Upload
asricinot
View
416
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
7/21/2019 Mikromeritika Asri Budi Yulianti 260110140110
1/27
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II
MIKTOMERITIKA
NAMA : ASRI BUDI YULIANTI
NPM : 260110140110
HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS , 7 Mei 2015
ASISTEN : NOVIA EKA PUTRI
RIMBA T
LABORATORIUM FARMASI FISIKA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2015
7/21/2019 Mikromeritika Asri Budi Yulianti 260110140110
2/27
ABSTRAK
Mikromeritika adalah ilmu dan teknologi mengenai partikel kecil. Pada pengujian
mikromeritika terdapat 3 jenis kerapatan, yaitu kerapatan sejati, kerapatan mampat,
dan kerapatan curah. Kerapatan sejati merupakan kerapatan zat itu sendiri, kerapatan
mampat merupakan kerapatan yang diperoleh jika serbuk dalam gelas ukur diketuk-
ketukan sampai volumenya tetap, dan kerapatan curah adalah kerapatan dimana
massa dari serbuk dibagi dengan volume bulk. Pada praktikum kali ini, dilakukan
penentuan kerapatan partikel menggunakan piknometer 5 ml. selain itu, ditentukan
juga kecepatan alir dan sudut istirahat, serta ditentukan juga kerapatan curah dan
kerapatan mampatnya. Pada mikromeritika, ukuran partikel dapat menjadi penentu
stabilitas fisik obat. Selain itu, apabila ukuran partikel semakin kecil, maka
penyerapan dan aksi obat akan semakin cepat. Dari hasil yang didapatkan
parasetamol memiliki sudut istirahat 40,36o, kerapatan dengan piknometer 1,72 g/ml
, kerapatan curah 0,36 g/ml,kerapatan mampat 0,53 g/ml, rasio Hausner 1,472, %
kompresibilitas 32,075% dan indeks carr 32,075.
Kata Kunci : mikromeritika, ukuran partikel, kerapatan curah, Kerapatan
mampat, kerapatan sejati, kecepatan aliran, sudut istirahat,
piknometer.
7/21/2019 Mikromeritika Asri Budi Yulianti 260110140110
3/27
ABSTRACT
Micromeritika is the science and technology of the tiny. On testing micromeritika
there are 3 kinds of density, which is the true density, compressed density, and bulk
density. True density is the density of the substance itself, tapped density is the
density obtained when a powder in a measuring cup a knock-knock until the volume
is fixed, and the bulk density is the density in which the mass of a powder divided by
the bulk volume. At this time the lab, made the determination of particle density
using 5 ml picnometer. in addition, also determined flow rate and angle of rest, and
also determined bulk density and tapped density. At micromeritika, the particle size
can be a determinant of the physical stability of the drug. In addition, if the particle
size gets smaller, the absorption and action of the drug will be faster. From the
results obtained paracetamol have break angle of paracetamol is 40,36 , density use
picnometer of paracetamol is 1,72 g/ml, bulk density of paracetamol is 0.36 g / ml,
the density of compressible is 0.53 g / ml, ratio Hausner is 1,472 , % compressibility
is 32,075 % and Carr index of paracetamol is 32,075.
Keywords : mikromeritika, particle size, bulk density, tapped density, true
density, flow velocity, angle of break, picnometer.
7/21/2019 Mikromeritika Asri Budi Yulianti 260110140110
4/27
I.
TUJUAN
1. Menentukan ukuran partikel secara mikroskopik
2. Menentukan kerapatan partikel dengan piknometer
3. Menentukan kerapatan alir serbuk dan sudut
4. Menentukan kerapatan curah (ruah, longgar, bulk) dan kerapatan mampat
5. Menentukan sifat aliran serbuk
II. PRINSIP
1. Kalibrasi Mikrometer
Kalibrasi sebuah micrometer yaitu adjustment kembali ketitik nol untuk
mendapatkan hasil ukur yang lebih presisi (Takarina, 2014).
2. Kerapatan sejati
Massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk rongga yang terbuka
dan tertutup (Mochtar,1990).
