93
MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD OLEH : OLEH: NI LUH GEDE KARANG WIDIASTUTI, S.Pd.,M.Pd NIDN. 08-1809-8602 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS DWIJENDRA DENPASAR 2017

MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

  • Upload
    others

  • View
    29

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

i

MODUL

KONSEP DASAR MATEMATIKA SD

OLEH :

OLEH:

NI LUH GEDE KARANG WIDIASTUTI, S.Pd.,M.Pd NIDN. 08-1809-8602

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS DWIJENDRA

DENPASAR

2017

Page 2: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

ii

KATA PENGANTAR

Puja dan Puji Syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,

karena atas Asung Kertha Wara Nugraha-Nya penulis dapat menyelesaikan Modul

mata kuliah Konsep Dasar Matematika SD. Undang-Undang menyatakan bahwa

pendidik adalah tenaga professional yang mampu membangun pembelajaran yang

menyenakngkan dan sesuai dengan karaketer peserta didik, melakukan bimbingan

dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Dengan demikian, salah satu kompetensi yang mesti dimiliki seorang pendidik adalah

mampu merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif.

Modul Konsep Dasar Matematika SD ini disusun sebagai bahan ajar bagi

mahasiswa di lembaga pendidikan tenaga kependidikan. Penguasaan terhadap materi

modul ini diharapkan memberi mereka kemampuan untuk melaksanakan

pembelajaran yang ideal. Penulis menyadari bahwa di dalam modul ini mungkin saja

masih terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan. Untuk itu masukan dari pembaca

demi perbaikan modul ini di masa yang akan datang sangat diharapkan. Kepada

semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan modul ini penulis ucapkan

terima kasih. Kiranya karya ini dapat memberi manfaat kepada pembaca, dan

menorehkan secercah manfaat bagi peningkatan kualitas mahasiswa sebagai calon

pendidik yang profesional.

Denpasar, 2 Agustus 2017

Penulis

Page 3: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. LOGIKA MATEMATIKA....................................................................

1. Pengertian Logika…………………………...........................................

2. Pernyataan dan Bentuknya…………………..........................................

3. Operasi logika.........................................................................................

4. Tabel Kebenaran.......................................................................................

BAB II. HIMPUNAN......................................................................................... 1. Pengertian Himpunan..............................................................................

2. Penyajian Himpunan...............................................................................

3. Operasi Himpunan...............................................................................

BAB III. SISTEM NUMERISASI DAN KONSEP BILANGAN.......................

1. Pengertian Sistem Numerisasi..................................................................

2. Pengertian Bilangan……………………………………………………..

3. Jenis Bilangan...........................................................................................

BAB IV. GEOMETRI DATAR DAN RUANG..................................................

1. Geometri datar……...................................................................................

2. Geometri ruang…………………….........................................................

BAB V. PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN…………………….......

1. Kalimat Terbuka………………………………………………………...

2. Persamaan Kuadrat……………………………………………………...

3. Pertidaksamaan Kuadrat………………………………………………...

BAB VI. RELASI DAN FUNGSI……………………………………………....

1. Pengertian Relasi……………………………...........................................

2. Pengertian Fungsi………………………………………..........................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................

ii

iii

1

1

1

2

2

14

14

15

16

24

24

30

31

38

38

64

73

73

74

78

82

82

84

90

Page 4: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

1

BAB I

A. TUJUAN

Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat memahami dan

menjelaskan logika matematis.

B. POKOK-POKOK MATERI

1. Pengertian Logika Matematika

2. Pengertian Pernyataan dan Bentuknya

3. Operasi Logika

4. Tabel Kebenaran

C. URAIAN MATERI

C.1 PENGERTIAN LOGIKA

Logika adalah dasar dan alat berpikir yang logis dalam matematika dan

pelajaran-pelajaran lainnya, sehingga dapat membantu dan memberikan bekal

tambahan untuk menyampaikan pelajaran di sekolah. Dalam Logika dipelajari

metode-metode dan prinsip-prinsip yang dapat dipakai untuk membedakan cara

berpikir benar (correct) atau tidak benar (incorrect), sehingga dapat membantu

menyatakan ide-ide tepat dan tidak mempunyai arti ganda. Jadi, dalam ilmu logika

hanya mempelajari atau memperhatikan kebenaran dan kesalahan dari penalaran, dan

penarikan kesimpulan dari sebuah pernyataan atau lebih.

C.2 PERNYATAAN

Pernyataan adalah suatu kalimat yang mempunyai nilai kebenaran benar saja

atau salah saja dan tidak kedua-duanya. Istilah-istilah lain dari pernyataan adalah

kalimat matematika tertutup, kalimat tertutup, kalimat deklaratif, statement atau

proposisi.

C.3 PERNYATAAN TUNGGAL DAN MAJEMUK

Suatu kalimat selain dibedakan atas pernyataan dan bukan pernyataan, kalimat

juga dibedakan pula atas pernyataan tunggal dan pernyataan majemuk. Pernyataan

tunggal atau pernyataan sederhana adalah pernyataan yang tidak memuat pernyataan

lain atau sebagai bagiannya, sedangkan pernyataan majemuk dapat merupakan

kalimat baru yang diperoleh dengan cara menggabungkan beberapa pernyataan

tunggal.

Dua pernyataan tunggal atau lebih dapat digabungkan menjadi sebuah kalimat

baru yang merupakan pernyataan majemuk, sedangkan tiap pernyataan bagian dari

LOGIKA MATEMATIKA

Page 5: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

2

pernyataan majemuk disebut komponen-komponen pernyataan majemuk. Komponen-

komponen dari pernyataan majemuk itu tidak selamanya harus pernyataan tunggal,

tetapi mungkin saja pernyataan majemuk. Namun yang terpenting adalah bagaimana

menggabungkan pernyataan-pernyataan tunggal menjadi pernyataan majemuk.

Untuk menggabungkan pernyataan-pernyataan tunggal menjadi pernyataan

majemuk dapat dipakai kata gabung atau kata perangkai yang disebut operasi-operasi

logika matematika.

Contoh:

1. Jakarta adalah ibukota negara RI

2. Merah putih adalah bendera negara RI

3. 2 adalah bilangan prima yang genap

4. Jika suatu bilangan habis dibagi dua maka bilangan itu genap

Soal:

Buatlah contoh pernyataan tunggal dan majemuk, kemudian tentukan nilai

kebenarannya!

C.4 OPERASI LOGIKA

Adapun operasi-operasi yang dapat membentuk pernyataan majemuk adalah

1. Negasi atau ingkaran, dengan kata perangkai tidaklah benar, simbol “ ~ “

2. Konjungsi, dengan kata perangkai dan, simbol “ “

3. Disjungsi, dengan kata perangkai atau, simbol “ “

4. Implikasi, dengan kata perangkai Jika ……, maka …….., simbol “ “

5. Biimplikasi, dengan kata perangkai …….jika dan hanya jika ……., simbol “ “

Contoh pernyataan majemuk:

1. Bunga mawar berwarna merah dan bunga melati berwarna putih

2. Ani dan Ana anak kembar

3. Cuaca hari ini mendung atau cerah

4. Jika x = 0 maka x x2

5. Suatu segitiga dikatakan segitiga sama sisi jika dan hanya jika ketiga sudutnya

sama

C.5 TABEL KEBENARAN

1. Operasi Negasi

Operasi negasi atau ingkaran adalah operasi yang dikenakan hanya pada

sebuah pernyataan. Operasi negasi dilambangkan “ ~ “

Jika p adalah pernyataan tunggal, maka ~p adalah pernyataan majemuk.

Page 6: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

3

Negasi dari suatu pernyataan yang bernilai benar adalah salah dan negasi dari suatu

pernyataan yang bernilai salah adalah benar.

Definisi: Suatu pernyataan dan negasinya mempunyai nilai kebenaran yang

berlawanan

Definisi diatas dapat ditulis dalam tabel kebenaran sbb:

p ~ p

B S

S B

Contoh:

p : Jakarta ibukota negara Republik Indonesia

~ p : Jakarta bukan ibukota negara Republik Indonesia

2. Operasi Konjungsi

Suatu pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua

pernyataan tunggal dengan memakai kata perangkai dan disebut konjungsi. Operasi

konjungsi dilambangkan dengan “ “

Definisi: Sebuah konjungsi bernilai benar jika komponen-komponennya bernilai

benar, dan bernilai salah jika salah satu dari komponennya bernilai salah

Definisi diatas dapat ditulis dalam tabel kebenaran sbb:

p q p q

B B B

B S S

S B S

S S S

3. Operasi Disjungsi

Suatu pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua

pernyataan tunggal dengan memakai kata perangkai atau disebut disjungsi. Operasi

disjungsi dilambangkan dengan “ “

Definisi: Sebuah disjungsi inklusif bernilai benar jika paling sedikit salah satu

komponennya bernilai benar, sedangkan disjungsi eksklusif bernilai benar

jika paling sedikit komponennya bernilai benar tetapi tidak kedua-duanya.

Page 7: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

4

Definisi diatas dapat ditulis dalam tabel kebenaran sbb:

Disjungsi Inklusif: Disjungsi Eksklusif:

p q p q p q p q

B B B B B S

B S B B S B

S B B S B B

S S S S S S

4. Operasi Implikasi

Suatu pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua

pernyataan tunggal dengan memakai kata perangkai Jika …. maka ….. disebut

implikasi. Operasi implikasi dilambangkan dengan “ “

Definisi: Sebuah pernyataan implikasi hanya salah jika antesedennya benar dan

konsekwennya salah, dalam kemungkinan lainnya implikasi bernilai benar.

Definisi diatas dapat ditulis dalam tabel kebenaran sbb:

p q p q

B B B

B S S

S B B

S S B

5. Operasi Bi-implikasi

Suatu pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua

pernyataan tunggal dengan memakai kata perangkai …… jika dan hanya jika ……

disebut biimplikasi. Operasi biimplikasi dilambangkan dengan “ “

Definisi: Sebuah pernyataan biimplikasi bernilai benar jika komponen-koponennya

mempunyai nilai kebenaran sama, dan jika komponen-koponennya

mempunyai nilai kebenaran tidak sama maka biimplikasi bernilai salah.

Definisi diatas dapat ditulis dalam tabel kebenaran sbb:

Page 8: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

5

p q p q

B B B

B S S

S B S

S S B

C.6 BENTUK-BENTUK PERNYATAAN

Bentuk-bentuk pernyataan dalam logika dibedakan dalam:

1. Kontradiksi

2. Tautologi

3. Kontingensi

Kontradiksi adalah suatu bentuk pernyataan yang hanya mempunyai contoh

substitusi yang salah, atau sebuah pernyataan majemuk yang salah dalam segala hal

tanpa memandang nilai kebenaran dari komponen-komponennya. Tautologi adalah

sebuah pernyataan majemuk yang benar dalam segala hal, tanpa memandang nilai

kebenaran dari komponen-komponennya. Kontingensi adalah sebuah pernyataan

majemuk yang bukan suatu tautologi maupun kontradiksi.

Contoh:

Selidiki pernyataan di bawah ini apakah suatu tautologi, kontradiksi atau kontingensi!

( ~p q ) v ( q p )

p q ~ p ~ p q q p ( ~p q ) v ( q p )

B B S S B B

B S S S B B

S B B B S B

S S B S B B

Karena pada tabel kebenaran di atas benar semua, maka pernyataan di atas suatu

tautologi

Page 9: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

6

Soal:

Selidiki apakah pernyataan-pernyataan di bawah ini suatu tautologi, kontradiksi atau

kontingensi!

1. ( p q ) p

2. ( p q ) [ ( ~ q r ) ( r p ) ]

3. ( p v q ) ( ~ p q )

C.7 IMPLIKASI LOGIS DAN EKWIVALEN LOGIS

Suatu bentuk pernyataan implikasi yang merupakan tautologi disebut implikasi

logis.

Contoh:

p q p q ( p q ) p [ ( p q ) p ] p

B B B B B

B S S S B

S B B S B

S S B S B

Dua atau lebih pernyataan majemuk yang mempunyai nilai kebenaran sama

disebut ekwivalen logis dengan notasi “ “ atau “ “

Contoh:

p q p q p q q p ( p q ) ( q p )

B B B B B B

B S S S B S

S B S B S S

S S B B B B

Karena p q mempunyai nilai kebenaran sama dengan ( p q ) ( q p ),

maka kedua pernyataan majemuk di atas disebut ekwivalen logis.

Jadi, p q ( p q ) ( q p )

Soal:

Selidiki apakah pernyataan di bawah ini apakah implikasi logis atau ekwivalen logis!

1. [( p q ) v r ] [( p ~ q ) v r]

2. [ ~ ( p q )] ( p q )

Page 10: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

7

C.8 KONVERS, INVERS DAN KONTRAPOSISI

Jika suatu bentuk implikasi p q diubah menjadi q p disebut konvers

Jika suatu bentuk implikasi p q diubah menjadi ~ p ~ q disebut invers

Jika suatu bentuk implikasi p q diubah menjadi ~ q ~ p disebut

kontraposisi

Skema konvers, invers dan kontraposisi dapat dilihat sbb:

konvers

p q q p

invers kontraposisi invers

~p ~q ~q ~p

konvers

Contoh:

Carilah konvers, invers dan kontraposisi dari pernyataan:

“ Jika binatang itu bertubuh besar maka binatang itu disebut gajah “

Konvers : Jika binatang itu disebut gajah maka binatang itu bertubuh besar

Invers : Jika binatanag itu tidak bertubuh besar maka binatang itu bukan gajah

Kontraposisi: Jika binatang itu bukan gajah maka binatang itu tidak bertubuh besar

Soal:

Buatlah konvers, invers dan kontraposisi dari pernyataan:

1. Jika dua buah garis saling tegak lurus maka kedua garis itu membentuk sudut siku-

siku

2. Jika x = 3 maka x2

= 9

C.9 PENGERTIAN KUANTOR

Suatu Kuantor adalah suatu ucapan yang apabila dibubuhkan pada suatu

kalimat terbuka akan mengubah kalimat terbuka tersebut menjadi suatu kalimat

tertutup atau pernyataan.

Kuantor dibedakan atas:

1. Kuantor Universal/ Umum ( Universal Quantifier ), notasinya : “ ”

2. Kuantor Khusus ( Kuantor ( Eksistensial Quantifier ), notasinya : “ “

Page 11: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

8

Contoh:

Jika p(x) kalimat terbuka: x + 3 > 5

Apabila pada kalimat terbuka di atas dibubuhi kuantor, maka: x, x + 3 > 5 ( S )

atau x, x + 3 > 5 ( B )

Jika x bilangan bulat, maka tentukan nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan di

bawah ini!

1. ( x) ( y ) ( x + 2y = 7 )

2. ( x) ( y) (x + 2y = x)

3. ( x) ( y) ( x > y )

4. ( x) ( y) ( x.y = 1 )

C.10 PERNYATAAN BERKUANTOR

Contoh pernyataan berkuantor:

1. Semua manusia fana

2. Semua mahasiswa mempunyai kartu mahasiswa

3. Ada bunga mawar yang berwarna merah

4. Tidak ada manusia yang tingginya 3 meter

Untuk memberikan notasi pada pernyataan berkuantor maka harus dibuat fungsi

proposisinya terlebih dahulu, misalnya untuk pernyataan “Semua manusia fana”

maka kita buat fungsi proposisi untuk manusia M(x) dan fana F(x), sehingga notasi

dari semua manusia fana adalah x, M(x) F(x)

Buatlah notasi untuk pernyataan berkuantor di bawah ini!

1. Semua pedagang asongan adalah pejalan kaki ( A(x), K(x) )

2. Ada mahasiswa yang tidak mengerjakan tugas ( M(x), T(x) )

3. Beberapa murid ikut lomba Porseni ( M(x), L(x) )

4. Semua guru diharuskan berpakaian seragam ( G(x), S(x) )

C.11 NEGASI PERNYATAAN BERKUANTOR

Negasi pernyataan berkuantor adalah lawan/ kebalikan dari pernyataan

berkuantor tersebut.

Contoh:

Negasi dari pernyataan: “ Semua mahasiswa tidak mengerjakan tugas “ adalah

“ Ada mahasiswa yang mengerjakan tugas “

Jika diberikan notasi, maka pernyataan di atas menjadi:

x, M(x) T x( ) , negasinya x, M(x) T(x)

Soal:

Buatlah negasi dari pernyataan-pernyataan berkuantor pada soal sebelumnya!

Page 12: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

9

C.12 ARGUMEN

Argumen adalah kumpulan pernyataan, baik tunggal maupun majemuk dimana

pernyataan-pernyataan sebelumnya disebut premis-premis dan pernyataan terakhir

disebut konklusi/ kesimpulan dari argumen.

Contoh:

1. p q

2. p / q

1. ( p q ) ( r s )

2. ~ q v ~ s / ~ p v ~ r

1. p

2. q / p q

C.13 BUKTI KEABSAHAN ARGUMEN

Bukti keabsahan argumen dapat melalui:

1. Tabel Kebenaran

2. Aturan Penyimpulan

Untuk argumen sederhana atau argumen yang premis-premisnya hanya sedikit

bukti keabsahan argumen dapat menggunakan tabel kebenaran, namun untuk

argumen yang premis-premisnya kompleks harus menggunakan aturan-aturan yang

ada pada logika diantaranya aturan penyimpulan.

