Upload
osfides-neota-sembiring
View
252
Download
12
Embed Size (px)
DESCRIPTION
menuntun cara kerja dari awal hingga selesai dalam membuat saluran.
Citation preview
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Nama Perusahaan : PT. Widya Satria
Nama Paket Pekerjaan : Pembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD –
BAU.5 Kecamatan Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara.
A. Ruang Lingkup Pekerjaan
Bangunan yang dilaksanakan adalah Pembangunan Pondok Pesantren di Aceh
Tamiang.
Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana, BQ
dan RKS yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-syarat
ini.
Bangunan yang direncanakan diantaranya :
a. Pematangan Lahan
b. Konstruksi Gedung Pesantren :
1. Gedung Asrama Putra
2. Gedung Asrama Putri
3. Gedung Ruang Kegiatan Belajar (RKB) SMP
4. Pembangunan Mesjid
5. Balai Pengajian
B. Metode Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pekerjaan Persiapan
Lingkup Pekerjaan
1. Pembersihan dan Pembongkaran bangunan
2. Pembuatan Gudang, Bangsal Kerja dan Direksi keet.
3. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan
4. Pembuatan papan nama proyek
5. Pemasangan bouwplank
6. Pengadaan alat-alat kerja yang dibutuhkan
7. Pembuatan WC sementara dan fasilitas lainnya untuk kebutuhan para pekerja.
1
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
Persyaratan bahan
1. Untuk Gudang dan Bangsal Kerja; digunakan Rangka Kayu, dinding papan
dan atap seng.
2. Untuk direksi Keet; digunakan bahan rangka kayu, dinding papan atau triplex
dicat, atap seng BJLS 0.20, lantai rabat beton.
3. Untuk penampungan air kerja disiapkan drum penampung, air harus memenuhi
kualitas yang ditentukan dalam PBI 1991.
4. Untuk papan nama proyek digunakan tiang dari kayu dan triplek dicat putih.
5. Bahan bouwplank dipakai tiang kayu meranti atau sengon 5/7 dan papan
meranti atau sengon ukuran 2/20 cm.
6. Untuk alat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak dorong dan
lain-lain digunakan bahan kayu setempat.
Pedoman Pelaksanaan
7. Pembersihan dan Pembongkaran bangunan
Meliputi pembersihan semua tanam tumbuh termasuk pembongkaran akar-akar
pohon yang terkena bangunan dan halaman dimana gedung akan dibangunan,
termasuk perataan tanah/pembuatan terasering jika diperlukan. Hasil
bongkaran tersebut diatas dibuang ke luar lokasi pekerjaan.Pembuatan
Gudang,
8. Bangsal Kerja dan Direksi Keet
Untuk gudang dan bangsal kerja dibuat bangunan sementara yang dapat
melindungi pekerja dari panas dan hujan. Bangunan ini harus dibongkar
setelah pekerjaan selesai dilaksanakan.
Untuk Direksi Keet, dibuat dengan konstruksi semi permanen dengan ukuran
sesuai gambar, luas =21 M2, dilengkapi mobiler sederhana 1 meja tulis,
beberapa buah kursi duduk, dan 1 lembar triplek tempat menempel gambar.
9. Pengadaan air untuk pelaksanan pekerjaan
Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari sumber air terdekat,
kemudian ditampung dalam drum-drum yang telah disediakan. Kebutuhan air
ini harus disediakan dalam jumlah yang cukup selama pelaksanaan pekerjaan.
Air harus memenuhi syarat yang tercantum dalam PBI NI 2.
10. Pembuatan papan nama proyek
2
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
Membuat papan nama proyek dari papan dengan ukuran 200 x 100 cm. Didirikan
tegak diatas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm. Diletakkan pada tempat yang mudah
dilihat umum. Papan nama proyek memuat
Nama proyek
Pemilik Proyek
Lokasi Proyek
Jumlah biaya (kontrak)
Nama Konsultan Perencana
Nama Konsultan Pengawas
Nama Pelaksana (Kontraktor)
Proyek dimulai tanggal, bulan, tahun
11. Pemasangan Bouwplank
Tiang Bouwplank harus terpasang kuat. Papan diketam halus dan lurus pada
sisi atasnya dan dipasang waterpass (timbang air) dengan sudut-sudutnya harus
siku.
4. Pengawasan
4.1. Prosedur Pengawasan
Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan diawasi oleh konsultan pengawas.
4.2. Laporan Berkala
a. Untuk melaksanakan pekerjaan. Kontraktor wajib membuat laporan harian
yang menyebutkan pekerjaan yang dilaksanakan setiap hari, bahan-bahan
dan alat-alat yang didatangkan, besarnya prestasi pekerjaan yang telah
diselesaikan, jumlah pekerjaan, keadaan cuaca dan lain-lain.
b. Kontraktor wajib menyediakan buku harian di lapangan sesuai dengan
petunjuk konsultan pengawas.
c. Perintah dan penugasan dari konsultan pengawas ditulis di dalam buku
harian/surat dan dibubuhi tanda tangan dan nama jelas petugas konsultan
pengawas.
5. Dokumentasi
5.1. Kontraktor diwajibkan membuat foto-foto dokumentasi proyek meliputi :
3
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
a. Photo-photo kegiatan proyek, antara lain kegiatan dalam uitzet,
penempatan peralatan-peralatan lapangan (beton batcher) penempatan
material, pengerasan jalan dan lain-lain.
b. Photo-photo tanggapan pekerjaan yang penting antara lain pembersihan,
bekesting, pekerjaan beton sebelum dan sesudah pengecoran.
c. Photo-photo yang dianggap perlu untuk pengawas/Direksi.
5.2. Kondisi Proyek pada progress 0%, 25%, 50%, 75%, dan sampai mencapai 100%
(sesuai dengan tagihan progres) dan kondisi pada waktu selesai dan setelah
masa pemeliharaan.
6. Jaminan dan Keselamatan Kerja
6.1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat
pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap
digunakan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas
dan pekerja lapangan.
6.2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi
syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas dan pekerja yang berada di bawah
kekuasaan kontraktor.
6.3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak
dan bersih bagi semua petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan di
dalam lapangan pekerjaan untuk para pekerja tidak diperkenankan kecuali
untuk penjaga keamanan.
6.4. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja
wajib diberikan oleh kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
7. Mobilisasi
Pihak kontraktor harus menyediakan, menyerahkan dan mendapatkan surat
persetujuan dari pemilik perihal program mobilisasi dalam jangka waktu yang
4
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
ditentukan.
Program mobilisasi yang berlaku seperti yang tercantum dalam daftar dan tambahan
informasi berikut ini harus dimasukkan pula :
Lokasi dari Base Camp kontraktor dengan denah lokasi umum dan denah
terperinci yang memperlihatkan lokasi dari kantor kontraktor, bengkel, gudang
dan peralatan konstruksi utama bersama dengan kantor Direksi Teknik dan
Laboratorium.
Rencana Pengiriman peralatan yang menunjukan lokasi saat ini dari seluruh
peralatan yang terdaftar dalam jadwal yang dimasukkan, bersama cara
pengangkutan yang diusulkan untuk dipakai dan jadwal sesamapinya ditempat
kerja.
Kontraktor harus meminta persetujuan Direksi Teknik atas setiap perubahan
pada jadwal peralatan dan penyediaan staf yang telah dimasukkan dalam
pekerjaan ini.
8. Pengukuran
8.1. Situasi
Pekerjaan ini merupakan Pembangunan Pondok Pesantren di Aceh Tamiang
Kota : Aceh Tamiang
Provinsi : Nanggroe Aceh Darussalam
8.2. Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi pekerjaan-pekerjaan, ahli, bahan, peralatan dan kegitan-kegiatan
yang diperlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pengukuran sesuai
RKS dan gambar-gambar.
b. Pekerjaan pengukuran antara lain :
Penentuan lokasi bangunan, jalan/saluran, lanscaping, dan lain-lain.
Penentuan Duga yaitu penentuan elevasi peil bangunan, jalan,
saluran, elevasinya dapat dilihat pada gambar bestek.
8.3. Syarat-syarat
5
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
a. Pengukuran harus dilakukan oleh tenaga yang betul ahli dalam bidangnya
dan berpengalaman.
b. Pemeriksaan : hasil pengukuran segera dilaporkan kepada.
Direksi/konsultan penagawas dan dimintakan persetujuan.
Direksi/konsultan pengawas juga akan menentukan patok utama sebagai
dasar dari gedung, jalan dan bangunan-bangunan lainnya.
c. Pengukuran harus diketahui dan disetujui oleh instansi yang berwenang
dalam pengurusan IMB.
8.4. Bahan-bahan dan peralatan :
Theodolite, waterpass serta peralatan dan patok-patok yang kuat diperlukan
untuk pengukuran.
Semua peralatan ini harus dimiliki pemborong dan harus selalu ada apabila
sewaktu-waktu memerlukan pemeriksaan.
8.5. Tata Kerja :
Lokasi, ukuran dan duga gedung, jalan maupun bangunan-bangunan lainnya
ditentukan dalam gambar.
Jika terdapat keragu-raguan supaya menanyakan kepada Direksi/Pengawas.
9. Pekerjaan Tanah/Urugan
9.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan ini sudah harus
diperhitungkan jenis tanah yang dijumpai dilapangan seperti tanah pasir,
gambut, tanah keras (batuan), tanah liat dan lain sebagainya, yaitu:
9.1.1. Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi, saluran keliling
bangunan).
9.1.2. Septictank dan peresapan
9.1.3. Timbunan kembali galian tanah pondasi
6
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
9.1.4. Timbunan tanah dan pasir bawah lantai, pondasi dan saluran termasuk
pemadatannya.
9.1.5. Perataan tanah sekelilling bangunan
9.1.6. Galian tanah diluar bangunan untuk mendapatkan peil lantai yang di
syaratkan.
9.1.7. Pekerjaan Cut & Fill (bila ada)
9.2. Persyaratan Bahan
Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian pondasi.
Untuk timbunan bawah lantai digunakan tanah dan pasir pasang kualitas baik.
9.3. Pedoman Pelaksanaan
9.3.1. Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan
penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui Direksi.
Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera dalam
gambar. Apabila ditempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan,
kabel listrik, telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka
Kontraktor secepatnya memberitahukan kepada Direksi atau kepada
instansi yang berwenang untuk mendapat petunjuk seperlunya.
Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang
diakibatkan pekerjaan galian tersebut.
Apabila pada waktu penggalian ditemukan benda-benda purbakala,
maka kontraktor wajib melaporkannya kepada Pemerintah Daerah
setempat.
Galian-galian untuk septictank, saluran air hujan, saluran air kotor dan
air bersih dilaksanakan dengan ukuran yang ditetapkan dalam gambar
kerja dan gambar detail.
Untuk kondisi tanah yang mudah longsor Kontraktor harus memasang
turap kayu pengaman yang cukup kuat. Turap didalam bangunan harus
dibongkar setelah pondasi selesai.
9.3.2. Galian diluar bangunan untuk mendapatkan tinggi lantai yang
disyaratkan dalam gambar. Penggalian tanah ini dimaksudkan untuk
mendapatkan kontur tanah yang disyarat dalam Site Plan.
9.3.3. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan
7
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
dalam gambar, maka Kontraktor harus mengisi kelebihan galian
tersebut dengan pasir urug.
