170
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL HURUF HIJAIYAH ANAK USIA 4-5 TAHUN MELALUI MEDIA FLASH CARD DI RAUDHATUL ATHFAL BAITURRAHIM KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Magister (S2) Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Konsentrasi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Oleh R I N I NIM : MPU. 1722798 PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL HURUF ...repository.uinjambi.ac.id/2332/1/tesis rini pdf - iyus...Diagram 4.1 Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah Pra Siklus .. 94 Diagram 4.2 Kemampuan

  • Upload
    others

  • View
    28

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL HURUF HIJAIYAH ANAK USIA 4-5 TAHUN MELALUI MEDIA

    FLASH CARD DI RAUDHATUL ATHFAL BAITURRAHIM KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

    TESIS

    Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Magister (S2) Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

    Konsentrasi Pendidikan Islam Anak Usia Dini

    Oleh

    R I N I NIM : MPU. 1722798

    PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

  • vi

    M O T T O

    ⬧ ⧫ ➔ ⧫ ➔

    Artinya :“Maka Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”. (Q.S. 94/ Asy-Syarh : 5-6).1

    1 Departemen Agama RI. Al-Qur’an Dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, 2007), hlm. 478.

  • vii

    PERSEMBAHAN

    Tesis kupersembahkan kepada :

    Ayahku terhormat H. Muhammad Isa

    Ibuku tercinta Hj. Basiah

    Kakak-kakakku tercinta :

    Fauziah

    Novitsya Aryani, Am.Kep

    Marisa Savitri, Amd.Keb

    Adikku tersayang :

    Tiara

  • viii

    Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah Anak Usia 4-5 Tahun Melalui Media Flash Card di Raudhatul Athfal Baiturrahim

    Kabupaten Tanjung Jabung Barat

    Oleh : RINI, NIM. MPU. 1722798

    ABSRTRAK

    Penelitian ini berfokus pada Media Flash Card dalam Meningkatkan

    Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah Anak. Penelitian ini bertujuan untuk

    mengetahui dan melihat kegiatan bermain seraya belajar melalui media

    flash card dalam meningkatkan kemampuan mengenal huruf hijaiyah

    anak. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diadakan di Raudhatul Athfal

    Baiturrahim Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Penelitian ini

    menggunakan 26 orang anak yang berusia 4-5 tahun sebagai pastisipan.

    Model penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan

    model rancangan Kemmis dan M.C Taggart dengan menggunakan 3

    siklus dari masing masing siklus menggunakan empat langkah yaitu:

    perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas

    (PTK) menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif serta untuk

    mendapatkan presentase menggunakan skala likert.

    Hasil penelitian dengan penggunnaan media Flash Card dalam

    meningkatkan kemampuan mengenal huruf hijaiyah anak semakin

    meningkat yaitu pada pra siklus kemampuan anak 48,07%, siklus I

    kemampuan anak 55,76%, siklus II kemampuan anak 80,76%, dan siklus

    III kemampuan anak 97,11%.

    Dapat disimpulkan bahwa penggunaan media Flash Card dapat

    meningkatkan kemampuan mengenal huruf hijaiyah anak pada kelompok

    A kelas As-Salam di Raudhatul Athfal Baiturrahim Kabupaten Tanjung

    Jabung Barat. Berdasarkan penelitian tinfakan ini implikasi secara praktis

    digunakan sebagai bahan untuk membantu guru dalam pemahaman dan

    pengetahuan baru bagi guru sehingga guru dapat menerapkan untuk

    selanjutnya.