Contoh:

Buktikan keabsahan argumen

1. 1. p q

2. ~ q / ~p

2. 1. a b

2. c d

3. ( ~b v ~d ) ( ~a v ~b )/ ~a v ~c

Bukti:

Soal no. 1 menggunakan tabel kebenaran

p q ~p ~q p q [( p q) ~q] [(p q) ~q] ~p

B B S S B S B

B S S B S S B

S B B S B S B

S S B B B B B

Page 13: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

10

Karena dari tabel kebenaran di atas menunjukkan tautologi, maka argumen sah

Soal no. 2 menggunakan aturan penyimpulan

1. a b

2. c d

3. ( ~b v ~d ) ( ~a v ~b )/ ~a v ~c

4. ( a b ) ( c d ) 1,2 Conj

5. ( ~b v ~d ) 3, Simpl

6. ~ a v ~c 4,5 DD

C.14 ATURAN PENYIMPULAN

1. Modus Ponens (MP)

p q

p / q

2. Modus Tolens (MT)

p q

~q / ~p

3. Hypothetical Syllogisme (HS)

p q

q r / p r

4. Disjunctive Syllogisme (DS)

p v q

~ p / q

5. Constructive Dillema (CD)

( p q ) ( r s )

p v r / q v s

6. Destructive Dillema (DD)

( p q ) ( r s )

~ q v ~ s / ~p v ~r

7. Conjunction (Conj)

p

q / p q

Page 14: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

11

8. Simplification (Simpl)

p q

p

9. Addition ( Add)

p

p v q

C.15 ATURAN PENGGANTIAN

1. De Morgan

a. ~ ( p q ) ~ p V ~ q

b. ~ ( p V q ) ~ p ~ q

2. Komutatif

a. ( p q ) ( q p )

b. ( p V q ) ( q V p )

3. Asosiatif

a. ( p V q ) V r p V ( q V r )

b. ( p q ) r p ( q r )

4. Distributif

a. ( p V q ) r ( p r ) V ( q r )

b. ( p q ) V r ( p V r ) ( q V r )

5. Dobel Negasi

~ ( ~ p ) p

6. Implikasi

p q ~ p V q

7. Material Equivalen

a. p q ( p q ) ( q p )

b. p q ( p q ) V ( ~ p ~ q )

8. Eksportasi

p ( q r ) ( p q ) r

9. Transposisi

p q ~ q ~ p

10. Tautologi

a. ( p v p ) p

b. ( p p ) p

C.16 HUBUNGAN ANTARA LOGIKA DAN HIMPUNAN

1. Semua bilangan bulat adalah bilangan real ( B(x); R(x) )

Page 15: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

12

x, B(x) R(x)

B(x)

R(x)

2. Ada bilangan prima yang genap ( P(x); G(x) )

x, P(x) G(x) 2

P(x) G(x)

3. Tidak ada bilangan ganjil yang genap ( J(x); G(x) )

Ekuivalen dengan: Semua bilangan ganjil bukan bilangan genap

x, J(x) ~ G(x) J(x) ~ G(x)

D. RINGKASAN MATERI

Logika adalah dasar dan alat berpikir yang logis dalam matematika dan

pelajaran-pelajaran lainnya, sehingga dapat membantu dan memberikan bekal

tambahan untuk menyampaikan pelajaran di sekolah. Dalam Logika dipelajari

metode-metode dan prinsip-prinsip yang dapat dipakai untuk membedakan cara

berpikir benar (correct) atau tidak benar (incorrect), sehingga dapat membantu

menyatakan ide-ide tepat dan tidak mempunyai arti ganda. Pernyataan adalah suatu

kalimat yang mempunyai nilai kebenaran benar saja atau salah saja dan tidak kedua-

duanya. Istilah-istilah lain dari pernyataan adalah kalimat matematika tertutup,

kalimat tertutup, kalimat deklaratif, statement atau proposisi. Suatu kalimat selain

dibedakan atas pernyataan dan bukan pernyataan, kalimat juga dibedakan pula atas

pernyataan tunggal dan pernyataan majemuk. Pernyataan tunggal atau pernyataan

sederhana adalah pernyataan yang tidak memuat pernyataan lain atau sebagai

bagiannya, sedangkan pernyataan majemuk dapat merupakan kalimat baru yang

diperoleh dengan cara menggabungkan beberapa pernyataan tunggal. Dua

pernyataan tunggal atau lebih dapat digabungkan menjadi sebuah kalimat baru yang

merupakan pernyataan majemuk, sedangkan tiap pernyataan bagian dari pernyataan

majemuk disebut komponen-komponen pernyataan majemuk. Komponen-komponen

Page 16: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

13

dari pernyataan majemuk itu tidak selamanya harus pernyataan tunggal, tetapi

mungkin saja pernyataan majemuk. Namun yang terpenting adalah bagaimana

menggabungkan pernyataan-pernyataan tunggal menjadi pernyataan majemuk. Untuk

menggabungkan pernyataan-pernyataan tunggal menjadi pernyataan majemuk dapat

dipakai kata gabung atau kata perangkai yang disebut operasi-operasi logika

matematika. Adapun operasi-operasi yang dapat membentuk pernyataan majemuk

adalah 1) Negasi atau ingkaran, 2) Konjungsi, 3) Disjungsi, 4) Implikasi, dan 5)

Biimplikasi.

A. Tugas dan latihan

Selidiki keabsahan argumen di bawah ini!

1. a ( b c )

2. c ( d e ) / a ( b d )

3. ( a b ) c

4. ( a b ) ( d e )

5. ~ ( a b ) V ( d e )

6. ( ~ a V ~ b ) V ( d e )

7. [(~ a V ~ b ) V d ] [(~ a V ~ b ) V e ]

8. (~ a V ~ b ) V d

9. ~ a V ( ~ b V d )

10. a ( b d )

B. Rambu-rambu jawaban

1, Eksportasi

3,10, Hypothetical Syllogisme

4, Implikasi

5, De Morgan

6, Distribusi

7, Simplifikasi

8, Asosiasi

9, Implikasi

Page 17: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

14

BAB II

A. TUJUAN

Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat memahami dan

mengaplikasikan konsep himpunan.

B. POKOK-POKOK MATERI

1. Pengertian himpunan

2. Penyajian himpunan

3. Operasi himpunan

C. URAIAN MATERI

C.1 Pengertian Himpunan

Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang didefenisikan dengan

jelas. Objek-objek itu kemudian disebut anggota atau elemen yang biasanya

dinotasikan dengan huruf kecil, obyek dilambangkan : a, b, c, ..... z

Himpunan biasanya di notasikan dengan huruf kapital atau secara umum himpunan

dilambangkan : A, B, C, ...... Z

Notasi :

p ϵ A p anggota A

A B A himpunan bagian dari B

A = B himpunan A sama dengan B

ingkaran

Himpunan P disebut himpunan bagian (subset) dari himpunan Q, jika setiap

anggota P merupakan anggota Q. Hubungan antara P dan Q tersebut dapat ditulis

sebagai P Q. Dengan cara lain, hubungan antara P dan Q tersebut dapat ditulis

sebagai Q P dan dibaca Q superset dari P atau P terdapat di dalam Q .

Contoh

Mahasiswa semester dua dari jurusan manajemen informatika di STMIK

Jenderal Achmad Yani merupakan anggota dari himpunan jurusan manajemen

informatika di STMIK Jenderal Achmad Yani (M). Jika P merupakan

himpunan mahasiswa semester dua tersebut, maka P merupakan himpunan

bagian dari himpunan M dan ditulis sebagai P M. Dapat pula ditulis sebagai

M P dan dibaca M superset dari P .

Dua himpunan dikatakan saling lepas (disjoint) jika mereka tidak memiliki

anggota bersama.

HIMPUNAN

Page 18: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

15

Contoh

Himpunan mahasiswa D3 STMIK Jenderal Achmad Yani dan himpunan

dosen D3 STMIK Jenderal Achmad Yani merupakan himpunan yang saling

lepas.

Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak memiliki anggota dan

dinyatakan sebagai { } atau .

Contoh 1.5.

A = { x x bilangan asli dan x < 1 } = .

Dalam rangka menyelidiki hubungan antara beberapa himpunan, seringkali

dibutuhkan pendefinisian sebuah himpunan yang disebut himpunan semesta.

Himpunan-himpunan lain yang dibicarakan merupakan himpunan bagian dari

himpunan semesta tersebut. Himpunan semesta biasanya dinyatakan sebagai

himpunan S atau U .

Contoh.

Himpunan bilangan riil R merupakan semesta dari himpunan bilangan asli N

dan himpunan bilangan bulat Z .

Dua buah himpunan dikatakan sama jika keduanya memiliki anggota yang

benar-benar sama.

Contoh

{ x x + 2 = 4 } = { y 3 y = 6 }.

C.2 PENYAJIAN HIMPUNAN

1. Enumerasi

Menyajikan himpunan dengan menuliskan semua elemen himpunan yang

bersangkutan diantara dua buah tanda kurung kurawal. Biasanya suatu himpunan

diberi nama dengan huruf kapital.

Contoh:

Himpunan A yang berisi lima anggota 1, 2, 3, 4, 5 dapat ditulis: A =

{1,2,3,4,5}

Himpunan B yang berisi lima bilangan genap positip pertama dapat

ditulis: B = {2, 4,6,8,10}

2. Notasi Pembentuk Himpunan

Cara penyajian himpunan ini dengan menuliskan notasi pembentuk himpunan

(set builder), dan himpunan dinyatakan dengan menulis syarat yang harus dipenuhi

oleh anggotanya.

Page 19: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

16

Notasi: {x | syarat yang harus dipenuhi oleh x}

Aturan yang digunakan dalam penulisan syarat keanggotaan:

Bagian di kiri `|` tanda melambangkan elemen himpunan

Tanda `|` dibaca dimana atau sedemikian sehingga

Bagian di kanan tanda `|` menunjukkan syarat keanggotaan himpunan

Setiap tanda `,` di dalam syarat keanggotaan dibaca sebagai dan

Contoh:

1. A adalah himpunan bilangan bulat positif yang kecil dari 5, dinyatakan

sebagai

A = {x | x adalah himpunan bilangan bulat positif yang kecil dari 5}

Atau dalam notasi yang lebih ringkas

A = {x | x ϵ P, x < 5}

2. B adalah himpunan bilangan genap positip yang lebih kecil atau sama dengan

8, dinyatakan sebagai

B = {x | x adalah himpunan bilangan genap positif yang kecil atau sama

dengan 8}

Atau dalam notasi yang lebih ringkas

B = {x | x ϵ P, x ≤ 8}

3. Diagram Venn

Cara penyajian himpunan ini diperkenalkan oleh John Venn dari Inggris pada

tahun 1881. Di dalam diagram venn, himpunan semesta (U) digambarkan sebagai

suatu segi empat, sedangkan himpunan lainnya digambarkan sebagai lingkaran di

dalam segi empat tersebut. Anggota-anggota suatu himpunan berada di dalam

lingkaran yang lain pula. Ada kemungkinan dua himpunan mempunyai anggota yang

sama, dan hal ini digambarkan dengan lingkaran yang saling beririsan. Anggota U

yang tidak termasuk di dalam himpunan manapun digambarkan di luar lingkaran.

Contoh:

C.3 OPERASI HIMPUNAN

Dalam pelajaran aljabar dikenal operasi hitung seperti penjumlahan,

perkalian, pengurangan, pembagian, operasi itu membentuk bilangan baru dari

U

A B

Page 20: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

17

bilangan yang diketahui. Demikian juga dengan operasi himpunan. Pengertian

operasi pada himpunan tidak berbeda dengan operasi pada bilangan.

Operasi pada himpunan adalah cara membentuk himpunan baru dari

himpunan-himpunan yang diketahui. Operasinya ada yang berbentuk uner dan ada

yang berbentuk biner. Operasi uner, bila himpunan baru tersebut dari satu himpunan

yang diketahui dan operasi biner bila himpunan baru diperoleh dari dua himpunan.

1. Gabungan Himpunan (Union)

Gabungan dua himpunan A dan B yang dilambangkan dengan ”A U B”

adalah himpunan baru yang anggota-anggotanya terdiri dari semua anggota A atau

anggota B atau anggota kedua-duanya. ”A U B” dibaca A gabungan B atau gabungan

A dan B.

Jika dinyatakan dengan notasi pembentuk himpunan maka A U B =

BdanAxatauBxatauAxx , dan jika dinyatakan dengan diagram Venn

maka daerah yang diarsir merupakan daerah gabungan.

Diagram Venn A U B

Contoh 1.

Jika A = cba ,,

B = edc ,,

Maka A U B = dcba ,,,,

Diagram Vennnya

A U B

Contoh 2.

Jika A = 4,3,2,1 dan

B = 6,5,4,3,2,1 berarti A B

Maka A U B = 6,5,4,3,2,1 = B

A B

a

b

d

c

e

Page 21: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

18

Diagram Vennnya

Gambar 2

A B A U B = B

AUB

Contoh 3.

Jika A = 3,2,1 dan B = 6,5,4 , maka A U B = 6,5,4,3,2,1

Diagram Vennnya

A U B

Contoh 4.

Jika A = cba ,, , maka A U A = cba ,,

Demikian juga A U = cba ,,

Jadi A U A = A dan A U = A

Contoh 5.

Jika A = cba ,, dan L = edcba ,,,,

Maka A U L = edcba ,,,,

Jadi A U L = L

2. Irisan Himpunan

Irisan himpunan A dan B, yang dilambangkan dengan ”A ∩ B” adalah

himpunan baru yang anggotanya terdiri dari anggota himpunan A dan anggota

himpunan B, atau dengan kata lain anggotanya adalah anggota sekutu A dan B. ”A ∩

.B .A

.5

.6

.2

.3 .1

.4

A B

.1

.2

.3

.4

.5

.6

Page 22: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

19

B” dibaca ”A irisan B” atau ”irisan A dan B”. Jika dinyatakan dengan notasi

pembentuk himpunan maka A B = { x x A dan x B }

Jika dinyatakan dengan dengan diagram Venn, irisan himpunan A dan B

ditunjukkan dengan daerah yang diarsir.

A ∩ B

Contoh 6.

Jika A = 3,2,1 dan B = 6,5,4,3 , maka A ∩ B = ?.

Diagram Venn

Contoh 7.

Jika A = cba ,, dan B = fed ,, , maka A ∩ B =

Diagram Venn

A B

Irisan A dan B tidak ada , hubungan antara A dan B adalah himpunan lepas,

yang berarti A B A ∩ B =

A B

.1

.2

.4

.5

.3

.6

A B

.a

.b

.c

.d

.e

.f

Page 23: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

20

Contoh 8.

Jika A = 5,4,3,2,1 dan B = 8aslibilanganxx

Maka A ∩ B = 5,4,3,2,1 = A

Diagram Venn

Ternyata A merupakan bagian B sehingga A ∩ B = A

Contoh 9.

Jika A = uia ,, maka A ∩ A = uia ,, = A dan bila A ∩ = , berarti tidak ada

anggotanya. Jadi A ∩ A = A dan A ∩ = .

Contoh 10.

Jika U = 5,4,3,2,1 dan A = 3,2,1 maka A ∩ S = ?

U = himpunan semesta. Jadi A ∩ U = ?.

3. Selisih

Selisih (difference) dari himpunan A dengan himpunan B, ditulis sebagai A -

B, adalah sebuah himpunan yang anggotanya merupakan anggota himpunan A yang

bukan merupakan anggota himpunan B.

A - B = { x x A dan x B }.

Jelas bahwa

B - A = { x x B dan x A }.

Selisih simetri (symetric difference) dari himpunan A dengan himpunan B,

ditulis sebagai A B, adalah sebuah himpunan yang anggotanya merupakan anggota

gabungan himpunan A dan B, tetapi bukan merupakan anggota irisan himpunan A

dan B.

A B = ( A B ) – ( A B )

atau

A B = ( A – B ) ( B - A ).

B A

.6

.7

.2 A

.3 .1

.4 .5

Page 24: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

21

4. Complement

Jika U adalah himpunan semesta dan himpunan A U, komplemen dari A,

ditulis A’, adalah himpunan dari semua anggota U yang bukan merupakan anggota

A .

A’ = { x x A }

C.4 PERHITUNGAN ANGGOTA HIMPUNAN

Jika himpunan S memiliki n buah elemen yang berbeda, maka S adalah

himpunan berhingga (finite set), dan n adalah kardinalitas (cardinality) dari S,

kardinalitas dari S dinyatakan sebagai n(S) atau S.

Contoh 1.

Hitung kardinalitas dari S =.{ 0,1,2,3,4,5}

jawaban n(S) = 6

Contoh 2.

Hitung kardinalitas dari M =.{ 0,1,2,3,4,5,4,3,2,1}

jawaban n(S) = ?

C.5 KAIDAH-KAIDAH DALAM OPERASI HIMPUNAN

Himpunan di bawah operasi gabungan, irisan dan komplemen memenuhi

berbagai hukum aljabar. Tabel berikut menampilkan hukum-hukum yang berlaku

pada operasi himpunan tersebut.

