304
MODUL AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DAN SKPD KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KURSUS KEUANGAN DAERAH KHUSUS PENATAUSAHAAN/A KUNTANSI K EUANGAN DAERAH (KKDK) TAHUN ANGGARAN 2014

Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 1/304

MODUL

AKUNTANSI KEUANGAN

PEMERINTAH DAERAH DAN SKPD

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

DIREKORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

KURSUS KEUANGAN DAERAH KHUSUS

PENATAUSAHAAN/AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

(KKDK)

TAHUN ANGGARAN 2014

Page 2: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 2/304

Handbook of Local Government Financial Accounting i

Tim Penyusun Modul

Andy P. Hamzah Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

Arief Surya Irawan Universitas Gadjah Mada

Eko Wisnu Universitas Indonesia

Dra. Husna Roza Universitas Andalas

Lilik Purwanti Universitas Brawijaya

Rahmawati Universitas HasanuDdin

Lintje Kalangi Universitas Sam Ratulangi

Didin Solahudin DJPK, Kementerian Keuangan RI

Agus Solihin DJPK, Kementerian Keuangan RI

Dian Yulia Sari DJPK, Kementerian Keuangan RI

Page 3: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 3/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah ii

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Sang Pencipta atas perkenanNya, Modul

Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah ini akhirnya dapat diselesaikan dengan baik

oleh tim penyusun.

Modul ini merupakan salah satu bagian dari rangkaian paket materi

pembelajaran yang akan digunakan dalam Kursus Keuangan Daerah (KKD) Khusus

Penatausahaan/Akuntansi Keuangan Daerah tahun 2014 bagi pejabat/staf di lingkungan

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah

(SKPKD), yang penyelenggaraannya merupakan hasil kerjasama antara 7 Center dan

Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

Modul dalam paket tersebut dikelompokkan menjadi tiga bagian besar; bagian pertama

berisi materi-materi tinjauan pengelolaan keuangan daerah untuk menjelaskan

lingkungan akuntansi pemerintah daerah, bagian kedua berisi materi-materi sistem dan

prosedur penatausahaan dan akuntansi keuangan daerah, dan bagian ketiga berisi

materi akuntansi keuangan pemerintah daerah.

Kami berharap, Modul yang telah disusun dengan mempertimbangkan aspek

kemudahan untuk dipahami ini, menjadi materi yang bermanfaat bagi peserta Kursus

Keuangan Daerah, terutama dalam meningkatkan kualitas transparansi dan

akuntabilitas keuangan publik. Semoga keseluruhan proses pembelajaran keuangan

daerah ini menjadi proses yang berkelanjutan untuk mencapai kondisi yang lebih baik.

Akhirnya, kepada para penulis dan editor Modul ini, kami ucapkan terima kasih

tak terhingga dan semoga karya ini akan menjadi bagian amal saudara sekalian. Tak ada

gading yang tak retak, tak ada karya yang sempurna, kecuali karya dari Yang Maha

Berkarya. Kritik dan saran yang membangun dari peserta kursus, sesama pengajar dan

seluruh pembaca Modul sangat kami harapkan demi peningkatan kualitas Modul. Setiap

karya haruslah dipandang sebagai produk dinamis yang selalu punya peluang untuk

ditingkatkan mutunya. Wallahu’alam bissawab.

Direktur PKD,

Adriansyah

NIP 195606071984031001

Page 4: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 4/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah iii

Daftar Singkatan

Istilah

(Singkatan)Penjelasan

LO Laporan Operasional

LRA Laporan Realisasi Anggaran

LPE Laporan Perubahan Ekuitas

LPSAL Laporan Perubahan Sisa Anggaran Lebih

SAP Standar Akuntansi Pemerintahan

SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah

SKPKD Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah

PPKD Pejabat Penatausahaan Keuangan Daerah

BUD Bendahara Umum Daerah

 ALK  Analisis Laporan Keuangan

Page 5: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 5/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah iv

Daftar Tabel

TABEL 1 PERKEMBANGAN PEMBERIAN OPINI BPK 2006 – 2012……………………………………40

TABEL 2 CONTOH BENTUK AKUN 4 (EMPAT) KOLOM……………………………………………………45

TABEL 3 PERBANDINGAN LAK BERBASIS CTA DENGAN LAK BERBASIS AKRUAL……………158

TABEL 4 FORMAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN……………………………………………163

TABEL 5 PERKEMBANGAN PEMBERIAN OPINI BPK………………………………………………………202

Page 6: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 6/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah v

Daftar Gambar

GAMBAR 1 KETERKAITAN ANTAR LAPORAN KEUANGAN………………………………………………39

GAMBAR 2 ALUR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN……………………………………………….54

GAMBAR 3 METODLOGI PEMERIKSAAN ATAS LPKD……………………………………………………192

Page 7: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 7/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah vi

Daftar Lampiran

LAMPIRAN 1  BAGAN ALIR AKUNTANSI DAN PERTANGGUNGJAWABAN .......................................................... 289 

LAMPIRAN 2  BAGAN ALIR AKUNTANSI SKPD (1) ..................................................................................... 290 

LAMPIRAN 3  BAGAN ALIR AKUNTANSI SKPD (2) ..................................................................................... 291 

LAMPIRAN 4  BAGAN ALIR LAPORAN KEUANGAN SKPD (1) .............................. ......................................... 292 

LAMPIRAN 5  BAGAN ALIR LAPORAN KEUANGAN SKPD (2) .............................. ......................................... 293 

LAMPIRAN 6  BAGAN ALIR AKUNTANSI SKPKD (PPKD) (1) ....................................................................... 294 

LAMPIRAN 7  BAGAN ALIR AKUNTANSI SKPKD (PPKD) (2) ....................................................................... 295 LAMPIRAN 8  BAGAN ALIR LAPORAN KEUANGAN PEMDA (2) ...................................................................... 296 

LAMPIRAN 9  BAGAN ALIR LAPORAN KEUANGAN PEMDA (2) ...................................................................... 297 

LAMPIRAN 10  BAGAN ALIR PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD (1) ............................................ 298 

LAMPIRAN 11  BAGAN ALIR PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD (2) ............................................ 299 

LAMPIRAN 12  BAGAN ALIR PEMBAHASAN LAPORAN KEUANGAN PEMDA (1) ................................................ 300 

LAMPIRAN 13  BAGAN ALIR PEMBAHASAN LAPORAN KEUANGAN PEMDA (2) ................................................ 301 

LAMPIRAN 14  ARTIKEL PENYIMPANGAN LAPORAN KEUANGAN PEMDA ........................................................ 302 

Page 8: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 8/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah vii

PENDAHULUAN

a.  Abstraksi:

Modul Akuntansi Keuangan Pemda dan SKPD ini dapat dikatakan memiliki

empat bagian besar dan sifatnya adalah sekuensial, artinya topik-topik yang

disampaikan disini diuraikan berdasarkan urutan materi yang harus dikuasai oleh

peserta untuk dapat mencapai kompetensi dasar mampu menyusun laporan

keuangan pemerintah daerah.

Empat bagian besar dari isi Modul ini meliputi pengantar akuntansi

pemerintahan, siklus akuntansi pemerintah daerah, prinsip-prinsip akuntansi

keuangan daerah, dan proses penyusunan laporan keuangan daerah. Dalam materi

konsep dasar akuntansi keuangan daerah ditekankan pada pemahaman persamaan

dasar akuntansi pemerintah daerah dan aturan debit-kredit serta analisis transaksi

dan pencatatan transaksi. Hal ini sangat penting dan memberikan landasan

pemahaman untuk dapat memahami materi selanjutnya.

Setelah memahami pengantar akuntansi pemerintahan dan siklus akuntansi,

materi berikutnya adalah peseta dikenalkan dengan prinsip dasar/kebijakan

akuntansi keuangan daerah yang meliputi item-item pos laporan keuangan

pemerintah daerah. Pengenalan prinsip/kebijakan akuntansi keuangan daerah

diuraikan dalam 5 aspek/atribut yaitu definisi, pengakuan, pengukuran, pencatatan,penyajian dan pengungkapan.

Setelah pemahaman atas pengantar akuntansi pemerintahan dan siklus

akuntansi dan prinsip/kebijakan akuntansi pemerintah daerah, kemudian

dilanjutkan dengan proses penyusunan laporan keuangan daerah (SKPD, PPKD dan

Konsolidasi), meliputi langkah analisis dan pencatatan transaksi, pencatatan

penyesuaian akhir tahun , posting ke buku besar, penyusunan neraca saldo setelah

penyesuaian, dan berakhir dengan penyusunan laporan keuangan. Yang perlu

diingat dan disampaikan kepada peserta adalah bahwa teknik untuk mencatat

transaksi menggunakan teknik double entry sesuai Permendagri 64 tahun 2013

tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis Akrual pada

Pemerintah Daerah.

Selain berisi materi, Modul ini juga dilengkapi dengan lembar kerja peserta

(LKP) per topik yang harus diisi oleh setiap peserta guna memperoleh sekaligus

mengecek/membuktikan bahwa pemahaman atas materi di setiap topik telah

diperoleh.

Dengan pola penyajian materi dengan disertai lembar kerja peserta tersebut

diharapkan peserta dapat mempraktekkan secara komprehensif proses penyusunan

laporan keuangan pemerintah daerah.

Page 9: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 9/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah viii

b.  Tujuan pelatihan

Setelah mempelajari Modul ini peserta pelatihan diharapkan mampu menyusun

laporan keuangan pemerintah daerah meliputi laporan keuangan SKPD, laporan

keuangan PPKD dan laporan keuangan konsolidasian (laporan keuangan

pemerintah daerah).

c.  Peserta pelatihan 

Persyaratan peserta untuk mengikuti pelatihan Modul akuntansi keuangan daerah

ini:

1.  Pegawai/calon pegawai Pemerintah daerah yang menangani akuntansi

keuangan daerah atau akan diproyeksikan menangani akuntansi keuangandaerah.

2.  Latar belakang pendidikan SMA/D3/S1 semua jurusan

d.  Materi Pelatihan 

Topik-topik yang disajikan dalam Modul ini yaitu:

Topik I : Pengantar Akuntansi Pemerintahan

Topik II : Siklus Akuntansi Keuangan Daerah

Topik III : Akuntansi Keuangan Daerah

Topik IV : Penyusunan Laporan Keuangan SKPD

Topik V : Penyusunan Laporan Keuangan PPKD

Topik VI : Penyusunan Laporan Keuangan Daerah (Konsolidasian)

Topik VII : Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Topik VIII : Reviu dan Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

e.  Metode Pelatihan 

Metode dan pendekatan pembelajaran yang diterapkan dalam mencapai

kompetensi dasar materi ini adalah metode partisipatif dengan pendekatan

pembelajaran andragogi (pembelajaran orang dewasa) dimana pola penyampaian

materi dilandaskan pada golden rule yaitu 10-60-40 dimana 10% (pengantarpelatihan/introduction), 60% (praktek/aktifitas) dan 30% (integrasi antara teori

dan praktek). Dalam proses pembelajaran, dijelaskan mengenai materi dan proses

penyusunan laporan keuangan dengan mempraktekkannya/mengerjakannya dalam

lembar kerja peserta di bagian akhir Modul ini bersama pengajar. Prinsip yang

harus dipegang adalah bahwa semua mengerjakan sama-sama baik tiap-tiap

peserta maupun pengajar, dan dicocokkan dan ketemu hasil yang sama. Sehingga

dengan demikian setiap peserta mampu menunjukkan/memberikan bukti

pemahaman setiap topik materi yang sudah dipelajari.

Page 10: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 10/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah ix

f.  Perlengkapan dan Fasilitas Pelatihan 

Perlengkapan/Media Pembelajaran yang harus disiapkan untuk menyukseskan

proses pembelajaran materi ini yaitu:

1.  LCD Proyektor

2.  Kabel Roll (dengan jumlah colokan sebanyak jumlah peserta)

3.  Laptop setiap Peserta

4.  Whiteboard

5.  Spidol

6.  Penghapus

7.  Lakban Kertas (untuk Pengenal Peserta)

8.  Kalkulator untuk setiap peserta

g.  Evaluasi Pelatihan 

Evaluasi yang dilakukan meliputi 3 hal yaitu:

1.  Evaluasi terhadap peserta meliputi:

  Kehadiran:

o  Minimum kehadiran peserta untuk dapat mengikuti ujian adalah

80% dari total hari pelatihan.

  Partisipasi di kelas

o  Fasilitator memberikan penilaian atas keaktifan peserta dalam

presentasi, diskusi dan mengerjakan soal.

  Ujian

o  Dilakukan dengan memberikan soal ujian proses penyusunan

laporan keuangan SKPD di akhir pertemuan.

o  Nilai akhir meliputi nilai ujian, nilai partisipasi dan nilai kehadiran

dengan bobot masing-masing 60%, 30% dan 10%.

o  Peserta yang dinyatakan tidak lulus akan diberikan sertifikat telah

mengikuti pelatihan.

2.  Evaluasi terhadap fasilitator

  Dilakukan untuk setiap fasilitator per topik yang disampaikan.

  Meliputi aspek penilaian: kompetensi, teknik presentasi dan komunikasi,

serta sikap dan perilaku

3.  Evaluasi terhadap penyelenggaraan pelatihan

  Dilaksanakan 2 kali yaitu di tengah waktu pelatihan dan di akhir pelatihan.

  Meliputi aspek penilaian: sarana dan prasarana, konsumsi , dan pelayanan

panitia.

Page 11: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 11/304

Page 12: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 12/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah xi

B.  SIKLUS AKUNTANSI ............................................................................................................ 50 

A.  AKUNTANSI PENDAPATAN DAN PIUTANG ........................................................................ 64 

1.   Akuntansi Pendapatan ................................ ................................................................. 64 2.   Akuntansi Piutang ......................................................................................................... 66 

B.  AKUNTANSI BELANJA BARANG DAN JASA, BEBAN DAN PERSEDIAAN ............................. 67 

1.   Akuntansi Belanja Barang dan Jasa ................................................................... .......... 67  

2.   Akuntansi Beban ...................................................................................... ..................... 68 

3.   Akuntansi Persediaan ................................................................... ................................ 70 

C.  AKUNTANSI BELANJA MODAL DAN ASET TETAP ............................................................... 71 

1.   Akuntansi Belanja Modal  ....................................... ...................................................... 71 

2.   Akuntansi Aset Tetap .................................................................................................... 71 

D.  AKUNTANSI PEMBIAYAAN, INVESTASI DAN KEWAJIBAN ................................................. 74 

1.   Akuntansi Pembiayaan ....................................................................................... .......... 74 

2.   Akuntansi Investasi  .............................................................................................. ......... 75 

3.   Akuntansi Kewajiban ............................................................................... ..................... 76 

E.  AKUNTANSI DANA CADANGAN DAN TRANSAKSI NON ANGGARAN ................................ 77 

1.   Akuntansi Dana Cadangan ...................................................................... ..................... 77  

2.   Akuntansi Transaksi Non Anggaran ............................................................................. 77  

F.  AKUNTANSI KOREKSI KESALAHAN, JURNAL PENYESUAIAN DAN JURNAL PENUTUP ....... 78 

1.   Akuntansi Koreksi Kesalahan ................................. ...................................................... 78 

2.   Jurnal Penyesuaian ............................................................ ........................................... 81 

3.   Jurnal Penutup .............................................................................................................. 82 

BAB IV PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD .................................................................. 83 

A.  SISTEM AKUNTANSI SKPD ........................................... ...................................................... 85 

B.  STRUKTUR ANGGARAN SKPD ............................................................................................ 86 

C.  PROSES AKUNTANSI SKPD  – ILUSTRASI ............................................................................. 86 

1.  Ilustrasi Akuntansi SKPD ............................................................................................... 86 

5.  Penyelesaian soal  .......................................................................................................... 91 

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD ................................................................. 120 

A.  SISTEM AKUNTANSI PPKD ...................................................... ......................................... 121 

B.  PROSES AKUNTANSI PPKD  – ILUSTRASI................................................................... ........ 122 

1.  Ilustrasi Akuntansi PPKD ............................................................................................. 122 

2.  Penyelesaian soal  ........................................................................................................ 126 

TOPIK VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (KONSOLIDASIAN) .... 149 

A.  PENYUSUNAN LAPORAN PERUBAHAN SAL ..................................................................... 158 

B.  PENYUSUNAN LAPORAN ARUS KAS ................................................. ............................... 159 

1.   Aktivitas Operasi ................................................................. ......................................... 160 

2.   Aktivitas Investasi .......................................................................... .............................. 160 

3.   Aktivitas Pendanaan ............................................................ ........................................ 161 

4.   Aktivitas Transitoris ............................................................ ......................................... 161 

5.  Ilustrasi Penyusunan LAK ............................................................................................. 162 

C.  PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ............................... .................... 163 

Page 13: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 13/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah xii

BAB VII ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH ............................................ 177 

A.  PENDAHULUAN ..................................... ................................................................... ....... 178 

B.  PENGERTIAN ...................................................................................... .............................. 178 

C.  TUJUAN  DAN MANFAAT ................................................................... .............................. 179 

D.  METODE DAN TEKNIK ANALISIS .................................. .................................................... 180 

E.  KETERBATASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ........................................................... 186 

BAB VIII REVIU DAN PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH ................ 188 

A.  PENDAHULUAN ..................................... ................................................................... ....... 190 

1.  Definisi Audit  ........................................................................................................ ....... 190 

2.   Jenis-Jenis Auditor Berdasarkan Organisasinya (Entitas): ......................................... 191 

B.  DASAR-DASAR PEMERIKSAAN KEUANGAN ................ .................................................... 191 

1. 

Pengertian, Tujuan dan Dasar Hukum Pemeriksaan Keuangan .................................. 191 2.  Perbedaan Reviu dan Pemeriksaan Laporan Keuangan .............................................. 192 

3.  Ruang Lingkup Pemeriksaan Keuangan ............................................................... ........ 193 

C.  STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN.......................................................... ................... 193 

D.  METODOLOGI DAN TAHAPAN PEMERIKSAAN KEUANGAN ............................................ 193 

1.  Metodologi Pemeriksaan ............................................................... .............................. 194 

2.   Asersi Manajemen ............................................................................................... ........ 195 

E.  TEKNIK PEMERIKSAAN DAN PENGENDALIAN INTERN .................................................... 197 

1.  Bukti dan Prosedur Pemeriksaan ................................................................................. 197  

2.  Pengendalian Intern Dalam Pemeriksaan Keuangan .................................................. 200 

F.  TEMUAN DAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN .......................................... .................... 201 

G.  TANGGAPAN MANAJEMEN ATAS TEMUAN .................................................................... 203 H.  LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK ............................................................................... 203 

1.   Jenis-jenis Laporan Hasil Pemeriksaan .................... .................................................... 204 

2.  Langkah-langkah Penyusunan dan Penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan .......... 207  

3.  Surat Representasi ............................................................... ........................................ 207  

I.  KOMUNIKASI  DALAM PEMERIKSAAN .............................................. ............................... 210 

1.  Pengertian dan Tujuan Komunikasi Dalam Pemeriksaan ............................................ 211 

2.  Komunikasi Antara Pemeriksa dengan Auditi .............................................................. 212 

3.  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi dalam Pemeriksaan ......................... 213 

4.  Kiat-kiat Menghadapi Pemeriksa ................................................................................ 214 

5.  Pendekatan Dalam Menyelesaikan Temuan ............................................................... 215 

6.  Memenangkan Negosiasi Dengan Pemeriksa ..................................................... ........ 217  

LEMBAR KERJA PESERTA (LKP) ............................................................................................... 219 

SOAL TOPIK II .......................................................................................................... .................. 220 

1.  Soal Latihan Persamaan Dasar akuntansi ................................................................... 220 

2.  Soal Latihan Siklus Akuntansi (Akuntansi SKPD) .......................................................... 221 

SOAL TOPIK III ......................................................................................................... .................. 241 

SOAL TOPIK IV ............................................................. .............................................................. 242 

SOAL TOPIK V .............................................................. .............................................................. 262 

SOAL TOPIK VII ........................................................... ............................................................... 282 

SOAL TOPIK VIII .......................................................... ............................................................... 285 

Page 14: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 14/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah xiii

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 286 

LAMPIRAN - LAMPIRAN .......................................................................................................... 288 

Page 15: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 15/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 14

BAB I

PENGANTAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

Tujuan Instruksional Khusus:

Setelah mempelajari Topik ini, peserta:

1.  Mampu menjelaskan reformasi keuangan negara

2.  Mampu menjelaskan Standar Akuntansi Pemerintahan

3.  Mampu menjelaskan konsep dasar akuntansi pemerintahan

4.  Mampu menjelaskan prinsip akuntansi dan pelaporan

5.  Mampu menjelaskan Jenis dan Bentuk Laporan Keuangan

6.  Mampu menjelaskan keterkaitan antar laporan keuangan

No. Sub Topik Kata Kunci

1 Reformasi Keuangan Negara Reformasi Keuangan, Undang-Undang

Reformasi Keuangan

2 Standar Akuntansi

Pemerintahan

PP 71 Tahun 2010, Pernyataan Standar

Akuntansi Pemerintahan (PSAP), Interpretasi

Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan

(IPSAP)

3 Konsep Dasar Akuntansi

Pemerintahan

Pengertian Akuntansi Pemerintahan,

Karakterisitik Akuntansi Pemerintahan, Prinsip

Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

4 Prinsip Akuntansi dan

Pelaporan Keuangan

Basis akuntansi, nilai historis, substance over

 form 

6 Jenis dan Bentuk Laporan

Keuangan

Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan

Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Arus

Kas, Laporan Operasional, Laporan Perubahan

Ekuitas, Catatan atas Laporan Keuangan

6 Keterkaitan antar Laporan

Keuangan

Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan

Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Arus

Kas, Laporan Operasional, Laporan Perubahan

Ekuitas, Catatan atas Laporan Keuangan

Referensi:

1.  PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

2.  Buletin Teknis (Bultek) Standar Akuntansi Pemerintahan No. 1 s/d 103.  PMK 238 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan

4.  Permendgri No. 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi

Pemerintahan berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah

5.  Permendagri 13 tahun 2006 jo Permendagri 59 tahun 2007 dan Permendagri 21

Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

6.  SE Ditjen BAKD No.900/079/BAKD/2008

7.  Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan No 2 dan 3

8.  Mulyana, Budi, Handbook Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual, Berdasar

SAP Akrual (PP 71/2010), 2012

9.  Prof Abdul Halim dan Muhammad Syam Kusufi, Akuntansi Keuangan Daerah –

SAP berbasis Akrual, Edisi 4, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2012

Page 16: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 16/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 15

A.  REFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAHANEra reformasi tahun 1998 telah membuka wacana perubahan manajemen keuangan

pemerintah. Terkait pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah mengeluarkan Undang

Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang Undang

Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah. Untuk mendukung pelaksanaan UU tersebut, pemerintah pusat

mengeluarkan:

1.  Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan.

2.  Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan

Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.

3.  Peraturan Pemerintah Nomor 107 Tahun 2000 tentang Pinjaman Daerah.4.  Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara

Pertanggungjawaban Kepala Daerah.

5.  Surat Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah tanggal 17 Nopember 2000

Nomor 903/2735/SJ tentang Pedoman Umum Penyusunan dan Pelaksanaan

APBD Tahun Anggaran 2001.

6.  Permendagri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan

Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah, serta Tata Cara

Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Cara

Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha

Keuangan Daerah, serta Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah.

Selanjutnya pemerintah pusat mengeluarkan 2 (dua) UU yang berhubungan dengan

keuangan dan perbendaharaan negara yaitu:

1.  Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

2.  Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

Berdasarkan UU dan peraturan-peraturan tersebut, pengelolaan keuangan daerah di era

reformasi memiliki karakteristik sebagai berikut:

1.  Pengertian Daerah adalah provinsi dan kota atau kabupaten.

2.  Pengertian pemda adalah kepala daerah beserta perangkat lainnya. Pemda yang

dimaksud di sini adalah badan eksekutif, sedangkan badan legislatif adalah DPRD

(UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah). Jadi terdapatpemisahan yang antara legislatif dan eksekutif.

3.  Perhitungan APBD menjadi satu dengan pertanggungjawaban kepala daerah (PP

Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Pertanggungjawaban Kepala Daerah)

4.  Bentuk laporan pertanggungjawaban akhir tahun anggaran terdiri atas:

a.  Laporan Perhitungan APBD.

b.  Nota Perhitungan APBD.

c.  Laporan Arus Kas.

d.  Neraca Daerah.

Dilengkapi dengan penilaian kinerja berdasarkan tolok ukur Rencana Strategis

(Renstra) (Pasal 38 PP Nomor 105 Tahun 2000)

Page 17: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 17/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 16

5.  Pinjaman APBD tidak lagi masuk dalam akun Pendapatan (yang menunjukkan

hak pemda), tetapi masuk dalam akun Penerimaan (yang belum tentu menjadi

hak pemda)6.  Masyarakat termasuk dalam unsur-unsur penyusun APBD, selain pemda yang

terdiri atas kepala daerah dan DPRD.

7.  Indikator kinerja pemda mencakup;

a.  Perbandingan antara anggaran dan realisasi;

b.  Perbandingan antara standar biaya dengan realisasi;

c.  Target dan persentase fisik;

d.  Standar pelayanan yang diharapkan.

8.  Laporan Pertanggungjawaban Kepala Daerah pada akhir tahun anggaran yang

bentuknya adalah Laporan Perhitungan APBD dibahas oleh DPRD dan

mengandung konsekuensi terhadap masa jabatan kepala daerah apabila 2(dua)

kali mengalami penolakan dari DPRD.9.  Digunakannya akuntansi dalam pengelolaan keuangan daerah.

Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut sebelumnya, peraturan yang

mengakibatkan adanya perubahan yang mendasar dalam pengelolaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah PP Nomor 105 Tahun 2000 dan

Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002. Perubahan mendasar tersebut adalah tuntutan

akan akuntabilitas dan transparansi yang lebih besar dalam pengelolaan anggaran. Salah

satu pergeseran pengelolaan APBD berdasarkan PP Nomor 105 Tahun 2000 dan

Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002, serta aturan-aturan penerusnya (pengganti) adalah

timbulnya perubahan sistem akuntansi keuangan pemerintah. 

Perkembangan selanjutnya, sejalan dengan diterbitkannya paket UU tentangKeuangan Negara, yakni UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU

Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU Nomor 15 tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, maka sebagai

konsekuensinya adalah penyesuaian dan amandemen atas peraturan perundangan

sebelumnya. Dalam kaitan dengan pemerintahan daerah dan pengelolaan keuangan

daerah, maka diterbitkan UU Nomor 32 Tahun 2004 sebagai pengganti UU Nomor 22

Tahun 1999,dan UU Nomor 33 Tahun 2004 sebagai pengganti UU Nomor 25 Tahun

1999. Selain itu muncul peraturan perundangan yang diamanatkan oleh UU terdahulu,

seperti PP 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

PP yang berpayung hukum dengan UU yang telah diamandemen tentu harus

menyesuaikan dan atau mengalami perubahan atau revisi. PP Nomor 105 Tahun 2000,misalnya, diganti dengan PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah. Begitu juga dengan peraturan yang lebih teknis, seperti Kepmendagri Nomor 29

Tahun 2002, diganti dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah. Kemudian dikeluarkan Permendagri Nomor 59 Tahun

2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagai perubahan pertama.

Selanjutnya dikeluarkan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua

Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah.

Sesuai amanat UU Nomor 1 Tahun2004 tentang Perbendaharaan Negara, yang

mengatur penggunaan basis akrual dalam sistem akuntansi keuangan pemerintah, maka

Page 18: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 18/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 17

saat ini dikeluarkan PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

(SAP) sebagai penganti PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan yang menggunakan basis kas menuju basis akrual(cash toward accrual).Pada PP Nomor 71 Tahun 2010 diamanatkan bahwa penggunaan basis akrual dalam

sisten akuntansi keuangan pemerintah, dilaksanakan paling lambat tahun 2015. Untuk

mendukung pelaksanaan PP Nomor 71 Tahun 2010, telah dikeluarkan Peraturan Menteri

Keuangan (PMK) Nomor 238 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi

Pemerintah (PUSAP).

B.  STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

menyatakan bahwa SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalammenyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dalam PP 71 Tahun 2010

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan terdapat 3 (tiga) Lampiran yaitu: Lampiran I

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual; Lampiran II tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan Berbasis Kas Menuju Akrual; dan Lampiran III tentang Proses

Penyusunan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual.

Lampiran I Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual berisi;

1.  Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan;

2.  PSAP 01 Penyajian Laporan Keuangan;

3.  PSAP 02 Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas;

4.  PSAP 03 Laporan Arus Kas;

5.  PSAP 04 Catatan Atas Laporan Keuangan;

6.  PSAP 05 Akuntansi Persediaan;

7.  PSAP06 Akuntansi Investasi

8.  PSAP 07 Akuntansi Aset Tetap

9.  PSAP 08 Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan

10. PSAP 09 Akuntansi Kewajiban

11. PSAP 10 Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi

Akuntansi, dan Operasi yang tidak dilanjutkan.

12. PSAP 11 Laporan Keuangan Konsolidasian

13. PSAP 12 Laporan Operasional

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dikembangkan oleh Komite StandarAkuntansi Pemerintahan (KSAP). Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan adalah

konsep dasar penyusunan dan pengembangan SAP. SAP merupakan acuan bagi KSAP,

penyusun laporan keuangan, pemeriksa, dan pengguna laporan keuangan dalam

mencari pemecahan atas sesuatu masalah yang belum diatur dalam Pernyataan Standar

Akuntansi Pemerintahan. Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan,

yang selanjutnya disingkat IPSAP, adalah penjelasan, klarifikasi, dan uraian lebih lanjut

atas PSAP.

Sistem Akuntansi Pemerintahan pada Pemerintah Pusat dan Daerah diatur

dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 238 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum

Sistem Akuntansi Pemerintahan. Sehingga Sistem Akuntansi Pemerintahan pada

Page 19: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 19/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 18

pemerintah Daerah harus diatur dengan peraturan gubernur/bupati/walikota yang

mengacu pada Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintah tersebut.

C.  KONSEP DASAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

1.  Pengertian Akuntansi Pemerintahan

Akuntansi pemerintahan adalah sebuah kegiatan jasa dalam rangka

menyediakan informasi kuantitatif terutama bersifat keuangan dari entitas

pemerintah guna pengambilan keputusan ekonomi yang nalar dari pihak-pihak

berkepentingan atas berbagai alternatif tindakan (Halim, 2007). Menurut PP 58

Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, sistem akuntansi

pemerintah merupakan serangkaian prosedur mulai dari pengumpulan data,

pencatatan, pengikhtisaran, dan pelaporan posisi keuangan dan operasikeuangan pemerintah daerah.

2.  Lingkungan Akuntansi Pemerintahan

Lingkungan operasional organisasi pemerintah berpengaruh terhadap

karakteristik tujuan akuntansi dan pelaporan keuangannya. Ciri-ciri penting

lingkungan pemerintah yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan tujuan

akuntansi dan pelaporan keuangan adalah sebagai berikut:

a)  Ciri Utama Struktur Pemerintahan dan Pelayanan yang diberikan;

1)  Bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan

2)  Sistem pemerintahan otonomi dan transfer pendapatan antarpemerintah;

3)  Pengaruh proses politik

4)  Hubungan antara pembayaran pajak dengan pelayanan pemerintah.

b)  Ciri Keuangan Pemerintah yang penting bagi pengendalian;

1)  Anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target fiskal, dan

sebagai alat pengendalian;

2)  Investasi dalam aset yang tidak langsung menghasilkan

pendapatan;

3)  Kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk pengendalian;

4)  Penyusutan nilai aset sebagai sumber daya ekonomi karena

digunakan dalam operasional pemerintah.

3.  Peranan Laporan Keuangan

Laporan keuangan Pemerintah Daerah disusun untuk menyediakan

informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang

dilakukan oleh Pemerintah Daerah selama satu periode pelaporan. Laporan

keuangan Pemerintah Daerah terutama digunakan untuk membandingkan

realisasi pendapatan dan belanja dengan anggaran yang telah ditetapkan,

menilai kondisi keuangan, menilai efektivitas dan efisiensi Pemerintah Daerah,

dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-

undangan.Pemerintah Daerah mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-

Page 20: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 20/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 19

upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan

secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk

kepentingan:a.  Akuntabilitas

Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan

kebijakan yang dipercayakan kepada Pemerintah Daerah dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.

b.  Manajemen

Membantu para pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi

pelaksanaan kegiatan Pemerintah Daerah dalam periode pelaporan

sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian

atas seluruh aset dan ekuitas dana Pemerintah Daerah untuk kepentingan

masyarakat.

c.  TransparansiMemberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat

berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk

mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban

Pemerintah Daerah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan

kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.

d.  Keseimbangan Antargenerasi (Intergenerational equity )

Membantu para pengguna laporan untuk mengetahui apakah penerimaan

Pemerintah Daerah pada periode laporan cukup untuk membiayai seluruh

pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang

diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.

4.  Tujuan Pelaporan Keuangan

Pelaporan keuangan Pemerintah Daerah menyajikan informasi yang

bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam menilai akuntabilitas dan

membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial maupun politik dengan:

a.  menyediakan informasi mengenai apakah penerimaan periode berjalan

cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran.

b.  menyediakan informasi mengenai apakah cara memperoleh sumber daya

ekonomi dan alokasinya telah sesuai dengan anggaran yang ditetapkan dan

peraturan perundang-undangan.

c.  menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yangdigunakan dalam kegiatan Pemerintah Daerah serta hasil-hasil yang telah

dicapai.

d.  menyediakan informasi mengenai bagaimana Pemerintah Daerah mendanai

seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.

e.  menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi Pemerintah

Daerah berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka

pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak

dan pinjaman.

f.  menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan Pemerintah

Daerah, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat

kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan

Page 21: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 21/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 20

5.  Pengguna dan Kebutuhan InformasiTerdapat kelompok utama pengguna laporan keuangan pemerintah,

namun tidak terbatas pada:

a.  Masyarakat;

b.  Wakil Rakyat, Lembaga Pengawas, dan Lembaga Pemeriksa;

c.  Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi,

investasi, dan pinjaman;

d.  Pemerintah.

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan umum

untuk memenuhi kebutuhan informasi dari semua kelompok pengguna.

Mengingat laporan keuangan pemerintah berperan sebagai wujud akuntabilitaspengelolaan keuangan negara, maka komponen laporan disajikan setidak-

tidaknya mencakup jenis laporan dan elemen informasi yang diharuskan oleh

ketentuan peraturan perundang-undangan (statutory reports). Selain itu, karena

pajak merupakan sumber utama pendapatan pemerintah, maka ketentuan

laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan informasi para pembayar pajak

perlu mendapat perhatian.

Kebutuhan informasi tentang kegiatan operasional pemerintahan serta

posisi kekayaan dan kewajiban dapat dipenuhi dengan lebih baik dan memadai

apabila didasarkan pada basis akrual, namun apabila terdapat ketentuan

peraturan perundang-undangan yang mengharuskan penyajian suatu laporan

keuangan dengan basis kas, maka laporan keuangan dimaksud wajib disajikandemikian.

Meskipun memiliki akses terhadap detail informasi yang tercantum

di dalam laporan keuangan, pemerintah wajib memeperhatikan informasi yang

disajikan dalam laporan keuangan untuk keperluan perencanaan, pengendalian,

dan pengambilan keputusan. Selanjutnya, pemerintah dapat menentukan

bentuk dan jenis informasi tambahan untuk kebutuhan sendiri di luar jenis

informasi yang diatur dalam kerangka konseptual ini maupun standar-standar

akuntansi lebih lanjut.

Page 22: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 22/304

Page 23: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 23/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 22

4)  Lengkap (Complete), artinya bahwa penyajian laporan keuangan

Pemerintah Daerah harus memuat informasi yang selengkap mungkin,

yaitu mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhipembuatan keputusan pengguna laporan.

Informasi yang melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang

termuat dalam laporan keuangan harus diungkapkan dengan jelas agar

kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.

b.  Andal (Reliable)

Informasi dalam laporan keuangan Pemerintah Daerah harus bebas dari

pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap

kenyataan secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi yang andal harusmemenuhi karakteristik:

1)  Jujur (Representational Faithfullness), artinya bahwa laporan keuangan

Pemerintah Daerah harus memuat informasi yang menggambarkan

dengan jujur transaksi serta peristiwa yang seharusnya disajikan atau

yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan;

2)  Dapat diverifikasi (verifiability ), artinya bahwa laporan keuangan

Pemerintah Daerah harus memuat informasi yang dapat diuji, dan

apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda,

hasilnya harus tetap menunjukkan simpulan yang tidak jauh berbeda;

3)  Netralitas (Neutral ), artinya bahwa laporan keuangan Pemerintah

Daerah harus memuat informasi yang diarahkan untuk memenuhikebutuhan umum dan bias pada kebutuhan pihak tertentu. Tidak boleh

ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan pihak

tertentu, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain.

c.  Dapat Dibandingkan (Comparable)

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan Pemerintah Daerah

akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan

periode sebelumnya atau laporan keuangan pemerintah daerah lain pada

umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal.

Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila pemerintah daerah

menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun.

Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila pemerintah daerah yang

diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama.

d.  Dapat Dipahami (Understandable)

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus dapat dipahami

oleh pengguna laporan keuangan dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah

yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna laporan.

D.  PRINSIP AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN

Menurut PP 71 tahun 2010, Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan

dimaksudkan sebagai ketentuan yang dipahami dan ditaati oleh pembuat

Page 24: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 24/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 23

standar dalam menyusunstandar, penyelenggara akuntansi dan pelaporan

keuangan dalam melakukankegiatannya, serta pengguna laporan keuangan

dalam memahami laporankeuangan yang disajikan. Delapan prinsip yangdigunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah yaitu:

1.  Basis akuntansi;

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan

pemerintah adalah basis akrual untuk pengakuan pendapatan-LO, beban,

aset, kewajiban, dan ekuitas. Basis akrual untuk LO berarti bahwa

pendapatan diakui pada saat hak untuk memperoleh pendapatan telah

terpenuhi walaupun kas belum diterima di Rekening Kas Umum

Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan dan beban diakui pada saat

kewajiban yang mengakibatkan penurunan nilai kekayaan bersih telah

terpenuhi walaupun kas belum dikeluarkan dari Rekening Kas UmumNegara/Daerah atau entitas pelaporan. Pendapatan seperti bantuan

pihak luar/asing dalam bentuk jasa disajikan pula pada LO.

Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasar basis kas, maka

LRA disusun berdasar basis kas, berarti pendapatan dan penerimaan

pembiayaan diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum

Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan; serta belanja, transfer

dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari

Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Namun demikian, jika anggaran

disusun dan dilaksanakan berdasarkan basis akrual, maka LRA disusun

berdasarkan basis akrual. Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa aset,

kewajiban, dan ekuitas diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, ataupada saat kejadian atau kond isi lingk ungan berp engaru h p ada keua ngan

pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau

dibayarkan.

2.  Prinsip Nilai Historis;

Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau

sebesar nilai wajar dari imbalan untuk memperoleh aset tersebut.

Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang diharapkan akan

dibayarkan untuk memenuhi kewajiban di masa yangakan datang dalam

pelaksanaan kegiatan pemerintah. Nilai historis lebih dapat diandalkan

daripada penilaian lain karena lebih obyektif dan dapat diverifikasi. Dalam hal

tidak terdapat nilai historis, dapat digunakan nilai wajar aset atau kewajiban

terkait.

3.  Prinsip Realisasi;

Bagi pemerintah, pendapatan basis kas yang telah diotorisasikan

melalui anggaran pemerintah suatu periode akuntansi akan digunakan

untuk membayar utang dan belanja dalam periode

tersebut.Mengingat LRA masih merupakan laporan yang wajib disusun, maka

pendapatan atau belanja basis kas diakui setelah diotorisasi melalui

anggaran dan telah menambah atau mengurangi kas.Prinsip penandingan

biaya-pendapatan (matching-cost with revenue principle) dalam

Page 25: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 25/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 24

akuntansi pemerintah tidak mendapat penekanansebagaimana

dipraktekkan dalam akuntansi komersial.

4.  Prinsip Substansi Mengungguli Bentuk Formal (Substance Over Form)

Infomasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi

serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka transaksi atau peristiwa

lain tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan

realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek formalitas. Apabila substansi

transaksi atau peristiwa lain tidak konsisten/berbeda dengan aspek

formalitasnya, maka hal tersebut harus diungkapkan dengan jelas

da lam Cat ata n ata s Lap ora n Keuangan (CALK).

5.  Prinsip Periodisitas

Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan perlu

dibagi menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat

diukur dan posisi sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan. Periode

utama yang digunakan adalah tahunan, namun periode bulanan, triwulanan,

dan semesteran juga dianjurkan.

6.  Prinsip Konsistensi

Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa dari

periode ke periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi internal).Hal ini tidak berarti bahwa tidak boleh terjadi perubahan dari satu

metode akuntansi ke metode akuntansi yang lain. Metode akuntansi yang

dipakai dapat diubah dengan syarat bahwa metode yang baru

diterapkan mampu memberikan informasi yang lebih baik dibanding

metode lama. Pengaruh atas perubahan penerapan metode ini

dungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

7.  Prinsip Pengungkapan Lengkap

Laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang

dibutuhkan oleh pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh penggunalaporan keuangan dapat ditempatkan pada lembar muka (on the face) laporan

keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan.

8.  Prinsip Penyajian Wajar

Laporan keuangan menyajikan dengan wajar Laporan Realisasi

Anggaran (LRA), Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL),

Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE),Neraca,Laporan

Arus Kas (LAK), dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

Page 26: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 26/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 25

Dalam rangka penyajian wajar, faktor pertimbangan sehat

diperlukan bagi penyusun laporan keuangan ketika menghadapi

ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu. Ketidakpastian sepertiitu diakui dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatnya dengan

menggunakan pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan.

Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan

prakiraan dalam kondisi ketidakpastian sehingga aset atau pendapatan tidak

dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban tidak dinyatakan terlalu rendah.

Namun demikian, penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan,

misalnya, pembentukan cadangan tersembunyi, sengaja menetapkan aset

atau pendapatan yang terlampau rendah, atau sengaja mencatat

kewajiban atau belanja yang terlampau tinggi, sehingga laporan

keuangan menjadi tidak netral dan tidak andal.

E.  JENIS DAN BENTUK LAPORAN KEUANGAN

Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang

bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat

keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik. 

Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan

menyediakan informasi mengenai sumber dan penggunaan sumber daya

keuangan/ekonomi, transfer, pembiayaan, sisa lebih/kurang pelaksanaan

anggaran, saldo anggaran lebih, surplus/defisit-Laporan Operasional (LO), aset,

kewajiban, ekuitas, dan arus kas suatu entitas pelaporan.

1.  Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Unsur yang dicakup dalam laporan realisasi anggaran terdiri dari Pendapatan,

Belanja, Transfer, dan Pembiayaan. Masing-masing unsur tersebut didefinisikan

sebagai berikut:

a.  Pendapatan adalah semua penerimaan kas daerah yang menambah ekuitas

dana dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak

pemerintah daerah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah

daerah. Pendapatan terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan

Transfer, Lain-Lain Pendapatan yang Sah

b.  Belanja adalah semua pengeluaran kas daerah yang mengurangi ekuitas

dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh

pembayarannya kembali oleh pemerintah daerah. Belanja terdiri dari

Belanja Operasi, Belanja Modal, dan Belanja Tidak Terduga.

c.  Transfer penerimaan atau pengeluaran oleh suatu entitas pelaporan lain

termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil .

d.  Pembiayaan adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak berpengaruh

pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali dan/atau akan

diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun

anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran perintah terutama

dimaksudkan untuk menutup deficit atau memanfaatkan surplus anggaran.

Page 27: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 27/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 26

Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman dan hasil

divestasi. Pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk

pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitaslain, dan penyertaan modal pemerintah.

Format LRA sebagai berikut:

Page 28: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 28/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 27

Sumber : PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

2.  Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL)

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan

atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan

tahun sebelumnya. Laporan tersebut terdiri dari Saldo anggaran lebih, dikurangi

Penggunaan Saldo Anggaran Lebih sebagai Penerimaan Pembiayaan Tahun

Berjalan dijumlahkan dengan Sisa Lebih atau Kurang Pembiayaan Anggaran,

Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya, dan Lain-lain.

Format LPSAL sebagai berikut:

Sumber : PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

Page 29: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 29/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 28

3.  Laporan Operasional (LO)

Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang

menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah

pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu

periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung dalam Laporan

Operasional terdiri dari pendapatan-LO, beban, transfer, dan akun-akun

luar biasa. Masing- masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. 

Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah

nilai kekayaan bersih.

b.  Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang

nilai kekayaan bersih.

c.  Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaran uang

dari/oleh suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain,termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.

d. 

Akun Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa

yang terjadi karena kejadian atau transaksi yang bukan merupakan operasi

biasa,

Page 30: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 30/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 29

Format LO sebagai berikut:

Sumber: PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

4.  Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan

ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Page 31: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 31/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 30

Format LPE sebagai berikut:

Sumber: PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

5.  Neraca

Unsur yang dicakup dalam neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas dan

Masing-masing unsur didefinisikan sebagai berikut:

a.  Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan atau dimiliki oleh

pemerintah daerah, sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana

manfaat ekonomi dan atau sosial di masa depan diharapkan dapat

diperoleh, baik oleh pemerintah daerah maupun masyarakat, serta dapatdiukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang

diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-

sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.

b.  Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang

penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi

pemerintah daerah.

c.  Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih

antara aset dan kewajiban pemerintah daerah.

Page 32: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 32/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 31

Format neraca sebagai berikut:

Page 33: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 33/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 32

Sumber:PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

6.  Laporan Arus Kas (LAK)

Laporan arus kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan Aktivitas

Operasi, Aktivitas Investasi, Aktivitas Pendanaan, dan Transitoris yang

menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas

pemerintah daerah selama periode tertentu.

Unsur yang dicakup oleh laporan arus kas terdiri dari penerimaan dan

pengeluaran kas daerah dari 4 aktivitas:

a.  Aktivitas Operasi

Page 34: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 34/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 33

b.  Aktivitas Investasi

c.  Aktivitas Pendanaan

d.  Aktivitas Transitoris

Page 35: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 35/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 34

Format LAK sebagai berikut:

Page 36: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 36/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 35

Sumber: PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

7.  Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

Catatan Atas Laporan Keuangan mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:

a.  Menyajikan informasi tentang ekonomi makro, kebijakan fiskal/keuangan

dan pencapaian target perda APBD, berikut kendala dan hambatan yang

dihadapi dalam pencapaian target;

b.  Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja selama tahun pelaporan;

Page 37: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 37/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 36

c.  Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan

kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-

ransaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya;

d.  Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang

wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.

Sistematika Penyajian Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) sebagai berikut:

1)  Informasi umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi

2)  Kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro

3)  Ikhtisar pencapaian target keuangan berikut hambatan dan kendalanya

4)  Kebijakan akuntansi yang penting:

a)  Entitas pelaporan

b) Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuanganc)  Basis pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan

d) Kesesuaian kebijakan-kebijakan akuntansi yang diterapkan dengan

ketentuan-ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan

oleh suatu entitas pelaporan.

e)  Setiap kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan untuk memahami

laporan keuangan

5)  Penjelasan pos-pos laporan keuangan:

a)  Rincian dan penjelasan masing-masing pos Laporan Keuangan

b) Pengungkapan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar

Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka

Laporan Keuangan6)  Informasi tambahan lainnya yang diperlukan.

F.  KETERKAITAN ANTAR LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan yang disusun Pemerintah Daerah memiliki keterkaitan antara

laporan yang satu dengan laporan yang lainnya. Bentuk keterkaitan antar laporan

keuangan dapat dilihat pada Gambar 1. 

Page 38: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 38/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 37

Gambar 1 Keterkaitan antar Laporan Keuangan 

Sumber : diolah penulis

Page 39: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 39/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 38

Info

Perkembangan Opini LKPD Tahun 2007-2012

Tabel 1 Perkembangan Pemberian Opini BPK 2006-2012

LKPD

OPINI JUMLA

HWTP % WDP % TW % TMP %

2006 3 1 327 28 28 6 105 23 463

2007 4 1 283 59 59 13 123 26 469

2008 12 3 323 31 31 6 118 24 485

2009 15 3 330 65 48 10 111 22 504

2010 34 7 341 66 26 5 115 22 516

2011 67 13 349 67 8 2 96 18 520

2012 113 27 267 64 4 1 31 8 415

Sumber: BPKRI

BPK: Wajar Dengan Pengecualian atas LKPP Tahun 2012

Jakarta, Selasa (11 Juni 2013) –

Memenuhi Pasal 17 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik

Indonesia (BPK), Drs. Hadi Poernomo, Ak.menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan atas

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LHP LKPP) Tahun 2012 kepada DPR RI dalam Rapat

Paripurna di Gedung Nusantara II DPR RI, Jakarta pada hari ini (11/6). Dalam penyampaian LHP

LKPP tersebut, hadir pula Wakil Ketua dan Anggota BPK serta pejabat pelaksana BPK.

LKPP merupakan bentuk pertangungjawaban pelaksanaan APBN oleh Pemerintah Pusat. LKPPTahun 2012 meliputi dari Neraca Pemerintah Pusat per 31 Desember 2012 dan 2011, Laporan

Realisasi Anggaran (LRA), dan Laporan Arus Kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

tersebut, serta Catatan atas Laporan Keuangan.

Sebelum LKPP Tahun 2012 dibahas DPR sebagai pertanggungjawaban APBN Tahun

2012, LKPP tersebut diperiksa BPK. Setelah BPK menerima LKPP tersebut dari Pemerintah, BPK

memeriksa LKPP tersebut dan menyampaikan LHP atas LKPP tersebut kepada DPR, DPD, dan

 juga Pemerintah Pusat.

LHP LKPP Tahun 2012 terdiri dari enam buku, yaitu: (1) Ringkasan Eksekutif Hasil Pemeriksan

atas LKPP Tahun 2012; (2) LHP atas LKPP Tahun 2012; (3) LHP Sistem Pengendalian Intern (SPI)

LKPP Tahun 2012; (4) LHP atas Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-Undangan LKPP

Tahun 2012; (5) Laporan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan atas LKPP Tahun 2007-

 

Page 40: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 40/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 39

BAB II

SIKLUS AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

Tujuan Intruksional Khusus:

Setelah mempelajari Topik ini:

1.  Peserta mampu menjelaskan  persamaan  dasar akuntansi, aturan debit dan

kredit serta saldo normal akun, dan

2.  Peserta mampu mempraktikkan proses penyusunan laporan keuangan

meliputi analisis transaksi dan pencatatan/penjurnalan, posting ke buku besar,penyusunan neraca saldo sebelum penyesuaian, penyesuaian akhir tahun,

penyusunan neraca saldo setelah penyesuaian dan penyusunan laporan

keuangan yang terdiri dari LRA, LPSAL, LO, LPE, dan Neraca.

No. Sub Topik Kata Kunci

1 Persamaan Dasar Akuntansi

dan Pencatatan Transaksi

Persamaan Dasar Akuntansi, Aset, Kewajiban,

Ekuitas, sisi kiri, sisi kanan, sisi debit, sisi kredit,

Saldo Normal, Balance, Akun, Buku Besar

2 Siklus Akuntansi Bukti Transaksi, Jurnal, Posting, Buku Besar,

Neraca Saldo sebelum Penyesuaian,Penyesuaian, Neraca Saldo setelah Penyesuaian,

Laporan Keuangan, Jurnal Penutup, Neraca

Saldo setelah Penutupan

Referensi:

1.  PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

2.  Buletin Teknis (Bultek) Standar Akuntansi Pemerintahan No. 1 s/d 10

3.  Interpretasi Standar Akuntansi Pemerintahan (IPSAP) No. 2 dan 3

4.  PMK 238 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan5.  Permendagri No. 64/2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan

Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah

6.  Permendagri 13 tahun 2006 jo Permendagri 59 tahun 2007 jo Permendagri 21

Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

7.  SE Ditjen BAKD No.900/079/BAKD/2008

8.  Mulyana, Budi, Handbook Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual,

Berdasar SAP Akrual (PP 71/2010), 2012

9.  Prof Abdul Halim dan Muhammad Syam Kusufi, Akuntansi Keuangan Daerah –

SAP berbasis Akrual, Edisi 4, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2012

Page 41: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 41/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 40

A.  PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI DAN PENCATATAN TRANSAKSI

1.  Persamaan Dasar AkuntansiKonsep dasar yang digunakan dalam prinsip akuntansi adalah persamaan dasar

akuntansi, yaitu :

KEKAYAAN DAERAH = SUMBER - SUMBERNYA

ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS

Sisi kiri = Sisi kanan

Sisi debit = Sisi kredit

Persamaan dasar ini akan mendasari seluruh proses dalam siklus akuntansi,

mulai dari pencatatan transaksi, pengklasifikasian, sampai pada penyusunan

laporan keuangan seperti neraca. Secara garis besar, laporan neraca menyajikan

informasi tentang posisi aset, kewajiban, dan ekuitas pemerintah daerah pada

tanggal tertentu. Struktur neraca tersebut bisa dibuat dalam bentuk berimbang

antara sisi kiri yaitu aset dengan sisi kanan yaitu kewajiban dan ekuitas. 

CONTOH NERACA

PEMERINTAH KOTA ABC

NERACA

PER 31 DESEMBER 20XX

Uraian Jumlah Uraian Jumlah

Aset Kewajiban

Aset Lancar 10.601.661.888Kewajiban Jangka

Pendek11.506.643.910

Investasi Jangka

Panjang3.648.306.899

Kewajiban Jangka

Panjang4.138.819.678

Aset tetap 409.820.181.389 Ekuitas

Dana Cadangan Ekuitas 409.622.859.318

Aset Lain-lain 1.198.172.729

Total Aset 425.268.322.906Total Kewajiban

dan Ekuitas425.268.322.906

Page 42: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 42/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 41

Berdasarkan Neraca Pemerintah Kota ABC diatas dapat dilihat kekayaanpemerintah daerah, sedangkan kewajiban dan ekuitas menunjukkan sumber

dana atas kepemilikan aset atau kekayaan tersebut. Kekayaan pemerintah

daerah bisa berupa aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan aset

lainnya. Dalam hal ini sumber dana untuk memperoleh aset tersebut

diklasifikasikan menjadi dua sumber utama, yaitu dari kewajiban pemerintah

daerah dan kekayaan bersih pemerintah daerah sendiri yang disebut ekuitas.

2.  Aturan Debit dan Kredit

Aturan debit dan kredit akan membantu kita dalam mencatat informasi ke

dalam buku besar. Aturan ini dapat dipahami secara lebih mudah dengan

melihat penggunaannya pada akun-akun bentuk T yang tercakup dalam

persamaan akuntansi berikut ini:

Aturan Debit Kredit

 Aktiva Kewajiban Ekuitas

 Akun-akun Aktiva = Akun-Akun Kewajiban + Akun-akun Ekuitas

Debit Kredit  Debit  Kredit  Debit  Kredit untuk untuk untuk untuk untuk untukpenambahan pengurang Pengurangan Penambahan Pengurangan Penambahan

Dalam akun-akun dari persamaan akuntansi di atas aturan debit dan kredit

untuk Aset berlawanan arah dengan kewajiban dan ekuitas. Apabila suatu akun

Aset bertambah, maka akun tersebut didebit dan jika berkurang, maka akun

yang bersangkutan dikredit, sebaliknya, untuk akun kewajiban dan ekuitas

dikredit untuk penambahan dan didebit untuk pengurangan.

Saldo normal (normal balance) dari suatu akun adalah posisi yang bertambah

menurut aturan debit dan kredit. Sebagai contoh adalah saldo normal dari akun

kas adalah saldo debit, karena suatu Aset bertambah dengan mencatat pada

posisi debit. Oleh karena itu, saldo normal adalah pada sisi yang positif, dimanasaldo normal dari Aset adalah pada sisi debit, sebaliknya kewajiban dan ekuitas

mempunyai saldo normal pada sisi kredit atau disebut akun-akun bersaldo

kredit. Saldo-saldo normal dari akun-akun neraca digambarkan sebagai berikut:

Page 43: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 43/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 42

Saldo Normal Akun-Akun Neraca

 Aktiva Kewajiban Ekuitas

 Akun-akun Aktiva = Akun-Akun Kewajiban + Akun-akun Ekuitas

Saldo Saldo SaldoNormal Normal NormalDebit  Kredit  Kredit 

Ekuitas biasanya terdiri atas beberapa akun. Setiap akun ekuitas akan mempunyai

saldo normal pada sisi kredit, apabila akun tersebut merupakan unsur penambahan

dalam ekuitas contohnya yaitu pendapatan. Apabila suatu akun merupakan unsurpengurangan dalam ekuitas, maka akun ini akan mempunyai saldo normal pada sisi

debit misalnya akun beban.

3.  Pencatatan Dengan Akun

Akun dan Kegunaannya

Media atau formulir utama yang dipakai untuk tujuan pengikhtisaran transaksi

adalah akun (account). Media ini berguna untuk mencatat secara lengkap

perubahan-perubahan yang terjadi dalam aset, kewajiban atau ekuitas tertentu

selama sesuatu periode.

Kelompok akun-akun yang digunakan dalam suatu organisasi disebut buku besar

(ledger).  Daftar dari akun-akun yang ada dalam entitas disebut daftar akun

(chart of account). Akun-akun ini biasanya disajikan dalam daftar tersebut

lengkap dengan nama dan nomor kode akunnya. Dengan menggunakan akun,

maka informasi dapat diperoleh pada saat dibutuhkan dan laporan keuangan

dapat disusun tepat waktu.

