24
Degradasi Nilai Akulturasi Budaya sebagai Perwujudan Bhineka Tunggal Ika di Indonesia Disusun Oleh : Kelompok 2 M.Vardian Mahardika 105070104121002 Adinda Amaliadani 105070104121006 Inneke Yustisia A 105070104121010 Netty Kusuma N 105070103121005 Shandya FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Nasionalisme Dan Ancaman Disintegrasi Bangsa New

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Nasionalisme Dan Ancaman Disintegrasi Bangsa New

Degradasi Nilai Akulturasi Budaya sebagai

Perwujudan Bhineka Tunggal Ika di Indonesia

Disusun Oleh :

Kelompok 2

M.Vardian Mahardika 105070104121002

Adinda Amaliadani 105070104121006

Inneke Yustisia A 105070104121010

Netty Kusuma N 105070103121005

Shandya

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2011

PENDAHULUAN

Arti Bhinneka Tunggal Ika

Page 2: Nasionalisme Dan Ancaman Disintegrasi Bangsa New

Bhinneka Tunggal Ika adalah motto atau semboyan Indonesia. Frasa ini

berasal dari bahasa Jawa Kuno dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat

“Berbeda-beda tetapi tetap satu”.

Diterjemahkan per patah kata, kata bhinneka berarti "beraneka ragam"

atau berbeda-beda. Kata neka dalam bahasa Jawa Kuna berarti "macam" dan

menjadi pembentuk kata "aneka" dalam Bahasa Indonesia. Kata tunggal berarti

"satu". Kata ika berarti "itu". Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan

"Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada

hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Secara mendalam

Bhinneka Tunggal Ika memiliki makna walaupun di Indonesia terdapat banyak

suku, agama, ras, kesenian, adat, bahasa, dan lain sebagainya namun tetap satu

kesatuan yang sebangsa dan setanah air. Dipersatukan dengan bendera, lagu

kebangsaan, mata uang, bahasa dan lain-lain yang sama.

Kalimat ini merupakan kutipan dari sebuah kakawin atau kitab Jawa Kuno

yaitu kitab Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar

abad ke-14. Kitab ini istimewa karena mengajarkan toleransi antara umat Hindu

Siwa dengan umat Buddha.

Sejarah Bhinneka Tunggal Ika

Lambang negara Indonesia berupa seekor Burung Garuda berwarna emas

yang berkalungkan perisai yang di dalamnya bergambar simbol-simbol Pancasila,

dan mencengkeram seutas pita putih yang bertuliskan “BHINNEKA TUNGGAL

IKA”.

Perancangan lambang negara dimulai pada Desember 1949, beberapa hari

setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat oleh Belanda.

Kemudian pada tanggal 10 Januari 1950, dibentuklah Panitia Lencana Negara

yang bertugas menyeleksi usulan lambang negara. Dari berbagai usul lambang

negara yang diajukan ke panitia tersebut, rancangan karya Sultan Hamid II lah

yang diterima.

Page 3: Nasionalisme Dan Ancaman Disintegrasi Bangsa New

Setelah disetujui, rancangan itupun disempurnakan sedikit demi sedikit

atas usul Presiden Soekarno dan masukan berbagai organisasi lainnya, dan

akhirnya pada bulan Maret 1950, jadilah lambang negara seperti yang kita kenal

sekarang. Rancangan final lambang negara itupun akhirnya secara resmi

diperkenalkan ke masyarakat dan mulai digunakan pada tanggal 17 Agustus 1950

dan disahkan penggunaannya pada 17 Oktober 1951 oleh Presiden Soekarno dan

Perdana Menteri Sukiman Wirjosandjojo melalui PP 66/1951, dan kemudian tata

cara penggunaannya diatur melalui PP 43/1958.

Meskipun telah disahkan penggunaannya sejak tahun 1951, nama Garuda

Pancasila baru disahkan secara resmi sebagai nama resmi lambang negara pada

tanggal 18 Agustus 2000 oleh MPR melalui amandemen kedua UUD 1945 dalam

Pasal 36A.

Arti kata Akulturasi

           Akulturasi menurut kamus Besar Bahasa Indonesia adalah percampuran

dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling mempengaruhi

Akulturasi merupakan sebuah istilah dalam ilmu Sosiologi yang berarti proses

pengambil alihan unsur-unsur (sifat) kebudayaan lain oleh sebuah kelompok atau

individu. Adalah suatu hal yang menarik ketika melihat dan mengamati proses

akulturasi tersebut sehingga nantinya secara evolusi menjadi Asimilasi

(meleburnya dua kebudayaan atau lebih, sehingga menjadi satu kebudayaan).

