air disebelah

utara dari Situlis, Sekarang Traji Pulirno. Tempat tersebut adalah sebuah

sendang/kolam yang sangat bening dan jernih airnya. Konon yang tinggal

ditempat itu adalah sepasang suami istri yaitu Ki Dikun Kesuma dan Nyai

Dikun Kesuma. Dan sampai sekarang tempat dan peninggalan tersebut

masih ada yang terkenal dengan nama SENDANG SIDUKUN Yang

berasal dari nama Kyai dan Nyai Dikun Kesuma tersebut,Yang juga masih

darah kerajaan atau TRAH ADJI.

Cerita yang ketiga berasal dari batu tulis, yang terrletak disebelah utara

kali Situlis kampung Situlis sebelah timur Dusun Grogol (sekarang).

Menurut cerita konon ada seseorang Punggawa Kerajaan disuruh

memelihara Batu Tulis yang terletak disebelah dusun dan Candi Ngawen

yang terletak di daerah Muntilan. Berhubung yang memelihara sangat

tekun dan patuh, maka ia diberi hadiah seorang putri Kerajaan oleh sang

raja, maka seseorang tersebut juga masih andahan kerajaan yang juga

termasuk jugaTrah wong Aji (TRAH ADJI).

LEGENDA ASAL-USUL ADANYA SUMBER AIR SENDANG SIDUKUN

Cerita dari kanjeng Sunan Lepen (Sunan Kali Jaga), Beliau pada

perjalanannya menyebarkan Agama Islam singgah disuatu tempat yang

sepi, Beliau akan menjalankan Ibadah Sholat. Akan tetapi disitu tidak ada

air buat berwudhu. Karena Dia adalah termasuk orang yang sakti juga

merupakan Wali Nabi maka dengan kesaktiannya Oleh ALLAH diberikan

Page 108: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

Mukjiat yaitu dengan menancapkan teken/tongkatnya ketanah, dan

seketika itu munculah air jernih dari bawah tongkat tersebut, lalu

digunakan untuk berwudhu. Konon Karena Tempat tersebut merupakan

tempat keramat dan ajaib maka sumber mata air tersebut sampai

sekarang masih sering digunakan oleh warga sebagai sarana mencari

berkah dari Allah misal untuk Minta kesembuhan, mencari jodoh,

tambahan diberi Rezeki, dan untuk pengairan warga sekitar. Menurut

cerita dari orang tua dulu tempat tersebut sangat rimbun dan dalam

karena berada dibawah tebing dan pohon Beringin yang sangat besar dan

Tinggi sehingga jarang dijamah orang maka airnya sangat jernih, dan

sering diambil airnya untuk berbagai keperluan. Karena tempat tersebut

dulu sangat sulit karena hanya jalan setapak yang dirimbuni oleh pohon

dan rumput sehingga jarang dijamah orang, Baru kemudian tahun

berganti tahun selaras dengan perkembangan kehidupan manusia dan

peradapan alam tempat tersebut dibuat semacam kolam kecil, yang lama

makin lama dibangulah sebuah kolam permanen dengan panjang kurang

lebih 25m x 7 m yang dinamakan sendang SIDUKUN, dengan sumber

mata air AJAIB dan Pohon beringin yang besar, peninggalan SUNAN

LEPEN. Keajaiban sumber mata air tersebut sampai sekarang masih

dipercaya masyarakat yang mempercayainya untuk sebagai sarana minta

berkah pada yang Maha Kuasa, misal untuk kesembuhan dari suatu

penyakit, minta kelancaran rezeki, minta segera mendapatkan jodoh dan

lain-lain. Dan pohon Beringin yang berdiri kokoh diatas mata air tersebut

juga merupakan simbul yang keajaiban dan kebesaran Allah, karena

kadang bisa sebagai pertanda atau wangsit. Keajaiban pohon beringin

tersebut konon jika ada suatu peristiwa didesa Traji sering memberikan

pertanda. Misal Saat pergantian Kepala Desa waktu pergantian dari

bapak Munjiat diganti Bapak Sudayat tahun 1984 Ranting yang besarnya

sepanggul/diameter 50 cm patah tanpa ada angin ataupun hujan dan

ranting tersebut masih kuat dan masih hidup bersama daun hijaunya dan

anehnya bangunan yang ada dibawahnya tidak rusak sedikitpun itulah

satu diantara keanehan dari Pohon beringin Keramat peninggalan Sunan

Lepen.