Bentuk Akun

Bentuk akun yang paling sederhana dan paling banyak digunakan adalah bentuk

huruf “T” (T-account ). Bentuk akun ini terdiri atas tiga bagian yaitu: (1) Namaakun dari masing-masing unsur aset, kewajiban dan ekuitas, diletakkan diatas

garis horizontal pada huruf T, (2) Sisi kiri, (3) Sisi kanan dari huruf T.

Sebagai contoh, akun kas dari suatu entitas dengan bentuk T:

Bentuk Akun Model T

Kas

Sisi Kiri Sisi kanan

(Debit) (Kredit)

Page 44: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 44/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 43

Sisi kiri dari akun disebut sisi debit dan sisi kanan disebut sisi kredit. Bentuk akun

yang lainnya yang lebih informatif dan lengkap adalah bentuk empat kolom yang

digunakan dalam praktik. Bentuk empat kolom ini merupakan pengembangan

dari akun bentuk T. Dua kolom tambahan diperlukan untuk menunjukkan saldo

 jumlah debit dan saldo jumlah kredit dari setiap akun. Contoh dari akun bentuk

empat kolom dapat dilihat pada Tabel 2. 

Tabel 1 Contoh Bentuk Akun 4 (Empat) Kolom

Nama Akun : Kas di Kasda  Nomor Akun: 1.1.1.01.01 

Tanggal Ket Ref Debit Kredit SaldoDebit Kredit

2014

Agust 7

8

10

13

......................

......................

......................

......................

 j.1

 j.1

 j.1

 j.1

8.000.000

6.000.000

2.500.000

3.000.000

8.000.000

14.000.000

11.500.000

8.500.000

Akun Kas pada  Tabel 2 mempunyai saldo debit sebesar Rp8.000.000 setelah transaksi

pertama diposting dari jurnal ke buku besar (akun) kas di kasda, dan mempunyai saldo

debit sebesar Rp8.500.000 setelah posting transaksi keempat.

Permendagri 64 tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan

Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah pada Lampiran II mendesain bentuk akun 4

kolom sebagai berikut:

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ……

BUKU BESAR

SKPD : ………………………………KODE REKENING : ………………………………

NAMA REKENING : ………………………………

PAGU APBD : ………………………………

PAGU PERUBAHAN APBD : ………………………………

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo

Page 45: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 45/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 44

Bagan Akun

Buku besar (Ledger) merupakan kumpulan dari akun-akun suatu organisasi yang saling

berhubungan, berdasarkan Permendagri 64 tahun 2013 tentang Penerapan Standar

Akuntansi Pemerintahan berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah, akun dikelompok

kedalam tiga kelompok sebagai berikut :

a.  Akun Neraca : Aset, Kewajiban, dan ekuitas

b.  Akun Realisasi Anggaran : Pendapatan LRA, Belanja, Pembiayaan

c.  Akun Laporan Operasional : Pendapatan LO dan beban

Daftar dari akun-akun yang dipergunakan oleh pemerintahan daerah dengan

mencantumkan seluruh nama akun dan nomor kodenya disebut dengan bagan akun

(chart of account).

Kodefikasi Akun sebagai berikut:

Kode Uraian

Neraca

1 ... Aset

2 ... Kewajiban

3 ... Ekuitas

Laporan Realisasi Anggaran

4 ... Pendapatan LRA

5 ... Belanja

6 ... Transfer

7 ... PembiayaanLaporan Operasional

8 ... Pendapatan LO

9 ... Beban

Bagan Akun Standar (BAS) untuk pemerintah pemerintah daerah sesuai Lampiran III

Pemendagri 64 tahun 2013 terdiri dari 5 level yang terdiri dari kode akun,

kelompok, jenis, obyek, hingga rincian obyeknya.

Panduan penyusunan BAS untuk pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam

Pemendagri 64/2013 sebagaimana diuraikan berikut ini:1. Akun Neraca

Aset

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah

daerah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi

dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah daerah

maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya

nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan

sumber sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.

Klasifikasi akun aset dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 46: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 46/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 45

Kodefikasi Aset

Kode Akun Nama Akun

1.0.0.00.00 Aset

1.1.0.00.00 Aset Lancar

1.1.1.00.00 Kas

1.1.2.00.00 Investasi Jangka Pendek

1.1.3.00.00 Piutang Pendapatan

1.1.4.00.00 Piutang Lainnya

1.1.5.00.00 Penyisihan Piutang

1.1.6.00.00 Beban Dibayar Dimuka

1.1.7.00.00 Persediaan

1.1.8.00.00 Aset Untuk Dikonsolidasikan

1.2.0.00.00 Investasi Jangka Panjang1.2.1.00.00 Investasi Jangka Panjang Non Permanen

1.2.2.00.00 Investasi Jangka Panjang Permanen

1.3.0.00.00 Aset Tetap

1.3.1.00.00 Tanah

1.3.2.00.00 Peralatan dan Mesin

1.3.3.00.00 Gedung dan Bangunan

1.3.4.00.00 Jalan, Irigasi, dan Jaringan

1.3.5.00.00 Aset Tetap Lainya

1.3.6.00.00 Konstruksi Dalam Pengerjaan

1.3.7.00.00 Akumulasi Penyusutan

1.4.0.00.00 Dana Cadangan1.4.1.00.00 Dana Cadangan

1.5.0.00.00 Aset Lainnya

1.5.1.00.00 Tagihan Jangka Panjang

1.5.2.00.00 Kemitraan dengan Pihak Ketiga

1.5.3.00.00 Aset Tidak Berwujud.

1.5.4.00.00 Aset Lain-lain

Kewajiban

Kewajiban adalah kewajiban yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannyamengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah daerah.

Klasifikasi dari akun Kewajiban sebagaimana tercantum pada tabel berikut:

Kodefikasi Kewajiban

Kode Akun Nama Akun

2.0.0.00.00 Kewajiban

2.1.0.00.00 Kewajiban Jangka Pendek.

2.1.1.00.00 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)

2.1.2.00.00 Utang Bunga

2.1.3.00.00 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang

2.1.4.00.00 Pendapatan Diterima Dimuka.

Page 47: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 47/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 46

2.1.5.00.00 Utang Beban

2.1.6.00.00 Utang Jangka Pendek Lainnya

2.2.0.00.00 Kewajiban Jangka Panjang

2.2.1.00.00 Utang Dalam Negeri

2.2.2.00.00 Utang Jangka Panjang Lainnya

Ekuitas

Ekuitas merupakan kekayaan bersih Pemerintah Daerah yang merupakan selisih antara

aset dan kewajiban Pemerintah Daerah pada tanggal laporan. Klasifikasi Akun Ekuitas

sebagaimana tercantum dalam tabel sebagai berikut:

Kodefikasi Ekuitas

Kode Akun Nama Akun3.0.0.00.00 Ekuitas

3.1.0.00.00 Ekuitas

3.1.1.00.00 Ekuitas

3.1.2.00.00 Ekuitas SAL

3.1.3.00.00 Ekuitas untuk Dikonsolidasikan

2.  Akun Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Akun Pendapatan-LRA

Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Daerah yang

menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutanyang menjadi hak pemerintah daerah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah

daerah. Klasifikasi Akun Pendapatan-LRA sebagaimana tercantum dalam tabel sebagai

berikut:

Kodefikasi Akun Pendapatan-LRA

Kode Akun Nama Akun

4.0.0.00.00 PENDAPATAN – LRA

4.1.0.00.00 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) – LRA

4.1.1.00.00 Pendapatan Pajak Daerah – LRA

4.1.2.00.00 Pendapatan Retribusi Daerah – LRA

4.1.3.00.00 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan – LRA

4.1.4.00.00 Lain-lain PAD Yang Sah – LRA

4.2.1.00.00 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan – LRA

4.2.1.00.00 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan – LRA

4.2.3.00.00 Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya – LRA

4.2.4.00.00 Bantuan Keuangan – LRA

4.3.0.00.00 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH – LRA

4.3.1.00.00 Pendapatan Hibah – LRA

4.3.2.00.00 Dana Darurat – LRA

4.3.3.00.00 Pendapatan Lainnya – LRA

Page 48: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 48/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 47

Akun Belanja

Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi

Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan

diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah daerah. Klasifikasi Akun Belanja

sebagaimana tercantum dalam tabel sebagai berikut:

Kodefikasi Akun Belanja

Kode Akun Nama Akun

5.0.0.00.00 BELANJA

5.1.0.00.00 BELANJA OPERASI

5.1.1.00.00 Belanja Pegawai

5.1.2.00.00 Belanja Barang dan Jasa

5.1.3.00.00 Belanja Bunga

5.1.4.00.00 Belanja Subsidi

5.1.5.00.00 Belanja Hibah

5.1.6.00.00 Belanja Bantuan Sosial

5.2.0.00.00 BELANJA MODAL

5.2.1.00.00 Belanja Modal Tanah

5.2.2.00.00 Belanja Modal Peralatan dan Mesin

5.2.3.00.00 Belanja Modal Gedung dan Bangunan

5.2.4.00.00 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan

5.2.5.00.00 Belanja Modal Aset Tetap Lainnya

Akun Transfer

Klasifikasi Akun Transfer sebagaimana tercantum dalam tabel berikut: 

Kodefikasi Akun Transfer

Kode Akun Nama Akun

6.0.0.00.00 TRANSFER

6.1.0.00.00 TRANSFER BAGI HASIL PENDAPATAN

6.1.1.00.00 Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah

6.1.2.00.00 Transfer Bagi Hasil Pendapatan Lainnya

6.2.0.00.00 TRANSFER BANTUAN KEUANGAN

6.2.1.00.00 Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah Lainnya6.2.2.00.00 Transfer Bantuan Keuangan ke Desa

6.2.3.00.00 Transfer Bantuan Keuangan Lainnya

6.2.4.00.00 Transfer Dana Otonomi Khusus

Page 49: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 49/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 48

Akun Pembiayaan

Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/ataupengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan

maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Klasifikasi Akun Pembiayaan

sebagaimana tercantum dalam tabel sebagai berikut:

Kodefikasi Akun Pembiayaan

Kode Akun Nama Akun

7.0.0.00.00 PEMBIAYAAN

7.1.0.00.00 PENERIMAAN PEMBIAYAAN

7.1.1.00.00 Penggunaan SiLPA

7.1.2.00.00 Pencairan Dana Cadangan

7.1.3.00.00 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan7.1.4.00.00 Pinjaman Dalam Negeri

7.1.5.00.00 Penerimaan Kembali Piutang

7.1.6.00.00 Penerimaan Kembali Investasi Non Permanen Lainnya

7.1.7.00.00 Pinjaman Luar Negeri

7.1.8.00.00 Penerimaan Utang Jangka Panjang Lainnya

7.2.0.00.00 PENGELUARAN PEMBIAYAAN

7.2.1.00.00 Pembentukan Dana Cadangan

7.2.2.00.00 Penyertaan Modal/Investasi Pemerintah Daerah

7.2.3.00.00 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri

7.2.4.00.00 Pemberian Pinjaman Daerah

7.2.5.00.00 Pengeluaran Investasi Non Permanen Lainnya7.2.6.00.00 Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri

7.2.7.00.00 Pembayaran Utang Jangka Panjang Lainnya

3.  AKUN LAPORAN OPERASIONAL (LO)

LO menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas

pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya.

Akun Pendapatan LO 

Pendapatan-LO adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas

dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.

Klasifikasi Akun Pendapatan LO sebagaimana tercantum dalam tabel sebagai berikut:

Kodefikasi Akun Pendapatan LO

Kode Akun Nama Akun

8.0.0.00.00 PENDAPATAN – LO

8.1.0.00.00 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) – LO

8.1.1.00.00 Pendapatan Pajak Daerah – LO

8.1.2.00.00 Pendapatan Retribusi Daerah – LO

8.1.3.00.00 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan – LO

8.1.4.00.00 Lain-lain PAD Yang Sah – LO

Page 50: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 50/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 49

Kode Akun Nama Akun

8.2.0.00.00 PENDAPATAN TRANSFER – LO

8.2.1.00.00 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat –LO8.2.2.00.00 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya – LO

8.2.3.00.00 Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya – LO

8.2.4.00.00 Bantuan Keuangan – LO

8.3.0.00.00 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH – LO

8.3.1.00.00 Pendapatan Hibah – LO

8.3.2.00.00 Dana Darurat – LO

8.3.3.00.00 Pendapatan Lainnya – LO

8.4.0.00.00 SURPLUS NON OPERASIONAL – LO

8.4.1.00.00 Surplus Penjualan Aset Non Lancar – LO

8.4.2.00.00 Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang – LO

8.4.3.00.00 Surplus dari Kegiatan Non Operasional Lainnya – LO

8.5.0.00.00 PENDAPATAN LUAR BIASA – LO

8.5.1.00.00 Pendapatan Luar Biasa – LO

Akun Beban

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan

yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau

timbulnya kewajiban. Klasifikasi Akun Beban sebagaimana tercantum dalam tabel

sebagai berikut:

Kodefikasi Akun Beban

Kode Akun Nama Akun

9.0.0.00.00 BEBAN

9.1.0.00.00 BEBAN OPERASI – LO

9.1.1.00.00 Beban Pegawai – LO

9.1.2.00.00 Beban Barang dan Jasa

9.1.3.00.00 Beban Bunga

9.1.4.00.00 Beban Subsidi

9.1.5.00.00 Beban Hibah

9.1.6.00.00 Beban Bantuan Sosial

9.1.7.00.00 Beban Penyusutan dan Amortisasi

9.1.8.00.00 Beban Penyisihan Piutang

9.1.9.00.00 Beban Lain-lain.

Akun Beban Transfer-LO

Beban Transfer adalah beban berupa pengeluaran uang atau kewajiban untuk

mengeluarkan uang dari entitas pelaporan kepada suatu entitas pelaporan lain yang

diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan. Klasifikasi Beban Transfer-LO sebagai

berikut:

Page 51: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 51/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 50

Kodefikasi Beban Transfer - LO

Kode Akun Nama Akun

9.2.0.00.00 BEBAN TRANSFER

9.2.1.00.00 Beban Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah

9.2.2.00.00 Beban Transfer Bagi Hasil Pendapatan Lainnya

9.2.3.00.00 Beban Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah Lainnya

9.2.4.00.00 Beban Transfer Bantuan Keuangan ke Desa

9.2.5.00.00 Beban Transfer Bantuan Keuangan Lainnya

9.2.6.00.00 Beban Transfer Dana Otonomi Khusus

Akun Beban Non Operasional

Beban Non Operasional merupakan beban yang sifatnya tidak rutin. Klasifikasi Beban

Non Operasional sebagai berikut

Kodefikasi Beban Non Operasional

Kodefikasi Uraian Akun

9.3.0.00.00 DEFISIT NON OPERASIONAL

9.3.1.00.00 Defisit Penjualan Aset Non Lancar – LO

9.3.2.00.00 Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang – LO

9.3.3.00.00 Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya – LO

Akun Beban Luar Biasa

Beban Luar Biasa adalah beban yang terjadi dari kejadian luar biasa. Klasifikasi Beban

Luar Biasa sebagai berikut

Kodefikasi Beban Luar Biasa

Kodefikasi Uraian Akun

9.4.0.00.00 Beban Luar Biasa

9.4.1.00.00 Beban Luar Biasa

B.  SIKLUS AKUNTANSI

Sistem akuntansi pemerintah daerah dilaksanakan oleh PPK SKPD dalam satu

rangkaian proses yang disebut siklus akuntansi pemerintah daerah. Sebagaimana

dinyatakan dalam pasal 6 Permendagri 64 tahun 2013, Sistem Akuntansi Pemerintah

Daerah dibedakan menjadi 2 yaitu:

1.  Sistem akuntansi PPKD

2.  Sistem akuntansi SKPD

Siklus akuntansi merupakan tahapan/langkah-langkah yang harus dilalui dalam

penyusunan laporan keuangan.

Langkah-langkah tersebut meliputi 8 Langkah, yaitu:

Page 52: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 52/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 51

1.  Pencatatan Jurnal Anggaran dan Saldo Awal di Buku Jurnal

2.  Analisis Transaksi dan Pencatatan Transaksi di Buku Jurnal

  Guna memudahkan penyusunan laporan keuangan secara manual, makadigunakan daftar akun sesuai yang diatur di Permendagri 64 tahun 2014

yaitu di pasal 7 dan lampiran III mengenai Bagan Akun Standar (BAS),

yaitu dituliskan kode dan nama akun detil sampai level 5 yaitu rincian

objek.

  Penjurnalan dibedakan menjadi 2:

a.  Jurnal Finansial:

Secara default   seluruh transaksi dicatat/ dibuat jurnal finansialnya

dalam buku jurnal dengan melibatkan akun dengan kode awal 1-

Aset ,2-Kewajiban,3-Ekuitas serta 8-Pendapatan LO dan 9-Beban.

b.  Jurnal Anggaran:

Jika transaksi melibatkan akun dengan kode awal 4-pendapatan LRA,5-Belanja, 6-Transfer dan 7-Pembiayaan dan dilakukan secara

tunai/melibatkan kas, maka selain mencatat jurnal finansial juga

mencatat jurnal anggaran.

3.  Pencatatan Jurnal Penyesuaian di Buku Jurnal

Pencatatan penyesuaian dilakukan dengan membuat jurnal finansial saja

yaitu melibatkan akun dengan kode awal 1-Aset ,2-Kewajiban,3-Ekuitas

serta 8-Pendapatan LO dan 9-Beban.

4.  Posting ke Buku Besar

5.  Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

6.  Penyusunan Laporan Keuangan:

a.  Laporan Operasionalb.  Laporan Perubahan Ekuitas

c.  Neraca

d.  Laporan Realisasi Anggaran

7.  Pencatatan Jurnal Penutup di Buku Jurnal

8.  Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan

Adapun urutan langkah-langkah penyusunan laporan keuangan dapat dilihat pada

gambar berikut:

Page 53: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 53/304

Page 54: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 54/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 53

Tanggal Kode dan Nama Akun Ref Debit Kredit

3.1.2.05.01 Estimasi Perubahan SAL A XXX

3.1.2.03.01 Apropriasi Belanja A XXX

2.  Analisis Transaksi dan Pencatatan Transaksi di Buku Jurnal.

a.  Menganalisis transaksi adalah proses untuk menentukan suatu transaksi

sebagai transaksi keuangan dan transaksi non keuangan, dan

menentukan suatu transaksi berpengaruh terhadap akun apa

berdasarkan bukti pembukuan.

b.  Pada saat ini telah ada peraturan teknis yaitu Permendagri No.64 Tahun

2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan BerbasisAkrual pada Pemerintah Daerah, dengan sistem pencatatan Double

Entry.

c.  Guna memudahkan penyusunan laporan keuangan secara manual, maka

digunakan daftar akun sesuai yang diatur di Permendagri 64 tahun 2014

yaitu di pasal 7 dan lampiran III mengenai Bagan Akun Standar (BAS),

yaitu dituliskan kode dan nama akun detil sampai level 5 yaitu rincian

objek.

d.  Penjurnalan dibedakan menjadi 2:

1).  Jurnal Finansial:

Secara default   seluruh transaksi dicatat/ dibuat jurnal finansialnya

dalam buku jurnal dengan melibatkan akun dengan kode awal 1-Aset ,2-Kewajiban,3-Ekuitas serta 8-Pendapatan LO dan 9-Beban.

Contoh jurnal finansial SKPD:

a)  Contoh jurnal untuk mencatat penerimaan pendapatan.

Tanggal Kode dan Nama Akun Ref Debit Kredit

07/07/2014 1.1.1.02.01 Kas di Bendahara Penerimaan F XXX

8.1.2.01.01 Pelayanan kesehatan di

Puskesmas - LO

F XXX

b)  Contoh jurnal untuk mencatat beban.

Tanggal Kode dan Nama Akun Ref Debit Kredit

10/10/2014

9.1.2.25.03

Honorarium Tenaga Ahli/Instruktur

/Narasumber

F XXX

9.1.2.01.01

Beban Persediaan alat tulis kantorF XXX

1.1.1.03.01

Kas di Bendahara PengeluaranF XXX

Page 55: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 55/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 54

c)  Contoh jurnal untuk mencatat pembelian aset secara LS.

Tanggal Kode dan Nama Akun Ref Debit Kredit

04/04/20141.3.2.04.01

Kendaraan Dinas Bermotor PeroranganF XXX

3.1.3.01.01 RK PPKD F XXX

2).  Jurnal Anggaran:

Jika transaksi melibatkan akun  dengan kode awal 4-pendapatan

LRA, 5-Belanja, 6-Transfer dan 7-Pembiayaan dan dilakukan secara

tunai/melibatkan kas, maka selain mencatat jurnal finansial jugamencatat jurnal anggaran.

Contoh jurnal anggaran SKPD:

a)  Contoh jurnal untuk mencatat penerimaan pendapatan.

Tanggal Kode dan Nama Akun Ref Debit Kredit

07/07/2014 3.1.2.05.01 Estimasi Perubahan SAL A XXX

4.1.2.01.01

Pelayanan kesehatan di

Puskesmas - LRA

A XXXX

b)  Contoh jurnal untuk mencatat beban.

Tanggal Kode dan Nama Akun Ref Debit Kredit

10/10/20145.1.2.24.01 Honorarium Tenaga Ahli/

Narasumber/ InstrukturA XXX

10/10/2014 5.1.2.01.01 Belanja alat tulis kantor A XXX

10/10/20143.1.2.05.01

Estimasi Perubahan SALA XXX

c)  Contoh jurnal untuk mencatat pembelian aset secara LS.

Tanggal Kode dan Nama Akun Ref Debit Kredit

04/04/20145.2.2.04.01 Belanja modal Pengadaan

Kendaraan Dinas Bermotor PeroranganA XXX

04/04/20143.1.2.05.01

Estimasi Perubahan SALA XXX

3.  Pencatatan Jurnal Penyesuaian di Buku Jurnal

Tahap selanjutnya dari siklus akuntansi di atas adalah membuat  jurnal

 penyesuaian. Jurnal penyesuaian perlu dibuat untuk meng-update  saldo

Page 56: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 56/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 55

akun agar memenuhi konsep matching cost againts revenue  (penandingan

yang match antara pendapatan dan beban dalam satu periode akuntansi)

dan karena menganut basis akrual. Hal ini untuk memastikan bahwapendapatan diakui pada periode diperolehnya pendapatan itu dan beban

diakui pada periode terjadinya.

Penyesuaian memungkinkan untuk melaporkan posisi aset, kewajiban, dan

ekuitas di neraca pada tanggal neraca dan untuk melaporkan jumlah surplus

atau defisit yang wajar di laporan operasional. Neraca saldo di atas mungkin

belum memuat data laporan keuangan yang up-to-date, karena alasan-

alasan berikut.

a.  Kejadian-kejadian tertentu, seperti pemakaian bahan pakai habis, tidak

dijurnal setiap hari karena alasan kepraktisan.

b.  Beban yang terjadi karena berlalunya waktu, seperti berkurangnyamanfaat gedung, persekot sewa dan asuransi, tidak dijurnal selama

periode akuntansi.

c.  Beberapa akun, seperti beban listrik, mungkin belum dicatat karena

tagihan dari PLN belum diterima.

Dengan demikian, jurnal penyesuaian disusun untuk tujuan-tujuan berikut.

a.  Melaporkan semua pendapatan (revenues) yang diperoleh (earned)

selama periode akuntansi.

b.  Melaporkan semua belanja atau beban yang terjadi selama periode

akuntansi.

c.  Melaporkan dengan akurat nilai aset pada tanggal neraca.d.  Melaporkan secara akurat kewajiban pada tanggal neraca.

Jurnal penyesuaian hanya dilakukan dengan membuat jurnal finansial saja

sebagai implementasi basis akrual.

Contoh jurnal penyesuaian:

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit

31/12/2014 1.1.7.01.01 Persediaan Alat Tulis Kantor F XXX

9.1.2.01.01

Beban Persediaan alat tulis kantorF XXX

31/12/20149.1.7.01.04 Beban Penyusutan Alat Angkutan

Darat BermotorF XXX

1.3.7.01.04 Akumulasi Penyusutan Alat

Angkutan Darat BermotorF XXX

31/12/2014 9.1.2.03.03 Beban Jasa listrik F XXX

2.1.5.02.01 Utang Belanja Jasa F XXX

Page 57: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 57/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 56

4.  Posting ke Buku Besar

Buku besar (ledger ) atau yang merupakan kumpulan akun-akun digunakan

untuk mencatat secara terpisah aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan-LO,

beban, pendapatan-LRA, belanja, dan pembiayaan. 

Proses posting akun-akun dari jurnal ke buku besar disebut dengan  posting.

Posting ke buku besar sekaligus merupakan penggolongan dan peringkasan

transaksi sebab tiap-tiap data transaksi dibawa ke masing-masing akun yang

sesuai. Posting dapat dilakukan secara kronologis sebagaimana halnya

penjurnalan, tetapi dapat juga secara periodik (mingguan atau bulanan).

Posting merupakan proses pemindahan informasi, minimal berupa tanggal

transaksi dan jumlah rupiah dalam buku jurnal ke buku besar yang berkaitan

untuk masing-masing ayat jurnal. Jumlah rupiah dalam akun yang dijurnal

atau dicatat di buku jurnal di posisi Debit, maka ketika dipindahkan ke bukubesar jumlah rupiah tersebut diletakkan di kolom Debit juga sebesar angka

yang sama.

Adakalanya satu nama akun di jurnal berkali-kali, baik di posisi debit

ataupun kredit. Meskipun dijurnal lebih dari satu kali, buku besar yang akan

menampung akun tersebut tetap hanya satu buku besar. Dengan demikian,

dalam buku besar Akun X misalnya, akan terlihat banyak transaksi untuk

Akun X jika di dalam jurnal akun X dijurnal/dicatat berkali-kali.

Ilustrasi proses posting sebagai berikut:

Page 58: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 58/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 57

5.  Penyusunan Necara Saldo setelah Penyesuaian

Neraca saldo adalah daftar/kumpulan akun beserta saldonya.

Penyusunan Neraca saldo ini dilakukan dengan menuliskan kode dan nama

akun beserta saldonya dalam dalam Neraca saldo

dengan saldo debit atau kredit yang sesuai dengan saldo

buku besar. Selanjutnya total kolom debit dan kolom

kredit dihitung dan dituliskan di baris paling bawah

untuk menunjukkan kesamaan saldo kolom debit/kredit. 

Contoh Neraca Saldo setelah Penyesuaian:

Pemerintah Kabupaten Adil Makmur

NERACA SALDO SETELAH PENYESUAIAN

per Tanggal 31 Desember 2014

SKPD Dinas Kesehatan

Kode Akun Nama AkunSaldo

Debit Kredit

1.1.3.02.01 Piutang Retribusi Pelayanan Kesehatan Rp1.500.000 Rp-

1.1.7.01.01 Persediaan Alat Tulis Kantor Rp1.000.000 Rp-

1.3.1.11.04 Tanah Untuk Bangunan Tempat Kerja/Jasa Rp250.000.000 Rp-

1.3.2.04.01 Kendaraan Dinas Bermotor Perorangan Rp259.000.000 Rp-

1.3.3.01.01 Bangunan Gedung Kantor Rp240.000.000 Rp-

1.3.7.01.04 Akumulasi Penyusutan Alat Angkutan Darat Bermotor Rp- Rp37.000.000

1.3.7.02.01 Akumulasi Penyusutan Bangunan Gedung Tempat Kerja Rp- Rp4.800.000

2.1.1.03.01 Utang PPh 21 Rp- Rp5.235.000

2.1.1.04.01 Utang PPN Pusat Rp- Rp8.100.000

2.1.5.02.01 Utang Belanja Jasa Rp- Rp15.325.000

3.1.1.01.01 Ekuitas Rp- Rp639.500.000

3.1.2.05.01 Estimasi Perubahan SAL Rp- Rp1.781.750.000

3.1.3.01.01 RK PPKD Rp- Rp1.768.415.000

4.1.2.01.01 Pelayanan kesehatan di Puskesmas – LRA Rp- Rp25.500.0005.1.1.01.01 Gaji Pokok PNS/ Uang Representasi Rp941.980.654 Rp-

5.1.1.01.02 Tunjangan Keluarga Rp194.601.755 Rp-

5.1.1.01.03 Tunjangan Jabatan Rp135.713.962 Rp-

5.1.1.01.04 Tunjangan Fungsional Rp117.971.012 Rp-

5.1.1.01.06 Tunjangan Beras Rp80.205.622 Rp-

5.1.1.01.07 Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus Rp17.026.995 Rp-

5.1.2.01.01 Belanja alat tulis kantor Rp145.000.000 Rp-

5.1.2.24.01 Honorarium Tenaga Ahli/Narasumber/Instruktur Rp64.750.000 Rp-

5.2.2.04.01Belanja modal Pengadaan Kendaraan Dinas

Perorangan

Rp110.000.000 Rp-

Page 59: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 59/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 58

Kode Akun Nama AkunSaldo

Debit Kredit

8.1.2.01.01 Pelayanan kesehatan di Puskesmas - LO Rp- Rp27.000.000

9.1.1.01.01 Gaji Pokok PNS / Uang Representasi - LO Rp941.980.654 Rp-

9.1.1.01.02 Tunjangan Keluarga - LO Rp194.601.755 Rp-

9.1.1.01.03 Tunjangan Jabatan - LO Rp135.713.962 Rp-

9.1.1.01.04 Tunjangan Fungsional - LO Rp117.971.012 Rp-

9.1.1.01.06 Tunjangan Beras - LO Rp80.205.622 Rp-

9.1.1.01.07 Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus - LO Rp17.026.995 Rp-

9.1.2.01.01 Beban Persediaan alat tulis kantor Rp144.500.000 Rp-

9.1.2.03.03 Beban Jasa listrik Rp15.325.000 Rp-

9.1.2.25.03 Honorarium Tenaga Ahli/Instruktur/Narasumber Rp64.750.000 Rp-

9.1.7.01.04 Beban Penyusutan Alat Angkutan Darat Bermotor Rp37.000.000 Rp-

9.1.7.02.01 Beban Penyusutan Bangunan Gedung Tempat Kerja Rp4.800.000 Rp-

Jumlah Rp4.312.625.000,00 Rp4.312.625.000,00

6.  Menyusun Laporan Keuangan

Setelah neraca saldo setelah penyesuaian selesai dibuat, selanjutnyadisusun laporan keuangan. Laporan keuangan pokok terdiri dari:

a.  Laporan Realisasi Anggaran (LRA);

b.  Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL);

c.  Laporan Operasional (LO);

d.  Laporan Perubahan Ekuitas (LPE);

e.  Neraca;

f.  Laporan Arus Kas (LAK);

g.  Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

Contoh proses penyusunan laporan keuangan:

  Saldo Akun di neraca saldo setelah penyesuaian yang mempunyai

kode akun 3 digit depan yang sama dengan kode akun 3 digit di

laporan keuangan, dipindahkan ke laporan keuangan (dalam contoh:

neraca).

  Apabila terdapat lebih dari satu akun yang mempunyai kode akun

dengan 3 digit depan sama, maka jumlah saldonya dipindahkan ke

laporan keuangan.

Page 60: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 60/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 59

7.  Membuat Jurnal Penutup

a.  Jurnal penutup dilakukan setelah Laporan Keuangan disusun. Jurnal

penutup dibuat untuk menihilkan semua akun nominal atau akun

sementara yang dilaporkan dalam Laporan Realisasi Anggaran danLaporan Operasional. Pada dasarnya jurnal ini dibuat agar akun-akun

sementara tersebut tidak muncul sebagai saldo awal pada tahun

berikutnya di buku besar. Hal ini karena akun akun tersebut memang

dimaksudkan hanya untuk mengakumulasi transaksi selama satu

periode saja.

b.  Jurnal penutup meliputi:

1).  Jurnal penutup LRA

Yaitu untuk menutup saldo akun-akun Laporan Realisasi

Anggaran.

2).  Jurnal penutup LO

Yaitu untuk menutup saldo akun-akun Laporan Operasional.

Page 61: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 61/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 60

Contoh Jurnal Penutup di SKPD

Jurnal Penutup LRA

Tanggal Nama Akun Ref Debit Kredit

31/12/2014 3.1.2.03.01 Apropriasi Belanja 1.835.000.000

3.1.2.05.01 Estimasi Perubahan SAL 1.811.000.000

3.1.2.01.01 Estimasi Pendapatan 24.000.000

31/12/2014 4.1.2.01.01 Pelayanan kesehatan di Puskesmas – LRA Rp25.500.000

3.1.2.06.01 Surplus/Defisit - LRA 1.781.750.000

5.1.1.01.01 Gaji Pokok PNS/ Uang Representasi Rp941.980.654

5.1.1.01.02 Tunjangan Keluarga Rp194.601.755

5.1.1.01.03 Tunjangan Jabatan Rp135.713.962

5.1.1.01.04 Tunjangan Fungsional Rp117.971.012

5.1.1.01.06 Tunjangan Beras Rp80.205.622

5.1.1.01.07 Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus Rp17.026.9955.1.2.01.01 Belanja alat tulis kantor Rp145.000.000

5.1.2.24.01 Honorarium Tenaga Ahli/

Narasumber/InstrukturRp64.750.000

5.2.2.04.01 Belanja modal Pengadaan

Kendaraan Dinas PeroranganRp110.000.000

31/12/2014 3.1.2.05.01 Estimasi Perubahan SAL 1.781.750.000

3.1.2.06.01 Surplus/Defisit - LRA 1.781.750.000

Jurnal Penutup LO

Tanggal Nama Akun Debit Kredit31/12/2014 8.1.2.01.01 Pelayanan kesehatan di Puskesmas - LO Rp27.000.000

3.1.1.02.01 Surplus/Defisit - LO Rp1.726.875.000

9.1.1.01.01 Gaji Pokok PNS / Uang Representasi - LO Rp941.980.654

9.1.1.01.02 Tunjangan Keluarga - LO Rp194.601.755

9.1.1.01.03 Tunjangan Jabatan - LO Rp135.713.962

9.1.1.01.04 Tunjangan Fungsional - LO Rp117.971.012

9.1.1.01.06 Tunjangan Beras - LO Rp80.205.622

9.1.1.01.07 Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus – LO Rp17.026.995

9.1.2.01.01 Beban Persediaan alat tulis kantor Rp144.500.000

9.1.2.03.03 Beban Jasa listrik Rp15.325.000

9.1.2.25.03 Honorarium Tenaga Ahli/Instruktur/

NarasumberRp64.750.000

9.1.7.01.04 Beban Penyusutan Alat Angkutan Darat

BermotorRp37.000.000

9.1.7.02.01 Beban Penyusutan BangunanGedung Tempat Kerja

Rp4.800.000

31/12/2014 3.1.1.01.01 Ekuitas Rp1.726.875.000

3.1.1.02.01 Surplus/Defisit - LO Rp1.726.875.000

8.  Menyusun Neraca Saldo Setelah Jurnal Penutupan

Jurnal penutup kemudian diposting ke buku besar. Setelah diposting, saldo

di buku besar tersebut akan bernilai nol atau nihil. Dengan demikian, pada

awal tahun berikutnya tidak akan muncul saldo buku besar bersangkutan.

Sehingga dengan demikian, saldo yang ada hanya saldo akun-akun riil yaitu

akun-akun neraca atau persis seperti yang ditunjukkan di laporan keuangan

Page 62: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 62/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 61

berupa neraca. Format Neraca Saldo setelah Penutupan sama persis dengan

format Neraca Saldo setelah Penyesuaian, hanya judulnya diganti Neraca

Saldo setelah Penutupan dan angka di neraca saldo setelah penutupanmerupakan saldo terakhir setelah posting jurnal penutup.

Contoh Neraca Saldo setelah Penutupan

Pemerintah Kabupaten Adil Makmur

NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN

Per Tanggal 31 Desember 2014SKPD : Dinas Kesehatan

Kode dan Nama Akun RefSaldo

Debit Kredit

1.1.1.02.01 Kas di Bendahara Penerimaan Rp Rp-

1.1.1.03.01 Kas di Bendahara Pengeluaran Rp Rp1.500.000,00

1.1.3.02.01 Piutang Retribusi Pelayanan Kesehatan Rp 1.500.000,00 Rp-

1.1.7.01.01 Persediaan Alat Tulis Kantor Rp500.000,00 Rp-

1.3.2.04.01 Kendaraan Dinas Bermotor Perorangan Rp110.000.000,00 Rp-

1.3.7.01.04

Akumulasi Penyusutan Alat Angkutan Darat Bermotor Rp- Rp37.000.000,00

1.3.7.02.01

Akumulasi Penyusutan Bangunan Gedung Tempat Kerja Rp- Rp4.800.000,00

2.1.1.03.01 Utang PPh 21 Rp- Rp3.885.000,00

2.1.1.04.01 Utang PPN Pusat Rp- Rp7.950.000,00

2.1.5.02.01 Utang Belanja Jasa Rp- Rp15.325.000,00

3.1.1.02.01 Surplus/Defisit - LO Rp1.726.875.000,00 Rp-

3.1.2.05.01 Estimasi Perubahan SAL Rp- Rp1.781.750.000,00

3.1.2.06.01 Surplus/Defisit - LRA Rp1.781.750.000,00 Rp-

3.1.3.01.01 RK PPKD Rp- Rp1.768.415.000,00

Total Rp3.620.625.000,00 Rp3.620.625.000,00

Page 63: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 63/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 62

BAB III

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

Tujuan Instruksional Khusus :

Setelah mempelajari Topik ini peserta diharapkan mampu menjelaskan serta

mampu menganalisis dan mencatat transaksi:

1.  Akuntansi Pendapatan dan Piutang

2.  Akuntansi Belanja Barang dan Jasa, Beban dan Persediaan

3.  Akuntansi Belanja Modal dan Aset Tetap

4.  Akuntansi Pembiayaan, Investasi dan Kewajiban

5.  Akuntansi Dana Cadangan dan Transaksi Non Anggaran

6.  Akuntansi Koreksi Kesalahan, Jurnal Penyesuaian dan Jurnal Penutup.

No. Sub Topik Kata Kunci

1 Akuntansi Pendapatan dan

Piutang

Definisi, Pengakuan, Pengukuran,

Penyajian dan Pengungkapan Pendapatan

dan Piutang

2 Akuntansi Belanja Barang dan

Jasa, Beban dan Persediaan

Definisi, Pengakuan, Pengukuran,

Penyajian dan Pengungkapan Belanja

Barang dan Jasa, Beban dan Persediaan

3 Akuntansi Belanja Modal dan

Aset Tetap

Definisi, Pengakuan, Pengukuran,

Penyajian dan Pengungkapan Belanja

Modal, dan Aset Tetap

4 Akuntansi Pembiayaan,

Investasi dan Kewajiban

Definisi, Pengakuan, Pengukuran,

Penyajian dan Pengungkapan Pembiayaan,

Investasi dan Kewajiban

5 Akuntansi Dana Cadangan dan

Transaksi Non Anggaran

Definisi, Pengakuan, Pengukuran,

Penyajian dan Pengungkapan Dana

Cadangan dan Transaksi Non Anggaran

6 Akuntansi Koreksi Kesalahan,

Jurnal Penyesuaian dan Jurnal

Penutup

Definisi, Pengakuan, Pengukuran,

Penyajian dan Pengungkapan, Koreksi

Kesalahan, Jurnal Penyesuaian, dan Jurnal

Penutup

Referensi:

1.  PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan2.  Buletin Teknis (Bultek) Standar Akuntansi Pemerintahan No. 1 s/d 10

3.  PMK 238 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi

Pemerintahan

4.  Permendagri 13 tahun 2006 jo Permendagri 59 tahun 2007 jo Permendagri

21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

5.  Permendagri 64 tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi

Pemerintahan berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah

6.  SE Ditjen BAKD No.900/079/BAKD/2008

7.  Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan No 2 dan 3

8.  Mulyana, Budi, Handbook Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual,

Berdasar SAP Akrual (PP 71/2010), 2012

Page 64: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 64/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 63

9.  Prof Abdul Halim dan Muhammad Syam Kusufi, Akuntansi Keuangan Daerah

 – SAP berbasis Akrual, Edisi 4, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2012

Page 65: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 65/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 64

A.  AKUNTANSI PENDAPATAN DAN PIUTANG1.  Akuntansi Pendapatan

a.  Definisi

Definisi Pendapatan menurut SAP  adalah semua penerimaan Rekening

Kas Umum Negara/Daerah yang menambah ekuitas dalam periode

tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan

tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

b.  Klasifikasi Pendapatan

Klasifikasi pendapatan menurut PP no 71 tahun 2010 dan Permendagri

64 tahun 2013 yaitu:

-  Pendapatan Asli Daerah (PAD)

-  Pendapatan Transfer-  Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah

c.  Prinsip Akuntansi Pendapatan Daerah-LRA

-  Pendapatan (secara umum) diakui pada saat telah disetor ke

rekening Kas Umum Daerah.

-  Koreksi atas pengembalian pendapatan yang sifatnya tidak berulang

(non recurring) atas pendapatan tahun berjalan, dicatat sebagai

pengurang pendapatan. Sedangkan koreksi atas pengembalian

pendapatan periode sebelumnya, dicatat sebagai belanja tidak

terduga yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih pada periode

ditemukannya koreksi.-  Pengembalian yang sifatnya normal (sistemik) dan berulang

(recurring) atas penerimaan pendapatan periode berjalan atau

sebelumnya dicatat sebagai pengurang pendapatan

-  Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto yaitu

dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah

netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

d.  Prinsip Akuntansi Pendapatan Daerah-LO

Berdasarkan SAP (PP No 71 tahun 2010) prinsip-prinsip akuntansi

pendapatan-LO adalah:

1.  Pendapatan-LO adalah hak pemerintah daerah yang diakui

sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang

bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.

2.  Klasifikasi pendapatan-LO menurut sumber pendapatan yaitu

a)  Pendapatan Pajak-LO

b)  Pendapatan Bukan Pajak –LO

c)  Pendapatan Hibah-LO

d)  Pendapatan Lainnya

3.  Pendapatan-LO diakui saat:

a)  Timbulnya hak atas pendapatan

Pendapatan-LO yang diakui saat timbulnya hak adalah:

  Pendapatan yang diperoleh berdasarkan peraturan

perundang-undangan

Page 66: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 66/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 65

  Pendapatan yang diperoleh sebagai imbalan atas

suatu pelayanan yang telah selesai diberikan

berdasarkan peraturan perundang-undanganb)  Pendapatan direalisasi (adanya aliran masuk sumber daya

ekonomi)

Untuk mengakui Pendapatan-LO yang berupa hak yang telah

diterima oleh pemerintah tanpa didahului adanya

penagihan

4.  Akuntansi Pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto

e.  Pencatatan Pendapatan Daerah-LRA di Buku Anggaran

Jurnal atas Pendapatan-LRA dibuat dalam kaitannya pemerintah Daerah

sebagai entitas Akuntansi Anggaran. Pendapatan yang dicatat disini

adalah hanya pendapatan yang diterima secara tunai yang kode awalnya4, 5, 6 dan 7. Perlu dicatat bahwa ketika ada transaksi terkait

pendapatan, maka kemungkinannya adalah tunai atau kredit. Semua

pendapatan selalu dicatat di buku jurnal finansial untuk menghasilkan

Laporan Operasional (LO), sedangkan hanya yang menyangkut

pendapatan tunai yang berkode 4, 5, 6 dan 7 yang juga dicatat sebagai

 jurnal realisasi anggaran di buku jurnal.

Kode Uraian

Laporan Realisasi Anggaran

4 Pendapatan LRA

5 Belanja

6 Transfer

7 Pembiayaan

Contoh pencatatan realisasi pendapatan di buku Jurnal:

TanggalKode

AkunNama Akun Debit Kredit

2/2/2012 3... Estimasi Perubahan SAL xxx

4... Pendapatan LRA... xxx

f.  Pencatatan Pendapatan Daerah-LO

Pengakuan Pendapatan-LO dalam kaitannya pemda sebagai entias

akuntansi keuangan. Menurut Prof Halim dan Kusufi (2012), pencatatanpendapatan LO dilakukan menggunakan buku jurnal finansial yang

meliputi kolom tanggal, kode dan nama akun, debit dan kredit serta

kolom keterangan. Semua pendapatan dengan kode 8 dan 9 dicatat

menggunakan mekanisme double entry   untuk nantinya menghasilkan

Laporan Operasional.

Kode Uraian

Laporan Operasional

8 Pendapatan LO

9 Beban

Page 67: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 67/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 66

Contoh Jurnal penerimaan kas atas pajak dan langsung disetor ke kas

daerah di buku jurnal finansial:

Tanggal KodeAkun

Nama Akun Debit Kredit

2/2/2012 3... RK PPKD Xxx

8... Pendapatan-LO Xxx

Contoh pencatatan di buku jurnal finansial atas diterbitkannya surat

ketetapan pajak tetapi kas belum diterima:

TanggalKode

AkunNama Akun Debit Kredit

2/2/2012 1... Piutang ... Xxx

8... Pendapatan-LO Xxx

g.  Penyajian

Pendapatan LRA disajikan di Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

sedangkan Pendapatan LO disajikan di Laporan Operasional (LO).

2.  Akuntansi Piutang

a.  Definisi

Piutang adalah hak tagih pemerintah kepada pihak lain yang belum

diterima pembayarannya. Hak tagih tersebut bisa berasal dari

kewenangan pemda misalnya untuk memungut pajak daerah, retribusi

daerah, atau hak tagih karena memberikan pinjaman kepada pihak lain.

b.  Jenis Piutang

Jenis Piutang adalah:1)  Piutang Pendapatan

Adalah piutang atas pendapatan pemerintah yang berupa

-  Piutang Pajak

-  Piutang restribusi

-  Piutang hasil kekayaan daerah yang dipisahkan

-  Piutang lain-lain PAD yang sah

-  Piutang transfer pemerintah pusat

-  Piutang bantuan kekayaan

-  Piutang hibah

-  Piutang pendapatan lainnya

2)  Piutang Lainnya

Yang termasuk piutang lain-lain adalah:

-  Bagian lancar tagihan jangka panjang

3)  Pengakuan

  Telah diterbitkan surat ketetapan; dan/atau

  Telah diterbitkan surat penagihan dan telah dilaksanakan

penagihan

c.  Pencatatan Piutang

Contoh pencatatan jurnal di buku jurnal finansial saat timbulnya hak

tagih (piutang):

Page 68: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 68/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 67

TanggalKode

AkunNama Akun Debit Kredit

2/2/2012 1... Piutang ... Xxx8... Pendapatan-LO Xxx

d.  Penyajian

  Disajikan sebagai aset lancar  di Neraca sebesar nilai yang jatuh

tempo dalam tahun berjalan dan yang akan ditagih dalam 12 bulan

ke depan berdasarkan surat ketentuan penyelesaian yang telah

ditetapkan;

  Disajikan sebagai aset lainnya terhadap nilai yang akan dilunasi di

atas 12 bulan berikutnya.

  Aset Lancar diungkapkan pula dalam Catatan atas Laporan

Keuangan.

B.  AKUNTANSI BELANJA BARANG DAN JASA, BEBAN DAN PERSEDIAAN

1.  Akuntansi Belanja Barang dan Jasa

a.  Definisi

Belanja Daerah adalah Semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum

Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun

anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya

kembali oleh pemerintah. (PP No 71 th 2010)

Belanja adalah kewajiban pemerintah daerah yg diakui sebagai

pengurang nilai kekayaan bersih. (Permendagri 13/2006).

b.  Klasifikasi Belanja

Menurut Permendagri No 64 tahun 2013, belanja dikelompokkansebagai belanja operasi, belanja Modal dan belanja tak terduga.

Berikut klasifikasi belanja menurut Permendagri 64 tahun 2013:

(Permendagri No. 64 tahun 2013) 

1. Belanja Operasi 

- Belanja pegawai

- Belanja barang

- Bunga

- Subsidi

- Hibah

- Bantuan sosial

2. Belanja Modal 

3. Belanja Tak Terduga

c.  Prinsip Pengakuan dan Pengukuran

  Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas

umum Daerah.

  Pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanjanya

terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran yang

disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan.

Page 69: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 69/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 68

  Koreksi atas penerimaan kembali belanja yang terjadi pada periode

dicatat sebagai pengurang belanja. Apabila diterima pada periode

berikutnya, koreksi belanja dicatat sebagai pendapatan lain-lain LRA.d.  Pencatatan Belanja Barang dan Jasa

  Jurnal atas belanja dibuat dalam kaitannya pemerintah Daerah

sebagai entitas Akuntansi, pencatatanya digunakan double entry

yang akan menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

  Contoh pencatatan belanja di buku jurnal:

TanggalKode

AkunNama Akun Debit Kredit

2/2/2012 5... Belanja ... Xxx

3... Estimasi Perubahan SAL Xxx

e.  PenyajianBelanja akan dilaporkan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) setelah

akun Pendapatan.

2.  Akuntansi Beban

a.  Definisi

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam

periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, dapat berupa pengeluaran

atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban (PP No 71 tahun 2010)

b.  Klasifikasi Beban

1) Beban Operasi  Beban Pegawai

  Beban Barang

  Beban Bunga

  Beban Subsidi

  Beban Hibah

  Beban Bantuan Sosial

  Beban Penyusutan Aset Tetap/Amortisasi

  Beban Penyisihan Piutang

  Beban Lain-lain

2) Beban Transfer

  Beban Bagi Hasil Pajak

  Beban bagi Hasil Pendapatan lainnya

  Beban Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah

Lainnya

  Beban Transfer Bantuan ke Desa

  Beban Transfer Bantuan Keuangan lainnya

3) Beban Non Operasional

Beban yang sifatnya tidak rutin, misalnya berasal dari:

◦  Defisit penjualan aset non lancar

  Defisit penyelesaian kewajiban jangka panjang

Page 70: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 70/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 69

◦  Defisit dari kegiatan non operasional lainnya

4)  Beban Luar Biasa

Untuk mencatan beban atas kejadian luar biasa.Yang termasuk kejadian luar biasa adalah:

◦  Tidak bisa diramalkan pada awal tahun anggaran

◦  Tidak diharapkan terjadi berulang-ulang

◦  Kejadiannya diluar kendali pemerintah

c.  Prinsip Pengakuan dan Pengukuran

Beban diakui saat:

  Timbulnya kewajiban

Adalah saat terjadinya peralihan hak dari pihak lain ke pemerintah

tanpa diikuti keluarnya kas dari kas umum daerah  Terjadinya konsumsi aset

Adalah saat pengeluaran kas kepada pihak lain yang tidak didahului

timbulnya kewajiban dan/atau konsumsi aset nonkas dalam

kegiatan operasional pemerintah

  Terjadinya penurunan manaat ekonomi atau potensi jasa

Adalah saat terjadi penurunan nilai aset sehubungan dengan

penggunaan aset bersangkutan/berlalunya waktu.

  Koreksi atas Beban (penerimaan kembali) yang terjadi pada periode

berjalan dicatat sebagai pengurang beban pada periode berjalan.

Penerimaan kembali atas beban tahun sebelumnya akan dicatat

sebagai pendapatan lain-lain pada periode berjalan.

d.  Pencatatan Beban

Jurnal atas Beban dibuat dalam kaitannya pemerintah Daerah sebagai

entitas Keuangan, pencatatanya digunakan Double entry   yang akan

menghasilkan Laporan Operasional (LO) dan Neraca Pemda

  Contoh pencatatan jurnal untuk mencatat beban di buku jurnal

finansial dengan mekanisme Pembayaran GU/TU di SKPD:

TanggalKode

AkunNama Akun Debit Kredit

7/10/2012 9... Beban ... Xxx

1... Kas di Bend. Pengeluaran Xxx

1... Kas di Bend. Pengeluaran Xxx

3... RK-PPKD Xxx

  Contoh pencatatan jurnal untuk mencatat beban di buku jurnal

finansial dengan mekanisme Pembayaran LS di SKPD:

TanggalKode

AkunNama Akun Debit Kredit

7/10/2012 9... Beban ... Xxx

3... RK-PPKD Xxx

e.  Penyajian

Beban dilaporkan dalam Laporan Operasional (LO).

Page 71: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 71/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 70

3.  Akuntansi Persediaan

a.  DefinisiAset dalam bentuk barang atau perlengkapan (supplies) yang diperoleh

dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah

atau barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan atau diserahkan

dalam rangka pelayanan kepada masyarakat dalam kurun waktu 12

bulan dari tanggal pelaporan.

Contoh persediaan:

  Persediaan ATK

  Persediaan Benda Akun

  Persediaan obat-obatan

  Persediaan bibit

  Persediaan pupuk  Persediaan bahan pembersih

  Persediaan bahan bangunan

  Persediaan amunisi

b.  Prinsip Pengakuan dan Pengukuran

  Persediaan dinilai dengan perhitungan fisik pada akhir periode

  Persediaan yang berasal dari pembelian, maka di nilai berdasarkan

Biaya perolehan

  Persediaan yang diperoleh dengan memproduksi sendiri maka dinilai

berdasarkan biaya Standar

  Persediaan yang diperoleh dengan cara lain seperti hibah aturampasan dinilai sebesar Nilai wajar

  Saldo persediaan tersebut dihitung berdasarkan harga pembelian

terakhir

c.  Pencatatan Persediaan

Contoh jurnal yang dibuat di buku jurnal finansial saat pembelian

persediaan menggunakan mekanisme UP:

TanggalKode

AkunNama Akun Debit Kredit

2/3/2012 1... Persediaan ... Xxx

1... Kas di Bend.

Pengeluaran

Xxx

d.  Penyajian

Persediaan dilaporkan dalam Neraca dan diungkapkan dalam Catatan

atas Laporan Keuangan.

Page 72: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 72/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 71

C.  AKUNTANSI BELANJA MODAL DAN ASET TETAP

1.  Akuntansi Belanja Modal

a.  DefinisiBelanja Modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap

dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode

akuntansi.

Kriteria belanja modal:

•  pengeluaran tersebut mengakibatkan adanya perolehan aset tetap

atau aset lainnya yang dengan demikian menambah aset

pemerintah;

•  pengeluaran tersebut melebihi batasan minimal kapitalisasi aset

tetap atau aset lainnya yang telah ditetapkan oleh pemerintah;

•  perolehan aset tetap tersebut diniatkan bukan untuk dijual.

b.  Prinsip Pengakuan dan Pengukuran  Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas

umum Daerah.

  Pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanjanya

terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran yang

disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan.

  Koreksi atas penerimaan kembali belanja yang terjadi pada periode

dicatat sebagai pengurang belanja. Apabila diterima pada periode

berikutnya, koreksi belanja dicatat sebagai pendapatan lain-lain.

c.  Pencatatan Belanja Modal

  Jurnal atas belanja tunai dibuat pencatatanya digunakan single entry

di buku anggaran yang nantinya akan menghasilkan LaporanRealisasi Anggaran (LRA).

Contoh pencatatan belanja modal pembelian Aset Tetap secara

tunai di buku Jurnal sebagai berikut:

TanggalKode

AkunNama Akun Debit Kredit

2/3/2012 5... Belanja Modal... Xxx

3 ... Estimasi Perubahan

SAL

Xxx

Yang perlu diingat adalah bahwa jika transaksi yang terjadi secara kredit

(tidak tunai), maka TIDAK dicatat jurnal realisasi anggaran, melainkan

hanya pencatatan di buku jurnal finansial atas aset tetap yang diperoleh.d.  Penyajian

Belanja Modal dilaporkan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA).

2.  Akuntansi Aset Tetap

a.  Definisi

Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih

dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah

atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.

b.  Klasifikasi Aset Tetap

•  Tanah

•  Peralatan dan Mesin

Page 73: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 73/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 72

•  Gedung dan Bangunan

•  Jalan, Irigasi, dan Jaringan

•  Aset Tetap Lainnya•  Konstruksi dalam Pengerjaan

c.  Prinsip Pengakuan dan Pengukuran

  Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan

diperoleh oleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang

dapat diukur dengan andal.

  Sejalan dengan penerapan basis akrual, aset dalam bentuk piutang

atau beban dibayar di muka diakui ketika hak klaim untuk

mendapatkan arus kas masuk atau manfaat ekonomi lainnya dari

entitas lain telah atau tetap masih terpenuhi, dan nilai klaim

tersebut dapat diukur atau diestimasi.

  Aset tidak diakui jika pengeluaran telah terjadi dan manfaatekonominya dipandang tidak mungkin diperoleh pemerintah setelah

periode akuntansi berjalan.

  Aset tetap dicatat sebesar Biaya Perolehan

  Aset Tetap dicatat sebesar nilai wajar apabila biaya perolehan tidak

memungkinkan digunakan

  Biaya perolehan atas pembelian Aset meliputi:

1)  Harga beli aset tetap

2)  Semua biaya yang dikeluarkan sampai Aset Tetap siap digunakan,

termasuk:

  biaya perjalanan dinas

  ongkos angkut  biaya uji coba

  biaya konsultan, dll

  Pengeluaran belanja untuk aset tetap setelah perolehan dapat

dibedakan menjadi dua:

◦  belanja untuk pemeliharaan yaitu belanja untuk

mempertahankan kondisi aset tetap tersebut sesuai dengan

kondisi awal.

◦  belanja untuk peningkatan yaitu belanja yang memberi manfaat

ekonomik di masa yang akan datang dalam bentuk

peningkatan kapasitas, masa manfaat, mutu produksi, atau

peningkatan standar kinerja. Belanja ini harus dikapitalisasidan manambah nilai aset.

d.  Penyusutan

  Penyusutan adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan

penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset.

  Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap

dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik aset tersebut.

  Metode Penyusutan yang dapat dipilih dan digunakan: garis lurus,

saldo menurun berganda, unit produksi.

