99
i

MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

i

Page 2: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

ii

MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PADA ANAK PEKERJA PABRIK

(Studi Kasus di Perum Manunggal Sejahtera I

Karang Tengah Kec. Tuntang Kab. Semarang)

Tahun 2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

DWI PUTRI RAHMAWATI ZAEN

Nim: 11112084

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2016

Page 3: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

iii

Page 4: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

iv

Page 5: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

v

Page 6: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

vi

MOTTO

Artinya:

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik

bagi kamu. Dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal

ia amat buruk bagi kamu. Allah Maha mengetahui sedangkan

kamu tidak mengetahui”

(Q.S. Al-Baqarah: 216)

Page 7: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

vii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamin dengan rahmat dan hidayah Allah SWT

skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta Alm. Bapak Zaenuddin dan Ibuku tersayang ibu

Hendrati MH yang senantiasa memberikan nasehat dan telah mendidikku dari

kecil sampai akhirnya bisa menyelesaikan kuliah. Serta tidak lelah mendoakan

tanpa henti untuk menjadi pribadi yang bermanfaat untuk sesama.

2. Adikku tersayang Muhammad Syifa‟ Maulana Zaen yang selalu memberikan

semangat untuk terus menyelesaikan skripsi.

3. Keluarga besar Hasyim‟s Family, mbahti ku tersayang Ibu Sulasih.

4. Rahma, Kumi, Mbak Umi, Mbak Sita, dan sahabat-sahabatku, yang sampai

tidak bisa disebutkan satu persatu. Terimakasih selalu membersamai dalam

setiap langkah.

5. Sahabat-sahabati Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Salatiga.

6. Sahabat-sahabati ANDALAS PMII Kota Salatiga.

7. Keluarga baruku di TK Islam Tarbiyatul Banin 19 yang terus memberikan

dukungan agar segera menyelesaikan skipsi ini.

8. Teman-teman PAI C, seluruh seperjuangan PAI Angkatan 2012, Keluarga PPL

SMK Putra Bangsa dan Kelompok KKN posko 46, yang telah memberikanku

pengalaman hidup yang luar biasa.

Page 8: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

viii

Page 9: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

ix

Page 10: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

x

ABSTRAK

Zaen, Dwi Putri Rahmawati. 2016. 11112084. MODEL PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM PADA ANAK PEKERJA PABRIK (Studi Kasus di Perum

Manunggal Sejahtera I Kec. Tuntang Kab. Semarang). Skripsi. Jurusan

Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Hj. Maryatin, M. Pd.

Kata kunci: Model, Pendidikan Agama Islam, Anak Pekerja Pabrik

Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana Model pendidikan agama

Islam yang dilakukan oleh orang tua pekerja pabrik dalam mendidik anaknya

di Perum Manungal Sejahtera I. Adapun pertanyaan yang ingin dijawab

adalah: 1) Bagaimana pola pedidikan agama Islam di Perum Manunggal

Sejahtera I Karang Tengah?. 2) Apakah faktor penghambat dan pendukung

dalam menerapkan pola pendidikan agama Islam pada orang tua yang

menjadi pekerja pabrik di Perum Manunggal Sejahtera I Karang Tengah Kec.

Tuntang Kab. Semarang Tahun 2016?.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan

lapangan (field research). Teknik pengumpulan datanya melalui observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Analisis data penelitian ini dengan

menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Model yang diterapkan orang

tua pekerja pabrik adalah bersifat fleksibel. 2) Hambatan para orang tua dalam

mendidik anak-anaknya di dalam keluarga adalah kesibukan orang tua dalam

bekerja, kurangnya waktu berkumpul, dan kemauan dalam diri anak itu sendiri.

Sedangkan pendukungnya, karena kemauan orang tua agar anak menjadi

sholih/sholihah dan keluarga yang selalu berusaha maksimal membantu dalam

mendidik dan memperhatikan anak khususnya dalam bidang agama.

Page 11: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN BERLOGO................................................................... i

HALAMAN JUDUL............................................................................ ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING......................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................................. v

MOTTO...................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN...................................................................................... vii

KATA PENGANTAR................................................................................ viii

ABSTRAK................................................................................................. x

DAFTAR ISI.............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL...................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................... 1

B. Rumusan Masalah.......................................................... 9

C. Tujuan Penelitian........................................................... 9

D. Manfaat Penelitian......................................................... 10

E. Kajian Pustaka............................................................... 11

F. Penegasan Istilah............................................................ 12

G. Metode Penelitian.......................................................... 14

H. Sistematika Pembahasan................................................ 21

BAB II LANDASAN TEORI............................................................... 23

A. Model Pendidikan Agama Islam.................................... 23

B. Model Pendidikan dalam Keluarga........................ 29

Page 12: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

xii

C. Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak....................... 41

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi................................

Perilaku Keagamaan dan Usia Anak

48

E. Model Pendidikan Agama Islam Pada Anak Pekerja

Pabrik.............................................................................

58

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN............... 63

A. Gambaran Umum........................................................... 63

B. Temuan Penelitian......................................................... 68

BAB IV PEMBAHASAN...................................................................... 76

A. Model Pendidikan Agama Islam di...............................

Perum Manunggal Sejahtera I Karang Tengah

76

B. Faktor-faktor Penghambat dan Pendukung.................... 81

BAB V PENUTUP................................................................................ 84

A. Kesimpulan.................................................................... 84

B. Saran.............................................................................. 85

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Menurut Usia............................................ 64

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan................................. 65

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan................................... 66

Tabel 3.4 Sarana Pendidikan................................................................. 67

Tabel 3.5 Daftar Informan..................................................................... 67

Page 14: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar SKK

2. Nota Pembimbing Skripsi

3. Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian

4. Surat Keterangan Melakukan Penelitian

5. Lembar Konsultasi

6. Kode Penelitian

7. Riwayat Hidup Penulis

8. Hasil Wawancara

9. Dokumentasi

Page 15: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peran keluarga sangat besar dalam proses perkembangan jiwa anak,

apabila orang tua salah mendidik maka anak pun akan mudah terbawa arus

kepada hal-hal yang tidak baik. Maka dibutuhkan peran orang tua sehingga

saling melengkapi sehingga dapat membentuk keluarga yang utuh, harmonis,

dan dapat menjalankan perintah agama dengan sebaik-baiknya.

Pendidikan agama Islam berfungsi untuk mengembangkan fitrah setiap

manusia. Pendidikan agama Islam merupakan suatu proses pembelajaran yang

bertujuan untuk mendidik dan memahamkan kepada anak agar mereka paham

dan dapat menjalankan setiap ajaran yang diberikan. Sehingga manusia tidak

hanya terdaftar dalam Islam KTP saja, namun bisa menjalankan setiap ajaran

yang benar. Serta merupakan kebutuhan dalam setiap manusia. Pendidikan

agama Islam ini juga dapat mengembangkan fitrah keberagaman manusia

agar lebih memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.

Pendidikan agama Islam disini berfungsi sebagai jalur pengintegrasian

wawasan Islam dengan pendidikan yang lain. Pendidikan ini mengandung

proses belajar yang mengkhususkan dalam memahami dan mengamalkan

ajaran-ajaran Islam yang sudah diajarkan. Pendidikan agama Islam harusnya

diberikan sejak dini, agar manusia lebih bisa tahu dan dapat mengamalkan

ajarannya sedini mungkin.

Page 16: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

Pendidikan Islam menurut D Marimba merupakan pendidikan yang

berusaha dalam membimbing jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum

agama Islam menuju terbentuknya kepribadian muslim, yaitu kepribadian

yang memiliki nilai-nilai Islam dan bertanggung jawab dengan nilai-nilai

Islam (Lestari, 2010:77). Hal ini membuat pendidikan agama Islam sangat

penting bagi kehidupan. Dengan pendidikan agama Islam diharapkan dapat

tercapainya suatu tujuan pendidikan, yaitu untuk memahami, menghayati dan

mengamalkan ajaran-ajaran Islam. Adanya pendidikan agama Islam dapat

melatih dan mendidik anak agar dapat lebih tertata tingkah laku, sopan

santun, perilaku dan akhlaknya. Anak juga perlu dibekali dengan berbagai

wawasan pengetahuan yang dapat digunakan untuk menghadapi tantangan

hidup.

Dalam hal ini Islam mengibaratkan anak yang baru lahir dalam keadaan

fitrah. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW:

Artinya: “Telah bersabda Rasulullah SAW : tiada seorang bayi pun

melainkan dilahirkan dalam keadaan fitrah yang bersih, maka

orang tuanyalah yang menjadikan yahudi, nasrani, atau majusi,

sebagaimana binatang melahirkan binatang keseluruhannya,

apakah kalian mengetahui di dalamnya ada binatang yang

rampang hidungnya. (HR. Muslim: 4803)

Page 17: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

Hadist di atas menunjukkan bahwa peran keluarga khususnya

orang tua sangat penting dalam membentuk karakter anak. Orang tua

merupakan orang pertama yang paling berperan dalam perkembangan anak.

Karena orang tua adalah pendidik utama dan pertama dalam hal penanaman

keimanan bagi anaknya. Disebut pendidik utama, karena besar sekali

pengaruhnya. Disebut pendidik pertama, karena merekalah yang pertama

mendidik anaknya. Sekolah, pesantren, dan guru agama yang diundang ke

rumah adalah institusi pendidikan dan orang yang sekadar membantu orang

tua (Ahmad, 1996:8).

Anak berinteraksi dengan ibu, ayah, dalam kesehariannya. Apa yang

diberikan dan dilakukan oleh orang tua tersebut menjadi sumber perlakuan

pertama yang akan mempengaruhi pembentukkan karakteristik pribadi

perilaku anak. Para ahli menyatakan bahwa pengalaman hidup pada masa

awal akan menjadi pondasi bagi proses perkembangan anak. Sehingga dapat

dikatakan bahwa orang tua memiliki pengaruh yang besar tehadap

perkembangan seorang anak.

Anak dilahirkan dalam keadaan suci, ia membuka kedua matanya pada

kehidupan dunia ini untuk melihat ibu dan ayahnya yang menjaganya dalam

segala urusannya. Ia melihat benda-benda dengan penglihatan orang tuanya

dan memperhatikan bentuk-bentuk melalui mata mereka (Zuhaili, 2002:34).

Anak merupakan seseorang yang berada dalam suatu tahap

perkembangan menuju dewasa. Adanya tahapan-tahapan tersebut

menunjukkan bahwa anak sebagai sosok manusia akan menjadi dewasa dan

Page 18: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

mencapai kematangan hidup setelah melalui beberapa proses seiring dengan

bertambahnya usia. Oleh sebab itu, ia memerlukan adanya bantuan,

bimbingan dan pengarahan dari orang dewasa terutama kedua orang tua.

Dalam keluarga, orang tua sebaiknya mampu menciptakan hubungan

keluarga yang harmonis dan agamis, karena sebagian waktu anak digunakan

dalam lingkungan keluarga, maka hubungan dengan anggota keluarga

menjadi landasan sikap anak terhadap orang tua, dan kehidupan secara umum.

Serta pergaulan anak dalam keluarga inilah yang akan membentuk sikap

dari kepribadian anak, maka hubungan orang tua yang efektif, penuh

kemesraan dan tanggung jawab yang didasari oleh kasih sayang yang tulus,

menyebabkan anak-anak akan mampu mengembangkan aspek-aspek manusia

pada umumnya yaitu kekuatan yang bersifat individu, sosial, dan keagamaan.

Model pendidikan agama Islam dalam keluarga sangat besar

pengaruhnya dalam perkembangan jiwa anak, apabila orang tua salah

mendidik maka anak pun akan mudah terbawa arus kepada hal-hal yang tidak

baik, maka dengan adanya model, masing-masing orang tua hendaknya saling

melengkapi sehingga dapat membentuk keluarga yang utuh dan harmonis dan

dapat menjalankan perintah agama dengan sebaik-baiknya. Pendidikan agama

Islam membentuk aspek jasmani dan rohani seseorang berdasarkan kepada

nilai-nilai agama Islam yang terdapat dalam kitab suci Al-Quran dan sunnah

Rasulullah. Kedua aspek tersebut diharapkan tumbuh seimbang, sehingga

tidak menimbulkan kesenjangan antara kebutuhan rohaniah dengan kebutuhan

Page 19: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

jasmaniah, dengan hidup yang seimbang inilah seseorang akan terhindar dari

sikap mementingkan diri sendiri.

Dalam kehidupan sehari-hari hendaklah orang tua memberikan contoh

yang baik kepada anak. Misalnya, mengajak anak untuk shalat berjama‟ah,

meminta tolong kepada anak dengan nada tidak mengancam, mau

mendengarkan cerita anak tentang sesuatu hal, memberi nasehat pada

tempatnya dan pada waktu yang tepat, berbicara lembut kepada anak,

memberikan kepercayaan kepada anak untuk melakukan sesuatu dan

sebagainya. Beberapa contoh sikap dan perilaku dari orang tua yang baik

akan berimplikasi positif terhadap perilaku keagamaan anak. Di sinilah, orang

tua harus lebih serius menjadi figur suri tauladan, jangan sampai anak kecewa

pada figur orang tuanya (Gymnastiar, 2006: 110).

Anak pekerja pabrik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anak

yang orang tuanya tinggal di Perum Manunggal I yang bekerja di pabrik,

atau orang tua yang bekerja di sebuah bangunan yang di dalamnya terdapat

penglengkapan mesin untuk memproduksi barang tertentu dalam jumlah yang

banyak untuk diperdagangkan. Orang tua pekerja pabrik yang sudah

berkeluarga dan memiliki seorang anak.

Menjadi pekerja pabrik itu sebuah pilihan, orang yang niat untuk

bekerja, tetapi ketika sudah berusaha untuk mencari pekerjaan yang lebih

layak, mereka bertemu dengan pesaing yang kini telah mendapatkan title atau

mempunyai pendidikan yang lebih tinggi dari mereka. Sehingga, mereka lebih

memilih untuk bekerja di pabrik dibandingkan hanya menganggur di rumah.

Page 20: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

Karena zaman yang semakin modern, semakin banyak pula berbagai

kebutuhan yang bermacam-macam, ingin mendapat penghasilan banyak

dengan mudah dan tanpa membutuhkan ketrampilan khusus. Hampir semua

orang bisa asalkan dia benar-benar bertekad melakukannya. Untuk menjadi

pekerja pabrik tidak harus bermodal banyak, yang penting mampu untuk

meluangkan waktunya setiap hari dan fisik yang kuat ketika ingin bekerja di

pabrik. Semua itu karena faktor tekanan ekonomi, tekanan psikologis dari

diri sendiri dan lingkungan sekitar. Apalagi setelah mempunyai seorang anak,

harus memikirkan bagaimana sekolahnya, dan kehidupan sehari-harinya.

Kebutuhan sekolah anak yang utama di pikirkan mereka, karena mereka

ingin melihat anak-anak mereka menjadi orang yang sukses, orang yang

berhasil dalam meraih cita-citanya, mempunyai pendidikan yang tinggi.

