Upload
others
View
38
Download
9
Embed Size (px)
PEMERIKSAAN PEMELIHARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
Modul : 15
DISKRIPSI SINGKAT MATA DIKLAT
Mata Diklat ini dimaksudkan untuk memberikan
pemahaman kepada peserta diklat tentang
Pemeriksaan Pemeliharaan Pekerjaan Konstruksi
pembangunan bangunan gedung, melalui
ceramah interaktif dan diskusi serta kunjungan
lapangan
2
HASIL BELAJAR
Diharapkan setelah mengikuti mata diklat ini,
peserta akan mempunyai kemampuan untuk
memahami dan mengelola Pemeriksaan Pekerjaan
Pelaksanaan Konstruksi dalam pembangunan
bangunan gedung
3
INDIKATOR HASIL BELAJAR
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu
menjelaskan mengenai:
1. Ketentuan yang dianut (Dasar Hukum).
2. Pemeriksaan terhadap cacat -cacat tersembunyi Mutu .
3. Pemeriksaan hasil perbaikan/penyempurnaan terhadap cacat-cacat tersembunyi Mutu .
4. Pengawasan terhadap hasil pelaksanaan uji coba/testing/comissioning.
5. Pemeriksaan akhir kesesuaian.
6. Laporan dan serah Terima Pekerjaan MK/Pengawas
4
SASARAN PESERTA
Peserta yang diharapkan dapat mengikuti Diklat ini adalah Aparat Sipil Negara dari :
1. Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang melakukan pembinaan penyelenggaraan BG.
2. K/L/Pemda yang menyelenggarakan pembangunan
BGN.
3. Instansi Lain yang menyelenggarakan pembangunan
BG.
5
PENGERTIAN
Pemeriksaan Pemeliharaan Pekerjaan Konstruksi;
Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak terkait, setelah dilakukannya Serah Terima I (Pertama) Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi sampai selesainya Masa Pemeliharaan atau sebelum dilakukannya Serah Terima II (Kedua).
MULAI
KICK OF METTING
MEMBUAT RMK
SELESAI
PENGADAAN
PERENCANA
PERENCANAAN
PENGADAAN
KONTRAKTOR
PEK. PERSIAPAN
PELAKSANAN
PEKERJAAN
TESTING
COMISSIONING
SERAH TERIMA I
SERAH TERIMA II
PENUUPAN PROYE
PEMELIHARAN
MULAI
KICK OF METTING
MEMBUAT RMK
PEK. PERSIAPAN
PELAKSANAN
PEKERJAAN
TESTING
COMISSIONING
SERAH TERIMA I
USERAH TERIMA II
PENUUPAN PROYE
PEMELIHARAN
SELESAI
MK
PENGAWAS
6
BAGIAN 1. KETENTUAN YANG HARUS DIANUT.
(DASAR HUKUM)
1. PP29 Tahun 2000
2. PP36 Tahun 2005
3. PER PRES 54 tahun 2010
4. PER MEN PU 25/PRT/M/2007
5. PER MEN PU 45/PRT/M/2007
6. PER MEN PUPR 31/PRT/M/2015
7. PER MEN PUPR 05/PRT/M/2016
8. SE MEN PU 06/SE/M/2010
7
BAGIAN I.
1. Ketentuan ttg Uji Coba dan Penyerahan Akhir sesuai Kontruksi PP29 Tahun 2000 Pasal 28 dan Pasal 29
Pasal 28 (1) Lingkup tahap pelaksanaan beserta pengawasan
pekerjaan konstruksi meliputi pelaksanaan fisik,
pengawasan, uji coba, dan penyerahan hasil akhir pekerjaan.
Pasal 29 (1)Penyedia jasa wajib menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan serta
pengawasan yang meliputi hasil tahapan pekerjaan, hasil penyerahan
pertama dan hasil penyerahan akhir secara tepat biaya, tepat mutu,
dan tepat waktu.
(4) Untuk pekerjaan tertentu uji coba wajib dilakukan atau disahkan
oleh instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
8
BAGIAN I.
2. Ketentuan ttg Kegagalan Konstruksi PP29 Tahun 2000
pasal 31
Pasal 31
Kegagalan pekerjaan konstruksi adalah keadaan
hasil pekerjaan konstruksi yang tidak sesuai dengan
spesifikasi pekerjaan sebagaimana disepakati
dalam kontrak kerja konstruksi baik sebagian
maupun keseluruhan sebagai akibat kesalahan
pengguna jasa atau penyedia jasa.
9
BAGIAN I.
3. Ketentuan ttg Pengawasan Kontruksi dalam PP36 Tahun
2005 pada pasal 70.
