Click here to load reader
View
6
Download
0
Embed Size (px)
MERDEKA BERINOVASI, MENEBAR KAMPUS JUARA
XLIII/Mei - 2020
2209 35Empat Kebijakan Kebebasan Berekspresi untuk Perguruan Tinggi
Ini Pedoman Terbaru Dirikan Perguruan Tinggi
Gelontorkan Dana Abadi untuk Pengembangan Kebudayaan Indonesia
Salam Mas Mendikbud
Resensi
Revitalisasi SMK Tingkatkan Daya Saing Peserta Didik dalam Dunia Kerja
30
Infografis Perpustakaan
Keanggotaan Perpustakaan Kemendikbud
31 Seputar Film Indonesia
Kepedulian untuk Kelestarian Alam
32 Kebudayaan
Gelontorkan Dana Abadi untuk Pengembangan Kebudayaan Indonesia
35 Kajian
Penanaman Antiradikalisme pada Mahasiswa
38 Bangga Berbahasa Indonesia
Sumber Pembentukan Istilah Indonesia
41
Opini
Kampus Merdeka Mendorong Kiprah PT di Era Disrupsi
28
Sekilas Kemendikbud06 Delapan Ruang Lingkup Standar Nasional Pendidikan Tinggi
10 Hak Belajar di Luar Program Studi Bentuk Mahasiswa Mandiri dan Disiplin
14 Pengajuan Akreditasi Perguruan Tinggi: Kapanpun dan Sukarela
16 Infografik Kebijakan Kampus Merdeka20 Ini Pedoman Terbaru Dirikan Perguruan Tinggi22 Skema Baru Penerimaan Mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri
25
04 DAFTAR ISI
Sapa Redaksi
REDAKSI Pelindung:
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Nadiem Anwar Makarim
Penasihat: Sekretaris Jenderal, Ainun Na'im
Pengarah Konten: Staf Khusus Mendikbud Bidang Komunikasi dan Media, Muhamad Heikal
Penanggung Jawab: Evy Mulyani
Pemimpin Redaksi: Anang Ristanto
Redaktur Pelaksana: Ratih Anbarini
Staf Redaksi: Agi Bahari, Desliana Maulipaksi, Aline Rogeleonick, Nurwidiyanto, Prima Sari, Dwi Retnawati, Anang Kusuma, Prani Pramudita, Denty
Anugrahmawati, Denis Sugianto, Ryka Hapsari Putri, Lany Fitriana, Intan Indriaswarti
Editor: Zainuddin, Sigit Supriyadi
Fotografi, Desain & Artistik: BKHM
kemdikbud.go.id
jendela.kemdikbud.go.id
@kemdikbud_RI
Kemdikbud.RI
kemdikbud.ri
Kemdikbud.RI
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah mengeluarkan kebijakan Kampus Merdeka yang merupakan rangkaian dari kebijakan sebelumya yakni Merdeka Belajar. Ada empat hal penting yang digagas oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim dalam kebijakan tersebut setelah berdiskusi bersama para pemangku kepentingan khususnya bidang pendidikan tinggi.
Keempat pokok kebijakan itu di antaranya pembukaan program studi (prodi) baru, sistem akreditasi perguruan tinggi, perguruan tinggi badan hukum, dan hak belajar tiga semester di luar prodi. Majalah JENDELA edisi kali ini mengulas pokok-pokok kebijakan Kampus merdeka itu sebanyak 19 halaman pada rubrik Fokus dan 2 halaman infografis utama untuk mempermudah pemahaman pembaca tentang kebijakan Kampus Merdeka tersebut.
Pada rubrik Kajian, JENDELA menyuguhkan hasil kajian tentang “Pengaruh Misi, Kurikulum, dan Kepemimpinan di Perguruan Tinggi Terhadap Perilaku Antiradikalisme Mahasiswa” yang redaksi tulis ulang dalam bentuk tulisan populer agar lebih mudah dipahami pembaca. Kajian tersebut ditulis oleh Saifudidin Chalim dari Universitas Negeri
Sunan Ampel Surabaya, Jawa Timur.
Redaksi juga menyajikan rubrik Kebudayaan yang mengupas tentang dana abadi kebudayaan yang akan diimplementasikan pada 2021 mendatang. Selain itu ada juga rubrik Seputar Dunia Perfilman berupa resensi film Semesta yang diproduksi oleh Nicholas Saputra dan Mandy Maharimin.
Selanjutnya pada rubrik Resensi Buku kali ini redaksi mengulas buku dengan judul “Serial Revitalisasi SMK : 10 Langkah Revitalisasi SMK” yang ditulis oleh Direktorat Pembinaan SMK Kemendikbud. Buku ini membahas tentang revitalisasi SMK yang ada di Indonesia dan 10 langkah revitalisasinya.
Tak lupa dalam upaya menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap Bahasa Indonesia, Redaksi tetap hadirkan rubrik Bangga Berbahasa Indonesia sebagai sajian penutup. Rubrik ini menyuguhkan daftar kata-kata serapan bersama arti dan asal kata serta negaranya serta lainnya.
Akhir kata, semoga artikel yang JENDELA sajikan pada edisi kali ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi pembaca. Selamat membaca!
Salam. Redaksi
Salam Mas Mendikbud
KAMPUS MERDEKA yang merupakan rangkaian dari kebijakan Merdeka Belajar adalah langkah perubahan sistem pendidikan di Indonesia khususnya pendidikan tinggi. Mengapa? Karena empat pokok kebijakan yang fundamental pada Kampus Merdeka ini mendorong perubahan paradigma pendidikan tinggi agar lebih otonom dengan kultur pembelajaran yang inovatif sesuai dengan kebutuhan masing-masing perguruan tinggi.