3. Kececepatan alir serbuk dan sudut istirahat
Mengukur waktu jatuh yang diperlukan oleh sejumlah serbuk yang ditaruh di
dalam suatu corong sampai seluruh serbuk itu turun adalah cara untuk
menentukan kecepatan alir serbuk dan menetapkan sudut istirahat yaitu sudut
yang dibentuk antara lereng timbunan serbuk dengan bidang datar (Lachman,
1994).
4. Kerapatan curah dan kerapatan mampat
Kerapatan curah didefinisikan sebagai massa dari serbu dibagi dengan
volume bulk.Kerapatan mampat adalah kerapatan yang diperoleh jika serbukdi dalam gelas ukur diketuk-ketukkan dimampatkan sampai volumenya tetap
dengan alat tapping density (Gibson.2004).
7/21/2019 Mikromeritika Asri Budi Yulianti 260110140110
5/27
5. Adhesi dan Kohesi
Adhesi didefinisikan sebagai gaya tarik menarik antar partikel yang berbeda
jenis. Kohesi didefinisikan sebagai gaya tarik menarik antar partikel sejenis
(Febriyani,2014).
6. Gravitasi
Gaya gravitasi bumi atau arti gaya tarik bumi adalah suatu gaya tarik-menarik
yang terjadi pada semua partikel yang mempunyai massa (Mesuji,2014).
III.REAKSI
-
IV.TEORI DASAR
Mikromeritik adalah suatu ilmu dan teknologi yang mempelajari partikel
kecil. Disperse koloid dicirikan oleh partikel yang terlalu kecil untuk dilihat
dengan mikroskop bisa, sedang partikel emulsi dan suspense farmasi serta serbuk
halus berada dalam jangkauan mikroskop optic. Partikel yang mempunyai ukuran
serbuk lebih kasar, granul tablet, dan garam granular berada dalam kisaran
ayakan. (Martin ,2008).
Partikel adalah fase yang didisperi dan berada dalam wujud padatan
seperti partikel pada serbuk/suspense, berupa cairan seperti pada emulsi atau
dapat berupa gas seperti yang tampak pada busa. Satuan ukuran partikel yang
lazim dalam mikromeritika adalah mikormeter (Martin,2008).
Kerapatan adalah turunan besaran yang menyangkut suatu massa danvolume. Batasannya adalah massa persatuan volume pada temperature dan
tekanan tertenut yang diyatakan dalam system cgs dalam gram per cm
= volume(cm3) = gram . cm3= M.L-3
7/21/2019 Mikromeritika Asri Budi Yulianti 260110140110
6/27
(Mochtar,1990).
Untuk memulai setiap analisis ukuran partikel harus diambil dari umunya
jumlah bahan besar (ditandai dengan junlah dasar) suatu contoh yang
representatif. Karenanya suatu pemisahan bahan awal dihindari oleh karena dari
suatu pemisahan, contoh yang diambil berupa bahan halus atau bahan kasar.
Untuk pembagian contoh pada jumlah awal dari 10-1000 g digunakan apa yang
disebut Pembagi Contoh piring berputar. Pada jumlah dasar yang amat besar
harus ditarik beberapa contoh dimana tempat pengambilan contoh sebaiknya
dipilih menurut program acak (Voigt, 1995).
Ilmu dan teknologi partikel kecil diberi nama mikromiretik oleh Dalla
Valle. Dispersi koloid dicirikan oleh partikel yang terlalu kecil untuk dilihat
dengan mikroskop biasa, sedang partikel emulsi dan suspensi farmasi serta
serbuk halus berada dalam jangkauan mikroskop optik. Partikel yang mempunyai
ukuran serbuk lebih kasar, granul tablet, dan garam granular berada dalam
kisaran ayakan (Martin, 2008).
Waktu alir adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah granul untuk
mengalir dalam suatu alat. Sifat alir ini dapat dipakai untuk menilai efektivitas
bahan pelicin, dimana adanya bahan pelicin dapat memperbaiki sifat alir suatu
granulat (Voigt, 1995).
Sudut diam merupakan suatu sudut tetap yang terjadi antara timbunan
partikel bentuk kerucut dengan bidang horizontal jika sejumlah serbuk dituang
kedalam alat pengukur. Dimana sudut diam yang baik, Jika kurang dari 40 o.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sudut diam suatu granul adalah bentuk ukuran
serta kelembaban granul.
