Upload
yana-uly
View
45
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
yana
Citation preview
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. R
Usia : 84 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Status : Janda
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Sunan Kudus
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 11 Maret 2013
pukul 11.00 WIB di Poliklinik Psikiatri RS. Persahabatan
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke klinik karena tidak bisa tidur.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RS. Persahabatan dengan keluhan
tidak bisa tidur. Pasien merupakan pasien rujukan dari jantunng yang di
kirim ke psikiatri karena mengalami gangguan tidur. Keluhan suliit tidur
ini sudah dialami pasien semenjak 1 tahun yang lalu, dan oleh dokter
Jantung diberikan Aprazol. Dan keluhan sulit tidur yang dirasakan
pasien pun berkurang, namun sudah 1 bulan terakhir ini obat sudah tidak
diberikan lagi oleh bagian jantung dan menurut dokternya pasien perlu
di konsultasikan ke psikiatri untuk kembali mendapatkan obat tersebut.
Pasien pun mengatakan jika pasien tidak meminum obat yang diberikan
maka keluhan sulit tidurnya kembali muncul, atas dasar tidak nyaman
dan kecemasan itulah pasien memutuskan untuk kembali ke RS, untuk
kontrol ke poli psikiatri dan meminta obat kepada dokter kembali.
Keluhan ini sudah berlangsung sejak 1 tahun lalu. Pada saat itu pasien
mengatakan awalnya keluhan sulit tidur jarang timbul, namun lama
1
kelamaan jadi sering timbul dan memuncak atau disebut pasien dengan
istilah “klimaks’. Pasien merasa tidak ada gangguan ataupun hal yang
mengganggu pikiran pasien sehingga keluhan ini datang. Keluarga inti
pasien yaitu pasien beserta anak-anaknya dan cucunya semuanya hidup
rukun dan saling menyayangi. pasien mengatakan pikiran pasien mulai
tergganggu dengan ulah adi kandungnya, dimana adik kandung pasien
sering sekali meminta uang pada pasien dan pasien melihat bahwa tidak
ada niat dari adiknya untuk bekerja atau berusaha mengembalikan uang
pinjaman tersebut. Hal ini terjadi secara terrus menerus dan sudah
berlangsung lama semenjak almarhum suami pasien masih hidup.
Namun karena pasien merasa kehidupannya pun dibatasi dengan
perekonomian yang pas-pasan karena hanya dari uang pensiun
suaminya, meski terkadang ketiga orang anak pasaien sering
memberikan uang pada pasien, namun hal ini tentu yang membuat
pasien mulai enggan untuk meminjamkan uangnya pada adiknya.
Pikiran ini mengganggu pasien dan membuat pasien tidak bisa tidur
dalam keadaan rileks sejak 1 tahun lalu, sempat pasien mengatakan biisa
menanggulanginya, namun karena telah terbiasa tidak dapat tidur maka
waktu tidur pasien pun mulai terganggu. Pasien berkeinginan untuk
tidak lagi mengkonsumsi obat tidur dan bisa tidur secara normal. Pasien
sering merasa cpat lelah, kurang berkonsentrasi dan mudah mengantuk.
Keluhan sulit tidur semakin membuat pasien merasa tidak nyaman.
Karena malam hari pasien tetap tidak bisa tidur maka keesokan harinya
pasien merasa kurang mampu berkonsentrasi dan beraktivitas di rumah.
Dan pada akhirnya pasien memutuskan untuk berbaring di siang hari
bila mulai merasa mengantuk, pasien dapat tertidur kira-kira 1 jam
namun malamnya pasien kembali tidak bisa tidur. Saat pasien tidur
sering merasa terkaget, karena bunyi berisik dari genk genk motor yang
biasa berkeliaran di depan rumah pasien pada malam hari. Karen
suasana malam yang sepi maka suara motor-motor tersebut sangat jelas
terdengar, hal inni membuat pasien tambah tidah bisa tertiduur pulas.
