27
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II VISKOSITAS NAMA : ASRI BUDI YULIANTI NPM : 260110140110 HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS , 30 April 2015 ASISTEN : NOVIA EKA PUTRI RIMBA T LABORATORIUM FARMASI FISIKA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2015

Viskositas Asri Budi Yulianti 260110140110

Embed Size (px)

DESCRIPTION

viskositas

Citation preview

  • LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II

    VISKOSITAS

    NAMA : ASRI BUDI YULIANTI

    NPM : 260110140110

    HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS , 30 April 2015

    ASISTEN : NOVIA EKA PUTRI

    RIMBA T

    LABORATORIUM FARMASI FISIKA

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    JATINANGOR

    2015

  • ABSTRAK

    Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar

    kecilnya gesekan di dalam fluida. Semakin besar viskositas suatu fluida maka makin

    sulit suatu fluida mengalir dan makin sulit suatu benda begerak di dalam fluida

    tersebut. Pada praktikum kali ini, digunakan tragakan sebagai bahan uji yang

    dilarutkan dengan 300 ml aquades. Tragakan dibuat dengan konsentrasi yang

    berbeda yaitu konsentrasi 5% dan konsentrasi 10%. Setelah itu dikembangkan

    dengan air 1,5 kali dari bobot gram. Untuk konsentrasi 5%, tragakan ditimbang

    sebanyak 15 gr kemudian dikembangkan dengan 22,5 ml aquades. Sedangkan untuk

    konsentrasi 10%, tragakan ditimbang sebanyak 30 gr kemudian dikembangkan

    dengan 45 ml aquades. Setelah mengembang digerus hingga terbentuk muchilago

    dan ditambahkan aquades hingga 300 ml. Viskositas larutan uji dikukur dengan

    viskotester Rion pada rotor 3. Untuk konsentrasi 5 %, viskositas pada rotor 3 sebesar

    0,5 dPa.s sedangkan untuk konsentrasi 10%, viskositas pada rotor 3 sebesar 2 dPa.s.

    Kata Kunci : Viskositas, Viskotester Rion, Rotor, Muchilago, Tragakan

  • ABSTRACT

    Viscosity is a measure of the viscosity of the fluid that states the size of the

    friction in the fluid. The greater the viscosity of a fluid the more difficult a fluid flow

    and more difficult to stir an object within the fluid. At this time practicum, tragakan

    used as the test material is diluted with 300 ml of distilled water. Tragakan was made

    with different concentrations, concentrations of 5% and 10% concentrations. After it

    tragakan added with aquades 1.5 times the weight of grams tragakan. To a

    concentration of 5%, tragakan weighed as much as 15 grams and then developed

    with 22.5 ml of aquadest. As for the concentration of 10%, tragakan weighed as

    much as 30 grams and then developed with 45 ml of aquadest. After it expands to

    form a muchilago crushed and added to 300 ml of aquadest. Viscosity of tragakan

    measured with viscotester Rion on the rotor 3. For concentration of 5%, the viscosity

    of the rotor 3 is 0.5 dPa.s. As for the concentration of 10%, the viscosity of the rotor

    3 by 2 dPa.s.

    Keywords: Viscosity, Rion viscotester, Rotor, Muchilago, Tragakan

  • I. Tujuan

    1. Membuat larutan uji yang sesuai dengan konsentrasi tertentu.

    2. Menentukan viskositas sampel dengan viscometer Brookfield dan

    viskotester Rion.

    II. Prinsip

    1. Viskositas

    Viskositas adalah suatu cara untuk menyatakan berapa daya tahan dari

    aliran yang diberikan oleh suatu cairan (Dudgale. 1986)

    Rumus:

    F = gaya yang bekerja (N)

    A = luas keping yang bersentuhan dengan fluida (m2)

    v = kelajuan fluida

    L = jarak antar keping

    = koefisien viskositas Kg m-1 s-1 atau pascal.second

    (Rumushitung, 2013).

