Menjaga Iradah Qawiyah Dalam Dakwah

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/6/2019 Menjaga Iradah Qawiyah Dalam Dakwah

    1/5

    1

    MENJAGA IRADAH QAWIYAH DALAM DAKWAH

    :

    Pendahuluan

    Di saat tonggak keimanan tertancap dalam jiwa seorang muslim, maka perubahan

    demi perubahan yang mengarah kepada kebaikan akan terlukiskan dalam lembaran-

    lembaran kehidupannya. Pada akhirnya, akal menjadi tershibghah dengan nilai-nilai Islam,

    hati terbingkai dengan keyakinan-keyakinan akan nilai-nilai kebenaran dan jasad akan lelah

    mengikuti keinginan dan kehendak akal dan hati yang telah terwarnai nilai-nilai kebenaran,

    kebaikan dan keindahan Islam tersebut. Di sini ia telah menghimpun kesalehan-kesalehan

    pribadi. Namun ia tidak boleh puas hanya berhenti di sebuah terminal kesalehan pribadi. Ia

    harus berusaha keras agar mampu mentransfer nilai-nilai kesalehanya ke dalam ruang

    lingkup yang lebih luas lagi yaitu ruang lingkup keluarga dan masyarakatnya. Di sini ia telah

    berada pada tangga kehidupan yang sesungguhnya, kehidupan yang mampu memberi

    kontribusi riil kepada masyarakat yang di mana ia berada di tengah-tengahnya. Inilah tangga

    shalih mushlih, orang-orang saleh yang senantiasa memberikan kesalehannya kepada

    orang lain. Allah SWT berfirman:

    Dan apakah orang yang dulunya mati, lalu Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya

    cahaya (keimanan) yang di mana ia berjalan di tengah-tengah manusia dengan cahaya

    tersebut, seperti orang yang masih dalam kegelapan yang di mana ia tidak bisa keluar

    darinya (QS 6:122)

    Ikhwah Fillah

    Gerakan ishlah harus ada di tengah-tengah ummat yang telah kehilangan pegangan

    hidupnya, di tengah-tengah masyarakat yang telah kehilangan arah dan tujuan hidupnya dan

    PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

    http://www.softwarelabs.com/http://www.softwarelabs.com/
  • 8/6/2019 Menjaga Iradah Qawiyah Dalam Dakwah

    2/5

    2

    di tengah-tengah dahsyatnya gelombang kemaksiatan, kemunkaran dan kelaliman. Dengan

    gerakan inilah kita akan merubah wajah buruk masyarakat, mengisolisir gerakan kebatilan,

    membangun pilar-pilar kebaikan dan melahirkan generasi-generasi yang siap untuk

    membawa obor estafet dakwah.

    Perjalanan Dakwah

    Perjalanan dakwah bukanlah perjalanan yang penuh dengan hamparan permadani

    rehat dan kenikmatan. Akan tetapi perjalanan yang penuh dengan onak dan duri ujian.

    Perjalanan yang senantiasa diwarnai dengan debu-debu hasutan dan tuduhan, kerikil-kerikil

    cobaan dan bebatuan ancaman serta siksaan. Pengorbanan dan perjuangan merupakan

    keniscayaan di jalan ini. Itulah yang pernah dialami oleh semua para Nabi dan Rasul. Semua

    manusia yang meniti jalan dakwah sesudahnya. Mereka akan menghadapi gelombang ujian

    yang terus menerus sampai tercapainya sebuah kemenangan yang dijanjikan Allah SWT.

    Mereka terus melakukan pengorbanan demi pengorbanan baik waktu, tenaga, harta dan jiwa.

    Itulah dakwah, ia adalah tadhhiat (pengorbanan) bukanlah istifadah (memanfaatkan).