Hukum Asosiatif ( A B ) C = A ( B C

)

( A B ) C = A ( B

C )

Hukum

Komutatif

A B = B A A B = B A

Hukum

Distributif

A ( B C ) = ( A B ) (A

C )

A ( B C ) = ( A B ) (A

C )

Hukum Involusi (A’) ’ = A

Hukum

Idempoten

A A = A A A = A

Hukum Identitas A = A A S = A

Hukum A A’ = S A A’ =

Page 25: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

22

Komplemen

Hukum de

Morgan

( A B ) ‘ = A’ B’ ( A B )’ = A’ B’

E. RINGKASAN MATERI

Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang didefenisikan dengan

jelas. Objek-objek itu kemudian disebut anggota atau elemen yang biasanya

dinotasikan dengan huruf kecil, obyek dilambangkan : a, b, c, ..... z. Himpunan

biasanya di notasikan dengan huruf kapital atau secara umum himpunan

dilambangkan : A, B, C, ...... Z. Himpunan P disebut himpunan bagian (subset) dari

himpunan Q, jika setiap anggota P merupakan anggota Q. Dua himpunan dikatakan

saling lepas (disjoint) jika mereka tidak memiliki anggota bersama. Himpunan

kosong adalah himpunan yang tidak memiliki anggota dan dinyatakan sebagai { }

atau .

Dalam pelajaran aljabar dikenal operasi hitung seperti penjumlahan,

perkalian, pengurangan, pembagian, operasi itu membentuk bilangan baru dari

bilangan yang diketahui. Demikian juga dengan operasi himpunan. Pengertian

operasi pada himpunan tidak berbeda dengan operasi pada bilangan.Operasi pada

himpunan adalah cara membentuk himpunan baru dari himpunan-himpunan yang

diketahui. Operasinya ada yang berbentuk uner dan ada yang berbentuk biner.

Operasi uner, bila himpunan baru tersebut dari satu himpunan yang diketahui dan

operasi biner bila himpunan baru diperoleh dari dua himpunan.

Gabungan dua himpunan A dan B yang dilambangkan dengan ”A U B”

adalah himpunan baru yang anggota-anggotanya terdiri dari semua anggota A atau

anggota B atau anggota kedua-duanya. ”A U B” dibaca A gabungan B atau gabungan

A dan B. Jika dinyatakan dengan notasi pembentuk himpunan maka A U B =

BdanAxatauBxatauAxx , dan jika dinyatakan dengan diagram Venn

maka daerah yang diarsir merupakan daerah gabungan. Irisan himpunan A dan B,

yang dilambangkan dengan ”A ∩ B” adalah himpunan baru yang anggotanya terdiri

dari anggota himpunan A dan anggota himpunan B, atau dengan kata lain anggotanya

adalah anggota sekutu A dan B. ”A ∩ B” dibaca ”A irisan B” atau ”irisan A dan B”.

Jika dinyatakan dengan notasi pembentuk himpunan maka A B = { x x A

dan x B }. Selisih (difference) dari himpunan A dengan himpunan B, ditulis

sebagai A - B, adalah sebuah himpunan yang anggotanya merupakan anggota

himpunan A yang bukan merupakan anggota himpunan B. Jika U adalah himpunan

semesta dan himpunan A U, komplemen dari A, ditulis A’, adalah himpunan dari

semua anggota U yang bukan merupakan anggota A .

Page 26: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

23

F. Tugas dan latihan

Jika P, Q dan R adalah himpunan, tunjukkan bahwa:

( P Q ) ( P’ R )’ = P ( Q’ R )’ .

G. Rambu-rambu jawaban

Pernyataan

( P Q ) ( P’ R )’ = ( P Q ) ( (P’ )’ R’ )

(P’ )’ = P

( P Q ) ( P’ R )’ = ( P Q ) ( P R’ )

( P Q ) ( P R’ ) = P ( Q R’ )

( Q R’ ) = ( Q’ R )’

( P Q ) ( P’ R )’ = P ( Q’ R )’

Alasan

hukum de Morgan

hukum involusi

substitusi

hukum distribusi

hukum de Morgan

substitusi

Page 27: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

24

BAB III

A. TUJUAN

Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

numerisasi dan mengoperasikan konsep bilangan.

B. POKOK-POKOK MATERI

1. Pengertian Sistem Numerisasi dan Jenisnya

2. Pengertian Bilangan

3. Jenis Bilangan

4. Operasi pada Bilangan

C. URAIAN MATERI

C.1 Sistem Numerasi

Sistem numerasi adalah sekumpulan lambang dan aturan pokok untuk

menuliskan bilangan. Lambang yang menyatakan suatu bilangan disebut numeral/

lambang bilangan. Lambang yang menyatakan suatu bilangan disebut numeral.

Menurut sejarah ketika manusia mulai mengenal tulisan (zaman sejarah) dan

melakukan kegiatan membilang atau mencacah, mereka bingung bagaimana

memberikan lambang bilangannya. Sehingga kemudian dibuatlah suatu sistem

numerasi yaitu sistem yang terdiri dari numerial (lambang bilangan/angka) dan

number (bilangan). Sistem numerasi adalah aturan untuk menyatakan/menuliskan

bilangan dengan menggunakan sejumlah lambang bilangan.

Bilangan sendiri itu adalah ide abstrak yang tidak didefinisikan. Setiap

Bilangan mempunyai banyak lambang bilangan. Satu lambang bilangan

menggambarkan satu bilangan. Setiap bilangan mempunyai banyak nama. Misalnya

bilangan 125 mempunyai nama bilangan seratus dua puluh lima. terdiri dari lambang

bilangan 1, 2, dan 5.

Beberapa konsep yang digunakan dalam sistem numerasi adalah:

1. Aturan Aditif : Tidak menggunakan aturan tempat dan nilai dari suatu lambang

didapat dari menjumlah nilai lambang-lambang pokok. Simbolnya sama nilainya

sama dimanapun letaknya

2. Aturan pengelompokan sederhana : Jika lambang yang digunakan mempunyai

nilai-nilai n0, n1, n2,… dan mempunyai aturan aditif

3. Aturan tempat : Jika lambang-lambang yang sama tetapi tempatnya beda

mempunyai nilai yang berbeda

SISTEM NUMERISASI DAN KONSEP BILANGAN

Page 28: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

25

4. Aturan Multiplikatif : Jika mempunyai suatu basis (misal b), maka mempunyai

lambang-lambang bilangan 0,1,2,3,..,b-1 dan mempunyai lambang untuk b2, b3,

b4,.. dan seterusnya.

C.1.1 Sistem Numerasi Mesir Kuno Mesir (±3000 SM)

Bangsa Mesir Kuno telah mengenal alat tulis sederhana menyerupai

kertasyang disebut papyrus. Mereka membuat tulisan berbentuk gambar-gambar

dengan menggunakan sejenis pena sengan tinta berwarna hitam atau merah. Tulisan

Mesir Kuno sering diesebut tulisan Hieroglif, dan tulisan ini ditemukan dalam bentuk

gambar pada papyrus ataupun guratan pada batu atau potongan kayu.Tulisan Mesir

Kuno diperkirakan berkembang pada tahun 3400 S.M. Tulisan pada zaman mesir ini

ditulis dari kata papu yaitu semacam tanaman. Sistem Numerasi Mesir Mesir Kuno

bersifat aditif, dimana nilai suatu bilangan merupakan hasil penjumlahan nilai-nilai

lambang-lambangnya.

Astronished man ( orang astronis )

Vertical staff

Heel Bone ( tulang lutut )

Scrool ( gulungan surat )

Lotus flower ( bunga teratai )

Pointing finger ( telunjuk )

Polliwing / burbot ( berusu )

C.1.2 Sistem Numerasi Babilonia (±2000 SM)

Pada masa itu orang menulis angka-angka dengan sepotong kayu pada tablet

yang terbuat dari tanah liat (clay tablets). Tulisan atau angka Babilonia sering disebut

sebagai tulisan paku karena berbentuk seperti paku. Orang Babilonia menuliskan

huruf paku menggunakan tongkat yang berbentuk segitiga yang memanjang (prisma

segitiga) dengan cara manekankannya pada lempengan tanah yang masih basah

sehingga dihasilkan cekungan segitiga yang meruncing menyerupai gambar paku.

Pertama kali orang yang mengenal bilangan 0 (nol) adalah Babylonian.

Sistem angka babilonia (sekitar 2400 SM) disebut juga sistem sexagesimal,

karena menggunakan basis 60 yang diambil dari Sumeria. Sexagesimal masih ada

sampai saat ini, dalam bentuk derajat, menit, dan detik di dalam trigonometri dan

pengukuran waktu yang merupakan warisan budaya Babilonia.

Berbeda dengan sistem Mesir kuno, sistem Babilonia mengutamakan posisi.

Untuk bilangan lebih dari 60, lambang mendahului lambang , dan sebarang lambang

di sebelah kiri mempunyai nilai 60 kali nilai hasilnya,

Sistem angka babilonia tidak memiliki angka nol, mereka menggunakan spasi untuk

menandai tidak adanya angka dalam nilai tempat tertentu.

Ciri-ciri Sistem Numerasi Babilonia :

Page 29: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

26

1. menggunakan basis 60

2. menggunakan nilai tempat

3. simbol-simbol yang digunakan adalah ▼ dan <

4. tidak mengenal simbol 0 (nol)

C.1.3 Sistem Yunani Kuno (±600 SM)

Zaman keemasan bangsa yunani kuno diperkirakan terjadi pada tahun 600

S.M Bangsa Yunani telah mengenal huruf dan angka yang ditandai dengan tulisan-

tulisan bangsa Yunani pada kulit kayu atau logam sehingga bentuk tulisannya pun

terlihat kaku dan kuat.

Ada 2 macam sistem yunani kuno:

Yunani kuno attik

Sistem numerasi ini berkembang sekitar abad 300 S.M. dan dikenal sebagai

angka acrophonic karena simbol berasal dari huruf pertama dari kata-kata yang

mewakili simbol: lima, puluhan, ratusan, ribuan dan puluh ribuan. Tulisan ini

ditemukan di daerah reruntuhan Yunani yang bernama Attika. Sistem numerasi attik

dilambangkan sederhana, dimana angka satu sampai empat dilambangkan dengan

lambang tongkat.

Lambang-lambang lain yang mendasari sistem ini, yaitu:

1 Ι

10 Δ [Deka]

100 Η [Hɛkaton]

1000 Χ [K ʰ ilioi / k ʰ ilias]

10000 Μ[Myrion]

Dalam sistem numerasi ini, lambang nol belum ada. Sistem numerasi ini adalah

sistem numerasi aditif dan multiplikatif. Multiplikatif terlihat pada penggunaan

lambang dimana setiap lambang dasar yang sama dapat disingkat dengan

menggunakan lambang tersebut.

Contoh Penulisan Multiplikatif :

23 = Δ ΔIII

45 = Δ Δ Δ Δ┌

50 = Δ Δ Δ Δ Δ atau éΔ

120 = H Δ Δ

1234 = XHH Δ Δ ΔIIII

43210 =MMMMXXX HH Δ

Page 30: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

27

Yunani kuno alfabetik

Digunakan setelah S.N. Yunani kuno attic, Kira-kira tahun 450 SM. bangsa

Ionia dari Yunani telah mengembangkan suatu sistem angka, yaitu alphabet Yunani

sendiri yang terdiri dari 27 huruf. Bilangan dasar yang mereka pergunakan adalah 10.

Lambang yang digunakan dalam Sistem Numerasi Yunani Kuno Alfabetik

1 = α alpha 10 = ι iola 100 = ρ rho

2 = β beta 20 = κ kappa 200 = σ sigma

3 = γ gamma 30 = λ lambda 300 = τ tau

4 = δ delta 40 = μ mu 400 = υ upsilon

5 = ε epsilon 50 = ν nu 500 = φ phi

6 = ζ obselet digamma 60 = ξ xi 600 = χ chi

7 = ι zeta 70 = ο omicron 700 = ψ psi

8 = η eta 80 = π pi 800 = ω omega

9 = θ theta 90 = ά obselet koppa 900 = Ў obselet sampi

Aturan penulisan Sistem Yunani Kuno Alfabetik

· Bilangan yang terdiri dari 2 (dua) digit caranya dengan menjumlahkan angka

puluhan dengan angka satuan.

Contoh:

19 = 10 + 9 = iq

iv23 = 20 + 3 = Àg

78 = 70 + 8 = oh

· Bilangan yang terdiri dari 3 (tiga) digit caranya dengan menjumlahkan angka

ratusan dengan angka puluhan dengan angka satuan.

Contoh:

174 = 100+70+4 =rod

448 = 400+40+8 =umh

789 = 700+80+9 =jpq

· Bilangan yang terdiri dari 4 (empat) digit atau ribuan, dengan cara membubuhi

tanda aksen (‘).

Contoh:

1000 = a’

3734 = g’jld

1287 = a’spz

· Bilangan yang terdiri dari 5 (lima) digit atau lebih, dengan menaruh angka yang

bersangkutan di atas tanda M.

Contoh:

23734 = β Mg’jld

231578 =Àg Ma’foh

Page 31: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

28

C.1.4 Sistem Numerasi Maya (300 S.M)

Tulisan atau angka yang dekembangkan bangsa Maya bentuknya sangat aneh,

berupa bulatan lingkaran kecil dan garis-garis. Alat tulis yang diapakai yaitu tongkat

yang penampangnya lindris (bulat), sehingga dengan cara menusukkan tongkat ke

tanah liat akan berbekas lingkaran atau dengan meletakkan tongkat mereka sehingga

berbekas garis.

Ciri- ciri Sistem Numerasi Maya :

menggunakan basis 20

2) mengenal simbol 0 (nol)

3) ditulis secara tegak atau vertical

Tulisan atau angka yang dekembangkan bangsa Maya bentuknya berupa

bulatan lingkaran kecil dan garis-garis. Alat tulis yang diapakai yaitu tongkat yang

penampangnya lindris (bulat).

Berbasis 20 dan ditulis secara tegak. Suku bangsa Maya sudah mengenal

bilangan tak hingga.

Contoh: menulis 258.458 dalam bilangan Maya

1(20)4 = 160.000

12(20)3= 96.000

6(20)2 = 2.400

2(20)1 = 40

18(20)0 = 18 +

258.458

C.1.5 Sistem Numerasi Cina (±200 SM)

Sistem numerasi ini telah ada sejak tahun 200 S.M. Bangsa Cina menuliskan

angka-angkanya menggunakan alat tulis yang dinamakan pit dimana bentuknya

menyerupai kuas. Tulisannya berbentuk gambar atau piktografi yang mempunyai

nilai seni tinggi.

C.1.6 Sistem Numerasi Jepang-Cina (±200 SM)

Sistem numerasi ini telah ada sejak tahun 200 S.M. Bangsa Cina menuliskan

angka-angkanya menggunakan alat tulis yang dinamakan pit dimana bentuknya

menyerupai kuas. Tulisannya berbentuk gambar atau piktografi yang mempunyai

nilai seni tinggi. Sistem angka Cina disebut dengan sistem “batang”, mempunyai nilai

tempat, berkembang sekitar 213 SM. Bangsa Cina menggunakan tiga sistem

penomoran, yaitu: sistem Hindu-Arab, dan dua lainnya menggunakan penomoran

bilangan setempat (disebut Daxie) yang dibedakan untuk keperluan komersil dan

financial demi menghindari pemalsuan.

Adapun Jepang, juga menggunakan sistem angka Cina, meskipun berbeda dalam

pelafalannya. Setelah kekaisaran Jepang mulai dipengaruhi Eropa, sistem angka Arab

Page 32: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

29

mulai digunakan. Pada sistem bilangan bahasa Jepang, angka dibagi menjadi

kelompok 4 digit. Jadi bilangan seperti 10.000.000 (sepuluh juta) sebetulnya dibaca

sebagai 1000.0000 (seribu puluh-ribu). Hanya saja, karena pengaruh dunia barat

angka selalu ditulis dengan pengelompokan 3 digit gaya barat.

Ichi

Satu

Ni

Dua

San

Tiga

Yon

Empat

Go

Lima

Roku

Enam

Nana

Tujuh

Hachi

Delapan

Kyu

Sembilan

Ju

Sepuluh

C.1.7 Sistem Numerasi Romawi (±100 SM)

Bangsa Romawi menggunakan angka-angka untuk perhitungan -

perhitungannya. Lambang bilangan Romawi ditulis menggunakan huruf besar yang

sejalan dengan pemikiran orang-orang Yunani. Pada zaman dahulu kala orang

Romawi Kuno menggunakan penomeran tersendiri yang sangat berbeda dengan

sistem penomeran pada jaman seperti sekarang. Angka romawi hanya terdiri dari 7

nomor dengan simbol huruf tertentu di mana setiap huruf melangbangkan / memiliki

arti angka tertentu.

Sistem angka Romawi berkembang sekitar permulaan tahun 100 Masehi, yang

memiliki beberapa lambang dasar yaitu l, V, X, L, C, D, dan M yang masing-masing

menyatkan bilangan 1, 5, 10, 50, 100, 500, dan 1000. Sistem ini merupakan adaptasi

dari angka Etruscan. Penggunaan angka Romawi bertahan sampai runtuhnya

kekaisaran Romawi, sekitar abad ke-14, dan kemudian sebagian besar digantikan oleh

sistem Hindu-Arab.

Berikut ini simbol Sistem Numerasi Romawi :

I =1, I disebut UNUS

V =5 , V disebut QUINQUE

X =10, X disebut DECEM

L =50, L disebut QUINQUAGINTA

C =100, C disebut CENTUM

M =1000

Penjumlahan, jika lambang pada bagian kanan menyatakan bilangan yang

lebih kecil.

2. Pengurangan, jika lambang pada bagian kiri menyatakan bilangan yang

lebih kecil.