9.3.4. Pengurugan bekas galian pondasi, galian septictank, galian saluran air
hujan, saluran air bersih dan saluran air kotor diurug lapis demi lapis
dengan ketebalan tiap lapis maksimum 15 cm. Tiap lapisan dipadatkan
dengan menumbuk lapisan tersebut, menggunakan alat tumbuk yang
baik. Setelah lapisan pertama padat kembali seperti diatas. Demikian
seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekas galian pondasi
tertutup kembali.
9.3.5. Pengurugan dengan tanah timbunan dibawah lantai dilakukan lapis
demi lapis hingga ketebalan 10 cm dibawah lantai, ditumbuk hingga
padat. Lapisan-lapisan urugan untuk ditumbuk ini dibuat maksimal 10
cm, dan ditumbuk 5 kali tiap bidang tumbukan pada tiap-tiap lapis
tersebut.
9.3.6. Dibawah lantai diurug dengan pasir pasangan dan dipadatkan.
Pengurugan dan pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air hingga
jenuh, kemudian ditumbuk dengan alat yang sesuai untuk pemadatan.
Hasil akhir harus mendapat persetujuan Direksi atas kesempurnaan
pengurugan dan pemadatan.
9.3.7. Dibawah pondasi, dan dibawah air diurug dengan pasir pasangan
setebal 10 cm dan dipadatkan.
10. Penimbunan dan Penimbunan Kembali
Pekerjaan penimbunan dan penimbunan kembali terdiri dari pekerjaan penimbunan
tanah serta pemadatannya yang dilaksanakan di daerah-daerah atau bagian-bagian
pekerjaan sesuai ketentuan-ketentuan yang tercantum pada gambar pelaksanaan yang
mencakup kedudukan kemiringan bagian-bagian dan dimensi-dimensi. Penimbunan
harus dilaksanakan dalam bentuk lapisan-lapisan dengan ketebalan maksimum 20 cm,
dan didapatkan sesuai dengan instrukri Direksi. Bahan timbunan harus bebas dari
kotoran-kotoran, tumbuhan-tumbuhan, batu-batuan atau bahan lain yang dapat
merusak pekerjaan.
8
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
11. Penghamparan dan Pemadatan
Material untuk urugan yang didapat dan dengan macam yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas akan dihamparkan pada lapisan-lapisan horizontal dengan tebal yang sama
meliputi lebar yang ditentukan oleh ahli dan sesuai dengan kedudukan kemiringan,
bagian-bagian dan ukuran seperti yang tercantum pada gambar pelaksanaan. Lapisan
dari material lepas selain dari material batu-batuan, tebalnya harus tidak lebih dari 20
cm. dalam hal ini pemborong tidak dibatasi untuk menghampar dan memadatkan
material bukan batu-batuan dengan tebal lapisan-lapisan yang diinginkan. Kepadatan
yang maksimum, material lepas harus segera dipadatkan hingga dicapai kepadatan
seperti yang ditentukan. Harus diusahakan agar lebar urugan harus dapat menampung
alat pemadatan yang dipergunakan, bila perlu lorong asli urugan tanah lama dipotong
secukupnya.
12. Pekerjaan Pondasi
12.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengerjaan seluruh bangunan, terdiri dari :
12.1.1. Pondasi plat tapak beton bertulang
12.1.2. Pondasi Tiang Pancang
12.1.3. Pondasi pasangan batu kali/batu belah
12.1.4. Pondasi batu bata
12.2. Persyaratan Bahan
12.2.1. Untuk pondasi plat beton bertulang digunakan bahan yang memenuhi
persyaratan yang diuraikan dalam pasal beton bertulang. Campuran
yang digunakan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr. Sama halnya dengan tiang
pancang.
12.2.2. Untuk pondasi batu bata digunakan jenis batu setempat yang
berkualitas baik.
12.2.3. Pondasi batu belah dengan menggunakan spesi 1 PC : 3 Kpr : 10 Psr,
bagian bawah pondasi dibuat aanstamping dari batu belah kosong
yang dipasang berdiri rapat, setebal 20 cm dengan tidak terdapat batu-
batu bertumpuk.
9
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
12.3. Pedoman Pelaksanaan
12.3.1. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-
pengukuran untuk as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi dan
dimintakan persetujuan Direksi tentang kesempurnaan galian.
12.3.2. Dibawah dasar pondasi dilapisi dengan pasir pasang setebal 10 cm
dan dipadatkan, sebagai lantai kerja. Diatas pasir dipasang
aanstamping, untuk pondasi plat tapak beton bertulang, cyclopen
beton dan pondasi batu kali/batu belah, terdiri dari batu kali dan pasir
pasang (pasangan batu kosong). Lapisan ini juga harus dipadatkan,
dengan menyiram air diatasnya, sehingga pasir akan mengisi rongga-
rongga batu kali tersebut. Tebal lapisan dibuat sesuai dengan gambar
detail pondasi.
12.3.3. Untuk tanah yang berdaya dukung lebih kecil 0,5 kg/cm2, dibawah
pondasi dipasang cerucuk kayu gelam/kelukup yang ditumbuk hingga
mencapai kedalaman tanah keras.
12.3.4. Untuk pondasi dilaksanakan dengan ukuran sesuai gambar kerja dan
gambar detail. Campuran yang digunakan: Plat tapak beton adukan 1
Pc : 2 Ps : 3 Kr. Pondasi beton cyclopen dibuat dengan adukan 1 Pc :
3 Ps : 5 Kr yang diisi 30% batu kali. Pondasi batu kali/belah dipasang
dengan perekat 1 Pc : 3 Ps. Pondasi batu bata dipasang dengan perekat
1 Ps : 4 Ps dan pada bagian sisi diplester kasar/brappen adukan 1 Pc :
3 Ps.
12.3.5. Untuk pondasi plat tapak beton bertulang Pedoman pelaksanaan,
adukan dan pembesian harus memenuhi pedoman pada pasal beton
bertulang.
13. Pekerjaan Beton Bertulang
13.1. Lingkup Pekerjaan
Beton bertulang dengan perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr harus dibuat untuk:
13.1.1. Sloof
13.1.2. Tiang Pancang
10
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
13.1.3. Kolom-kolom induk
13.1.4. Kolom-kolom praktis
13.1.5. Ring balok dan balok-balok lantai
13.1.6. Tempat-tempat lain yang mempergunakan beton bertulang sesuai
dengan gambar rencana
13.2. Bahan
13.2.1. Semen
Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI-8 tahun 1972
dan memenuhi S-400 menurut Standart Cement Portlandia yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).
Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam
satu zak semen, tidak siperkenankan pemakaiannya sebagai
bahan campuran.
Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari
tempat yang lembab agar semen tidak mengeras. Tempat
penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan
paling tinggi 2 cm. Setiap semen baru yang masuk harus
dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen
dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.
13.2.2. Aggregat
a. Kualitas aggregat harus memenuhi syarat-syarat SNI 03-246-1991
atau P.B.I 1971. Aggregat kasar harus berupa koral atau batu
pecah yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat
kekerasannya dan padat (tidak porous). Kadar lumpur dari pasir
beton tidak boleh lebih dari 4% berat.
b. Dimensi maksimum dari aggregat kasar tidak lebih dari 31,5 mm
dan tidak lebih dari seper empat dimensi beton yang terkecil
dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
c. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari
bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.
11
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
13.2.3. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam
alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air
bersih yang diminum.
13.2.4. Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah besi ulir (ø 16, ø 20, ø 22 dan ø
25) dan besi beton polos (ø 14, ø 12, ø 10 dan ø 9) dan behel dengan
ø 10, ø 8. Mutu baja yang digunakan adalah U-24 (tegangan leleh
karakteristik minimum 2400kg/cm2). Diameter besi yang digunakan
harus sesuai dengan gambar kerja dan mendapat persetujuan dari
Direksi/Pengawas. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran,
lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya, jika besi tulangan yang
diorder tidak ada label spesifikasi dari pabrik maka harus dilakukan
uji tarik, biaya ditanggung kontraktor.
13.2.5. Toleransi besi
Diameter, ukursn sisi (jarak antara dua permukaan yang berlawanan),
Dibawah 10 mm variasi dalam berat yang diperuntukkan adalah +/- 7
% dan toleransi diameter adalah +/- 0,4 mm.
Diameter, ukuran sisi (jarak antara dua permukaan yang berlawanan),
10 mm sampai dengan 16 mm (tapi tidak termasuk diameter 16)
variasi dalam berat yang diperuntukkan adalah +/- 5 % dan toleransi
diameter adalah +/- 0,4 mm.
Diameter, ukuran sisi (jarak antara dua permukaan yang berlawanan),
16 mm sampai dengan 28 mm (tapi tidak termasuk diameter 28)
variasi dalam berat yang diperuntukkan adalah +/- 4 % dan toleransi
diameter adalah +/- 0,4 mm.
Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam
12
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan
sesuai gambar dan harus diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu.
Jika Pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan
penukaran dengan diameter yang terdekat dengan catatan:
Harus ada persetujuan Direksi.
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut
tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini
yang dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan
oleh penukaran diameter besi menjadi tanggungjawab pemborong.
13.2.6. Cetakan dan Acuan
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik
sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-
batas yang sesuai dengan yang ditujukkan oleh gambar rencana dan
uraian pekerjaan.
Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan
didalam pasal 5.1. SK SNI T-15.1991.03.
13.2.7. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan adalah K – 225 dan perbandingan 1
Pc : 2 Ps : 3 Kr, jika dalam pengujian tidak mencapai K-225 maka
harus diadakan mix design, biaya ditanggung oleh kontraktor.
Pedoman Pelaksanaan
13.2.8. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat ini,
maka sebagai pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1991.03.
13.2.9. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila ada
perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar
arsitektur.
13.2.10. Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis
Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan
berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-
tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yang
13
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat
dicabut pada saat beton dicor.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat
penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan
bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang
mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive
yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran
kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih
tinggi dari 1,5 m.
Selama pelaksanaan pengecoran beton harus diadakan/ dibuatkan uji
beton dengan pengujian slump test, minimum 7 cm, dan maksimum
12 cm. Cara pengujian adalah sebagai berikut : contoh beton diambil
tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan beton (bekisting ). Cetakan
Slump dibasahkan dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau plat
beton. Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian
adukan tersebut diitusuk – tusuk 25 kali dengan besi berdiameter 16
mm panjang 30 cm dengan ujung yang bulat. Setelah diatasnya
diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur
penurunannya (nilai slump).
Harus menggunakan vibrator untuk pemadatan beton.
13.2.11. Bagian – bagian yang tertanam dalam beton
Pasang angkur dan lain-lai yang akan menjadi satu dengan beton
bertulang dan dicor pada saat yang bersamaan.
Diperhatikan juga tempat klos-klos untuk kosen atau instalasi.
13.2.12. Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang
Pondasi tiang panjang dilaksanakan sesuai.dengan rencana gambar
dan konstruksi V-Pile berbentuk segitiga Produksi PT.Perintis
Pondasi Teknotama. Pada bagian akhir pengecoran ditanam besi stek
ø 16 mm yang berhubungan dengan pondasi tapak. Apabila terjadi
pemancangan maksimum ternyata panjang tidak masuk lagi, maka
kontraktor meminta persetujuan direksi untuk dipotong tepat pada
yang direncanakan. Pemancangan dilaksanakan setelah galian tanah
14
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
penempatan poor/tapak selesai dikerjakan.
Penempatan tiang pancang dan jumlah yang dibutuhkan harus sesuai
dengan gambar rencana/kerja, sebelum diadakan pemancangan
terlebih dahulu kontraktor melaporkan pemberitahuan akan
pelaksanaan pemancangan agar mendapat persetujuan dari Direksi/
Pengawas.
