61
MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI SENI BUDAYA DI KELAS X MIPA 4 SMA NEGERI 1 TEGAL Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Seni Musik Oleh Juwitantik Puspitaratna 2501415034 JURUSAN PENDIDIKAN SENI DRAMA,TARI, DAN MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019

MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

i

MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN

KOLINTANG SEBAGAI MATERI SENI BUDAYA

DI KELAS X MIPA 4 SMA NEGERI 1 TEGAL

Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Seni Musik

Oleh

Juwitantik Puspitaratna

2501415034

JURUSAN PENDIDIKAN SENI DRAMA,TARI, DAN MUSIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

Page 2: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang

Panitia Ujian Skripsi.

Semarang, 1 April 2019

Pembimbing,

Dra. Siti Aesijah, M.Pd.

NIP. 196512191991032003

Page 3: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

iii

PENGESAHAN

Skripsi berjudul “Motivasi Siswa dalam Pembelajaran Kolintang sebagai Materi

Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA Negeri 1 Tegal” karya Juwitantik

Puspitaratna NIM 2501415034 ini telah dipertahankan dalam Ujian Skripsi

Jurusan Pendidikan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri

Semarang pada tanggal April 2019 dan disahkan oleh Panitia Ujian.

Semarang, 1 April 2019

Panitia

Ketua, Sekretaris,

Nama Nama

NIP NIP

Penguji I, Penguji II,

Nama Nama

NIP NIP

Penguji III,

Dra. Siti Aesijah, M.Pd.

NIP. 196512191991032003

Page 4: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

iv

PERNYATAAN

Dengan ini, saya

Nama : Juwitantik Puspitaratna

NIM : 2501415034

Program Studi : Pendidikan Seni Musik

menyatakan bahwa Skripsi berjudul “Motivasi Siswa dalam Pembelajaran

Kolintang sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA Negeri 1 Tegal”.

ini benar-benar karya saya sendiri bukan jiplakan dari karya orang lain atau

pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang

berlaku baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang atau pihak

lain yang terdapat dalam Skripsi ini telah dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah. Atas pernyataan ini, saya secara pribadi siap menanggung

resiko/sanksi hukum yang dijatuhkan apabila ditemukan adanya pelanggaran

terhadap etika keilmuan dalam karya ini.

Semarang, 26 Maret 2019

Juwitantik Puspitaratna

NIM 2501415034

Page 5: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

“Tanpa terus-menerus tumbuh dan berkembang, kata-kata seperti kemajuan,

prestasi, dan sukses tak punya arti apa-apa”

Benjamin Franklin

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada :

1. Kedua orang tua saya, Bapak Suyadi dan Ibu

Mustika Dewi tercinta serta adik saya Putra

Jiddan Nafis yang selalu memberikan do’a,

kasih sayang, dukungan, semangat, dan motivasi

untuk keberhasilan saya.

2. Tante saya, Mega Dihana Mustika serta seluruh

keluarga yang selalu membantu dan

memberikan dukungan.

3. Bapak/Ibu Dosen Pendidikan Seni Musik

UNNES yang telah memberikan ilmu selama

menempuh studi di Jurusan Sendratasik.

4. Almamaterku UNNES.

Page 6: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

vi

SARI

Puspitaratna, Juwitantik. (2019). Motivasi Siswa dalam Pembelajaran Kolintang

sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA Negeri 1 Tegal. Skripsi,

Jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik, Fakultas Bahasa dan Seni,

Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing Dra. Siti Aesijah, M.Pd.

Kata kunci : Motivasi ekstrinsik, Motivasi intrinsik, Pembelajaran kolintang.

Pada era modern ini remaja terdorong untuk mengikuti perkembangan

zaman yang signifikan. Salah satunya pada bidang seni siswa lebih menyukai

musik yang bersifat kekinian. Namun di SMA Negeri 1 Tegal siswa terlihat

antusias dalam mengikuti pembelajaran kolintang. Motivasi mempengaruhi hasil

belajar siswa dalam pembelajaran kolintang. Permasalahan yang dikaji adalah

bagaimana motivasi siswa dalam pembelajaran kolintang di kelas X MIPA 4

SMA Negeri 1 Tegal. Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan

pengetahuan tentang kolintang serta mengetahui motivasi siswa terhadap alat

musik daerah khususnya kolintang bagi para guru dan pengembang ilmu seni.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif digunakan

untuk memperoleh data deskriptif mengenai motivasi siswa dalam pembelajaran

kolintang. Pendekatan penelitian yang digunakan antaralain pendekatan psikologi,

pendekatan pedagogik, dan pendekatan musikologi. Teknik pengumpulan data

yang dilakukan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Teknik analisis data seperti reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menemukan bahwa motivasi ekstrinsik siswa seperti:

perencanaan yang bervariasi, mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, sesuai

dengan minat siswa, menciptakan suasana kelas yang kondusif, melibatkan diri

membantu siswa, peduli dengan siswa, menghindari komentar negatif terhadap

kelakuan buruk siswa, menghindari penggunaan ancaman, memberikan

penghargaan, menentukan standar dalam pembelajaran, memberikan kritik dan

masukkan, membuat tugas yang menimbulkan ide dan motivasi intrinsik siswa

seperti: memiliki ketekunan, senang mencari pengalaman baru, ingin tahu, bisa

mengerjakan tugas, berwawasan masa depan, berani menyatakan pendapat,

mempunyai inisiatif, peka, percaya diri, dan memiliki rasa keindahan

menyebabkan hasil belajar menjadi baik.

Sesuai dengan hasil penelitian bahwa motivasi ekstrinsik dan intrinsik

membawa dampak positif dalam hasil belajar siswa maka peneliti menyarankan

guru seni budaya memanfaatkan motivasi ekstrinsik untuk menimbulkan motivasi

intrinsik siswa. Guru dalam pembelajaran kolintang tidak menggunakan media

audio visual, hal tersebut berdampak pada suasana di dalam kelas yang terkadang

tidak kondusif dikarenakan siswa berbicara sendiri dengan temannya. Oleh karena

itu guru diharapkan dapat menggunakan media audio visual untuk meningkatkan

motivasi siswa dan menciptakan suasana kelas yang kondusif.

Page 7: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

vii

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Motivasi Siswa

dalam Pembelajaran Kolintang sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4

SMA Negeri 1 Tegal” dengan baik tanpa menemui hambatan yang berarti. Skripsi

ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dan memperoleh gelar

Strata Satu (S1) pada jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas

Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semaranag.

Peneliti mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu dan memberikan petunjuk yang sangat berarti bagi penulisan skripsi

ini. Pada kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang,

yang telah menerima penulis sebagai mahasiswa dan dapat menyelesaikan

studi di Universitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Muhammad Jazuli, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni yang

telah memberikan ijin penelitian untuk menyelesaikan skripsi.

3. Dr. Udi Utomo, M.Si,. Ketua Jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari, dan

Musik yang telah membantu proses perizinan penelitian serta memberikan

arahan kepada peneliti.

4. Dra. Siti Aesijah, M.Pd., Dosen pembimbing yang telah membimbing,

memberikan arahan, dan dukungan kepada peneliti dengan penuh kesabaran

sehingga peneliti bisa menyelesaikan skripsi.

5. Masduki, S.Pd., M.Pd., Kepala SMA Negeri 1 Tegal yang telah memberikan

ijin serta memberikan informasi kepada peneliti pada saat melakukan

penelitian.

6. Peppy Irawan Pribadi, S.Pd., Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan yang

telah membantu memberikan informasi kepada peneliti.

7. Endang Supadmi, S.Pd., Guru seni budaya SMA Negeri 1 Tegal yang telah

membantu memberikan informasi serta menjadi objek penelitian.

Page 8: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

viii

8. Panji Bayuaji, A.Md, S.Kom., yang telah membantu memberikan informasi

kepada peneliti.

9. Siswa kelas X MIPA 4 SMA Negeri 1 Tegal, yang telah menjadi objek

penelitian dan memberikan informasi kepada peneliti.

10. Sahabat-sahabatku, Irhas Giffari, Mentari Fitriani, Laela Fauziyah, Chyntia

Intan Listyawan, Kartika Nur Adji Pramesty, Hesti Tri Wiyandani, Siska

Aprilliya, Wima Domastika, Istiso Likhamelia, Muhamad Fathur Fahrezi, M.

Afi Nur Rizqi, serta M. Marshal Abdul Aziz yang selalu menyemangati dan

selalu menjadi tempat berbagi suka maupun duka.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu

peneliti dalam proses pembuatan skripsi.

Semoga semua kebaikan dari pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian

ini mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis yakin dalam penyusunan skripsi ini

masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu peneliti meminta kritik dan saran

yang membangun untuk kesempurnaan penelitian-penelitian serupa dimasa

mendatang.

Semarang, 1 April 2019

Penulis

Page 9: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii

PENGESAHAN .................................................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v

SARI ...................................................................................................................... vi

PRAKATA ........................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka .................................................................................................... 6

2.2 Landasan Teori ................................................................................................. 27

2.3 Kerangka Berfikir............................................................................................. 40

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian............................................................................................. 42

3.2 Pendekatan Penelitian ...................................................................................... 42

3.3 Lokasi Penelitian .............................................................................................. 44

3.4 Sasaran Penelitian ............................................................................................ 44

3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 44

3.6 Teknik Analisis Data ........................................................................................ 47

3.7 Teknik Keabsahan Data ................................................................................... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................................... 50

Page 10: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

x

4.2 Motivasi Siswa dalam Pembelajaran Kolintang di SMA Negeri 1 Tegal ..... 63

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 91

5.2 Saran ................................................................................................................. 92

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 93

LAMPIRAN .......................................................................................................... 98

Page 11: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Prasarana SMA Negeri 1 Tegal ............................................................. 59

Page 12: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan kerangka berpikir penelitian.................................................... 41

Gambar 3.1 Bagan skema dalam analisis data ....................................................... 49

Gambar 4.1 Gerbang SMA Negeri 1 Tegal ........................................................... 51

Gambar 4.2 Spanduk Siswa yang diterima PTN dan Kedinasan ........................... 55

Gambar 4.3 Denah SMA Negeri 1 Tegal ............................................................... 57

Gambar 4.4 Siswa sedang bermain kolintang ........................................................ 60

Gambar 4.5 Alat musik band ................................................................................. 61

Gambar 4.6 Alat musik angklung .......................................................................... 62

Gambar 4.7 Alat musik gamelan ............................................................................ 63

Gambar 4.8 Pengenalan teknik bermain alat musik kolintang ............................... 71

Gambar 4.9 Guru melibatkan diri dalam pembelajaran ......................................... 76

Gambar 4.10 Guru menegur siswa ......................................................................... 78

Page 13: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ........................................................................................................... 100

Lampiran 2 ........................................................................................................... 101

Lampiran 3 ........................................................................................................... 102

Lampiran 4 ........................................................................................................... 105

Lampiran 5 ........................................................................................................... 109

Lampiran 6 ........................................................................................................... 112

Lampiran 7 ........................................................................................................... 116

Lampiran 8 ........................................................................................................... 124

Lampiran 9 ........................................................................................................... 133

Lampiran 10 ......................................................................................................... 134

Lampiran 11 ......................................................................................................... 140

Lampiran 12 ......................................................................................................... 142

Lampiran 13 ......................................................................................................... 143

Lampiran 14 ......................................................................................................... 150

Page 14: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa remaja adalah masa penuh gejolak dimana perubahan suasana hati

menjadi hal yang sangat menonjol dalam perkembangan emosi remaja.

Karakteristik ini mengarah pada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang pada

dasarnya sedang berada pada periode transisi yaitu perubahan dari periode anak-

anak menuju periode dewasa. Keadaan tersebut dapat mempengaruhi proses

pembelajaran siswa di kelas.

