Upload
leque
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penentuan Daerah Penelitian
Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive yaitu secara
sengaja, berdasarkan prasurvey yang dilakukan dengan tujuan-tujuan penelitian.
Daerah ini diangkat menjadi daerah penelitian dengan pertimbangan bahwa
berdasarkan data sekunder yang diperoleh, Desa Paluh Manan terletak di
Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang merupakan salah satu desa
yang telah memperoleh dana Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)
pada tahun 2008 dan telah mengusahakan dan mengembangkan dana
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) untuk kegiatan agribisnis.
Tabel 1. Data Penerima PUAP Tahun 2008-2009 di Kecamatan Hamparan Perak
No Nama Desa Nama Gapoktan Tahun Penerimaam BLM PUAP
1 Paluh Manan Jaya Bersama 2008 2 Selemak Hikmah Tani 2008 3 Sialang Muda Sialang 2008 4 Sei Baharu Rahmat Tani 2008 5 Kota Datar Namora 2009 6 Kota Rantang Sinar Tani 2009 7 Desa Lama Sepakat Tani 2009 Sumber : Data primer (2012-2013)
Berdasarkan data di atas diperoleh keterangan bahwa Desa Paluh Manan
merupakan salah satu Desa yang pertama kali mendapatkan bantuan dana PUAP
yaitu pada tahun 2008.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Data Kelompok Tani Penerima PUAP Tahun 2008-2009 di Desa Paluh Manan Gakoktan Jaya Bersama
No Nama Kelompok Tani
Jumlah Anggota Anggota yang menerima
bantuan PUAP 1 Karya Tani 46 Orang 6 Orang 2 Harapan I 60 Orang 4 Orang 3 Harapan II 58 Orang 3 Orang 4 Harapan III 40 Orang 3 Orang 5 Lestari I 35 Orang 3 Orang 6 Lestari III 52 Orang 5 Orang 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Murni I Murni II Bina Tani Tani Makmur Berkat Melati Pardomoan Suka Maju Tunas Mekar Dalu Dali
42 Orang 60 Orang 65 Orang 40 Orang 40 Orang 49 orang 57 Orang 60 Orang 38 Orang 63 Orang
7 Orang 2 Orang 6 Orang 2 Orang 2 Orang 7 Orang 5 Orang 5 Orang 3 Orang 4 Orang
Jumlah Sumber : Data primer (2012-2013)
Metode Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden
dengan harapan agar peneliti memperoleh informasi secara langsung mengenai
kinerja responden, karakteristik usaha, pendapatan usaha tani serta tanggapan
terhadap program PUAP. Pengumpulan data dengan cara ini akan dibantu
menggunakan kuisioner yang berisikan daftar-daftar pertanyaan yang relevan
dengan tujuan penelitian. Penggunaan kuisioner bermanfaat sebagai pemandu
agar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan lebih terarah dan sesuai dengan tujuan
penelitian.sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait seperti,
Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Pertanian dan Badan Penyuluh Provinsi
Sumatera Utara serta literatur-literatur yang mendukung penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Metode Penentuan Sampel
Dalam penelitian ini penarikan sampel dilakukan secara Simple Random Sampling
dimana cara pengambilan sampel dari anggota populasi dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata (tingkat) dalam anggota populasi tersebut. Dalam hal
ini dilakukan apabila populasi homogen/sejenis (Riduan, 2010).
Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah para petani padi sawah di
Desa Paluh Manan, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang yaitu
pada Gapoktan Jaya Bersama yang terdiri dari 16 kelompok tani,adapun populasi
petani padi sawah yang mendapatkan bantuan dana PUAP didaerah penelitian
adalah sebanyak 90 orang. Penetapan jumlah sampel ditentukan dengan
menggunakan rumus Taro Yamane, hal ini dikarenakan jumlah populasi telah
diketahui (Rahmat, 1998).
Besar Sampel:
N= 𝑁𝑁𝑁𝑁.𝑑𝑑
= 47
MetodePengolahan dan Analisis Data
Data yang telah terkumpul diolah terlebih dahulu agar data-data tersebut lebih
sederhana dan rapi sehingga dalam penyajiannya nanti memudahkan peneliti
untuk kemudian dianalisis. Tahap pengolahan data meliputi editing, tabulasi dan
analisis. Setelah tahapan editing dan tabulasi selesai dilakukan, tahap selanjutnya
adalah analisis. Tahap analisis data dilakukan dengan cara kuantitatif dan
kualitatif.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengetahui hipotesis 1 yaitu Kinerja Kelompok Tani penerima bantuan
PUAP di daerah penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis CIPP.yang
dianalisis adalah kinerja kelompok tani yang menerima bantuan Program
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Data-data kualitatif
diperoleh dari hasil wawancara dengan pengurus Kelompok Tani dan data-data
sekunder didapat dari pihak yang bersangkutan.
Untuk mengetahui hipotesis 2 yaitu Dampak PUAP terhadap kinerja Kelompok
Tani penerima bantuan PUAP digunakan analisis metode CIPP, yang dianalisis
adalah kinerja Kelompok Tani dalam mengelola dan menyalurkan dana PUAP
secara efektif berdasarkan kriteria penilaian baik dilihat dari pihak Kelompok
Tani sendiri maupun dilihat dari pengguna dana PUAP sebelum maupun sesudah
adanya program PUAP, dalam hal ini adalah petani, jawaban dari responden
tersebut akan diskoringkan berdasarkan pemberian skor atas penilaian terhadap
kinerja organisasi Kelompok Tani dengan kriteria pemberian skor adalah sebagai
berikut.
- Skor 3 diberikan jika jawaban “a”.
- Skor 2 diberikan jika jawaban “b”.
- Skor 1 diberikan jika jawaban “c”.