Pekerjaan Loading Test
Pada salah satu titik kedudukan kolom induk yang telah dipasang
tiang pancang, kontraktor harus melaksanakan pengujian terhadap
daya dukung tiang pancang yang telah dipancangkan. Pengujian harus
dilaksanakan oleh ahli , minimal dengan beban 1,5 % beban
maksimum kolom induk. Data-data pencatatan pada saat pengetesan
beban untuk bahan dokumen proyek diserahkan kepada pengelola
teknis/direksi..
13.2.13. Pekerjaan Coating
Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan bahan dan pemasangan penyekat
air, serta penyediaan tenaga dan peralatan yang berhubungan
dengan pekerjaan ini., sesuai dengan yang dinyatakan dalam
gambar dan dipasang pada plat atap beton.
Persyaratan
- NI – 3 1970
- BS 278 untuk elongation dan membrane strenght
- ASTME 154 untuk puncture resistence
- BS 3177 untuk water vapour permeability
13.2.14. Perawatan Beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelebaban
untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut
ditetapkan cara sebagai berikut :
Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai
penutup beton.
Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil,
15
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
permukaan tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya
pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang tidak
memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau
seluruhnya menurut perintah Direksi. Untuk selanjutnya diganti
atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.
13.2.15. Perbaikan Permukaan Beton
Pada saat pembongkaran bekesting/ mal yang perlu diperhatikan
adalah :
Penambahan pada daerah yang kurang sempurna, kropos dengan
campuran adukan semen (cement mortar) setelah pembukaan
acuan, hanya boleh dilakukan setelah mendapat persetujuan dan
sepengetahuan Direksi/Pengawas.
Jika ketidak sempurnaan itu tidak diperbaiki untuk menghasilkan
permukaan yang diharapkan dan diterima Direksi/pengawas,
maka harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali
atas beban biaya kontraktor.
Ketidak sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak
teratur . pecah/retak, ada gelombang udara, kropos,
berlubang,tonjolan, dan lainnya yang tidak sesuai dengan bentuk
yang diharapkan/diinginkan.
Hal- hal lain (“ Miscellaneous Items”)
Isi lubang-lubang atau permukaan yang tertinggal dibeton bekas
jalan kerja sewaktu pembetonan. Jika dianggap perlu untuk dibuat
bantalan beton untuk pondasi alat – alat mekanik dan elektronik
yang ukuran, rencana, dan tempatnya berdasarkan gambar-
gambar rencana mekanikal dan elektrikal. Digunakan mutu beton
seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan permukaannya.
14. Pekerjaan Quality Control Beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengaduan ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu:
Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
16
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang
sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton
harus memenuhi tabel 4.4.1SK SNI T-15.1991.03.
Pengadukan pengecoran harus menggunakan Concrete Mixer.
Kontraktor harus memberikan Jaminan atas kemampuannya membuat kualitas
beton dengan memperhatikan data-data pelaksanaan di lain tempat atau dengan
mengadakan trial-mixer dilaboratorium yang ditunjuk oleh Direksi/pengawas
lapangan.
Kontraktor membuat laporan tertulis atas data-data kualitas yang dibuat
dengan disahkan oleh Direksi dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai
karakteristik Laporan tertulis tersebut.
Penunjukan Laboratorium harus dapat persetujuan dari Direksi/Pengawas.
14.1. Pengujian Dengan Menggunakan “ Kubus “
Sebelum diadakan pekerjaan pengecoran untuk setiap bagian pekerjaan
struktur bangunan (Pondasi, Sloof, Kolom, Plat Lantai dan Balok, pihak
kontraktor harus membuat percobaan test “kubus“ minimal 3 (tiga) sampel
untuk masing-masing bagian pekerjaan.
Pelaksanaan percobaan yang dimaksud adalah pengujian mutu beton dengan
kubus terbuat dari plat baja dengan ukuran 20 x 20 x 20 cm, jika dalam
pengetesan laboratorium mutu beton yang inginkan tidak tercapai maka harus
diadakan job mix design.
14.1.1. Pemeriksaan Mutu Beton
Mutu beton dan mutu pelaksanaan dianggap memenuhi syarat apabila
dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Tidak boleh lebih dari 1 nilai diantara 3 nilai hasil pemeriksaan
benda uji berturut-turut.
Tidak boleh satu pun nilai rata-rata dari 3 hasil pemeriksaan benda
uji berturut-turut berkurang.
Setiap hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut seperti diatas, harus
17
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
dipakai sebagai dasar untuk mempertimbangkan apakah perlu
diadakan perubahan dalam campuran beton.
14.2. Pemeriksaan Benda Uji
Adukan beton untuk benda uji harus diambil langsung dari mesin pengaduk
dengan menggunakan ember atau alat lainnya yang tidak menyerap air.
14.2.1. Pada adukan beton yang encer, adukan beton diisikan kedalam
cetakan dalam 3 lapis yang kira-kira sama tebal, dimana masing-
masing lapis ditumbuk 10 kali dengan tongkat baja dengan diameter
26 mm, dan ujung dibulatkan.
14.2.2. Selanjutnya adukan didalam cetakan harus dipadatkan dengan cara
yang sesungguhnya. Apabila dalam hal ini dipergunakan jarum-jarum
penggetar, maka jarum penggetar tersebut harus dimasukkan sentris
kedalam setiap kubus tanpa menyentuh dasarnya. Penggetaran harus
dilanjutkan sampai permukaan adukan beton nampak mengkilap oleh
air semen. Kemudian jarum penggetar ditarik dan diadukkan.
14.2.3. Kubus-kubus uji harus disimpan ditempat yang bebas dari getaran dan
ditutupi dengan karung basah selama 24 jam.
14.2.4. Sebelum kubus diuji diperiksa kekuatannya, ukurannya harus
ditentukan dengan ketelitian sampai mm. Apabila berat isi dari beton
juga harus ditentukan, maka berat beton harus ditentukan dengan
ketelitian sampai ratusan gram.
14.2.5. Sebagai beban hancur dari kubus berlaku beban tertinggi yang
ditunjukkan oleh pesawat penguji. Pesawat penguji tidak boleh
mempunyai ± 3 % pada setiap pembebanan diatas 10 % dari kapasitas
maksimum.
15. Pekerjaan Tiang Pancang
15.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan tiang pancang V – Pile adalah :
a. Mobilisasi Tiang Pancang
18
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
b. Pemancangan Tiang Pancang V – Pile
15.2. Bahan dan Peralatan
15.2.1. Bahan yang diperlukan adalah :
No. Bahan Jenis Spesifikasi
1.2.3.4.
V – PilePlat BajaKawat LasKayu Balok
PrestresU 24LB52USeumantok
PBI 1971PBI 1971Standar PabrikStandar Pabrik
15.2.2. Peralatan Yang diperlukan :
a. Alat Tekan Hidrolik
b. Jacking Control
c. Mesin Las
d. Alat Survey
15.3. Peraturan dan Syarat- syarat
15.3.1. Peraturan yang dipedomani adalah Peraturan Beton Betulang
Indonesia (PBI 1971).
15.3.2. V – Pile terbuatdari unsur beton dan Perstressing Wire.
15.3.3. Pemancangan Tiang Pancang V – Sesuai dengan yang telah
ditentukan.
15.4. Tata cara kerja Pelaksanaan
15.4.1. V – Pile pelaksanaannya dengan cara systim yaitu suatu systim
pemancangan tiang dalam yang cukup unik dengan mempergunakan
Indirect Hydraulic jacking Technology.
15.4.2. Systim ini terdiri dari suatu hydraulic ram yang ditempatkan paralel
dengan tiang yang akan dipancang, dimana untuk menekan tiang
tersebut. Ditempatkan suatu mekanisme berupa plat penekan yang
berada pada puncak tiang.
19
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
15.4.3. Dengan systim ini tiang akan tertekan kedalam tanah tanpa suara,
tanpa pukulan dan tanpa getaran.
15.4.4. Urutan Pemancangan dibuat sedemikian rupa agar manuver alat tidak
sulit.
15.4.5. Penempatan sistim penekan hydrolic yang senyawa dan menjepit pada
dua sisi tiang menyebabkan didapatnya posisi titik pancang yang
cukup persisi dan akurat.
15.4.6. Sebagai pembeban ditempatkan balok – balok beton atau plat-plat besi
pada dua sisi bantaran alat yang pembebanannya disesuaikan dengan
muatan yang dibutuhkan tiang.
16. Poer Pondasi
16.1. Lingkup Pekerjaan :
Lingkup pekerjaan poer pondasi adalah :
a.Pasir Alas
b. Beton cor lantai kerja
c.Beton kedap air
d. Plat poer pondasi
16.2. Bahan – bahan dan Peralatan
16.2.1. Bahan – bahan yang diperlukan adalah :
No.
Bahan Jenis Spesifikasi
1.2.3.4.5.6.7.
SemenBesi Tulangan Dia.≤ 12mmBesi Tulangan Dia.> 12mmPasirKerikilBatu GunungPapan
Type 1 / AndalasU 24 / PolosU 32 / UlirBaikBaikBaik/KerasKayu Bekesting
PBI 1971PBI 1971PBI 1971PBI 1971PBI 1971PBI 1971PBI 1971
20
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
16.2.2. Peralatan yang diperlukan :
a. Sendok Semen
b. Molen
c. Vibrator
d. Kunci dan Gunting besi
e. Kereta Sorong
16.3. Peraturan dan Syarat-syarat
16.3.1. Peraturan yang harus dipedomani adalahPBI 1971
16.3.2. Plat poer pondasi beton bertulang dibuat dengan mutu beton K- 225
16.3.3. Beton lantai kerja dibuat dengan perbandingan 1 PC : 3 PS : 5 KR
dengan ketebalan 10 cm
16.4. Tata cara pelaksanaan
16.4.1. Pembuatan besi plat poer dan persiapan lubang poer pondasi.
16.4.2. Persiapan lubang poer pondasi meliputi lapisan pasir alas poer
pondasi setebal 10 cm dan pengecoran lantai kerja setebal 10 cm.
16.4.3. Setelah selesai pembesian dan pembuatan mall/bekesting, dilakulkan
pengecoran Plat poer beton pondasi
16.4.4. Adukan campuran beton dibuat dengan menggunakan molen.
17. Pekerjaan Quality Control Baja
17.1. Bahan logam untuk pekerjaan struktur
17.1.1. Bahan baja ini kecuali ditunjuk atau disyaratkan lain harus sesuai
dengan PUBB 1965.
17.1.2. Semua bagian baja yang digunakan harus dari jenis yang sama
kualitasnya. Dalam hal ini dipakai baja jenis U-24 dengan tegangan
tarik putus baja minimum 2.400 Kg/cm2.
17.1.3. Batang Profil harus bebas dari karat, lubang-lubang, bengkok, putiran
dan cacat perubahan lain.
17.1.4. Batang baja disediakan sesuai penampang, bentuk, tebal, ukuran, berat
dan detail-detail lainnya sesuai gambar.
21
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
17.1.5. Baut-baut atau mur yang digunakan harus baut hitam dengan tegangan
baut dan tegangan las minimum 1400 kg/m2 atau minimal sama
dengan mutu baja yang digunakan.
17.1.6. Elektroda-elektroda las harus diambil dari BPADE A (Best Heavy
Coated Type ) diamternya lebih besar atau sama dengan 6 mm (1/4)
dan harus dijaga agar selalu dalam keadaan tetap kering.