(1) Pengawasan konstruksi bangunan gedung berupa kegiatan pengawasan
pelaksanaan konstruksi atau kegiatan manajemen konstruksi
pembangunan bangunan gedung.
(2) Kegiatan pengawasan pelaksanaan konstruksi bangunan gedung meliputi
pengawasan biaya, mutu, dan waktu pembangunan bangunan gedung
pada tahap pelaksanaan konstruksi, serta pemeriksaan kelaikan fungsi
bangunan gedung.
(3) Kegiatan manajemen konstruksi pembangunan bangunan gedung
meliputi pengendalian biaya, mutu, dan waktu pembangunan bangunan
gedung, dari tahap perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi
bangunan gedung, serta pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung.
(4) Pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung (SLF) meliputi pemeriksaan
kesesuaian fungsi, persyaratan tata bangunan, keselamatan, kesehatan,
kenyamanan, dan kemudahan, terhadap izin mendirikan bangunan
gedung yang telah diberikan.
10
BAGIAN I.
.
4. Ketentuan ttg Masa Pemeliharaan: (Perpres 54 Tahun 2010 Pasal 95 Ayat (5)
(5) Khusus Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya:
a. Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
melakukan pemeliharaan atas hasil pekerjaan
selama masa yang ditetapkan dalam Kontrak,
sehingga kondisinya tetap seperti pada saat
penyerahan pekerjaan;
b. Masa pemeliharaan paling singkat untuk pekerjaan
permanen selama 6 (enam) bulan, sedangkan untuk
pekerjaan semi permanen selama 3 (tiga) bulan; dan
c. Masa pemeliharaan dapat melampaui Tahun
Anggaran.
11
BAGIAN I.
.
5. Ketentuan Masa Pemeliharaan dalam Permen PU 45/PRT/M/2007 butir C. Pelaksanaan Pekerjaan butir:.
8 Pemeliharaan konstruksi adalah tahap uji coba dan pemeriksaan
atas hasil pelaksanaan konstruksi fisik. Di dalam masa
pemeliharaan ini penyedia jasa pelaksanaan konstruksi
berkewajiban memperbaiki segala cacat atau kerusakan dan kekurangan yang terjadi selama masa konstruksi.
9. Dalam masa pemeliharaan semua peralatan yang dipasang di
dalam dan di luar gedung, harus diuji coba sesuai fungsinya.
Apabila terjadi kekurangan atau kerusakan yang menyebabkan
peralatan tidak berfungsi, maka harus diperbaiki sampai berfungsi
dengan sempurna.
10. Apabila tidak ditentukan lain dalam kontrak kerja pelaksanaan
konstruksi bangunan gedung negara, masa pemeliharaan
konstruksi untuk bangunan gedung semi permanen minimal
selama 3 (tiga) bulan dan untuk bangunan gedung permanen
minimal 6 (enam) bulan terhitung sejak serah terima pertama
pekerjaan konstruksi.
12
BAGIAN I.
6. Ketentuan Dokumen Hasil Pelaksanaan Konstruksi dalam Permen PU 45/PRT/M/2007 butir C. Pelaksanaan Pekerjaan butir:.
11. Dokumen hasil Pelaksanaan Konstruksi, meliputi: 1) gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (as built
drawings).
2) semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan
konstruksi fisik, termasuk Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
3) kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik, pekerjaan pengawasan
beserta segala perubahan/ addendumnya.
4) laporan harian, mingguan, bulanan yang dibuat selama
pelaksanaan konstruksi fisik, laporan akhir manajemen
konstruksi/pengawasan, dan laporan akhir pengawasan berkala
5) berita acara perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah/kurang, serah
terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain yang
berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi fisik.
6) foto-foto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan kemajuan
pelaksanaan konstruksi fisik
7) manual pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung, termasuk
petunjuk yang menyangkut pengoperasian dan perawatan peralatan dan
perlengkapan mekanikal-elektrikal bangunan.
.
13
BAGIAN I.
.
7. Ketentuan tentang Tugas Pengelola Kegiatan dalam Permen PU 45/PRT/M/2007 butir C. Pelaksanaan Pekerjaan butir:.
2. Pada tahap pasca-konstruksi,
yaitu kegiatan persiapan untuk mendapatkan status dari
pengelola anggaran, Sertifikat Laik Fungsi (SLF), dan
pendaftaran sebagai bangunan gedung negara untuk
mendapatkan HDNo dari Departemen Pekerjaan Umum,
pengelola kegiatan membantu Pengguna Anggaran
untuk:
a) Menyiapkan dokumen pembangunan;
b) Menyiapkan dokumen pendaftaran Bangunan Gedung
Negara;
c) Menyerahkan bangunan gedung negara yang telah
selesai dari Pengelola kegiatan kepada Pengguna
Anggaran, melalui Kuasa Pengguna Anggaran/Eselon I.