Page 74: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 74/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 73

e.  Pencatatan Aset Tetap

Pencatatan aset tetap dilakukan di buku jurnal finansial bersamaan

dengan pencatatan belanja modal di buku anggaran jika belanja modalini dilakukan secara tunai.

Contoh pencatatan pembelian mobil Ambulan secara tunai di buku

 jurnal finansial:

TanggalKode

AkunNama Akun Debit Kredit

2/3/2012 1... Mobil Ambulan Xxx

3... RK-PPKD Xxx

Contoh pencatatan jurnal anggaran atas belanja modal pembelian mobil

Ambulan secara tunai di buku jurnal:

TanggalKode

AkunNama Akun Debit Kredit

2/3/2012 5... Belanja Modal... Xxx

3... Estimasi Perubahan

SAL

Xxx

Selanjutnya jika Aset Tetap tersebut telah digunakan, maka di setiap

akhir tahun harus dibuat jurnal penyusutan aset tetap di buku jurnal

finansial.

Contoh pencatatan penyusutan di buku jurnal finansial setiap akhir

tahun:

TanggalKode

AkunNama Akun Debit Kredit

31/12/2012 9... Beban Penyusutan... Xxx

1... Akum. Penyusutan .. xxx

f.  Penyajian

Penyajian aset tetap dalam lembar muka neraca sebagai berikut:

Aset 

Aset Tetap

Tanah xxx

Peralatan dan Mesin xxxGedung dan Bangunan xxx

Jalan, Irigasi dan Jaringan xxx

Aset Tetap Lainnya xxx

 Akumulasi Penyusutan (xxx)

Konstruksi dalam Pengerjaan xxx

Total Aset Tetap  xxx 

Page 75: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 75/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 74

D.  AKUNTANSI PEMBIAYAAN, INVESTASI DAN KEWAJIBAN

1.  Akuntansi Pembiayaana.  Definisi

Setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran

yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan

maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran

pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau

memanfaatkan surplus anggaran.

Jenis Pembiayaan:

Penerimaan pembiayaan mencakup:

◦  Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya

(SiLPA);

◦  Pencairan dana cadangan;◦  Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan;

◦  Penerimaan pinjaman daerah;

◦  Penerimaan kembali pemberian pinjaman; dan

◦  penerimaan piutang daerah.

Pengeluaran pembiayaan mencakup:

◦  pembentukan dana cadangan;

◦  penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah;

◦  pembayaran pokok utang; dan

◦  pemberian pinjaman daerah.

b.  Prinsip Pengakuan dan Pengukuran

  Penerimaan pembiayaan akan diakui pada saat telah diterima di

rekening kas umum daerah.

  Pengeluaran pembiayaan akan diakui pada saat telah dibayarkan

dari rekening kas umum daerah.

c.  Pencatatan Pembiayaan

  Jurnal pembiayaan pencatatanya digunakan single entry yang akan

menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

  Contoh pencatatan Penerimaan Pembiayaan di buku jurnal:

Tanggal

Kode

Akun Nama Akun Debit Kredit

2/3/2012 3... Estimasi Perubahan SAL xxx

7... Penerimaan Pembiayaan xxx

  Contoh pencatatan Pengeluaran Pembiayaan di buku jurnal:

TanggalKode

AkunNama Akun Debit Kredit

2/3/2012 7... Pengeluaran Pembiayaan Xxx

3... Estimasi Perubahan SAL Xxx

d.  Penyajian

Pembiayaan akan disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA).

Page 76: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 76/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 75

2.  Akuntansi Investasi

a.  DefinisiInvestasi adalah Aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat

ekonomik seperti bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial

sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka

pelayanan kepada masyarakat.

b.  Klasifikasi

Investasi diklasifikasikan menjadi:

  Investasi jangka Pendek

Diharapkan dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki

selama setahun atau kurang ditujukan dalam rangka manajemen kas

Berisiko rendah atau bebas dari perubahan atau pengurangan hargayang signifikan

Contoh : investasi dalam saham dan investasi dalam obligasi

  Investasi Jangka Panjang

Dimaksudkan untuk mendapatkan manfaat ekonomi dan manfaat

sosial yang dimiliki lebih dari dua belas bulan

Sifat penanaman:

•  permanen : Investasi jangka panjang yang dimaksudkan

untuk dimiliki secara berkelanjutan

contoh: Penyertaan modal Pemerintah daerah•  non permanen : Investasi Jangka Panjang yang simaksudkan

untuk dimiliki tidak berkelanjutan

contoh: Pinjaman Jangka Panjang kepada Entitas Lain, Dana

Bergulir, Investasi dalam proyek pembangunan

c.  Prinsip Pengakuan dan Pengukuran

  Investasi jangka pendek dicatat sebesar nilai perolehan

  Investasi jangka panjang dicatat sebesar biaya perolehan termasuk

biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh

kepemilikan yang sah atas investasi tersebut

d.  Pencatatan InvestasiPencatatan Investasi dilakukan di buku jurnal finansial. Adapun contoh

pencatatan investasi oleh Pemerintah Daerah di buku jurnal finansial

sebagai berikut:

TanggalKode

AkunNama Akun Debit Kredit

2/3/2012 1... Investasi ... Xxx

1... Kas di Kasda Xxx

e.  Penyajian

Investasi akan dilaporkan dalam Neraca dan diungkapkan dalan Catatan

atas Laporan Keuangan (CaLK) Pemerintah Daerah.

Page 77: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 77/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 76

3.  Akuntansi Kewajiban

a.  Definisi

Utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannyamengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah

b.  Klasifikasi Kewajiban

Kewajiban diklasifikasikan manjadi

1)  Kewajiban Jangka Pendek

Adalah Kewajiban yang jatuh tempo kurang dari 12 bulan setelah

tanggal pelaporan.

Jenis Kewajiban Jangka Pendek:

o  Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)

o  Utang Bunga

o  Bagian Lancar utang jangka panjang

o  Pendapatan diterima dimukao  Utang Beban

o  Utang jangka pendek lainnya

2)  Kewajiban Jangka Panjang

Adalah Kewajiban yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan setelah

tanggal pelaporan

Jenis Kewajiban Jangka Panjang:

o  Utang Dalam negeri

o  Utang Luar negei

o  Utang jangka panjang lainnya

c.  Prinsip Pengakuan dan Pengukuran

  Kewajiban diakui jika besar kemungkinan sumber daya ekonomiakan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai

saat pelaporan dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai

nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan andal

  Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima dan/atau pada

saat kewajiban timbul

  Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal.

  Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam

mata uang rupiah. Menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada

tanggal neraca

d. 

Pencatatan KewajibanTransaksi kewajiban dicatat di buku jurnal finansial. Contoh jurnal

timbulnya kewajiban:

TanggalKode

AkunNama Akun Debit Kredit

2/3/2012 1... Kas di Kasda ... Xxx

2... Utang ... Xxx

e.  Penyajian dan Pelaporan

Kewajiban akan dilaporkan di Neraca dan diungkapkan dalam Catatan

atas Laporan Keuangan (CaLK)

Page 78: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 78/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 77

E.  AKUNTANSI DANA CADANGAN DAN TRANSAKSI NON ANGGARAN

1.  Akuntansi Dana Cadangan

a.  DefinisiMerupakan dana yang disishkan untuk menampung kebutuhan yang

relatif besar yang tidak bisa dipenuhi dalam satu tahun anggaran

b.  Pencatatan Dana Cadangan

Akun Pembentukan Dana Cadangan merupakan transaksi pembiayaan,

sehingga pencatatannya dilakukan di buku anggaran.

Berkaitan dengan transaksi pembentukan dana cadangan ini juga

mengakibatkan akun kas di Kasda bergeser ke akun Dana Cadangan,

sehingga atas transaksi ini juga dicatat di buku jurnal finansial.

  Contoh Pencatatan pengeluaran pembiayaan pembentukan dana

cadangan di buku Jurnal.

Tanggal KodeAkun

Nama Akun Debit Kredit

2/3/2012 7... Pengeluaran Pembiayaan -

Pembentukan Dana Cadangan

Xxx

3 ... Estimasi Perubahan SAL Xxx

  Contoh Pencatatan dana cadangan di buku jurnal finansial.

TanggalKode

AkunNama Akun Debit Kredit

2/3/2012 1... Dana Cadangan Xxx

1... Kas di Kasda Xxx

c.  Penyajian

Dana Cadangan perupakan akun yang dilaporkan di Neraca bagian aset.

2.  Akuntansi Transaksi Non Anggaran

a.  Definisi

  Adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak

mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja, transfer dan

pembiayaan pemerintah.

Contohnya: Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) dan Kiriman Uang.

  Jenis Transaksi Non Anggaran

◦  Perhitungan Fihak Ketiga : kas yang berasal dari jumlah

dana yang dipotong dari Surat Perintah Membayar (SPM)

atau diterima secara tunai untuk pihak ketiga misalnya

potongan Taspen dan Askes.

◦  Kiriman Uang : mutasi kas antar rekening kas

negara/daerah.

◦  Transaksi yang tidak tercantum dalam APBD

b.  Pencatatan Transaksi Non Anggaran

Pencatatan transaksi non anggaran (transitoris) dilakukan di buku jurnal

finansial.

Page 79: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 79/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 78

  Contoh pencatatan Penerimaan PFK di buku jurnal finansial:

TanggalKode

Akun

Nama Akun Debit Kredit

2/3/2012 1... Kas di Bend. Pengeluaran Xxx

2... Utang PFK Xxx

  Contoh pencatatan pembayaran utang PFK:

TanggalKode

AkunNama Akun Debit Kredit

2/3/2012 2... Utang PFK Xxx

1... Kas di Bend. Pengeluaran Xxx

c.  Penyajian

Tansaksi non Anggaran akan disajikan di Neraca dan dalam Laporan Arus

Kas.

F.  AKUNTANSI KOREKSI KESALAHAN, JURNAL PENYESUAIAN DAN JURNAL

PENUTUP

1.  Akuntansi Koreksi Kesalahan

  adalah merupakan koreksi terhadap kesalahan dalam membuat jurnal

dan telah diakunting ke buku besar.

  Setiap kesalahan dikoreksi segera setelah diketahui/kesalahan

ditemukan.

  Contoh kesalahan: kesalahan pembebanan akun, kesalahan nominal,

dst.

  Kesalahan pencatatan dapat terjadi baik di buku jurnal finansial maupun

buku anggaran.  Koreksi kesalahan diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan.

  Berdasarkan PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan, kesalahan menurut sifatnya dibedakan menjadi 2 (dua)

yaitu kesalahan tidak berulang dan kesalahan berulang dan sistemik

yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1)  Kesalahan tidak berulang

Adalah kesalahan yang diharapkan tidak akan terjadi lagi.

a)  Kesalahan yang terjadi pada periode berjalan

Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode

berjalan, baik yang mempengaruhi posisi kas maupun yang

tidak, dilakukan dengan pembetulan pada akun yangbersangkutan dalam periode berjalan, baik pada akun

pendapatan-LRA atau akun Belanja, maupun pendapatan-LO

atau akun Beban.

b)  Kesalahan yang terjadi pada periode sebelumnya

  Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada

periode-periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas,

apabila laporan keuangan periode tersebut belum

diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun yang

bersangkutan, baik pada akun pendapatan-LRA atau akun

Belanja, maupun akun pendapatan-LO dan akun Beban.

Page 80: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 80/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 79

  Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga

mengakibatkan penerimaan kembali belanja) yang tidak

berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya danmenambah posisi kas, apabila laporan keuangan periode

tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan

pada akun pendapatan lain-lain-LRA. Dalam hal

mengakibatkan pengurangan kas dilakukan dengan

pembetulan pada akun Saldo Anggaran Lebih.

Contoh kesalahan dan koreksi belanja:

Misalnya terjadi pengembalian belanja pegawai tahun lalu

karena salah perhitungan jumlah gaji, dikoreksi dengan

 jurnal sebagai berikut:

  Pencatatan koreksi kesalahan di buku jurnal finansial:

TanggalKode

AkunNama Akun Debit Kredit

2/3/2012 1... Kas di Kasda Xxx

9... Beban Pegawai Xxx

  Pencatatan koreksi kesalahan di buku jurnal:

TanggalKode

AkunNama Akun Debit Kredit

2/3/2012 3... Estimasi Perubahan SAL Xxx

4... Pendapatan Lain-lain

LRA

Xxx

  Koreksi kesalahan atas perolehan aset selain kas yang tidak

berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan

menambah maupun mengurangi posisi kas apabila laporan

keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan

dengan pembetulan pada akun kas dan akun aset yang

bersangkutan.

Contoh : misalnya pengadaan aset tetap yang di-markup

dan setelah setelah dilakukan pemeriksaan kelebihan nilai

aset tersebut harus dikembalikan, dikoreksi dengan

menambah saldo kas dan mengurangi akun terkait dalam

poos aset tetap.

  Koreksi kesalahan atas beban yang tidak berulang, sehingga

mengakibatkan pengurangan beban, yang terjadi pada

periode-periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas

dan tidak mempengaruhi ceraca material posisi aset selain

kas, apabaila laporan keuangan periode tersebut sudah

diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun

pendapatan lain-lain-LO. Dalam hal mengakibatkan

penambahan beban dilakukan dengan pembetulan pada

akun ekuitas.

Contoh: terjadi pengembalian beban pegawai tahun lalu

karena salah perhitungan jumlah gaji, dikoreksi dengan

Page 81: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 81/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 80

menambah saldo kas dan menambah pendapatan lain-lain

LO.

  Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan-LRA yangtidak berulang yang terjadi pada periode-periode

sebelumnya dan menambah maupun mengurangi posisi kas,

apabila laporan keuangan periode tersebut sudah

diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun kas

dan akun Saldo Anggaran Lebih.

Contoh: penyetoran bagian laba perusahaan daerah yang

belum masuk ke kas daerah dikoreksi dengan menambah

akun kas dan akun Saldo Anggaran Lebih.

  Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan LO yang

tidak berulang yang terjadi pada periode-periode

sebelumnya dan menambah maupun mengurangi posisi kas,apabila laporan keuangan periode tersebut sudah

diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun kas

dan akun ekuitas.

Contoh : pengembalian pendapatan DAU karena kelebihan

transfer oleh pemda dikoreksi dengan mengurangi akun

Ekuitas dan mengurangi saldo kas.

  Koreksi kesalahan atas penerimaan dan pengeluaran

pembiayaan yang tidak berulang yang terjadi pada periode-

periode sebelumnya dan menambah maupun mengurangi

posisi kas, apabila laporan keuangan periode tersebut sudah

diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun kasdan akun Saldo Anggaran Lebih.

  Koreksi kesalahan yang tidak berulang atas pencatatan

kewajiban yang terjadi pada periode-periode sebelumnya

dan menambah maupun mengurangi posisi kas, apabila

laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan,

dilakukan dengan pembetulan pada akun kas dan akun

kewajiban bersangkutan.

  Koreksi kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode-

periode sebelumnya dan tidak mempengaruhi posisi kas,

baik sebelum maupun setelah laporan keuangan periode

tersebut diterbitkan, pembetulan dilakukan pada akun-akunneraca terkait pada periode kesalahan ditemukan.

Contoh : misalnya terjadi kesalahan pencatatan pembelian

peralatan dan mesin salah dicatat pada akun jalan, irigasi

dan jaringan, dibetulkan dengan jurnal koreksi dengan

membalik jurnal yang salah dan memunculkan jurnal yang

benar atau mengurangi akun jalan, irigasi dan jaringan dan

menambah akun peralatan dan mesin.

Page 82: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 82/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 81

2)  Kesalahan berulang dan sistemik

  Adalah kesalahan yang disebabkan oleh sifat alamiah

(normal) dari jenis-jenis transaksi tertentu yang diperkirakanakan terjadi secara berulang.

  Kesalahan berulang dan sistemik tidak memerlukan koreksi,

melainkan dicatat pada saat terjadi pengeluaran kas untuk

mengembalikan kelebihan pendapatan dengan mengurangi

pendapatan LRA maupun pendapatan LO yang

bersangkutan.

2.  Jurnal Penyesuaian

  Jurnal penyesuaian dibuat setiap akhir tahun periode pelaporan di buku

 jurnal finansial.

  Tujuannya yaitu untuk mencatat akun terhutang/accrual, ditangguhkan/defferal, koreksi, dan ayat jurnal lain yang diperlukan

untuk memutakhirkan akun-akun neraca dan akun-akun pendapatan LO

dan Beban.

  Jurnal Penyesuaian

◦  Akun terhutang/accrual   adalah untuk mengakui kewajiban yang

belum dibayar atau hak pemda yang belum diterima sampai dengan

akhir tahun anggaran

◦  Akun Tangguhan/ defferal   adalah kas yang sudah diterima atau

dibayarkan tetapi sampai akhir tahun anggaran belum menjadi hak/

kewajiban Pemda

  Contoh pencatatan Jurnal Penyesuaian di buku jurnal finansial

◦  Contoh Penyesuaian atas akun akrual (terhutang):

TanggalKode

AkunNama Akun Debit Kredit

31/12/2012 1... Piutang Xxx

8... Pendapatan LO Xxx

9... Beban Xxx

2... Utang Beban xxx

◦  Contoh Penyesuaian atas akun defferal (ditangguhkan

pengakuannya):

TanggalKode

AkunNama Akun Debit Kredit

31/12/2012 2... Pendapatan diterima

Dimuka

Xxx

8... Pendapatan Xxx

9... Beban Xxx

2... Utang Beban xxx

Page 83: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 83/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 82

3.  Jurnal Penutup

  Adalah jurnal yang dibuat untuk tujuan mengenolkan seluruh saldoakun-akun laporan operasional dan laporan realisasi anggaran.

  Jurnal penutup ada 2, yaitu jurnal penutup LRA dan Jurnal Penutup LO.

  Langkah pertama, membuat jurnal penutup LRA yaitu menutup jurnal

anggaran yang pertama kali dibuat, kemudian menutup akun akun

pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan ke akun surplus/defisit.

Kemudian saldo akun surplus/defisit ditutup ke akun Estimasi

perubahan SAL.

  Langkah kedua, menutup akun-akun pendapatan LO dan beban ke akun

surplus/defisit. Kemudian saldo akun surplus/defisit ditutup ke akun

Ekuitas.

Jurnal Penutup LRA

TanggalKode

AkunNama Akun Debit Kredit

31/12/2012 3 ... Apropriasi Belanja xxx

3 ... Estimasi Perubahan SAL xxx

3 ... Estimasi Pendapatan xxx

31/12/2012 4... Pendapatan-LRA ... Xxx

5... Belanja ... xxx

3 ... Surplus/ Defisit LRA xxx

31/12/2012 3 ... Surplus/ Defisit LRA Xxx3 ... Estimasi Perubahan SAL Xxx

Jurnal Penutup LO

TanggalKode

AkunNama Akun Debit Kredit

31/12/2012 8 ... Pendapatan LO Xxx

9 ... Beban Xxx

3 ... Surplus/ Defisit LO Xxx

31/12/2012 3 ... Surplus/ Defisit LO Xxx

3 ... Ekuitas xxx

Page 84: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 84/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 83

BAB IV

PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

Tujuan Instruksional Khusus:

Setelah mempelajari Topik ini peserta mampu menyusun Laporan Keuangan SKPD

meliputi LRA, LO, LPE dan Neraca, yang ditandai dengan:

1.  mampu menjelaskan sistem akuntansi SKPD.

2.  mampu menjelaskan struktur anggaran SKPD.

3.  mampu mempraktekkan proses penyusunan laporan keuangan SKPD

No. Sub Topik Kata Kunci

1 Sistem Akuntansi SKPD Dokumen Pelaksanaan Anggaran,

Pertanggungjawaban, Laporan Keuangan

2 Struktur Anggaran SKPD Dokumen Pelaksanaan Anggaran,

Pendapatan, Belanja, Surplus/Defisit

3 Proses Akuntansi SKPD Jurnal anggaran, saldo awal, Pencatatan

Transaksi, Posting ke Buku Besar,Penyesuaian, Neraca Saldo setelah

penyesuaian, Laporan Keuangan SKPD,

 jurnal penutup, neraca saldo setelah

penutupan

Referensi:

1.  PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

2.  Buletin Teknis (Bultek) Standar Akuntansi Pemerintahan No. 1 s/d 10

3.  Interpretasi Standar Akuntansi Pemerintahan (IPSAP) No. 2 dan 34.  PMK 238 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan

5.  Permendagri 64 tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi

Pemerintahan berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah

6.  Permendagri 13 tahun 2006 jo Permendagri 59 tahun 2007 jo Permendagri 21

Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

7.  SE Ditjen BAKD No.900/079/BAKD/2008

8.  Mulyana, Budi, Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual, Berdasar SAP

Akrual (PP 71/2010), 2012

9.  Prof Abdul Halim dan Muhammad Syam Kusufi, Akuntansi Keuangan Daerah –

SAP berbasis Akrual, Edisi 4, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2012

Page 85: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 85/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 84

Page 86: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 86/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 85

A.  SISTEM AKUNTANSI SKPDSatuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan unit pemerintahan di

lingkungan pemda selaku pengguna anggaran, yang dapat berbentuk dinas,

badan, dan kantor ataupun satuan. Sebagai pengguna anggaran, SKPD harus

menyelenggarakan sistem akuntansi guna menghasilkan laporan keuangan

sebagai bentuk pertanggungjawaban penggunaan anggaran yang dikelolanya.

Di dalam sistem pengelolaan APBD mengharuskan seluruh penerimaan

uang oleh SKPD disetorkan ke rekening Kas Umum Daerah dan pengeluaran

dilakukan dari rekening Kas Umum Daerah. Istilah Kas Umum Daerah sering juga

disebut Kas Daerah atau sering disingkat Kasda. Pengelola Kasda adalah PPKD

yang secara otomatis adalah BUD.

Dengan demikian, walaupun SKPD telah memiliki dokumen pelaksanaananggaran (DPA), aliran kas masuk ke pengguna anggaran yang berasal dari

pendapatan daerah harus disetorkan ke Kas Daerah. Demikian juga untuk setiap

pembayaran belanja SKPD, uang yang digunakan adalah uang yang berasal dari

Kas Daerah yang dibayarkan baik dengan cara pembayaran langsung (LS) oleh

BUD ke pihak penerima pembayaran ataupun melalui bendahara pengeluaran

SKPD dengan mekanisme uang persediaan/tambah uang persediaan

(UP/GU/TU).

Mekanisme di atas akan menimbulkan hubungan antara SKPD dengan

PPKD (selaku BUD). Untuk tujuan akuntansi, hubungan antara berbagai SKPD

dan PPKD selaku BUD dapat dipandang dari dua aspek berikut :

a.  Aspek hubungan keuangan; hubungan antara SKPD dan PPKD dapatdipandang sebagai hubungan antara kantor pusat dan kantor cabang.

PPKD diperlakukan sebagai kantor pusat, sementara itu SKPD-SKPD

diperlakukan sebagai kantor cabang.

b.  Aspek pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran; hubungan antara

SKPD dan PPKD sebagai entitas yang mandiri, sehingga SKPD dan PPKD

masing-masing mempunyai tanggung jawab untuk menyusun laporan

keuangannya masing-masing.

Hubungan kantor pusat dan cabang yang diaplikasikan pada akuntansi di SKPD

dan PPKD ini dapat dilihat dengan digunakannya akun Rekening Koran PPKD

(RK-PPKD) pada setiap SKPD. Sementara itu, PPKD menggunakan akun Rekening

Koran SKPD (RK-SKPD). Dengan demikian, akun RK-SKPD dan akun RK-PPKD

merupakan akun resiprokal yang mencerminkan hubungan timbal-balik

keuangan antara PPKD (selaku BUD) dan SKPD (selaku pengguna anggaran).

Akuntansi SKPD dan PPKD di dalam bahan ajar ini menggunakan

pendekatan akuntansi kantor pusat dan kator cabang (Home Office-Branch

 Accounting) sebagaimana mengacu kepada referensi yang diterbitkan oleh

Ditjen BAKD Kementerian Dalam Negeri. yaitu berdasarkan Surat Edaran Nomor

900/316/BAKD tanggal 5 April 2007 tentang Pedoman Sistem dan Prosedur

Penatausahaan dan Akuntansi Keuangan Daerah, dan Surat Edaran Nomor

900/743/BAKD tanggal 4 September 2007 tentang Handbook Akuntansi

Keuangan Pemerintah Daerah, serta permendagri no 64 tahun 2013 tentang

Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis Akrual pada Pemerintah

Daerah.

Page 87: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 87/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 86

Selanjutnya, sebagaimana telah dijelaskan topik/bahasan siklus

akuntansi pemerintah daerah, diingatkan kembali mekanisme pencatatan

transaksi double entry record system, yaitu pencatatan transaksi melaluipembuatan jurnal di buku jurnal, baik untuk jurnal finansial maupun jurnal

anggaran.

B.  STRUKTUR ANGGARAN SKPD

Transaksi anggaran apa saja yang akan terjadi di SKPD, hal itu sudah

tergambar di dalam anggaran (DPA) SKPD yang bersangkutan. Dengan adanya

pembagian kewenangan yang jelas dalam hal penganggaran dan

pelaksanaannya antara PPKD dan Kepala SKPD, maka tidak akan terjadi tumpang

tindih (overlap) penganggaran antara PPKD dan SKPD. Penganggaran

pendapatan dan belanja yang tidak dianggarkan di dalam DPA PPKD, akan

dianggarkan di dalam DPA SKPD. Sementara itu, penganggaran pembiayaanseluruhnya merupakan kewenangan PPKD sehingga anggaran pembiayaan tidak

akan muncul di dalam DPA SKPD.

Dengan demikian struktur anggaran SKPD sebagaimana tertuang di

dalam DPA SKPD terdiri dari:

a.  Anggaran Pendapatan Asli Daerah (PAD);

b.  Anggaran Belanja Tidak Langsung; dan

c.  Anggaran Belanja Langsung

Perlu diingat bahwa tidak semua SKPD memiliki kewenangan untuk memungut

PAD. Kewenangan untuk memungut PAD berupa pajak daerah berada pada

SKPKD sedangkan SKPD tertentu memiliki kewenangan untuk memungutretribusi.

C.  PROSES AKUNTANSI SKPD – ILUSTRASI

Untuk memberikan pemahaman yang lebih efisien dan efektif tentang

penerapan akuntansi pemda berbasis akrual untuk SKPD, berikut ini akan

langsung diberikan ilustrasi soal dan jawabannya secara komprehensif mulai dari

 jurnal, buku besar, neraca saldo sampai disusunnya laporan keuangan SKPD.

Adapun untuk menyederhanakan ilustrasi, transaksi akan dibuat secara

ringkas per jenis transaksi, bukan per tanggal transaksi karena penekanannya di

sini adalah pemahaman tentang bagaimana penjurnalan untuk setiap jenis

transaksi yang biasa terjadi pada SKPD, hingga akhirnya dihasilkan laporankeuangan SKPD.

1.  Ilustrasi Akuntansi SKPD

Pemkab Adil Makmur mulai menerapkan akuntansi berbasis akrual berdasarkan

PP No. 71 Tahun 2010 dan Permendagri 64 tahun 2013, yang mulai diterapkan

sejak Tahun Anggaran 2014. Berikut ini adalah data akuntansi pada Dinas

Kesehatan Pemerintah Kabupaten Adil Makmur.

Page 88: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 88/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 87

Pemkab Adil Makmur

Dinas Kesehatan

NeracaPer 1 Januari 2014

ASET KEWAJIBAN

Aset Lancar Kewajiban Jangka Pendek

1.1.1.03.01 Kas di Bendahara Pengeluaran 1.500.000 2.1.1.03.01 Utang PPh 21 1.350.000

1.1.7.01.01 Persediaan Alat Tulis Kantor 500.000 2.1.1.04.01 Utang PPN Pusat 150.000

Total Aset Lancar 2.000.000 Total Kewajiban 1.500.000

Aset Tetap EKUITAS

1.3.1.11.04 Tanah Untuk Bangunan Tempat Kerja 250.000.000 3.1.1.01.01 Ekuitas 639.500.000

1.3.2.04.01 Kendaraan Dinas Bermotor Perorangan 149.000.000

1.3.3.01.01 Bangunan Gedung Kantor 240.000.000

Total Aset Tetap 639.000.000

TOTAL ASET 641.000.000TOTAL KEWAJIBAN DAN

EKUITAS641.000.000

*) Kas di Bendahara Pengeluaran merupakan potongan PPh/PPN yang belum disetor ke

Kas Negara s.d. akhir tahun 2013.

Ringkasan DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran) Dinas Kesehatan untuk T.A. 2014

sebagai berikut :

PENDAPATAN

PENDAPATAN ASLI DAERAH

Pendapatan Retribusi Daerah

4.1.2.01.01 Pelayanan kesehatan di Puskesmas – LRA 24.000.000

TOTAL PENDAPATAN 24.000.000

BELANJA

BELANJA OPERASI

Belanja Pegawai

5.1.1.01.01 Gaji Pokok PNS/ Uang Representasi 941.980.654

5.1.1.01.02 Tunjangan Keluarga 194.601.755

5.1.1.01.03 Tunjangan Jabatan 135.713.962

5.1.1.01.04 Tunjangan Fungsional 117.971.012

5.1.1.01.05 Tunjangan Fungsional Umum 12.500.000

5.1.1.01.06 Tunjangan Beras 80.205.622

5.1.1.01.07 Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus 17.026.995

Total Belanja Pegawai 1.500.000.000

Belanja Barang dan Jasa

5.1.2.01.01 Belanja alat tulis kantor 150.000.000

5.1.2.24.01 Honorarium Tenaga Ahli/Narasumber/Instruktur 65.000.000

Total Belanja Barang dan Jasa 215.000.000

Page 89: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 89/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 88

BELANJA MODAL

Belanja Modal Peralatan dan Mesin

5.2.2.04.01 Belanja modal Pengadaan Kendaraan Dinas Bermotor Perorangan 120.000.000Total Belanja Modal Peralatan dan Mesin 120.000.000

TOTAL BELANJA 1.835.000.000

SURPLUS (DEFISIT) (1.811.000.000)

Untuk menyederhanakan ilustrasi, transaksi yang terjadi selama Tahun Anggaran 2014 di

Dinas Perhubungan diringkaskan sebagai berikut :

Tanggal No Bukti Transaksi

01/01/20

14

001/DINKES/2014 Bendahara pengeluaran menyetorkan potongan PPh 21 dan PPN Pusat

masing-masing sebesar Rp1.350.000,- dan Rp150.000,- ke rekening KasNegara, berdasarkan bukti transaksi berupa SSP (Surat Setoran Pajak Pusat)

02/02/20

14

002/DINKES/2014 Bendahara pengeluaran menerima uang persediaan (UP) dari BUD sebesar

Rp50.000.000 berdasarkan bukti transaksi berupa SP2D UP

03/03/20

14

003/DINKES/2014 Total realisasi belanja gaji dan tunjangan selama setahun sebesar

Rp1.500.000.000,- berdasarkan bukti transaksi berupa SP2D-LS Gaji dan

Tunjangan.

Gaji Pokok PNS / Uang Representasi Rp941.980.654,-

Tunjangan Keluarga Rp194.601.755,-

Tunjangan Jabatan Rp135.713.962,-

Tunjangan Fungsional Rp117.971.012,-

Tunjangan Fungsional Umum Rp12.500.000,-

Tunjangan Beras Rp80.205.622,-

Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus Rp17.026.995,-

04/04/20

14

004/DINKES/2014 Total realisasi belanja modal yang seluruhnya untuk pengadaan Peralatan

dan Mesin berupa Kendaraan Dinas Bermotor Perorangan sebesar

Rp110.000.000,- berdasarkan bukti transaksi berupa SP2D-LS Belanja Modal.

05/05/20

14

005/DINKES/2014 Total realisasi belanja barang dan jasa untuk konsumsi yaitu pembelian alat

tulis kantor yang dibayar secara LS sebesar Rp55.000.000,- berdasarkan

SP2D-LS Belanja Barang dan Jasa

06/06/20

14

006/DINKES/2014 Menerima pendapatan pendapatan retribusi pelayanan kesehatan di

Puskesmas yang diterima bendahara penerimaan sebesar Rp25.500.000,-.

Pendapatan tsb telah disetor seluruhnya ke rekening Kas Daerah,

berdasarkan bukti transaksi berupa STS (Surat Tanda Setoran).

07/07/20

14

007/DINKES/2014 Total SP2D GU yang diterima selama tahun berjalan meliputi pengesahan

belanja yang dibayar dengan UP dan sekaligus pengisian kembali UP yang

terpakai dengan rincian sbb:

Honorarium Tenaga Ahli Rp53.750.000,-

Pembelian Alat Tulis Kantor Rp62.500.000,-

08/08/20

14

008/DINKES/2014 Belanja UP yang terakhir telah disahkan dengan diterimanya SP2D GU Nihil

(bukti transaksi pengesahan belanja UP tanpa pengisian UP yang terpakai)

untuk belanja sbb:

Honorarium Tenaga Ahli Rp 11.000.000

Pembelian Alat Tulis Kantor Rp 27.500.000

09/09/20

14

009/DINKES/2014 Sisa UP telah disetor seluruhnya pada akhir tahun ke rekening Kas Daerah

sebesar Rp 11.500.000,- berdasarkan bukti transaksi berupa STS.

10/10/20

14

010/DINKES/2014 PPh 21 dan PPN Pusat yang dipotong/dipungut oleh bendahara pengeluaran

selama tahun berjalan telah disetor seluruhnya ke rekening Kas Negara

masing-masing sebesar Rp5.235.000,- dan Rp8.100.000,- berdasarkan bukti

transaksi berupa SSP.

Page 90: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 90/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 89

Tanggal No Bukti Transaksi

31/12/20

14

011/DINKES/2014 Diketahui nilai persediaan alat tulis kantor yang masih tersisa pada akhir

tahun sebesar Rp1.000.000,-

31/12/20

14

012/DINKES/2014 Berdasarkan kebijakan akuntansi Pemkab Adil Makmur, penyusutan aset

tetap mulai diterapkan terhitung Tahun Anggaran 2014. Metode

penyusutan yang digunakan adalah garis lurus (straight line method) dengan

asumsi nilai residu nol (nihil). Diasumsikan penyusutan dilakukan setahun

penuh berdasarkan saldo akhir aset tetap akhir tahun.

Masa manfaat aset tetap ditetapkan sebagai berikut:

Bangunan Gedung Kantor 50 tahun

Kendaraan Dinas Bermotor Perorangan 7 tahun

Berdasarkan perhitungan, diperoleh besarnya penyusutan:

Bangunan Gedung Kantor 4.800.000

Kendaraan Dinas Bermotor Perorangan 33.070.000

31/12/2014

013/DINKES/2014 Tagihan belanja barang dan jasa berupa belanja langganan daya dan jasauntuk bulan Desember 2014 sebesar Rp15.325.000,- belum terbayarkan.

Page 91: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 91/304

Page 92: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 92/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 91

5.  Penyelesaian soal

Dilakukan dengan 8 langkah sebagai berikut:

1.  Pencatatan Jurnal Anggaran dan Saldo Awal di Buku Jurnal

2.  Analisis Transaksi dan Pencatatan Transaksi di Buku Jurnal

  Guna memudahkan penyusunan laporan keuangan secara manual, maka

digunakan daftar akun sesuai yang diatur di Permendagri 64 tahun 2014

yaitu di pasal 7 dan lampiran III mengenai Bagan Akun Standar (BAS),

yaitu dituliskan kode dan nama akun detil sampai level 5 yaitu rincian

objek.

  Penjurnalan dibedakan menjadi 2:

a.  Jurnal Finansial:

Secara default   seluruh transaksi dicatat/ dibuat jurnal finansialnyadalam buku jurnal dengan melibatkan akun dengan kode awal 1-

Aset ,2-Kewajiban,3-Ekuitas serta 8-Pendapatan LO dan 9-Beban.

b.  Jurnal Anggaran:

Jika transaksi melibatkan akun dengan kode awal 4-pendapatan LRA,

5-Belanja, 6-Transfer dan 7-Pembiayaan dan dilakukan secara

tunai/melibatkan kas, maka selain mencatat jurnal finansial juga

mencatat jurnal anggaran.

3.  Pencatatan Jurnal Penyesuaian di Buku Jurnal

Pencatatan penyesuaian dilakukan dengan membuat jurnal finansial saja

yaitu melibatkan akun dengan kode awal 1-Aset ,2-Kewajiban,3-Ekuitas

serta 8-Pendapatan LO dan 9-Beban.4.  Posting ke Buku Besar

5.  Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

6.  Penyusunan Laporan Keuangan:

a.  Laporan Operasional

b.  Laporan Perubahan Ekuitas

c.  Neraca

d.  Laporan Realisasi Anggaran

7.  Pencatatan Jurnal Penutup di Buku Jurnal

8.  Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan

Page 93: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 93/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 92

LANGKAH 1:

Pencatatan Jurnal Anggaran dan Saldo Awal di Buku Jurnal 

BUKU JURNAL

Jurnal Anggaran

Tanggal Kode dan Nama Akun Ref Debit Kredit

01/01/2014 3.1.2.01.01 Estimasi Pendapatan A 24.000.000

3.1.2.05.01 Estimasi Perubahan SAL A 1.811.000.000

3.1.2.03.01 Apropriasi Belanja A 1.835.000.000

Jurnal Saldo Awal

Tanggal Kode dan Nama Akun Ref Debit Kredit

01/01/20141.1.1.03.01

Kas di Bendahara PengeluaranF 1.500.000

1.1.7.01.01 Persediaan Alat Tulis Kantor F 500.000

1.3.1.11.04 Tanah Untuk Bangunan

Tempat Kerja/JasaF 250.000.000

1.3.2.04.01 Kendaraan Dinas

Bermotor PeroranganF 149.000.000

1.3.3.01.01 Bangunan Gedung Kantor F 240.000.000

2.1.1.03.01 Utang PPh 21 F 1.350.000

2.1.1.04.01 Utang PPN Pusat F 150.000

3.1.1.01.01 Ekuitas F 639.500.000

LANGKAH 2:

Analisis Transaksi dan Pencatatan Transaksi di Buku Jurnal

BUKU JURNAL

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit

01/01/2014 2.1.1.03.01 Utang PPh 21 F 1.350.000

2.1.1.04.01 Utang PPN Pusat F 150.000

1.1.1.03.01 Kas di Bendahara Pengeluaran F 1.500.000

02/02/2014 1.1.1.03.01 Kas di Bendahara Pengeluaran F 50.000.000

02/02/2014 3.1.3.01.01 RK PPKD F 50.000.000

Page 94: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 94/304

Page 95: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 95/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 94

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit

07/07/2014 4.1.2.01.01 Pelayanan kesehatan di Puskesmas - LRA

A 25.500.000

08/08/20149.1.2.25.03

Honorarium Tenaga Ahli/Instruktur/NarasumberF 53.750.000

08/08/2014 9.1.2.01.01 Beban Persediaan alat tulis kantor F 62.500.000

08/08/2014 1.1.1.03.01 Kas di Bendahara Pengeluaran F 116.250.000

09/09/2014 1.1.1.03.01 Kas di Bendahara Pengeluaran F 116.250.000

09/09/2014 3.1.3.01.01 RK PPKD F 116.250.000

08/08/20145.1.2.24.01

Honorarium Tenaga Ahli/Narasumber/InstrukturA 53.750.000

08/08/2014 5.1.2.01.01 Belanja alat tulis kantor A 62.500.000

08/08/2014 3.1.2.05.01 Estimasi Perubahan SAL A 116.250.000

10/10/20149.1.2.25.03

Honorarium Tenaga Ahli/Instruktur/NarasumberF 11.000.000

10/10/2014 9.1.2.01.01 Beban Persediaan alat tulis kantor F 27.500.000

10/10/2014 1.1.1.03.01 Kas di Bendahara Pengeluaran F 38.500.000

10/10/20145.1.2.24.01

Honorarium Tenaga Ahli/Narasumber/InstrukturA 11.000.000

10/10/2014 5.1.2.01.01 Belanja alat tulis kantor A 27.500.000

10/10/2014 3.1.2.05.01 Estimasi Perubahan SAL A 38.500.000

11/11/2014 3.1.3.01.01 RK PPKD F 11.500.000

11/11/2014 1.1.1.03.01 Kas di Bendahara Pengeluaran F 11.500.000

12/12/2014 1.1.1.03.01 Kas di Bendahara Pengeluaran F 13.335.000

12/12/2014 2.1.1.03.01 Utang PPh 21 F 5.235.000

12/12/2014 2.1.1.04.01 Utang PPN Pusat F 8.100.000

12/12/2014 2.1.1.03.01 Utang PPh 21 F 5.235.000

12/12/2014 2.1.1.04.01 Utang PPN Pusat 8.100.000

12/12/2014 1.1.1.03.01 Kas di Bendahara Pengeluaran F 13.335.000

Page 96: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 96/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 95

LANGKAH 3:

Pencatatan Penyesuaian di Buku Jurnal

BUKU JURNAL

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit

31/12/2014 1.1.7.01.01 Persediaan Alat Tulis Kantor F 500.000

31/12/2014 9.1.2.01.01 Beban Persediaan alat tulis kantor F 500.000

31/12/20149.1.7.01.04

Beban Penyusutan Alat Angkutan Darat BermotorF 33.070.000

31/12/20149.1.7.02.01

Beban Penyusutan Bangunan Gedung Tempat KerjaF 4.800.000

31/12/20141.3.7.01.04

Akumulasi Penyusutan Alat Angkutan Darat BermotorF 33.070.000

31/12/20141.3.7.02.01 Akumulasi Penyusutan Bangunan

Gedung Tempat KerjaF 4.800.000

31/12/2014 9.1.2.03.03 Beban Jasa listrik F 15.325.000

31/12/2014 2.1.5.02.01 Utang Belanja Jasa F 15.325.000

Page 97: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 97/304

Page 98: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 98/304

Page 99: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 99/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 98

SKPD Dinas Kesehatan

KODE AKUN 1.3.7.02.01

NAMA AKUNAkumulasi Penyusutan Bangunan Gedung Tempat

Kerja

Kredit

Tanggal Transaksi Debit Kredit Saldo

01/01/201

4Saldo Awal 0

31/12/2014

Jurnal penyesuaian 0 4.800.000 4.800.000

SKPD Dinas Kesehatan

KODE AKUN 2.1.1.03.01

NAMA AKUN Utang PPh 21

Kredit

Tanggal Transaksi Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal 1.350.000

01/01/2014Penyetoran Potongan PPh dan

PPN ke kas negara1.350.000 0 0

12/12/2014 Menerima potongan PPh/PPN 0 5.235.000 5.235.000

12/12/2014 Menyetor potongan PPh/PPN 5.235.000 0 0

SKPD Dinas Kesehatan

KODE AKUN 2.1.1.04.01

NAMA AKUN Utang PPN Pusat

Kredit

Tanggal Transaksi Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal 150.000

01/01/2014Penyetoran Potongan PPh dan

PPN ke kas negara150.000 0 0

12/12/2014 Menerima potongan PPh/PPN 0 8.100.000 8.100.000

12/12/2014 Menyetor potongan PPh/PPN 8.100.000 0 0

SKPD Dinas Kesehatan

KODE AKUN 2.1.5.02.01

Page 100: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 100/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 99

NAMA AKUN Utang Belanja Jasa

Kredit

Tanggal Transaksi Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal 0

31/12/2014 Jurnal penyesuaian 0 15.325.000 15.325.000

SKPD Dinas Kesehatan

KODE AKUN 3.1.1.01.01

NAMA AKUN Ekuitas

Kredit

Tanggal Transaksi Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal 639.500.000

SKPD Dinas Kesehatan

KODE AKUN 3.1.2.05.01

NAMA AKUN Estimasi Perubahan SAL

Kredit

Tanggal Transaksi Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal 0

03/03/2014Membayar Gaji dan Tunjangan

Pegawai0 1.487.500.000 1.487.500.000

04/04/2014Membeli peralatan dan mesin

secara LS0 110.000.000 1.597.500.000

05/05/2014Membeli barang dan jasa

secara LS0 55.000.000 1.652.500.000

07/07/2014Menyetor pendapatan

retribusi25.500.000 0 1.627.000.000

08/08/2014 Pengesahan SPJ Belanja UP 0 116.250.000 1.743.250.00010/10/2014 Mencatat SPJ penggunaan UP 0 38.500.000 1.781.750.000

SKPD Dinas Kesehatan

KODE AKUN 3.1.3.01.01

NAMA AKUN RK PPKD

Kredit

Tanggal Transaksi Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal 0

02/02/2014 Menerima UP 0 50.000.000 50.000.000

Page 101: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 101/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 100

03/03/2014Membayar Gaji dan

Tunjangan Pegawai0 1.487.500.000 1.537.500.000

04/04/2014 Membeli peralatan dan mesinsecara LS 0 110.000.000 1.647.500.000

05/05/2014Membeli barang dan jasa

secara LS0 55.000.000 1.702.500.000

07/07/2014Menyetor pendapatan

retribusi25.500.000 0 1.677.000.000

09/09/2014 Menerima SP2D GU 0 116.250.000 1.793.250.000

11/11/2014Menyetorkan sisa UP akhir

tahun11.500.000 0 1.781.750.000

SKPD Dinas Kesehatan

KODE AKUN 4.1.2.01.01

NAMA AKUN

Pelayanan kesehatan di Puskesmas -

 LRAKredit

Tanggal Transaksi Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal 0

07/07/2014Menyetor pendapatan

retribusi0 25.500.000 25.500.000

SKPD Dinas Kesehatan

KODE AKUN 5.1.1.01.01NAMA AKUN Gaji Pokok PNS/ Uang Representasi

Debit

Tanggal Transaksi Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal 0

03/03/2014Membayar Gaji dan

Tunjangan Pegawai941.980.654 0 941.980.654

SKPD Dinas KesehatanKODE AKUN 5.1.1.01.02

NAMA AKUN Tunjangan Keluarga

Debit

Tanggal Transaksi Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal 0

03/03/2014Membayar Gaji dan

Tunjangan Pegawai194.601.755 0 194.601.755

Page 102: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 102/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 101

SKPD Dinas Kesehatan

KODE AKUN 5.1.1.01.03

NAMA AKUN Tunjangan JabatanDebit

Tanggal Transaksi Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal 0

03/03/2014Membayar Gaji dan

Tunjangan Pegawai135.713.962 0 135.713.962

SKPD Dinas Kesehatan

KODE AKUN 5.1.1.01.04

NAMA AKUN Tunjangan FungsionalDebit

Tanggal Transaksi Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal 0

03/03/2014Membayar Gaji dan

Tunjangan Pegawai117.971.012 0 117.971.012

SKPD Dinas Kesehatan

KODE AKUN 5.1.1.01.05

NAMA AKUN Tunjangan Fungsional Umum

Debit

Tanggal Transaksi Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal 0

03/03/2014Membayar Gaji dan

Tunjangan Pegawai12.500.000 0 12.500.000

SKPD Dinas KesehatanKODE AKUN 5.1.1.01.06

NAMA AKUN Tunjangan Beras

Debit

Tanggal Transaksi Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal 0

03/03/2014Membayar Gaji dan

Tunjangan Pegawai80.205.622 0 80.205.622

Page 103: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 103/304

Page 104: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 104/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 103

Debit

Tanggal Transaksi Debit Kredit Saldo

01/01/2014Saldo

Awal0

04/04/2014

Membeli

peralatan

dan mesin

secara LS

110.000.000 0 110.000.000

SKPD Dinas KesehatanKODE AKUN 8.1.2.01.01

NAMA AKUNPelayanan kesehatan di Puskesmas -

 LO

Kredit

Tanggal Transaksi Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal 0

06/06/2014Pengakuan pendapatan

retribusi0 25.500.000 25.500.000

SKPD Dinas Kesehatan

KODE AKUN 9.1.1.01.01

NAMA AKUN Gaji Pokok PNS / Uang Representasi - LO

Debit

Tanggal Transaksi Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal 0

03/03/2014Membayar Gaji dan

Tunjangan Pegawai941.980.654 0 941.980.654

SKPD Dinas Kesehatan

KODE AKUN 9.1.1.01.02

NAMA AKUN Tunjangan Keluarga - LO

Debit

Tanggal Transaksi Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal 0

Page 105: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 105/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 104

03/03/2014Membayar Gaji dan

Tunjangan Pegawai194.601.755 0 194.601.755

SKPD Dinas Kesehatan

KODE AKUN 9.1.1.01.03

NAMA AKUN Tunjangan Jabatan - LO

Debit

Tanggal Transaksi Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal 0

03/03/2014Membayar Gaji dan

Tunjangan Pegawai

135.713.962 0 135.713.962

SKPD Dinas Kesehatan

KODE AKUN 9.1.1.01.04

NAMA AKUN Tunjangan Fungsional - LO

Debit

Tanggal Transaksi Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal 0

03/03/2014Membayar Gaji dan

Tunjangan Pegawai 117.971.012 0 117.971.012

SKPD Dinas Kesehatan

KODE AKUN 9.1.1.01.05

NAMA AKUN Tunjangan Fungsional Umum - LO

Debit

Tanggal Transaksi Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal 0

03/03/2014

Membayar Gaji dan

Tunjangan Pegawai 12.500.000 0 12.500.000

SKPD Dinas Kesehatan

KODE AKUN 9.1.1.01.06

NAMA AKUN Tunjangan Beras - LO

Debit

Tanggal Transaksi Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal 0

03/03/2014 Membayar Gaji dan 80.205.622 0 80.205.622

Page 106: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 106/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 105

Tunjangan Pegawai

SKPD Dinas Kesehatan

KODE AKUN 9.1.1.01.07

NAMA AKUN Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus – LO

Debit

Tanggal Transaksi Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal 0

03/03/2014Membayar Gaji dan

Tunjangan Pegawai17.026.995 0 17.026.995

SKPD Dinas Kesehatan

KODE AKUN 9.1.2.01.01

NAMA AKUN Beban Persediaan alat tulis kantor

Debit

Tanggal Transaksi Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal 0

05/05/2014Membeli barang dan jasa secara

LS55.000.000 0 55.000.000

08/08/2014 Pengesahan SPJ Belanja UP 62.500.000 0 117.500.000

10/10/2014 Mencatat SPJ penggunaan UP 27.500.000 0 145.000.000

31/12/2014 Jurnal penyesuaian 0 500.000 144.500.000

SKPD Dinas Kesehatan

KODE AKUN 9.1.2.03.03

NAMA AKUN Beban Jasa listrik

Debit

Tanggal Transaksi Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal 0

31/12/2014 Jurnal penyesuaian 15.325.000 0 15.325.000

SKPD Dinas Kesehatan

KODE AKUN 9.1.2.25.03

NAMA AKUN Honorarium Tenaga Ahli/Instruktur/Narasumber

Debit

Tanggal Transaksi Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal 0

08/08/2014Pengesahan SPJ Belanja

UP53.750.000 0 53.750.000

Page 107: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 107/304

Page 108: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 108/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 107

Saldo

Kode dan Nama Akun Debit Kredit

3.1.1 3.1.1.01.01 Ekuitas Rp - Rp639.500.000

3.1.2 3.1.2.01.01 Estimasi Pendapatan Rp 24.000.000Rp

-

3.1.2 3.1.2.03.01 Apropriasi Belanja Rp - Rp 1.835.000.000

3.1.2 3.1.2.05.01 Estimasi Perubahan SAL Rp 16.750.000Rp

-

3.1.3 3.1.3.01.01 RK PPKD Rp - Rp 1.794.250.000

4.1.2 4.1.2.01.01 Pelayanan kesehatan di Puskesmas - LRA Rp - Rp 25.500.000

5.1.1 5.1.1.01.01 Gaji Pokok PNS/ Uang Representasi Rp 941.980.654Rp

-

5.1.1 5.1.1.01.02 Tunjangan Keluarga Rp 194.601.755Rp

-

5.1.1 5.1.1.01.03 Tunjangan Jabatan Rp 135.713.962 Rp-

5.1.1 5.1.1.01.04 Tunjangan Fungsional Rp 117.971.012Rp

-

5.1.1 5.1.1.01.05 Tunjangan Fungsional Umum Rp 12.500.000Rp

-

5.1.1 5.1.1.01.06 Tunjangan Beras Rp 80.205.622Rp

-

5.1.1 5.1.1.01.07 Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus Rp 17.026.995Rp

-

5.1.2 5.1.2.01.01 Belanja alat tulis kantor Rp 145.000.000Rp

-

5.1.2 5.1.2.24.01 Honorarium Tenaga Ahli/Narasumber/Instruktur Rp 64.750.000Rp

-

5.2.25.2.2.04.01

Belanja modal Pengadaan Kendaraan Dinas Bermotor PeroranganRp 110.000.000

Rp

-

8.1.2 8.1.2.01.01 Pelayanan kesehatan di Puskesmas - LO Rp - Rp 25.500.000

9.1.1 9.1.1.01.01 Gaji Pokok PNS / Uang Representasi - LO Rp 941.980.654Rp

-

9.1.1 9.1.1.01.02 Tunjangan Keluarga - LO Rp 194.601.755Rp

-

9.1.1 9.1.1.01.03 Tunjangan Jabatan - LO Rp 135.713.962Rp

-

9.1.1 9.1.1.01.04 Tunjangan Fungsional - LO Rp 117.971.012Rp

-

9.1.1 9.1.1.01.05 Tunjangan Fungsional Umum - LO Rp 12.500.000Rp

-

9.1.1 9.1.1.01.06 Tunjangan Beras - LO Rp 80.205.622Rp

-

9.1.1 9.1.1.01.07 Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus - LO Rp 17.026.995 Rp-

9.1.2 9.1.2.01.01 Beban Persediaan alat tulis kantor Rp 144.500.000Rp

-

9.1.2 9.1.2.03.03 Beban Jasa listrik Rp 15.325.000Rp

-

9.1.2 9.1.2.25.03 Honorarium Tenaga Ahli/Instruktur/Narasumber Rp 64.750.000Rp

-

9.1.7 9.1.7.01.04 Beban Penyusutan Alat Angkutan Darat Bermotor Rp 33.070.000Rp

-

9.1.7 9.1.7.02.01 Beban Penyusutan Bangunan Gedung Tempat Kerja Rp 4.800.000Rp

-

Jumlah 4.372.945.000 4.372.945.000

Page 109: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 109/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 108

Ket: Jumlah kolom debit dan kredit pada Neraca Saldo di atas harus seimbang

(balance), apabila tidak, berarti ada kesalahan yang mungkin terjadi pada saatmencatat jumlah pada jurnal, buku besar, atau pada saat memindahkan saldo

rekening buku besar ke neraca saldo, atau mungkin salah menempatkan posisi

saldo, misalnya yang seharusnya di debit tetapi ditempatkan di kredit, atau

sebaliknya.

Page 110: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 110/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 109

LANGKAH 6:

Penyusunan Laporan Keuangan

PEMERINTAH KABUPATEN ADIL MAKMUR

DINAS KESEHATAN

LAPORAN OPERASIONAL

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 Desember 2014 DAN 2013

Nomor

UrutUraian 2014

1 2 3

8.0.0 1 PENDAPATAN - LO

8.1.0 2 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) - LO

8.1.1 3 Pendapatan Pajak Daerah - LO Rp-

8.1.2 4 Pendapatan Retribusi Daerah - LO Rp25.500.000

8.1.3 5Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

 Dipisahkan - LORp-

8.1.4 6 Lain-lain PAD Yang Sah - LO Rp-

7 Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3 s.d. 6) Rp25.500.000

8.2.0 8 PENDAPATAN TRANSFER - LO

8.2.1 9 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat -LO Rp-

8.2.2 10 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya - LO Rp-

8.2.3 11 Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya - LO Rp-

12 Jumlah Pendapatan Transfer (9 s.d. 11) Rp-

8.3.0 13 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH - LO

8.3.1 14 Pendapatan Hibah - LO Rp-

8.3.3 15 Pendapatan Lainnya - LO Rp-

16Jumlah Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah (14

s.d. 15)Rp-

17 JUMLAH PENDAPATAN (7+12+16) Rp25.500.000

9.0.0 18 BEBAN

9.1.0 19 BEBAN OPERASI - LO

9.1.1 20 Beban Pegawai - LORp

1.487.500.000

9.1.2 21 Beban Barang dan JasaRp

224.575.000

9.1.3 22 Beban BungaRp

-

Page 111: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 111/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 110

9.1.4 23 Beban SubsidiRp

-

9.1.5 24 Beban Hibah Rp-

9.1.6 25 Beban Bantuan SosialRp

-

9.1.7 26 Beban Penyusutan dan AmortisasiRp

37.870.000

9.1.8 27 Beban Penyisihan PiutangRp

-

9.1.9 28 Beban Lain-lainRp

-

29 Jumlah Beban Operasi (20 s.d. 28)Rp

1.762.445.000

9.2.0 30 BEBAN TRANSFER

9.2.1 31 Beban Transfer Bagi Hasil Pajak DaerahRp

-

9.2.2 32 Beban Transfer Bagi Hasil Pendapatan LainnyaRp

-

9.2.3 33Beban Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Da

erah Lainnya

Rp

-

9.2.4 34 Beban Transfer Bantuan Keuangan ke DesaRp

-

9.2.5 35 Beban Transfer Bantuan Keuangan LainnyaRp

-

36 Jumlah Beban Transfer (31 s.d. 35)Rp

-

37 JUMLAH BEBAN (29+36)Rp

1.762.445.000

38 SURPLUS (DEFISIT) DARI OPERASI (17-37)Rp

(1.736.945.000)

39 SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL

8.4.0 40 SURPLUS NON OPERASIONAL - LO

8.4.1 41 Surplus Penjualan Aset Non Lancar - LORp

-

8.4.2 42 Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang - LORp

-

8.4.3 43 Surplus dari Kegiatan Non Operasional Lainnya - LO Rp-

44 Jumlah Surplus Non Operasional (41 s.d. 43)Rp

-

9.3.0 45 DEFISIT NON OPERASIONAL

9.3.1 46 Defisit Penjualan Aset Non Lancar - LORp

-

9.3.2 47 Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang - LORp

-

9.3.3 48 Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya - LORp

-

49 Jumlah Defisit Non Operasional (46 s.d. 48)

Rp

-

Page 112: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 112/304

Page 113: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 113/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 112

PEMERINTAH KABUPATEN ADIL MAKMUR

DINAS KESEHATAN

NERACA

PER 31 Desember 2014

No UraianJumlah

Tahun 2014 Tahun 2013

1 2 3 41.0.0 1 ASET

1.1.0 2 ASET LANCAR

1.1.1 3 Kas dan Setara KasRp

-

Rp

1.500.000

1.1.2 4 Investasi Jangka PendekRp

-

Rp

-

1.1.3 5 Piutang PendapatanRp

-

Rp

-

1.1.4 6 Piutang LainnyaRp

-

Rp

-

1.1.5 7 Penyisihan PiutangRp

-

Rp

-

1.1.6 8 Beban Dibayar DimukaRp

-

Rp

-

1.1.7 9 PersediaanRp

1.000.000,00

Rp

500.000,00

1.1.8 10 Aset Untuk DikonsolidasikanRp

-

Rp

-

11 Jumlah Aset Lancar (3 s.d. 10)Rp

1.000.000,00

Rp

2.000.000,00

1.2.0 12 INVESTASI JANGKA PANJANG

1.2.1 13 Investasi Jangka Panjang Non PermanenRp

-

Rp

-

1.2.2 14 Investasi Jangka Panjang PermanenRp

-

Rp

-

15Jumlah Investasi Jangka Panjang (13 s.d.