    2. Aliran Newton dan Non-Newton

    Aliran Newton:

    Jika bidang cairan paling atas bergerak dengan suatu kecepatan

    konstan, setiap lapisan dibawahnya akan bergerak dengan suatu

    kecepatan konstan, dengan suatu kecepatan yang berbanding lurus

    dengan jarak dari lapisan dasar yang diam.

  • Aliran Non Newton:

    Terdapat pada emulsi, suspensi lap. Lendir (Muchilago) pekat

    (Martin,2008).

    3. Viskometer Brookfield

    Merupakan salah satu viskometer yang menggunakan gasing atau

    kumparan yang dicelupkan ke dlaam zat uji dan mengukur tahanan

    gerak dari bagian yang berputar (Polban, 2013).

    4. Rheologi

    Adalah ilmu yang mempelajari tentang aliran cairan dan deformasi

    (Kosman,2005).

    III. Reaksi

    -

    IV. Teori Dasar

    Viskositas atau kekentalan merupakan gesekan yang dimiliki oleh

    fluida. Gesekan dapat terjadi antarpartikel zat cair, atau gesekan antara

    zat cair dan dinding permukaan tempat zat cair tersebut berada (Indrajit,

    2007).

    Viskositas zat cair lebih besar daripada viskositas gas. Viskositas

    berbagai fluida dinyatakan dalam koefisien viskositas, (baca : eta).

    Udara memiliki koefisien viskositas sebesar 19 Nsm-2. Koefisien

    viskositas air pada suhu 0C adalah 1010 Nsm-2 dan pada suhu 100C

    adalah 300 Nsm-2 (Kamajaya, 2007).

    Cairan yang mempunyai gaya antarmolekul yang kuat memiliki

    viskositas yang lebih besar dibandingkan cairan yang memiliki gaya

  • antarmolekul yang lemah. Air memiliki viskositas lebih besar

    dibandingkan kebanyakan cairan karena kemampuannya untuk

    membentuk ikatan hidrogen (Chang, 2005).

    Fluida yang lansung bersentuhan dengan setiap lempeng ditahan

    pada permukaan oleh gaya adhesi antara molekul zat cair dan lempeng.

    Dimana F adalah gaya, A adalah luas penampang, V kelajuan dan l

    adalah jarak

    (Giancoli, 2001).

    Koefisien Viskositas adalah kekuatan dalam dyne yang

    menggunakan tekanan diantara dua lapisan sejajar, dapat juga dianggap

    sebagai gaya persatuan luas yang diperlukan untuk mengerakkan satu

    lapisan yang mempunyai kecepatan 1 cm/s melewati garis sejajar yang

    lain yang berjarak 1 cm. Di dalam sistem SI satuan viskositas adalah

    Nsm-2 atau Pa.s, sedangkan dalam CGS satuan viskositas ini adalah dyne

    s/ cm2 (g cm-2s-1). Satuan viskositas ini disebut poise yang diberi symbol

    P ( 1 poise = 0.1 pa s) (Giancoli, 2001).

    Fluida-fluida yang yang tegangan gesernya berhubungan secara

    linier terhadap laju regangan geser (juga sering disebut dengan laju

    deformasi angular) digolongkan sebagai fluida newtonian. Sedangkan

    fluida yang tegangan gesernya tidak berhubungan secara linier terhadap

    laju regangan geser digolongkan sebagai fluida non-newtonian (Munson,

    2004).

    Rate of shear merupakan perbedaan kecepatan antara 2 bidang

    cairan yang dipisahkan oleh jarak yang sangat kecil. Sedangkan shearing

  • stress merupakan gaya per satuan luas yang diperlukan untuk

    menyebabkan aliran (Yulianti, 2006).

    1. Sistem Newton

    Mengikuti hukum aliran Newton

    Makin besar viskositas suatu cairan, makin besar gaya per

    satuan luas yang diperlukan untuk menghasilkan suatu rate of

    shear tertentu (Yulianti, 2006).