    Kata Kunci : Meningkatkan, Huruf Hijaiyah, Anak, Media, Flash Card

  • ix

    Improving the Ability to Recognize Hijaiyah Letters for Children Aged 4-5 Years Through Flash Card Media in Raudhatul Athfal Baiturrahim,

    Tanjung Jabung Barat Regency

    By : RINI, NIM. MPU. 1722798

    ABSTRACT

    This research focuses on Flash Card Media in Improving the Ability to Recognize Hijaiyah Letters for Children. This study aims to determine and see play activities while learning through flash card media in improving the ability to recognize hijaiyah letters of children. Classroom Action Research (CAR) was conducted at Raudhatul Athfal Baiturrahim, Tanjung Jabung Barat District. This study used 26 children aged 4-5 years as participants. The research model conducted in this study used the Kemmis and M.C Taggart design models using 3 cycles of each cycle using four steps: planning, acting, observing and reflecting. Classroom Action Research (CAR) uses a qualitative and quantitative approach and to obtain a percentage using a Likert scale. The results of research with the use of Flash Card media in increasing the ability to recognize hijaiyah letters of the child are increasing, namely in the pre-cycle ability of the child 48,07%, the first cycle of the child's ability 55,76%, the second cycle of the child's ability 80,76%, and the third cycle of the child's ability 97,11%. It can be concluded that the use of the Flash Card media can improve the ability to recognize hijaiyah letters of children in group A of the As-Salam class at Raudhatul Athfal Baiturrahim, Tanjung Jabung Barat Regency. Based on this research, the implications are practically used as material to help teachers in understanding and new knowledge for teachers so that teachers can apply to the next. Keywords: Improve, Hijaiyah Letters, Children, Media, Flash Card

  • x

    KATA PENGANTAR

    Tesis ini ditulis dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan

    untuk memperoleh gelar Magister (S2) Konsentrasi Pendidikan Islam Anak

    Usia Dini Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

    Jambi.

    Penulisan tesis ini, dilandasi beberapa kajian literatur yang

    berhubungan dengan kemampuan mengenal huruf hijaiyah anak usia 4-5

    tahun. Tesis ini ditulis berdasarkan pada penelitian tindakan kelas (PTK)

    dalam kurun waktu tiga bulan, yang dilaksanakan di Raudhatul Athfal

    Baiturrahim Kabupaten Tanjung Jabung Barat, yang bertempat di jalan

    Jendral Sudirman, Kelurahan Tungkal IV Kota, Kecamatan Tungkal Ilir,

    Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dengan judul : Meningkatkan

    Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah Anak Usia 4-5 Tahun Melalui

    Media Flash Card di Raudhatul Athfal Baiturrahim Kabupaten

    Tanjung Jabung Barat.

    Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang

    telah membantu demi kelancaran dalam penyelesaian tesis ini, terutama

    yang terhormat :

    Tesis ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

    memperoleh gelar Magister (S2) Pendidikan Islam Anak Usia Dini pada

    Pascasarjana UIN STS Jambi. Selama proses penyelesaian tesis ini,

    banyak pihak yang telah memberikan konstribusi baik langsung maupun

    tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

    mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada :

    1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA, Ph.D, Selaku Rektor UIN STS

    Jambi

    2. Bapak Prof. Dr. H. A. Husein Ritonga, M.A. selaku Direktur

    Pascasarjana UIN STS Jambi

    3. Ibu Dr. Risnita, M.Pd selaku Wakil Direktur Pascasarjana UIN STS

    Jambi

  • xi

    4. Ibu Dr. Risnita, M.Pd dan Bapak Dr. Musa, M.Pd., selaku Pembimbing

    I dan Pembimbing II

    5. Ketua Program Studi Pendidikan Islam Pascasarjana UIN STS Jambi

    6. Bapak dan Ibu Dosen Pascasarjana UIN STS Jambi

    7. Bapak dan Ibu Staf Pascasarjana UIN STS Jambi

    8. Kepala Sekolah RA Baiturrahim Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Ibu

    Amrina Rasyada, S.Pd Aud

    9. Para Pendidik dan Peserta Didik RA Baiturrahim Kabupaten Tanjung

    Jabung Barat

    10. Keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan

    doa kepada penulis

    11. Teman-teman seperjuangan Pascasarjana UIN STS Jambi

    12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sampaikan satu persatu.

    Penulis menyadari masih terdapat kekurangan, saran dan

    tanggapan guna penyempurnaan tesis ini akan penulis terima. Semoga

    jasa dan budi baik yang telah diberikan menjadi amal yang bernilah di sisi-

    Nya sehingga mendapat balasan dari Allah SWT. Semoga tesis ini dapat

    berguna bagi pembaca sekalian. Akhirnya penulis mengucapkan terima

    kasih.

