Upload
fakhrizal
View
80
Download
13
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Berikut merupakan salah satu modul pada sistem informasi enterprise yaitu Layanan Konsumen
Citation preview
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ENTERPRISE DENGAN
METODE ZACHMAN FRAMEWORK
(STUDI KASUS : PT. SIPATEX PUTRI LESTARI)
Diajukan untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Enterprise
Program Strata Satu Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Universitas Komputer Indonesia
Ahmad Fauzi Alhadi (10110634)
Andi Juansyah (10110636)
Rusmana Fajar (10110653)
Ariyo Dwi Pangga (10110654)
Fakhrizal Ahadiat (10110655)
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2014
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
PT. SIPATEX didirikan sejak bulan Juni 1976, dengan nama PT. SINAR
PADASUKA TEXTILE, yang pada awalnya merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang pertenunan saja. Seiring dengan lajunya teknologi pertextilan yang ada di
Indonesia, perusahaan ini dari tahun ke tahun memperoleh banyak kemajuan. Dengan cara
memperluas penyempurnaan. Selain itu juga memperluas lahan untuk pabrik pemintalan.
Saat ini teknologi dan sistem informasi berkembang semakin pesat, keduanya
merupakan hal yang tidak terpisahkan baik untuk kalangan perusahaan besar, menengah
ataupun perusahaan kecil. Pembangunan sistem yang mengacu pada penerapan teknologi
informasi merupakan dasar bagi perusahaan untuk lebih maju. Dengan demikinan
diharapkan perusahaan dapat bersaing. Salah satu cara agar dapat bersaing adalah dengan
meningkatkan kemampuan dalam memberikan pelayanan maksimal kepada seluruh
konsumennya. Keinginan tersebut tentunya harus didukung oleh perusahaan. Dukungan
tersebut akan optimal jika diawali dengan perencanaan dan perancangan yang baik.
Pada saat ini PT. SIPATEX belum terdapat sistem yang mampu mendokumentasikan
semua aktifitas serta detail mengenai perusahaan yang tersusun dengan baik dan
terorganisir, hal ini dapat mengakibatkan kesulitan dalam pengembangan bisnis karena
dalam pengembangan bisnis, perlu adanya dokumentasi yang teroganisisr atau tersusun
dengan baik. Dokumentasi sistem juga dimaksudkan agar perusahaan dapat melihat
perkembangan dari perusahaannya dari waktu ke waktu.
Dilihat dari permasalahan yang telah dijelaskan, perlu dibuat suatu perancangan
arsitektur enterprise yang merupakan suatu upaya memandang elemen – elemen dalam
enterprise secara keseluruhan. Zachman framework merupakan salah satu metode untuk
membuat perancangan model arsitektur enterprise yang dapat membantu pihak manajemen
untuk mendefenisikan enterprise secara menyeluruh sehingga memiliki kemampuan untuk
menyediakan struktur dasar perusahaan yang mendukung akses, integrasi, interpretasi,
pengembangan, pengelolaan dan perubahan perangkat arsitektural dari sistem informasi
perusahaan/enterprise.
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah pada laporan ini adalah, bagaimana memodelkan arsitektur
enterprise yang mampu membantu untuk mendefenisikan enterprise secara menyeluruh
serta detail mengenai perusahaan yang tersusun dengan baik dan teroganisir.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud
Maksud dari penulisan laporan ini adalah memodelkan arsitektur enterprise yang
nantinya akan membantu dalam pembuatan sistem informasi di PT. SIPATEX
Tujuan
Tujuan dari dibuatnya pemodelah arsitektur enterprise di PT. SIPATEX adalah :
a. Mendokumentasikan aktifitas serta detail mengenai PT.SIPATEX yang tersusun
dengan baik dan terorganisir.
b. Menggambarkan kondisi PT.SIPATEX yang ada saat ini dan yang akan datang
c. Membantu mengontrol seluruh kegiatan bisnis yang dilaksanakan oleh
PT.SIPATEX.
d. Mengendalikan sumber daya yang ada di PT.SIPATEX.
e. Membantu PT.SIPATEX dalam menentukan rencana yang akan dilakukan dalam
mengembangkan bidang usaha.