    2. Sistem Non-Newton

    Aliran Plastis

    Cairan yang mempunyai aliran plastik tidak akan mengalir

    sebelum suatu gaya tertentu dilampauinya. Gaya tersebut

    adalah yield value atau f. Pada tekanan di bawah yield

    value cairan tersebut bertindak sebagai bahan elastik,

    sedangkan di atas harga ini aliran mengikuti hukum Newton

    (Yulianti, 2006).

    Aliran Pseudoplastis

    Viskositas cairan psedoplastik akan berkurang dengan naiknya

    kecepatan geser, berbeda dengan aliran plastik, di sini tidak

    ada yield value, karena kurva tidak mempunyai bagian yang

    linier, maka cairan akan mempunyai aliran pseudoplastik tidak

    mempunyai harga viskositas yang absolut (Yulianti, 2006).

    Aliran Dilatan (Yulianti, 2006).

    Viskositas cairan akar naik dengan naiknya kecepatan geser

    karena volumenya akan naik bila ia bergeser (Yulianti, 2006).

    Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas :

    1. Tekanan

    Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan

    viskositas gas tidak dipengaruhi oleh tekanan.

  • 2. Temperatur

    Viskositas cairan akan turun dengan naiknya temperatur,

    sedangkan viskositas gas naik dengan naiknya temperatur

    3. Kehadiran zat lain

    Adanya bahan tambahan seperti bahan suspensi (misalnya

    albumin dan globulin) menaikkan viskositas air. Pada minyak

    ataupun gliserin adanya penambahan air akan menyebabkan

    viskositas akan turun karena gliserinataupun minyak akan

    semakin encer, waktu alirnya pun akan semakin cepat.

    4. Ukuran dan berat molekul

    Viskositas naik dengan naiknya berat molekul.

    (Pettruci, 1993).

    V. Alat dan Bahan

    5.1 Alat

    1. Beaker Glass

    2. Gelas Ukur

    3. Mortir dan stamper

    4. Neraca Analitis

    5. Viskotester Rion

    5.2 Bahan

    1. Akasia

    2. Air

    3. Gelatin

    4. Na-CMC

    5. Tilosa

    6. Tragakan

  • 5.3 Gambar Alat

    No Nama Gambar

    1 Beaker Glass

    2 Gelas Ukur

    3 Mortir dan Stamper

  • 4 Neraca Analitis

    5 Viskotester Rion

  • VI. Prosedur

    Pertama, alat dan bahan yang diperlukan disiapkan. Setelah itu dibuat

    larutan uji dengan konsentrasi 5% dan konsentrasi 10%. Bahan uji yang

    digunakan adalah tragakan yang dilarutkan dalam 300 ml aquades. Untuk

    tragakan konsentrasi 5%, tragakan ditimbang sebanyak 15 gr kemudian

    dikembangkan dengan aquadest 1,5 kali bobot gr tragakan, yaitu

    dikembangkan dengan 22,5 ml aquades dan untuk konsentrasi 10%,

    tragakan ditimbang sebanyak 30 gr dan dikembangkan dengan 45 ml

    aquades. Tragakan dikembangkan di dalam mortir selama 15 menit.

    Setelah mengembang, tragakan digerus hingga terbentuk muchilago.

    Setelah terbentuk muchilago, ditambahkan aquades sampai volume 300

    ml, kemudian digerus hingga homogen. Setelah larutan uji dibuat,

    selanjutnya viskositas dari larutan uji ditentukan dengan menggunakan

    viskotester Rion pada rotor 3, kemudian viskotester diamati dan dilihat

    viskositas yang dihasilkan dari larutan uji tersebut.

