Upload
wida-ratna-sari-siahaan
View
19
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
neurology
Citation preview
NEUROANATOMI
Nervus Cranialis III, IV, dan VI
Disusun Oleh :
Ana Yosefina Daeng Lilimanak
1161050225
Pembimbing :
dr. Agus Yuda, Sp.S
KEPANITERAAN KLINIK ILMU NEUROLOGI
PERIODE 5 OKTOBER 2015 – 7 NOVEMBER 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2015
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
BAB II NEUROANATOMI......................................................................................................2
A. Perjalanan Nervus III (Oculomotorius).......................................................................2
B. Perjalanan Nervus IV (Trochlearis).............................................................................4
C. Perjalanan Nervus VI (Abducens)...............................................................................5
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................7
ii
BAB I PENDAHULUAN
Nervus cranialis adalah nervus perifer kecuali nervus II (optikus) yang berpangkal
pada otak dan batang otak serta memiliki fungsi sensorik, motorik dan fungsi khusus yang
bersifat pancaindra.
Salah satu fungsi khususnya adalah fungsi pengelihatan yang dijalankan oleh mata
yang akan dibantu oleh berbagai komponen pendukung antara lain otot untuk mencetuskan
suatu gerakan. Secara anatomis, maka otot mata akan dipersarafi oleh 3 saraf kranial, yaitu :
A. Nevus Occulomotorius (N. III)
B. Nervus Trochlearis (N. IV)
C. Nervus Abdusen (N. VI)
Ketiga nervus cranialis tersebut akan bekerja sama dalam mencetuskan fungsi
pergerakan mata dengan sistem “kontraksi” dan “relaksasi”. Saat otot yang dipersarafi pada
satu sisi mengadakan kerja kontraksi, maka otot yang dipersarafi pada bagian lain akan
mengalami kerja relaksasi. Sebagai satu kelompok nervus yang memiliki fungsi yang hampir
sama, nukleus dari ketiga saraf ini pun berada di lokasi yang berdekatan satu sama lain, yaitu
terletak di sisi – sisi garis tengah tegmentum otak tengah dan pons, di dekat ventrikel IV.
1
BAB II
NEUROANATOMI
A. Perjalanan Nervus III (Oculomotorius)
Nucleus oculomotorius utama terletak di bagian anterior substansia grisea yang
mengelilingi aqueductus cerebri, setinggi kolikulus superior. Nukleus ini terdiri dari
sekelompok sel saraf yang mempersarafi semua otot ekstrinsik mata, kecuali M.
Obliquus superior dan M. Rectus lateralis.1Area ini memiliki dua komponen utama yaitu:
1. Nukleus parasimpatis yang terletak di medial (nukleus Edinger – Westphal) yang
mempersarafi otot – otot intraokular (musculus sfingter pupil dan musculus
siliaris).
2. Kompleks nukleus okulomotorius, yang terletak lebih lateral yang mempersarafi
empat dari enam otot – otot ekstraokular.
2
Gambar 1. Nukleus Nervus Cranialis di Batang Otak
Nervus occulomotorius muncul dari facies anterior mesensefalon, kemudian
melintas ke depan diantara arteria cerebri posterior dan arteria cerebelli superior.1
Selanjutnya, nervus oculomotorius akan berjalan ke dalam fossa cranii media di dinding
lateral sinus cavernosus dan terbagi menjadi dua cabang yaitu :2
1. Ramus superior yang akan mempersyarafi :
a. Musculus Rectus Superior
b. Musculus Levator Palpebrae
2. Ramus inferior yang akan mempersyarafi :
a. Musculus Rectus Medialis
b. Musculus Rectus Inferior
c. Musculus Obliqus Inferior.