Menariknya dalam melihat dan mengamati proses akulturasi dikarenakan adanya

Deviasi Sosiopatik seperti mental disorder yang menyertainya. Hal tersebut dirasa

sangat didukung faktor kebutuhan, motivasi dan lingkungan yang menyebabkan

seseorang bertingkah laku.

Pengertian Akulturasi:

1) Koentjaraningrat (1996: 155): Akulturasi adalah suatu proses social yang

timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu

dihadapkan dengan unsure-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan

sedemikian rupa, sehingga unsure-unsur kebudayaan asing itu lambat laun

diterima dan diolah ki dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan

Page 4: Nasionalisme Dan Ancaman Disintegrasi Bangsa New

hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.

2) Garbarino:"Acculturation (is) the process of culture change as a result of

long term, face to face contact between two societies" (Garbarino, 1983).

“Akulturasi (adalah) proses perubahan budaya sebagai akibat jangka

panjang, tatap muka kontak antara dua masyarakat "(Garbarino, 1983).

3) Ta Chee Beng: "Acculturation is the kind of cultural change of one ethnic

group or a certain population of ethnic group (A) in relation to another

ethnic group (B) such that certain cultural features of A become similar or

bear some resemblance to those of B" (Ta Chee Beng, 1988).

“Akulturasi adalah jenis perubahan budaya dari satu kelompok etnis atau

populasi tertentu dari kelompok etnis (A) dalam hubungannya dengan

kelompok etnis lain (B) sedemikian rupa sehingga budaya tertentu fitur dari A

menjadi serupa atau beruang kemiripan kepada mereka dari B "(Ta Chee

Beng, 1988).

4) Robert E.Park dan Ernest W.Burgess (1921:735) “comprehends those

phenomena which result when groups of individuals having different culture

comes into continous first hand contact, with subsequent changes in the

original cultural patterns of either or both groups".

“Memahami fenomena yang terjadi ketika kelompok individu yang memiliki

budaya yang berbeda datang ke dalam kontak tangan terus pertama, dengan

perubahan berikutnya dalam pola-pola budaya asli dari salah satu atau kedua

kelompok ".

5) Arnold M.Rose (1957:557-558) “ the adoption by a person or group of the

culture of another social group." "adopsi oleh orang atau kelompok budaya

lain kelompok sosial"

6) Redfield, Linton, Herskovits Akulturasi meliputi fenomena yang timbul

sebagai hasil, jika kelompok-kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan

Page 5: Nasionalisme Dan Ancaman Disintegrasi Bangsa New

yang berbeda-beda bertemu, dan mengadakan kontak secara terus menerus,

yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang original

dari salah satu kelompok atau kedua-duanya.

Dari definisi tersebut terlihat bahwa akulturasi adalah salah satu aspek daripada

culture change dan asimilasi adalah salah satu fase dari akulturasi, sedang

difusi adalah daripada akulturasi

7) Krober: Akulturasi itu meliputi perubahan didalam kebudayaan yang

disebabkan oleh adanya pengaruh dari kebudayaan yang lain, yang akhirnya

menghasilkan makin banyaknya persamaan pada kebudayaan itu.Menurut

krober, difusi adalah salah satu aspek dari akulturasi.

8) Gillin & Gillin Dalam bukunya “culture Sosiology”, memberikan definnisi

mengenai akulturasi sebagai proses dimana masyarakat-masyarakat yang

berbeda-beda kebudayaannya mengalami perubahan oleh kontak yang sama

dan langsung, tetapi dengan tidak sampai kepada pencampuran yang komplit

dan bulat dari kedua kebudayaan itu.

Definisi Budaya

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh

sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya

terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat

istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,

sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia

sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.

Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada

budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya

itu dipelajari.

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks,

abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.

Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial

manusia.

Page 6: Nasionalisme Dan Ancaman Disintegrasi Bangsa New

Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi

dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu

perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung

pandangan atas keistimewaannya sendiri.”Citra yang memaksa” itu mengambil

bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme kasar” di

Amerika, “keselarasan individu dengan alam” d Jepang dan “kepatuhan kolektif”

di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-

anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan

dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling

bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.

Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren

untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan

perilaku orang lain.

Definisi Kebudayaan Menurut para   Ahli

Berikut ini definisi-definisi kebudayaan yang dikemukakan beberapa ahli:

1. Edward B. Taylor

Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya

terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat,

dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota

masyarakat.

2. M. Jacobs dan B.J. Stern

Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi social,

ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan

social.

3. Koentjaraningrat

Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya

manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia

dengan relajar.

4. Dr. K. Kupper

Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah

Page 7: Nasionalisme Dan Ancaman Disintegrasi Bangsa New

bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun

kelompok.

5. William H. Haviland

Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh

para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan

melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di tarima ole semua

masyarakat.

6. Ki Hajar Dewantara

Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap

dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup

manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan

penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya

bersifat tertib dan damai.

7. Francis Merill

• Pola-pola perilaku yang di hasilkan oleh interaksi social

• Semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh sesorang sebagai

anggota suatu masyarakat yang di temukan melalui interaksi simbolis.

8. Bounded et.al

Kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari

kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya simbol bahasa

sebagai rangkaian simbol yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya

di antara para anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang di

harapkan dapat di temukan di dalam media, pemerintahan, intitusi agama, sistem

pendidikan dan semacam itu.

9. Mitchell (Dictionary of Soriblogy)

Kebudayaan adalah sebagian perulangan keseluruhan tindakan atau aktivitas

manusia dan produk yang dihasilkan manusia yang telah memasyarakat secara

sosial dan bukan sekedar di alihkan secara genetikal.

10. Robert H Lowie

Kebudayaan adalah segala sesuatu yang di peroleh individu dari masyarakat,

mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan,

Page 8: Nasionalisme Dan Ancaman Disintegrasi Bangsa New

keahlian yang di peroleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan

warisan masa lampau yang di dapat melalui pendidikan formal atau informal.

11. Arkeolog R. Seokmono

Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun

hanya berupa buah pikiran dan dalam penghidupan.

Dari berbagai definisi di atas, dapat diperoleh kesimpulan mengenai

kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide gagasan yang

terdapat di dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari

kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah

benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,

berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,

bahasa, peralatan hidup, organisasi social, religi seni dan lain-lain, yang

kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan

kehidupan bermasyarakat.

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kesatuan Republik yang terbentang dari

sabang hingga merauke. Memiliki luas 1.919.440 km2 ,terdapat 17.504 pulau,

Page 9: Nasionalisme Dan Ancaman Disintegrasi Bangsa New

berpendudukkan 238 juta orang dan terdiri 1.128 suku yang tersebar di seluruh

indonesia.

Sebagai negara kesatuan sudah barang tentu kemajemukan menjadi hal

yang pasti akan dijumpai dalam dunia kemasyarakatannya. Hal itu dapat dilihat

dari beragamnya suku bangsa dan sistem sosial yang ada di Indonesia.

Keberagaman tersebut dibingkai dalam sebuah negara kesatuan

berideologikan pancasila. Dimana kemajemukan tersebut dijadikan satu diatas

perbedaan yang ada. Karena Indonesia merupakan negara yang beragam ras dan

suku bangsanya.

Seharusnya keberagaman inilah yang menjadi suatu ciri khas akan

bangsa Indonesia. Yang dapat dibuktikan dengan terlaksananya nilai-nilai

Bhineka Tunggal Ika dalam wujud akulturasi budaya.

Namun adanya kini identitas budaya ke-Nusantara-an dan ke-Indonesia-an

mulai mengalami degradasi secara signifikan. Identitas budaya tersebut mulai

kehilangan jati dirinya dengan datangnya arus deras budaya luar dalam wujud

westernisasi dan globalisasi.

Kedua hal inilah yang menjadi pemicu utama dalam proses akulturasi

budaya dan penyeragaman budaya Indonesia. Disertai dengan perkembangan arus

transformasi komunikasi dan sistem transportasi yang semakin menguatkan bumi

menjadi satu kesatuan budaya yang homogen. Hal tersebut terjadi sebagai akibat

dari sistem dan pola budaya masyarakat dunia yang saling berinteraksi dan saling

mempengaruhi satu dengan yang lainnya sehingga terikat dalam sebuah sistem

budaya baru.