14)

Rp

-

Rp

-

1.3.0 16 ASET TETAP

1.3.1 17 TanahRp

250.000.000,00

Rp

250.000.000,00

1.3.2 18 Peralatan dan MesinRp

259.000.000,00

Rp

149.000.000,00

1.3.3 19 Gedung dan BangunanRp

240.000.000,00

Rp

240.000.000,00

1.3.4 20 Jalan, Irigasi, dan JaringanRp

-

Rp

-

1.3.5 21 Aset Tetap LainnyaRp

-

Rp

-

Page 114: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 114/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 113

1.3.6 22 Konstruksi Dalam PengerjaanRp

-

Rp

-

1.3.7 23 Akumulasi Penyusutan

Rp

(37.870.000,00)

Rp

-

24 Jumlah Aset Tetap (17 s.d. 23)Rp

711.130.000,00

Rp

639.000.000,00

1.4.0 25 DANA CADANGAN

1.4.1 26 Dana CadanganRp

-

Rp

-

27 Jumlah Dana Cadangan (26)Rp

-

Rp

-

1.5.0 28 ASET LAINNYA

1.5.1 29 Tagihan Jangka PanjangRp

-

Rp

-

1.5.2 30 Kemitraan dengan Pihak KetigaRp

-

Rp

-

1.5.3 31 Aset Tidak BerwujudRp

-

Rp

-

1.5.4 32 Aset Lain-lainRp

-

Rp

-

33 Jumlah Aset Lainnya (29 s.d. 32)Rp

-

Rp

-

34 JUMLAH ASET (11+15+24+27+33)Rp

712.130.000,00

Rp

641.000.000,00

2.0.0 35 KEWAJIBAN

2.1.0 36 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

2.1.1 37 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)Rp

-

Rp

1.500.000,00

2.1.2 38 Utang BungaRp

-

Rp

-

2.1.3 39 Bagian Lancar Utang Jangka PanjangRp

-

Rp

-

2.1.4 40 Pendapatan Diterima DimukaRp

-

Rp

-

2.1.5 41 Utang BelanjaRp

15.325.000,00

Rp

-

2.1.6 42 Utang Jangka Pendek LainnyaRp

-

Rp

-

43Jumlah Kewajiban Jangka Pendek (37 s.d.

42)

Rp

15.325.000,00

Rp

1.500.000,00

2.2.0 44 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

2.2.1 45 Utang Dalam NegeriRp

-

Rp

-

2.2.2 46 Utang Jangka Panjang LainnyaRp

-

Rp

-

47Jumlah Kewajiban Jangka Panjang (45 s.d.

46)

Rp

-

Rp

-

48 JUMLAH KEWAJIBAN (43+47)Rp

15.325.000,00

Rp

1.500.000,00

3.0.0 49 EKUITAS

3.1.0 50 EKUITAS

3.1.1 51 EkuitasRp

(1.097.445.000,00)

Rp

639.500.000,00

Page 115: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 115/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 114

3.1.3 52 Ekuitas untuk DikonsolidasikanRp

1.794.250.000,00

Rp

-

53 Jumlah Ekuitas (51 s.d. 52)

Rp

698.805.000,00

Rp

639.500.000,00

54 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS (48+53)Rp

712.130.000,00

Rp

641.000.000,00

PEMERINTAH KABUPATEN ADIL MAKMUR

DINAS KESEHATAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 Desember 2014 DAN 2013

No UraianAnggaran Setelah

Perubahan 2014Realisasi 2014 %

1 2 3 4 5

4.0.0 1 PENDAPATAN - LRA

4.1.0 2 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) - LRA

4.1.1 3 Pendapatan Pajak Daerah - LRARp

-

Rp

-4.1.2 4 Pendapatan Retribusi Daerah - LRA

Rp

24.000.000

Rp

25.500.000106%

4.1.3 5Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan D

aerah yang Dipisahkan - LRA

Rp

-

Rp

-

4.1.4 6 Lain-lain PAD Yang Sah - LRARp

-

Rp

-

7 Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3 s.d. 6)Rp

24.000.000

Rp

25.500.000

4.2.0 8 PENDAPATAN TRANSFER - LRA

4.2.1 9Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat-

Dana Perimbangan - LRA

Rp

-

Rp

-

4.2.2 10Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat -

 Lainnya - LRA

Rp

-

Rp

-

4.2.3 11Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah L

ainnya - LRA

Rp

-

Rp

-

12 Jumlah Pendapatan Transfer (9 s.d. 11)Rp

-

Rp

-

4.3.0 13LAIN-

LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH - LRA

4.3.1 14 Pendapatan Hibah - LRARp

-

Rp

-

4.3.2 15 Dana Darurat - LRARp

-

Rp

-

4.3.3 16 Pendapatan Lainnya - LRARp

-

Rp

-

17 Jumlah Lain-lain Pendapatan Daerahyang Sah (14 s.d. 16) Rp- Rp-

Page 116: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 116/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 115

18 JUMLAH PENDAPATAN (7+12+17)Rp

24.000.000

Rp

25.500.000

5.0.0 19 BELANJA

5.1.0 20 BELANJA OPERASI

5.1.1 21 Belanja PegawaiRp

1.500.000.000

Rp

1.500.000.000100%

5.1.2 22 Belanja Barang dan JasaRp

215.000.000

Rp

209.750.00098%

5.1.3 23 Belanja BungaRp

-

Rp

-

5.1.4 24 Belanja SubsidiRp

-

Rp

-

5.1.5 25 Belanja HibahRp

-

Rp

-

5.1.6 26 Belanja Bantuan SosialRp

-

Rp

-

27 Jumlah Belanja Operasi (21 s.d. 26)Rp

1.715.000.000

Rp

1.709.750.000

5.2.0 28 BELANJA MODAL

5.2.1 29 Belanja Modal TanahRp

-

Rp

-

5.2.2 30 Belanja Modal Peralatan dan MesinRp

120.000.000

Rp

110.000.00092%

5.2.3 31 Belanja Modal Gedung dan BangunanRp

-

Rp

-

5.2.4 32 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan JaringanRp

-

Rp

-

5.2.5 33 Belanja Modal Aset Tetap LainnyaRp

-

Rp

-

34 Jumlah Belanja Modal (29 s.d. 33)Rp

120.000.000

Rp

110.000.000

5.3.0 35 BELANJA TAK TERDUGA

5.3.1 36 Belanja Tak TerdugaRp

-

Rp

-

37 Jumlah Belanja Tak Terduga (36)Rp

-

Rp

-

38 JUMLAH BELANJA (27+34+37)Rp

1.835.000.000

Rp

1.819.750.000

6.0.0 39 TRANSFER

6.1.0 40 TRANSFER BAGI HASIL PENDAPATAN

6.1.1 41 Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah Rp-

Rp-

6.1.2 42 Transfer Bagi Hasil Pendapatan LainnyaRp

-

Rp

-

43Jumlah Transfer Bagi Hasil Pendapatan

(41 s.d. 42)

Rp

-

Rp

-

6.2.0 44 TRANSFER BANTUAN KEUANGAN

6.2.1 45Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah

 Daerah Lainnya

Rp

-

Rp

-

6.2.2 46 Transfer Bantuan Keuangan ke DesaRp

-

Rp

-

6.2.3 47 Transfer Bantuan Keuangan LainnyaRp

-

Rp

-

48 Jumlah Transfer Bantuan Keuangan (45 Rp Rp

Page 117: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 117/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 116

s.d. 47) - -

49 JUMLAH TRANSER (43+48)Rp

-

Rp

-50

JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER

(38+49)

Rp

1.835.000.000

Rp

1.819.750.000

51 SURPLUS (DEFISIT) (18-50)Rp

(1.811.000.000)

Rp

(1.794.250.000)

7.0.0 52 PEMBIAYAAN

7.1.0 53 PENERIMAAN PEMBIAYAAN

7.1.1 54 Penggunaan SiLPARp

-

Rp

-

7.1.2 55 Pencairan Dana CadanganRp

-

Rp

-

7.1.3 56Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipi

sahkan

Rp

-

Rp

-

7.1.4 57 Pinjaman Dalam NegeriRp

-

Rp

-

7.1.5 58 Penerimaan Kembali PiutangRp

-

Rp

-

59Jumlah Penerimaan Pembiayaan (54 s.d.

58)

Rp

-

Rp

-

7.2.0 60 PENGELUARAN PEMBIAYAAN

7.2.1 61 Pembentukan Dana CadanganRp

-

Rp

-

7.2.2 62Penyertaan Modal/Investasi Pemerintah D

aerah

Rp

-

Rp

-

7.2.3 63 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam NegeriRp

-

Rp

-

7.2.4 64 Pemberian Pinjaman DaerahRp

-

Rp

-

65Jumlah Pengeluaran Pembiayaan (61 s.d.

64)

Rp

-

Rp

-

66 JUMLAH PEMBIAYAAN NETO (59-65)Rp

-

Rp

-

67 SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (51+66)Rp

(1.811.000.000)

Rp

(1.794.250.000)

Page 118: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 118/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 117

LANGKAH 7:

Pencatatan Jurnal Penutup di Buku Jurnal

Jurnal Penutup LRA

Tanggal Nama Akun Ref Debit Kredit

31/12/2014 3.1.2.03.01 Apropriasi Belanja 1.835.000.000

3.1.2.01.01 Estimasi Pendapatan 24.000.000

3.1.2.05.01 Estimasi Perubahan SAL 1.811.000.000

31/12/2014 4.1.2.01.01 Pelayanan kesehatan di Puskesmas –

 LRARp25.500.000

3.1.2.06.01 Surplus/Defisit - LRA 1.794.250.0005.1.1.01.01 Gaji Pokok PNS/ Uang Representasi Rp941.980.654

5.1.1.01.02 Tunjangan Keluarga Rp194.601.755

5.1.1.01.03 Tunjangan Jabatan Rp135.713.962

5.1.1.01.04 Tunjangan Fungsional Rp117.971.012

5.1.1.01.05 Tunjangan Fungsional Umum Rp12.500.000

5.1.1.01.06 Tunjangan Beras Rp80.205.622

5.1.1.01.07 Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus Rp17.026.995

5.1.2.01.01 Belanja alat tulis kantor Rp145.000.000

5.1.2.24.01

Honorarium Tenaga Ahli/Narasumber/InstrukturRp64.750.000

5.2.2.04.01

Belanja modal Pengadaan Kendaraan DinasPerorangan

Rp110.000.000

31/12/2014 3.1.2.05.01 Estimasi Perubahan SAL 1.794.250.000

3.1.2.06.01 Surplus/Defisit - LRA 1.794.250.000

Jurnal Penutup LO

Tanggal Nama Akun Debit Kredit

31/12/2014 8.1.2.01.01 Pelayanan kesehatan di Puskesmas - LO Rp27.000.000

3.1.1.02.01 Surplus/Defisit - LO 1.736.945.000

9.1.1.01.01Gaji Pokok PNS / Uang Representasi - LO

Rp941.980.654

9.1.1.01.02 Tunjangan Keluarga - LO

Rp194.601.75

5

9.1.1.01.03 Tunjangan Jabatan - LO

Rp135.713.96

2

9.1.1.01.04 Tunjangan Fungsional - LO

Rp117.971.01

2

9.1.1.01.05 Tunjangan Fungsional Umum - LO Rp12.500.000

9.1.1.01.06 Tunjangan Beras - LO Rp80.205.622

9.1.1.01.07 Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus –

 LORp17.026.995

9.1.2.01.01 Beban Persediaan alat tulis kantor Rp144.500.00

Page 119: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 119/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 118

0

9.1.2.03.03 Beban Jasa listrik Rp15.325.000

9.1.2.25.03 Honorarium Tenaga Ahli/Instruktur/Narasumber

Rp64.750.000

9.1.7.01.04 Beban Penyusutan Alat

Angkutan Darat BermotorRp33.070.000

9.1.7.02.01 Beban Penyusutan Bangunan

Gedung Tempat KerjaRp4.800.000

31/12/2014 3.1.1.01.01 Ekuitas 1.736.945.000

3.1.1.02.01 Surplus/Defisit - LO 1.736.945.000

LANGKAH 8:

Penyusunan Neraca Saldo setelah Penutupan

Pemerintah Kabupaten Adil Makmur

NERACA SALDO SETELAH PENUTUPANPer Tanggal 31 Desember 2014

SKPD : Dinas Kesehatan

Kode dan Nama AkunSaldo

Debit Kredit

1.1.7.01.01 Persediaan Alat Tulis Kantor Rp 1.000.000Rp

-

1.3.1.11.04 Tanah Untuk Bangunan Tempat Kerja/Jasa Rp 250.000.000Rp

-

1.3.2.04.01 Kendaraan Dinas Bermotor Perorangan Rp 259.000.000Rp

-

1.3.3.01.01 Bangunan Gedung Kantor Rp 240.000.000Rp

-

1.3.7.01.04Akumulasi Penyusutan Alat Angkutan Darat Bermotor

Rp-

Rp33.070.000

1.3.7.02.01

Akumulasi Penyusutan Bangunan Gedung Tempat Kerja

Rp

-

Rp

4.800.000

2.1.5.02.01 Utang Belanja JasaRp

-

Rp

15.325.000

3.1.1.01.01 Ekuitas Rp 1.097.445.000Rp

-

3.1.3.01.01 RK PPKDRp

-

Rp

1.794.250.000

Jumlah1.847.445.000 1.847.445.000

Page 120: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 120/304

Page 121: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 121/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 120

BAB VPENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

Tujuan Instruksional Khusus:

Setelah mempelajari Topik ini:

1.  Peserta mampu menjelaskan sistem akuntansi PPKD, dan

2.  Peserta mampu mempraktekkan proses penyusunan laporan keuangan

PPKD yang terdiri dari LRA, LPSAL, LO, LPE, dan Neraca.

No. Sub Topik Kata Kunci

1 Sistem Akuntansi PPKD Dokumen Pelaksanaan Anggaran,

Pertanggungjawaban, Laporan

Keuangan

2 Proses Akuntansi PPKD Pencatatan Transaksi, Posting ke Buku

Besar, Penyesuaian, Neraca Saldo,

Laporan Keuangan PPKD

Referensi:

1.  PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

2.  Buletin Teknis (Bultek) Standar Akuntansi Pemerintahan No. 1 s/d 10

3.  Interpretasi Standar Akuntansi Pemerintahan (IPSAP) No. 2 dan 3

4.  PMK 238 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi

Pemerintahan

5.  Permendagri 64 tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi

Pemerintahan berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah

6.  Permendagri 13 tahun 2006 jo Permendagri 59 tahun 2007 jo

Permendagri 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah7.  SE Ditjen BAKD No.900/079/BAKD/2008

8.  Mulyana, Budi, Modul Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual,

Berdasar SAP Akrual (PP 71/2010), 2012

9.  Prof Abdul Halim dan Muhammad Syam Kusufi, Akuntansi Keuangan

Daerah – SAP berbasis Akrual, Edisi 4, Penerbit Salemba Empat, Jakarta,

2012

Page 122: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 122/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 121

A.  SISTEM AKUNTANSI PPKD

Di dalam Pasal 98 Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Perubahan

atas Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah, dinyatakan sebagai berikut:

1.  Pada SKPKD disusun RKA (Rencana Kerja dan Anggaran) -SKPD dan RKA-

PPKD.

2.  RKA-SKPD memuat program/kegiatan yang dilaksanakan oleh PPKD selaku

SKPD;

3.  RKA-PPKD digunakan untuk menampung:a)  pendapatan yang berasal dari dana perimbangan dan pendapatan

hibah;

b)  belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial,

belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga;

dan penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan daerah.

Berdasarkan aturan tersebut di atas, sistem akuntansi yang harus

diselenggarakan di SKPKD terdiri dari:

1.  Sistem Akuntansi SKPD (SKPKD dalam kapasitas selaku SKPD), menghasilkan

laporan keuangan SKPD berupa LRA, LO, LPE dan Neraca serta CaLK selaku

SKPD pada umumnya.2.  Sistem Akuntansi PPKD terdiri dari:

a)  Sistem Akuntansi PPKD sebagai BUD, menghasilkan laporan keuangan

PPKD berupa LRA, LO, LPE, dan Neraca, serta CaLK selaku PPKD.

b)  Sistem Akuntansi Konsolidator Pemda, menghasilkan laporan keuangan

Pemda (laporan keuangan gabungan) secara lengkap berupa LRA,

Laporan Perubahan SAL, LO, LPE, Neraca, LAK, dan CaLK.

Akuntansi untuk SKPKD dalam kapasitasnya sebagai SKPD tidak ada

perbedaan dengan akuntansi pada SKPD lainnya, sebagaimana yang telah

dibahas pada Bab sebelumnya. Oleh karena itu, pembahasan di dalam bab ini

adalah akuntansi untuk PPKD dalam rangka pelaksanaan DPA-PPKD. Di sampingitu, sebagaimana telah dijelaskan di Bab IV, bahwa di dalam sistem pengelolaan

APBD mengharuskan seluruh penerimaan uang oleh SKPD disetorkan ke

rekening Kas Umum Daerah dan pengeluaran dilakukan dari rekening Kas Umum

Daerah (Kasda). Pengelola Kasda adalah PPKD yang secara otomatis adalah BUD.

Oleh karena itu, di dalam akuntansi PPKD meliputi juga akuntansi transaksi

resiprokal antara PPKD (selaku BUD) dengan SKPD (selaku pengguna anggaran).

Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa transaksi

resiprokal (transaksi timbal-balik) antara PPKD dan SKPD tersebut

diselenggarakan dengan metode akuntansi “hubungan kantor pusat dan

cabang” (Home Office-Branch Accounting). Untuk mencatat transaksi resiprokal

tersebut, SKPD menggunakan akun RK-PPKD, sedangkan PPKD akan

Page 123: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 123/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 122

menggunakan akun RK-SKPD (ditulis sesuai dengan nama SKPD-nya masing-

masing).

B.  PROSES AKUNTANSI PPKD – ILUSTRASI

Untuk memberikan pemahaman yang lebih efisien dan efektif tentang

penerapan akuntansi pemda berbasis akrual untuk PPKD, berikut ini akan

langsung diberikan ilustrasi soal dan jawabannya. Adapun untuk

menyederhanakan ilustrasi, transaksi akan dibuat secara ringkas per jenis

transaksi, bukan per tanggal transaksi karena penekanannya di sini adalah

pemahaman tentang bagaimana penjurnalan untuk setiap jenis transaksi yang

biasa terjadi pada PPKD, hingga akhirnya dihasilkan laporan keuangan PPKD.

1.  Ilustrasi Akuntansi PPKD

Data yang tersedia untuk pelaksanaan akuntansi PPKD sebagai berikut:

Pemerintah Kabupaten Adil Makmur

PPKD

Neraca Saldo

Per 1 Januari 2014

No. Rek Nama Rek Debit Kredit

1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah 35.750.654.000

1.2.2.01.02 Penyertaan Modal Kepada BUMD 10.000.000.000

3.1.1.01.01 Ekuitas 45.750.654.000

Jumlah 45.750.654.000 45.750.654.000

Keterangan mengenai neraca saldo di atas:

  Akun Ekuitas di dalam SAP Akrual tidak dibagi lagi menjadi Ekuitas Dana Lancar,

Ekuitas Dana Diinvestasikan, dsb., karena akun Ekuitas di sini sudah merupakan

Ekuitas yg bersifat full accrual .

  PPKD selaku BUD tidak memilik utang jangka pendek, seperti utang PFK, karena

potongan pajak pusat maupun iuran taspen, askes, dsb, telah disetor seluruhnya ke

para fihak yang terkait.

  PPKD tidak memilik utang jangka panjang.

  Semua sisa UP di Bendahara Pengeluaran SKPD telah disetor sd. akhir tahun lalu (31

Des 2013).

  Semua pendapatan yang diterima bendahara penerimaan SKPD telah disetorkan ke

rek Kasda sd. akhir tahun lalu (31 Des 2013).

Informasi Tambahan:

Page 124: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 124/304

Page 125: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 125/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 124

No. Urut UraianAnggaran

stlh Perubahan

Pembiayaan Neto [3.1] –[3.2] 53.250.654.000SiLPA Tahun Anggaran Berkenaan

*) 

[Surplus/Defisit + Pembiayaan Neto]

400.100.650.00

0

*)Perlu diingat bahwa SiLPA pada DPA PPKD belum mencerminkan SiLPA Pemda yang

sebenarnya, karena SiLPA di DPA PPKD bukan SiLPA dari APBD secara keseluruhan. 

Ringkasan transaksi PPKD selama T.A. 2014 sebagai berikut.:

Tanggal Transaksi

1/1/2014 Jumlah total realisasi pendapatan dana perimbangan T.A. 2014

berdasarkan Nota Kredit Rekening Koran Bank adalah Rp dengan

rincian sbb.:

Pendapatan DBH 55.850.000.000

Pendapatan DAU 250.000.000.000

Pendapatan DAK 45.500.000.000

Jumlah 351.350.000.000

2/2/2014 Jumlah total pendapatan SKPD yang telah disetorkan ke rekening

Kasda berdasarkan STS dan Nota Kredit Rekening Koran Bank adalah Rp

35.467.546.000

Jumlah total SP2D LS yang diterbitkan kepada seluruh SKPD adalah Rp.

390.756.540.000

3/3/2014 Jumlah potongan dan penyetoran PFK yang dilakukan oleh BUD atasSP2D LS yang diterbitkan kepada seluruh SKPD adalah sbb:

Jumlah dipungut Jumlah disetor

Potongan PPh dan PPN 32.650.386.000 32.540.654.000

Potongan Taspen 18.120.000.000 18.120.000.000

Potongan Askes 1.560.430.000 1.560.430.000

Jumlah 52.330.816.000 52.221.084.000

4/4/2014 Jumlah total SP2D UP/GU dan TU yang diterbitkan kepada seluruh

SKPD adalah Rp 3.576.000.000

5/5/2014 Jumlah total sisa UP dan TU yang disetorkan kembali oleh seluruh SKPD

ke rekening Kasda adalah Rp 124.760.000

6/6/2014 Jumlah total SP2D LS realisasi belanja tidak langsung PPKD terdiri dari:Belanja Bantuan Sosial 3.500.000.000

Belanja Bantuan Keuangan 2.000.000.000

Jumlah 5.500.000.000

7/7/2014 Jumlah penerimaan pinjaman jangka panjang dari Pemerintah Pusat

berdasarkan bukti transfer dan/atau Nota Kredit Rekening Koran Bank

sebesar Rp 25.000.000.000

8/8/2014 Jumlah SP2D LS untuk pembentukan dana cadangan sebesar Rp

5.000.000.000

9/9/2014 Jumlah SP2D LS untuk penambahan penyertaan modal di perusahaan

daerah sebesar Rp2.500.000.000

31/12/2014 DAU yang belum diterima sd akhir tahun 2012 sebesar Rp

Page 126: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 126/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 125

Tanggal Transaksi

5.000.000.000

31/12/2014 Beban bunga yang terutang atas pinjaman jangka panjang sebesarRp250.000.000

Diminta:

Susunlah Laporan Keuangan PPKD Kabupaten Adil Makmur Tahun 2014

meliputi:

a.  Laporan Operasional

b.  Laporan Perubahan Ekuitas

c.  Neraca

d.  Laporan Realisasi Anggaran

Page 127: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 127/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 126

2.  Penyelesaian soal

Dilakukan dengan 8 langkah sebagai berikut:

1.  Pencatatan Jurnal Anggaran dan Saldo Awal di Buku Jurnal

2.  Analisis Transaksi dan Pencatatan Transaksi di Buku Jurnal

a.  Guna memudahkan penyusunan laporan keuangan secara manual, maka

digunakan daftar akun sesuai yang diatur di Permendagri 64 tahun 2014

yaitu di pasal 7 dan lampiran III mengenai Bagan Akun Standar (BAS),

yaitu dituliskan kode dan nama akun detil sampai level 5 yaitu rincian

objek.

b.  Penjurnalan dibedakan menjadi 2:

1).  Jurnal Finansial:

Secara default   seluruh transaksi dicatat/ dibuat jurnal finansialnyadalam buku jurnal dengan melibatkan akun dengan kode awal 1-

Aset ,2-Kewajiban,3-Ekuitas serta 8-Pendapatan LO dan 9-Beban.

2).  Jurnal Anggaran:

Jika transaksi melibatkan akun dengan kode awal 4-pendapatan LRA,

5-Belanja, 6-Transfer dan 7-Pembiayaan dan dilakukan secara

tunai/melibatkan kas, maka selain mencatat jurnal finansial juga

mencatat jurnal anggaran.

3.  Pencatatan Jurnal Penyesuaian di Buku Jurnal

Pencatatan penyesuaian dilakukan dengan membuat jurnal finansial saja

yaitu melibatkan akun dengan kode awal 1-Aset ,2-Kewajiban,3-Ekuitas

serta 8-Pendapatan LO dan 9-Beban.4.  Posting ke Buku Besar

5.  Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

6.  Penyusunan Laporan Keuangan:

a.  Laporan Operasional

b.  Laporan Perubahan Ekuitas

c.  Neraca

d.  Laporan Realisasi Anggaran

7.  Pencatatan Jurnal Penutup di Buku Jurnal

8.  Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan

Page 128: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 128/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 127

LANGKAH 1:Pencatatan Jurnal Anggaran di Buku Jurnal

PEMERINTAH KABUPATEN ADIL MAKMUR

BUKU JURNAL

PPKD

Tanggal Kode Akun Nama Akun Ref Debit Kredit

01/01/20143.1.2.01.01

Estimasi PendapatanRp

354.850.000.000

3.1.2.02.01Estimasi Penerimaan Pembiayaan

Rp

60.750.654.000

3.1.2.03.01 Apropriasi Belanja Rp 8.000.000.000

3.1.2.04.01 Apropriasi Pengeluaran Pembiayaan Rp 7.500.000.000

3.1.2.05.01 Estimasi Perubahan SAL Rp 400.100.654.000

LANGKAH 2:

Analisis Transaksi dan Pencatatan Transaksi di Buku Jurnal

PEMERINTAH KABUPATEN ADIL MAKMUR

BUKU JURNAL

PPKD

Tanggal Kode Akun Nama Akun Ref Debit Kredit

01/01/2014

1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah

F Rp351.350.000.000,0

0

01/01/20148.2.1.02.08

Bagi Hasil dari Pertambangan Min

yak Bumi - LOF

Rp

55.850.000.000,00

01/01/20148.2.1.03.01 Dana Alokasi Umum - LO

FRp

250.000.000.000,00

01/01/2014

8.2.1.04.18 DAK Bidang Pendidikan - LO

FRp

45.500.000.000,00

01/01/2014 3.1.2.05.01Estimasi Perubahan SAL

ARp

351.350.000.000,00

01/01/2014 4.2.1.02.08Bagi Hasil dari Pertambangan Min

yak Bumi - LRAA

Rp

55.850.000.000,00

01/01/2014 4.2.1.03.01Dana Alokasi Umum - LRA

ARp

250.000.000.000,00

01/01/2014 4.2.1.04.18DAK Bidang Pendidikan - LRA

ARp

45.500.000.000,00

02/02/20141.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah

FRp

35.467.546.000,00

Page 129: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 129/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 128

Tanggal Kode Akun Nama Akun Ref Debit Kredit

02/02/20141.1.8.01.01 RK SKPD………….

F Rp35.467.546.000,00

03/03/20141.1.8.01.01 RK SKPD………….

FRp

390.756.540.000,00

03/03/20141.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah

FRp

390.756.540.000,00

04/04/20141.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah

FRp

52.330.816.000,00

04/04/20142.1.1.03.01 Utang PPh 21

FRp

19.590.231.600,00

04/04/20142.1.1.04.01 Utang PPN Pusat

F Rp13.060.154.400,00

04/04/20142.1.1.01.01 Utang Taspen

FRp

18.120.000.000,00

04/04/20142.1.1.02.01 Utang Iuran Jaminan Kesehatan

FRp

1.560.430.000,00

04/04/20142.1.1.03.01 Utang PPh 21

FRp

19.590.231.600,00

04/04/20142.1.1.04.01 Utang PPN Pusat

FRp

13.060.154.400,00

04/04/20142.1.1.01.01 Utang Taspen

FRp

18.120.000.000,00

04/04/20142.1.1.02.01 Utang Iuran Jaminan Kesehatan

F Rp1.560.430.000,00

04/04/20141.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah

FRp

52.330.816.000,00

05/05/20141.1.8.01.01 RK SKPD………….

FRp

3.576.000.000,00

05/05/20141.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah

FRp

3.576.000.000,00

06/06/20141.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah

FRp

124.760.000,00

06/06/2014 1.1.8.01.01 RK SKPD…………. FRp

124.760.000,00

07/07/2014 9.1.6.01.01Beban Bantuan Sosial kepada Org

anisasi Sosial Kemasyarakatan …F

Rp

3.500.000.000,00

07/07/20149.2.4.01.01

Beban Transfer Bantuan Keuanga

n ke Desa….F

Rp

2.000.000.000,00

07/07/20141.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah

FRp

5.500.000.000,00

07/07/2014

5.1.6.01.01

Belanja Bantuan Sosial kepada Or

ganisasi Sosial Kemasyarakatan ...

.

ARp

3.500.000.000,00

07/07/2014 6.2.2.01.01 Transfer Bantuan Keuangan ke D A Rp

Page 130: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 130/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 129

Tanggal Kode Akun Nama Akun Ref Debit Kredit

esa ........... 2.000.000.000,00

07/07/2014 3.1.2.05.01Estimasi Perubahan SAL

ARp

5.500.000.000,00

08/08/20141.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah

FRp

25.000.000.000,00

08/08/20142.2.1.01.01

Utang Dalam Negeri Sektor Perba

nkanF

Rp

25.000.000.000,00

08/08/2014 3.1.2.05.01Estimasi Perubahan SAL

ARp

25.000.000.000,00

08/08/2014 7.1.4.01.01

Pinjaman Dalam Negeri dari Bank

 ............ A

Rp

25.000.000.000,00

09/09/20141.4.1.01.01 Dana Cadangan ......

FRp

5.000.000.000,00

09/09/20141.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah

FRp

5.000.000.000,00

09/09/20147.2.1.01.01 Pembentukan Dana Cadangan

ARp

5.000.000.000,00

09/09/2014 3.1.2.05.01Estimasi Perubahan SAL

ARp

5.000.000.000,00

10/10/20141.2.2.01.02 Penyertaan Modal Kepada BUMD

F Rp2.500.000.000,00

10/10/20141.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah

FRp

2.500.000.000,00

10/10/20147.2.2.02.01 Penyertaan Modal pada BUMD

ARp

2.500.000.000,00

10/10/2014 3.1.2.05.01Estimasi Perubahan SAL

ARp

2.500.000.000,00

LANGKAH 3:

Pencatatan Jurnal Penyesuaian di Buku Jurnal

PEMERINTAH KABUPATEN ADIL MAKMUR

BUKU JURNAL

PPKD

TanggalNomor

Bukti

Kode

AkunNama Akun Ref Debit Kredit

31/12/20

14

011/PPKD/2

013

1.1.3.05.0

3

Piutang Dana Alokasi

UmumF

Rp

5.000.000.000,00

31/12/20 011/PPKD/2 8.2.1.03.0 Dana Alokasi Umum - LO F Rp

Page 131: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 131/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 130

14 013 1 5.000.000.000,00

31/12/20

14

012/PPKD/2

0139.1.3.01.0

3

Beban Bunga Utang Pinjaman kepada Lembaga Keuang

an Bank

FRp

250.000.000,00

31/12/20

14

012/PPKD/2

013

2.1.2.04.0

1 Utang Bunga kepada BankF

Rp

250.000.000,00

LANGKAH 4:

Posting ke Buku Besar

BUKU BESAR

SKPD : PPKD

KODE AKUN : 1.1.1.01.01NAMA AKUN : Kas di Kas Daerah

Debit

Tanggal Transaksi Ref Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal35.750.654.000

01/01/2014 Penerimaan Dana Perimbangan351.350.000.000 - 387.100.654.000

02/02/2014 Penerimaan setoran pendapatan35.467.546.000 - 422.568.200.000

03/03/2014 Penerbitan SP2D LS - 390.756.540.000 31.811.660.000

04/04/2014 Potongan PFK52.330.816.000 - 84.142.476.000

04/04/2014 Penyetoran PFK- 52.330.816.000 31.811.660.000

05/05/2014Penerbitan SP2D UP/GU/TU

kepada SKPD - 3.576.000.000 28.235.660.000

06/06/2014Penerimaan setoran sisa UP/TU

dari SKPD 124.760.000 - 28.360.420.000

07/07/2014Pemberian bantuan sosial dan

bantuan keuangan - 5.500.000.000 22.860.420.000

08/08/2014Penerimaan pinjaman jangka

panjang dari Bank ... 25.000.000.000 - 47.860.420.000

09/09/2014 Pembentukan Dana Cadangan- 5.000.000.000 42.860.420.000

10/10/2014 Penyertaan Modal pada BUMD- 2.500.000.000 40.360.420.000

SKPD : PPKD

KODE AKUN : 1.1.3.05.03

NAMA AKUN : Piutang Dana Alokasi Umum

Debit

Page 132: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 132/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 131

Tanggal Transaksi Ref Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal-

31/12/2014 Penyesuaian pendapatan DAU terhutang5.000.000.000 - 5.000.000.000

SKPD : PPKD

KODE AKUN : 1.1.8.01.01

NAMA AKUN : RK SKPD………….

Debit

Tanggal Transaksi Ref Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal-

02/02/2014 Penerimaan setoran pendapatan- 35.467.546.000 (35.467.546.000)

03/03/2014 Penerbitan SP2D LS390.756.540.000 - 355.288.994.000

05/05/2014 Penerbitan SP2D UP/GU/TU kepada SKPD3.576.000.000 - 358.864.994.000

06/06/2014 Penerimaan setoran sisa UP/TU dari SKPD- 124.760.000 358.740.234.000

SKPD : PPKD

KODE AKUN : 1.2.2.01.02

NAMA AKUN : Penyertaan Modal Kepada BUMD

Debit

Tanggal Transaksi Ref Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal10.000.000.000

10/10/2014 Penyertaan Modal pada BUMD2.500.000.000 - 12.500.000.000

SKPD : PPKD

KODE AKUN : 1.4.1.01.01

NAMA AKUN : Dana Cadangan ......

Debit

Tanggal Transaksi Ref Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal-

09/09/2014 Pembentukan Dana Cadangan 5.000.000.000 - 5.000.000.000

Page 133: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 133/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 132

SKPD : PPKD

KODE AKUN : 2.1.1.01.01

NAMA AKUN : Utang Taspen

Kredit

Tanggal Transaksi Ref Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal-

04/04/2014 Potongan PFK - 18.120.000.000 18.120.000.000

04/04/2014 Penyetoran PFK18.120.000.000 - -

SKPD : PPKD

KODE AKUN : 2.1.1.02.01

NAMA AKUN : Utang Iuran Jaminan Kesehatan

Kredit

Tanggal Transaksi Ref Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal-

04/04/2014 Potongan PFK- 1.560.430.000 1.560.430.000

04/04/2014 Penyetoran PFK1.560.430.000 - -

SKPD : PPKD

KODE AKUN : 2.1.1.03.01

NAMA AKUN : Utang PPh 21Kredit

Tanggal Transaksi Ref Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal-

04/04/2014 Potongan PFK- 19.590.231.600 19.590.231.600

04/04/2014 Penyetoran PFK19.590.231.600 - -

Page 134: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 134/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 133

SKPD : PPKD

KODE AKUN : 2.1.1.04.01

NAMA AKUN : Utang PPN PusatKredit

Tanggal Transaksi Ref Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal-

04/04/2014 Potongan PFK- 13.060.154.400 13.060.154.400

04/04/2014 Penyetoran PFK13.060.154.400 - -

SKPD : PPKD

KODE AKUN : 2.1.2.04.01

NAMA AKUN : Utang Bunga kepada Bank

Kredit

Tanggal Transaksi Ref Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal-

31/12/2014Penyesuaian beban bunga

terutang - 250.000.000 250.000.000

SKPD : PPKD

KODE AKUN : 2.2.1.01.01

NAMA AKUN : Utang Dalam Negeri Sektor Perbankan

Kredit

Tanggal Transaksi Ref Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal

-08/08/2014

Penerimaan pinjaman jangka

panjang dari Bank ... - 25.000.000.000 25.000.000.000

SKPD : PPKD

KODE AKUN : 3.1.1.01.01

NAMA AKUN : Ekuitas

Kredit

Page 135: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 135/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 134

Tanggal Transaksi Ref Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal45.750.654.000

SKPD : PPKD

KODE AKUN : 3.1.2.05.01

NAMA AKUN : Estimasi Perubahan SAL

Kredit

Tanggal Transaksi Ref Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal -

01/01/2014 Jurnal Anggaran- 400.100.654.000 400.100.654.000

01/01/2014 Penerimaan Dana Perimbangan351.350.000.000 - 48.750.654.000

07/07/2014Pembayaran belanja bantuan

sosial dan bantuan keuangan - 5.500.000.000 54.250.654.000

08/08/2014Penerimaan pinjaman jangka

panjang dari Bank ... 25.000.000.000 - 29.250.654.000

09/09/2014 Pembentukan Dana Cadangan- 5.000.000.000 34.250.654.000

10/10/2014 Penyertaan Modal pada BUMD- 2.500.000.000 36.750.654.000

SKPD : PPKD

KODE AKUN : 4.2.1.02.08

NAMA AKUN : Bagi Hasil dari Pertambangan Minyak Bumi - LRA

Kredit

Tanggal Transaksi Ref Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal-

01/01/2014 Penerimaan Dana Perimbangan- 55.850.000.000 55.850.000.000

SKPD : PPKD

KODE AKUN : 4.2.1.03.01

NAMA AKUN : Dana Alokasi Umum - LRA

Kredit

Tanggal Transaksi Ref Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal -

Page 136: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 136/304

Page 137: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 137/304

Page 138: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 138/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 137

01/01/2014 Penerimaan Dana Perimbangan- 55.850.000.000 55.850.000.000

SKPD : PPKD

KODE AKUN : 8.2.1.03.01

NAMA AKUN : Dana Alokasi Umum - LO

Kredit

Tanggal Transaksi Ref Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal-

01/01/2014 Penerimaan Dana Perimbangan- 250.000.000.000 250.000.000.000

31/12/2014Penyesuaian pendapatan DAU

terhutang - 5.000.000.000 255.000.000.000

SKPD : PPKD

KODE AKUN : 8.2.1.04.18

NAMA AKUN : DAK Bidang Pendidikan - LOKredit

Tanggal Transaksi Ref Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal-

01/01/2014 Penerimaan Dana Perimbangan- 45.500.000.000 45.500.000.000

SKPD : PPKDKODE AKUN : 9.2.4.01.01

NAMA AKUN : Beban Transfer Bantuan Keuangan ke Desa….

Debit

Tanggal Transaksi Ref Debit Kredit Saldo

01/01/2014 Saldo Awal-

07/07/2014Pemberian bantuan sosial dan

bantuan keuangan 2.000.000.000 - 2.000.000.000

Page 139: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 139/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 138

LANGKAH 5:

Penyusunan Neraca Saldo setelah Penyesuaian

PEMERINTAH KABUPATEN ADIL MAKMUR

NERACA SALDO SETELAH PENYESUAIANPER TANGGAL 31 Desember 2014

PPKD

Kode

AkunNama Akun

Saldo Akhir

Debit Kredit

1.1.1.01.

01Kas di Kas Daerah

Rp

40.360.420.000

Rp

-

1.1.3.05.

03Piutang Dana Alokasi Umum

Rp

5.000.000.000

Rp

-

1.1.8.01.

01RK SKPD………….

Rp

358.740.234.000

Rp

-

1.2.2.01.

02Penyertaan Modal Kepada BUMD

Rp

12.500.000.000

Rp

-

1.4.1.01.01

Dana Cadangan ......Rp5.000.000.000

Rp-

2.1.2.04.

01Utang Bunga kepada Bank

Rp

-

Rp

250.000.000

2.2.1.01.

01Utang Dalam Negeri Sektor Perbankan

Rp

-

Rp

25.000.000.000

3.1.1.01.

01Ekuitas

Rp

-

Rp

45.750.654.000

3.1.2.01.

01Estimasi Pendapatan

Rp

-

Rp

(354.850.000.000

)

3.1.2.02.

01Estimasi Penerimaan Pembiayaan

Rp

-

Rp

(60.750.654.000)

3.1.2.03.01

Apropriasi Belanja Rp-

Rp8.000.000.000

3.1.2.04.

01Apropriasi Pengeluaran Pembiayaan

Rp

-

Rp

7.500.000.000

3.1.2.05.

01Estimasi Perubahan SAL

Rp

-

Rp

36.750.654.000

4.2.1.02.

08Bagi Hasil dari Pertambangan Minyak Bumi - LRA

Rp

-

Rp

55.850.000.000

4.2.1.03.

01Dana Alokasi Umum - LRA

Rp

-

Rp

250.000.000.000

4.2.1.04.

18DAK Bidang Pendidikan - LRA

Rp

-

Rp

45.500.000.000

5.1.6.01.

01

Belanja Bantuan Sosial kepada Organisasi Sosial Kemasyara

katan ....

Rp

3.500.000.000

Rp

-

Page 140: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 140/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 139

6.2.2.01.

01Transfer Bantuan Keuangan ke Desa ...........

Rp

2.000.000.000

Rp

-

7.1.4.01.

01 Pinjaman Dalam Negeri dari Bank ............

Rp

-

Rp

25.000.000.000

7.2.1.01.

01Pembentukan Dana Cadangan

Rp

5.000.000.000

Rp

-

7.2.2.02.

01Penyertaan Modal pada BUMD

Rp

2.500.000.000

Rp

-

8.2.1.02.

08Bagi Hasil dari Pertambangan Minyak Bumi - LO

Rp

-

Rp

55.850.000.000

8.2.1.03.

01Dana Alokasi Umum - LO

Rp

-

Rp

255.000.000.000

8.2.1.04.

18DAK Bidang Pendidikan - LO

Rp

-

Rp

45.500.000.000

9.1.3.01.

03

Beban Bunga Utang Pinjaman kepada Lembaga Keuangan B

ank

Rp

250.000.000

Rp

-

9.1.6.01.01

Beban Bantuan Sosial kepada Organisasi Sosial Kemasyarakatan …

Rp3.500.000.000

Rp-

9.2.4.01.

01Beban Transfer Bantuan Keuangan ke Desa….

Rp

2.000.000.000

Rp

-

JumlahRp440.350.654.000

,00

Rp440.350.654.000

,00

LANGKAH 6:

Penyusunan Laporan Keuangan

PEMERINTAH KABUPATEN ADIL MAKMUR

DINAS KESEHATAN

LAPORAN OPERASIONALUNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 Desember 2014

No Uraian 2014

1 2 3

8.0.0 1 PENDAPATAN - LO

8.1.0 2 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) - LO

8.1.1 3 Pendapatan Pajak Daerah - LO Rp -

8.1.2 4 Pendapatan Retribusi Daerah - LO Rp -

8.1.3 5Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipi

sahkan - LORp -

8.1.4 6 Lain-lain PAD Yang Sah - LO Rp -

7 Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3 s.d. 6) Rp -

8.2.0 8 PENDAPATAN TRANSFER - LO

8.2.1 9 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat -LO Rp 356.350.000.000

Page 141: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 141/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 140

8.2.2 10 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya - LO Rp -

8.2.3 11 Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya - LO Rp -

12 Jumlah Pendapatan Transfer (9 s.d. 11) Rp 356.350.000.000

8.3.0 13 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH - LO

8.3.1 14 Pendapatan Hibah - LO Rp -

8.3.3 15 Pendapatan Lainnya - LO Rp -

16Jumlah Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah (14 s.d.

15)Rp -

17 JUMLAH PENDAPATAN (7+12+16) Rp 356.350.000.000

9.0.0 18 BEBAN

9.1.0 19 BEBAN OPERASI - LO

9.1.1 20 Beban Pegawai - LO Rp -

9.1.2 21 Beban Barang dan Jasa Rp -

9.1.3 22 Beban Bunga Rp 250.000.000

9.1.4 23 Beban Subsidi Rp -

9.1.5 24 Beban Hibah Rp -

9.1.6 25 Beban Bantuan Sosial Rp 3.500.000.000

9.1.7 26 Beban Penyusutan dan Amortisasi Rp -

9.1.8 27 Beban Penyisihan Piutang Rp -

9.1.9 28 Beban Lain-lain Rp -

29 Jumlah Beban Operasi (20 s.d. 28) Rp 3.750.000.000

9.2.0 30 BEBAN TRANSFER

9.2.1 31 Beban Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah Rp -

9.2.2 32 Beban Transfer Bagi Hasil Pendapatan Lainnya Rp -

9.2.3 33Beban Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah

LainnyaRp -

9.2.4 34 Beban Transfer Bantuan Keuangan ke Desa Rp 2.000.000.000

9.2.5 35 Beban Transfer Bantuan Keuangan Lainnya Rp -

36 Jumlah Beban Transfer (31 s.d. 35) Rp 2.000.000.000

37 JUMLAH BEBAN (29+36) Rp 5.750.000.000

38 SURPLUS (DEFISIT) DARI OPERASI (17-37) Rp 350.600.000.000

39 SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL

8.4.0 40 SURPLUS NON OPERASIONAL - LO

8.4.1 41 Surplus Penjualan Aset Non Lancar - LO Rp -

8.4.2 42 Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang - LO Rp -

8.4.3 43 Surplus dari Kegiatan Non Operasional Lainnya - LO Rp -

44 Jumlah Surplus Non Operasional (41 s.d. 43) Rp -

9.3.0 45 DEFISIT NON OPERASIONAL

9.3.1 46 Defisit Penjualan Aset Non Lancar - LO Rp -

9.3.2 47 Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang - LO Rp -

9.3.3 48 Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya - LO Rp -

Page 142: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 142/304

Page 143: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 143/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 142

PER 31 Desember 2014 DAN 2013

No Uraian 2014 2013

1 2 3 4

1.0.0 1 ASET

1.1.0 2 ASET LANCAR

1.1.1 3 Kas dan Setara Kas Rp 40.360.420.000,00 Rp 35.750.654.000,00

1.1.2 4 Investasi Jangka Pendek Rp - Rp -

1.1.3 5 Piutang Pendapatan Rp 5.000.000.000,00 Rp -

1.1.4 6 Piutang Lainnya Rp - Rp -

1.1.5 7 Penyisihan Piutang Rp - Rp -

1.1.6 8 Beban Dibayar Dimuka Rp - Rp -

1.1.7 9 PersediaanRp

-

Rp

-

1.1.8 10Aset Untuk Dikonsolida

sikanRp 358.740.234.000,00 Rp -

11Jumlah Aset Lancar (3

s.d. 10)Rp 404.100.654.000,00 Rp 35.750.654.000,00

1.2.0 12INVESTASI JANGKA PANJA

NG

1.2.1 13Investasi Jangka Panjan

g Non PermanenRp - Rp -

1.2.2 14Investasi Jangka Panjan

g Permanen

Rp 12.500.000.000,00 Rp 10.000.000.000,00

15Jumlah Investasi

Jangka Panjang (13 s.d. 14)Rp 12.500.000.000,00 Rp 10.000.000.000,00

1.3.0 16 ASET TETAP

1.3.1 17 Tanah Rp - Rp -

1.3.2 18 Peralatan dan Mesin Rp - Rp -

1.3.3 19 Gedung dan Bangunan Rp - Rp -

1.3.4 20Jalan, Irigasi, dan Jaring

anRp - Rp -

1.3.5 21 Aset Tetap Lainnya Rp - Rp -

1.3.6 22Konstruksi Dalam Peng

erjaanRp - Rp -

1.3.7 23 Akumulasi Penyusutan Rp - Rp -

24Jumlah Aset Tetap

(17 s.d. 23)Rp - Rp -

1.4.0 25 DANA CADANGAN

1.4.1 26 Dana Cadangan Rp 5.000.000.000,00 Rp -

27Jumlah Dana

Cadangan (26)Rp 5.000.000.000,00 Rp -

1.5.0 28 ASET LAINNYA

1.5.1 29 Tagihan Jangka Panjang Rp - Rp -

1.5.2 30Kemitraan dengan Piha

k KetigaRp - Rp -

1.5.3 31 Aset Tidak Berwujud Rp - Rp -

Page 144: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 144/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 143

1.5.4 32 Aset Lain-lain Rp - Rp -

33Jumlah Aset Lainnya

(29 s.d. 32)

Rp - Rp -

34JUMLAH ASET

(11+15+24+27+33)Rp 421.600.654.000,00 Rp 45.750.654.000,00

2.0.0 35 KEWAJIBAN

2.1.0 36KEWAJIBAN JANGKA PEN

DEK

2.1.1 37Utang Perhitungan Piha

k Ketiga (PFK)Rp - Rp -

2.1.2 38 Utang Bunga Rp 250.000.000,00 Rp -

2.1.3 39Bagian Lancar Utang Ja

ngka PanjangRp - Rp -

2.1.4 40Pendapatan Diterima Di

mukaRp - Rp -

2.1.5 41 Utang Belanja Rp - Rp -

2.1.6 42Utang Jangka Pendek La

innyaRp - Rp -

43Jumlah Kewajiban

Jangka Pendek (37 s.d. 42)Rp 250.000.000,00 Rp -

2.2.0 44KEWAJIBAN JANGKA PANJ

ANG

2.2.1 45 Utang Dalam Negeri Rp 25.000.000.000,00 Rp -

2.2.2 46Utang Jangka Panjang L

ainnyaRp - Rp -

47Jumlah Kewajiban

Jangka Panjang (45 s.d. 46) Rp 25.000.000.000,00 Rp -

48JUMLAH

KEWAJIBAN (43+47)Rp 25.250.000.000,00 Rp -

3.0.0 49 EKUITAS

3.1.0 50 EKUITAS

3.1.1 51 Ekuitas Rp 396.350.654.000,00 Rp 45.750.654.000,00

3.1.3 52Ekuitas untuk Dikonsoli

dasikanRp - Rp -

53Jumlah Ekuitas (51

s.d. 52)Rp 396.350.654.000,00 Rp 45.750.654.000,00

54

JUMLAH KEWAJIBAN DAN

EKUITAS (48+53) Rp 421.600.654.000,00 Rp 45.750.654.000,00

PEMERINTAH KABUPATEN ADIL MAKMUR

DINAS KESEHATAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

DAERAHUNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 Desember 2014

Page 145: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 145/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 144

No UraianAnggaran Setelah

Perubahan 2014Realisasi 2014 %

1 2 3 4 5

4.0.0 1 PENDAPATAN - LRA

4.1.0 2 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) - LRA

4.1.1 3 Pendapatan Pajak Daerah - LRARp

-

Rp

-

4.1.2 4 Pendapatan Retribusi Daerah - LRARp

-

Rp

-

4.1.3 5Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekay

aan Daerah yang Dipisahkan - LRA

Rp

-

Rp

-

4.1.4 6 Lain-lain PAD Yang Sah - LRARp

-

Rp

-7

Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3

s.d. 6)

Rp

-

Rp

-

4.2.0 8 PENDAPATAN TRANSFER - LRA

4.2.1 9Pendapatan Transfer Pemerintah Pus

at-Dana Perimbangan - LRA

Rp

354.850.000.000

Rp

351.350.000.00099%

4.2.2 10Pendapatan Transfer Pemerintah Pus

at - Lainnya - LRA

Rp

-

Rp

-

4.2.3 11Pendapatan Transfer Pemerintah Dae

rah Lainnya - LRA

Rp

-

Rp

-

12Jumlah Pendapatan Transfer (9 s.d.

11)

Rp

354.850.000.000

Rp

351.350.000.000

4.3.0 13

LAIN-

LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH - LRA

4.3.1 14 Pendapatan Hibah - LRARp

-

Rp

-

4.3.2 15 Dana Darurat - LRARp

-

Rp

-

4.3.3 16 Pendapatan Lainnya - LRARp

-

Rp

-

17Jumlah Lain-lain Pendapatan

Daerah yang Sah (14 s.d. 16)

Rp

-

Rp

-

18JUMLAH PENDAPATAN

(7+12+17)

Rp

354.850.000.000

Rp

351.350.000.000

5.0.0 19 BELANJA

5.1.0 20 BELANJA OPERASI

5.1.1 21 Belanja PegawaiRp

-

Rp

-

5.1.2 22 Belanja Barang dan JasaRp

-

Rp

-

5.1.3 23 Belanja BungaRp

-

Rp

-

5.1.4 24 Belanja SubsidiRp

-

Rp

-

5.1.5 25 Belanja HibahRp

-

Rp

-

5.1.6 26 Belanja Bantuan SosialRp

3.500.000.000

Rp

3.500.000.000100%

27 Jumlah Belanja Operasi (21 s.d. 26) Rp Rp

Page 146: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 146/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 145

3.500.000.000 3.500.000.000

5.2.0 28 BELANJA MODAL

5.2.1 29 Belanja Modal Tanah Rp-

Rp-

5.2.2 30 Belanja Modal Peralatan dan MesinRp

-

Rp

-

5.2.3 31 Belanja Modal Gedung dan BangunanRp

-

Rp

-

5.2.4 32Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jarin

gan

Rp

-

Rp

-

5.2.5 33 Belanja Modal Aset Tetap LainnyaRp

-

Rp

-

34 Jumlah Belanja Modal (29 s.d. 33)Rp

-

Rp

-

5.3.0 35 BELANJA TAK TERDUGA

5.3.1 36 Belanja Tak TerdugaRp

2.500.000.000Rp

-0%

37 Jumlah Belanja Tak Terduga (36)Rp

2.500.000.000

Rp

-

38 JUMLAH BELANJA (27+34+37)Rp

6.000.000.000

Rp

3.500.000.000

6.0.0 39 TRANSFER

6.1.0 40 TRANSFER BAGI HASIL PENDAPATAN

6.1.1 41 Transfer Bagi Hasil Pajak DaerahRp

-

Rp

-

6.1.2 42Transfer Bagi Hasil Pendapatan Lainn

ya

Rp

-

Rp

-

43 Jumlah Transfer Bagi HasilPendapatan (41 s.d. 42)

Rp-

Rp-

6.2.0 44 TRANSFER BANTUAN KEUANGAN

6.2.1 45Transfer Bantuan Keuangan ke Pemer

intah Daerah Lainnya

Rp

-

Rp

-

6.2.2 46 Transfer Bantuan Keuangan ke DesaRp

2.000.000.000

Rp

2.000.000.000100%

6.2.3 47 Transfer Bantuan Keuangan LainnyaRp

-

Rp

-

48Jumlah Transfer Bantuan

Keuangan (45 s.d. 47)

Rp

2.000.000.000

Rp

2.000.000.000

49 JUMLAH TRANSER (43+48)Rp

2.000.000.000

Rp

2.000.000.000

50 JUMLAH BELANJA DANTRANSFER (38+49)

Rp8.000.000.000

Rp5.500.000.000

51 SURPLUS (DEFISIT) (18-50)Rp

346.850.000.000

Rp

345.850.000.000

7.0.0 52 PEMBIAYAAN

7.1.0 53 PENERIMAAN PEMBIAYAAN

7.1.1 54 Penggunaan SiLPARp

35.750.654.000

Rp

35.750.654.000100%

7.1.2 55 Pencairan Dana CadanganRp

-

Rp

-

7.1.3 56Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yan

g Dipisahkan

Rp

-

Rp

-

7.1.4 57 Pinjaman Dalam Negeri Rp Rp 100%

Page 147: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 147/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 146

25.000.000.000 25.000.000.000

7.1.5 58 Penerimaan Kembali PiutangRp

-

Rp

-

59Jumlah Penerimaan Pembiayaan

(54 s.d. 58)

Rp

60.750.654.000

Rp

60.750.654.000

7.2.0 60 PENGELUARAN PEMBIAYAAN

7.2.1 61 Pembentukan Dana CadanganRp

5.000.000.000

Rp

5.000.000.000100%

7.2.2 62Penyertaan Modal/Investasi Pemerin

tah Daerah

Rp

2.500.000.000

Rp

2.500.000.000100%

7.2.3 63Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam

Negeri

Rp

-

Rp

-

7.2.4 64 Pemberian Pinjaman DaerahRp

-

Rp

-

65Jumlah Pengeluaran Pembiayaan

(61 s.d. 64)

Rp

7.500.000.000

Rp

7.500.000.000

66JUMLAH PEMBIAYAAN NETO

(59-65)

Rp

53.250.654.000

Rp

53.250.654.000

67SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN

(51+66)

Rp

400.100.654.000

Rp

399.100.654.000

LANGKAH 7:

Pencatatan Jurnal Penutup di Buku Jurnal

Jurnal Penutup LRA

Tanggal Kode Akun Nama Akun Ref Debit Kredit

31/12/2014 3.1.2.03.01 Apropriasi Belanja Rp 8.000.000.000

3.1.2.04.01

Apropriasi Pengeluaran Pembia

yaanRp 7.500.000.000

3.1.2.05.01 Estimasi Perubahan SAL Rp 400.100.654.000

3.1.2.01.01Estimasi Pendapatan

Rp

354.850.000.000

3.1.2.02.01Estimasi Penerimaan Pembiayaan

Rp60.750.654.000

31/12/20144.2.1.02.08

Bagi Hasil dari Pertambangan

Minyak Bumi - LRARp 55.850.000.000 Rp -

4.2.1.03.01 Dana Alokasi Umum - LRA Rp 250.000.000.000 Rp -

4.2.1.04.18 DAK Bidang Pendidikan - LRA Rp 45.500.000.000 Rp -

5.1.6.01.01

Belanja Bantuan Sosial kepada

Organisasi Sosial Kemasyarakat

an ....