    Coba kita perhatikan firman Allah di bawa ini;

    Dan sungguh para Rasul sebelum kamu telah didustakan, namun mereka senantiasa sabar

    atas apa yang mereka dustakan dan mereka (para Rasul) telah disakiti hingga akhirnya

    datang kepada mereka pertolongan Kami(QS 6:34)

    Pada marhalah makiyah, Rasulullah SAW telah menghadapi banyak tantangan dan

    rintangan dalam dakwah. Beliau berhadapan dengan pamannya sendiri, Abu Lahab yang

    selalu menghalang-halangi jalan dakwah bersama istrinya, Ummu Jamil. Sementara itu

    cercaan, tuduhan, ancaman, penangkapan dan siksaan silih berganti mewarnai kehidupan

    dakwah Beliau. Bahkan pernah mengalami embargo yang dilakukan oleh Kuffar Quraisy

    selama tiga tahun lamanya. Di sisi lain, sebagian para sahabat mendapatkan ancaman dan

    siksaan yang serius dari tangan-tangan Kuffar sebagaimana yang dialami Abu Bakar,

    PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

    http://www.softwarelabs.com/http://www.softwarelabs.com/
  • 8/6/2019 Menjaga Iradah Qawiyah Dalam Dakwah

    3/5

    3

    Ammar, Sumayyah, Khabab bin Art, Bilal dan yang lainnya. Meskipun dahsyatnya ujian dan

    beratnya cobaan dalam dakwah, mereka tetap sabar dan teguh dalam memegang prinsip-

    prinsip kebenaran. Mereka tidak pernah merasa loyo, lemah dan payah di jalan yang telah

    dipilihnya. Mereka terus bangkit dan melaju dalam melakukan perubahan dan perbaikan.

    Allah SWT berfirman;

    Dan banyak Nabi yang telah berperang bersama para cendekiawan, mereka tidak

    pernah merasa lemah atas musibah yang menimpa mereka di jalan Allah, mereka tidak

    pernah loyo dan tidak pernah merasa hina. Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar. (QS

    3:146)

    Begitu juga yang dialami oleh para dai sesudahnya hingga dewasa ini. Memang

    perjalanan dakwah penuh dengan tangan-tangan besi musuh-musuh Islam, selalu diwarnai

    dengan makar para penguasa lalim dan senantiasa dipenuhi bebatuan ujian dan cobaan.

    Oleh karenanya tatkala kita meyakini dengan kebenaran mabaadi (prinsip-prinsip) dakwah

    ini dan berikrar untuk setia dalam memperjuangkan nilai-nilai atau fikrah-fikrahnya, maka kita

    harus siap menghadapi segala kemungkinan, segala ujian dan rintangan di jalan dakwah ini.Hal ini merupakan resiko yang harus kita terima dan sebuah konsekuensi dari pilihan afiliasi

    kita dengan dakwah ini.

    Iradah Qawiyah; Sebuah Keharusan

    Setelah tergambar dengan jelas tentang resiko perjalanan dakwah, seorang dai harus

    senantiasa menjaga kebugaran ruhiyah, fikriyah dan jasadiyah. Dengan hubungan yang kuat

    kepada Allah dan kematangan fikriyah, seorang dai akan terus eksis menebarkan nilai-nilai

    kebenaran, kebaikan dan keindahan Islam di tengah-tengah masyarakatnya.

    Dan salah satu factor yang menjadikan duat bertahan dan terus eksis di jalan dakwah

    adalah adanya hamasah (semangat) dan iradah (kehendak) kuat yang tertanam dalam jiwa

    mereka. Tanpa iradah mustahil kita bergerak dan melangkah untuk kepentingan dakwah. Dan

    tanpa hamasah yang membara, jiwa-jiwa kita akan mudah loyo dan terpuruk. Itulah iradah

    PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

    http://www.softwarelabs.com/http://www.softwarelabs.com/
  • 8/6/2019 Menjaga Iradah Qawiyah Dalam Dakwah