Dari tempat yang dianggap keramat tersebut, sehingga sebagaian orang

yang memperpercayai apabila punya khajat ataupun panyuwunan sering

mendatangi tempat tersebut, maka tidak heran jika pada hari tertentu

sering dijumpai orang minta berkah terutama setiap malam Selasa Kliwon

Dan Jumat Kliwon, apalagi setiap tanggal 1 Syuro adalah Peristiwa

sakral yang sangat ditunggu karena beribu ribu orang pengunjung datang

entah sekedar menyaksikan acara sesaji ataupun minta berkah dan

Page 109: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

tirakat. Yang jelas dari sumber mata air tersebut orang mempercayai

sebagai air berkah (Tentunya itu adalah Mukjiat dari ALLAH Yang Maha

Kuasa)

Asal mula diadakanya upacara tradisi 1 syuro

Konon dulu ditempat tersebut yaitu Sendang Sidukun tempat Kyai dan

Nyai Dikun Kesuma sedang punya khajat yaitu mantu dan dalam acara

tersebut naggap wayang tepat tanggal 1 Syuro, waktu itu konon diadakan

acara ritual yang dihadiri banyak tamu sehingga tempat tersebut ramai

seperti pasar malam. Sehabis mengadakan upacara sesaji dilanjutkan

dengan tanggapan Wayang Kulit Oleh Dalang yang waktu itu yang

dipercaya medar wayang yaitu Ki Dalang GARU yang berasal dari Dusun

Bringin daerah sekitar Traji (Dia merupakan saksi hidup dan pelaku dari

peristiwa tanggapan wayang malam itu), Menurut pengakuan beliau,

Beliau merasa ada yang mengundang untuk melaksanakan pementasan

wayang kulit dalam acara khajatan didesa Traji tanggal 1 suro, sehingga

beliau memenuhi apa yang menjadi permintaan nya waktu datang tidak

curiga, karena seperti dialam nyata, disitu juga banyak pedagang yang

menjual daganganya bangunan panggungnya juga sangat bagus bahkan

sebelum pentas dia juga ikut dalam prosesi sesaji para pengunjung dan

tamu berpakaian kejawen Surjan dan blankon layaknya punggawa

kerajaan. Dan setelah selesai sesaji dilanjutkan pentas/tanggapan wayang

tersebut. Tapi pada kenyataannya malam itu didesa Traji Sunyi tidak ada

tanggapan wayang tersebut, Hanya dari luar desa Traji konon malam itu

terdengar suara gamelan antal anatalan, mengiringi pementasan wayang

sehingga banyak penggemar/penonton memastikan arah suara gamelan

tersebut namun tidak dijumpainya, kalau didengar dari arah selatan

seperti diutara, kalau didengar dari arah timur seperti diarah barat tetapi

sumber suara adalah dari Desa Traji disekitar Sendang Sidukun.

Dan pagi harinya ada seseorang yang tidak lain adalah Ki Dalang Garu

sowan ke pak Lurah dan menceritakan apa yang dialami semalam, Bahwa

ia semalam ditanggap oleh sesepuh desa Traji yang lagi punya khajat

disuruh pentas wayang semalam suntuk akan tetapi waktu bubar pentas

waktu yang punya khajat memberikan upah bukan berupa uang akan

tetapi berupa Kunir satu irik dan daun 3 helai, maka beliau hanya

mengambil Kunir tersebut 3 remang/3 nyari, akan tetapi diberi pesen oleh

yang punya khajat untuk tidak menoleh kebelakang sebelum 7 langkah.