Hal ini sudah dilaporkan pasien ke Lurah setempat tapi sampai saat ini
2
belum ada suatu tindak lanjut yang berarti. Pasien tidak merasakan
adanya suara-suara yang mengganggu ataupun bayangan-bayangan
hitam yang datang pada pasien. Selain itu pasien pun tidak merasa
dirinya seolah-olah sedang dihinggapi oleh serangga adau ada yang
memegangnya. Untuk bau-bauan seperti bau parfum yang hanya pasien
saja yang bisa merasakan juga tidak dirasakan oleh pasien. Pasien tidak
pernah merasa dirinya seperti diikuti atau sedangdibicarakan, atau
merasa rumah dan lingkungan sekitar mulai terasa asing atau berubah
bentuk menjadi tambah kecil atau membesar.
Saat ini pasien sedang tidak sedang mempunyai masalah dalam
keluarganya, dengan tetangga dan lingkungan tempat tinggalnya pun
Tidak ada tekanan dari anak, cucu dan saudara. Pasien adalah seorang
janda yang ditingal meninggal suaminya sejak 1997 dan kehidupan
sehari-harinya di penuhi dari uang pensiun suaminya. Tidak ada masalah
juga dalam usahanya dan perekonomian pasien.
Pasien bukan seorang pengkonsumsi zat-zat psikoaktif atau minumaan
beralkohol. Pendidikan terakhir pasien adalah SMA dan pasien sempat
bekerja di Departemen Pertanian namuan akhirnya berhenti dengan
alasan mengurusi keluarga. Pasien pun tidak pernah mendengar suara-
suara atau bisikan- bisikan pada kedua telinganya. Pasien mengaku tidak
pernah merasakan halusinasi pada indera pengecapannya. Pasien
mengatakan tidak pernah menghidu bau-bauan yang tidak dirasakan
oleh orang lain di sekitarnya seperti adanya bau-bau menyan padahal
sama sekali tidak ada yang membakarnya. Pasien mengatakan bahwa
tidak pernah merasakan sekujur tubuhnya seperti diraba oleh orang lain
seperi serangga atau tangan manusia. Pasien tidak pernah merasa seolah-
olah tubuh pasien bertambah kecil ataupun sebaliknya menjadi
bertambah besar namun pasien pernah merasakan rumahnya seperti
berubah menjadi sangat bersih dan merasa itu bukan rumahnya.
Saat ini suasana hati pasien dalam keadaan tenang dan sedang tidak
dalam tekanan seperti rasa sedih, kesal atau sedang dalam tekanan oleh
suatu masalah tertentu. Mengenai aktivitas, pasien dapat melakukan
3
aktivitas sehari-hari sendiri tanpa disuruh atau bergantung pada orang
lain. seperti makan, mandi sendiri. Aktivitas yang biasa dilakukan
pasien sehari-hari saat ini adalah di rumahnya dan mengurusi rumah dan
tanaman-tanaman pot pada terasa rumah pasien.
Pasien merupakan anak kedua dari 4 orang bersaudara. Semenjak kecil
pasien tinggal dan dirawat oleh kedua orangtuanya. Hubungan pasien
dengan saudaranya masih terjalin baik.
Saat ini pasien tinggal di rumah pribadi di daerah Sunan Kudus bersama
pembantunya. Tidak ada masalah dalam perekonomiannya. Pasien lahir
secara normal dan cukup bulan, serta tidak ada penyulit selama masa
kandungan maupun proses persalinan. Sejak kecil pasien dibesarkan
oleh orang tuanya sendiri. Masa kanak-kanak, remaja hingga dewasa
pasien memiliki kemampuan yang baik untuk berinteraksi dan
bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, pasien berhubungan baik
dengan tetangga sekitarnya. Pasien mampu bersosialisasi dengan orang
lain. Pasien mengaku memiliki bercocok tanam saat ini sambil mengisi
waktu sehari-hari agar tidak bosan. Dan setiap pagi pasien rutin berjalan
kaki untuk berolahraga ditemani oleh pembantunya.
Hubungan pasien dengan anak-anak dan cucunya dalam keadaan baik.
Pasien memiliki 3 orang anak yang semuanya sudah mandiri dan
berumah tangga, serta 9 orang cucu yang sering datang mengunjungi
pasien setiap weekend.
