26
MODUL PERKULIAHAN Judul : Business Ethics and Corporate Governance 04 Board of directors Fakultas Program Studi Tatap Muka/Maya Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Magister Manajemen 12 35040 Dr. Tri Mardjoko, SE, MA Abstract Kompetensi Materi pada modul ini menjelaskan etika yang terkait dengan fungsi monitor dan evaluasi dari Direksi terhadap jalannya perusahaan dan kinerja keberhasilannya, serta kepatuhan dan disiplin dari para Setelah mempelajari materi pada modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang aspek etika dari para Direksi dalam melakukan monitoring dan

modul.mercubuana.ac.id · Web viewSetelah mempelajari materi pada modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang aspek etika dari para Direksi dalam melakukan monitoring

  • Upload
    lamkiet

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: modul.mercubuana.ac.id · Web viewSetelah mempelajari materi pada modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang aspek etika dari para Direksi dalam melakukan monitoring

Fakultas Program Studi Tatap Muka/Maya Kode MK Disusun Oleh

Ekonomi dan Bisnis Magister Manajemen 12 35040 Dr. Tri Mardjoko, SE, MA

Abstract KompetensiMateri pada modul ini menjelaskan etika yang terkait dengan fungsi monitor dan evaluasi dari Direksi terhadap jalannya perusahaan dan kinerja keberhasilannya, serta kepatuhan dan disiplin dari para karyawan.Monitoring juga merupakan proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjalin agar semua pekerjaan yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah di tentukan sebelumnya .

Setelah mempelajari materi pada modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang aspek etika dari para Direksi dalam melakukan monitoring dan evaluasi para karyawan. Pada satu sisi memantau kinerja perusahaan, kepatuhan karyawan, sekaligus menjaga etika kerja.

MODUL PERKULIAHAN

Judul :Business Ethics and Corporate Governance

04 Board of directors

Page 2: modul.mercubuana.ac.id · Web viewSetelah mempelajari materi pada modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang aspek etika dari para Direksi dalam melakukan monitoring

Pembahasan:MONITORINGPengertian Monitoring

Pengertian dan definisi pengawasan telah banyak dan panjang lebar dibicarakan para ahli. Beikut pengertian monitoring ( pengawasan ) menurut para ahli :

1. Siagian ( 1970 : 107 ) : mengemukakan bahwa pengawasan sebagai proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjalin agar semua pekerjaan yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah di tentukan sebelumnya .

2. Handoko (1995:359) : mendefinisikan pengawasan sebagai proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Hal ini berkaitan dengan cara-cara membuat kegiatan-kegiatan sesuai dengan yang direncanakan.

3. Sarwoto (1987:93) : menjelaskan pengawasa adalah kegiatan manajer yang mengusahakan agar pekrjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki.

4. Soekarno K (1968:107) : mendefinisikan pengawsan sebagai suatu proses yang menentukan tentang apa yang harus dikerjakan, agar apa yang diselenggarakan sejalan dengan rencana.

Prinsip Monitoring (Pengawasan)

Prinsip pengawasan sangat diperlukan oleh seorang pimpinan atau manajer dalam membandingkan rencana dengan pelaksanaan adalah sebagai berikut :

a. Prinsip perencanaan merupakan suatu standar atau alat pengukur dari pada suatu pekerjaan yang. Rencana menjadi petunjuk apakah sesuatu pelaksanaan pekerjaan berhasil atau tidak.

b. Prinsip wewenang merupakan suatu kegiatan pemimpin dalam memberikan kepercayaan kepada bawahan dalam melakukan sistem pengawasan. Wewenang dan instruksi-instruksi yang jelas harus dapat diberikan kepada bawahan, karena berdasarkan pelimpahan wewenang dapat diketahui apakah bawahan sudah melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik.

c. Prinsip tercapainya tujuan. Pengawasan harus ditujukan kearah tercapainya tujuan, yaitu dengan mengadakan perbaikan (koreksi) unutk menghindarkan penyimoangan-penyimpangan dari rencana yang disusun sebelumnya.

d. Prinsip efisiensi. Pengawasan dikatakan efisien apabila dapat menghindarkan penyimpangan dari perencanaan, sehingga tidak menimbulkan hal-hal lain yang diluar dugaan.201

7 2Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Tri Mardjoko http://www.mercubuana.ac.id

Page 3: modul.mercubuana.ac.id · Web viewSetelah mempelajari materi pada modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang aspek etika dari para Direksi dalam melakukan monitoring

e. Prinsip tanggung jawab. Pelaksaaan pengawasan yang efektif dan efisien menurut tanggung jawab penuh dari seorang pimpinan atau manajer terhadap pelaksanaan rencana organisasi.

f. Prinsip masa depan. Kegiatan pengawsan yang efektif dan efisien harus ditunjukkan kearah pencegahan penyimpangan perencanaan yang akan terjadi baik pada waktu sekarang maupun pada masa yang akan datang.

g. Prinsip pengawasan langsung. Teknik pengawsan yang paling efektif adalah mengusahakan adanya manjer bawahan yang berkualitas baik.pengawsan itu dilakukan oleh manajer atas dasar bahwa manusia itu sering berbuat salah.

h. Prinsip penyesuaian dengan organisasi. Pengawsan yang dilakukan hendaknya sesuai dengan struktur organisasi. Manajer dan bawahannnya merupakan sarana unutk melaksanakan rencana. Dengan demikian pengawasan yang efektif harus disesuaikan dengan besarnya wewenang manajer, sehingga mencerminkan struktur organisasi.

i. Prinsip pengawsan individual. Pengawsan harus sesuai dengan kebutuhan manajer. Teknik pengawasan harus ditunjukkan terhadap kebutuhan-kebutuhan akan informasi setiap manajer. Ruang lingkup informasi yang dibutuhkan itu berbeda satu sama lain, tergantungpada tingkat dan tugas manajer.

j. Prinsip standar. Pengawasan efektif dan efisien dalam organisasi memerlukan standar yang tepat, dan akan dipergunakan sebagai acuan atau alat ukur pelaksanaan dan tujuan yang dicapai.

