3
ABSTRAK BERBAGAI NASKAH KUNO ISLAMI DI INDONESIA DAN TINGGALAN ARKEOLOGIS : Suatu Tinjauan -------------------------------------------------------------------------- Oleh : Uka Tjandrasasmita Dalam makalah ini sesuai judulnya pertama-tama akan dijelaskan beberapa pengertian tentang apa yang dimaksud dengan naskah kuno Islami, tinggalan arkeologis dan kedua keilmuan yaitu filologi dan arkeologi yang menjadi pedoman teoritis untuk pembahasan apa yang terkandung judul makalah itu sendiri. Naskah-naskah kuno Islami yang akan dijadikan obyek kajian lebih dipusatkan kepada naskah-naskah kuno Islami yang isinya terutama memberikan gambaran isi tentang kesejarahan yang lazimnya dalam naskah- naskah disebut : Sajarah, Babad, Hikayat, Tambo. Alasan menggunakan naskah-naskah kuno Islami berisi tentang kesejarahan tersebut karena dalam beberapa bagian sering menceritakan hal-hal yang berhubungan dengan tinggalan arkeologis baik berupa bangunan (fiture) maupun benda-benda (artefact), bahkan situsnya seperti situs perkotaan, situs pemakaman, situs peperangan dan lainnya. Naskah-naskah kuno Islami di Indonesia yang akan dipakai obyek kajian sebagai contoh ialah naskah-naskah dari Jawa antara lain Babad Tanah Jawi, Babad Cerbon, Babad/Sajarah Banten, Hikayat Hasanuddin, Carita Purwaka Caruban Nagari, dan lainnya. Naskah-naskah dari daerah Nusa Tenggara Barat antara lain Syair Kerajaan Bima, Bo ‘Sangaji Kai Catatan Kerajaan Bima. Naskah-naskah dari Maluku antara lain Hikayat Hitu. Dari Sulawesi Selatan akan dipakai contoh naskah-naskah antara lain Hikayat Wajo, Hikayat Goa. Di antara naskah-naskah kuno dari Kalimantan yang dipakai sebagai rujukan ialah Hikayat Kutei, Hikayat Banjar dan Kotawaringin. Naskah-naskah kuno yang akan dipakai rujukan dari Sumatra antara lain, Hikayat Aceh, Bustanus Salatin, Hikayat Raja- Raja Pasai, Hikayat Melayu, Undang-undang Piagam Jambi, Tambo Minangkabau, dll.

Naskah Kuno Islami Di Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Naskah Kuno Islami Di Indonesia

Citation preview

Page 1: Naskah Kuno Islami Di Indonesia

ABSTRAK

BERBAGAI NASKAH KUNO ISLAMI DI INDONESIA DAN TINGGALAN ARKEOLOGIS : Suatu Tinjauan

-------------------------------------------------------------------------- Oleh : Uka Tjandrasasmita Dalam makalah ini sesuai judulnya pertama-tama akan dijelaskan

beberapa pengertian tentang apa yang dimaksud dengan naskah kuno Islami,

tinggalan arkeologis dan kedua keilmuan yaitu filologi dan arkeologi yang

menjadi pedoman teoritis untuk pembahasan apa yang terkandung judul

makalah itu sendiri. Naskah-naskah kuno Islami yang akan dijadikan obyek

kajian lebih dipusatkan kepada naskah-naskah kuno Islami yang isinya terutama

memberikan gambaran isi tentang kesejarahan yang lazimnya dalam naskah-

naskah disebut : Sajarah, Babad, Hikayat, Tambo. Alasan menggunakan

naskah-naskah kuno Islami berisi tentang kesejarahan tersebut karena dalam

beberapa bagian sering menceritakan hal-hal yang berhubungan dengan

tinggalan arkeologis baik berupa bangunan (fiture) maupun benda-benda

(artefact), bahkan situsnya seperti situs perkotaan, situs pemakaman, situs

peperangan dan lainnya.

Naskah-naskah kuno Islami di Indonesia yang akan dipakai obyek kajian

sebagai contoh ialah naskah-naskah dari Jawa antara lain Babad Tanah Jawi,

Babad Cerbon, Babad/Sajarah Banten, Hikayat Hasanuddin, Carita Purwaka

Caruban Nagari, dan lainnya. Naskah-naskah dari daerah Nusa Tenggara Barat

antara lain Syair Kerajaan Bima, Bo ‘Sangaji Kai Catatan Kerajaan Bima.