Apa yang terjadi begitu ki Garu melangkah setelah 7 langkah iapun

menoleh kebelakang ternyata dia hanya melihat pohon beringin dan

sendang dengan air yang tenang dan sejuk, bahkan ia menoleh kaarah

pucuk pohon ternyata lampu blencong ki Garu yang tertinggal

Page 110: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

menggantung diatas pohon tersebut,dan Kunir dan daun yang tadi

diberikan berubah menjadi emas dan uang, beliau terkejut dan

melaporkan kejadian yang dialaminya kepada kepala desa kemudian oleh

kepala desa kejadian tersebut nalurikan untuk diteruskan sampai

sekarang dan Kidalang Garu disuruh menetap tinggal di sebuah kampung

kauman sebelah selatan yang diberi nama Garon yang berasal dari Garu,

tempatnyapun masih ada hingga sekarang, dan Tradisi 1 Syuro masih

dinalurikan sampai sekarang.

Maksud diadakan Ritual 1 Syuro antara lain

a. Meneruskan Tradisi apa yang dilakukan nenek moyang sesepuh

Desa Traji seperti yang dikisahkan Ki dalang Garu.

b. Melestarikan budaya peninggalan nenek moyang yang adi luhung.

c. Sebagai bersih desa/merti desa agar desa ini diselamatkan dari

segala bahaya.

d. Sebagai alat pemersatu diantara warga Desa Traji, dan

sekitarnya.

e. Untuk memohon doa kepada ALLAH Supaya diberi keselamatan,

ketentraman lahir batin dijauhkan dari mala petaka.

3. Untuk pementasan harus dengan dalang Kasepuhan artinya dalang yang

sudah benar benar menguasai kemahiran batin dan berilmu kebatinan

tinggi , Nanging seng mesti lakon pasti ki lakon nambak soale intine ki

nasehat kanggo masyarakat khususe deso traji ben iso nambak utawa

mbendong hawa nafsune. Nek liyane terserah permintaan masyarakat.

Seperti yang dikisahkan oleh Ki dalang Garu dan setelah Dalang garu

ada lagi dalang yang Winasis selanjutnya yaitu Ki Timbul Hadi Prayitno

yang berasal dari daerah Bantul Jogjakarta. Beliau adalah dalang

penerus dalang Garu Selanjutnya, Ia juga ada kisah yang menarik yaitu

Sebelum hari pementasan ada wakil dari desa Traji yang datang mencari

beliau Ki Timbul Hadi Prayitno. Dia waktu itu belum setenar tahun

belakangan ini dia masih sebagai orang biasa petani waktu ada utusan ia

sedang membajak sawah lalu utusan itu menghampirinya dan tanya

alamat yang dimaksud yaitu Pak Timbul yang pernah mendalang di RRI

Jogja dan ternyata Ia sendiri yang saat itu belum mengaku kalau dirinya

yang bernama timbul baru setelah ia mengajak tamunya mampir

kerumahnya baru beliau mengaku kalau ia yang bernama Timbul Hadi

Prayitno dan setelah berbincang bincang utusan dari Traji itu

mengutarakan kedatanganya ke pak timbul yang intinya diminta untuk

pentas wayang pada acara sadranan 1 syuro tapi pak timbul mengatakan

katanya minggu kemarin juga sudah ada utusan dai Traji yang sama

minta untuk mementaskan wayang pada acara sadranan 1 Syuro

Page 111: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

orangnya sama dan karena pak timbul tahu kebatinan maka iapun segera

menyanggupinya ternyata yang datang dulu adalah utusan dari pepunden

desa Traji/atau Kyai danyang Desa Traji yang menyerupai seperti utusan

dari Pemerintahan Desa dan berapa upah yang disepakati waktu itu yaitu

Rp15.00. (sumber berita ini adalah Ngendika dari Pak Timbul sendiri

yang pernah cerita kepada rombongan kami saat sowan ke pak timbul

dirumahnya jalan ParangTritis Km 25 Patalan Bantul)

Selanjutnya mengenai tokoh atau lakon wayang kadang sering ada

kesamaan kejadian yang dialami warga desa Traji. Tahun 1964 saat

pemerintahan desa dipimpin oleh Bpk Adi Surasa ,beliau mengambil

lakon“Tambak Bontelan” kisah dari lakon ini Perang Brotoyudo yaitu

ngalengko melawan pancawati yang menimbulkan banyak korban dan

banyak banten maka dicocokkan dengan kejadian desa Traji waktu itu

mirip karena setelah itu timbul peristiwa G.30.S.PKI/GESTAPU Warga

Traji juga banyak yang jadi korban.