    Jambi, November 2019

    Penulis,

    RINI

    NIM. MPU. 1722798

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .......................................................................... i LEMBAR LOGO .............................................................................. ii HALAMAN NOTA DINAS ............................................................... iii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS ....................... iv HALAMAN PENGESAHAN............................................................. v HALAMAN MOTTO ......................................................................... vi HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................... vii ABSTRAK ....................................................................................... viii ABSTRACT ..................................................................................... ix KATA PENGANTAR ....................................................................... x DAFTAR ISI ..................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................. xiv DAFTAR DIAGRAM ........................................................................ xvi DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ............................................. 1 B. Rumusan Masalah ..................................................... 16 C. Batasan dan Fokus Penelitian .................................... 17 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................ 17

    BAB II LANDASAN TEORI, KONSEP MODEL TINDAKAN DAN

    PENELITIAN YANG RELEVAN A. Landasan Teori, Konstruks dan Indikator sesuai tema

    penelitian .................................................................... 20 B. Konsep Model Tindakan Yang Digunakan .................. 52 C. Penelitian yang Relevan ............................................. 54

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Pendekatan Penelitian Tindakan ................................ 58 B. Populasi dan Sampel Penelitian ................................. 59 C. Jenis dan Sumber Data ............................................. 60 D. Teknik Pengumpulan Data .......................................... 61 E. Teknik Analisis Data ................................................... 66 F. Validasi Data ............................................................... 69 G. Prosedur Penelitian Tindakan ..................................... 70 H. Rencana dan Waktu Penelitian ................................... 75

    BAB IV DESKRIPSI LOKASI, HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

    A. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................ 78

  • xiii

    B. Hasil Penelitian .......................................................... 90 C. Analisis Hasil Penelitian ............................................. 141

    BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................... 144 B. Implikasi .................................................................... 145 C. Rekomendasi ............................................................ 146 D. Saran ........................................................................ 147 E. Kata Penutup ............................................................ 148

    DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DOKUMENTASI CURRICULUM VITAE

  • xiv

    DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Skala Pencapaian Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah Anak Tindakan (Pra Siklus) ................................... 14 Tabel 2.2 Standar Isi Tentang Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Umur 4-5 Tahun dalam Perkembangan Bahasa ........ 23 Tabel 2.3 Huruf-Huruf Hijaiyah ........................................................... 26 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah Pada Anak ............................................................. 61 Tabel 3.5 Jadwal Penelitian ................................................................ 76 Tabel 4.6 Nama-Nama Kepala Sekolah Raudhatul Athfal Baiturrahim Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan masa jabatannya ................................................................. 79 Tabel 4.7 Daftar Nama-Nama Guru Raudhatul Athfal Baiturrahim Kabupaten Tanjung Jabung Barat ...................................... 84 Tabel 4.8 Daftar Nama-Nama Peserta Didik Raudhatul Athfal Baiturrahim Berdasarkan Kelompok Usia Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2019/2020 ............................ 85 Tabel 4.9 Peserta Didik Tindakan Kelompok A Raudhatul Athfal Baiturrahim Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2019/2020 ........................................................................... 89 Tabel 4.10 Skala Pencapaian Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah Anak Tindakan (Pra Siklus) ................................... 93 Tabel 4.11 Hasil Deskriptor Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah Anak Tindakan (Pra Siklus) ................................................ 95 Tabel 4.12 Jadwal Kegiatan Siklus I ..................................................... 99 Tabel 4.13 Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah Anak Setelah Tindakan Pada Siklus I ....................................................... 106 Tabel 4.14 Hasil Deskriptor Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah Anak setelah Tindakan pada Siklus I .................................. 108 Tabel 4.15 Hasil Deskriptor Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah Anak Setelah Tindakan pada Siklus I ................................. 110 Tabel 4.16 Jadwal Kegiatan Siklus II .................................................... 114 Tabel 4.17 Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah Anak setelah Tindakan pada Siklus II ....................................................... 121 Tabel 4.18 Hasil Deskriptor Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah Anak setelah Tindakan pada Siklus II ................................. 124 Tabel 4.19 Hasil Deskriptor Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah Anak setelah Tindakan pada Siklus II ................................. 126 Tabel 4.20 Jadwal Kegiatan Siklus III ................................................... 130 Tabel 4.21 Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah Anak Setelah Tindakan pada Siklus III ...................................................... 137 Tabel 4.22 Hasil Deskriptor Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah Anak setelah Tindakan pada Siklus III ................................ 139 Tabel 4.23 Rekapitulasi Peningkatan Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah Anak di Raudhatul Athfal Baiturrahim Kabupaten Tanjung Jabung Barat ......................................................... 141