Tujuan dan Fungsi Monitoring (Pengawasan)

a. Pemeriksaanb. Pengujian dan penilaianc. Pengurusand. Peninjauane. Pengamatan dan pemantauanf. Kunjungan stafg. Pembinaan yang dilakukan oleh pimpinanh. Pengendaliani. Penertibanj. Mengusahakan suatu struktur yang terorganisirk. Mengusahakan supervisil. Mengusahakan informasi yang akuratm. Pencapaian hasiln. Meningkatkan keterampilan kerjao. Mendapatkan atau memperoleh umpan balik

Jenis Monitoring (Pengawasan)

2017 3

Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Tri Mardjoko http://www.mercubuana.ac.id

Page 4: modul.mercubuana.ac.id · Web viewSetelah mempelajari materi pada modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang aspek etika dari para Direksi dalam melakukan monitoring

Dalam pandangan para ahli terhadap perbedaan-perbedaan yang berhubungan dengan jenis pengawasan sesuai dengan pemahaman mereka masing-masing , diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Pengawasan Preventif Usaha-usaha pengawasan yang dilakukan pimpinan terhadap pekerjaan yang dilakukan pegawai dilihat sebelum terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya s=dapat dilakukan dengan pengawasan preventif.

b. Pengawasan RepresipPengawasan yang dilakuakan pada akhir kegiatan dikenal dengan pengawasan represif. pengawasan yang dilakukan setelah pekerjaan atau kegiatan dilaksanakan.

c. Pengawasan Langsung Jenis pengawasan berikutnya adalah pengawasan langsung atau dapat juga dikatakan sebagai kegiatan monitoring. Pengawasan langsung adalah pengawasan yang dilakukan dengan cara mengunjungi dan melakukan pemeriksaan ditempat terjadinya pelaksanaan pekerjaan, apakah berhubungan dengan pekerjaan yang dilakukan pengawas dan pemimpin organisasi.

d. Pengawasan tidak langsung Pengawasan tidak langsung dilakukan pemimpin dengan melihat dokumen-dokumen, tanpa langsung melihat ke lapangan tempat dilaksanankannya pekerjaan.

e. Pengawasan FormalPengawasan formal sebagai pengawasan resmi oleh lembaga-lemabag pengawasan maupun oleh aparat pengawasan yang mempunyai legalitas tugas dalam bidang pengawasan.

f. Pengawasan Non-formal Pengawasan nonformal sebagai pengawasan yang dilakukan masyarakat berfungsi sebagai social control. Pengawasan nonformal adalah pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat, baik langsung maupun tidak langsung.

g. Pengawasan Administratif Pengawasan Administratif sebagai kegiatan yang melihat pekerjaan dari ketatalaksanaan pelaksanaan program kerja organisasi atau perusahaan. Pengawasan administratif adalah pengawasan yang menilai perbuatan keseluruhan dari organisasi atau bidang-bidang bagaiannya.

h. Pengawasan OperatifPengawasan operatif adalah mengukur efesiensi perbuatan dari waktu ke waktu yang ditunjukan pada bidang-bidang yang memerlukan tindakan pembetulan dan perbaikan.

i. Pengawasan Intern Kegiatan yang dilakukan oleh orang yang berada dalam organisasi dikenal dengan pengawasan intern atau pengawasan maupun pimpinan orang tersebut.

2017 4

Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Tri Mardjoko http://www.mercubuana.ac.id

Page 5: modul.mercubuana.ac.id · Web viewSetelah mempelajari materi pada modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang aspek etika dari para Direksi dalam melakukan monitoring

j. Pengawasan ekstrenPengawasan ekstren atau disebut juga dengan oengawasan dari masyarakat ataupun dari pejabat pengawasan fungsional diluar organisasi. Pengawasan ekstren merupakan pengawasan yang dilakukan oleh orang-orang yang ada diluar organisasi.

Kriteria Monitoring

Kriteria yang dipakai sebagai dasar monitoring adalah yang berkaitan dengan hal-hal sbb :

a. Estimasi hasil pekerjaaan, sampai seberapa jauh pelaksanaan kegiataan pada saat monitoring dilakukan apakah pelaksanaa tersebut sesuai dengan rencana yang ditetapkan.

b. Estimasi penggunaan dana yang telah dikeluarkan, sampai seberapa besar dana yang telah dialokasikan dan apakah pengeluaran dana tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

c. Estimasi pengeluaran tiap periode kegiatan. Umumnya lama kegiatan ini adalah tiap bulan. Jadi berapa besar pengeluaran tiap bulannya. Dari data ini dapat diliat apakah pengeluaran tersebut sesuai dengan rencana apakah jumlah pengeluaran tersebut sesuai dengan rencana dan apakah jumlah pengeluaran tersebut cukup rasional bila dibandingkan dengan volume pekerjaan.

d. Estimasi penyusutan alat-alat yang dipakai. Sebab besar-kecilnya penyusutan akan mempengaruhi perhitungan kebutuhan biaya.

e. Estimasi efisiensi alokasi sumber daya ; misalnya apakah sumber daya yang telah dilaksanakan dengan efisien atau apakah produktivitas tenaga kerja telah dicapai untuk tujuan efisiensi tersebut.

Cara Pelaksanaan Monitoring

Cara pelaksanaan monitoring dapat dilakukan melalui dua cara yaitu secar langsung dan cara tidak langsung. Kedua cara tersebut dilakukan dengan seperangkat kegiatan monitoring yang sama yaitu kegiatan yang berkaitan dengan mengumpulkan, mencatat, mengolah informasi dan pelaksanaan.

a. Pengamatan Langsungpengertian pengamatan langsung adalah pengamatan yang dilakukan dengan cara mengamati langsung , dan dapat mengumpulkan secara bebas informasi yang dilakukan.

b. Pengamatan tidak langsungCara ini menghendaki petugas monitoring tidak perlu terjun langsung ke lokasi, tetapi penggalian data dilakukan dengan cara mengirim seperangkat daftar isisan unutk diisi oleh orang lain dilokasi penelitian. Cara tidak langsung ini juga dapat dilakukan dengan mengumpulkan data melalui laporan-laporan yang dibuat oleh pimpinan ( manajer ).