14
BAGIAN I.
8. Ketentuan mengenai Dokumen IMB dalam Permen PUPR No 05/PRT/M/2016 ttg Izin Menditrikan Bangunan.
Pasal 42
Ketentuan mengenai format surat pemberitahuan
kelengkapan, surat pemberitahuan hasil penilaian
dokumen rencana teknis, surat pertimbangan teknis oleh
TABG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33, Pasal 35,
dan Pasal 36 sesuai dengan Lampiran IV yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
15
BAGIAN I.
.
9. Ketentuan mengenai Dokumen IMB dalam Permen PUPR No 05/PRT/M/2016ttg Izin Menditrikan Bangunan.
Pasal 68
(1) Dokumen IMB diterbitkan dengan Keputusan
Bupati/Walikota atau Gubernur untuk Provinsi DKI
Jakarta.
(2) Dokumen IMB ditandatangani oleh pejabat yang
menyelenggarakan IMB atas nama Bupati/Walikota
atau Gubernur untuk Provinsi DKI Jakarta.
(3) Contoh dokumen IMB sesuai dengan Lampiran VI yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
16
BAGIAN I.
.
10. Ketentuan mengenai SLF dalam Permen PU No. 25/PRT/M/2007 ttg Sertifikat Laik Fungsi.
TATA CARA PENERBITAN SLF BANGUNAN GEDUNG
1. Tata Cara Umum
a. Kelengkapan dokumen Proses pengurusan penerbitan SLF
bangunan gedung yang pertama diterbitkan dapat
dilakukan setelah pelaksanaan konstruksi bangunan gedung
selesai dan dilengkapi dokumen meliputi:
1)Dokumen pelaksanaan konstruksi, atau catatan pelaksanaan
konstruksi termasuk as built drawings, pedoman
pengoperasian dan pemeliharaan/perawatan bangunan
gedung, peralatan serta perlengkapan mekanikal dan
elektrikal bangunan gedung (manual), dan dokumen ikatan
kerja.
2) Dokumen administratif meliputi IMB, dokumen status/bukti
kepemilikan bangunan gedung dan dokumen status hak
atas tanah.
17
BAGIAN I.
. 11. Ketentuan mengenai SLF dalam Permen PU No.
25/PRT/M/2007 ttg Sertifikat Laik Fungsi.
PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN SLF BANGUNAN GEDUNG
1. Pemberian SLF bangunan gedung sebagai satu kesatuan
sistem dengan penerbitan IMB harus mengikuti prinsip-prinsip:
a. Pelayanan prima Proses pemeriksaan kelaikan fungsi,
persetujuan, penerbitan SLF bangunan gedung, dan
perpanjangan SLF bangunan gedung dilaksanakan dengan
waktu proses yang singkat sesuai dengan kompleksitas teknis
bangunan gedung; dan
b. Tanpa pungutan biaya SLF bangunan gedung sebagai
keterangan yang menyatakan bahwa pelaksanaan
pembangunan bangunan gedung telah memenuhi
persyaratan dan ketentuan dalam IMB untuk dapat
dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya, sehingga tidak
dikenakan biaya lagi.
18
BAGIAN I.
. 12. Ketentuan mengenai SLF dalam Permen PU No.
25/PRT/M/2007 ttg Sertifikat Laik Fungsi.
PERSYARATAN PENERBITAN SLF BANGUNAN
GEDUNG
1.Pemenuhan persyaratan administratif:
a.Kesesuaian data aktual (terakhir)
dengan data dalam dokumen
status hak atas tanah;
b.Kesesuaian data aktual (terakhir)
dengan data dalam IMB, dan/atau
dokumen status kepemilikan bangunan
gedung yang semula telah
ada/dimiliki; dan
c.Kepemilikan dokumen IMB.
19
BAGIAN I.
. 13. Ketentuan mengenai SLF dalam Permen PU No.
25/PRT/M/2007 ttg Sertifikat Laik Fungsi.
