Upload
kurniawan-zebua
View
262
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
7/25/2019 NDT Non Distructive Test
1/23
P R A K T I K U M
PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
PBT 01
NDT (NON DESTRUCTIVE TEST)
Disusun oleh:
Kelompok 33
Muhammad Bagus H (14.04.211.00002)
Syaiful Rizal (14.04.211.00045)
Roisatun Nisa (14.04.211.00075)
Muhtadin (14.04.211.00082)
ASISTEN :
Achmad Nabil
13.04.211.00039
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PRODI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2015
7/25/2019 NDT Non Distructive Test
2/23
7/25/2019 NDT Non Distructive Test
3/23
RINGKASAN
Bagus Harianto Muhammad, Rizal Syaiful, Nisa Roisatun, Muhtadin. Prodi
Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo, PBT 01 NDT,
Juni 2015.
NDT (Non Destructive Test) adalah pengujian atau inspeksi terhadap suatu
benda untuk mengetahui adanya cacat, retak tanpa merusak benda yang kita uji.
Ada beberapa metode yang digunakan dalam pengujian NDT, diantaranya yaitu
magnetic particle inspection, liquid penetrant testing, eddy current (pengujian
eddy), acoustic emission, leak test (uji kebocoran), ultrasonic, proof test.
Bahan yang digunakan dalam pratikum adalah benda uji Baja St
37, liquid
penetrant (cairan penetran), developer. Peralatan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah kertas gosok, kain lap halus, pembersih (cleaner), sikat,
jangka sorong, kamera, mikrometer sekrup.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian yaitu membersihkan
permukaan benda yang akan diuji dengan kertas gosok dan cleaner, mengambil
gambar permukaan benda uji, menyemprot cairan penetrant, kemudian diamkan
5-10 menit dibawah sinar matahari, lalu diambil gambarnya, membersihkan bahan
dari cairan penetrant, menyemprot cairan developer, lalu mengamati bercak
merah pada bahan. Hasil yang didapat ketika pengujian adalah tidak menemukan
bercak merah pada material. Sehingga dapatdikatakan material tidak mengalami
kecacatan.
7/25/2019 NDT Non Distructive Test
4/23
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada proses pengelasan dalam sistem produksi, sering sekali dijumpai
kecacatan pada material. Kecacatan tersebut terjadi bukan karena kebetulan, tetapi
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu sumber daya manusia yang
kurang ahli, sarana dan prasarana yang kurang mendukung, dan kualitas elektroda
yang buruk. Untuk mengetahui kecacatan yang terjadi pada material tersebut,
maka metode yang sering digunakan adalah NDT (Non Distructive Test). NDT
sendiri merupakan pengujian material tanpa merusak material tersebut.
Dengan menggunakan metode NDT (Non Distructive Test) banyak manfaat
yang didapat, diantaranya adalah biaya dan waktu. Hal itu disebabkan karena
pengujian dengan metode NDT tidak merusak material yang diuji. Sehingga
perusahaan yang melakukan pengujian tersebut tidak mengeluarkan biaya
tambahan untuk mengganti material yang rusak. Selain itu, pengujian dengan
metode ini tidak memerlukan banyak waktu. Sehingga kegiatan produksi akan
semakin optimal.
Alasan diadakan praktikum NDT ini adalah agar mengetahui tata cara dan
prosedur pengujian material dengan metode NDT dengan baik dan benar. Metode
yang digunakan pada praktikum ini adalah liquid penetrant inspection. Jadi
dengan menggunakan metode ini kita bisa mengetahui proses pengujian dengan
detail dan mengatahui kecacatankecacatan yang terdapat pada material yang kita
uji tanpa merusak material tersebut.
1.2Tujuan Praktikum
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengetahui ada atau tidaknya retakan pada suatu benda dengan
memanfaatkan NDT menggunakan metode liquid penetrant inspection.
2. Mengetahui proses inspeksi pengujian NDT menggunakan metode liquid
penetrant inspection.