Tahun 1965–1980, Saat pemerintahan Bpk Munjiat Harmo Atmojo HS,

Mengambil lakon KRESNA DUTA, Beliau adalah seorang kartikelir yang

menjalankan tugas, maka mirip dengan Lakon Kresna Duta sang tokoh

duta adalah beliau bpk Munjiat, yang menjalankan sebagai pimpinan

Desa karena kepala desa berhalangan tugas karena ikut menjadi korban

G 30 S PKI.

Tahun 1981–1989 Pemerintahan bapak Sudayat waktu akan berakhirnya

mengambil lakon GONDOMONO LUWENG Yang mengandung makna

berakhirnya Raja Gandamana.

Tahun 1990–1998 masa pemerintahan bpk Tunung Supriyono mengambil

cerita BEDAHING LOKAPALA Beliau banyak berjuang bagi

pemerintahan tetapi mengesampingkan terhadap pepunden desa Traji

maka diakhir pemerintahan berdampak tidak baik terkena dampak

reformasi pemerintahan secara perekonomian juga hancur.

Tahun 1999–2007 mengambil lakon PECAHING TOPENG WOJO, Yang

mengandung arti saat pemerintahan dia banyak peristiwa yang mirip

dengan lakon dan berakhir dengan pecahing topeng oleh Gatutkoco. Pada

akhir masa pemerintahan bpk Arianto lengser iapun memandito

melaksanakan ibadah Haji.

Tahun 2008–2013 mengambil lakon RAMA RATU, Yaitu lakon yang

menggambarkan sosok pemimpin bijak dimasa pemerintahan dan berakhir

dengan Satrio pinandito maka belaiu memandito dengan melaksanakan

ibadah Haji.

Page 112: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

Nama : Jupriyono

Alamat : Traji

Lokasi : Rumah Bapak Jupriyono

Hari/tanggal : Seni 6 Juli 2015

Waktu : 19.30 – selesai

Keterangan : Bapak Jupriyono adalah salah satu panitia yang bertugas langsung

sebagai cucuk lampah

Daftar Pertanyaan

4. Apa saja Ritual dalam peringatan satu suro dan apa artinya ? serta Apa

saja tahapan pelaksanaan kegiatan peringatan satu suro? Jelaskan secara

berurutan?

Jawaban

1. Prosesi Acara Ritual 1 Suro

a. Sebulan sebelum peringatan Pemerintahan desa membentuk panitia

Suro yang dihadiri warga ketua RT Dan RW Juga tokoh masyarakat

yang membahas masalah pelaksanaan dari rencana ritual biaya

penyelenggaraan sampai pelaksanaan.

b. Rapat kedua mengumpulkan hasil persiapan kumpulan pertama dan

laporan seksi seksi termasuk laporan mencari dalang dan anggaran

belanja kosumsi. Dan pembuatan panggung. Sekarang ditambah

laporan perizinan keramaian dari kepolisian dan perijinan DPU

Kaitanya dengan gangguan jalan raya.

c. Kira-rira 7 hari sebelum acara ritual didesa Traji sudah dimeriahkan

dengan suatu kegiatan olah raga yaitu turnamen Sepak Bola yaitu

Page 113: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

SURO CUP YANG HINGGA KINI SUDAH YANG KE 28, Dan itu

adalah juga merupakan agenda acara pendukung dan final biasanya

pada sore saat pelaksanaan 1syuro.