Pada era modern ini siswa terdorong untuk mengikuti perkembangan

zaman yang signifikan seperti pada bidang seni. Siswa menyukai kesenian yang

bersifat kekinian seperti band atau musik EDM. Kesenian tradisional mulai jarang

digemari oleh anak zaman sekarang padahal alat musik tradisional perlu untuk

dilestarikan dan dikembangkan oleh masyarakat Indonesia khususnya generasi

muda agar keberadaannya tetap terjaga. Seperti yang dilakukan salah satu sekolah

di Kota Tegal yaitu SMA Negeri 1 Tegal yang memberikan pembelajaran

kolintang sebagai mata pelajaran seni budaya. Kolintang adalah alat musik

tradisional dari Minahasa Sulawesi Utara. Dalam pembelajaran seni budaya

tersebut meskipun menggunakan media alat musik tradisional, siswa tetap

antusias mengikuti pembelajaran. Hal tersebut berkaitan dengan bagaimana

motivasi siswa dalam pembelajaran kolintang.

Penelitian oleh Mukhtar (2015) membuktikan bahwa dalam proses belajar

mengajar pada mata pelajaran seni budaya di kelas X SMA Piri 1 Yogyakarta

Page 15: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

2

mengalami peningkatan hasil belajar karena didorong dengan

meningkatnya motivasi dalam diri siswa. Motivasi sangat besar peranannya

terhadap hasil belajar, karena dengan adanya motivasi dapat menumbuhkan minat

belajar siswa. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi cenderung akan

mempunyai sikap positif untuk berhasil.

SMA Negeri 1 Tegal merupakan SMA favorit di Kota Tegal terbukti

dengan banyaknya prestasi yang ditorehkan oleh siswanya pada bidang akademik

maupun non akademik. Dalam bidang akademik salah satu prestasi yang diraih

antara lain juara I dan II lomba Olimpiade Sains Nasional (OSN) Fisika Biologi

Kebumian Komputer Kimia Matematika tingkat Kota yang diadakan Dinas

Pendidikan tahun 2016, juara II Story Telling Competition tingkat nasional tahun

2016. Dalam bidang non akademik SMA N 1 Tegal juga sering menjuarai lomba

seperti Juara I Lomba Vokal Grup SMA dalam rangka Pekan Seni Pelajar tingkat

Kota Tegal tahun 2016. Juara I Lomba Paduan Suara Tingkat

SMA/SMK/Sederajat Se-Ekskaresidenan Pekalongan dalam rangka Dies Natalis

Ke-34 Universitas Pancasakti Tegal tahun 2016.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Indariyana (2013) permainan alat

musik kolintang merupakan permainan yang setidaknya membutuhkan enam

orang untuk bermain. Bisa dikatakan dalam sebuah permainan dibutuhkan kerja

tim yang solid agar permainan bisa berjalan dengan lancar. Hal ini sangat tepat

diterapkan pada siswa SMA supaya mereka dapat belajar mengenai cara

bersosialisasi dan bekerjasama dalam sebuah tim.

Page 16: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

3

Berbeda dari SMA yang lain, SMA Negeri 1 Tegal menggunakan

kolintang sebagai mata pelajaran seni budaya untuk kelas X. Kendala dalam

proses pembelajaran seperti terbatasnya alat musik kolintang yang hanya

seperangkat membuat siswa harus bergiliran mencoba saat pembelajaran

berlangsung, namun siswa tetap antusias untuk mencoba meskipun ada beberapa

siswa yang kesulitan menerima pelajaran karena mereka masih buta nada dan buta

akord.

Pada penelitian skripsi yang dilakukan Aji (2013) membahas tentang

pembelajaran ekstrakurikuler kolintang di SD Fransiskus III. Pembelajaran

ekstrakurikuler alat musik kolintang pada sekolah ini berjalan dengan cukup baik.

Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kolintang di SD Fransiskus III

dapat dengan mudah memahami dan mengikuti proses pembelajaran

ekstrakurikuler tersebut dengan baik, sehingga para siswa lancar memainkan alat

musik kolintang. Hal tersebut disebabkan oleh penggunaan metode dalam

pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa dapat memahami dengan baik.

Melihat uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk mengangkat

permasalahan ini yaitu motivasi siswa dalam pembelajaran kolintang sebagai

materi seni budaya. Penulis mengetahui bahwa motivasi dalam pembelajaran

sangat dibutuhkan agar siswa tetap semangat dan fokus dalam pembelajaran.

Penulis tertarik dan terdorong untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul

“MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI

MATERI SENI BUDAYA DI KELAS X MIPA 4 SMA NEGERI 1 TEGAL”.

Page 17: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang seperti di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimana motivasi siswa dalam pembelajaran

kolintang pada pelajaran seni budaya di SMA Negeri 1 Tegal ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan

motivasi siswa dalam pembelajaran kolintang sebagai mata pelajaran seni budaya

di SMA Negeri 1 Tegal.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian terhadap motivasi siswa dalam pembelajaran kolintang

sebagai mata pelajaran seni budaya diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat Teoritis

Memberikan pengetahuan tentang motivasi siswa terhadap alat musik

kolintang.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi siswa, dapat memberikan masukan untuk tetap meningkatkan

motivasi dalam belajar kolintang.

1.4.2.2 Bagi sekolah, dapat dijadikan sebagai masukan untuk tetap meningkatkan

mutu pembelajaran.

1.4.2.3 Bagi masyarakat, dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang

keberadaan pembelajaran kolintang di SMA Negeri 1 Tegal.

Page 18: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

5

1.5 Sistematika Skripsi

Sistematika penulisan skripsi merupakan kerangka awal dalam

penyusunan penelitian, sehingga penulis dapat menyusun skripsi secara bertahap

sesuai kerangka yang sudah disiapkan. Sistematika penulisan skripsi ini bertujuan

memberikan gambaran dan mempermudah para pembaca dalam mengetahui isi

skripsi ini. Susunannya antara lain sebagai berikut:

1.5.2 Bagian Awal

Halaman judul, halaman pengesahan, moto dan persembahan, kata

pengantar, sari, daftar isi, daftar gambar, daftar lampiran.

1.5.3 Bagian Isi

Bab I Pendahuluan, berisi: latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan skripsi

Bab II Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori

Bab III Metode Penelitian

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab V Penutup, berisi: simpulan dan saran

1.5.4 Bagian Akhir

Bagian akhir skripsi terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

Lampiran terdiri dari instrument penelitian dan bukti-bukti hasil penelitian.

Page 19: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

Penelitian oleh Irianawati (2014) berjudul “UPAYA MENINGKATKAN

MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MUSIK NUSANTARA MELALUI

PENDEKATAN APRESIASI PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 5

PEMALANG” Hasil penelitian menunjukkan proses pembelajaran musik

nusantara menggunakan pendekatan apresiasi dapat meningkatkan motivasi dan

hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa semakin meningkat apabila dilihat dari

nilai tertinggi, rata-rata kelas, dan ketuntasan belajarnya. Terdapat persamaan

konsep dengan penelitian yang akan diteliti yaitu membahas motivasi.

Perbedaannya terletak pada subjek penelitian tersebut yaitu siswa SMP.

Penelitian yang dilakukan oleh Sedyadiasto (2012) yang berjudul

“PEMBERIAN PENGUATAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN

PRESTASI BELAJAR SENI BUDAYA SISWA KELAS VIID SMP ISLAM

SUDIRMAN AMBARAWA” memperoleh hasil bahwa pembelajaran dengan

menggunakan penguatan sangat efektif untuk meningkatkan motivasi siswa.

Penguatan positif harus diberikan kepada siswa yang memang benar-benar layak

diberikan penguatan. Misalnya kepada siswa yang berprestasi, siswa yang dapat

menyelesaikan tugas secara sempurna. Terdapat persamaan konsep yaitu tentang

motivasi yang diberikan pada pembelajaran seni budaya. Perbedaan terdapat pada

subjek yang diteliti yaitu siswa SMP.

Page 20: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

7

Penelitian berjudul “PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SENI

MUSIK MELALUI RANCANGAN PEMBELAJARAN TANDUR PADA

SISWA KELAS VII SMP” oleh Gianse (2016). Hasil penelitiannya yaitu: (1)

Perencanaan penerapan pembelajaran TANDUR dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Toho telah berjalan dengan baik sesuai

dengan apa yang diinginkan; (2) Pelaksanaan pembelajaran TANDUR dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa berjalan sesuai dengan yang dikhendaki.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer melalui lembar observasi

guru diperoleh rata-rata skor pada siklus I adalah 2,6 dengan kategori cukup.

Sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 3,3 dengan kategori baik dan siklus

III mencapai 3,9 dengan kategori baik; (3) Peningkatan motivasi belajar seni

musik setelah menggunakan pembelajaran TANDUR mengalami peningkatan dari

pengamatan awal (pra siklus) dengan total rata-rata hanya 29,2% dengan kategori

rendah. Pada siklus I mulai mengalami peningkatan dengan total rata-rata

mencapai 44,7% dengan kategori sedang, kemudian pada siklus II dengan total

rata-rata mencapai 62,8% dengan kategori tinggi dan pada siklus III total rata- rata

menjadi 77,6% dengan kategori tinggi. Terdapat kesamaan dengan penelitian yang

akan diteliti yaitu meneliti tentang motivasi siswa dalam pembelajaran seni musik.

Perbedaannya penelitian tersebut mencoba menerapkan pembelajaran untuk

membangkitkan motivasi siswa SMP sedangkan penelitian ini mengamati

motivasi yang diberikan guru kepada siswa SMA.

Penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2013). dengan judul

”MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA BELAJAR MUSIK RECORDER

Page 21: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

8

MELALUI METODE PERMODELAN” Hasil motivasi dan UH siswa kelas

VIII.6 SMPN 2 Kota Pariaman dari pembelajaran musik recorder dengan

menggunakan metode permodelan dapat ditemukan, hasil rata-rata peningkatan

motivasi siswa siklus I, 72,8525 dan setelah dilakukan siklus II hasil rata-rata

menjadi 88,5675. Hasil UH dari proses pembelajaran pra siklus dalam praktek

musik recorder siswa kelas VIII.6 dengan menggunakan metode permodelan

menuai keberhasilan. Peningkatan ini dapat dilihat pada tahap pra-siklus sebesar

68,14286 telah meningkat pada siklus I menjadi 73, 85714. Selanjutnya rata-rata

kelas semakin meningkat pada siklus II menjadi 82. Maka dari itu metode

permodelan ini sangat besar pengaruhnya terhadap proses pembelajaran seni

budaya di sekolah. Pembahasan tentang motivasi siswa dalam pembelajaran seni

musik menjadi hal yang sama dengan penelitian ini. Perbedaannya terletak pada

alat musik yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu recorder dan subjek

penelitiannya siswa SMP.

Berdasarkan penelitian Artha (2014) yang berjudul “METODE

PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN

(PAKEM) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL

BELAJAR MUSIK ANSAMBEL SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 39

SEMARANG”. Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (1)

penggunaan metode PAKEM mampu meningkatkan motivasi belajar ansambel

musik siswa kelas VIID SMP Negeri 39 Semarang. Hal ini dapat dilihat dari

perolehan prosentase rata-rata hasil angket siswa pada siklus 1 dan siklus 2 yang

meningkat dari 77,31% menjadi 82,37%; (2) hasil belajar ansambel musik siswa

Page 22: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

9

mengalami peningkatan. Ini dapat dilihat dari perolehan rata-rata pada prasiklus

sebesar 70,5 dan penilaian unjuk kerja pada siklus 1 mengalami peningkatan

menjadi 76,09 serta pada siklus 2 yang meningkat menjadi 84,5. Terdapat

persamaan konsep dengan penelitian yang akan diteliti yaitu membahas tentang

motivasi dalam pembelajaran musik. Perbedaan konsep terletak pada subjek yang

diteliti yaitu siswa SMP.