Langkah-langkah Monitoring

2017 5

Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Tri Mardjoko http://www.mercubuana.ac.id

Page 6: modul.mercubuana.ac.id · Web viewSetelah mempelajari materi pada modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang aspek etika dari para Direksi dalam melakukan monitoring

Monitoring dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyusun Rancangan Monitoringa. Tujuanb. Sasaran/Aspek yang akan dimonitorc. Faktor Pendukung dan Penghambatd. Pendekatan, Teknik, dan Instrumene. Waktu dan Jadwal Monitoringf. Biaya

2. Melaksanakan Monitoring

3. Menyusun dan Melaporkan hasil kepada pihak pengelola/penyelenggaran program.

Perencanaan Monitoring

Perencanaan monitoring meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

a. Perumusan tujuan pemantauan, berisi informasi tentang apa yang diinginkan , untuk siapa, dan untuk kepentingan apa.

b. Penetapan sasaran pemantauan, apa yang akan dijadikan sebagai objek pemantauan. Contoh: kesulitan belajar dan jenis-jenis kesalahan konsepsi matematika yang masih dialami para siswa.

c. Penjabaran data yang dibutuhkan pemantauan, penjabaran dari sasaran. Contoh: guru perlu dapat memilah kesalahan karena kecerobohan atau ketidaktelitian dengan kesalah karena kurang memahami makna dan cara penyelesaian soal.

d. Penyiapan metode/alat pemantauan sesuai dengan sifat objek dan sumber atau jenis datanya. Contoh: guru menyiapkan tugas berupa soal yang harus dikerjakan secara mandiri oleh setiap siswa. Kertas atau buku yang berisi pekerjaan siswa akan menjadi sumber data utama. Dari pekerjaan itulah guru akan mengidenifikasi bagian mana dari bahan ajar matematika yang baru saja diajarkan, tetapi masih banyak belum dipahami, jenis kesalahan apa yang pada umumnya masih dilakukan oleh siswa.

e. Perancangan analisis data pemantauan dan pemaknaannya dengan berorientasi pada tujuan pemantauan. Contoh: dalam analisis nantinya akan dilakukan pengelompokan jenis-jenis kesalahan untuk menjadi bahan pertimbangan dalam memberikan pembelajaran remedial, terutama pada sejumlah siswa yang memang masih mengalami kesulitan memahami pelajaran.

Pemanfaatan Hasil Monitoring

Data yang telah terkumpul dari hasil pemantauan harus secepatnya diolah dan dimaknai sehingga dapat segera diketahui apakah tujuan pelaksanaan program tercapai atau tidak. Pemaknaan hasil pemantauan ini menjadi dasar untuk merumuskan langkah-langkah berikutnya dalam

2017 6

Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Tri Mardjoko http://www.mercubuana.ac.id

Page 7: modul.mercubuana.ac.id · Web viewSetelah mempelajari materi pada modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang aspek etika dari para Direksi dalam melakukan monitoring

pelaksanaan program. Jika perlu perubahan, perubahan apa dan bagaimana rancangannya. Jika tidak ada hal mendasar yang memerlukan perubahan, mungkin masih dapat pula dirumuskan bagian mana dari rancangan program yang memerlukan perhatian lebih banyak sehingga aspek-aspek program yang sudah baik dapat menjadi lebih baik lagi.

------------------------------------------------------------------------

EVALUASIA. Pengertian Evaluasi

Evaluasi atau penilaian berarti usaha untuk mengetahui sejauh mana perubahan itu telah terjadi melalui kegiatan belajar mengajar.Menurut Roestiyah N.K. dkk. dalam bukunya Masalah-Masalah Ilmu Keguruan menyebutkan empat pengertian evaluasi menurut deskripsinya.

1. Evaluasi adalah proses memahami atau member arti, mendapatkan dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi petunjuk pihak-pihak pengambil keputusan.2. Evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa guna mengetahui sebab-akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar.3. Dalam rangka pengembangan sistem instruksional, evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk menilai seberapa jauh program telah berjalan seperti yang telah direncanakan.4. Evaluasi adalah suatu alat untuk menentukan apakah tujuan pendidikan dan apakah proses dalam pengembangan ilmu telah berada dijalan yang diharapkan.

B. Tujuan Evaluasi

1. Tujuan UmumMemperoleh data pembuktian yang akan menjadi petunjuk tingkat kemampuan dan keberhasilan peserta didik dalam pencapaian berbagai tujuan kurikuler setelah menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

2. Tujuan khususMerangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan, mencari dan menumukan berbagai faktor penyebab keberhasilan maupun ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat menemukan jalam keluar.

Menurut Dr. Basrowi (2012), tujuan evaluasi pada dasarkan digolongkan ke dalam empat kategori berikut:

Memberikan umpan balik terhadap proses belajar mengajar dan mengadakan program perbaikan (remedial) bagi siswa,Menentukan angka kemajuan masing-masing siswa yang antara lain dipakai sebagai pemberian laporan kepada orang tua,201

7 7Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Tri Mardjoko http://www.mercubuana.ac.id

Page 8: modul.mercubuana.ac.id · Web viewSetelah mempelajari materi pada modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang aspek etika dari para Direksi dalam melakukan monitoring

Penetuan kenaikan tingkat atau status dan lulus tidaknya, sertaMenempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat, misalnya dalam penentuan program studi atau jurusan dengan tingkat kemampuan dan karakteristik lain.

C. Fungsi Evaluasi

Tiga macam fungsi pokok evaluasi, yaitu:1. mengukur kemajuan,2. menunjang penyusunan rencana, dan3. memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali.