7/21/2019 Mikromeritika Asri Budi Yulianti 260110140110
7/27
Sudut diam diukur dengan rumus :
Tg =
Keterangan :
= sudut diam
h = tinggi kerucut
r = jari-jari
(Mulyadi, 2011).
Ada tiga jenis kerapatan dalam mikromeritika, yaitu :
1. Kerapatan sejati
Kerapatan sejati merupakan kerapatan zat itu sendiri tidak dengan ruang
hampa dari pori intrapartikel yang lebih besar dari dimensi molekul atau atom
dalam kristal (Sinko, 2006).
2. Kerapatan granul
Kerapatan granul ditentukan dengan pergantian air raksa yang tidak meresap
ke dalam pori yang lebih kecil daripada 10 (Sinko, 2006).
3. Kerapan curah
Kerapatan curah tergantung pada distribusi ukuran, bentuk, dan
kecenderungan dari partikel untuk lengket satu sama lain (Sinko, 2006).
7/21/2019 Mikromeritika Asri Budi Yulianti 260110140110
8/27
V. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
5.1.1 Alat pemampat serbuk
5.1.2 Alat pengukur kecepatan alir serbuk
5.1.3 Gelas ukur
5.1.4 Neraca Analitis
5.1.5 Piknometer
2. Bahan
5.2.1 Parafin Cair
5.2.2 Parasetamol
3. Gambar Alat
No Nama Gambar
1 Alat Mampat Serbuk
7/21/2019 Mikromeritika Asri Budi Yulianti 260110140110
9/27
2 Alat pengukur
kecepatan alir serbuk
3 Gelas Ukur
7/21/2019 Mikromeritika Asri Budi Yulianti 260110140110
10/27
4 Neraca Analitis
5 Piknometer
7/21/2019 Mikromeritika Asri Budi Yulianti 260110140110
11/27
VI.PROSEDUR
Pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Setelah itu
dilakukan penentuan kecepatan alir serbuk dan sudut istirahat. Sampel yang
digunakan adalah Parasetamol. Untuk kecepatan alir serbuk, Parasetamol
ditimbang sebanyak 25 gr . Kemudian dimasukkan ke dalam corong yang lubang
bawahnya ditutup. Setelah semua sampel berada dalam corong, corong dibuka.
Lalu dicatat waktu ketika sampel mengalir. Untuk sudut istirahat, dilakukan
dengan cara diameter dan tinggi timbunan serbuk diukur menggunakan
penggaris.
Setelah itu dilakukan penentuan kerapatan partikel dengan menggunakan
piknometer. Piknometer yang digunakan adalah piknometer 10 ml. Pertama-
tama, piknometer kosong ditimbang (W1). Setelah itu, piknometer diisi dengan
solven (solven yang digunakan adalah parafin cair) lalu ditimbang lagi (W2).
Kemudian berat solven ditentukan dengan cara W1-W2. Selanjutnya 2-3 ml
solven dituangkan ke dalam tabung reaksi. Lalu Parasetamol ditimbang sebanyak
1 gr. Dan masukan ke dalam piknometer. Memasukkan solven hingga volumepiknometer. Dari prosedur tersebut, dapat diketahui kerapatan sejati dari pimojel.
Selanjutnya ditentukan kerapatan curah dan kerapatan mampat.
Parasetamol ditimbang sebanyak 36 gr. Setelah itu dimasukkan ke dalam gelas
ukur. Dicatat volume serbuk untuk mengetaui kerapatan curah dari serbuk
tersebut. Setelah itu serbuk dimampatkan dengan alat pemampat serbuk dengan
berbagai variasi ketukan yaitu 0, 50, 100, 125, 200, 250, dan 300 ketukan. Dari
variasi ketukan tersebut dapat diketahui kerapatan mampat dari Parasetamol.