d. Satu hari menjelang Ritual 1 Syro Desa Traji sudah meriah bagai

pasar tiban Pengunjung sudah berdatangan sejak siang dan menunggu

prosesi sekitar jam 18.00 Sekitar jam 17.00,Kepala desa dan

rombongan sesaji mengadakan persiapan

e. Setelah jam yang ditentukan Bapak beserta ibu Kepala Desa yang

saat itu kajibah menjadi Sepasang penganten mempersiapakan diri

dengan busana penganten jawa layaknya sepasang penganten yang

akan diiring ke tempat sesaji yang diiringi dan didahului dengan

Cucuk lampah Gagar mayang Belakangnya sepasang penganten

bapak dan ibu kepala desa dan belakangnya Sesaji yang terdiri dari

Sajen Sendang dukun terdiri dari Nasi Bucu 2 pasang, Jadah Pasar,

Ingkung Ayam, Kepala Kambing, Beras kapuroto, beras putih,

Gunungan palawija, Bunga wangi, Ketan wajik, Air 7 rupa, dll dan

satu paket lagi untuk Sajen Kali jogo. Setelah rombongan pembawa

sesaji, belakangnya sepasang penganten bapak dan ibu kepala desa

dibelakangnya rombongan Perangkat desa, sesepuh, Domas,

Pengering dan pengunjung,yang sampingnya adalah keamanan dan

Relawan yang bertugas mengawal iring-iringan dari balai desa

sampai Sendang.

Page 114: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

f. Sebelum berangkat diadakan ritual Kendurinan yang dipimpin tokoh

adat, yang bertujuan agar diberi keselamatan acara Ritual nantinya.

Sampai saatnya Rombongan temanten Berangkat ke tempat sesaji

dengan iringan Gending Golo ganjur layaknya Iringan temanten

rombongan berjalan dengan langkah pelan-pelan karena sesaknya

jalur yang dilewati, bagai lautan manusia yang menyaksikan dan ingin

minta berkah dari sang panganten. kadang hujanpun tak dihiraukan

oleh pengunjung.

g. Semampainya rombongan tiba di Sendang, Mereka disambut oleh

Para Pemuka Juru Kunci Sendang, yang berpakaian kejawen layaknya

orang Kerajaan Dimasa kerajaan dahulu, dengan iringan Gending

Golo ganjur rombongan pun dipersilahkan duduk bersimpuh

menghadap Altar Tempat sesaji yang disitu adalah sumur kecil dengan

sumber air berkah didalamnya, karena dari munculnya mata air

tersebut yang disakralkan sampai sekarang. Setelah duduk sejenak

kemudian pranoto coro membacakan jalannya prosesi sesaji.

a) Pertama: Juru Kunci Sendang membacakan ritual dan

memintakan doa agar acara berjalan khidmat dan diiringi

pembakaran dupa sebagai simbul agar doanya terkabul.

b) Kedua : KIDUNG JAWI (Kidung Dhandang Gula), yang

merupakan permintaan kepada Gusti agar selalu diberi berkah

menurut tradisi jawa.

Page 115: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

c) Ketiga : Kacar-Kucur Oleh kedua Temanten Yang Melambangkan

dipimpin mbok nyai dukun yang tidak lain mempunyai simbul

saling memberi dan menerima diantara kedua temanten yang

mempunyai artikulasi agar kita menauladani saling memberi dan

menerima dalam hidup berumah tangga dan bermasyarakat.

d) Keempat: Doa Keselamatan bersama yang dipimpin oleh Ketua

adat/KESRA, Yang mempunyai simbol memberikan doa

Keselamatan kepada semua orang yang berkunjung disekitar

sendang maupun masyarakat luas secara umum.

e) Kelima: Membagikan sesaji kepada pengunjung untuk

diperebutkan dengan simbol siapapun pengunjung yang dapat

merebut sesaji tersebut akan tercapai apa yang dikehendaki

sesuai hasil yang direbut, arti lain Jika kita ingin sesuatu yang

dikehendaki harus berebut atau dengan jalan Usaha maka dalam

rebutan sesaji itu pengunjung rela berdesakan demi sebuah sesaji

f) Keenam: Rombongan melanjutkan sesaji ke KALI JOGO Yang

disitu ada punden konon tempat Istirahat Kanjeng Sunan Lepen,

sehingga dianggap tempat Suci/keramat Juru kunci memimpin Doa

ditempat tersebut dan setelah selesai dilanjukan perjalanan ke

KALI SENDANG LANANGAN DAN WEDOAN, KALI SALAK dan

kembali ke Balai Desa Namun disepanjang perjalanan banyak

pengunjung yang ingin berjabat tangan minta berkah karena

dianggap Simbol raja yang sedang paring berkah dan tak lupa

Page 116: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

pengunjung juga berebut minta nasi bucu berkah Sehingga

pengunjung yang percaya walaupaun Cuma sedikit kalau mereka

sudah diberi mereka beranggapan akan dimudahkan hidupnya

mencari rezeki (Tapi semua kita kembalikan Keagungan ALLAH

Yang Mengatur Rezeki).