Evaluasi pendidikan itu setidak-tidaknya memiliki lima macam fungsi, yaitu:

1. Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai oleh peserta didiknya.2. Memberikan informasi yang sangat berguna untuk mengetahui posisi masing-masing peserta didik di tengah-tengah kelompoknya.3. Memberikan bahan yang penting untuk memilih, kemudian menetapkan status peserta didik.4. Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta didik yang memerlukannya.5. Memberikan petunjuk tentang seberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan dicapai.

Sedangkan secara administrative, evaluasi pendidikan memiliki tiga macam fungsi, yaitu:1. Memberikan laporan2. Memberikan berbagai bahan keterangan (data)3. Memberikan gambaran

Menurut Wina Sanjaya dalam buku Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, beberapa fungsi evaluasi adalah sebagai berikut:1. Sebagai umpan balik bagi siswa2. Untuk mengetahui proses ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan3. Memberikan informasi untuk mengembangkan program kurikulum4. Digunakan oleh siswa untuk mengambil keputusan secara individual, khususnya dalam menentukan masa depan sehubungan dengan pemilihan bidang pekerjaan5. Menentukan kejelasan tujuan khusus yang ingin dicapai oleh para pengembang kurikulum6. Umpan balik untuk semua pihak yang berkepentingan dengan pendidikan di sekolah

Demikianlah beberapa fungsi penting evaluasi dalam bidang pendidikan. Berdasarkan fungsi-fungsi tersebut, dapat diketahui bahwa kedudukan evaluasi dalam pendidikan sangat penting karena turut menunjang kesuksesan dalam proses belajar mengajar.

D. Syarat-Syarat Evaluasi

8 syarat evaluasi ialah:

2017 8

Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Tri Mardjoko http://www.mercubuana.ac.id

Page 9: modul.mercubuana.ac.id · Web viewSetelah mempelajari materi pada modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang aspek etika dari para Direksi dalam melakukan monitoring

1. Sahih (valid)Evaluasi dikatakan valid apabila mengukur apa yang sebenernya diukur. Apabila yang diukur adalah sikap, tetapi evaluasi mengukur pengetahuan, maka evaluasi tersebut disebut tidak valid. Kesahihan evaluasi biasanya diukur dalam prosentasi atau dalam derajat tertentu dengan alat ukur tertentu.

2. Terandalkan (reliable)Evaluasi dikatakan terandalkan jika alat evaluasi yang sama dilakukan terhadap kelompok siswa yang sama beberapa kali dalam waktu yang berbeda-beda atau situais yang berbeda-beda, akan memberikan hasil yang sama.

3. ObyektifEvaluasi dikatak obyektif jika tidak mendapat pengaruh subyektif dari pihak penilai.

4. SeimbangKeseimbangan ini meliputi keseimbangan bahan, keseimbangan kesukaran dan keseimbangan tujuan. Bahan harus seimbang diantara berbagai pokok bahasan. Keseimbangan dalam kesukaran artinya antara yang mudah, sedang dan sukar harus dalam proporsi tertentu. Keseimbangan tujuan adalah keseimbangan dalam berbagai matra dalam kawasan tertentu, antara pengetahuan pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi dalam kawasan matra kognitif yang harus disusun dalam proporsi tertentu.

5. MembedakanSuatu evaluasi harus dapat membedakan (discriminiable) prestase individual di antara sekelompok siswa. Evaluasi harus dapat membedakan siswa yang sangat berhasil, cukup berhasil, kurang berhasil, gagal dan sebagainya.

6. NormaEvaluasi yang baik, hasilnya harus mudah ditafsirkan. Hal ini menyangkut tentang adanya ukuran atau norma tertentu untuk menafsirkan hasil evaluasi dari setiap siswa.

7. FairEvaluasi yang fair mengemukakan persoalan-persoalan dengan wajar, tidak bersifat jebakan, dan tidak mengandung kata-kata yang bersifat menjebak. Di samping itu erdapat keadilan untuk siswa yang dievaluasi.

8. PraktisBaik ditinjau dari segi pembiayaan maupun dari segi pelaksaannya, evaluasi harus efisien dan mudah dilaksanakan.

Kedelapan syarat tersebut perlu dimilki oleh suatu evaluasi yang baik walaupun dalam derajat yang berbeda-beda.

E. Prinsip-Prinsip Evaluasi

2017 9

Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Tri Mardjoko http://www.mercubuana.ac.id

Page 10: modul.mercubuana.ac.id · Web viewSetelah mempelajari materi pada modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang aspek etika dari para Direksi dalam melakukan monitoring

Prinsip diperlukan sebagai pemadu dalam kegiatan evaluasi. Dengan demikian tidak hanya diutamakan prosedur dan teknik penilaian saja, tetapi prosedur dan teknik itu harus dilakukan dalam paduan prinsip itu, prinsip-prinsip tersebut diuraikan berikut ini.1. Prinsip keterpaduanEvaluasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dan di dalam program pengajaran. Evaluasi adalah satu komponen dalam program yang saling berinteraksi dengan komponen-komponen lainnya. Perencanaan evaluasi harus dilakukan bersamaan dengan perencanaan satuan program pengajaran. Banyak terjadi bahan evaluasi direncanakan dan dilaksanakan beberapa lama setelah program pengajaran selesai dilaksanakan, sehingga evaluasi dilakukan bukan terhadap apa yang telah dilakukan. Hal ini tidak sesuai dengan prinsip Pendidikan Berdasarkan Kompetensi.

2. Prinsip Cara Belajar Siswa (CBSA)Hakikat dari CBSA ialah keterlibatan siswa secara mental, antusias dan asyik dalam kegiatan belajar-mengajar. Demikian pula halnya dengan evaluasi, evaluasi menuntut keterlibatan yang demikian dari siswa. Siswa seharusnya tidak merasakan evaluasi sebagai sesuatu yang menekan dan cenderung untuk dihindari, karena jika demikian hal ini menunjukan bahwa prinsip ini tidak terdapat dalam evaluasi.Evaluasi merupakan puncak dari kegiatan belajar-mengajar. Pada dasarnya, siswa sendirilah yang ingin mengukur kemampuan melalui evaluasi, guru hanya berfungsi untuk membantunya. Sebagai puncak kegiatan, evaluasi mempunyai nilai kepuasaan tertentu bagi siswa dan evaluasi harus mampu memberi kepuasaan tersebut kepada siswa.

