Modul F Uji Tak Rusak : Ultrasonic Test dan Coating Thickness Measurement Test

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Modul F Uji Tak Rusak : Ultrasonic Test dan Coating Thickness Measurement Test

    1/15

      Laporan Akhir Praktikum

    Laboratorium Teknik Material 3

    Modul F Uji Tak Rusak : Ul trasonic Thi ckness dan Coati ng Thi ckness

    Measurement Test

    Oleh :

     Nama : Surya Eko Sulistiawan

     NIM : 13713054

    Kelompok : 3

    Anggota (NIM) : Adam Dwiputra Tanjung (13713039)

    Waras Septiana (13713048)

    Muhammad Adib H. (13713052)

    Irza Aulia Zaim (13712006)

    Tanggal Praktikum : 13 April 2016

    Tanggal Penyerahan Laporan : 18 April 2016

     Nama Asisten (NIM) : Annisa Dila Frida (13712001)

    Laboratorium Metalurgi dan Teknik Material

    Program Studi Teknik Material

    Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara

    Institut Teknologi Bandung

    2016

  • 8/18/2019 Modul F Uji Tak Rusak : Ultrasonic Test dan Coating Thickness Measurement Test

    2/15

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Sebelum diproduksi massal, produk-produk material hasil pengecoran,

     pengelasan, pelapisan dan lainnya perlu diinspeksi terlebih dahulu untuk

    mengetahui sifat-sifat mekanik maupun kandungan impuritinya. Proses inspeksi

    material secara umum terdiri dari pengujian merusak dan pengujian tak merusak.

    Pengujian merusak ditandai dengan specimen yang tidak bisa dipakai lagi

    ketika selesai pengujian sedangkan pada pengujian tak merusak specimen masih

    dapat dipakai tanpa menimbulkan kerusakan yang berarti pada struktur material

    tersebut. Salah satu aplikasi pengujian tak merusak yaitu untuk mengukur

    ketebalan specimen dan ketebalan lapisan coating .

    1.2 Tujuan Praktikum

    1.  Menentukan ketebalan specimen  steel , 316L dan aluminium dengan

    menggunakan UT dan jangka sorong

    2.  Menentukan ketebalan coating   specimen dengan menggunakan UT dan

    mikroskop optik

  • 8/18/2019 Modul F Uji Tak Rusak : Ultrasonic Test dan Coating Thickness Measurement Test

    3/15

    BAB II

    DASAR TEORI

    Pengujian merusak merupakan pengujian pada material yang bersifat merusak dan

    specimen uji tidak dapat digunakan lagi. Sedangkan pengujian tak merusak ialah

     pengujian pada material yang bersifta tidak merusak sehingga specimen uji masih

    dapat digunakan lagi.

     NDT (Non Destructive Test) merupakan teknik pengujian yang menggunakan

     prinsip tidak merusak spesimen uji dan berfungsi untuk mengetahui cacat, ketebalan

    dan sifat yang berada dalam suatu material. Salah satu jenis NDT adalah Ultrasonic

    Test.

    Berikut merupakan jenis  –  jenis metode NDT :

    a.  Magnetic Particle Test

    adalah metode pengujian NDT untuk

    mendeteksi permukaan dan sub-

     permukaan yang tidak kontinu dalam

     bahan besi. 

     b. 

    Dye Penetrant

    metode ini tergolong ekonomis, serbaguna dan tidak

    membutuhkan skill tertentu dibandingkan metode

     NDT lainnya.

    c.  Eddy Current

    Metode ini menggunakan prinsip "elektromagnetisme" sebagai dasar untukmelakukan pemeriksaan. Eddy Current diciptakan melalui proses yang disebut

    induksi elektromagnetik.

    d.  Radiography Testing

    Gambar 2.1 Prinsip Magnetic Particle Test

    Gambar 2.2 Dye Penetrant

  • 8/18/2019 Modul F Uji Tak Rusak : Ultrasonic Test dan Coating Thickness Measurement Test

    4/15

     prinsip dasarnya yaitu radiasi sinar X atau sinar gamma dan menembus

    melalui benda padat dan ke sebuah film fotografi.