  • xv

    DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Model Kemmis dan M.C Taggart .............................. 53 Gambar 3.2 Model Tindakan Kemmis dan M.C Taggart ............... 71 Gambar 4.3 Struktur Organisasi Raudhatul Athfal Baiturrahim Kabupaten Tanjung Jabung Barat ............................ 83

  • xvi

    DAFTAR DIAGRAM Diagram 4.1 Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah Pra Siklus .. 94 Diagram 4.2 Kemampuan Mengenal Guruf Hijaiyah Siklus I ...... 107 Diagram 4.3 Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah Siklus II ..... 129 Diagram 4.4 Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah Siklus III ..... 138 Diagram 4.5 Rekapitulasi Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah dari Pra Siklus, Siklus I, Siklus II Dan Siklus III ...... 142

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi

    siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap

    lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam

    dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam

    kehidupan masyarakat.1

    Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang bertujuan

    untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta

    didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

    kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

    kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya

    dan masyarakat.

    Usia 4-6 tahun (TK) merupakan masa peka bagi anak, di mana

    anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan

    seluruh potensi anak. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan

    fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespom stimulasi yang diberikan

    oleh lingkungan. Di mana pada masa ini merupakan masa untuk

    meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan fisik, kognitif, bahasa,

    sosial emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai-

    nilai agama. Oleh sebab itu, dibutuhkan suasana belajar, strategi dan

    stimulus yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan

    perkembangan anak tercapai secara optimal.2

    Pendidikan berlangsung sepanjang usia yang dimulai sejak lahir di

    dunia. Dalam proses perkembangannya, manusia memerlukan

    pendidikan. Melalui proses ini manusia akan berkembang karena

    lingkungan memberikan bantuan dalam proses perkembangannya baik itu

    pada lingkungan rumah, sekolah, maupun masyarakat.

    1 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hlm. 79. 2 Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, Panduan PAUD Pendidikan Anak Usia Dini (Ciputat: Gaung Persada Press Group, 2013), hlm. 2.

  • 2

    Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

    berkualitas. Kesempatan untuk memperoleh pedidikan yang berkualitas

    berlaku untuk semua (education for all), mulai dari usia dini sebagai masa

    “the golden age” sampai ke jenjang pendidikan tinggi.

    Hakikat pendidikan adalah menyediakan lingkungan yang aman

    bagi perkembangan anak didalam lingkungan yang aman tersebut, anak

    dapat mengembangkan berbagai potensi yang di miliki dengan baik. Sejak

    lahir sampai usia enam tahun, anak berada dalam periode keemasan.

    Melalui kegiatan yang bersifat sensomotorik, anak menyerap berbagai

    pengalaman sebagai hasil interaksinya dengan lingkungan di sekitarnya.

    Oleh sebab itu, pada periode ini, anak memerlukan stimulasi

    sensomotorik.