7/21/2019 Mikromeritika Asri Budi Yulianti 260110140110
12/27
VII. DATA PENGAMATAN
7.1 Penentuan kecepatan alir serbuk dan sudut istirahat
Pengulangan Waktu (s) Diameter
(cm)
Tinggi (cm) Tan
1 - 9,6 4,4 0,917
2 - 9,4 3,8 0,809
3 - 10 4,2 0,84
Ratarata - 9,67 4,3 0,8533
= 40,36o
7.2 Penentuan kerapatan mampat dan kerapatan curah
Jumlah ketukan Volume(ml) Kerapatan (gr/ml)
0 84 0,36
50 65 0,46
100 60 0,50
125 58 0,52
200 57 0,53
250 57 0,53
300 57 0,53
VIII. PERHITUNGAN
1.
Menentukan kerapatan partikel
Piknometer yang digunakan adalah piknometer 5 ml
W1 = Bobot piknometer kosong = 12,01 g
W1 = Bobot piknometer + solven = 16,67 g
W3 = Bobot sampel = 0,5 g
7/21/2019 Mikromeritika Asri Budi Yulianti 260110140110
13/27
W5 = Bobot piknometer dengan pelarut dan sampel = 16,9 g
W2 = Bobot Solven = W1 W1 = 4,89 g
=1 2
(24 +)
=4, ,
(4,4,89+,)
= 1,72 g/ml
2. Menentukan laju alir dan sudut istirahat
Tan = ()
tan 1=4,4
4,8 = 0,917
1= 42, 52o
tan 2=,8
4,7= 0,809
2= 38, 97o
tan 3=4,2
= 0,84
3= 40, 03o
rata-rata adalah = 40,36o
3. Menentukan kecepatan curah dan mampat
Rasio Hausner =
=0,53
0,36
= 1,472
7/21/2019 Mikromeritika Asri Budi Yulianti 260110140110
14/27
Indeks konsolidasi ( % kompresibilitas)
% kompresibilitas =
x 100%
=, ,
,x 100%
= 32, 075 %
Indeks Carr
C = 100 x ( 1 -
)
= 100 x ( 1 -,
,)
= 32, 075
IX. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan percobaan mengenai Mikromeritika.
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kerapatan partikel dengan
menggunakan piknometer, menentukan kecepatan alir serbuk, menentukan
sudut istirahat, menentukan kerapatan curah, dan menentukan kerapatan
mampat.
Mikromeritika adalah suatu ilmu dan teknologi yang mempelajari
partikel kecil (Martin, 2008). Adapun prinsip yang mendasari praktikum ini
adalah kerapatan sejati, yaitu kerapatan serbuk yang sebenarnya; kerapatan
curah, yaitu perbandingan antara massa serbuk dengan volume serbuk;
kerapatan mampat, yaitu kerapatan yang diperoleh jika serbuk dalam gelas
ukur diketuk-ketukan sampai volumenya tetap; kerapatan alir dan sudut
7/21/2019 Mikromeritika Asri Budi Yulianti 260110140110
15/27
7/21/2019 Mikromeritika Asri Budi Yulianti 260110140110
16/27
hasil pengukuran dan dapat menambah bobot dari piknometer yang
ditimbang. Piknometer ditimbang sebelum dan sesudah ditambahkan dengan
solven yaitu paraffin cair. Setelah itu, parasetamol sebanyak 1 gram
dilarutkan dalam 2-3 ml solven. Piknometer yang telah berisi solven dan
serbuk parasetamol ditimbang kembali. Dari hasil praktikum, didapat
kerapatan parasetamol sebesar 1,72 g/ml.
Percobaan selanjutnya adalah bertujuan untuk menentukan laju alir
dan sudut istirahat dari parasetamol beserta sifat dan karakteristiknya.
Penentuan laju alir dan sudut istirahat sampel dilakukan dengan
menggunakan alat pengukur kecepatan alir serbuk. Parasetamol yang telah
diayak ditimbang sebanyak 25 gram kemudian dimasukkan ke dalam corong
yang lubang bawahnya ditutup lalu dibuka tutup bawahnya agar parasetamol
mengalir. Percobaan dilakukan tanpa dan dengan menggunakan alat
penggetar. Dengan dan tanpa alat penggetar, parasetamol sulit untuk mengalir
dan ketika membentuk timbunan dihasilkan sudut istirahat sebesar 40,36.