    Gelombang ultrasonic merupakan gelombang mekanik seperti halnya gelombang

    suara dimana frekuensinya lebih besar dari 20 kHz. Gelombang tersebut dapat

    dihasilkan dari sebuah probe (material yang tersusun dari kristal bersifat

     piezoelectric) yang bekerja berdasarkan perubahan energi listrik menjadi energi

    mekanik. Selama perambatannya di material, gelombang US dipengaruhi oleh sifat-

    sifat material yang dilaluinya seperti massa jenis, homogenitas, besar butiran,

    kekerasan dan lainnya.

    Gelombang ultrasonik sifatnya dapat dipantulkan dan dibiaskan oleh permukaan

     batas antara 2 medium atau material yang berbeda. Pembiasan terjadi karena

     perbedaan cepat rambat gelombang.

    Gelombang ultrasonik (US) merupakan gelombang mekanik yang memiliki

    frekuensi lebih dari 20 kHz. Ada empat jenis gelombang mekanik, yaitu:

    1.  Gelombang longitudinal

    Pada gelombang longitudinal, arah osilasi atau pergerakan partikel searah

    dengan arah perambatan gelombang. Gelombang ini dapat merambat di medium

     padat, cair dan gas.

    2.  Gelombang transversal

    Gambar 2.3 Gelombang Longitudinal

    Gambar 2.4 Gelombang Transversal

  • 8/18/2019 Modul F Uji Tak Rusak : Ultrasonic Test dan Coating Thickness Measurement Test

    5/15

     

    Partikel berosilasi dalam arah tegak lurus terhadap arah perambatan

    gelombang. Gelombang ini hanya dapat merambat pada medium padat.

    Kecepatan rambat gelombang transversal lebih rendah daripada gelombang

    longitudinal.

    3.  Gelombang Rayleigh

    Gelombang Rayleigh merambat di permukaan material padat yang relatif

    tebal, dengan penetrasi berjarak 1 panjang gelombang. Gelombang ini

    merupakan kombinasi gelombang longitudinal dan transversal sehingga

    menghasilkan gerakan partikel yang elips. Gelombang Rayleigh dihasilkan

    ketika gelombang longitudinal menembus permukaan pada sudut sedikit lebih

     besar daripada sudut kritis.

    4.  Gelombang Lamb

    Gelombang Lamb mirip dengan gelombang Rayleigh, tetapi hanya bisa

    merambat di material yang relatif tipis.

    Adanya permukaan yang keberadaanya tidak tegak lurus terhadap arah rambatan

    gelombang lebih sulit untuk diperiksa. Oleh karena itu terdapat suatu  probe  yang

    dapat mengeluarkan gelombang yang arah rambatnya membuat sudut tertentu

    terhadap permukaan yang diperiksa. Jenis-jenis  probe adalah:

    1.  Direct probe

    2.  Angle probe

    Gambar 2.5 Gelombang Rayleigh

    Gambar 2.6 Gelombang Lamb

  • 8/18/2019 Modul F Uji Tak Rusak : Ultrasonic Test dan Coating Thickness Measurement Test

    6/15

    3.  Straight beam transducer

    Untuk memeriksa tebal dan keberadaan cacat maka digunakan tiga buah metode,

    yaitu:

    1.  Teknik Resonansi

    ketebalan material diukur dengan pengukuran panjang gelombang yang akan

    menghasilkan resonansi maksimal. Bila terdapat cacat maka akan terjadi

     perubahan resonansi.

    2.  Teknik Transmisi

     bila pada material terdapat cacat maka akan ada penurunan intensitasgelombang ultrasonic yang diterima oleh probe penerima.

    3.  Teknik Gema atau Pulsa-gema (pulse-echo)

    Pada teknik ini gelombang yang merambat pada benda uji akan memantul

    karena menyentuh bagian tepi benda uji atau cacat pada material. Gelombang

    yang memantul akan diterima oleh probe. Maka didapatkan waktu selama

    gelombang merambat. Dengan tambahan data berupa cepat rambat gelombang

     pada material maka ketebalan atau lokasi (kedalaman) cacat dapat diketahui.