3
Gambar 2. Perjalanan Nervus III Occulomotorius
Kemudian, fasikulus nervus okulomotorius masuk ke dalam rongga orbita
melalui fissura orbitalis superior sedangkan bagian parasimpatis berjalan ke
ganglion silliar.1
Kerusakan semua serabut nervus III akan menimbulkan paralisa semua otot
mata kecuali musculus rectus lateralis (yang dipersarafi oleh nervus VI) dan
musculus obliqua superior (dipersarafi nervus IV). Paralisa persarafan parasimpatis
akan menyebabkan hilangnya refleks pupil, midriasis dan gangguan konvergensi
serta akomodasi.3
B. Perjalanan Nervus IV (Trochlearis)
Nervus trochlearis yang paling langsing dan satu-satunya saraf otak yang
keluar melalui permukaan posterior batang otak, muncul dari mesencephalon nervus
trochlearis berjalan ke depan melalui fossa cranii media pada dinding lateral sinus
cavernosus dan masuk ke rongga orbita melalui fissure orbitalis superior. Saraf ini
mempersarafi musculus obliqus superior bola mata. Nervus trochlearis bersifat
motorik murni dan membantu menggerakkan bola mata ke bawah dan lateral.2
4
Nervus trokhlear mempersarafi musculus obliqus superior yang berfungsi
untuk menggerakkan mata kearah bawah dalam dan abduksi minimal.1 Paralisa otot
ini akan menampilkan deviasi mata ke atas dan sedikit ke dalam yang akan tampak
jelas bila mata melirik ke bawah dan ke dalam.3
C. Perjalanan Nervus VI (Abducens)
Serabut-serabut nervus abdusens melintas ke anterior melalui pons serta
muncul di alur antara tepi bawah pons dan medulla oblongata. Nervus ini berjalan ke
depan melalui sinus cavernosus sera terletak di bawah dan lateral arteri carotis interna.
Selanjutnya, saraf ini masuk ke orbita melalui fissura orbitalis superior. Nervus abducens
berfungsi motorik murni dan mempersarafi musculus rectus lateralis. Akibatnya,
berfungsi untuk menggerakkan bola mata ke lateral.2
5
Gambar 3. Perjalanan Nervus III, IV, VI
G
Paralisa nervus abducens menyebabkan mata tidak dapat melirik ke arah lateral.
Karena musculus rectus medialis tidak lagi mendapat perlawanan mata, mata tampak
sedikit berdeviasi ke nasal (disebut strabismus konvergen/esotropia).3
Kerusakan salah satu saraf motorik mata akan menyebabkan penglihatan
ganda, karena bayangan objek yang jatuh pada retina tidak pada lokasi semestinya.
Paralisa total nervus III akan menampilkan gejala sindroma yang terdiri dari :1
1. Ptosis akibat paralisa musculus levator palpebra dan hiperaksi musculus
orbikularis yang dipersarafi nervus VII,
2. Fixed position, yaitu mata dengan pupil ke arah bawah lateral akibat hiperaksi
musculus rektus lateralis (VI) dan musculus obliqus superior (IV), dan
3. Dilatasi pupil dengan reaksi cahaya yang negatif.
Gangguan pada ketiga saraf mata (oftalmoplegia totalis) akan menyebabkan mata
tidak dapat melirik ke semua arah, pupilnya dilatasi, dan reaksi cahaya negatif. Paralisa
6
Gambar 4. Perjalanan Nervus VI Abducens
bilateral biasanya disebabkan kerusakan pada nukleusnya yang dapat diakibatkan oleh
ensefalitis, neurosifilis, multipel sklerosis, gangguan sirkulasi, perdarahan, dan tumor.
Penyebab gangguan saraf mata bagian perifer adalah meningitis, sinusitis, trombosis sinus
kavernosus, aneurisma arteri karotis interna/arteri komunikans posterior, fraktur, tumor basis
kranii, orbita, dan sebagainya. Perlu juga diingat bahwa ptosis dan diplopia dapat juga
disebabkan oleh miastenia.2
DAFTAR PUSTAKA
1. Baerhr, Mathias M.D. Diangnosis Topik Neurologis DUUS. Edisi keempat.
Jakarta:EGC.2010
2. Snell, Richard S. Neuroanatomi klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 5.
Jakarta:EGC. 2007
3. Mardjono, Mahar, Priguna Sidharta. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta:Dian Rakyat.
2012
7