Sudut istirahat merupakan sudut yang dibentuk antara lereng timbunan
serbuk dengan bidang datar. Bidang datar disini adalah jari-jari dari timbunan
serbuk tersebut. semakin besar sudut istirahat maka semakin lama atau
semakin buruk sifat alirnya. Penentuan kecepatan alir dan sudut istirahat
dilakukan triplo yang bertujuan untuk meminimalisir kesalahan. Dengan nilai
sudut istirahat tersebut maka dapat dinyatakan aliran serbuk parasetamol
dalam kategori sangat buruk untuk mengalir.
Percobaan selanjutnya yaitu menentukan kerapatan mampat dan
kerapatan curah dari serbuk parasetamol. Kerapatan curah adalah massa dariserbuk dibagi dengan volume bulk. Kerapatan ini ditentukan dengan
mengukur volume serbuk di dalam gelas ukur dari sejumlah tertentu sampel
yang telah ditimbang. Kerapatan curah dapat berubah dengan adanya faktor-
faktor gangguan. Hal ini dapat terjadi karena kerapatan curah bukan
7/21/2019 Mikromeritika Asri Budi Yulianti 260110140110
17/27
merupakan properti intrinsik dari partikel tersebut.Sedangkan kerapatan
mampat diperoleh dengan serbuk yang dimampatkan dalam gelas ukur
khusus yang diberi ketukan. Untuk menentukan kerapatan curah dan
kerapatan mampat diayak terlebih dahulu kemudian parasetamol ditimbang
sebanyak 30 gr. Setelah itu dimasukkan ke dalam gelas ukur. Lalu gelas ukur
tersebut dimasukkan ke alat pemampat serbuk. Dicatat volume serbuk untuk
mengetaui kerapatan curah dari serbuk tersebut. Setelah itu alat dinyalakan
dan serbuk dimampatkan dengan alat pemampat serbuk dengan berbagai
variasi ketukan yaitu 0, 50, 100, 125, 200, 250, dan 300 ketukan. Untuk
ketukan 0, disebut juga dengan kerapatan curah. Setelah dimampatkan
dengan 50 ketukan, serbuk memadat, dan volumenya berkurang 19 ml, dari
84 ml menjadi 65 ml. setelah itu, dimampatkan lagi dengan ketukan 100, dan
volume serbuk kembali berkurang menjadi 60 ml. selanjutnya dimampatkan
lagi dengan 125 ketukan, volume serbuk menjadi 58 ml. untuk pemampatan
dengan 200, 250, dan 300 ketukan tidak terjadi pengurangan volume lagi. Hal
ini dikarenakan pemampatannya telah maksimal.
Kerapatan yang semakin mampat maka kompresibilitasnya punmenjadi baik. Nilai kompresibilitas berpengaruh terhadap sifat alir.
Kompresibilitas juga dapat dilihat dari indeks Carr, yang merupakan indikasi
dari kompresabilitas dari serbuk. Jika Indeks Carr lebih dari 25% dianggap
sifat alirannya buruk, dan jika dibawah 15% maka sifat alirannya baik.
Adapun indeks Carr pada sampel ini adalah 32,075% , maka sampel ini dapat
dikatakan memiliki sifat alir yang buruk.
Perbandingan antara kerapatan curah dengan kerapatan mampatadalah rasio Hausner. Jika rasio Hausner lebih kecil dari 1,5 maka aliran
serbuk tersebut baik, tetapi jika rasio Hausner lebih besar dari 1,5 maka aliran
serbuk tersebut buruk. Sifat alir diketahui dan penting karena dalam bidang
pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran partikel berperan penting
7/21/2019 Mikromeritika Asri Budi Yulianti 260110140110
18/27
dalam mencapai sifat aliran yang diperlukan dan pencampuran yang benar
dari granul dan serbuk. Adapun rasio Hausner yang diperoleh dari praktikum
ini adalah 1,472.
Berdasarkan percobaan tersebut, dapat dilihat bahwa parasetamol ini
memiliki sifat alir yang buruk hal ini sesuai dengan literature dimana
parasetamol ini memiliki sifat alir dan kompaktibilitas yang buruk dengan
bentuknya yang kristal, maka perlu dibuat granul dengan metode granulasi
basah sehingga dapat meningkatkan fluiditas dan kompresibilitas yang baik
(Voigt, 1995).