3. Prinsip KontinuitasPada dasrnya evaluasi berlangsung selama proses kegiatan belajar-mengajar berjalan. Evaluasi tidak hanya terdapat pada awal/pada akhir pengjaran saja, tetapi juga selama proses belajar-mengajar berlangsung, misalnya dalam bentuk pengamatan, tanya jawab, atau dialog. Hal ini dilakukan dalam rangka pemantapan program. Di sinilah letak fungsi formatif dari evaluasi yang tidak hanya ada pada akhir tetapi selama program berjalan.

4. Prinsip KoherensiSebagai akibat dari prinsip keterpaduan, maka evaluasi harus konsisten dengan kemampuan yang didukung oleh tujuan pengajaran. Sering terjadi, kemampuan yang didukung oleh tujuan ialah sikap (afektif) tetapi evaluasi ditujukan kepada pengetahuan. Evaluasi harus pula mempunyai kohorensi dengan program pengajaran, artinya evaluasi harus benar-benar hasil yang diperoleh dari kegiatan belajar-mengajar, baik kegiatan tatap muka maupun kegiatan terstruktur.

5. Prinsip DiskriminalitasDari psikologi diketahui bahwa setiap individu mempunyai perbedaan dengan individu lain. Individu adalah suatu person yang unik. Bahkan walaupun dua individu mempunyai pendapat yang sama, tetapi jalan pikiran untuk sampai pada pendapat yang sama itu tidaklah sama. Sesuai dengan hakikat individu ini, evaluasi harus pula mampu menunjukan perbedaan di kalangan siswa secara individual.

6. Prinsip KeseluruhanPerubahan tingkah laku yang sudah ditetapkan sebagai tujuan yang hendak dicapai bersifat utuh. 201

7 10Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Tri Mardjoko http://www.mercubuana.ac.id

Page 11: modul.mercubuana.ac.id · Web viewSetelah mempelajari materi pada modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang aspek etika dari para Direksi dalam melakukan monitoring

Karena itu evaluasi yang akan dilakukan hendaknya bersifat utuh pula, yaitu meliputi seluruh segi tujuan pendidikan.Hal ini mengandung pengertian bahwa evaluasi ditujukn tidak hanya paa sesudah akhir proses pengajaran, tetapi juga selama proses belajar-mengajar sedang berlangsung, misalnya peran serta, kreatifitas dan cara-cara penyampaian ide-ide siswa baik di dalam maupun di luar proses belajar-mengajar.

7. Prinsip PedagogisSeluruh kegiatan evaluasi haruslah diketahui dan dirasakan oleh siswa tidak hanya sebagai rekaman hasil belajarnya saja, melainkan juga sebagai upaya perbaikan dan peningkatan perilaku dan sikapnya itu, sehingga hasil evaluasi harus dinyatakan dan dapat dirasakan sebagai penghargaan bagi yang berhasil dan sebaliknya merupakan hukuman (bagi yang belum berhasil) yang menantang untuk belajar lebih giat/baik. Dengan demikian evaluasi akan ikut membentuk perilaku dan sikap positif.

8. Prinsip AkuntabilitasAccountability adalah salah satu ciri dari pendidikan berdasar kompetensi. Pada akhirnya pendidikan dan pengajaran harus dapat dipertanggungjawabkan kepada lembaga pendidikan itu sendiri, kepada masyarakat pemakai tenaga lulusan, dan kepadda kelompok profesional. Pertanggungjawaban terhadap ketiga kelompok ini merupakan hal yang harus dipertimbangkan dalam evaluasi. Dengan kata lain, melalui evaluasi kita mempertanggungjawabkan hasil pendidikan yang kita selenggarakan kepada ketiga pihak tersebut. Akreditas terhadap sekolah termasuk dalam pertanggungjawban tersebut.

F. Pendekatan Evaluasi

Dalam menentukan hasil evaluasi dapat dipergunakan tiga pendekatan sesuai dengan keperluannya, yaitu ukuran mutlak, ukuran relatif, dan ukuran performance.

1. Penilaian dengan Ukuran MutlakDalam pendekatan ini, guru terlebih dahulu menentukan kriteria keberhasilan siswa secara mutlak. Misalnya seorang siswa dikatakan berhasil baik, apabila dia dapat mengerjakan semua soal penilaian dengan benar. Pada umumnya, pendekatan ini digunakan dalam penilaian formatif, karena dengan pendektan ini diantaranya guru dapat mengetahui tingkat penguasaan setiap siswa dalam mempelajari suatu satuan pelajaran.

2. Penilaian dengan Ukuran RelatifDalam penilaian dengan pendekatan ini, kriteria keberhasilan tidak ditetapkan sebelumnya, tetapi bergantung kepada keberhasilan umum dalam kelompok siswa yang sedang dinilai. Jadi, keberhasilan ditentukan oleh gambaran umum dari kelompok yang bersangkutan. Dengan perkataan lain keberhasilan itu ditentukan oleh rata-rata keberhasilan kelompok. Pendekatan penilaian dengan ukuran relatif ini, biasanya digunakan dalam penilaian sumatif, terutama dalam memberikaan nilai akhir, atau mengelompokan siswa dalam kelompok kerja dimana dibutuhkan kelompok dengan kemampuan yang homogen dalam bidang pengajaran tertentu, dalam seleksi, atau dalam memberikan keputusan, apakah siswa lulus atau tidak lulus, naik atau tidak naik.

