8
Mandailing adalah suatu wilayah di Sumatera Utara berbatasan dengan Sumatera Barat. Diriwayatkan, masyarakat Mandailing berasal dari Munda, yaitu sebuah daerah di India Tengah. Pada abad ke 6 masehi, mereka berpindah-pindah melintasi Pegunungan Himalaya lalu menetap di Mandalay, yaitu ibu negara Burma purba (sekarang Myanmar=red). Kemudian mereka berpin- dah menyusuri Semenanjung Malaya dan menyeberangi Selat Malaka sampai tiba di Sumatera Utara. Di sini mereka mendirikan kerajaan di Batang Panai Portibi. Diduga peristiwa tersebut terjadi di akhir abad ke 6 masehi. Masyarakat Mandailing ini berkem- bang luas dan terhimpun dalam 17 marga. Sejak abad 17 sudah terbentuk masyarakat marga Harahap yang meng- huni 3 kerajaan, yaitu Siharang Karang, Huta Padang, dan Simapil-mapil. Pada tahun 1816 ketika terjadi Perang Paderi melawan penjajah Belanda, terjadi gerakan peng- Islaman di tanah Mandailing. Banyak raja Mandailing memeluk Islam dan menjadi pengikut Tuanku Imam Bonjol. Di antaranya Raja Godang Porang, Baginda Raja Sidursat dan Patuan Maga. Sedang raja-raja Mandailing di Tanah Melayu yang memeluk Islam adalah Raja Asal, Raja Laut, Sutan Nan Puso, dan Tuanku Tambusai. Di antara raja-raja inilah yang menurunkan silsilah sampai kepada Prof. DR. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya. Siharang Karang adalah salah satu daerah di Tapanuli Selatan yang berudara sejuk. Di sinilah leluhur Beliau berasal. Beliau dilahirkan pada hari Rabu, 20 Juni 1917 bertepatan dengan 30 Sya'ban 1335 Hijriah di Pangkalan Berandan dari bapak bernama Sutan Sori Alam Abdullah Harahap seorang pegawai perusahaan perminyakan (BPM) dan dari seorang ibu bernama Siti Dour Aminah Siregar. Beliau berasal dari keluarga Islamis religius. Nenek Beliau dari pihak ayah dan nenek beliau dari pihak ibu adalah dua orang Syaikh Thareqat, yaitu Syaikh Yahya dari pihak ayah dan Syaikh Abdul Manan dari pihak ibu. Keluarga, ini selalu dikunjungi oleh para Syaikh pada zaman itu. Beliau menempuh pendidikan sekolah dasar Belanda, HIS di Pangkalan Berandan. Kemudian melanjutkan ke MULO B di Yogyakarta dan lulus pada tahun 1935 dengan voorklasse. Selan- jutnya Beliau meneruskan ke AMS B di kota yang sama dan tamat pada tahun 1938 dengan beasiswa. Pada tahun itu Beliau pergi ke negeri Belanda, mengambil Kuliah Umum Ketabiban yang dilanjutkan dengan Kuliah Ilmu Jiwa di kota Amster- dam dan tamat pada 1942. Sekembali ke Indonesia, Beliau menuntut ilmu tasawwuf dan mendapat Pengabdian kepada Tuhan YME, Negara, dan Dunia Di Universitas Panca Budi Medan tertera Piagam Panca Budi yang terdiri dari Abdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, Abdi kepada Bangsa, Abdi kepada Negara, Abdi kepada Nusa dan Abdi kepada Dunia. Piagam tersebut dicetuskan oleh Al Mukarram Prof. DR. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya, pendiri Universitas Panca Budi. Perjalanan pengabdian Beliau adalah suri tauladan butir-butir Piagam tersebut. Tgl. 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 Shubuh 4:34 4:34 4:34 4:35 4:35 4:35 4:36 4:36 4:36 4:37 4:37 4:38 4:38 4:39 4:39 Zhuhur 11:50 11:50 11:51 11:51 11:51 11:52 11:52 11:53 11:53 11:53 11:54 11:54 11:55 11:55 11:56 Ashar 15:12 15:12 15:13 15:13 15:13 15:14 15:14 15:15 15:15 15:16 15:16 15:16 15:17 15:17 15:18 Maghrib 17:44 17:44 17:44 17:45 17:45 17:45 17:45 17:46 17:46 17:47 17:47 17:47 17:48 17:48 17:49 Isya’ 18:58 18:58 18:59 18:59 18:59 19:00 19:00 19:01 19:01 19:02 19:02 19:02 19:03 19:03 19:04 Jadwal Sholat Juni 2011 Untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya (Bersambung ke hal. 5) Profil Al Mukarram Prof. DR. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya QS Kampus Universitas Panca Budi - Medan, memiliki Fakultas Filsafat Jurusan Metafisika Islam yang merupakan satu-satunya di dunia. Didirikan oleh Prof. DR. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya pada tanggal 19 Desember 1961. Perguruan tinggi berbasis religius dalam mengembangkan IPTEK yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat. Lembar Perjalanan Keguruan Halaman 2 Membangun Peradaban Akhlak Bersih Halaman 6 Visi Thareqat Naqsyabandiyah Masyarakat Baik Hati yang Rahmatan lil’Alamin Visi Thareqat Naqsyabandiyah Amalkan Islam Kaffah Program Aksi Visi Baitul Amin 2012 Kisah Hikmah Pagi Istimewa 3 4 7 8 dok. BAMG BULETIN BULANAN SURAU BAITUL AMIN DEPOK EDISI 04 2011

Mozaik 2011 04

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Edisi Khusus yang dikeluarkan pada bulan Juni 2011 ini bersamaan dengan Hari Guru yang rutin diperingati setiap tgl. 20 Juni 2011. Berisikan tentang Profil Al Mukarram Prof. DR. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya QS, Visi Thareqat Naqsyabandiyah Al Khalidiyah dan Program Aksi yang mulai aktif dicanangkan ke publik pada bulan yang sama.

Citation preview

Page 1: Mozaik 2011 04

Mandailing adalah suatu wilayah di Sumatera Utara berbatasan dengan Sumatera Barat. Diriwayatkan, masyarakat Mandailing berasal dari Munda, yaitu sebuah daerah di India Tengah.

Pada abad ke 6 masehi, mereka berpindah-pindah melintasi Pegunungan Himalaya lalu menetap di Mandalay, yaitu ibu negara Burma purba (sekarang Myanmar=red). Kemudian mereka berpin-dah menyusuri Semenanjung Malaya dan menyeberangi Selat Malaka sampai tiba di Sumatera Utara. Di sini mereka mendirikan

kerajaan di Batang Panai Portibi. Diduga peristiwa tersebut terjadi di akhir abad ke 6 masehi.

Masyarakat Mandailing ini berkem-bang luas dan terhimpun dalam 17 marga. Sejak abad 17 sudah terbentuk masyarakat marga Harahap yang meng-huni 3 kerajaan, yaitu Siharang Karang, Huta Padang, dan Simapil-mapil.