17.2. Macam Pekerjaan
Membuat konstruksi kap pada bangunan gedung kantor sesuai dengan gambar.
Rangka-rangka harus rata dan baku dalam satu bidang sesuai denagn gambar.
17.3. Penyambungan dan pemasangan
17.3.1. Penjelasan harus dilaksanakan dengan hati-hati logam yang dilas
harus bebas dari retak dan cacat yang dapat mengurangi kekuatan
sambungan. Permukaan yang dilas harus sama dan rata serta kelihatan
rapi.
17.3.2. Sambungan/pertemuan batang pada plat bahul pada konstruksi kap
adalah sambungan las.
17.3.3. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan dipasang
dengan hati-hati untuk menghasilkan tampak yang rapi dan tertip.
Semua perlengkapan lain perlu demi kesempurnaan pemasangan
walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar, harus
diadakan/disediakan.
17.3.4. Pemborong harus mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya ditempat
pekerjaan dan tidak hanya dari gambar-gambar kerja.
17.3.5. Seluruh permukaan baja dicat dengan cat menie baja.
18. Pekerjaan Dinding
18.1. Lingkup Pekerjaan
18.1.1. Diding Bata
Pemasangan dinding bata merah setebal ½ bata dilakukan untuk
seluruh pembatas ruangan, bagian saluran keliling emperan bangunan
dan septicktank, seperti tertera dalam gambar dan dijelaskan dalam
gambar detail.
22
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
Persyaratan ;
- PUBI – NI 1970 / peraturan Umum
- NI – 19 1973 / Peraturan Batu Merah Sebagai Bahan
Bangunan
- NI – 10 1973 / Peraturan
- SII – 0021 1978 / Standar Industri Indonesia
18.2. Persyaratan Bahan
18.2.1. Bata
Mutu bata yang digunakan dari jeis klas I menurut NI 10 dengan
bentuk standart batu bata adalah prisma empat persegi panjang,
bersudut siku-siku dan tajam, permukaannya rata dan tidak
menampakkan adanya retak-retak yang merugikan. Bata merah dibuat
dari tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya, yang dibakar
pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam air.
18.2.2. Pasir
Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus
bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca,
seperti terik matahari dan hujan. Kadar lumpur tidak boleh melebihi
5% berat
18.2.3. Semen dan Air
Untuk persyartan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang
telah digariskan pada pasal beton bertulang.
18.2.4. Batu Kali/ batu belah
Batu kali untuk pondasi harus bersih dari kotoran serta keras dan
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
18.2.5. Papan digunakan bahan kayu kelas II yang tidak cacat, dan untuk
triplek digunakan produksi dalam negeri.
18.3. Pedoman Pelaksanaan
18.3.1. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu:
Pasangan kedap air (1 PC : 3 PS)
Semua pasangan bata dimulai diatas sloof sampai setinggi 20
23
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
cm diatas lantai
Pasangan dinding saluran keliling bangunan
Pasangan dinding WC setinggi 1,50 cm diatas permukaan
lantai
Pasangan dinding septicktank
Pasangan adukan 1 PC : 3 KPR : 10 PSR berada diatas pasangan
kedap air tersebut.
18.3.2. Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak
kayu yang memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus
dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat
campuran yang plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak
habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan
adukan yang baru.
18.3.3. Pengukuran (Uit-zet)harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan
sesuai gambar, dengan syarat:
Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran
harus dilakukan dengan benang.
Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang
tidak boleh melebihi 30 cm, dari pasangn bata yang telah selesai.
18.3.4. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda
setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan
ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.
18.3.5. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga
menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian
hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom–kolom
praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.
18.3.6. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditaman didalam dinding,
harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum
diplester). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup
dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna,
24
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.
18.3.7. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu
hujan lebat harus diberi perhitungan dengan sesuatu penutup yang
sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus deiberi perawatan
dengan cara membasahi secara terus menerus paling sedikit 7 hari
setelah pemasangannya.
19. Pekerjaan Plesteran
19.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton bertulang,
saluran keliling bangunan dan septicktank.
Persyaratan :
- NI 2 – 1971
- NI 3 – 1970
- NI 8 – 1972
19.2. Persyaratan Bahan
Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam
pasal beton bertulang.
19.3. Pedoman Pelaksanaan
19.3.1. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
Dinding dibersihkan dari semua kotoran
Dinding dibasahi dengan air
Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm
Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan
plesteran dapat merekat dengan baik.
19.3.2. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 PC : 2
PS, sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 PC:4
PSR.
19.3.3. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama
tebalnya dan tidak diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50
25
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
cm. Untuk mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan
pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang
yang digerakan secara horisontal dan vertikal.
19.3.4. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan
memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus
diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran
berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan
sekitarnya.
19.3.5. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama
seminggu sejak permulaan plesteran.
19.3.6. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan
penutup atap selesai dipasang dan setelah pipa-pipa listrik selesai
dipasang.
20. Pekerjaan Dinding Keramik/Porselen
20.1. Lingkup Pekerjaan
20.1.1. Dinding KM/WC, dan bak air dilapisi dengan keramik ukuran 20 x 25
cm, atau 10 x 20 cm atau tegel (ubin kepala basah) warna 20 x 20 cm.
20.1.2. Lantai meja beton dan dinding didepannya setinggi 33 cm dilapisi
dengan keramik 20 x 20 cm, atau 10 x 20 cm atau tegel (ubin kepala
basah) warna 20 x 20 cm.
20.2. Persyaratan Bahan
Bahan keramik atau porselin yang digunakan produksi Dalam Negeri merk
KIA atau (KW 1) sekualitas.
20.3. Pedoman Pelaksanaan
20.3.1. Dinding bata tempat pemasangan keramik atau porselin diplester
kasar dengan campuran 1 PC : 3 PS, kemudian diatas plester tersebut
ditempel keramik atau dengan menggunakan pasta semen.
20.3.2. Permukaan pasangan keramik atau porselin harus datar, rata alurnya,
harus sama besarnya. Celah-celah antar keramik/porselin diisi dengan
26
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
semen berwarna sama dengan warna keramik/porselin/ubin kepala
basah.
21. Pekerjaan Lantai
21.1. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan, KM/WC, Selasar
depan dan keliling bangunan. Pekerjaan lantai terdiri dari :
21.1.1. Lantai beton tumbuk atau beton rabat atau rabat kerikil pada emperan
samping kiri kanan, belakang dan depan bangunan.
21.1.2. Lantai Keramik Setara Esesenza pada seluruh ruang dan selasar
bangunan.
21.1.3. Keramik kulit jeruk atau tegel wafel/galar pada WC/KM serta urinoir.
21.2. Bahan Yang digunakan
21.2.1. Keramik Setara Essenza didalam bangunan ukuran 60 X 60 cm, 40 X
40 cm Produksi setempat.
21.2.2. Keramik 30 X 30, dan 20 X 20 Produksi Dalam Negeri merk KIA
atau sekualitas, dan keramik Eszensa 60 x 60 cm klas II.
21.2.3. Tegel wafel, ukuran 20 X 20 cm produksi setempat.
21.2.4. Beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr
21.3. Pedoman Pelaksanaan
21.3.1. Dasar lantai
Dilapisi pasir pasangan setebal 10 cm dan dipadatkan
21.3.2. Pemeriksaan
Sebelum lantai dipasang, Kontraktor harus memeriksa semua
pasangan pipa-pipa, saluran-saluran dan lain sebagainya yang harus
sudah terpasang dengan baik sebelum pemasangan lantai dimulai.
21.3.3. Adukan
Adukan untuk tegel 1 Pc : 3 Pc
Untuk beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr dan diplester 1 Pc : 3 Ps
Adukan untuk keramik semen dicampur air, sehingga didapat
campuran yang plastis.
21.3.4. Pemasangan
27
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
Lantai beton tumbuk dipasang dengan ketebalan 7 cm dan
diplester setebal 1 cm. Adukan perekat lantai dipakai 1 Pc : 3 Ps :
6 Kr dengan plesteran 1 Pc : 3 Ps
Adukan perekat untuk lantai harus betul-betul padat/penuh agar
tidak terdapat rongga-rongga dibawah ubin yang dapat
melemahkan konstruksi. Sambungan antara ubin dengan ubin
harus sama lebarnya, lurus dan harus diisi dengan air semen yang
warnanya sesuai dengan warna ubin. Hasil pasangan akhir harus
rata tidak bergelombang dan waterpass.
Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada yang retak, noda dan
cacat-cacat lainnya. Apabila terjadi cacat pada lantai, maka
bagian cacat tersebut harus dibongkar sampai berbentuk bujur
sangkar dan pasangan baru harus rata dengan sekitarnya.
Permukaan pasangan keramik/ubin harus datar dan waterpass.
Pada lantai KM/WC, permukaan lantainya dimiringkan 1 % ke
arah floor drain.
22. Pekerjaan Jalan
22.1. Ruang Lingkup
22.1.1. Jalan Lingkungan
Pembuatan jalan yang akan direncanakan/dikerjakan adalah
perkerasan sekitar/lingkungan gedung yang dibangun.
22.1.2. Material / Bahan perkerasan
Material Perkerasan yang direncanakan/dikerjakan adalah :
Lapisan atas menggunakan Paving Block dan dilapisi dengan
Beton Cor dengan ketebalan sesuai dengan gambar.
Lapis perkerasan bawah menggunakan timbunan lapisan sub
grade/timbunan pilihan.
Tata Cara Pelaksanaan
22.1.3. Contoh Material
Contoh material yang akan dipakai dalam pekerjaan ini dan
28
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
bersamaan denagn hasil uji yang mengatakan sifat dan kualitas dari
material (harus memenuhi persyaratan dalam spesifikasi). Hasil uji
harus diberitahu kepada direksi/pengawas.
22.1.4. Data Penelitian
Secepatnya sebelum bagian dari pekerjaan dimulai, semua ukuran
tebal, lebar dari permukaan lapangan harus diberikan dan disetujui
Direksi/Pengawas Lapangan.
22.1.5. Penghamparan Tanah/Pemadatan
Tanah yang digunakan adalah tanah timbunan pilihan (subgrade) yang
didatangkan. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan mesin motor
penggilas.
Penggilas dilakukan dengan cara berulang-ulang sehingga kepadatan
maksimal yang diizinkan oleh Direksi/Pengawas dapat tercapai.
Tanah timbun pilihan yang didatangkan harus terhindar dari bahan
organic yang dapat merusak dari waktu subgrade itu sendiri.
23. Pekerjaan Rangka Kosen Pintu dan Jendela
23.1. Lingkup Pekerjaan Kosen Alluminium.
Lingkup Pekerjaan rangka kosen pintu dan jendela meliputi penyediaan tenaga
kerja, bahan, alat-alat bantu yang diperlukan, sehingga konstruksi pemasangan
selesai dilaksanakan. Bagian pekerjaannya adalah :
23.1.1. Pekerjaan kozen pintu dan jendela, pada bagian dinding luar dan
dalam terbuat dari bahan aluminium dan sesuai dengan petunjuk
gambar kerja/bestek.
23.1.2. Daun pintu/jendela dan ventilasi terbuat dari aluminium/ kaca sesuai
petunjuk gambar bestek.
23.1.3. Listplank dari bahan papan dilapisi plat seng aluminium.
Aluminium produksi dalam negeri berkualitas baik, setara produksi
ALCAN warna disesuaikan , tebal, bentuk maupun sistim profil sesuai
29
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
dengan gambar bestek/ kerja.