1.4 Batasan Masalah
Dalam melakukan pemodelah enterprise arsitektur di PT. SIPATEX terdapat beberapa
batasan masalah, yaitu :
a. Pemodelan enterprise arsitektur menggunakan Zachman Framework, karena
Zachman Framework merupakan teori pemodelan sistem informasi yang mampu
menggambarkan Enterprise Architecture secara lengkap dan kompleks.
b. Lokasi analisis dilakukan di PT. SIPATEX Bandung.
c. Berikut ini merupakan pembatasan masalah dalam kolom-kolom pemodelan sistem
informasi pada Zachman Framework :
1. Kolom What membahas mengenai data yang ada di PT.SIPATEX. Pada kolom
What, bagian yang akan diuraikan adalah scope, enterprise model, dan system
model.
2. Kolom How membahas mengenai proses-proses yang terjadi di PT.SIPATEX.
Pada kolom How, bagian yang akan diuraikan adalah scope, enterprise model,
dan system model.
3. Kolom Where membahas mengenai lokasi bisnis utama dari PT.SIPATEX.
Pada kolom Where, bagian yang akan diuraikan adalah scope, enterprise
model, dan system model.
4. Kolom Who membahas mengenai sumber daya manusia yang berperan di
PT.SIPATEX. Pada kolom Who, bagian yang akan diuraikan adalah scope,
enterprise model, dan system model.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Perusahaan
Pada tahap ini merupakan tahap peninjauan terhadap tempat penelitian perusahaan
yaitu PT POS Indonesia, diantaranya sejarah singkat tentang perusahaan, visi, misi,
struktur organisasi perusahaan dan deskripsi pekerjaan.
2.1.1 Sejarah PT. SIPATEX
PT. SIPATEX didirikan sejak bulan Juni 1976, dengan nama PT. SINAR
PADASUKA TEXTILE, yang pada awalnya merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang pertenunan saja.
Seiring dengan lajunya teknologi pertextilan yang ada di Indonesia, perusahaan ini
dari tahun ke tahun memperoleh banyak kemajuan. Dengan cara memperluas
penyempurnaan. Selain itu juga memperluas lahan untuk pabrik pemintalan.
Luas area yang dimiliki oleh PT. SIPATEX sekitar 19 hektar termasuk luas bangunan
yang ada didalamnya. Hal tersebut tercantum bentuk surat rekomendasi untuk persetujuan
permohonan lokasi dan izin pembebasan tanah kurang lebih 80.000 m2 yang terletak di
desa Padamulya, kecamatan Majalaya, pada tanggal 20 Mei 1991 No. 21/-SFT/V/1991,
dengan bidang usaha meliputi pertenunan dan penyempurnaan pertenunan atas nama PT.
SIPATEX dalam hal ini, Bapak Frans Leonardi selaku pemilik perusahaan sekaligus
Direktur utama menunjuk Masri Husaen., SH sebagai kuasa hukum perusahaan.
Permodalan PT. SIPATEX berasal dari dana pribadi Bapak Frans Leonardi ditambah
dengan bantuan dari Bank Swasta. Adapun bentuk badan hukum PT. SIPATEX adalah
perseroan terbatas yang disebut PT.
PT. SINAR PADASUKA TEXTILE ( PT. SIPATEX ) merupakan perusahaan swasta
PMDN ( Penanaman Modal Dalam Negeri ) yang bergerak dalam bidang textile, dengan
produk utamanya adalah kain polyester. Perusahaan ini dimiliki oleh Bapak Frans
Leonardi yang lokasi kantor pusat di Jl. Putri No. 6 Bandung, sedangkan lokasi pabriknya
di Jl. Raya Laswi No. 101 Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung. Adapun status
penanaman modal dalam negeri tersebut berdasarkan izin usaha industri No.
246/T/INDUSTRI/90 yang dikeluarkan oleh ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal
( BKPM ).
Perusahaan dimulai dengan 28 sets mesin tenunu bekas yang merupakan pembayaran
dari seorang langganan yang tidak dapat dipenuhi kewajiban membayar hutang atas
pembelian onderdil mesin dari Bapak Frans Leonardi pada tahun 1976.