Kategori pilihan jawaban untuk tiap indikator kinerja organisasi Kelompok Tani
dengan menggunakan metode CIPP dalam penelitian ini berbeda-beda dan
disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Adapun indikator pelaksanaan kinerja
organisasi Kelompok Tani di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. Indikator Kinerja Kelompok Tani di Desa Paluh Manan, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang
No Model CIPP
Indikator Kinerja Kelompok Tani
Penilaian Sebelum Sesudah
1 Context
1. Perencanaan peningkatan kesejahteraan petani
A. Adanya perencanaan peningkatan kesejahteraan petani
B. Kurangnya perencaanaan peningkatan kesejahteraan petani
C. Tidak adanmya perencanaan peniungkatan kesejahteraan petani
2. Perencanaan dalam pembuatan Rencana Usaha Bersama
A. Adanya perencanaan dalam pembuatan Rencana Usaha bersama
B. Kurangnya perencanaan dalam pembuatan Rencana Usaha Bersama
C. Tidak adanya perencanaan dalam pembuatan Rencana Usaha Bersama
3. Perencanaan untuk menampung dan menindak lanjuti segala aspirasi / keluhan petani
A. Adanya perencanaan untuk menampung dan menindaklanjuti segala aspirasi/keluhan petani.
B. Kurangnya perencanaan untuk menampung dan menindaklanjuti segala aspirasi/keluhan petani.
C. Tidak adanya perencanaan untuk menampung dan menindaklanjuti segala aspirasi/keluhan petani.
2 Input 1. Adanya aktivitas pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan para petani
A. Aktivitas pendidikan secara berkala dilakukan untuk menambah pengetahuan para petani
B. Aktivitas pendidikan hanya dilakukan jika diperlukan pada waktu-waktu tertentu
C. Sama sekali tidak pernah dilakukan akivitas pendidikan kepada para petani.
Universitas Sumatera Utara
2. Rasa saling percaya antar petani di dalam kelompok tani
A. Adanya rasa saling percaya antar petani
B. Kurangnya rasa saling percaya antar petani
C. Tidak adanya rasa saling percaya antar petani
3. Kelompok tani berperan dalam pengembangan kinerja usaha tani.
A. Kelompok tani berperan dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan.
B. Kelompok tani tidak mampu berperan dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan
C. Kelompok tani tidak berperan dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan
3 Process 1. Pelaksanaan kegiatan
penyuluhan tentang peran program PUAP
A. Kelompok tani menjelaskan secara terperinci tentang peran PUAP bagi petani
B. Kelompok tani menjelaskan hanya apabila petani bertanya
C. Kelompok tani tidak menjelaskan peran PUAP bagi petani.
2. Alokasi bantuan kredit bagi petani sasaran.
A. Bantuan diberikan merata kepada petani.
B. Bantuan diberikan tidak merata kepada petani.
C. Bantuan tidak jadi diberikan kepada petani.
3. Pelaksanaan kegiatan rapat kerja Kelompok Tani.
A. Kelompok Tani secara berkala melaksanakan rapat
B. Kelompok Tani hanya kadang-kadang melaksanakan rapat
C. Kelompok Tani sama sekali tidak pernah melaksanakan rapat kerja.
4. Koordinasi antar individu di Kelompok Tani
A. Adanya koordinasi yang baik antar individu di Kelompok Tani
B. Kurangnya koordinasi antar individu di Kelompok Tani.
C. Tidak ada koordinasi antar individu di Kelompok Tani.
5. Kemitraan baru antar Kelompok Tani
A. Terdapat banyak kemitraan baru
B. Hanya terdapat beberapa
Universitas Sumatera Utara
kemitraan baru. C. Tidak terdapat kemitraan baru
6. Alokasi SDM yang lebih baik.
A. Adanya alokasi SDM yang lebih baik
B. Kurangnya alokasi SDM yang lebih baik
C. Tidak adanya alokasi SDM yang lebih baik.
4 Product 1. Peningkatan produktivitas petani.
A. Petani mengalami peningkatan produktivitas.
B. Petani mengalami peningkatan produktivitas dengan tingkat yang sama sebelum ada PUAP.
C. Petani sama sekali tidak mengalami peningkatan produktivitas.
2. Adanya peningkatan pendapatan petani
A. Petani mengalami peningkatan pendapatan (kenaikan harga jual padi hasil panen)
B. Peningkatan pendapatan yang diterima petani tidak terlalu berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan petani.
C. Petani sama sekali tidak mengalami peningkatan pendapatan
Peningkatan kemampuan dalam berorganisasi.
A. Adanya peningkatan kemampuan dalam berorganisasi
B. Hanya sedikit peningkatan kemampuan dalam berorganisasi
C. Tidak adanya peningkatan kemampuan dalam berorganisasi.
Untuk mengetahui hasil penjumlahan seluruh skor dari masing-masing indikator
kinerja Kelompok Tani dapat dilihat pada Tabel 4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Skor Penilaian Kinerja Kelompok Tani
No. Model CIPP Jumlah Parameter
Skor Rentang
1. Context 3 1 – 3 3 – 9
2. Input 3 1 – 3 3 – 9
3. Process 6 1 – 6 6 – 18
4. Product 3 1 – 3 3 – 9
Total 15 - 15 – 45
Setelah seluruh skor jawaban responden dijumlahkan, kemudian panjang kelas
dapat dihitung dengan range dibagi jumlah kelas. Range adalah jarak atau selisih
antara data terbesar dan terkecil (Subagyo,1992).
Setelah seluruh hasil skor didapat maka dilakukan interpretasi terhadap kinerja
Kelompok Tani di daerah penelitian dengan menggunakan kriteria uji.
- Skor 35,1– 45 = Kinerja Kelompok Tani di daerah penelitian berjalan
dengan baik.
- Skor 25,1 – 35 = Kinerja Kelompok Tani di daerah penelitian kurang
berjalan dengan baik.
- Skor 15– 25 = Kinerja Kelompok Tani di daerah penelitian tidak
berjalan dengan baik.