2017 11

Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Tri Mardjoko http://www.mercubuana.ac.id

Page 12: modul.mercubuana.ac.id · Web viewSetelah mempelajari materi pada modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang aspek etika dari para Direksi dalam melakukan monitoring

3. Penilaian dengan Ukuran Self PerformancePendekatan ini didasarkan pada performance yang dilakukan sebelumnya. Guru mengambil keputusan lulus tanpa memperhatikan ukuran mutlak hasil pencapaian, dan juga tidak melihat prestasi hasil rata-rata kelompoknya. Jadi pendekatan ini melihat kemajuan (keberhasilan) yang dicapai. Dalam pendekatan ini, perlu diperhatikan tiga tahap status yaitu: status siswa sebelum mengikuti pengajaran, status potensi siswa pada masa yang akan datang.

---------------------------------------------------------------------------------

Monitoring & Evaluation Manager

by Alison Green, Demand Media A monitoring and evaluation manager prepares and maintains databases.

A monitoring and evaluation manager provides oversight for a program’s planning, evaluation, knowledge management and monitoring. He identifies performance indicators, develops quality assurance strategies, trains program employees, maintains contact with program partners and ensures all program aspects comply with institutional requirements. Although monitoring and evaluation managers often come from diverse academic backgrounds, having an advanced degree in public policy, business administration or development related studies, and strong facilitation and training skills makes you desirable to employers.

Establishing Indicators

Program indicators are signs that show specific changes after introduction of certain conditions. As a monitoring and evaluation manager, it’s your duty to establish or identify suitable indicators for the program you’re monitoring. For example, if you work for a nonprofit organization that is implementing a rural economic development program, you can establish performance indicators. To do this, you typically would need to determine the objectives of the project and amount of resources and time required to implement it. Good indicators are usually specific, measurable and relevant.

Ensuring Compliance

A monitoring and evaluation manager must ensure a program or project adheres to relevant legal regulations, industry standards and organizational policies. She often conducts regular inspections to detect areas that violate the guidelines and initiates corrective measures. For instance, a monitoring and evaluation manager providing oversight for a community wellness program ensures that all participants -- social workers and health clinics -- adhere to ethical issues in community interventions by urging them to avoid discrimination and respect individuals civil, human and legal rights.

2017 12

Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Tri Mardjoko http://www.mercubuana.ac.id

Page 13: modul.mercubuana.ac.id · Web viewSetelah mempelajari materi pada modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang aspek etika dari para Direksi dalam melakukan monitoring

Maintaining Partnerships

It is the job of a monitoring and evaluation manager to maintain positive contact between his employer and program partners, funders and other stakeholders. He might develop an effective communication framework to enable all parties to share and access all knowledge and information. When necessary, the manager can be tasked with evaluating the partnerships to confirm whether they still share common values, vision and objectives, as well as identify any underlying conflicts.

Managing Personnel

Monitoring and evaluation managers who work for multinational organizations with many projects are often responsible for supervising a team of workers in their departments. To ensure efficient monitoring and evaluation of all projects, the manager might allocate duties to junior staffers and direct them to compile progress reports. The manager also can organize and coordinate training programs for program personnel to help update their skills, technical abilities and professional knowledge, all of which are crucial for maintaining high monitoring and evaluation management standards.

MONITORING AND EVALUATION MANAGER

OVERVIEW OF THE POSITION:The main function of this position is to lead the organization’s efforts in ensuring the offering of quality programs and services to AMIDEAST/Jordan clients and partners, and an adoption of a continuous process improvement approach to planning, implementing, and evaluating the programs and services. The incumbent will be responsible for developing a monitoring and evaluation (M&E) strategy for AMIDEAST/Jordan, implementing process controls and measurement devices, conducting data analysis, training employees, and preparing reports. The M&E Manager reports directly to the Country Director and is charged with developing and maintaining a system to assure that all programs and services provided by the organization meet, at a minimum, client, management and other stakeholder satisfaction, and achieve superior quality and reliability levels. The M & E Manager is responsible to assist the organization in achieving both short-and long-term goals and to assist the Country Director in developing policies and procedures that ensure the organization adopts a continuous process improvement approach to planning, implementing, and evaluating all aspects of its portfolio of programs and services.

RESPONSIBILITIES:1. Develop a monitoring and evaluation strategy and associated tools, including key performance indicators.2. Review and chart workflow procedures for key programs and services.3. Conduct gap analyses; identify critical control points and preventive measures; suggest ways in which existing procedures may be streamlined or revised to enhance quality and consistency.201

7 13Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Tri Mardjoko http://www.mercubuana.ac.id

Page 14: modul.mercubuana.ac.id · Web viewSetelah mempelajari materi pada modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang aspek etika dari para Direksi dalam melakukan monitoring

4. Develop quality assurance plans and verification procedures.5. Train employees on the M&E best practices, and ensure compliance to policies and procedures. 6. Maintain and improve program and service quality by examining compliance with required operating procedures, by monitoring the implementation of programs and services, by investigating customer complaints and proposing solutions; and by collaborating with other members of management and staff to develop new programs and services, as well as new quality procedures, as required. 7. Periodically review and update quality assurance procedures, and re-train staff on best practices.8. Prepare quality documentation and reports by collecting, analyzing and summarizing information and trends. Ensure that all contractually-required, and HQ-requested, reports are completed and submitted on time, and in a technically accurate and error-free format.9. Ensure that AMIDEAST branding and formatting standards are complied with on all program and service literature, materials, reports, and other documentation.10. Any other tasks assigned by the Country Director.