Jangan sampai mengikuti jejak orang tuanya yang hanya menjadi pekerja

pabrik. Hal yang seperti itu memang yang selalu dinginkan oleh semua orang

tua kepada anaknya. Hanya ingin melihat anak-anaknya lebih dari orang

tuanya.

Sebenarnya gaji mereka tidak terlalu besar, tetapi dibanding dengan

keuangan orang yang memiliki ekonomi rendah, keuangan pekerja pabrik

sudah cukup lumayan. Pendapatan mereka dapat digunakan untuk

mencukupi kebutuhan rumah tangga dan sisanya untuk disimpan menjadi

tabungan.

Di Perumahan Manunggal Sejahtera I penduduknya menjadi pekerja

pabrik. Mereka bekerja di pabrik Damatex dan Timatex. Biasanya mereka

Page 21: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

bekerja dari pagi sampai sore, atau siang sampai malam, malam sampai pagi,

mereka bekerja mengikuti shift atau aturan yang sudah ada di perusahaan

tersebut, atau ada juga yang hanya setiap harinya bekerja dari pagi sampai

sore. Dampak negatif pekerjaan ini berimbas pada keluarga, terutama bagi

anaknya. Anak sangat membutuhkan peran orang tua untuk memberikan

kasih sayang, pendidikan dan perhatian dalam setiap waktunya, terutama

untuk anak yang masih kecil. Ketika anak merasa tidak ada yang

memperhatikan, atau kurang kasih sayang, anak akan sering merenung, dan

nakal.

Masyarakat perumahan lekat dengan masyarakat yang minim

sosialisasi. Tidak terkecuali di Perum Manunggal Sejahtera I Karang Tengah.

Bekerja keras di luar rumah dan sedikit memperhatikan bagaimana kondisi

dan pendidikan keagamaan. Hal ini menyebabkan orang tua di Perum

Manunggal Sejahtera I Karang Tengah mengandalkan TPQ (Taman

Pendidikan Al-Qur‟an), di rumah penduduk yang membuka tempat untuk

belajar mengaji dan menyekolahkan anak di sekolah Islam. Karena untuk

menjaga stabilitas religius anak. Itupun tidak menjangkau semua kalangan,

karena pada kenyataannya masih banyak anak-anak yang tidak memanfaatkan

majlis-majlis ilmu agama. Kondisi itu bukan tanpa alasan, waktu orang tua

yang lebih banyak dihabiskan untuk melengkapi ekonomi, anak yang mulai

merasa sudah tidak anak kecil lagi malu untuk mengikuti majlis, lebih

memilih sekolah umum.

Page 22: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

Ketika orang tua bekerja, anak dititipkan kepada orang terdekat atau

yang sudah mulai paham akan keadaan orang tuanya mereka mau untuk

tinggal di rumah sendiri dan menunggu orang tuanya pulang kerja. Semua

kebutuhan anak seperti makan dan yang lainnya sudah disiapkan sebelum

orang tua pekerja pabrik berangkat bekerja. Alasan-alasan itu menjadi

masalah kompleks yang terjadi di Perum Manunggal Sejahtera I Karang

Tengah tersebut. Sehingga penanaman pendidikan agama Islam hanya

berjalan ala kadarya tanpa pengawasan ketat.

Globalisasi menurut masyarakat untuk memenuhi kebutuhan. Di sini,

bidang ekonomi lah yang berperan penting dalam pemenuhan tersebut. Jalan

yang ditempuh tidak hanya kepada keluarga yang banting tulang memenuhi

kebutuhan ekonomi keluarga, namun bahkan sang istri harus turut andil dalam

proses ini. Fenomena ini dirasa sudah dimaklumi sebagian masyaraat

indonesia, begitu pun di Perum Manunggal Sejahtera I Karang Tengah ini.

Sebab, meski ekonomi bukan hal utama yang di prioritaskan, pada

kenyataannya segala hal tidak mampu kalau tidak ada materiil. Sehingga,

apabila ekonomi dikesampingkan, pada akhirnya kebutuhan yang lain akan

menurun.

Sesuai realita di atas peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana pola

Pendidikan Agama Islam yang dilakukan oleh orang tua dengan profesi

sebagai pekerja pabrik di mana waktu mereka banyak. Jadi, penelitian ini

mengangkat kasus tentang pentingnya Pendidikan Agama Islam pada anak-

anak yang ditinggalkan orang tuanya sibuk mencari nafkah setiap hari dengan

Page 23: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

bekerja di pabrik yang terikat dengan sistem sehingga tidak bisa semaunya

sendiri bertemu dengan keluarganya sesuai yang di inginkan, karena sudah

terjadwal dari perusahaan tempat dimana orang tua bekerja. Dari latar

belakang di atas peneliti mengambil judul “MODEL PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM PADA ANAK PEKERJA PABRIK (Studi Kasus di Perum

Manunggal Sejahtera I Karang Tengah, Kec. Tuntang, Kab. Semarang).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1. Bagaimana pola pedidikan agama Islam di Perum Manunggal Sejahtera I

Karang Tengah?

2. Apakah faktor penghambat dan pendukung dalam menerapkan pola

pendidikan agama Islam pada orang tua yang menjadi pekerja pabrik di

Perum Manunggal Sejahtera I Karang Tengah?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menjelaskan pola agama Islam di Perum Manunggal Sejahtera I

Karang Tengah dengan mengetahui pihak yang terlibat dan strategi

pendidikan agama di wilayah tersebut.

2. Untuk menguraikan kendala-kendala yang dihadapi keluarga dalam

melakukan pendidikan agama Islam di Perum Manunggal Sejahtera I

Karang Tengah.

Page 24: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang

jelas dan diharapkan dapat memberi manfaat secara praktis maupun teoritis,

antara lain:

1. Manfaat toeritis

Memberikan sumbangan pemikiran terhadap wacana pendidikan

Islam khususnya di bidang pola pendidikan agama Islam di lingkup

keluarga pekerja pabrik di Perum Manunggal Sejahtera I Karang Tengah

Kec. Tuntang, Kab. Semarang.

2. Manfaat praktis

a. Bagi masyarakat: Agar generasi muda dapat bermanfaat dalam

masyarakat dan mengetahui pentingnya pendidikan agama Islam.

b. Bagi anak: Agar anak sadar mengenai pentingnya pendidikan agama

Islam untuk dirinya sendiri dan dapat mengaplikasikan dalam

kehidupan sehari-harinya.

c. Bagi orang tua: Diharapkan orang tua dapat berperan penuh dalam

menanamkan pendidikan agama Islam sejak dini pada anak.

d. Bagi peneliti: menambah pengetahuan serta sebagai bekal untuk

menjadi orang tua atau ibu nantinya.

Page 25: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

E. Kajian Pustaka

Dari berbagai penelitian yang penulis ketahui, pembahasan yang

berkaitan dengan penelitian ini antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan Muslikhatun Umami (2015) , yang berjudul

“Pola Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga TKW”. Skripsi ini

menjelaskan bagaimana pendidikan akhlak yang dilakukan oleh pekerja

TKW, bagaimana strategi yang dilakukan dalam pendidikan akhlak dan

nilai akhlak yang ditanamkan kepada anak yang bekerja menjadi TKW.

Adapun perbedaan penelitian yang dilakukan, dengan penelitian

Muslikhatun Umami yaitu dari lokasi dan subjek penelitian. Penelitian

yang penulis buat lebih membahas tentang bagaimana pola pendidikan

agama Islam yang dilakukan orang tua pekerja pabrik dalam mendidik

anak-anaknya. Sedangkan penelitian Muslikhatun Umami lebih

membahas bagaimana strategi dalam pendidikan akhlak dan nilai akhlak

yang ditanamkan pada anak agar menjadi anak yang berakhlakul

karimah.

2. Penelitian yang dilakukan Ngali Mahfud (2014) yang berjudul “Pola

Pembinaan Agama Islam Bagi Warga Binaan Perempuan di Rumah

Tahanan Negara (Rutan) Kelas II B Salatiga”. Penelitian ini menjelaskan

tentang bagaimana pola pembinaan agama Islam, faktor-faktor yang

menjadi penghambat, dan upaya-upaya mengatasi hambatan-hambatan

yang terjadi yang dilakukan di Rumah Tahanan Negara (RUTAN) kelas

II B Salatiga.

Page 26: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

Adapun perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan

penelitian milik Ngali Mahfud yaitu pada tempat dan pokok

pembahasannya. penelitian yang penulis buat lebih membahas bagaimana

pola pendidikan agama Islam yang dilakukan orang tua pekerja pabrik

dalam mendidik anak-anaknya. Sedangkan skripsi milik Ngali Mahfud

lebih membahas tentang faktor penghambat dan upaya mengatasi dalam

melakukan pola pendidikan agama Islam di Rumah Tahanan Negara

(RUTAN) kelas II B Salatiga.

F. Penegasan Istilah

1. Model

Istilah pola dan model sama-sama merupakan kerangka atau

bentuk awal yang bersifat umum kemudian diberi sentuhan personal

menuju bentuk yang sempurna yang bersifat unik, pola lebih bersifat

umum, dasar, dan kaku, sedangkan model lebih bersifat subjektif

(Lestari, 2010:1). Pola artinya bentuk (struktur) yang tetap (Qodratilah,

2011:419).

2. Pendidikan agama Islam

Pendidikan agama Islam adalah mengasuh, membimbing,

mendorong, mengusahakan, menumbuhkembangkan manusia takwa

(Lisnawati, 2012:1).

Menurut Nasir dalam Syafaat (2008:15-16) pendidikan agama

Islam adalah usaha yang berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan

terhadap anak agar kelak selesai pendidikannya dapat memahami,

Page 27: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

menghayati, dan mengamalkan agama Islam, serta menjadikannya

sebagai jalan kehidupan, baik pribadi maupun kehidupan masyarakat.

Jadi, pendidikan agama Islam adalah usaha yang dilakukan

berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar dapat

memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam menuju jalan

yang benar.

3. Anak Pekerja pabrik

Anak yang dimaksud dipenelitian ini adalah anak yang orang

tuanya bekerja di pabrik, yang tinggal di Perum Manunggal Sejahtera I.

Pekerja adalah orang yang bekerja di pabrik.

Sedangkan Pabrik adalah bangunan dengan perlengkapan mesin

tempat membuat atau memproduksi barang tertentu dalam jumlah yang

besar untuk diperdangangkan. Seperti pabrik roti, pabrik semen, pabrik

sepatu (Poerwadarminta, 2006:857).

Jadi yang dimaksud anak pekerja pabrik dalam tulisan ini adalah

anak yang orang tuanya berada di Perum Manunggal Sejahtera I yang

bekerja di pabrik atau sebuah bangunan yang di dalamnya terdapat

penglengkapan mesin untuk memproduksi barang tertentu dalam jumlah

yang banyak untuk diperdagangkan.

Dari pengertian-pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

yang dimaksud dengan judul Model Pendidikan Agama Islam Pada Anak

Pekerja Pabrik adalah sebuah model yang dilakukan oleh pekerja pabrik

dalam membimbing dan mengasuh anak-anaknya agar dapat memahami,

Page 28: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

menghayati dan mengamalkan agama Islam menuju jalan yang benar.

Sehingga dapat menjadi bekal untuk tetap memperhatikan ajaran agama

Islam dan dapat diterapkan dalam kehidupan anak-anaknya kelak.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif yaitu dengan menyajikan

gambaran tentang peran bakat diri dalam peningkatan indeks prestasi

mahasiswa disertai faktor pendorong dan penghambat serta solusi

permasalahan tersebut.

Menurut Moleong (2011:6) penelitian kulitatif adalah penelitian

yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

tindakan,dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk

kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan

dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Dalam buku berjudul

Melejitkan Kemahiran Menulis Karya Ilmiah Bagi Mahasiswa

(Maslikhah, 2013:67) juga disebutkan bahwa penelitian berjenis kualitatif

biasanya memuat tentang jenis pendekatan penelitian, data dan sumber

data, teknik pengumpulan data, validitas data, dan teknik analisis data.

Penelitian ini adalah field research yang bermaksud untuk

mengetahui data responden secara langsung dari lapangan, yakni suatu

penelitian yang bertujuan mengetahui situasi atau keadaan sebenarnya

Page 29: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

tentang bagaimana model pendidikan agama Islam pada anak yang orang

tuanya bekerja di pabrik.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai pencari informasi

dan pengamat, dimana peneliti mencari informasi kepada orang tua

pekerja pabrik tentang bagaimana melakukan model pendidikan agama

Islam pada anaknya dan apa yang menjadi penghambat dan pendukung

dalam proses mendidik anak tentang pendidikan agama Islam. Sehingga

peneliti harus berusaha untuk menggali atau mencari informasi yang

berkaitan dengan Model Pendidikan Agama Islam Pada Anak Pekerja

Pabrik di Perum Manunggal Sejahtera I tersebut.

3. Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian ini berada di Perum Manunggal Sejahtera I

Karang Tengah, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Karena di

perumahan ini menarik untuk diteliti tentang bagaimana model

pendidikan agama Islam yang sebagian besar warganya bekerja di luar

rumah sebagai pekerja pabrik. Penelitian dilaksanakan sejak penyusunan

proposal yaitu dari April 2016 sampai penulisan laporan penelitian ini

selesai.

4. Sumber Data

a. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan atau tempat

penelitian. Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang

Page 30: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau mewawancarai.

Kami menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi secara

langsung tentang bagaimana pola yang dilakukan oleh orang tua

yang bekerja di pabrik dalam memberi pendidikan agama Islam

kepada anak-anaknya di Perum Manunggal Sejahtera I Kec. Tuntang

Kab. Semarang. Adapun sumber data langsung peneliti dapatkan dari

hasil wawancara dengan orang tua, perangkat desa, serta narasumber

terkait lain.

b. Data Sekunder

Yaitu data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai

macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi dan

dokumen resmi dari instansi. Peneliti menggunakan data sekunder ini

untuk memperkuat hasil temuan dan melengkapi informasi yang

telah dikumpulkan melalui wawancara dan pengamatan.

5. Metode Pengumpulan Data

a. Observasi

Metode ini digunakan peneliti dengan mengamati langsung di

lapangan untuk mengetahui model pendidikan agama Islam yang

dialami pada orang tua yang bekerja dalam membina anak-anaknya

disertai faktor pendorong dan penghambatnya. Observasi ini

digunakan untuk mencari data-data yang diperlukan serta

mengetahui langsung keadaan yang terjadi di lapangan.

Page 31: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

b. Wawancara

Metode wawancara adalah percakapan dengan maksud

tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai

yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2011:186).

Sutrisno Hadi (1986) yang dikutip oleh Sugiyono (2013: 138)

mengungkapkan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti

dalam menggunakan metode interview atau wawancara adalah

sebagai berikut:

1) Bahwa informan adalah yang paling tahu tentang dirinya sendiri,

2) Bahwa apa yang dinyatakan oleh informan kepada peneliti

adalah benar dan dapat dipercaya, dan

3) Bahwa interpretasi informan tentang pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang

dimaksudkan oleh peneliti.