Untuk mengetahui hipotesis 3 yaitu Dampak PUAP terhadap pendapatan usaha
tani anggota Kelompok Tani setelah mendapatkan dana PUAP dengan sebelum
mendapat dana PUAP, dengan membandingkan pendapatan petani sebelum
adanya program PUAP dengan pendapatan setelah adanya program PUAP.
Analisis pendapatan usahatani padi dilakukan pada satu musim yakni pada musim
tanam sebelum adanya program PUAP dan pada musim tanam setelah adanya
Universitas Sumatera Utara
program PUAP. Perhitungan pendapatan usahatani dilakukan dengan
menggunakan formulasi
P = TP – (Bt + Btt)
Dimana : P = Pendapatan bersih usahatani (Rp)
TP = Total penerimaan usahatani (Rp)
Bt = Biaya tunai (Rp)
Btt = Biaya tidak tunai (Rp)
Uji t-hitung statistik
Untuk menguji perbedaan tingkat pendapatan sebelum dan sesudah adanya
program PUAP, akan dilakukan dengan uji beda statistik t-hitung dengan sampel
berpasangan (Walpole, 1995). Formulasinya sebagai berikut :
t hitung = 𝑑𝑑−𝑑𝑑0
𝑠𝑠𝑑𝑑/ √𝑛𝑛 ; db = n-1, dimana
d-d0 = Rata-rata tingkat pendapatan setelah ada dana pinjaman - sebelum ada
dana pinjaman
Sd = Standar deviasi
n = Jumlah observasi
db = Derajat bebas
Hipotesis awal yaitu menunjukkan tidak ada perbedaan tingkat pendapatan
sebelum dan sesudah adanya program PUAP. Sementara itu hipotesis akhir adalah
menunjukkan adanya perbedaan tingkat pendapatan sebelum dan sesudah adanya
program PUAP. Hipotesis tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :
H0 : μ1 = μ2 atau μD = μ1- μ2 = 0
H1 : μ2 > μ1 atau μD = μ2 - μ1 > 0
Universitas Sumatera Utara
Dimana :
μ1 = Pendapatan usaha sebelum mendapatkan pinjaman
μ2 = Pendapatan usaha setelah mendapatkan pinjaman
Kriteria Uji :
Ho ditolak apabila t-hitung > t-tabel, db = n-1, α = 0.05
Ho diterima apabila t-hitung < t-tabel, db = n-1, α = 0.05
Penggunaan α sebesar 5% dalam uji statistik t-hitung sesuai dengan
kebutuhan peneliti yang juga didasarkan pada pernyataan Usman, dkk (2008),
bahwa dalam penelitian sosial, besarnya α yang digunakan dapat bernilai 1% atau
5%. Penentuan besarnya alpha tersebut tergantung kepada peneliti. Hasil
pengolahan data
kemudian dianalisis secara tabulasi silang dan diinterpretasikan secara deskriptif.
Defenisi dan Batasan Operasional
Defenisi
1. PUAP adalah sebuah program pemerintah dalam bentuk fasilitasi bantuan
modal usaha untuk petani, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani
maupun rumah tangga tani pada desa tertinggal.
2. Gapoktan adalah kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan
bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.
3. Kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak yang dibentuk atas dasar
kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya)
dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.
4. Petani sampel adalah perorangan yang bergabung dalam sebuah kelompok
tani dan menjadi anggota Kelopok Tani serta penerima dana PUAP.
Universitas Sumatera Utara
5. Rencana Usaha Bersama (RUB) adalah rencana usaha untuk pengembangan
agribisnis yang disusun oleh GAPOKTAN berdasarkan kelayakan usaha dan
potensi desa.
Batas Operasional
1. Penelitian ini dilakukan di Desa Paluhmanan Kecamatan Hamparan Perak
Kabupten Deli Serdang
2. Petani sampel adalah petani yang menerima dana PUAP tahun 2008.
3. Jumlah sampel yang diteliti adalah sebanyak 47 sampel.
4. Waktu penelitian dilakukan tahun 2013.
Universitas Sumatera Utara
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
Gambaran Umum Wilayah Penelitian
Letak geografis Kabupaten Deli Serdang berada pada 2057’’ Lintang Utara,
3016’’ Lintang Selatan dan 98033’’ – 99027’’ Bujur Timur dengan ketinggian 0 –
500 m di atas permukaan laut. Kabupaten Deli Serdang menempati area seluas
2.497,72 Km2 yang terdiri dari 22 Kecamatan dan 394 Desa/Kelurahan Definitif.
Wilayah Kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten
Langkat dan Selat Malaka, di sebelah Selatan dengan Kabupaten Karo dan
Simalungun, di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Karo
dan di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai.
Kabupaten Deli Serdang beribukota di Lubuk Pakam dengan luas wilayah
31,19Km2, dimana luas wilayah yang digunakan untuk kegiatan pertanian
khususnya padi sawah dan padi ladang masing-masing 84.582 Ha dan 293
Ha.Jumlah penduduk di Kabupaten Deli Serdang sebesar 1.790.431 jiwa yang
terdiri dari laki-laki sebanyak 901.915 jiwa dan perempuan sebanyak 888.516
jiwa, dengan kepadatan penduduk sebesar 717 jiwa per km2.
Gambaran Desa Penelitian
Kecamatan Hamparan Perak, Desa Paluh Manan.
Kecamatan Hamparan Perak merupakan kecamatan yang terluas di Kabupaten
Deli Serdang dengan luas 230,15 Km2 yang terbagi atas 20 desa, jumlah
penduduk di Kecamatan Hamparan Perak sebesar 150.054 jiwa dengan kepadatan
penduduk sebesar 652 jiwa per km2.
Universitas Sumatera Utara
Desa Paluh Manan
Desa Paluh Manan merupakan suatu desa yang terletak di Kecamatan Hamparan
Perak, Kabupaten Deli Serdang. Desa ini memiliki luas 1.946,5 ha, yang sebagian
besar digunakan sebagai lahan tanaman padi sawah. Adapun sawah di Desa Paluh
Manan adalah sawah tadah hujan dengan luas 812,5 ha.
