10
MIGRAINE DEFINISI Migraine merupakan ganguan yang bersifat familial dengan karakteristik serangan nyeri kepala yang episodic (berulang-ulang) dengan intensitas, frekuensi dan lamanya yang berbeda-beda. Nyeri kepala biasanya bersifat unilateral, umumnya disertai anoreksia, mual dan muntah. Migraine juga merupakan suatu kelainan yang multikompleks dan memerlukan penelitian dan analisa yang cermat. Gejala-gejala pada beberapa penderita kadang-kadang sukar sekali untuk dikontrol, tetapi dengan pendekatan yang sistematik dan teliti, banyak penderitanya yang dapat ditolong. Jadi yang perlu diperhatikan pada pasien adalah memperhatikan gejala serangan migraine yang kemudian disusul dengan memperbaiki fungsi pasien dengan mengoptimalkan self care dan penggunaan obat lain. PATOGENESIS Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti faktor penyebab migraine. Dari penyelidikan yang sudah ada, diduga sebagai ganguan neurologis, perubahan sensitivitas system saraf dan aktivasi system trigeminal vaskular 1 . 1

Migraine

Embed Size (px)

DESCRIPTION

menguak tentang migraine dan kawan-kawannya. disertai dengan terapi dan obatnya.

Citation preview

Page 1: Migraine

MIGRAINE

DEFINISI

Migraine merupakan ganguan yang bersifat familial dengan karakteristik

serangan nyeri kepala yang episodic (berulang-ulang) dengan intensitas, frekuensi

dan lamanya yang berbeda-beda. Nyeri kepala biasanya bersifat unilateral,

umumnya disertai anoreksia, mual dan muntah.

Migraine juga merupakan suatu kelainan yang multikompleks dan

memerlukan penelitian dan analisa yang cermat. Gejala-gejala pada beberapa

penderita kadang-kadang sukar sekali untuk dikontrol, tetapi dengan pendekatan

yang sistematik dan teliti, banyak penderitanya yang dapat ditolong.

Jadi yang perlu diperhatikan pada pasien adalah memperhatikan gejala

serangan migraine yang kemudian disusul dengan memperbaiki fungsi pasien

dengan mengoptimalkan self care dan penggunaan obat lain.

PATOGENESIS

Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti faktor penyebab migraine. Dari

penyelidikan yang sudah ada, diduga sebagai ganguan neurologis, perubahan

sensitivitas system saraf dan aktivasi system trigeminal vaskular1.

1. Gangguan neurologis

Setiap orang mempunyai ambang migraine yang berbeda-beda, sesuai

dengan reaksi neurovaskular terhadap perubahan mendadak dalam

lingkungan. Dengan tingkat kerentanan yang berbeda-beda maka akan ada

sebuah ketergantungan keseimbangan antara eksitasi dan inhibisi pada

berbagai tingkat saraf.

2. Perubahan sensitivitas sistem saraf

Proyeksi difus locus ceruleus ke korteks sereri dapat mengalami terjadinya

oligmia kortikal dan mungkin pula terjadinya spreading depresision.

3. Aktivasi trigeminal vaskular

Mekanisme migraine berwujud sebagai refeks trigeminal vaskular yang

tidak stabil dengan cacat segmental pada jalur nyeri. Cacat segmental ini

1

Page 2: Migraine

yang memasukkan aferen secara berlebihan yang kemudian akan terjadi

dorongan pada kortibular yang berlebihan. Dengan adanya rangsangan

aferen pada pembuluh darah, maka menimbulkan nyeri berdenyut.

Kemungkinan lain terntang patogenesis migraine didasarkan atas

inflamasi neurogenik di dalam jaringan intrakanal. Terdapat beberapa hal yang

dapat memperberat keluhan migraine. Berikut ini adalah jenis keadaan yang

dapat memperberat keluhan migraine, diantaranya adalah1,2 :

1. Stress, diburu waktu, marah atau adanya konflik

2. Bau asap atau uap, asap rokok, perubahan udara dan cahaya yang

menyilaukan

3. Menstruarsi, pil KB, pengobatan hormon estrogen

4. Kurang tidur atau terlalu lama tidur

5. Lapar dan minuman keras

6. Latihan fisik yang teralu banyak

7. Pemakaian obat-obatan tertentu

PREVALENSI

Prevalensi migraine ini beranekaragam bervariasi berdasarkan umur dan

jenis kelamin. Migraine dapat tejadi dari mulai kanak-kanak sampai dewasa.dari

penelitian dengan mengunakan titik terang diungkapkan migraine lebih sering

ditemui pada wanita daibandingkan pria yaitu 2:12.Wanita hamil pun tidak luput

dari serangan migraine yang biasanya menyeang pada trimester I kehamilan.