Di atas tanah seluas 1499 m2 dan luas bangunan 700 m2, perusahaan mulai bergerak
dalam bidang weaving dengan hanya dua orang karyawan. Pada waktu itu perusahaan
mendapat Kredit Modal Kerja ( KMK ) dari BNI 1946 sebesar Rp. 10.000.000,-. Mulai
tahun 1977 mulai ada penambahan mesin tenun sebanyak 32 sets menjadi 60 sets dan BNI
1946 menambah bantuannya sebanyak Rp.15.000.000,- sehingga totalnya menjadi Rp.
25.000.000,-. PT. SIPATEX disahkan secara hukum berdasarkan Akte pendirian No. 33
tanggal 12 Oktober 1977 oleh Notaris Masri Husaen., SH.
Selanjutnya pada tahun 1978, perusahaan mengadakan restruktuasi dengan melakukan
penambahan maupun pengurangan mesin – mesin yang sugah ada, dan pada tahun 1990
sampai dengan sekarang PT. SIPATEX sudah mampu bergerak dalam bidang Sizing,
Texturizing, Weaving, Printing, Dyeing dan Finishing dengan peralatan mesin – mesin
modern.
Usaha pemasaran merupakan hal yang terpenting dalam menjalankan roda
perusahaan. PT. SIPATEX memasarkan produknya 90% di export ke luar negeri
diantaranya ke Timur Tengah, Singapura, Jepang serta Negara Asia Tenggara lainnya.
Sedangkan sisanya dipasarkan di dalam negeri sekitar 10% diantaranya Jakarta, Bandung,
Jawa Timur dan daerah – daerah lainnya. Sampai dengan saat ini PT. SIPATEX telah
memiliki karyawan sebanyak kurang lebih 1600 orang dan pabrik yang awalnya setengah
hektar luas tanahnya sekarang menjadi 8 hektar dengan luas bangunan kurang lebih
50.000 m2. Begitu juga dengan penambahan mesin dan perluasan bangunan perkantoran
serta fasilitas lainnya seperti poliklinik, kantin, masjid, koperasi dan bangunan sarana
olahraga.
Dalam upaya peningkatan peran serta koperasi, maka pada tahun 1997 telah
mengadakan program Kemitraan Usaha dengan koperasi karyawan PT. SIPATEX dengan
pelimpahan 200 mesin tenun untuk dikelola oleh koperasi karyawan PT. SIPATEX.
2.2 Tinjauan Pustaka
2.2.1 Zachman Framework
Zachman Framework merupakan framework arsitekural yang paling banyak
dikenal dan diadaptasi. Para arsitek data enterprise mulai menerima dan menggunakan
framework ini sejak pertama kali diperkenalkan oleh John A Zachman di IBM System
Journal pada tahun 1987 dan kemudian dikembangkan pada tahun 1992 dengan tujuan
untuk menyediakan struktur dasar organisasi yang mendukung akses, integrasi,
interpretasi, pengembangan, pengelolaan, dan perubahan perangkat arsitektural dari
sistem informasi organisasi (enterprise). (John A. Zachman, 2008)
John A Machan pada akhir tahun '80-an memperkenalkan sebuah kerangka untuk
membantu manajemen dalam melaksanakan dua hal utama. Hal pertama adalah untuk
memisahkan antara komponen-komponen utama dalam sistem informasi agar
mempermudah manajemen dalam melakukan perencanaan dan
pengembangan.Sementara hal kedua adalah bagaimana membangun sebuah perencanaan
strategis dari tingkat yang paling global dan konseptual sampai dengan teknis
pelaksanaan. Secara prinsip Zachman membagi sistem informasi menjadi tiga komponen
besar, yaitu: Data, Proses, dan Teknologi - yang pada perkembangannya menjadi enam
buah entiti utama. Seorang praktisi bernama John Zachman di akhir tahun '80-an
menganalisa hal ini dan memberikan salah satu solusinya yang hingga saat ini masih
relevan untuk dipergunakan. Untuk mengenang namanya, kerangka ini dinamakan
Kerangka Zachman (Melissa A Cook, 1996).