Contoh

CX = 100+10 = 110 (dari kiri ke kanan nilainya menurun,jadi dijumlahkan)

XC = 100-10 = 90 (dari kiri ke kanan nilainya naik,jadi dikurangkan)

Adapun aturan resmi penggunaan huruf yang lain adalah sebagai berikut:

Huruf pengurangan hanyalah pangkat sepuluh, seperti l, X, dan C.

Page 33: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

30

Kurangkan hanya satu huruf dari sebuah angka tunggal.

Jangan mengurangkan huruf dari huruf yang besarnya lebih dari sepuluh kali.

Aturan yang berlaku di Mesir, empay ditulis IV dan bukan IIII

Selama tahun pertengahan, angka Romawi N digunakan sebagai lambang

“nullae” yang menyatakan nol.

C.1.8 Sistem Numerasi Hindu-Arab (±300SM- 750 M)

Bangsa Hindu pada tahun 300 S.M diperkirakan sudah mempunyai angka-

angka dengan menggunakan bilangan basis 10, tetapi mereka belum mengenal

bilangan nol. Mereka mulai menggunakan sistem nilai tempat dan mengenal bilangan

nol diperkirakan terjadi pada tahun 500 M. Sistem numerasi Hindu-Arab

menggunakan sistem nilai tempat dengan basis 10 yang dipengaruhi oleh banyaknya

jari tangan, yaitu 10. Berasal dari bahasa latin decem yang artinya sepuluh, maka

sistem numerasi ini sering disebut sebagai sistem desimal.

Sistem Hindu-Arab berasal dari india sekitar 300 S.M dan mengalami banyak

perubahan yang dipengaruhi oleh penggunaannya di Babilonia dan Yunani. Baru

sekitar tahun 750 sistem Hindu-Arab berkembang di Bagdad. Bukti sejarah hal ini

tertulis dalam buku karangan matematisi arab yang bernama Al- Khawarizmi yang

berjudul Liber Algorismi De Numero Indorum.

Sistem numerasi Hindu-Arab ini juga disebut dengan sistem numerasi desimal

(Ruseffendi, 1984). Dan menurut Troutman & Lichtenberg (1991) sistem numerasi

Hindu-Arab ini mempunyai karakteristik:

Menggunakan sepuluh macam angka yaitu 0 sampai dengan 9;

Menggunakan sistem bilangan dasar sepuluh.

Menggunakan sistem nilai tempat.

Menggunakan sistem penjumlahan dan perkalian.

C.2 Pengertian Bilangan

Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan

pengukuran. Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan

disebut sebagai angka atau lambang bilangan. Dalam matematika, konsep bilangan

selama bertahun-tahun lamanya telah diperluas untuk meliputi bilangan nol, bilangan

negatif, bilangan rasional, bilangan irasional, dan bilangan kompleks. Bilangan

adalah suatu ide yang bersifat abstrak yang akan memberikan keterangan mengenai

banyaknya suatu kumpulan benda. Lambang bilangan biasa dinotasikan dalam bentuk

tulisan sebagai angka. Prosedur-prosedur tertentu yang mengambil bilangan sebagai

masukan dan menghasil bilangan lainnya sebagai keluran, disebut sebagai operasi

numeris.

Operasi uner mengambil satu masukan bilangan dan menghasilkan satu keluaran

bilangan. Operasi yang lebih umumnya ditemukan adalah operasi biner, yang

Page 34: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

31

mengambil dua bilangan sebagai masukan dan menghasilkan satu bilangan sebagai

keluaran. Contoh operasi biner adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian,

pembagian, perpangkatan, dan perakaran. Bidang matematika yang mengkaji operasi

numeris disebut sebagai aritmetika.

C.3 Macam-macam Bilangan

C.3.1 Bilangan Bulat

1. Bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat negatif, nol, dan bilangan bulat positif.

2. Sifat-sifat penjumlahan pada bilangan bulat:

Sifat tertutup

Untuk setiap bilangan bulat a dan b, berlaku a + b = c dengan c juga bilangan

bulat.

Sifat komutatif

Untuk setiap bilangan bulat a dan b, selalu berlaku a + b = b + a.

Sifat asosiatif

Untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c selalu berlaku (a + b) + c = a + (b + c).

Mempunyai unsur identitas

Untuk sebarang bilangan bulat a, selalu berlaku a + 0 = 0 + a. Bilangan nol (0)

merupakan unsur identitas pada penjumlahan.

Mempunyai invers

Untuk setiap bilangan bulat a, selalu berlaku a + (–a) = (–a) + a = 0. Invers dari a

adalah –a, sedangkan invers dari –a adalah a.

3. Jika a dan b bilangan bulat maka berlaku a – b = a + (–b).

4. Operasi pengurangan pada bilangan bulat berlaku sifat tertutup.

5. Jika p dan q bilangan bulat maka

p x q = pq;

(–p) x q = –(p x q) = –pq;

p x (–q) = –(p x q) = –pq;

(–p) x (–q) = p x q = pq.

6. Untuk setiap p, q, dan r bilangan bulat berlaku sifat

tertutup terhadap operasi perkalian;

komutatif: p x q = q x p;

asosiatif: (p x q) x r = p x (q x r);

distributif perkalian terhadap penjumlahan: p x (q + r) = (p x q) + (p x r);

distributif perkalian terhadap pengurangan: p x (q – r) = (p x q) – (p x r).

7. Unsur identitas pada perkalian adalah 1, sehingga untuk setiap bilangan bulat p

berlaku p x 1 = 1 x p = p.

8. Pembagian merupakan operasi kebalikan dari perkalian.

9. Pada operasi pembagian bilangan bulat tidak bersifat tertutup.

Page 35: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

32

10. Apabila dalam suatu operasi hitung campuran bilangan bulat tidak terdapat tanda

kurung, pengerjaannya berdasarkan sifat-sifat operasi hitung berikut.

Operasi penjumlahan (+) dan pengurangan (–) sama kuat, artinya operasi yang

terletak di sebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu.

Operasi perkalian ( x ) dan pembagian (:) sama kuat, artinya operasi yang

terletak di sebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu.

Operasi perkalian ( x ) dan pembagian (:) lebih kuat daripada operasi

penjumlahan (+) dan pengurangan (–), artinya operasi perkalian ( x ) dan

pembagian (:) dikerjakan terlebih dahulu daripada operasi penjumlahan (+) dan

pengurangan (–).

Jadi bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari seluruh bilangan baik

negatif, nol dan positif.

Contoh: -3,-2,-1,0,1,2,3,….

C.3.2 Bilangan Cacah

Bilangan cacah adalah himpunan bilangan asli dan nol termasuk di dalamnya.

Contoh :

{0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}

C.3.3 Bilangan Prima

Dalam matematika, bilangan prima adalah bilangan asli yang lebih besar dari

1, yang faktor pembaginya adalah 1 dan bilangan itu sendiri. 2 dan 3 adalah bilangan

prima. 4 bukan bilangan prima karena 4 bisa dibagi 2. Sepuluh bilangan prima yang

pertama adalah 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23 dan 29.

Jika suatu bilangan yang lebih besar dari satu bukan bilangan prima, maka

bilangan itu disebut bilangan komposit.

Cara paling sederhana untuk menentukan bilangan prima yang lebih kecil dari

bilangan tertentu adalah dengan menggunakan saringan Eratosthenes Secara

matematis, tidak ada "bilangan prima yang terbesar", karena jumlah bilangan prima

adalah tak terhingga.[1] Bilangan prima terbesar yang diketahui per 2013 adalah

257,885,161 − 1.[2] Bilangan ini mempunyai 17,425,170 digit dan merupakan

bilangan prima Mersenne yang ke-48. M57885161 (demikian notasi penulisan

bilangan prima Mersenne ke-48) ditemukan oleh Curtis Cooper pada 25 Januari 2013

yang merupakan profesor-profesor dari University of Central Missouri bekerja sama

dengan puluhan ribu anggota lainnya dari proyek GIMPS.

Jadi bilangan prima adalah bilangan-bilangan sail/asli yang hanya bisa dibagi

dirinya sendiri dan satu, atau bilangan yang memiliki 2 faktor, dan angka satu bukan

bilangan prima.

Contoh: 2,3,5,7,11,13,17,….

Page 36: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

33

C.3.4 Bilangan Real

Bilangan real adalah bilangan yang dapat dituliskan dalam bentuk decimal,

seperti 2,86547… atau 3.328184. Bilangan real meliputi bilangan rasional, seperti

42 dan −23/129, dan bilangan irrasional, seperti π dan √2, dan dapat

direpresentasikan sebagai salah satu titik dalam garis bilangan.

Note : Dalam notasi penulisan bahasa Indonesia, bilangan desimal adalah

bilangan yang memiliki angka di belakang koma “,” sedangkan menurut notasi

ilmiah, bilangan desimal adalah bilangan yang memiliki angka di belakang tanda titik

“.”.

Himpunan semua bilangan riil dalam matematika dilambangkan

dengan R (real).

C.3.5 Bilangan Desimal

Bilangan Desimal adalah di mana sistem ini menggunakan 10 macam simbol

yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Sistem ini menggunakan basis 10. Bentuk nilai

dari Sistem Bilangan Desimal ini dapat berupa integer desimal dan pecahan.

Setiap simbol pada Sistem Bilangan Desimal mempunyai absolute value dan

psition value. Absolute Value adalah nilai mutlak dari masing-masing digit bilangan.

Sedangkan Positif Value adalah nilai bobot dari masing-masing digit bilangan

tergantung letak posisinya yaitu bernilai basis dipangkatkan dengan urutan posisinya.

Pecahan Desimal adalah nilai desimal yang mengandung nilai pecahan di belakang

koma, misalnya nilai 183,75. Nilai tersebut dapat diartikan sebagai berikut :

C.3.6 Bilangan Genap dan Bilangan Ganjil

Bilangan genap adalah suatu bilangan yang habis dibagi dua. Dengan

demikian 0 termasuk bilangan genap, karena 0 habis dibagi dua. Bilangan genap

dapat dituliskan dengan bentuk rumus 2k, dengan k sembarang bilangan bulat.

Jumlah dua bilangan genap artinya penjumlahan dari (2k)+(2k) hasilnya adalah

4k=2(2k). Misalnya 2k=n, maka bentuk terakhir dapat ditulis sebagai 2n, dimana ini

merupakan rumus untuk bilangan genap. Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa

jumlah dua bilangan genap berapapun akan menghasilkan bilangan genap.

C.3.7 Rumus bilangan ganjil

Rumus untuk bilangan ganjil tentunya negasi atau kebalikan dari rumus untuk

bilangan genap. Pada bilangan genap dikatakan bahwa bilangan genap adalah

bilangan kelipatan 2, maka untuk bilangan ganjil adalah yang bukan kelipatan 2.

Setiap yang kelipatan 2 dapat dituliskan sebagai 2n. sehingga untuk yang

bukan kelipatan 2 bisa dituliskan sebagai 2n + 1 atau 2n – 1. Artinya yaitu bilangan

kelipatan 2 yang ditambah satu sama dengan bilangan yang bukan kelipatan 2. Sama

halnya untuk dikurangi 1.

Page 37: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

34

Misalnya bilangan 8 adalah bilangan genap dan merupakan bilangan kelipatan

2. Maka, 8 + 1 = 9 merupakan bilangan ganjil. Begitu juga untuk 8 – 1 = 7 yang

merupakan bilangan ganjil. Sehingga rumus untuk bilangan ganjil adalah 2n + 1 atau

2n – 1. Untuk setiap n bilangan bulat.

Bilangan ganjil adalah bilangan yang jika dibagi 2 memiliki sisa 1. Contohnya

jika kita punya bilangan 22 di bagi 2 akan menghasilkan 11 tanpa sisa. Sedangkan 23

jika dibagi 2 akan menghasilkan 11 sisa 1.

Bilangan ganjil dituliskan dengan bentuk rumus 2k-1 atau dapat ditulis

dengan 2k+1 dengan k sembarang bilangan bulat. Jumlah dua bilangan ganjil atau

penjumlahan (2k-1)+(2k+1) yang hasilnya adalah 4k-2=2(2k-1). Misalkan 2k-1=m,

maka bentuk terakhir dapat ditulis sebagai 2m. Dimana ini merupakan rumus dari

bilangan genap. Jadi, dapat disimpulkan bahwa jumlah dua bilangan ganjil berapapun

akan menghasilkan dua bilangan genap.

Bilangan ganjil adalah bilangan yang tidak habis dibagi dua. Dan bilangan

genap adalah bilangan yang habis dibagi 2.

Karena bilangan genap adalah bilangan yang habis dibagi dua, maka bilangan

genap adalah bilangan 2 dan kelipatannya. yaitu 2, 4, 6, 8, 10, … dan kelipatan ke

bawah yaitu 2, 0, -2, -4, -6, …

Bilangan-bilangan tersebut adalah bilangan genap, karena bilangan genap

adalah bilangan kelipatan 2, maka bilangan genap dapat dituliskan dengan rumus 2n,

dengan n adalah sebarang bilangan bulat.

Mengapa dituliskan dengan rumus 2n? Kita tahu bahwa bilangan genap habis

dibagi 2. Dan 2n juga habis dibagi 2. Sehingga kita bisa menuliskan dengan rumus 2n

untuk setiap bilangan genap.

Mengapa tidak dituliskan dengan rumus 4n? Memang 4n habis dibagi 2. Dan

setiap bilangan berbentuk 4n merupakan bilangan genap. Tetapi tidak semua bilangan

genap berbentuk 4n. ini dikarenakan 4n adalah bilangan kelipatan 4.

Sehingga untuk bilangan genap yang bukan merupakan kelipatan 4, maka

tidak bisa dituliskan ke dalam bentuk 4n. oleh karena itu, rumus 2n untuk bilangan

genap digunakan karena 2n adalah bilangan kelipatan 2 dan bilangan genap juga

merupakan kelipatan 2.

C.3.8 Bilangan Pecahan

Bilangan pecahan adalah bilangan yang disajikan/ ditampilkan dalam bentuk

a/b; dimana a, b bilangan bulat dan b ≠ 0. a disebut pembilang dan b disebut

penyebut.

Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai p/q, dengan

p dan q adalah bilangan bulat dan q ≠0. Bilangan p disebut pembilang dan bilangan q

disebut penyebut. Pecahan dapat dikatakan senilai apabila pecahan tersebut

mempuyai nilai atau bentuk paling sederhana sama

Page 38: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

35

Contoh:

5/7; 5 dikatakan sebagai pembilang dan 7 dikatakan sebagai penyebut

10/45; 10 dikatakan sebagai pembilang dan 45 dikatakan sebagai penyebut

Berikut ini merupakan jenis-jenis pecahan:

Pecahan Biasa

Yaitu pecahan dengan pembilang dan penyebutnya merupakan bilangan bulat

Contoh:

1/4 , 2/5 , 9/10

Pecahan Murni

Yaitu pecahan yang pembilang dan penyebutnya merupakan bilangan bulat dan

berlaku pembilang kurang atau lebih kecil dari penyebut. Pecahan murnai dapat

dikatakan sebagai pecahan biasa tetapi pecahan biasa belum tentu dapat dikatakan

sebagai pecahan murni

Contoh:

1/6 , 3/5, 7/15

Pecahan campuran

Pecahan yang terdiri atas bagian bilangan bulat dan bagian pecahan murni

Contoh:

3 ½, 4 ½, 5 ¾,

Pecahan desimal

Yaitu pecahan dengan penyebut 10, 100, 1000, dan seterusnya, dan ditulis dengan

tanda koma,

Contoh:

0,4; 4,6; 9,2

Persen atau perseratus

Pecahan dengan penyebut 100 dan dilambangkan dengan %

Contoh:

4% artinya 4/100

35% artinya 35/100

Permil atau perseribu

Yaitu pecahan dengan penyebut 1.000 dan dilambangkan dengan%0

Contoh:

8%0 artinya 8/1000

125%0 artinya 125/1000

Page 39: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

36

D. RINGKASAN MATERI

Sistem numerasi adalah sekumpulan lambang dan aturan pokok untuk

menuliskan bilangan. Lambang yang menyatakan suatu bilangan disebut numeral/

lambang bilangan, Lambang yang menyatakan suatu bilangan disebut numeral.

Sejarah mengenai bilangan perlu kita ketahui, karena dalam kehidupan sehari-

hari kita tidak bisa lepas dari sesuatu yang bernama angka. Angka tersebut

merupakan salah satu kerabat dari bilangan. Selain menambah wawasan, kita bisa

sambil belajar kembali.

Sistem numerasi yang pertama-tama digunakan adalah sistem ijir (tallies)

yang didasarkan pada penghitungan korespondensi satu-satu. Kemudian seiring

dengan perkembangan peradaban manusia, kebutuhan akan bilangan dan angka yang

semakin kompleks menyebabkan manusia mengembangkan berbagai sistem numerasi

yang berlaku di beerbagai belahan dunia, seperti Mesir, Babilonia (sekarang Timur

Tengah), Mayan (Amerika Tengah), Yunani, Cina-Jepang, dan Romawi.

Sistem numerasi yang digunakan sekarang ini merupakan sistem numerasi

yang merupakan perpaduan antara numerasi Hindu dan Arab. Sistem ini tetap

bertahan karena dianggap masih mampu memenuhi kebutuhan angka manusia

modern.

Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan

dan pengukuran. Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu

bilangan disebut sebagai angka atau lambang bilangan. Ada banyak macam bilangan

diantarnya adalah : Bilangan Bulat, Bilangan Genap, Bilangan Ganjil, Bilangan

Prima, Bilangan Desimal, Bilangan Cacah dan Bilangan Real.