Desa Paluh Manan memiliki topografi tanah yang rata dengan jenis tanah Clay
(lempung berpasir) dan berada pada ketinggian 5 meter diatas permukaan laut.
Curah hujan pada desa ini berkisar 242,55 mm/bulan. Di daerah ini hujan turun
hamper sepanjang tahun , beriklim tropis. Sedangkan areal sawah tergenang oleh
air pasang surut sehingga kemasaman tanah tinggi dengan PH 5,5-6. Sistem
draenase kurang baik
Secara administrative Desa Paluh Manan mempunyai batas-batas wilayah sebagai
berikut :
• Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Telaga Tujuh.
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kota Rantang.
• Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kota Datar.
• Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Lama dan Desa Sei Baharu.
Keadaan Penduduk
Desa Paluh Manan terdiri dari 9 dusun dengan jumlah penduduk 3.171 jiwa,
jumlah Kepala Keluarga sebanyak 857 KK yang terdiri dari kepala keluarga tani
800 KK dan bukan petani 57 KK. Desa Paluh Manan memiliki 16 kelompok tani,
1 kelompok perkebunan, 1 kelompok peternakan dan 1 kelompok wanita tani.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2012
No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1. Laki-Laki 1.590 50,14 2. Perempuan 1581 49,86 Jumlah 3.171 100 Sumber : PPL Paluh Manan
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Desa Paluh Manan,
Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang yang berjenis kelamin laki-
laki sebanyak 1.596 jiwa atau persentase sebesar 50,14 %, perempuan sebanyak
1.587 jiwa atau persentase sebesar 49,86 %. Dengan demikian dapat diketahui
bahwa jumlah penduduk di Desa Paluh Manan, Kecamatan Hamparan Perak,
Kabupaten Deli Serdang yang tertinggi berjenis kelamin laki-laki sebesar 50,14
%.
Tabel 6. Distribusi penduduk menurut mata pencaharian di Desa Paluh Manan Tahun 2012
No Mata Pencaharian Jumlah 1 Petani 1.300 2 Buruh Tani 55 3 PNS 8 4 Buruh Pabrik 20 5 Nelayan 375
Sumber : PPL Paluh Manan
Penggunaan Lahan
Sebagian besar lahan yang ada di Desa Paluh Manan dimanfaatkan oleh penduduk
untuk kegiatan pertanian.Secara rinci pemanfaatan di Desa Paluh Manan dapat
dilihat pada Tabel 5.
Tabel 7. Penggunaan Lahan di Desa Paluh Manan Tahun 2012
No Penggunaan Luas(Ha) Persentase(%) 1. Persawahan 812,5 41,7
Universitas Sumatera Utara
2. Tegal / Perladangan 27 1,4 3. Perkebunan 734 42,8 4. Perumahan / Pemukiman 263 8,4 5. Kolam / Perikanan 110 5,7 Total 1946,5 100 Sumber :Profil Desa Paluh Manan 2012
Dari Tabel 5 dapat dijelaskan bahwa penggunaan lahan untuk persawahan sebesar
41,7 %, untuk tegal/perladangan sebesar 1,4 %, untuk perkebunan 42,8 %, untuk
perumahan/pemukiman sebesar 8,4 % dan untuk kolam/perikanan sebesar 5,7 %,
penggunaan lahan terbesar di Desa Paluh Manan adalah untuk perkebunan sebesar
42,8 %.
Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat
desa. Semakin baik sarana dan prasarana di desa , maka kemajuan desa akan cepat
tercapai. Untuk mengetahui sarana dan prasarana yang ada di Desa Paluh Manan
dapat dilihat pada table dibawah ini
Tabel 8. Sarana dan Prasarana di Desa Paluh Manan Tahun 2012
No Uraian Jumlah (Unit) 1 Pos Penyuluh 1 2 BPP 1 3 Sepeda Motor Dinas 1 4 Bendungan 2 5 Hand Traktor 13 6 Mesin Air 7 7 Power Treser 7 8 Pedal Treser 10 9 Hand Sprayer 106 10 Sabit Bergigi 400
Sumber : PPL Desa Paluh Manan
Karakteristik Petani Sampel
Universitas Sumatera Utara
Karakteristik petani sampel didaerah penelitian menjadi gambaran umum petani
yang ada di Desa Paluh Manan. Petani sampel pada daerah penelitian adalah
petani yang mendapatkan bantuan modal dari pemerintah melalui program
PUAP. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada perincian data Tabel 9.
Tabel 9. Karakteristik Petani Sampel Penerima PUAP di Desa Paluh Manan
No Uraian Range Rataan 1. Umur (Tahun) 33-62 49,38 2. Tingkat pendidikan (Tahun) 6-12 7,91 3. Lama berusahatani (Tahun) 8-39 20,65 4. Luas lahan (Ha) 0,2-2 0,65 5. Jumlah Tanggungan (Jiwa) 1-8 4,02 Sumber :Data diolah dari lampiran 1
Umur
Tabel 9 menunjukkan bahwa umur petani sampel mempunyai range antara 33-62
tahun dengan rataan sebesar 49,38 tahun. Data ini menjelaskan bahwa petani
sampel tergolong dalam usia produktif.
Tingkat Pendidikan
Rataan tingkat pendidikan petani sampel didaerah penelitian adalah 7,91 dengan
range 6-12. Artinya rata-rata petani sampel sudah menyelesaikan pendidikan
formal hingga SD, hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani sampel
tergolong masih rendah.
Lamanya Berusahatani
Rataan lamanya berusahatani atau pengalaman bertani petani sampel adalah
sebesar 20,65 (20 tahun) dengan range 8-39 tahun. Berdasarkan rataan tersebut
pengalaman bertani petani sampel sudah cukup lama.
Universitas Sumatera Utara
Luas Lahan
Rataan luas lahan yang diusahakan oleh petani sampel dalam berusahatani padi
sawah adalah 0,65 dengan range 0,2-2 Ha. Hal ini menunjukan bahwa petani
sampel termasuk petani yang memiliki luas lahan sempit.
Jumlah Tanggungan
Rataan jumlah tanggungan keluarga adalah 4,02 dengan range 1-8 orang. Jumlah
ini menunjukkan bahwa jumlah tanggungan petani sampel masih tergolong kecil.
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kinerja Kelompok Tani Penerima Bantuan PUAP di Daerah Penelitian.
Desa Paluh Manan merupakan salah satu desa yang mendapat bantuan dana
PUAP dari Pemerintah pada tahun 2008. PUAP merupakan bentuk fasilitasi
bantuan modal usaha bagi petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap,
buruh tani maupun rumah tangga yang dikoordinasikan oleh Gabungan Kelompok
Tani (Gapoktan). Jumlah dana yang diterima sebesar Rp 100.000.000.
Operasional penyaluran dana PUAP yaitu dari Pemerintah kepada Gapoktan
kemudian disalurkan kepada petani melalui kelompok tani. Pencairan dana ini
melalui tiga tahap dalam kurun waktu satu setengah tahun. Dana yang diberikan
oleh pemerintah adalah dalam bentuk uang tunai.
Pemerintah memberikan kewenangan kepada Pengurus Gapoktan dalam
mengelolah dana PUAP. Sesuai dengan keputusan bersama pengurus Gapoktan di
Desa Paluh Manan, maka bantuan dana yang diberikan oleh pemerintah tersebut
diolah dalam bentuk jual-beli saprodi (Pupuk, obat-obatan, pestisida, dll)
Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan
kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian. Penilaian kinerja
adalah sebuah gambaran atau deskripsi yang sistematis tentang kekuatan dan
kelemahan yang terkait dari seseorang atau suatu kelompok. Untuk mengevaluasi
kinerja kelompok tani penerima bantuan PUAP di daerah penelitian dilakukan
dengan menggunakan model CIPP (Context, Input, Process, Product). Penilaian
kinerja kelompok tani penerima bantuan PUAP di daerah penelitian dapat dilihat
pada Tabel 10
Universitas Sumatera Utara
Tabel 10. Penilaian Kinerja Kelompok Tani Penerima Bantuan PUAP No Indikator Kinerja Nilai yang
diharapkan Nilai yang diperoleh
% Ketercapaian
Context
1. Perencanaan peningkatan kesejahteraan petani
3 2,29 76,59
2. Perencanaan dalam pembuatan Rencana Usaha Bersama
3 2,44 81,56
3. Perencanaan untuk menampung dan menindak lanjuti segala aspirasi / keluhan petani
3 2,04 68,08
JUMLAH 9 6,78 75,41 Input
1 Adanya aktivitas pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan para petani
3 1,78 59,57
2 Rasa saling percaya antar petani di dalam kelompok tani
3 1,70 56,73
3 Kelompok tani berperan dalam pengembangan kinerja usahatani
3 1,78 59,57
JUMLAH 9 5,27 58,62 Process
1 Pelaksanaan kegiatan penyuluhan tentang peran program PUAP
3 1,89 63,12
2 Penentuan sasaran yang layak mendapatkan bantuan serta pemerataan terhadap bantuan yang diberikan pada petani
3 2,00 66,66
3 Pelaksanaan kegiatan rapat kerja Kelompok Tani.
3 2,17 72,34
4 Koordinasi antar individu di Kelompok Tani
3 1,87 62,41
5 Kemitraan baru antar Kelompok Tani
3 1,80 60,28
6 Alokasi SDM yang lebih baik. 3 1,63 54,60
JUMLAH 18 11,38 63,23 Product
1 Peningkatan produktivitas petani 3 1,76 58,86
2 Peningkatan pendapatan petani 3 1,82 60,99
3 Peningkatan kemampuan dalam berorganisasi
3 1,65 55,31
Universitas Sumatera Utara
JUMLAH 9 5,25 58,39 TOTAL 45 28,70 63,78 Sumber : Diolah dari lampiran 2, 3, 4, 5, 6
Keempat macam evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product) tersebut dapat
divisualisasikan ke dalam aspek penilaian pelaksanaan kinerja Kelompok Tani .
Berdasarkan indikator yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat diketahui
hasil penilaian kinerja Kelompok Tani sebelum adanya bantuan PUAP pada
indikator Context (Konteks) di daerah penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Hasil Transformasi Nilai Pelaksanaan Kinerja Kelompok Tani Penerima PUAP Pada Indikator Context (Konteks)
No Indikator Kinerja Context
Penilaian
(Konteks) Baik % Kurang Baik % Tidak
Baik %
1. Perencanaan peningkatan kesejahteraan petani
14 29,78 33 70,22 0 0,00
2. Perencanaan dalam pembuatan Rencana Usaha Bersama
21 44,68 26 55,32 0 0,00
3. Perencanaan untuk menampung dan menindak lanjuti segala aspirasi / keluhan petani
2 4,25 45 95,75 0 0,00
Rataan 12,33 26,23 34,67 73,77 0 0 Sumber : Diolah dari lampiran 2
Berdasarkan Tabel 11 jumlah sampel petani yang menyatakan bahwa perencanaan
kinerja kelompok tani di daerah penelitian kurang berjalan dengan baik dimana
rata-rata petani yaitu : 12 orang (26,23%) menyatakan bahwa kinerja Kelompok
Tani di daerah penelitian sudah berjalan dengan baik, sedangkan yang
menyatakan kurang berjalan dengan baik yaitu : 35 orang (73,77%) dan yang
menyatakan tidak berjalan dengan baik yaitu : 0 orang (0%). Dapat disimpulkan
bahwa kinerja Kelompok Tani di daerah penelitian kurang berjalan dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
Untuk indikator Input (Masukan), hasil transformasi kinerja Kelompok Tani
penerima bantuan PUAP di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Hasil Transformasi Nilai Pelaksanaan Kinerja Kelompok Tani Penerima Bantuan PUAP Pada Indikator Input (Masukan)
No Indikator Kinerja Input
Penilaian
(Masukan) Baik % Kurang Baik
% Tidak Baik
%
1. Aktivitas pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan para petani
0 0 37 78,72 10 21,18
2. Rasa saling percaya antar petani di dalam kelompok tani
0 0 33 70,21 14 29,79
3. Kelompok tani berperan dalam pengembangan kinerja usahatani
0 0 37 78,72 10 21,18
Rataan 0 0 35,66 75,88 11,34 24,22 Sumber : Diolah dari lampiran 3
Berdasarkan Tabel 12 jumlah sampel petani yang menyatakan bahwa masukan
yang mendukung terlaksananya kinerja Kelompok Tani di daerah penelitian
kurang berjalan dengan baik, dimana rata-rata petani yaitu : 0 orang (0%)
menyatakan bahwa kinerja Kelompok Tani di daerah penelitian sudah berjalan
dengan baik, sedangkan yang menyatakan kurang berjalan dengan baik yaitu : 36
orang (75,88%) dan yang menyatakan tidak berjalan dengan baik yaitu : 11 orang
(24,22%). Dapat disimpulkan bahwa masukan yang mendukung terlaksannya
kinerja kelompok tani di daerah penelitian kurang berjalan dengan baik.