Pada tahun 1816 ketika terjadi Perang Paderi melawan penjajah Belanda, terjadi gerakan peng-Islaman di tanah Mandailing. Banyak raja Mandailing memeluk Islam dan menjadi pengikut Tuanku

Imam Bonjol. Di antaranya Raja Godang Porang, Baginda Raja Sidursat dan Patuan Maga. Sedang raja-raja Mandailing di Tanah Melayu yang memeluk Islam adalah Raja Asal, Raja Laut, Sutan Nan Puso, dan Tuanku Tambusai. Di antara raja-raja inilah yang menurunkan silsilah sampai kepada Prof. DR. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya.

Siharang Karang adalah salah satu daerah di Tapanuli Selatan yang berudara sejuk. Di sinilah leluhur Beliau berasal. Beliau dilahirkan pada hari Rabu, 20 Juni 1917 bertepatan dengan 30 Sya'ban 1335 Hijriah di Pangkalan Berandan dari bapak bernama Sutan Sori Alam Abdullah Harahap seorang pegawai perusahaan perminyakan (BPM) dan dari seorang ibu bernama Siti Dour Aminah Siregar. Beliau berasal dari keluarga Islamis religius. Nenek Beliau dari pihak ayah dan nenek beliau dari pihak ibu adalah dua orang Syaikh Thareqat, yaitu Syaikh Yahya dari pihak ayah dan Syaikh Abdul Manan dari pihak ibu. Keluarga, ini selalu dikunjungi oleh para Syaikh pada zaman itu.

Beliau menempuh pendidikan sekolah dasar Belanda, HIS di Pangkalan Berandan. Kemudian melanjutkan ke MULO B di Yogyakarta dan lulus pada tahun 1935 dengan voorklasse. Selan-jutnya Beliau meneruskan ke AMS B di kota yang sama dan tamat pada tahun 1938 dengan beasiswa. Pada tahun itu Beliau pergi ke negeri Belanda, mengambil Kuliah Umum Ketabiban yang dilanjutkan dengan Kuliah Ilmu Jiwa di kota Amster-dam dan tamat pada 1942.

Sekembali ke Indonesia, Beliau menuntut ilmu tasawwuf dan mendapat

Pengabdian kepada Tuhan YME, Negara, dan DuniaDi Universitas Panca Budi Medan tertera Piagam Panca Budi yang terdiri dari Abdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, Abdi kepada Bangsa, Abdi kepada Negara, Abdi kepada Nusa dan Abdi kepada Dunia. Piagam tersebut dicetuskan oleh Al Mukarram Prof. DR. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya, pendiri Universitas Panca Budi. Perjalanan pengabdian Beliau adalah suri tauladan butir-butir Piagam tersebut.

Tgl.

1

3

5

7

9

11

13

15

17

19

21

23

25

27

29

Shubuh

4:34

4:34

4:34

4:35

4:35

4:35

4:36

4:36

4:36

4:37

4:37

4:38

4:38

4:39

4:39

Zhuhur

11:50

11:50

11:51

11:51

11:51

11:52

11:52

11:53

11:53

11:53

11:54

11:54

11:55

11:55

11:56

Ashar

15:12

15:12

15:13

15:13

15:13

15:14

15:14

15:15

15:15

15:16

15:16

15:16

15:17

15:17

15:18

Maghrib

17:44

17:44

17:44

17:45

17:45

17:45

17:45

17:46

17:46

17:47

17:47

17:47

17:48

17:48

17:49

Isya’

18:58

18:58

18:59

18:59

18:59

19:00

19:00

19:01

19:01

19:02

19:02

19:02

19:03

19:03

19:04

Jadwal Sholat Juni 2011Untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya

(Bersambung ke hal. 5)

Profil Al Mukarram Prof. DR. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya QS

Kampus Universitas Panca Budi - Medan, memiliki Fakultas Filsafat Jurusan Metafisika Islam yang merupakan satu-satunya di dunia. Didirikan oleh Prof. DR. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya pada tanggal 19 Desember 1961. Perguruan tinggi berbasis religius dalam mengembangkan IPTEK yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat.

Lembar Perjalanan Keguruan

Halaman 2Membangun

PeradabanAkhlak Bersih

Halaman 6

Visi Thareqat Naqsyabandiyah Masyarakat Baik Hati yang Rahmatan lil’Alamin

Visi Thareqat Naqsyabandiyah Amalkan Islam Kaffah

Program AksiVisi Baitul Amin 2012

Kisah HikmahPagi Istimewa

3

4

7

8

dok.

BA

MG

B U L E T I N B U L A N A NS U R A U B A I T U L A M I N D E P O K

E D I S I

042011

Page 2: Mozaik 2011 04

Beliau mengenal Tarekat pada tahun 1943 melalui seorang khalifah dari Syaikh Syahbuddin Aek Libung Tapanuli Selatan. Pada tahun 1947, Beliau hadir di rumah murid Sayyidi Syaikh Muham-mad Hasyim Buayan di Bukit-tinggi Sumatera Barat. Saat itu akan dimulai pelaksanaan tawajuh yang dipimpin oleh Sayyidi Syaikh Muhammad Hasyim Buayan. Sayyidi Syaikh Muhammad Hasyim Buayan sangat disiplin dalam melak-sanakan ketentuan tawajuh, dan karenanya siapa saja yang belum masuk thareqat disuruh keluar. Tetapi pada waktu tawajuh hendak dilaksanakan, Sayyidi Syaikh M. Hasyim Buayan melihat Prof. DR. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya, dan membolehkan beliau ikut tawajuh dengan diajarkan kaifiat singkat oleh khalifahnya pada saat itu juga.

Tahun 1949, saat agresi Belanda, Beliau mengungsi ke pedalaman Tanjung Alam Batu Sangkar Sumatera Barat dan bertemu dengan sekelompok orang yang akan melaksanakan i’tikaf atau suluk, yang dipimpin oleh seorang khalifah dari Syaikh Abdul Majid Tanjung Alam. Singkat cerita, khalifah tersebut meminta Beliau mem-impin i’tikaf. Pada mulanya Beliau meno-lak, tetapi setelah berkonsultasi selan-jutnya Beliau bersedia, dengan syarat ada izin dari Sayyidi Syaikh Muhammad Hasyim Buayan. Lalu khalifah tersebut minta izin dulu kepada Sayyidi Syaikh Muhammad Hasyim Buayan. Setelah didapatkan izin barulah Beliau memimpin i’tikaf tersebut.

Ketika itu, Beliau belum pernah suluk, namun sudah mensulukkan orang. Setelah peristiwa itu, Beliau menemui Sayyidi Syaikh Abdul Majid Tanjung Alam untuk minta suluk. Kemudian Beliau dan Syaikh Abdul Majid melaksanakan suluk

bersama. Setelah suluk berakhir, Beliau dianugerahi satu ijazah yang isinya sangat memberikan kemuliaan pada Beliau. Sebagai seorang yang masih muda dan tidak memiliki apa-apa, Beliau merasa tidak berhak menerima kemuliaan itu. Tetapi Syaikh Abdul Majid mengatakan bahwa hal itu telah digariskan dari atas. Apalagi gurunya pernah berkata bahwa ia akan memberikan ijazah kepada seorang yang dicerdikkan Allah SWT.