Perubahan pola budaya Indonesia tersebut memudar ditandai dengan

derasnya pengaruh European Enlightment (abad ke 18) yang mulai hadir sejak

datangnya bangsa-bangsa Barat ke daerah Timur. Pengaruh ini didasarkan pada

beberapa hal di antaranya:

1. The Partial Replacement of Religion by Human Values (Liberty, Equality,

Fraternity, Individualism) yang lebih mengedepankan nilai kemanusiaan dan

hak azasi manusia, di mana setiap manusia lebih individual dibandingkan

dengan kolektifisme dalam sebuah ikatan kemasyarakatan.

Page 10: Nasionalisme Dan Ancaman Disintegrasi Bangsa New

2. The rise of Science and Scientific Methods. Kelahiran sains yang melahirkan

masyarakat pragmatis dan rasional yang didasarkan pola pikir terukur dan

terkendali dalam sebuah sistem.

3. A Belief in Reasoning, Rasionality, and the Civilizing which Affects All

Culture and Technology. Bertumbuhnya teknologi yang melahirkan

masyarakat yang sangat efisien dan efektif dalam pengambilan keputusan di

mana arus informasi

Selanjutnya, proses degradasi nilai budaya ternyata tidak hanya dipengaruhi oleh

budaya dari luar namun juga terdapat pengaruh dari dalam yang juga memberi

dampak negatif yang sangat kuat dalam pemunculan nilai budaya yang baru. Hal

itu terlihat dari :

1. Munculnya konsep-konsep pembangunan yang sama dan seragam antara

kota dan desa di seluruh Indonesia.

2. Pertumbuhan kota-kota besar dan terkonsentrasinya penduduk dalam

sebuah titik pembangunan yang mengakibatkan perubahan pola pikir dan

tingkah laku masyarakat. Keadaan tersebut diatas mengakibatkan

munculnya kepenuhsesakan (crowdedness), perubahan perubahan pola

pikir dan tingkah laku, menumbuhkan ketidaksamaan (inequalities) dan

ketidakadilan. Hal-hal tersebut di atas memunculkan mutasi psikologis

yang dirasakan sebagai kekacauan dan gangguan daripada kemantapan dan

perbaikan hidup

3. Proses pembangunan yang tidak merata antar satu kawasan dengan

kawasan lainnya yang mengakibatkan ketimpangan sosial.

Pembangunan itu sendiri secara hakiki merupakan sebuah visi untuk membangun

masyakarat menuju pada suatu pembaharuan, namun konsep-konsep

pembangunan yang terjadi di Indonesia saat ini lebih banyak merupakan

transformasi dibandingkan dengan akumulasi. Diperparah oleh adanya

pembangunan nasional yang berorientasi pada ekonomi pasar yang tidak

mencerminkan kebutuhan konsumen tetapi lebih banyak mewakili kehendak

produsen yang akhirnya lebih mengacu pada fungsi simbol, prestise, dan

differensiasi sosial dari pada fungsi kegunaan.

Page 11: Nasionalisme Dan Ancaman Disintegrasi Bangsa New

Dalam situasi tersebut sangat diperlukan untuk menemukan kembali

sesuatu konsep atau resep yang jitu untuk dijadikan sebagai filter untuk mencegah

dan meluruskan kembali berbagai anasir-anasir negatif yang muncul pada saat ini.

Anasir-anasir negatif itulah yang mengacaubalaukan kebudayaan Indonesia masa

kini.

Makna ke-Indonesia-an ternyata mampu memberikan penyatuan dari

sesuatu yang dianggap bertentangan namun dasarnya adalah sama. Hal ini muncul

dalam masyarakat karena unsur-unsur budaya dan agama ternyata bersatu, yang

digunakan untuk mengatur tatacara kemasyarakatan dalam konsep kebhinnekaan

demi ketunggalan. Kemampuan adaptif budaya tersebut disebabkan karena akar-

akar budaya yang ada dalam masyarakat telah mengakar kuat sebelumnya, sisa

pengaruh dari budaya-budaya lainnya yang menyatu dalam akar budaya tersebut.

Rumusan Masalah

1. Apakah ada nilai – nilai Bhineka Tunggal Ika sudah teraplikasi dengan

baik di masyarakat ?

2. Apakah Akulturasi budaya berdampak positif terhadap penaatalaksanaan

Bhineka Tunggal Ika ?