7/21/2019 Mikromeritika Asri Budi Yulianti 260110140110
19/27
X. SIMPULAN
1. Penentuan ukruan partikel secara mikroskopik tidak dilakukan dalam
percobaan kali ini.
2. Dapat ditentukan kerapatan partikel dengan menggunakan
piknometer. Kerapatan parasetamol dengan menggunakan piknometer
adalah sebesar 1,72 g/ml
3. Kecepatan alir serbuk dan sudut istirahat dapat ditentukan dengan alat
ukur kecepatan alir serbuk. Sudut istirahat parasetamol adalah 40,360.
4. Kerapatan curah dan kerapatan mampat dari parasetamol dapat
ditentukan dengan alat pemampat serbuk. Kerapatan curah yang
dihasilkan sebesar 0,36 g/ml dan kerapatan mampat sebesar 0,53
g/ml.
5. Sifat aliran parasetamol buruk karena sudut istirahat yang dihasilkan
lebih besar dari 400, rasio Hausnernya lebih dari 1,5 dan %
kompresibilitasnya 32, 075 %.
7/21/2019 Mikromeritika Asri Budi Yulianti 260110140110
20/27
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1979.Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : BPOM.
Febriyani,Eka.2014.Adhesi-Kohesi. Available at http://www.informasi-
pendidikan. com/2014/12/kohesi-dan-adhesi.html?m=1 [Diakses pada
tanggal 3 Mei 2015].
Gibson, Mark. 2004. Pharmaceutical Preformulation and Formulation. United
States of Amerika.
Lachman, L.,H. A. Lieberman & J.L Kanig. 1994. Teori dan Praktek Farmasi
IndustriJilid I Edisi II. diterjemahkan oleh Siti Suyatmi. Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia.
Martin, Alfred. 2008.Farmasi Fisik Edisi 3. Jakarta : UI Press.
Mesuji, Dudung. 2014. Pengertian Gravitasi Bumi menurut Hukum Newton.
Available at http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-gravitasi-bumi-
menurut-hukum-newton/[Diakses pada tanggal 3 Mei 2015].
Mulyadi. 2011. FORMULASI GRANUL INSTAN JUS KELOPAK BUNGA
ROSELA (Hibiscus sabdariffa L) DENGAN VARIASI KONSENTRASI
POVIDON SEBAGAI BAHAN PENGIKAT SERTA KONTROL
KUALITASNYA, Vol 8, hal. 33. Available at
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=9688&val=623 [Diakses
pada tanggal 12 Mei 2015].
Mochtar. 1990.Fisika Farmasi. Jogjakarta : UGM Press.
Sinko, P.J. 2006. Martin Physical Pharmacy and Pharmaceutical Sciences.
Philadelphia : Lea & Febiger.
http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-gravitasi-bumi-menurut-hukum-newton/http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-gravitasi-bumi-menurut-hukum-newton/http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-gravitasi-bumi-menurut-hukum-newton/http://download.portalgaruda.org/article.php?article=9688&val=623http://download.portalgaruda.org/article.php?article=9688&val=623http://download.portalgaruda.org/article.php?article=9688&val=623http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-gravitasi-bumi-menurut-hukum-newton/http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-gravitasi-bumi-menurut-hukum-newton/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/7/21/2019 Mikromeritika Asri Budi Yulianti 260110140110
21/27
Takarina,M. 2014. Cara Kalibrasi Mikrometer. Available at http://www.
pipercomex.com/ 2011/10/cara-kalibrasi-micrometer.html [Diakses pada
tanggal30 April 2015].
Voight, R. 1995.Buku Pelajaran Teknologi Farmasi (Terjemahan) Noerono, S. Edisi
V. UGM press: Yogyakarta.
7/21/2019 Mikromeritika Asri Budi Yulianti 260110140110
22/27
LAMPIRAN
7/21/2019 Mikromeritika Asri Budi Yulianti 260110140110
23/27
7/21/2019 Mikromeritika Asri Budi Yulianti 260110140110
24/27
7/21/2019 Mikromeritika Asri Budi Yulianti 260110140110
25/27
7/21/2019 Mikromeritika Asri Budi Yulianti 260110140110
26/27
7/21/2019 Mikromeritika Asri Budi Yulianti 260110140110
27/27