Rp 3.500.000.000

Page 148: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 148/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 147

6.2.2.01.01Transfer Bantuan Keuangan ke

Desa ...........Rp 2.000.000.000

7.1.4.01.01Pinjaman Dalam Negeri dari Ba

nk ............Rp 25.000.000.000 Rp -

7.2.1.01.01 Pembentukan Dana Cadangan Rp 5.000.000.000

7.2.2.02.01 Penyertaan Modal pada BUMD Rp 2.500.000.000

3.1.2.06.01 Surplus/Defisit - LRA

Rp

363.350.000.000

31/12/2014 3.1.2.06.01 Surplus/Defisit - LRA Rp 363.350.000.000

3.1.2.05.01

Estimasi Perubahan SAL

Rp

363.350.000.000

Jurnal Penutup LO

Tanggal Kode Akun Nama Akun Ref Debit Kredit

31/12/20148.2.1.02.08

Bagi Hasil dari Pertambangan

Minyak Bumi - LORp 55.850.000.000 Rp -

8.2.1.03.01 Dana Alokasi Umum - LO Rp 255.000.000.000 Rp -

8.2.1.04.18 DAK Bidang Pendidikan - LO Rp 45.500.000.000 Rp -

9.1.3.01.03Beban Bunga Utang Pinjaman k

epada Lembaga Keuangan BankRp 250.000.000

9.1.6.01.01

Beban Bantuan Sosial kepada O

rganisasi Sosial Kemasyarakatan …

Rp 3.500.000.000

9.2.4.01.01Beban Transfer Bantuan Keuan

gan ke Desa….Rp 2.000.000.000

3.1.1.02.01 Surplus/Defisit - LO Rp 350.600.000.000

31/12/20143.1.1.02.01 Surplus/Defisit - LO Rp 350.600.000.000

3.1.1.01.01 Ekuitas Rp 350.600.000.000

Page 149: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 149/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 148

LANGKAH 8:

Penyusunan Neraca Saldo setelah Penutupan

Pemerintah Kabupaten Adil Makmur

NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN

Per Tanggal 31 Desember 2014

PPKD

Kode dan Nama Akun RefSaldo Akhir

Debit Kredit

1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah Rp 4.609.766.000,00 Rp -

1.1.3.05.03 Piutang Dana Alokasi Umum Rp 5.000.000.000,00 Rp -

1.1.8.01.01 RK SKPD…………. Rp 358.740.234.000,00 Rp -

1.2.2.01.02 Penyertaan Modal Kepada BUMD Rp 2.500.000.000,00 Rp -

1.4.1.01.01 Dana Cadangan ...... Rp 5.000.000.000,00 Rp -

2.1.1.01.01 Utang Taspen Rp - Rp -

2.1.1.02.01 Utang Iuran Jaminan Kesehatan Rp - Rp -

2.1.1.03.01 Utang PPh 21 Rp - Rp -

2.1.1.04.01 Utang PPN Pusat Rp - Rp -

2.1.2.04.01 Utang Bunga kepada Bank Rp - Rp 250.000.000,00

2.2.1.01.01

Utang Dalam Negeri Sektor Perbankan Rp - Rp 25.000.000.000,00

3.1.1.01.01 Ekuitas Rp - Rp 350.600.000.000,00

TOTAL Rp 375.850.000.000,00 Rp 375.850.000.000,00

Page 150: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 150/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 149

TOPIK VI

PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (KONSOLIDASIAN)

Tujuan Instruksional Khusus:

Setelah mempelajari Topik ini:

Peserta mampu menyusun laporan keuangan pemerintah daerah meliputi LO,

LPE, Neraca, LRA, LPSAL, LAK dan CaLK.

No. Sub Topik Kata Kunci

1 Laporan Keuangan

KonsolidasianKertas Kerja Penyusunan LRA, LO, Neraca

dan Laporan Perubahan Ekuitas

Konsolidasian

2 Laporan Perubahan SAL Penyusunan LPSAL , sistematika LPSAL

3 Laporan Arus Kas Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi,

Aktivitas Pen

danaan, Aktivitas Transitoris4 Catatan atas Laporan

Keuangan

Penyusunan CaLK, Format CaLK, Sistematika

CaLK

Referensi:

1.  PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

2.  Buletin Teknis (Bultek) Standar Akuntansi Pemerintahan No. 1 s/d 10

3.  PMK 238 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi

Pemerintahan

4.  Permendagri 64 tahun 2013 tentang Penerapan SAP Berbasis Akrual padaPemerintah Daerahn 

5.  Permendagri 13 tahun 2006 jo Permendagri 59 tahun 2007 jo Permendagri 21

Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

6.  SE Ditjen BAKD No.900/079/BAKD/2008

7.  Mulyana, Budi, Handbook Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual,

Berdasar SAP Akrual (PP 71/2010), 2012

8.  Halim, Abdul dan Muhammad Syam Kusufi, Akuntansi Keuangan Daerah – SAP

berbasis Akrual, Edisi 4, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2012dagri 64 tahun 2013 tentang Penerapan SAP Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah  

Page 151: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 151/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 150

Page 152: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 152/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 151

PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LKK)

Laporan Keuangan Konsolidasian adalah suatu laporan keuangan yang merupakan gabungankeseluruhan laporan keuangan entitas pelaporan atau entitas akuntansi, sehingga tersaji sebagaisatu entitas tunggal. Laporan Keuangan Pemda disusun dengan melakukan proses konsolidasi dariseluruh laporan keuangan entitas akuntansi yang terdapat pada Pemda.

Proses penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesungguhnya merupakan

pekerjaan sederhana secara logika, karena pada dasarnya hanya menjumlahkan akun-

akun yang sifatnya sama di dalam laporan keuangan dari seluruh SKPD ditambah dengan

akun-akun yang ada dalam laporan keuangan PPKD. Khusus untuk penggabungan

neraca, ada akun yang harus dielimasi yaitu akun resiprokal yang hanya mencakup dua

akun, yaitu akun RK-PPKD lawan RK-SKPD. Problem dalam penyusunan laporan

keuangan konsolidasian lebih kepada volume pekerjaan yang relatif besar, sehingga

membutuhkan energi ekstra, kecermatan, ketelitian dan tentunya kesabaran dalammelakukan verifikasi dan rekonsiliasi. Problem tersebut bisa diatasi secara signifikan

dengan menggunakan software aplikasi akuntansi, namun perlu diingat bahwa software 

hanya sekedar tools atau alat bantu yang tidak sepenuhnya bisa menggantikan tugas-

tugas tenaga akuntansi.

Adapun tahapan penyusunan laporan keuangan konsolidasian berdasarkan Permendagri 64 tahun 2013adalah sbb:

1. 

Menyiapkan kertas kerja (worksheet ) dengan lajur sesuai dengan banyaknya SKPD dan PPKD sebagaialat untuk menyusun Neraca Saldo Gabungan SKPD dan PPKD. Neraca Saldo SKPD dan Neraca SaldoSKPD yang dimasukkan dalam kertas kerja konsolidasi adalah Neraca Saldo yang sudah

disesuaikan. Setelah memasukkan neraca saldo kedalam kertas kerja konsolidasi, fungsi akuntansiPPKD membuat jurnal eliminasi untuk menghapus akun transitoris yaitu akun RK-PPKD lawan RK-SKPD. Format kertas kerja untuk penyusunan neraca saldo Pemda adalah sebagai berikut:

KODEREK 

NAMAREKENING

NS.S.PENY-SKPD A NS.S.PENY-SKPD BNS.S.PENY-PPKD PENYESUAIAN

(ELIMINASI) NS.S.PENY-PEMDA

DEBET KREDIT DEBET KREDIT DEBET KREDIT DEBET KREDIT DEBIT KREDIT

1... Akun Asset XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX

2... Akun Kewajiban XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX

3... Akun Ekuitas XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX

4... Akun Pendapatan-LRA XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX

5... Akun Belanja XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX

6... Akun Transfer XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX

7... Akun Pembiayaan XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX

8... Akun Pendapatan-LO XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX

9... Akun Beban XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX

Page 153: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 153/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 152

2. 

Menyusun Laporan Keuangan Konsolidasi

Berdasarkan Neraca saldo setelah eliminasi, fungsi Akuntansi Pemda kemudian mengidentifikasiakun-akun yang termasuk dalam komponen Laporan Realisasi Anggaran (LRA), LaporanOperasional (LO) dan Neraca

Berikut adalah ilustrasi kertas kerja penyusunan LKK, dengan asumsi bahwa di dalam

setiap kertas kerja yang disajikan hanya terdiri dari dua entitas akuntansi yaitu,

entitas akuntansi PPKD dan entitas akuntansi gabungan seluruh SKPD.

Ilustrasi akan disajikan dengan sistematika sebagai berikut:

  Kertas Kerja Penyusunan LRA Konsolidasian

  Kertas Kerja Penyusunan LO Konsolidasian  Kertas Kerja Penyusunan LPE Konsolidasian

  Kertas Kerja Penyusunan Neraca Konsolidasian

PEMERINTAH KABUPATEN ABC

Kertas Kerja

Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian

Untuk TA yang Berakhir 31 Desember 20X1

(dalam ribuan Rupiah)

Kode

RekUraian

PPKD

(Realisasi)

∑SKPD 

(Realisasi)

Saldo

Gabungan

(Pemda)

(Realisasi)

4. PENDAPATAN

4.1 Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan pajak daerah 23.659.500  23.659.500

Pendapatan retribusi daerah 7.674.400 7.674.400

Pendapatan hasil pengelolaan Kekayaan

daerah yang Dipisahkan

3.500.000 3.500.000

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang

Sah

633.646 633.646

Jumlah PAD 35.467.546 35.467.546

4.2 Pendapatan Transfer

Dana Bagi Hasil 55.850.000 - 55.850.000

Dana Alokasi Umum 250.000.000 - 250.000.000

Dana Alokasi Khusus 45.500.000 - 45.500.000

Jumlah Pendapatan Transfer 351.350.000 - 351.350.000

4.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah - - -

JUMLAH PENDAPATAN351.350.000 35.467.546 386.817.546

5. BELANJA

Page 154: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 154/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 153

Kode

Rek

UraianPPKD

(Realisasi)

∑SKPD 

(Realisasi)

Saldo

Gabungan

(Pemda)(Realisasi)

Belanja Operasi

Belanja Pegawai-Gaji dan Tunjangan - 215.567.500 215.567.500

Belanja Pegawai-Honor - 1.576.000 1.576.000

Belanja Barang dan Jasa - 12.064.280  12.064.280 

Belanja Bunga - - -

Belanja Bantuan Sosial 3.500.000 - 3.500.000

Belanja Bantuan Keuangan 2.000.000 - 2.000.000

Belanja Tak Terduga -

Belanja Penyusutan - 45.750.000 45.750.000

Belanja Modal

Belanja Modal 165.000.000 165.000.000 

JUMLAH BELANJA 5.500.000 394.207.780 399.707.780

6 Transfer

- - -

Surplus/Defisit 345.850.000 (358.740.234) (12.890.234)

7 Pembiayaan

Penerimaan Pembiayaan

Pinjaman – Pemerintah Pusat 25.000.000 - 25.000.000

Pengeluaran Pembiayaan

Pembentukan Dana Cadangan 5.000.000 - 5.000.000

Penyertaan Modal pada BMD 2.500.000 - 2.500.000

Pembiayaan Netto 17.500.000 - 17.500.000

SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN 363.350.000 (358.740.234) 4.609.766

PEMERINTAH KABUPATEN ABC

Kertas KerjaPenyusunan Laporan Operasional Konsolidasian

Untuk TA yang Berakhir 31 Desember 20X1

(dalam ribuan Rupiah)

Kode

RekUraian

PPKD

(Realisasi)

∑SKPD 

(Realisasi)

Saldo

Gabungan

(Pemda)

(Realisasi)

8. PENDAPATAN

8.1 Pendapatan Asli Daerah

Page 155: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 155/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 154

Kode

RekUraian

PPKD

(Realisasi)

∑SKPD 

(Realisasi)

Saldo

Gabungan

(Pemda)(Realisasi)

Pendapatan pajak daerah1)

  23.700.000 23.700.000

Pendapatan retribusi daerah2)

  7.686.900 7.686.900

Pendapatan hasil pengelolaan Kekayaan

daerah yang Dipisahkan

3.500.000 3.500.000

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang

Sah

633.646 633.646

Jumlah PAD 35.520.546 35.520.546

8.2 Pendapatan Transfer

Dana Bagi Hasil 55.850.000 - 55.850.000

Dana Alokasi Umum3)  255.000.000 - 255.000.000

Dana Alokasi Khusus 45.500.000 - 45.500.000

Jumlah Pendapatan Transfer 356.350.000 - 356.350.000

8.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah - - -

JUMLAH PENDAPATAN 356.350.000 35.520.546 391.870.546

9. BEBAN

Beban Pegawai-Gaji dan Tunjangan - 215.567.500 215.567.500

Beban Pegawai-Honor - 1.576.000 1.576.000

Beban Barang dan Jasa4)

  - 12.139.690 12.139.690

Beban Bunga

5)

  250.000 250.000Beban Bantuan Sosial 3.500.000 - 3.500.000

Beban Bantuan Keuangan 2.000.000 - 2.000.000

Beban Tak Terduga -

Belan Penyusutan6)

  - 45.750.000 45.750.000 

JUMLAH BEBAN 5.750.000 275.033.190 280.783.190

SURPLUS/(DEFISIT) KEGIATAN

OPERASIONAL7)

 

350.600.000  (239.512.644) 111.087.356

Keterangan LO:

1)  Pendapatan pajak daerah tahun berjalan yang telah diterima sebesar

Rp23.659.500.000. Jumlah tersebut seluruhnya berasal dari pajak daerah

yang diakui tahun berjalan, dalam arti tidak ada yang berasal dari

pembayaran piutang pajak daerah tahun lalu. Untuk pengakuan

pendapatan-LO yg berbasis akrual, jumlah pajak daerah yang diterima

tersebut ditambah dengan piutang pendapatan pajak daerah tahun berjalan

yang belum diterima pembayarannya sebesar Rp 40.500.000, sehingga

 jumlah pendapatan pajak daerah yang dilaporkan di LO seluruhnya

berjumlah Rp 23.700.000.000

2)  Pendapatan retribusi daerah tahun berjalan yang ditelah diterima sebesar

Rp7.674.400.000. Jumlah tsb seluruhnya berasal dari retribusi daerah yang

Page 156: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 156/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 155

diakui tahun berjalan, dalam arti tidak ada yang berasal dari pembayaran

piutang retriubsi tahun lalu. Untuk pengakuan pendapatan-LO yg berbasis

akrual, jumlah retribusi yang diterima tersebut ditambah dengan piutangretribusi tahun berjalan yang belum diterima pembayarannya sebesar

Rp12.500.000, sehingga jumlah pendapatan retribusi yang dilaporkan di LO

seluruhnya berjumlah Rp7.686.900.000.

3)  Jumlah pendapatan DAU yang dilaporkan di LRA adalah jumlah yang telah

diterima (basis kas). Sementara di dalam LO, jumlah pendapatan DAU yang

diakui adalah jumlah yang seharusnya diterima tahun berjalan yaitu sebesar

Rp255.000.000.000,- (basis akrual).

4)  Belanja barang dan jasa yang dilaporkan di LRA sebesar Rp12.064.280.000,-

merupakan belanja yang telah dibayar (dipertanggungjawabkan) pada tahun

berjalan. Jumlah tsb seluruhnya merupakan beban tahun berjalan, dalamarti tidak ada pembayaran untuk membayar utang belanja barang dan jasa

tahun lalu. Oleh karena itu, jumlah beban barang dan jasa yg dilaporkan di

LO (basis akrual) berasal dari jumlah belanja barang dan jasa yang telah

dilaporkan di LRA ditambah dengan belanja barang dan jasa tahun berjalan

yang sudah terjadi tetapi belum dibayar (utang belanja) yaitu sebesar

Rp110.410.000, dan dikurangi dengan kenaikan saldo persediaan akhir

sebesar Rp35.000.000,-, sehingga total beban barang dan jasa di LO sebesar

Rp12.139.690.000,- (Rp12.064.280.000 + Rp110.410.000 – Rp35.000.000).

5)  Di LRA tidak terdapat belanja bunga, karena belum ada belanja bunga yang

sudah dibayar. Namun bunga yang terutang pada tahun berjalan atas

pinjaman jangka panjang kepada pemerintah pusat sebesar Rp250.000.000sudah dapat diakui di LO sebagai beban bunga tahun berjalan.

6)  Di dalam LO tidak ada belanja modal, karena belanja modal merupakan

belanja untuk memperoleh aset tetap dan aset lain-lain yang memiliki

manfaat lebih dari satu tahun, sehingga di dalam entitas akuntansi keuangan

pengaruh dari transaksi belanja modal langsung dicatat dengan mendebit

akun aset yang bersangkutan (bukan dengan jurnal korolari). Namun di sisi

lain, harus ada pengakuan penyusutan atas aset yang dikapitalisasi tersebut

sebagai beban penyusutan yang harus dilaporkan di LO. Di sisi lain,

akumulasi penyusutan dilaporkan di Neraca sebagai contra account   atas

akun aset tetap. Beban penyusutan hanya ada di LO SKPD, karena di Neraca

PPKD tidak pernah ada akun aset tetap.

7)  Dalam ilustrasi ini diasumsikan tidak ada transaksi surplus/defisit dari

kegiatan non operasional dan juga tidak ada transaksi luar biasa. Di samping

itu di LO tidak akan pernah disajikan akun transaksi pembiayaan, karena

pemibiayaan itu bukan pendapatan maupun beban. Sehingga LO dalam

ilustrasi di atas hanya disajikan sampai ‘Surplus/Defisit dari Kegiatan

Operasional.

Page 157: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 157/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 156

PEMERINTAH KABUPATEN ABC

Kertas Kerja Konsolidasi

Penyusunan Neraca Daerah Konsolidasian

Per 31 Desember 20X1

(dalam ribuan rupiah)

Kode

Rek Nama Rekening PPKD ∑SKPD 

Ayat Eliminasi Neraca

KonsolidasianDebit Kredit

ASET

Aset Lancar

Kas di Kas Daerah 40.470.152 - 40.470.152

Kas di Bendahara Penerimaan - -

Kas di Bendahara Pengeluaran - -

Piutang Pajak Daerah 40.500 40.500

Piutang Retribusi 12.500 12.500

Piutang DAU 5.000.000 - 5.000.000

Persediaan 235.000 235.000

Total Aset Lancar 45.470.152 288.000 45.758.152

Aset Non Lancar

Investasi Jangka Panjang 12.500.000 - 12.500.000

Aset Tetap - 915.000.000 915.000.000

Akumulasi Penyusutan Aset Tetap2)  - (45.750.000)  (45.750.000) 

Nilai Buku Aset Tetap - 869.250.000 869.250.000

Dana Cadangan 5.000.000 - 5.000.000

Aset Lainnya - 350.000 350.000

Total Aset Non Lancar 17.500.000 869.600.000 887.100.000

RK- ∑SKPD1)

  358.740.234 - 358.740.234 -

TOTAL ASET 421.710.386 869.888.000 932.858.152

Page 158: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 158/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 157

Kode

Rek Nama Rekening PPKD ∑SKPD 

Ayat Eliminasi Neraca

KonsolidasianDebit Kredit

KEWAJIBAN

Kewajiban Jangka Pendek

Utang PFK3)  109.732 - 109.732

Utang Belanja 110.410 110.410Utang Bunga 250.000 - 250.000

Total Kewajiban jangka Pendek 359.732 110.410 470.142

Kewajiban Jangka Panjang

Pinjaman kepada Pemerintah Pusat 25.000.000 - 25.000.000

TOTAL KEWAJIBAN 25.359.732 110.410 25.470.142

EKUITAS

Ekuitas Awal Tahun 45.750.654 750.550.000 796.300.654

Surplus (Defisit)-LO 350.600.000 (239.512.644)  111.087.356

RK-PPKD1)

  358.740.234 358.740.234 -

TOTAL EKUITAS AKHIR TAHUN 396.350.654  869.777.590 907.388.010

TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS 421.710.386 869.888.000 932.858.152

Keterangan:1) ∑RK -SKPD = ∑RK -PPKD = Total SP2D LS SKPD (+) Total SP2D UP/GU/TU SKPD (-) Pengembalian Sisa UP/GU/TU dari SKPD (-) Pendapatan SKPD

yang telah disetor ke Kasda.2 )

Penyusutan aset tetap di asumsikan baru diakui tahun ini, sehingga jumlah akumulasi penyusutan sama dengan jumlah beban

 penyusutan yang diakui tahun ini. 

3)Utang PFK adalah uang potongan PPh/PPN yang belum disetor ke Kas Negara.

 

Page 159: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 159/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 158

PEMERINTAH KABUPATEN ABCKertas Kerja Konsolidasi

Penyusunan LPE Konsolidasian

Per 31 Desember 20XX

(dalam ribuan rupiah) 

URAIAN 20X1

PPKD ∑SKPD  LPE

Konsolidasian

Ekuitas awal 45.750.654 750.550.000 796.300.654 

Surplus/defisit LO 350.600.000 (239.512.644)  111.087.356 Dampak kumulatif Perubahan

Kebijakan/ Kesalahan mendasar

Koreksi Nilai Persediaan

Selisih Revaluasi Aset Tetap

Lain-lain

Ekuitas Akhir 396.350.654  511.037.356 907.388.010

A.  PENYUSUNAN LAPORAN PERUBAHAN SAL

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan atau

penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Laporan tersebut terdiri dari Saldo anggaran lebih, dikurangi

Penggunaan Saldo Anggaran Lebih sebagai Penerimaan Pembiayaan Tahun Berjalan

dijumlahkan dengan Sisa Lebih atau Kurang Pembiayaan Anggaran, Koreksi Kesalahan

Pembukuan Tahun Sebelumnya, dan Lain-lain.

Format LPSAL sebagai berikut:

Sumber : PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

Page 160: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 160/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 159

B.  PENYUSUNAN LAPORAN ARUS KAS

Entitas pelaporan yang wajib menyusun dan menyajikan laporan arus kas adalah

unit organisasi yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum. Unit organisasi yang

mempunyai fungsi perbendaharaan umum adalah unit yang ditetapkan sebagai

bendaharawan umum negara/daerah dan/atau kuasa bendaharawan umum

negara/daerah.

Laporan arus kas adalah bagian dari laporan finansial yang menyajikan informasi

penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan

berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris. Terdapat sedikit

perbedaan pada klasifikasi dan unsur LAK versi SAP berbasis CTA (PP 24/2005) dan LAK

versi SAP berbasis akrual (PP 71/2010). Perbedaan itu secara ringkas dapat dilihat pada

Tabel 3. 

Tabel 2 Perbandingan LAK berbasis CTA dengan LAK berbasis AkrualUraian LAK (SAP berbasis CTA) LAK (SAP berbasis Akrual)

Klasifikasi 1.  Aktivitas Operasi

2.  Aktivitas Investasi Non-

Keuangan

3.  Aktivitas Pembiayaan

4.  Aktivitas Non-Anggaran

1.  Aktivitas Operasi

2.  Aktivitas Investasi

3.  Aktivitas Pendanaan

4.  Aktivitas Transitoris

Aktivitas

Investasi

Non-

Keuangan

Mencakup penerimaan

/pengeluaran kas dari transaksi

penjualan/pembelian aset

tetap.

-

AktivitasInvestasi

MencakupPenerimaan/pengeluaran kas

transaksipenjualan/pembelian

aset tetap,perolehan/penjualan

investasijangka

panjang,pembentukan/pencairan

dana

Cadangan

Aktivitas

Pembiayaan

Mencakup penerimaan/

pengeluaran kas dari transaksi

perolehan/penjualan investasi

 jangka panjang,penarikan/pembayaran

pinjaman,

pembentukan/pencairan dana

-

Aktivitas

Pendanaan

- Mencakup transaksi

penerimaan/pengeluaran kasdari

transaksipenarikan/pembayaran

pinjaman.

Aktivitas

non

Anggaran

Mencakuppenerimaan/pengelu

aran kas daritransaksi di luar

APBD, sepertitransaksi PFK,

contoh iuran

Substansi sama hanya beda

istilah, di sini menggunakan

istilah Aktivitas Transitoris

Page 161: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 161/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 160

taspen, askes.

Sumber : diolah penulis dari PP 24/2005 dan PP 71/2010

1.  Aktivitas Operasi

Aktivitas operasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang

ditujukanuntuk kegiatan operasional pemerintah selama satu periode

akuntansi.Arus kas bersih aktivitas operasi merupakan indikator yang

menunjukkankemampuan operasi pemerintah dalam menghasilkan kas yang

cukup untukmembiayai aktivitas operasionalnya di masa yang akan datang

tanpa mengandalkansumber pendanaan dari luar.

Arus masuk kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari:a.  Penerimaan Perpajakan

b.  Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)/Retribusi;

c.  Penerimaan Hibah;

d.  Penerimaan Bagian Laba perusahaan negara/daerah danInvestasi Lainnya;

e.  Penerimaan Lain-lain/penerimaan dari pendapatan Luar Biasa; dan

f.  Penerimaan Transfer.

Arus keluar kas untuk aktivitas operasi terutama digunakan untuk:

a.  Pembayaran Pegawai;

b.  Pembayaran Barang;

c.  Pembayaran Bunga;d.  Pembayaran Subsidi;

e.  Pembayaran Hibah;

f.  Pembayaran Bantuan Sosial;

g.  Pembayaran Lain-lain/Kejadian Luar Biasa; dan

h.  Pembayaran Transfer.

2.  Aktivitas Investasi

Aktivitas investasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas

yang ditujukanuntuk perolehan dan pelepasan aset tetap serta investasi lainnya

yang tidaktermasuk dalam setara kas.Arus kas dari aktivitas investasimencerminkan penerimaan dan pengeluaran kasbruto dalam rangka perolehan

dan pelepasan sumber daya ekonomi yang bertujuanuntuk meningkatkan dan

mendukung pelayanan pemerintah kepada masyarakat dimasa yang akan

datang.

Arus masuk kas dari aktivitas investasi terdiri dari:

a.  Penjualan Aset Tetap;

b.  Penjualan Aset Lainnya;

c.  Pencairan Dana Cadangan;

d.  Penerimaan dari Divestasi;

e.  Penjualan Investasi dalam bentuk Sekuritas.

Page 162: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 162/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 161

Arus keluar kas dari aktivitas investasi terdiri dari:

a.  Perolehan Aset Tetap;

b.  Perolehan Aset Lainnya;c.  Pembentukan Dana Cadangan;

d.  Penyertaan Modal Pemerintah;

e.  Pembelian Investasi dalam bentuk Sekuritas.

3.  Aktivitas Pendanaan

Aktivitas Pendanaan adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas

yang yangberhubungan dengan pemberian piutang jangka panjang dan/atau

pelunasan utangjangka panjang yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah

dan komposisi piutangjangka panjang dan utang jangka panjang.Arus kas dari

aktivitas pendanaan mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kasyangberhubungan dengan perolehan atau pemberian pinjaman jangka panjang.

Arus masuk kas dari aktivitas pendanaan antara lain:

a.  Penerimaan utang luar negeri;

b.  Penerimaan dari utang obligasi

c.  Penerimaan kembali pinjaman kepada pemerintah daerah;

d.  Penerimaan kembali pinjaman kepada perusahaan negara.

Arus keluar kas dari aktivitas pendanaan antara lain:

a.  Pembayaran pokok utang luar negeri;

b.  Pembayaran pokok utang obligasi;c.  Pengeluaran kas untuk dipinjamkan kepada pemerintah daerah;

d.  Pengeluaran kas untuk dipinjamkan kepada perusahaan negara.

4.  Aktivitas Transitoris

Aktivitas transitoris adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas

yang tidaktermasuk dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Arus kas

dari aktivitas transitoris mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto

yang tidak mempengaruhi pendapatan, beban, dan pendanaan pemerintah.

Arus kas dari aktivitas transitoris antara lain transaksi Perhitungan FihakKetiga (PFK), pemberian/penerimaan kembali uang persediaan kepada/dari

bendahara pengeluaran, serta kiriman uang.PFK menggambarkan kas yang

berasal dari jumlah dana yang dipotong dari Surat Perintah Membayar atau

diterima secara tunai untuk pihak ketiga misalnya potonganTaspen dan Askes.

Kiriman uang menggambarkan mutasi kas antar rekening kas umum

negara/daerah.

Arus masuk kas dari aktivitas transitoris meliputi penerimaan PFK dan

penerimaan transitoris seperti kiriman uang masuk dan penerimaan kembali

uang persediaan dari bendahara pengeluaran.

Arus keluar kas dari aktivitas transitoris meliputi pengeluaran PFK dan

Page 163: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 163/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 162

pengeluaran transitoris seperti kiriman uang keluar dan pemberian uang

persediaan kepada bendahara pengeluaran.

5.  Ilustrasi Penyusunan LAK

Ilustrasi penyusunan LAK berikut ini menggunakan data LRA Konsolidasian yang

telah dibuat di atas, ditambah informasi lain yang relevan, sepert data mengenai

arus kas masuk/keluar dari transaksi transitoris (non anggaran).

PEMERINTAH KABUPATEN ABC

Kertas Kerja

Laporan Arus Kas Konsolidasian

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X1(dalam ribuan rupiah)

URAIAN 20X1 20X0

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Arus Kas Masuk

Penerimaan Pajak Daerah 23.659.500 Xxx

Penerimaan Retribusi daerah 7.674.400 Xxx

Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan

Daerah yang Dipisahkan

3.500.000 Xxx

Penerimaan Lain-lain PAD yang Sah 633.646 Xxx

Penerimaan Dana Bagi Hasil 55.850.000 Xxx

Penerimaan Dana Alokasi Umum 250.000.000 Xxx

Penerimaan Dana Alokasi Khusus 45.500.000 Xxx

Penerimaan Lain-Lain Pendapatan Daerah

yang Sah

-

Jumlah Arus Masuk 386.817.546 xxx

Arus Kas Keluar

Pembayaran Pegawai 217.143.5

00

xxx

Pembayaran Barang dan Jasa 12.064.28

0

xxx

Pembayaran Bunga - xxx

Pembayaran Bantuan Sosial 3.500.000 xxx

Pembayaran Bantuan Keuangan 2.000.000 xxx

Pembayaran Tidak Terduga - xxx

Jumlah Arus Keluar 234.707.780 xxx

 Jumlah Arus Kas Bersih dari Aktlvitas Operasi 152.109.766 xxx

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Arus Kas Masuk

Penerimaan Penjualan Aset Tetap - xxx

xxx

Page 164: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 164/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 163

URAIAN 20X1 20X0

xxx

Jumlah Arus Masuk xxx

Arus Kas Keluar

Pembayaran Perolehan Aset Tetap 165.000.000 xxx

Pembentukan Dana Cadangan 5.000.000 xxx

Penyertaan Modal pada BUMD 2.500.000 xxx

Jumlah Arus Keluar 172.500.000 xxx

 Jumlah Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi (172.500.000) xxx

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Arus Kas MasukPenerimaan Pinjaman dari Pemerintah

Pusat

25.000.000 xxx

Jumlah Arus Masuk xxx

Arus Kas Keluar -

Jumlah Arus Keluar xxx

 Jumlah Arus Kas Bersih dart Aktivitas Pendanaan 25.000.000 xxx

ARUS KAS DARI AKTIVITAS TRANSITORIS

Arus Kas Masuk

Penerimaan Perhitungan Pihak Ketiga 52.330.816 xxx

Jumlah Arus Masuk 52.330.816 Xxx

Arus Kas Keluar

Pengeluaran Perhitungan Pihak Ketiga 52.221.084 Xxx

Jumlah Arus Keluar 52.221.084 Xxx

 Jumlah Arus Kas Bersih dart Aktivitas Transitoris 109.732 Xxx

Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas Selama Periode 4.719.498 Xxx

Saldo Awal Kas 35.750.654 Xxx

Saldo Akhir Kas 40.470.152 35.750.654

C.  PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan merupakan informasi yang kompleks dan disusun

berdasarkan standar tertentu yang dapat berpotensi menimbulkan kesalahpahaman

antara penyusun dan pengguna laporan keuangan. Kesalahpahaman yang terjadi di

kalangan pengguna laporan keuangan dapat disebabkan oleh persepsi dari pembaca

laporan keuangan yang berbeda dengan penyusun laporan keuangan. Untuk

menghindari kesalahpahaman tersebut, laporan keuangan harus disertai dengan

Catatan atas Laporan Keuangan yang berisi informasi untuk memudahkan pengguna

dalam memahami Laporan Keuangan.

Page 165: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 165/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 164

CaLK pada dasarnya harus mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:1 

1.  Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro,

pencapaian target Perda APBD, berikut kendala dan hambatan yang dihadapi

dalam pencapaian target

2.  Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan

3.  Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-

kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan

kejadian-kejadian penting lainnya;

4.  Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan

yang belum disajikan pada lembar muka (on the face) laporan keuangan

5.  Mengungkapkan informasi untuk akun-akun aset dan kewajiban yang timbul

sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan

rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas; dan

6.  Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar,yang tidak disajikan pada lembar muka (on the face) laporan keuangan.

Format Catatan atas Laporan Keuangan dapat dilihat pada Tabel 4. 

Tabel 3 Format Catatan atas Laporan Keuangan

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

TAHUN ANGGARAN……..

Bab I Pendahuluan

1.1  Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan

1.2  Landasan hukum penyusunan laporan keuangan1.3  Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan

Bab II Ekonomi makro, kebijakan keuangan dan pencapaian target kinerja APBD

2.1  Ekonomi makro

2.2  Kebijakan Keuangan

2.3  Indikator pencapaian target inerja APBD

Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan

3.1  Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan

3.2  Hambatan dan Kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah

ditetapkan

Bab IV Kebijakan Akuntansi

4.1  Entitas pelaporan keuangan daerah

4.2  Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan Pemda4.3  Basis pengukuran yang mendasri penyusunan laporan keuangan Pemda

4.4  Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada

dalam standar akuntansi pemerintahan daerah

Bab V Penjelasan Pos-pos Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

5.1  Rincian dan penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan keuangan pemda

5.1.1  Pendapatan-LRA

5.1.2  Belanja

5.1.3  Transfer

5.1.4  Pembiayaan

5.1.5  Pendapatan-LO

1 Merujuk pada PP nomor 71 tahun 2010 paragraf 75.

Page 166: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 166/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 165

5.1.6  Beban

5.1.7  Aset

5.1.8  Kewajiban5.1.9  Ekuitas

5.2 Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul

sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan

belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, untuk

entitas pelaporan yang menggunakan basis akrual pada pemda

Bab VI Penjelasan atas informasi-informasi nonkeuangan pemda

Bab VII Penutup

Sumber: Permendagri 64/2013 

Sistematika penulisan CALK

Memuat penjelasan mengenai sistematika isi CALK dengan menggunakanstruktur CaLK seperti yang ditetapkan Permendagri 64/2013. 

Adapun isi dari setiap bab dalam CaLK adalah sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan

1.1.  Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

Berisi maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan.

1.2.  Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan

Memuat penjelasan mengenai peraturan perundang-undangan yang

digunakan dalam penyusunan laporan keuangan SKPD. Landasan hukumyang menjadi rujukan adalah yang paling mengikat sebagai dasar hukum

penyajian laporan keuangan, antara lain tetapi tidak terbatas pada:

1)  Pasal 23 ayat (1) UUD 1945

2)  Pasal 30 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun

2003 tentang Keuangan Negara.

3)  Pasal yang menyangkut pertanggungjawaban dari Undang-undang

tentang APBN dan Perda APBD.

4)  Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan.5)  Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

59/PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Pemerintah Pusat.

6)  Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 tahun 2013.

1.3. Sistematika penulisan CALK

Memuat penjelasan mengenai sistematika isi CALK dengan menggunakan

struktur CaLK seperti yang ditetapkan Permendagri 64/2013. 

Page 167: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 167/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 166

Bab II. Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan, dan Pencapaian Target-Kinerja

APBD.

Bab ini memberikan penjelasan mengenai informasi tentang kebijakan

fiskal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian target Perda APBD, berikut

kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target.

2.1 Ekonomi Makro

Untuk membantu pembaca Laporan Keuangan, Catatan atas Laporan

Keuangan harus menyajikan informasi yang dapat menjawab pertanyaan-

pertanyaan seperti bagaimana perkembangan posisi dan kondisi

keuangan/fiskal suatu entitas serta bagaimana hal tersebut tercapai.Oleh

karena itu, suatu entitas harus menyajikan informasi mengenai perbedaan

yang penting posisi dan kondisi keuangan/fiskal periode berjalan biladibandingkan dengan periode sebelumnya, dibandingkan dengan anggaran,

dan dengan rencana lainnya sehubungan dengan realisasi anggaran.

Termasuk dalam penjelasan perbedaan adalah perbedaan asumsi ekonomi

makro yang digunakan dalam penyusunan anggaran dibandingkan dengan

realisasinya. Untuk dapat mengungkapkan perkembangan keadaan ekonomi

makro dan keuangan SKPD/Pemerintah Daerah, diperlukan suatu kriteria.

Kriteria ini dituangkan sebagai data mengenai kebijakan ekonomi makro dan

kebijakan keuangan. Kondisi ekonomi makro yang perlu diungkapkan dalam

CaLK adalah asumsi-asumsi indikator ekonomi makro yang digunakan dalam

penyusunan APBD berikut tingkat capaiannya. Indikator ekonomi makro

tersebut antara lain Produk Domestik Bruto/Produk Domestik RegionalBruto, pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, nilai tukar, harga minyak,

tingkat suku bunga dan neraca pembayaran. Penjelasan mengenai asumsi

makro ekonomi yang mendasari laporan keuangan SKPD disesuaikan dengan

landasan penyusunan APBD, perkembangannya dalam Perubahan APBD,

hingga pelaksanaan APBD akhir tahun anggaran. Informasi yang disajikan

memuat tentang posisi dan kondisi ekonomi makro periode berjalan yang

dbandingkan dengan periode sebelumnya. dan penjelasan-penjelasan atas

perubahan anggaran yang dilakukan pada SKPD. Serta dijelaskan mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan asumsi makro

ekonomi yang membawa dampak terhadap fluktuasi asumsi yang

ditetapkan. Misalnya, dapat diisi dengan berbagai penjelasan mengenaifaktor-faktor yang memengaruhi penyusunan APBD seperti asumsi makro

yang meliputi pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar rupiah dan suku

bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 3 bulan dan hal yang paling

memengaruhi anggaran pendapatan dan belanja secara material.

2.2 Kebijakan Keuangan

Memuat penjelasan mengenai kebijakan keuangan yang ditetapkan pemerintah

daerah sampai dengan akhir tahun anggaran yang berimplikasi terhadap

perubahan Neraca daerah SKPD. Informasi didalamnya memuat posisi dan

kondisi keuangan daerah selama periode berjalan yang dibandingkan dengan

Page 168: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 168/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 167

periode sebelumnya, membandingkan anggaran dengan realisasi anggaran

SKPD. Serta dijelaskan mengenai faktor yang melatarbelakangi adanya kebijakan

keuangan oleh pemerintah daerah sehingga terjadi perubahan posisi keuangan.

2.3 Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD

Bagian ini berisi tentang penjelasan mengenai indikator pencapaian target

kinerja. Indikator tersebut dapat menyajikan informasi pencapaian yang

menyangkut efektifitas dan efisiensi program dan kegiatan yang dilaksanakan

SKPD. Dua tabel di bawah ini dapat menjadi contoh bagi pengungkapan masing-

masing indikator kinerja ekonomi makro dari sudut kebijakan moneter dan

indikator kinerja ekonomi dari sudut kebijakan fiskal.

Indikator pencapaian kinerja dapat dilihat melalui kinerja fiskal, seperti contoh

berikut:

(dalam jutaan rupiah)

Uraian APBD

(UU No/ tahun

Perda No/ tahun)

Pertumbuhan Ekonomi (Persen)

Tingkat Inflasi (persen)

Nilai Tukar rupiah (Rp/US$)

Suku Bunga SBI-3 Bulan (Persen)Harga Minyak (US$ / barel)

Produksi Minyak (juta barel/hari)

Selanjutnya, CaLK sebisanya memuat ringkasan indikator kinerja program

hingga ke sasarannya.

Sebagai contoh, dapat ditampilkan sebagai berikut:

Instansi: Inspektorat

No Program

- Kegiatan

Indikator

Hasil

- Keluaran

Satuan Sasaran

1 Peningkatan Pengawasan

Aparatur Negara

-

udit Operasional

-

udit Kinerja

-

Peningkatan nilai temuan dari

tahun lalu.

Jumlah Instansi yang Laporan

Keuangannya sesuai SAP

-

aporan Hasil Audit

-

aporan Hasil Audit

-

umlah Asistensi

%

Instansi

Laporan

Laporan

Kejadian

2%

10

Page 169: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 169/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 168

sistensi SAP

Bab III. Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan.

Menyajikan ikhtisar keuangan selama setahun dimana informasi tersebut

terdiri atas ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan dan

hambatan serta kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah

ditetapkan. Bagian ini juga harus dapat menjelaskan perubahan anggaran yang

penting selama periode berjalan dibandingkan dengan anggaran yang pertama

kali disahkan oleh DPRD, hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian

target yang telah ditetapkan, serta masalah lainnya yang dianggap perlu oleh

manajemen entitas untuk diketahui pembaca laporan keuangan.

3.1 Ikhtisar realisasi pencapaian sasaran kinerja fiskal dan moneter

Pada bagian ini perlu menjelaskan kinerja keuangan entitas dan mengikhtisarkan

indikator dan pencapaian kinerja kegiatan operasional yang berdimensi

keuangan dalam suatu periode pelaporan. Hal ini karena kebutuhan pengguna

laporan keuangan pemerintah tidak hanya melihat entitas dari sisi perubahan

aset bersih saja, namun lebih dari itu, pengguna laporan keuangan pemerintah

sangat tertarik dengan kinerja pemerintah bila dibandingkan dengan target yang

telah ditetapkan.

Keberhasilan pencapaian kinerja dapat diketahui berdasarkan tingkat efisiensi

dan efektivitas suatu program. Efisiensi dapat diukur dengan membandingkan

keluaran (output) dengan masukan (input). Sedangkan efektivitas diukur dengan

membandingkan hasil (outcome) dengan target yang ditetapkan. Pembahasanmengenai kinerja keuangan harus dihubungkan dengan tujuan dan sasaran dari

rencana strategis pemerintah dan indikator sesuai dengan peraturan

perundang- undangan yang berlaku. Ikhtisar pembahasan kinerja keuangan

dalam Catatan atas Laporan Keuangan harus:

(a) Menguraikan strategi dan sumber daya yang digunakan untuk mencapai

tujuan;

(b) Memberikan gambaran yang jelas atas realisasi dan rencana kinerja

keuangan dalam satu entitas pelaporan; dan

(c) Menguraikan prosedur yang telah disusun dan dijalankan oleh manajemen

untuk dapat memberikan keyakinan yang beralasan bahwa informasi kinerjakeuangan yang dilaporkan adalah relevan dan andal;

Keterkaitan pelaporan CaLK ini dengan Renstra pun harus tegas terlihat yang

menyatakan bahwa pembahasan mengenai kinerja keuangan harus

dihubungkan dengan tujuan dan sasaran dari rencana strategis pemerintah dan

indikator.

3.2 Faktor pendukung dan penghambat pencapaian kinerja

Dalam kondisi tertentu, entitas pelaporan belum dapat mencapai target yang

telah ditetapkan, misalnya jumlah unit pembangunan bangunan sekolah dasar.

Penjelasan mengenai hambatan dan kendala yang ada, misalnya kurangnya

ketersediaan lahan, perlu dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan

Page 170: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 170/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 169

Hambatan dan kendala yang dimaksud merupakan hambatan yang dapat

dikendalikan maupun yang tidak. Seluruh perbedaaan signifikan dari capaian per

program dapat diuraikan secara naratif untuk menjelaskan faktor pendukung

dan penghambat. ini dapat diisi dengan uraian mengenai faktor pendukung dan

penghambat pencapaian kinerja.

Atas realisasi belanja, misalnya, CaLK dapat menguraikan faktor penghambat

yang menyebabkan pencairan anggaran lambat. Sebagai contoh, dapat diuraikan

di sini bahwa pada tahun anggaran berjalan merupakan tahun anggaran

pertama pelaksanaan sistem anggaran terpadu (unified budget), di mana

belanja pemerintah kota tidak dibedakan lagi menjadi belanja rutin dan belanja

pembangunan. Pelaksanaan sistem baru ini memerlukan penyesuaian-

penyesuaian, dan salah satu akibatnya adalah terlambatnya pengesahan DaftarIsian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Terlambatnya pengesahan DIPA ini

mengakibatkan realisasi belanja jauh di bawah yang dianggarkan dalam APBD.

Contoh lain dari pengungkapan kendala adalah sebagai berikut. Dari target yang

telah ditentukan, ternyata tidak dapat tercapai yang disebabkan oleh, antara

lain: (berikut adalah contoh penyebab tidak tercapainya target penerimaan

pajak)

a.  tertundanya implementasi dari beberapa kebijakan perpajakan

b.  musibah banjir dan bencana alam lainnya di beberapa wilayah

c.  rendahnya tingkat transaksi perekonomian pada periode ini

Tidak tercapainya target Pendapatan Bukan Pajak pada periode ini antara lain

disebabkan:

a.  terdapat beberapa pihak yang belum/tidak menyetor angsuran tuntutan

ganti rugi sebagaimana seharusnya,

b.  realisasi pada jenis pendapatan penjualan, sewa, jasa dan bunga pada

periode ini tidak sesuai dengan target pada anggarannya.

Hambatan dan Kendala mengenai realiasi belanja misalnya dapat diuraikandengan menjelaskan dan menguraikan penyebab realisasi belanja melebihi/jauh

dibawah anggaran dan hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan

realisasi belanja baik berupa hambatan dari internal maupun dari eksternal.

Misalnya, terlambatnya pelaksanaan kegiatan pembangunan gedung disebabkan

proses lelang yang lama dan baru mulai dilaksanakan pada akhir tahun anggaran

sehingga dana yang terserap baru Rp. xxx.xxx.xxx atau xx% dari anggaran.

Bab IV. Kebijakan Akuntansi 

Pada bagian ini dijelaskan prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan oleh entitas

pelaporan dan metode-metode penerapannya yang secara material

mempengaruhi penyajian Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus

Page 171: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 171/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 170

Kas. Pengungkapan juga harus meliputi pertimbangan-pertimbangan penting

yang diambil dalam memilih prinsip-prinsip yang sesuai. Kebijakan akuntansi

terdiri dari basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan, basispengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan dan penerapan

kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam standar

akuntansi pemerintahan.

Adapun sub bab yang perlu untuk dibahas adalah sebagai berikut:

4.1 Entitas pelaporan

Berisi penjelasan mengenai organisasi sebagai entitas akuntansi dan entitas

pelaporan keuangan daerah. Hal ini karena pengungkapan entitas pelaporan yang

membentuk suatu laporan keuangan untuk tujuan umum akan sangat membantu

pembaca laporan untuk dapat memahami informasi keuangan yang disajikan pada

laporan keuangan. Pembaca laporan akan mempunyai kerangka dalam menginformasi yang ada. Ketiadaan informasi mengenai entitas pelaporan dan

komponennya mempunyai potensi kesalahpahaman pembaca dalam

mengidentifikasi permasalahan yang ada. 

Walaupun sudah disinggung dalam Bagian I, uraian ringkas mengenai entitas

pelaporan dapat diulang pada Bagian awal dari Bab IV ini. Hal ini akan lebih

memperjelas domisili dan bentuk hukum suatu entitas dan jurisdiksi tempat entitas

tersebut berada serta seluruh unit kerja yang terkait dalam penyajian laporan

keuangan yang diuraikan dalam CaLK ini.

4.2  Basis Akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan SKPD.

Walaupun Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan telah menyarankan

penggunaan basis akuntansi tertentu untuk penyusunan laporan keuangan

pemerintah, pernyataan penggunaan basis akuntansi yang mendasari laporan

keuangan pemerintah semestinya diungkapkan pada Catatan atas Laporan

Keuangan. Pernyataan tersebut juga termasuk pernyataan kesesuaiannya dengan

Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. Hal ini akan memudahkan pembaca

laporan tanpa harus melihat kembali basis akuntansi yang tertera pada Kerangka

Konseptual Akuntansi Pemerintahan.

Mengingat pemakaian basis akuntansi kas menuju akrual, maka bagian ini akan

berisi uraian mengenai penerapan basis kas dan basis akrual. Akan tetapi, bagian ini

pun akan menjadi tempat bagi penjelasan tentang pemakaian basis akrual penuh, jika memang hal itu sudah diterapkan. Sebagai contoh, penjelasan mengenai basis

akuntansi ini adalah sebagai berikut:

a)  Basis akuntansi dalam pencatatan realisasi APBD yaitu basis kas,

b)  Basis akuntansi dalam pencatatan dan penyajian Neraca, dalam hal ini aset,

kewajiban, dan ekuitas, yaitu basis akrual.

4.3 Basis Pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan 

Berisi informasi tentang penerapan kebijakan basis pengukuran atas penyusunan

rekening laporan keuangan (aset, kewajiban dan ekuitas). Dalam bagian ini disajikan

Page 172: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 172/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 171

proses penetapan nilai setiap aset, kewajiban, dan ekuitas. Informasi pengukuran

yang dimaksud adalah menggambarkan nilai perolehan historis (yaitu aset dicatat

sebesar pengeluaran kas dan setara kas) atau sebesar nilai wajar dari imbalan untukmemperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal dan ekuitas

dicatat sebesar selisih antara aset dengan kewajiban. Hal ini karena pengguna

laporan keuangan perlu mengetahui basis–basis pengukuran yang digunakan

sebagai landasan dalam penyajian laporan keuangan. Apabila lebih dari satu basis

pengukuran digunakan dalam penyusunan laporan keuangan, maka informasi yang

disajikan harus cukup memadai untuk dapat mengindikasikan aset dan kewajiban

yang menggunakan basis pengukuran tersebut.

4.4 Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam

Standar Akuntansi PemerintahPada dasarnya seluruh kebijakan akuntansi dijelaskan dalam bagian 4.2 dari Bab IV.

Namun demikian, setiap entitas perlu mempertimbangkan jenis kegiatan- kegiatan

dan kebijakan-kebijakan yang perlu diungkapkan dalam Catatan atas Laporan

Keuangan. Sebagai contoh, pengungkapan informasi untuk pengakuan pendapatan

pajak, retribusi dan bentuk-bentuk lainnya dari iuran wajib, Kurs. Kebijakan

akuntansi dapat menjadi signifikan walaupun nilai akun-akun yang disajikan dalam

periode berjalan dan sebelumnya tidak material. Selain itu, perlu pula diungkapkan

kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan yang tidak diatur dalam Pernyataan

Standar ini.

Uraian mengenai kebijakan akuntansi yang penting, sedapat mungkin menjelaskan

berbagai kebijakan akuntansi atas elemen-elemen utama laporan keuangan seperti

pendapatan, belanja, aset, kewajiban, dan ekuitas. Dimuat dalam bagian 4.4 dari

CaLK, kebijakan akuntansi yang hendak dijelaskan pada intinya adalah penjelasan

mengenai basis dan kebijakan akuntansi yang mendasari pelaksanaan akuntansi

pemerintahan yang menghasilkan Laporan Keuangan. Kebijakan akuntansi yang

perlu dijelaskan adalah kebijakan-kebijakan yang diterapkan dalam mengakui,

mencatat dan melaporkan seluruh hal yang terkait dalam Laporan Keuangan.

Contoh penjelasan mengenai kebijakan akuntansi yang mencakup pendapatan,

belanja, pembiayaan, aset, kewajiban dan ekuitas adalah sebagai berikut:

a)  Pengakuan Pendapatan pada saat kas diterima pada Kas Umum Daerah

b)  Pengakuan Belanja pada saat kas dikeluarkan dari Kas Umum Daerah

c)  Pengakuan Pembiayaan pada saat kas diterima pada/keluar dari Kas Umum

Daerah

d)  Jenis-jenis sumber daya/kekayaan yang dapat dikelompokkan sebagai aset

secara umum dan aset secara khusus yang terdiri dari aset lancar, investasi,

aset tetap, dana cadangan. Selain itu, dalam bagian ini pun diuraikan cara

penilaiannya.

Tentang Aset Tetap misalnya, bagian ini menguraikan bahwa Aset tetap

mencakup seluruh aset yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk

kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Jenis-

Page 173: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 173/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 172

 jenis kewajiban yang dapat dikelompokkan kewajiban jangka pendek dan

kewajiban jangka panjang. Mengingat instrumen keuangan yang berkaitan

dengan kewajiban jangka panjang mengandung kompleksitas yang masih belumbanyak diketahui awam, bagian ini perlu ditambahi dengan penjelasan

mengenai aspek-aspek khusus yang berkaitan dengan berbagai instrumen

hutang jangka panjang seperti obligasi dan lain-lain.

Penjelasan mengenai Kewajiban jangka panjang , misalnya, dapat mengulas

tentang Fixed rate Bonds (FR), atau Hedge bonds (HB), atau surat utang.

Fixed rate bonds-FR adalah obligasi yang memiliki tingkat kupon yang ditetapkan

pada saat penerbitan, dan dibayarkan secara periodik setiap enam bulan. Tingkat

kupon obligasi jenis FR berkisar antara, misalnya, 10 persen sampai 16,5 persen,

yang terdiri dari 23 seri, dengan masa jatuh tempo berkisar antara tahun 2005

sampai 2014 (posisi per akhir tahun 200x)Hedge bonds (HB) adalah obligasi lindung nilai yang berbunga mengambang, dan

terdiri dari enam seri. Tingkat bunga per tahun obligasi jenis ini adalah sebesar

SIBOR (Singapore Interbank Offered rate) ditambah dua persen, dihitung atas

 jumlah nominal yang telah disesuaikan terhadap perubahan kurs rupiah terhadap

USD, dan dibayarkan empat kali dalam setahun (quarterly). Pada saat jatuh tempo,

sebagimana terms and condition-nya, HB dapat diganti dengan obligasi lain.

Penjelasan mengenai Ekuitas harus meyakinkan bahwa ekuitas merupakan

kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset dengan utang pemerintah.

BAB V. Penjelasan Akun-akun Laporan Keuangan SKPD

Mengungkapkan dan menjelaskan akun-akun akuntansi pada laporan keuangan

SKPD/entitas akuntansi. Apabila terdapat entitas pelaporan yang menyusun

laporan keuangan berbasis akrual atas pendapatan dan belanja harus

mengungkapkan akun-akun aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan

penerapan basis akrual dan menyajikan rekonsiliasinya dengan penerapan basis

kas.

Memuat penjelasan akun-akun laporan keuangan, terdiri atas pendapatan, belanja,

pembiayaan, aset, kewajiban, ekuitas, dan komponen-komponen laporan arus kas.

Bagian ini dapat menjawab tujuan khusus CaLK yaitu : Mengungkapkan informasi

yang diharuskan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan padalembar muka (on the face) laporan keuangan. Selain itu, pada bagian ini, CaLK perlu

menyajikan informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Pernyataan Standar

Akuntansi Pemerintahan lainnya serta pengungkapan-pengungkapan lain yang

diperlukan untuk penyajian wajar atas laporan keuangan, seperti kewajiban

kontinjensi dan komitmen-komitmen lain. Pengungkapan informasi dalam Catatan

atas Laporan Keuangan harus dapat memberikan informasi lain yang belum

disajikan dalam bagian lain laporan keuangan.

Sub bahasannya adalah :

5.1 Rincian dan penjelasan akun-akun Laporan Keuangan

5.1.1. Pendapatan.

Page 174: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 174/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 173

Untuk CaLK SKPD, akun pendapatan hanya terdiri atas akun pendapatan asli

daerah.

5.1.2 Belanja.

Untuk CaLK SKPD, akun belanja hanya terdiri atas akun belanja pegawai, belanja

barang dan jasa, belanja modal.