g) Ketujuh: Sekitar jam 00.00, Rombongan menuju ke Makam Mbah

KYAI ADAM MUHAMAD yang berlokasi di belakang Masjid

DARUL FALAH Traji disana rombongan memanjatkan doa dan

membaca Tahlil bersama, yang mempunyai tujuan dan makna

mendoakan punden sesepuh traji yaitu mbah ADAM MUHAMAD

yang konon dulu merupakan orang yang pertama tinggal di desa

Traji. Karena berkah dari punden ini mereka minta doa pada

ALLAH agar selalu diberi keselamatan, kesehatan, Ketentreman

lahir batin, dengan melaksanakan ritual ini.

h) Kedelapan: Rombongan melanjutkan acara sesaji ke GUMUK

GUCI Yang juga tempat suci dan Keramat. Konon tempat itu

tempatnya harta karun berupa maspicis raja brana, artinya

tempat peninggalannya perhiasan dan lain lain. Namun hingga

kini tidak ada orang yang kuat untuk mengambil. Ditempat

tersebut rombongan melakukan doa dan membaca surat/ayat

Kursyi 300x.

Page 117: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

Nama : Mujono

Alamat : -

Lokasi : Tempat Agro wisata Jumprit

Hari/Tanggal : Rabu, 29 Agustus 2015

Waktu : 15.00 – selesai

Keterangan : Bapak Sukri adalah pegawai perhutanipenjaga tempat wisata

Jumprit

Daftar Pertanyaan

1. Adakah kaitan tempat petilasan Jumprit ini dengan desa traji dan tradisi

peringatan tahun baru hijriyah?

Jawaban

1. Kalau soal kaitan Jumprit dan Traji saya belum tahu jelas dan pasti, tapi

yang sudah terbukti bahwa tempat ini memang salah satu peninggaln dari

kerajaan Majapahit tepatnya masa akhir kerajaan tersebut.

Pada jaman peralihan Islam yang ditandai munculnya kerajaan islam

pertama di pulau Jawa, terjadi perang antara kerajaan Majapahit dan

Demak yang pada saat itu di perintah oleh raden Patah. Pada perang

tersebut majapahit mengalami kekalahan, karena itu banyak orang

Majapahit yang melarikan diri dari berbagai tempat, salah satunya

bernama Pangeran Singonegoro. Dia melarikan ke lereng gunung Sindoro

Page 118: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

diikuti istri dan pengawalnya yaitu Mahesa Aduk dan Endong Wulung dan

kera yang bernama Ki Dipo.

Pangeran Singonegoro bertapa di sebuah sendang selama 40 hari dan

menjadi resi dengan gelar panembahan Ciptaning dia mengajarkan hindu

Siwa. Setelah tua, untuk kedua kalinya pangeran bertapa dan hilang

bersama jasadnya (Muksa). Kemudian tempat tersebut dikeramatkan

Page 119: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

Nama : Ontong

Alamat : Traji

Lokasi : Rumah Bapak Ontong

Hari/Tanggal : minggu 12 Juli 2015

Waktu : 18.30 – selesai

Keterangan : Bapak Ontong adalah salah satu perangkat Desa yang bertugas

langsung sebagai salah satu panitia

Daftar Pertanyaan

5. Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan peringatan satu suro? Bagaimana

perannya?

6. Siapa dalang dalam pertunjukan wayang kulit? Apa saja lakonnya?

7. Bagaimana dengan peran warga? Adakah iuran yang dikenakan dan berapa

besarnya?