    4/5

    4

    dan hamasah yang lahir dari kekuatan yaqdlah ruhiah (kesiagaan ruhani). Iradah yang

    merupakan anak panah yang membimbing para dai untuk sampai sasaran-sasaran yang

    dibidik ole dakwah. Muassis dakwah ini hanya menginginkan kader-kader yang bergabung di

    dalamnya adalah kader-kader atau para daI yang memiliki jiwa-jiwa muda yang senantiasa

    membara dan semangat yang menggelora dalam medan dakwah. Oleh karenanya, Imamasy-Syahid berkata dalam risalah dawatunaa fii thaurin jadiid: Kami hanya menginginkan

    jiwa-jiwa yang hidup, kuat dan muda, hati yang baru nan berkibar, emosi-emosi yang

    pencemburu, menyala-nyala dan meronta-ronta serta ruh-ruh yang memiliki obsesi,

    pandangan jauh dan menari-nari yang menghayalkan teladan-teladan tinggi dan tujuan-tujuan

    agung (Majmuat Rasaa-il, hal233)

    Dalam risalat hal nahnu qaumun amaliyyun beliau berkata: Dan tidak ada bekal

    yang layak bagi umat dalam meniti jalan yang keras dan mengerikan ini kecuali jiwa yang

    beriman, tekad kuat nan jujur, kegemaran berkorban dan berani menanggung resiko. Dan

    tanpa ini semua gerakan dakwah akan dikalahkan dan kegagalan menjadi sahabat putra-

    putra dakwah. (Majmuat Rasaa-il, hal 69)

    Jadi iradah dan hamasah merupakan sebuah keniscayaan dan keharusan dalam

    memperjuangkan fikrah dakwah ini. Karena fikrah dakwah ini tidak mungkin dirasakan oleh

    masyarakat dan menjadi opini umum kecuali adanya kekuatan hamasah dan iradah yang

    bersemayam dalam jiwa para dai. Fikrah dakwah ini bias sukses apabila ada kekuatan iman,

    keikhlasan di jalannya, kekuatan hamasah, kesiapan berkorban dan beramal untuk

    merealisasikan tujuan-tujuannya.

    Kiat-kiat Menumbuhkan dan Menjaga Iradah Qawiyah

    Untuk menumbuhkan dan menjaga iradah qawiyah dalam diri seorang dai, maka harus

    dilakukan beberapa langkah berikut ini;

    Pertama, Keimanan yang kuat akan kebenaran prinsip dakwah

    Dengan mengimani kebenaran prinsip-prinsip dakwah, maka seorang kader atau dai akan

    terus memperjuangkan nilai-nilainya tanpa mengenal lelah, bosan dan loyo dalam bergerak.

    Keimanan inilah yang mampu membangun, menumbuhkan dan memelihara iradah dan

    semangat yang telah mengakar dalam jiwa seorang dai. QS 22:77

    PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

    http://www.softwarelabs.com/http://www.softwarelabs.com/
  • 8/6/2019 Menjaga Iradah Qawiyah Dalam Dakwah

    5/5

    5

    Kedua, Pemahaman yang Integral dan Komprehensif Tentang Visi dan Misi Kehidupan

    Ketika kita memahami dengan benar tentang visi dan misi kehidupan, maka akan lahir

    sebuah kehendak yang kuat dan hamasah yang menggelora untuk bias mewujudkan visi misi

    ini. Kita akan senantiasa berpacu dalam mengemban dan menebarkan nilai-nilai dakwah

    untuk mengisi ruang visi misi kehidupan kita. Semangat mencari ridha Allah dalam beribadah,berkarya, bekerja dan bermuamalah adalah semangat yang lahir dari pemahaman yang

    benar tentang visi misi kehidupan kita.

    Ketiga, Memahami Perjuangan Para Nabi dan Rasul

    Keempat, Memahami sunnatul ibtila dalam dakwah

    Kelima, Membangun sensitivitas yang kuat

    Dan dengan memahami perjuangan, pengorbanan dan sunnatul ibtila dalam dakwah,

    akan memperkokoh iradah dan semangat kita dalam menebarkan nilai-nilai kebenaran,

    kebaikan dan keindahan di tengah-tengah masyarakat.

    Semoga kita benar-benar menjadi kader dakwah yang memiliki simat ikhwani dan

    memiliki iradah kuat serta memiliki api hamasah yang tak pernah padam dalam beraktivitas di

    medan perjuangan dakwa kita. Wallahu Alam Bish-shawwab.

    -

    PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

    http://www.softwarelabs.com/http://www.softwarelabs.com/