Penelitian oleh Putra (2013) yang berjudul “MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BELAJAR

KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BATUSANGKAR”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa yang

belajar menggunakan Pendekatan Belajar Kelompok lebih tinggi dari nilai rata-

rata siswa yang belajar menggunakan pembelajaran konvensional. Persamaan

konsep dengan penelitian yang akan diteliti adalah membahas tentang upaya

meningkatkan hasil belajar pembelajaran musik di sekolah meskipun dalam

penelitian ini peneliti hanya mengamati motivasi siswa dalam pembelajaran

kolintang. Perbedaan konsep terletak pada subjek penelitian tersebut yaitu siswa

SMP.

Penelitian berjudul “MENINGKATKAN HASIL DAN AKTIVITAS

BELAJAR SISWA DALAM ANSAMBEL MUSIK MELALUI METODE

TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 1 MOGA

PEMALANG” yang diteliti Haryanto (2014) menyebutkan bahwa pembelajaran

tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran seni

budaya khusus kompetensi dasar bermain ansambel musik kelas VIII B SMP

Page 23: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

10

Negeri 1 Moga tahun 2012/2013. Terbukti ada peningkatan presentase ketuntasan

belajar siswa dari 36,11% pada kegiatan pra siklus, meningkat menjadi 58,33%

pada siklus I dan 83,33% pada kegiatan akhir siklus II, juga dapat meningkatkan

aktivitas siswa Terbukti dari 36 siswa yang aktivitasnya kurang baik pada

kegiatan prasiklus dengan rerata skor 2,30 mengalami peningkatan pada akhir

siklus I menjadi 2,81 dan akhir siklus II menjadi 3,51 atau kualifikasi baik.

Penelitian tersebut meneliti tentang hasil dan aktivitas pembelajaran musik dengan

menggunakan metode tutor sebaya, hal ini erat kaitannya dengan motivasi siswa.

Hal yang berbeda terletak pada jenis ansambel yang diteliti dalam penelitian

tersebut yaitu ansambel campuran.

Penelitian oleh Ulhusna (2013) berjudul ”PENINGKATAN AKTIVITAS

SISWA KELAS V SD PADA PEMBELAJARAN ANSAMBEL MUSIK

MELALUI STRATEGI PAIKEM” Proses pembelajaran ansamble sejenis dengan

menerapkan Strategi PAIKEM dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan

rencana pembelajaran. Persentase aktivitas siswa dalam memperhatikan guru

68.0% pada siklus I meningkat menjadi 89.0% pada siklus II, pada aktivitas

berpartisipasi aktif (latihan) 42.0 pada siklus I meningkat menjadi 82.0% pada

siklus II, aktivitas bertanya 21.0% pada siklus I meningkat menjadi 33.5% pada

siklus II. Aktivitas tampil di depan kelas 21.0% pada siklus I meningkat menjadi

87.0% pada siklus II. Siklus I dan siklus II dapat disimpulkan aktivitas siswa

memperhatikan guru 78.5% dengan kategori aktivitas baik, berpartisipasi aktif

(latihan) 62.0% dengan kategori aktivitas baik, bertanya 27.3% dengan ketegori

aktivitas kurang dan tampil di depan kelas 54.0% dengan kategori aktivitas cukup.

Page 24: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

11

Persamaan yang terdapat pada penelitian tersebut dengan penelitian yang akan

diteliti adalah membahas tentang pembelajaran musik ansamble, bedanya dalam

penelitian tersebut menggunakan alat musik pianika sedangkan dalam penelitian

ini menggunakan alat musik kolintang.

Penelitian Muktinurasih (2014) dengan judul “UPAYA

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI

APRESIASI TERHADAP KEUNIKAN SENI MUSIK DAERAH SETEMPAT

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA

KELAS VII A SMP NEGERI 3 RANDUDONGKAL” Nilai yang didapatkan

siswa mengalami peningkatan di tiap siklusnya setelah menggunakan media

Audio Visual. Prosentase hasil belajar siswa meningkat sesuai dengan pencapaian

dari indikator tentang batas ketuntasan belajar yang telah dicapai dalam satu kelas

yaitu 75% dan berdasarkan hasil penelitian dijelaskan bahwa hasil belajar pada

pra siklus dengan prosentase ketuntasan belajar hanya mencapai 47,06%, pada

siklus I ketuntasan belajar hasil yang diperoleh meningkat menjadi 58,82%,

sedangkan perolehan hasil pada siklus II ketuntasan belajar sudah mencapai

82,35%, dari siklus I ke siklus II mengalami kenaikan 23,53% dan kenaikan rata –

rata nilai yang dicapai sebesar 4,67. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran mengalami keberhasilan yang sangat signifikan. Hal yang sama

dibahas dalam penelitian tersebut adalah pembelajaran seni musik daerah. Subjek

dalam penelitian tersebut berbeda dengan penelitian ini yaitu siswa SMP.

Berdasarkan penelitian oleh Oktira (2015) yang berjudul

“PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN

Page 25: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

12

KEMANDIRIAN SISWA BELAJAR SENI BUDAYA”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa media audiovisual telah berhasil membangkitkan

ketertarikan siswa untuk mempelajari seni budaya. Rasa ketertarikan telah

membangkitkan rasa kemandirian siswa itu sehingga partisipasi aktif siswa dalam

proses pembelajaran juga meningkat dengan sendirinya. Audiovisual telah

merangsang imajinasi dan membangun visi didalam diri mereka, munculnya

kesadaran dan tanggung jawab sebagai pemangku budaya setelah menyaksikan

tayangan di media audiovisual, membangkitkan sebuah kesadaran dan pikiran

siswa bahwa mereka harus menguasai seni budayanya. Dalam penelitian tersebut

terdapat kesamaan dengan penelitian yang akan diteliti yaitu membahas tentang

pentingnya meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya,

subjek penelitiannya sama-sama menggunakan siswa SMA. Hal yang berbeda

dengan penelitian ini adalah penggunaan media audio visual sebagai objek

penelitian.

Penelitian Hariyadi (2014) yang berjudul “UPAYA MENINGKATKAN

SIKAP APRESIATIF DAN KREATIF DALAM PEMBELAJARAN MUSIK

NUSANTARA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MUSIK KEYBOARD

PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII A SMP NEGERI 8 PEMALANG”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran musik nusantara menggunakan

media musik keyboard dapat meningkatkan sikap apresiatif dan kreatif peserta

didik. Hasil belajar peserta didik semakin meningkat apabila dilihat dari nilai

tertinggi, rata-rata kelas, dan ketuntasan belajarnya. Peningkatan hasil unjuk kerja

menyanyi ini disebabkan oleh meningkatnya aktivitas peserta didik dalam

Page 26: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

13

pembelajaran musik nusantara. Hasil angket dan wawancara menunjukkan bahwa

peserta didik merasa senang dengan musik nusantara. Persamaan konsep

penelitian tersebut dengan penelitian yang akan diteliti adalah pembelajaran musik

nusantara. Perbedaan konsepnya terletak pada subjek yang diteliti yaitu siswa

SMP.

Penelitian berjudul “PENERAPAN ACTIVE LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR APRESIASI MUSIK

NUSANTARA PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 7 PEMALANG”

oleh Martini (2014). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan

active learning, pertama terdapat peningkatan minat yang tinggi belajar apresiasi

musik nusantara, dengan hasil prasiklus sebesar 10%, siklus I sebesar 50%, siklus

II sebesar 80%, kedua terdapat peningkatan hasil belajar apresiasi musik

nusantara, dengan hasil prasiklus sebesar 37,5%, siklus I sebesar 65%, Siklus II

sebesar 82,5%. Terdapat kesamaan konsep dengan penelitian yang akan diteliti

yaitu membahas tentang musik nusantara, sedangkan perbedaan terletak pada

subjek yang diteliti yaitu siswa SMP.

Penelitian yang dilakukan Wulandari (2012) yang berjudul “MINAT

SISWA PADA PEMBELAJARAN SENI MUSIK MENGGUNAKAN MEDIA

AUDIO VISUAL DI SMP NEGERI 8 PADANG PROVINSI SUMATERA

BARAT”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran seni musik dengan

menggunakan media audio visual pada kelas VII A SMP Negeri 8 Padang

Provinsi Sumatera Barat membuat siswa berminat mengikuti pembelajaran seni

musik dibuktikan dengan angket yang telah diisi oleh siswa. Kesamaan dalam

Page 27: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

14

penelitian tersebut adalah membahas tentang minat siswa dalam pembelajaran

seni musik. Perbedaan terletak pada subjek penelitian yaitu siswa SMP.

Penelitian berjudul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR SENI MUSIK

DENGAN MEDIA AUDIO” oleh Kusumadewi (2010). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa dengan pembelajaran menggunakan audio visual dan metode

bervariasi dapat: (1) Meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII A SMP N 1

Jambu pada mata pelajaran seni budaya tahun 2009/2010. Terbuki adanya

peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa dari 30% pada pra siklus,

meningkat menjadi 84% pada siklus 1 dan 88% pada siklus 2; (2) Meningkatkan

aktivitas belajar siswa kelas VII A SMP N 1 Jambu pada mata pelajaran seni

budaya tahun 2009/2010. Terbukti dari 33 siswa yang aktivitasnya kurang baik

pada prasiklus dengan rata – rata skor 2,58 mengalami peningkatan pada siklus 1

menjadi 3,82 dengan kualifikasi cukup dan pada siklus 2 menjadi 4,02 atau

kualifikasi baik. Berdasarkan penelitian tersebut terdapat persamaan konsep yaitu

membahas tentang peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran seni musik, sama

halnya dengan penelitian yang akan diteliti meskipun lebih fokus terhadap

motivasi siswa. Subjek yang diteliti yaitu siswa SMP.

Penelitian oleh Putra (2017) berjudul “PEMBELAJARAN LAGU SIK-

SIK SIBATUMANIKAM DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN

KOLINTANG UNTUK PIKPP (PERSATUAN IBU-IBU KARYAWAN PT.

PUSRI PALEMBANG) SUMATERA SELATAN”. Hasil penelitian

menunjukkan strategi pembelajaran terbuka dilihat dari struktur peristiwa belajar

mengajarnya karena pengajar membuat strategi dan materi langsung pada saat

Page 28: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

15

pembelajaran berlangsung. Dilihat dari hubungan pengajar dengan peserta

pembelajaran strategi pembelajaran adalah pembelajaran langsung. Metode

pembelajaran yang digunakan adalah metode ceramah, metode demonstrasi dan

metode drill. Terdapat perbedaan dengan penelitian yang akan diteliti yaitu dalam

penelitian tersebut meneliti sebuah komunitas ibu-ibu dan hanya membahas

tentang pembelajarannya sedangkan dalam penelitian ini subjeknya siswa SMA

dan tidak hanya membahas pembelajarannya namun juga bagaimana memotivasi

siswa.

Penelitian berjudul “UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN

KOLINTANG MELALUI PENDEKATAN SPIRAL DI SMP BRUDERAN

PURWOREJO KELAS VIII B TAHUN AJARAN 2016-2017” oleh Priawara

(2017) Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan pendekatan pembelajaran

spiral dapat berhasil dan mencapai nilai yang terus meningkat dilihat dari rata-rata

kelas pra siklus mencapai 62,2, siklus I mencapai rata-rata kelas 72,9 dengan

presentase kelulusan 21,4% yang tingkat keberhasilan masih dalam kategori

rendah, sedangkan pada siklus II mencapai 82,1 dengan persentase kelulusan

100%. Pada siklus II dapat dilihat bahwa penelitian melalui pendekatan spiral

dinyatakan berhasil. Terdapat konsep yang berbeda, pada penelitian tersebut

membahas tentang penggunaan suatu pendekatan sedangkan penelitian ini

membahas tentang motivasi siswa. Subjek penelitian juga berbeda yaitu siswa

SMP. Sedangkan konsep yang sama yaitu membahas pembelajaran kolintang.