Adapun jenis interview yang digunakan peneliti dalam

meneliti orang tua yang bekerja di pabrik, perangkat desa, dan

narasumber terkait di Perum Manunggal Sejahtera I Karang Tengah

adalah model wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak

terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara

sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman

wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar

Page 32: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono, 2013: 140), dan

dalam hal ini adalah masalah tentang bagaimana model orang tua

pekerja pabrik memberikan pendidikan agama Islam pada anaknya

yang dilakukan di Perum Manunggal Sejahtera I Karang Tengah,

serta faktor pendukung dan penghambat dalam melakukan model

pendidikan agama Islam tersebut.

Sedangkan narasumber dalam penelitian ini adalah dengan

orang tua yang bekerja di pabrik, perangkat desa, dan narasumber

terkait dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan

dalam penelitian.

c. Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal

atau variabel-variabel, baik itu berupa catatan, transkip, buku, surat

kabar, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2006:30).

Metode ini digunakan untuk mendapatkan bukti data berupa foto

orang tua pekerja pabrik.

6. Analisis Data

Menurut Moleong (2008:280) analisis data adalah proses

mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan

satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat

dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

Pada tahapan ini, peneliti menganalisis data yang terkumpul yang

terdiri dari hasil wawancara dan dokumentasi. Pekerjaan analisis data

Page 33: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

dalam hal ini adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan,

memberikan kode, dan mengkategorisasikannya.

a. Langkah-langkah analisis data yaitu:

Menurut Miles dan huberman yang dikutip Sugiono

(2011:337) aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian

data, dan penarikan kesimpulan.

1) Mereduksi atau merangkum data, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya serta membuang yang tidak perlu.

2) Penyajian data dalam uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, dan sejenisnya secara naratif.

3) Penarikan kesimpulan berupa penemuan baru yang belum

pernah ada.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Menurut Moleong (2008:324) ada empat kriteria yang digunakan

yaitu: kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability),

ketergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).

Pada penelitian ini, peneliti memakai kriteria kepercayaan

(credibility). Kriteria kepercayaan ini berfungsi untuk melakukan

penelaahan data secara akurat agar tingkat kepercayaan penemuan dapat

dicapai. Peneliti memperpanjang penelitian dengan melakukan observasi

secara terus menerus sampai data yang dibutuhkan cukup. Kemudian

peneliti menggunakan teknik triangulasi data yaitu teknik pemerikasaan

Page 34: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong,

2008:330). Pada teknik ini peneliti melakukan triangulasi dengan teknik

yaitu dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan data

hasil wawancara dan triangulasi dengan sumber yaitu dengan cara

membandingkan data hasil wawancara antar narasumber terkait serta

membandingkan data hasil dokumentasi antar dokumen.

8. Tahap-Tahap Penelitian

Pelaksanaan penelitian terdiri dari empat tahap yaitu: tahap

sebelum ke lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, dan

tahap penulisan laporan yang ditempuh sebagai berikut:

a. Tahap sebelum ke lapangan

Tahap ini meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian

paradigma teori, penjajakan alat peneliti, permohonan izin kepada

subyek yang diteliti, dan konsultasi fokus penelitian.

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan

dengan pola pendidikan agama Islam dalam keluarga pekerja pabrik.

Data ini diperoleh dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

c. Tahap Penulisan Laporan

Tahap ini meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari

semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian

makna data. Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan

dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan, saran-saran demi

Page 35: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindaklanjuti hasil

bimbingan tersebut dengan penulis skripsi yang sempurna.

H. Sistematika Pembahasan

1. Bagian awal yang meliputi: sampul, lembar berlogo, judul,

persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian

tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar

tabel, halaman judul, nota pembimbing, halaman pengesahan, daftar

isi, dan daftar pengesahan.

2. Bagian inti memuat:

Bab I, bagian ini merupakan pendahuluan, yang dikemukakan

dalam bab ini merupakan pengantar dari keseluruhan isi pembahasan.

Pada bagian pertama ini akan dibahas beberapa sub bahasan, yaitu: latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

penelitian, penelitian terdahulu, ruang lingkup peneltian dan keterbatasan

penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika

pembahasan.

Bab II, berisi landasan pijak teoritis dari penelitian. Pada bagian

ini dikemukakan teori-teori yang telah diuji kebenarannya yang berkaitan

dengan obyek formal penelitian. Sesuai dengan judul skripsi maka

pembasahan pada bab ini berisi pembahasan tentang pengertian Model,

Pengertian Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Agama Islam dalam

Keluarga, Anak Pekerja Pabrik.

Page 36: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

Bab III, penulis menyajikan hasil penelitian tentang lokasi

penelitian, pendekatan dan jenis penelitian, metode pembahasan, sumber

data, metode pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan

keabsahan temuan, dan tahap-tahap penelitian.

Bab IV, berisikan analisis data, hasil penelitian, pembasahan, dan

hasil pembahasan.

Bab V, merupakan kajian paling akhir dari skripsi ini, yang mana

pada bagian ini berisi kesimpulan penulis dari pembahasan skripsi dan

saran penulis.

Page 37: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Model Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Model

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1088) bahwa

model adalah pola (contoh, acuan, ragam, sistem, atau cara kerja) dari

sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.

Model adalah bentuk representatif akurat sebagai proses aktual

yang memungkinkan seseorang atau sekolompok orang mencoba

bertindak berdasarkan model itu (http://neza-khoirutunnisa.blogspot.com

diakses tanggal 19-09-2016 jam 16.06 WIB). Jadi dapat disimpulkan

bahwa model adalah kegiatan yang dipilih yang dapat memberikan

fasilitas atau bantuan, contoh, acuan, dan sebagainya yang

memungkinkan kelompok atau seseorang bertindak sesuai dengan model

tersebut.

2. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan mempunyai arti yang sangat luas, dan setiap orang

mempunyai pengertian yang berbeda-beda tentang pendidikan. Nata

mengartikan pendidikan sebagai usaha memperbaiki mental seseorang

yang tidak sejalan dengan ajaran atau norma kehidupan menjadi sejalan

dengan ajaran norma, memperbaiki perilakunya agar menjadi baik dan

Page 38: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

terhormat serta memperbaiki akhlak dan budi pekertinya agar menjadi

berakhlak mulia (2010:16).

Menurut Brubacer dalam Yasin (2008:17) Pendidikan sebagai

suatu proses penyesuaian secara timbal balik dari seseorang dengan

lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan alam

sekitar sehingga terjadi perubahan pada potensi manusia tersebut.

Sedangkan menurut Tafsir dalam Yasin (2008:18) Usaha yang

dilakukan oleh seseorang (pendidik) terhadap sesorang atau anak didik,

agar tercapai perkembangan yang maksimal dan positif.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pola

pendidikan adalah suatu model atau sistem yang digunakan untuk

memperbaiki mental, timbal balik antara seseorang dengan lingkungan

dan alam sekitarnya. Sehingga dapat mengembangkan potensi positif

yang telah dimiliki secara maksimal. Serta memunculkan perubahan

yang baik, dapat memperbaiki akhlak dan budi pekertinya. Sehingga

menjadi seseorang yang berakhlak mulia.

Menurut Yasin (2008:16) Pendidikan merupakan kegiatan yang di

dalamnya terdapat:

a. Proses pemberian pelayanan untuk menuntun perkembangan peserta

didik.

b. Proses untuk mengeluarkan atau menumbuhkan potensi yang

terpendam dalam diri peserta didik.

Page 39: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

c. Proses memberikan sesuatu kepada peserta didik sehingga tumbuh

menjadi besar, baik fisik maupun non fisiknya,

d. Proses penanaman moral atau pembentukan sikap, perilaku, dan

melatih kecerdasan intelektual peserta didik.

3. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan merupakan pandangan hidup manusia baik

secara perorangan ataupun secara kelompok (bangsa dan negara).

Membicarakan soal pendidikan akan menyangkut mengenai nilai-nilai

dan norma-norma. Tujuan pendidikan di suatu negara akan berbeda

dengan tujuan pendidikan di negara lainnya, karena sesuai dengan dasar

negara, falsafah hidup bangsa, dan ideologi negara tersebut.

Menurut Noeng Muhadjir dalam Yasin (2008:18-19). Terdapat

tiga jenis tujuan baik dalam pendidikan:

a. Tujuan baik yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan lain,

seperti agar menjadi anak pandai membaca hal ini berfungsi hanya

sebagai alat untuk mencapai pengetahuan yang lebih luas.

b. Tujuan yang berada dalam diri manusia dan tujuan ini tidak lain

adalah perkembangan dan pertumbuhan subyek didik itu sendiri,

seperti agar anak menjadi lebih cerdas dan ini sangat intrinsik dalam

diri anak.

Tujuan baik dalam arti ideal, yaitu sesuatu yang berada di luar subyek,

yang berupa nilai-nilai hidup (value of life). Oleh karena itu tujuan yang

baik dalam pendidikan haruslah diprogram dan dilaksanakan dengan

aktivitas atau cara dan tempat yang baik pula.

Page 40: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

Adapun pengertian para ahli tentang pendidikan agama Islam,

yaitu:

a. Pendidikan agama Islam adalah mengasuh, membimbing,

mendorong, mengusahakan, menumbuhkembangkan manusia takwa

(Lisnawati, 2012:1).

b. Menurut Nasir dalam Syafaat (2008:15-16) pendidikan agama Islam

adalah usaha yang berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan

terhadap anak agar kelak selesai pendidikannya dapat memahami,

menghayati, dan mengamalkan agama Islam, serta menjadikannya

sebagai jalan kehidupan, baik pribadi maupun kehidupan

masyarakat.

c. Pendidikan agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-

ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap

anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat

memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama

Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan

ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi

keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat

kelak (Daradjat, 2011:86).

d. Pendidikan agama Islam merupakan salah satu dari tiga subyek

pelajaran yang harus dimasukkan dalam kurikulum setiap

lembaga pendidikan formal di Indonesia. Hal ini karena

Page 41: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

kehidupan beragama merupkan salah satu dimensi kehidupan yang

diharapkan dapat terwujud secara terpadu (Thoha, 1999:1).

e. Sedangkan menurut Ahmad D Marimba dalam Mansur (2005:328),

pendidikan agama Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani

berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada

terbentuknya kepada kepribadian utama menurut aturan-aturan

Islam.

Jadi pendidikan agama Islam adalah mengasuh, membimbing

terhadap anak, agar dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan

ajaran-ajaran agama Islam secara menyeluruh. Ajaran agama Islam yang

sesuai dengan hukum-hukum yang berlaku itu dijadikan sebagai

pandangan hidup demi kesejahteraan di dunia dan di akhirat kelak.

4. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Menurut Abdul Majid dalam bukunya yang berjudul Pendidikan

Agama Islam yang Berbasis Kompetensi, fungsi pendidikan agama Islam

adalah antara lain:

a. Pengembangan.

Yang dimaksud dengan pengembangan adalah meningkatkan

keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah

ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-

tama kewajiban menanamkan keimanan dan ketakwaan dilakukan

oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk

menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui

Page 42: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketaqwaan

tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat

perkembangannya.

b. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan

hidup di dunia dan di akhirat.

c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan

dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

d. Perbaikan.

Perbaikan yang dimaksud untuk memperbaiki kesalahan-

kesalahan, kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan

peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran

dalam kehidupan sehari-hari.

e. Pencegahan,

Pencegahan yang dimaksud untuk menangkal hal-hal negative

dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan

dirinya dan menghambat oerkembangannya menuju manusia

Indonesia yang seutuhnya.

f. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum,

sistem dan fungsionalnya.

g. Penyaluran.

Penyaluran yang dimaksud untuk menyalurkan anak-anak yang

memiliki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut

Page 43: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan

untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain (Majid, 2005:134-135).

Dilihat secara makro adalah memelihara dan mengembangkan

fitrah manusia dan sumber daya insani yang ada pada subyek didik

menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan

norma Islam, atau dengan istilah lain yang lazim digunakan yaitu menuju

terbentuknya kepribadian muslim (Mansur, 2005:333).

B. Model Pendidikan dalam Keluarga

1. Pendidikan Keluarga

Pendidikan keluarga termasuk pendidikan informal karena

pendidikan informal merupakan proses pendidikan yang diperoleh

seseorang dari pengalaman sehari-hari.

Dalam kajian Antropologis disebutkan bahwa manusia

mengenal pendidikan sejak manusia ada. Pendidikan yang dimaksud

adalah pendidikan keluarga yang berlangsung pada masyarakat masih

tradisional. Dalam masyarakat demikian struktur masyarakat masih

sangat sederhana. Sehingga anak sebagian besar masih terbatas pada

keluarga. Fungsi keluarga pada masyarakat demikian meliputi fungsi

produksi dan fungsi konsumsi sekaligus secara absolut. Kedua fungsi

ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan anak selanjutnya (Munib,

2011:77).

Sebagai orang tua, orang tua bertanggung jawab penuh akan

pendidikan anaknya. Porsi pendidikan keluarga pada masyarakat

Page 44: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

modern sekarang ini cenderung berkurang, karena sebagian besar sudah

diambil alih oleh sekolah dan pendidikan dalam masyarakat lainnya

seperti teman sebaya, organisasi sosial, kursus-kursus, dan lain-lain.

Padahal pendidikan dirumah berpengaruh terhadap perilaku anak

sehari-hari. Pendidikan anak tidak hanya dapat diperoleh secara formal

saja akan tetapi juga bisa secara non formal, seperti pendidikan madrasah

atau TPQ. Pendidikan semacam ini akan membentuk perilaku dan

karakter anak.

Noor Syam (dalam Munib, 2011:80) menyebutkan dasar tanggung

jawab keluarga terhadap pendidikan anaknya meliputi hal-hal berikut ini.

a) Memotivasi cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dengan

anak. Cinta kasih ini mendorong sikap dan tindakan untuk menerima

tanggung jawab dan mengabdikan hidupnya untuk sang anak.

b) Memotivasi kewajiban moral, sebagai konsekuensi kedudukan orang

tua terhadap keturunannya. Tanggung jawab moral ini meliputi nilai-

nilai religius spiritual untuk memelihara martabat dan kehormatan

keluarga.

c) Tanggung jawab sosial sebagai bagian dari keluarga, yang pada

gilirannya juga menjadi bagian dari masyarakat. Tanggung jawab

kekeluargaan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab

keluarga terhadap pendidikan anak adalah tanggung jawab orang tua

karena ini menyangkut tentang martabat keluarga itu sendiri.

Page 45: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan

utama. Disebut sebagai ligkungan atau lembaga pendidikan pertama

karena sebelum manusia mengenal lembaga pendidikan yang lain,

lembaga pendidikan inilah yang pertama ada. Selain itu manusia

mengalami proses pendidikan sejak lahir bahkan sejak berada di dalam

kandungan.

Keluarga mempunyai peran yang sangat penting dalam

pembentukan perilaku dan perkembangan emosi anak, oleh karena itu

keluarga harus mampu menjalankan fungsinya dengan baik yaitu

dengan cara memenuhi kebutuhan anak baik yang bersifat fisiologis

maupun psikologis. Adapun fungsi dasar keluarga adalah memberikan rasa

memiliki, rasa aman, kasih sayang, dan mengembangkan hubungan yang

baik di antara anggota keluarga (Yusuf, 2009:38).