3. Adakah pengaruh globalisasi terhadap penatalaksanaan akulturasi budaya?

4. Apa manfaat dan tujuan atas terlaksananya Bhineka Tunggal Ika dan

Akulturasi budaya di masyrakat secara luas?

BAB 2

Page 12: Nasionalisme Dan Ancaman Disintegrasi Bangsa New

Apakah akulturasi budaya berdampak positif terhadap penatalaksaan

bhineka tunggal ika

Akulturasi merupakan pencampuran dua kebudayaan atau lebih yang

saling bertemu dan saling mempengaruhi atau juga proses sosial yang timbul bila

suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan

unsure-unsur dari suatu kebudayaan asing, sehingga unsur -unsur kebudayaan

asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa

menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu. Sedangkan bhineka tunggal

ika adalah berbeda-beda namun tetap Satu

Jadi sebenarnya terjadi keterkaitan antara akulturasi budaya dan bhineka

tunggal ika. Budaya Indonesia memanglah berbeda-beda,tapi bukan berarti

perbedaan itu memisahkan kita,melainkan perbedaan itu membuat bangsa kita

semakin unik dan mempunyai ciri khas. Namun, tidak selamanya perbedaan dapat

diterima di seluruh masyarakat,hanya masyarakat yang dapat mengendalikan

makna bhineka tunggal ika lah yang bisa membuat perbedaan itu menjadi sebuah

keindahan.

Di Indonesia telah terjadi banyak macam akulturasi seperti contoh

kecilnya yaitu Akulturasi yang terjadi pada masyarakat PUJAKUSUMA, yakni

dapat dilihat pada suku-suku Jawa yang sudah lama tinggal di Medan, yang mana

karakter dan kepribadiannya dipengaruhi oleh dua kebudayaaan yakni jawa yang

memiliki tatakrama dalam berbicara dan sopan santun yang lembut, serta batak

yang memiliki watak keras dalam berbicara. Sehingga muncul sesuatu yang baru

yakni masyarakat PUJAKUSUMA menggunakan bahasa jawa yang tidak sama

dengan bahasa jawa dari jawa asli yakni bahasa jawa yang kasar misalnya saja

untuk menyebutkan kata “Kepala”, bahasa jawa asli menggunakan “Sirah” tetapi

pada masyarakat PUJAKUSUMA menggunakan kata “Endas” yang menurut

bahasa jawa asli kasar dan biasanya “Endas” itu digunakan untuk menyebutkan

kepala binatang misalnya “Endas Pitik”. Hal itu terjadi karena mereka Masyarakat

jawa sudah bergaul bersama dan dalam waktu yang lama dengan masyarakat

medan yang memiliki karakter keras.

Page 13: Nasionalisme Dan Ancaman Disintegrasi Bangsa New

Dari contoh diatas sudah dapat terlihat terjadinya pencampuran budaya

yang menyebabkan perubahan budaya,tapi tetap tidak meninggalkan unsure

budaya aslinya. Dari contoh diatas dapat dilihat adanya dampak yang kurang

positive bagi unsure kebudayaan,karena budaya aslinya terlihat lebih sopan

dibandingkan budaya campurannya. Dari satu sisi memang terkesan bertambah

buruk,tapi jika dilihat dari sisi yang berbeda terdapat penggabungan karakter

masing-masing daerah yang membuat bersatunya daerah tersebut.

Terjadinya akulturasi budaya merupakan pemacu akan terjadinya bhineka

tunggal ika,ditinjau dari sisi positivnya seperti halnya akulturasi merupakan

penyebab bersatunya bangsa Indonesia. Jadi,akulturasi bukannya merubah unsure

budaya tetapi menyatukan budaya dan menjadi suatu kebudayaan yang dapat

diterima oleh kedua pihak.

Seperti contoh lainnya yaitu Upacara Nyepi yang dilaksanakan oleh umat

Hindu Bali, merupakan perpaduan dari kepercayaan upacara Hindu-Budha.

Upacara tersebut tidak dilaksanakan oleh umat Hindu di India. Hal ini bisa terjadi

karena Sistem kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum agama Hindu-

Budha masuk ke Indonesia adalah kepercayaan yang berdasarkan pada Animisme

dan Dinamisme. Dengan masuknya agama Hindu - Budha ke Indonesia,

masyarakat Indonesia mulai menganut/mempercayai agama-agama tersebut.