Jawaban

2. Peringatan tahun baru hijrriyah nek wong kene nyebut sebagai suran, ono

meneh seng nyebut pak Lurah karo bu Lurah ngantenan, soale

dilaksanakke pas tanggal siji sura trus pak Lurah karo bu Lurah di kirab

koyo nganten. Biasana meh kabeh warga Traji kene kompak lan gayeng

nglaksanakke prosesi ritual. Ono seng dadi panitia seng langsung terjun,

tapi yok ono seng kur iuran thok. Nanging meh kabeh warga desa Traji

ikut serta.

3. Nek mbiyen awale Tradisi dalange mesti ki Dalang Garu. Trus diteruske

karo anak putune dalang garu. Naganti tekan tahun 1966 lagi di ganti

karo Ki Timbul seko Jogja trus sakwise ki Timbul sedo diganti karoanake

Page 120: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

ki Timbul nanging kur betah rong tahun tekan saiki dalangnge yok seko

jogja.

4. Nek biayane ki tahun 2014 entek kiro-kiro Rp 54.000.000,-. Dadi kabeh

masyarakat Traji dijaluki urunan. Trus tambahan seko panitiane. Kek kur

urunane masyarakat ki paling jur oleh Rp. 13.000.000,-, seng akeh ki

entok seko donatur karo pahok dodolan lan hiburan. Tahun wingi kli entok

sekitar Rp. 64.000.000,- dadi iseh ono sisa Rp. 11.000.000,-

Page 121: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

Nama : Sukri

Alamat : Traji

Lokasi : Rumah Bapak Sukri

Hari/Tanggal : Senin 13 Juli 2015

Waktu : 18.30 – selesai

Keterangan : Bapak Sukri adalah salah satu masyarakat Desa Traji

Daftar Pertanyaan

8. Apa pendapat warga masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan peringatan

satu sura selama ini?

9. Bagaimana suasana saat pelaksanaan peringatan satu suro?

Jawaban

1. Nek wong desa Traji meh percoyo kabeh nek ora ono wayangan utowo

peringatan suran mesti ono sesuatu seng elek terjadi mbuh kuwi gagal

panen, kecelakaan utawa liyane seng ora dikarepake. Trus masyarakat

kene yok percoyo nek gelem nglakoni mesti di paringi kelancaran urusane

mbuh kuwi panene apik opo dike`i keselamatan dadi masyarakat kene

gayeng banget nek meh nglaksanake suran

2. Suasanane nek pas suro ki rame banget, akeh hiburan: ono pasar malem

ono dodolan jajan, panganan , dolanan, sandangan. Pokoke nek pas suran

ki deso Traji koyo pasar ae. Seko pojok kidul deso tekan sendang kabeh

Page 122: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/52/1/Rudi Triyo...Pada tanggal tersebut juga merupakan salah satu hari besar bagi umat Islam dan

kebek karo dodolan. Opo meneh pas malem tanggal sijine pas kirap

montor lan mobil macet total ora biso lewat.

Nama : Nafiah

Alamat : Traji

Lokasi : Rumah ibu Nafiah

Hari/Tanggal : Senin 13 Juli 2015

Waktu : 20.30 – selesai

Keterangan : Bapak Nafiah adalah salah satu masyarakat Desa Traji

Daftar Pertanyaan

1. Apa pendapat warga masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan peringatan

satu sura selama ini?

2. Bagaimana suasana saat pelaksanaan peringatan satu suro?

Jawaban

1. Jarene yo mas nek ora wayangan opo ora suran ki mesti ono sesuatu seng

elek teko. Dadi kabeh warga Traji kompak nek meh ngrayakke. Trus nek

warga seng gelem terjun langsung trus gelem ngenehi urunan gawe

perayaan ndillah yok diparingi gampang ae, sak ngertiku ora ono seng

ngangluh meni kelarangen opo pas ora duwe

2. Jajal sampean rene mas nek arak ngerti koyo opo ramene, seko pojok

kidul deso tekan sendang mino dodolan. Opo meneh pas acara kirap ora

ono pit utowo montor seng biso lewat pokoke macet total