Penelitian yang dilakukan oleh Saputra (2018) berjudul “STRATEGI

PEMBELAJARAN MUSIK KOLINTANG PADA GRUP BAPONTAR LADIES

Page 29: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

16

DI SANGGAR BAPONTAR JAKARTA” Hasil penelitian menunjukkan strategi

pembelajaran musik kolintang pada grup Bapontar Ladies yang digunakan dalam

pembelajaran tersebut adalah strategi pembelajaran terbuka dilihat dari struktur

perisitiwa belajar mengajarnya karena pengajar membuat strategi secara langsung.

Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode ceramah, metode

demonstrasi dan metode drill. Terdapat kesamaan dengan penelitian yang akan

diteliti yaitu membahas tentang alat musik kolintang, perbedaannya yaitu dalam

penelitian tersebut meneliti sebuah grup ibu-ibu sedangkan dalam penelitian ini

adalah siswa SMA.

Penelitian Hendrik (2016) berjudul “PELESTARIAN MUSIK

KOLINTANG DI DESA MAUMBI KECAMATAN KALAWAT” dapat

disimpulkan bahwa dalam mempertahankan keberadaan dan melestarikan musik

kolintang, sanggar Bakudapa melakukan berbagai cara yaitu dengan latihan secara

rutin, memberikan arahan dan binaan kepada para pemain seni, memperkenalkan

dan mengajak anak muda desa setempat, dan tentu harus didukung oleh

pemerintah setempat dan masyarakat. Persamaan konsep dalam penelitian tersebut

yaitu sama-sama membahas tentang pembelajaran kolintang. Perbedaannya dalam

penelitian tersebut meneliti sebuah sanggar sedangkan dalam penelitian ini

meneliti pembelajaran di sekolah dengan fokus kelas X.

Berdasarkan penelitian oleh Andriono (2014) yang berjudul

“MULTIMEDIA INTERAKTIF ALAT MUSIK TRADISIONAL

KOLINTANG”. Hasil penelitian menghasilkan sebuah aplikasi multimedia

interaktif untuk memperkenalkan, memberikan informasi, serta memberikan

Page 30: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

17

pengalaman bermain kolintang secara virtual kepada masyarakat Indonesia.

Aplikasi ini dapat memperkenalkan kolintang kepada masyarakat Indonesia

khususnya generasi muda. Selain memberikan informasi, aplikasi ini juga

memberikan pengalaman bermain kolintang secara virtual terhadap pengguna.

Persamaan konsep dalam penelitian tersebut adalah membahas tentang alat musik

kolintang. Konsep yang berbeda dengan penelitian ini adalah pembuatan aplikasi

berbasis flash dan digunakan dalam perangkat android.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Utomo (2013) yang berjudul

“ANALISIS KEBUTUHAN GURU SENI MUSIK DALAM KONTEKS

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS ACTION LEARNING DI

SEKOLAH” Informasi tentang kompetensi yang diperlukan para calon guru seni

musik dalam konteks pelaksanakan pembelajaran berbasis action learning

mencakupi: (1) penguasaan konsep dan simbul-simbol musik yang diperoleh

melalui berbagai pengalaman musikal (bernyanyi, bermain alat musik, berkreasi

musik, dan lain-lain); (2) strategi pembelajaran seni musik yang mencakupi

metode, kegiatan pembelajaran, dan media pendukung; (3) kemampuan

memainkan alat musik; dan (4) kemampuan menciptakan lagu model yang

diperlukan dalam pembelajaran seni musik. Adapun informasi tentang kendala-

kendala yang dihadapi para guru dalam melaksanakan pembelajaran seni musik di

sekolah yang diperoleh mencakupi aspek kurikulum, kebijakan sekolah, dan

ketersediaan sarana, media, dan sumber belajar. Dalam penelitian tersebut peneliti

lebih menekankan pada kebutuhan sebagai guru seni musik dalam pembelajaran,

Page 31: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

18

dalam penelitian ini membahas tentang motivasi yang diberikan sebagai seorang

pendidik kepada siswa.

Penelitian yang berjudul “AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN SENI MUSIK DI SMP NEGERI 3 PADANG PANJANG”

oleh Fitri (2013). Hasil penelitian menyebutkan penyebab rendahnya aktivitas

belajar siswa dalam pembelajaran seni musik di Kelas VIII.2 SMP Negeri 3

Padang Panjang adalah karena faktor guru. Dalam proses pembelajaran, interaksi

antara guru dan siswa tidak berjalan dengan baik karena guru yang bersikap pilih

kasih terhadap siswa sehingga tidak terjadi hubungan timbal balik antara guru dan

siswa. Guru juga tidak mengupayakan untuk membangun interaksi belajar yang

baik dengan siswa. Selain itu, kurangnya kemampuan (kapabilitas) guru juga

menyebabkan rendahnya aktivitas belajar siswa. Dalam penelitian ini terdapat

kesamaan dengan penelitian yang akan diteliti yaitu tentang pembelajaran musik

di sekolah. Perbedaannya terdapat pada subjeknya yaitu siswa SMP.

Penelitian yang berjudul “PENERAPAN MODEL COOPERATIVE

LEARNING TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) TERHADAP

AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENI MUSIK DI

SMP NEGERI 1 PADANG” oleh Nurdiana (2013). Berdasarkan hasil penelitian

dapat disimpulkan bahwa pembelajaran seni musik yang menggunakan metode

Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games Tournament), aktivitas belajarnya

banyak terjadi pada visual activities, oral activities, listening activities, motor

activities, mental activitiessedangkan pembelajaran seni musik yang

menggunakan metode konvesional banyak terjadi pada drawing activities dan

Page 32: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

19

untuk emosional activities metode konvesional lebih kecil atau sama dengan

metode Cooperative Learning tipe TGT, dengan demikian kelas yang

menggunakan metode Cooperative Learning tipe TGT aktivitas yang terjadi lebih

banyak dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode konvesional yaitu

80% pada kelas yang menggunakan metode metode Cooperative Learning tipe

TGT dan 71% pada kelas yang menggunakan metode konvesional. Penelitian

tersebut lebih fokus terhadap penggunaan metode untuk meningkatkan aktivitas

belajar pada pembelajaran musik, sedangkan penelitian ini meneliti tentang

motivasi siswa dalam pembelajaran kolintang pada siswa SMA.

Penelitian Rudiana (2017) yang berjudul “SUNDANESE KARAWITAN

AND MODERNITY” mengatakan bahwa seni tradisi hingga saat ini masih

digemari masyarakat, namun di satu pihak untuk bertahan hidup seni

membutuhkan daya tarik dan pesona berupa inovasi-inovasi kreatif yang

bersumber dari tradisi itu sendiri. Jika seniman melakukan perubahan dan inovasi

dari tradisi, maka sama artinya dengan menghapus tradisi itu sendiri karena tradisi

tidak menolelir transformasi. Hasilnya adalah saat ini ada kecenderungan proses

kombinasi baru antara seni tradisi dengan seni modern. Modernisasi bukan untuk

dihindari,melainkan harus dimanfaatkan untuk memutakhirkan kesenian

tradisional. Upaya ini sebenarnya penyiasatan agar kesenian tradisional tetap

bertahan. Banyak kesenian tradisional yang dapat bertahan justru karena

mengikuti arus modernisasi dan globalisasi itu. Persamaan konsep yang

ditemukan adalah membahas tentang musik tradisional.

Page 33: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

20

Penelitian Utomo (2009) berjudul “PENGEMBANGAN MATERI

PEMBELAJARAN SENI MUSIK BERBASIS SENI BUDAYA BERKONTEKS

KREATIF, KECAKAPAN HIDUP, DAN MENYENANGKAN BAGI SISWA

SD/MI”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para guru SD/MI masih mengalami

kesulitan dan kendala dalam pembelajaran seni musik. Kesulitan dan kendala

tersebut mencakup: (1) kemampuannya dalam menterjemahkan isi kuruikulum

tingkat satuan pendidikan (KTSP) seni musik berbasis kompetensi; (2)

kemampuannya dalam mengoptimalkan potensi seni musik anak (anak menjadi

kreatif dan aktif); (3) menerapan metode yang digunakan dalam pembelajaran seni

musik; (4) memanfaatan sarana dan media pembelajaran musik; (5)

memanfaatkan potensi lingkungan budaya dan alam sekitar dalam pembelajaran

musik; (6) mengembangkan bentuk evaluasi dalam pembelajaran musik. Bertolak

dari temuan tersebut maka dalam penelitian ini dikembangkan sebuah model buku

ajar materi pembelajaran seni musik yang diharapkan dapat diimplementasikan

oleh para guru sekaligus mampu menstimulasi dan memotivasi guru dalam

mengembangkan pembelajaran seni musik selanjutnya. Persamaan yang terdapat

dalam penelitian tersebut adalah yaitu membahas tentang pembelajaran seni

musik. Perbedaan terletak pada subjek penelitian tersebut yaitu siswa SD.

Penelitian berjudul “MUSIC EDUCATION AND TASTE FORMING OF

CLASSICAL MUSIC STYLE: CASE STUDY IN CULTURAL

INSTITUTIONKARTA PUSTAKA YOGYAKARTA INDONESIA” Sitowati

(2014). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Karta Pustaka sebagai lembaga

budaya telah menjadi media musik klasik yang memiliki peran pendukung dalam

Page 34: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

21

pendidikan musik klasik di Yogyakarta. Program konser musik klasik dan

lokakarya musik klasik yang diadakan oleh Karta Pustaka informasi dan

pengetahuan bagi siswa dan orang-orang seni musik di Yogyakarta. Selain itu

Karta Pustaka juga bertindak sebagai media pembentuk dan pengembangan selera

dan gaya musik klasik konsumen di Yogyakarta. Persamaan konsep dalam

penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang peran musik di dunia

pendidikan. Perbedaannya pada objek penelitian yaitu Karta Pustaka.

Berdasarkan penelitian Mack (2015) berjudul “THE DEVELOPMENT OF

ART LEARNING MODEL AT SCHOOL (A REVIEW OF MUSIC

EDUCATION LEARNING IN INDONESIA)”. Hasil penelitian adalah setelah

membandingkan keempat cara pendekatan hanya alternatif model D yang dapat

memenuhi harapan belajar yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi

musik sebagai tujuan utamanya. Oleh karena itu, diharapkan konsep

pengembangan kompetensi musik sebagai tujuan utama departemen musik

menjadi lebih jelas. Kompetensi dalam bidang kebutuhan musik harus

didefinisikan sebagai representasi mental dari musik yang merupakan suara itu

sendiri. Persamaan konsep yang terdapat dalam penelitian tersebut adalah

membahas tentang kompetensi musik di sekolah Indonesia. Perbedaannya dalam

penelitian tersebut tidak secara fokus membahas motivasi tetapi pengembangan

musik.

Penelitian berjudul “THE LESUNG MUSIC IN THE VILLAGE OF

LEDOK BLORA REGENCY” Suharto (2014). Hasil penelitian menunjukkan

bahwa bentuk musik lesung menggunakan irama sederhana dengan unsur irama,

Page 35: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

22

melodi, dan harmoni. Harmoni dalam musik berasal dari irama ritme polifonik

yang diatur. Jenis musik ini pada awalnya memiliki fungsi untuk keperluan ritual,

hiburan, menyambut tamu, panen/ persembahan, tanda gerhana. Hari ini, ia

berfungsi sebagai sarana hiburan musik di penyambutan desa, interaksi sosial, dan

pariwisata. Persamaan konsep dalam penelitian ini adalah menggunakan alat

musik tradisional. Konsep yang berbeda terletak pada kajian penelitian yaitu

musik lesung sedangkan penelitian ini meneliti musik kolintang.

Berdasarkan penelitian berjudul “APPLIED E-LEARNING OF

KOLINTANG MUSICAL INSTRUMENTS CASE STUDY: UNIVERSITY OF

DE LA SALLE MANADO” yang dilakukan Wikarsa (2016). Hasil penelitian

menunjukkan aplikasi kolintang yang baru dikembangkan dapat membantu

melestarikan kolintang dengan memvirtualisasikan cara memainkannya. Aplikasi

ini telah menyediakan berbagai opsi untuk pengguna pemula dan lanjutan untuk

memudahkan proses pembelajaran, termasuk mode bermain, sistem operasi,

pengontrol, jenis instrumen, dan lainnya. Setelah menggunakan aplikasi ini, ada

peningkatan yang signifikan dalam pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman

pengguna dalam memainkan instrumen kolintang. Persamaan konsep penelitian

yaitu membahas tentang musik kolintang. Konsep yang berbeda yaitu dalam

penelitian tersebut membahas pembuatan aplikasi kolintang.

Berdasarkan penelitian berjudul “MODEL PEMBELAJARAN MUSIK

ANGKLUNG SUNDA KREASI DI SANGGAR SAUNG ANGKLUNG UDJO

NGLAGENA, PADASUKA BANDUNG JAWA BARAT” Supriadi (2006). Hasil

Penelitian menunjukkan bahwa di Sanggar Udjo Nglagena dalam

Page 36: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

23

mengembangkan proses belajar mengajar jenis musik angklungnya dilakukan

secara bertahap, dari mulai tingkat dasar hingga trampil. Penerapan materi

prakteknya diawali dengan mengenalkan cara belajar angklung yang baik dan

benar, dari mulai pengenalan jenis-jenis angklung, tangga nada, teknik

membunyikan, dan sampai bisa terampil memainkan angklung secara kelompok

dengan bentuk melodi lagu-lagu dari yang sederhana hingga pada jenis lagu-lagu

yang cukup rumit. Lagu-lagu yang dipelajari tidak hanya angklung yang bernada

pentatonis, seperti calung, gamelan yang berlaras pelog, slendro dan laras

madenda saja, akan tetapi jenis lagu-lagu bertangganada diatonis. Persamaan

konsep dalam penelitian ini adalah membahas tentang musik tradisional. Konsep

yang berbeda pada alat musik yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu

angklung.

Penelitian berjudul “PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN

SENI BERBASIS KOMPETENSI PADA ANAK USIA DINI” yang dilakukan

Hartono (2007). Hasil penelitian menunjukkan proses penyampaian materi pada

awal kegiatan oleh anak dikategorikan dapat dipahami, hal ini nampak adanya

anak yang dapat menyelesaikan tugas lebih awal. Selain itu anak dalam

mengejakan dengan sungguh-sungguh dan antusias, serta disertai rasa tanggung

jawab. Sehingga anak merasa senang dan tidak tampak adanya beban yang

memberatkan pada dirinya. Konsep yang sama yaitu membahas pembelajaran

musik di sekolah. Perbedaan terletak pada subjek penelitian tersebut yaitu anak

usia dini, sedangkan dalam penelitian ini adalah anak SMA.

Page 37: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

24

Berdasarkan penelitian Kuntomo (2009) berjudul “MENINGKATKAN

PRESTASI BELAJAR SENI BUDAYA MELALUI TUGAS MANDIRI PADA

MATERI ENSAMBEL MUSIK” Hasil penelitian menunjukkan metode tugas

mandiri dapat meningkatkan prestasi belajar (hasil belajar) siswa kelas VIIIA

SMP Negeri 2 Watumalang. Ini dapat dilihat dari pencapaian keberhasilan pada

setiap siklusnya, dari siklus I, siklus II dan siklus III yang terus meningkat secara

signifikan. Pada siklus I diperoleh keberhasilan dengan prosentase 10,7% baik,

60,7% cukup, 28,6% kurang. Ini menunjukkan bahwa anak yang tuntas sebesar

71,4%, tapi yang tuntas dengan baik hanya 10,7%. Sedang pada siklus II terlihat

ada kenaikan keberhasilan bila dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II

diperoleh keberhasilan dengan prosentase 17,9% sangat baik, 64,2% baik, 17,9%

cukup. Ini menunjukkan bahwa anak yang tuntas dengan baik (memuaskan) ada

82,1%. Demikian juga terlihat ada peningkatan pada siklus III; 35,7% sangat baik,

60,7% baik, 3,6% cukup. Ini menunjukkan anak yang tuntas dengan baik

(memuaskan) ada 96,4%. Persamaan konsep dalam penelitian ini adalah

membahas tentang pembelajaran seni budaya. Konsep yang berbeda terdapat pada

materi pembelajarannya yaitu ansambel musik sedangkan penelitian ini yaitu alat

musik kolintang.

Berdasarkan penelitian Putri (2012) berjudul “PEMBELAJARAN

ANGKLUNG MENGGUNAKAN METODE BELAJAR SAMBIL BERMAIN”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode belajar sambil bermain yang

diterapkan dalam pembelajaran angklung adalah metode yang efektif untuk

diberikan pada anak usia dini. TK Negeri Pembina Kota Tegal memiliki juga

Page 38: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

25

strategi pembelajaran yaitu penggunaan not berwarna dalam pembelajaran

angklung. Persamaan konsep dengan penelitian yang akan diteliti adalah

membahas alat musik tradisional. Perbedaan konsepnya adalah jenis alat musik

yang diteliti dalam penelitian tersebut adalah angklung sedangkan penelitian ini

kolintang, lalu subjek penelitian tersebut adalah anak TK.

Penelitian oleh Rusdewanti (2014) yang berjudul “PENGEMBANGAN

MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF SENI MUSIK UNTUK SISWA

SMP” Hasil penelitian menghasilkan CD pembelajaran interaktif yang terdiri dari

kompetensi, materi (pengertian, fungsi musik, unsur-unsur musik, jenis musik,

bentuk instrumen serta keunikan musik), evaluasi, dan referensi. CD pembelajaran

interaktif dikatakan layak menurut penilaian dari ahli materi, ahli media, dan

melalui uji coba lapangan. Konsep yang sama dengan penelitian ini adalah

membahas tentang pembelajaran seni musik sedangkan konsep yang berbeda yaitu

penggunaan CD media pembelajaran interaktif pada penelitian tersebut yang

berbeda dengan penelitian yang akan diteliti yaitu motivasi siswa dalam

pembelajaran kolintang.

Penelitian Tresnawati (2015) berjudul “PENGEMBANGAN APLIKASI

PENGENALAN KESENIAN DAERAH INDONESIA SEBAGAI MEDIA

PEMBELAJARAN BERBASIS ANDROID”. Hasil penelitian menghasilkan

aplikasi pengenalan kesenian daerah yang telah berfungsi dengan baik dan sesuai

dengan tujuan yaitu membuat aplikasi sebagai sebagai media pembelajaran yang

menarik dan mempermudah dalam belajar kesenian daerah. Fitur-fitur didalam

aplikasi ini dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan pengguna yaitu terdapat materi

Page 39: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

26

pemutar lagu daerah dan demo alat musik. Persamaan konsep dalam penelitian

tersebut adalah membahas tentang kesenian daerah. Konsep yang berbeda dalam

penelitian tersebut meneliti tentang pengembangan aplikasi pengenalan kesenian

daerah sedangkan dalam penelitian ini adalah membahas motivasi siswa dalam

pembelajaran kolintang.

Penelitian Herdianto (2014) berjudul “PEMBELAJARAN

EKSTRAKURIKULER VOKAL GRUP DI SMP KRISTEN YBPK SIDOREJO,

PARE - KEDIRI SEBAGAI SARANA PENINGKATAN PRESTASI SENI

MUSIK” Hasil penelitian menunjukkan melalui ekstrakurikuler vocal grup dapat

meningkatkan prestasi siswa. Melalui latihan-latihan vocal grup yang

dilaksanakan selama beberapa hari, maka para siswa memperoleh kemampuan

dalam bermain musik dan bernyanyi. Dengan latihan-latihan yang diberikan

tersebut siswa juga memperoleh dampak yang positif yaitu makin bertambahnya

kepercayaan diri, mental yang makin dewasa, dan konsentrasi belajar semakin

fokus sehingga berpengaruh pada prestasi akademis mereka. Tujuan utama dari

ekstrakurikuler ini untuk meraih prestasi dalam seni musik yaitu vocal grup, yaitu

siswa SMP YBPK Sidorejo mampu mendapatkan juara lomba FLS2N (Festival

dan Lomba Seni Siswa Nasional) dan mengikuti kegiatan yang diadakan oleh

Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri. Sebagai metode pengajaran dalam latihan

ekstrakurikuler, Pembina menggunakan metode demosntrasi. Metode ini cukup

efektif dalam melatih siswa karena mencontohkan dan menyanyikan materi lagu

sesuai dengan partitur yang benar, siswa lebih cepat memahami dan mengerti

materi yang diberikan. Persamaan konsep dalam penelitian tersebut adalah

Page 40: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

27

mengenai pembelajaran musik di sekolah. Konsep yang berbeda yaitu dalam

penelitian tersebut membahas tentang vokal grup sedangkan penelitian ini adalah

kolintang.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Motivasi Siswa

2.2.1.1 Motivasi

Menurut Sardiman (2012: 73) motivasi berawal dari kata “motif” yang

diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan

sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam

subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.

Hal ini sejalan dengan pendapat Kompri (2016: 4) bahwa motivasi adalah suatu

dorongan dari dalam individu untuk melakukan suatu tindakan dengan cara

tertentu sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Dengan kata lain “tujuan”

menjadi alasan utama seseorang mempunyai motivasi.

Seseorang yang mempunyai motivasi tinggi untuk mencapai sesuatu akan

lebih berhasil daripada orang yang tidak mempunyai motivasi dalam hidupnya

karena dengan motivasi tinggi berarti orang tersebut memiliki alasan yang kuat

untuk mencapai apa yang diinginkannya.

Kompri (2016: 8-10) para ahli telah mengemukakan beberapa teori

motivasi diantaranya teori motivasi yang paling terkenal adalah teori hierarki

kebutuhan milik Abraham Maslow. Teori ini intinya berkisar pada pendapat

bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu: (1)

Fisiologikal (Physiological) seperti rasa lapar, haus, istirahat dan sex; (2) Rasa

Page 41: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

28

Aman (Safety) rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional; (3)

Kebutuhan Kasih Sayang (Love Needs) rasa kasih sayang, penerimaan dan

persahabatan; (4) Penghargaan (Esteem) kebutuhan ini meliputi kebutuhan

keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi, pengakuan atas kemampuan dan

keahlian seseorang; (5) Aktualisasi Diri (Self Actualization) berkaitan dengan

proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan

untuk menunjukkan kemampuan, keahlian, dan potensi yang dimiliki seseorang.

Teori ini dibagi menjadi dua tingkat, tingkat bawah yaitu kebutuhan fisiologis dan

rasa aman sedangkan tingkat atas yaitu kebutuhan kasih sayang, penghargaan, dan

aktualisasi diri. Perbedaan kedua tingkat tersebut yaitu kebutuhan tingkat bawah

dipenuhi secara eksternal sementara kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara

internal.

2.2.1.2 Motivasi Siswa

Menurut Kompri (2016: 247) secara alami, motivasi siswa sesungguhnya

berkaitan erat dengan keinginan siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran.

Hal ini karena siswa adalah mereka yang sedang menuntut ilmu baik itu di

sekolah formal maupun nonformal dan menjadikan proses pembelajaran sebagai

kebutuhan dalam meningkatkan kemampuannya. Dalam kegiatan belajar, motivasi

dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang

menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar

sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Apabila dalam pembelajaran siswa

terlihat antusias dan tertarik dengan proses pembelajaran berarti siswa tersebut

Page 42: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

29

memiliki motivasi yang tinggi. Motivasi itu tumbuh pada diri siswa ketika

mereka mempunyai tujuan. Tujuan tersebut diperoleh dari adanya kebutuhan.

Motivasi siswa harus selalu dibangun dan dijaga dalam proses

pembelajaran, karena motivasi memiliki peranan yang penting dalam

pembelajaran baik dalam proses maupun pencapaian hasil. Ketika seorang siswa

sudah tidak mempunyai motivasi dalam pembelajaran maka yang terjadi adalah

siswa akan menyepelekan pelajaran dan merasa bahwa pelajaran tersebut tidak

penting.

2.2.1.3 Elemen Motivasi Siswa

Menurut Donald (dalam Sardiman 2012: 73-74) motivasi adalah sesuatu

yang mendorong manusia untuk mencapai tujuan. Terdapat tiga elemen penting

motivasi yang dikemukakan Donald yaitu: (1) sesuatu yang mendorong

terciptanya ide; (2) timbul ide; (3) usaha merealisasikan ide. Motivasi diawali

dengan adanya sesuatu dorongan atau rangsangan. Setelah itu timbul ide yang

mendorong untuk mencapai tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri

manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur

lain, dalam hal ini adalah tujuan.

Keterkaitan dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada seorang siswa

misalnya tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan berarti pada diri anak

tidak terjadi dorongan atau rangsangan, dan tidak ada ide melakukan sesuatu,

karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar.

Page 43: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

30

2.2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Siswa

Setiap siswa sebenarnya mempunyai peluang untuk memperoleh prestasi

belajar yang memuaskan, namun pada kenyataannya antara siswa satu dengan

yang lain mempunyai kemampuan yang berbeda seperti kemampuan intelektual,

kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan dalam

belajar.

Menurut Sardiman (2012: 89) motivasi belajar siswa dapat dibedakan

menjadi motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah

motivasi yang timbul akibat pengaruh dari luar siswa. Sedangkan motivasi

intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri siswa sendiri tanpa ada

paksaan atau dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Menurut Uno

(dalam Kompri, 2016: 246) motivasi belajar siswa dapat timbul karena faktor

ekstrinsik dan intrinsik. Faktor ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar

siswa atau rangsangan dari luar siswa. Faktor ekstrinsik berupa adanya

penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang

menarik. Faktor intrinsik merupakan faktor yang terjadi atau timbul dari dalam

diri siswa. Faktor intrinsik berupa hasrat dan keinginan untuk berhasil, dorongan

kebutuhan belajar, dan harapan akan cita-cita. Kedua faktor tersebut berpengaruh

pada siswa dalam proses dan hasil pembelajaran.

Menurut Kellough (dalam Kompri, 2016: 243) di dalam kegiatan belajar

mengajar, peran guru yang sangat penting dalam mendorong pembelajaran siswa

adalah meningkatkan keinginan siswa atau motivasi siswa untuk belajar. Sebagai

seorang guru maka perlu memahami siswa dengan baik agar mampu menyediakan

Page 44: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

31

pengalaman-pengalaman pembelajaran yang nantinya siswa bisa menemukan

sesuatu yang menarik, dan berguna bagi mereka.

2.2.1.5 Upaya Meningkatkan Motivasi dalam Pembelajaran

Pengajar atau guru merupakan salah satu peran yang dapat meningkatkan

motivasi siswa dalam pembelajaran. Usaha guru dalam menciptakan kondisi

pembelajaran yang menyenangkan, kondusif, dan mudah diterima siswa menjadi

hal yang sangat penting sehingga siswa tidak mudah bosan dan selalu ingin

mengikuti kegiatan pembelajaran.

Menurut Guillaume (dalam Kompri, 2016: 243) sebelum pelaksanaan

proses pembelajaran kelas dilakukan, seorang guru terlebih dahulu harus menata,

mengorganisasikan isi pembelajaran yang akan diajarkan. Hal ini perlu dilakukan

agar isi pembelajaran yang diajarkan mudah dipahami siswa. Demikian pula

selama proses pembelajaran, guru diharapkan mampu menumbuhkan, menjaga/

mempertahankan, dan meningkatkan motivasi belajar siswa, karena dalam proses

pembelajaran guru tidak hanya memperhatikan metode dan media pembelajaran

saja tetapi guru juga harus berusaha untuk selalu menjaga dan meningkatkan

motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran.

Menurut Sudrajat (dalam Kompri, 2016: 250 - 253) beberapa upaya yang

dapat dilakukan oleh guru untuk memotivasi siswa adalah sebagai berikut: (1)

Menggunakan cara atau metode yang bervariasi dalam pembelajaran; (2)

Menciptakan suasana kelas yang kondusif; (3) Mengenali minat siswa; (4)

Mengaktifkan siswa dalam pembelajaran; (5) Melibatkan diri untuk membantu

siswa dalam mencapai hasil; (6) Peduli dengan siswa; (7) Menghindari hal-hal

Page 45: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

32

negatif terhadap kelakuan buruk siswa; (8) Memberikan penghargaan untuk

memotivasi siswa; (9) Menentukan standar yang tinggi namun sesuai kemampuan

siswa; (10) Memberikan kritik dan masukan terhadap tugas siswa; (11) Membuat

tugas yang menantang namun realistis dan sesuai.

Menurut De Decce dan Grawford (dalam Kompri, 2016: 243-244) ada

empat fungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan

dan peningkatan motivasi belajar siswa, yaitu : (1) guru harus menggairahkan

peserta didik, artinya guru harus menghindari hal-hal yang monoton dan

membosankan dalam pembelajaran; (2) memberikan harapan realistis, artinya

guru harus memelihara harapan-harapan siswa yang realistis dan memodifikasi

harapan-harapan yang kurang atau tidak realistis; (3) memberikan insentif, artinya

guru diharapkan memberikan hadiah kepada siswa (dapat berupa pujian, angka

yang baik, dan sebagainya) atas keberhasilannya, sehingga siswa terdorong untuk

melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan pembelajaran; (4)

mengarahkan perilaku siswa, artinya guru harus memberikan respons terhadap

siswa yang tidak terlibat secara langsung dalam pembelajaran agar berpartisipasi

aktif.

2.2.2 Karakteristik Siswa SMA

Para ahli psikologi memandang anak usia SMA sebagai individu yang

berada pada tahap yang tidak jelas dalam rangkaian proses perkembangan

seseorang. Ketidakjelasan ini karena mereka berada pada periode transisi dari

periode anak-anak menuju ke periode orang dewasa. Pada masa itu, mereka

melalui masa yang disebut masa remaja atau pubertas. Pada umumnya, mereka

Page 46: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

33

sudah tidak mau dikatakan sebagai anak-anak, namun jika disebut sebagai orang

dewasa, mereka secara nyata belum siap menyandang predikat sebagai orang

dewasa. Karakteristik siswa SMA bisa dibagi menjadi beberapa aspek berikut:

2.2.2.1 Karakteristik Perkembangan Kognitif

Berdasarkan perkembangan kognitif anak menurut Jean Piaget (dalam

Utomo, 2014: 8) terdapat empat tahap perkembangan yang meliputi: (1) tahap

sensorimotorik, yakni sejak anak lahir sampai dengan anak berusia 2 tahun; (2)

tahap praoperasional, yakni anak usia 2 sampai dengan 7 tahun; (3) tahap

operasional kongkret, yakni anak berusia 7 sampai dengan 12 tahun; (4) tahap

operasional formal, yakni pada saat anak berusia 12 tahun sampai dengan dewasa.

Terkait dengan tahap perkembangan kognitif tersebut, maka siswa SMA

masuk dalam kategori anak yang berada pada tahap operasional formal.

Karakteristik pada tahap ini antara lain siswa mampu memahami konsep-konsep

abstrak dalam batas tertentu, mampu memecahkan persoalan-persoalan yang

bersifat hipotesis, mulai mampu untuk mengintrospeksi diri sendiri sehingga

kesadaran diri sendiri dapat berkembang dengan baik.

2.2.2.2 Karakteristik Kreativitas

Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang

baru dan merupakan pengembangan dari hal yang sudah ada sebelumnya. Usia

remaja merupakan waktu dimana kreativitas sedang mengalami perkembangan,

untuk itu siswa harus mendapatkan wadah untuk mengembangkan, mendukung

serta mengarahkan kreativitas agar lebih tepat.

Page 47: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

34

Karakteristik kreativitas siswa dapat dilihat dari karakteristik kreativitas

yang dikemukakan oleh Munandar (dalam Dirman, 2014: 43) yaitu : (1) memiliki

ketekunan yang tinggi; (2) senang mencari pengalaman baru; (3) selalu ingin tahu;

(4) memiliki keasyikan dalam mengerjakan tugas-tugas yang sulit; (5)

berwawasan masa depan dan penuh imajinasi; (6) berani menyatakan pendapat

dan keyakinannya; (7) memiliki inisiatif; (8) peka atau perasa; (9) percaya kepada

diri sendiri; (10) memiliki rasa keindahan.

2.2.2.3 Karakteristik Perkembangan Hubungan Sosial

Pada karakteristik perkembangan hubungan sosial, mereka mulai

menyadari akan kesunyian dan dorongan untuk bergaul karena sepanjang masa

remaja hubungan sosialnya semakin tampak jelas dan sangat dominan. Kesadaran

akan kesunyian menyebabkan remaja berusaha mencari hubungan dengan orang

lain atau berusaha mencari pergaulan. Kemiskinan akan hubungan atau perasaan

kesunyian remaja disertai kesadaran sosial psikologis yang mendalam ini

kemudian menimbulkan dorongan yang kuat akan pentingnya pergaulan untuk

menemukan suatu bentuk sendiri.

2.2.3 Pembelajaran Kolintang

2.2.3.1 Proses Pembelajaran Secara Umum

Menurut Rohani (dalam Kompri, 2016: 49) pembelajaran merupakan

aktivitas (proses) yang sistematis dan terdiri atas banyak komponen. Pembelajaran

merupakan suatu proses interaksi dimana terdapat kegiatan saling mempengaruhi

antara siswa dengan guru dan sumber belajar melalui suatu rangkaian atau

langkah-langkah sistematis yang dapat dilakukan berulangkali untuk mencapai

Page 48: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

35

tujuan yang diinginkan, maka harus dikelola sedemikian rupa agar pembelajaran

lebih efektif dan efisien. Dalam mengelola pembelajaran kita dapat mengacu pada

prosedur umum pembelajaran. Menurut Sukirman (2012: 140) pada umumnya

tahapan kegiatan pembelajaran itu dibagi menjadi tiga bagian atau tiga tahap

utama, yaitu: pembukaan (pendahuluan), inti, dan penutup.

(1) Pembukaan

Menurut Purwono (2014) membuka pelajaran adalah usaha atau kegiatan

yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan

kondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan

dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap

kegiatan belajar. Siswa yang siap mental untuk belajar adalah siswa yang

mengetahui tujuan pelajaran yang akan dicapai, masalah-masalah pokok yang

harus diperhatikan, langkah-langkah kegiatan belajar yang akan dilakukan, batas-

batas tugas yang harus dikerjakan untuk menguasai pelajaran (Hasibuan, 1988:

117)

Guru dapat melakukan berbagai macam usaha untuk menimbulkan

perhatian dan motivasi siswa terhadap hal-hal yang akan dipelajari seperti :

menimbulkan rasa ingin tahu, bersikap hangat dan antusias, menggunakan

berbagai media pengajaran (Hasibuan, 1988: 117).

(2) Inti

Menurut Sukirman (2012: 156) kegiatan inti pembelajaran pada dasarnya

adalah kegiatan pokok siswa untuk mempelajari materi yang telah direncanakan.

Dalam kegiatan inti peran guru yaitu memfasilitasi kegiatan belajar siswa agar

Page 49: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

36

terjadi proses pembelajaran. Guru tidak mendominasi kegiatan pembelajaran

melainkan sebagai motivator untuk membangun aktivitas belajar siswa.

Sukirman (2012: 156) dalam Peraturan Pemerintah (PP No. 19 Thn. 2005)

tentang Standar Nasional Pendidikan dinyatakan “Proses pembelajaran

pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi

secara aktif, serta memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik” (Bab IV Pasal 19 ayat

1).

(3) Penutup

Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk

mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Usaha menutup pelajaran itu

dimaksudkan untuk memberikan gambaran utuh tentang proses, mengetahui

tingkat pencapaian siswa, tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran,

dan rencana kedepan dalam pembelajaran. Oleh karena itu dalam menutup

pembelajaran, agar memperoleh gambaran menyeluruh tentang tujuan dan sasaran

dari kegiatan menutup pembelajaran, maka terdapat beberapa strategi yang bisa

dilakukan guru yaitu:

(a) Mengajukan pertanyaan

Memberikan pertanyaan kepada siswa bertujuan agar guru mengetahui

seberapa pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Guru juga memberi

kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami

sehingga guru bisa memberikan tindak lanjut yang diperlukan.

(b) Menyimpulkan

Langkah selanjutnya adalah membuat kesimpulan yang menggambarkan

pokok isi materi pembelajaran yang telah dipelajari. Membuat kesimpulan tidak

Page 50: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

37

hanya dilakukan oleh guru, akan tetapi oleh siswa sendiri. Hal ini penting untuk

medapatkan informasi dari siswa tentang tingkat pemahaman yang telah

dimilikinya.

(c) Memberikan tugas

Tugas yang diberikan kepada siswa tidak lepas dari materi yang telah

dipelajari. Pemberian tugas bertujuan agar siswa tidak melupakan materi yang

telah diajarkan juga memberi kesempatan kepada siswa mengaplikasikan

pemahaman materi yang telah dipelajari dengan kehidupan sehari-hari.

(d) Refleksi

Guru mengajak siswa dengan cara yang jujur, terbuka, dan bertanggung

jawab untuk merenungkan kembali terhadap aktivitas pembelajaran yang telah

dilakukan seperti mengecek kembali sejauhmana materi yang sudah dikuasai, dan

materi mana yang masih samar-samar atau sama sekali belum dipahami.

(e) Memberikan tes

Memberikan tes bisa berupa pertanyaan berupa lisan atau tertulis dan

penilaian praktek. Tes yang diberikan akan menggugah siswa untuk berpikir

mengungkapkan kembali pengalaman dan pemahaman siswa terkait dengan

aktivitas maupun materi yang telah dipelajarinya.

2.2.3.2 Deskripsi Pembelajaran Kolintang

Kolintang merupakan alat musik tradisional dari Minahasa Sulawesi

Utara. Kata kolintang berasal dari bunyi tong (nada rendah), ting (nada tinggi) dan

tang (nada tengah). Dalam bahasa daerah Minahasa, dahulu ketika mengajak

orang bermain kolintang "Mari kita ber Tong Ting Tang" dengan ungkapan

Page 51: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

38

"Maimo Kumolintang" dari kebiasaan itulah muncul nama kolintang (Rasjid,

2016).

Pembelajaran kolintang adalah memberikan pelajaran tentang kolintang

kepada siswa dengan prosedur-prosedur tertentu sehingga siswa dapat memahami

dengan baik. Pembelajaran kolintang sebagai salah satu sarana untuk

mengembangkan minat dan bakat siswa. Aktivitas di dalamnya mengandung nilai-

nilai yang dapat diterapkan dalam kehidupan. Pembelajaran kolintang diberikan

kepada siswa agar mereka bisa mengenal dan memainkan alat musik kolintang, di

samping itu kolintang merupakan warisan budaya oleh leluhur yang harus dijaga

keberadaannya maka sebagai generasi muda patut untuk mempertahankan

kebudayaan.

2.2.3.3 Proses Pembelajaran Kolintang

Menurut Putra (2017) secara umum proses pembelajaran kolintang dapat

dilaksanakan sebagai berikut:

(1) Pengenalan Alat Musik Kolintang

Hal ini penting mengingat adanya proses pengenalan membuat siswa siap

dan tertarik dalam pembelajaran, di samping itu menambah pengetahuan siswa

tentang kolintang seperti asal usul kolintang dan nama-nama dalam alat musik

kolintang.

(2) Pembelajaran Teknik Bermain

Kolintang mempunyai beberapa instrumen yang berbeda dalam teknik

bermainnya yaitu melodi, alto 1, alto 2, tenor, contrabass, bass. Pembelajaran pada

teknik dasar bermain sangat diperlukan seperti cara memegang pukulan, teknik

Page 52: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

39

ketukan masuk di setiap instrumen, serta pengenalan nada dan akord dalam

bermain kolintang.

(3) Permainan Lagu

Permainan lagu menjadi hal yang dinanti para siswa dimana mereka akan

menerapkan teknik-teknik dasar yang sudah diberikan oleh guru. Dalam

permainan terjalin komunikasi antara siswa satu dengan siswa lainnya yang

membuat suasana kelas menjadi hidup dan menyenangkan. Permainan kolintang

juga membuat siswa mempunyai kerja tim yang solid. Pada pemilihan lagu

sebaiknya yang sesuai dengan karakteristik anak SMA namun tidak melupakan

unsur-unsur pendidikan.

Page 53: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

40

2.3 Kerangka Berfikir

Gambar 2.1 Bagan kerangka berfikir Motivasi Siswa dalam Pembelajaran

Kolintang sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA Negeri 1 Tegal”.

(Oleh Juwitantik Puspitaratna, 2019)

Pembelajaran Kolintang SMA Negeri 1 Tegal

Motivasi Intrinsik Motivasi Ekstrinsik

Menggunakan variasi

media pembelajaran

Mengaktifkan siswa

pada pembelajaran

Mengenali minat

siswa

Menciptakan

suasana kelas

kondusif

Melibatkan diri

membantu siswa

Peduli dengan

siswa

Menghindari hal-

hal negatif

Memberikan

penghargaan

Menentukan standar

Memiliki ketekunan

yang tinggi

Memberikan kritik

dan masukan

Memberikan tugas

yang menantang

Senang mencari

pengalaman baru

Asyik mengerjakan

tugas

Selalu ingin tahu

Berwawasan masa

depan

Memiliki rasa

keindahan

Percaya diri

Peka atau perasa

Berani menyatakan

pendapat

Memiliki inisiatif

Hasil Belajar Siswa

Page 54: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

41

Pemaparan beberapa kajian pustaka dan landasan teori memberikan

gambaran kerangka berfikir pada bagan 2.1 seperti di atas. Peneliti melakukan

penelitian terhadap motivasi siswa dalam pembelajaran kolintang sebagai materi

seni budaya di kelas X MIPA 4 SMA Negeri 1 Tegal. Pada pembelajaran

kolintang di SMA Negeri 1 Tegal. Terdapat dua macam motivasi dalam

pembelajaran kolintang yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi

ekstrinsik adalah motivasi yang timbul karena dorongan dari luar. Motivasi

ekstrinsik siswa timbul dari upaya guru dalam memotivasi siswa seperti:

menggunakan variasi media pembelajaran, mengaktifkan siswa pada

pembelajaran, mengenali minat siswa, menciptakan suasana kelas yang kondusif,

melibatkan diri membantu siswa, peduli dengan siswa, menghindari hal-hal

negatif terhadap kelakuan buruk siswa, memberikan penghargaan, menentukan

standar dalam pembelajaran, memberikan kritik dan masukkan, membuat tugas

yang menantang dan menimbulkan ide. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang

timbul dari dalam diri siswa seperti: memiliki ketekunan yang tinggi, senang

mencari pengalaman baru, selalu ingin tahu, asyik mengerjakan tugas,

berwawasan masa depan, berani menyatakan pendapat, mempunyai inisiatif, peka

atau perasa, percaya diri, dan memiliki rasa keindahan. Motivasi tersebut

mempengaruhi hasil belajar siswa kelas X MIPA 4 SMA Negeri 1 Tegal.

Page 55: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

91

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang motivasi siswa

dalam pembelajaran kolintang di kelas X MIPA 4 SMA Negeri 1 Tegal dapat

disimpulkan bahwa terdapat dua macam motivasi dalam pembelajaran kolintang

yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Hasil penelitian menemukan

bahwa motivasi ekstrinsik yang memotivasi siswa seperti: (1) Penggunaan metode

ceramah dan demonstrasi; (2) Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai

dalam pembelajaran; (3) Kesesuaian materi dengan kemampuan siswa; (4)

membuat kreasi dalam teknik permainan; (5) Melibatkan diri membantu siswa; (6)

Peduli dengan siswa; (7) Menghindari hal-hal negatif terhadap sikap buruk siswa;

(8) Memberikan penghargaan secara wajar untuk memotivasi siswa; (9)

Menentukan standar yang tinggi namun sesuai kemampuan siswa; (10)

Memberikan kritik dan masukan terhadap hasil belajar siswa; (11) Membuat tugas

yang menantang namun realistis untuk siswa. Motivasi intrinsik dari siswa

sebagai berikut: (1) Memiliki dorongan untuk berprestasi; (2) Keinginan siswa

mencari pengalaman baru; (3) Memiliki keinginan bertanya; (4) Kemampuan

siswa dalam mengerjakan tugas; (5) Memiliki keinginan melestarikan budaya; (6)

keberanian siswa dalam menyatakan pendapat; (7) Memiliki inisiatif dalam

berlatih kolintang; (8) Kepekaan siswa terhadap nada kolintang; (9) Memiliki rasa

percaya diri; (10) Kemampuan siswa dalam merasakan harmoni nada. Hal tersebut

menyebabkan hasil belajar siswa menjadi baik.

Page 56: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

92

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disampaikan saran-saran

dari peneliti sebagai berikut :

(1) Motivasi ekstrinsik yang dilakukan oleh guru seni budaya di SMA Negeri 1

Tegal menghasilkan kualitas hasil belajar yang baik, maka disarankan guru-guru

seni budaya dapat memanfaatkan motivasi ekstrinsik ini agar pembelajaran seni

musik baik di sekolah menjadi lebih baik.

(2) Guru dalam pembelajaran kolintang tidak menggunakan media audio visual,

hal tersebut berdampak pada suasana di dalam kelas yang terkadang tidak

kondusif dikarenakan siswa berbicara sendiri dengan temannya. Oleh karena itu

guru diharapkan dapat menggunakan media audio visual untuk meningkatkan

motivasi siswa dan menciptakan suasana kelas yang kondusif.

Page 57: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

93

DAFTAR PUSTAKA

Aji, F. A. S.. 2013. PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER ALAT MUSIK

KOLINTANG DI SD FRANSISKUS III KAMPUNG AMBON

JAKARTA TIMUR. Universitas Negeri Yogyakarta.

Andriono, T. N. 2013. “Multimedia Interaktif Alat Musik Tradisional Kolintang”.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol. 3, No. 2, hal 1-11.

Artha, A. H.. 2014. “Metode Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan (PAKEM) sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi dan

Hasil Belajar Musik Ansambel Siswa Kelas VIID SMP Negeri 39

Semarang”. Harmonia Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni.. Vol. 3,

No. 1, hal. 1-8.

Dirman. 2014. “Karakteristik Peserta Didik”. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Fitri, Junita dkk. 2013. “Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Seni Musik

Di SMP Negeri 3 Padang Panjang”. E-Jurnal Sendratasik FBS Universitas

Negeri Padang. Vol. 1, No. 2, 1-11.

Gianse, Y.. 2016. “Peningkatan Motivasi Belajar Seni Musik Melalui Rancangan

Pembelajaran Tandur Pada Siswa Kelas VII SMP” Jurnal Pendidikan dan

Pembelajaran. Vol. 5, No. 10.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Hariyadi, Sugeng. 2014. “Upaya Meningkatkan Sikap Apresiatif Dan Kreatif

Dalam Pembelajaran Musik Nusantara Dengan Menggunakan Media

Musik Keyboard Pada Peserta Didik Kelas VIII A SMP Negeri 8

Pemalang”. Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol. 31, No. 2, hal. 147-154.

Hartono. 2007. “Pengembangan Model Pembelajaran Seni Berbasis Kompetensi

pada Anak Usia Dini”. Harmonia Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran

Seni. Vol. 8, No. 1.

Haryanto. 2014. “Meningkatkan Hasil dan Aktivitas Belajar Siswa dalam

Ansambel Musik melalui Metode Tutor Sebaya Pada Siswa Kelas VIII B

SMP Negeri 1 Moga Pemalang”. Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol. 31,

No. 1, hal. 33-40.

Hasibuan. 1988. “Proses Belajar Mengajar Keterampilan Dasar Pengajaran

Mikro” Bandung: CV Remadja Karya.

Hendrik, N.. 2016. “Pelestarian Musik Kolintang di Desa Maumbi Kecamatan

Kalawat” Jurnal Acta Diurna. Vol. 5, No. 5

Page 58: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

94

Herdianto, A. A.. 2014. “Pembelajaran Ekstrakurikuler Vokal Grup di SMP

Kristen Ybpk Sidorejo, Pare - Kediri Sebagai Sarana Peningkatan Prestasi

Seni Musik” Jurnal Pendidikan Sendratasik. Vol. 2, hal. 20-41

Indariyana, R. W. 2013. STRATEGI PEMBELAJARAN MUSIK KOLINTANG

BAGI LANSIA DI DESA NYEMOH KECAMATAN BRINGIN

KABUPATEN SEMARANG. Universitas Negeri Semarang.

Irianawati, E. S.. 2014. “Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Musik

Nusantara Melalui Pendekatan Apresiasi Pada Siswa Kelas VIII C SMP

Negeri 5 Pemalang”. Jurnal Penelitian Pendidikan.Vol. 31, No. 2, hal.

101-108.

Kaestri, V. Y.. 2015. “Perpaduan Nada‐nada dalam Perspektif Harmoni dan

Aplikasinya terhadap Mahasiswa”. Jurnal Promusika (Jurnal Pengkajian,

Penyajian dan Penciptaan Musik. Vol. 3, No. 2. Hal. 149-162.

Kusumadewi, L. F. dan S. Suharto. 2010. “Peningkatan Hasil Belajar Seni Musik

Dengan Media Audio” Harmonia Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran

Seni. Vol. 10, No. 2.

Kompri. 2016. Motivasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Kuntomo. 2009. “Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Budaya Melalui Tugas

Mandiri pada Materi Ensambel Musik”. Harmonia Jurnal Pengetahuan

dan Pemikiran Seni. Vol. 9, No. 2.

Lestari, N. dkk. 2013. ”Meningkatkan Motivasi Siswa Belajar Musik Recorder

Melalui Metode Permodelan” E-Jurnal Sendratasik FBS Universitas

Negeri Padang. Vol. 2, No. 1, hal. 22-29.

Mack, Dieter. 2015. “The Development of Art Learning Model at School (A

Review of Music Education Learning in Indonesia)”. Harmonia Jurnal

Pengetahuan dan Pemikiran Seni. Vol. 15, No. 1, hal. 1-8.

Martini, Ida. 2014. “Penerapan Active Learning untuk Meningkatkan Minat dan

Hasil Belajar Apresiasi Musik Nusantara Pada Siswa Kelas VIII A SMP

Negeri 7 Pemalang”. Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol. 31, No. 2, hal.

117-122.

Moleong. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Mukhtar, R.. 2015. HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL

BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA BIDANG

Page 59: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

95

SENI MUSIK SISWA KELAS X SMA PIRI 1 YOGYAKARTA.

Universitas Negeri Yogyakarta.

Muktinurasih, Rina. 2014. “Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar

Materi Apresiasi Terhadap Keunikan Seni Musik Daerah Setempat

Dengan Menggunakan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas VII A SMP

Negeri 3 Randudongkal”. Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol. 31, No. 2,

hal. 133-140.

Nurdiana, Lia dkk. 2013. “Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tgt

(Teams Games Tournament) Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Dalam

Pembelajaran Seni Musik Di SMP Negeri 1 Padang”

Oktira, dkk.. 2013. “Penggunaan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan

Kemandirian Siswa Belajar Seni Budaya”. E-Jurnal Sendratasik FBS

Universitas Negeri Padang, Vol. 2, No. 1, Seri B, hal. 63-72.

Priawara, P. P. I.. 2017. ”Upaya Peningkatan Pembelajaran Kolintang Melalui

Pendekatan Spiral Di Smp Bruderan Purworejo Kelas VIII B Tahun

Ajaran 2016-2017” Jurnal Pendidikan Seni Musik. Vol. 6, No. 1, hal. 43-

48.

Purwono, Joni. 2014. Penggunaan Media Audio-Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Pacitan.

Jurnal Teknologi Pendidikan Dan Pembelajaran. Vol. 2, No. 2, hal. 127-

144.

Putra, O. D.. 2013. “Meningkatkan Hasil Belajar dengan Menggunakan

Pendekatan Belajar Kelompok Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2

Batusangkar”. E-Jurnal Sendratasik FBS Universitas Negeri Padang. Vol.

1, No. 2, hal. 91-97.

Putra, R. E.. 2017. “Pembelajaran Lagu Sik-Sik Sibatumanikam Dengan

Menggunakan Instrumen Kolintang Untuk Pikpp (Persatuan Ibu-Ibu

Karyawan Pt. Pusri Palembang) Sumatera Selatan” Jurnal Pendidikan Seni

dan Seni Budaya, hal. 51-62.

Putri, D. R. K.. 2012. “Pembelajaran Angklung Menggunakan Metode Belajar

Sambil Bermain”. Harmonia Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni.

Vol. 12, No. 2, hal. 116-124.

Rasjid, M. dkk. 2016. “Rancang Bangun Aplikasi Alat Musik Kolintang

menggunakan Augmented Reality Berbasis Android”. E-Journal Teknik

Informatika. Vol. 7, No. 1.

Page 60: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

96

Rifa’i, Achmad, dan Catharina Tri Anni. 2015. Psikologi Pendidikan. Semarang:

Pusat Pengembangan MKU & MKDK LP3 UNNES.

Rudiana, M. 2017. “Sundanese Karawitan And Modernity”. Jurnal Panggung,

Vol. 27, No. 23, hal. 264-273.

Rusdewanti, P. P.. 2014. “Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Seni

Musik Untuk Siswa SMP” Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan. Vol. 1,

No. 2, hal. 153-164.

Samiudin. 2017. “Pentingnya Memahami Perkembangan Anak Untuk

Menyesuaikan Cara Mengajar yang Diberikan”. PANCAWAHANA: Jurnal

Studi Islam. Vol. 12, No. 1, hal 1-9.

Saputra, A. D.. 2018. “Strategi Pembelajaran Musik Kolintang Pada Grup

Bapontar Ladies Di Sanggar Bapontar Jakarta”. UPT Perpustakaan ISI

Yogyakarta.

Sardiman, A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada.

Sedyadiasto, Z. dan S. Suharto. 2012. “Pemberian Penguatan Untuk

Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Seni Budaya Siswa Kelas

VIID SMP Islam Sudirman Ambarawa”. Jurnal Seni Musik. Vol. 1, No. 1,

hal. 22-34.

Sitowati, Inggit. 2014. “Music Education and Taste Forming of Classical Music

Style: Case Study In Cultural Institutionkarta Pustaka Yogyakarta

Indonesia”. Harmonia Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni. Vol. 14,

No. 1, hal. 54-64.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabaeta.

Suhandani, Deni. 2014. “Identifikasi Kompetensi Guru sebagai Cerminan

Profesionalisme Tenaga Pendidik Di Kabupaten Sumedang (Kajian pada

Kompetensi Pedagogik)” Mimbar Sekolah Dasar. Vol. 1, No. 2, hal. 128-

141.

Suharto. 2014. “The Lesung Music in The Village of Ledok Blora Regency”.

Harmonia Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni. Vol. 14, No. 1, hal.

65-71.

Sukirman. 2012. Pembelajaran Micro Teaching. Jakarta: Direktorat Jenderal

Pendidikan Islam Kementerian Agama RI.

Page 61: MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOLINTANG SEBAGAI MATERI …lib.unnes.ac.id/35258/1/2501415034_Optimized.pdf · 2020. 3. 16. · sebagai Materi Seni Budaya di Kelas X MIPA 4 SMA

97

Supriadi, Didin. 2006. “Model Pembelajaran Musik Angklung Sunda Kreasi di

Sanggar Saung Angklung Udjo Nglagena, Padasuka Bandung Jawa Barat”

Harmonia Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni. Vol. 7, No. 3.

Tresnawati, Dewi. 2015. “Pengembangan Aplikasi Pengenalan Kesenian Daerah

Indonesia Sebagai Media Pembelajaran Berbasis Android”. Jurnal

Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut. Vol. 12, No. 1, hal. 1-10.

Ulhusna, Asma dkk.. 2013. “Peningkatan Aktivitas Siswa Kelas V SD pada

Pembelajaran Ansambel Musik Melalui Strategi PAIKEM”. E-Jurnal

Sendratasik FBS Universitas Negeri Padang. Vol. 2 No. 1 hal. 30-37.

Utomo, U. 2014. Musik Pendidikan. Semarang: Jurusan Pendidikan Seni Drama,

Tari dan Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang.

Utomo, U. 2013. “Analisis Kebutuhan Guru Seni Musik Dalam Konteks

Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Action Learning Di Sekolah”.

Harmonia Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni. Vol. 13, No. 2, hal.

110-119.

Utomo, U. dan Syahrul S. S.. 2009. “Pengembangan Materi Pembelajaran Seni

Musik Berbasis Seni Budaya Berkonteks Kreatif, Kecakapan Hidup, dan

Menyenangkan Bagi Siswa SD/MI”. Harmonia Jurnal Pengetahuan dan

Pemikiran Seni. Vol. 9, No. 2.

Wikarsa, Liza dkk.. 2016. “Applied E-Learning of Kolintang Musical Instruments

Case Study: University of De La Salle Manado” Jurnal Ilmiah Widya

Teknik. Vol. 15, No. 1, hal. 16-23.

Wulandari, F. dkk. 2012. “Minat Siswa Pada Pembelajaran Seni Musik

Menggunakan Media Audio Visual Di SMP Negeri 8 Padang Provinsi

Sumatera Barat”. E-Jurnal Sendratasik FBS Universitas Negeri Padang

Vol. 1, No. 1, hal. 40-48.

Yasa, I Ketut. 2016. “Aspek Musikologis Gêndér Wayang dalam Karawitan Bali”.

Jurnal Resital. Vol. 17, No. 1, hal. 46-59.