Menurut menantu sekaligus wakil dan penjaga suluk yaitu khalifah H. Imam Ramali, Syaikh Abdul Majid pernah berkata bahwa Beliau adalah orang yang benar-benar mampu melaksanakan suluk dan akan dikenal sebagai pembawa Thareqat Naqsyabandiyah. Selanjutnya Beliau menjumpai Sayyidi Syaikh Muham-mad Hasyim Buayan untuk mempertang-gungjawabkan kegiatan beliau yang “di luar prosedur” tersebut dan sekaligus memohon suluk. Hal ini diperkenankan oleh Sayyidi Syaikh Muhammad Hasyim Buayan dengan langsung membuka suluk.

Prof. DR. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya, sangat erat hatinya dengan guru Beliau, Sayyidi Syaikh M.Hasyim Buayan. Selama guru Beliau hidup, setiap minggu

beliau ziarah kepadanya (tahun 1950 – 1954). Setelah Beliau wafat, ziarah tetap dilanjutkan antara satu sampai dengan tiga kali dalam setahun. Sayyidi Syaikh M. Hasyim Buayan memberikan pujian tinggi kepada Prof. DR. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya, antara lain dari segi ketak-waan, kualitas pribadi dan kemampuan melaksanakan suluk sesuai dengan keten-tuan akidah dan syariat Islam.

Dalam ijazah Beliau dican-tumkan kata-kata "Guru dari orang-orang cerdik pandai." Beliau diberi izin untuk melak-sanakan dan menyesuaikan segala ketentuan Tarekat Naqsyabandiyah dengan kondisi zaman, sebab semua hakikat ilmu telah dilimpahkan gurunya kepada Beliau. Beliau adalah orang yang benar-benar mampu melaksanakan suluk sesuai dengan pesan guru Beliau yang disampaikan kepada menantu serta penjaga suluk yaitu khalifah Anwar Rangkayo Sati.

Sebagaimana pada awalnya begitu pulalah pada

akhirnya. Begitulah pada suatu saat kemudian Tarekat Naqsyabandiyah dipaparkan secara keseluruhan oleh Syaikh Syahbuddin kepada Beliau. Syaikh Syahbuddin pernah berkata kepada anak kandungnya yang menjaga suluk yaitu Syaikh Husin, bahwa yang benar-benar dapat menegakkan suluk adalah Prof. DR. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya.

Pada tahun 1971, Beliau bertemu dengan Syaikh Mohammad Said Bonjol. Setelah Tawajuh, Syaikh Mohammad Said memutuskan untuk memberikan sebuah Mahkota yang dititipkan gurunya, dengan pesan agar diberikan kepada seseorang yang pantas. Puluhan tahun berlalu, barulah “orang yang pantas” tersebut ditemukan oleh Syaikh Mohammad Said, yaitu Prof. DR. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya.

Pantaslah kalau guru-guru Beliau para wali Allah SWT menyampaikan pujian dan mengabarkan di masa lalu bahwa Beliau mendapatkan pujian tinggi dalam pelaksanaan Akidah Islam, guru dari cerdik pandai dan ahli mengobat, mampu melaksanakan suluk secara paralel di seantero negeri dan mancanegara. Perjalanan keguruan Beliau adalah catatan tinta emas dalam lembaran sejarah.(RHAY)

http://facebook.com/mozaiksurau http://twitter.com/baitulamin http://blog.baitulamin.orgh hh

Artikel dan informasi seputar kegiatan kesurauan, Islam dan Tasawuf berupa soft copy dapat dikirimkan disertai data diri pengirim ke Kontak Redaksi yang tertulis diatas. Redaksi berhak untuk mengedit isi artikel atau tidak menerbitkan artikel

yang telah dikirimkan. Untuk informasi selengkapnya, kunjungi situs web: http://media.baitulamin.org

Penanggung Jawab H. Akhmad Syukran Bestari, SE, MMSI | Pemimpin Umum Drs. H. Tugirin Yusuf Sonokarto, MM | Pemimpin Redaksi M. Reza Hoesin, SE, MBA | Kontak Redaksi

Kampus Baitul Amin, Jl. Curug Raya No. 35, Curug, Bojongsari, Depok 16517, Email: [email protected] | Kontak Iklan dan Sirkulasi: 0816103035, Email: [email protected]

www.baitulamin.org

Surau Akhlaqul Amin I Mataram Nusa Tenggara Barat, salah satu surau tempat dilaksanakannya i’tikaf secara paralel di tanah air dibawah bimbingan Prof. DR. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya untuk menegakkan dzikrullah.

Profil Al Mukarram Prof. DR. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya QS

Lembar Perjalanan KeguruanPada tahun 1942, Al Mukarram Prof. DR. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya menyelesaikan pendidikan tinggi di negeri Belanda. Beliau kembali ke tanah air dan mempelajari ilmu tasawwuf dari para guru besar ahli sufi. Langkah pengabdian agung Beliau dalam Thareqat Naqshabandiyah Al Khalidiyah pun mulai tercatat dengan tinta emas.

2

Page 3: Mozaik 2011 04

Cita-cita atau visi organisasi Thareqat Naqsyabandiyah Yayasan Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya adalah terbinanya orang-orang thareqat yang berakhlak/baik hati terhadap sesama ikhwan Thareqat Naqsyabandiyah dan terhadap sesama manusia, serta taat kepada Allah dan Rasul-Nya, sedemikian rupa sehingga mereka menggapai kembali atribut sebagai umat terbaik (khairu ummah) yang menebarkan rahmat ke seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin).

Cita-cita membina masyarakat berakhlakul karimah adalah perwujudan konkret fenomena ideal yang pernah diisyaratkan oleh Sayyidi Syaikh Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya, Pendiri Yayasan, bahwa di dunia ini tidak ada lagi masyarakat yang lebih mesra daripada masyarakat yang dilandasi oleh dzikrullah. Masyarakat yang harmonis dan mesra adalah masyarakat yang berakhlakul karimah.

Seperti apa gambaran masyarakat dzikrullah berakhlakul karimah yang ingin diwujudkan itu? Masyarakat itu terdiri dari dari orang-orang yang bersukacita, gembira, penuh semangat yang diwarnai rasa syukur dan sabar. Senyum tulus selalu menghiasi wajah mereka. Jika seseorang mengalami kemurungan karena sesuatu masalah, anggota masyarakat lain akan menghampiri

dengan penuh empati, seraya membantu menghilangkan kemurungan itu.

Di sana tidak ada aib, karena tidak seorang pun mau menceritakan aib orang lain. Perdagangan dan pertumbuhan ekonomi berkembang pesat. Karena kerja keras, disiplin, kejujuran dan amanah selalu menghiasi perilaku mereka. Lingkungan pun bersih, karena mereka selalu berlomba-lomba dalam kebaikan. Kalau ada perselisihan selalu diselesaikan dengan cara yang indah dan penuh kasih sayang. Dan andaikata pun ada perselisi-han, tidak berakhir dengan perpecahan.