PERSYARATAN PENERBITAN SLF BANGUNAN
GEDUNG 1) Pemeriksaan dan pengujian pada proses penerbitan SLF
bangunan gedung untuk menilai pemenuhan persyaratan
teknis:
a) Kesesuaian data aktual (terakhir) dengan data dalam
dokumen pelaksanaan konstruksi bangunan gedung
termasuk as built drawings, pedoman pengoperasian dan
pemeliharaan/perawatan bangunan gedung, peralatan
serta perlengkapan mekanikal dan elektrikal bangunan
gedung (manual), dan dokumen ikatan kerja;
b) Pengujian/test di lapangan (on site) dan/atau di
laboratorium untuk aspek keselamatan, kesehatan,
kenyamanan, dan kemudahan, pada struktur, peralatan,
dan perlengkapan bangunan gedung, serta prasarana
bangunan gedung pada komponen konstruksi atau
peralatan yang memerlukan data teknis yang akurat; dan
20
BAGIAN I.
.
14. Ketentuan mengenai Cacat Mutu dalam Permen PU No. 31/PRT/M/20015 ttg Standar dan Pedoman Pangadaan Jakon.
71. Cacat Mutu
PPK atau Pengawas Pekerjaan akan memeriksa setiap Hasil
Pekerjaan dan memberitahukan penyedia secara tertulis atas setiap
Cacat Mutu yang ditemukan. PPK atau Pengawas Pekerjaan dapat
memerintahkan penyedia untuk menemukan dan mengungkapkan
Cacat Mutu, serta menguji Hasil Pekerjaan yang dianggap oleh PPK
atau Pengawas Pekerjaan mengandung Cacat Mutu. Penyedia
bertanggung jawab atas perbaikan Cacat Mutu selama Masa
Kontrak.
72. Pengujian
Jika PPK atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk
melakukan pengujian Cacat Mutu yang tidak tercantum dalam
Spesifikasi Teknis dan Gambar, dan hasil uji coba menunjukkan
adanya Cacat Mutu maka penyedia berkewajiban untuk
menanggung biaya pengujian tersebut. Jika tidak ditemukan
adanya Cacat Mutu maka uji coba tersebut dianggap sebagai
Peristiwa Kompensasi.
21
73. Perbaikan Cacat Mutu
• 73.1 PPK atau Pengawas Pekerjaan akan menyampaikan pemberitahuan Cacat Mutu kepada penyedia segera setelah ditemukan Cacat Mutu tersebut. Penyedia bertanggung jawab atas cacat mutu selama Masa Pelaksanaan dan Masa Pemeliharaan.
• 73.2 Terhadap pemberitahuan Cacat Mutu tersebut, penyedia berkewajiban untuk memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam pemberitahuan.
• 73.3 Jika penyedia tidak memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu yang ditentukan maka PPK, berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan, berhak untuk secara langsung atau melalui pihak ketiga yang ditunjuk oleh PPK melakukan perbaikan tersebut. Penyedia segera setelah menerima permintaan penggantian biaya/klaim dari PPK secara tertulis berkewajiban untuk mengganti biaya perbaikan tersebut. PPK dapat memperoleh penggantian biaya dengan memotong pembayaran atas tagihan penyedia yang jatuh tempo (jika ada) atau uang retensi atau pencairan Surat Jaminan Pemeliharaan atau jika tidak ada maka biaya penggantian akan diperhitungkan sebagai utang penyedia kepada PPK yang telah jatuh tempo.
• 73.4 PPK mengenakan Denda Keterlambatan untuk setiap keterlambatan perbaikan Cacat Mutu, dan mengenakan sanksi daftar hitam kepada penyedia jika tidak melaksanakan perbaikan Cacat Mutu. Besaran denda keterlambatan akibat cacat mutu ini ditentukan dalam SSKK.
BAGIAN I.
.
15. Ketentuan mengenai Perbaikan Cacat Mutu dalam Permen PU No. 31/PRT/M/20015 ttg Standar dan Pedoman Pangadaan Jakon.
22
PEMERIKSAAN/PENGAWASAN PADA MASA PEMELIHARAAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI
MULAI
SERAH TERIMA II
PENTUUPAN PROYEK
PEMELIHARAAN
SELESAI
60
HK
PERMOHONAN IMB KE PEMDA
1. Pemeriksaan terhadap cacat Mutu.
4. Pemeriksaan akhir kesesuaian dengan IMB
3. Pengawasan terhadap hasil pelaksanaan uji coba/testing/comissioning. 2. Pemeriksaan hasil perbaikan/penyempurnaan terhada cacat Mutu.