Skills

• Defined, substantive experience in M&E and quality assurance systems.• A minimum of eight years work experience, of which at least four are in a management position.• Strong verbal and written communication skills in both English and Arabic• A TOEIC score of at least 785• Strong skills in procedure implementation and quality auditing, and solid understanding of ISO or other international quality standards requirements, implementation and documentation.• Strong computer skills, specifically with MS Office Suite, in particular Excel, and ability to master other software quickly• Training experience in formal, classroom learning and in informal, on-the-job learning environments• Ability to work in a professional, cooperative manner with colleagues and clients• Ability to work independently and to take initiative in a proactive, results-oriented manner• Ability to work within deadlines and frequently shifting priorities and in a high pressure environment.• Attention to details• Ability to travel within Jordan, including regular site visits to clients• Willingness to accept new assignments enthusiastically, openness to learn and to apply information gained to better support AMIDEAST staff• Availability occasionally to work hours in excess of eight per day or 40 per week

-----------------------------------------------------------------------------------

2017 14

Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Tri Mardjoko http://www.mercubuana.ac.id

Page 15: modul.mercubuana.ac.id · Web viewSetelah mempelajari materi pada modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang aspek etika dari para Direksi dalam melakukan monitoring

Memantau performa usaha secara real timeOleh Arif Wibowo - Senin, 06 Oktober 2014 | 13:46 WIB Citilink. Si anak Garuda ini sekarang sudah semakin besar dan mandiri. Tahun ini, Citilink mematok target 8,2 juta penumpang dan pertumbuhan pendapatan 66%. Bagaimana cara mencapainya. Wartawan Kontan Oginawa R. dan Muradi mewawancarai Arif Wibowo, Direktur Utama PT Citilink Indonesia pertengahan september lalu. Berikut rangkumannya:

SEBELUM jadi Chief Executive Officer (CEO) PT Citilink Indonesia, saya sudah bekerja di PT Garuda Indonesia Tbk dari level bawah, yakni sebagai engineer of maintenance and engineering, pada kurun waktu 1990-1994. Lalu, saya menapaki karier sebagai manajer, general manager, dan posisi terakhir sebagai Executive Vice President Marketing and Sales Garuda Indonesia.

Kemudian, pada Mei 2012, saya memimpin Citilink Indonesia. Saat itu, bersamaan dengan pemisahan (spin off) Citilink yang awalnya strategic business unit (SBU) menjadi anak usaha Garuda. Pendirian Citilink sebagai anak usaha merupakan bagian dari strategi Quantum Leap Garuda. Jadi, secara resmi saya menjadi CEO Citilink pada Agustus 2012. Saat itu kami memiliki modal pesawat terbang sebanyak sembilan unit, terdiri dari lima pesawat hibah dari Garuda dan empat pesawat lainnya didapatkan dari program leasing. Nah, mandat dari induk usaha kepada saya saat itu adalah bagaimana membesarkan model bisnis penerbangan biaya murah alias low cost carrier (LCC). Lalu, membesarkan Citilink agar menjadi perusahaan yang kuat dan menguntungkan secara berkesinambungan.

Masalahnya, peta persaingan bisnis LCC pada tahun 2012 sudah sengit. Saat Citilink lahir, ada sekitar lima maskapai LCC yang sudah hadir di Indonesia. Sebutlah ada Lion Air, Sriwijaya Air, dan AirAsia Indonesia, ditambah dengan Tiger Air Mandala, dan Batavia Air yang kini sudah tidak ada lagi. Lima maskapai tersebut sudah terjun di bisnis tersebut sejak lima tahun hingga 10 tahun sebelum Citilink lahir.

Sebulan pertama setelah menjabat CEO Citilink, yang saya lakukan adalah memetakan dan menciptakan strategi perusahaan. Saya bersama dua direksi lain membuat Mega Leap Program, yaitu program kerja yang berdurasi selama lima tahun dari tahun 2012 hingga 2017. Programnya 201

7 15Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Tri Mardjoko http://www.mercubuana.ac.id

Page 16: modul.mercubuana.ac.id · Web viewSetelah mempelajari materi pada modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang aspek etika dari para Direksi dalam melakukan monitoring

berisi rencana membangun Citilink sebagai brand pada tahun 2012. Lalu, tahun 2013 merupakan tahun untuk penetrasi jaringan penjualan.

Setahun kemudian, yaitu tahun ini ditargetkan sebagai tahun ekspansi rute, baik rute domestik dan rute regional. Sementara itu, tahun 2015 kami targetkan Citilink dapat mencatatkan saham di pasar modal, dan setahun kemudian menjadi maskapai LCC yang terkemuka. Akhirnya, mulai tahun 2017, bisnis Citilink berjalan secara berkesinambungan.

Mega Leap Program tersebut dijalankan dengan delapan pilar strategi. Pertama, people with passion. Kedua, low cost mindset. Kemudian, extensive network, shocking brand, information technology (IT) based line, ancillary income, operational excellent, dan terakhir, secure fleet. Pada praktiknya, delapan strategi tersebut akan saling berhubungan.

Memantau real time

Bagi saya, sumberdaya manusia (SDM) memegang peranan yang penting di dalam perusahaan. Mengatur SDM juga jauh lebih menantang dibandingkan membeli barang atau teknologi. Saya selalu mendorong agar para karyawan berada di offensive mode alias dengan kinerja yang tinggi. Hal tersebut akan diukur dengan indikator penilaian key performance indicators (KPI) dan IT based airline.

Makanya, saya mensyaratkan agar para karyawan di Citilink merupakan individu yang mempunyai passion di bisnis ini. Saya dapat mengecek beberapa indikator data perusahaan melalui gadget setiap saat. Ini bagian dari hasil strategi IT based airline.

Jadi, para manajemen puncak dapat memantau langsung kinerja perusahaan, unit kerjanya, hingga setiap individu di perusahaan. Saya juga dapat langsung mengecek secara real time tingkat keterisian penumpang (load factor). Contohnya Rabu, 9 September 2014, per pukul 11.00 WIB, tingkat load factor-nya 82%.

Angka ini masih menunjukkan warna kuning alias belum sesuai standar minimal perusahaan yaitu 85%. Dengan cara ini, saya dapat mendorong tim agar meningkatkan load factor tersebut sehingga minimal mencapai 85% dan berubah menjadi warna hijau. Program ini dinamakan Dashboard Executive, yaitu program untuk mengetahui pendapatan perusahaan sekaligus operasional perusahaan secara real time.