Mengenai berinteraksi secara sosial, pasien tidak pernah merasa takut
melakukan hal tersebut. Pasien dapat bersosialisasi dengan baik terhadap
tetangganya dan lingkungan sekitarnya. Biaya pemenuhan kebutuhan
rumah tangganya diperoleh dari uang pensiunan suaminya dan dirasa
pasien cukup.
Pasien seorang yang beragama Islam yang taat beribadah. Saat ini pasien
berkeinginan agar kesehatannya dapat pulih kembali dimana tidak harus
menggunakan obat tidur untuk bisa tertidur lelap, hubungan anak dan
cucunya rukun, dan dapat melihat cucunya tumbuh besar nanti.
4
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien tidak ada riwayat gangguan psikiatri sebelumnya.
2. Riwayat Gangguan Medik
Hipertensi dan DM tipe II sejak 10 tahun lalu.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif / Alkohol.
Tidak ada riwayat penyalahgunaan zat psikoaktif dan alkohol.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat pranatal : dilahirkan dalam proses persalinan normal
2. Riwayat Masa kanak-kanak dan remaja : pasien ini tumbuh dan
berkembang sesuai umur sebagaimana anak seumurnya sehingga
pasien tidak ada gangguan dalam pertumbuhan dan
perkembangannya. Pasien tinggal bersama kedua orang tua kandung
dan saudara kandungnya. Hubungan pasien ke orang tua kandung
terjalin dengan baik.
3. Riwayat masa akhir kanak-kanak : pasien tumbuh dengan baik, tidak
ada masalah dalam berkehidupan sosial
4. Riwayat Pendidikan :
SD : Tamat
SMP : Tamat
SMA : Tamat
5. Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah bekerja di Departemen Pertanian lalu mengundurkan
diri karena mengurus keluarganya. Saat ini pasien seorang Ibu
rumah tangga.
6. Riwayat agama
Pasien beragama Islam dan taat dalam menjalankan ibadah.
7. Hubungan dengan Keluarga
Pasien memiliki hubungan yang baik dengan anak, cucu, saudara,
meski hubungan pasien dengan adik ke-3 pasien kurang harmonis
karena masalah hutang piutang.
5
8. Aktivitas Sosial
Pasien mengikuti acara kumpul bersama yang diadakan
dilingkungan rumahnya, seperti pengajian ibu-ibu satu RT.
E. Riwayat Keluarga
Pada keluarga pasien tidak ada yang memiliki gejala seperti yang pasien
alami pasien.
F. Situasi Situasi Sosial Sekarang
Saat ini perekonomian keluarga dirasakan cukup, perekonomian
keluarga ditunjang dari pensiunan suami pasien yang bekerja di BPS
Jakarta dulu tidak dalam kesulitan perekonomian. Pasien seorang
beragama Islam dan taat menjalankan ibadah. Pasien saat ini mampu
mengurus hidupnya sendiri tanpa bantuan orang lain seperti mandi,
makan, pakai pakaian dan merawat diri sendiri.
G. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya
Harapan pasien kedepan adalah kesehatannya dapat pulih kembali
dimana tidak harus menggunakan obat tidur untuk bisa tertidur lelap,
hubungan anak dan cucunya rukun, dan dapat melihat cucunya tumbuh
besar nanti.
III. STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien perempuan usia 84 tahun, tampak sesuai usia, berpakaian
rapi, ekspresi ramah, tenang, perawatan diri baik, proporsi tubuh
terlihat agak gemuk, warna kulit sawo matang.
2. Kesadaran
Kesadaran Umm : Compos Mentis
Kontak Psikis : Dapat dilakukan, cukup wajar
6
3. Perilaku dan Aktvitas Psikomotor
Tenang, aktif dan terkendali baik secara psikis dan motorik. Tidak
ada hendaya. Tidak ada tremor.