E. Tugas dan latihan

1. Tuliskan himpunan bilangan bulat negatif.

2. Tuliskan sifat-sifat operasi hitung penjumlahan.

3. Dijabarkan operasi bilangan sebagai berikut:

7 x (5 + 3) = (7 x 5) + (7 x 3)

Operasi tersebut melibatkan salah satu sifat dalam operasi perkalian yaitu . . .

Page 40: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

37

F. Rambu-rambu jawaban

Jawaban no 1: { . . ., -4, -3, -2, -1}

Jawaban no 2:

Operasi penjumlahan memiliki sifat-sifat sebagai berikut.

Komutatif

Assosiatif

Identitas

Invers

Tertutup

Disajikan suatu operasi sebagai berikut.

Jawaban no 3: Sifat Distributif

Page 41: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

38

BAB IV

A. TUJUAN

Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat memahami dan

mendeskripsikan konsep geometri.

B. POKOK-POKOK MATERI

1. Geometri datar (kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang)

2. Geometri Ruang

C. URAIAN MATERI

C.1 GEOMETRI DATAR (STRUKTUR KONSEP)

Geometri sebagai salah satu sistem matematika, di dalamnya memiliki banyak

konsep pangkal, mulai dari unsur primitif atau unsur tak terdefinisi, antara lain: titik,

garis, kurva, ataupun bidang. Juga terdapat relasi-relasi pangkal yang tidak

didefinisikan, misalnya: ‘melalui’, ‘terletak pada’, ‘memotong’, dan ‘antara’. Dari

unsur-unsur yang tidak terdefinisikan ini kemudian membangun unsur-unsur yang

didefinisikan, selanjutnya ke aksioma atau postulat, dan akhirnya pada teorema atau

dalil. Gambaran hubungan antara unsur-unsur yang tidak terdefinisikan, unsur-unsur

yang didefinisikan, aksioma/postulat, dan teorema/dalil, dapat dilihat pada gambar di

bawah ini, diikuti selanjutnya oleh contoh beberapa hubungan antara konsep-konsep

tersebut.

Perhatikan Tabel 4. berikut ini. Tabel tersebut memperlihatkan kepada Anda

mengenai konsep-konsep dalam geometri beserta ilustrasinya, juga keterkaitan antara

unsur tak terdefinisi, relasi tak terdefinisi, dan aksioma-aksioma yang ada dalam

geometri. Selanjutnya, akan dipelajari beberapa konsep dasar dalam geometri yang

telah didefinisikan, serta beberapa permasalahan yang mengandung pemecahan

masalah matematik.

unsur-unsur

yang tidak

terdefinisi

unsur-unsur

yang

terdefinisi

aksioma/

postulat

teorema/

dalil-dalil

GEOMETRI DATAR DAN GEOMETRI RUANG

Page 42: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

39

Tabel 4

Konsep Ilustrasi

Un

sur

Pan

gk

al

yan

g T

ak

Ter

def

inis

i

Titik

Tidak memiliki dimensi.

Garis

Pada garis terdapat banyak titik, panjang tak

berbatas.

Rel

asi

P

an

gk

al

yan

g

Tak

Ter

def

inis

i

Melalui

g

Garis g melalui titik P, atau titik P terletak

pada garis g.

Antara

Titk Q antara P dan R.

Ak

siom

a

Melalui dua titik yang

berbeda dapat dibuat

tepat satu garis.

Pada setiap garis g

g

Page 43: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

40

paling sedikit trdapat

dua titik yang berbeda.

Melalui satu titik di

luar garis, dapat dibuat

tepat satu garis sejajar

dengan garis tersebut.

C.2 BEBERAPA KONSEP DASAR

C.2.1 Definisi Ruas Garis

Jika titik A dan B pada garis AB, maka ruas AB adalah himpunan yang terdiri dari

titik A, titik B dan semua titik yang terletak di antara A dan B.

Perhatikan Gambar 4.1 merupakan gambar ruas garis AB.

Gambar 4.1

Pernahkah Anda lihat rel kereta api? Rel kereta api yang lurus merupakan salah satu

contoh dua garis yang sejajar. Mengapa disebut sejajar? Karena dua garis disebut

sejajar jika mereka terletak pada satu bidang, dan jika diperpanjang terus-menerus

tidak akan berpotongan.

Definisi Kesejajaran

Dua garis g dan h dikatakan sejajar (g // h) jika kedua garis tersebut tidak mempunyai

titik sekutu (titik potong).

g

k

h

m

(a) (b)

Gambar 4.1

Page 44: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

41

Pada Gambar 4.1(a) garis l dan m sejajar (g // h) dan pada Gambar 4.1 (b) garis m

memotong garis k di titik P.

C.2.2 Aksioma Kesejajaran

Melalui sebuah titik P di luar sebuah garis g, ada tepat satu garis h yang sejajar

dengan g.

h

g

Gambar 4.2

Gambar 4.2 merupakan gambar garis h melalui P dan sejajar dengan garis g.

C.2.3 SUDUT

Sudut AOB

(biasa ditulis: AOB)

Gambar 4.3

Sudut berkaitan dengan besar putaran. Untuk mengukur panjang suatu benda kita

dapat menggunakan penggaris berskala, akan tetapi untuk menghitung sudut, kita

dapat menggunakan busur derajat untuk menghitung sudut, kita dapat menggunakan

busur derajat.

Sudut Suplemen (Pelurus)

Jika sinar OA berlawanan dengan sinar OB , dan sinar OC bukan sinar OA bukan

pula sinar OB , maka dikatakan AOC suplemen COB, atau COB suplemen

AOC.

Gambar 4.4

Page 45: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

42

Dua Sudut Kongruen

Perhatikan Gambar 4.5 di bawah ini. Gunakan kertas/plastik transparan untuk

menjiplak sudut AOB pada Gambar 4.5(a), sehingga Anda memperoleh A′O′B′

pada kertas/plastik transparan tadi. Setelah itu, letakkan jiplakan itu pada tempat

sebelah kanannya, sehingga O′ berimpit dengan P, kemudian jiplak kembali A′O′B′

ke kertas/plastik gambar. Misalkan kita namai CPD untuk hasil yang diperoleh,

seperti pada Gambar 4.5(b) Dalam hal ini, dikatakan bahwa AOB kongruen dengan

CPD (biasanya ditulis sebagai: APDCPD).

A C

O B P D

(a) (b)

Gambar 4.5

Sudut Siku-siku

Sudut siku-siku adalah sudut yang kongruen dengan suplemennya.

AOC COB dan AOC suplemen COB, maka AOC dan COB masing-

masing merupakan sudut siku-siku. Lihat Gambar 4.6

Gambar 4.6

Perhatikan baik-baik tiang bendera di kampus Anda!

Tiang bendera tersebut dipasang tegak lurus dengan permukaan tanah. Sudut yang

dibentuk antara tiang bendera dengan permukaan tanah di sekitarnya, pada

umumnya merupakan sudut siku-siku. Dan perlu diperhatikan oleh Anda, sudut siku-

siku dapat dipandang sebagai setengah dari sudut lurus.

Horizontal

Cobalah Anda tuangkan air ke dalam gelas, kemudian perhatikan permukaan air

ketika dalam keadaan diam. Maka permukaannya selalu memperlihatkan arah

horizontal.

Page 46: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

43

Vertikal

Jika diketahui arah horisontal, maka garis yang membentuk sudut siku-siku dengan

arah horisontal disebut arah vertikal. Cobalah Anda gantungkan tali dengan suatu

beban, maka tali tersebut dapat dijadikan petunjuk untuk menentukan arah vertikal.

C.2.4 HUBUNGAN ANTAR SUDUT

Sifat Sudut

Suatu sudut satuan memiliki sifat- sifat berikut:

1. Sudut satuan mempunyai ukuran satu derajat (10), meskipun ada juga satuan lain

yang digunakan, yaitu radian dan gradien.

2. Sudut siku-siku mempunyai ukuran sembilan puluh derajat (900).

3. Dua sudut yang kongruen mempunyai ukuran yang sama.

Sama halnya bilangan, kita juga dapat menjumlahkan beberapa buah sudut ataupun

mengurangkannya. Akan tetapi kita harus melakukannya dengan hati-hati karena arah

sangat berpengaruh.

Penjumlah Sudut

Perhatikan Gambar 4.7

Diketahui:

0aAOB dan 0bBOC

sehingga: 000 babaAOC

Gambar 4.7

Selisih Sudut

Perhatikan kembali Gambar 4.8, lalu perhatikan juga Gambar 4.8 berikut.

Diketahui: 0000 cbabaAOC dan 0bBOC

sehingga: 000 bcbcAOB

c 0

Gambar 4.8

Page 47: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

44

Sudut Bertolak Belakang

Andaikan terdapat dua buah garis yang saling berpotongan, seperti yang terlihat pada

Gambar 4.9

Gambar 4.9

Maka CODAOB

AODBOC

Sudut AOB dan sudut COD disebut bertolak belakang, begitu pula dengan BOC

dan AOD , keduanya bertolak belakang.

Sudut Sebagai Ukuran Perputaran

Sudut dapat dipandang sebagai suatu ukuran perputaran. Besar satu putaran penuh

terhadap sebuah titik adalah 3600 (baca: 360 derajat).

Satu putaran penuh

Gambar 4.10

Garis lurus dapat dipandang sebagai 2

1 putaran, sehingga besarnya sudut lurus adalah

: 2

1 × 3600 = 1800.

Setengah putaran

Gambar 4.11

Page 48: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

45

Lalu bagaimana dengan sudut siku-siku?

Sudut siku-siku adalah 2

1 dari

2

1 putaran, atau sama dengan

4

1 putaran penuh.

Dengan demikian besar sudut siku-siku adalah: 4

1 × 3600 = 900.

Nama Sudut Berdasarkan Ukurannya

Dari beberapa contoh di atas, kita telah menamai beberapa sudut berdasarkan

besarnya, yaitu:

Sudut lurus, jika besarnya 1800.

Sudut siku-siku, jika besarnya 900.

Sedangkan kita juga menemukan beberapa sudut yang besarnya kurang dari 900,

antara 900 dan 1800, serta lebih dari 1800. Untuk sudut-sudut demikian, kita namakan:

Sudut lancip, jika besarnya kurang dari 900.

Sudut tumpul, jika besarnya antara 900 dan 1800.

Sudut refleks, jika besarnya lebih dari 1800.

Besar Sudut dengan Konteks Jam

Lihatlah jam dinding atau weker di rumah Anda! Jarum pendek jam membuat 1

putaran penuh dalam 12 jam. Sehingga dalam 1 jam, putaran yang dihasilkan adalah:

12

1 × 1 putaran =

12

1 putaran.

Besarnya sudut yang dibuat adalah: 12

1 × 3600 = 300.

Perhatikan Gambar 4.12

Gambar 4.12

Page 49: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

46

Sekarang perhatikan jarum panjangnya. Jarum panjang jam membuat 1 putaran penuh

dalam 60 menit. Ini berarti, dalam 1 menit membuat putaran sebesar:

60

1 × 1 putaran =

60

1 putaran.

Besar sudut yang dibuat adalah: 60

1 × 3600 = 60

Contoh:

Tentukan besar sudut antara jarum pendek dan jarum panjang pada pukul 4 lebih 10

menit.

Jawaban:

Setelah 4 jam 10 menit atau 60

104 jam, jarum pendek telah membentuk sudut (dengan

garis ke angka 12) sebesar:

00060

10

125 30 6

25 30

1

4

Lalu, setelah 10 menit, jarum panjang telah membentuk sudut (dengan garis ke angka

12) sebesar:

10 × 60 = 600

Dengan demikian sudut yang dibuat antara jarum pendek dan jarum panjang pada

pukul 4.10 adalah:

1250 – 600 = 650

Sifat Sudut Lainnya

Andaikan dua garis terletak pada sebuah bidang, maka terdapat dua kemungkinan

yaitu sebagai berikut:

1. Dua garis berpotongan.

2. Dua garis sejajar, yaitu dua garis tidak akan berpotongan walaupun

diperpanjang terus menerus.

Sudut yang terdapat pada dua garis yang berpotongan telah kita pelajari. Untuk

memperluas wawasan, sekarang kita akan mempelajari sudut yang terbentuk dari dua

garis yang dipotong oleh garis ketiga, disebut garis transversal.

Page 50: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

47

C.2.5 NAMA POSISI DUA SUDUT

Andaikan g dan h adalah dua garis sebarang, dipotong oleh garis ketiga t, maka akan

terbentuk 8 buah sudut. Garis t disebut sebagai garis transversal. Selanjutnya, kita

akan mempelajari nama posisi dari kedelapan buah sudut tersebut.

g h

1 2 5 6 t

4 3 8 7

Gambar 4.13

Perhatikan Gambar 4.13 di atas.

1. Sudut 2, 3, 5 dan 8 disebut sudut dalam (terhadap dua garis).

2. Sudut 1, 4, 6 dan 7 disebut sudut luar (terhadap dua garis).

3. Sudut 1, 2, 5 dan 6 disebut sudut sepihak atau sehadap (terhadap garis

transversal), demikian pula dengan sudut 4, 3, 7, dan 8.

4. Sedangkan dua sudut bersesuaian pada kelompok 1, 2, 5, 6 dan 4, 3, 7, 8 masing-

masing disebut sudut berseberangan (terhadap garis tranversal).

t

1 2 g

4 3

5 6 h

8 7

Gambar 4.14

Page 51: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

48

Sudut Sehadap atau Sepihak

Amati Gambar 4.14 dengan seksama! Terdapat empat pasang sudut sehadap atau

sepihak, yaitu pasangan sudut berikut ini: 1 dan 5, 2 dan 6, 3 dan 7, serta

4 dan 8.

Sudut Dalam Berseberangan

Dua sudut disebut sudut dalam berseberangan jika terletak di bagian dalam dari garis

g dan h, serta mereka terletak pada pihak yang berbeda terhadap garis tranversal. Ada

dua pasang sudut dalam berseberangan, yaitu seperti pada pasangan sudut yaitu

sebagai berikut: 3 dan 5; 4 dan 6.

Sudut Luar Berseberangan

Dua sudut disebut sudut luar berseberangan jika terletak di bagian luar dari garis g

dan h dan terletak di pihak yang berbeda terhadap garis tranversal. Ada dua pasang

sudut luar berseberangan, yaitu: 1 dan 7; 2 dan 8.

Sudut Dalam Sepihak

Dua sudut disebut sudut dalam sepihak jika terletak di bagian dalam dari garis g dan

h serta terletak pada pihak yang sama terhadap garis tranversal. Ada dua pasang sudut

dalam sepihak, yaitu sebagai berikut: 3 dan 6; 4 dan 5.

Sudut Luar Sepihak

Dua sudut disebut sudut luar sepihak jika mereka terletak di bagian luar garis g dan

h serta terletak pada pihak yang sama terhadap garis tranversal. Ada dua pasang sudut

luar sepihak, yaitu: 1 dan 8; 2 dan 7.

Perlu diingat, bahwa: misalkan garis g dan k dipotong oleh suatu transversal t. Garis g

sejajar dengan k jika dan hanya jika dua sudut dalam berseberangannya kongruen.

C.2.6 KURVA

Kurva dapat dipikirkan sebagai himpunan titik yang dapat digambar, tanpa

mengangkat bolpoin atau pensil yang digunakan untuk menggambarkannya. Atau

dengan kata lain, kurva dapat kita gambar mulai dari suatu titik, kemudian dibuat

jalur dengan alat tulis sampai pada suatu titik lain atau bisa juga kembali lagi ke titik

asal. Contoh kurva dapat dilihat pada Gambar 4.15 di bawah ini.

Gambar 4.15

Page 52: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

49

Kurva Sederhana

Kurva sederhana adalah kurva yang dapat digambar tanpa ada titik yang diulang

kecuali mungkin titik-titik ujungnya. Perhatikan Gambar 4.16 (a) sebagai contoh

kurva sederhana.

Kurva Tertutup Sederhana

Kurva tertutup sederhana adalah kurva sederhana yang kedua titik ujung berimpit.

Perhatikan Gambar 4.16(b) sebagai contoh kurva tertutup sederhana.

(a) (b)

Gambar 4.16

C.3 LINGKARAN

Lingkaran L, dengan pusat O dan jari-jari r adalah himpunan kedudukan titik-titik P

yang berjarak sama dari O, yaitu panjang OP = r.

Gambar 4.17

C.4 POLIGON

Poligon-n A1A2A3 … An, adalah himpunan titik yang terdiri semua titik pada ruas

A1A2A3 ... An–1 An , yang membatasi suatu daerah cembung. Titik A1,A2, ... , An

masing-masing disebut titik sudut dan ruas 21 AA , 32 AA , … nn AA 1 , masing-masing

disebut sisi dari poligon tersebut.

Page 53: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

50

A2

A1 A3

A8

A4

A7

A6 A5

Gambar 4.18

Gambar 9.1.19 merupakan Poligon–A1A2A3A4A5A6A7A8. Titik-titik A1, A2, A3, A4,

A5, A6, A7, dan A8 disebut titik sudut poligon. Sedangkan 21 AA , 32 AA ,

43 AA , 54 AA , 65 AA , 76 AA , 87 AA , dan 18 AA disebut sisi poligon. Poligon demikian

disebut segidelapan (segi-8).

C.4 POLIGON BERATURAN

Poligon-n beraturan A1A2 A3 …. An adalah poligon-n yang bersifat

A1A2 A2A3 … An-1An dan A1 A2 … An.