Gambar 2. 1 Framework Zachman (zachmaninternational.com,2012)
Pada gambar 2.1 dijelaskan bahwa Zachman Framework merupakan matrik 6×6
yang merepresentasikan interseksi dari dua skema klasifikasi – arsitektur sistem dua
dimensi. Pada dimensi pertama, Zachman menggambarkannya sebagai baris yang terdiri
dari 6 perspektif yaitu (Zachman, 2008):
a) The Planner Perspective (Scope Context) : Daftar lingkup penjelasan unsur bisnis
yang dikenali oleh para ahli strategi sebagai ahli teori.
b) The Owner Perspective (Business Concept) : Model semantik keterhubungan bisnis
antara komponen-komponen bisnis yang didefenisikan oleh pimpinan eksekutif
sebagai pemilik.
c) The Designer Perspective (System Logic) : Model logika yang lebih rinci yang berisi
kebutuhan dan desain batasan sistem yang direpresentasikan oleh para arsitek
sebagai desainer.
d) The Builder Perspective (Technology Physics) : Model fisik yang mengoptimalkan
desain untuk kebutuhan spesifik dalam batasan teknologi spesifik, orang, biaya dan
lingkup waktu yang dispesifikasikan oleh engineer sebagai builder.
e) The Implementer Perspective (Component Assemblies) : Teknologi khusus, tentang
bagaimana komponen dirakit dan dioperasikan, dikonfigurasikan oleh teknisi
sebagai implementator.
f) The Participant Perspective (Operation Classes) : Kejadian-kejadian sistem
berfungsi nyata yang digunakan oleh para teknisi sebagai participant.
Untuk dimensi kedua, setiap isu perspektif membutuhkan cara yang berbeda untuk
menjawab pertanyaan fundamental :who, what, why, when, where and how. Setiap
pertanyaan membutuhkan jawaban dalam format yang berbeda.Zachman
menggambarkan setiap pertanyaan fundamental dalam bentuk kolom/ fokus. (Zachman,
2008):
a) What (kolom data) : material yang digunakan untuk membangun sistem (inventory
set).
b) How (kolom fungsi) : melaksanakan aktivitas (process transformations).
c) Where (kolom jaringan) : lokasi, tofografi dan teknologi (network nodes).
d) Who (kolom orang) : aturan dan organisasi (organization group).
e) When (kolom waktu) : kejadian, siklus, jadwal (time periods).
f) Why (kolom tujuan) : tujuan, motivasi dan inisiatif (motivation reason).
Untuk setiap cell pada matrik yang merupakan persimpangan antara perspektif dan
fokus haruslah khas dan unik.Pada gambar 3.menggambarkan setiap cellmempunyai
target tertentu.
Gambar 2. 2 Zachman Framework Model(zachmaninternational.com,2012)
BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Analisis Zachman Framework
3.1 Kolom WHAT
Dengan memakai pendekatan framework zachman maka akan dilakukan identifikasi
secara umum terhadap koordinat kolom data yaitu terdiri dari Scope, Enterprise/Business
Model dan System Model.
3.1.1 Scope : Planner Perspective (Contextual)Scope atau ruang lingkup adalah data-data penting yang ada pada bisnis. Dari uraian
tentang proses bisnis di PT. SIPATEX Putri Lestari dapat diidentifikasikan entitas yang
terdapat pada bagian Layanan Konsumen yang secara umum terlibat dalam proses bisnis
utama yaitu:
Keluhan
Solusi
Info produk
Pemesanan
Konsumen
Karyawan
Berikut penjelasan entitas pada Layanan Konsumen di PT. SIPATEX Putri Lestari
Tabel 3.1.1 Entitas Layanan Konsumen PT. SIPATEX Putri Lestari
No Bisnis Entitas Atribut
1 t_keluhan - id_keluhan
- tanggal_keluhan
- id_konsumen
- id_pesanan
- jenis_keluhan
- isi_keluhan
- id_user
2 t_solusi - id_solusi
- id_keluhan
- tanggal_solusi
- isi_solusi
- id_user
3 t_info_produk - id_info_produk
- tanggal_info
- subjek
- isi_info
- keterangan
- id_user
4 t_pemesanan - id_pemesanan
- id_konsumen
- id_barang
- id_user
- kodepos
- tanggal_pemesanan
5 t_konsumen - id_konsumen
- nama_konsumen
- alamat_konsumen
- kota
- no_telepon
- keterangan
- id_user
6 t_karyawan - nik
- nama
- alamat
- id_divisi
- id_user
7 t_divisi - id_divisi
- nama_divisi
8 t_user - id_user
- username
- password
- status
9 t_kode_pos - kodepos
- id_negara
- id_provinsi
- id_kota
10 t_negara - id_negara
- nama_negara
11 t_provinsi - id_provinsi
- nama_provinsi
12 t_kota - id_kota
- nama_kota
3.1.2 Enterprise Model : Owner Perspective (Conceptual)Enterprise Model ini menyatakan keterkaitan dari entitas yang terlibat di bagian
Layanan Konsumen PT. SIPATEX Putri Lestari. Berikut Diagram relasional pada bagian
layanan konsumen.