Acuan utama sukses dunia akhirat adalah dzikir dan akhlak. Dengan dzikir kita mengenal dan mengalami nuansa keilahian yang haq untuk meraih ridha dan rahmat-Nya. Sementara dengan akhlak kita dapat menjalin hubungan yang harmonis dan mesra dengan sesama manusia.

Akhlak merupakan kunci sukses sehingga mendesak untuk diperhatikan. Menurut Ketua Yayasan, Sayyidi Syaikh H. Abdul Khalik Fajduani SH, andaikata setiap muslim berbuat baik dan menerap-kan akhlakul karimah, niscaya kejayaan Islam yang pernah diraih pada masa Rasu-lullah SAW dan para Sahabat akan terulang dan ungkapan baldatun thayibba-tun wa rabbun ghafur akan benar-benar terbukti.

Islam Kaffah Perjuangan menuju masyarakat

berakhlakul karimah harus dimulai dengan memahami Islam secara keseluruhan. Ketidakutuhan pemahaman terhadap Islam menyebabkan berbagai kegagalan. Dalam Al -Quran umat Islam diposisikan sebagai khairu ummah yang mengemban tugas sebagai khalîfah fil ardh untuk mem-bawa rahmatan lil ‘alamîn. Dengan peran ini umat Islam semestinya sudah menjadi pemimpin dunia dan pemegang kunci-kunci sukses sebagaimana yang pernah dialami oleh Rasulullah SAW dan para sahabat.

Islam dapat dipahami sebagai perjalanan hidup Rasulullah SAW, sejak beliau berusia 40 tahun ketika diangkat sebagai Rasul hingga berusia 63 tahun ketika beliau wafat. Keseluruhan pribadi Rasulullah SAW—mulai dari kerohanian, pemikiran, ucapan dan perbuatan beliau hingga pada akhlak dan ibadah beliau-itulah yang disebut Islam. Semuanya termaktub dalam dua pedoman mutlak yaitu al-Quran dan al-Hadits. (baca: Amal-kan Islam Kaffah)

Oleh karena itu upaya membangun masyarakat berakhlak harus dimulai dengan memahami dan meneladani Rasu-lullah SAW, yang berarti memahami dan mengamalkan Islam secara Kaffah sesuai pedoman al-Quran dan al-Hadits. (RM/RHAY)

Visi Thareqat Naqsyabandiyah Al Khalidiyah

Masyarakat Baik Hati yang Rahmatan lil’AlaminPerkembangan tempat dzikir yang meningkat dan pertumbuhan jamaah yang pesat memerlukan koordinasi yang baik. Oleh karena itu, pada tahun 1987 dibentuk Badan Koordinasi Kesurauan (BKK) di bawah naungan Yayasan Prof. DR. H. Kadirun Yahya. BKK mengemban visi mulia yang harus diwujudkan bersama dengan seluruh ikhwan.

Suasana penuh hikmat khutbah Shalat Idul Adha 1431 H di Surau Baitul Amin. Dzikir dan akhlak adalah acuan utama sukses dunia akhirat. Dengan dzikir kita mengenal dan mengalami nuansa keilahian yang haq untuk meraih ridha dan rahmat Allah SWT. Dan dengan akhlak dapat dijalin hubungan yang harmonis dan mesra dengan sesama manusia.

bebe&kalB A T I K

BebeKal Batik [email protected]

Penampilan makin cantik dan menarik dengan busana ready stock & custom made koleksi Bebe&Kal Batik

B bb

3

Page 4: Mozaik 2011 04

Rasulullah SAW, “Sesung-guhnya aku diutus tiada lain hanya untuk menyempurna-kan akhlak yang mulia”. Akhlak menjadi pondasi hablumminannâs. Nabi SAW bersabda, “Kalian tidak dapat memperlakukan orang dengan kekayaan kalian, tetapi kalian harus memper-lakukan mereka dengan

akhlak kalian.” Akhlak juga menentukan hablummi-

nallâh. Akhlak buruk menyebabkan terhambatnya ridha Allah SWT. Dalil-dalil al-Quran dan al-Hadits tentang hal ini banyak sekali. Tentang akhlak buruk sombong, misalnya, al-Quran menegas-kan bahwa Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri (An-Nisâ', 4: 36).

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda: “Segeralah kalian berakhlak baik, karena orang yang

berakhlak baik pasti masuk sorga; dan berhati-hatilah, jangan sampai kalian berakhlak buruk, karena orang yang berakhlak buruk pasti masuk neraka.”

Kesatuan yang PaduMenurut Prof. M. Quraish Shihab

dalam tafsirnya Al Mishbah, kandungan ayat Al Quran yang terkait dengan fikih kira-kira 3%. Selebihnya yaitu 97% berkenaan dengan akidah dan akhlak. Masing-masing dari akidah, akhlak dan fikih ini muncul secara bertahap, tidak sekaligus. Baru menjelang Rasul wafat, seluruh ajaran Islam (akidah, akhlak, dan fikih) menjadi sempurna. Kesempurnaan ajaran Islam itu ditegaskan sendiri oleh Allah ketika Dia berfirman, “Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, telah Kusempurnakan nikmat-Ku kepadamu, dan Aku ridha Islam sebagai agamamu.” (Al-Mâidah, 5: 3).

Akidah, akhlak dan fikih merupakan satu kesatuan yang padu yang tidak dapat dipisahkan. Dalam kaitan ini, Ketua Yayasan menggambarkan Islam Kaffah seperti telur. Fikih adalah kulit telur, akhlak adalah putih telur, dan akidah atau keroha-nian adalah kuning telur. Ketiga-tiganya harus ada supaya dapat disebut sebagai telur. Akidah, akhlak dan fikih harus diyakini, dihayati dan diwujudkan bersama-sama sekaligus agar dapat dicapai Islam Kaffah.

Sayangnya, sebagian besar dari umat Islam masih terkungkung dalam paradigma fikih semata. Dalam pandan-gan mereka fikih seolah-olah sama dengan “Islam” itu sendiri. Paradigma fikih

Akidah atau kerohanian menyangkut hablumminallâh yaitu hubungan manusia dengan Allah. Sedangkan akhlak terkait dengan hablumminannâs, hubungan manusia dengan manusia.

Adapun fikih atau syari’ah, dalam pengertian sederhana, merupakan perekat antara akidah dan akhlak yang tertuang dalam formulasi hukum, peraturan, dan tata cara lahiriah ibadah dan muamalah. Fikih sekaligus berfungsi sebagai identitas bagi seorang Muslim/Mukmin. Gabungan ketiga unsur pokok inilah yang dimaksud dengan Islam Kaffah.

Akidah atau kerohanian yang dimaksud di sini adalah kemampuan mengenal, mengalami dan meyakini Allah secara haqqul yaqin. Atau dalam pengertian lain dikenal sebagai Ihsan. Ihsan dapat dicapai dengan intensifikasi dzikrullah di jalan sufi yang disebut dengan thareqat sebagai fondasi hablumminallâh.

