Upload
mary-winchester
View
266
Download
30
Embed Size (px)
Citation preview
بسم لله الرحمن الرحيم
PATOFISIOLOGI ADIKSI DAN MODEL PSIKOPATOLOGI ADIKSI
Modul 1
Modul 1
• Pada akhir sesi, peserta latih memahami bagaimana kerja otak dan pengaruh zat adiktif terhadap perilaku individu yang mengalami adiksi napza
Tujuan Umum
• Peserta latih mampu: • Menjelaskan fungsi otak secara umum• Menjelaskan tentang kerja zat adiktif terhadap otak• Menjelaskan dampak zat adiktif terhadap pola pikir
dan perilaku individu• Menjelaskan mengenai model adiksi
Tujuan Khusus
1. Mekanisme fungsi otak : Neurobiologi dan neuroanatomi
• memuat elemen-elemen yang vital terhadap kelangsungan hidup
Bagian otak belakang (hindbrain)
• adalah bagian yang di dalamnya terdapat area-area penting yang kaitannya dengan masalah adiksi zat psikoaktif
Otak tengah midbrain
Area-area tersebut terlibat dalam motivasi dan pembelajaran mengenai rangsangan lingkungan dan perilaku penguat yang berkaitan dengan pusat kesenangan atau kenikmatan termasuk makan-minum
Otak bagian depan (forebrain) mempunyai fungsi yang lebih kompleks.
Sel pembawa pesan /Neurotransmiter terikat reseptor
Mekanisme (lanjt)
Zat psikoaktif
mampu meniru efek neurotransmiter alamiah /endogen
mempengaruhi fungsi otak
normal:
memblokir fungsi normal,
mengubah penyimpanan, pelepasan dan pembuangan neurotransmitor.
Jenis
Agonis mengikat dan meningkatkan fungsi-fungsi reseptor
antagonis mengikat untuk memblokade fungsi reseptor
2. Kerja zat psikoaktif pada Otak
Adiksi zat psikoaktif kelainan berupa perubahan fungsi otak yang dipicu oleh zat psikoaktif tersebut
Mempengaruhi persepsi, emosi, dan proses motivasional di dalam otak
Hasil akhir dari kerja otak adalah pikiran dan perilaku gejala-gejala yang timbul ada pada proses pikir dan perilaku
Gejala behavioral yang kompleks berhubungan efek jangka pendek maupun panjang dari zat psikoaktif tersebut.
2. Kerja zat psikoaktif pada otak (lanjt)
• Depresan, • Stimulan, • Halusinogen
Kategori zat psikoaktif :
Cara aksi yang berbeda, menghasilkan efek-efek setiap zat yang berbeda pula
Terikat dengan reseptor yang berbeda
Efek-efek jangka pendek maupun panjang berbeda
Memiliki kesamaan dalam cara mempengaruhi kerja otak yang terlibat dalam motivasi terkait teori ketergantungan
3. Mekanisme utama kerja zat psikoaktif pada otak
No. Jenis Zat Mekanisme Kerja di Otak Efek jangka panjang terhadap otak1 Etanol/ Alkohol Meningkatkan efek GABA, dan menurunkan efek
eksitatori dari Glutamat. Memperkuat efek-efek yang mungkin terkait dengan peningkatan aktifitas di jalur dopamin mesolimbik.