Naskah-naskah dari Maluku antara lain Hikayat Hitu. Dari Sulawesi Selatan akan

dipakai contoh naskah-naskah antara lain Hikayat Wajo, Hikayat Goa. Di antara

naskah-naskah kuno dari Kalimantan yang dipakai sebagai rujukan ialah Hikayat

Kutei, Hikayat Banjar dan Kotawaringin. Naskah-naskah kuno yang akan dipakai

rujukan dari Sumatra antara lain, Hikayat Aceh, Bustanus Salatin, Hikayat Raja-

Raja Pasai, Hikayat Melayu, Undang-undang Piagam Jambi, Tambo

Minangkabau, dll.

Page 2: Naskah Kuno Islami Di Indonesia

Perlu dijelaskan naskah-naskah kuno Islami tersebut di atas yang dipakai

sebagai rujukan pada umumnya sebagai sekundair yaitu baik yang telah dikaji

ahli-ahli filologi dalam bentuk disertasi maupun dalam bentuk makalah. Namun

demikian dari segi materi episode-episode yang mengandung pertunjuk-petunjuk

dan dapat dikaitkan dengan tinggalan arkeologis atau sejarah (archaeological

and historical remains) sudah tentu tidak mengurangi nilai kajian yang sesuai

dengan judul makalah. Kecuali itu perlu dijelaskan bahwa tinggalan arkeologis

atau sejarah yang diceritakan dalam berbagai naskah kuno Islami tersebut di

atas belum semuanya dilakukan kajian arkeologis, baru beberapa yang telah

dijadikan obyek kajian arkeologis yang telah diterbitkan. Untuk mengetahui

sampai sejauh mana kajian-kajian arkeologis khususnya tentang arkeologi Islam

telah kami uraikan dalam buku Penelitian Arkeologi Islam Di Indonesia Dari

Masa ke Masa, diterbitkan tahun 2000 dan juga Pertumbuhan dan

Perkembangan Kota-Kota Muslim Dari Abad XIII sampai XVII, diterbitkan tahun

2000.

Oleh karena itu episode-episode dalam naskah-naskah kuno Islami yang

berkaitan atau dapat dikaitkan dengan tinggalan arkeologis atau sejarah tersebut

lebih cenderung untuk dikatakan sebagai sumber atau petunjuk bagi kajian

arkeologis di lapangan (field research). Karena kajian arkeologis di lapangan itu

bukan hanya mengkaji masalah bentuk bangunan (fiture) dan benda (artefact)

semata tetapi juga lingkungannya, ukuran-ukurannya, simbulismenya,

teknologinya, bahannya dan lain-lainnya. Bahkan terhadap tinggalan arkeologis

atau yang dianggap tinggalan arkeologis yang masih terkubur atau situs yang

diduga mengandung tinggalan benda atau bangunan diperlukan ekskavasi

(archaelogical excavation) dengan metodenya sendiri. Hasil kajian arkeologis itu

dapat diperkuat oleh episode-episode dalam naskah-naskah kuno yang biasanya

menceritakan latar belakang pembuatan dan penggunaannya bahkan masa

pendirian bangunan atau masa pembuatan benda tinggalan arkeologis atau

sejarah itu.

Tinggalan arkeologis atau sejarah yang dirujuk dari episode-episode

naskah-naskah kuno hasil kajian filologi dan kajian arkeologi di lapangan perlu

Page 3: Naskah Kuno Islami Di Indonesia

diperbandingkan dengan data histories lainnya seperti dokumen-dokumen,

berita-berita asing, catatan-harian (daghregister), dan lain sebagainya hasil

kajian histories dengan metodologi histories. Dengan demikian kajian antara

ketiga keilmuan filologi, arkeologi, histori (sejarah) akan menghasilkan suatu

kajian yang obyektif. Dalam pembahasan makalah tersebut di atas akan

diusahakan pula sumber histories berupa berita asing, catatan harian

(daghregister) dan sumber lainnya. Dari pembahasan makalah itu dengan

menggunakan sumber-sumber beberapa naskah kuno yang contohnya diambil

dari daerah-daerah di Indonesiai dan dengan pendekatan teoritis ketiga keilmuan

yaitu : filologi, arkeologi dan sejarah akan sampai kepada beberapa kesimpulan

dan yang terutama dapat menjawab maksud utama yang terkandung dalam

makalah yang judulnya telah dikatakan di atas. Demikian semoga dapat

menambah sepercik sumbangan pemikiran dalam masalah pernaskahan.

Bogor, 10 September 2004

---000---