23.1.4. Komponen lain-lain meliputi kunci- kunci , karet penjepit kaca, karet
peredam pintu dan bahan pelindung aluminium untuk menghindari
noda bekas percikan adukan semen.
Persiapan :
a. Periksa semua ukuran digambar kerja dan disesuaikan setiap kondisi
lapangan sebelum dilakukan penyetelan. Setiap terdapat perbedaan segera
diberitahukan kepada pengawas lapangan untuk mendapatka perbaikan.
b. Tanda- tanda cacat akibat proses pekerjaan seperti “ rock” atau “ griper “
pada permukaan aluminium harus diganti.
Pelaksanaan :
- Pekerjaan / pembuatan dan pemasangan kosen aluminium beserta kaca
harus dilaksanakan oleh Kontraktor aluminium yang ahli dalam
bidangnya.
- Untuk mendapatkan ukuran yang tepat, kontraktor aluminium harus
datang kelapangan dan melakukan pengukuran ulang.
- Finishing Asesories sekrup asembling dan engsel- engsel harus terbuat dari
bahan stainless Steel.
23.2. Pekerjaan Kosen Kayu
23.2.1. Selain bangunan Utama, bangunan lainnya menggunakan Kosen yang
terbuat dari kayu .
23.2.2. Kosen- kosen pintu dan jendela harus terbuat dari kayu klas I
( Seumantok ) kualitas baik, dengan bentuk, ukuran dan cara
pemasangan sesuai gambar. Kadar kelembaman maksimum adalah
15 %.
23.2.3. Bentuk dan ukuran sesuai gambar bestek/kerja dan sebelum dibentu
kayu-kayu tersebut harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi/Pengawas.
23.2.4. Persyaratan persyaratan konstruksi harus didasarkan kepada PPKI NI
5/PPKI dan segala sesuatu harus diketahjui dan disetujui
30
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
Direksi/Pengawas.
23.2.5. Setiap kosen harus dilengkapi dengan anker minimum 4 buah
dipasang dikiri, kanan kosen, untuk kosenpintu ujung bawah,
dilengkapi dengan dook dan diangkerkan dalam neut beton.
23.2.6. Setelah kosen terpasang, bidang permukaan kosen harus rata dan tidak
ada bagian-bagian kayu yang gompal-gompal atau cacat-cacat lainnya
dan kemudian dicat sesuai dengan yang ditentukan.
Pekerjaan Pintu dan Jendela
23.2.7. Daun Pintu dan jendela
Daun pintu dan jendela pada gedung kantor utama menggunakan
bahan dari aluminium yang berkualitas baik.
Bahan Aluminium harus yang berkualitas baik, sehingga pada
saat dipasang tidak mudah lentur/ bengkok,bahan dalam untuk
mengikat kaca harus dilapisi karet sebagai penguat getaran.
Pembuatan daunpintu/jendela pada bangunan lainnya
menggunakan papan kayu klas kuat II yang berkualitas baik.
Untuk pintu km/wc daun pintu terbuat dari bahan aluminium.
Semua ketebalan daun jadi, baik panel maupun rangka pintu
harus sama.
Bentuk, ukuran dan konstruksi tercantum didalam gambar kerja
yang aman segalanya harus ditaati, kecuali ada ketentuan lain dari
perencanaan, Konsultan Pengawas atau Pemberi tugas.
23.2.8. Rangka Atap
Rangka atap yang digunakan adalah dari Konstruksi Baja / Plat yang
telah mendapat rekomendasi. Ukuran setiap unit rangka baja yang
digunakan harus sesuai standar Peraturan Konstruksi Baja Indonesia,
dan dimensi baja yang diminta pada gambar kerja supaya diperhatikan
agar tidak terjadi kesalahan yang fatal.
- Bahan baja yang digunakan kecuali ditunjuk atau diisyaratkan
lain harus sesuai dengan PUBB 1965.
- Semua bagian baja yang digunakan harus baru dari jenis yang
31
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
sama kualitasnya . Dalam hal ini dipakai baja Jenis ST 37
dengan tegangan tarik putus baja minimum 3.700 kg/cm2.
- Batang baja disediakan sesuai penampang, bentuk, tebal,
ukuran, berat dan detail-detail lainnya sesuai gambar kerja.
- Batang profil harus bebas dari karat, lubang-lubang, bengkok,
puntiran,dan cacat perubahan lainnya.
23.2.9. Macam Pekerjaan :
Membuat konstruksi kap pada bangunan gedung utama sesuai dengan
gambar.
Rangka – rangka hartus rata dan baku dalam satu bidang sesuai
dengan gambar.
23.2.10. Penutup Atap
Lingkup pekerjaan :
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan pekerjaan penutup
atap seperti yang tertera pada gambar kerja/bestek.
Bahan
Genteng Seng Metal jenis Ruby warna. Disini warna disesuaikan
atau menunggu petunjuk dari Direksi/pengawas.
Fibre Glass
Pedoman Pelaksanaan :
Rangka Penutup atap untuk banguna gedung diantaranya
- Konstruksi Kuda – kuda baja
- Gording mengguanakan konstruksi dari baja
- Ring kayu sesuai ukuran pada gambar kerja
- Jarak serta letak sisesuaikan dengan petunjuk gambar
kerja/bestek/.
Pemasangan genteng seng Metal harus mengkuti petunjuk dari
brosur yang telah disiapkan. Pemasangan harus rapi dan tidak
boleh ada gelombang yang menakibatka atap tidak sama rata.
32
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
23.2.11. Lisplank dari hahan aluminium lebar sesuai gambar. Pemasangannya
langsung pada ujung bagian luar konstruksi atap baja. Pemasangan
dilapisi papan dengan ukuran tinggi untuk Lisplang harus sesuai
dengan gambar kerja.harus rapi dan lurus. Apabila dijumpai
pemasangan yang tidak lurus, maka bagian tersebut harus dibongkar
dan diperbaiki kembali atas beban Kontraktor.
24. Pekerjaan Kaca
24.1. Lingkup Pekerjaan
Bahan ini mencakup pengadaan dan pemasangan kaca, seperti yang terteta
dalam gambar perencanaan.
Persyaratan :
24.1.1. Bahan
1). Kaca bening dan berwarna, tebal minimum 5 mm dipasang pada
tempat sesuai dengan gambar perencanaan dan peyunjuk Direksi
Pelaksanaan , kualitas kaca setara dengan produk Asahi Mas.
2) Kaca cermin dari kualitas utama, tebal 6 mm, dipasang sesuai
dengan gambar perencanaan, sekualitas Asahi Mas.
3) Kontraktor Harus memberikan contaoh kaca pada direksi
pelaksana untuk mendapatkan persetujuan sebelum dilakukan
pemasangan.
Pedoman Pelaksanaan
Kaca harus dipasang tegak lurus pada alurnya dan di stell di tengah- tengah,
dipasang sesuai dengan persyaratan dari pabrik pembuatnya. Antara kaca dan
bidang aluminium dipisahkan dengan seal karet untuk penyekat dan penahan
getaran. Kontraktor harus mengambil ukuran yang tepat dari lubang/bidang
yang akan dipasang kaca, kesalahan karena ini menjadi tanggungjawab
Kontraktor. Setelah terpasang, kaca harus dibersihkan dan kaca yang tergores
harus diganti.
25. Pekerjaan Langit-langit
25.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan untuk menutup langit-langit pada seluruh ruang
33
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
yang terdapat pada bangunan.
25.2. Persyaratan Bahan
- NI – 3
- NI – 5
- NI – 0015 – 1976
Bahan :
25.2.1. Bahan yang digunakan adalah kayu lapis ( plywood) tebal minimum 6
mm dari kualitas terbaik dan Gipsum Board dengan tebal 10 mm siap
pasang/jadi.
25.2.2. Cara pemasangan plafond gibsum dapat dilihat pada brosur saat
dibelinya bahan tersebut. Bentuk dan Corak tergantung permintaan
pemilik proyek.
25.2.3. Diperlukan tenaga pemasang yang benar – benar ahli dibidangnya.
Pedoman Pelaksanaan :
a. Plafond Plywood, plafond gyposum dan plafon rider :
- Bahan penutup langit-langit / plafond, dapat dipasang apabila semua
instalasi diatas plafond sudah terpasang dan sudah diuji coba ( test).
- Didalam pemasangan pertemuan bahan plafond harus lurus, saling
tegak lurus dan siku.
- Konstruksi penggantung plafond dibuat dengan memperhatikan
faktor kekuatan perletakan lampu dan lain-lain fixtures yang akan
dipasang pada pertemuan plafond.
- Pemasangan rangak plafond plywood dengan modul polos kecuali
bila dalam gambar dinyatakan lain. Ukuran kayu penggantung
adalah 5/7 cm dengan penggantung utama 5/10 cm.
- Pemasangan plafond harus dipasang pada permukaan rangka yang
benar-benar datar ( water pass) . Celah-celah (naad) harus benar-
benar lurus sesuai dengan gambar. Permukaan plafond pada rangka
harus benar-benar rapi dan beraturan letaknya.
34
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
- Pengakiran pada bidang dinding dengan list kayu/naad dan profil
gypsum. Demikian pula sebagai bahan untuk plafondnya digunakan
bahan gypsum.
26. Pekerjaan Penutup Atap
26.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian pekerjaan yang dilaksanakan adalah menutup semua bidang atap
bangunan.
26.2. Bahan yang digunakan
26.2.1. Penutup atap menggunakan genteng seng metal jenis Ruby atau
sekualitas yang telah disetujui direksi.
26.3. Pedoman Pelaksanaan
26.3.1. Pasangan genteng seng metal disusun berlapis sesuai dengan bentuk
genteng yang ada. Bubungan ditutup dengan bahan yang sejenis
dengan bahan atap.
26.3.2. Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak
mengakibatkan kebocoran. Apabila terjadi kebocoran setelah
pemasangannya, maka bagian yang bocor tersebut harus dibongkar
dan dipasang baru.
27. Pekerjaan Pengunci dan Penggantung
27.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan
jendela, selanjutnya pada jendela dipasang grendel dan hak angin.
Untuk bangunan utama bentuk dari penggantung dan pengunci berhubungan
langsung dengan plat kosen aluminium.
27.2. Persyaratan Bahan
27.2.1. Engsel-engsel dari kuningan sekualitas merek ARCH Nylon ukuran 4
X 3 atau yang setaraf.
27.2.2. Kunci pintu dipasang sekualitas merek Yale 2 (dua) slaag (dua kali
putas) atau yang setaraf.
35
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
27.2.3. Grendel (sloot), tarikan jendela dan hak angin berkualitas baik.
27.3. Pedoman pelaksanaan
27.3.1. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 (dua) slaag merk yale, dan
kunci Cyelinder pada pintu yang sesuai dengan rencana dan gambar
kerja, bahan yang didatangkan harus yang berkualitas baik.
27.3.2. Engsel pintu dipasang 3 (tiga) buah setiap lembaran daun pintu.
Pemasangan dilakukan dengan mur khusus untuk pintu, tidak
dibenarkan melengketkan engsel ke pintu dan kozen dengan
menggunakan paku. Penguncian mur harus dilakukan dengan
memutarnya dengan obeng, sehingga seluruh batang masuk dan
menempel kuat ke kayu yang dipasang.
27.3.3. Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang Kontraktor wajib
memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan
Direksi atau Pemberi Tugas.