Ibu dan ayah memegang peranan yang penting dan amat

berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. Sejak seorang anak lahir,

ibunyalah yang selalu ada di sampingnya. Oleh karena itu ia meniru

perangai ibunya dan biasanya, seorang anak lebih cinta kepada ibunya,

apabila ibu itu menjalankan tugasnya dengan baik. Ibu merupakan orang

yang mula-mula dikenal anak, yang mula-mula menjadi temannya dan

yang mula-mula dipercayainya. Apapun yang dilakukan ibu dapat

dimaafkannya, kecuali apabila ia ditinggalkan. Dengan memahami segala

sesuatu yang terkandung di dalam hati anaknya, juga jika anak telah

mulai agak besar, disertai kasih sayang, dapatlah ibu mengambil hati

Page 46: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

anaknya untuk selama-lamanya. Serta orang tua mempunyai kewajiban

dan tanggung jawab yang besar atas pendidikan anak, maka anak berhak

memperoleh pendidikan yang baik, yang harus dipenuhi serta orang tua

wajib menjaga keselamatan keluarganya.

Sebagaimana Allah Ta‟ala berfirman dalam surat

At-Tahrim ayat 6:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman,peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan

batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak

mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada

mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.(Q.S. At

Tahriim:6)”. (Al-Qur‟an dan Terjemahnya, 1986:951).

Berdasarkan penjelasan ayat tersebut di atas maka kewajiban orang

tua dapat dibedakan 2 macam tugas sebagai berikut:

a. Orang tua berfungsi sebagai pendidik keluarga

b. Orang tua berfungsi sebagai pemelihara serta pelindung keluarga

(Arifin, 1975: 75).

Bentuk tanggung jawab orang tua terhadap anaknya terwujud

dalam bentuk yang bermacam-macam. Secara garis besar bila dibutiri,

maka tanggung jawab orang tua terhadap anaknya adalah bergembira

menyambut kelahiran anaknya, memberi nama yang baik,

Page 47: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

memperlakukannya dengan lembut dan kasih sayang, menanamkan rasa

cinta sesama anak, memberikan pendidikan akhlak, menanamkan akidah,

melatih dan mengajarkan shalat, bersikap adil, memperhatikan teman

anak, menghormati anak, memberikan hiburan, mencegah perbuatan

bebas, menjauhkan anak dari hal-hal yang berbau porno,

menempatkannya dalam lingkungan yang baik, memperkenalkan kerabat

kepada anak, serta mendidiknya bertetangga dan bermasyarakat yang

baik (Djamarah, 2004: 28).

Allah Swt berfirman dalam Q.S. Al Isra‟ ayat 36 :

Artinya:

”Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai

pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan

hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”

(Q.S. Al Isra’: 36)(Al-Qur’an dan Terjemahnya, 1986:429).

Penjelasan dari ayat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

Allah SWT melarang mengatakan sesuatu tanpa pengetahuan, bahkan

melarang pula mengatakan sesuatu berdasarkan zan (dugaan) yang

bersumber dari sangkaan dan ilusi.

2. Model Pendidikan dalam Keluarga

Model pendidikan keluarga adalah suatu bentuk atau wujud

yang akan diterapkan kepada anak oleh orang tua dalam rangka

Page 48: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

mendidik, membimbing, mengarahkan, serta melindungi anak untuk

mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam

masyarakat.

Sebagai seorang pemimpin orang tua dituntut mempunyai dua

keterampilan, yaitu keterampilan manajemen maupun keterampilan

teknis. Kriteria kepemimpinan yang baik memiliki beberapa kriteria,

yaitu kemampuan memikat hati anak, kemampuan membina hubungan

yang serasi dengan anak, penguasaan keahlian teknis mendidik anak,

memberikan contoh yang baik terhadap anak, memperbaiki jika

merasakan ada kesalahan dan kekeliruan dalam mendidik, membimbing

dan melatih anak.

Pola asuh orang tua dalam keluarga tampil dalam berbagai

tipe, diantaranya:

a) Pola Asuh Demokratis

Pola asuh demokratis ditandai dengan adanya pengakuan

orang tua terhadap kemampuan anak, anak diberi kesempatan untuk

tidak selalu tergantung kepada orang tua. Orang tua sedikit memberi

kebebasan kepada anak untuk memilih apa yag terbaik bagi dirinya,

anak didengarkan pendapatnya, dilibatkan dalam pembicaraan

terutama yang menyangkut dengan kehidupan anak itu sendiri. Anak

diberi kesempatan untuk mengembangkan kontrol internalnya

sehingga sedikit demi sedikit berlatih untuk bertanggung jawab

Page 49: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

kepada anak itu sendiri. Anak dilibatkan dan diberi kesempatan

untuk berpartisipasi dalam mengatur hidupnya (Thoha, 1999:111).

Selain hal yang disebutkan diatas, mendidik anak dengan cara

demokratis yaitu orang tua memberikan pengakuan terhadap

kemampuan anak, anak diberi kesempatan untuk tidak tergantung

kepada orang tua. Orang tua memberi kebebasan kepada anak untuk

memilih apa yang terbaik baginya, mendengarkan pendapat anak,

dilibatkan dalam pembicaraan, terutama yang menyangkut

kehidupan anak sendiri.

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:

Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku

lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi

berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.

Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka,

dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian

apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah

kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang

bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali-Imron/03:159) (Al-Qur‟an dan

Terjemahannya, 1986:103).

Page 50: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

Orang tua yang mendidik anaknya dengan sikap demokrasi

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

(1) Komunikasi orang tua dan anak

Sikap demokrasi itu berkembang dari kebiasaan komunikasi

di dalam rumah tangga, komunikasi berperan sebagai sarana

pembentukan moral anak. Melalui interaksi dengan orang tuanya,

anak mengetahui tentang apa yang baik dan apa yang buruk, apa

yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan (Najib,

1993:104).

Dalam membangun komunikasi dengan anak harus

memperhatikan prinsip-prinsip di bawah ini:

(a) Menyediakan Waktu

Dewasa ini orang tua yang bekerja di luar rumah banyak

waktunya untuk menjalankan pekerjaannya, sehingga waktu

untuk anak-anaknya berkurang dan minim sekali bisa

komunikasi dengan anaknya. Dalam hal ini orang tua yang rela

mengorbankan waktunya untuk berkomunikasi dengan anak-

anaknya berarti orang tua tersebut sudah mengasihi dan

memperhatikan anaknya.

(b) Berkomunikasi secara pribadi

Berkomunikasi secra pribadi berarti komunikasi

diadakan secara khusus dengan anak, shingga akan dapat

Page 51: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

mengetahui perasaan yang sedang dialami oleh anaknya, baik

perasaan ketika anak senang, marah, dan gembira

(c) Menghargai anak

Orang tua sering mermehkan anak, baik dalam keadaan

sadar atau tidak sadar. Padahal seiring dengan kemajuan IPTEK

besar kemungkinan kemampuan seorang anak dapat melebihi

orang dewasa, maka usahakanlah orang tua untuk menghargai

anak dan menerima pendapat anak.

(d) Mengerti anak

Dalam berkomunikasi dengan anak, usahakan untuk

mengenal dunia anak memandang dari posisi mereka untuk

mendengarkan ceritanya dan apa dalihnya sera mengenai apa

yang menjadi suka duka, kegembiraan, kesulitan, kelebihan serta

kekurangan anak, orang tua yang sering berkomunikasi dengan

anak, hubungannya akan menjadi lebih erat dengan anak dan

apabila anaknya mempunyai masalah akan mudah diselesaikan.

(e) Mempertahankan Hubungan

Komunikasi yang baik selalu didasarkan pada hubungan

yang baik, orang tua yang selalu menjaga hubungan yang baik

dengan anak dan menganggap anaknya sebagai teman, sehingga

berkait kedekatan mereka, anaknya dapat mengutarakan isi

hatinya dengan terbuka (Setiawan, 2000:69-71).

Page 52: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

(2) Menerima Kritik

Sikap demokrasi juga ditandai dengan adanya sikap terbuka

antara orang tua dan anaknya, teknik disiplin demokrasi

menggunakan penjelasan, penalaran dan diskusi, untuk membantu

anak mengapa perilaku tertentu itu diharapkan (Hurloch, 1978:93).

Pendidikan keluarga dikatakan berhasil manakala terjalin

hubungan yang harmonis anatara orang tua dengan anak, baik atau

buruk sikap anak dipengaruhi oleh bagaimana orang tua

menanamkan sikap.

b) Pola Asuh Otoriter

Pola asuh otoriter meruakan cara mendidik anak dengan

menggunakan kepemimpinan otoriter yaitu pemimpin menentukan

semua kebijakan, langkah dan tugas yang harus dijalankan.

Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang ditandai dengan cara

mengasuh anak-anak dengan aturan yang ketat, sering kali memaksa

anak untuk berperilaku seperti dirinya (orang tua), kebebasan untuk

bertindak atas nama diri sendiri dibatasi, anak jarang diajak

berkomunikasi dan diajak ngobrol, bercerita, bertukar pikiran dengan

orang tua. Orang tua malah menganggap bahwa semua sikap yang

dilakukan itu sudah benar sehingga tidak perlu minta pertimbangan

anak atas semua keputusan yang mengangkat permasalahan anak-

anaknya (Hurloch, 1978:93).

Page 53: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

Pola asuh yang bersifat otoriter ini juga ditandai dengan

hukuman-hukuman yang dilakukan dengan keras, anak juga diataur

dengan berbagaii macam aturan yang membatasi perlakuannya.

Perlakuan seperti ini sangat ketat dan bahkan masih tetap

diperlakukan sampai anak tersebut menginjak dewasa.

Ciri-ciri pola asuh otoriter diantarannya:

(1) Hukuman yang keras

(2) Suka menghukum secara fisik

(3) Bersikap mengomando

(4) Bersikap kaku(keras)

(5) Cenderung emosional dalam bersikap menolak

(6) Harus mematuhi peraturan-peraturan orang tua dan tidak boleh

membantah.

Akibatnya anak cenderung memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

(1) Mudah tersinggung

(2) Penakut

(3) Pemurung tidak bahagia

(4) Mudah terpengaruh dan mudah stress

(5) Tidak mempunyai masa depan yang jelas

(6) Tidak bersahabat

(7) Gagap (rendah diri) (Yusuf LN, 2008:51).

Page 54: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

Orang tua hendaknya tidak memperlakukan anak secara

otoriter atau perlakuan yang keras karena akan mengakibatkan

perkembangan pribadi atau akhlak anak yang tidak baik.

c) Pola Asuh Permitif

Pola asuh permitif adalah membiarkan anak bertindak dengan

keinginannya, orang tua tidak memberikan hukuman dan

pengendalian (Subroto,1997:59). Pola asuh ini ditandai dengan

adanya kebebasan tanpa batas pada anak untuk berperilaku sesuai

dengan keinginannya sendiri, orang tua tidak pernah memberikan

aturan dan pengarahan kepada anak, sehingga anak akan berperilaku

sesuai dengan keinginannya sendiri walaupun terkadang

bertentangan dengan norma sosial.

Ciri-ciri pola asuh permisif yaitu:

(1) Kontrol orang tua terhadap anak sangat lemah.

(2) Memberikan kebebasan kepada anak untuk dorongan atau

keinginannya.

(3) Anak diperbolehkan melakukan sesuatu yang dianggap benar

oleh anak.

(4) Hukuman tidak diberikan karena tidak ada aturan yang

mengikat.

(5) Kurang membimbing.

(6) Anak lebih berperan dari pada orang tua.

(7) Kurang tegas dan kurang komunikasi.

Page 55: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

Sebagai akibat dari pola asuh ini terhadap kepribadian anak

kemungkinannya adalah:

(1) Agresif

(2) Menentang atau tidak dapat bekerja sama dengan orang lain.

(3) Emosi kurang stabil

(4) Selalu brekspresi bebas.

(5) Selalu mengalami kegagalan karena tidak ada bimbingan (Yusuf

LN, 2008:52).

Pola asuh ini sebaiknya diterapkan oleh orang tua ketika anak

telah dewasa, dimana anak dapat memikirkan untuk dirinya sendiri,

mampu bertanggung jawab atas perbuatan dan tindakannya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pola asuh

sebagai cara mendidik anak yang baik adalah yang menggunakan

pola demokratis, tetapi tetap mempertahankan prinsip-prinsip nilai

yang universal dan absolute terutama yang berkaitan dengan

pendidikan agama Islam karena berpengaruh terhadap perilaku

keagamaan anak.

C. Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak

1. Peran Orang tua

Beberapa peran orang tua dalam mendidik anak di antaranya yaitu

(Musanef, 199: 11):

Page 56: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

a. Menyayangi anak bukan memanjakannya

Agama Islam sangat menekankan sikap kasih sayang

terhadap anak, maka dari itu sangatlah penting mendidik anak

dengan penuh kasih sayang. Dalam hal ini kasih sayang memang

sudah seharusnya diberikan kepada anak, itu juga sudah naluri orang

tua kepada anaknya. Tetapi, sekarang banyak orang tua yang

mengartikan menyayangi dengan memanjakannya. Padahal kalau

memanjakan bisa berdampak buruk pada saat anak mulai dewasa.

Contohnya ketika anak sering nangis meminta sesuatu, orang tuanya

selalu memberikan, anak tidak mau melakukan suatu hal kalau tidak

dibelikan yang dia mau. Jika itu berlangsung sampai dewasa maka

orang tuanya yang akan kewalahan. Sebaiknya orang tua dapat

membedakan menyayangi bukan memanjakan.

b. Sikap bijak dalam mendidik anak

Sebagai orang tua kita harus bersungguh-sungguh dalam hal

mendidik dan membimbing anak. Berhasil atau tidaknya proses

pendidikan anak juga bergantung pada sikap bijak orang tua dalam

mendidik anak. Sikap bijak contohnya ketika anak salah sebaiknya

memberikan saran atau masukan kepada anak agar tidak

mengulanginya lagi, sebaliknya jika anak itu membanggakan maka

Page 57: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

diberi penghargaan, yang terpenting anak mendapatkan haknya dan

melakukan kewajiban sebagai anak.

c. Membangun komunikasi yang baik dan efektif dengan anak

Situasi dan kondisi yang efektif untuk membangun

komunikasi yang baik antara lain, seperti saat makan bersama,

berlibur bersama dan berkumpul di rumah.

d. Menjaga kesehatan jasmani dan rohani anak sejak dini

Agar seorang anak tumbuh menjadi generasi yang kuat dan

sehat, maka orang tua harus memperhatikan kesehatan jasmani

maksudnya orang tua memperhatikan asupan gizi yang dimakan oleh

anak, kegiatan yang dilakukan sehari-hari agar tubuh anak menjadi

sehat dan rohani anak-anaknya, membuat pikiran anak atau jiwa

anak itu merasa nyaman. Serta menjaga mereka dari penyimpangan

moral sejak kecil.

e. Memberikan pembinaan moral anak

Pembinaan adalah suatu proses penggunaan manusia, alat

peralatan, uang, waktu, metode dan sistem yang didasarkan pada

prinsip tertentu untuk pencapaian tujuan yang telah ditentukan

dengan daya dan hasil yang sebesar-besarnya.

Moral anak adalah ajaran tentang baik buruk perbuatan dan

kelakuan, akhlak, kewajiban, dan sebagainya yang terdapat dan

ditanamkan pada diri anak (Sunarto, 2002: 69).

Page 58: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

Sebagai orang tua, sebaiknya mengetahui bagaimana cara untuk

mendidik anak agar menjadi orang yang dapat menjadi kebanggaan orang

tua, agama, nusa dan bangsa. Dalam mendidik anak harus mengetahui

sifat-sifat anak sesuai dengan ciri yang mereka miliki, maka sifat anak

akan tumbuh mengikuti pola ideas concept on outhory. Maksudnya

konsep keagamaan pada diri mereka dipengaruhi oleh faktor dari luar diri

mereka. Mereka telah melihat dan mengikuti apa-apa yang dikerjakan

dan diajarkan oleh orang dewasa dan orang tua mereka tentang sesuatu

yang berhubungan dengan kemashlahatan agama.

2. Bentuk dan Sifat Agama pada Anak

Bentuk dan sifat agama pada diri anak dapat dibagi menjadi:

a. Unreflective

Mereka mempunyai anggapan atau menerima terhadap ajaran

dengan tanpa kritik. Kebenaran yang mereka terima tidak begitu

mendalam sehingga cukup sekedarnya saja dan mereka sudah merasa

puas dengan keterangan yang kadang-kadang kurang masuk akal.

b. Egosentris

Anak memiliki kesadaran akan diri sendiri sejak tahun

pertama usia perkembangannya dan akan berkembangan sejalan

dengan pertambahan pengalamannya. Semakin bertumbuh semakin

meningkat pula egoisnya.

Page 59: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

c. Anthropomorphis

Konsep ketuhanan pada diri ana menggambarkan aspek-

aspek kemanusiaan. Melalui konsep yang terbentuk dalam pikiran,

mereka menganggap bahwa perikeadaan Tuhan itu sma dengan

manusia. Pekerjaan tuhan mencari dan menghukum orang yang

berbuat jahat di saat orang itu berada dalam tempat yang gelap.anak

menganggap bahwa tuhan dapat melihat segala perbuatanya

langsung ke rumah-rumah mereka sebagaimana layaknya orang

mengintai. Pada anak usia 6 tahun, pandangan anak tentang tuhan

adlah sebagai berikut: tuhan punya wajah seperti manusia, telinganya

lebar dan besar, tuhan tidak makan tetapi hanya minum embun.

Konsep ketuhanan yang demikian itu mereka bentuk sendiri

berdasarkan fantasi masing-masing.

d. Verbalis dan ritualis

Kehidupan agama pada anak sebagian besar tumbuh mula-

mula secara verbal (ucapan). Mereka menghafal secara verbal

kalimat-kalimat keagamaan dan selain itu pula dari amaliah yang

mereka laksanakan berdasarkan pengalaman menurut tuntutan yang

diajarkan keoada mereka. Perkembangan agama pada anak sangat

besar pengaruhnya terhadap kehiduoan agama anak itu di usia

dewasanya.

Page 60: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

e. Imitatif

Tindak keagamaan yang dilakukan oleh anak-anak pada

dasarnya diperoleh dari meniru. Berdoa dan sholat, misalnya, mereka

laksanakan karena hasil melihat realitas di lingkungan, baik berupa

pembiasaan ataupun pengajaran yang intensif. Dalam segala hal anak

merupakan peniru yang ulung, dan sifat peniru ini merupakan modal

yang positif dalam pendidikan keagamaan pada anak.

f. Rasa heran

Rasa heran dan kagum merupakan tanda dan sifat keagamaan

yang terakhir pada anak. Rasa kagum yang ada pada anak sagat

berbeda dengan rasa kagum pada orang dewasa. Rasa kagum pada

anak-anak ini belum bersifat kritis dan kreatif, sehingga mereka

hanya kagum terhadap keindahan lahiriah saja. Hal ini merupakan

langkah pertama daripernyataan kebutuhan anak akan mendorong

untuk mengenal suatu pengalama yang baru (new experience). Rasa

kagum mereka dapat disalurkan melalui cerita-cerita yang

menimbulkan rasa takjub pada anak-anak. Dengan demikian

kompetensi dan hasil belajar yang perlu dicapai pada aspek

pengembangan moral dan nilai-nilai agama adalah kemampuan

melakukan ibadah, mengenal dan percyaa akan ciptaan tuhan dan

mencintai sesama manusia (Mansur, 2005:52-55).

Page 61: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

Secara terminologi pola asuh orang tua adalah cara yang ditempuh

oleh orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari tanggung

jawab kepada anak (Toha, 1996:109).

Menurut Singgih dalam bukunya Psikologi Remaja, pola asuh

orang tua adalah sikap dan cara orang tua dalam mempersiapkan anggota

keluarga yang lebih muda termasuk anak supaya dapa mengambil

keputusan sendiri dan bertindak sendiri sehingga mengalami perubahan

dari keadaan bergantung kepada orang tua menjadi berdiri sendiri dan

bertanggung jawab sendiri (2007:109).

Menurut Broumrind yang dikutip oleh Yusuf mengemukakan

perlakuan orang tua terhadap anak dapat dilihat dari:

a. Cara orang tua mengontrol anak.

b. Cara orang tua memberi hukuman.

c. Cara orang tua memberi hadiah.

d. Cara orang tua memerintah anak.

e. Cara orang tua memberikan penjelasan kepada anak (Yusuf,

2008:52).

Jadi yag dimaksud dengan pola asuh orang tua adalah pola yang

diberikan orang tua dalam mendidik atau mengasuh anak baik secara

langsung maupun secara tidak langsung.

Cara mendidik secara langsung artinya bentuk asuhan orang tua

yang berkaitan dengan pembentukan kepribadian kecerdasan dan

keterampilan yang dilakukan secara sengaja, baik berupa perintah,

Page 62: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

larangan, hukuman, penciptaan situasi maupun pemberian hadiah sebagai

alat pendidikan. Sedangkan mendidik secara tidak langsung adalah

merupakan contoh kehidupan sehari-hari mulai dari tutur kata sampai

kepada adat kebiasaan dan pola hidup, hubungan orang tua, keluarga,

masyarakat.

Setiap orang tua mempunyai cara yang berdeda dalam

memberikan pendidikan terhadap anaknya. Orang tua yang sering di

rumah akan lebih maksimal untuk mengurus dan mendidik anak-anaknya

di rumah. Berbeda dengan orang tua yang mempunyai peran ganda,

terutama ibu. Selain menjadi ibu rumah tangga ia juga disibukkan dengan

mencari kebutuhan ekonomi untuk mencari rezeki. Waktu untuk

keluargapun berkurang dengan kesibukan yang ada di luar rumah, orang

tua yang mempunyai pekerjaan ganda salah satunya orang tua pekerja

pabrik.

Bagi orang tua pekerja pabrik pola asuh kepada anak mereka

dengan cara mengasuh dan mendidik anak-anaknya sebagai pembinaan,

pembentukan, perbuatan, dan mengarahkan aktivitas anak-anaknya,

secara langsung maupun tidak langsung. Mereka orang tua pekerja pabrik

mendidik anak dengan menggunakan waktu yang fleksibel, maksudnya

orang tua pekerja pabrik mencari celah kosong ketika tidak bekerja

mereka memberikan pendidikan agama Islam pada anaknya dan dengan

melalui fasilitas yang ada di sekitar perumahan. Misalnya seperti

Page 63: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

mengikutkan anak-anaknya ke TPQ terdekat, menitipkan anaknya ke

tetangga yang membuka tempat untuk belajar mengaji.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Keagamaan dan Usia Anak

1. Faktor Internal dan Eksternal

a. Faktor Internal (pembawaan)

Setiap manusia yang lahir kedunia ini menurut fitrah

kejadiannya mempunyai potensi beragama atau keimanan Tuhan

atau percaya adanya kekuatan di luar dirinya yang mengatur hidup

dan kehidupan alam semesta.

b. Faktor eksternal

Faktor fitrah beragama merupakan potensi yang mempunyai

kecenderungan untuk berkembang. Namun, perkembangan itu tidak

akan terjadi manakala tidak ada faktor luar (eksternal) yang

memberikan pendidikan (bimbingan, pengajaran, dan latihan) yang

memungkinkan fitrah itu berkembang dengan sebaik-baiknya.

Termasuk dalam faktor eksternal yaitu:

1) Lingkungan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi

anak, oleh karena itu peranan keluarga (orang tua) dalam

pengembangan kesadaran beragama anak sangatlah dominan.

Seorang ahli psikologi, yaitu harlock berpendapat bahwa

keluarga merupakan “training centre” bagi penanaman nilai-

nilai (termasuk juga nilai-nilai agama). Pendapat ini

Page 64: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

menunjukkan bahwa keluarga mempunyai peran sebagai pusat

pendidikan bagi anak untuk memperoleh pemahaman tentang

nilai-nilai (tata krama, sopan santun, ajaran agama) dan

kemampuan untuk mengamalkan atau menerapkannya dalam

khidupan sehari-hari, baik secara personal maupun sosial

kemasyarakatan.

2) Lingkungan masyarakat

Yang dimaksud dengan lingkungan masyarakat adalah

situasi atau kondisi interaksi sosial dan sosio kultural yang

secara potensial berpengaruh terhadap perkembangan fitrah

keberagamaan pada anak.

Dalam masyarakat anak melakukan interaksi sosial

dengan teman sebayanya atau anggota masyarakat lainnya.

Apabila teman sepergaulan itu menampilkan perilaku yang

sesuai dengan nilai-nilai agama atau berakhlak mulia, maka anak

cenderung akan berakhlak mulia. Namun, apabila sebaliknya,

yaitu teman sebayanya menunjukkan kebobrokan moral maka

anak akan cenderung terpengaruh untuk berperilaku seperti

temannya tersebut. Hal ini terjadi apabila anak kurang mendapat

bimbingan agama dari orang tuanya.

Kualitas pribadi, perilaku atau akhlak orang dewasa yang

menunjang bagi perkembangan kesadaran beragama anak adalah

mereka yang taat melaksanakan ajaran agama seperti ibadah

Page 65: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

ritual, menjalin persaudaraan, saling menolong dan bersikap

jujur (Yusuf LN, 2008:141).

3) Lingkungan sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang

mempunyai program sestemik dalam melaksanakan bimbingan

pengajaran dan latihan kepada anak, agar mereka berkembang

sesuai dengan potensinya secara optimal, baik menyangkut

aspek fisik, psikis (intelektual dan emosional), sosial maupun

moral spiritual. Seperti firman Allah:

Artinya: “Telah bersabda Rasulullah SAW : tiada seorang bayi pun

melainkan dilahirkan dalam keadaan fitrah yang bersih, maka

orang tuanyalah yang menjadikan yahudi, nasrani, atau majusi,

sebagaimana binatang melahirkan binatang keseluruhannya,

apakah kalian mengetahui di dalamnya ada binatang yang

rampang hidungnya. (HR. Muslim: 4803)

Dari beberapa penjelasan di atas baik dari lingkungan

keluarga, masyarakat, sekolah sangatlah berpengaruh pada perilaku

keagamaan anak, ketiganya sama-sama memberikan pengajaran,

bimbingan, pembiasaan, keteladanan, dalam beribadah dan

berakhlakul karimah. Serta menciptakan situasi kehidupan yang

memperlibatkan ajaran agama. Namun lingkungan keluargalah yang

Page 66: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

sangat di utamakan karena keluarga menjadi pusat pendidikan yang

utama, pertama dan mendasar.

2. Usia Anak dalam Pendidikan Agama Islam

a. Ketika dalam Kandungan

Sang ibu hendaklah berdo‟a untuk bayinya dan memohon

kepada Allah agar dijadikan anak yang sholeh dan baik. Bermanfaat

bagi kedua orang tua dan seluruh kaum muslimin. Karena termasuk

do‟a yang dikabulkan adalah do‟a orang tua untuk anaknya.

b. Anak Setelah Lahir

Setelah kelahiran anak, dianjurkan bagi orang tua

memperkenalkan anak pada pendidikan agama Islam dengan

melakukan hal-hal seperti berikut:

1) Mengucapkan rasa syukur kepada Allah.

2) Menyerukan adzan di telinga bayi.

3) Tahnik ( mengolesi langit-langit mulut)

4) Memberi nama yang baik pada anak.

5) Aqiqah, yaitu kambing yang disembelih untuk bayi pada hari

ketujuh dari kelahirannya.

6) Mencukur rambut bayi dan bersedekah perak seberat

timbangannya.

7) Melakukan khitan pada anak laki-laki.

Page 67: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

c. Usia Anak pada Enam Tahun Pertama

Periode pertama dalam kehidupan anak (usia enam tahun

pertama) merupakan periode yang amat kritis dan paling penting.

Periode ini mempunyai pengaruh yang sangat mendalam dalam

pembentukan pribadinya. Adapun yang terekam dalam benak anak

pada periode ini, nanti akan tampak pengaruh-pengaruhnya dengan

nyata pada kepribadiannya ketika menjadi dewasa.

Karena itu perlu memberikan banyak perhatian pada

pendidikan anak dalam periode ini.

1) Memberikan kasih sayang yang diperlukan anak dari pihak

kedua orang tuanya ketemu ibu.

2) Membiasakan anak berdisiplin mulai dari bulan-bulan pertama

dari awal kehidupannya.

3) Hendaklah kedua orang tua menjadi teladan yang baik bagi anak

dari permulaan kehidupannya.

4) Anak dibiasakan dengan etika umum yang meti dilakukan dalam

pergaulannya.

d. Usia Anak Setelah Enam Tahun Pertama

1) Pengenalan Allah dengan cara yang sederhana

Pada periode ini dikenalkan kepada anak tentang Allah

„Azza Wajalla dengan cara yang sesuai dengan pengertian dan

tingkat pemikirannya.

Page 68: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

2) Pengajaran sebagian hukum yang jelas tentang haral-haram.

Diajarkan kepada anak menutup aurat, berwudhu,

hukum-hukum thaharah (bersuci) dan pelaksanaan sholat. Juga

dilarang dari hal-hal yang haram, dusta, adu domba, mencuri

dan melihat kepada yang diharamkan Allah. Menetapi syariat

Allah sebagimana orang dewasa, sehingga anak akan tumbuh

demikian dan menjadi terbiasa. Karena bila semenjak kecil anak

dibiasakan dengan sesuatu, maka kalau sudah dewasa akan

menjadi kebiasaannya.

3) Pengajaran Membaca Al-Qur‟an

Al-Qur‟an adalah jalan yang lurus yang tak mengandung

suatu kebatilan apapun. Maka amat baik jika anak dibiasakan

membaca Al-Qur‟an dengan benar, dan diupayakan dengan

semaksimalnya agar menghafal Al-Qur‟an atau sebagian besar

darinya dengan diberi dorongan melalui dengan berbagai cara.

Karena itu, orang tua hendaklah berusaha agar putra-putrinya

agar mau untuk belajar menghafal Al-Qur‟an dan diperkenalkan

dengan sekolah tahfidz.

4) Pengajaran Hak-hak Kedua Orang tua

Diajarkan kepada anak untuk bersikap hormat, taat, dan

berbuat baik kepada kedua orang tua, sehingga terdidik dan

terbiasa demikian. Anak sering bersikap durhaka dan melanggar

hak-hak orang tua disebabkan karena kurangnya perhatian orang

Page 69: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

tua dalam mendidik anak dan tidak membiasakannya berbuat

kebaikan sejak usia dini.

5) Pengenalan Tokoh-tokoh Teladan yang Agung dalam Islam

Tokoh teladan kita yang utama yaitu Rasulullah saw,

kemudian para sahabat yang mulia ra dan pengikut mereka

dengan baik yang menjadi contoh terindah dalam segala aspek

kehidupan. Maka dikenalkan kepada anak tentang mereka,

diajarkan kisah dan sejarah mereka supaya meneladani

perbuatan agung mereka dan mencontoh sifat baik mereka

seperti keberanian, keprajuritan, kejujuran, kesabaran,

kemuliaan, keteguhan pada kebenaran dan sifat-sifat lainnya.

6) Pengajaran Etika Umum

Seperti etiket menggunakan salam dan meminta izin,

etiket berpakaian, makan dan minum, etiket berbicara dan

bergaul dengan orang lain. Juga diajarkan bagaimana bergaul

dengan kedua orang tua, sanak famili yang tua, kolega orang tua,

guru-gurunya, kwan-kawannya, dan teman sepermainannya.

7) Pengembangan Rasa Percaya Diri dan Tanggungjawab pada Diri

Anak.

Hal itu bisa direalisasikan dalam diri anak melalui

pembinaan rasa percaya diri, penghargaan jati dirinya, dan

diberikan kepada anak kesempatan untuk meyampaikan

pendapatnya dan apa yang terbesit dalam pikirannya, serta

Page 70: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

diberikan kepadanya dorongan agar mengerjakan urusannya

sendiri, bahkan ditugasi dengan pekerjaan rumah tangga yang

sesuai untuknya. Misalnya, disuruh untuk membeli beberapa

keperluan rumah dari warung terdekat. Anak perempuan diberi

tugas mencuci piring dan gelas atau mengasuh adik. Pemberian

tugas kepada anak ini bertahap sedikit demi sedikit sehingga

meeka terbiasa mengemban tanggung jawab dan melaksanakan

tugas yang sesuai bagi mereka.

8) Anak pada Masa Remaja

Pada masa ini, pertumbuhan jasmani anak menjadi cepat,

wawasan akalnya bertambah luas, emosinya menjadi kuat dan

semakin keras, serta naluri seksualnya pun membangkit.

Masa ini merupakan pendahuluan masa baligh. Karena

itu, perlu memberikan perhatian terhadap masalah-masalah

berikut dalam menghadapi remaja:

a) Hendaknya anak, putra maupun putri, merasa bahwa dirinya

sudah dewasa karena ia sendiri menuntut supaya

diperlakukan sebagai orang dewasa, bukan sebagai anak

kecil lagi.

b) Diajarkan kepada anak hukum-hukum akil baligh dan

diceritakan kepadanya kisah-kisah yang dapat

mengembangkan dalam dirinya sikap takwa dan

menjauhkan diri dari hal yang haram.

Page 71: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

c) Diberi dorongan untuk ikut serta melaksanakan tugas-tugas

rumah tangga, seperti melakukan pekerjaan yang

membuatnya merasa bahwa dia sudah besar.

d) Berupaya mengawasi anak dan menyibukkan waktunya

dengan kegiatan yang bermanfaat serta mencarikan teman

yang baik. (http://aqliyamah.wordpress.com diunduh pada

tanggal 20 Juni 2016 pukul 16.00 WIB).

9) Masa Dewasa

Sebagai akhir dari masa remaja adalah masa adolesen,

walaupun ada juga yang merusmuskan masa adolesen ini kepada

masa dewasa, namun demikian dapat disebut bahwa masa

adolesen adalah menginjak dewasa yang mereka mempunyai

sikap pada umumnya yaitu:

a) Dapat menentukan pribadinya.

b) Dapat menggariskan jalan hidupnya.

c) Bertanggung jawab.

d) Menghimpun norma-norma sendiri.

Pada tahap kedewasaan awal terlibat krisis psikologi

yang dialami oleh karena adanya pertentangan antara

kecenderungan untuk mengetatkan hubungan dengan

kecenderungan untuk mengisolasi diri. Sejalan dengan tingkat

perkembangan usianya, maka sikap keberagamaan pada orang

dewasa antara lain memiliki ciri sebagai berikut:

Page 72: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

a) Menerima kebenaran agama berdasarkan pertimbangan

pemikiran yang matang, bukan sekedar ikut-ikutan.

b) Cenderung bersifat realis, sehingga norma-norma agama

lebih banyak diaplikasikan dalm sikap dan tingkah laku.

c) Bersikap positif terhadap ajaran dan norma-norma agama,

dan berusaha untuk mempelajari dan memperdalam

pemahaman keagamaan.

d) Tingkat ketaatan beragama didasarkan atas pertimbangan

dan tanggung jawab diri hingga sikap keberagamaan

merupakan realisasi dari sikap hidup.

e) Bersikap lebih terbuka dan wawasan lebih luas.

f) Bersikap lebih kritis terhadap materi ajaran agama sehingga

kemantapan beragama selain didasarkan atas pertimbangan

pikiran, juga didasarkan atas pertimbangan hati nurani.

g) Sikap keberagamaan cenderung mengarah kepada tipe-tipe

kepribadian masing-masing, sehingga terlihat adanya

pengaruh kepribadian dalam menerima, memahami serta

melaksanakan ajaran agama yang diyakininya.

h) Terlihat adanya hubungan antar sikap kebeagamaan dengan

kehidupan sosial, sehingga perhatian terhadap kepentingan

organisasi sosial keagamaan sudah berkembang (Hurlock,

1980:380).

Page 73: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

E. Model Pendidikan Agama Islam Pada Anak Pekerja Pabrik

Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak.

Kepribadian orang tua, sikap, dan cara hidup mereka, merupakan unsur-unsur

pendidikan yang tidak langsung, dengan sendirinya akan masuk ke dalam

pribadi anak yang sedang bertumbu itu. Sikap anak terhadap guru agama dan

pendidikan agama di sekolah sangat dipengaruhi oleh sikap orang tuanya

terhadap agama (Daradjat, 1996:56).

Terutama pendidikan dalam keluarga sangat dibutuhkan, karena anak

pertama kali mengenal dunia adalah di lingkungan keluarga. Keluarga

memiliki peran dalam membentuk generasi muda yang lebih baik,

berkualitas, serta dapat menjunjung tinggi nilai-nilai bangsa. Memang dalam

memberikan pendidikan, keluarga dibantu lembaga sekolah bersama-sama

membentuk anak sebagai generasi muda yang dapat aktif mengembangkan

potensi dirinya, memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Di dalam kehidupan bermasyarakat, keluarga memiliki peranan yang

sangat besar. Peranan yang sangat besar itu disebabkan oleh keluarga yang

mempunyai fungsi yang sangat penting di dalam kelangsungan kehidupan

masyarakat. Fungsi itu adalah untuk melakukan sosialisasi, yang bertujuan

mendidik anak agar mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang dianut

untuk pertama kalinya diperoleh dari dalam keluarga. Manusia mengalami

Page 74: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

proses pendidikan sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan pertama kali

adalah dalam keluarga.

Kesibukan kerja orang tua dan kehidupan masyarakat modern saat ini

sering kali memaksakan orang tua meninggalkan kewajibannya sebagai

pendidik anak di rumah. Hal ini terjadi karena orang tua sibuk dengan

pekerjaanya sehingga intensitas perjumpaan dengan anak berkurang. Ini

dapat dilihat dari para orang tua yang bekerja hingga sore atau pagi hari.

Sehingga orang tua dalam memberikan keletadanan untuk anak mereka

berkurang. Anak sekarang cenderung mendapatkan pengalaman dari dunia

luar seperti dari teknologi dan lingkungan sekitar.

Pendidikan adalah faktor utama yang memberikan pengaruh penting

bagi perkembangan generasi penerus bangsa, serta untuk menyiapkan anak

yang dapat berperan dalam masyarakat sebagai individu maupun sebagai

warga masyarakat. Hal tersebut bisa dilakukan melalui pemberian bimbingan,

pelatihan dan pengajaran di dalam pendidikan formal maupun informal.

Pendidikan merupakan dasar pembangunan manusia. Pentingnya

pendidikan harus dilihat dalam konteks hak-hak asasi manusia, artinya

setiap manusia berhak untuk memperoleh pendidikan. Pada sisi lain

pendidikan merupakan kebutuhan dasar dari keberhasilan dan

kesinambungan pembangunan, karena pembangunan memerlukan sumber

daya manusia yang berkualitas serta mampu memanfaatkan,

mengembangkan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Page 75: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

Dalam buku keluarga muslim dalam masyarakat modern, dijelaskan

bahwa berdasarkan pendekatan budaya, keluarga sekurang-kurangnya

mempunyai fungsi, yaitu: fungsi biologis, fungsi edukatif, fungsi religius,

proyektif, sosialisasi, rekreatif, dan ekonomi (Jalaludin, 1994:21-22).

Di Perum Manunggal I sebagian besar orang tua menjadi pekerja

pabrik, dan rata-rata masih dalam usia produktif. Masa kerja orang tua

pekerja pabrik ini adalah 5 hari kerja.

Orang tua pada dasarnya menghendaki anak-anak mereka

tumbuh menjadi anak-anak yang baik, cerdas, patuh, dan terampil. Upaya

membesarkan, mendidik anak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

rangkaian kewajiban yang harus dilaksanakan oleh orang tua. Kewajiban ini

harus dilaksanakan secara selaras dan seimbang agar terjadi keseimbangan

dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Namun, dalam kenyataannya,

tidak semua keluarga dalam hal ini orang tua dapat melaksanakan perannya

dengan baik, karena latar belakang beberapa faktor salah satu faktornya

adalah pekerjaan. Orang tua lebih sering berada di luar rumah karena

kesibukannya bekerja, sehingga kasih sayang serta perhatian pada anak

berkurang. Kurangnya komunikasi antara anak dengan orang tua juga dapat

berpengaruh dalam membentuk perilaku dan karakter anak.

Salah satu kesalahpahaman orang tua dalam dunia pendidikan

adalah menganggap bahwa pendidikan adalah tanggung jawab sekolah,

menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak pada gurunya, padahal waktu yang

dihabiskan anak pada jam sekolah tidaklah sebanyak anak berinteraksi di

Page 76: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

rumah, di lingkungan keluarga dan masyarakat. Anggapan seperti itu keliru,

karena orang tua adalah pendidik yang utama. Pendidikan di lingkungan

keluarga akan mempengaruhi perilaku dan karakter anak.

Menurut Yoesoep dalam (Sutarto, 2007:5). Keluarga merupakan

lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Disebut sebagai lingkungan

atau lembaga pertama karena sebelum manusia mengenal lembaga pendidikan

lain, keluarga inilah yang pertama ada. Selain itu Lingkungan pendidikan

dalam keluarga atau lingkungan pendidikan informal ini dengan demikian

merupakan bentuk yang sebenarnya dari konsep pendidikan seumur hidup,

karena disinilah seseorang secara sadar atau tidak, dengan sengaja atau tidak,

dengan direncanakan atau tidak, memperoleh sejumlah pengalaman yang

sangat berharga dari lingkungannya, sejak dari lahir sampai mati, seperti

ditegaskan dalam penyataan ini: pendidikan yang diperoleh seseorang dari

pengalaman sehari-hari, dengan sadar atau tidak sadar, sejak lahir sampai

mati.

Page 77: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum

1. Letak Geografis

Perum Manunggal Sejahtera I adalah salah satu daerah di Desa

Karang Tengah dan merupakan salah satu desa yang berada di wilayah

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Adapun batasan-batasan

Perumahan Manunggal Sejahtera I sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Persawahan dan Desa Macanan,

b. Sebelah Timur : Persawahan dan Desa Glawan,

c. Sebelah Selatan : Perumahan Permata Hijau,

d. Sebelah Barat : Persawahan dan Perumahan Pabelan Makmur.

Keadaan Perum Manunggal Sejahtera I dapat dibilang daerah

yang gersang. Karena posisi rumah yang saling berdampingan bahkan

hampir tidak ada celah dari satu rumah ke rumah yang lain. Di depan

rumah juga tidak ada halaman yang luas, sehingga tidak bisa untuk

menanam pohon yang besar dengan jumlah yang banyak.

2. Keadaan Penduduk Menurut Umur

Jumlah penduduk di Perum Manunggal Sejahtera I pada tahun

2016 sebanyak 668 jiwa, yang terbagi menjadi jumlah penduduk laki-

laki sebanyak 316 orang dan penduduk berjenis perempuan 352 orang.

Page 78: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

Dari keseluruhan penduduk mayoritas beragama Islam. Data terakhir

Perum Manunggal Sejahtera I tahun 2016 menyebutkan:

Tabel 3.1

Jumlah Penduduk Menurut Usia

NO. KELOMPOK

UMUR(TAHUN)

L P JUMLAH

1. 0-4 7 7 14

2. 5-9 15 17 32

3. 10-14 19 27 46

4. 15-19 45 51 96

5. 20-24 47 51 98

6. 25-29 14 16 30

7. 30-34 8 13 21

8. 35-39 12 14 26

9. 40-44 15 36 51

10. 45-49 54 56 110

11. 50-54 44 31 75

12. 55-59 18 14 32

13. 60-64 9 6 15

14. 65-69 2 5 7

15. 70-74 5 7 12

16. >75 2 1 3

JUMLAH 316 352 668

(Dokumentasi Kelurahan Karang Tengah, 2016)

Page 79: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

3. Data Penduduk Menurut Pendidikan

Adapun data penduduk menurut pendidikan di Perum Manunggal

Sejahtera I dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.2

Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan

NO JENIS PENDIDIKAN L P JUMLAH

1. Tidak/Belum Sekolah 26 36 62

2. Belum Tamat SD/Sederajat 24 36 60

3. Tamat SD/Sederajat 17 16 33

4. SLTP/Sederajat 38 56 94

5. SLTA/ Sederajat 178 167 345

6. Diploma III 1 2 3

7. Akademi/Diploma III/S.Muda 3 9 12

8. Diploma IV/Strata I 31 26 57

9. Strata II 0 2 2

10. Strata III 0 0 0

JUMLAH 318 350 668

(Dokumentasi Kelurahan Karang Tengah, 2016)

Rata-rata pendidikan orang tua pekerja pabrik sampai tamat SMA

sederajat. Mereka memutuskan untuk tidak meneruskan sekolah lagi

karena biaya dan rasa malas yang menjadi penghalang untuk meneruskan

sekolah. Sehingga mereka memutuskan untuk mencari pekerjaan

kemudian menikah. Dalam hal pengetahuan dan pengalaman mereka

sudah bisa dikatakan baik. Kesadaran mereka untuk menyekolahkan

Page 80: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

anaknya juga sudah tinggi, dan mereka menginginkan agar anaknya

sekolah lebih tinggi dari orang tuanya.