Empat pokok kebijakan itu meliputi pembukaan program studi (prodi) baru, sistem akreditasi perguruan tinggi, dan mendorong sebanyak mungkin Perguruan Tinggi Negeri berstatus Badan Hukum (PTN BH), serta hak belajar tiga semester di luar prodi. Pokok-pokok kebijakan itu menawarkan fleksibitas dan kemudahan bagi perguruan tinggi, sehingga dapat memacu diri lebih baik hingga kelak bisa berada di puncak kompetisi global.
4 Edisi XLIII/Mei 2020
SALAM MAS MENDIKBUD
“Perenang Andal”
Saya ingin menekankan pada kebijakan bagian keempat, yaitu hak belajar tiga semester di luar prodi bagi mahasiswa. Kita ibaratkan mahasiswa ini adalah perenang yang hanya diberikan satu gaya renang dan berlatih hanya di kolam renang yang relatif aman. Tidak ada ombak, tidak ada arus, tidak ada perubahan cuaca. Lalu ia terjun ke laut lepas, bagaimana agar ia bisa bertahan? Kita perlu mengubah ini.
Mahasiswa ini perlu diajarkan dan dibekali dengan berbagai macam gaya dan ilmu berenang. Dan jangan hanya diajarkan di kolam renang, karena kondisi laut terbuka sangat bervariasi. Karenanya, mengapa kita tidak sekali-kali melatih dia di laut bebas, di mana banyak sekali variasi tantangan yang perlu ia pelajari untuk melatih kemampuan adaptifnya. Inilah sebenarnya tujuan dari belajar tiga semester di luar prodi, yaitu benar- benar mempersiapkan mahasiswa kita untuk “berenang” di “laut bebas”.
Kita tidak ingin mayoritas lulusan perguruan tinggi kita akhirnya berkarir di tempat yang berbeda dari ilmu yang diperolehnya selama kuliah. Maka, memberikan hak bagi mahasiswa belajar tiga semester di luar prodi menjadi kebijakan pemerintah saat ini yang wajib diakomodasi oleh perguruan tinggi. Kita ingin menciptakan dunia baru, di mana lulusan S-1 perguruan tinggi kita adalah hasil dari gotong royong seluruh aspek dari masyarakat. Bukan hanya
perguruan tinggi yang bertanggung jawab atas pendidikan mahasiswa kita, tetapi juga dunia industri dan organisasi- organisasi nirlaba harus berlomba melakukan joint curriculum, internship, dan joint recruitment.
Saya yakin, akan banyak kerja sama baru antara perguruan tinggi yang satu dengan perguruan tinggi yang lain, tidak hanya di dalam, tetapi juga di luar negeri. Akan banyak kerja sama antara perguruan tinggi dengan perusahaan- perusahaan besar berskala nasional maupun internasional maupun dengan organisasi nirlaba kelas dunia yang punya misi sosial dan berbagai macam program magang, untuk mendukung hak bagi mahasiswa ini.
Mahasiswa merupakan satu dari aset penting ibu pertiwi dalam upaya mewujudkan cita-cita negeri ini yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Sekat-sekat kebebasan proses pembelajaran mahasiswa sudah saatnya dilonggarkan agar mereka adaptif dengan perubahan zaman baik dalam hal akademik, kompetensi, kolaborasi dengan masyarakat, dan lainnya. Namun, mereka tetap harus menjunjung tinggi nilai-nilai moral Pancasila yang menjadi landasan utama kedaulatan bangsa ini. Mari kita bergerak bersama mewujudkan SDM Indonesia yang unggul. Semoga ikhtiar ini dapat membuahkan hasil yang bermanfaat untuk kita semua. (*)
5Edisi XLIII/Mei 2020
SALAM MAS MENDIKBUD
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meraih apresiasi dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) karena berhasil mempertahankan opini wajar tanpa pengecualian (WTP) selama enam tahun berturut-turut sejak 2013. Apresiasi itu disampaikan oleh Anggota VI BPK, Harry Azhar, usai menerima Laporan Keuangan Unaudited Tahun Anggaran 2019 dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, di Gedung BPK, Jakarta, Jumat (28/2/2020).
“Saya mengapresiasi setinggi-tingginya atas pencapaian tersebut, namun perlu diingat bahwa tata kelola keuangan perlu
ditingkatkan setinggi-tingginya untuk kemakmuran masyarakat,” kata Harry.
Sementara itu, Mendikbud Nadiem mengharapkan masukan dan rekomendasi BPK untuk perbaikan tata kelola Kemendikbud yang lebih baik. “Ini dalam rangka peningkatan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara dan barang milik negara di lingkungan Kemendikbud dan untuk penyempurnaan laporan keuangan yang telah diaudit,” tutup Mendikbud. (RYK)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bekerja sama dengan Perkumpulan Seniman Nasional Indonesia (PESONA) menyelenggarakan pameran lukisan pada tanggal 6 sampai 19 Maret 2020 di Museum Nasional Indonesia, Jakarta. Pameran dengan tema “Gelar Karya Lukisan Indonesia” ini dibuka untuk umum secara Cuma-cuma. Dengan tajuk “Indonesian Art Gallery” masyarakat disuguhkan karya lukisan dari 21 pelukis di Jakarta dan daerah lainnya dengan
beragam tema, seperti objek alam, adat istiadat, tradisi, kultur, serta kehidupan sosial yang dituangkan di sebuah kan