27.3.4. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan
yang disyaratkan, maka Direksi berhak untuk menyuruh bongkar
kembali dan diganti dengan alat-alat yang disyaratkan atas biaya
Kontraktor.
27.3.5. Grendel dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun
jendela. Pasangan harus rapi dan dapat bekerja dengan baik. Untuk
melengketkan alat tersebut ke daun jendela harus menggunakan mur
seperti tersebut pada ayat 11.3.2 pasal ini.
27.3.6. Expanyolet dipasang pada daun pintu buka dua (dua lembar daun
pintu pada satu pintu.
Semua merk dan ukuran harus dilihat pada gambar kerja sehingga
tidak terjadi kesalahan pemasangan ulang.
28. Pekerjaan Pemipaan dan Perlengkapan Sanitasi
Syarat – syarat umum :
Syarat- syarat umum merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada
beberapa klausul-klausul dari syarat umum yang dituliskan kembali dalam persyaratan
teknis ini, berarti menuntut perhatian khusus pada klausul-klausul dari syarat umum
36
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
hanya dianggap tidak berlaku apabila dinyatakan secara tegas dalam persyaratan
teknis ini.
Pemborong harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada. Apabila
timbul persoalan pemborong wajib mengajukan saran penyelesaian paling lambat
seminggu sebelum bagian ini harus dilaksanakan.
Pada waktu akan memulai pekerjaan, pemborong harus menyerahkan gambar kerja
( shop Drawing ) terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi/Pengawas.
28.1. Lingkup Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan meliputi pembuatan Sanitasi Air bersih dan Air Kotor.
Secara umum bagian-bagian pekerjaan utama yang termasuk dalam
persyaratan Teknis ini adalah sebagai berikut :
a. Sistim pemipaan air bersih dari jaringan utama air bersih diluar bangunan
sampai ke fixture-fixture dalam bangunan lengkap dengan fixting-
fixtingnya.
b. Sistim pembuangan air kotor ( dari toilet, sarana domestik) dari seluruh
fixture sampai 1 ( satu ) meter di luar bangunan.
c. Penyediaan dan pemasangan semua plumbing fixtures.
28.2. Bahan-bahan yang digunakan
28.2.1. Pipa PVC diameter ½ “ dan diameter ¾ “, untuk keperluan air bersih
digunakan bahan dengan kuat tekanan kerja 7 Kg/cm2. Alat
penyambung digunakan dari jenis bahan yang sama dengan bahan
untuk pipa.
28.2.2. Stop kran ¾” sekwalitas HAMCO.
28.2.3. Kran diameter ½” sekwalitas HAMCO.
28.2.4. Saringan air kotor/floor drain dari plat galvanis kualitas baik.
28.2.5. Septick tank, dari pasangan bata kedap air dengan tutup dari beton
bertulang, dan resapan dari batu gunung/kali dengan ijuk, ukuran
seperti gambar detail.
28.2.6. Kloset jongkok sekualitas KIA standart atau sekualitas.
37
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
28.2.7. Bak penampungan air dari pasangan bata dan dinding keramik. Atau
dari feberglass sekualitas GAPURA.
28.2.8. Wastafel sekualitas KIA standart.
28.2.9. Bak cuci dari aluminium sekualitas DIAMOND.
28.2.10. Bak kontrol dari pasangan bata diplester dengan tutup dari beton
cetak.
28.2.11. Toren air dari besi siku 50.50.5 dan bak air dari fiber glass / plastik
anti lumut kapasitas 3000 liter sekualitas GRAIN atau PINGUIN
(sesuai gambar detail).
28.2.12. Cincin sumur dari beton cetak untuk sumur gali.
28.2.13. Untuk saluran air hujan digunakan beton cetak ½ Diameter 20 cm dan
diameter 20 cm atau pasangan batu bata 1 Pc : 4 Ps dan diplester
dengan adukan yang sama.
28.3. Pedoman Pelaksanaan
28.3.1. Pemasangan pipa-pipa didalam bangunan dipasang didalam dinding
(in bouw). Pasangan pipa-pipa tersebut harus horisontal dan vertikal,
tidak boleh dipasang miring.
28.3.2. Air diambil dari sumber PDAM. Pengambilan air tersebut
dihubungkan dari pompa ke toren air atau sistim distribusi tertentu
sesuai gambar, memakai pipa PVC diameter ¾” dan diteruskan ke
bangunan yang memerlukan tapping air. Dari sini digunakan shock
½”-3/4” untuk mengubah besaran pipa ke ½”. Pipa ½” ditanam
didalam dinding, dikeluarkan pada tempat-tempat yang dibutuhkan,
dan disini digunakan kran air diameter ½”. Pipa pengambilan dan pipa
distribusi harus ditanam didalam tanah.
28.3.3. Toren air dibuat dari konstruksi baja (bentuk sesuai gambar) siku
50.50.5 dengan ikatan perkuatan sambungan menggunakan mur baut
dan pengelasan sehingga konstruksinya kuat. Konstruksi baja tersebut
harus dicat dengan cat dasar/cat meni 1 (satu) kali. Diatas toren
dipasang bak air dari fiber glas dengan ukuran isi 2 m3 air.
28.3.4. Setelah selesai pemasangan seluruh jaringan air, harus dilakukan
pengetesan yang disaksikan oleh Kontraktor, Pengawas dan Pemimpin
38
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
Bagian Proyek. Pengujian harus menghasilkan tekanan hydraulik
sebesar 10 kg/cm2 selama satu jam tanpa penurunan tekanan. Segala
cacat dan kekurangan-kekurangan yang dijumpai dari hasil pengujian
harus diperbaiki dan semua biaya yang timbul akibat kegagalan
pengujian adalah tanggungan Kontraktor.
28.3.5. Air kotor dari KM dialirkan dengan pipa beton diameter ½ - 20 cm
kesaluran terdekat, harga satuan untuk saluran harus termasuk harga
grill didepan jalan masuk.
Pipa-pipa sanitair, bahan kimia digunakan dari pipa PVC ( 6 kg/cm2 )
merek Wavin.
Semua cabang harus dibuat dengan Y buatan pabrik Wavin.
Semua floor drain dan WC harus diberi “ water trup “ baik yang
dibuat, mauopun yang dibuilt – in.
Pipa-pipa dan fitting untuk “ vent “ dibuat dari PVC klas ( 6 Kg/cm2)
merek Wavin.
28.3.6. Pembuangan air limbah/kotoran dari wc dialirkan dengan pipa PCV
diameter 4” ke septic tank. Pada tempat-tempat tertentu sebelum pipa
dihubungkan ke septicktank, harus dipasang satu buah bak kontrol
tergantung dari jarak dan tikungan saluran.
28.3.7. Septictank dibuat dari pasangan trasram bata merah adukan 1 PC : 2
PS, dengan sisi dalamnya diplester dengan adukan yang sama dan
bagian atasnya plat beton bertulang 1 PC : 2PS : 3 KR tebal 8 cm
(termasuk tutup kontrol) serta diberi pipa pembuang udara dari pipa
galvanis diameter 2”.
28.3.8. Segala sesuatunya mengenai bentuk, ukuran maupun kapasitas
septicktank dan sumur peresapannya harus dilaksanakan sesuai
gambar yang bersangkutan. Tata letak sumur peresapan
(rembesan)sekurang-kurangnya 15,00 m dari sumber air tanah (sumur
gali) agar tidak terjadi pencemaran terhadap sumber air tersebut.
28.3.9. Didalam KM/WC dilengkapi satu buah bak air dari pasangan batu
bata 1 PC : 2 PS. Bak ini kemudian dilapisi keramik/porselin kualias
baik. Lubang penguras pada bak air dipasang pipa khusus yang
39
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
dilengkapi dengan penutup khusus yang mempunyai ulir kualitas baik.
28.3.10. Untuk bak air yang menggunakan fiberglass pada bagian luarnya
dipasang bata campuran 1 PC : 2 PS dan dilapisi keramik 20 x 25
cm.
Pengujian dan Desinfeksi Air Buangan.
Pengujian sistim pembuangan
◘ Seluruh Sistim pembuangan air harus mempunyai lubang-lubang yang dapat
ditutup (plugged) agar seluruh sistim tersebut dapat diisi dengan air sampai
lubang “ vent “ tertinggi.
◘ Sistim tersebut dapat menahan air yang diisikan seperti tersebut diatas
minimumselama 30 menit dan penurunan air selama waktu tersebut tidak
lebih dari 10 cm.
◘ Apabila pada waktu Direksi/Pengawas melaksanakan pengujian lain
disamping pengujian diatas, pemborong harus melakukannya dengan
tambahan biaya.
Pengujian dan desinfeksi Air bersih.
Pengujian sistim Distribusi Air :
◘ Setelah “ rouching- in” selesai dipasang dan sebelum memasang fixture
seluruh sistim distribusi air harus diuji dengan tekanan hidrostatik sebesar
satu setengah kali tekanan kerjanya ( workingpressure), minimum 7,5 atau
tanpa mengalami kebocoran selama satu jam.
◘ Apabila sesuatu bagian dari instalasi pipa akan tertutup oleh tembok atau
konstruksi bangunan lainnya, maka bagian dari instalasi tersebut harus diuji
dengan cara yang sama seperti diatas sebelum ditutup dengan tembok atau
bagian bangunan tersebut.
◘ Gambar- gambar sesuai terpasang ( As- Built Drawings)
- Selama pelaksanaan pemasangan instalasi ini berjalan, pemborong
harus memberikan tanda –tanda dengan pensil / tinta merah pada 2 set
gambar pluimbing, atas segala perubahan penghapusan atau
penambahan pada rencana instalasi atau dari gambar tersebut.
40
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
Split Sistym Air Conditioning.
Untuk pengkondisian udara sistim split harus merupakan peralatan yang dirakit
di pabrik (dilengkapi dengan sertifikat pabrik) dan harus tersdiri dari selubung.
Kumparan, drainase, kipas dan motor, penyaring yang dapat dibersihkan, alat
kontrol, katup, kompresor, kondensor pendingin kipas dan motor, kontrol
kapasitas dan terkanan.
• Kapasitas dan jumlah peralatan tidak kurang dari ketentuan gambar kerja,
• Unit pengkondisian udara harus sesuai atau setara dengan produk Daikin.
• Jenis sistim Split( menggunakan pipa refrigent)
• Berasal dari merek yang terkenal sepereti Daikin, Sanyo, Nasional atau
setara.
29. Pekerjaan Instalasi Listrik
29.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi di
dalam bangunan, pemasukan arus yang bersumber dari instalasi PLN
(Perusahaan Listrik Negara) atau Genset, penyediaan bola lampu, kabel-kabel,
pipa-pipa PVC, tiang listrik, dan sebagainya sehingga listrik menyala. Jumlah
titik lampu dan stop kontak yang harus dipasang disesuaikan dengan jumlah
yang tertera dalam gambar. Titik Lampu dan Stop Kontak mengandung
maksud tempat mata lampu dan stop kontak yang telah dipasang kabel-kabel
yang diperlukan sehingga arus listrik sudah berfungsi pada titik tersebut.
29.2. Gambar – gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling
melengkapi dan seluruh ketentuan yang tercantum dalam gambar kerja dan
spesifikasi bersifat mengikat.
29.3. Seluruh Pekerjaan Instalasi listrik yang tidak dilaksanakan harus dikerjakan
oleh kontraktor Instalasi Listrik yang dapat dipercaya, mempunyai reputasi
yang baik dan ditunjang oleh tenaga-tenaga yang cakap dan berpengalaman
dalam bidangnya, serta terdaftar sebagai pemegang/ rekanan Instalatur PLN
dengan kelas minimal “ C “ dan masih berlaku hingga tahun terakhir yang
sedang berjalan.
41
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
29.4. Seluruh permukaan Instalasi harus dikerjakan menurut Peraturan Umum
Instalasi Listrik (PUIL) di Indonesia/ peraturan PLN setempat edisi terakhir
sebagai petunjuk dan juga peraturan- peraturan yang berlaku pada daerah
setempat dan standard-standard / “ code – code “ lainnya yang diakui secara
internasional (VDE, DIN, IES, NEMA, BS dan sebagainya).
29.5. Bahan-bahan yang digunakan
29.5.1. Kabel NYWGBY
Kabel dengan 4 inti
Lapisan isolasi PVC melindungi setiap inti . Lapisan metal yang
menyelubungi secara keseluruhan sebagai earting conductor.
29.5.2. Kabel NYM
Kabel dengan 3 inti untuk satu pass
Inti copper dibungkus dengan isolasi PVS
Isolasi 2 lapis menyelubungi inti
29.5.3. Kabel NYA
Isolasi PVC, luas penampang minimum yang boleh digunakan
2,5mm2.
Kawat BC, kawat tembaga yang telanjang.
29.5.4. Steker stop kontak dan saklar dari bahan ebonit kualitas baik.
29.5.5. Bola lampu pijar, TL dan armaturnya adalah produksi Nasional merk
Philips, Toshiba, Tungsram atau yang sekualitas, dengan syarat-syarat
berikut :
Lampu TL :
Body dari plat besi, tebal minimum 0,9 mm, dicat putih didepan, abu-
abu di belakang.
Balast merk Sinar atau sejenisnya
Stater Merek Philips atau sejenisnya
Fitting :
Bagi TL 20 W/220 V besarnya 2,5 micro F + 10 %
Pengabelan di dalam harus disolder
Kap merek SUN atau sekualitas.
29.5.6. Panel box yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian group
42
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
pemasangan instalasi listrik, Produksi Dalam Negeri (nasional) atau
sekualitas, dengan arde (pentanahan) dari kabel B.C.
Macam-macam switch/outlet yang digunakan untuk tegangan 220 volt
adalah :
Outlet/stop kontak biasa (General Purpose Outlet)
Pole : Phase + Neutral + Earth
Tegangan : 220 volt, 1 phase, 50 Hz
Rating arus : 16 ampere
Type : Pemasangan sistem tanam
Bahan : Ebonit warna putih
Plug dan socket 1 phase untuk power
Pole : Phase + Neutral + Earth
Tegangan : 220 volt, 1 phase, 50 Hz
Rating arus : minimum 25 amper
Type : Pemasangan di luar diberi landasan kayu
Bahan : Ebonit warna putih
Sekering BOX
Main Panel terdapat pada panel pertama menerima daya dari gardu
induk PLN ataupun Genset.
Bahan : Rangka profil 30 mm
Cover : Besi plat 2 mm
Module : Minimum (30 X 40) tinggi maksimum 175 cm
Potongan : Puc Standing kuat tidak bergetar
Warna : Abu-abu
29.6. Penggunaan
29.6.1. Kabel NFGBY dipergunakan sebagai penghubung antara lain panel
digardu induk kedistribution panel ditiap-tiap bangunan. Diluar
bangunan dipasang sebagai kabel tanah dengan memperhatikan
peraturan-peraturan yang berlaku.
29.6.2. Kabel NYM dipergunakan sebagai instalasi penerangan di dalam
dinding.
29.6.3. Kabel NYA dipergunakan sebagai instalasi penerangan.
43
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
29.7. Pedoman Pelaksanaan
29.7.1. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak
serta jenis armatur lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan
gambar instalasi listrik. Sedangkan sistem pemasangan pipa-pipa
listrik pada dinding maupun beton harus ditanam (sistem inbouw) dan
penarikan kabel (jaringan kabel) diatas plafon diikat dengan isolator
khusus dengan jarak 1,00 atau 1,20 m, atau jaringan kabel diatas
plafon tersebut dimasukkan dalam pipa PVC. Khusus untuk instalasi
stop kontak harus dilengkapi kabel arde (pentanahan) sesuai dengan
peraturan yang berlaku (mencapai dan terendam air tanah).
29.7.2. Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/komponen-
komponennya harus disesuaikan dengan sistem tegangan lokal 220
Volt.
29.7.3. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan direksi, pemborong
boleh menunjuk pihak ketida (instalatur) yang telah memiliki izin
usaha instalasi listrik atau izin sebagai instalatur yang masih berlaku
dari Perum Listrik Negara (PLN). Pemborong tetap bertanggung
jawab penuh atas pekerjaan ini sampai listrik tersebut menyala (siap
dipergunakan), termasuk biaya pengujian dengan pihak PLN.
29.7.4. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan kontraktor pada beban
penuh selama 1 X 24 jam secara terus menerus. Semua biaya yang
timbul akibat pengujian ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
29.7.5. Kontraktor berkewajiban memasukkan arus yang bersumber dari
instalasi PLN. Pemasukan arus ini bila harus menambah tiang maka
Kontraktor harus menambah tiang beton pracetak. Biaya penambahan
tiang dan kabel listrik menjadi beban kontraktor.
Prinsip Distribusi :
Distribusi TR ( Tegangan Rendah ) 220/230 V secara radial dari Panel
utama Tegangan Rendah ( LVDD) didistrbusikan ke Panel bagi Bantu
(SDP) setiap bangunan. Panel-panel Daya (PP), Panel Penerangan (LP)
44
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
melalui kabel (NYY).
Karakteristik Tegangan Rendah 220/380 V, 50 Hz, 3 Fase, 3 kawat dan
Tegangan Rendah 220/230 V, 550 Hz, 3 Fase, 5 kawat. Distribusi Daya
untuk penerangan dan peralatan terbagi dari 3 (tiga) sistim suplai daya,
yaitu :
Suplai sepenuhnya dari PLN
Suplay Genset
Suplai UPS
• Fluktuasi tegangan yang diizinkan untuk penerangan sekitar 3 %
dan untuk mesin – mesin sekitar 3 %.
29.7.6. Untuk lebih Rinci dalam hal pemasangan Instalasi Listrik pendekatan
penjelasan dari rekanan instalatur harus dimengerti para pekerja, agar
pemasangan tidak terjadi kesalahan yang tidak mestinya diinginkan.
Dan sebelum dilaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu mendapat
persetujuan dari Direksi/ pengawas Instalatur itu sendiri.
29.7.7. Produk
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi .
Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang
setaraf dengan yang dispesifikasikan. Pemborong baru dapat
mengganti bila adad persetujuan dari Direksi/pengawas resmi secara
tertulis. Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai
berikut :
Bahan/Peralatan Merk/Pembuatan
1. KomponenPanel2. Pembuatan Panel
3. Kabel4. Konduit hight inpact5. Lampu TLD - Flurescent - Starter - Condensator - Fitting - Ballas Low Los
Siemens, Merlin Gerlin, AEGPT. Industri, AEG Bina, PT Mustika ParulindoKabel Metal, Kabelindo, SupremeEga, Gifflex
PhilipsPhilipsPhilipsPhilips
45
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
- Pembuat * Kotak Kontak * Saklar * Metal Conduit * Lasdop
PhilipsPT. Industri CandelaClipsal, TenbyClippsal. TenbyNational, Maruichi3 M, Legrand
30. Sistem Tata Udara
30.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan dan pemasangan peralatan
sistem tata udara beserta perlengkapannya seperti ditentukan dalam spesifikasi
dan/atau ditunjukkan dalam gambar kerja
Pekerjaan ini akan termasuk peralatan pengkondisian udara, exhaust fan,
pemipaan sistem pendingin, pengujian, balencing, dan peralatan lain yang
dibutuhkan agar semua bekerja dengan baik dan siap dioperasikan.
30.2. Standard/Rujukan
30.2.1. American Society of Heading Refrigeneration and Air Conditioning
Engineers (ASHRAE).
30.2.2. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL – 1987)
30.2.3. American Society for Testing and Materials (ASTM)
30.2.4. Standard Industri Indonesia (SII) dan/atau Standard Nasional
Indonesia (SNI).
30.2.5. Spesifikasi Teknis :
03300 – Beton Cor di Tempat
05500 – Berbagai Jenis Metal
09900 – Pengecatan
16400 – Sistem Elektrikal
30.3. Prosedur Umum
30.3.1. Data dan Teknis
Kontraktor harus menyerahkan semua data teknis bahan yang
dibutuhkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui. Data teknis
harus meliputi deskripsi, karakteristik dan petunjuk pemasangan dan
pemeliharaan.
30.3.2. Gambar Detail Pelaksanaan
46
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
a. Sebelum pemasangan, Kontraktor harus menyiapkan dan
menyerahkan gambar detail pelaksanaan kepada Konsultan
Pengawas untuk disetujui.
b. Kontraktor harus memeriksa semua dimensi dari Gambar Kerja
dengan kondisi di lokasi. Tidak ada tuntutan yang dapat diajukan
akibat karena adanya perbedaan antara Gambar Kerja disiplin lain
dan/atau pengukuran yang diambil dilokasi proyek.
c. Gambar Detail Pelaksanaan harus meliputi hal-hal berikut :
Dimensi, ukuran dan tata letak
Metoda pemasangan
Diagram pengkabelan setiap instansi
Semua dokumen harus digambar sesuai dengan model yang telah
disetujui Konsultan Pengawas
.
30.4. Bahan-bahan
30.4.1. Umum
Semua peralatan ventilasi dan pengkondisian udara berikut aksesoris
harus berasal dari kuanlitas terbaik dan dalam kondisi terbaik, dan
memenuhi standar yang berlaku dan berasal dari pabrik pembuatan
yang disetujui Pengawas Lapangan.
30.4.2. Kontrol
Kontraktor harus melengkapi dan memasang alat kontrol termostat
kelembaban di dalam ruang dan saklar on-out. Termostat harus dari
jenis satu kutub, switch action. Alat penyetop yang dapat diatur harus
digabungkan dengan kontrol untuk memudahkan pemakai menyetel
temperatur maksimal dan minimal. Ketepatan harus 2%.
30.4.3. Pemipaan
a. Pipa Pembuangan
Pipa drainase terbut dari pipa PVC dengan Dimensi sesuai
47
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
Gambar Kerja atau sesuai ketentuan pabrik pembuat.
b. Pipa Refrigeran
Pemipaan refigeran, termasuk sambungan pipa dan aksesoris
lainnya yang dibutuhkan untuk peralatan pengkondisian udara
harus terbuat dari tipe phosphoric acid deoxidized, dengan
dimensi sesuai untuk tekanan kerja 10 – 15 Kg/Cm.
c. Isolasi Pipa
Isolasi pipa harus memenuhi standar pabrik pembuatnya, anarata
lain memiliki karakteristik sebagai berikut :
Terbuat dari bahan bebas CFC, Fleksibel, Closed Cellular
Structure seperti AF/Armaflex atau yang setara.
Ketebalan minimal 9 mm.
Daya penghantar panas 0,036 W/mK pada 20OC.
Tahan api kelas I sesuai BS 476.
d. Perekat
Perekat untuk merekat isolasi pipa harus sesuai dengan standar
pabrik pembuatnya, seperti Armaflex Adhesive atau yang setara.
30.4.4. Peralatan Utama
a. Split System Air Conditioning
Unit pengkondisian udara sistem split harus
merupakan peralatan yang dirakit di pabrik (dilengkapi
dengan sertifikat pabrik) dan harus terdiri dari selubung.
Kumparan, drainase, kipas dan motor, penyaring yang dapat
dibersihkan, alat kontrol, katup, kompresor, kondensor
pendingin kipas dan motor, kontrol kapasitas dan tekanan.
Kapasitas dan jumlah peralatan tidak kurang dari ketentuan
Gambar Kerja.
Unit pengkondisian udara harus sesuai atau setara dengan
produk Dalkin.
48
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
Jenis sistem split (menggunakan pipa refrigeran).
Berasal dari merk yang dikenal seperti Daikin, Sanyo,
National atau yang setara.
b. Exhaust Fan
Exhaust fran harus type pemasangan sesuai Gambar Kerja,
dengan kapasitas sesuai petunjuk Gambar Kerja, berasal merk
yang dikenal, seperti National, Golden, KDK.
30.5. Pelaksanaan Pekerjaan
30.5.1. Umum
Sebelum pemasangan, Kontraktor harus berkonsultasi dengan
Pengawas Lapangan atau mengacu pada Gambar Kerja dari
disiplin lain untuk menentukan lokasi pemasangan bahan-bahan
yang akan dipasang oleh Kontraktor.
Kontraktor harus mendapatkan informasi ini dari Pengawas
Lapangan sebelum memulai pemasangan.
Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis saling melengkapi satu
sama lain, dengan tenaga kerja atau bahan yang disebut di sini,
bila diperlukan untuk keberhasilan bekerjanya peralatan khusus
yang disebutkan dalam pekerjaan ini, harus disediakan dan
dipasang tanpa tambahan biaya kepada Pemilik Proyek.
Kontraktor harus memeriksa dengan teliti besar ruang yang
dibutuhkan dengan Kontraktor lain untuk memastikan bahwa
semua peralatan, pipa dan lainnya dapat dipasang pada tempat
yang telah ditentukan.
Semua perlengkapan yang dibutuhkan, alat kontrol dan lainnya
sesuai peraturan lokal harus diadakan oleh Kontraktor.
30.5.2. Pekerjaan Pipa
Lokasi, susunan dan ukuran pipa harus sesuai dengan ketentuan
pabrik pembuatan peralatan pengkondisian udara atau sesuai
petunjuk Gambar Kerja.
49
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
Pekerjaan pipa harus dibuat dan dipasang sesuai petunjuk
pemasangan dari pabrik pembuat dan sesuai Gambar Kerja.
Isolasi harus dipasang sesuai petunjuk pemasangan dari pabrik
pembuatnya.
Variasi ukuran dan lokasi penempatan pipa tidak diizinkan tanpa
persetujuan dari Pengawas Lapangan.
30.5.3. Penumpu dan Penopang
Kontraktor harus menyediakan penumpu beton untuk semua peralatan
utama jika diperlukan. Semua pekerjaan beton harus sesuai ketentuan
Spesifikasi Teknis.
Penumpu dan penompang yang terbuat dari rangkaian baja profil
dengan dimensi yang sesuai, harus difabrikasi sesuai ketentuan
Spesifikasi Teknis.
30.5.4. Pekerjaan Elektrikal
Semua sistem elektrikal seperti kabel, diagram pengkabelan dan
lainnya yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini harus dipasang sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
30.5.5. Pengujian dan Balancing.
a. Pengujian di lokasi dan balacing peralatan harus dilaksanakan
sesuai standar terbaik yang disetujui Konsultan Pengawas. Semua
pengujian yang diminta harus dibuat atas biaya Kontraktor yang
harus melengkapi semua bahan dan peralatan pengujian yang
diperlukan.
b. Setiap sistem harus diuji dan dibalance secara lengkap untuk
pemeriksaan :
Kapasitas mesin tiap unit
Aliran udara
Termperatur Udara
Kelembaban
Tekanan
Tegangan kerja dan daya
50
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
Tingkat suara dan getaran
Komponen pelindung
Dan pemeriksaan lainnya sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan.
c. Pengujian harus dilakukan mencapai beban penuh rencana
d. Semua peralatan harus diuji keamanan sistem listriknya.
e. Setelah pengujian dan balancing dinyatakan berhasil, sistem harus
dioperasikan perlahan tanpa segala jenis kegagalan selama
sebulan, sebelum Pengawas Lapangan memberikan pernyataan.
30.5.6. Pemeliharaan
a. Setiap peralatan yang memerlukan perawatan atau pemeriksaan
harus dilengkapi dengan :
Spesifikasi teknis detail yang dipersiapkan oleh pabrik
pembuat yang mencakup deskripsi dan karakteristik;
Kartu pemeliharaan yang menyebutkan :
Nama pabrik pembuat atau pemasok
Jenis pelaksanaan perawatan (elektrikal, mekanikal dan
lainnya) dan selang waktu (kalender atau sebagai fungsi
waktu pengoperasian)
31. Pekerjaan Pengecatan
31.1. Lingkup Pekerjaan
31.1.1. Meni kayu untuk bidang kozen yang melekat ke tembok, sambungan-
sambungan konstruksi kayu pada kuda-kuda dan lain-lain.
31.1.2. Meni besi untuk baut-baut dan besi strip.
31.1.3. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu kozen yang nampak, daun pintu
panel dan ventilasi kayu, listplank, dan list eternit, serta dinding papan
yang dapat dibuka dan plafond lambrisering.
31.1.4. Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang beton dan
plafond eternit.
31.1.5. Residu/Teer untuk kayu kuda-kuda, gording dan rangka atap.
31.2. Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
51
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
31.2.1. Meni kayu dan besi sekualitas Kuda Terbang, Platon atau Ftalit.
31.2.2. Cat kayu sekualitas Kuda Terbang, Platon atau Ftalit.
31.2.3. Cat tembok sekualitas Kuda Terbang, Polymix, Vinilex, Platon.
31.2.4. Residu kualitas baik tidak luntur.
31.2.5. Politur sekualitas Platon
31.2.6. Plamur kayu dan dinding sekualitas Kuda Terbang, Polymix, Vinilex,
Platon.
31.3. Pedoman Pelaksanaan
31.3.1. Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pemasangan plafond.
31.3.2. Pekerjaan meni, residu harus betul-betul rata, berwarna sama,
pengecatan minimal 2 (dua) kali.
31.3.3. Pekejaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan
memperhatikan waktu pengeringan jenis bahan yang digunakan.
2 (dua) kali pengerjaan meni kayu/cat dasar.
1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu.
Penghalusan dengan amplas
Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali.
31.3.4. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :
Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus,
setelah itu dilap dengan kain basah hingga bersih.
Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata.
Setelah betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap
dengan kain kering yang bersih.
Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 2
(dua) kali.
Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan
tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.
31.3.5. Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut :
Membersihkan bidang plafond yang akan dicat.
Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan bidang
52
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
pengecatan yang merata sama dan tidak terdapat belang-belang
atau noda-noda mengelupas.
31.3.6. Warna yang digunakan apabila tidak ditentukan lain oleh Pemberi
Tugas maka digunakan warna sebagai berikut :
Dinding dalam/luar digunakan warna Primrose 302 dari daftar
warna cat superpolimyx.
Plafond asbes warna putih (pear white)
Kozen pintu dan jendela digunakan warna Candy Brown 925 dari
daftar warna cat Kuda Terbang atau yang sekualitas.
Daun pintu Panel dan plafond lambrisering digunakan warna
Candy Brown 925 dari daftar warna cat Kuda Terbang atau yang
sekualitas.
31.3.7. Pelaksanaan Pekerjaan Cat harus sesuai dengan persyaratan yang
tercantum dalam PBI 1961.
31.3.8. Pengetesan tebal pengecatan, kekeringan dsinding, kebersihan dengan
alat test yang digunakan untuk pengecatan harus dipenuhi kontraktor
atas permintaan Direksi/pengawas dan seluruh biaya pengetesan
tersebut menjadi tanggungjawab Kontraktor.
Interior Ekterior
- Plasteran Cat Dasar 2 kali Cat Dasar Alkasi
Cat Emulsion 3 KALI CAT EMULSI
- Langit-langit 2 Kali cat emulsi 2 kali cat emulsi
- Pintu teak wood 2 Kali Pinotex 2 kali Pinotex
- Pekerjaan Baja -- Didesign dengan lapisan
Mordant. Satu lapis cat
Dasar Zink Chromate
Dan 2 kali cat enamel
53
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
32. Pekerjaan Lain-lain
32.1. Lingkup pekerjaannya adalah Pekerjaan Administrasi/dokumentasi, Biaya
Keamanan/jaga malam, obat-obatan/P3K. Penjelasan masing-masing lingkup
pekerjaan ini telah dijabarkan pada masing-masing pasal diatas, kecuali
pekerjaan administrasi proyek berupa :
(i) Laporan berkala mengenai pekerjaan secara keseluruhan dan segala
sesuatunya yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut dalam kontrak.
(ii) Catatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang telah
dilaksanakan dan jika diminta oleh DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK
untuk keperluan pemeriksaan sewaktu-waktu dapat diserahkan.
(iii) Dokumen Foto :
KONTRAKTOR diwajibkan membuat dokumen foto-foto, sebelum
pekerjaan dimulai sampai pada pekerjaan selesai 100 % dan tiap tahap
permintaan angsuran disertai keterangan lokasi, arah pengambilan dan
tahap pelaskanaan pembangunan serta disusun secara rapih dan diketahui
oleh DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK dan Pengelola Teknis.
Syarat-syarat foto dokumentasi :
a) Tiap Unit Bangunan diambil dari empat arah,
b) Gambar menyeluruh pandangan dari empat arah,
c) Sudut pengambilan gambar dari tiap tahap harus tetap pada sudut
pengambilan tersebut pada butir (a).
Gambar dimasukkan dalam album diserahkan kepada PEMILIK melalui
DIREKSI PEKERJAAN rangkap 5 (lima).
Biaya dokumen merupakan tanggung jawab Kontraktor, Foto-foto
tersebut harus dibuat dan menjadi lampiran setiap permohonan angsuran
pembayaran.
Segala laporan atau catatan tersebut dalam Ayat (i) dan (ii) Pasal ini,
dibuat dalam bentuk buku harian rangkap 5 (lima) diisi pada formulir
54
Metode PelaksanaanPembangunan Lening Saluran Induk Alue Ubai BD – BAU. 5
yang telah disetujui oleh DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK dan harus
selalu berada di tempat pekerjaan.
32.2. KONTRAKTOR harus menyerahkan pada PEMILIK as built drawing.
As built drawing adalah gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di
lapangan yang harus diselesaikan 4 minggu setelah serah terima pekerjaan
untuk pertama kali, dalam bentuk kalkir.
32.2.1. Pembayaran pekerjaan lain-lain ini didasarkan pada unit taksiran
penawaran Kontraktor. Harga taksiran ini sudah mencakup semua
kebutuhan kontraktor sehingga bagian pekerjaan ini berjalan dengan
baik dan sempurna.
32.2.2. Apabila ada pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam uraian ini, yang
ternyata pekerjaan tersebut harus ada agar mendapatkan hasil akhir
yang sempurna, maka pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh
Kontraktor atas perintah tertulis Pemimpin Bagian Proyek.
32.2.3. Rencana kerja dan syarat-syarat ini menjadi pedoman dan harus
ditaati oleh Kontraktor dan Pemimpin Bagian Proyek dalam
melaksanakan pekerjaan ini.
55