7/25/2019 NDT Non Distructive Test
5/23
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian NDT
Metode Non Distructive Testing (NDT) adalah aktifitas test atau inspeksi
terhadap suatu benda untuk mengetahui adanya cacat, retak, atau diskontinuitas
lain tanpa merusak benda yang kita test atau inspeksi. Pada dasarnya, test ini
dilakukan untuk menjamin bahwa material yang kita gunakan masih aman dan
belum melewati damage tolerance(Naryono & Suharyadi, 2012).
2.2 Macam
Macam Metode Pengujian NDT
Pada pengujian NDT terdapat beberapa metode, diantaranya adalah magnetic
particle inspection, liquid penetrant inspection, eddy current, visual test,
ultrasonic inspection, leak test, proof test, acaustic emission, dan radiographic
inspection (Naryono & Suharyadi, 2012).
2.2.1 Magnetic Particle I nspection
Metode pengujian ini didasarkan atas prinsip bahwa garisgaris gaya medan
magnet (magnetic flux) pada suatu objek atau material yang dimagnetisasi akan
terdistorsi secara lokal karena adanya diskontinuitas pada material tersebut.
Akibat dari penyimpangan ini, sebagian dari medan magnet daerah yang
mengalami diskontinuitas akan meninggalkan daerah ini dan akan kembali pada
daerah yang tidak mengalami diskontinuitas, sehingga akan terjadi kerusakan
aliran garisgaris gaya (Ramdani dan Putra, 2011).
Gambar 1.2.1Magnetic Particle Inspection(Yudo & Jokosisworo, 2007)
7/25/2019 NDT Non Distructive Test
6/23
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 3
Dengan menggunakan metode ini, cacat permukaan (surface) dan bawah
permukaan (subsurface) suatu komponen dalam bahan ferromagnetik dapat
diketahui. Kelemahannya, metode ini hanya bisa diterapkan untuk material
ferromagnetik. Selain itu, medan magnet yang dibangkitkan harus tegak lurus atau
memotong daerah retak serta diperlukan demagnetisasi di akhir inspeksi (Naryono
& Suharyadi, 2012).
2.2.2 L iqui d Penetrant Inspection
Metode liquid penetrant testmerupakan metode NDT yang paling sederhana.
Metode ini digunakan untuk menemukan cacat di permukaan terbuka pada
komponen solid, baik logam maupun non logam, seperti keramik dan plastik fiber.
Melalui metode ini cacat pada material akan terlihat jelas. Caranya adalah dengan
memberikan cairan berwarna terang (penetrant)pada permukaan yang diinspeksi.
Cairan ini harus memiliki daya penetrasi yang baik dan viskositas yang rendah
agar dapat masuk pada cacat di permukaan material. Selanjutnya penetrantyang
tersisa di permukaan material akan disingkirkan. Cacat akan nampak jelas jika
perbedaan warnapenetrantdengan latar belakang cukup kontras. Sesuai inspeksi,
penetrant yang tertinggal dibersihkan dengan penerapan developer (Naryono &
Suharyadi, 2012).
Uji menggunakan penetrant ini cocok digunakan untuk pengujian keretakan
dan porositas. Diskontinuitas harus benarbenar dibersihkan dan harus terbuka
pada permukaannya.
Gambar 1.2.2Liquid Penetrant Inspection (Yudo & Jokosisworo, 2007)
7/25/2019 NDT Non Distructive Test
7/23
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 4
2.2.3 Eddy Current
Inspeksi ini memanfaatkan prinsip elektromagnet. Prinsipnya arus listrik
dialirkan pada kumparan untuk membangkitkan medan magnet di dalamnya. Jika
medan magnet ini dikenakan pada benda logam yang akan diinspeksi, maka akan
terbangkit arus eddy. Arus eddy kemudian menginduksi adanya medan magnet.
Medan magnet pada benda akan menginduksi medan magnet pada kumparan dan
mengubah impedansi bila ada cacat. Keterbatasan dari metode ini yaitu hanya
dapat diterapkan pada permukaan yang dapat dijangkau. Selain itu metode ini juga
diterapkan hanya pada bahan logam saja (Naryono & Suharyadi, 2012).