Gambar 3.1.2 Diagram Relasi Layanan Konsumen PT. SIPATEX Putri Lestari
3.1.3 Logical Data Model : Designer Perspective (Logical)Logical Data Model yaitu mengidentifikasikan dan mendeskripsikan entitas dan
hubungannya tanpa memperhatikan implementasi fisik dan teknis. Logical Data Model ini
mengidentifikasikan entitas yang terlibat di bagian Layanan Konsumen PT. SIPATEX Putri
Lestari. Berikut Logical Data Model bisnis pada entitas bagian Layanan Konsumen.
Gambar 3.1.3 Diagram Kelas Layanan Konsumen PT. SIPATEX Putri Lestari
3.2 Kolom HOWBagian ini membahas proses – proses yang terjadi pada sistem layanan konsumen PT.
SIPATEX Putri Lestari. maka di bagian what akan dilakukan identifikasi secara umum
terhadap koordinat kolom data yaitu terdiri dari Scope, Enterprise/Business Model dan
System Model.
3.2.1 Scope : Planner Perspective (Contextual)Dalam melayani keluhan konsumen, pada bagian layanan konsumen PT.SIPATEX putri
lestari adalah sebagai berikut :
Konsumen melakukan login pada website
Konsumen ke bagian menu keluhan, dan mengisi form keluhan beserta data pesanan
konsumen sebagai tanda bukti dan untuk pengecekan data barang yang di keluhkan.
Setelah melakukan pengisiian konsumen mengirim data.
Layanan konsumen mengecek kelengkapan data konsumen ke bagian Sales Order.
Setelah data sesuai bagian layanan konsumen memberikan solusi keluhan konsumen
berdasarkan keluhan konsumen.
Seluruh laporan dari konsumen yang sudah selesai didata dan dikumpukan menjadi
satu diberikan kepada manager.
Dalam memberikan informasi produk, pada bagian layanan konsumen PT.SIPATEX putri
lestari adalah sebagai berikut :
Layanan konsumen login pada website
Layanan konsumen mengirim informasi terbaru kepada konsumen.
Konsumen menerima informasi melalui email.
3.2.2 Enterprise Model : Owner Perspective (Conceptual)- Berikut adalah Gambar BPMN keluhan dari pelayanan konsumen PT.SIPATEX Putri Lestari.
Gambar 3.2.3 BPMN PT. SIPATEX Putri Lestari
- Berikut adalah Gambar BPMN informasi dari pelayanan konsumen PT.SIPATEX Putri Lestari.
3.2.3 Logical Data Model : Designer Perspective (Logical)Berikut adalah Gambar UseCase dari Bagian Layanan konsumen PT.SIPATEX Puri Lestari.
Gambar 1. Use Case Layanan konsumen
Definisi aktor dari usecase pada tabel berikut:
No Aktor Deskripsi
1 Layanan konsumen Layanan konsumen merupakan pegawai yang berhak
menanggani keluhan
2 Konsumen Konsumen merupakan pelanggan yang berhak
mengisi form identitas, form klaim, dan menerima
info produk.