A1 A2

A6 A3

A5 A4

Gambar 4.19

Page 54: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

51

Gambar 4.19 di atas merupakan salah satu representasi dari poligon beraturan yaitu

segi-6 beraturan A1A2A3A4A5A6. Dalam hal ini,

654321

166554433221

AAAAAA

AAAAAAAAAAAA

C.5 SEGITIGA

Segitiga adalah poligon yang memiliki tiga sisi.

A1

A2

A3

Gambar 4.20

Alas segitiga merupakan sisi dari segitiga tersebut.

Tinggi harus tegak lurus dengan alas sekawan dan melalui titik sudut yang

berhadapan dengan alas. Dan harus Anda ketahui bahwa jumlah sudut-sudut suatu

segitiga adalah 1800.

C.5.1 JENIS-JENIS SEGITIGA

a. Jenis Segitiga Ditinjau dari Panjang Sisi-sisinya

1) Segitiga Sebarang, adalah segitiga yang semua sisinya tidak sama panjang.

2) Segitiga Sama Kaki, adalah segitiga yang memiliki dua buah sisi yang sama

panjang.

3) Segitiga Sama Sisi, adalah segitiga yanng semua sisinya sama panjang.

b. Jenis Segitiga Ditinjau dari Besar Sudut-sudutnya

1) Segitiga Lancip, adalah segitiga yang ketiga sudutnya merupakan sudut lancip.

2) Segitiga Siku-siku, adalah segitiga yang salah satu sudutnya siku-siku.

3) Segitiga Tumpul, adalah segitiga yang salah satu sudutnya tumpul.

Page 55: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

52

C.5.2 KELILING SEGITIGA

Keliling suatu segitiga adalah jumlah keseluruhan panjang sisi yang membentuk

segitiga. Jika panjang sisi-sisi segitiga masing-masing adalah a, b, dan c, maka

keliling segitiga tersebut adalah:

Keliling Segitiga, K = a + b + c

C.5.3 LUAS SEGITIGA

Luas segitiga = 2

1 × alas × tinggi

= 2

1 × a × t

Hal penting yang harus Anda ingat baik-baik, adalah:

Alas segitiga merupakan sisi dari segitiga tersebut.

Tinggi harus tegak lurus dengan alas yang sekawan dan melalui titik sudut

yang berhadapan dengan alas.

C.5.4 MENENTUKAN LUAS BANGUN DARI LUAS SEGITIGA

Sangat banyak ragam bangun datar. Persegi, persegi panjang, belah ketupat,

jajar genjang, trapesium, laying-layang, maupun bangun segi-n lainnya baik yang

beraturan maupun tak beraturan. Salah satu cara untuk menentukan luas berbagai

bangun datar tersebut adalah dengan membuat sekat-sekat sehingga di dalam bangun

tersebut terbentuk beberapa bangun segitiga. Dengan demikian, luas suatu bangun

dapat ditentukan berdasarkan luas segitiga. Misalnya pada Gambar 4.21 berikut:

a b c

Gambar 4.21

Page 56: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

53

Perhatikan bagun datar pada Gambar 4.21.c. Bangun datar tersebut merupakan

bangun datar segi enam tak beraturan, namun bisa dibuat sekat-sekat sehingga luas

bangun tersebut merupakan jumlah dari semua luas segitiga yang membentuknya.

A B

t2

C

L1 a1 L2 t4

D t1 a2 = a3 a4

L3 L4

t3

E

F

Contoh:

Untuk menghitung luas segi enam tak beraturan di atas, adalah dengan menjumlahkan

luas segitiga-segitiga pembentuknya:

Luas segi enam ABCDEF 4321 LLLL

44332211

44332211

2

1

2

1

2

1

2

1

2

1

tatatata

tatatata

LLLL BCFABFAEFADE

Untuk segi banyak lainnya, yang dibuat sekat-sekat menjadi n buah segitiga, maka

luasnya adalah:

Luas segi banyak nLLLL ...321

nn

nn

tatatata

tatatata

...2

1

2

1...

2

1

2

1

2

1

332211

332211

Page 57: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

54

C.5.5 PERBANDINGAN LUAS SEGITIGA

Perhatikan Gambar 4.23 berikut ini!

A B

t1 t2

F D C E

Gambar 4.23

Ada dua buah segitiga, yaitu segitiga ADC dan segitiga BCD. Sedangkan ABEF

merupakan persegi panjang, sehingga AF = BE atau t1 = t2, di mana t1 merupakan

tinggi segitiga ADC, dan t2 merupakan tinggi segitiga BCD, dan alas kedua segitiga

tersebut adalah sisi CD.

Apakah luas segitiga ACD sama dengan luas segitiga BCD? Mari kita periksa!

1

1

Luas

Luas

21

21

221

121

2221

1121

tCD

tCD

tCD

tCD

ta

ta

BCD

ADC

Berarti, BCDADC Luas Luas

Contoh:

Cara pengerjaan di atas dapat menjadi “jurus” jitu untuk menghitung luas segitiga

ataupun menentukan perbandingan luas segitiga. Contohnya dapat Anda simak

sebagai berikut.

A A

B D C B E D C

Gambar 4.24

Diberikan segitiga ABC yang memiliki luas 100 cm2. Titik D terletak pada BC

sehingga BD : DC = 3 : 1. Hitunglah luas segitiga ABD dan luas segitiga ADC.

Jawaban:

Page 58: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

55

Misalkan AE merupakan tinggi segitiga ABC.

BD : DC = 3 : 1 berarti BD = 3DC,

BD : BC = 3 : 4 berarti BCBD4

3

sehingga:

1

33

Luas

Luas

21

21

21

21

AEDC

AEDC

AEDC

AEBD

ADC

ABD

Jadi, 1:3 Luas: Luas ADCABD

Dan,

4

3

Luas

Luas

21

4

3

21

21

21

AEBC

AEBC

AEBC

AEBD

ABC

ABD

Jadi, 4:3 Luas: Luas ABCABD .

Karena luas 100ABC cm2,

Maka 75100 Luas Luas4

3

4

3 ABCABD cm2.

Karena 1:3 Luas: Luas ADCABD ,

Maka 2575 Luas Luas31

31 ABDADC cm2.

Dengan demikian, 75 Luas ABD cm2 dan 25 Luas ADC cm2.

C.6 SEGIEMPAT

Segiempat adalah poligon yang memiliki empat sisi.

A1 A2

A3

A4

Gambar 4.25

Terdapat pula beberapa segiempat yang memiliki sifat-sifat istimewa, seperti halnya:

persegi, persegipanjang, jajargenjang, belahketupat, layang-layang, dan trapesium.

Coba Anda perhatikan, bagaimana bentuk pintu atau jendela rumah Anda? Atau

bagaimana pula dengan bentuk ubin pada lantai rumah Anda? Pada umumnya, bentuk

yang biasa kita jumpai adalah persegi atau persegi panjang. Mengapa?

Page 59: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

56

C.7 PERSEGI PANJANG

Beberapa sifat persegi panjang adalah:

1. Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang

2. Sisi-sisi yang berhadapan sejajar

3. Setiap sudutnya sama besar, yaitu 900

Besar keempat sudutnya adalah 900 (siku-siku). Dua pasang sisi persegi panjang

sering kita namakan panjang dan lebar.

4. Diagonal-diagonalnya sama panjang

5. Diagonal-diagonalnya berpotongan dan saling membagi dua sama panjang.

Gambar 4.26

C.7.1 PERSEGI

Persegi merupakan bagian persegi panjang yang istimewa, dengan beberapa sifat

berikut ini:

1. Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar

2. Diagonalnya sama panjang

3. Diagonalnya saling berpotongan dan membagi dua sama panjang.

Sifat-sifat lainnya yang khusus adalah:

1. Sisi-sisi dalam setiap persegi adalah sama panjang

2. Sudut-sudut dalam setiap persegi dibagi dua sama besar oleh diagonal-

diagonalnya.

3. Diagonal-diagonalnya merupakan sumbu simetri.

4. Diagonal-diagonalnya berpotongan tegak lurus.

C.7.2 KELILING

Keliling suatu bangun datar adalah jumlah semua panjang sisi yang membatasi

bidang datar tersebut.

Page 60: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

57

Keliling persegi panjang diperoleh dengan cara menjumlahkan semua panjang sisi

pada persegi panjang tersebut, sedangkan keliling persegi diperoleh dengan cara

menjumlahkan semua panjang sisi pada persegi tersebut.

C.7.3 KELILING PERSEGI PANJANG

Rumus keliling persegi panjang adalah:

lpK 22 atau )(2 lpK

C.7.4 KELILING PERSEGI

Rumus keliling persegi adalah:

ssisiK 44

C.7.5 LUAS

Luas bangun datar adalah luas daerah yang dibatasi oleh sisi-sisi bangun datar

tersebut.

Luas persegi panjang adalah luas daerah yang dibatasi oleh sisi persegi panjang

tersebut. Sedangkan luas persegi adalah luas daerah yang dibatasi oleh sisi persegi

tersebut.

Satuan luas cm2 dibaca sebagai “sentimeter kuadrat” atau “sentimeter persegi”, yang

berarti perkalian cm dengan cm pada persegi satuan.

C.7.6 LUAS PERSEGI PANJANG

Rumus luas persegi panjang adalah:

lebarpanjangL

atau,

lpL

Page 61: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

58

C.7.7 LUAS PERSEGI

Karena persegi memiliki ukuran panjang dan lebar yang sama yang disebut sisi, maka

rumus luas persegi adalah:

sisisisiL

atau,

2sssL

Contoh:

Diketahui persegi dengan sisi (a + b). Tentukan luasnya!

Pernahkah Anda bermain layang-layang? Bagaimana bentuknya? Ya, umumnya

layang-layang berbentuk segiempat yang khas. Namun kini, layang-layang

berkembang tidak hanya berupa segiempat, layang-layang juga sudah dimodifikasi

sedemikian rupa menjadi bentuk-bentuk yang lebih beragam.

Kemudian, saat lebaran tiba, makanan khas negeri ini adalah ketupat. Dapatkah Anda

cermati bagaimana bentuk ketupat lebaran?

C.8 JAJARGENJANG

Jajargenjang adalah segiempat dengan sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan

sejajar, serta sudut-sudut yang berhadapan sama besar. Jajargenjang dapat dibentuk

dari gabungan suatu segitiga dan bayangannya setelah diputar setengah putaran

dengan pusat titik tengah salah satu sisinya.

Gambar 4.27

Page 62: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

59

SIFAT-SIFAT JAJARGENJANG

1. Pada setiap jajargenjang, sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.

2. Pada setiap jajargenjang, sudut-sudut yang berhadapan sama besar.

3. Jumlah dua sudut yang berdekatan dalam jajargenjang adalah 1800.

LUAS JAJARGENJANG

Dalam menentukan luas jajargenjang dapat menggunakan konsep luas segitiga.

Ljajargenjang = L2

ta

ta

212

Dengan menggunakan konsep luas persegi panjang, maka luas jajargenjang juga

dapat ditentukan sebagai:

Ljajargenjang = a × t.

Jadi, untuk setiap jajargenjang, dengan alas a, tinggi t, serta luas L, maka berlaku:

L = a × t

C.9 BELAH KETUPAT

Belah ketupat didefinisikan sebagai segiempat dengan sisi yang berhadapan sejajar,

keempat sisinya sama panjang, dan sudut-sudut yang berhadapan sama besar. Belah

ketupat juga merupakan jajargenjang yang semua sisinya sama panjang. Oleh karena

itu, semua sifat yang berlaku pada jajargenjang berlaku pula pada belah ketupat.

Keistimewaan belah ketupat adalah dapat dibentuk dari gabungan segitiga sama kaki

dan bayangannya setelah dicerminkan terhadap alasnya.

Gambar 4.28

Page 63: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

60

SIFAT-SIFAT BELAH KETUPAT

Berikut ini adalah sifat-sifat khusus belah ketupat:

Semua sisinya sama panjang

Diagonal-diagonal belah ketupat menjadi sumbu simetri

Kedua diagonalnya saling berpotongan tegak lurus dan saling membagi dua sama

panjang.

Sudut-sudut yang berhadapan sama besar dan dibagi dua sama besar oleh

diagonal-diagonalnya.

LUAS BELAH KETUPAT

Karena belah ketupat merupakan jajargenjang, maka tentu saja luas belah ketupat pun

memiliki rumus yang sama dengan rumus luas jajargenjang, yaitu:

tinggialasLuas

212

1diagonaldiagonal +

C.10 LAYANG-LAYANG

Layang-layang didefinisikan sebagai segiempat yang setiap pasang sisinya sama

panjang dan sepasang sudut yang berhadapan sama besar. Layang-layang juga

merupakan segiempat yang terdiri dari dua segitiga sama kaki yang alasnya sama

panjang dan saling berimpit.

A

B D

C

Gambar 4.29

Page 64: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

61

SIFAT-SIFAT LAYANG-LAYANG

1. Pada setiap layang-layang sepasang sisinya sama panjang.

2. Pada setiap layang-layang terdapat sepasang sudut berhadapan yang sama besar.

3. Salah satu diagonal layang-layang merupakan sumbu simetri.

4. Salah satu diagonal layang-layang membagi dua sama panjang dan tegak lurus

terhadap diagonal lainnya.

LUAS LAYANG-LAYANG

Luas layang-layang dapat dihitung sebagai jumlah luas dua segitiga, yaitu:

21

21

21

21

21

2

1

)(

diagonaldiagonalL

BDACL

BPDPACL

BPACDPACL

LLL

ABCD

ABCD

ABCD

ABCD

ABCACDABCD

Jadi, luas layang-layang adalah setengah dari perkalian panjang diagonal-

diagonalnya.

C.11 TRAPESIUM

Trapesium adalah segiempat yang sepasang sisi berhadapannya sejajar. Pada Gambar

4.30, diperlihatkan beberapa jenis trapesium, (1) trapesium sembarang, yaitu yang

keempat sisinya tidak sama panjang, (2) trapesium sama kaki, yang memiliki

sepasang sisi berhadapan sama panjang, dan (3) trapesium siku-siku, yang salah satu

kakinya membentuk sudut siku-siku.

(1) (2) (3)

Gambar 4.30

Pada suatu trapesium, jumlah sudut yang berdekatan pada suatu trapesium adalah

1800.

Page 65: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

62

LUAS TRAPESIUM

Untuk menghitung luas trapesium, kita tarik garis diagonal sehingga membagi daerah

trapesium menjadi dua buah segitiga. Perhatikan Gambar 9.1.32. Trapesium ABCD

terbagi manjadi dua bagian yaitu ABD dan BCD.

A D

t

B C

BCDABDABCD LLL trapesium

tinggisejajarsisijumlah

tba

tbta

2

1

)(21

21

21

LATIHAN

1. Diketahui persegi panjang ABCD. Hitunglah luas daerah yang diarsir!

A 20 cm B

7 cm

E 12 cm

5 cm

D 9 cm F 11 cm C

2. Riana membuat sebuah layang-layang KLMN seluas 125 cm2. Jika kemudian

Riana membuat dua buah layang-layang baru yang ukuran setiap diagonalnya

adalah dua kali ukuran diagonal layang-layang KLMN, hitunglah luas layang-

layang baru tersebut!

Page 66: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

63

3. Suatu persegi yang bersisi 6 cm berputar pada titik O yang merupakan titik pusat

peregi lain yang bersisi 4 cm. Tentukan luas bidang yang berada pada kedua

persegi tersebut!

4. Dalam segitiga ABC, diketahui sudut BAC = 800. Jika titik-titik D, E, dan F

berturut-turut terletak pada sisi BC, AC, dan AB, dengan CE = CD, dan BF =

BD, tentukan besar sudut EDF!

C.12 GEOMETRI RUANG

Ruang dalam arti sempit terbentuk oleh adanya banyak bidang (minimal empat

bidang). Kumpulan bidang tersebut terdapat istilah-istilah titik sudut, sisi,dan rusuk,

seperti gambar berikut ini.

Gambar 4.31

Ada hubungan antara titik sudut (T), sisi (S) dan rusuk (R), yaitu yang disebut

Rumus Euler: T + S – R = 2.

Kumpulan bidang-bidang yang beraturan ada yang berpermukaan datar, seperti:

limas, prisma, kubus, dan balok. Dan ada bidang banyak yang berpermukaan

lengkung, seperti: kerucut, tabung, dan bola.

Jika kita sedang berhadapan dengan masalah-maslah yang berhunbungan bangun

ruang-bangun ruang seperti di atas akan sangat membantu jika kita dapat

Titik

sudut Sisi

Rusuk

Page 67: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

64

membayangkan atau dapat menggambarkannya. Untuk itu kita harus mengenal cirri-

ciri khusus dan rumus-rumus yang berkaitan dengan bangun ruang tersebut. Berikut

adalah cirri-ciri khusus dan rumus-rumus yang dapat digunakan.

C.12.1 Limas

Limas adalah bidang banyak yang ditentukan oleh daerah polygon (yang disebut

alas), suatu titik yang tidak terletak pada bidang polygon dan segitiga-segitiga yang

ditentukan oleh titik tersebut dan sisi-sisi dari polygon. Alas-alas dari suatu limas

dapat berupa segitiga, segiempat, segilima, dan lain lain. Dan jika alas limas itu

menyerupai lingkaran maka dinamakan kerucut.