    Pendidikan Anak Usia dini merupakan upaya pembinaan yang

    ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang

    dilakukan melalui rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan

    dan perkembangan jasmani dan rohani, sehingga anak memiliki kesiapan

    dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut.3

    Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) berdasarkan prespektif hakikat

    belajar dan perkembangan adalah suatu proses yang berkesinambungan

    antara belajar dan perkembangan. Artinya, pengalaman belajar dan

    perkembangan awal merupakan dasar bagi proses belajar dan

    perkembangan selanjutnya.4 Anak pada masa usia dininya mendapat

    rangsangan yang cukup lama dalam mengembangkan kedua belah

    otaknya (otak kanan dan otak kiri) akan memperoleh kesiapan yang

    menyeluruh untuk belajar dengan sukses pada saat memasuki pendidikan

    yang lebih tinggi.5

    3 Martinis Yamin & Jamilah Sabri Sanan, Pendidikan Anak Usia Dini PAUD ( Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), hlm. 1. 4 Suyadi, Teori Pembelajaran Anak Usia Dini dalam Kajian Neurosains (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 22. 5 Ibid., hal. 22.

  • 3

    Secara umum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memberikan

    stimulasi atau rangsangan bagi perkembangan potensi anak agar menjadi

    manusia yang beriman dan bertaqwa, bukan hanya memberi anak

    pengetahuan kognitif (kecerdasan intelektual) sebanyak-banyaknya, tetapi

    mempersiapkan mental dan fisik anak untuk mengenal dunia sekitarnya

    secara adaptove (bersahabat).6 Melalui pendidikan anak usia dini, anak

    diharapkan dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya

    (kognitif), sosial, emosi, dan fisik motorik.7

    Pendidikan dimaksudkan untuk merubah keadaan yang menjadikan

    manusia menjadi lebih baik dengan bantuan sebuah pengajaran. Dalam

    firman Allah Q.S Ar-Ra’d ayat 11 :8

    َ ََليُغَيُِّرَماِبقَْوٍم َحتّى يُغَيُِّرْومابِااَْنفُِسِهْم ) (١١اِّن ّٰللاہ

    Artinya : “...Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri...” (Q.S Ar-Ra’d : 11). Di dalam ayat ini Allah SWT memberitahukan, bahwasanya Allah

    SWT tidak akan merubah keadaan suatu kaum sampai perubahan itu ada

    pada diri mereka sendiri, atau dari pembaharu salah seorang di antara

    mereka dengan sebab. Contohnya, bagaimana Allah SWT merubah

    keadaan pasukan Uhud yang akhirnya menang setelah pasukan panah

    memperbaiki kesalahan mereka sendiri.9 Maka dari itulah diperlukannya

    pendidikan untuk membentuk manusia menjadi pribadi yang lebih baik lagi

    dan membawa perubahan dalam kehidupannya.

    Usia dini merupakan masa yang paling penting untuk menanamkan

    rasa cinta anak pada Al-Qur’an. Di situlah langkah pertama yang harus

    ditempuh orang tua untuk membuat anak jatuh hati pada Al-Qur’an.

    Sayang, banyak orang tua yang mengabaikan masa anak-anak ini.

    6 Ibid., hal, 24. 7 Ibid. 8 Departemen Agama RI. Al-Qur’an Dan Terjemahnya (Semarang: Raja Publishing, 2011), hlm. 249. 9 Muhammad Ibrahim Al-Hifnawi Mahmud Hamid Utsman, Tafsir Al-Qurtubi (Jakarta Selatan: Pustaka Azzam, 2008), hlm. 688.

  • 4

    Mereka tidak memberikan perhatian yang cukup dengan memilih metode

    pendidikan yang tepat dan sesuati dengan umurnya, padahal usia ini

    adalah masa yang akan menjadi dasar pembentukan kepribadian seorang

    anak.10 Maka dari itu sebelum memperlajari Al-Qur’an untuk anak, kita

    perlu memperkenalkannya huruf-huruf dasar yang akan menjadi pijakan

    mereka mengetahui nanti jika sudah masuk pada tahap pembelajaran Al-

    Qur’an.

    Perkembangan hubungan dengan pematangan struktur dan fungsi

    tubuh yang lebih kompleks. Hal ini sejalan dengan bertambahnya usia.

    Setiap tahap perkembangan memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, baik

    kebutuhan biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual. Pemenuhan

    kebutuhan ini akan dipengaruhi oleh perkembangan emosi, intelektual,

    dan tingkah laku individu sebagai hasil interaksinya dengan lingkungan.11

    Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan makna

    kepada orang lain dan membangun interaksi antara individu dengan

    lainnya. Kemampuan berbahasa menunjukkan manusia yang kompleks

    dan fantastis, sehingga bahasa dapat berkembang dengan cepat sejak

    anak usia dini. Perkembangan bahasa dimulai dari lingkungan yang

    sederhana melalui praktek empirik secara langsung.

    Perkembangan bahasa ditempuh melalui cara yang sistematis dan

    berkembang sesuai dengan tahap perkembangan anak meskipun dari

    berbagai latar belakang yang berbeda. Anak-anak memiliki kemampuan

    berbahasa yang baik dalam mengungkapkan pemikiran, perasaan, serta

    tindakan interaktif dengan lingkungannya sejak usia dini.

    Salah satu aspek bahasa yang perlu di persiapkan dan di

    kembangkan pada usia Taman Kanak-Kanak (TK) untuk menghadapi

    jenjang pendidikan selanjutnya adalah kemampuan mengenal huruf.

    Mengenal huruf harus dikuasai oleh anak TK karena pengenalan terhadap

    10 Sa’ad Riyadh, Mengajarkan Al-Qur’an pada Anak (Surakarta: Ziyad Vizi Media, 2017), hlm. 54. 11 Lyndon Saputra, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia (Jakarta: Binarupa Aksara Publisher, 2013), hlm. 15.

  • 5

    huruf termasuk modal awal untuk memiliki keterampilan membaca

    terutama mengenal huruf hijaiyah.

    Kemampuan untuk mengenal huruf hijaiyah sangat diperlukan

    karena itu akan menunjang para generasi muda menuju tua agar lebih

    baik lagi dalam mengimplementasikannya dalam kehidupan baik itu dari

    segi ibadah maupun di dalam kehidupan sehari-hari.

    Keterampilan membaca merupakan landasan utama seseorang

    untuk mengenali tentang berbagai cabang ilmu pengetahuan, dengan

    kemampuan dan keterampilan membaca seseorang mengetahui segala

    informasi yang ada disekitarnya dengan mudah. Dengan demikian

    keterampilan membaca merupakan hal penting untuk memperoleh

    pengetahuan dan informasi dan perlu juga dikembangkan pada anak usia

    dini.

    Maka untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak usia

    dini, maka setiap sekolah khususnya PAUD perlu adanya program

    pembelajaran yang disesuaikan dengan aspek perkembangan anak usia

    dini yang salah satunya itu tentang anak mengenal huruf hijaiyah.

    Mengenalkan huruf hijaiyah ini dimaksudkan untuk memperkenalkan

    kepada anak pada tahap awal bahasa dan bacaan yang akan membawa

    mereka bisa mengetahui tulisan arab yang dimulai dari huruf alif sampai

    dengan huruf ya.

    Mendidik anak kecil harus dimulai dari pintu yang benar dengan

    menggunakan metode dan cara yang sesuai dengan dunia anak. Ada

    sebagian anak yang mempunyai konsentrasi lebih dalam hal

    pendengaran, pendengaran sensitif, maka untuk mendidik anak seperti ini

    harus dimulai dengan pendekatan suara, misalnya dengan mendengarkan

    Al-Qur’an melalui lantunan yang indah.12

    Pendidikan Agama yang dianggap sebagai sebuah alternatif dalam

    membentuk kepribadian kemanusiaan dianggap gagal. Karena

    pembelajaran pendidikan Agama Islam yang selama ini berlangsung

    12 Sa’ad Riyadh, Op.Cit, hal. 23.

  • 6

    agaknya kurang concern terhadap persoalan bagaimana mengubah

    pengetahuan agama yang bersifat kognitif menjadi makna dan nilai yang

    perlu diintegrasikan dalam diri siswa.13

    Pestalozzi menempatkan pendidikan akhlak dan agama di urutan

    teratas tujuan para pendidik. Ia menyatakan bahwa dalam segala bentuk

    pendidikan akhlak dan agama, jasmani menguasai ruhani, sementara

    untuk suci tidak diperhatikan. Memang seperti itu, karena anak diharuskan

    shalat terlebih dahulu, setelah itu baru memikirkan maknanya.14

    Pendidikan agama terutama dari kemampuan mengenal huruf

    sampai kepada Al-Qur’an sudah seharusnya diberikan kepada masa

    anak-anak sedini mungkin, karena pendidikan yang diberikan pada masa

    kecil akan lebih kuat, tajam dan lebih membekas daripada pendidikan

    yang diberikan setelah dewasa. Tugas ini merupakan suatu keharusan

    yang diajarkan untuk anak, yang bertujuan untuk memelihara

    kehidupannya di dunia maupun nanti kelak di akhirat sebagai bekal

    menuju alam yang kekal. sebagaimana yang terdapat di dalam Al-Qur’an

    Q.S At-Tahrim ayat 6 :15

    قُْوُدَهاالنَّاُس َواْلِحَجاَرةُ يَ اَْنفُِسُكْم َواَْهِلْيُكْم َناًراوَّ ى َِكةٌ َعلَْيهَ ۤايَُهاالَِّذْيَن ٰاَمنُواقُْوۤا َملَۤ

    َ َمآاََمَرُهْم َويَْفَعلُْوَن َمايُؤْ َمُرْوَن )ِغلَ ( ۶ٌظ ِشَداٌدََل يَْعُصْوَن ّٰللاہ

    Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (Q.S At-Tahrim : 6).

    Ayat di atas memberikan penegasan kepada orang tua maupun

    pendidik untuk membina, membimbing, dan mendidik, bukan hanya

    sukses di dunia tapi yang lebih tinggi lagi adalah terjauh dari azab neraka.

    Dengan cara mengajarkan anak, dikenalkan dulu huruf-huruf hijaiyah

    13 Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 168. 14 Hasan Syamsi, Modern Islamic Parenting Cara mendidikan Anak Masa Kini Dengan Metode Nabi (Solo: AISAR Publishing, 2017), hlm. 68. 15 Departemen Agama RI, Op. Cit, hal. 560.

  • 7

    kemudian naik ke Al-Qur’an. Apabila amanah ini dilaksakan dengan baik,

    maka yang mendapat manfaat tentulah orang yang telah mengajarkannya.

    Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang

    paling fundamental karena perkembangan anak di masa selanjutnya akan

    sangat ditentukan oleh berbagai stimulus bermakna yang diberikan sejak

    dini. Awal kehidupan anak merupakan masa yang paling tepat dalam

    memberikan dorongan atau upaya pengembangan agar dapat

    berkembang secara optimal. Belajar adalah perkembangan yang berasal

    dari latihan dan usaha pada pihak individu.

    Pendidikan untuk anak usia dini bukan merupakan proses mengisi

    otak dengan berbagai informasi sebanyak mungkin, melainkan proses

    menumbuhkan, memupuk, mendorong, dan menyediakan lingkungan

    yang memungkinkan anak mengembangkan potensi yang dimilikinya

    seoptimal mungkin. Karena itu, pendidikan bukan didasarkan atas apa

    yang terbaik menurut orang dewasa tapi didasarkan apa yang terbaik

    untuk anak.16

    Usia 4-6 tahun merupakan masa peka bagi anak. Masa peka

    merupakan masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis

    yang siap merespon stimulasi dan lingkungan untuk meletakkan dasar

    pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik kognitif, bahasa,

    sosial-emosional, seni, kemandirian.