    VII. Data pengamatan

    7.1 Tabel Pengamatan

    No. Zat Konsentrasi Rotor Viskositas (dpas)

    1. Na CMC 5% 2 240

    10% 2 600

    2. Tilosa 5% 3 0,4

    10% 3 1,25

    3. Akasia 5% 3 0,4

    10% 3 0,5

    4. Tragakan 5% 3 0,5

    10% 3 2

  • 7.2 Grafik

    a. Hubungan Konsentrasi Tragakan Terhadap Viskositas

    b. Perbandingan Viskositas Zat

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    5% 10%

    Vis

    kosi

    tas

    (dp

    as)

    Grafik Hubungan Konsentrasi Terhadap

    Viskositas

  • VIII. Perhitungan

    Bahan yang digunakan : Tragakan yang dilarutkan dalam 300 ml

    aquades.

    Pembuatan bahan uji

    Konsentrasi 5%

    5

    100 x 300 = 15 gr

    Tragakan dikembangkan dengan aquades 1,5 bobot gram tragakan

    15 x 1,5 = 22,5 ml

    Jadi, 15 gr tragakan dikembangkan dalam 22,5 ml aquades selama 15

    menit.

    Konsentrasi 10%

    10

    100 x 300 = 30 gr

    Tragakan dikembangkan dengan aquades 1,5 bobot gram tragakan

    30 x 1,5 = 45 ml

    Jadi, 30 gr tragakan dikembangkan dalam 45 ml aquades selama 15

    menit.

    IX. Pembahasan

    Pada praktikum kali ini, dilakukan percobaan tentang viskositas.

    Adapun tujuan dari praktikum ini adalah membuat larutan uji yang sesuai

    dengan konsentrasi tertentu, dan menentukan viskositas sampel dengan

    viskometer Brookfield dan viskometer Rion. Pada praktikum kali ini,

    digunakan bahan uji berupa tragakan dan viskometer yang digunakan

    adalah viskotester rion.

  • Prinsip pada praktikum viskositas ini adalah penerapan viskositas

    digunakan dalam sifat alir zat cair atau rheologi. Rheologi adalah ilmu

    yang mempelajari aliran cairan dan deformasi (Kosman, 2005). Rheologi

    terlibat dalam pembuatan, pengemasan atau pemakaian, konsistensi,

    stabilitas dan ketersediaan sediaan.

    Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan

    besar kecilnya gesekan di dalam fluida. Semakin besar viskositas suatu

    fluida maka makin sulit suatu fluida mengalir dan makin sulit suatu benda

    begerak di dalam fluida tersebut.

    Pada praktikum ini hal pertama yang dilakukan adalah membuat

    larutan uji. Alat yang digunakan untuk pembuatan bahan uji adalah mortir

    dan stamper. Bahan uji digerus dan dikembangkan dalam stamper. Bahan

    yang digunakan adalah tragakan. Pembuatan tragakan ini berdasarkan

    pada variasi konsentrasi, yaitu konsentrasi 5% dan konsentrasi 10% yang

    dilarutkan dalam 300 ml aquades. Untuk konsentrasi 5%, tragakan

    ditimbang sebanyak 15 gr, sedangkan untuk konsentrasi 10%, tragakan

    ditimbang sebanyak 30 gr.

    Setelah itu tragakan dikembangan dengan aquades sebanyak 1,5

    kali bobot gram agar terbentuk muchilago. Untuk tragakan 5%,

    pengembangan dilakukan dengan menaburkan 15 gr tragakan dalam 22,5

    ml aquades. Penaburan dilakukan secara merata tujuannya adalah agar

    tragakan mengembang seluruhnya. Setelah itu didiamkan selama 15

    menit hingga tragakan benar-benar mengembang. Setelah mengembang,

    tragakan digerus hingga homogen. Setelah itu dilakukan penambahan

    aquades sampai volume 300 ml. Penambahan aquades dilakukan secara

    perlahan, agar bahan uji terhomogenkan secara sempurna dan agar larutan

    uji tidak pecah.