Gambar 4.32: Limas Segitiga Gambar 4.33: Jaring-jaring Limas Segitiga

Luas permukaan limas merupakan gabungan dari luas alas dengan luas segitiga-

segitiga yang membentuknya (menggunakan rumus yang beruhubungan sesuai

dengan bentuknya)

Volume limas adalah: x tinggialas luas 3

1

C.12.2 Kerucut

Kerucut merupakan bentuk limas dengan alasnya berbentuk lingkaran, atau

merupakan benda putar dari bidang segitiga.

Gambar 4.34: Kerucut Gambar 4.35: Jaring-jaring Kerucut

r

s

Page 68: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

65

Luas permukaan kerucut seluruhnya adalah: r)(sr , dengan keterangan r= jari-jari

lingkaran dan s = panjang garis pelukis (panjang dari alas ke puncak kerucut).

Volume kerucut adalah: tr 3

1 2 , dengan keterangan r= jari-jari lingkaran alas dan t=

tinggi kerucut.

C.12.3 Prisma

Prisma adalah bidang banyak yang dibentuk oleh dua daerah polygon kongruen yang

terletak pada bidang sejajar, dan tiga atau lebih daerah jajaran genjang yang

ditentukan oleh sisi-sisi dua daerah polygon tersebut sedemikian hingga membentuk

permukaan tertutup sederhana. Dua daerah polygon kongruen yang terletak pada

bidang sejajar dapat berupa segitiga, segiempat, segilima, dan lain-lain. Dan jika dua

polygon tersebut berbentuk menyerupai lingkaran akan disebut tabung (silinder).

Berikut berturut-turut adalah gambar prisma segitiga, prisma segiempat, dan prisma

segilima.

Gambar 4.36: Prisma segitiga, segiempat, dan segilima

Cobalah Anda bayangkan atau gambar jarring-jaringnya, agar Anda lebih memahami

terhadap cirri-cirinya.

Luas permukaan prisma adalah jumlah dari kedua alasnya (atas dan bawah) ditambah

dengan luas-luas yang lain sesuai dengan bentuk prisma.

Volume prisma adalah: A.t, (A = luas alas dan t= tinggi prisma)

C.12.4 Tabung

Tabung merupakan benda ruang yang terbentuk oleh dua buah bidang yang berbentuk

lingkaran dan sebuah bidang segiempat. Gambarnya seperti berikut.

Page 69: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

66

Gambar 4.37: Tabung dan jarring-jaring tabung

Luas permukaan tabung adalah: luas bidang alas + luas bidang atas + luas bidang

lengkung atau dengan rumus: 2 r (r + t), r = jari-jari lingkaran dan t= tinggi tabung.

Volume tabung adalah: luas alas x tinggi atau dengan rumus: r2 t

C.12.5 Kubus

Kubus adalah benda ruang yang memiliki enam bidang persegiempat (bujursangkar)

yang sama dan sebangun, gambar dan jaring-jaringnya sebagai berikut.

Gambar 4.38: Kubus dan jarring-jaringnya

Luas permukaan kunus adalah jumlah seluruh luas sisi-sisinya (6 x luas sisi) atau

dengan rumus: 6s2, s= panjang rusuk.

Volume kubus adalah: s3

Page 70: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

67

C.12.6 Balok

Balok adalah bidang ruang yang mirip dengan kubus atau prisma segiempat, suatu

balok terbentuk oleh tiga pasang bidang segiempat, dengan gambar dan jaring-

jaringnya seperti berikut.

Gambar 4.39 Balok dan jarring-jaringnya

Luas permukaannya adalah jumlah luas dari enam sisi-sisinya atau: 2 pl sisi pertama

+ 2 pl sisi kedua + 2 pl sisi ketiga. Jika panjang sisi pertama dikatakan panjang (p),

panjang sisi kedua dikatakan lebar (l), dan panjang sisi ketiga dikatakan tinggi (t),

maka didapatkan rumus luas permukaan balok: 2pl + 2pt + 2lt.

Volume balok adalah panjang x lebar x tinggi atau plt

C.12.7 Bola

Jika kerucut merupakan benda putar dari bidang segitiga dan tabung merupakan

benda putar dari bidang segiempat, maka bola adalah benda putar dari bidnag yang

berbentuk lingkaran (cobalah anda bayangkan atau mencoba sendiri bagaimana suatu

benda yang berbentuk lingkaran, misalnya koin atau uang logam diputar agak lama,

maka akan terlihat seperti bola). Bola adalah suatu bidang lengkung yang berjarak

sama terhadap titik pusat. Gambar dan jarring-jaring (dipotong empat) bola sebagai

berikut.

Page 71: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

68

Gambar 4.40: Bola dan irisan bola

Luas permukaan bola adalah: 4 r2

Volume bola adalah: 3

4r3

D. RINGKASAN MATERI

Geometri sebagai salah satu sistem matematika, di dalamnya memiliki banyak

konsep, mulai dari unsur primitif atau unsur tak terdefinisi, unsur yang terdefinisi

aksioma atau postulat, dan akhirnya pada teorema atau dalil. Contoh unsur-unsur

yang tak terdefinisi, misalnya: titik, garis, kurva, dan bidang. Sedangkan beberapa

unsur yang terdefinis, misalnya: sinar, setengah garis, ruas garis, kesejajaran, sudut,

segitiga, poligon, dan lain-lain. Suatu sudut satuan memiliki sifat- sifat berikut: 1)

Sudut satuan mempunyai ukuran satu derajat (10), 2) meskipun ada juga satuan lain

yang digunakan, yaitu radian dan gradient, 3) Sudut siku-siku mempunyai ukuran

sembilan puluh derajat (900), dan 4) Dua sudut yang kongruen mempunyai ukuran

yang sama. Sudut dapat dipandang sebagai suatu ukuran perputaran. Besar satu

putaran penuh terhadap sebuah titik adalah 3600. Nama sudut berdasarkan besarnya,

yaitu:

Sudut lurus, jika besarnya 1800.

Sudut siku-siku, jika besarnya 900.

Sudut lancip, jika besarnya kurang dari 900.

Sudut tumpul, jika besarnya antara 900 dan 1800.

Sudut refleks, jika besarnya lebih dari 1800.

Jika titik sudut (T), sisi (S) dan rusuk (R), maka berlaku: T + S – R = 2.

Page 72: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

69

Mencari luas permukaan dan volume ruang adalah sebagai berikut:

No Nama Bangun Luas Permukaan Volume

1 Limas gabungan dari luas alas

dengan luas segitiga-

segitiga yang

membentuknya

x tinggialas luas 3

1

2 Kerucut x tinggialas luas

3

1

3 Prisma Gabungan dua alas

dengan sisi-sisi yang

lainnya (sesuai bentuk

prisma)

Luas alas x tinggi

4 Tabung Gabungan luas dua alas

dengan segiempatnya

Luas alas x tinggi ( r2t)

5 Kubus Jumlah keenam sisinya

(6 s2)

Panjang sisi pangkat tiga (S3)

6 Balok 2(pl + pt + lt). Panjang x lebar x tinggi

(p.l.t)

7 Bola 4 r2

3

4r3

E. Tugas dan latihan

Soal 1.

Perhatikan gambar berikut:

Berapakah volume tabung (tanpa tutup) yang

dapat dibuat dari bangun persegi di samping?

Soal 2.

Selembar kertas karton berbentuk tiga perempat lingkaran yang berjari-jari 14 cm,

akan dibuat bangun ruang kerucut. Berapakah volume kerucut tersebut?

40 cm

Page 73: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

70

F. Rambu-rambu jawaban

Jawab soal 1:

Diketahui : persegi 40 cm merupakan keliling alas lingkaran dan tinggi lingkaran.

Ditanyakan : Volume tabung yang dibentuk oleh persegi tersebut.

Proses penyelesaian:

Rumus terkait: Keliling/luas lingkaran dan Volume Tabung

Keliling Lingkaran = 2 r

40 = 2 (3,14) r

40 = 6,28 r

r = 6.37 cm

Luas Lingkaran = r2

L = 3,14 (6.37)2

L = 3.14 (40.5769)

L = 127.41 cm2

Volume Tabung = Luas alas x tinggi atau r2 t

V= 127.41 x 40

V = 1096.4 cm3

Kesimpulan: Volume tabung yang terbentuk oleh persegi ukuran 40 cm

adalah 1096.4 cm3

Jawab soal 2:

Diketahui : 4

3lingkaran dengan jari-jari (r) = 14 cm

Ditanyakan (akan dicari): Volume kerucut

Proses penyelesaian:

1) harus dicari luas alas kerucut (luas lingkaran kerucut)

2) Harus dicari tinggi kerucut

Luas alas kerucut dibentuk oleh 4

3lingkaran dengan r = 14 cm.

Page 74: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

71

Keliling lingkaran kerucut= 4

3.2 r

K = 4

3.2 (3.14) (14)

K = 65.94

Jari-jari lingkaran kerucut: 65.94 = 2 r

65.94 =2 (3.14) r

65.94 = 6.28 r

r = 10.5 cm

Luas alas kerucut = r2

L = 3.14 (10.5)2

L = 346.185 cm2

Tinggi kerucut dibentuk oleh jari-jari lingkaran (pada soal atau 14 cm) dan

jari lingkaran kerucut atau 10.5 cm, yaitu : c2 = a2 + b2 (rumus Phitagoras).

Perhatikan gambar berikut,

142 = a2 + (10.5)2-

196 = a2 + 110.25

a2 = 196 – 110.25

a2 = 85.75

a = 75.85

a = 9.26 (tinggi kerucut)

14= c

10.5= a

b

Page 75: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

72

Volume kerucut= Luas alas kerucut x tinggi ( r2 t)

V = 346.185 (9.26)

V = 3205.6731 cm3

Jadi volume kerucut yang dimaksud adalah 3205.6731 cm3

Page 76: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

73

BAB V

A. TUJUAN

Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat memahami dan

mengaplikasikan konsep persamaan dan pertidaksamaan.

B. POKOK-POKOK MATERI

1. Kalimat Terbuka

2. Persamaan dan Pertidaksamaan kuadrat

C. URAIAN MATERI

C.1 KALIMAT TERBUKA

C.1.1 Pernyataan

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai berbagai macam kalimat

berikut.

a. Jakarta adalah ibu kota Indonesia.

b. Gunung Merapi terletak di Jawa Tengah.

c. 8 > –5.

Ketiga kalimat di atas merupakan kalimat yang bernilai benar, karena setiap orang

mengakui kebenaran kalimat tersebut. Selanjutnya perhatikan kalimat-kalimat

berikut.

a. Tugu Monas terletak di Jogjakarta.

b. 2 + 5 < –2

c. Matahari terbenam di arah timur.

Ketiga kalimat tersebut merupakan kalimat yang bernilai salah, karena setiap orang

tidak sependapat dengan kalimat tersebut. Kalimat yang dapat ditentukan nilai

kebenarannya (bernilai benar atau salah) disebut pernyataan.

Sekarang perhatikan kalimat-kalimat berikut.

a. Rasa buah rambutan manis sekali.

b. Makanlah makanan yang bergizi.

c. Belajarlah dengan rajin agar kalian naik kelas.

Dapatkah kalian menentukan nilai kebenaran kalimat-kalimat di atas? Menurutmu,

apakah kalimat-kalimat tersebut bukan pernyataan? Mengapa?

C.1.2 Kalimat Terbuka dan Himpunan Penyelesaian Kalimat Terbuka

Dapatkah kalimat menjawab pertanyaan “Indonesia terletak di Benua x”. Jika

x diganti Asia maka kalimat tersebut bernilai benar. Adapun jika x diganti Eropa

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN

Page 77: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

74

maka kalimat tersebut bernilai salah. Kalimat seperti “Indonesia terletak di Benua x”

disebut kalimat terbuka.

C.2 Persamaan Kuadrat

Bentuk Umum Persamaan Kuadrat

Dimana a, b, c є R dan a ≠ 0.

Koefisien x2 konstanta

Koefisien x

Bentuk Lain Persamaan Kuadrat :

Dengan demikian persamaan kuadrat adalah persamaan berderajat dua dalam x

Cara- cara Menyelesaikan Persamaan Kuadrat

a. Memfaktorkan

untuk bentuk ax2 + bx + c = 0), maka kalian harus menentukan dua buah

bilangan yang jumlahnya b dan hasil kalinya c

b. Melengkapkan kuadrat sempurna

ialah mengubah suatu bentuk kuadrat menjadi bentuk kuadrat sempurna.

Misalnya x2 – 2x diubah menjadi bentuk kuadrat sempurna x2 – 2x + 1 = (x -

1)

c. Menggunakan rumus kuadrat

Dengan b2 – 4ac ≥

Nilai diskriminan (D)

Jika b2 – 4ac < 0 maka persamaan kuadrat tidak memiliki penyelesaian

Jika b2 Jika b2 – 4ac = 0 maka persamaan kuadrat memiliki tepat satu

penyelesaian

Jika b2 – 4ac > 0 maka persamaan kuadrat memiliki dua penyelesaian

ax2 + bx + c = 0

(jika b = 0) disebut Persamaan Kuadrat

Sempurna : ax2 + c = 0

(jika c = 0) disebut Persamaan Kuadrat Tak

Lengkap : ax2 + bx = 0

x1,2 = -b ± √ b2 – 4

2a

Page 78: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

75

Menyusun Persamaan Kuadrat

Untuk akar-akar sebuah persamaan yang telah diketahui.

Memakai faktor :

Memakai rumus jumlah dan hasil kali akar-akar

Diperoleh dari penjumlahan dan perkalian rumus abc

x1 + x2 = -b + √ b2 – 4ac + - b - √ b2 – 4ac

2a 2a

= -2b

2a

= -b

a

x1 x x2 = -b + √ b2 – 4ac x - b - √ b2 – 4ac

2a 2a

= b2 – (b2 – 4 ac)

4a2

= 4ac

4a2

= c

a

Sehingga dapat dinyatakan

Contoh 1 :

☺ Bagaimana merubah persamaan 2x2 = 3x - 8 ke dalam bentuk umum???

Penyelesaian : 2x2 = 3x – 8

<=> 2x2 - 3x = 3x-3x -8 (kedua ruas dikurangi 3x)

<=> 2x2 – 3x = -8

<=> 2x2 - 3x + 8 = -8 + 8 (kedua ruas ditambah 8)

<=> 2x2 – 3x + 8 = 0

Jadi a = 2, b = - 3 dan c = 8

Contoh 2 :

Cara memfaktorkan

Contoh : x2 – 5 x + 6 = 0

<=> ( x-2 ) ( x-3 ) = 0

(x - x1) (x – x2) = 0

x2 – (x1 + x2) x + x1.x2 =

0

Page 79: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

76

<=> x- 2 = 0 atau x - 3 = 0

<=> x = 2 atau x = 3

Sehingga himpunan penyelesaiannya adalah {2, 3}

Contoh 3

Cara Melengkapakan Kuadrat

Contoh : Menentukan himpunan penyelesaian dari persamaan x2 + 2x –

15 = 0 !

Jawab : x2 + 2x – 15 = 0

x2 + 2x = 15

Agar x2 + 2x menjadii bentuk kuadrat sempurna, harus ditambah

dengan kuadrat dari setengah koefisien x + (½ x 2)2 = 12 = 1

Dengan menambahkan 1 pada kedua ruas, diperoleh :

x2 + 2x + 1 = 15 + 1

<=> (x + 1)2 = 16

<=> x + 1 = ± √16

<=> x + 1 = ± 4

<=> x + 1 = 4 atau x + 1 = -4

<=> x = 4 - 1 atau x = -4 -1

<=> x = 3 atau x = -5

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {3, -5}

Contoh 4

a. Menggunakan rumus kuadrat

Menentukan himpunan penyelesaian persamaan x2 + 4x – 12 = 0

a =1 b = 4 c = -12

penyelesaian

x1,2 = - b ± √b2 – 4ac

2a

<=> x1,2 = - 4 ± √42 – 4 x 1x (-12)

2 x 1

<=> x1,2 = - 4 ± √16 + 48

2

<=> x1,2 = - 4 ± √64

2

Page 80: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

77

<=> x1,2 = - 4 ± 8

2

<=> x1,2 = - 4 + 8 atau x1,2 = - 4 - 8

2 2

<=> x1 = 2 atau x2 = -6

jadi himpunan penyelesaiannya adalah {-6, 2}

Contoh 5 : Bagaimana menetukan persamaan kuadrat yang akar-akarnya 2 dan 5???

Cara 1 : x1 = 2 dan x2 = 5

Maka (x-x1) (x-x2) = 0

<=> (x-2) (x-5) = 0

<=> x2 – 7x + 10 = 0

Jadi persamaan kuadratnya x2 – 7x + 10 = 0

Cara 2 : x1 = 2 dan x2 = 5

Maka x2 – (x1+x2)x + x1.x2 = 0

Dengan (x1 + x2) = 2 + 5 = 7

x1. x2 = 2.5 = 10

Jadi persamaan kuadratnya x2 – 7x + 10 = 0

Contoh 6 : penerapan Persamaan Kuadrat

Luas sebidang tanah berbentuk persegi panjang, yaitu 4.320 m2. Jika

panjang tanah itu 12m lebih panjang daripada lebarnya, berapakah

panjang dan lebar tanah tersebut?

Penyelesaian :

Misalnya panjang tanah x meter dan lebar 4 meter maka

Y = ( x- 12) meter

Luas tanah = x . y

4.320 = x . y

<=> 4.320 = x . (x-12)

<=> x2 – 12x – 4320 = 0

<=> (x- 72) (x + 60) = 0

<=> x - 72 = 0 atau x + 60 = 0

<=> x = 72 atau x = - 60

karena panjang tanah harus positif, nilai yang memenuhi adalah x = 72.