Berubahnya fungsi dan struktur otak, terutama di bagian korteks pra frontal (prefrontal-cortex); gangguan kognitif, volume otak yang berkurang
2 Hipnotik dan Sedatif
Mendorong kerja dari neurotransmitor Kerusakan memori
3 Nikotin Mengaktifkan reseptor kolinergis nikotinis. Meningkatkan pembentukan dan penglepasan dopamin
Sulit memisahkan efek dari n ikotin dengan komponen lain dari tembakau
4 Opioida Mengaktifkan reseptor-reseptor opioida mu dan delta. Reseptor-reseptor tersebut berlimpah di area-area otak yang terlibat dalam respon terhadap zat-zat yang adiktif seperti pada jalur dopamin mesolimbik
Perubahan panjang terhadap reseptor opioida dan peptida; adaptasi dalam respon ganjaran (reward), pembelajaran dan stres
5 Kanabinoida Mengaktifkan reseptor kanabinoid juga meningkatkan aktifitas dopamin di jalur mesolimbik
Paparan jangka panjang dari kanabis dapat menyebabkan kecacatan kognitif yang bertahan lama dan memperparah penyakit jiwa yang sudah ada
6 Kokain Memblokir ambilan (re-uptake) dari transmitor seperti dopamin, sehingga memperpanjang efek-efek zat
Defisit kognitif, abnormalitas pada daerah-daerah tertentu pada korteks, cacat dalam fungsi motorik, dan waktu reaksi yang menurun
7 Amfetamin Meningkatkan penglepasan dopamin dari terminal saraf, dan menghalangi ambilan kembali (re-uptake) dari dopamin dan transmitor yang terkait
Perubahan dalam reseptor dopamin otak, perubahan metabolis regional, cacat motorik dan kognitif
8 Ekstasi Meningkatkan penglepasan serotonin dan memblokir ambilan kembali
Merusak sistem serotonin otak, membawa ke behavioral dan psikologis
9 Inhalan Kemungkinan besar mempengaruhi neurotransmitor inhibisi, seperti sedatif dan hipnotik lainnya. Mengaktifkan dopamin mesolimbik
Menyebabkan perubahan dalam pengikatan dan fungsi reseptor dopamin; fungsi kognitif yang menurun; masalah-masalah psikiatris dan neurologis
10 Halusinogen Berbagai zat yang berbeda, bekerja pada reseptor yang berlainan seperti; reseptor-reseptor serotonin, glutamat dan asetilkolin
Episode psikotik akut atau kronis, kilas balik atau mengalami kembali efek-efek zat yang sudah digunakan lama sebelumnya
4. Perkembangan ketergantungan zat berdasarkan neurobiologis dan
biobehavioral
Ketergantungan sebagai suatu proses pembelajaran yang melibatkan beberapa wilayah otak berpengaruh terhadap reward system dengan kompleksitas faktor-faktor psikologis, neurobiologis dan juga sosial.
Proses-proses biobehavioral yang melandasi ketergantungan memiliki jalur yang sama dengan fungsi yang berbeda, namun sangat kuat pengaruhnya
4. Perkembangan Ketergantungan (lanjt)
Jalur dopamin mesolimbik (Dopamine-Mesolimbic pathway) Ventral Tegmental Area (VTA), dan sebuah area yang
berkomunikasi dengannya dikenal dengan nama Nucleus Accumbens
VTA : kaya akan Dopamin
Nucleus Accumbens : area otak sangat penting yang terlibat dalam motivasi dan pembelajaran, menyampaikan nilai
motivasional dari nilai rangsangan yang datang keluarkan Dopamin
Jalur Dopamin-Mesolimbik
Dopamine-Serotonine Pathway
4. Perkembangan (lanjt)
Motivasi dan insentif
Motivasi
merupakan dorongan behavioral dan atensi terhadap rsangsangan
ada konsekuensi
Misal : jika seorang tidak merasa lapar, rangsangan visual dan aromatis yang terkait dengan
makanan (insentif) akan berefek kecil saja terhadap perilaku atau
perhatiannya (motivasi) atau sebaliknya
Sensitisasi insentif
memiliki peran motivasional dan behavioral yang meningkat Neuro
adaptasi.
4. Perkembangan (Lanjt)
Perbedaan individual dalam
kerentanan terhadap
ketergantungan zat psikoaktif disebabkan:
Faktor Genetika :
Penelitian dalam mekanisme
pewarisan biologis
beda kerja zat psikoaktif pada
individu disebabkan beda pewarisan
genetika
GABA, serotonin, dopamin
mempengaruhi jumlah dan frekuensi
alkohol yang diminum
Faktor lain
sosial
budaya
susunan genetika
بسم لله الرحمن الرحيم
MODELS OF ADDICTION
MODELS OF ADDICTION
Medical or Biomedical or Disease Model
Public Health Model
Moral Model
Legal Model
Psycho-social Model
Socio-cultural Model
Educational Model
Characterological Model
Multivariate Model
MEDICAL OR BIOMEDICAL OR DISEASE MODEL
Diajukan pertama kali oleh Jellinek pada tahun 1960 Brain Disease
Pemegang peran utama adalah neurotransmiter dopamin dan RESEPTOR
Sistem Reward Otak perkembangan toleransi Brain
Public Health Model
Penyakit Infeksi : host (human), agent [micro-organism, enviroment (physical)].
Addiction/Kecanduan : individual, psychoactive substance, environment (psycho-social).
Interaksi dari tubuh, Zat adiktif, dan lingkungan psikososial secara individu.