Gambar 1.2.3Edi Current (Yudo & Jokosisworo, 2007)
2.2.4 Visual Test
Metode ini merupakan pemeriksaan material yang dilakukan tanpa alat bantu.
Metode ini paling sering diambil dalam pengujian NDT. Metode ini bertujuan
menemukan cacat atau retak permukaan dan korosi. Dalam hal ini adalah retakyang dapat dilihat dengan mata telanjang atau dengan bantuan lensa pembesar
ataupun boroskop (Naryono & Suharyadi, 2012).
2.2.5 Ul trasonik Inspection
Ultrasonik inspection adalah sebuah device yang mampu mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik dan juga sebaliknya yaitu mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik (Fathoni, Phirngadi & Rivai, 2013).
7/25/2019 NDT Non Distructive Test
8/23
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 5
Pengujian ultrasonik dapat dilakukan untuk hampir semua bahan,
menggunakan metode gelombang suara dengan frekuensi tinggi yang tidak dapat
didengar manusia. Menggunakan metodepulse echo technique, sebuah transduser
mentransmisikan suara frekuensi tinggi melalui bahan, suara pantulan kemudian
ditangkap dari diskonuitas. Gelombang suara yang dirambatkan pada spesimen uji
dan sinyal yang ditransmisi atau dipantulkan diamati dan diinterpretasikan.
Gelombang ultrasonik yang digunakan memiliki frekuensi 0.520 MHz.
Gelombang suara yang terpengaruh jika ada void, retak atau delaminasi pada
material (Naryono & Suharyadi, 2012)
.
Gambar 1.2.4 Ultrasonic Inspection (Yudo & Jokosisworo, 2007)
Keuntungan dari penggunaan metode ini adalah metode ultrasonik ini dapat
digunakan untuk pengujian di permukaan maupun bagian dalam bahan.
Sedangkan kelemahan dalm penggunaan metode ini adalah metode ini sulit
diterapkan untuk bahan yang mempunyai ukuran butir yang besar (Yudo &
Jokosisworo, 2007).
2.2.6 Leak Test
Leak test merupakan test untuk mengecek ada atau tidaknya kebocoran.
Pengujian kebocoran ini dilakukan dengan mengisi air yang mengandung
7/25/2019 NDT Non Distructive Test
9/23
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 6
fluorocentsdi tempat yang diuji jika terjadi kebocoran akan terlihat berbinar pada
bagian yang bocor (Yudo & Jokosisworo, 2007).
Gambar 1.2.5Leak Test (Yudo & Jokosisworo, 2007)
2.2.7 Proof Test
Pengujian tekanan sekaligus kebocoran menggunakan tekanan hidrostatis.
Perlu diperhatikan bahwa udara yang terperangkap harus dikeluarkan, karena bisa
membahayakan (Yudo & Jokosisworo, 2007).
2.2.8 Accaustic Emission
Accaustic emission (AE) adalah salah satu teknik Non Destructive Testing
(NDT) yang digunakan khusus untuk mendeteksi adanya emisi akustik yang
berasal dari aktivitas keretakan/ deformasi pada material. Dengan prinsip yang
sama teknik ini telah digunakan untuk mempelajari aktifitas kebocoran pada
bejana bertekan, yaitu dengan memonitor aktifitas AE yang berasal dari lubang
bocoran terhadap perubahan tekanan. Tekanan di dalam bejana dan signal AE
yang berasal dari lubang bocoran direkam secara on-line dengan sistem AE-
MISTRAS yang kemudian dianalisa untuk mendapatkan korelasi diantara kedua
parameter tersebut (Kathrina & Yunaningsih, 2002).
7/25/2019 NDT Non Distructive Test
10/23
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 7
2.2.9 Radiographic I nspection
Metode NDT ini dapat untuk menemukan cacat pada material dengan
menggunakn sinar X dan sinar gamma. Prinsip, sinar X dipancarkan menmbus
material yang diperiksa. Saat menembus objek, sebagian sinar akan diserap
sehingga intensitasnya berkurang. Intensitas akhir kemudian direkam pada film
yang sensitif. Jika ada cacat pada material maka intensitas yang terekam pada film
tentu akan bervariasi. Hasil rekaman pada film inilah yang akan memperlihatkan
bagian material yang cacat (Naryono & Suharyadi, 2012).