Untuk x = 72 maka y = x – 12 = 72 – 12 = 60

Jadi, panjang tanah adalah 72 meter dan lebar tanah adalah 60 meter.

Page 81: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

78

C.3 Pertidaksamaan Kuadrat

Pertidaksamaan kuadrat adalah pertidaksamaan dengan pangkat tertinggi dari

variabel (peubah) adalah dua. Himpunan penyelesaian (HP) pertidaksamaan

dapat dituliskan dalam bentuk notasi himpunan atau dengan garis bilangan.

Langkah-langkah untuk mencari himpunan penyelesaian pertidaksamaan

kuadrat

adalah sebagai berikut.

Nyatakan pertidaksamaan dalam bentuk persamaan kuadrat (ruas kanan

= 0).

Carilah akar-akar dari persamaan tersebut.

Buatlah garis bilangan yang memuat akar-akar tersebut.

Tentukan tanda (positif atau negatif) pada masing-masing interval

dengan cara

menguji tanda pada masing-masing interval tersebut.

Himpunan penyelesaian diperoleh dari interval yang memenuhi

pertidaksamaan

tersebut.

Contoh 6

Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan berikut ini.

x2 – 2x – 8 > 0

Jawab:

Nyatakan dalam bentuk persamaan.

x2 – 2x – 8 = 0

Carilah akar-akarnya

x2 – 2x – 8 = 0

(x – 4)(x + 2) = 0

x = 4 atau x = -2

Buatlah garis bilangan yang memuat akar-akar tersebut :

Garis bilangan terbagi dalam tiga interval yaitu Interval kiri, tengah dan kanan.

Tentukan tanda pada tiap intervalnya dengan cara mengambil salah satu

bilangan yang terdapat pada masing-masing interval, kemudian ujilah tandanya.

Untuk mempersingkat penentuan tanda pada tiap interval dapat dilakukan

dengan cara sebagai berikut.

Jika koefisien x2 bertanda positif, maka ruas kanan dari interval diberi tanda

positif, bergerak ke kiri (tengah) bertanda negatif dan interval paling kiri

kembali bertanda positif.

-2 4

Page 82: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

79

Sebaliknya jika koefisien x2 bertanda negatif, maka ruas kanan dari interval

diberi tanda negatif, bergerak ke kiri (tengah) bertanda positif dan interval kiri

kembali bertanda negatif.

Jadi, himpunan penyelesaiannya : {x x< -2 atau x > 4}

C.4 Nilai Mutlak

Nilai mutlak suatu bilangan riil x, dinyatakan oleh x didefinisikan sebagai :

x = x jika x ≥ 0

x = -x jika x < 0

Sifat-sifat nilai mutlak :

baba

baba

bb

a

b

a

baab

0,

Ketaksamaan Yang Menyangkut Nilai Mutlak

x < a -a < x < a

x > a x < -a atau x > a

Contoh 7 :

Selesaikan ketaksamaan 3x – 5 ≥ 1

Jawab :

Ketaksamaan ini dapat ditulis secara berurutan sebagai :

3x – 5 ≤ -1 atau 3x – 5 ≥ 1

3x ≤ 4 atau 3x ≥ 6

x ≤ 4/3 atau x ≥ 2

Jadi, himpunan penyelesaiannya : {x x ≤ 4/3 atau x ≥ 2, x R}

D. Ringkasan Materi

Persamaan atau identitas adalah suatu pernyataan yang memuat ungkapan

“samadengan” dan diberi notasi “=” tetapi tidak memuat variabel. persamaan dibagi

menjadi beberapa jenis diantaranya persamaan linier satu variabel, dua variabel dan

persamaan kuadrat.

Pertidaksamaan adalah suatu kalimat matematika yang mengandung satu atau

lebih peubah dan relasi. Pertidaksamaan dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya

pertidaksamaan linier satu peubah dan pertidaksamaan kuadrat. Pertidaksamaan linier

satu peubah adalah pertidaksamaan yang hanya memuat sebuah peubah dan

Page 83: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

80

pangkat dari peubahnya adalah satu.Pertidaksamaan kuadrat adalah pertidaksamaan

dimana pangkat dari x adalah bilangan asli dan pangkat tertingginya adalah 2.

E. Tugas dan Latihan

1. Nyatakan persamaan 2 (x2 + 1) = x (x + 3) ke dalam bentuk umum persamaan

kuadrat !

2. Tentukan himpunan penyelesaian persamaan kuadrat 2x2 – 5x – 3 = 0, jika x є

R!

3. Tentukan persamaan kuadrat jika diketahui akar-akarnya adalah 3 dan 0 !

4. Jumlah dua bilangan cacah adalah 12. jika hasil kali dua bilangan itu 35.

Tentukan kedua bilangan cacah yang dimaksud !

F. Rambu-rambu jawaban

Pemyelesaian

1) 2 (x2 + 1) = x (x + 3)

<=> 2x2 + 2 = x2 + 3x

<=> 2x2 – x2 + 2 = x2 – x2 + 3x (kedua ruas dikurangi x2)

<=> x2 + 2 = 3x

<=> x2 – 3x + 2 = 3x – 3x (kedua ruas dikurangi 3x)

<=> x2 – 3x + 2 = 0

Jadi, a = 1, b = -3, dan c = 2

2) Dua bilangan yang jumlahnya -5

Dan hasil kalinya 2 x (-3) = -6 adalah 1 dan -6 sehingga diperoleh

2x2 – 5x – 3 = 0

<=> (2x + 1) (2x – 6) = 0

<=> 2x + 1 = 0 atau 2x – 6 = 0

<=> x = - 1 atau x = 3

2

Jadi HP = {- 1, 3}

2

3) dengan cara memfaktor

x1 = 3 dan x2 = 0

(x - x1) (x – x2) = 0

(x – 3) (x-0) = 0

x (x – 3) = 0

x2 – 3x = 0

Jadi, persamaan kuadrat yang dimaksud adalah x2 – 3x = 0

Page 84: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

81

4) Misalkan kedua bilangan itu x dan y maka x + y = 12

Dan xy = 35. Oleh karena itu, kita peroleh persamaan berikut :

x (12 – x) = 35 (karena y = 12 – x)

<=> 12x – x2 = 35

<=> x2 – 12 = -35

<=> x2 – 12x 36 = -35 +36

<=> (x – 6)2 = 1

<=> x – 6 = ±1

<=> x - 6 = 1 atau x – 6 = -1

<=> x = 1 = 6 atau x = -1 + 6

<=> x = 7 atau x = 5

jika x = 7 maka y = 12 - 7 = 5

jika x = 5 maka y = 12 – 5 = 7

jadi, kedua bilangan yang dimaksud adalah 5 dan 7

Page 85: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

82

BAB VI

A. TUJUAN

Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat memahami dan

mengidentifikasi konsep relasi dan fungsi.

B. POKOK-POKOK MATERI

1. Pengertian Relasi dan Fungsi

2. Diagram himpunan relasi

3. Merumuskan suatu fungsi

C. URAIAN MATERI

C.1 Pengertian Relasi

Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah pemasangan anggota-angggota

himpunan A dengan anggota-anggota himpunan B.

Relasi dapat dinyatakan dengan 3 cara, yaitu :

1. Diagaram panah

2. Himpunan pasangan berurutan

3. Diagram Cartesius

Contoh :

Via: aku senang permen dan coklat

Andre: aku senang coklat dan es krim

Ita: aku suka es krim

Dari contoh di atas dapat dibuat dua himpunan, yaitu :

Himpunan A adalah himpunan nama orang A = { Via, Andre, Ita }

Himpunan B adalah himpunan makanan kesukaan B = { es krim, coklat,

permen }

Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah "makanan kesukaan" dan dapat

dinyatakan dengan :

RELASI DAN FUNGSI

Page 86: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

83

a. Diagram panah

b. Himpunan pasangan berurutan

{ (Via,permen) , (Via,coklat) , (Andre,coklat) , (Andre,es krim) , (Ita,es krim)}

c. Diagram Cartesius

Latihan

1. Ria, Budi, dan Edy gemar bermain bulu tangkis. Eko dan Andi gemar bermain

bola basket.

Ali gemar bermain bulu tangkis dan bola basket.

a. Jika A adalah himpunan nama anak dan B adalah himpunan permainan, maka:

Tunjukkanlah relasi di atas dengan diagram panah!

b. Nyatakanlah relasi tersebut dengan himpunan pasangan berurutan

2. Perhatikan gambar di bawah ini!

3

5

6

2

4

8

P Q

Tuliskanlah relasi/hubungan dari himpunan P ke himpunan Q!

via

Andre

Ita

permen

coklat

es krim

via andre ita

permen

coklat

es kr im

Page 87: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

84

jeruk

apel

anggur

Ani Ida Bayu

3. Relasi pada diagram cartesius di samping dapat dinyatakan dengan himpunan

pasangan berurutan, yaitu …

Diagram panah dari relasi tersebut adalah …

4. { (3,4), (3,5), (4,4), (5,6), (6,5), (6,6) } adalah himpunan pasangan berurutan dari

suatu relasi.

a. Anggota himpunan pertama adalah …

b. Anggota himpunan kedua adalah …

5.Perhatikan gambar di. bawah ini. Sebutkan nama relasi dari himpunan A ke

himpunan B

C.2 Pengertian Fungsi

Diskusikan dengan teman-teman!

1. Lakukan wawancara sederhana terhadap 5 orang temanmu, kemudian tanyakan

nomor sepatu mereka. Kemudian, jawablah pertanyaan berikut.

a. Jika A himpunan nama teman-temanmu, tulislah anggota A!

b. Jika B himpunan nomor sepatu teman-temanmu, tulislah anggota B !

c. Nyatakan relasi himpunan A ke himpunan B dengan diagram panah, dengan

relasi

nomor sepatu.

d)Adakah anak yang memiliki nomor sepatu lebih dari satu?

Page 88: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

85

2. Lakukan wawancara sederhana terhadap 10 orang temanmu, kemudian tanyakan

bulan kelahiran mereka. Kemudian, jawab pertanyaan berikut,

a)Jika P himpunan nama teman-temanmu, tulislah anggota P!

b)Jika Q himpunan nama-nama bulan kelahiran teman-temanmu, tulislah anggota Q!

c)Nyatakan relasi himpunan P ke Q dengan diagram panah, relasinya bulan kelahiran.

d)Adakah anggota P mempunyai bulan kelahiran lebih dari satu?

e)Adakah anggota P yang tidak mempunyai bulan kelahiran?

f)Apa yang dapat kalian simpulkan dari relasi di atas?

Pada relasi di atas, adakah relasi yang menghubungkan setiap anggota himpunan A

ke himpunar. B di mana setiap anggota A mempunyai pasangan satu di anggota B?

Relasi seperti ini disebut fungsi atau pemetaan. ,

Jadi, suatu fungsi/pemetaan dari himpunan A ke himpunan B adalah :

Suatu relasi khusus, sehingga setiap anggota himpunan A dipasangkan dengan

tepat satu anggota himpunan B.

Contoh fungsi/pemetaan:

Contoh bukan fungsi/pemetaan:

Page 89: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

86

Perhatikan gambar di bawah ini

Himpunan A = { Nia, Tuti, Adi, Iman}, disebut daerah asal atau domain.

Himpunan B = {37, 38, 39, 40}, di sebut daerah kawan atau kodomain.

{37, 38, 39} disebut daerah hasil atau range, yaitu himpunan B yang mempunyai

kawan di himpunan A

Latihan

1. Manakah yang merupakan pemetaan?

2 . P e r h a t i k a n g a m b a r d i a g r a m p a n a h

d i s a m p i n g !

a . R e l a s i ya n g m u n g k i n d a r i

h i m p u n a n P k e h i m p u n a n Q a d a l a h

b . D o m a i n =

c . K o d o m a i n =

d . R a n g e =

Page 90: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

87

3. Diketahui A = { 1,2,3,4} dan B = {5,6,7}. Pemetaan A → B mengawankan

setiap bilangan ganjil dengan bilangan genap dan bilangan genap dengan

bilangan genap. Himpunan pasangan berurutan dari relasi A→ B adalah ….

4. Setiap pasangan himpunan berurutan di bawah ini menunjukkan relasi dari

himpunan P ke himpunan Q. Relasi manakah yang merupakan pemetaan?

a. {(3,4),(5,4),(6,5),(7,6)}

b. {(4,5),(6,3),(4,2),(8,3)}

c. {(a,b),(c,b),(d,b),(a,b)}

d. {(a,4,),(b,4),(c,4),(d,5)}

5. Manakah dari grafik Cartesius berikut yang merupakan pemetaan?

C.3 Merumuskan Suatu Fungsi

Pada gambar di samping tampak bahwa anggota himpunan P dipasangkan dengan

anggota himpunan B

1. Tiga kurangnya dari 4 , ditulis 1 → 4

2. Tiga kurangnya dari 5, ditulis 2 → 5

3 . Tiga kurangnya dari 6, ditulis 3 → 6

4 . Tiga kurangnya dari 7, ditulis 4 → 7

Jika relasi di atas adalah f, maka :

f : 1 →1 + 3

f : 2 → 2 + 3

f : 3 → 3 + 3

f : 4 →4 + 3

Dalam bentuk notasi fungsi menjadi : f : x → x + 3

Dan rumus fungsinya adalah f(x) = x + 3

Page 91: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

88

C o n t o h :

Fungsi f memetakan setiap x anggota daerah asal ke 2 x + 1 dari daerah kawan.

a . Tulislah notasi fungsi

b . Tulislah rumus f

c . Tentukan nilai f(2)

Jawab :

a. Notasi fungsi f adalah f : x → 2 x + 1

b. Rumus fungsi f adalah f ( x ) = 2 x + 1

c. Rumus fungsi f ( x ) = 2 x + 1

f ( 2 ) = ( 2 x 2 ) + 1

f ( 2 ) = 4 + 1

f ( 2 ) = 5

D. RINGKASAN MATERI

Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah hubungan yang memasangkan

anggota-anggota himpunan A dengan anggota-anggota himpunan B. fungsi

(pemetaan) dari himpunan A ke himpunan B adalah relasi khusus yang memasangkan

setiap anggota A dengan tepat satu anggota B.Relasi dan fungsi dapat dinyatakan

dengan tiga cara, yaitu: diagram panah, diagram Cartesius, dan himpunan pasangan

berurutan. Jika x anggota A (domain) dan y anggota B (kodomain) maka fungsi

fbyang memetakkan x ke y dinotasikan dengan f : x →y, dibaca fungsi f memetakan

x ke y atau x dipetakan ke y oleh fungsi f.Jika banyaknya anggota himpunan A adalah

n(A) = a dan banyaknya anggota himpunan B adalah n(B) = b maka:

1. Banyaknya pemetaan yang mungkin dari A ke B adalah ba.

2. Banyaknya pemetaan yang mungkin dari B ke A adalah ab .

Jika nilai variabel suatu fungsi berubah maka akan menyebabkan perubahan

pada nilai fungsinya.Dua himpunan A dan B dikatakan berkorespondensi satu-satu

jika semua anggota A dan B dapat dipasangkan sedemikian sehingga setiap anggota

A berpasangan dengan tepat satu anggota B dan setiap anggota B berpasangan

dengan tepat satu anggota A.

E. Tugas dan Latihan

Fungsi f : x → 2x+ 1, jika x E { 1,2,3,4},

tentukanlah:

d. rumus fungsi

e. range

f. jika f(a) = 15, tentukan nilai a

Page 92: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

89

F. Rambu-rambu jawaban

Jawab:

a . Rumus fungsi adalah f (x) = 2x + 1

b . f(1)=2.1+1=2+1=3

f2)=2.2+1=4+1=5

f3)=2.3+1=6+1=7

f(4)=2.4+1=8+1=9

maka range fungsi = {3,5,7,9}

c . Bila f(a) = 15, maka

f(x) = 2x + 1

f(a)=2a+1

15=2a+1

2a=15-1

2a=14

a = 7 maka nilai a = 7

Page 93: MODUL KONSEP DASAR MATEMATIKA SD - UNDWI

90

DAFTAR PUSTAKA

Bryant, V. (1993). Aspectcs of Combinatorics: A Wide Ranging introduction.

Cambridge: Cambridge University Press.

Cabrera, G.A. (1992). A Framework for Evaluating the Teaching of Critical

Thinking. Education 113 (1) 59-63.

Copi, I.M. (1972). Introduction to Logic. New York: Macmillan.

Durbin, J.R. (1979). Modern Algebra. New York: John Wiley & Sons.

Gerhard, M. (1971). Effective Teaching Strategies With the Behavioral Outcomes

Approach. New York: Parker Publishing Company, Inc.

Jhon, Bird. 2002. Matematika Dasar. Jakarta: Erlangga

Lipschutz, S. (1981). Set Theory and Related Topics. Schaum Outline Series.

Singapore: McGraw Hill International Book Company.

Maulana. 2008. Dasar-dasar Keilmuan Matematika. Subang: Rayyon Press

Naga, D.S. (1980). Berhitung, Sejarah, dan Pengembangannya. Jakarta: PT.

Gramedia.

Ngurah Java, I Gusti,. 2015. Pendidikan Matematika I. Singaraja: Undiksha

Purcell, E.J. dan Varberg, D. (1996). Kalkulus dan Geometri Analitis. Jakarta:

Erlangga.