  • 8/18/2019 Modul F Uji Tak Rusak : Ultrasonic Test dan Coating Thickness Measurement Test

    7/15

    BAB III

    DATA PENGAMATAN

    4.1 Data Pengamatan US  Thickness Measurement Test

    Alat US : Deflekso Blok Kalibrasi :

    Probe normal Tunggal : 10.5 mm Tipe : Positector UTG

      Mode Gema : Pulse-Echo Frekuensi : 5 MHz

    Couplant : Propylene-Glycol

    4.2 Data Pengamatan US  Coating Thickness Measurement Test  

    Alat US : Deflekso CTRS : Hitam 255 mikron

    Probe Normal Tunggal : 16 mm Tipe : Prolektor 6000

    Mode Gema : Pulse-Echo Frekuensi : 5 MHz

      Couplant : -

  • 8/18/2019 Modul F Uji Tak Rusak : Ultrasonic Test dan Coating Thickness Measurement Test

    8/15

     

  • 8/18/2019 Modul F Uji Tak Rusak : Ultrasonic Test dan Coating Thickness Measurement Test

    9/15

    BAB IV

    ANALISIS DATA

    Praktikum modul Uji Tak Rusak ini bertujuan untuk menentukan ketebalan

     pelat  steel,316L dan aluminium dengan menggunakan bantuan jangka sorong dan

    Ultrasonic Test  serta menentukan ketebalan lapisan coating  specimen dengan bantuan

    Ultrasonic Test   dan mikroskop optic. Data yang diperoleh berupa data kalibrasi,

    ketebalan specimen dari hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dan

    ultrasonic test   serta ketebalan lapisan coating   dari hasil pengukuran menggunakan

    Ultrasonic Test dan mikroskop optic. Dari data-data tersebut, ketebalan specimen

    maupun coating  dapat dibandingkan dengan parameter dua metode yang berbeda.

    Sebelum melakukan pengujian, alat ultrasonic dikalibrasi dengan bantuan blok

    kalibrasi. Selisih tebal kalibrasi antara metode manual dengan US sebesar 0.102 mm.

    Karena selisih tebal kalibrasi yang cukup kecil maka alat US dapat digunakan.

    Preparasi lainnya yaitu mengoleskan kuplan ke permukaan specimen yang akan diuji.

    Tujuan dioleskannya kuplan yaitu menghindari gelombang US terefleksi dan

    terscattering sehingga memperbesar transmisi gelombang US ke specimen.

    Pengujian US ini menggunakan satu probe yang terdiri dari dua transducer,

    yaitu transmitter dan receiver. Fungsi transmitter yaitu memancarkan gelombang US

    ke specimen sedangkan fungsi receiver yaitu menangkap gelombang tersebut.

    Hasil pengukuran ketebalan specimen  steel , 316L dan aluminium

    menunjukkan bahwa ketebalan specimen steel dan 316L yang diukur dengan

    menggunakan jangka sorong lebih besar daripada ketebalan specimen yang diukur

    dengan UT pada semua lima titik yang diuji. Sedangkan untuk specimen aluminium,

    meskipun nilai rata-rata ketebalan yang diukur dengan UT lebih besar daripada

     jangka sorong dan pada lima titik yang diuji trend nya berubah-ubah namun selisih

     pada masing-masing lima t itik tersebut cukup kecil, yakni dibawah 0.1 mm sehingga

    ketebalan aluminium yang diperoleh dari kedua metode tersebut cukup akurat.

    Surya Eko 13713054

  • 8/18/2019 Modul F Uji Tak Rusak : Ultrasonic Test dan Coating Thickness Measurement Test

    10/15

    Adanya perbedaan ketebalan specimen terutama pada steel dan 316L

    disebabkan oleh preparasi dan proses selama pengujian baik dengan metode UT

    maupun dengan jangka sorong yang kurang teliti serta kemungkinan adanya

    microcrack .