Tujuan thareqat adalah menggapai ridha Allah SWT semata. Tujuan ini tersim-pul dalam doa yang selalu dibaca ikhwan thareqat, yaitu ilâhî anta maqshûdî wa ridhâka mathlûbî, Tuhanku, hanya Engkau yang kutuju dan hanya ridha-Mu yang kucari. Doa tersebut merupakan perwu-judan atas firman Allah SWT dalam al-Quran, “Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Al-An'âm, 6: 162)

Pada level ideal, ketika syarat dan rukun terpenuhi, thareqat adalah sarana perbaikan akhlak. Secara keseluruhan, thareqat akan melahirkan ketaatan menjalankan fikih sebagai perwujudan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya yang merupakan asas dalam thareqat.

Misi Para RasulAkhlak adalah salah satu dari dua

misi Kerasulan yang paling pokok. Misi pertama berkenaan dengan akidah, tauhid atau kerohanian sebagaimana firman Allah SWT: “Tidaklah mereka diperintahkan kecuali agar mereka menyembah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan kecuali Dia.” (At-Taubah, 9: 31), “Dan sesung-guhnya Kami telah mengutus dalam setiap umat seorang rasul (yang memerintahkan:) Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut;” (An-Nahl, 16: 36).

Misi kedua adalah menyempurnakan kemuliaan akhlak. Sebagaimana sabda

yang tidak dipahami dengan pendekatan moral dan spiritual (akhlak dan thareqat) merupakan sebab kegagalan dan kekala-han umat Islam. Sebaliknya, paradigma moral an sich karena tidak dibarengi dengan keimanan yang benar dan pendekatan spiritual yang memadai telah menjadikan semua kesuksesan yang dicapai tidak lebih daripada fatamorgana belaka. Contohnya seperti di Jepang, China, Amerika, dan Eropa.

Paradigma spiritual (thareqat) pun, jika tidak dilengkapi dengan paradigma fikih dan moral, akan melahirkan ketim-pangan, dan bahkan juga kesesatan di samping kegagalan. Artinya, pengamalan spiritualitas (thareqat) yang optimal akan melahirkan moralitas yang signifikan untuk meraih sukses, dan sekaligus memotivasi ketaatan menjalankan fikih sebagai perwu-judan ketaatan terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya.

Tinggalkan Pemahaman ParsialApa pun, jika orang Islam

ingin hidup sukses, mulia dan terhormat sebagai individu dan meraih kembali posisi mereka sebagai khairu ummah dan khalîfah fil ardh yang mampu menebarkan rahmat ke seluruh alam (rahmatan lil ‘âlamîn), dan

sekaligus meraih kesuksesan ukhrawi, maka satu hal yang sangat mendesak untuk dilakukan adalah reinterpretasi Islam. Yaitu dengan meninggalkan pema-haman keislaman yang sepotong-sepotong (fikih an sich, atau akhlak an sich, atau kerohanian an sich), menuju pemahaman dan pengamalan Islam kaffah (akidah, akhlak, dan fikih sekaligus) sebagai manifestasi ketaatan menjalankan perintah Tuhan, “Masuklah kalian semua ke dalam Islam secara kaffah.” (Al-Baqarah, 2: 208)

Jika setiap individu di lingkungan umat Islam berlapang dada untuk menya-dari pentingnya reinterpretasi Islam menuju pemahaman dan pengamalan Islam kaffah, niscaya kemenangan umat Islam tidak akan lama lagi, baik secara nasional maupun secara global, karena pengamalan Islam kaffah sebagaimana yang diamalkan Rasul dan para sahabat benar-benar adalah kunci sukses dunia dan akhirat, dan Allah SWT sendiri telah berjanji dengan firman-Nya, “Ketahuilah, sesungguhnya pertolongan Allah itu sudah dekat.” (Al-Baqarah, 2: 214).

Selanjutnya, kita perlu segera mengevaluasi diri: Sudahkah kita benar-benar beriman dan bertakwa? Sudahkah kita benar-benar taat dan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya? Sudahkah kita mengikuti semua sunnah Nabi-Nya? Kalau belum, mari kita bersama-sama bertekad untuk mencapai semua itu. Kita harus terus-menerus mempelajari al-Quran dan al-Sunnah serta menjadikan keduanya sebagai peta perjalanan hidup kita. (RM/RHAY)

Visi Thareqat Naqsyabandiyah Al Khalidiyah

Amalkan Islam KaffahMengamalkan Islam secara kaffah, dimulai dengan memahami unsur-unsur pokoknya. Dalam Tafsir Al-Mishbah, Prof. M. Quraisy Shihab membagi kandungan Al-Islam (Al-Quran) menjadi tiga unsur pokok; akidah, syariah, dan akhlak. Bagaimana cara memahami ketiga-tiganya?

“ ”Akidah, akhlak dan fikih harus

diyakini, dihayati dan diwujudkan bersama-sama sekaligus agar dapat

dicapai Islam Kaffah.

4

Page 5: Mozaik 2011 04

Kolonel Infanteri di Bukit Tinggi pada masa revolusi kemerdekaan 1946-1950. Beliau mengakhiri pengabdian bela negara dengan pangkat Brigadir Jenderal. Dalam dunia akademis, Beliau menjabat sebagai Profesor atau Guru Besar di Universitas Sumatera Utara, Universitas Padjadjaran, Universitas Prof. Dr. Mustopo Beragama, dan Sekolah Staf Komando Angkatan Darat (SESKOAD) antara tahun 1960-1978.

Pada masa Dwikora 1964-1967, Beliau menjabat sebagai Aspri Panglima Mandala I Sumatera Letjend.TNI Ahmad Yunus Mokoginta, dengan pangkat Kolonel aktif. Beliau juga tercatat pernah menjabat sebagai Penasehat Ahli Menko Kesra pada tahun 1968-1974 serta tahun 1986-1998, pada era Menko Alamsyah Ratu Perwiranegara dan Ir. Azwar Anas . Di Kepolisian RI, Beliau pernah menjadi Penasehat Ahli Direktorat Litbang Mabes Polri Jakarta tahun 1990 -2001.

Pada masa awal Universitas Sumat-era Utara didirikan yaitu antara tahun 1965-1970 Beliau menyumbangkan karya dan pemikiran sebagai anggota Dewan Kurator Seksi Ilmiah. Kemudian sebagai Anggota Presidium Seksi Ilmiah merang-kap ketua Cabang Sumut Team Konsultasi Penganut Agama Seluruh Indonesia tahun 1962-1972, juga Ketua Majelis Pertim-bangan Daerah Persatuan Tarbiyah Islami-yah Sumatera Utara periode 1986-2001 serta Anggota Dewan Pembina /Kehormatan Badan Musyawarah Masyarakat Minang Sumatera Utara, tahun 1987-1990.

Di tingkat nasional Beliau menjadi anggota Dewan Penasehat Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), pada 1991-2001 serta menjabat sebagai anggota MPR RI, masa bakti 1993-1998. Sedangkan di dunia internasional Beliau mendapat kehormatan sebagai Penasehat Pribadi (freelance) Menteri Pertahanan Malaysia Dato’ Hj. Hamzah Bin Hj. Abu Samah, pada 1974. Beliau tercatat pula sebagai Ketua Umum Islamic Phylosophi-cal Institute (non politik) dalam dan luar negeri, 1960-1972. Kemudian menjadi anggota World Organization Religion and Science, tahun 1969-1970 dan anggota Asean Law Association, 1984 – 2001.

Dalam perjalanan sejarah, ilmu kerohanian dan metafisika eksakta tasawuf Islam yang diajarkan Beliau yang di dalamnya terdapat Teknologi Al Quran telah berhasil menunjukkan dalam teori dan praktek secara fakta, nyata dan realita, yaitu hukum-hukum kemenangan hidup yang absolut dan tak terkalahkan di jaman perang dan damai yang meliputi kehidupan di dunia dan akhirat. Termasuk dalam menghadapi kedahsyatan era teknologi dan informasi. Di dalamnya terdapat senjata yang maha ampuh dan modal yang tiada habis-habisnya bahkan mampu memadamkan api huru hara yang sedang berkecamuk dalam kehidupan umat manusia.

ijazah dari para guru besar ahli sufi Thareqat Naqsyabandiyah Al Khalidiyah (baca: Lembar Perjalanan Keguruan). Di antara guru Beliau adalah Sayyidi Syaikh Muhammad Hasyim Buayan di Bukittinggi Sumatera Barat. Dengan ijazah tersebut Beliau tercatat sebagai pewaris Thareqat Naqsyabandiyah Al Khalidiyah pada silsilah ke-35 di tahun 1952 saat Beliau berusia 35 tahun.

Pada masa revolusi fisik Beliau turut berjuang mengangkat senjata. Diawali dengan menjadi Panglima Tentara Allah. Beliau menjelajahi Pegunungan Bukit Barisan dengan pusat komandonya di Bukittinggi. Perjuangan tersebut di antaranya melawan agresi Belanda dan mengatasi berbagai pemberontakan di tanah air. Bahkan termasuk mengatasi pemberontakan komunis di Indonesia dan di Malaysia.

Atas jasa-jasanya, Beliau dianugerahi beberapa bintang jasa, anta lain Satya Lentjana Penegak dari pemerintah Negara Republik Indonesia atas peran aktif dalam melaksanakan tugas-tugas negara. Di sisi lain, Beliau adalah ilmuwan fisika kimia yang telah menghasilkan banyak penemuan dan juga intelektual di bidang bahasa, filsafat dan agama. Menguasai delapan bahasa asing secara aktif serta mendapat gelar Guru Besar Post Gradu-ate generasi pertama di Indonesia.

Pada tanggal 19 Desember 1961, Beliau mendirikan Universitas Pembangu-nan Panca Budi yang memiliki Fakultas Metafisika Islam dan merupakan satu-satunya di dunia serta menjabat sebagai rektornya hingga tahun 1998. Selain universitas, Beliau juga mendirikan Pergu-ruan Panca Budi yang menyelenggarakan pendidikan dari TK, SD, SMP, SMU, dan SMK.

Sebagai narasumber dan pengajar metafisika Islam di berbagai seminar berskala nasional dan internasional tentang kedahsyatan Teknologi Al Quran, Beliau mendapatkan sambutan yang luar biasa. Seminar-seminar tersebut tercatat pernah diselenggarakan di Universitas Gajah Mada, Universitas Brawijaya, Institut Pertanian Bogor, Universitas Sumatera Utara, Institut Teknologi Sepuluh Nopem-ber Surabaya, Institut Teknologi Bandung, IAIN Sumatera Utara dan Universitas Pembangunan Panca Budi Medan. Semi-nar dengan tema tersebut pernah pula diselenggarakan di depan kelompok cendekiawan Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) pusat. Seminar-seminar tersebut dihadiri oleh kalangan intelektual dan guru besar.

Sebagai militer aktif Beliau pernah menjabat sebagai Kepala Industri Perang merangkap guru bahasa Panglima Komandeman Sumatera Mayjend TNI Suhardjo Hardjowardoyo dengan pangkat

Prof. DR. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya adalah seorang ulama besar, ahli tasawuf sufi yang welas asih, lembut tutur katanya, penyantun terhadap kaum yang lemah serta manghidupi ribuan anak yatim. Beliau ditabalkan menjadi Rajak Batak Mandailing dengan gelar tertinggi Patuan Baleo Rahmatsyah pada tahun 1968.

Dalam perjalanan kehidupan Beliau, tak kurang dari 650 surau telah Beliau dirikan, tersebar di pelosok tanah air, Malaysia dan Amerika Serikat. Berbagai sarana pendidikan, usaha dan industri telah Beliau didirikan untuk menampung anak didik dan masyarakat luas. Antara lain di bidang pendidikan, perkebunan, peternakan, perkayuan, elektronik, travel berskala internasional, industri semir sepatu di luar negeri dan pengelolaan air minum Amin Sam dengan teknologi yang dapat menciptakan ozon.

Kegiatan dalam lingkup lebih luas, Beliau telah memberikan bantuan baik dalam masalah pengobatan berbagai macam penyakit yang sulit diobati secara medis seperti kanker dan AIDS, menangani bencana alam hingga menjaga persatuan dan kesatuan serta keamanan negara Republik Indonesia. Di antaranya adalah pemadaman letusan gunung Galunggung pada tahun 1982 yang dilakukan atas permohonan Gubernur Jawa Barat melalui surat Sekwilda saat itu, Drs. H. Karna Suwanda.

Pada akhir hayat Beliau berpesan untuk menegakkan dzikrullah di muka bumi. Beliau juga menyampaikan tiga buah pesan untuk murid-murid Beliau. Pertama agar selalu introspeksi diri. Kedua, jangan bertikai tentang agama, apalagi tidak mengetahui. Karena agama itu sangat tinggi. Awalnya mengenal Allah SWT dan akhirnya harus mengenal Allah SWT. Sedangkan yang ketiga, Beliau berpesan untuk mewujudkan ayat-ayat Al Quran dan Al Hadits dalam kehidupan secara fakta, nyata dan realita. Bukan hanya dalam kata-kata.

Pada tanggal 9 Mei 2001, sejak sore awan dan hujan rintik-rintik menyelimuti langit Jakarta. Sekitar pukul 23.05 WIB, tiba-tiba terdengar petir tunggal menggel-egar di angkasa. Saat itu, Prof. DR. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya berpulang ke Rahmatullah. Suasana alam yang mengiringi kepergian Beliau, seolah mencerminkan kedukaan dan rasa sedih yang mendalam.