Migraine biasanya jarang terjadi seteah usia 40 tahun. Resiko mengalami migraine

semakin besar pada orang yang mempunyai riwayat keluarga penderita migraine.

PATOFISIOLOGI

Pada umumnya migraine diklasifikasikan menjadi dua, yaitu 3 :

1. Migraine dengan aura

Dengan aura (gejala neurologik), tidak jelas penyebabnya (idiopatik),

bentuk serangan gejala neurologik berasal dari kors serebri dan batang

otak. Manifestasi nyeri kepala biasanya tidak lebih dari 60 menit yaitu

2

Page 3: Migraine

sekitar 5-20 menit. Nyeri kepala biasa disertai mual dengan atau tanpa

fotofobia yang lansung menyusul pada gejala aura.

2. Migraine tanpa aura

Migraine ini tanpa aura. Sakit kepalanya hampir sama dengan migraine

dengan aura tetapi lebih banyak ketidak jelasan penyebabnya dan banyak

menggabungkan ketegangan sakit kepala. Nyerinya dapat digambarkan

dan diprediksi dengan denyutan-denyutan pada salah satu bagian sisi

kepala Berdenyut-denyut, intensitas nyerinya sedang sampai berat disertai

mual, fotofobia dan fonofobia. Bersifa kronis dengan manifestasi nyeri

kepala 4-72 jam.

Dari penjumlahan tipe migraine di atas ditemukan beberapa varian

migraine yang berbeda yaitu 3,6 :

1. Asephalic migraine, tipe migraine dengan aura tanpa disertai sakit kepala

yang berikutnya.

2. Basilar migraine, migraine aura dengan dysarthria, vertigo, diplopia dan

penurunan kesadaran disertai dengan mati rasa pada kedua sisi.

3. Migrainekronis, migraine tanpa aura dengan sakita paling sedkitnya

setengah hari.

4. Hemiplegic migraine, familial dan terjadi pada sesuatu yang irregular

kasus dengan kemungkinan aura dari hemiplegia

5. Status migrainosus, serangan miraine lebih dari 72 jam.

6. Childhood periodic symptoms, disertai paroxysmal vertigo, nyeri perut

yang teratur dan muntah.

Beberapa pengalaman migraine disebabkan pula oleh adanya komplikasi,

salah satunya adalah infrak migraine, serangan migrainenya sama tetapi deficit

neurologiknya tetap ada setelah tiga minggu dan pemeriksaan CT Scan

menunjukkan hipodensitas.

MANIFESTASI KLINIS

Gambaran klinis yang sering ditemui antara lain 1,2 :

3

Page 4: Migraine

1. Nyeri kepala : bersifat unilateral (pada salah satu sisi), bentuknya

berdenyut menandakan adanya rangsangan aferean pada pembuluh darah.

2. Mual : mual adalah gejala yang paling sering dikemukakan oleh penderita,

menunjukkan adanya ekstravasasi protein.

3. Aura : aura yang timbul biasanya berupa gangguan penglihatan (fotofobia

atau fonofobia), bunyi atau bebauan tertentu, menandakan adanya proyeksi

difus locus ceruleus ke korteks serebri, adanya gejala produksi monocular

pada retina dan produksi bilateral yang tidak normal.

4. Rasa kebal / baal

5. Vertigo : pusing, karena gerakan otot yang tidak terkontrol,menandakan

adanya gejala neurologic yang berasal dari korteks serebri dan batang

otak.

6. Rasa lemas waktu berdiri : disebabkan oleh turunnya tekanan darah waktu

berdiri (postural hypotension).

7. Kontraksi otot-otot : disekitar dahi, pipi, leher, dan bahu, menandakan

adanya ganguan mekanisme internal tubuh yang disebut jam biologis

(biological clock).