4. Data Penduduk Menurut Pekerjaan

Adapun data penduduk menurut pekerjaan di Perum Manunggal

Sejahtera I dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.3

Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan

NO. JENIS PEKERJAAN L P JUMLAH

1. Belum/Tidak Bekerja 35 53 88

2. Mengurus Rumah Tangga 0 47 47

3. Pelajar/Mahasiswa 92 104 196

4. Pensiunan 5 6 11

5. Pedagang 0 0 0

6. Petani 0 0 0

7. Pegawai Negeri Sipil 12 8 20

8. Tentara Nasional Indonesia 3 0 3

9. Kepolisian RI 3 0 3

10. Karyawan Swasta 117 86 203

11. Karyawan BUMN 2 0 2

12. Karyawan Honorer 1 0 1

13. Buruh Harian Lepas 9 9 18

14. Tukang Jahit 0 1 1

(Dokumentasi Kelurahan Karang Tengah, 2016)

Page 81: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

Mata pencaharian penduduk Perum Manunggal Sejahtera I

kebanyakan adalah karyawan swasta. Pekerjaan yang begitu banyak

menghabiskan waktu di luar rumah daripada di rumah berkumpul

bersama keluarganya. Maka dari itu tidak sedikit anak-anak yang kurang

kasih sayang dari orang tuanya. Terutama dalam hal Pendidikan agama

Islam pada anak. Mereka cenderung menitipkan anak ke orang lain untuk

memantau anak mereka.

5. Sarana Pendidikan Formal dan Non Formal

Sarana pendidikan yang ada di Perum Manunggal Sejahtera I antara lain:

Tabel 3.4

Sarana Pendidikan

No. Nama Pendidik

1. Pendidikan agama Islam yang

di rumah warga

Rumah Bapak Shodiq,

Rumah Ibu Ali

2. TPQ di masjid Ibu Susan, Ibu Sulis

(Hasil Wawancara. Warga Perum Manunggal Sejahtera I. 2016)

4. Data Informan

Karakteristik informan yang diteliti adalah orang tua pekerja

pabrik. Informan yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah tujuh

keluarga. Adapun daftar nama mereka adalah sebagai berikut:

Page 82: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

Tabel 3.4

Daftar Informan

No. Nama Usia L/P Pendidikan Terakhir

1. Munjaroah 49 P SMP

2. Purwanto 49 L SMA

3. Suratno 52 L SLTA

4. Sri Mulyanto 52 L SMA

5. Pemilu Eko Widyanto 45 L SMK

6. Mukhsin 43 L SLTA

7. Sri Rahayu 46 P SMP

B. Temuan Penelitian

1. Pola Pendidikan Agama Islam Pada Anak Pekerja Pabrik

Data hasil wawancara tentang pola pendidikan agama Islam pada

anak pekerja pabrik di Perum Manunggal Sejahtera I adalah sebagai

berikut:

Pola pendidikan agama Islam yang diterapkan oleh orang tua

pekerja pabrik di Perum Manunggal Sejahtera I adalah sebagai berikut:

Sebagaimana yang dituturkan oleh Bapak ST sebagai berikut:

“Saya selalu memberi pengawasan waktu ibadah kepada anak saya, dan

ketika saya di rumah/ tidak sedang bekerja, saya suruh terus sampai

anak saya melakukan shalat. Ketika saya bekerja saya titipkan anak ke

rumah orang tua saya atau neneknya. Disana juga tidak jauh berbeda

kalau sudah waktunya sholat selalu diingatkan. Soalnya sudah sejak

awal saya titip pesan kepada orang tua saya untuk mengingatkan anak

saya solat. Dahulu sejak anak saya TK, saya ikutkan TPQ yang ada di

Page 83: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

perum, anak saya belajar baca tulis Al-Qur’an, menghafal do’a-do’a

sehari-hari disana. Kemudian ketika saya pulang bekerja ketika anak

mau makan saya tuntun untuk berdoa sebelum makan dulu, sebelum tidur

juga membaca doa sebelum tidur. Tapi setelah dia SMP dia malu untuk

mengikuti TPQ kemudian dia membaca Al-Qur’an sendiri di rumah dan

belajar buku-buku yang dulu pernah diajarkan di TPQ dan ia dapatkan

di sekolah. Anak itu butuh teladan yang baik mbak, ketika orang tuanya

memberi contoh yang baik juga anaknya insyaAllah mengikuti hal yang

baik” (W/ST/OR/1/20.00/27-06-2016).

Pertanyaan yang sama kami ajukan ke Bapak PM jawabannya

sebagai berikut:

“Saya selalu berusaha mengontrol anak ketika waktu sholat, belajar,

saya selalu ingatkan kepada anak-anak jangan sampai meninggalkan

sholat. Walaupun keduanya berbeda cara agar mau melakukannya,

karena saya sebagai orang tua harus memahami anak. Anak tidak bisa

dipaksa dengan kemauan orang tuanya. Jadi, ketika saya mau

mengingatkan anak saya solat, saya melihat anak saya sedang

bagaimana perasaannya dan perilakunya. Dirayu tapi tetap ditegaskan.

Kalau soal belajar membaca Al-Qur’an dan belajar do’a-do’a seharian,

anak saya sebenarnya mau saya ikutkan ke TPQ juga sama teman-

temannya di daerah sini, tetapi anaknya tidak mau, entah karena malu

atau bagaimana saya kurang tahu mbak, karena kalau orang mau

belajar itu kan harus mencari kenyamanan dahulu mbak. Anak saya lebih

nyaman belajar membaca Al-Qur’an di tempat salah satu rumah warga

yaitu Bapak Shodiq, kedua anak saya akhirnya belajar di situ semua

mbak. Doa-doa seharian juga diterapkan ketika anak-anak akan

melakukannya, seperti sebelum makan, mau tidur, masuk masjid”

(W/PM/OR/2/20.15/27-06-2016).

Sedangkan Bapak MK memberikan paparan sebagai berikut:

“Dari kecil saya perkenalkan kepada anak saya untuk solat lima waktu,

ketika saya sedang tidak bekerja saya ajak anak saya untuk solat di

masjid. Kebetulan ibunya juga di rumah, jadi kalau saya bekerja ibunya

yang selalu mengontrol untuk solat. Belajar membaca al-qur’an saya

ikutkan di TPQ sini mbk. Saya juga sekolahkan anak di sekolah islam.

Dari TK Islam sampai yang besar saya masukkan ke MTs agar tetap

Page 84: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

mendapatkan ajaran agama Islam. di rumah juga terkadang saya ulang

mbk untuk mengaji Al-Qur’an” (W/MK/OR/3/20.30/27-06-2016).

Alasan yang hampir sama juga di paparkan oleh ibu SR adalah

sebagai berikut:

“Saya selalu mengontrol mbak tentang solat lima waktu anak saya, dari

kecil saya selalu menekankan kepada anak saya. Ketika saya di rumah

anak saya main juga saya cari untuk melakukan solat dulu kemudian

boleh main lagi. Ya kalau belajar baca Al-Qur’an saya daftarkan anak di

TPQ mbk, jadi sekalian belajar doa-doa seharianya itu. Kalau di rumah

saya juga sering mengulang ketika ada waktu. Karena saya selalu

tekankan dalam keluarga kalau akhlak itu penting, sepintar-pintarnya

anak di sekolah, tapi kalau akhlaknya enggak ada sama aja”

(W/SR/OR/4/20.45/27-06-2016).

Yang dipaparkan oleh Bapak SM juga hampir sama:

“Anak saya tetap ajarkan tentang solat 5 waktu mbak, kalau saya

bekerja saya titipkan ke neneknya, neneknya juga selalu mengingatkan

untuk solat kalau sudah waktunya. Kalau membaca Al-Qur’an dan doa-

doa seharian diajarkan sendiri dari keluarga mbak, karena anak saya

dulu tidak mau untuk bareng sama teman-teman sebayanya. Saya selalu

memberikan buku-buku tentang agama, cerita nabi, musik-musik Islam

yang selalu saya berikan kepada anak saya” (W/SM/OR/5/21.00/27-06-

2016).

Sedangkan Bapak PW memaparkan hal yang sedikit berbeda:

“Saya dulu juga daftarkan anak saya di TPQ mbak, maksudnya biar tau

sendiri bagaimana membaca Al-Qur’an, mengenal doa-doa. Tapi anak

saya mengikuti TPQ tidak begitu lama, mungkin karena malu dan merasa

sudah besar, alhamdulillahnya sudah bisa baca Al-Qur’an dan

mengetahui doa-doa keseharian. Kalau doa-doa saya sering ajarkan

juga ketika di rumah dan akan melakukan sesuatu, seperti doa sebelum

makan. Soal solatnya, dulu saya sering ingatkan mbak, tapi sekarang

tidak pernah saya ingatkan (W/PW/OR/6/21.15/27-06-2016).

Page 85: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

Hal yang hampir sama juga dipaparkan oleh Ibu MJ adalah

sebagai berikut:

“Anak saya ya diberikan pengetahuan tentang agama dari TPQ itu, sejak

TK saya ikutkan. Belajar doa-doa juga di sana mbak. Sampai sekarang

juga tidak pernah ngopyak-ngopyak soal solat mbak. Anak saya juga

mendapatkan pelajaran agama di sekolahnya. Buku-buku pelajaran

agama juga di dapat dari TPQ dan sekolahnya mbk. Dulu pas ditinggal

kerja kan sama mbah buyutnya jadi ya tidak terlalu di perhatikan soal

solatnya” (W/MJ/OR/16.00/27-06-2016).

Ketika penulis menanyakan tentang fasilitas pendidikan apa saja

yang tersedia di Perum Manunggal Sejahtera I. Maka jawabannya

sebagai berikut:

1. Menurut Bapak ST adalah sebagai berikut:

“Kalau saya, dari anak yang pertama saya daftarkan di TPQ dan

dapat pelajaran dari sekolah aja, tapi setahu saya juga ada

beberapa rumah yang bersedia mengajari anak-anak di rumahnya”

(W/ST/OR/1/20.00/27-06-2016).

2. Menurut Bapak PM adalah sebagai berikut:

“Kalau fasilitias yang tersedia di perumahan ini TPQ sama warga

yang mau mengajarkan ilmu agama di rumah mbak, seperti saya

yang anaknya maunya di rumah seorang warga, tidak mau di TPQ”

(W/PM/OR/2/20.15/27-06-2016).

3. Menurut Bapak MK sebagai berikut:

“Sama aja sama yang lain mbak, karena baru itu, TPQ sama rumah

warga yang bersedia mengajari baca tulis Al-Qur’an di rumahnya”

(W/MK/OR/3/20.30/27-06-2016).

Page 86: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

4. Hal yang sama dari ibu SR adalah sebagai berikut:

“Di perumahan ini fasilitas pendidikan agama Islam ada TPQ sama

warga yang mau bersedia ngajari agama di rumahnya”

(W/SR/OR/4/20.45/27-06-2016).

5. Bapak SM juga mengungkapkan hal yang sama:

“Kalau di perumahan ini ya ada TPQ itu mbak, sama kayaknya ada

kok beberapa warga yang ngajari anak-anak sini di rumahnya”

(W/SM/OR/5/21.00/27-06-2016).

6. Menurut Bapak PW adalah sebagai berikut:

“Fasilitas pendidikan agama Islam di sini ya TPQ sore sama rumah

warga itu mbak. Baru itu sepertinya mbak”(W/PW/OR/6/21.15/27-

06-2016).

7. Hal yang sama juga dipaparkan Ibu MJ adalah sebagai berikut:

“Setau saya juga TPQ sore itu, soalnya saya juga daftarkan anak

saya biar bisa baca tulis Al-Qur’an di sana mbak”

(W/MJ/OR/21.30/27-06-2016).

Ketika penulis mengajukan pertanyaan selanjutnya tentang latar

belakang Pendidikan Orang Tua dan Pola Mendidik Anak pada orang tua

pekerja pabrik jawabannya sebagai berikut:

1. Sebagaimana yang dituturkan oleh Bapak ST sebagai berikut:

“Pendidikan saya terakhir SLTA, tetapi saya selalu utamakan

pendidikan anak saya. Karena saya menginginkan anak saya lebih

tinggi pendidikannya dan kesuksesan melebihi orang tuanya. Jadi

saya selalu memantau waktu belajar dan nonton tv anak saya, selalu

saya ingatkan kalau sukses juga untuk siapa, siapa yang nantinya

senang, begitu mbak” (W/SR/OR/1/20.00/27-06-2016).

2. Penuturan Bapak PM juga hampir sama adalah sebagai berikut:

“Saya itu pendidikan terakhirnya SMK mbak, saya mendidik anak

saya dengan mengikuti anak saya, maksudnya saya tidak pernah

memaksa anak untuk harus saat itu juga belajar, saya memberi

Page 87: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

pengetahuan dulu apa pentingnya dan lainnya. Saya mendengarkan

keinginan anak saya mau belajar seperti apa saya juga

mengutarakan apa yang saya inginkan. Kemudian saya ambil jalan

tengah harus seperti apa agar anak saya mau untuk menerapkan

belajar pada waktunya” (W/PM/OR/2/20.15/27-06-2016).

3. Bapak MK juga memberikan paparannya:

“SLTA mbak pendidikan terakhir saya, dalam mendidik anak saya

juga dibiasakan setiap solat maghrib tv harus mati, apalagi kalau

besoknya tes. Dalam pendidikan agama Islam, selain saya

percayakan di TPQ saya kalau ada waktu kosong juga selalu

mengulang ajaran-ajaran agama Islam. agar anak saya juga

mempunyai akhlak yang bagus” (W/MK/OR/3/20.30/27-06-2016).

4. Hal yang sama juga di paparkan oleh ibu SR adalah sebagai berikut:

“Kalau saya pendidikan terakhirnya SMP mbak. Tapi saya itu dalam

mendidik anak, yang saya lebih tekankan adalah pendidikan akhlak.

Anak saya harus pintar tetapi akhlaknya lebih penting. Jadi saya

juga memantau waktu belajar, waktu solat anak saya mbak. Tapi

saya tetap ajarkan akhlak itu utama. Kepribadian dan tingkah laku

seorang anak harus bagus” (W/SR/OR/4/20.45/27-06-2016).

5. Yang dipaparkan oleh Bapak SM juga hampir sama, sebagai berikut:

“Pendidikan terakhir saya SMA. Anak saya dulu ketika masih

belajar di bangku sekolah selalu saya jadwalkan waktu belajarnya

dan neneknya juga selalu mendukungnya. Kalau sekarang sudah

kuliah jadi sudah tau kapan harus belajarnya, sudah bisa

menentukan waktunya sendiri , tetapi kepatuhan kepada orang tua

tidak ada bedanya. Tetap mematuhi ketika saya minta tolong untuk

mengerjakan kegiatan” (W/SM/OR/5/21.00/27-06-2016).