3 Sales Order Sales Order merupakan bagian pegawai yang
menangani penjualan produk
4 Kepala bagian
Layanan konsumen
Menerima Data laporan keluhan konsumen
Table 1.Aktor Use case layanan konsumen
Berikut adalah deskripsi pendifinisian use case pada sistem Layanan Konsumen
PT.SIPATEX Putri Lestari.
No Use Case Deskripsi
1 Login Merupakan langkah pertama
konsumen, layanan konsumen,dan
Sales Oder
2 Mengirim Form Keluhan Konsumen mengisi form keluhan dan
mengirim ke layanan konsumen.
3 Bukti Data Pemesanan Tanda bukti pemesanan dan data
barang untuk keluhan.
4 Mengelola Form Keluhan Layanan konsumen mengelola
keluhan dari konsumen
5 Cek keluhan Mengecek data yang dibutuhkan untuk
keluhan yang nanti akan di periksa ke
bagian Sales Order.
6 Cek pemesanan Langkah mencocokan data konsumen
ke bagian Sales Order.
7 Solusi Keluhan Informasi solusi sebagai penawaran
return barang kepada konsumen.
8 Data Laporan Keluhan Data – data laporan keluhan konsumen
yang diberikan kepada layanan
konsumen
Table 2.Definisi Usecase layanan konsumen
Skenario Use Case
a. Keluhan Konsumen pada aktor konsumenSkenarioNama Use Case : Keluhan Konsumen pada layanan konsumenNama Aktor : konsumenDeskripsi : Konsumen merupakan pelanggan yang berhak mengisi form
identitas, form klaim, dan menerima info produk.Skenario AwalKondisi Awal : Aktor sudah melakukan proses login dan memilih menu
mengelola form keluhanAksi Aktor Respon Sistem1. Aktor memilih menu “form keluhan”
2. Sistem akan menampilkan form keluhan, tombol tambah keluhan dan kirim.
3. Aktor memilih salah satu tombol4. tombol tambah, dan kirim
5. Aktor memilih tombol tambah keluhan6. Sistem menampilkan form yang harus diisi
untuk data keluhan, menampilkan tombol kirim dan Batal
7. Aktor mengisi form yang harus diisi untuk data keluhan
8. Sistem menampilkan kegiatan yang dipilih9. Aktor memilih tombol kirim
10. Sistem akan menampilkan pesan “apakah data anda sudah lengkap dan akan dikirim?”, dengan tombol Ya dan Tidak
11. Jika aktor memilih tombol “Ya”12. Sistem mengirim data ke database, dan akan
kembali ke halaman form keluhan.13. Jika aktor memilih tombol “Tidak”
14. Sistem akan tetap berada pada halaman tambah form keluhan
15. Jika aktor memilih tombol Batal16. Sistem tidak akan mengirim data keluhan
yang telah dimasukkan ke dalam database, dan akan kembali ke halaman form keluhan
Kondisi Akhir : Aktor berhasil melakukan kegiatan pengiriman data keluhan
Alternatif skenario : -
b. Keluhan Konsumen
SkenarioNama Use Case : Keluhan konsumen pada layanan konsumenNama Aktor : Layanan konsumenDeskripsi : Layanan konsumen merupakan pegawai yang berhak
menanggani keluhanSkenario AwalKondisi Awal : Aktor sudah melakukan proses login dan memilih menu
mengelola form keluhanAksi Aktor Respon Sistem
1. Aktor memilih menu “mengelola keluhan”
2. Sistem akan menampilkan data keluhan, tombol ubah, dan hapus data keluhan
3. Aktor memilih salah satu tombol4. Tombol ubah, dan hapus data keluhan
5. Aktor memilih tombol tambah karyawan baru
6. Sistem menampilkan form yang harus diisi untuk data karyawan baru, menampilkan tombol Simpan dan Batal
7. Aktor mengisi form yang harus diisi untuk data karyawan baru
8. Sistem menampilkan kegiatan yang dipilih9. Aktor memilih tombol Simpan
10. Sistem akan menampilkan pesan “apakah anda yakin akan menyimpan data?”, dengan tombol Ya dan Tidak
11. Jika aktor memilih tombol “Ya”12. Sistem menyimpan data ke database, dan
akan kembali ke halaman Daftar Karyawan Baru
13. Jika aktor memilih tombol “Tidak”14. Sistem akan tetap berada pada halaman
tambah Karyawan Baru15. Jika aktor memilih tombol Batal
16. Sistem tidak akan menyimpan data yang telah dimasukkan ke dalam database, dan akan kembali ke halaman Daftar Karyawan Baru
17. Jika aktor memilih tombol “Ubah”.18. Sistem akan menampilkan Daftar Karyawan
Baru yang telah diisi sebelumnya serta tombol Simpan dan Batal
19. Aktor memilih tombol Simpan20. Sistem akan menampilkan pesan “apakah
anda yakin akan menyimpan data yang diubah?”, dengan tombol Ya dan Tidak
21. Jika aktor memilih tombol“Ya”22. Sistem menyimpan data yang diubah ke
database, dan akan kembali ke halaman Daftar Karyawan Baru
23. Jika aktor memilih tombol “Tidak”24. Sistem akan tetap berada pada halaman
Ubah Karyawan Baru25. Jika aktor memilih tombol Batal
26. Sistem tidak akan menyimpan data ke dalam database, dan akan kembali ke halaman Daftar Penerimaan Karyawan Baru
27. Aktor memilih salah satu daftar karyawan baru, kemudian memilih tombol hapus
28. Sistem akan menampilkan pesan “apakah anda yakin akan menghapus data yang dipilih?”, dengan tombol Ya dan Tidak
29. Jika aktor memilih tombol“Ya”30. Sistem menghapus data yang dipilih dan
yang ada didatabase31. Jika aktor memilih tombol “Tidak”
32. Sistem akan tetap berada pada halaman hapus Karyawan Baru
Kondisi Akhir : Aktor berhasil melakukan kegiatan pengelolaan Penerimaan Karyawan Baru
3.3 Kolom Where Dengan memakai pendekatan Zachman Framework maka kolom where
membahas mengenai lokasi dimana PT. SIPATEX menjalankan proses layanan
konsumen, bagian yang akan diuraikan terdiri dari Scope, dan Enterprise Model
3.3.1 Scope : Planner Perspective (Contextual) Pada bagian scope diuraikan mengenai tempat atau lokasi kantor pusat PT.
SIPATEXyang ada di kota Bandung.
PT. SIPATEX berlokasi :
1. Kantor pusat
Alamat : Jl. Putri No. 6 Bandung.
2. Lokasi Pabrik
Alamat : Jl. Raya Laswi No. 101 Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung.
3.3.2 Enterprise Model : Owner Perspective (Contextual)
Pada bagian enterprises model, menggambarkan lokasi bisnis dan peta lokasi
kantor pusat PT. SIPATEX..
OFFICE :Jl. Putri No. 6Bandung 40262, Jawa Barat - INDONESIA
FACTORY :
Jl. Raya Laswi No. 101
Majalaya Kab. Bandung 40382, Jawa Barat - INDONESIA
3.4 Kolom WHOPada pembahasan bagian WHO akan membahas hubungan sumber daya manusia
yang berperan penting dalam proses layanan konsumen PT. SIPATEX Putri Lestari
3.4.1 Scope : Planner Perspective (Contextual)Berikut ini merupakan daftar unit organisasi yang berperan penting dalam proses
layanan konsumen PT. SIPATEX Putri Lestari :
1. Manager bagian layanan konsumen.
2. Tenaga bagian data konsumen.
3. Tenaga bagian pelayanan informasi produk.
4. Tenaga bagian pelayanan teknis.
5. Tenaga bagian pelayanan keluhan.
3.4.2 Enterprise Model : Owner Perspective (Conceptual)Berikut adalah struktur organieswazsasi Layanan Konsumen PT. SIPATEX Putri Lestari :
Gambar 1. Struktur Organisasi Layanan Konsumen
3.4.3 Logical Data Model : Designer Perspective (Logical)Berikut merupakan aliran kerja struktur organisasi yang terkait dalam penanganan
layanan konsumen di lapangan yang dilakukan oleh unit bagian – bagian yang dipimpin oleh
masing – masing divisi dalam struktur organisasi.
Gambar 2. Sistem model