Contoh Tabel Rincian Realisasi Belanja Modal

Kode

MAK.Uraian Belanja Modal (BM)

Anggaran

Setelah Revisi

Realisasi

BelanjaPersentase

1 2 3 4 5=(4/3)x100%

531111 BM Tanah Rp. Rp. ………….%

532111 BM Peralatan dan Mesin Rp. Rp. ………….%

533111 BM Gedung dan Bangunan Rp. Rp. ………….%

534111 BM Jalan dan Jembatan Rp. Rp. ………….%

534112 BM Irigasi Rp. Rp. ………….%

534113 BM Jaringan Rp. Rp. ………….%

535111 BM Fisik Lainnya Rp. Rp. ………….%

Jumlah Rp Rp ………….%

5.1.3 Aset

Berisi penjelasan akun aset seperti aset lancar, aset tetap, aset lain-lain.

Aset Tetap 

Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan

untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan atau dimanfaatkan oleh masyarakat

umum. Nilai aset tetap per <tanggal neraca>  sebesar Rp <nilai total aset tetap> 

dengan perincian sebagai berikut:

Tabel Daftar Aset Tetap

Nama Aset TetapSaldo

Awal

Mutasi Saldo

AkhirTambah Kurang

1 2 3 4 5Tanah

-  Peralatan dan Mesin

-  Gedung dan Bangunan

-  Jalan, Irigasi dan Jaringan

-  Aset Tetap Lainnya

Jujumlah

Mutasi tambah aset tetap terdiri dari:

•  Pembelian Rp

•  Penyelesaian Pembangunan Rp

Page 175: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 175/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 174

•  Transfer dari unit lain Rp

•  Hibah (masuk) Rp

•  dst< ungkapkan penyebab mutasi tambah lainnya beserta jumlahnya>

Mutasi kurang aset tetap terdiri dari :

•  Penghapusan Rp

•  Transfer ke unit lain Rp

•  Koreksi Pencatatan Rp

•  Hibah (keluar) Rp

•  Dan seterusnya

Pada sesi ini diungkapkan pula aset-aset pada satuan kerja yang masih mengalami

permasalahan sehingga belum bisa dimasukkan dalam Neraca. Contoh aset seperti

ini adalah tanah-tanah yang dikuasai pemerintah kota tetapi dalam status sengketa,aset-aset yang secara faktual diperoleh dari hibah namun belum dapat dibukukan

karena belum ada berita acara serah terimanya, penambahan nilai gedung tempat

kerja bukan milik sendiri yang nilainya memenuhi syarat kapitalisasi.

5.1.4 Kewajiban 

Berisi penjelasan akun kewajiban seperti kewajiban jangka panjang dan jangka

pendek

5.1.5 Ekuitas

Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan akun ekuitas (SKPD), ekuitas

investasi (SKPKD) dan ekuitas cadangan (SKPKD).5.2 Pengungkapan atas akun-akun aset dan kewajiban yang timbul sehubungan

dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya

dengan penerapan basis kas untuk entitas pelaporan yang menggunakan

akuntansi berbasis akrual penuh.

Bagian ini berisi kebijakan akuntansi yang diharuskan Standar Akuntansi

Pemerintah dan pengungkapan atas akun-akun aset dan kewajiban yang timbul

sehubungan dengan penerapan basis akrual. Entitas pelaporan yang menyusun

laporan keuangan berbasis akrual atas pendapatan dan belanja harus

mengungkapkan akun-akun aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan

penerapan basis akrual dan menyajikan rekonsiliasinya dengan penerapan basiskas.

Pada entitas pelaporan yang sudah menggunakan asas akrual murni, suatu proses

pengadaan yang belum tuntas sampai pada pengeluaran seluruh belanja dari kas

negara dan penerimaan Berita Acara Serah Terima Barang mungkin sudah

membukukan komitmen kontrak yang ditandatangani sebagai dasar pencatatan

aset tetap dengan nilai sebesar nilai kontrak. Di pihak lain, entitas yang

menggunakan asas kas menuju akrual mungkin baru mencatat aset tetap dalam

akun Konstruksi dalam Pengerjaan dengan nilai sebesar nilai yang tercantum dalam

Berita Acara Kemajuan Pekerjaan. Perbedaan ini akan dapat lebih dimaklumi jika

entitas yang menggunakan asas akrual murni menyajikan rekonsiliasinya dengan

basis kas menuju akrual.

Page 176: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 176/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 175

Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan mengijinkan entitas pelaporan

menyusun laporan keuangannya dengan basis akrual untuk pendapatan dan

belanja. Entitas pelaporan tersebut harus menyediakan informasi tambahantermasuk rincian mengenai output entitas dan outcome dalam bentuk indikator

kinerja keuangan, laporan kinerja keuangan, tinjauan program dan laporan lain

mengenai pencapaian kinerja keuangan entitas selama periode pelaporan. Hal ini

dimaksudkan agar pembaca laporan dapat memahami akun-akun aset dan

kewajiban yang timbul dikarenakan penerapan basis akrual pada akun-akun

pendapatan dan belanja, seperti pendapatan yang diterima di muka, biaya dibayar

di muka, dan biaya penyusutan/depresiasi. Akun-akun aset dan kewajiban tersebut

merupakan akibat dari penerapan basis akrual atas akun-akun pendapatan dan

belanja.

Dengan demikian maka rekonsiliasi yang diharapkan akan dapat menunjukkan

bahwa pengguna basis akrual murni akan mencatatkan kewajiban dan akumulasipenyusutan yang lebih besar daripada yang menggunakan basis kas menuju akrual,

terutama jika rekonsiliasi terjadi pada tahun berjalan jika aset sudah dicatat sebagai

aset tetap. Tujuan dari rekonsiliasi adalah untuk menyajikan hubungan antara

Laporan Kinerja Keuangan dengan Laporan Realisasi Anggaran. Laporan rekonsiliasi

dimulai dari penambahan/penurunan ekuitas yang berasal dari Laporan Kinerja

Keuangan yang disusun berdasarkan basis akrual. Nilai tersebut selanjutnya

disesuaikan dengan transaksi penambahan dan pengurangan aset bersih

dikarenakan penggunaan basis akrual yang kemudian menghasilkan nilai yang sama

dengan nilai akhir pada Laporan Realisasi Anggaran.

Oleh karena pada akuntansi berbasis akrual penuh digunakan Laporan KinerjaKeuangan sebagai laporan yang menunjukkan hasil operasi anggaran, maka

rekonsiliasi dapat dimulai dari catatan yang tercantum pada Laporan Kinerja

Keuangan. Sebagai contoh, rekonsiliasi dilakukan dengan menggunakan asumsi data

keuangan sebagai berikut:

Transaksi Catatan dengan Basis Akrual

Penuh

Catatan dengan Basis Kas

Menuju Akrual

Tanggal 31 Des:

Kontrak pengerjaan

bangunan senilai

Rp3 milyar, menurut

Berita AcaraKemajuan Pekerjaan

baru selesai 60%

dan baru dibayar

Rp1,5 milyar

Laporan Kinerja Keuangan:

(Db) Belanja Modal Rp3 M

Neraca:

(Kr) Kas Rp 1,5 M

(Kr) Hutang Rp1,5 M

(Db) Bangunan Rp 3 M

(Kr) Diinvestasikan dalam

 Aset Tetap Rp3 M

Laporan Realisasi Anggaran:

(Db) Belanja Modal Rp1,5 M

Neraca:

(Kr) Kas Rp 1,5 M

(Db) Konstruksi dalam

Pengerjaan Rp1,8 M

(Kr) Hutang Rp300 juta

(Kr) Diinvestasikan dalam

 Aset Tetap Rp1,5 M

Berdasarkan contoh di atas, maka rekonsiliasi antara kedua basis adalah

sebagaimana jurnal rekonsiliasi berikut:

Diinvestasikan dalam Aset Tetap Rp 1,500 juta

Page 177: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 177/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 176

Hutang 1,200 juta

Konstruksi dalam Pengerjaan 1,800 juta

Bangunan Rp3,000 juta

Belanja Modal 1,500 juta

Dengan jurnal di atas, maka catatan di dalam Laporan Kinerja Keuangan dan neraca

entitas berbasis akrual penuh akan sama dengan catatan seandainya ia mencatat

dengan basis kas menuju akrual.

Bab VI Penjelasan atas Informasi-informasi Non-Keuangan SKPD

Penjelasan yang dimaksud adalah informasi-informasi yang belum disajikan dalam

bagian Laporan Keuangan seperti domisili, sifat entitas, penggantian manajemen,pergantian undang-undang, kejadian yang mempunyai dampak sosial, dan lain-lain.

Dengan demikian, Catatan atas Laporan Keuangan juga harus mengungkapkan

informasi yang bila tidak diungkapkan akan menyesatkan bagi pembaca laporan.

Suatu entitas pelaporan mengungkapkan hal-hal berikut ini apabila belum

diinformasikan dalam bagian manapun dari laporan keuangan, yaitu:

a.  domisili dan bentuk hukum suatu entitas serta jurisdiksi tempat entitas tersebut

berada;

b.  penjelasan mengenai sifat operasi entitas dan kegiatan pokoknya;

c.  ketentuan perundang-undangan yang menjadi landasan kegiatan

operasionalnya.

Catatan atas Laporan Keuangan juga harus mengungkapkan kejadian-kejadian

penting selama tahun pelaporan, seperti:

a.  Penggantian manajemen pemerintahan selama tahun berjalan;

b.  Kesalahan manajemen terdahulu yang telah dikoreksi oleh manajemen baru;

c.  Komitmen atau kontinjensi yang tidak dapat disajikan pada Neraca; dan

d.  Penggabungan atau pemekaran entitas tahun berjalan.

e.  Kejadian yang mempunyai dampak sosial, misalnya adanya pemogokan yang

harus ditanggulangi pemerintah.

Komitmen atau kejadian kontinjensi yang perlu disajikan adalah berbagai

kejadian, yang umumnya berkaitan dengan litigasi atau penuntutan atau

penggugatan yang menjadikan pemerintah sebagai pihak tergugat. Keberatan atas

ketetapan pajak, tuntutan restitusi pajak, atau aksi masal untuk menuntut ganti rugi,

adalah contoh-contoh populer untuk kejadian kontinjensi. Sepanjang tuntutan ini

belum mampu menghasilkan kemungkinan nilai restitusi atau ganti rugi yang harus

dibayar oleh negara secara meyakinkan maka kejadian ini cukup diungkapkan secara

naratif dengan atau tanpa menyebut potensi kerugian yang ditimbulkan. Kejadian

kontinjensi yang berkemungkinan mendatangkan keuntungan bagi pemerintah, atas

dasar kehati-hatian tidak perlu dicatatkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

BAB VII Penutup.

Page 178: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 178/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 177

Berisi simpulan-simpulan penting tentang Laporan Keuangan.

BAB VII

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Tujuan Instruksional Khusus:

Setelah mempelajari topik ini diharapkan peserta mampu :

1.  mendefinisikan pengertian analisis laporan keuangan Pemda

2.  menjelaskan tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan Pemda

3.  menguraikan bentuk bentuk dan teknik analisis Laporan keuangan Pemda

4.  menerapkan teknik analisis laporan keuangan Pemda

5.  menafsirkan hasil laporan keuangan Pemda

No. Sub Topik Kata Kunci

1.  Pendahuluan Pengertian, Tujuan dan Manfaat

Analisis Laporan Keuangan

2.  Metoda dan Teknik Analisis Analisis Horizontal, Analisis Vertikal,

Analisis Rasio

3.  Keterbatasan Analisis Laporan

Keuangan

Data historis, bersifat umum,

kuantitatif dan taksiran

4.  Ilustrasi Analisis LaporanKeuangan

Ilustrasi, Analisis Laporan Keuangan

Referensi:

1.  PP 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah;

2.  PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;

3.  SE Ditjen BAKD No.900/079/BAKD/2008

4.  Tim Penyusun Handbook Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik,

Analisis Laporan Keuangan Daerah, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, 2007

Page 179: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 179/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 178

A.  PENDAHULUANSejak berlakunya PP 71 tahun 2010, maka setiap pengelola keuangan daerah

harus menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan berupa

Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Neraca, Laporan Operasional,

Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas dan CaLK. Dengan bertambahnya

komponen laporan pemerintah daerah tersebut, seyogyanya terdapat pula

perkembangan teknik analisis laporan keuangan pemerintah daerah, agar pengguna

laporan keuangan memiliki dasar memadai dalam mengevaluasi kondisi dan kinerja

keuangan pemerintah daerah, yang pada akhirnya hasil analisis laporan keuangan

tersebut dapat digunakan sebagai dasar dalam perumusan kebijakan anggaran daerah

di masa mendatang.

Supaya laporan keuangan lebih berarti dan mudah dipahami oleh para pembacalaporan keuangan, maka perlu dilakukan analisis atas laporan keuangan tersebut.

Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan mengidentifikasi akun-akun laporan

tersebut menjadi unit informasi yang lebih rinci dan melihat hubungan antara satu

dengan yang lainnya guna mengetahui kondisi keuangan pemerintah daerah tersebut

untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan.

B.  PENGERTIAN

Secara singkat analisis laporan keuangan dapat diartikan sebagai upaya untuk

mengidentifikasi ciri-ciri keuangan berdasarkan laporan keuangan suatu entitas

tertentu. Untuk itu, seseorang yang melakukan analisis atas laporan keuangan perlu

menguraikan pos-pos laporan tersebut menjadi unit informasi yang lebih rinci dan

melihat hubungan antara satu dengan yang lainnya guna mengetahui kondisi keuangan

entitas tersebut untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan.

Analisis laporan keuangan dilakukan dengan menggunakan metode dan teknik

analisis tertentu dalam melihat ukuran dan hubungan unsur laporan keuangan. Hasil

analisis tersebut diharapkan dapat meminimalkan bahkan menghilangkan penilaian yang

bersifat dugaan, ketidakpastian, pertimbangan pribadi dan lain sebagainya. Analisis

laporan keuangan dapat menunjukkan adanya kesalahan proses akuntansi. Dengan

demikian akan menambah keyakinan pengguna laporan atas data atau informasi yang

tersedia sehingga pengambilan keputusannya menjadi lebih akurat.Karakteristik dari analisis laporan keuangan dapat disusun sebagai berikut:

• Fokus pada laporan keuangan utama

Fokus analisis ditujukan pada Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan

SAL, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas

dan Catatan atas Laporan Keuangan.

• Memuat analisis hubungan

Dalam hal ini, analisis laporan keuangan menguraikan hubungan pos-pos dalam

satu laporan keuangan, hubungan pos-pos antar laporan keuangan, serta

perbandingan dan kecenderungan pos-pos tersebut.

Page 180: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 180/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 179

• Memuat implikasi dan prediksiAnalisis laporan keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi dampak

kejadian atau transaksi masa lalu sekaligus untuk meramalkan prospek

keuangan di masa mendatang.

• Dipengaruhi oleh kemampuan analis

Bila terdapat beberapa analis atas satu informasi yang sama, kemungkinan

masing-masing analis dapat memberikan hasil analisis yang berbeda, tergantung

pada kemampuan atau ketajaman masing-masing analis.

C.  TUJUAN DAN MANFAAT

Secara umum telah kita peroleh pemahaman bahwa tujuan analisis laporan

keuangan adalah untuk menilai kondisi dan kinerja keuangan dari suatu entitas. Adapun

tujuan dari analisis laporan keuangan pemerintah daerah adalah untuk hal-hal berikut

ini.

•  Meyakini ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  Mengetahui kondisi keuangan pemerintah daerah•  Mengetahui kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi kewajibannya.

•  Mengetahui kemampuan pemerintah daerah dalam menyediakan dana

kegiatan.

•  Mengevaluasi kinerja pemerintah daerah dalam pelaksanaan program-

programnya.

•  Mengetahui potensi pemerintah daerah dalam menghasilkan sumber daya.

Adapun manfaat analisis laporan keuangan, antara lain sebagai berikut:

• Menyediakan tambahan penjelasan atas data dan informasi keuangan termasuk

informasi yang tidak secara eksplisit disajikan di dalam laporan keuangan

Mengetahui kesalahan dan hal-hal yang bersifat tidak konsisten yangterkandung dalam laporan keuangan.

• Mengetahui sifat-sifat dari hubungan baik antar-pos maupun antar laporan,

yang dapat digunakan untuk prediksi, rating, dan lain sebagainya.

• Menilai perkembangan dan pencapaian yang diperoleh oleh suatu entitas serta

membuat proyeksi keuangan di masa mendatang.

• Dapat mengevaluasi kondisi keuangan pemerintah daerah masa lalu, saat ini,

dan perkiraan di masa yang akan datang.

• Dapat mengetahui komposisi struktur keuangan pemerintah daerah, sehingga

dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami oleh suatu entitas.

 Arti Penting analisis laporan keuangan memberi informasi kepada pihak-pihak

 yang berkepentingan dalam rangka pengambilan keputusan. Analisis laporan

keuangan dapat digunakan untuk menilai kemampuan entitas memenuhi

kewajiban termasuk penyediaan dana, mengevaluasi prestasi manajemen

Page 181: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 181/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 180

D.  METODE DAN TEKNIK ANALISISMetode dan teknik analisis yang tepat diperlukan untuk melakukan analisis laporan

keuangan. Tujuannya agar laporan keuangan tersebut dapat memberikan informasi

dengan maksimal dan para pemakai hasil analisis tersebut dapat menafsirkannya

dengan mudah.

Adapun tahapan melakukan analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut adalah:

1.  Memperoleh data keuangan dan pendukung yang diperlukan untuk periode yang

akan dianalisis;

2.  Mengukur atau menghitung dengan menggunakan rumus-rumus tertentu, sesuai

dengan standar yang biasa digunakan secara cermat dan teliti, sehingga hasil yang

diperoleh benar-benar tepat;3.  Melaksanakan kalkulasi dengan memasukkan angka-angka yang ada dalam laporan

keuangan ke dalam formula secara cermat;

4.  Menafsirkan hasil perhitungan dan pengukuran yang telah dibuat

5.  Memberikan rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan dengan hasil analisis

tersebut.

Dalam praktik, secara umum terdapat tiga macam metode analisis laporan keuangan

yang biasa dipakai, yaitu analisis horizontal, analisis vertikal dan analisis rasio.

a.  Analisis Horizontal

Dalam analisis horizontal akan dilakukan perbandingan antara satu periode

dengan periode berikutnya. Oleh karena itu analisis ini juga dikenal dengan analisis

kecenderungan (trend analysis). Analisis trend   merupakan suatu teknik analisis yang

mencoba untuk mengidentifikasi pola-pola dari trend   (perubahan yang terjadi dalam

beberapa periode yang telah lalu) sebagai dasar dari evaluasi dan prediksi keadaan atau

perubahan di masa datang. Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat antara lain:

Angka-angka dalam Rupiah; Angka-angka dalam persentase; Kenaikan atau penurunan

 jumlah Rupiah; Kenaikan atau penurunan dalam persentase.

Suatu perubahan tentunya dapat diakibatkan oleh adanya interaksi dari

sejumlah faktor. Apabila faktor-faktor tersebut diperkirakan dapat menyebabkan

perubahan terhadap data yang kita miliki, maka dalam hal ini dapat digunakan

hubungan sebab-akibat. Penggunaan regresi linear sederhana dan regresi bergandamerupakan contoh dari analisis hubungan sebab-akibat. Sementara itu, apabila hanya

disusun satu model dengan menggunakan hubungan antara variabel tanpa

memperhatikan apakah yang satu mempengaruhi yang lain atau tidak, maka kita

melakukan analisis kecenderungan sederhana.

Analisis kecenderungan sederhana dimaksudkan hanya untuk mengetahui

kecenderungan suatu akun (naik atau turun) dengan membandingkan angka-angka

untuk akun yang sama dari laporan beberapa tahun berurutan, tanpa mengidentifikasi

variabel-variabel yang mempengaruhi perubahan dari akun tersebut. Kelemahan dari

analisis kecenderungan dengan tahun dasar adalah tidak dapat diketahui secara

langsung berapa rata-rata kenaikan per tahun. Untuk mengatasi permasalahan tersebut,

Page 182: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 182/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 181

kita dapat menggunakan analisis kecenderungan bergerak (dari tahun-ke-tahun) untuk

mengetahui rata-rata kenaikan per tahun.

Teknik analisis ini pada dasarnya sama dengan teknik analisis rasio komparatiflainnya, hanya di sini melibatkan data beberapa tahun agar dapat diperoleh rata-rata

kenaikan pertahunnya. Selanjutnya, rata-rata kenaikan per tahun tersebut dapat

digunakan untuk mengestimasi kenaikan yang normal untuk tahun berikutnya.

Beberapa langkah yang dilakukan untuk menerapkan teknik Analisis Trend:

1.  Buat sumbu vertikal Y (yang menunjukkan variabel dependen) dan sumbu horizontal

X merupakan variabel independen, misalnya periode tahun yang diamati.

2.  Data yang tersedia dari contoh di atas, kemudian dibuat scatter plot , yaitu kumpulan

titik-titik koordinat (X,Y).

3.  Dengan jalan observasi atau pengamatan langsung terhadap bentuk scatter plot ,

dapat ditarik sebuah garis yang kira-kira mendekati pola dari titik koordinat yang ada.

Dari diagram di atas kemudian diprediksi kejadian untuk tahun-tahun yang akan

datang. Analisis ini juga dapat dipakai untuk mengidentifikasi adanya keanehan atau

ketidakteraturan yang terjadi. Dengan membandingkan garis kecenderungan dengan

sebaran titik-titik yang ‘tidak mengikuti aturan’ misalnya terlalu jauh dari garis

kecenderungan. Kemudian dapat diteliti penyebab terjadinya situasi tersebut.

Metode ini mempunyai kelemahan yaitu pembuatan garis kecenderungan

bersifat subyektif. Artinya, bila ada beberapa orang diminta untuk menarik garis

kecenderungan, maka kemungkinan akan diperoleh garis kecenderungan lebih dari satu,

sebab masing-masing orang mempunyai pilihan sendiri sesuai dengan anggapannya

garis mana yang mewakili diagram pencar (scatter plot ). Oleh karena itu, metode initidak dapat memberikan alasan yang kuat secara ilmiah untuk digunakan sebagai alat

analisis. Analisis selanjutnya akan menggunakan regresi sederhana maupun berganda

dengan memakai bantuan komputer.

Karakteristik analisis horizontal sebagai berikut:

1.  Bertujuan untuk mengetahui arah atau kecenderungan suatu akun laporan

keuangan.

2.  Membutuhkan data time series selama beberapa tahun.

3.  Dilakukan dengan membandingkan (menghubungkan) angka-angka untuk akun yang

sama dari laporan beberapa tahun yang berurutan.

4.  Analisis kecenderungan sederhana, dengan tahun dasar atau bergerak,

membandingkan angka-angka untuk akun yang sama dari laporan beberapa tahunyang berurutan, tanpa mengidentifikasi variabel yang mempengaruhi perubahan

akun tersebut.

5.  Analisis kecenderungan dengan diagram pencar dilakukan dengan penarikan garis

kecenderungan yang mendekati (mengikuti) pola dari sebaran titik-titik dalam grafik.

b. Analisis vertikal

Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan hanya untuk satu periode laporan

keuangan, dengan cara melakukan antara akun-akun yang ada, dalam satu periode

pelaporan keuangan. Analisis vertikal yang dapat dilakukan atas unsur dalam laporan

keuangan, adalah sebagai berikut:

1.  Analisis atas akun yang ada di neraca

Page 183: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 183/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 182

2.  Analisis atas akun yang ada di laporan realisasi anggaran (LRA)

3.  Analisis atas akun yang ada di laporan arus kas (LAK)

4.  Analisis atas akun yang ada di laporan operasional (LO)5.  Analisis rasio

Hubungan antar akun-akun di dalam neraca adalah sebagai berikut:

1.  Total aset harus sama dengan total kewajiban ditambah ekuitas.

2.  Ekuitas menunjukkan jumlah aset bersih pemerintah daerah. Oleh karena itu, total

ekuitas harus sama dengan selisih antara total aset dengan kewajiban.

3.  Jumlah SiLPA di dalam ekuitas adalah jumlah total kas dikurangi utang perhitungan

pihak ketiga (potongan taspen, askes, PPh dan PPn) dan pendapatan yang

ditangguhkan.

Hubungan antar akun Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan APBD sebagai berikut:1.  Bila anggaran direncanakan defisit (negatif), maka jumlah pembiayaan neto harus

positif, dengan jumlah minimal sama dengan jumlah defisit tersebut. (Jumlah

pembiayaan neto positif berarti jumlah penerimaan pembiayaan lebih besar dari

 jumlah pengeluaran pembiayaan).

2.  Pembiayaan neto negatif hanya diijinkan bila anggaran direncanakan surplus, dan

 jumlah surplus minimal sama dengan jumlah pembiayaan neto yang negatif tersebut.

(Jumlah pembiayaan neto negatif berarti jumlah penerimaan pembiayaan lebih kecil

dari jumlah pengeluaran pembiayaan).

3.  Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) akan muncul dari beberapa kondisi berikut:

a.  Bila jumlah pembiayaan neto positif lebih besar dari pada jumlah defisit, maka

selisihnya menjadi SiLPA.b.  Bila terjadi surplus dan pembiayaan neto positif.

c.  Bila terjadi pembiayaan neto negatif tetapi surplusnya lebih besar.

Hubungan berikut dapat digunakan dalam menilai kebenaran angka dalam laporan arus

kas:

1.  Saldo kas pada akhir tahun harus sama dengan jumlah kas pada akhir tahun di

Neraca.

2.  Jumlah arus kas masuk bagi aktivitas operasi dapat sama dengan jumlah pendapatan

daerah dikurangi penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan (dalam laporan

realisasi anggaran).

3.  Jumlah arus kas keluar dari aktivitas operasi sama dengan jumlah total belanja(dalam laporan realisasi anggaran) tetapi tidak termasuk belanja modal.

4.  Jumlah arus kas masuk dari aktivitas investasi aset non-keuangan sama dengan

 jumlah pendapatan dari penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan (dalam laporan

realisasi anggaran).

5.  Jumlah arus kas keluar dari aktivitas investasi aset non-keuangan sama dengan

 jumlah belanja modal di laporan realisasi anggaran.

6.  Jumlah arus kas masuk dari aktivitas pembiayaan harus sama dengan jumlah

penerimaan pembiayaan selain dari penerimaan kembali investasi dan penyertaan

dalam Laporan Realisasi Anggaran.

Page 184: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 184/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 183

7.  Jumlah arus kas keluar dari aktivitas pembiayaan harus sama dengan jumlah

pengeluaran pembiayaan selain untuk investasi dan penyertaan dalam Laporan

Realisasi Anggaran.Untuk mengetahui hubungan antara laporan realisasi anggaran dan neraca, dilakukan

analisis sebagai berikut:

1.  Bila ada belanja modal dalam laporan realisasi anggaran, maka jumlah aset tetap di

dalam neraca harus bertambah dengan jumlah yang sama kecuali jika terdapat

pelepasan aset tetap.

2.  Bila ada penerimaan pembiayaan berupa penerimaan pinjaman dalam laporan

realisasi anggaran, maka jumlah kewajiban (utang) di dalam neraca harus bertambah

dengan jumlah yang sama. Demikian sebaliknya, jika terjadi pengeluaran pembiayaan

berupa pembayaran pinjaman, jumlah kewajiban di dalam neraca harus berkurang

dengan jumlah yang sama.

3.  Bila ada penerimaan pembiayaan berupa penggunaan dana cadangan dalam laporanrealisasi anggaran, maka jumlah dana cadangan (aset) di dalam neraca harus

berkurang dengan jumlah yang sama. Demikian sebaliknya, jika terjadi pengeluaran

pembiayaan berupa pembentukan dana cadangan, jumlah dana cadangan (aset) di

dalam neraca harus bertambah dengan jumlah yang sama.

4.  Bila ada penerimaan pembiayaan berupa penjualan investasi perusahaan daerah

dalam laporan realisasi anggaran, maka jumlah investasi jangka panjang (aset) di

dalam neraca harus berkurang dengan jumlah yang sama. Demikian sebaliknya, jka

terjadi pengeluaran pembiayaan berupa penyertaan modal dalam perusahaan

daerah, jumlah investasi jangka panjang (aset) di dalam neraca harus bertambah

dengan jumlah yang sama.

5.  SiLPA pada kelompok ekuitas di neraca harus sama dengan jumlah SiLPA (akhirtahun) di laporan realisasi anggaran. SiLPA di neraca diperoleh dengan perhitungan:

 jumlah total kas dikurangi kewajiban pada PFK (potongan taspen, askes, dan PPh dan

PPn yang belum disetor).

3. Analisis Rasio

Analisis rasio merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan akun-

akun yang ada dalam satu laporan keuangan atau akun-akun antara laporan keuangan

neraca dan laporan realisasi anggaran. Analisis rasio dapat dikelompokkan menjadi

beberapa jenis sebagai berikut:

1.  Likuiditas,  untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam membayar

utang (kewajiban) jangka pendek. Rasio ini bisa diukur dengan rasio lancar dan rasio

kas.

2.  Solvabilitas,  untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam

membayar semua utangnya yang akan jatuh tempo. Rasio ini bisa diukur dengan

rasio uang terhadap aset atau rasio utang terhadap ekuitas.

3.  Leverage,  untuk mengukur perbandingan antara ekuitas (kekayaan bersih

pemerintah daerah) dengan total utang.

4.  Kemandirian,  untuk mengukur tingkat kemandirian pemerintah daerah

dalam mendanai aktivitas sebagai indikator tingkat partisipasi masyarakat lokal

terhadap pembangunan daerah, indikator perkembangan ekonomi daerah dan

kesejahteraan masyarakat. Rasio ini dapat diukur dengan membandingkan jumlah

Page 185: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 185/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 184

PAD terhadap jumlah DAU ditambah jumlah pinjaman (selain utang PFK dan utang

pajak PPn/PPh).

Page 186: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 186/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 185

Contoh Analisis Rasio 

 

  Rasio kemandirian yang lebih tinggi menunjukkan ketergantungan daerah

yang lebih rendah terhadap pihak lain yang dapat memberikan dana

perimbangan dan pinjaman.

  semakin besar rasio kemandirian berarti kemandirian keuangan pemda

semakin baik

 

  Rasio pertumbuhan PAD yang lebih tinggi menunjukkan kemampuan daerah

yang lebih baik dalam memperoleh PAD dibandingkan dengan periode

sebelumnya

  semakin besar rasio ini semakin baik

 

  Rasio pinjaman yang lebih rendah menunjukkan kemampuan pemerintah

daerah yang lebih baik dalam menghimpun penerimaan selain yang

bersumber dari utang

 

  Debt service coverage ratio (DSCR) yang lebih tinggi menunjukkan

kemampuan daerah yang lebih baik dalam memenuhi kewajibannya

membayar pokok, bunga dan biaya pinjaman lainnya

 

  Rasio keselarasan belanja yang lebih rendah menunjukkan bahwa anggaran

belanja semakin banyak dialokasikan untuk kegiatan yang berhubungan

langsung dengan program pemerintah daerah

  semakin kecil rasio ini semakin baik

 

  Rasio ini untuk mengukur jumlah beban utang yang menjadi tanggungan tiap

anggota masyarakat dalam satu wilayah. Makin besar rasio ini semakin

buruk.

 

  Rasio ini digunakan untuk mengukur persentase aset tetap yang dapat

dijadikan jaminan dalam pengambilan utang atau digunakan untuk melunasi

utangnya.

Page 187: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 187/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 186

 

  Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar persentase PAD yang

dapat digunakan untuk membayar beban bunga utang jangka panjang. Makin

besar rasio ini semakin buruk.

 

  Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan pemda dalam membayar

utangnya menggunakan PAD. Makin besar rasio ini makin baik.

E.  KETERBATASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Akurasi analisis laporan keuangan sangat tergantung pada akurasi dan validitas angka-

angka yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah daerah. Selain itu, pada

analisis laporan keuangan itu sendiri terdapat keterbatasan yang inheren, antara lain

sebagai berikut:

1.  Sifat laporan keuangan adalah historis.

Laporan keuangan menyajikan informasi mengenai transaksi dan kejadian pada

masa lalu bukan kondisi saat ini. Akuntansi bukan merupakan satu-satunya sumber

informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomis.

2.  Informasi dalam laporan keuangan adalah bertujuan umumInformasi dalam laporan keuangan tidak dirancang untuk memenuhi kebutuhan

informasi secara khusus bagi setiap kelompok pengguna laporan keuangan. Laporan

keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan pengguna laporan

diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang

dilaporkan. Oleh karena itu, dibutuhkan pemahaman dasar akuntansi dan Standar

Akuntansi Pemerintahan.

3.  Penggunaan taksiran dalam laporan keuangan

Di dalam penyusunan laporan keuangan tidak dapat dihindari adanya penggunaan

estimasi akuntansi, yang cenderung bersifat subyektif, misal: estimasi atas

kemungkinan tidak tertagihnya piutang, estimasi masa manfaat atau umur ekonomisaset tetap, dan lain sebagainya.

4.  Hakikat laporan keuangan adalah informasi kuantitatif

Informasi laporan keuangan berupa informasi kuantitatif keuangan, sehingga hasil

analisis laporan keuangan juga bersifat kuantitatif. Sedangkan informasi yang

dibutuhkan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja pemerintah bukan

hanya informasi kuantitatif, tetapi juga informasi kualitatif. Contoh informasi

kualitatif yang relevan dengan analisis laporan keuangan adalah opini auditor

independen mengenai laporan keuangan pemerintah daerah, alasan-alasan tidak

tercapainya target pajak daerah atau meningkatnya jumlah defisit anggaran.

Page 188: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 188/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 187

5.  Laporan keuangan lebih menggambarkan kinerja keuangan

Laporan keuangan yang menjadi obyek analisis adalah laporan keuangan yang lebih

menggambarkan kinerja keuangan. Meskipun APBD disusun dengan pendekatan

kinerja, akan tetapi kinerja pelaksanaan program dan kegiatan tidak dapat dilihat

dalam laporan realisasi anggaran, melainkan dalam laporan kinerja instansi

pemerintah. Dengan demikian, analisis laporan keuangan dapat dikatakan lebih

cenderung pada analisis kinerja keuangan. Namun demikian, analisis dapat

dikembangkan sampai kepada analisis kinerja program/kegiatan dengan

mengumpulkan data-data mengenai rencana dan realisasi program/kegiatan berikut

target dan capaian kinerjanya.

Page 189: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 189/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 188

BAB VIII

REVIU DAN PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Tujuan Instruksional Khusus:

Setelah mempelajari Topik ini, peserta:

1.  Mampu menjelaskan dasar-dasar pemeriksaan keuangan

2.  Mampu menjelaskan teknik pemeriksaan dan pengendalian intern

3.  Mampu menjelaskan temuan dan hasil laporan pemeriksaan

4.  Mampu menjelaskan komunikasi pemeriksaan

No. Sub Topik Kata Kunci

1 Dasar-Dasar Pemeriksaan

Keuangan

Pengertian, Perbedaan Reviu dan

Pemeriksaan Laporan Keuangan, Standar

Pemeriksaan Keuangan Negara

2 Teknik Pemeriksaan dan

Pengendalian Intern

Bukti, Prosedur Pemeriksaan,

Pengendalian Intern

3 Temuan dan Hasil Laporan

Pemeriksaan

Temuan, Hasil Laporan Pemeriksaan

(LHP), Surat Representasi (Representation

Letter )

4 Komunikasi Pemeriksaan Pengertian, Komunikasi Pemeriksa

dengan Auditan, Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Pemeriksaan, Kiat-Kiat

Referensi:

1.  Arens, Alvin A and James K Loebbecke, Auditing, An Integrated Approach.

Prentice Hall International, Englewood Cliffs, 5th edition, 20102.  PP 60/2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah

3.  Permendagri 4/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu atas Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah;

4.  Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata

Cara Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah jo Permendagri

Nomor 8 Tahun 2009 tentang Perubahan Permendagri No 23 Tahun 2007

5.  Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma

Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah

6.  BPK RI, Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN), 2007.

7.  BPKP, Teknik Komunikasi Audit, Edisi 4, Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Page 190: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 190/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 189

Pengawasan Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan, 2007

Page 191: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 191/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 190

A.  PENDAHULUANSaat ini audit dalam sektor pemerintahan digunakan istilah pemeriksaan,

merupakan salah satu pilar utama dalam mewujudkan tata kelola organisasi yang baik

(good governance). Secara etimologi, istilah audit berasal dari bahasa latin ‘audire’ yang

berarti mendengar. Secara tradisional auditing  dapat dipahami sebagai upaya

pemeriksaan atas informasi akuntansi untuk mendapat kayakinan bahwa informasi

tersebut telah disajikan secara wajar (true and fair ). Tujuan

Jika mengacu kepada definisi audit, akan tampak perbedaan antara definisi audit

sektor privat/swasta dengan audit sektor pemerintahan. Pada sektor swasta terdapat

perbedaan makna untuk audit dengan pemeriksaan (examination), sedangkan pada

sektor pemerintahan penggunaan kata pemeriksaan dan pengauditan hingga saat inimasih memiliki kata yang bermakna sama. Sebagai pengantar berikut adalah definisi

audit dari sektor privat atau swasta.

1.  Definisi Audit

Audit adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti

secara obyektif yang berhubungan dengan asersi tentang

tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi, dengan tujuan

untuk menentukan tingkat kesesuaian antara pernyataan

tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan

mengkomunikasikan hasil-hasilnya kepada pemakai yang

berkepentingan (Arens, et.al., 2010).

Beberapa ciri-ciri atau komponen audit didasarkan pada definisinya adalah:

a.  Proses sistematis:

Rangkaian langkah atau prosedur yang logis, terstruktur dan terorganisasi.

b.  Untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif:

Dengan dasar pemeriksaan / pengujian atas asersi dan menetapkan hasilnya tanpa

bias atau berprasangka (baik buruk maupun baik) terhadap pembuat asersi.

c.  Pernyataan-pernyataan (asersi) tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian

ekonomi:

Asersi merupakan suatu pernyataan, atau suatu rangkaian pernyataan secara

keseluruhan, oleh pihak yang bertanggung jawab atas penyataan tersebut untuk

digunakan oleh pihak lain. Perbedaan mendasar asersi dengan pernyataan biasa

adalah pada asersi adanya pertanggung jawaban atas pernyataan tersebut ketika

digunakan oleh pihak lain. Contoh asersi: laporan keuangan, SPT, dan lain-lain. 

d.  Tingkat kesesuaian:

Seberapa sesuai asersi-asersi tersebut dapat dicocokkan dengan kriteria yang telah

ditentukan.

Page 192: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 192/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 191

e.  Kriteria yang telah ditetapkan:

standar penilaian untuk asersi-asersi atau pernyataan-pernyataan. Kriteria dapat

berupa Standar Akuntansi Pemerintahan, atau peraturan khusus yang ditetapkan

oleh dewan legislatif, anggaran atau pengukur performa lain yang ditetapkan

management. 

f.  Menyampaikan hasil:

hasil dilaporkan dalam laporan tertulis yang mengindikasikan tingkat kesesuaian

antara asersi dan kriteria yang telah ditentukan. Tujuan pengauditan (pemeriksaan)

adalah untuk menambah kredibilitas pernyataan managemen sehingga pihak yang

berkepentingan dapat memakai informasi dengan penjaminan yang memadai

bahwa informasi tersebut bebas dari salah saji material. g.  Pihak yang berkepentingan:

pihak yang menggunakan laporan audit atau laporan hasil pemeriksaan. 

2.  Jenis-Jenis Auditor Berdasarkan Organisasinya (Entitas):

Berdasarkan pemberi kerja atau tempat auditor bekerja, auditor dapat

diklasifikasikan menjadi:

a.  Akuntan Publik (External Auditor/Independent Auditor )

b.  Pemeriksa Internal (Internal Auditor )c.  Auditor Pemerintah (Goverment Auditor ): BPKP (Badan Pemeriksa Keuangan dan

Pembangunan), BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) atau Inspektorat di

Departemen Pemerintah.

B.  DASAR-DASAR PEMERIKSAAN KEUANGAN

1.  Pengertian, Tujuan dan Dasar Hukum Pemeriksaan Keuangan

Berdasarkan pasal 1 undang-undang nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, pemeriksaan (keuangan negara)

didefinisikan sebagai proses identifikasi masalah, dan evaluasi yang dilakukan secaraindependen, objektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai

kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan

dan tanggung jawab keuangan negara. Menurut ayat 1 pasal 4 Undang-Undang

tersebut, jenis-jenis pemeriksaan adalah Pemeriksaan Keuangan, Pemeriksaan Kinerja,

dan Pemeriksaan dengan Tujuan Tertentu. Ayat 2 pasal 4 UU yang sama menyatakan

bahwa pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan.

Selanjutnya Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) menyatakan bahwa

pemeriksaan keuangan bertujuan untuk memberikan opini tentang kewajaran laporan

keuangan. Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk memberikan keyakinan yang

memadai (reasonable assurance) apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar,

Page 193: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 193/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 192

dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum

(PABU) di Indonesia atau basis komprehensif selain prinsip akuntansi berterima umum

di Indonesia. Selain untuk memberikan opini, pemeriksaan keuangan juga ditujukanuntuk mengidentifikasi kemungkinan adanya kelemahan dalam sistem pengendalian

intern (SPI) serta mengidentifikasi kemungkinan adanya penyimpangan dari ketentuan

peraturan perundangan, kecurangan ( fraud ), serta ketidakpatutan (abuse).

Dasar hukum pemeriksaan keuangan meliputi:

a.  Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945

b.  Undang Undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara

c.  Undang Undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

d.  Undang Undang nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara

e.  Undang Undang nomor 15 tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.

2.  Perbedaan Reviu dan Pemeriksaan Laporan Keuangan

Dalam praktik, pelaksanaan kegiatan reviu seringkali dianggap memiliki persamaan

dengan pelaksanaan kegiatan pemeriksaan. Untuk menghindari hal tersebut, maka perlu

diberikan batasan-batasan yang membedakan antara kegiatan reviu dengan kegiatan

pemeriksaan.

Perbedaan paling utama adalah tujuan pemeriksaan dengan reviu. Tujuanpemeriksaan (laporan) keuangan yaitu untuk memberikan keyakinan yang memadai

(reasonable assurance) apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar, dalam

semua hal yang material sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, PABU atau

basis akuntansi komprehensif selain PABU di Indonesia. Sedangkan tujuan reviu laporan

keuangan adalah untuk memberikan keyakinan terbatas bahwa laporan keuangan telah

disusun berdasarkan SPI yang memadai dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi

pemerintahan. Oleh karena itu, reviu tidak mencakup suatu pengujian atas validitas

substansi bukti/dokumen sumber seperti perjanjian kontrak pengadaan barang/jasa,

bukti pembayaran/kuitansi, serta berita acara fisik atas pengadaan barang/jasa, dan

prosedur lainnya yang biasanya dilaksanakan dalam sebuah pemeriksaan.

Berbeda dengan pemeriksaan, reviu tidak mencakup pengujian terhadap SPI,catatan akuntansi, dan pengujian atas respon terhadap permintaan keterangan melalui

perolehan bukti, serta prosedur lainnya seperti yang dilaksanakan dalam suatu

pemeriksaan. Sebagai contoh, dalam hal pengadaan barang modal yang nilainya

material, proses reviu hanya meyakinkan bahwa pengadaan barang telah dicatat dalam

Aset Tetap, sedang dalam pemeriksaan, harus dilakukan pengujian bahwa prosedur

pengadaan barang tersebut telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Hal lain yang membedakan reviu dengan pemeriksaan adalah pelaksanaan aktivitas.

Reviu dilakukan secara internal, dalam hal ini oleh auditor pada Aparat Pengawasan

Intern Pemerintah (APIP), sedangkan pemeriksaan dilakukan oleh auditor eksternal

yaitu pemeriksa pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI).

Berdasarkan ayat 1 pasal 49 Peraturan Pemerintah (PP) nomor 60 tahun 2008, APIP

Page 194: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 194/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 193

terdiri dari BPKP; Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional

melaksanakan pengawasan intern; Inspektorat Provinsi; dan Inspektorat

Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, yang melaksanakan reviu atas laporan keuanganpemerintah daerah adalah Inspektorat Provinsi untuk Laporan Keuangan Pemerintah

Provinsi dan Inspektorat Kabupaten/Kota untuk Laporan Keuangan Pemerintah

Kabupaten/Kota.

3.  Ruang Lingkup Pemeriksaan Keuangan

Ruang lingkup pemeriksaan meliputi hal-hal berikut ini:

  Anggaran dan realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan

  Posisi aset, kewajiban dan ekuitas

  Arus kas dan saldo kas akhir sesuai dengan sisa lebih pembiayaan anggaran (SILPA)

dalam laporan realisasi anggaran dan ekuitas dalam neraca; dan

  Pengungkapan informasi yang diharuskan seperti disebutkan dalam SAP.

  Selain itu, pemeriksaan juga menguji efektivitas pengendalian intern dan kepatuhan

terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pelaporan keuangan

dalam Laporan Keuangan.

C.  STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN

Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan

oleh BPK dilaksanakan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)sesuai Peraturan BPK RI nomor 01 tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan

Negara. SPKN memuat persyaratan profesional pemeriksa, mutu pelaksanaan

pemeriksaan, dan persyaratan laporan pemeriksaan yang profesional. Tujuan Standar

Pemeriksaan ini adalah untuk menjadi ukuran mutu bagi para pemeriksa dan organisasi

pemeriksa dalam melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab

keuangan negara.

SPKN ini berlaku bagi:

a. Badan Pemeriksa Keuangan.

b. Akuntan Publik atau pihak lainnya yang melakukan pemeriksaan atas pengelolaan

dan tanggung jawab Keuangan Negara, untuk dan atas nama Badan PemeriksaKeuangan.

c. Aparat Pengawas Internal Pemerintah, satuan pengawasan intern maupun pihak

lainnya dapat menggunakan SPKN sebagai acuan dalam menyusun standar

pengawasan sesuai dengan kedudukan, tugas, dan fungsinya.

D.  METODOLOGI DAN TAHAPAN PEMERIKSAAN KEUANGAN

Page 195: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 195/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 194

1.  Metodologi Pemeriksaan

Metodologi pemeriksaan keuangan terdiri dari tiga tahap pemeriksaan, yaitu

perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan.

a.  Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan pemeriksaan meliputi 10 langkah kegiatan, yaitu: (1)

Pemahaman Tujuan Pemeriksaan dan Harapan Penugasan, (2) Pemenuhan

Kebutuhan Pemeriksa, (3) Pemahaman atas Entitas, (4) Pemantauan Tindak Lanjut

Hasil Pemeriksaan Sebelumnya, (5) Pemahaman atas Sistem Pengendalian Intern,

(6) Pemahaman dan Penilaian Risiko, (7) Penetapan Materialitas Awal dan

Kesalahan Tertoleransi, (8) Penentuan Metode Uji Petik, (9) Pelaksanaan Prosedur

Analitis Awal, dan (10) Penyusunan Program Pemeriksaan dan Program KegiatanPerseorangan.

b.  Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan pemeriksaan meliputi tujuh langkah kegiatan, yaitu: (1)

Pelaksanaan Pengujian Analitis Terinci, (2) Pengujian Sistem Pengendalian Intern,

(3) Pengujian Substantif Atas Transaksi dan Saldo Akun, (4) Penyelesaian

Penugasan, (5) Penyusunan Konsep Temuan Pemeriksaan (TP), (6) Perolehan

Tanggapan Resmi dan Tertulis, dan (7) Penyampaian TP.

c.  Tahap Pelaporan

Langkah pelaporan pemeriksaan meliputi lima langkah kegiatan, yaitu: (1)

Penyusunan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan, (2) Penyampaian Konsep Laporan

Hasil Pemeriksaan kepada Pejabat Entitas Yang Berwenang, (3) Pembahasan

Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan dengan Pejabat Entitas Yang Berwenang, (4)

Perolehan Surat Representasi, dan (5) Penyusunan Konsep Akhir dan Penyampaian

Laporan Hasil Pemeriksaan.

Page 196: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 196/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 195

Metodologi pemeriksaan tersebut digambarkan oleh BPK-RI dalam Gambar 3. Gambar 2 Metodologi Pemeriksaan atas LKPD

Gambar: Metodologi Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

2.  Asersi Manajemen

Kewajaran laporan keuangan sangat ditentukan kualitas berbagai asersi

manajemen yang terkandung dalam laporan keuangan karena dalam pelaksanaan

pemeriksaan, tim pemeriksa BPK akan menguji asersi manajemen (Kepala Daerah dan

para Kepala SKPD/SKPKD/PPKD) atas laporan keuangan pemerintah daerah.

Asersi (assertion) adalah pernyataan manajemen yang terkandung di dalam

komponen laporan keuangan. Pernyataan tersebut dapat bersifat implisit atau eksplisit.

Berdasarkan Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 04/K/1-

III.2/5/2008 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan Keuangan Badan Pemeriksa

Page 197: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 197/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 196

Keuangan Republik Indonesia, asersi yang diuji mencakup 5 aspek, yaitu: (1) keberadaan

dan keterjadian, (2) kelengkapan, (3) hak dan kewajiban, (4) penilaian dan

pengalokasian, dan (5) penyajian dan pengungkapan.

a.  Asersi Keberadaan dan Keterjadian (existence or occurrence) berhubungan

dengan aspek:

•  Apakah Aset, kewajiban dan ekuitas yang tercantum dalam neraca dan

Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK) memang benar-benar ada (exist )

per tanggal neraca

•  Apakah pendapatan serta belanja yang dilaporkan dalam Laporan Realisasi

Anggaran (LRA) dan CaLK memang benar-benar telah terjadi (occurred )

selama periode pelaporan.

•  Apakah transaksi operasional, investasi, pembiayaan dan transaksi non

anggaran yang mempengaruhi kas yang dilaporkan dalam Laporan ArusKas (LAK) dan CaLK memang benar-benar telah terjadi (occurred ) selama

periode pelaporan.

b.  Asersi Kelengkapan (completeness) berhubungan dengan jaminan bahwa semua

transaksi dan rekening yang seharusnya telah disajikan dalam laporan keuangan

memang telah tercermin dalam laporan keuangan dan tidak ada hal-hal yang

material (signifikan) yang tertinggal dan tidak diungkapkan.

c.  Asersi Hak dan Kewajiban (rights and obligation) berhubungan dengan

keyakinan bahwa Aset yang disajikan dalam laporan keuangan memang benar-

benar hak entitas dan bahwaa hutan yang disajikan dalam laporan keuangan

memang benar-benar kewajiban entitas per tanggal laporan keuangan.d.  Asersi Penilaian (valuation) berhubungan dengan keyakinan bahwa akun-akun

yang disajikan dalam laporan keuangan telah mencerminkan nilai yang

semestinya.

e.  Asersi Penyajian dan Pengungkapan ( presentation and disclosure) berhubungan

dengan jaminan bahwa akun-akun yang disajikan dalam laporan keuangan telah

diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan secara semestinya.

Sebagai contoh, Neraca Kabupaten AAA tanggal 31 Desember 2011 mencantumkan

rekening kas sebesar Rp. 99.800.765.000. Pada hakikatnya manajemen membuat dua

asersi eksplisit (keberadaan dan penilaian), yaitu:

1)  Bahwa kas tersebut benar-benar ada pada tanggal 31 Des 2012;

2)  Bahwa jumlah kas tersebut yang benar adalah Rp 99.800.765.000.

f.  Selain dua asersi eksplisit manajemen juga membuat tiga buah asersi implisit

(kelengkapan, hak dan kewajiban, serta  penyajian/pengungkapan) sebagai

berikut:

1)  Bahwa semua kas yang seharus dilaporkan memang telah dimasukkan

dalam jumlah tersebut secara lengkap

2)  Bahwa semua kas yang dilaporkan pada tanggal 31 Desember 2012 tersebut

adalah milik Kabupaten AAA

Page 198: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 198/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 197

3)  Bahwa tidak ada batasan apapun terhadap penggunaan kas yang dilaporkan

tersebut

E.  TEKNIK PEMERIKSAAN DAN PENGENDALIAN INTERN

Pemeriksaan pada dasarnya dapat diartikan sebagai proses sistematis yang

dikerjakan oeh orang yang independen dan kompeten, untuk mengumpulkan dan

mengevaluasi bukti, mencocokkan informasi yang terkandung dalam bukti dengan

kriteria yang telah ditetapkan dan melaporkan hasilnya kepada pihak-pihak yang

berkepentingan. Dengan demikian, dalam pemeriksaan diperlukan pengetahuan atas

bukti pemeriksaan, teknik/prosedur untuk mendapatkan bukti, serta jenis-jenis laporan

yang akan dihasilkan.

1.  Bukti dan Prosedur Pemeriksaan

Bukti pemeriksaan adalah semua informasi yang digunakan pemeriksa untuk

menentukan apakah informasi yang sedang diperiksa telah dinyatakan sesuai dengan

kriteria yang telah ditetapkan. Standar pemeriksaan keuangan menyatakan bahwa bukti

audit yang kompeten harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan

pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas

laporan keuangan yang diperiksa. Dengan demikian terdapat 2 (dua) sayarat bukti

pemeriksaan yaitu kecukupan dan kompetensi bukti.

Kompetensi bukti adalah tingkat keyakinan bahwa bukti tersebut dapat dipercaya atau

dapat diandalkan. Kompetensi suatu bukti tergantung dari relevansi, pengetahuan

langsung pemeriksa, keaslian bukti, independensi yang menyajikan, kualifikasi individu,

objektifitas, keefektivan pengendalian intern, dan ketepatan waktu.

Jenis-jenis bukti pemeriksaan yang dikumpulkan dan dievaluasi oleh pemeriksa meliputi:

a.  Data Akuntansi yang mendasari (underlying accounting data)

yang terdiri atas: jurnal, buku besar, kebijakan akuntansi dan

catatan informal seperti kertas kerja.

b.  Bukti atau informasi pendukung dan penguat (Corroborating

information) terdiri atas:

1.  Struktur Pengendalian Intern (Internal Control Structure);

 jika SPI yang diterapkan adalah baik maka dapat menjadibukti yang kuat mengenai keandalan informasi yang

dicantumkan dalam laporan keuangan sehingga jumlah

bukti yang harus dikumpulkan dapat dikurangi, sebaliknya

SPI yang lemah maka jumlah bukti yang dikumpulkan

diperbanyak.

2.  Bukti Analitis ( Analytical Evidence): Bukti analitis mencakup

penggunaan rasio dan perbandingan data klien dengan

anggaran atau standar prestasi, trend industri dan kondisi

ekonomi umum. Bukti analitis menghasilkan dasar untuk

menentukan kewajaran suatu pos tertentu dalam laporan 

Page 199: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 199/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 198

keuangan. Keandalan bukti analitis sangat tergantung

pada relevansi data pembanding

3.  Bukti Fisik (Physical Evidence): bukti yang diperoleh dari

hasil pemeriksaan fisik atau inspeksi, misalnya: cash-

opname, stock-opname  sediaan, dan lainnya.Bukti fisik

banyak dipakai dalam verifikasi saldo aset berwujud

terutama kas dan sediaan. Bukti fisik merupakan jenis

bukti yang paling bisa dipercaya.

4.  Bukti Dokumentasi (Documentary Evidence); meliputi

berbagai macam dokumen sumber dan dokumen seperti

notulen rapat, rekening koran bank, kontrak-kontrak

perjanjian, maupun surat representasi. Reliabilitas bukti

dokumenter tergantung sumber dokumen, cara

memperoleh bukti, dan sifat dokumen itu sendiri. Sifat

dokumen mengacu tingkat kemungkinan terjadinya

kesalahan atau kekeliruan yang mengakibatkan kecacatan

dokumen.

5.  Konfirmasi  (Confirmation): merupakan bukti dokumen

yang termasuk dalam kelompok khusus yang tidak lain

adalah suatu jawaban langsung tertulis dari pihak ketiga

yang dipandang mengetahui atas permintaan tertentu

untuk memberikan informasi yang sesungguhnya. Ada tiga

 jenis konfirmasi yaitu:

1. Konfirmasi positif, merupakan konfirmasi yang

respondennya diminta untuk menyatakan

persetujuan atau penolakan terhadap informasi

yang ditanyakan.

2. Konfirmasi kosong (Blank confirmation), merupakan

konfirmasi yang respondennya diminta untuk

mengisikan saldo atau informasi lain sebagai

 jawaban atas suatu hal yang ditanyakan.

3. Konfirmasi negatif, merupakan konfirmasi yang

respondenya diminta untuk memberikan jawaban

hanya jika ia menyatakan ketidaksetujuannya

terhadap informasi yang ditanyakan.

6.  Pernyataan/Representasi Tertulis (Written Representation):

merupakan pernyataan yang ditandatangani individu yang

bertanggungjawab dan berpengetahuan mengenai

rekening, kondisi, atau kejadian tertentu. Bukti suatu

pernyataan tertulis dapat berasal dari manajemen atau

organisasi klien maupun sumber eksternal termasuk bukti

dari seorang ahli. Representasi tertulis yang dibuat oleh

Auditi merupakan bukti yang berasal dari internal auditan.

Page 200: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 200/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 199

Surat pernyataan konsultan hukum klien, ahli teknik yang

berkaitan dengan kegiatan teknik operasional organisasi

klien merupakan bukti yang berasal dari pihak ketiga.7.  Bukti Matematis (Mathematical Evidence); perhitungan ulang

secara matematis yang dilakukan auditor, misal

perhitungan kembali depresiasi, perhitungan kembali

taksiran kerugian piutang, dan sebagainya.