2.3Kelebihan dan Kekurangan Metode NDT
Pengujian dengan menggunakan NDT ini banyak macam
macam metodenya.
Dalam setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan masingmasing. Dari
setiap kelebihan dan kekurangan setiap metode, bisa disimpulkan kelebihan dan
kekurangan dalam penggunaan NDT.
2.3.1 Kelebihan
Menurut Yudo & Jokosisworo, 2007. Keuntungan terbesar jika kita
menggunakan NDT (Non Distructive Test) adalah tidak memerlukan waktu yang
lama dan juga biaya yang relatif tidak terlalu besar. Dan keuntungan yang lain
sebagai berikut:
1. Tidak memerlukan peralatan yang terlalu banyak.
2. Bisa mengetahui cacat pada permukaan benda berpori dan juga kita bisa
mengetahui letak kecacatan yang ada pada material.
3. Peka terhadap kecacatan yang kecil.
2.3.2 Kekurangan
Selain memiliki berbagai kelebihan, metode NDT juga masih memilikikekurangan. Menurut Yudo & Jokosisworo, 2007. Kekurangan yang paling
terlihat dari penggunaan NDT ini adalah :
1. Pengujian hanya terbatas pada spesimen yang diuji.
2.
Membutuhkan tingkat kebersihan yang tinggi.
3. Hanya terbatas menguji pada permukaan yang kasar atau berpori.
7/25/2019 NDT Non Distructive Test
11/23
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 8
2.4Pengertian Baja ST 37
Baja ST37 adalah baja yang mempunyai kekuatan tarik antara 37 Kg/mm2
sampai 45 Kg/mm2. Kekuatan tarik ini adalah maksimum kemampuan sebelum
material mengalami patah. Baja pada batas kemampuan yield merupakan titik
awal dimana sifatnya mulai berubah dari elastis menjadi plastis. Perubahan sifat
material baja tersebut pada kondisi tertentu sangat membahayakan fungsi
konstruksi mesin. Kemungkinan terburuk konstruksi mesin akan mengalami
kerusakan (Bambang, 2010).
7/25/2019 NDT Non Distructive Test
12/23
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 9
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah :
1.
Benda uji Baja St37.
3.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Kertas gosok (ampelas).
2.
Kain lap halus.
3. Pembersih (cleaner).
4. Jangka sorong.
5. Kamera.
6.
Liquid penetrant(cairan penetran).
7. Developer.
3.3
Prosedur Pelaksanan Praktikum
Berikut merupakan prosedur praktikum PBT modul 1 tentang NDT :
1. Membersihkan permukaan benda kerja menggunakan kertas gosok atau
ampelas sampai bagian yang mengalami korosi bersih.
2. Membersihkan permukaan benda kerja menggunakan kain lap.
3. Membersihkan permukaan benda kerja dengan menyemprotkan cleaner.
4. Menghapus cleaner dengan kain lap pada permukaan benda kerja dan
ditunggu sampai kering.5. Menyemprotkan cairan penetrant pada daerah yang diselidiki dan
membiarkannya selama 510 menit. Kemudian menghapus penetrant dari
permukaan benda kerja dengan kain.
6.
Menyemprotkan developerpada permukaan benda kerja dan membiarkannya
beberapa saat.
7/25/2019 NDT Non Distructive Test
13/23
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 10
7. Mengamati bercakbercak merah pada pemukaan benda, maka pada bercak-
bercak tersebut terdapat keretakan pada pengelasa.
8.
Menggambarkan hasil pada lembar checksheet.
7/25/2019 NDT Non Distructive Test
14/23
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 11
Proses pengumpulan data sebagai berikut :
1. Pengukuran material.
2.
Membersihkan material.
3. Menyemprotkan cairanpenetrant.
4.
Menghapus cairanpenetrant.
5. Menyemprotkan cairan developer.
6. Mengamati cacat/bercak merah pada spesimen.
Analisa Hasil Kecacatan
3.4 FlowchartProsedur Pelaksanaan Praktikum
Berikut ini prosedur yang dilakukan pada praktikum modul 1 dalam bentuk
flowchart:
Gambar 1.3.6FlowchartProsedur Pelaksanaan Praktikum
Mulai
Baja ST-37
Menetapkan tujuan
Landasan teori
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Tahap Persiapan
Tahap Penetapantujuan
Tahap Pengujian
Tahap Analisa
Tahap Kesimpulan
dan saran
7/25/2019 NDT Non Distructive Test
15/23
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 12
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambar Autocad 2D dan 3D specimen
Pada praktikum ini digunakan baja ST 37 dengan dimensi sebagai berikut :
Panjang = 101 mm
Lebar = 81,8 mm
Tebal = 5,90 mm
Tinggi las = 8,2 mm
Lebar las = 8,2 mm
Berikut ini adalah gambar 2D dan 3D dari spesimen
4.1.1Gambar Autocad 2D
Untuk mempermudah mengamati dan menganalisisnya, spesimen digambar
dalam bentuk 2D. proyeksi yang yang digunakan adalah model proyeksi amerika
dengan menampakkan tiga pandangan, yaitu tampak depan, tampak samping dan
tampak atas.
Gambar 1.4.7 Spesimen Dalam Bentuk 2D
7/25/2019 NDT Non Distructive Test
16/23
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 13
4.1.2Gambar Autocad 3D spesimen
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, material atau benda uji dapat
digambarkan dalam bentuk 3D beserta dengan spesimennya.
Gambar 1.4.8 Gambar Specimen 3D
4.2Proses Pengujian
Berikut ini adalah proses pengujian dari spesimen material baja ST37 :
1. Praktikum ini menggunakan material baja ST37 untuk dianalisis.
Sebelumnya material dibersihkan dengan menggunaan ampelas untuk
menghilangkan karat pada daerah sekitar pengelasan. Material digosok hingga
benarbenar bersih.
7/25/2019 NDT Non Distructive Test
17/23
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 14
Gambar 1.4.9 Material Sebelum Diampelas2. Setelah diampelas material dibersihkan dengan menyemprotkan cleaner ke
permukaan material. Kemudian bersihkan cleaner menggunakan kain lap dan
tunggu sampai kering.
Gambar 1.4.10 Material Saat Disemprot Cleaner
3.
Menyemprotkan cairan penetrant pada daerah yang diselidiki yaitu daerahsekitar pengelasan. Lalu dijemur selama 510 menit sampai cairan penetrant
kering.
7/25/2019 NDT Non Distructive Test
18/23
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 15
Gambar 1.4.11 Material Saat DisemprotPenetrant
4. Menghapus penetrant dengan menggunakan kain lap, kemudian
menyemprotkan developerpada daerah pengelasan dan membiarkannya untuk
beberapa saat. Setelah itu, mengamati bercakbercak merah yang ada pada
material. Bercakbercak merah tersebut menunjukan kecacatan pada
pengelasan, seperti keretakan, maupun kebocoran.
Gambar 1.4.12 Material Siap Dianalisis
7/25/2019 NDT Non Distructive Test
19/23
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 16
4.3Analisa Kecacatan
Praktikum NDT (Non Destructive Test) ini menggunakan metode liquid
penetrant test dan bahan uji baja ST37. Area yang diamati adalah 1 centimeter
dari kedua ujung sambungan las. 1 centimeter merupakan batas toleransi dari
analisa. Berikut ini gambar spesimen setelah dilakukan pengujian:
Gambar 1.4.13 Gambar Analisa Cacat
Berdasarkan gambar hasil pengujian di atas, dapat diketahui bahwa pada
sambungan pengelasan dengan batas toleransi sebesar 1 cm tidak ditemukan
adanya cacat pada pengelasan yang kurang baik indikasinya adalah terdapat warna
merah pada sambungan las yang telah diberi penetrantdan developer. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa pengelasan telah dilakukan dengan baik dan benda uji
layak untuk digunakan untuk pembuatan produk yang dituntut memiliki ketelitian
tinggi. Misalnya seperti pembuatan tabung gas LPG dan pembuatan badan kapallaut.