4. Pembicaraan
Kuantitas : Baik
Kualitas : Bicara spontan, volume cukup, intonasi serasi,
artikulasi jelas dan dapat dimengerti, tidak ada hendaya berbahasa
5. Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien kooperatif
B. Keadaan Afektif
1. Mood
Biasa
2. Afek
Ekspresi afektif luas
3. Keserasian
Serasi
4. Empati
Pemeriksa tidak dapat meraba dan merasakan perasaan pasien saat
ini.
C. Fungsi Intelektual / Koggnitif
1. Taraf Pendidikan, Pengetahuan Umum dan Kecerdasan
Taraf Pendidikan
SD : Tamat
SMP : Tamat
SMA : Tamat
Pengertian Umum
Baik ketika ditanyakan presiden Indonesia yang kedua dan
pasien dapat menjawabnya.
7
2. Daya Konsentrasi
Baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal
sampai dengan selesai. Pasien juga dapat menjawab dengan benar
pertanyaan 100-7 yang diulang 5 kali.
3. Orientasi
Waktu : baik, pasien tahu hari, tanggal, bulan dan tahun berapa
sekarang
Tempat : baik, pasien tahu sedang berada di Poli Jiwa RS.
Persahabatan
Orang : Baik, Pasien tahu pemeriksa adalah dokter muda
Situasi : Baik, pasien menyadari bahwa ia sedang konsultasi
dengan dokter
4. Daya Ingat
Daya Ingat Jangka Panjang
Baik, pasien masih dapat mengingat dimana pasien bersekolah
SMA.
Daya Ingat Jangka Pendek
Baik, pasien datang ke RS. Persahabatan sendiri dari rumahnya
dengan menggunakan angkot bersama pembantunya.
Daya Ingat Segera
Baik, pasien dapat mengingat nama buah yang disebutkan oleh
dokter muda.
5. Akibat Hendaya Daya Ingat Pasien
Tidak terdapat hendaya daya ingat pada pasien saat ini.
6. Pikiran Abstrak
Baik, Pasien mampu berpikir abstrak dengan peribahasa “tong
kosong nyaring bunyinya”
7. Bakat Kreatif
Pasien memiliki hobi bercocok tanam.
8. Kemampuan menolong diri sendiri
Baik, pasien dapat mengerjakan segala sesuatu tanpa disuruh dan
mampu mengurus dirinya sendiri.
8
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinas
Ttidak terdapat halusinasi pada pasien ini.
2. Ilusi
Tidak terdapat ilusi
3. Depersonalisasi dan Derealisasi
Tidak terdapat depersonalisasi dan derealisasi pada pasien ini
E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
Produktivitas : Baik, pasien dapat menjawab spontan pertanyaan
Kontinuitas : Koheren
Hendaya berbahasa : Tidak terdapat hendaya berbahasa
2. Isi Pikiran
a. Preokupasi : tidak ada preokupasi
b. Gangguan pikiran :
Tidak didapatkan adanya waham pada pasien.
F. Pengendalian Impuls
Secara psikologis dan motorik pasien bisa mengendalikan diri.
G. Daya Nilai
1. Norma Sosial
Baik, pasien dapat bergaul, besosialisasi dengan orang-orang
lingkungan sekitar.
2. Uji Daya Nilai
Baik, ketika diberikan masalah pasien menemukan dompet berisi
KTP dan SIM apa yang akan dilakukannya, pasien menjawab akan
mengantarkan ke rumah pemilik dompet tersebut.
3. Penilaian Realitas
Tidak terdapat gangguan dalam menilai realitas
9
H. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya
Menurut penilaian pemeriksa pada pasien yaitu pasien saat ini tampak
dalam kondisi yang sadar dan sakit dan memiliki keinginan yang besar
untuk sembuh dari penyakitnya saat ini. Hal ini membuat pasien rajin
kontrol dan minum obat secara teratur.
I. Tilikan
Tilikan derajat 6, sadar sepenuhnya tentang motif dan perasaan dalam
dirinya yang menjadi dasar dari gejala-gejalanya, kesadarannya itu
membantu dalam perubahan dalam kepribadian dan perilakunya di masa
yang akan datang, juga menimbulkan sikap keterbukaan terhadap ide-ide
yang baru tentang dirinya dan tentang orang-rang penting dalam
kehidupannya.