8.  Bukti Lisan (Oral Evidence); Jawaban secara lisan diterima

oleh auditor pada saat pekerjaan lapangan audit yaitu

dengan mengajukan pertanyaan lisan kepada auditee.

Masalah yang dapat ditanyakan antara lain meliputi

kebijakan akuntansi, lokasi dokumen dan catatan,

pelaksanaan prosedur akuntansi yang tidak lazim,

kemungkinan adanya utang bersyarat maupun piutangyang sudah lama tidak ditagih. Jawaban atas pertanyaan

yang dinyatakan merupakan bukti lisan.

9.  Bukti Analitis (Analytical Evidence)  ( Analytical Evidence):

pembandingan antara data tahun ini dengan tahun

sebelumnya, misal menghitung kerugian piutang tahun ini

dan dibandingkan dengan piutang tahun lalu.

10. Bukti elektronik (Electronic Evidence): menyangkut semua

informasi yang dihasilkan atau diperoleh dengan peralatan

elektronik yang digunakan auditor untuk merumuskan

suatu pendapat mengenai suatu asersi.

Untuk mendapatkan bukti-bukti pemeriksaan tersebut diperlukanprosedur dan teknik-teknik pemeriksaan. Prosedur pemeriksaanadalah langkah dan teknik yang diambil pemeriksa selamapelaksanaan pemeriksaan. Teknik pengujian adalah teknik yangdigunakan auditor untuk memperoleh dan mengevaluasibukti audit yang kompeten dan cukup. Terdapat beberapaprosedur audit yang harus dilaksanakan oleh auditor dalammemperoleh bukti audit antara lain:1.  Prosedur analitis (analitical procedures): mempelajari dan

membandingkan hubungan antar data dengan

menggunakan rasio atau membandingkan data aktual

dengan tahun lalu (anggaran).

2.  Inspeksi (inspecting): mengamati atau memeriksa secara

detil dokumen dan aset berwujud. Biasanya digunakan

dalam mengumoulkan dan mengevaluasi bukti bottom-

up  maupun top-down. Inspeksi dokumen termasuk

menentukan ketelitian faktur atau dokumen kontrak

leasing.

3.  Observasi (observing):  mengamati suatu pelaksanaan

aktivitas atau proses, untuk melihat bahwa pegawai

telah melakukan tugas kewajibanya sesuai dengan

kebijakan dan prosedur yang ditetapkan.

4.  Konfirmasi (confirming):  kegiatan mengajukan pertanyaaan

untuk mendapat informasi kepada pihak ketiga terkait dengan

Page 201: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 201/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 200

suatu akun dan permintaan jawaban dikirim langsung ke

auditor.

5.  Penelusuran (tracing) yaitu penelusuran secaramendalam dari dokumen dasar ke catatan akuntansi

(jurnal, buku besar) untuk menentukan bahwa dokumen

dari setiap transaksi telah dicatat.

6.  Vouching  yaitu penelusuran secara mendalam dari

catatan ke dokumen dasar untuk menentukan validitas

dan akurasi pencatatan transaksi. Prosedur vouching 

berlawanan dengan tracing. 

7.  Wawancara (inquiring): mengajukan pertanyaan baik secara

lisan maupun tertulis kepada auditi atau pihak luar 

8.  Perhitungan (counting) dilakukan dengan tujuan

mengecek ketelitian penghitungan auditee, misalnyamembuat kembali rekonsiliasi.

9.  Pemindaian (scanning) melakukan penelaahan terhadap

dokumen, catatan dan daftar pendukung untuk

mendeteksi adanya elemen-elemen yang memerlukan

penyelidikan. 

10.  Pelaksanaan ulang (reperforming): melakukan kembali beberapa

aspek dalam proses transaksi tertentu untuk memastikan

kesesuaian dengan prosedur dan SPI yang telah ditetapkan 

11.  C omputer-assisted audit techniques: teknik-teknik yang dapat

dikembangkan dengan bantuan komputer baik perangkat keras

maupun piranti lunak (hardware/software) 

2.  Pengendalian Intern Dalam Pemeriksaan Keuangan

Pengendalian merupakan proses yang dilakukan oleh manajemen pemerintahan yang

memberikan jaminan memadai bahwa tujuan pemerintahan dapat tercapai.

Pengendalian intern dalam kenyataannya terdiri dari prosedur standar, kebijaksanaan,

struktur organisasi, sistem informasi dan monitoring yang menjamin secara memadai

bahwa tujuan pemerintahan dapat berjalan secara efektif, efisien dan ekonomis,

peraturan perundangan dipatuhi dan pelaporan disajikan secara handal.

Dalam pemeriksaan keuangan, agar suatu pemeriksaan dapat dilaksanakan secaraefektif dan efisien, maka langkah pertama yang harus dilakukan pemeriksa dalam

pekerjaan pemeriksaannya adalah memahami dan menguji berjalannya SPI pada entitas

yang diperiksa. Pemerintah (auditan) harus menjamin SPI yang dibuat sudah efektif agar

opini yang diberikan baik. Pada konteks inilah terdapat hubungan antara pengendalian

intern dengan pemeriksaan. Jika pengendalian intern dianggap efektif oleh pemeriksa,

maka pemeriksa dapat mengurangi aktivitas pelaksanaan pengujian yang ekstensif.

Sebaliknya jika pengendalian intern dianggap lemah, maka pemeriksa harus melakukan

pengujian substantif dengan ekstensif. Dalam kondisi SPI sangat lemah, pemeriksa

dapat memberikan opini tidak memberikan pendapat (disclaimer ).

Page 202: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 202/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 201

Unsur-unsur SPI Pemerintah dijelaskan dalam pasal 3 PP 60 tahun 2008:

a. lingkungan pengendalian;

b. penilaian risiko;

c. kegiatan pengendalian;

d. informasi dan komunikasi; dan

e. pemantauan pengendalian intern.”

Walaupun dalam mengevaluasi SPIP, auditor harusnya mengevaluasi keseluruhan

unsur tersebut, namun dalam pelaksanaan pemeriksaannya, pemeriksa lebih banyak

mengevaluasi unsur kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, dan penilaian

risiko.

F.  TEMUAN DAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

Pada akhir tahap pelaksanaan pemeriksaan keuangan, pemeriksa menyusun

konsep temuan pemeriksaan yang kemudian akan disampaikan kepada pejabat yang

bertanggungjawab untuk mendapatkan tanggapan. Temuan pemeriksaan ini kemudian

akan dimasukkan dalam laporan hasil pemeriksaan.

Temuan Pemeriksaan (TP) atas laporan keuangan yang diperiksa merupakan

permasalahan yang ditemukan oleh pemeriksa yang perlu dikomunikasikan kepada

pihak yang terperiksa. Permasalahan tersebut meliputi:

a. 

Ikhtisar KoreksiIkhtisar Koreksi merupakan rekapitulasi koreksi atau penyesuaian

(adjustments) yang diusulkan tim pemeriksa kepada pemerintah

daerah. Koreksi pemeriksaan yang dimasukkan tersebut merupakan

koreksi terhadap LKPD yang di atas nilai TE dan secara keseluruhan di

atas nilai materialitas. Koreksi pemeriksaan tersebut menggambarkan

penyajian LKPD yang tidak sesuai dengan Standar Akuntansi

Pemerintahan dan kecukupan pengungkapan. Jurnal koreksi hanya pada

akun utama pada LKPD. Penyesuaian pada buku dan sistem akuntansi

dilakukan kemudian. Selain itu, koreksi terhadap kecukupan

pengungkapan merupakan koreksi pada catatan atas laporan keuangan

LKPD.

b.  Kelemahan Sistem Pengendalian Intern

Kelompok temuan kelemahan SPI dibagi dalam subkelompok temuan

berikut ini:

1.  Temuan kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan

yang mengungkap kelemahan sistem pengendalian terkait kegiatan

pencatatan akuntansi dan pelaporan keuangan yang dapat

mempengaruhi keandalan pelaporan keuangan dan pengamanan

atas aset.

Page 203: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 203/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 202

2.  Kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan

dan belanja mengungkap kelemahan pengendalian terkait dengan

pemungutan dan penyetoran penerimaan negara/daerah sertapelaksanaan program/kegiatan pada entitas yang diperiksa dan

dapat mempengaruhi efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan

serta membuka peluang terjadinya ketidakpatuhan terhadap

peraturan perundang-undangan

3.  Kelemahan struktur pengendalian intern mengungkap kelemahan

yang terkait dengan ada/tidak adanya struktur pengendalian intern

atau efektivitas struktur pengendalian intern yang ada dalam entitas

yang diperiksa dan berpengaruh terhadap efektivitas sistem

pengendalian intern secara keseluruhan.

c. 

Ketidakpatuhan Terhadap Ketentuan Peraturan Perundangan-undangan

Kelompok temuan ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan

perundang-undangan dibagi dalam subkelompok berikut ini:

1.  Temuan kerugian negara/daerah atau kerugian negara/daerah yang

terjadi pada perusahaan milik negara/daerah yaitu mengungkap

permasalahan berkurangnya kekayaan negara/daerah atau

perusahaan milik negara/daerah berupa uang, surat berharga, dan

barang, yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan

melawan hukum baik sengaja maupun lalai

2.  Temuan potensi kerugian negara/daerah atau kerugiannegara/daerah yang terjadi pada perusahaan milik negara/daerah

yaitu mengungkap adanya suatu perbuatan melawan hukum baik

sengaja maupun lalai yang dapat mengakibatkan risiko terjadinya

kerugian di masa datang berupa berkurangnya kas, surat berharga,

dan aset nyata dan pasti jumlahnya

3.  Temuan kekurangan penerimaan negara/daerah atau perusahaan

milik negara/daerah yang mengungkap adanya penerimaan yang

sudah menjadi hak negara/daerah atau perusahaan milik

negara/daerah tetapi tidak atau belum masuk ke kas negara/daerah

atau perusahaan milik negara/daerah karena adanya unsur

ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan

4.  Temuan administrasi yang mengungkap adanya penyimpangan

terhadap ketentuan yang berlaku baik dalam pelaksanaan anggaran

atau pengelolaan aset maupun operasional perusahaan, tetapi

penyimpangan tersebut tidak mengakibatkan kerugian atau potensi

kerugian negara/daerah atau perusahaan milik negara/daerah, tidak

mengurangi hak negara/daerah, (kekurangan penerimaan), tidak

menghambat program entitas, dan tidak mengandung unsur indikasi

tindak pidana.

5.  Temuan Indikasi Tindak Pidana mengungkap adanya perbuatan yang

diduga memenuhi unsur-unsur tindak pidana yang diatur dalam

Page 204: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 204/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 203

peraturan perundang-undangan dan diancam dengan sanksi pidana

dalam peraturan perundang-undangan.

G.  TANGGAPAN MANAJEMEN ATAS TEMUAN

Setelah draft Temuan Pemeriksaan disusun oleh pemeriksa, maka langkah-

langkah berikutnya atas Temuan Pemeriksaan meliputi:

1.  Pembahasan Konsep Temuan Pemeriksa dengan Pejabat Entitas yang Berwenang

Setelah Konsep Temuan Pemeriksaan disampaikan ketua tim pemeriksa kepada

pemerintah daerah, tim pemeriksa membahas temuan tersebut dengan pejabat

pemerintah daerah yang berwenang antara lain kepala daerah/sekretaris daerah

atau PPKD.

2.  Perolehan Tanggapan Resmi dan Tertulis

Pemeriksa memperoleh tanggapan resmi dan tertulis atas Konsep Temuan

Pemeriksaan dari pejabat pemerintah daerah yang berwenang dalam hal ini kepala

daerah/sekretaris daerah atas nama kepala daerah. Tanggapan tersebut akan

diungkapkan dalam Temuan Pemeriksaan atas LKPD.

3.  Penyampaian Temuan Pemeriksaan atas LKPD

Pemeriksa dalam hal ini Ketua Tim menyampaikan Temuan Pemeriksaan atas LKPD

kepada kepala daerah dan/atau sekretaris daerah. Penyampaian Temuan

Pemeriksaan atas LKPD tersebut merupakan akhir dari pekerjaan lapangan

pemeriksaan LKPD. Hal ini merupakan batas tanggung jawab pemeriksa terhadap

kondisi laporan keuangan yang diperiksa.

Pemeriksa tidak dibebani tanggung jawab atas suatu kondisi yang terjadi setelah

tanggal pekerjaan lapangan tersebut. Oleh karena itu, tanggal penyampaian temuan

pemeriksaan tersebut merupakan tanggal laporan hasil pemeriksaan atau tanggal surat

representasi pemerintah daerah.

H.  LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK

Hasil pelaksanaan pemeriksaan yang dilakukan oleh pemeriksa dituangkan

secara tertulis ke dalam suatu bentuk laporan yang disebut dengan Laporan Hasil

Pemeriksaan (LHP). LHP merupakan bukti penyelesaian penugasan bagi pemeriksa yang

dibuat dan disampaikan kepada Pemberi Tugas, yakni BPK-RI.

Laporan tertulis berfungsi untuk: (1) Mengkomunikasikan hasil pemeriksaan

kepada pejabat pemerintah, yang berwenang berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku; (2) Membuat hasil pemeriksaan terhindar kesalah pahaman; (3)

Membuat hasil pemeriksaan sebagai bahan untuk tindakan perbaikan oleh instansi

terkait dan (4) Memudahkan tindak lanjut untuk menentukan apakah tindakan

perbaikan yang semestinya telah dilakukan.

Page 205: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 205/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 204

1.  Jenis-jenis Laporan Hasil Pemeriksaan

Dalam pemeriksaan tahunan atas laporan keuangan pemerintah daerah, Badan

Pemeriksa Keuangan akan menerbitkan laporan hasil pemeriksaan (LHP), yang terdiri

dari:

a.  Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan

LHP menyatakan opini BPK-RI atas kewajaran Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah (LKPD). Opini pemeriksaan BPK terhadap LKPD menggunakan opini standar

sesuai Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggungjawab Keuangan Negara, yaitu:

1)  Wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion). Pendapat Wajar Tanpa

Pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan entitas yang diperiksa,

menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, realisasianggaran, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan standar akuntansi keuangan

(SAK) di Indonesia.

2)  Wajar dengan pengecualian (qualified opinion). Pendapat wajar dengan

pengecualian, menyatakan bahwa laporan keuangan entitas yang diperiksa

menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, realisasi

anggaran, dan arus kas entitas tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi berterima

umum di Indonesia, kecuali dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang

dikecualikan.

3)  Pendapat tidak wajar (adverse opinion). Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa

laporan keuangan entitas yang diperiksa tidak menyajikan secara wajar posisi

keuangan, realisasi anggaran, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip

akuntansi berterima umum di Indonesia.

4)  Menolak memberikan pendapat (disclaimer opinion). Pernyataan tidak

memberikan pendapat menyatakan bahwa pemeriksa tidak memberikan pendapat

atas laporan keuangan, jika bukti pemeriksaan tidak cukup untuk membuat

kesimpulan.

Page 206: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 206/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 205

Sumber: http://inspektorat.purworejokab.go.id/wtp-bukan-berarti-bebas-korupsi/, 

2012

Perkembangan opini pemeriksaan BPK atas laporan keuangan pemerintah daerah

dapat dilihat pada Tabel 5. 

Tabel 4 Perkembangan Pemberian Opini BPK 2006-2012

LKPD 

OPINI 

JUMLAH 

WTP % WDP % TW % TMP %

2006 3 1 327 28 28 6 105 23 463

2007 4 1 283 59 59 13 123 26 469

2008 12 3 323 31 31 6 118 24 485

2009 15 3 330 65 48 10 111 22 504

2010 34 7 341 66 26 5 115 22 516

2011 67 13 349 67 8 2 96 18 520

2012 113 27 267 64 4 1 31 8 415

Sumber: Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK RI

Opini Wajar Tanpa Pengecualian(WTP) oleh Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) terhadap laporan

keuangan Pemerintah

Kota/Kabupaten tidak menjamin

pejabat daerah itu bebas dari

kasus korupsi. Opini WTP hanya

penilaian atas baiknya tata kelola

keuangan yang dilakukan oleh

pemprov/pemkot/pemkab. WTPtidak menjamin tidak ada

korupsi.

Page 207: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 207/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 206

Sesuai dengan hal di atas, maka selain kesesuaian dengan standar akuntansi

pemerintahan dan kecukupan pengungkapan, opini didasarkan pula kepada kepatuhan

perundang-undangan dan efektivitas sistem pengendalian intern yang berpengaruhterhadap laporan keuangan. Laporan yang memuat kepatuhan dan sistem pengendalian

intern dapat dilaporkan terpisah.

b.  Laporan Kepatuhan atas Pengendalian Intern

Pemeriksa harus melaporkan kelemahan pengendalian intern atas pelaporan

keuangan yang dianggap sebagai “kondisi yang dapat dilaporkan”. Beberapa contoh

“kondisi yang dapat dilaporkan” seperti yang dirumuskan dalam SPAP adalah sebagai

berikut:

1)  Tidak ada pemisahan tugas yang memadai sesuai dengan tujuan pengendalian yang

layak.

2)  Tidak ada reviu dan persetujuan yang memadai untuk transaksi, pencatatan

akuntansi atau output dari suatu sistem.

3)  Tidak memadainya berbagai persyaratan untuk pengamanan Aset.

4)  Bukti kelalaian yang mengakibatkan kerugian, kerusakan atau penggelapan Aset.

5)  Bukti bahwa suatu sistem gagal menghasilkan output yang lengkap dan cermat

sesuai dengan tujuan pengendalian yang ditentukan oleh entitas yang diperiksa,

karena kesalahan penerapan prosedur pengendalian.

6)  Bukti adanya kesengajaan mengabaikan pengendalian intern oleh orang-orang yang

mempunyai wewenang, sehingga menyebabkan kegagalan tujuan menyeluruh

sistem tersebut.

7)  Bukti kegagalan untuk menjalankan tugas yang menjadi bagian dari pengendalian

intern, seperti tidak dibuatnya rekonsiliasi atau pembuatan rekonsiliasi tidak tepat

waktu.

8)  Kelemahan dalam lingkungan pengendalian, seperti tidak adanya tingkat kesadaran

yang memadai tentang pengendalian dalam organisasi tersebut.

9)  Kelemahan yang signifikan dalam desain atau pelaksanaan pengendalian intern

yang dapat mengakibatkan pelanggaran ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berdampak langsung dan material atas laporan keuangan.

10) Kegagalan untuk melakukan tindak lanjut dan membentuk sistem informasipemantauan tindak lanjut untuk secara sistematis dan tepat waktu memperbaiki

kekurangan-kekurangan dalam pengendalian intern yang sebelumnya telah

diketahui.

Dalam melaporkan kelemahan pengendalian intern atas pelaporan keuangan,

pemeriksa harus mengidentifikasi “kondisi yang dapat dilaporkan” yang secara sendiri-

sendiri atau secara kumulatif merupakan kelemahan yang material. Pemeriksa harus

menempatkan temuan tersebut dalam perspektif yang wajar. 

Page 208: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 208/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 207

c.  Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundangan, Kecurangan (fraud) dan

Ketidakpatutan (abuse)

Standar Pemeriksaan mengharuskan pemeriksa untuk melaporkan kecurangan dan

penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan kepada pihak yang

berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku di BPK. Dalam hal pemeriksa

menyimpulkan bahwa ketidakpatuhan atau penyimpangan dari ketentuan peraturan

perundang-undangan telah terjadi atau kemungkinan telah terjadi, maka BPK harus

menanyakan kepada pihak yang berwenang tersebut dan atau kepada penasihat hukum

apakah laporan mengenai adanya informasi tertentu tentang penyimpangan dari

ketentuan peraturan perundang-undangan tersebut akan mengganggu suatu proses

penyidikan atau proses peradilan. Apabila laporan hasil pemeriksaan akan mengganggu

proses penyidikan atau peradilan tersebut, BPK harus membatasi laporannya, misalnya

pada hal-hal yang telah diketahui oleh umum (masyarakat).

Selain ketiga laporan tersebut di atas, BPK dapat menyampaikan laporan tambahan

sesuai dengan kebutuhan. Contoh: pemeriksa dapat menyampaikan hasil transparansi

fiskal pada pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.

2.  Langkah-langkah Penyusunan dan Penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan

Pelaporan hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan meliputi lima langkah,

yaitu:

1.  Penyusunan konsep laporan hasil pemeriksaan. Konsep laporan hasil pemeriksaan

disusun oleh ketua tim pemeriksa dan disupervisi oleh pengendali teknis.

2.  Penyampaian konsep laporan hasil pemeriksaan kepada Pejabat Entitas yang

Berwenang. Konsep LHP yang telah disetujui penanggung jawab harus disampaikan

kepada pimpinan entitas sebelum batas akhir waktu penyampaian Laporan

keuangan yang telah diperiksa sesuai ketentuan yang berlaku bagi entitas.

3.  Pembahasan konsep hasil pemeriksaan dengan Pejabat Entitas yang Berwenang.

Konsep LHP yang telah disetujui penanggung jawab dibahas bersama dengan

pimpinan entitas yang diperiksa.

4.  Perolehan surat representasi , dan

5.  Penyusunan konsep akhir dan penyampaian laporan hasil pemeriksaan. Langkah ini

terdiri dari dua kegiatan, yaitu: (1) Penyusunan konsep akhir LHP, dan (2)Penyampaian LHP kepada pihak-pihak yang diwajibkan sebagaimana ditetapkan

dalam peraturan perundangan.

3.  Surat Representasi

Sesuai SPAP SA Seksi 333 [PSA No.17] Representasi Manajemen, pemeriksa harus

memperoleh surat representasi yang dilampiri dengan LKPD yang akan disampaikan

Kepala Daerah kepada DPRD. Surat representasi tersebut menggambarkan representasi

resmi dan tertulis dari pemerintah daerah atas berbagai keterangan, data, informasi,

dan laporan keuangan yang disampaikan selama proses pemeriksaan berlangsung. Surat

tersebut merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah daerah.

Page 209: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 209/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 208

Hal tersebut akan mempengaruhi opini. Apabila surat representasi dan

lampirannya tidak diperoleh sampai dengan penerbitan laporan hasil pemeriksaan,

ketua tim pemeriksa dan atau pengendali teknis menyampaikan laporan hasilpemeriksaan dengan opini tidak dapat menyatakan pendapat kepada penanggung

 jawab untuk disetujui. Surat tersebut harus ditandatangani kepala daerah dan diberi

tanggal yang sama dengan tanggal pembahasan konsep LHP atau tanggal LHP.

Page 210: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 210/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 209

Contoh Surat Representasi dapat dilihat pada halaman berikut:

Page 211: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 211/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 210

I.  KOMUNIKASI DALAM PEMERIKSAAN

Page 212: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 212/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 211

Interaksi antara auditor dengan auditan dan dengan pihak lain memerlukan

komunikasi. Oleh karena itu, komunikasi merupakan salah satu aspek penting dalam

pemeriksaan. Komunikasi dalam pemeriksaan dimulai dari saat pertama kamimendatangi auditan untuk memperkenalkan diri hingga auditor menyerahkan laporan

hasil pemeriksaan, bahkan diteruskan hingga pemantauan tindak lanjut hasil

pemeriksaan. Dengan demikian, sepanjang proses pemeriksaan yang dilakukannya,

seorang pemeriksa memerlukan keterampilan berkomunikasi untuk menghasilkan

pemeriksaan yang terbaik.

1.  Pengertian dan Tujuan Komunikasi Dalam Pemeriksaan

Komunikasi adalah bagian integral dalam pemeriksaan yaitu mulai dari

perencanaan penugasan, pelaksanaan pengujian hingga pemantauan tindak lanjut.Komunikasi dapat didefinisikan sebagai transmisi informasi dan pemahaman melalui

penggunaan simbol-simbol biasa atau umum. Proses komunikasi merupakan tahap-

tahap antara komunikator dengan komunikan yang menghasilkan pentransferan dan

pemahaman makna. Proses komunikasi meliputi 5 (lima) bagian, yakni: sumber

komunikasi (komunikator); pesan; penerima (komunikan); media dan efek.

Penjelasan:

Page 213: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 213/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 212

Komunikator Orang yang menyampaikan pesan

Pesan Dapat berupa ide, informasi, keluhan, keyakinan, himbauan dan

anjuran dengan bantuan bahasa, gerak-gerik, ekspresi wajah,

gambar, warna dan isyarat lainnya.

Komunikan Orang yang menerima pesan

Media Sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh

tempatnya atau banyak jumlahnya.

Efek Dampak sebagai pengaruh dari pesan.

Dengan menerapkan keterampilan berkomunikasi, pelaksanaan pemeriksaan akan

berjalan secara efektif (dapat mencapai hasil-hasil yang diinginkan) dan efisien (proses

pemeriksaan berlangsung lancar sehingga sumber daya benar-benar digunakan untuk

mencapai tujuan pemeriksaan itu). Komunikasi selama pelaksanaan pemeriksaan terjadi

antara tiga pihak, yaitu: komunikasi pemeriksa dengan rekan satu tim; komunikasi

pemeriksa dengan pihak auditi; dan komunikasi pemeriksa dengan pihak-pihak luar.

2.  Komunikasi Antara Pemeriksa dengan Auditi

Interaksi antara pemeriksa dengan auditan, pada umumnya terjadi dalamkegiatan-kegiatan tersebut:

a.  Pada saat memperkenalkan diri dan menyerahkan surat tugas audit

b.  Pada saat mengumpulkan informasi umum

c.  Pada saat mengumpulkan bukti-bukti audit

d.  Pada saat akan berhubungan dengan pihak ketiga

e.  Pada saat membicarakan temuan hasil audit

f.  Pada saat pemantauan tindak lanjut.

Pemeriksa dituntut untuk mengadakan hubungan insani dengan auditan.Hubungan insani tersebut ditunjukkan dengan tidak adanya saling menyakiti tetapi

saling menghargai, tanpa saling merugikan tetapi berusaha untuk sama-sama

merasakan manfaat dari hasil kerjasamanya. Seorang pemeriksa harus berkomunikasi

secara etis, ramah, sopan, menghargai dan menghormati orang lain. Auditan janganlah

dipandang sebagai objek, melainkan sebagai subjek atau individu yang memiliki

kepribadian tersendiri. Dengan diciptakannya hubungan insani oleh pemeriksa,

diharapkan pemeriksa dan auditan merasa puas dengan pemeriksaan yang dilakukan

dan auditan percaya dengan fungsi pemeriksaan.

Salah satu persyaratan untuk dapat mempraktikan hubungan insani, adalah

mengetahui tentang psikologi, khususnya mengenai perilaku seseorang di dalam

Page 214: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 214/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 213

lingkungannya. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam hubungan

psikologis antara pemeriksa dengan auditan adalah:

a.  Bahwa setiap manusia pada dasarnya selalu ingin diperlakukan secara terhormat

dan ingin selalu dihargai.

b.  Bahwa manusia itu satu sama lain berbeda.

c.  Bahwa setiap tingkah laku manusia mempunyai tujuan tertentu, misalnya untuk

dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhannya, walaupun kebutuhan itu tidak

selalu merupakan hal yang harus diperoleh, tetapi sesuatu yang mereka inginkan.

Dalam hal ini seorang pemeriksa yang baik akan selalu berusaha untuk

mengetahui kebutuhan-kebutuhan apa saja yang diingini auditan, supaya dapat

memberikan motivasi yang tepat untuk bisa bekerjasama

d.  Bahwa setiap orang mempunyai keinginan untuk dapat memilih serta bekerjasesuai dengan kehendaknya serta perasaannya.

3.  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi dalam Pemeriksaan

Dalam praktik banyak faktor yang mempengaruhi hubungan (komunikasi) antara

pemeriksa dan auditi yang dapat dikelompokkan dalam:

a.  Peran. Sesuai dengan fungsinya, pemeriksa mempunyai kewenangan untuk

melakukan verifikasi atas dokumen, wawancara, konfirmasi, inspeksi dan lain-lain

terhadap auditan. Oleh karena itu auditan mempunyai kewajiban untuk

memberikan informasi dan melayani pemeriksa sehingga situasi ini memberikan

keuntungan bagi auditor berupa “conformity pressure” kepada auditi.

b.  Image. Image yang positif adalah bahwa seorang pemeriksa harus jujur, tegas dan

menjunjung tinggi kebenaran.

c.  Atribut Pribadi. Pangkat/Jabatan, pendidikan, usia, penampilan, pengalaman dan

prestasi merupakan atribut-atribut pribadi yang dapat memberikan pengaruh positif

ataupun negatif dalam hubungan antara pemeriksa dan auditan.

d.  Atribut Organisasi. Atribut organisasi pertama yang dapat memberikan pengaruh

adalah kedudukan hirarkis organisasi. Semakin tinggi kedudukan organisasi

pemeriksaan (unit pemeriksa), makin tinggi pula nilai yang diberikan oleh auditan.

e.  Perilaku. Dalam mendapatkan informasi dari auditan maka pemeriksa harus

memperhatikan faktor perilaku seperti sopan, halus dalam tutur kata, hormat pada

orang lain, sikap rukun, tahu diri, simpatik dan mudah menolong.

f.  Jenis-jenis Pemeriksaan. General audit akan memberikan respon yang sewajarnya

dari auditan daripada pemeriksaan khusus yang diarahkan untuk menemukan

kecurangan.

 Pemeriksa seyogyanya menempatkan auditi sebagai subjek atau rekan kerja

untuk membangun komunikasi dan suasana psikologis yang baik, sehingga

 proses pemeriksaan dapat berjalan efektif dan efisien

Page 215: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 215/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 214

g.  Temuan Pemeriksaan. Apabila selama pemeriksaan pemeriksa menemukan sesuatu

yang dapat mengancam kedudukan auditan maka besar kemungkinan auditan akan

bersikap bermusuhan.

h.  Kebijaksanaan Pemerintah. Dalam hal ini kebijakan yang menekankan pentingnya

pengawasan melekat dan pengawasan fungsional berdampak conformity pressure.

i.  Suasana Setempat.  Pemeriksa yang menghadapi auditan di daerah (dimana

kepatuhan terhadap birokrasi masih sangat tinggi) umumnya akan diterima dan

dilayani dengan baik.

4.  Kiat-kiat Menghadapi Pemeriksa

Menghadapi pemeriksa jangan menjadi beban, sebab mereka pun juga manusia,

seorang pekerja yang sedang menjalankan tugasnya sebagai pemeriksa. Berikut ini

beberapa kiat menghadapi pemeriksa:

a.  Pemeriksa adalah tamu organisasi, sambut seperti laiknya menyambut tamu.

Buatlah pemeriksa senyaman mungkin saat berkunjung. Image  anda sebagai tuan

rumah yang baik akan membekas di benak pemeriksa, sehingga awal kebaikan inilah

yang akan membuka kebaikan-kebaikan lainnya.

b.  Pemeriksa adalah manusia, jadi tidak perlu kita takut karenanya.

Saat berkenalan atau jeda tanyakan hal-hal kecil mengenai pemeriksa seperti tinggal

dimana, keluarganya, dan sebagainya untuk mencairkan suasana dan membuat

proses pemeriksaan berjalan dengan lebih santai.

c.  Identifikasi kriteria yang akan dijadikan acuan pemeriksa sehingga wajib diketahui

oleh auditan.

Kriteria yang dijadikan acuan pemeriksa dalam pemeriksaan tergantung dari tujuan

pemeriksaan. Dalam pemeriksaan keuangan kriteria tersebut meliputi:

a.  Standar akuntansi pemerintahan (SAP)

b.  Sistem pengendalian intern pemerintahan (SPIP)

c.  Peraturan-peraturan perundangan yang menaungi dan wajib ditaati oleh

entitas yang sedang diperiksa

Pahamilah dengan baik dokumen-dokumen di atas dan pastikan anda memahami

betul standar, prosedur dan peraturan yang tertuang.

d.  Identifikasi/kuasai seluk-beluk proses operasional entitas.

Pahami dengan baik keseluruhan proses operasional organisasi anda. Bila perlu

gunakan diagram alir ( flow chart ) untuk membantu anda dalam memetakan input–

 Penting untuk dicatat bahwa semua faktor-faktor diatas tidak terlepas dari

 pengaruh budaya nasional, lokal dan budaya organisasi.

Page 216: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 216/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 215

proses – output organisasi anda. Biasanya pemeriksa akan betul-betul menanyakan

anda tentang ketiga tahapan ini. Karena dari situ pemeriksa mengetahui apa yang

sebetulnya menjadi tugas dan wewenang anda serta dokumen atau prosedur sertarekaman apa yang harusnya anda miliki. Ingat, pemeriksa adalah orang luar

organisasi yang tidak memahami tugas dan wewenang anda kecuali dari apa yang

anda utarakan.

e.  Setiap proses memiliki bukti berupa kuitansi, catatan, laporan, sertifikat dan

sebagainya. Persiapkan semua sesuai dengan prosesnya.

Pastikan anda memiliki bukti pelaksanaan untuk setiap proses yang dilakukan. Susun

rekaman tersebut dan letakkan di tempat yang rapi dan mudah anda cari, karena

kemampuan telusur (traceability ) merupakan salah satu tolok ukur dalm

pemeriksaan.

f.  Jawab pertanyaan pemeriksa dengan memberikan fakta dan data, sehingga bagipemeriksa fakta dan data tersebut dapat dijadikan dasar untuk memberikan saran

perbaikan dan penyempurnaan.

Biasakan untuk menjawab pertanyaan pemeriksa dengan bukti, bukan sekedar

 jawaban lisan semata. Artinya, jika pemeriksa bertanya tentang tugas dan tanggung

 jawab anda, sangat dianjurkan untuk menjelaskan hal tersebut sambil menunjukkan

uraian tugas ( job description) anda. Hindari asumsi atau jawaban asal-asalan yang

membuat pemeriksa berpikiran Anda bukanlah orang yang jujur.

Meskipun demikian, rasanya tidak mungkin jika auditan diperiksa tanpa adanya

temuan. Temuan yang perlu anda hindari adalah temuan yang bersifat signifikan.

Adapun temuan minor sebisa mungkin Anda tekan dengan betul-betul memahami danmenerapkan persyaratan yang diminta oleh SPIP. Anggaplah temuan minor dari

pemeriksa sebagai bahan perbaikan di masa mendatang.

5.  Pendekatan Dalam Menyelesaikan Temuan

Selain kita-kiat umum dalam menghadapi pemeriksa sebagaimana tersebut

diatas, berikut ini kiat-kiat untuk menyelesaikan temuan. Perlu diketahui bahwa

walaupun seharusnya pemeriksa memiliki karakteristik kualitas yang tinggi, dalam

praktik tidak selalu demikian adanya. Berikut ini merupakan kondisi yang bisa saja

terjadi:a)  Pemeriksa juga manusia yang bisa saja salah.

b)  Menurut auditan umumnya pemeriksa dianggap lebih ahli daripada auditan

walaupun dalam kenyataannya tidak selalu demikian.

c)  Temuan kadang tidak didasarkan pada bukti yang kuat, lengkap dan relevan

serta argumentasi logis.

d)  Temuan terkadang tidak jelas kriteria yang digunakan.

e)  Temuan yang buktinya lemah bisa menjadi fitnah dan berpotensi menjadi

pembunuhan karakter pihak tertentu.

Page 217: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 217/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 216

f)  Pemeriksa terkadang memiliki kepentingan finansial kepada auditan. Misalnya

pemeriksa ingin menjual jasa tertentu kepada auditan dengan menggunakan

perusahaan lain.

g)  Pemeriksa memiliki kewenangan yang kuat sehingga pemeriksa terkadang

arogan dan tidak mau menerima kebenaran

Dengan demikian penyelesaian temuan sebaiknya harus berhati-hati jangan sampai

 justru menimbulkan permasalahan lain yang lebih serius. Kelemahan mendasar dalam

sistem pemeriksaan keuangan oleh BPK adalah tidak terdapatnya mekanisme check and

balance. BPK yang membuat standar pemeriksaan, yang melaksanakan, dan mengawasi

pelaksanaan standar tersebut. Sehingga jika terjadi perbedaan pendapat antara

pemeriksa dengan auditan maka kemungkinan besar yang dianggap benar adalah

pemeriksa. Auditan dapat saja mengajukan keberatan kepada struktur internal BPK baik

kepada pengendali teknis, kepada penanggung jawab maupun Majelis KehormatanDewan Etik. Seharusnya terdapat dewan kehormatan yang mengawasi pelaksanaan

standar ini berada di luar organisasi BPK yang merupakan organisasi independen untuk

mengawasi pelaksanaan standar dan menjadi organisasi yang dapat menyelesaikan

perbedaan antara pemeriksa dan auditan.

Beberapa pendekatan dan cara-cara praktis penyelesaian temuan adalah:

a.  Penjelasan Sebagai Pembelaan

Temuan material dapat diselesaikan tanpa menjatuhkan sanksi kepada auditan

melalui penjelasan sebagai pembelaan. Misalnya pemeriksa mendapatkan temuan

sementara bahwa saat mobil dinas dicat di bengkel ternyata masih terdapat

pengeluaran BBM untuk kendaraan dinas tersebut. Setelah dilakukan wawancaradiperoleh penjelasan bahwa selama mobil dinas tersebut dikerjakan proses

pengecatannya di bengkel, ternyata oleh pihak bengkel, auditan diberi pinjaman mobil

untuk kelancaran operasi auditan yang bersangkutan. Oleh karena itu bukti pendukung

berupa surat dan catatan dari bengkel atau atasan langsungnya mengenai peminjaman

kendaraan pengganti tersebut dapat menjadi bukti tambahan bahwa pengeluaran BBM

pada masa pengecatan tidaklah mengada-ada.

Contoh lain misalnya kasus temuan berupa pembangunan gedung kantor ternyata

menggunakan atap dari kayu yang masih muda. Sehingga gedung tersebut baru setahun

dipakai atapnya sudah hampir patah. Akibatnya biaya pemeliharaan gedung pada tahun

kedua meningkat. Pemeriksa melihat hal tersebut sebagai kejanggalan sehingga meneliti

secara detil dan diketahui bahwa kayu untuk atap sebagian ternyata masih merupakan

kayu yang masih muda. Hal ini terjadi karena pengawas (supervisor ) bangunan secara

tidak sengaja menerima kayu yang masih muda tersebut. Tanggung jawab ini tidak

hanya terkena pada supervisor yang bersangkutan saja tetapi secara tanggung renteng

 juga mengenai atasannya kecuali jika atasan yang bersangkutan telah melakukan

pengendalian intern yang cukup. Jika atasan yang bersangkutan misalnya menunjukkan

bukti bahwa dia telah membuat kebijakan pencegahan melalui organisasi, prosedur,

pencatatan, otorisasi dan lain-lain bahwa kayu yang masih muda tidak boleh diterima

maka atasan yang bersangkutan dapat terbebas dari tanggung renteng.

b.  Janji Auditi Melakukan Perbaikan

Page 218: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 218/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 217

Jika temuan yang diajukan oleh pemeriksa menyangkut perbaikan SPI maka jika

auditan meyakini bahwa pemeriksa memang benar dan beralasan kuat maka auditan

dapat berjanji melakukan perbaikan. Misalnya jika terdapat prosedur yang kurang baikdalam pembayaran gaji anggota DPRD, maka auditan dapat berjanji bahwa kejadian

tersebut tidak akan diulangi di masa yang akan datang. Lebih lanjut, pada bulan

Desember tahun 2012 pemegang kas telah menerima SPM Gaji untuk bulan Januari

tahun 2013. SPM ini harusnya dicairkan pada tahun 2013. Akan tetapi pemegang kas

mencairkannya pada akhir Desember 2012 dengan alasan bahwa pada tanggal 1 Januari

merupakan tahun baru dan bank libur. Tidak ada kerugian negara, tetapi gaji ini harus di

bebankan pada laporan realisasi anggaran pada tahun 2012. Pemeriksa menemukan

kejadian ini dan membuat management letter  bahwa hal tersebut tidak terjadi lagi di

masa yang akan datang.

Contoh lain, misal ditemukan oleh pemeriksa bahwa pemerintah daerah tidak

memiliki Kartu Aset Tetap sehingga semua aset tetap yang dimiliki tidak tercatat denganbaik. Akibatnya aset tetap tersebut mudah sekali hilang atau digelapkan. Temuan seperti

ini dapat diselesaikan dengan janji melakukan perbaikan atas SPI.

c.  Perbaikan Atas Temuan Administratif Pelaporan

Jika temuan pemeriksa merupakan temuan administratif misalnya terjadi kesalahan

pencatatan dan pelaporan yang tidak menimbulkan kerugian negara, maka auditan

dapat langsung menerima temuan tersebut jika memang demikian adanya. Temuan

seperti ini lazim sekali terjadi dalam pemeriksaan keuangan. Misalnya laporan realisasi

anggaran satker terjadi kesalahan pencatatan rekening. Biaya foto copy dibebankan ke

rekening biaya ATK. Koreksi semacam ini lazim dan tidak perlu dipermasalahkan selama

memang ini benar adanya.

d.  Penyelesaian di Tempat

Jika terdapat kerugian negara misalnya jika kesalahan ini bukan kesengajaan maka

auditan dapat melakukan pembayaran ke kas daerah atau pemerintah pada saat proses

pemeriksaan dilakukan. Dengan demikian pemeriksa dapat mengeluarkan temuan

tersebut dari laporan hasil pemeriksaan. Akan tetapi jika kesalahan ini mengandung

unsur kecurangan maka pemeriksa dapat memandang kasus tersebut sebagai kasus

korupsi dan terdapat unsur tindak pidana. Hanya saja, beda kesalahan dengan

kecurangan adalah tipis. Kecurangan adalah kesalahan yang disengaja dan ada unsur

merugikan negara. Sedangkan kesalahan adalah hal yang tidak disengaja mungkin

karena auditan tidak memahami peraturan perundangan yang berlaku.

6.  Memenangkan Negosiasi Dengan Pemeriksa

Setelah segala jenis bahan pembelaan telah disiapkan dan argumentasi yang kuat

telah disusun maka selebihnya adalah bagaimana auditan mampu memenangkan

negosiasi dengan pemeriksa. Berikut kiat-kiat memenangkan negosiasi dengan

pemeriksa:

a.  Terlebih dahulu kenali:

Page 219: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 219/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 218

  siapa saja yang akan menjadi lawan bicara, sifat dan kepribadian, ego,

bagaimana tingkat sensitifitas dan sebagainya.

  posisi atau jabatan mereka dalam organisasi.

  seberapa besar pengaruh masing-masing orang dalam masalah pokok yang

menjadi agenda pembahasan.

  apakah hadirin merupakan pengambil keputusan atau bukan.

b.  Kemampuan kita untuk memilih lingkungan yang tepat

  Lokasi yang tepat

  Suasana yang hangat

  Posisi masing-masing pihak

c.  Mulai dengan kalimat-kalimat hangat dan bersahabat untuk mencairkan suasana

sebelum negosiasi berlangsung.

d.  Hindarkan negosiasi yang konfrontatif

Konfrontasi terkadang tidak menyelesaikan masalah. Pemeriksa kadang merasa

terhina jika auditan terlalu lugas dalam menyangkal temuan pemeriksa walaupun

yang disampaikan oleh auditan benar adanya.

e.  Berpura-pura bodoh itu kadang pintar

Dengan beberapa pengecualian, manusia cenderung membantu orang yang mereka

anggap kurang pintar daripada mengambil keuntungan dari mereka. Kadang dengan

berpura-pura bodoh kita diberikan waktu untuk memikirkan kembali dan waktu itukita gunakan untuk mengumpulkan informasi dan meneliti lagi lebih mendalam.

f.  Jangan biarkan pihak pemeriksa menjadi notulis

Pada waktu berdiskusi dan bernegosiasi tidak semua hal dibicarakan dalam

komunikasi verbal. Karena itu ada baiknya auditan yang menulis notulen.

g.  Pelajari dulu dengan seksama lingkup pekerjaan dan kontrak yang dibuat. Pekerjaan

yang tidak terdapat dalam kontrak tetapi dilaksanakan oleh pihak ketiga dalam

kenyataan, cenderung tidak dianggap sebagai penambah komponen biaya oleh

pemeriksa. Sebaliknya, pekerjaan yang ada dalam kontrak tetapi tidak dilaksanakan

oleh pihak ketiga akan menjadi kerugian negara.

Page 220: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 220/304

Page 221: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 221/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 220

SOAL TOPIK II

1.  Soal Latihan Persamaan Dasar akuntansi

Berikut di bawah ini disajkan data Neraca Awal Pemerintah Kabupaten Mudah

Sekali:

Kode Akun Nama Akun Saldo

111 Kas 100

113 Piutang Pendapatan 200

116 Beban Dibayar Dimuka 80

117 Persediaan 50

131 Tanah 1.000

132 Peralatan dan Mesin 2.000

133 Gedung dan Bangunan 5.000

137 Akumulasi Penyusutan 800

211 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) 150

214 Pendapatan Diterima Dimuka 300

215 Utang Beban 250

221 Utang Dalam Negeri 2.500

Saudara diminta:

Susunlah Neraca Awal Kabupaten Mudah Sekali dengan menuliskan kode dan nama

akun beserta saldonya ke dalam format Neraca sebagai berikut:

Kode

Akun Nama Akun Saldo

Kode

Akun Nama Akun Saldo

ASET KEWAJIBAN

... ... ... ...

... ... ... ...

... ... ... ...

... ... ... ...

... ... ... ...

... ...

... ...

... ...

... ... EKUITAS

... ... ... ...

Page 222: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 222/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 221

Kode

Akun Nama Akun Saldo

Kode

Akun Nama Akun Saldo

Total Aset ...

Total Kewajiban

dan Ekuitas ...

2.  Soal Latihan Siklus Akuntansi (Akuntansi SKPD)

Pemkab Aman Sentosa mulai menerapkan akuntansi berbasis akrual berdasarkan PP

No. 71 Tahun 2010 dan Permendagri 64 tahun 2013. Berikut ini adalah data

akuntansi pada Dinas Kesehatan Kabupaten Pemkab Aman Sentosa. 

NERACA AWAL TAHUN

Pemkab Aman Sentosa

Dinas Kesehatan

Neraca

Per 1 Januari 2014

(dalam ribuah rupiah)

ASET

Aset Lancar

Kas *)

Persediaan

Total Aset Lancar

Aset Tetap

Tanah

Gedung dan Bangunan

Peralatan dan Mesin

Total Aset Tetap

Rp

1.500

500

2.000

250.000

240.000

149.000

639.000

KEWAJIBAN

Kewajiban Jangka Pendek

Utang Perhitungan Pihak Ketiga

EKUITAS

Ekuitas**

Rp

1.500

639.500

TOTAL ASET 641.000 TOTAL KEWAJIBAN & EKUITAS 641.000

*) Kas merupakan Kas di Bendahara Pengeluaran merupakan potongan PPh/PPN yang

belum disetor ke Kas Negara s/d akhir tahun

**)Akun Ekuitas di dalam SAP Akrual tidak dibagi lagi menjadi Ekuitas Dana Lancar,

Ekuitas Dana Diinvestasikan, dsb., karena akun Ekuitas di sini sudah merupakan Ekuitas

yg bersifat full accrual.

RINGKASAN DPA

Ringkasan DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran) Dinas Kesehatan untuk T.A. 2014

adalah sbb.:

Uraian Jumlah

Retribusi Rp 24.000.000

Page 223: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 223/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 222

Belanja

Belanja Tidak Langsung:Belanja Pegawai Rp 1.500.000.000

Belanja Langsung:

Belanja Pegawai

Belanja Barang dan Jasa

Belanja Modal

Rp 65.000.000

150.000.000

120.000.000

Total Belanja Langsung Rp 335.000.000

Total Belanja Rp 1.835.000.000

TRANSAKSI

Untuk menyederhanakan ilustrasi, transaksi yang terjadi selama Tahun Anggaran 2014 di

Dinas Kesehatan diringkaskan sbb:

a)  Bendahara pengeluaran menyetorkan potongan PPh/PPN sebesar Rp1.500.000

ke rekening Kas Negara, berdasarkan bukti transaksi berupa SSP (Surat Setoran

Pajak Pusat).

b)  Bendahara pengeluaran menerima uang persediaan (UP) dari BUD sebesar

Rp50.000.000 berdasarkan bukti transaksi berupa SP2D UP.

c)  Total realisasi belanja gaji dan tunjangan selama setahun sebesar

Rp1.487.500.000 berdasarkan bukti transaksi berupa SP2D-LS Gaji dan Tunjangan.

d)  Total realisasi belanja modal yang seluruhnya untuk pengadaan peralatan danmesin sebesar Rp110.000.000 berdasarkan bukti transaksi berupa SP2D-LS Belanja

Barang dan Jasa.

e)  Total realisasi belanja barang dan jasa berupa ATK yang dibayar secara UP

sebesar Rp25.000.000 dan sudah diterbitkan SP2D-GU nya.

f)  Surat Ketetapan Retribusi (SKR) yang diterbitkan selama T.A 2014 sebesar

Rp27.000.000. Dari jumlah tersebut, pendapatan retribusi yang diterima

bendahara penerimaan sebesar Rp25.500.000. Pendapatan tsb telah disetor

seluruhnya ke rekening Kas Daerah, berdasarkan bukti transaksi berupa STS (Surat

Tanda Setoran).

g)  Sisa UP disetor seluruhnya pada akhir tahun ke rekening Kas Daerah berdasarkan

bukti transaksi berupa STS.

DATA PENYESUAIAN AKHIR TAHUN

h)  Persediaan yang masih tersisa pada akhir tahun diestimasi sebesar Rp1.000.000.

i)  Penyusutan aset tetap Gedung dan Bangunan disusutkan sebesar Rp6.000.000,

sedangkan peralatan dan mesin disusutkan sebesar Rp31.900.000.

 j)  Tagihan belanja barang dan jasa berupa belanja langganan daya dan jasa untuk

bulan Desember 2014 sebesar Rp15.325.000 belum terbayarkan.

Page 224: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 224/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 223

DAFTAR AKUN (Chart of Accounts)

Kode Akun Nama Akun H/D

1 Aset H

11 Aset Lancar H

111 Kas D

112 Investasi Jangka Pendek D

113 Piutang Pendapatan D

114 Piutang Lainnya D

115 Penyisihan Piutang D

116 Beban Dibayar Dimuka D

117 Persediaan D

199 Aset Untuk Dikonsolidasikan (RK SKPD) D

12 Investasi Jangka Panjang H

121 Investasi Jangka Panjang Non Permanen D

122 Investasi Jangka Panjang Permanen D

13 Aset Tetap H

131 Tanah D

132 Peralatan dan Mesin D

133 Gedung dan Bangunan D

134 Jalan, Irigasi, dan Jaringan D

135 Aset Tetap Lainya D

136 Konstruksi Dalam Pengerjaan D

137 Akumulasi Penyusutan D

14 Dana Cadangan H

141 Dana Cadangan D

15 Aset Lainnya H

151 Tagihan Jangka Panjang D

152 Kemitraan dengan Pihak Ketiga D

153 Aset Tidak Berwujud D154 Aset Lain-lain D

2 Kewajiban H

21 Kewajiban Jangka Pendek H

211 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) D

212 Utang Bunga D

213 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang D

214 Pendapatan Diterima Dimuka D

215 Utang Beban D

216 Utang Jangka Pendek Lainnya D

22 Kewajiban Jangka Panjang H

Page 225: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 225/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 224

Kode Akun Nama Akun H/D

221 Utang Dalam Negeri D223 Utang Luar Negeri D

224 Utang Jangka Panjang Lainnya D

3 Ekuitas H

31 Ekuitas H

311 Ekuitas D

312 Ekuitas SAL D

313 Ekuitas untuk Dikonsolidasikan (RK PPKD) D

4 Pendapatan-LRA H

41 Pendapatan Asli Daerah (PAD)-LRA H

411 Pendapatan Pajak Daerah-LRA D412 Pendapatan Retribusi Daerah-LRA D

413 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan-LRA D

414 Lain-Lain PAD yang Sah-LRA D

42 Pendapatan Transfer – LRA H

421 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat D

422 Pendapatan Tranfer Pemerintah Pusat - Lainnya D

423 Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya D

424 Bantuan Keuangan D

43 Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah-LRA H

431 Pendapatan Hibah D

432 Pendapatan Lainnya D

5 Belanja H

51 Belanja Operasi H

511 Belanja Pegawai D

512 Belanja Barang dan Jasa D

513 Belanja Bunga D

514 Belanja Subsidi D

515 Belanja Hibah D

516 Belanja Bantuan Sosial D

52 Belanja Modal H

521 Belanja Modal Tanah D

522 Belanja Modal Peralatan dan Mesin D

523 Belanja Modal Gedung dan Bangunan D

524 Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan D

525 Belanja Modal Aset Tetap Lainnya D

53 Belanja Tak Terduga H

6 Transfer H

61 Transfer Bagi Hasil Pendapatan H

611 Transfer Bagi Hasil Pajak D

612 Transfer Bagi Hasil Pendapatan Lainnya D

Page 226: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 226/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 225

Kode Akun Nama Akun H/D

62 Transfer Bantuan Keuangan H621 Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah Lainnya D

622 Transfer Bantuan Keuangan ke Desa D

623 Transfer Bantuan Keuangan Lainnya D

7 Pembiayaan H

71 Penerimaan Pembiayaan H

711 Penggunaan SILPA D

712 Pencairan Dana Cadangan D

713 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan D

714 Pinjaman Dalam Negeri D

715 Penerimaan Kembali Piutang D716 Penerimaan Kembali Investasi Dana Bergulir D

72 Pengeluaran Pembiayaan H

721 Pembentukan Dana Cadangan D

722 Penyertaan Modal/Investasi Pemerintah Daerah D

723 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri D

724 Pemberian Pinjaman Daerah D

8 Pendapatan-LO H

81 Pendapatan Asli Daerah (PAD)-LO H

811 Pendapatan Pajak Daerah-LO D

812 Pendapatan Retribusi Daerah-LO D

813 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan-LO D

819 Lain-Lain PAD yang Sah-LO D

82 Pendapatan Transfer – LO H

821 Pendapatan Transfer dari Pemerintah Pusat D

822 Pendapatan Tranfer Pemerintah Pusat – Lainnya D

823 Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya D

824 Bantuan Keuangan D

83 Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah-LO H

831 Pendapatan Hibah D

832 Pendapatan Lainnya D

84 Pendapatan Non Operasional-LO H

85 Pos Luar Biasa Pos Luar Biasa H

9 Beban H

91 Beban Operasi H

911 Beban Pegawai D

912 Beban Barang D

913 Beban Bunga D

914 Beban Subsidi D

915 Beban Hibah D

916 Beban Bantuan Sosial D

Page 227: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 227/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 226

Kode Akun Nama Akun H/D

917 Beban Penyusutan D918 Beban Penyisihan Piutang D

919 Beban Lain-lain D

92 Beban Transfer H

921 Bagi Hasil Pajak D

922 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya D

923 Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah Lainnya D

924 Transfer Bantuan Keuangan ke Desa D

925 Transfer Bantuan Keuangan Lainnya D

93 Beban Non Operasional H

94 Beban Luar Biasa H

Page 228: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 228/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 227

F O R M P R O S E S P E N Y U S U N A N L A P O R A N K E U A N G A N S K P D

Page 229: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 229/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 228

BUKU JURNAL FINANSIAL

PEMERINTAH KAB/KOTA ........................................

JURNAL UMUM

SKPD : ...................................

TanggalNomor

BuktiKode dan Nama Akun Ref Debit Kredit

Page 230: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 230/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 229

TanggalNomor

BuktiKode dan Nama Akun Ref Debit Kredit

Saldo

BUKU BESAR

111 Kas 113 Piutang Pendapatan 117 Persediaan

131 Tanah 132 Peralatan dan Mesin 133 Gedung dan Bangunan

137 Akumulasi Penyusutan 211 Utang PFK 215 Utang Beban

311 Ekuitas

313 Ekuitas untuk

Dikonsolidasikan (RK PPKD)

812 Pendapatan Retribusi

Daerah-LO

Page 231: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 231/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 230

911 Beban Pegawai 912 Beban Barang 917 Beban Penyusutan

412 Pendapatan Retribusi

Daerah-LRA 511 Belanja Pegawai 512 Belanja Barang dan Jasa

522 Belanja Modal Peralatan

dan Mesin

Page 232: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 232/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 231

Page 233: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 233/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 232

NERACA SALDO

PEMERINTAH KAB/KOTA .........................................

NERACA SALDO

PER TANGGAL 31 DESEMBER 2014

SKPD: ................................

Kode dan Nama Rekening RefSaldo

Debit Kredit

111 Kas

113 Piutang Pendapatan

117 Persediaan

131 Tanah

132 Peralatan dan Mesin

133 Gedung dan Bangunan

137 Akumulasi Penyusutan

211 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)

215 Utang Beban

311 Ekuitas

313 Ekuitas untuk Dikonsolidasikan (RK

PPKD)

812 Pendapatan Retribusi Daerah-LO

911 Beban Pegawai

912 Beban Barang

917 Beban Penyusutan

Saldo

Tanggal … …………………. ……..

PPK SKPD

…………………………

NIP ………………….

Page 234: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 234/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 233

LAPORAN OPERASIONAL

PEMERINTAH KAB/KOTA ................................SKPD ...................................................