  • Untuk tragakan dengan konsentrasi 10%, 30 gr tragakan

    dikembangkan dengan aquades sebanyak 45 ml. Pengembangan

    dilakukan selama 15 menit sama seperti tragakan dengan konsentrasi 5%.

    Setelah mengembang, tragakan digerus hingga homogen dan

    ditambahkan aquades sampai mencapai volume 300 ml. Penambahan

    aquades dilakukan secara perlahan agar terbentuk muchilago dan agar

    larutan uji tidak pecah.

    Tragakan adalah eksudat gom kering yang diperoleh dengan

    penorehan batang Asragalus gummifer Labill dan spesies Astragalus lain

    (Depkes RI, 1979). Tragakan memiliki kemampuan membentuk gel,

    maka tragakan lebih baik daripada akasia sebagai pengental. Tragakan

    menghasilkan mucilago yang kurang lengket dibandingkan dengan

    akasia, karena itu lebih cocok untuk penggunaan obat luar.

    Setelah pembuatan larutan uji, dilakukan penentuan viskositas

    cairan uji dengan menggunakan viskometer Rion. Viscotester Rion adalah

    Viskotester yang cocok untuk pengkuran viskositas zat industri seperti

    heavy oil, cat, dan perekat, serta untuk pengendalian kualitas di proses

    manufaktur bahan pangan dan produk lainnya. Beroperasi menggunakan

    prinsip silinder yang berputar, dimana rotor berputar pada kecepatan

    konstan dimasukkan ke dalam cairan yang akan diukur. Ketahanan

    terhadap gerakan rotor yang disebabkan oleh viskositas (torsi) diukur

    dengan menggunakan mekanisme khusus untuk mendapatkan pembacaan

    langsung di millipascal-detik (mPa.s) atau decipascal-detik.

    Prinsip dari viscotester Rion yaitu mengukur viskositas suatu

    cairan yang memiliki viskositas tinggi. Mengunakan baterai sebagai

    sumber tegangan dan dapat membaca viskositas dengan segera setelah

    diaktifkan.

  • Dari hasil percobaan, untuk tragakan 5% viskositas yang

    dihasilkan dengan menggunakan rotor 3 sebesar 0,5 dPa.s sedangakan

    untuk konsentrasi 10%, viskositas yang dihasilkan dengan rotor 3 sebesar

    2 dPa.s. Dari hasil tersebut dapat dibuktikan bahwa semakin besar

    konsentrasi atau semakin kental suatu cairan, maka viskositas cairan akan

    semakin besar. Karena semakin kental suatu cairan, maka energi yang

    dibutuhkan untuk memutar spindel semakin besar pula. Oleh

    karenanya, viskositas yang dihasilkan akan semakin besar. Hal

    tersebut dapat dibuktikan dengan grafik berikut ini.

    Dengan mengetahui nilai viskositas dari masing-masing

    konsentrasi dapat diketahui bahwa Viskositas berbanding lurus dengan

    konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan

    memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan

    menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume.

    Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin

    tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula. Setiap bertambahnya

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    5% 10%

    Vis

    kosi

    tas

    (dp

    as)

    Grafik Hubungan Konsentrasi Terhadap

    Viskositas

  • konsentrasi semakin bertambanhnya viskositas (kekentalan) sehingga

    grafik yang ditunjukan adalah kenaikan dari setiap bertambahnya

    konsentrasi.

    Kecepatan putar rotor pada alat viskotester bergantung pada jenis

    bahan yang akan diukur nilai viskositasnya. Karena jika tidak sesuai,

    maka nilai viskositas bahan tidak akan terbaca karena jarum jam terus

    bergeser akibat terjadinya geseran terus menerus antara rotor dengan

    bahan.