Sumbangsih Beliau kepada agama Islam melalui pendekatan teknologi di abad modern ini telah menempatkan Beliau sebagai mujaddid. Suatu warisan yang memberi solusi dan pencerahan yang dapat menerangi umat manusia di akhir jaman. Khususnya bagi insan yang hendak menemukan jalan ke hadirat Allah SWT. Manusia yang mendambakan keselamatan, kedamaian dan kebaha-giaan di dunia dan di akhirat dalam limpa-han rahmat dan ridha Allah SWT.(RHAY)

Pengabdian kepada...(Sambungan dari hal. 1)

Profil Al Mukarram

5

Page 6: Mozaik 2011 04

PUNGUT..BAWA..

BUANG !!LIHAT..

Cuplikan syair lagu ini diciptakan saat Pelatihan Technology of Participation Panitia Peradaban Bersih (Pandabsih) tanggal 15 Mei lalu di Surau Baitul Amin (SBA). Momen tersebut mengawali langkah Pandab-sih menuju Visi Baitul Amin 2012. Dapat dibaca dalam box: Visi Baitul Amin 2012. Visi 2012 terjadi dan ditetap-kan sebagai "Kondisi yang akan dicapai". Terjadi karena sebuah pemikiran. Dari pemikiran dirancang untuk digerakkan sehingga terwu-jud menjadi kenyataan. Proses sederhana untuk mencapai Visi 2012 dimulai dari pikiran, membuat daftar pekerjaan, memilih orang-orang, membentuk buday-anya, aksi dan sukses.

Visi 2012, yang dicanangkan oleh Ketua Yayasan Prof. DR. H. Kadirun Yahya (YPDKY), Sayyidi Syaikh H. Abdul Khalik Fajduani SH, adalah cita-cita yang akan dicapai dalam waktu satu tahun dan bertindak mulai hari ini. Rincian pekerjaan yang diberlakukan oleh 84 orang yang bertindak dengan sikap sebagai winner (pemenang) dan 84 winner inilah yang akan membuat semuanya terjadi.

M e n u r u t Beliau, sekumpulan winner ini harus memi-liki sikap-sikap peme-nang, yaitu suka cita, tidak bertengkar, tidak marah, tidak bertele-tele, sederhana, lugas, bersatu serta menjadi tim yang hebat. Mereka adalah para pemimpin yang memuliakan tamu dan menepati janji. Juga menepati waktu dan

lebih memilih mengantongi sampah daripada membuang sampah semba-rangan

Membangun Peradaban

Pada acara Pelantikan Pandabsih (28/5), Ketua Yayasan menyatakan bahwa pencapaian Visi 2012 ini harus sama seriusnya. Seperti membangun hardware dan software berikut orang-orangnya (pelaksananya). “Pada prosesnya akan kita dapati kegembiraan orang-orangnya untuk membangun akhlak dalam rangka

mewujudkan Visi 2012,” tegas Beliau.Istilah peradaban bersih diciptakan

oleh Beliau. Peradaban secara bahasa berarti kemajuan (kecerdasan, kebu-dayaan) lahir batin. Dimulai di Surau Darul Amin serta Kampus Panca Budi Medan pada tahun 2007. Ribuan siswa, maha-siswa, civitas akademika dan orang tua siswa diajak menerapkan peradaban bersih. Hasilnya, lingkungan Kampus Panca Budi jadi bersih. Universitas Panca Budi pun diminta Pemerintah Kotamadya Medan sebagai konsultan membangun budaya bersih.

Seiring waktu program ini disebarkan ke surau-surau di bawah naungan YPDKY. Surau Baitul Amin sebagai pilot project pertama mencanangkan Program AKSI. Akronim dari Akhlak Bersih, sebagai simpul yang menyatukan berbagai sub program pendukung penca-paian Peradaban Bersih.

Sebelum dicanangkan Program Aksi, kebersihan di SBA sudah dikelola dengan baik oleh anshor dan jamaah yang berubudiyah. Dengan Program Aksi, diharapkan seluruh warga surau berperan aktif menjaga kebersihan, bukan hanya sebagai penikmat atau penonton pasif.

Dalam pelatihan TOP, Ketua YPDKY menyatakan bahwa Visi 2012 hanyalah sebuah dampak riil dari Program Aksi. Sedangkan target Program Aksi sebenarnya adalah terbangunnya akhlak yang baik (akhlakul karimah) bagi pelaku-nya. Pencapaian target tersebut dimulai dengan pembiasaan diri pelaku untuk senantiasa menjaga kebersihan. Dimulai dengan menjaga kebersihan surau, keber-sihan rumah tangga, hingga akhirnya kebiasaan menjaga kebersihan tertanam dalam diri pelaku di manapun ia berada.

Pelantikan Panitia Peradaban Bersih (28/05/2011) sekaligus pencanangan Program Aksi oleh Al Mukarrom Syaikh H. Abdul Khalik Fajduani, SH selaku Ketua Yayasan Prof. DR. H. Kadirun Yahya di Surau Baitul Amin. Panitia adalah sekumpulan winner yang harus memiliki sikap-sikap pemenang. yaitu suka cita, tidak bertengkar, tidak marah, sederhana dan lugas.

Membangun Peradaban Akhlak Bersih

Program Aksi

dok.

BA

MG

“...Bersih itu iman, yang harus diamalkan..Jangan kau ingkari, bersih itu harga mati..Kita pasti bisa, membuat hidup yang berguna..Hidup bersih itu dijadikan budayaku...”-bait lagu aksi, akhlak bersih.

6

Page 7: Mozaik 2011 04

1. Tertata Rapi2. Tidak ada sampah dan puntung rokok3. Ada daerah (zona) bebas merokok dan dilarang merokok4. Setiap 15 meter ada tong sampah dan setiap ruangan ada

keranjang sampah5. Ada alat untuk menjaga kebersihan di setiap ruangan6. Kamar mandi, kantin, ruang itikaf sangat bersih dan tidak bau7. Setiap rombongan yang datang ke Baitul Amin wajib terlibat

dalam menjaga kebersihan8. Setiap tamu yang datang harus menjaga kebersihan di kamar

mandi, kantin, dan ruang itikaf9. Setiap peziarah memahami dan melaksanakan adab perjalanan10. Sejuk dan angin semilir walau pun di musim kemarau,

burung-burung berkicau di dahan pepohonan yang rindang dengan taman yang tertata asri.

Visi Surau Baitul Amin 2012Program Aksi

Mengingat menjaga kebersihan hanyalah salah satu dari implementasi akhlakul karimah.

Prestasi Akibat PersahabatanPandabsih terbagi dalam 9 divisi,

diperkuat oleh 84 orang. Di samping Ketua , Sekretaris dan Bendahara, ada Divisi Kesekretariatan, Sosialisasi, Hot Area, Peraturan, Kemitraan, Landscape, Pengelolaan Sampah, Master Plan serta Sarana dan Prasarana. Tiap bagian menjalankan program kerja yang sudah ditentukan, capaian yang akan diraih, waktu yang diperlukan berikut dengan anggaran. Tiap divisi dituntut bekerja transparan dan profesional. Bahkan bendahara divisi mendapat pelatihan. Secara periodik dilaksanakan audit keuangan dan manajemen untuk mengukur kinerja divisi.