7/25/2019 NDT Non Distructive Test
20/23
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 17
pembuatan kedua produk tersebut jika terdapat kecacatan sedikit maka sangat
berbahaya sekali. Berbeda dengan pembuatan pagar yang terbuat dari baja. Pada
pembuatan pagar, meskipun terjadi kecacatan sedikit tidak terlalu berpengaruh
terhadap fungsi pagar tersebut.
7/25/2019 NDT Non Distructive Test
21/23
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum modul 1 tentang NDT yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Pengujian Non Distructive Testing (NDT) adalah pengujian yang dilakukan
pada sebuah material tanpa merusak material tersebut. Pengujian NDT
memiliki beberapa metode, yaitu : Magnetic particle inspection, liquid
penetrant inspection, eddy current, visual test, ultrasonic inspection, leak test,
Proof test, radiographic inspectiondan accaustic emission.
2. Proses pengujian dengan metode NDT yaitu :
a. Membersihkan material dari karat dengan ampelas, kemudian
membersihkan kembali dengan cleaner.
b.
Menyemprotkan cairanpenetrant, kemudian dijemur selama 5-10 menit.
c. Menghapus penetrant dengan menggunakan kain lap, kemudian
menyemprotkan developer pada daerah penegelasan. Dan membiarkan
beberapa saat.
d. Mengamati bercak-bercak pada spesimen. Bercak-bercak tersebut
menunjukkan kecacatan pada pengelasan.
3. Dengan menggunakan metode Non Destructive Test, jika terjadi
kecacatan/keretakan terhadap spesimen yang di uji, maka dapat terlihat
bercakbercak merah yang terdapat pada sambungan las dari spesimen
tersebut.
4.
Berdasarkan hasil pengujian kecacatan pada material bisa terjadi karenaadanya human errorpada proses pengelasan.
7/25/2019 NDT Non Distructive Test
22/23
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 19
5.2Saran
Agar praktikum berjalan lancar dan bermanfaat bagi praktikan maupun
asisten praktikum, yang harus dilakukan adalah:
1.
Sarana dan prasarana yang diperlukan dalam praktikum seharusnya lebih
lengkapi sesuai kebutuhan.
2.
Sebaiknya keselamatan dan kesehatan lebih diutamakan. Agar tidak terjadi
kecelakaan kerja yang tidak diinginkan.
7/25/2019 NDT Non Distructive Test
23/23
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 20
DAFTAR PUSTAKA
Bambang K., (2010). Perubahan Harga Tegangan Tarik Yield Material Baja
Karbon Rendah Setelah Melalui Proses Pack Carburizing. Politeknik
Negeri Semarang
Fathoni, M. H., dkk, (2013). Perancangan, Pembuatan, dan Karakterisasi
Tranduser Ultrasonik 3,5 MHz untuk Pengujian Bahan Padat, 2(1)
Naryono, dan Suharyadi I., Analisa Pengelasan Dingin dengan Menggunakan
Metode High Frequency Electrical Resistance Welding pada Proses
Pembuatan Pipa Baja SKTM 13B. Universitas Muhammadiyah Jakarta
Putra, W. H. A., dan Ferdi R., (2006).Analisa Pengaruh Nonconductive Coating
Terhadap Panjang Pendeteksian Cacat Permukaan dengan Menggunakan
Metode Pemeriksaan Magnetik Partikel (MPI) pada Sambungan Las
Crane di Kapal. Institut Negeri Sepuluh November Surabaya
Yudo, H., dan Sarjito J., (2007).Proses Pengujian Tidak Merusak. KAPAL ,1(2).
Yunaningsih, R., dan Titin K., (2002). Uji Kebocoran Pada Bejana Bertekanan
denga Metode Accaustic Emission. Jurnal Fisika Himpunan Fisika
Indonesia, 1(4) 1.