DIAGNOSIS

Tidak ada tes laboratorium yang dapat mendukung penegakan diagnosis

migraine. Migraine kadangkala sulit untuk didiagnosis karena gejalanya dapat

menyerupai gejala sakit kepala lainnya. Pemeriksaan standard yang dilakukan

adalah dengan menggunakan kriteria International Headache Society4 yaitu,

seseorang didiagnosis migraine jika mengalami 5 atau lebih serangan sakit kepala

tanpa aura (atau 2 serangan dengan aura) yang sembuh dalam 4 sampai 72 jam

tanpa pengobatan dan diikuti dengan gejala mual, muntah, atau sensitif terhadap

sinar dan suara.

4

Page 5: Migraine

PEMERIKSAAN

Gejala migraine yang timbul perlu diuji dengan melakukan pemeriksaan

lanjutan untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain dan kemungkinan lain

yang menyebabkan sakit kepala. Pemeriksaan lanjutan tersebut adalah 6:

1. MRI atau CT Scan, yang dapat digunakan untuk menyingkirkan tumor dan

perdarahan otak.

2. Punksi Lumbal, dilakukan jika diperkirakan ada meningitis atau

perdarahan otak.

MEDIKAMENTOSA

Yang digunakan untuk menghentikan serangan migraine, meliputi 2,3,5 :

1. Anti-Inflamasi Non Steroid (NSAID), misalnya aspirin, ibuprofen, yang

merupakan obat lini pertama untuk mengurangi gejala migraine.

2. Triptan (agonis reseptor serotonin). Obat ini diberikan untuk

menghentikan serangan migrain akut secara cepat. Triptan juga digunakan

untk mencegah migrain haid.

3. Ergotamin, misalnya Cafegot, obat ini tidak seefektif triptan dalam

mengobati migrain.

4. Midrin, merupakan obat yang terdiri dari isometheptana, asetaminofen,

dan dikloralfenazon.

5. Analgesic, mengandung butalbital yang sering memuaskan pada terapi

6. Opioid analgesics, pada umumnya lapang perantaranya memberikan hasil

yang mengecewakan

7. Corticosteroids unsur yang membutuhkan waktu singkat untuk

mengurangi tingkat nyeri migraine

8. Isometheptene, tidak dapat digunakan pada vasoconstrictor.

5

Page 6: Migraine

PREVENTIV TERAPI

Terapi pencegahan migraine digunakan untuk pencegahan migraine

diantaranya 5,6 :

1. Pencegahan farmakologi, diantaranya :

a. Beta bloker, misalnya propanolol

b. Penghambat Kanal Kalsium, yang mengurangi jumlah

penyempitan pembuluh (konstriksi) darah

c. Antidepresan, misalnya amitriptilin, antidepresan trisiklik, yang

terbukti efektif untuk mencegah timbulnya migrain.

d. Antikonvulsan

2. Pencegahan non-farmakologi, diantaranya

a. Terapi relaksasi

b. Terapi tingkah laku

c. Tekhnik biofeedback

d. Homeopathy

e. Acupuncture

f. Reflexology

g. Pijat

h. Pergantian temperature

6

Page 7: Migraine

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim,”Diagnosis dan tatalaksana kegawatdaruratan Migraine”, http://neuro-ugm.com/index.php?option=com_content&task=view&id=35&Itemid=1.html.7 November 2007.

2. Valenty, K,”Acute treatment of migraine. Breaking the paradigm of monotheraphy”, http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?tool=pmcentrez&artid=341456,4 April 2004.

3. Brust, J.C.M.,”Current Diagnosis ang Treanment Neurology”,New York:Lange Medical Books/McGraw-Hill, 2007, ch 8, hlm. 64-69.

4. Headache Classification Commite of the International Headache Society., “Classification and diagnostic criteria for headache disorder, cranial neuralgias and pain”, Cephalgia, Agustus, 1988, Suppl 7:1-96 .

5. M. D. A. Schuurmans, et al., http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?tool=pmcentrez&artid=1479536,10 Juni 2005.

6. Liporace, Joyce,”Neurology”, United Kingdom:Elsevier Mosby, 2006, ch 3-12, hlm. 17-135.

7