BA SELESAINYA PEKERJAAN 100%
BA HASIL UJICOBA/TESTING
PERMOHONAN SLF KE PEMDA
IMB DARI PEMDA DAN LAMPIRAN
SLF DARI PEMDA
JAMINAN PEMELIHARAAN
CEKLIST SEBELUM 100% (Cacat Mutu)
1. Data IMB dapat dipergunakan
2. Data hasil ujicoba dapat dipergunakan
3. Data cacat dapat dipergunakan
10
TA
HU
N
BA SERAHTERIMA I
KICK OF METTING
MEMBUAT RMK
PEK. PERSIAPAN
PELAKSANAN
PEKERJAAN
TESTING
COMISIONING
SERAH TERIMA I
KEG
AG
ALA
N K
ON
ATR
UK
SI
KEGAGALAN BANGUNAN
4. Data cacat dapat dipergunakan
BA SERAH TERIMA II (TERAKHIR)
LAPORAN PEKERJAAN MK/PENGAWAS BA SERAH TERIMA PEKERJAAN MK/PENGAWAS
23
BAGIAN II.
PEMERIKSAAN TERHADAP CACAT- MUTU
BERDASARKAN
1. Gambar
2. Spesifikasi Teknis
3. Rencana Kerja dan Syarat2
4. BoQ
5. Fungsional Bangunan
24
CONTOH CEK LIST I HASIL PEKERJAAN
25
CONTOH FORM PERMOHONAN TEST
26
CONTOH FORM PEMERIKSAAN CACAT MUTU
27
BAGIAN IV.
ENGAWASAN TERHADAP HASIL PELAKSANAAN
UJI COBA/TESTING/COMISSIONING.
1. Struktur diantaranya:
a. Loading Test Pondasi
b. Tes Beton
c. Tes Besi
d. Penurunan bangunan,dll
2. Mekanikal/Elektrikal a. Lift b. Pompa c. Listrik d. Telepon e. CCTV f. Kebakaran, dll
3. Peralatan sesuai fungsi bangunan
28
CONTOH BERITA ACARA TESTING KOMISIONING
29
CONTOH FORM PELAKSANAAN INSPEKSI & TEST
30
BAGIAN V
PEMERIKSAAN AKHIR KESESUAIAN. • Lampiran Dokumen IMB
• Buat Berita Acara /Laporan Pemeriksaan oleh MK/Pengawas
31
CONTOH FORMAT IMB
32
CONTOH FORM PEMBERITAHUAN HASIL
PENILAIAN RENCANA TEKNIS
33
LAMPIRAN PENILAIAN DOK RENCANA TEKNIS
34
JENIS GAMBAR BANGUNAN UNTUK IMB
35
SURAT PERNYATAAN PEMERIKSAAN KELAIKAN FUNGSI BANGUNAN GEDUNG
(KESESUIAN IMB)
36
DAFTAR SIMAK 37
BAGIAN VI. LAPORAN DAN SERAH TERIMA
PEKERJAAN MK/PENGAWAS
38
FORM LAPORAN PEKERJAAN MK
39
FORM BERITA ACARA SERAH TERIMA PEKERJAAN MK
40
FORM LAPORAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN
41
TERIMA KASIH
42
SURAT EDARAN MEN PU
NOMOR : 06/SE/M/2010
1. MODEL KERANGKA ACUAN KERJA MANAJEMEN KONSTRUKSI
2. MODEL KONTRAK
3. SURAT PERINTAH MULAI KERJA MANAJEMEN KONSTRUKSI 4. MODEL BERITA ACARA MANAJEMEN KONSTRUKSI
5. MODEL KERANGKA ACUAN KERJA PERENCANAAN
6. MODEL KONTRAK
7. SURAT PERINTAH MULAI KERJA PERENCANAAN 8. MODEL BERITA ACARA PERENCANAAN
9. MODEL KERANGKA ACUAN KERJA PENGAWASAN
10. MODEL KONTRAK
12. MODEL BERITA ACARA PENGAWASAN 13. MODEL KONTRAK 1
14. SURAT PERINTAH MULAI KERJA PELAKSANAAN
15. MODEL BERITA ACARA PELAKSANAAN
43
FORM BERITA ACARA SERAH TERIMA I PEKERJAAN PELAKSANAAN
44
FORM BERITA ACARA SERAH TERIMA II
PEKERJAAN PELAKSANAAN 45
FORM BERITA ACARA PERUBAHAN
PEKERJAAN PELAKSANAAN
46
FORM LAPORAN PERHITUNGAN
PEKERJAAN TAMBAH KURANG
47
FORM LAPORAN FOTO KEGIATAN PEKERJAAN PELAKSANAAN
48
STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN JASA KONSTURKSI
(PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 31/PRT/M/2015 TENTANG PERUBAHAN
KETIGA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 07/PRT/M/2011 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA
KONSULTANSI )
49
50
51