J. Taraf Dapat Dipercaya
Jawaban pasien dapat dipercaya karena konsisten dalam menjawab
pertanyaan.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
Keadaan Umum : Baik, Compos Mentis
Tanda Vital :
Tekanan Darah : 140/60 mmHg
Frekuansi Nadi : 80x/menit
Frekuensi Napas : dalam batas normal
Suhu : afebris
Sistem Kardiovaskuler : ada riwayat hipertensi
Sistem muskuloskletal : tidak ada kelainan
Sistem Gastrointestinal : ada riwayat DM tipe II
Sistem Urogenital : tidak ada kelainan
Gangguan Khusus : tidak diperiksa
10
B. Status Neurologis
Saraf Kranial : dalam batas normal
Saraf Motorik : dalam batas normal
Sensibilitas : dalam batas normal
Susunan Saraf vegetatif : tidak diperiksa
Fungsi Luhur : tidak diperiksa
Gangguan Khusus : tidak diperiksa
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
1. Pasien seorang perempuan usia 84 tahun datang dengan keluhan sulit
tidur.
2. Sebelumnya penyakit ini tidak terlalu menggangu namun lama
kelamaan semakin memburuk dan pasien memilih untuk berobat ke
dokter psikiatri.
3. Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obat psikoaktif dan minuman
beralkohol
4. Pada status mental dan fungsi kognitif pasien baik. Pada pemeriksaaan
orientasi dan daya ingat pasien baik.
5. Pada Pasien tidak ditemukan adanya waham dan halusinasi
6. Penilaian realitas pada pasien tidak terganggu
7. Tidak ada afek depresi pada pasien
8. Pengendalian impuls pasien baik.
9. Pasien lahir secara normal dan cukup bulan, sejak kecil pasien diasuh
dan dibesarkan oleh orang tuanya sendiri. Pendidikan terakhir pasien
SMA.
10. Masa kanak-kanak, remaja dan dewasa hingga saat ini pasien memiliki
kemampuan bersosialisasi yang baik dengan lingkungan sekitarnya.
11. Pemeriksaan fisik didapatkan adanya Hipertensi dengan pengukuran
150/60 dan neurologis pasien dakam batas normal
12. Pasien adalah istri (Janda) dari seorang Suami yang telah meninggal
sejak 1997 silam, dengan hubungan yang baik dengan anak dan
11
cucunya hingga saat ini. Tinggal di rumah pribadi bersama
pembantunya. Tidak memiliki masalah dalam perekonomian.
13. Pada pasien ini didapatkan gejala sementara dan dapat diatasi,
disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan.
VI. FORMULASI DIAGNOSTIK
Berdasarkan riwayat gangguan pasien, ditemukan adanya riwayat pola
perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna yang dapat
menyebabkan timbulnya distess dan disabilitas dalam fungsi sehari-hari
maka pasien dikatakan menderita gangguan jiwa.
Diagnostik Aksis I
Tidak terdapat kelainan fisik yang menyebabkan disfungsi otak,
sehingga pasien ini bukan menderita gangguan mental organik
(F.0).
Tidak didapati riwayat penggunaan obat psikoaktif (NAPZA), tidak
terdapat riwayat mengkonsumsi alkohol, sehingga pasien ini bukan
menderita gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif
(F.1).
Tidak ditemukan gangguan dalam menilai realita yang ditandai
dengan adanya halusinasi atau waham sehingga pasien ini bukan
menderita gangguan psikotik (F.2)
Pada pasien ini tidak ditemukan afek depresi, kehilangan minat dan
kegembiraan serta berkurangnya energi dan mudah lelah, maka
pasien ini bukan merupakan gangguan depresi. Pada pasien ini
juga tidak ditemukan afek yang meningkat disertai dengan
peningkatan jumlah aktivitas fisik dan mental, maka pada pasien
ini bukan pasien mania. Karena pasien ini bukan menderita
gangguan depresi dan mania maka pasien ini bukan termasuk
penderita gangguan suasana perasaan (mood) (F.3).