Laporan kinerja perusahaan secara real time tersebut selalu masuk ke dalam inbox surat elektronik saya setiap hari. Tiap hari pada pukul 04.00, saya sudah dapat laporan pendapatan dari kargo dan pendapatan lain-lain (ancillary income). Antara lain pendapatan dari asuransi, pemilihan kursi, dan penjualan di atas pesawat.

Contohnya, per 2 September lalu, pendapatan dari asuransi Rp 70 juta. Kemudian pada pukul 07.00, laporan yang masuk tentang pendapatan perusahaan dari penjualan tiket penerbangan beserta load factor pesawat. Laporan yang masuk pada pagi hari merupakan laporan yang telah terjadi sebelumnya.

2017 16

Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Tri Mardjoko http://www.mercubuana.ac.id

Page 17: modul.mercubuana.ac.id · Web viewSetelah mempelajari materi pada modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang aspek etika dari para Direksi dalam melakukan monitoring

Saya juga mendapatkan laporan untuk operasional dan pemasaran ke depan. Operasional dilaporkan setiap pukul 17.00 untuk mengetahui jumlah armada pesawat yang siap beroperasi keesokan hari beserta pilot dan kru kabin yang lain.

Kemudian, ada laporan pemasaran penjualan tiket yang masuk ke e-mail saya tiga kali dalam sehari. Jadi, setelah saya bangun tidur pagi hari, laporan kinerja perusahaan sudah ada di dalam surat elektronik saya. Hal tersebut menjadi rutinitas saya dalam dua tahun terakhir memimpin Citilink Indonesia. Dengan dukungan sistem teknologi informasi (TI), kami harus mengetahui secara detail bisnis yang tengah kami jalankan saat ini. Cara ini agar kami dapat bersaing dengan kompetitor maskapai lain yang jauh lebih awal hadir di Indonesia.

Dari sisi eksternal, kami juga memanfaatkan teknologi untuk memudahkan pelayanan bagi para konsumen. Kami membuka jalur pembelian tiket tidak hanya melalui situs dan aplikasi di ponsel pintar, tapi dapat dilakukan melalui ATM, gerai ritel seperti Alfamart, Indomaret, Carrefour, serta kantor Pos Indonesia. Meski terlihat banyak menggunakan teknologi, investasi kami di bidang TI tidak besar. Maklum, banyak inovasi tersebut yang lahir dari pengembangan internal divisi TI kami, salah satunya program Dashboard Executive. Program tersebut hanya dibuat seorang karyawan fresh graduate.

Aplikasi Citilink di Android juga merupakan buah kerja dari karyawan Citilink. Itu membuktikan bahwa "people with passion" berkaitan dengan IT based airline yang kami kembangkan. Sedangkan pembelian dan pembayaran tiket secara online merupakan kerjasama Citilink dengan vendor penyedia jasa pembayaran online.

Dengan kerjasama tersebut, kami tidak mengeluarkan biaya investasi untuk teknologi karena kerjasamanya berbasiskan transaksi alias revenue sharing. Kami juga terus mengembangkan teknologi untuk menunjang kerja perusahaan agar semakin baik lagi. Setelah dapat memonitor pendapatan dan operasional, kami sedang mengembangkan sistem pemantauan pengeluaran perusahaan, seperti biaya bahan bakar dan pengeluaran operasional lainnya.

Sejauh ini, sudah ada database-nya, namun belum dapat diakses secara online. Program ini penting untuk efisiensi perusahaan.

Investasi TI minim

Selain SDM dan operasional perusahaan, saya juga sangat memperhatikan strategi pemasaran perusahaan, seperti Citilink Hotels dan Citilink Shield. Kedua fasilitas tersebut untuk melengkapi layanan bagi para penumpang. Intinya, kami menggarap semua nilai yang dapat digabungkan dengan bisnis maskapai LCC.

Pada bulan lalu, misalnya, kami bekerjasama dengan hotel Best Western International untuk memberikan penawaran menarik menginap di hotel tersebut bagi para pengguna Citilink. Selanjutnya kami akan bekerjasama dengan perusahaan penyewaan mobil bagi pengguna Citilink. Bahkan, jika nanti kereta bandara di Soekarno-Hatta sudah jadi, saya ingin menggabungkan tiket intermoda kereta itu dengan pesawat Citilink.

2017 17

Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Tri Mardjoko http://www.mercubuana.ac.id

Page 18: modul.mercubuana.ac.id · Web viewSetelah mempelajari materi pada modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang aspek etika dari para Direksi dalam melakukan monitoring

Tidak hanya di ritel, kami juga masuk ke segmen korporasi dengan menyediakan penerbangan bagi pegawai perusahaan. Kini, ada 20 perusahaan yang menjadi klien Citilink. Mayoritasnya adalah perusahaan swasta. Kami menargetkan perusahaan menengah dapat menjadi klien karena sesuai dengan segmen pasar Citilink yaitu menengah ke bawah.

Kontribusi pendapatan dari segmen korporasi sudah naik menjadi 8% dari yang sebelumnya hanya 5%. Sebagai perusahaan start-up di bisnis maskapai penerbangan LCC, Citilink memang dituntut tumbuh cepat. Yang tadinya hanya mempunyai 9 pesawat tahun 2012, kini bertambah menjadi 28 pesawat.

Frekuensi penerbangan juga bertambah dari 54 penerbangan per hari menjadi 120 penerbangan pada 2013. Bahkan, per September 2014, berkembang menjadi 164 penerbangan setiap hari.

Otomatis jumlah penumpang terus bertambah, dari 2,8 juta penumpang pada tahun 2012 menjadi 5,34 juta pada 2013. Tahun ini ditargetkan 8,2 juta penumpang. Dengan begitu, target pertumbuhan pendapatan 66% tahun ini menjadi US$ 450 juta bisa tercapai.

DAFTAR PUSTAKA :Stiava Rizema, 2012, Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja, Jogjakarta:Diva Press.

Slameto, 1988, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._P…[Compatibility_Mode].pdf ( di akses pada tanggal 23 November 2013 , pukul 19:08)

2017 18

Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Tri Mardjoko http://www.mercubuana.ac.id