Ketergantungan zat >< Tidak ketergantungan zat
Individu dengan risiko tinggi >< individu dengan risiko rendah
Moral Model
Kecanduan merupakan konsekuensi pilihan personal
Individu yang memilih menggunakan zat adiktif dilihat sebagai orang yang tidak mampu mengatasi masalah yang dihadapi.
Mabuk dilihat sebagai suatu perbuatan yang penuh dosa.
Intervensi keagamaan atau spiritual diperlukan untuk merubah perilaku mereka.
Legal Model
Penggunaan zat psikoaktif akan memberikan dampak buruk terhadap individu, keluarga, dan masyarakat.
Untuk itu individu perlu harus dicegah dari dampak buruk penggunaan zat psikoaktif dengan regulasi, peraturan dan Undang-undang.
Zat psikoaktif harus dijauhkan dari individu.
Zat legal (caffein, nicotin, alcohol) >< zat ilegal (marijuana, ecstasy, shabu, LSD etc).
Psychosocial Model
Individu merupakan hal yang paling penting dalam berkembangnya kecanduan dibanding dengan peran lingkungan.
Individu harus dilindungi dari kecanduan zat adiktif.
Model ini tidak menekankan pada jenis zat (legal or illegal) tetapi pada motivasi untuk menggunakan, pola penggunaan, frekuensi dan situasi penggunaan.
Pola penggunaan : eksperimental, rekreasional atau sosial, situasional, abuse, atau ketergantungan.
Motivasi penggunaan : anticipatory, relieving, permissive of facilitative.
Socio-Cultural Model
Penerimaan sosial : penggunaan zat adiktif bisa dinilai sebagai suatu perilaku normal (caffein, nicotin) atau perilaku yang tidak normal (heroin, ecstasy).
Penerimaan sosial tergantung pada siapa yang menggunakan zat adiktif (anak yang merokok tidak bisa bisa diterima, wanita merokok kurang bisa diterima).
Penyalahgunaan zat adiktif dipertimbangkan sebagai suatu perilaku menyimpang dan mempunyai efek terhadap individu, keluarga dan masyarakat.
Perilaku menyimpang ini ditimbulkan oleh kondisi kemiskinan seperti ; industrialisasi, urbanisasi, perumahan kumuh, pengangguran dan ditemukan pada individu yang berasal dari keluarga yang bercerai atau tidak harmonis.
Multivariate Model
Kebanyakan para ilmuwan
di bidang adiksi
menerima model ini
banyak pola disfungsi
penggunaan zat adiktif,
ditimbulkan oleh berbagai tipe kepribadian,
berbagai konsekuensi
buruk,
berbagai prognosis,
membutuhkan berbagai intervensi
pengobatan.
Etiologi
Teori psikodinamika:
Pengganti masturbasi (Freud, 1897)
Identifikasi buruk terhadap figur laki-laki (Winick, 1957)
Unconscious homosexual impulses (Tausk & Clark, 1919)
Abdominal cramp as the equivalent of orgasm (Rado, 1926)
To overcome insecurity => impulse neurosis (Fenichel, 1945)
Low self-esteem, poor parent & adolescent interpersonal relationship, strong peer pressure (Lakowitz, 1961)
Depression due to lack of warm relationship between mother & child in the early life.
Behavioral Theories
Berdasarkan pada prinsip reward dan punishment.
• Primary reinforcer • Negative reinforcer • Secondary reinforcer • Secondary negative reinforcer
Efek euforia dari zat adiktif merupakan faktor penguat /reinforcer (Wikler 1953, Crowlly, 1972).
Teori biologi
Peran dari faktor genetik (alcohol, nicotin, cocain).
Social Theories
Area Concept (Shaw & Mc Key, 1942)
Masculine Protest (Parson, 1974)
The Cat and the Square theory (Finestone, Cloward, Ohlin, 1960)
Social Protest (Chein, Gay & Gay, Weisman, Kenniston, Wilson)
Anomi Concept (Merton)
The Obvious Behavior of The Addict
Terkait dengan adanya diagnosis ganda (depression, anxiety, psychose, risk-taking behavior).
Terkait dengan efek langsung efek farmakologi : aggressive, destructive, talkative, arguing, slurred speech, unsteady gait, somnolent, restless, suspicious, insomnia anorexia or hyperphagia, irritable.
Terkait dengan konsekuensi psikososial.
Lying, stealing, manipulating, poor or declining of the academic performance, undiciplinair in the workplace (not on time, working slowly, poor performance).
MODELS OF ADDICTION