6. Sedangkan Bapak PW memaparkan hal yang sedikit berbeda:

“Terakhir saya sekolah itu SMA mbak, pola mendidik saya kepada

anak saya tentang agama Islam saya titipkan di TPQ yang diadakan

sore hari. Saya terkadang kalau sempat juga mengajarkan di rumah.

Kalau sekarang sudah besar sudah tidak semudah dulu saya

mengajarkan itu mbak, terkadang merasa kuwalahan. Yang penting

tidak melebihi batas dalam pergaulannya mbak, selalu dalam

pantauan saya mbak” (W/PW/OR/6/21.15/27-06-2016).

Page 88: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

7. Hal yang hampir sama juga dipaparkan oleh Ibu MJ adalah sebagai

berikut:

“Pendidikanku terakhir SMP, dalam mendidik anak saya itu

memberikan pengarahan-pengarahan agar tidak terlewat batas

dalam pergaulannya. Pada saat dia kecil juga saya ikutkan TPQ

yang berlangsung sore itu, dapat pendidikan agama Islam juga di

sekolah. Saya tidak pernah mengontrol waktu belajar anak dan

waktu solat anak saya mbak. Dia belajar kalau ada PR, kalau tidak

pas dia ada ujian akhir semester yang dia merasa tidak bisa”

(W/MJ/OR/7/16.00/27-06-2016).

Kemudian ketika penulis menanyakan tentang faktor penghambat

dalam menerapkan pola pendidikan agama Islam pada orang tua pekerja

pabrik jawabannya sebagai berikut:

1. Sebagaimana yang dituturkan oleh Bapak ST sebagai berikut:

“Kalau hambatan ya karena kesibukan orang tua, disuruh ngaji di

rumah nanti-nanti, kalah sama tvnya kalo pas libur itu mbak, di

sekolah pelajaran agama juga mendapatkan bagus kok”

(W/SR/OR/1/20.00/27-06-2016).

2. Sedangkan Bapak PM menuturkan sebagai berikut:

“Mengenai penghambat dalam mengajarkan pendidikan agama

Islam pada anak saya kurangnya waktu berkumpul mbak, saya itu

kalau mau mengajarkan kepada anak lebih mengikuti alurnya.

Tetapi tetap tak kasih waktu, misalmya lagi pada mainan, terus saya

suruh mengaji, jawabanya nanti dulu trus saya kasih waktu 5 menit

lagi. Setelah itu ya nanti jalan sendiri” (W/PM/OR/2/20.15/27-06-

2016).

3. Bapak MK juga memberikan paparan sebagai berikut:

“Hambatan saya dalam mendidik anak itu paling ya anak saya itu

susah mbak kalau disuruh, karena jarang berkumpul juga”

(W/MK/OR/3/20.30/27-06-2016).

Page 89: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

4. Paparkan dari ibu SR sebagai berikut:

“Alhamdulillahnya saya tidak ada hambatan mbak dengan anak,

sampai sekarang anak saya ke masjid juga tidak pernah di suruh,

meskipun saya lagi tidak ke masjid. Hanya karena orang tuanya

sibuk mencari uang jadi sedikit waktu berkumpulnya”

(W/SR/OR/4/20.45/27-06-2016).

5. Yang dipaparkan oleh Bapak SM juga hampir sama, sebagai berikut:

“Hambatannya karena anak saya jarang mau keluar dan kumpul

dengan teman-temannya, dan jarang berkumpul dengan orang

tuanya. Jadi kalau pas ibunya pulang bekerja ibunya berusaha

selalu mendekatkan diri. Kemudian mengajarkan sendiri kepada

anak saya. Anak saya lebih dekat ke ibunya mbak”

(W/SM/OR/5/21.00/27-06-2016).

6. Sedangkan Bapak PW memaparkan:

“Anak saya susah kalau disuruh mbak, tetapi kalau teman-teman

bermainnya kalau mau mengaji pasti dia kalau disuruh mengaji juga

terkadang ikut” (W/PW/OR/6/21.15/27-06-2016).

7. Hal yang hampir sama juga dipaparkan oleh Ibu MJ:

“Susah anak saya mbak, maunya seperti itu ya harus begitu, dalam

mengajarkan pendidikan agama Islam yang penting di sekolah dia

memperhatikan. Karena saya juga sibuk cari uang to mbak,

ketemunya juga kalau pas saya pulang bekerja”

(W/MJ/OR/7/16.00/27-06-2016).

Pertanyaan selanjutnya yang diajukan penulis tentang faktor

pendukung dalam menerapkan pola pendidikan agama Islam pada orang

tua pekerja pabrik, sebagai berikut:

1. Sebagaimana yang dituturkan oleh Bapak ST sebagai berikut:

“Kalau pendukungnya ya dari orang tuanya dulu mbak. Di biasakan

aja mbak kalau saya, dengan cara pembiasaan dan diberi contoh

lebih mudah dalam mengajarkannya” (W/SR/OR/1/20.00/27-06-

2016).

Page 90: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

2. Sedangkan Bapak PM menuturkan:

“Pendukungnya kalau saya yang penting lingkungan rumah dulu”

(W/PM/OR/2/20.15/27-06-2016).

3. Paparan yang diberikan Bapak MK adalah sebagai berikut:

“saya selalu berusaha mengusahakan pendidikan itu dari

peneladanan di dalam keluarga mbak” (W/MK/OR/3/20.30/27-06-

2016).

4. Paparkan dari ibu SR sebagai berikut:

“pendukungnya pendidikan agama Islam ya dari pendekatan antar

keluarga itu” (W/SR/OR/4/20.45/27-06-2016).

5. Yang dipaparkan oleh Bapak SM:

“Melalui pendekatan keluarga mbak, meskipun waktu bertemu tidak

setiap waktu. Tapi ketika ada waktu kosong dan libur saya

mendekati anak saya” (W/SM/OR/5/21.00/27-06-2016).

6. Pemaparan dari Bapak PW adalah sebagai berikut:

“Kalau anak saya itu lingkungan rumah dan luarnya mbak yang

dapat dibuat pendukungnya” (W/PW/OR/6/21.15/27-06-2016).

7. Hal yang hampir sama juga dipaparkan oleh Ibu MJ:

“Lingkungan mbak, karena saya juga sadar kalau kurang

memperhatikan tentang pedidikan agama Islamnya”

(W/MJ/OR/7/16.00/27-06-2016).

Page 91: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah data diolah dan disajikan baik dalam bentuk tabel maupun

penjelasan dan uraian, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data.

Penganalisaan dilakukan agar dapat diperoleh hasil yang sesuai dari setiap

data yang disajikan dalam penelitian ini. Untuk lebih terarahnya proses

analisis ini, penulis mengemukakan berdasarkan penyajian sebelumnya secara

sistematis dan berurutan.

1. Model Pedidikan Agama Islam di Perum Manunggal Sejahtera I

Karang Tengah

Berdasarkan temuan di lapangan, model pendidikan agama Islam

di Perum Manunggal Sejahtera I yang diterapkan orang tua terhadap anak

dalam hal pendidikan aqidah dan akhlak adalah bersifat fleksibel.

Terbukti dengan orang tua yang selalu menyempatkan waktu ketika tidak

bekerja, untuk memantau waktu sholat anak dan selalu memberi contoh

yang baik dalam pendidikan dan perkembangan anak. Hal ini

menunjukkan bahwa orang tua memperhatikan penanaman pendidikan

aqidah kepada anak-anaknya. Karena model seperti ini tepat untuk

menanamkan aqidah pada saat anak masih kecil. Apabila penanaman

aqidah dilakukan dengan sembarangan atau sama sekali tidak dilakukan,

maka dikhawatirkan anak kecil tersebut dapat melenceng dari aqidah

Islamiyah.

Page 92: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

a. Faktor Yang Mempengaruhi Orang Tua dalam Menerapkan Model

Pendidikan Agama Islam Pada Anak di Perum Manunggal Sejahtera

I Karang Tengah

1) Lama bekerja orang tua setiap hari

Orang tua bekerja selama 8 jam dalam sehari. Hal ini

menunjukkan bahwa orang tua lebih banyak berada diluar

rumah. Dalam hal ini orang tua memiliki keterbatasan waktu

untuk memberikan pendidikan kepada anak mereka.

2) Kesempatan orang tua mengajarkan pendidikan agama pada

anak

Berdasarkan perolehan data yang dijabarkan sebelumya,

maka dapat dianalisa bahwa walaupun orang tua bekerja dalam 8

jam sehari dengan sistem shift, mereka masih dapat

menyempatkan waktu untuk mengajarkan pendidikan agama.

Seperti mengajak sholat berjamaah ketika pulang bekerja,

membaca Al-Qur‟an bersama, ketika anak mau tidur diajarkan

membaca do‟a sebelum tidur. Sehingga dengan waktu yang

mereka punya untuk berkumpul dengan keluarga dapat

dimanfaatkan dengan maksimal. Hal ini dapat berpegaruh positif

terhadap pendidikan agama kepada anak, namun sebaliknya

apabila mereka tidak menggunakan dengan sebaik-baiknya

maka dapat berpengaruh negatif terhadap pendidikan anak.

Page 93: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pendidikan

agama Islam pada orang tua pekerja pabrik untuk mendidik

anaknya menggunakan keteladanan. Karena keteladanan lebih

mudah diterima dibandingkan hanya dengan lisan saja.

2. Faktor-Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Model

Pendidikan Agama Islam Pada Orang Tua Pekerja Pabrik

Faktor penghambat orang tua dalam memberikan pendidikan

kepada anak adalah kurangnya waktu orang tua berkumpul dengan anak

dan lingkungan pergaulan. Akan tetapi, dalam keseharian tidak

berpengaruh, walaupun sering bermain, berkumpul bersama teman-

temannya, kebanyakan dari mereka tetap mengaji di TPQ.

Faktor pendukung yang dapat mempengaruhi adalah kemauan

orang tua agar anaknya menjadi sholeh dan sholehah, orang tua yang

selalu berusaha memberikan teladan yang baik. Karena keluarga

merupakan lingkungan pendidikan pertama dan utama bagi anak, tetapi

orang tua juga berusaha mencarikan fasilitas pendidikan agama Islam

agar anaknya tetap mendapatkan pendidikan yang baik meskipun harus

mengeluarkan biaya.

Page 94: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan mengenai model pendidikan

agama Islam pada anak pekerja pabrik di Perum Manunggal Sejahtera I

kesimpulannya adalah sebagai berikut:

1. Model yang diterapkan orang tua bersifat fleksibel dan keteladanan dari

orang tua terkadang menggunakan cara yang sedikit tegas sesuai dengan

situasi dan kondisi.

2. Hambatan para orang tua dalam mendidik anak-anaknya di dalam keluarga

adalah kesibukan orang tua dalam bekerja, kurangnya waktu berkumpul,

dan kemauan dalam diri anak itu sendiri. Sedangkan pendukungnya,

karena kemauan orang tua agar anaknya menjadi anak yang sholih dan

sholihah. Keluarga yang selalu berusaha maksimal membantu dalam

mendidik dan memperhatikan anak.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka perlu kami sampaikan saran-saran

sebagai berikut:

1. Sebaiknya orang tua dapat memanfaatkan waktu secara efektif dalam

menanamkan dan mengajarkan pendidikan agama Islam pada anak-

anaknya.

Page 95: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

2. Orang tua sebaiknya bisa memberi teladan yang baik terhadap anaknya

dimana pun dia berada. Agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan

baik.

Page 96: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Mansyur dan Muhammad Najib. 1993. Agama, Demokrasi Dan Informasi

Sosial. Yogyakarta: LPKSMNV DIY bekerjasama dengan The Asia

Fondation Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik

(Edisi Revisi VI). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Daradjat, Zakiah. 1996. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

_______. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. 1971. Jakarta.

Djamarah, Bahri Syaiful. 2004. Pola Komunikasi Orang tua dan Anak dalam

keluarga. Jakarta: PT Raneka Cipta.

Gunarsa, Singgih D. 2007. Psikologi Remaja. Jakarta: Gunung Mulia.

Gymnastiar, Abdullah. 2006. Sakinah : Manajemen Qolbu untuk Keluarga,

Bandung: Khas MQ

Hurloch, Elizabeth B. 1978. Child Developmen, Terj Oleh Meitasari Tjandrasa,

Perkembangan Anak, Jilid II. Jakarta: Erlangga.

Lestari & Ngatini. 2010. Pendidikan Islam Kontekstual. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Majid, Abdul. 2005. Perencanaan Pembelajaran dan Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Maktabah Syamilah. H.R Muslim. 4803.

Mansur. 2005. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: PUSTAKA

PELAJAR.

Maslikhah. 2013. Melejitkan Kemahiran Menulis Karya Ilmiah Bagi Mahasiswa.

Yogyakarta: TrustMedia.

Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. edisi revisi. Bandung :

PT Remaja Rosdakarya.

______________. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Munib, Ahmad. 2011. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Unnes Press.

Page 97: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

Najib, Muhammad dan Mansyur Amin. 1993. Agama, Demokrasi dan Informasi

Sosial. Yogyakarta: LPKSMNV DIY bekerjasama dengan The Asia

Fondation Jakarta.

Nata, Abuddin. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.

Poerwadarminta, W.J.S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Putra, Nusa dan Santi Lisnawati. 2012. Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama

Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Qodratillah, Meiti Taqdir. 2011. Kamus Bahasa Indonesia untuk Pelajar. Jakarta:

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan.

Rahmat, Jalaludin. 1994. Keluarga Muslim dalam Masyarakat Modern. Bandung:

Rosda Karya.

Setiawan, Mary Go. 2000. Menerobos dunia anak. Bandung: Yayasan Kalam

Hidup.

Subroto, 1997. Pengembangan Sosial. Bandung: LAB PLS.

Sugiyono. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

_______. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D cetakan ke-

18. Bandung: Alfabeta.

Sunarto dan B. Agung Hartono. 2002.Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sutarto, Joko. 2007. Pendidikan Nonformal, Konsep Dasar, Proses Pembelajaran

dan Pemberdayaan Masyarakat. Semarang: Unnes Press

Syafaat, Aat dkk. 2008. Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah

Kenakalan Remaja (Juvenile Delinquency). Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Tafsir, Ahmad. 1996. Pendidikan Agama Dalam Keluarga. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Thoha, Chabib. 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar Offset.

____________. 1999. Metodologi Pengajaran Agama. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

Page 98: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

Yasin, A.Fatah. 2008. Dmensi-dimensi pendidikan islam. Yogyakarta:SUKSES

offset.

Yusuf LN, Syamsu. 2008. Psikologi Perkemangan Anak dan Remaja. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

_______________. 2009. Psikologi Perkemangan Anak dan Remaja. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Zuhaili, Muhammad. , 2002. Pentingnya pendidikan Islam Sejak Dini.

Jakarta:A.HBa‟adillahpres.

http://aqliyamah.wordpress.com

http://neza-khoirutunnisa.blogspot.com

Page 99: MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - e-repository.perpus ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1553/1/MODEL... · Pendidkan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

LAMPIRAN

-

LAMPIRAN