1
7/21/2019 new BAB III http://slidepdf.com/reader/full/new-bab-iii-56dcaec4c6caf 1/1 BAB III KESIMPULAN  Refluks gastroesofagus adalah peristiwa masuknya isi lambung ke dalam esofagus yang bersifat fisiologis, terjadi secara intermiten pada setiap orang, terutama setelah makan. Bila refluks terjadi berulang-ulang sehingga timbul gejala dan komplikasi disebut penyakit refluks gastroesofagus atau GERD.  enyakit refluks gastroesofagus terjadi karena sfingter esofagus bawah, yaitu otot yang bertindak sebagai katup antara esofagus dan lambung, menjadi lemah atau rileks tidak pada waktunya yang menyebabkan isi gaster naik ke esofagus.  Gejala klinik yang khas dari GERD adalah nyeri!rasa tidak enak di epigastrium atau retrosternal bagian bawah. Rasa nyeri dideskripsikan sebagai rasa terbakar "heartburn#, kadang-kadang bercampur dengan gejala disfagia "kesulitan menelan makanan#, mual atau regurgitasi dan rasa pahit di lidah. erubahan gaya hidup dan medikasi sering menjadi baris pertama pengobatan untuk suspek GERD. $ika gejala tidak membaik dengan metode pengobatan ini, diagnosis GERD seringkali memerlukan pemeriksaan penunjang.  Proton Pump Inhibitor  "%# adalah terapi utama dalam GERD. % ini menjadi terapi simpotamis yang paling tepat dan dapat menyembuhkan esofagitis pada banyak presentase pasien. &eskipun kurang efektif dibandingkan %, antihistamin-' dapat diberikan untuk penderita GERD dengan tingkat keparahan rendah.

new BAB III

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bab 3

Citation preview

BAB IIIKESIMPULAN

Refluks gastroesofagus adalah peristiwa masuknya isi lambung ke dalam esofagus yang bersifat fisiologis, terjadi secara intermiten pada setiap orang, terutama setelah makan. Bila refluks terjadi berulang-ulang sehingga timbul gejala dan komplikasi disebut penyakit refluks gastroesofagus atau GERD. Penyakit refluks gastroesofagus terjadi karena sfingter esofagus bawah, yaitu otot yang bertindak sebagai katup antara esofagus dan lambung, menjadi lemah atau rileks tidak pada waktunya yang menyebabkan isi gaster naik ke esofagus. Gejala klinik yang khas dari GERD adalah nyeri/rasa tidak enak di epigastrium atau retrosternal bagian bawah. Rasa nyeri dideskripsikan sebagai rasa terbakar (heartburn), kadang-kadang bercampur dengan gejala disfagia (kesulitan menelan makanan), mual atau regurgitasi dan rasa pahit di lidah. Perubahan gaya hidup dan medikasi sering menjadi baris pertama pengobatan untuk suspek GERD. Jika gejala tidak membaik dengan metode pengobatan ini, diagnosis GERD seringkali memerlukan pemeriksaan penunjang. Proton Pump Inhibitor (PPI) adalah terapi utama dalam GERD. PPI ini menjadi terapi simpotamis yang paling tepat dan dapat menyembuhkan esofagitis pada banyak presentase pasien. Meskipun kurang efektif dibandingkan PPI, antihistamin-2 dapat diberikan untuk penderita GERD dengan tingkat keparahan rendah.