Agama Hindu dan Budha yang berkembang di Indonesia sudah mengalami

perpaduan dengan kepercayaan animisme dan dinamisme, atau dengan kata lain

mengalami Sinkritisme, Sinkritisme adalah bagian dari proses akulturasi, yang

berarti perpaduan dua kepercayaan yang berbeda menjadi satu. dan Budha yang

berkembang di Indonesia, berbeda dengan agama Hindu - Budha yang dianut oleh

masyarakat India. Perbedaaan-perbedaan tersebut dapat Anda lihat dalam upacara

ritual yang diadakan oleh umat Hindu atau Budha yang ada di Indonesia yakni

upacra Nyepi.

Wujud akulturasi dalam bidang bahasa, dapat dilihat dari adanya

penggunaan bahasa Sansekerta yang dapat Anda temukan sampai sekarang

dimana bahasa Sansekerta memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia.

Page 14: Nasionalisme Dan Ancaman Disintegrasi Bangsa New

Jadi,dari kedua contoh diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa akulturasi

membawa dampak positif bagi terlaksananya bhineke tunggal ika di Indonesia.

Sebab dengan terjadinya akulturasi maka 2 kebudayaan yang berbeda akan

bersatu dan tidak terpecak belah,dan menyebabkan adanya budaya baru yang

dikenal dengan masih mengandung unsure-unsur budaya yang lama dan dapat

memperkaya budaya bangsa Indonesia.

Akulturasi budaya sangatlah berperan penting bagi berjalannya bhineka

tunggal ika di kalangan masyarakat, karena bila tidak adanya akulturasi budaya,

masyarakat akan kurang mengetahui bagaimana melaksanakan prinsip bhineka

tunggal ika, sehingga kemungkinan terlaksananya bhineka tunggal ika semakin

kecil. Sebaliknya, jika terjadi akulturasi maka masyarakat akan lebih paham akan

makna bhineka tunggal ika yang tersurat dalam terjadinya akulturasi budaya.

Sehingga bhineka tunggal ika pun dapat terlaksana dengan baik.

Adakah pengaruh globalisasi terhadap penatalaksanaan akulturasi budaya?

Menurut pendapat Krisna (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme

Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang.internet.public jurnal.september

2005). Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam

interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit

dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia.

Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi,

politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi

informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi.

Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi

dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar  luas ke seluruh

dunia.Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.

Globalisasi sendiri adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan

tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses

dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa

Page 15: Nasionalisme Dan Ancaman Disintegrasi Bangsa New

lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi

pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. (Menurut Edison A.

Jamli dkk.Kewarganegaraan.2005)

Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara

termasuk Indonesia. Apalagi dalam hal penatalaksanaan akulturasi budaya sebagai

wujud nyata Bhineka Tunggal Ika. Pengaruh yang sangatg terlihat yakni adanya

Crisis kepribadian.Crisis kepribadian sendiri adalah suatu keadaan dimana

seorang individu kurang mengenal akan karakteristik dirinya. Dalam hal ini

globalisasi telah mempengaruhi sifat dan kepribadian generasi muda saat ini.

Generasi muda agaknya telah banyak meniru kebudayaan dan sifat-sifat individu

di negara barat, yang kebudayaannya pun tak seberagam indonesia. Bagaimana

dapat terjadi akulturasi budaya bila para individunya tidak memiliki budaya yang

akan di satukannya. Disinilah dampak nyata Globalisasi yakni degradasi

kepribadian generasi muda akan budaya daerah dan sukunya masing-masing. Oleh

karena itu diperlukan langkah dan tindakan nyata untuk mengantisipasi pengaruh

negatif globalisasi terhadap degradasi dan crisis kepribadian ini.

Page 16: Nasionalisme Dan Ancaman Disintegrasi Bangsa New

Solusi yang ditawarkan untuk tetap menjaga nasionalisme dari ancaman

disintegrasi bangsa

1. Mengenai Globalisasi

Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai-

nilai nasionalisme antara lain yaitu :

1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat

mencintai produk dalam negeri.

2. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik-

baiknya.

3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.

4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum

dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.

Page 17: Nasionalisme Dan Ancaman Disintegrasi Bangsa New

5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi,

ekonomi, sosial budaya bangsa.

Dengan adanya langkah- langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu

menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap

bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa.