Upload
amalia-novianti-putri
View
215
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
metode penelitian bab 1
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satau negara di dunia yang mempunyai tingkat kerawanan terhadap
bencana yang tinggi (World Risk Report 2013). Hal ini disebabkan karena Indonesia terletak pada
pertemuan tiga lempeng/kulit bumi aktif, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian selatan, Lempeng
Euro-Asia di bagian utara dan Lempeng Pasifik di bagian Timur. Lempeng-lempeng tektonik tersebut
bergerak sekitar 6 cm pertahun, Interaksi antar lempeng-lempeng tersebut menyebabkan Indonesal
memiliki aktivitas kegunungapian dan kegempaan yang cukup tinggi, dan apabila ketiga lempeng
tersebut menujam bersama-sama akan menimbulkan bencana yang berbahaya bagi wilayah di
sekitar lempeng (Roeslan, 2005). Terdapat 6 segmen zona penunjaman di Barat Sumatera, yaitu
segmen Simelue, Nias, Kepulauan Batu, Siberut, Sipora-Pagai dan Bengkulu. Sumber gempa di bawah
Nias, Siberut, dan Sipora-Pagai termasuk yang paling berpotensi menghasilkan gempa besar dengan
magnitudo (sakal Richter) lebih dari 8 dalam 50 tahunan mendatang. Dilihat dari riwayat kejadian
tsunami di Indonesia, pada tahun 1861 pernah terjadi tsunami di Padang dengan ketinggian
gelombang mencapai 15 meter dan menelan korban jiwa sebanyak 725 orang (Subandono
Diposaptono dan Budiman, 2005). Pada tahun 2004, tsunami kembali terjadi di Padang bersamaan
dengan gempa bumi sebesar 7.6 skala Richter.
Kota Padang terletak pada bagian barat Pulau Sumatera, dengan wilayah pesisir menghadap
langsung Samudera Hindia. Apabila terjadi aktivitas patahan aktif antara lempeng Asia dan Indo-
Australia, salah satu bahaya yang berpotensi akan muncul dan mengancam Kota Padang adalah
tsunami. Tsunami berasal dari bahasa Jepang, tsu yang berarti pelabuhan, dan nami berarti
gelombang. Istilah Tsunami lalu diperkenalkan untuk menyebutkan fenomena gelombang laut yang
tinggi dan besar akibat gangguan secara mendadak di dasar laut secara vertikal yang mempengaruhi
volume kolom air. Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh tiga sumber utama, yaitu gempa
tektonik, letusan gunung api, atau longsoran yang terjadi di dasar laut (Ward, 1982).
Bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami ini tidak dapat dicegah terjadinya, namun dapat
dilakukan sebuah upaya supaya dampak yang disebabkan oleh bencana tersebut dapat
diminimalisasi. Upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi risiko bencana harus dilakukan secara
menyeluruh. Salah satu stakeholder yang berperan penting dalam upaya pengurangan risiko
bencana adalah masyarakat pada daerah rawan bencana itu sendiri. Untuk mewujudkan sebuah
komunitas yang tahan terhadap risiko bencana, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut: 1) kapasitas komunitas untuk mengurangi risiko/stress/kerusakan melalui miitigasi
ataupun adaptasi, 2) kapasitas untuk mempertahankan fungsi-fungsi dasar dan struktur di dalam
keadaan bencana, 3) kapasitas untuk memulihkan diri pasca kejadian bencana (Twigg, 2007). Selain
upaya dari pemerintah daerah setempat, upaya pengurangan risiko bencana tidak akan berhasil
diwijudkan apabila masyarakat yang terkespos terhadap bencana tidak memiliki kapasitas untuk
menghadapi potensi bencana alam yang dimiliki wilayah yang mereka tinggali.
1.2 Rumusan Masalah
Masyarakat di wilayah pesisir Kota Padang memiliki tingkat risiko yang tinggi terhadap potensi
bencana gempa bumi dan tsunami, salah satunya disebabkan karena kondisi geologis kota pada yang
terletak di pertemuan 2 lempeng aktif, yaitu Lempeng Asia dan Lempeng Indo-australia, yang
berpotensi besar menimbulkan gempa yang dapat menyebabkan tsunami. Tsunami termasuk dalam
tipe bencana sudden onset yang berarti bencana ini muncul secara tiba-tiba. Untuk meminimalisasi
kerugian akibat bencana gempa bumi maupun tsunami, masyarakat mempunya peran yang sangat
penting dalam tahap mitigasi maupun
Oleh karena itu, dalam menghadapi bencana tsunami sangat dibutuhkan kesiapan masyarakat dalam
menghadapi dan mengatasi bencana, serta pada pemulihan kembali pasca bencana.
Dari rumusan masalah tersebut, maka pertanyaan penelitian dari studi ini adalah :
“Apakah masyarakat di daerah pesisir Kota Padang telah memiliki resiliensi (ketahanan) terhadap
risiko bencana gempa bumi dan tsunami?”
1.3 Tujuan dan Sasaran
Penelitian “Identifikasi Tingkat Resiliensi Masyarakat di daerah Pesisir Kota Padang Terhadap Risiko
Bencana Gempa Bumi dan Tsunami” ini bertujuan untuk :
“Mengukur tingkat resiliensi masyarakat di daerah Pesisir Kota Padang terhadap risiko
bencana gempa bumi dan tsunami di Kota Padang”
Adapun sasaran peneilitan yang akan dicapai dalam penelitian ini ialah :
a) Identifikasi potensi dan risiko bahaya alam gempa bumi dan tsunami di Kota Padang
b) Identifikasi tingkat resiliensi masyarakat pesisir Kota Padang terhadap risiko bencana gempa
bumi dan tsunami
c) Perumusan rekomendasi prioritas upaya peningkatan resiliensi masyarakat pesisir Kota
Padang dalam menghadapi risiko bencana gempa bumi dan tsunami
1.4 Ruang Lingkup
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah studi ini ialah wilayah pesisir Kota Padang, yaitu Kecamatan Padang Barat.
Kecamatan Padang Barat memiliki luas sebesar 7,00 km2 dengan jumlah kelurahan sebanyak 10
kelurahan. Secara geografis, Kecamatan Padang Barat terletak di 0058’ Lintang Selatan dan
1000.21’.11’’ Bujur Timur. Kecamatan Padang Barat berbatasan langsung dengan daerah-daerah
sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kecamatan Padang Utara
Sebelah Selatan: Kecamatan padang Selatan
Sebelah Timur : Kecamatan Padang Timur
Sebelah Barat : Samudera Indonesia
Gambar 1.1 Peta Wilayah Studi
Sumber : GITEWS, 2015
1.4.2 Ruang Lingkup Materi
“Identifikasi Tingkat Resiliensi Masyarakat di daerah Pesisir Kota Padang Terhadap Risiko Bencana
Gempa Bumi dan Tsunami” ini meliputi 3 (tiga) materi utama, yaitu :
a) Materi mengenai bencana alam
Pada materi mengenai bencana alam akan dijelaskan mengenai definisi bencana alam serta
risiko bencana. Bencana alam yang akan dijelaskan yaitu bencana gempa bumi dan tsunami.
Dalam penjelasan mengenai bencana gempa bumi dan tsunami, akan dijelaskan mengenai
definsi bencana alam tersebut, penyebab terjadinya, serta bahaya yang dapat ditimbulakn
olehbencana tersebut.
b) Materi mengenai manajemen bencana
Pada materi mengenai manajemen bencana akan dijelaskan mengenai konsep manajemen
bencana, tujuan manajemen bencana dan siklus manajemen bencana.
c) Materi mengenai konsep resiliensi masyarakat
Pada materi mengenai konsep resiliensi masyarakat ini akan dibahas mengenai definisi
resiliensi, definisi resiliensi masyarakat, dan karakteristik masyarakat yang resilien terhadap
bencana.
- Indonesia merupakan daerah rawan bencana -> padang rawan bencana- Tentang bencana- Masyarakat sebagai aktor penting dalam pengurangan risiko bencana
http://www.researchgate.net/profile/Imam_Sadisun/publication/264309296_Manajemen_Bencana_Strategi_hidup_di_wilayah_berpotensi_bencana/links/53d7d1280cf2a19eee7fd12f.pdf
(Sadisun, 2004)
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49297/C06mha.pdf?sequence=1&isAllowed=y -> Roeslan, 2005
(Hajar, 2006)
http://inatews.bmkg.go.id/tentang_tsunami.php -> ward, 1982
studi tigkat resiliensi masyarakat desa pangandaran terhadap risiko gempa bumi dan tsunami -> twigg, 2007
(Djalante, Thomalla, Sinapoy, & Carnegie, 2012) (Twigg, 2009)
(Flagship 4: Nepal's 9 Minimum Characteristics of a Disaster Resilient Community, 2013)