    Aliran cairan pada praktikum kali ini termasuk ke dalam aliran

    pseudoplastis. Karena bahan yang digunakan adalah tragakan. Seperti

    pada literatur, bahwa Aliran pseudoplastis ditunjukkan oleh beberapa

    bahan farmasi yaitu gom alam dan sisntesis seperti dispersi cair dari

    akasia, natrium alginat, metil selulosa, dan natrium karboksimetil

    selulosa. Selain itu, viskositas aliran pseudoplastis akan berkurang

    dengan meningkatnya rate of shear (laju geser/kecepatan). Rheogram

    lengkung untuk bahan-bahan pseudoplastis ini disebabkan adanya aksi

    shearing terhadap molekul-molekul polimer (atau suatu bahan berantai

    panjang). Dengan meningkatnya shearing stress, molekul-molekul yang

    secara normal tidak beraturan, mulai menyusun sumbu yang panjang

    dalam arah aliran.Pengarahan ini mengurangi tahanan dari dalam bahan

    tersebut dan mengakibatkan rate of shear yang lebih besar pada tiap

    shearing stress berikutnya.

    Selain larutan uji tragakan, pada praktikum ini digunakan

    beberapa sampel lainnya, diantaranya adalah akasia, gelatin, Na-CMC,

    dan tilosa. Setiap bahan uji memiliki viskositas yang berbeda. Adapun

    nilai viskositas yang dihasilkan tiap bahan uji dapat dilihat melalui grafik

    berikut ini.

  • Berdasarkan grafik viskositas tersebut dapat dilihat, bahwa

    diantara bahan uji yang telah disebutkan tadi Na-cmc memiliki nilai

    viskositas yang sangat tinggi dibandingkan dengan bahan uji lainnya,

    kemudian tragakan memiliki nilai viskositas yang lebih tinggi dari tilosa

    dan akasia, dan viskositas tilosa lebih tinggi dibandingkan dengan

    viskositas pada akasia.

  • X. Kesimpulan

    1. Dapat dibuat larutan uji (tragakan) dengan konsentrasi 5% dan 10%

    yang dilarutkan dalam 300 ml aquades.

    2. Dapat ditentukan viskositas tragakan dengan menggunakan

    viskotester rion. Untuk konsentrasi 5%, viskositas yang dihasilkan

    dengan rotor 3 sebesar 0,5 dPa.s sedangkan untuk konsentrasi 10%,

    viskositas yang dihasilkan dengan rotor 3 sebesar 2 dPa.s.

  • Daftar Pustaka

    Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti. Jakarta :

    Erlangga.

    Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : BPOM.

    Dudgale. 1986. Mekanika Fluida Edisi 3. Jakarta : Erlangga.

    Giancoli. 2001. Fisika Jilid I. Jakarta: Erlangga,

    Kamajaya. 2007. Cerdas Belajar Fisika. Jakarta:Penerbit Grafindo Media

    Pratama.

    Kosman,R. 2005. Farmasi Fisika. Makasar : Universitas Muslim

    Indonesia.

    Martin, A. 2008.Farmasi Fisika Edisi ke-2.Jakarata : UI Press.

    Munson, Bruce R. 2004. Mekanika Fluida ed IV. Jakarta : Erlangga.

    Petrucci, r.h. 1993. Fisika Dasar Jilid I. Erlangga : Jakarta

    Polban,Himka. 2013. Viskositas. Available at

    https://himka1polban.com/laporan/kimia-instrumen/laporan-

    penentuan-viskositas/ [Diakses pada tanggal 29 April 2015].

    Rumus Hitung. 2013. Rumus Viskositas. Available at

    http://rumushitung.com/2013/10/03/rumus-definisi-viskositas/

    [Diakses pada tanggal 24 April 2015].

    Yulianti, Tri. 2006. Rheologi. Available at

    http://erindyah.web.ugm.ac.id/wp-

  • content/uploads/2006/10/rheologi.ppt [Diakses pada 27 April

    2015].

  • Lampiran

    Muchilago tragakan Larutan Uji Larutan Uji dalam cup No. 3

    Pengukuran Hasil pengukuran Hasil pengukuran

    Viskositas viskositas konsentrasi 5% viskositas konsentrasi 10%