12
Pasien tidak memiliki kecemasan dan kegelisahan yang mengganggu
kehidupannya sehari-hari, maka pasien ini bukan menderita
gangguan neurotik, gangguan somatoform dan gangguan yang
berkaitan dengan stress (F.4).
Pada pasien ini didapatkan gangguan sulit tidur dan selalu terbangun
yang sudah dirasakan selama 1 tahun, maka pasien ini merupakan
pasien dengan gangguan insomnia non-organik (F51.0)
Diagnostik Aksis II
Tumbuh kembang pasien normal, pasien mampu besosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungan sekitar sebagaimana orang normal pada
umumnya, maka pada pasien ini tidak didapatkan gangguan
kepribadian. Pasien dapat menyelesaikan pendidikan sampai tamat S1
dan fungsi kognitif baik, selain itu pasien dapat berbisnis kontrakan dan
mengelola usahanya dengan baik, maka pada pasien ini tidak ada
gangguan retardasi mental. Karena tidak ada gangguan kepribadian
dan retardasi mental maka aksis II tidak ada diagnosis.
Diagnostik Aksis III
Pada anamnesa, pemeriksaan fisik dan neurologis pada pasien ini ditemukan
adanya kelainan Hipertensi, DM tipe II terkontrol. Maka pada aksis III
Hipertensi, DM tipe II terkontrol.
Diagnostik Aksis IV
Pasien seorang perempuan umur 84 tahun, memiliki 3 orang anak dan 9
rang cucu. Pasien tinggal di rumah pribadi bersama pembantunya. Biaya
kehidupan sehari-hari diperoleh dari uang pensiunan almarhum suaminya
dan tidak ada masalah dalam perekonomian. Hubungan pasien dengan
keluarga dalam keadaan baik. Kecuali dengan adiknya yang ketiga karena
terdapat masalah hutang piutang. Rumah pasien berada di pinggir jalan yang
ramai oleh kendaraan yang berlalu lalang, sehingga sering mengganggu
tidur pasien. Maka pada aksis IV pada pasien ini adalah dalam keluarga
dan masalah lingkungan perumahan.
13
Diagnostik Aksis V
Pada pasien ini didapatkan gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas
ringan dalam sosial, pekerajaan. Maka aksis V didapatkan GAF Scale
80-71.
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Insomnia Non-Organik
Aksis II : Tidak ada diagdosis
Aksis III : Hipertensi, DM Tipe II Terkontrol
Aksis IV: Masalah keluarga dan Masalah lingkungan perumahan
Aksis V : GAF Scale 80-71
VIII. DAFTAR PROBLEM
Biologis : Hipertensi dan DM tipe II Terkontrol
Psikologi : ada, masalah sulit tidur
Sosial : Masalah hutang piutang dalam keluarga dan lingkungan
perumahan
IX. PROGNOSIS
Prognosis ke arah baik
Pasien mau datang konsultasi
Dalam keluarga tidak ada riwayat yang sama
Dukungan keluarga terutama dan ibu pasien dan pengetahuan
tentang kondisi pasien baik
Efek obat terhadap kondisi pasien baik
Prognosis ke arah buruk
Perjalanan penyakit sudah berlangsung 2 tahun
Kesimpulan
Berdasarkan data-data diatas dapat disimpulkan prognosis pasien adalah :
Ad Vitam : Ad Bonam
Ad Fungtional : Ad bonam
Ad Sanationam : Ad Bonam
14
X. TERAPI
Psikofarmaka
Alprazolam 1 x ½ mg
Psikoterapi
Rajin beribadah dan mendekatkan diri dengan Tuhan
Bila muncul suara-suara atau bayangan. Coba untuk mengalihkan
perhatian ke pekerjaan yang lain.
Mau berbagi pikiran dengan orang lain.
Minum obat yang rajin dan rutin kontrol jika obat habis.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku ajar Psikiatri. FKUI. Jakarta. 2003
2. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan
Pertama. PT Nuh Jaya. Jakarta. 2001
3. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Penggunaan Klinis obat Psikotropik. Edisi
Ketiga. PT Nuh Jaya. Jakarta. 2007.
16