Untuk indikator Process (Proses), hasil transformasi kinerja Kelompok Tani
penerima bantuan PUAP di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 13.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 13. Hasil Transformasi Nilai Pelaksanaan Kinerja Kelompok Tani Penerima Bantuan PUAP Pada Indikator Process (Proses)
No Indikator Kinerja Process
Penilaian
(Hasil) Baik % Kurang Baik % Tidak
Baik %
1. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan tentang peran program PUAP
0 0 42 89,36 5 10,64
2. Alokasi bantuan kredit bagi petani sasaran
0 0 47 100 0 0
3. Pelaksanaan kegiatan rapat kerja Kelompok Tani.
8 17,03 39 82,97 0 0
4. Koordinasi antar individu di Kelompok Tani
0 0 41 87,23 6 12,77
5. Kemitraan baru antar Kelompok Tani
0 0 38 80,85 9 19,15
6. Alokasi SDM yang lebih baik.
0 0 30 63,82 17 26,12
Rataan 1,33 2,83 39,5 85,73 6,17 11,44 Sumber : Diolah dari lampiran 4
Berdasarkan Tabel 13 jumlah sampel petani yang menyatakan bahwa proses
berjalannya kinerja Kelompok Tani di daerah penelitian kurang berjalan dengan
baik, dimana rata-rata petani yaitu : 1 orang (2,83%) menyatakan bahwa kinerja
Kelompok Tani di daerah penelitian sudah berjalan dengan baik, sedangkan yang
menyatakan kurang berjalan dengan baik yaitu : 40 orang (85,73%) dan yang
menyatakan tidak berjalan dengan baik yaitu : 6 orang (11,44%). Dapat
disimpulkan bahwa kinerja Kelompok Tani di daerah penelitian kurang berjalan
dengan baik.
Untuk indikator Product (Hasil), dimana indikator kinerja kelompok tani bantuan
PUAP product (hasil) yaitu : peningkatan produktivitas petani padi sawah,
peningkatan pendapatan petani padi sawah, peningkatan kemampuan petani dalam
berorganisasi, hasil transformasi kinerja Kelompok Tani sebelum adanya bantuan
Universitas Sumatera Utara
PUAP pada indikator Product (Hasil) di daerah penelitian dapat dilihat pada
Tabel 14.
Tabel 14. Hasil Transformasi Nilai Pelaksanaan Kinerja Kelompok Tani Penerima Bantuan PUAP Pada Indikator Product (Hasil)
No Indikator Kinerja Product
Penilaian
(Hasil) Baik % Kurang Baik % Tidak
Baik %
1. Peningkatan produktivitas petani
0 0 36 76,59 11 13,41
2. Peningkatan pendapatan petani
0 0 39 82,97 8 17,03
3. Peningkatan kemampuan dalam berorganisasi
0 0 31 65,95 16 34,05
Rataan 0 0 35,33 75,17 11,67 24,83 Sumber : Diolah dari lampiran 5
Berdasarkan Tabel 14 jumlah sampel petani yang menyatakan bahwa product
(Hasil) dari kinerja Kelompok Tani penerima bantuan PUAP di daerah penelitian
kurang berjalan dengan baik, dimana rata-rata petani yaitu : 0 orang (0%)
menyatakan bahwa kinerja Kelompok Tani di daerah penelitian sudah berjalan
dengan baik, sedangkan yang menyatakan kurang berjalan dengan baik yaitu : 35
orang (75,17%) dan yang menyatakan tidak berjalan dengan baik yaitu : 12 orang
(24,83%). Dapat disimpulkan bahwa kinerja Kelompok Tani di daerah penelitian
kurang berjalan dengan baik.
Berdasarkan indikator penilaian kinerja Kelompok Tani di daerah penelitian yang
telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diketahui hasil transformasi kinerja
Kelompok Tani penerima bantuan PUAP di daerah penelitian secara keseluruhan
(Context, Input, Process, Product) dapat dilihat pada Tabel 15
Universitas Sumatera Utara
Tabel 15. Hasil Transformasi Penilaian Kinerja Kelompok Tani Penerima Bantuan PUAP di Desa Paluh Manan
No Uraian Indikator Nilai Yang Diharapkan
Nilai Yang Diperoleh
% Ketercapaian
1 Context 3-9 6,78 75,41 2 Input 3-9 5,27 58,62 3 Process 6-18 11,38 63,23 4 Product 3-9 5,25 58,39 15-45 28,70 63,78 Sumber : Diolah dari lampiran 2, 3, 4, 5, 6
Dari Tabel 15 dapat diketahui bahwa untuk indikator kinerja kelompok tani
penerima bantuan PUAP berdasarkan pada context (Konteks) didapatkan nilai
yang diharapkan pada kisaran 3-9 dan nilai yang diperoleh 6,78 Dengan
persentase ketercapaian sebesar 75,41 Maka dapat diketahui bahwa perencanaan
Kinerja Kelompok Tani penerima bantuan PUAP di dalam context (konteks) dapat
ditingkatkan kinerjanya lagi sebesar 24,59, agar mencapai nilai yang optimal.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, dapat dilihat bahwa context
(konteks) atau perencanaan kinerja kelompok tani di daerah penelitian belum
optimal. Untuk mencapai nilai optimal, pemerintah perlu lebih memperhatikan
kebutuhan para petani dalam menyusun perencanaan usahatani padi sawah.
Dari Tabel 15 dapat diketahui bahwa untuk indikator kinerja berdasarkan pada
input (masukan) didapatkan nilai yang diharapkan pada kisaran 3-9 dan nilai yang
diperoleh sebesar 5,27. Dengan persentase ketercapaian sebesar 58,62. Maka
dapat diketahui bahwa pelaksanaan kinerja kelompok tani ini di dalam input
(masukan) harus ditingkatkan lagi kinerjanya sebesar 41,38 % agar mencapai nilai
yang optimal.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, dapat dilihat bahwa input
(masukan) pelaksanaan kinerja kelompok tani di daerah penelitian masih jauh dari
Universitas Sumatera Utara
nilai optimal, karena masih banyak terdapat beberapa kekurangan dalam
pelaksanaan indikator input(masukan) yaitu masih kurangnya rasa saling percaya
antar kelompok tani dan masih kurangnya peran kelompok tani dalam
pengembangan kinerja usaha tani.sehingga menimbulkan anggota menjadi bekerja
kurang efisien yang mengakibatkan kinerja kelompok tani menjadi menurun.
Dari Tabel 15 dapat diketahui bahwa untuk indikator kinerja berdasarkan pada
process (proses) didapatkan nilai yang diharapkan pada kisaran 6-18 dan nilai
yang diperoleh sebesar 11,38. Dengan persentase ketercapaian sebesar 63,23 %.
Maka dapat diketahui bahwa pelaksanaaan kinerja kelompok tani ini di dalam
process (proses) dapat ditingkatkan lagi kinerjanya sebesar 36,77 %, agar
mencapai nilai yang lebih optimal.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, dapat dilihat bahwa process
(proses) pelaksanaan kinerja kelompok tani di daerah penelitian masih jauh dari
nilai optimal, sebaiknya penyuluh pertanian lapangan lebih sering
mensosialisasikan kegiatan program PUAP agar petani lebih memahami tujuan
dari program PUAP di daerah penelitian.
Dari Tabel 15, dapat diketahui bahwa untuk indikator kinerja berdasarkan pada
product (hasil) didapatkan nilai yang diharapkan pada kisaran 3-9 dan nilai yang
diperoleh sebesar 5,25. Dengan persentase ketercapaian sebesar 58,39 %. Maka
dapat diketahui bahwa pelaksanaan kinerja kelompok tani penerima bantun PUAP
di dalam product (hasil) dapat ditingkatkan lagi kinerjanya sebesar 41,61 % agar
mencapai nilai yang optimal.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat dilihat bahwa product (hasil)
pelaksanaan kinerja kelompok tani penerima bantuan PUAP di daerah penelitian
tidak menunjukan hasil peningkatan produktifitas dan pendapatan usaha tani padi
sawah setelah memanfaatkan kegiatan program PUAP. Secara keseluruhan dari
hasil penelitian menggunakan model CIPP (Context, Input, Process, Product)
bahwa pelaksanaan kinerja kelompok tani di daerah penelitian diperoleh nilai
sebesar 28,70 atau persentase ketercapaian sebesar 63,78 %. Artinya pelaksanaan
kinerja kelompok tani penerima bantuan PUAP di daerah penelitian kurang
berjalan dengan baik atau belum optimal.
Dampak PUAP Terhadap Kinerja Kelompok Tani Sebelum dan Sesudah
Mendapatkan Bantuan PUAP.
Dalam hipotesis dinyatakan bahwa terdapat perbedaan kinerja kelompok tani
sebelum mendapatkan bantuan PUAP dan setelah mendapatkan bantuan PUAP.
Untuk mengetahui perbedaan kinerja kelompok tani sebelum dan sesudah
mendapatkan bantuan PUAP dilakukan pengujian dengan menggunakan analisis
uji beda berpasangan (Compare Means).
Tabel 16. Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Berpasangan (Compare Means) Kinerja Kelompok Tani Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Bantuan PUAP.
Uraian Kondisi Mean Std. Deviation
t-hitung t-tabel Sig. (2tailed)
Pendapatan Sebelum 36,4894 2,14 23,18 2,01 0,000 (Rp) Sesudah 28,7021 1,62 Sumber : Data diolah dari lampiran 12
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 16 hasil analisis beda rata-rata berpasangan (compare
means),dapat dilihat bahwa rata-rata (mean) kinerja kelompok tani di daerah
penelitian untuk kondisi sebelum mendapatkan bantuan dana PUAP adalah
sebesar 36,4894 dengan standar deviasi 2,14549 Sedangkan kinerja kelompok tani
di daerah penelitian pada kondisi sesudah mendapatkan bantuan PUAP diperoleh
rata-rata (mean) sebesar 28,7021 dengan standar deviasi 1,62741 Hal ini
menunjukkan bahwa dengan adanya kegiatan program PUAP tidak meningkatkan
kinerja kelompok tani melainkan mengalami penurunan kinerja sebesar 7,7873.
Penurunan kinerja kelompok tani di daerah penelitian dipengaruhi oleh ketidak
lancaran pengembalian dana PUAP di desa Paluh Manan dan tidak mengalami
perkembangan karena masih banyak dana yang tertahan kepada petani. Adapun
masalah yang dihadapi petani dalam mengembalikan pinjaman dan PUAP adalah
sistem drainase yang tidak lancar sehingga beberapa petani tidak dapat menanam
pada musim tanam kedua, sebagian petani menganggap bahwa dan PUAP
merupakan hibah dari pemerintah, adanya banjir kiriman dari desa sebelah saat
musim hujan sehingga terjadi gagal panen atau fuso.
Rata-rata Pendapatan Usahatani Padi Sawah Sebelum dan Sesudah
Mendapatkan Bantuan PUAP.
Dalam hipotesis dinyatakan bahwa ada perbedaan yang nyata pada pendapatan
usahatani padi sawah sebelum mendapatkan bantuan PUAP dan sesudah
mendapatkan bantuan PUAP di daerah penelitian, dapat dilakukan dengan analisis
statistik uji beda rata-rata berpasangan (compare means), dimana hasil dari
analisis uji beda rata-rata (compare means) dapat dilihat pada Tabel 17.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 17 Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Berpasangan (Compare Means) Pendapatan Usahatani Padi Sawah Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Bantuan PUAP.
Uraian Kondisi Mean Std. Deviation
t-hitung t-tabel Sig. (2tailed)
Pendapatan Sebelum 8.920.361 4.942.966 0.262 2.01 0,79 (Rp) Sesudah 8.886.393 5.232.906 Sumber : Data diolah dari lampiran 16
Berdasarkan Tabel 18 hasil analisis beda rata-rata (compare means),dapat dilihat
bahwa rata-rata (mean) pendapatan usahatani padi sawah di daerah penelitian
untuk kondisi sebelum mendapatkan bantuan dana PUAP adalah sebesar Rp.
8.920.361 dengan standar deviasi Rp. 4.942.966. Sedangkan pendapatan usahatani
padi sawah pada kondisi sesudah mendapatkan bantuan PUAP diperoleh rata-rata
(mean) sebesar Rp. 8.886.393 dengan standar deviasi Rp. 5.232.906. Hal ini
menunjukkan bahwa dengan adanya kegiatan program PUAP tidak meningkatkan
pendapatan usahatani padi sawah melainkan mengalami penurunan pendapatan
usahatani.
Penurunan kinerja Kelompok Tani diawali dari rendahnya perencanaan untuk
menampung dan menindak lanjuti segala aspirasi petani, dan didalam Kelompok
tani rasa saling percaya antar anggota Kelompok Tani juga rendah yang
berdampak menjadi tidak adanya alokasi Sumber Daya Manusia didalam
Kelompok Tani dan mengakibatkan tidak adanya peningkatan kemampuan dalam
berorganisasi.
Dari keempat indikator CIPP diatas indikator Input (masukan) merupakan
indikator yang paling mendukung penurunan kinerja di daerah penelitian dengan
hasil parameter yaitu rendahnya saling percaya antar petani di dalam Kelompok
Tani, dan dapat disimpulkan jika rasa saling percaya didalam Kelompok Tani
Universitas Sumatera Utara
sudah rendah maka Kelompok tani tidak bisa berjalan dengan baik, karena rasa
saling percaya merupakan awal untuk mencapai hasil yang diingin oleh suatu
Kelompok Tani.
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan , dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Hasil penelitian menggunakan model CIPP (Context, Input, Process, Product)
bahwa pelaksanaan kinerja kelompok tani penerima bantuan PUAP di daerah
penelitian diperoleh nilai sebesar 28,70 dengan persentase ketercapaian
sebesar 63,78 %. Artinya pelaksanaan kinerja kelompok tani di daerah
penelitian kurang baik.
2. Hasil analisis uji beda berpasangan (compare means) kinerja kelompok tani,
di daerah penelitian didapat t-hitung = 23,18 dan t-tabel = 2,01 data ini
menunjukkan bahwa t-hitung > t-tabel dan signifikansi 0,000 dengan kriteria
ini dapat disimpulkan Ho ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat perbedaan
yang nyata antara kinerja sebelum dan sesudah mendapatkan bantuan PUAP
yaitu penurunan kinerja dari sebelum mendapatkan bantuan PUAP.
3. Hasil analisis uji beda berpasangan (compare means) pendapatan anggota
kelompok tani di daerah penelitian didapat t-hitung = 1,05 dan t-tabel = 2,01
data ini menunjukkan bahwa t-hitung < t-tabel dengan kriteria ini dapat
disimpulkan HO diterima dan H1 ditolak, artinya tidak terdapat perbedaan yang
nyata antara pendapatan sebelum dan sesudah mendapatkan bantuan PUAP.
Universitas Sumatera Utara
SARAN
Kepada Pemerintah
Program yang diberikan sudah baik , namun sebaiknya Pemerintah menambahi
dana pinjaman yang diberikan kepada petani sehingga dapat mendukung usaha
tani petani.
Kepada Pengurus Gapoktan dan Kelompok Tani.
• Pengurus lebih transparan dalam hal menulis pembukuan
• Pengurus lebih tegas dalam menagih pinjaman kepada petani yang meminjam
dana PUAP.
• Pengurus membuat suatu ketentuan dan syarat dalam meminjam dana PUAP.
Ketentuan itu dapat berupa adanya agunan,serta denda pinjaman.
Kepada Petani
• Petani diharapkan menggunakan sebaik mungkin bantuan PUAP yang
diberikan oleh pemerintah.
• Petani diharapkan aktif dalam mengikuti penyuluhan.
• Petani sebaiknya membayar pinjaman tepat waktu sehingga dana PUAP dapat
bergulir diantara kelompok tani yang lain.
Kepada Penyuluh Pertanian
• Penyuluh pertanian hendaknya lebih mengawasi pengurus Gapoktan dalam
menjalankan tugasnya dalam program PUAP.
• Penyuluh diharapkan harus benar-benar menguasai ilmu usahatani padi sawah,
agar dapat membantu petani menyelesaikan masalah-masalah dalam
Universitas Sumatera Utara