    Ketika menggunakan metode UT, kerataan kuplan dan permukaan spesimen,

    minim getaran dan minim crack sangat diperlukan untuk menjamin hasil yang lebih

    akurat. Kuplan yang tidak rata menyebabkan gelombang yang ditransmisikan tidak

    seragam sehingga menginisiasi terjadinya atenuasi, yaitu melemahnya sinyal akibat

     jarak yang semakin jauh yang ditempuh sinyal tersebut. Adanya getaran dari luar bisa

    mengakibatkan probe bergetar dan berpindah lokasi sehingga intensitas gelombang

    yang ditangkap oleh receiver kurang akurat. Adanya microcrack   juga dapat

    mengurangi ketelitian karena waku yang ditempuh oleh US lebih singkat dan tidak

    mencapai sisi lain permukaan specimen. Sedangkan ketika menggunakan jangka

    sorong, kerataan permukaan specimen dan pengukuran yang sejajar dengan

     permukaan specimen (tidak miring) diperlukan untuk menjamin hasil yang lebih

    akurat. Pada praktikum ini, praktikan kurang memerhatikan kerataan kuplan dan

    adanya getaran serta ada specimen yang permukaanya tidak rata sehingga hasil yang

    diperoleh kurang teliti.

    Hasil pengukuran ketebalan coating   pada specimen abu-abu dan hitam

    menunjukkan bahwa secara umum ketebalan coating  specimen abu-abu yang diukur

    dengan menggunakan UT lebih besar daripada ketebalan specimen yang diukur

    dengan mikroskop optik sedangkan ketebalan coating   specimen hitam yang diukur

    dengan menggunakan UT lebih kecil daripada ketebalan specimen yang diukur

    dengan mikroskop optic.

    Adanya perbedaan ketebalan coating  ini disebabkan oleh beberapa hal, seperti

    ketebalan coating   yang tidak rata, adanya cacat dan getaran serta kekurangtelitian

     praktikan dalam pengambilan data. Ketebalan coating yang tidak rata bisa disebabkan

  • 8/18/2019 Modul F Uji Tak Rusak : Ultrasonic Test dan Coating Thickness Measurement Test

    11/15

    oleh proses pelapisan yang kurang baik maupun akibat adanya goresan dan aus

    selama penggunaan. Ketebalan coating yang tidak seragam menimbulkan kesulitan

    ketika membandingkan hasil pengukuran dengan dua metode yang berbeda.

    Kekurangtelitian praktikan pada percobaan ini antara lain penggunaan probe yang

    kurang baik dan masih kurang tahu gambar lapisan coating  dalam mikroskop optic.

  • 8/18/2019 Modul F Uji Tak Rusak : Ultrasonic Test dan Coating Thickness Measurement Test

    12/15

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    1.  Ketebalan specimen steel, 316L dan aluminium dengan menggunakan bantuan

    UT yaitu sebesar 4.432 mm, 11.9 mm dan 38.18 mm sedangkan ketebalan

    specimen dengan menggunakan bantuan jangka sorong sebesar 4.62 mm,

    12.21 mm dan 38.142 mm.

    2.  Ketebalan lapisan coating   pada specimen abu-abu dan hitam dengan

    menggunakan bantuan UT yaitu sebesar 188.8 mm dan 231.6 mm sedangkanketebalan coating   specimen dengan menggunakan bantuan mikroskop optic

    sebesar 80.514 mm dan 256.356 mm.

    5.2 Saran

    Spesimen yang digunakan untuk megukur ketebalan perlu dilihat di bawah

    mikroskop optik untuk mengetahui kehomogenan ketebalannya.

  • 8/18/2019 Modul F Uji Tak Rusak : Ultrasonic Test dan Coating Thickness Measurement Test

    13/15

    DAFTAR PUSTAKA

    1.  R, Suratman, Catatan Kuliah “MT5009-Pengujian Tidak Merusak” Teknik

    Material, Institut Teknologi Bandung, 2011

    2.  Modul Training, “NDT Level 1 (UT-MT-PT)”, B4T-TC Kementrian

    Perindustrian RI, 2014

    3.  Callister, W.D., “ Materials Science and Engineering: An Introduction”, 2000,

     New York: John Wiley and Sons.

    LAMPIRAN

    Tugas Setelah Praktikum

    1.  Berapakah kecepatan rambat gelombang US longitudinal dan transversal pada

    material baja, aluminium, tembaga, dan plastik (secara umum)?