LAPORAN OPERASIONAL

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014

(dalam rupiah)

Kode No Uraian Jumlah

1 2 3

8 1 Pendapatan-LO

81 2 Pendapatan Asli Daerah (PAD)-LO

8113

Pendapatan Pajak Daerah-LO812 4 Pendapatan Retribusi Daerah-LO

813

5 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan-LO

819 6 Lain-Lain PAD yang Sah-LO

7 Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3 s.d. 6)

82 8 Pendapatan Transfer – LO

821 9 Pendapatan Transfer dari Pemerintah Pusat

822 10 Pendapatan Tranfer Pemerintah Pusat – Lainnya

823 11 Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya

829 12 Bantuan Keuangan13 Jumlah Pendapatan Transfer (9 s.d. 12)

83 14 Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah-LO

831 15 Pendapatan Hibah

832 16 Pendapatan Lainnya

17 Jumlah Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah (15 s.d. 16)

84 18 Pendapatan Non Operasional-LO

85 19 Pos Luar Biasa

20 JUMLAH PENDAPATAN (7+13+17+18+19)

9 21 Beban

91 22 Beban Operasi

911 23 Beban Pegawai

912 24 Beban Barang

913 25 Beban Bunga

914 26 Beban Subsidi

915 27 Beban Hibah

916 28 Beban Bantuan Sosial

917 29 Beban Penyusutan

918 30 Beban Penyisihan Piutang

919 31 Beban Lain-lain

32 Jumlah Beban Operasi (23 s.d. 31)

Page 235: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 235/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 234

Kode No Uraian Jumlah

92 33 Beban Transfer

921 34 Bagi Hasil Pajak

922 35 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya

923 36 Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah Lainnya

924 37 Transfer Bantuan Keuangan ke Desa

925 38 Transfer Bantuan Keuangan Lainnya

39 Jumlah Beban Transfer (34 s.d. 38)

93 40 Beban Non Operasional

94 41 Beban Luar Biasa

43 JUMLAH BEBAN (32+39+40+41)

44 SURPLUS/DEFISIT (20 – 43)

Page 236: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 236/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 235

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

PEMERINTAH KAB/KOTA ................................

SKPD ...................................................

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

(dalam rupiah)

No Uraian 2012 2011

12 3 4

1 Ekuitas Awal

2 Surplus/Defisit – LO

3 Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan/Kesalahan

Mendasar:

4 Koreksi Nilai Persediaan

5 Selisih Revaluasi Aset Tetap

6 Lain-lain

7 Ekuitas Akhir (1 s.d. 6)

Page 237: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 237/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 236

NERACA

PEMERINTAH KAB/KOTA ..................................

SKPD ...............................

NERACA

PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

(dalam rupiah)

Kode No UraianJumlah

Tahun 2014 Tahun 2013

1 1 Aset11 2 Aset Lancar

111 3 Kas

112 4 Investasi Jangka Pendek

113 5 Piutang Pendapatan

114 6 Piutang Lainnya

115 7 Penyisihan Piutang

116 8 Beban Dibayar Dimuka

117 9 Persediaan

199 10 Aset Untuk Dikonsolidasikan

11 Jumlah Aset Lancar (3 s.d. 10)

12 12 Investasi Jangka Panjang

121 13 Investasi Jangka Panjang Non Permanen

122 14 Investasi Jangka Panjang Permanen

15 Jumlah Investasi Jangka Panjang (13-

14)

13 16 Aset Tetap

131 17 Tanah

132 18 Peralatan dan Mesin

133 19 Gedung dan Bangunan

134 20 Jalan, Irigasi, dan Jaringan

135 21 Aset Tetap Lainya

136 22 Konstruksi Dalam Pengerjaan

137 23 Akumulasi Penyusutan

24 Jumlah Aset Tetap (17 s.d. 23)

14 25 Dana Cadangan

141 26 Dana Cadangan

27 Jumlah Dana Cadangan (26)

15 28 Aset Lainnya

15129

Tagihan Jangka Panjang

Page 238: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 238/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 237

Kode No UraianJumlah

Tahun 2014 Tahun 2013

152 30 Kemitraan dengan Pihak Ketiga

153 31 Aset Tidak Berwujud

154 32 Aset Lain-lain

33 Jumlah Aset Lainnya (29 s.d. 32)

34 JUMLAH ASET (11+15+24+27+33)

2 35 Kewajiban

21 36 Kewajiban Jangka Pendek

211 37 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)

212 38 Utang Bunga

213 39 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang214 40 Pendapatan Diterima Dimuka

215 41 Utang Beban

216 42 Utang Jangka Pendek Lainnya

43 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek (37

s.d. 42)

22 44 Kewajiban Jangka Panjang

221 45 Utang Dalam Negeri

223 46 Utang Luar Negeri

224 47 Utang Jangka Panjang Lainnya

48 Jumlah Kewajiban Jangka Panjang (45s.d. 47)

49 JUMLAH KEWAJIBAN (43+48)

3 50 Ekuitas

31 51 Ekuitas

311 52 Ekuitas

312 53 Ekuitas SAL

313 54 Ekuitas untuk Dikonsolidasikan

55 JUMLAH EKUITAS (52 s.d. 54)

56 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS

(49+55)

Page 239: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 239/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 238

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

PEMERINTAH KAB/KOTA ................................

SKPD ...................................................

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014

(dalam rupiah)

Kode No Uraian

Anggaran

Setelah

Perubahan

2014

Realisasi

2013%

1 2 3 4 5

4 1 Pendapatan-LRA

41 2 Pendapatan Asli Daerah (PAD)-LRA

411 3 Pendapatan Pajak Daerah-LRA

412 4 Pendapatan Retribusi Daerah-LRA

413

5 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah

yang Dipisahkan-LRA

414 6 Lain-Lain PAD yang Sah-LRA

7 Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3 s.d. 6)

42 8 Pendapatan Transfer – LRA

421 9 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat – Dana

Perimbangan

422 10 Pendapatan Tranfer Pemerintah Pusat - Lainnya

423 11 Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya

424 12 Bantuan Keuangan

13 Jumlah Pendapatan Transfer (9 s.d. 12)

43 14 Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah-LRA

431 15 Pendapatan Hibah

43216

Pendapatan Lainnya

17 Jumlah Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

(15 s.d. 16)

18 JUMLAH PENDAPATAN (7 + 13 + 17)

5 19 Belanja

51 20 Belanja Operasi

511 21 Belanja Pegawai

512 22 Belanja Barang dan Jasa

513 23 Belanja Bunga

514 24 Belanja Subsidi

515 25 Belanja Hibah

516 26 Belanja Bantuan Sosial

Page 240: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 240/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 239

Kode No Uraian

Anggaran

Setelah

Perubahan2014

Realisasi

2013

%

27 Jumlah Belanja Operasi (21 s.d. 26)

52 28 Belanja Modal

521 29 Belanja Modal Tanah

522 30 Belanja Modal Peralatan dan Mesin

523 31 Belanja Modal Gedung dan Bangunan

524 32 Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan

525 33 Belanja Modal Aset Tetap Lainnya

34 Jumlah Belanja Modal (29 s.d. 33)

5335

Belanja Tak Terduga531 36 Belanja Tak Terduga

37 Jumlah Belanja Tak Terduga (36)

38 Jumlah Belanja (27 + 34 + 37)

6 39 Transfer

61 40 Transfer Bagi Hasil Pendapatan

611 41 Transfer Bagi Hasil Pajak

612 42 Transfer Bagi Hasil Pendapatan Lainnya

62 43 Transfer Bantuan Keuangan

621 44 Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah

Lainnya622 45 Transfer Bantuan Keuangan ke Desa

623 46 Transfer Bantuan Keuangan Lainnya

47 Jumlah Transfer (41 s.d. 46)

48 JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER (38 + 47)

49 SURPLUS/DEFISIT (18 – 48)

7 50 Pembiayaan

71 49 Penerimaan Pembiayaan

711 51 Penggunaan SILPA

712 52 Pencairan Dana Cadangan713 53 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

714 54 Pinjaman Dalam Negeri

715 55 Penerimaan Kembali Piutang

716 56 Penerimaan Kembali Investasi Dana Bergulir

57 Jumlah Penerimaan Pembiayaan (51 s.d. 56)

72 58 Pengeluaran Pembiayaan

721 59 Pembentukan Dana Cadangan

722 60 Penyertaan Modal/Investasi Pemerintah Daerah

723 61 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri

724 62 Pemberian Pinjaman Daerah

Page 241: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 241/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 240

Kode No Uraian

Anggaran

Setelah

Perubahan2014

Realisasi

2013

%

63 Jumlah Pengeluaran Pembiayaan (59 s.d. 62)

64 PEMBIAYAAN NETO (57 – 63)

65 SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (49 + 64)

LAPORAN SALDO ANGGARAN LEBIH

PEMERINTAH KAB/KOTA ................................

SKPD ...................................................LAPORAN SALDO ANGGARAN LEBIH (SAL)

PER TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

(dalam rupiah)

No Uraian 2014 2013

1 2 3 4

1 Saldo Anggaran Lebih Awal

2 Penggunaan SAL sbg Penerimaan Pemb. Th

Berjalan3 Subtotal (1-2)

4 Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran

(SiLPA/SiKPA)

5 Subtotal (3+4)

6 Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya

7 Lain-lain

8 Saldo Anggaran Lebih Akhir (5+6+7)

Page 242: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 242/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 241

SOAL TOPIK III1.  Diskusikan dan jelaskan tentang akuntansi pendapatan dan piutang, meliputi:

a.  Definisi

b.  Pengakuan dan Pengukuran

c.  Pencatatan

d.  Penyajian dan Pengungkapan di laporan keuangan

2.  Diskusikan dan jelaskan tentang akuntansi belanja barang dan jasa, beban, dan

persediaan, meliputi:

a.  Definisi

b.  Pengakuan dan Pengukuran

c.  Pencatatan

d.  Penyajian dan Pengungkapan di laporan keuangan

3.  Diskusikan dan jelaskan tentang akuntansi belanja modal dan aset tetap, meliputi:

a.  Definisi

b.  Pengakuan dan Pengukuran

c.  Pencatatan

d.  Penyajian dan Pengungkapan di laporan keuangan

4.  Diskusikan dan jelaskan tentang akuntansi pembiayaan, investasi dan kewajiban,

meliputi:

a.  Definisib.  Pengakuan dan Pengukuran

c.  Pencatatan

d.  Penyajian dan Pengungkapan di laporan keuangan

5.  Diskusikan dan jelaskan tentang akuntansi dana cadangan dan transaksi non

anggaran, meliputi:

a.  Definisi

b.  Pengakuan dan Pengukuran

c.  Pencatatan

d.  Penyajian dan Pengungkapan di laporan keuangan

6.  Diskusikan dan jelaskan tentang akuntansi koreksi kesalahan, jurnal penyesuaian,

dan jurnal penutup, meliputi:

a.  Definisi

b.  Pengakuan dan Pengukuran

c.  Pencatatan

d.  Penyajian dan Pengungkapan di laporan keuangan

Page 243: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 243/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 242

SOAL TOPIK IVUntuk meningkatkan pemahaman atas akuntansi SKPD, Silahkan Anda mengerkan soal

berikut ini !

Dinas Pariwisata Pemerintah Kabupaten Bahari menerima DPA T.A. 2014 dengan

ringkasan anggaran sbb.:

Pendapatan Retribusi Rp 450.000.000

Belanja Pegawai-Gaji dan TunjanganRp

1.020.000.000

Belanja Pegawai-Belanja Honor Rp 100.000.000Belanja Barang dan Jasa Rp 280.000.000

Belanja Modal Rp 200.000.000

Total Anggaran Belanja Rp 1.600.000.000

Adapun Neraca awal Dinas Pariwisata per 1 Januari 2014 adalah sbb:

Dinas Pariwisata - Pemkab Bahari

NERACA

Per 1 Januari 2014

Uraian Jumlah (Rp) Uraian Jumlah (Rp)ASET KEWAJIBAN

Aset Lancar Kewajiban jk Pendek -

Kas di Bendahara

Penerimaan

-

Kas di Bendahara

Pengeluaran

- EKUITAS

Piutang - Ekuitas 2.150.550.000 

Persediaan 550.000

Total Aset Lancar 550.000

Aset Tetap

Tanah 600.000.000

Peralatan dan Mesin 750.000.000

Gedung dan

Bangunan

800.000.000

Total Aset Tetap 2.150.000.000

TOTAL ASET 2.150.550.000 TOTAL KEWAJIBAN

DAN EKUITAS DANA

2.150.550.000

Page 244: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 244/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 243

Transaksi realisasi anggaran selama T.A. 2014 sebagai berikut:A.  Ringkasan transaksi selama Triwulan I s.d. III (Jan s.d. Sept) T.A. 2014

1)  Penerimaan Uang Persediaan (UP) pada awal Januari 2014 dengan bukti SP2D-UP

sebesar Rp. 10.000.000.

2)  Ringkasan data mengenai belanja yang dibayar secara langsung (LS) dengan bukti

SP2D-LS dan belanja UP yang telah disahkan pertanggungjawabannya dengan bukti

SP2D-GU selama Januari s.d September 2014 sebagai berikut: 

Belanja Pegawai-Gaji dan TunjanganRp

747.000.000

Belanja Pegawai-Belanja Honor Rp 13.000.000

Belanja Barang dan Jasa Rp 243.000.000

Belanja Modal-Gedung Rp 150.000.000

Belanja gaji dan tunjangan dan belanja modal harus dibayar secara langsung (LS),

sedangkan belanja honor dan belanja barang dan jasa dapat dibayarkan dengan

UP/TU.

3)  Pendapatan retribusi yang diterima/disetor ke Kasda sebesar Rp 300.710.000

B.  Transaksi selama triwulan IV (Oktober-Des) T.A. 2014 adalah sbb.:

Transaksi selama Oktober:

a)  Diterima SP2D-LS Gaji dan Tunjangan sebesar Rp 83.000.000

b)  Diterima SP2D-TU (Tambah Uang Persediaan) sebesar Rp 85.000.000. Dana TU

tersebut akan digunakan untuk membayar honor nara sumber kegiatan diklat

dan honor paniti.

c)  Diterima SP2D-LS untuk pembelian 5 unit komputer dengan nilai total sebesar

Rp44.000.000.

d)  Dibayar honor nara sumber sebesar Rp 75.000.000 dan honor panitia sebesar Rp

10.000.000. Dari pembayaran honor tersebut telah dipotong PPh sebesar

Rp11.750.000.

e)  Potongan PPh sebesar Rp 11.750.000 (butir d) telah disetorkan ke rekening Kas

Negara.

f)  Belanja honor di atas (butir d) telah disahkan pertanggungjawabannya dengan

menerima SP2D-TU Nihil. (Keterangan: SP2D TU Nihil bukan merupakan

pengisian kembali dana TU, tetapi hanya merupakan bukti pengesahan SPJ

pengguna dana TU).

g)  Pendapatan retribusi yang diterima/disetor ke Kasda sebesar Rp 45.500.000

Transaksi selama November:

a)  Diterima SP2D-LS Gaji dan Tunjangan sebesar Rp 83.700.000

b)  Dibayar ATK dan penggandaan sebesar Rp 8.800.000 (catat ke Belanja Barang

dan Jasa). Dari pembayaran belanja tsb dipotong PPh sebesar Rp120.000 dan

PPn sebesar Rp 800.000.

Page 245: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 245/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 244

c)  Diterima SP2D-GU atas belanja barang dan jasa sebesar Rp8.800.000

d)  Dibayar belanja listrik dan telepon masing-masing sebesar Rp 1.560.000 dan

2.500.000 (catat ke Belanja Barang dan Jasa).e)  Disetor ke rekening Kas Negara.PPh sebesar Rp120.000 dan PPn sebesar

Rp800.000.

f)  Pendapatan retribusi yang diterima/disetor ke Kasda sebesar Rp 55.650.000

Transaksi selama Desember:

a)  Diterima SP2D-LS Gaji dan Tunjangan sebesar Rp 83.700.000

b)  Dibayar biaya pemeliharaan kendaraan sebesar Rp850.000 (catat ke Belanja

Barang dan Jasa).

c)  Dibayar belanja listrik dan telepon masing-masing sebesar Rp 1.450.000 dan

2.635.000 (catat ke Belanja Barang dan Jasa).

d)  Diterima SP2D GU-Nihil atas pertanggungawaban penggunaan UP yang terakhir.Adapun sisa UP yang ada telah disetorkan seluruhnya ke rekening Kas Daerah.

(Keterangan: SP2D GU Nihil bukan merupakan pengisian kembali UP yang

terpakai, tetapi hanya merupakan bukti pengesahaan SPJ penggunaan UP yang

terakhir di bulan Desember.)

e)  Pendapatan retribusi yang diterima/disetor ke Kasda sebesar Rp 65.850.000

C. Data untuk penyesuaian akhir Tahun Anggaran 2014:

a)  Persediaan yang masih ada pada akhir tahun yaitu ATK dan persediaan obat-

obatan dengan total sebesar Rp1.200.000. Adapun total pembelian persediaanselama tahun berjalan sebesar Rp16.500.000

b)  Pendapatan retribusi yang sudah menjadi hak pemda (telah diterbitkan Surat

Ketetapan Retribusi-nya) tetapi belum diterima pembayarannya dari wajib

retribusi sampai akhir tahun 2012 sebesar Rp2.500.000.

c)  Beban penyusutan aset tetap, yang mulai diterapkan tahun ini, telah dihitung

berdasarkan metode garis lurus sebesar Rp53.750.000

DIMINTA:

1.  Lakukan Pencatatan Transaksi di Buku Jurnal Finansial dan Buku Anggaran

2.  Lakukan Pencatatan Penyesuaian di Buku Jurnal Finansial3.  Lakukan Posting ke buku besar

4.  Susunlah Neraca Saldo setelah penyesuaian

5.  Susunlah Laporan Keuangan meliputi :

a. Laporan Operasional (LO)

b. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

c. Neraca

d. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Page 246: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 246/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 245

DAFTAR AKUN (Chart of Accounts)

Kode

Akun Nama Akun H/D

1 Aset H

11 Aset Lancar H

111 Kas D

112 Investasi Jangka Pendek D

113 Piutang Pendapatan D

114 Piutang Lainnya D

115 Penyisihan Piutang D

116 Beban Dibayar Dimuka D

117 Persediaan D

199 Aset Untuk Dikonsolidasikan (RK SKPD) D

12 Investasi Jangka Panjang H

121 Investasi Jangka Panjang Non Permanen D

122 Investasi Jangka Panjang Permanen D

13 Aset Tetap H

131 Tanah D

132 Peralatan dan Mesin D

133 Gedung dan Bangunan D

134 Jalan, Irigasi, dan Jaringan D

135 Aset Tetap Lainya D

136 Konstruksi Dalam Pengerjaan D

137 Akumulasi Penyusutan D

14 Dana Cadangan H

141 Dana Cadangan D

15 Aset Lainnya H

151 Tagihan Jangka Panjang D

152 Kemitraan dengan Pihak Ketiga D

153 Aset Tidak Berwujud D

154 Aset Lain-lain D

2 Kewajiban H

21 Kewajiban Jangka Pendek H

211 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) D

212 Utang Bunga D

213 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang D

214 Pendapatan Diterima Dimuka D

215 Utang Beban D

216 Utang Jangka Pendek Lainnya D

Page 247: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 247/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 246

Kode

Akun Nama Akun H/D

22 Kewajiban Jangka Panjang H

221 Utang Dalam Negeri D

223 Utang Luar Negeri D

224 Utang Jangka Panjang Lainnya D

3 Ekuitas H

31 Ekuitas H

311 Ekuitas D

312 Ekuitas SAL D

313 Ekuitas untuk Dikonsolidasikan (RK PPKD) D

4 Pendapatan-LRA H41 Pendapatan Asli Daerah (PAD)-LRA H

411 Pendapatan Pajak Daerah-LRA D

412 Pendapatan Retribusi Daerah-LRA D

413

Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan-

LRA D

414 Lain-Lain PAD yang Sah-LRA D

42 Pendapatan Transfer – LRA H

421 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat D

422 Pendapatan Tranfer Pemerintah Pusat - Lainnya D

423 Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya D424 Bantuan Keuangan D

43 Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah-LRA H

431 Pendapatan Hibah D

432 Pendapatan Lainnya D

5 Belanja H

51 Belanja Operasi H

511 Belanja Pegawai D

512 Belanja Barang dan Jasa D

513 Belanja Bunga D

514 Belanja Subsidi D515 Belanja Hibah D

516 Belanja Bantuan Sosial D

52 Belanja Modal H

521 Belanja Modal Tanah D

522 Belanja Modal Peralatan dan Mesin D

523 Belanja Modal Gedung dan Bangunan D

524 Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan D

525 Belanja Modal Aset Tetap Lainnya D

53 Belanja Tak Terduga H

6 Transfer H

Page 248: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 248/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 247

Kode

Akun Nama Akun H/D

61 Transfer Bagi Hasil Pendapatan H

611 Transfer Bagi Hasil Pajak D

612 Transfer Bagi Hasil Pendapatan Lainnya D

62 Transfer Bantuan Keuangan H

621 Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah Lainnya D

622 Transfer Bantuan Keuangan ke Desa D

623 Transfer Bantuan Keuangan Lainnya D

7 Pembiayaan H

71 Penerimaan Pembiayaan H

711 Penggunaan SILPA D712 Pencairan Dana Cadangan D

713 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan D

714 Pinjaman Dalam Negeri D

715 Penerimaan Kembali Piutang D

716 Penerimaan Kembali Investasi Dana Bergulir D

72 Pengeluaran Pembiayaan H

721 Pembentukan Dana Cadangan D

722 Penyertaan Modal/Investasi Pemerintah Daerah D

723 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri D

724 Pemberian Pinjaman Daerah D8 Pendapatan-LO H

81 Pendapatan Asli Daerah (PAD)-LO H

811 Pendapatan Pajak Daerah-LO D

812 Pendapatan Retribusi Daerah-LO D

813

Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan-

LO D

819 Lain-Lain PAD yang Sah-LO D

82 Pendapatan Transfer – LO H

821 Pendapatan Transfer dari Pemerintah Pusat D

822 Pendapatan Tranfer Pemerintah Pusat – Lainnya D823 Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya D

824 Bantuan Keuangan D

83 Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah-LO H

831 Pendapatan Hibah D

832 Pendapatan Lainnya D

84 Pendapatan Non Operasional-LO H

85 Pos Luar Biasa Pos Luar Biasa H

9 Beban H

91 Beban Operasi H

911 Beban Pegawai D

Page 249: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 249/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 248

Kode

Akun Nama Akun H/D

912 Beban Barang D

913 Beban Bunga D

914 Beban Subsidi D

915 Beban Hibah D

916 Beban Bantuan Sosial D

917 Beban Penyusutan D

918 Beban Penyisihan Piutang D

919 Beban Lain-lain D

92 Beban Transfer H

921 Bagi Hasil Pajak D922 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya D

923 Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah Lainnya D

924 Transfer Bantuan Keuangan ke Desa D

925 Transfer Bantuan Keuangan Lainnya D

93 Beban Non Operasional H

94 Beban Luar Biasa H

Page 250: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 250/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 249

F O R M P R O S E S P E N Y U S U N A N L A P O R A N K E U A N G A N S K P D

Page 251: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 251/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 250

BUKU JURNAL

PEMERINTAH KAB/KOTA ........................................

JURNAL UMUM

SKPD : ...................................

TanggalNomor

BuktiKode dan Nama Akun Ref Debit Kredit

Page 252: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 252/304

Page 253: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 253/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 252

Page 254: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 254/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 253

Page 255: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 255/304

Page 256: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 256/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 255

LAPORAN OPERASIONAL

PEMERINTAH KAB/KOTA ................................

SKPD ...................................................

LAPORAN OPERASIONAL

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014

(dalam rupiah)

Kode No Uraian Jumlah

1 2 3

81

Pendapatan-LO

81 2 Pendapatan Asli Daerah (PAD)-LO

811 3 Pendapatan Pajak Daerah-LO

812 4 Pendapatan Retribusi Daerah-LO

813 5 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan-LO

819 6 Lain-Lain PAD yang Sah-LO

7Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3 s.d. 6)

828

Pendapatan Transfer – LO

821 9 Pendapatan Transfer dari Pemerintah Pusat

822 10 Pendapatan Tranfer Pemerintah Pusat – Lainnya

823

11

Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya829 12 Bantuan Keuangan

13Jumlah Pendapatan Transfer (9 s.d. 12)

8314

Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah-LO

831 15 Pendapatan Hibah

83216

Pendapatan Lainnya

17Jumlah Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah (15 s.d. 16)

84 18 Pendapatan Non Operasional-LO

85 19 Pos Luar Biasa

20 JUMLAH PENDAPATAN (7+13+17+18+19)

9 21 Beban

9122

Beban Operasi

911 23 Beban Pegawai

912 24 Beban Barang

913 25 Beban Bunga

914 26 Beban Subsidi

915 27 Beban Hibah

916 28 Beban Bantuan Sosial

917 29 Beban Penyusutan

918 30 Beban Penyisihan Piutang

919 31 Beban Lain-lain

Page 257: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 257/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 256

Kode No Uraian Jumlah

32 Jumlah Beban Operasi (23 s.d. 31)

92 33 Beban Transfer

921 34 Bagi Hasil Pajak

922 35 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya

923 36 Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah Lainnya

924 37 Transfer Bantuan Keuangan ke Desa

925 38 Transfer Bantuan Keuangan Lainnya

39Jumlah Beban Transfer (34 s.d. 38)

9340

Beban Non Operasional

94 41 Beban Luar Biasa

43 JUMLAH BEBAN (32+39+40+41)

44 SURPLUS/DEFISIT (20 – 43)

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

PEMERINTAH KAB/KOTA ................................

SKPD ...................................................

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

(dalam rupiah)

No Uraian 2014 2013

1 2 3 4

1 Ekuitas Awal

2 Surplus/Defisit – LO

3 Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan/Kesalahan Mendasar:

4 Koreksi Nilai Persediaan

5Selisih Revaluasi Aset Tetap

6 Lain-lain

7 Ekuitas Akhir (1 s.d. 6)

Page 258: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 258/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 257

NERACA

PEMERINTAH KAB/KOTA ..................................

SKPD ...............................

NERACA

PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

(dalam rupiah)

Kode No UraianJumlah

Tahun 2014 Tahun 2013

1 1 Aset11 2 Aset Lancar

111 3 Kas

112 4 Investasi Jangka Pendek

113 5 Piutang Pendapatan

114 6 Piutang Lainnya

115 7 Penyisihan Piutang

116 8 Beban Dibayar Dimuka

117 9 Persediaan

199 10 Aset Untuk Dikonsolidasikan

11 Jumlah Aset Lancar (3 s.d. 10)

12 12 Investasi Jangka Panjang

121 13 Investasi Jangka Panjang Non Permanen

122 14 Investasi Jangka Panjang Permanen

15 Jumlah Investasi Jangka Panjang (13-14)

13 16 Aset Tetap

131 17 Tanah

132 18 Peralatan dan Mesin

133 19 Gedung dan Bangunan

13420

Jalan, Irigasi, dan Jaringan135 21 Aset Tetap Lainya

136 22 Konstruksi Dalam Pengerjaan

137 23 Akumulasi Penyusutan

24 Jumlah Aset Tetap (17 s.d. 23)

14 25 Dana Cadangan

141 26 Dana Cadangan

27 Jumlah Dana Cadangan (26)

15 28 Aset Lainnya

151 29 Tagihan Jangka Panjang

152 30 Kemitraan dengan Pihak Ketiga

Page 259: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 259/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 258

Kode No UraianJumlah

Tahun 2014 Tahun 2013

153 31 Aset Tidak Berwujud

154 32 Aset Lain-lain

33 Jumlah Aset Lainnya (29 s.d. 32)

34 JUMLAH ASET (11+15+24+27+33)

2 35 Kewajiban

21 36 Kewajiban Jangka Pendek

211 37 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)

212 38 Utang Bunga

213 39 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang

214 40 Pendapatan Diterima Dimuka215 41 Utang Beban

216 42 Utang Jangka Pendek Lainnya

43 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek (37

s.d. 42)

22 44 Kewajiban Jangka Panjang

221 45 Utang Dalam Negeri

223 46 Utang Luar Negeri

224 47 Utang Jangka Panjang Lainnya

48 Jumlah Kewajiban Jangka Panjang (45

s.d. 47)49 JUMLAH KEWAJIBAN (43+48)

3 50 Ekuitas

31 51 Ekuitas

311 52 Ekuitas

312 53 Ekuitas SAL

313 54 Ekuitas untuk Dikonsolidasikan

55 JUMLAH EKUITAS (52 s.d. 54)

56 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS (49+55)

Page 260: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 260/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 259

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

PEMERINTAH KAB/KOTA ................................

SKPD ...................................................

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014

(dalam rupiah)

Kode No Uraian

Anggaran

Setelah

Perubahan

2014

Realisasi

2013%

1 2 3 4 5

4 1 Pendapatan-LRA

41 2 Pendapatan Asli Daerah (PAD)-LRA

411 3 Pendapatan Pajak Daerah-LRA

412 4 Pendapatan Retribusi Daerah-LRA

413

5 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan

Daerah yang Dipisahkan-LRA

414 6 Lain-Lain PAD yang Sah-LRA

7 Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3 s.d. 6)

42 8 Pendapatan Transfer – LRA

421 9 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat –

Dana Perimbangan

422

10 Pendapatan Tranfer Pemerintah Pusat -

Lainnya

423

11 Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah

Lainnya

424 12 Bantuan Keuangan

13 Jumlah Pendapatan Transfer (9 s.d. 12)

43 14 Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah-LRA

431 15 Pendapatan Hibah

432 16 Pendapatan Lainnya17 Jumlah Lain-lain Pendapatan Daerah yang

Sah (15 s.d. 16)

18 JUMLAH PENDAPATAN (7 + 13 + 17)

5 19 Belanja

51 20 Belanja Operasi

511 21 Belanja Pegawai

512 22 Belanja Barang dan Jasa

513 23 Belanja Bunga

514 24 Belanja Subsidi

515 25 Belanja Hibah

Page 261: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 261/304

Page 262: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 262/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 261

Kode No Uraian

Anggaran

Setelah

Perubahan2014

Realisasi

2013

%

722

60 Penyertaan Modal/Investasi Pemerintah

Daerah

723 61 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri

724 62 Pemberian Pinjaman Daerah

63 Jumlah Pengeluaran Pembiayaan (59 s.d.

62)

64 PEMBIAYAAN NETO (57 – 63)

65 SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (49 +

64)

LAPORAN SALDO ANGGARAN LEBIH

PEMERINTAH KAB/KOTA ................................

SKPD ...................................................

LAPORAN SALDO ANGGARAN LEBIH (SAL)

PER TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

(dalam rupiah)

No Uraian 2014 2013

1 2 3 4

1 Saldo Anggaran Lebih Awal

2 Penggunaan SAL sbg Penerimaan Pemb. Th Berjalan

3 Subtotal (1-2)

4 Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA)

5 Subtotal (3+4)

6 Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya

7Lain-lain8 Saldo Anggaran Lebih Akhir (5+6+7)

Page 263: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 263/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 262

SOAL TOPIK V

TUGAS:

Untuk meningkatkan pemahaman akuntansi PPKD, silahkan Anda mengerjakan soal

berikut ini.

A. Neraca Saldo Awal Tahun Anggaran 2014

Pemerintah Kabupaten Langit Biru

PPKD

Neraca SaldoPer 1 Januari 2014

Nama Rek Debit

(Rp)

Kredit

(Rp)

Kas di Kas Daerah 45.750.765.000

Piutang DAU 15.000.000.000

Penyertaan Modal pada Perusahaan

Daerah

25.000.000.000

Ekuitas 85.750.765.000

Jumlah 85.750.765.000 85.750.765.000

B. Ringkasan DPA PPKD T.A. 2014

Pemerintah Kabupaten Langit Biru

Dokumen Pelaksanaan Anggaran PPKD

Tahun Anggaran 2014 

No. Urut Uraian

Anggaran

stlh Perubahan

(1) (2) (3)

1 PENDAPATAN

1.2 Pendapatan Dana Perimbangan

1.2.1 Pendapatan Dana Bagi Hasil 40.350.000.000

1.2.2 Pendapatan Dana Alokasi Umum 275.000.000.000

1.2.3 Pendapatan Dana Alokasi Khusus 25.000.000.000

Jumlah Dana Perimbangan 340.350.000.000

1.3 Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah

1.3.1 Pendapatan Hibah -

Jumlah Lain-Lain Pendapatan Daerah -

Page 264: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 264/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 263

No. Urut UraianAnggaran

stlh Perubahan

yang SahJumlah Pendapatan 340.350.000.000

2 BELANJA

2.2 Belanja Tidak Langsung

2.2.1 Belanja Bunga -

2.2.2 Belanja Subsidi -

2.2.3 Belanja Hibah -

2.2.4 Belanja Bantuan Sosial 5.000.000.000

2.2.5 Belanja Bagi Hasil -

2.2.6 Belanja Bantuan Keuangan 2.500.000.000

2.2.7 Belanja Tak Terduga  4.500.000.000

Jumlah Belanja 12.000.000.000

Surplus /Defisit: [1]-[2] 328.350.000.000

3. Pembiayaan

3.1. Penerimaan Pembiayaan

3.1.1 SiLPA Tahun Anggaran sebelumnya 45.750.765.000

3.1.2 Pencairan Dana Cadangan -

3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan

-

3.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah 20.000.000.000

3.1.5 Penerimaan Piutang Daerah -

Jumlah Penerimaan Pembiayaan 65.750.765.000

3.2 Pengeluaran Pembiayaan

3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan

3.2.2 Penyertaan Modal Daerah 2.500.000.000

3.2.3 Pembayaran Pokok Utang

3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah

Jumlah Pengeluaran Pembiayaan 2.500.000.000

Pembiayaan Neto [3.1] –[3.2] 63.250.765.000

SILPA PPKD Akhir Tahun Anggaran

[Surplus/Defisit + Pembiayaan Neto]

391.600.765.000

C. Ringkasan transaksi PPKD selama T.A. 2014

a)  Jumlah total realisasi pendapatan dana perimbangan berdasarkan Nota Kredit

Rekening Koran Bank adalah sbb.:

Uraian Jumlah

(Rp)

Pendapatan DBH 38.500.000.000

Pendapatan DAU*) 290.000.000.000

Pendapatan DAK 22.500.000.000

Jumlah 351.000.000.000

Page 265: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 265/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 264

*) Keterangan: dari jumlah pendapatan DAU tersebut termasuk penerimaan

Piutang DAU sebesar Rp15.000.000.000.

b)  Jumlah total pendapatan SKPD yang telah masuk ke rekening Kasda berdasarkanSTS dan Nota Kredit Rekening Koran Bank adalah Rp 145.430.875.000

c)  Jumlah total SP2D LS yang diterbitkan kepada seluruh SKPD adalah

Rp.445.765.190.000

d)  Jumlah potongan PFK yang berasal dari realisasi anggaran 2014 adalah

Rp52.330.750.000. Uang PFK tersebut telah disetorkan seluruhnya kepada para

fihak ketiga terkait.

e)  Jumlah total SP2D UP/GU dan TU yang diterbitkan kepada seluruh SKPD adalah

Rp45.000.000.000

f)  Jumlah total sisa UP dan TU yang disetorkan kembali oleh seluruh SKPD ke

rekening Kasda adalah Rp 250.760.000

g)  Jumlah total SP2D LS untuk belanja tidak langsung PPKD terdiri dari:

Uraian Jumlah

(Rp)

Belanja Bantuan Sosial 5.000.000.000

Belanja Bantuan Keuangan 2.500.000.000

Belanja Tak Terduga 1.500.000.000

Jumlah 9.000.000.000

h)  Jumlah penerimaan pinjaman jk panjang dari Pemerintah Pusat berdasarkan

bukti transfer dan/atau Nota Kredit Rekening Koran Bank sebesar

Rp20.000.000.000i)  Jumlah SP2D LS untuk penambahan penyertaan modal di perusahaan daerah

sebesar Rp2.000.000.000

Keterangan tambahan untuk penyesuian akhir tahun:

 j)  Pada akhir tahun diakui piutang atas DBH yang masih harus diterima. Sementara

untuk sisa anggaran DAK tidak dapat diklaim lagi mengingat progres kegiatan

sampai akhir tahun tidak mencapai 100%.

Diminta:

1)  Lakukan pencatatan transaksi pada buku jurnal finansial (termasuk penyesuaian)

atau dan buku anggaran atas transaksi di atas;

2)  Lakukan Posting ke buku besar

3)  Susunlah Neraca Saldo setelah penyesuaian

4)  Susunlah LO-PPKD untuk tahun anggaran yang berakhir 31 Des 2014

5)  Susunlah LPE PPKD untuk tahun anggaran yang berakhir 31 Des 2014

6)  Susunlah Neraca PPKD per 31 Des 2014

7)  Susunlah LRA PPKD untuk tahun anggaran yang berakhir 31 Des 2014.

Page 266: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 266/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 265

DAFTAR AKUN (Chart of Accounts)

Kode Akun Nama Akun H/D

1 Aset H

11 Aset Lancar H

111 Kas D

112 Investasi Jangka Pendek D

113 Piutang Pendapatan D

114 Piutang Lainnya D

115 Penyisihan Piutang D

116 Beban Dibayar Dimuka D

117 Persediaan D

199 Aset Untuk Dikonsolidasikan (RK SKPD) D

12 Investasi Jangka Panjang H

121 Investasi Jangka Panjang Non Permanen D

122 Investasi Jangka Panjang Permanen D

13 Aset Tetap H

131 Tanah D

132 Peralatan dan Mesin D

133 Gedung dan Bangunan D

134 Jalan, Irigasi, dan Jaringan D

135 Aset Tetap Lainya D

136 Konstruksi Dalam Pengerjaan D

137 Akumulasi Penyusutan D

14 Dana Cadangan H

141 Dana Cadangan D

15 Aset Lainnya H

151 Tagihan Jangka Panjang D

152 Kemitraan dengan Pihak Ketiga D

153 Aset Tidak Berwujud D

154 Aset Lain-lain D

2 Kewajiban H

21 Kewajiban Jangka Pendek H

211 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) D

212 Utang Bunga D

213 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang D

214 Pendapatan Diterima Dimuka D

215 Utang Beban D

216 Utang Jangka Pendek Lainnya D

22 Kewajiban Jangka Panjang H

Page 267: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 267/304

Page 268: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 268/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 267

Kode Akun Nama Akun H/D

62 Transfer Bantuan Keuangan H621 Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah Lainnya D

622 Transfer Bantuan Keuangan ke Desa D

623 Transfer Bantuan Keuangan Lainnya D

7 Pembiayaan H

71 Penerimaan Pembiayaan H

711 Penggunaan SILPA D

712 Pencairan Dana Cadangan D

713 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan D

714 Pinjaman Dalam Negeri D

715 Penerimaan Kembali Piutang D

716 Penerimaan Kembali Investasi Dana Bergulir D

72 Pengeluaran Pembiayaan H

721 Pembentukan Dana Cadangan D

722 Penyertaan Modal/Investasi Pemerintah Daerah D

723 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri D

724 Pemberian Pinjaman Daerah D

8 Pendapatan-LO H

81 Pendapatan Asli Daerah (PAD)-LO H

811 Pendapatan Pajak Daerah-LO D

812 Pendapatan Retribusi Daerah-LO D

813 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan-LO D

819 Lain-Lain PAD yang Sah-LO D

82 Pendapatan Transfer – LO H

821 Pendapatan Transfer dari Pemerintah Pusat D

822 Pendapatan Tranfer Pemerintah Pusat – Lainnya D

823 Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya D

824 Bantuan Keuangan D

83 Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah-LO H

831 Pendapatan Hibah D

832 Pendapatan Lainnya D

84 Pendapatan Non Operasional-LO H

85 Pos Luar Biasa Pos Luar Biasa H

9 Beban H

91 Beban Operasi H

911 Beban Pegawai D

912 Beban Barang D

913 Beban Bunga D

914 Beban Subsidi D

915 Beban Hibah D

916 Beban Bantuan Sosial D

Page 269: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 269/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 268

Kode Akun Nama Akun H/D

917 Beban Penyusutan D918 Beban Penyisihan Piutang D

919 Beban Lain-lain D

92 Beban Transfer H

921 Bagi Hasil Pajak D

922 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya D

923 Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah Lainnya D

924 Transfer Bantuan Keuangan ke Desa D

925 Transfer Bantuan Keuangan Lainnya D

93 Beban Non Operasional H

94 Beban Luar Biasa H

Page 270: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 270/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 269

F O R M P R O S E S P E N Y U S U N A N L A P O R A N K E U A N G A N S K P D

Page 271: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 271/304

Page 272: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 272/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 271

TanggalNomor

BuktiKode dan Nama Akun Ref Debit Kredit

Saldo

B U K U B E S A R

Page 273: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 273/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 272

Page 274: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 274/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 273

Page 275: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 275/304

Page 276: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 276/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 275

LAPORAN OPERASIONAL

PEMERINTAH KAB/KOTA ................................

PPKD ...................................................

LAPORAN OPERASIONAL

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014

(dalam rupiah)

Kode No Uraian Jumlah

1 2 3

81

Pendapatan-LO

81 2 Pendapatan Asli Daerah (PAD)-LO

811 3 Pendapatan Pajak Daerah-LO

812 4 Pendapatan Retribusi Daerah-LO

813 5 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan-LO

819 6 Lain-Lain PAD yang Sah-LO

7Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3 s.d. 6)

828

Pendapatan Transfer – LO

821 9 Pendapatan Transfer dari Pemerintah Pusat

822 10 Pendapatan Tranfer Pemerintah Pusat – Lainnya

823

11

Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya829 12 Bantuan Keuangan

13Jumlah Pendapatan Transfer (9 s.d. 12)

8314

Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah-LO

831 15 Pendapatan Hibah

83216

Pendapatan Lainnya

17Jumlah Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah (15 s.d. 16)

84 18 Pendapatan Non Operasional-LO

85 19 Pos Luar Biasa

20 JUMLAH PENDAPATAN (7+13+17+18+19)

9 21 Beban

9122

Beban Operasi

911 23 Beban Pegawai

912 24 Beban Barang

913 25 Beban Bunga

914 26 Beban Subsidi

915 27 Beban Hibah

916 28 Beban Bantuan Sosial

917 29 Beban Penyusutan

918 30 Beban Penyisihan Piutang

919 31 Beban Lain-lain

Page 277: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 277/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 276

Kode No Uraian Jumlah

32 Jumlah Beban Operasi (23 s.d. 31)

92 33 Beban Transfer

921 34 Bagi Hasil Pajak

922 35 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya

923 36 Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah Lainnya

924 37 Transfer Bantuan Keuangan ke Desa

925 38 Transfer Bantuan Keuangan Lainnya

39Jumlah Beban Transfer (34 s.d. 38)

9340

Beban Non Operasional

94 41 Beban Luar Biasa

43 JUMLAH BEBAN (32+39+40+41)

44 SURPLUS/DEFISIT (20 – 43)

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

PEMERINTAH KAB/KOTA ................................

PPKD ...................................................

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

(dalam rupiah)

No Uraian 2014 2013

1 2 3 4

1 Ekuitas Awal

2 Surplus/Defisit – LO

3 Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan/Kesalahan Mendasar:

4

Koreksi Nilai Persediaan5 Selisih Revaluasi Aset Tetap

6 Lain-lain

7 Ekuitas Akhir (1 s.d. 6)

Page 278: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 278/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 277

NERACA

PEMERINTAH KAB/KOTA ..................................

PPKD ...............................

NERACA

PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

(dalam rupiah)

Kode No UraianJumlah

Tahun 2014 Tahun 2013

11

Aset

112

Aset Lancar

111 3 Kas

112 4 Investasi Jangka Pendek

113 5 Piutang Pendapatan

114 6 Piutang Lainnya

115 7 Penyisihan Piutang

116 8 Beban Dibayar Dimuka

117 9 Persediaan

199 10 Aset Untuk Dikonsolidasikan

11 Jumlah Aset Lancar (3 s.d. 10)

1212

Investasi Jangka Panjang

121 13 Investasi Jangka Panjang Non Permanen

122 14 Investasi Jangka Panjang Permanen

15 Jumlah Investasi Jangka Panjang (13-14)

13 16 Aset Tetap

131 17 Tanah

132 18 Peralatan dan Mesin

133 19 Gedung dan Bangunan

134

20

Jalan, Irigasi, dan Jaringan135 21 Aset Tetap Lainya

136 22 Konstruksi Dalam Pengerjaan

137 23 Akumulasi Penyusutan

24Jumlah Aset Tetap (17 s.d. 23)

1425

Dana Cadangan

141 26 Dana Cadangan

27 Jumlah Dana Cadangan (26)

15 28 Aset Lainnya

151 29 Tagihan Jangka Panjang

152

30

Kemitraan dengan Pihak Ketiga

Page 279: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 279/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 278

Kode No UraianJumlah

Tahun 2014 Tahun 2013

153 31 Aset Tidak Berwujud

154 32 Aset Lain-lain

33 Jumlah Aset Lainnya (29 s.d. 32)

34 JUMLAH ASET (11+15+24+27+33)

235

Kewajiban

2136

Kewajiban Jangka Pendek

211 37 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)

212 38 Utang Bunga

213 39 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang

214 40 Pendapatan Diterima Dimuka

215 41 Utang Beban

216 42 Utang Jangka Pendek Lainnya

43Jumlah Kewajiban Jangka Pendek (37 s.d. 42)

22 44 Kewajiban Jangka Panjang

221 45 Utang Dalam Negeri

223 46 Utang Luar Negeri

224 47 Utang Jangka Panjang Lainnya

48Jumlah Kewajiban Jangka Panjang (45 s.d. 47)

49JUMLAH KEWAJIBAN (43+48)

3 50 Ekuitas

31 51 Ekuitas

311 52 Ekuitas

312 53 Ekuitas SAL

313 54 Ekuitas untuk Dikonsolidasikan

55 JUMLAH EKUITAS (52 s.d. 54)

56 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS (49+55)

Page 280: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 280/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 279

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

PEMERINTAH KAB/KOTA ................................

PPKD ...................................................

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013

(dalam rupiah)

Kode No Uraian

Anggaran

Setelah

Perubahan

2014

Realisasi

2013%

1 2 3 4 5

41

Pendapatan-LRA

412

Pendapatan Asli Daerah (PAD)-LRA

4113

Pendapatan Pajak Daerah-LRA

4124

Pendapatan Retribusi Daerah-LRA

413

5 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan-

LRA

4146

Lain-Lain PAD yang Sah-LRA

7Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3 s.d. 6)

428

Pendapatan Transfer – LRA

421 9 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat – Dana Perimbangan

42210

Pendapatan Tranfer Pemerintah Pusat - Lainnya

42311

Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya

42412

Bantuan Keuangan

13Jumlah Pendapatan Transfer (9 s.d. 12)

4314

Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah-LRA

43115

Pendapatan Hibah

43216

Pendapatan Lainnya

17Jumlah Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah (15 s.d. 16)

18

JUMLAH PENDAPATAN (7 + 13 + 17)

519

Belanja

5120

Belanja Operasi

51121

Belanja Pegawai

51222

Belanja Barang dan Jasa

51323

Belanja Bunga

51424

Belanja Subsidi

51525

Belanja Hibah

516 26 Belanja Bantuan Sosial

27 Jumlah Belanja Operasi (21 s.d. 26)

5228

Belanja Modal

Page 281: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 281/304

Page 282: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 282/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 281

Kode No Uraian

Anggaran

Setelah

Perubahan2014

Realisasi

2013

%

65 SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (49 + 64)

LAPORAN SALDO ANGGARAN LEBIH

PEMERINTAH KAB/KOTA ................................

SKPD ...................................................

LAPORAN SALDO ANGGARAN LEBIH (SAL)

PER TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

(dalam rupiah)

No Uraian 2014 2013

1 2 3 4

1 Saldo Anggaran Lebih Awal

2 Penggunaan SAL sbg Penerimaan Pemb. Th Berjalan

3 Subtotal (1-2)

4 Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA)

5Subtotal (3+4)

6Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya

7 Lain-lain

8 Saldo Anggaran Lebih Akhir (5+6+7)

Page 283: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 283/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 282

SOAL TOPIK VIIA.  SOAL PILIHAN GANDA

1.  Diantara berikut ini yang merupakan metode analisis laporan keuangan adalah:

I.  Analisis horizontal

II.  Analisis vertikal

III.  Analisis rasio

IV.  Analisis kualitatif

A.  I, II, III

B.  I, III

C.  II, IV

D.  IV

2.  Trend analysis dilakukan dengan melihat beberapa periode laporan keuangan. Trend

analysis merupakan bagian dari: 

A.  Analisis horizontal

B.  Analisis vertikal

C.  Analisis rasio

D.  Analisis kualitatif

3.  Analisis yang dapat digunakan untuk melihat hubungan secara statistik antara

persentase kenaikan PAD dengan persentase kenaikan belanja adalah:

A.  Analisis horizontalB.  Analisis vertikal

C.  Analisis rasio

D.  Analisis regresi

4.  Diantara jenis data berikut:

I.  Primer

II.  Cross section 

III.  Sekunder

IV.  Time series 

Jenis data yang dapat digunakan dalam analisis horizontal adalah:

A.  I, II, IIIB.  I, III

C.  II, IV

D.  IV

5.  Jika diketahui bahwa jumlah belanja pegawai sebesar Rp100 milyar, belanja barang

dan jasa sebesar Rp290 milyar, belanja modal Rp380 milyar dan total keseluruhan

belanja adalah Rp770 milyar, maka nilai arus kas keluar dari aktivitas operasi

seharusnya adalah:

A.  Rp380 milyar

B.  Rp390 milyar

C.  Rp670 milyar

Page 284: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 284/304

Page 285: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 285/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 284

B.  SOAL ESSAYLakukanlah horizontal, vertikal dan rasio atas laporan keuangan dari contoh laporan

keuangan yang ada pada lampiran Handbook ini.

•  Neraca

•  Laporan realisasi anggaran

•  Laporan arus kas

•  Informasi lain yang diperlukan.

ILUSTRASI

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAHAN KOTA ABC

TAHUN XXX

N

oRumus  Analisis Laporan Keuangan Tahun xxx

1

2

3

4

5

6 9.148,48

7

8

9

Page 286: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 286/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 285

SOAL TOPIK VIII

ILUSTRASI KASUS

Video Case: LKPD 2011 Kabupaten Melawi (Kal-bar) mendapat Opini Tidak Wajar

Diskusikan kemungkinan penyebab sebuah kabupaten (misal Melawi pada taun 2011)

mendapat opini tidak wajar dan apa yang seyogyanya dilakukan oleh pemrintah daerah

untuk memperbaiki system pelaporan keuangan yang mereka miliki sehingga dapat

menyajikan laporan keuangan yang transparan, akuntabel dan sesuai dengan SAP.

Page 287: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 287/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 286

DAFTAR PUSTAKA

A.  Buku Literatur

1.  Arens, Alvin A and James K Loebbecke, Auditing, An

Integrated Approach. Prentice Hall International, Englewood Cliffs, 5th

edition, 2010

2.  Bastian, Indra, 2006,  Akuntansi Sektor Publik: Suatu

Pengantar , Penerbit Erlangga, Jakarta (IB)

3.  BPK RI, 2007, Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.

4.  DJPK, 2012, Handbook Akuntansi Pemda

5.  Mulyana, Budi, Handbook Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual,

Berdasar SAP Akrual (PP 71/2010), 20126.  Prof Abdul Halim dan Muhammad Syam Kusufi, Akuntansi Keuangan Daerah

 – SAP berbasis Akrual, Edisi 4, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2012

7.  Freeman, Robert J. dan Craig D. Shoulders. 2003. Governmental and

Nonprofit Accounting. Person Education, Prentice Hall. 7 th Edition.

8.  Mardiasmo, 20XX, Akuntansi Sektor Publik, Penerbit Andi, Yogyakarta.

B.  Peraturan Perundangan

1.  Undang-undang RI No 32/2004 tentang Pemerintah Daerah

2.  Undang-Undang No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara;3.  Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

4.  Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan Daerah;

5.  PP 60/2008

6.  Peraturan Pemerintah No. 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah;

7.  Buletin Teknis (Bultek) Standar Akuntansi Pemerintahan No. 1 s/d 10

8.  Interpretasi Standar Akuntansi Pemerintahan (IPSAP) No. 2 dan 3

9.  Permendagri 13 tahun 2006 jo Permendagri 59 tahun 2007 jo Permendagri

21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

10. Permendagri No 64 tahun 2013 tentang Penerapan Standar AkuntansiPemerintahan berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman

Tata Cara Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah jo

Permendagri Nomor 8 Tahun 2009 tentang Perubahan Permendagri No 23

Tahun 2007

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma

Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah

13. Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan Daerah;

14. PMK 238 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi

Pemerintahan

Page 288: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 288/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 287

15. SE Ditjen BAKD No.900/079/BAKD/2008

Page 289: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 289/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 288

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 290: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 290/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 289

Lampiran 1Bagan Alir Akuntansi dan Pertanggungjawaban 

Sumber : Dep. Dalam Negeri, Bagan Alir Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah

berdasarkan Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah, 2006

Page 291: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 291/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 290

Lampiran 2Bagan Alir Akuntansi SKPD (1)

Sumber : Dep. Dalam Negeri, Bagan Alir Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah

berdasarkan Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah, 2006

Page 292: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 292/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 291

Lampiran 3Bagan Alir Akuntansi SKPD (2)

Sumber : Dep. Dalam Negeri, Bagan Alir Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah

berdasarkan Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah, 2006

Page 293: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 293/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 292

Lampiran 4Bagan Alir Laporan Keuangan SKPD (1)

Sumber : Dep. Dalam Negeri, Bagan Alir Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah

berdasarkan Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah, 2006

Page 294: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 294/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 293

Lampiran 5Bagan Alir Laporan Keuangan SKPD (2)

Sumber : Dep. Dalam Negeri, Bagan Alir Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah

berdasarkan Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah, 2006

Page 295: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 295/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 294

Lampiran 6Bagan Alir Akuntansi SKPKD (PPKD) (1)

Sumber : Dep. Dalam Negeri, Bagan Alir Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah

berdasarkan Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah, 2006

Page 296: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 296/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 295

Lampiran 7Bagan Alir Akuntansi SKPKD (PPKD) (2)

Sumber : Dep. Dalam Negeri, Bagan Alir Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah

berdasarkan Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah, 2006

Page 297: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 297/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 296

Lampiran 8Bagan Alir Laporan Keuangan Pemda (2)

Sumber : Dep. Dalam Negeri, Bagan Alir Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah

berdasarkan Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah, 2006

Page 298: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 298/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 297

Lampiran 9Bagan Alir Laporan Keuangan Pemda (2)

Sumber : Dep. Dalam Negeri, Bagan Alir Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah

berdasarkan Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah, 2006

Page 299: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 299/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 298

Lampiran 10Bagan Alir Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD (1)

Sumber : Dep. Dalam Negeri, Bagan Alir Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah

berdasarkan Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah, 2006

Page 300: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 300/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 299

Lampiran 11Bagan Alir Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD (2)

Sumber : Dep. Dalam Negeri, Bagan Alir Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah

berdasarkan Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah, 2006

Page 301: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 301/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 300

Lampiran 12Bagan Alir Pembahasan Laporan Keuangan Pemda (1)

Sumber : Dep. Dalam Negeri, Bagan Alir Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah

berdasarkan Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah, 2006

Page 302: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 302/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 301

Lampiran 13Bagan Alir Pembahasan Laporan Keuangan Pemda (2)

Sumber : Dep. Dalam Negeri, Bagan Alir Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah

berdasarkan Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah, 2006

Page 303: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 303/304

Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 302

Lampiran 14Artikel Penyimpangan Laporan Keuangan Pemda

Penyimpangan laporan keuangan pemda dan BUMD capai

Rp1,17 triliun

Online: Selasa, 02 April 2013 | 18:14 wib ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan 1.871 kasus

dugaan pelanggaran aturan pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) danBadan Usaha Milik Daerah (BUMD) di semester II 2012. Nilainya mencapai Rp 1,17

triliun.

Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Hadi Poernomo mengatakan, temuan atas

ribuan kasus tersebut sebagian besar terjadi pada pemeriksaan LKPD sebanyak 1.793

kasus dengan nilai Rp1,15 triliun. "Selebihnya terjadi pada pemeriksaan BUMD," ungkap

Hadi di Jakarta, Selasa (2/4/2014).

Hadi mengatakan, pada Semester II-2012 BPK memeriksa sebanyak 94 LKPD

provinsi/kabupaten/kota tahun anggaran 2011. Sehingga, pada 2012 BPK telah

menyelesaikan laporan hasil pemeriksaan (LHP) atas 520 LKPD tahun anggaran 2011 dari524 pemda yang wajib menyusun LKPD.

"Masih terdapat empat pemda yang terlambat menyerahkan LKPD ke BPK. Selain itu,

kami juga telah memeriksa dua LKPD 2010 dan sembilan laporan keuangan PDAM

2011," ujarnya

Hadi menambahkan, terhadap 94 LKPD 2011, BPK memberikan opini wajar dengan

pengecualian (WDP) atas 33 LKPD, opini tidak wajar (TW) diberikan kepada tiga LKPD

dan tidak memberikan pendapat (TMP) pada 58 LKPD. Dikatakan, hasil pemeriksaan atas

LKPD menunjukkan bahwa pemda tingkat provinsi dan kota memperoleh opini yang

lebih baik dibandingkan dengan pemda kabupaten.

"Jadi, pemda kabupaten perlu didorong untuk memperbaiki pengelolaan dan pelaporan

keuangannya," ujar Hadi.

Secara garis besar, penyebab LKPD pemda tidak memperoleh opini WTP di 2011,

menurut Hadi, disebabkan oleh aset yang belum dilakukan inventarisasi dan penilaian.

Selain itu,pemda juga belum melakukan pembatasan lingkup pemeriksaan serta ada

kelemahan pada pengelolaan kas, piutang, persediaan, investasi belanja barang/jasa dan

belanja modal.

Page 304: Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

8/10/2019 Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014

http://slidepdf.com/reader/full/modul-akuntansi-keuangan-pemda-2014 304/304