Tiap divisi memiliki code of conduct sebagai pedoman berperilaku. Untuk membangun semangat saling dukung dan berbagi solusi, panitia dan divisi rutin menggelar coffee morning meeting. Perte-muan santai dalam suasana positif untuk bertukar gagasan. “Terjadi manusia itu

bersahabat begitu dekat, kemudian mem-buat areanya. Sebuah team prestasinya akibat persahabatan. Persahabatan adalah orang baik. Yang culas tak mungkin bersahabat.” ungkap Ketua YPDKY. Beliau menambahkan, “Kelompok persahabatan membesar, persatuan tak ada tak mung-kin bisa berkarya. Ini adalah esensi leader-ship. Bersatu, berkasih sayang, kuat.”

Program terus bergulir. Minggu ketiga Juni ini digelar Pekan Bersih. Satu

minggu penuh jamaah dan semua orang yang datang ke Baitul Amin diajak menjaga kebersihan. Jika ada yang mem-buang sampah sembarangan akan diingatkan. Apalagi saat itu banyak jamaah datang dari luar Jakarta. “Kita berharap bahwa Jamaah luar Jakarta juga bisa membawa pulang pesan kebersihan ini,” papar Pengurus II Surau Baitul Amin, H. Akhmad Syukran Bestari, SE, MMSI. (NAV)

Foto bersama Panitia Peradaban Bersih Surau Baitul Amin dari berbagai divisi seusai acara pelantikan oleh Ketua YPDKY (28/05/2011). Selama satu tahun ke depan mereka bekerjasama dilandasi semangat persaha-batan dan kegembiraan membangun akhlakul karimah dalam rangka mewujudkan Visi Baitul Amin 2012.

dok.

BA

MG

4 Aksi MudahPenanganan Sampah

Carilah tempat sampah terdekatJangan ragu untuk bertanya.

1. Lihat

4. Buangsampah di tempatyang anda temui.

3. Bawa

2. Pungut

karena kebersihan dampak dari akhlak

sampah tersebut,walaupun sampahdari orang lain

sampah tersebutkemanapun hinggamenemukantempat sampah

Jika ada sampahtermasuk puntung

rokok sekalipun

Divisi Sarana Prasarana bersama Anshor sedang menyelesaikan Smoking Area (10/06/2011). Penentuan titik dan pembangunan Smoking Area, dilaksanakan dengan koordinasi antar beberapa divisi Pandabsih.

dok

. BA

MG

7

Page 8: Mozaik 2011 04

Mengerjakan & MenyediakanMengerjakan & Menyediakan- Taman- Taman- Renovasi Taman- Renovasi Taman- Perawatan Taman- Perawatan Taman- Kolam Hias- Kolam Hias- Relief Tebing- Relief Tebing- Pemasangan Batu Alam- Pemasangan Batu Alam- Rumput- Rumput- Tanaman Hias- Tanaman Hias- Tanaman Pelindung- Tanaman Pelindung- Tanaman Buah- Tanaman Buah- Tanah Urug- Tanah Urug- dll- dll

Mengerjakan & Menyediakan- Taman- Renovasi Taman- Perawatan Taman- Kolam Hias- Relief Tebing- Pemasangan Batu Alam- Rumput- Tanaman Hias- Tanaman Pelindung- Tanaman Buah- Tanah Urug- dll MulyotoMulyoto

0813 8961 85130813 8961 85130878 4418 27370878 4418 2737

Mulyoto0813 8961 85130878 4418 2737

Jl. Sasak Panjang PermaiRt. 003/04 No. 13 Tajur Halang Bogor

rebus mengelilingi ayam panggang itu. Dan yang berulang tahun, akan memakan sesuap lebih dulu, baru dibagikan kepada yang lainnya. Itulah tradisi di keluarga itu.

Tapi kali ini agak berbeda, karena suluk atau disebut juga itikaf sudah berakhir.

Dan sangat kebetulan hari itu adalah hari ulang tahun sang ayah. Seperti biasa ibu keluarga itu, yang biasa dipanggil umi mulai mengejar ayam untuk dipotong, guna jamuan sore itu. Anak perempuan kecil itu dengan cepat ikut mengepung ayam itu dan menubruknya. Hap! Dan ayam itu pun tertangkap.

Bertiga mereka menyembelihnya, lalu membawa ayam itu ke dapur. Sang ayah kembali masuk ke dalam surau untuk berkumpul dan berbincang dengan muridnya. Gadis kecil cerdas itu pun meniup bara, menghidupkan api dengan menghembus udara melalui batang bambu. Maka jelaga dapur membuat hidung dan pipinya jadi cemong.

Sesudah dzuhur jamaah suluk tahu, jika hari ini ulang tahun ayah. Kemudian waktu tutup suluk dibawanya ayam yang dikejar-kejar tadi. Pada acara tutup suluk, MC menyampaikan kalau hari itu adalah hari ulang tahun ayah. Ayah pun menan-gis.

Tanggal 20 Juni kemudian dibuat menjadi hari seluruh aulia warasatul anbiya. Maka disebut hari itu sebagai hari guru. (KAK MER)

“Papa kita jalan-jalan pagi? Kenapa harus membawa tongkat?” Gadis kecil itu bertanya dengan suara nyaring kanak-kanaknya. “Oh, tongkat ini sangat berguna untuk anjing jahat atau ular yang kesiangan,” jawabnya sambil tersenyum.

“Papa, hari ini tanggal 20 Juni, selamat ulang tahun ya pa…,” Gadis kecil itu melompat, ingin mencium pipi ayahnya. Lelaki itu berjongkok lalu mencium putrinya. “Terimakasih sayang, engkau selalu bangun paling pagi. Sehingga engkau selalu ikut berjalan-jalan bersam-aku. Tapi kita harus cepat-cepat berjalan-nya, nanti orang-orang itu keluar, dan akan sibuk kita dibuatnya.” Lelaki itu memper-cepat langkahnya. Membuat gadis kecil itu harus agak berlari.

Lelaki itu seorang guru fisika kimia yang amat disenangi oleh murid-muridnya. Karena amat menarik kalau mengajarkan sesuatu yang disebutnya “kimia besar”. Semua perhatian murid-murid akan tertuju kepadanya. Bahkan ada yang sampai mulutnya ternganga. Dia menjelaskan ilmu fisika kimia dengan amat menarik. Ia juga menjelaskan hubungan alam semesta dengan Sang Pencipta.

Dan Dia adalah seorang guru sufi, yang amat menarik. Selalu dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan muridnya dengan jawaban yang mencer-ahkan lagi menyejukan hati.

Benar, hari itu adalah hari ulang tahunnya. Mereka sekeluarga selalu mem-buat ayam panggang dan pulut kuning serta mendoa bersama sebelum maghrib tiba. Akan ada juga bulatan-bulatan telur

Pagi IstimewaPagi itu, ketika bunga-bunga bermekaran, rerumputan terhampar menghijau, ditingkahi kicauan burung-burung di antara rerimbunan pepohonan, seorang lelaki berjalan membawa tongkat diiringi seorang anak perempuan kecil berumur delapan tahun.

Kisah Hikmah

8