    2.  Jika permukaan suatu BU tidak rata atau bergelombang, dapatkah metoda US

    mengukur ketebalan suatu material dengan teliti? Jelaskan!

    3.  Sebutkan jenis-jenis dari kuplan! Apakah fungsi dari kuplan pada pemeriksaan

    ketebalan suatu material dengan metoda UT?

    4. 

    Sebutkan keunggulan dan kelemahan alat UT dalam hal pengukuran ketebalan

    coating suatu material!

    5.  Dapatkah metoda UT ini digunakan untuk memeriksa pada komponen-komponen

    yang bekerja pada temperatur tinggi? Jelaskan!

    6. 

    Studi kasus: Terkait pengukuran ketebalan pipa, jika suatu pipa berdiameter luar

    20 in. (500 mm) atau kurang dari 20 in. (500 mm), dapatkah kalibrasi yang

    dilakukan cukup dengan SRB pada sisi yang datar atau flat saja? Jelaskan!

    Jawab :

    1.  Baja = 5890 m/s (longitudinal), 3230 m/s (transversal), Aluminium = 6320 m/s

    (longitudinal), 3130 m/s (transversal), Tembaga = 4660 m/s (longitudinal), 2330

    m/s (transversal), Plastik = 2080 m/s (longitudinal), tidak diketahui (transversal)

  • 8/18/2019 Modul F Uji Tak Rusak : Ultrasonic Test dan Coating Thickness Measurement Test

    14/15

    2.  Tidak, karena jika gelombang ultrasonik memasuki bidang dengan sudut berbeda

    dari garis normal, maka jarak yang ditempuh gelombang tersebut akan lebih jauh.

    3.  Jenis-jenis kuplan: Air, oli, solid lubricant (gemuk). Fungsi kuplan: menghindari

    gelombang US terefleksi dan terscattering sehingga memperbesar transmisi

    gelombang US ke specimen

    4.  Keunggulan : penetrasi ketebalan paling tinggi disbanding metode lain, pengujian

    cepat, preparasi sampel mudah, portable dan otomatis.

    Kelemahan : membutuhkan kuplan, sulit untuk specimen yang tipis dan kecil,

     perlu standar kalibrasi

    5. 

    Tidak, karena pada temperatur tinggi terjadi grain growth yang menyebabkan

    ukuran butir membesar. Ukuran butir yang besar menghasilkan transmisi

    gelombang US sangat lemah dan tingkat kebisingan yang tinggi sehingga hasilnya

    kurang akurat.

    6.  Untuk pengukuran ketebalan pipa, kalibrasi pada bagian yang melengkung,

    ditunjukan oleh huruf A karena intensitas gelombang ultrasonic yang dipantulkan

    akan terpengaruh.

    Tugas Tambahan

    1.  Jelaskan mengenai b scan dan c scan

    2.  Jelaskan mengenai jenis-jenis probe

    Jawab :

    1.  B-scan merupakan penyajian data UT berupa profil penampang specimen. Sumbu

    Y berupa waktu tempuh energy gelombang dan sumbu X merupakan posisi linear

    transducer. Di b-scan, kedalaman reflector dan dimensi linearnya dapat dicari.

  • 8/18/2019 Modul F Uji Tak Rusak : Ultrasonic Test dan Coating Thickness Measurement Test

    15/15

    C-scan merupakan penyajian data UT berupa lokasi dan ukuran specimen. C scan

    dihasilkan dari system akuisisi data otomatis dan menghasilkan gambar yang

    mengandung refleksi dan scattering suara pada permukaan benda uji. 

    2.  Probe kontak langsung :

    Probe single : jenis probe yang transmitter ( penghasil gelombang) dan receiver

    (penerima gelombang) menjadi satu.

    Probe double : jenis probe yang transmitter (penghasil gelombang) dan receiver

    (penerima gelombang) terpisah.

    Probe imersi : probe yang diletakkan di permukaan air atau dengan kata lain

     probe ini jaraknya jauh terhadap benda kerja.

    Jenis probe yang lain :

    Angle beam probe : gelombang suara berjalan dengan waktu tempuh dan path

    yang panjang namun intensitas awal tidak terlihat di grafik.