3
NEPHROLITHIASIS SINISTRA PADA LAKI-LAKI 50 TAHUN DENGAN RIWAYAT KENCING BATU 6 TAHUN YANG LALU Dibuat oleh: Laras Alfienty,Modifikasi terakhir pada Tue 23 of Aug, 2011 [07:48 UTC] ABSTRAK Laki-laki 50 tahun dating ke poliklinik bedah RSUD Panembahan Senopati Bantuluntuk kontrol dengan terpasang kateter di saluran kemihnya. 2 hari yang lalu paien dating ke IGD dengan nyeri perut dan tidak bisa berkemih. 2 minggu yang lalu pasien juga mengalami keluhan yang sama, berobat ke bidan dan membaik. 6 tahun yang lalu pasien pernah mengalami keluhan yang sama dan urinnya berwarna merah. Berobat ke bidan. Dinasehati untuk minum air putih yang banyak dan minum daun tempuyung. Pernah mengeluarkan batu saat berkemih. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien baik, kesadaan kompos mentis, vital sign dalam batas normal. Oleh dokter disarankan untuk melakukan USG Abdomen, BNO, IVP serta pemeriksaan laboratorium darah. Dari hasil pemeriksan tersebut oleh dokter didiagnosis nefrolithiasis sinistra dan dirujuk ke PSUP Dr. Sardjito. Keywords: nefrolithiasis sinistra, USG Abdomen, BNO-IVP HISTORY Seorang laki-laki 50 tahun dating ke poliklinik bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul untuk kontrol dengan terpasang kateter di saluran kemihnya. Saat ini pasien tidak mengeluhkan apapun. 2 hari yang lalu paien datang ke IGD dengan nyeri perut dan tidak bisa berkemih. Keluhan ini dirasakan lebih kurang 3 hari. Sudah diperiksakan di dokter tapi tidak membaik. Di IGD dipasang kateter dan dinasehati untuk kontrol ke poliklinik bedah. 2 minggu yang lalu pasien juga mengalami keluhan yang sama, berobat ke bidan dan membaik. 6 tahun yang lalu pasien pernah mengalami keluhan yang sama dan urinnya berwarna merah. Berobat ke bidan. Dinasehati untuk minum air putih yang banyak dan minum daun tempuyung. Pernah mengeluarkan batu saat berkemih. Riwayat penyakit keluarga yang sama dengan penderita disangkal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien baik, kesadaan kompos mentis, TD: 130/80 mmHg, nadi: 82 x/menit, respirasi: 20x/menit, suhu afebris. Status generalis dalam batas normal. Oleh dokter disarankan unnruk melakukan USG Abdomen, BNO, IVP serta pemeriksaan laboratorium darah. Dari USG Abdomen didapatkan hasil; Abdomen: tampak bayangan opaq–bulat–multiple, pada abdomen kiri setinggi sub costa 11; UAG -Ren dextra: echostruktur normal, calices tak melebar, tak tampak batu; Ren sinistra: tampak bayangan hiperechoic dengan acustic shadow SPC tak melebar; VU: urin negative, VU tak dapat dinilai. Kesan: multiple nephrolithiasis sinistra. Dari pemeriksaan BNO didapatkan hasil: tampak bayangan opaq bentuk seperti SPC pada sub costa sinistra. Pada pemeriksaan IVP didapatkan hasil: pengisian kontras pada kedua SPC serempak, pasase kontras pada kedua SPC lancar, tampak dilatasi SPC dan ureter kanan sampai pada vesico- ureter junction. VU normal. Fungsi miksi baik. Kesan: Fungsi kedua ren baik, ureterolithiasis dextra pada vesico-ureter junction, pyelolithiasis sinistra. Dari pemeriksaan lab darah ureum dan creatinin didapatkan ureum: 23 mg/dl; creatinin: 1.13 mg/dl. DIAGNOSIS Nephrolithiasis sinistra TERAPI Untuk mengatasinyeri, pada pasien ini diberikan asam mefenamat 3 x 500 mg. Antibiotik yang diberikan yaitu ciprofloxacin peroral 2x 500 mg. Karena operasi pengambilan batu ginjal tidak dapat dilakukan karena kurangnya fasilitas, maka selanjutnya pasien dirujuk keRSUP Dr. Sardjito DISKUSI Nefrolithiasis atau batu ginjal adalah benda-benda padat yang terjadi di dalam ginjal yang terbentuk melalui proses fisikokimiawi dari zat-zat yang terkandung di dalam air kemih. Batu

Nefroliti Laki 50th

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gg

Citation preview

NEPHROLITHIASIS SINISTRA PADA LAKI-LAKI 50 TAHUN DENGAN RIWAYAT KENCING BATU 6 TAHUN YANG LALUDibuat oleh: Laras Alfienty,Modifikasi terakhir pada Tue 23 of Aug, 2011 [07:48 UTC]ABSTRAKLaki-laki 50 tahun dating ke poliklinik bedah RSUD Panembahan Senopati Bantuluntuk kontrol dengan terpasang kateter di saluran kemihnya.2 hari yang lalu paien dating ke IGD dengan nyeri perut dan tidak bisa berkemih. 2 minggu yang lalu pasien juga mengalami keluhan yang sama, berobat ke bidan dan membaik. 6 tahun yang lalu pasien pernah mengalami keluhan yang sama dan urinnya berwarna merah. Berobat ke bidan. Dinasehati untuk minum air putih yang banyak dan minum daun tempuyung. Pernah mengeluarkan batu saat berkemih. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien baik, kesadaan kompos mentis, vital sign dalam batas normal.Oleh dokter disarankan untuk melakukan USG Abdomen, BNO, IVP serta pemeriksaan laboratorium darah. Dari hasil pemeriksan tersebut oleh dokter didiagnosis nefrolithiasis sinistra dan dirujuk ke PSUP Dr. Sardjito.Keywords: nefrolithiasis sinistra, USG Abdomen, BNO-IVPHISTORYSeorang laki-laki 50 tahun dating ke poliklinik bedah RSUD Panembahan Senopati Bantuluntuk kontrol dengan terpasang kateter di saluran kemihnya. Saat ini pasien tidak mengeluhkan apapun.2 hari yang lalu paien datang ke IGD dengan nyeri perut dan tidak bisa berkemih. Keluhan ini dirasakan lebih kurang 3 hari. Sudah diperiksakan di dokter tapi tidak membaik. Di IGD dipasang kateter dan dinasehati untuk kontrol ke poliklinik bedah. 2 minggu yang lalu pasien juga mengalami keluhan yang sama, berobat ke bidan dan membaik. 6 tahun yang lalu pasien pernah mengalami keluhan yang sama dan urinnya berwarna merah. Berobat ke bidan. Dinasehati untuk minum air putih yang banyak dan minum daun tempuyung. Pernah mengeluarkan batu saat berkemih. Riwayat penyakit keluarga yang sama dengan penderita disangkal.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien baik, kesadaan kompos mentis, TD:130/80 mmHg, nadi:82 x/menit, respirasi: 20x/menit, suhu afebris. Status generalis dalam batas normal. Oleh dokter disarankan unnruk melakukan USG Abdomen, BNO, IVP serta pemeriksaan laboratorium darah.

Dari USG Abdomen didapatkan hasil;Abdomen:tampak bayanganopaqbulatmultiple, pada abdomen kiri setinggi sub costa 11;UAG -Rendextra:echostruktur normal, calices tak melebar, tak tampak batu;Ren sinistra:tampakbayangan hiperechoic dengan acustic shadow SPC takmelebar;VU:urin negative, VU tak dapat dinilai.Kesan: multiple nephrolithiasis sinistra.

Dari pemeriksaanBNOdidapatkan hasil:tampak bayangan opaq bentuk seperti SPC pada sub costa sinistra. Pada pemeriksaanIVPdidapatkan hasil:pengisian kontras pada kedua SPC serempak, pasase kontras pada kedua SPC lancar, tampak dilatasi SPC dan ureter kanan sampai pada vesico-ureter junction. VU normal. Fungsi miksi baik.Kesan: Fungsi kedua ren baik, ureterolithiasis dextra pada vesico-ureter junction, pyelolithiasis sinistra.

Dari pemeriksaan lab darah ureum dan creatinindidapatkanureum:23 mg/dl; creatinin:1.13 mg/dl.

DIAGNOSISNephrolithiasis sinistra

TERAPIUntuk mengatasinyeri, pada pasien ini diberikan asam mefenamat 3 x 500 mg. Antibiotik yang diberikan yaitu ciprofloxacin peroral 2x 500 mg. Karena operasi pengambilan batu ginjal tidak dapat dilakukan karena kurangnya fasilitas, maka selanjutnya pasien dirujuk keRSUP Dr. Sardjito

DISKUSINefrolithiasis atau batu ginjal adalah benda-benda padat yang terjadi di dalam ginjal yang terbentuk melalui proses fisikokimiawi dari zat-zat yang terkandung di dalam air kemih. Batu ginjal terbentuk secara endogen yaitu dari unsur-unsur terkecil, mikrolith-mikrolith dan dapat tumbuh menjadi besar. Massa yang mula-mula lunak, misalnya jendalan darah, juga dapat mengalami pembatuan (kalsifikasi).

Keluhan yang disampaikan oleh pasien, tergantung pada posisi batu, ukuran batu dan penyulit yang telah terjadi. Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien adalah nyeri pada pinggang, baik berupa nyeri kolik maupun bukan kolik. Nyeri kolik disebabkan oleh adanya aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan batu dari saluran kemih. Peningkatan peristaltik menyebabkan tekanan intraluminal meningkat sehingga terjadi peregangan dari terminal saraf yang memberikan sensasi nyeri. Sedangkan nyeri non kolik terjadi akibat peregangan kapsul ginjal karena terjadi hidronefrosis atau infeksi pada ginjal akibat stasis urine.

Hematuria sering dikeluhkan oleh pasien akibat trauma pada mukosa saluran kemih karena batu. Kadang hematuria didapatkan dari pemeriksaan urinalisis berupa hematuria mikroskopik. Jika didapatkan demam, harus dicurigai suatu urosepsis.

Pada pemeriksaan fisis, mungkin didapatkan nyeri ketok pada daerah kosto-vertebra, teraba ginjal pada sisi yang sakit akibat hidronefrosis, terlihat tanda-tanda gagal ginjal, dan adanya retensi urine.

Pada pemeriksaan sedimen urine, menunjukkan adanya leukosituria, hematuria dan dijumpai kristal-kristal pembentuk batu. Pemeriksaan kultur urine mungkin menunjukkan adanya pertumbuhan kuman pemecah urea.

Diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis, dan pemeriksaan fisik, selain itu perlu ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium, radiologik, dan dengan pencitraan untuk menentukan kemungkinan adanya gangguan fungsi ginjal.

Tujuan pengelolaan batu pada ginjal adalah untuk menghilangkan obstruksi, mengobati infeksi, menghilangkan rasa nyeri, mencegah terjadinya gagal ginjal dan mengurangi kemungkinan terjadinya rekurensi. Untuk mencapai tujuan tersebut, langkah-langkah yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

Diagnosis yang tepat mengenai adanya batu, lokasi dan besarnya batu

Menentukan akibat adanya batu seperti rasa nyeri, obstruksi yang disertai perubahan pada ginjal, infeksi dan adanya gangguan fungsi ginjal

Menghilangkan obstruksi, infeksi dan rasa nyeri

Analisis batu

Mencari latar belakang terjadinya batu

Mengusahakan pencegahan terjadinya rekurensi

Tindakan penatalaksanaan yang dapat dilakukan adalah:

1.Medikamentosa

Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang ukurannya kurang dari 5 mm, karena diharapkan batu dapat keluar spontan. Terapi yang diberikan lebih bersifat simtomatis, yaitu bertujuan untuk mengurangi nyeri, memperlancar aliran urine dengan memberikan diuretikum, dan minum banyak supaya dapat mendorong batu keluar

2.ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)

Alat ESWL dapat memecah batu ginjal tanpa melalui tindakan invasif dan tanpa pembiusan. Batu dipecah menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran kemih. Tidak jarang, pecahan-pecahan batu yang sedang keluar menimbulkan perasaan nyeri kolik dan menyebabkan hematuria.

3.Endourologi

Tindakan endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan batu, tindakan tersebut terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang dimasukkan langsung ke dalam saluran kemih. Alat tersebut dimasukkan melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit (perkutan). Proses pemecahan batu dapat dilakukan secara mekanik, dengan memakai energi hidroulik, energi gelombang suara, atau dengan energi laser. Beberapa tindakan endourologi untuk mengeluarkan batu pada ginjal adalah:

a.PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy)Yaitu mengeluarkan batu di dalam saluran ginjal dengan cara memasukkan alat endoskopi ke sistem kalises ginjal melalui insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu menjadi fragmen-fragmen kecil.

b.Uretero atau Uretero-renoskopiYaitu memasukkan alat ureteroskopi per uretram guna melihat kedaan ureter atau sistem pielokaliks ginjal. Dengan memakai energi tertentu, batu yang berada di dalam ureter maupun sistem pelvikalises dapat dipecah melalui tuntunan ureterorenoskopi.

4.Bedah Terbuka

Di klinik-klinik yang belum mempunyai fasilitas yang memadai untuk tindakan-tindakan endourologi, laparaskopi maupun ESWL, pengambilan batu masih dilakukan melalui pembedahan terbuka. Pembedahan itu antara lain adalah pielolitotomi atau nefrolitotomi untuk mengambil batu pada saluran ginjal. Tidak jarang pasien harus menjalani tindakan nefrektomi karena ginjalnya sudah tidak berfungsi dan telah terjadi pionefrosis, korteksnya sudah sangat tipis atau mengalami pengkerutan akibat batu yang menimbulkan obstruksi dan infeksi yang menahun

KESIMPULANPasien di diagnosis nephrolithiasis karena dari anamnesis didapatkan keterangan nyeri abdomen, terdapat retensi urin dan membaik dengan kateter. Riwayat 6 tahun yang lalu pernah mengeluarkan batu dari saluran kemih juga mendukung diagnosis ini nephrolithiasis.

Hasil pemeriksaan penunjang yang dilakukan yaitu USG abdomen dan BNO-IVP juga menunjukkan nephrolithiasis sinistra. Namun faal ginjal masih normal.Untuk lebih memastikan jenis batu dilakukan pemeriksaan urine lengkap.

Faktor resiko tang tampak pada pasien ini yaitu umur dan jenis kelamin. Pilihan terapi untuk pasien ini adalah ESWL , Endourologi atau bedah terbuka. Selain itu pasien nephrolithiaasis kahur selalu diberi advice untuk minum air putih yang banyak.

REFERENSI1.Ismadi M., 1976,Penelitian Tentang Urolithiasis Pada Perhatian Dengan SifatBiokimiawi Air Kencing, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

2.Price S. A., Wilson L. M., 1995.Batu Ginjal dan Saluran Kemihdalam Patofisiologi, konsep klinis proses-proses penyakit, ed 4, hal ; 797 8, EGC, Jakarta

3.Purnomo B., 2003,Batu Ginjal dan Ureterdalam Dasar-Dasar Urologi, hal ; 57 68, Sagung Seto, Yogyakarta

4.Sabiston C. D. Jr, MD., 1997,Batu Ginjal dan Ureterdalam Buku Ajar Bedah 2, hal ; 472 3, EGC, Jakarta

PenulisLaras Alfienty.Program Profesi Pendidikan Dokter.BagianBedahRSUD Panembahan Senopati Bantul.