    Tujuan pendidikan yang dikehendaki al-Qabisi adalah agar

    pendidikan dan pengajaran dapat menumbuhkembangkan pribadi anak

    sesuai dengan nilai-nilai Islam yang benar.17

    Kuala Tungkal merupakan sebuah kota kecil yang ada di

    Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang merupakan salah kota religius

    karena di sana banyak terdapat tempat-tempat belajar agama khususnya

    untuk anak-anak kecil yang sudah ikut belajar mengetahui serta

    16 Bisri Mustofa, Melejitkan Kecerdasan Anak Melalui Dongeng (Yogyakarta: Dua Satria Offset, 2015), hlm. 40. 17 Abd. Rachman Assegaf, Aliran Pemikiran Pendidikan Islam Hadharah Keilmuan Tokoh Klasik Sampai Modern (Depok: PT. Rajagrafindo Persada, 2013), hlm. 66.

  • 8

    mendalami ilmu agama yakni tentang mengenal huruf hijaiyah sampai

    mengaji.

    Pendidikan agama yakni mengaji di Kuala Tungkal terjadi karena

    antusias para orang tua yang khawatir dengan berkembangnya zaman

    yang semakin modern sehingga mereka lebih memilih memasukkan anak-

    anaknya ke rumah-rumah Al-Qur’an dengan tujuan anak-anak mereka

    bisa belajar ilmu agama dan mengaji dengan tata aturan yang baik dan

    benar.

    Banyaknya pondok-pondok pesantren menjadikan kota Kuala

    Tungkal sering disebut masyarakat sebagai kota religius. Tak hanya itu,

    banyak sekali diadakannya tabligh-tabligh akbar dengan maksud agar

    lebih meningkatkan nilai keagamaan masyarakat terutama para generasi

    muda agar kelak tidak hanya menjadi generasi penerus tetapi menjadi

    generasi pelurus.

    Anak Usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses

    pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Bahkan dikatakan

    sebagai lompatan perkembangan. Karena itulah, maka usia dini dikatakan

    sebagai golden age (masa emas), yaitu usia uang sangat berharga

    dibanding usia selanjutnya. Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang

    unik. 18

    Idealnya jika sebuah kota itu sudah dikatakan sebagai kota religius

    maka banyaklah masyarakat muda maupun tua yang pandai membaca Al-

    Qur’an dan juga pandai membaca kitab-kitab. Tak hanya itu juga

    memperkuat keimanan agar selalu berbuat yang baik dan benar menurut

    syari’at tetapi pada kenyataannya tidak seluruhnya masyarakat

    menguasai itu semua khususnya untuk anak-anak yang ada di Kuala

    Tungkal.

    Al-Qur’an membahas pedoman umat Islam yang berisi firman-

    firman Allah SWT tidak terlepas dari huruf-huruf hijaiyah. Pembacaan al-

    18 Isjoni. Model Pembelajaran Anak Usia Dini, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 24.

  • 9

    Qur’an harus fasih dan benar hal ini sesuai dengan firman Allah SWT

    dalam Q.S. Al-Muzammil ayat 4, yaitu: 19

    ِ٘لِ٘ القرآَن تَْرتِ٘يَل )٤ ( َوَرت

    Artinya: Dan bacalah al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan (Q.S Al-Muzammil : 4)

    Dalam ayat ini Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW

    supaya membaca al-Qur’an secara seksama (tartil), yakni membaca al-

    Qur’an dengan perlahan-lahan dengan bacaan yang fasih. Makna tartil

    lainnya juga dijelaskan sebagai bacaan yang harus dilafalkan jelas dalam

    setiap huruf tersebut. Sehingga ketika umat muslim membaca al-Qur’an,

    harus jelas membaca huruf per huruf yang dilafalkan. Melafalkan huruf-

    huruf hijaiyah dengan baik dan benar harus memahami makharijul huruf.

    Makharijul huruf ialah tempat keluarnya huruf pada waktu huruf-huruf itu

    dibunyikan dan pembeda antara satu huruf dengan huruf yang lainnya.

    Salah satu lembaga pendidikan Al-Qur’an yang berpengaruh untuk

    meningkatkan kemampuan anak untuk mengenal huruf hijaiyah baik dan

    benar salah satunya adalah Raudhatul Athfal (RA). Raudhatul Athfal

    merupakan salah satu bentuk pendidikan yang menyediakan pendidikan

    bagi anak usia dini 4 tahun sampai memasuki pendidikan dasar.

    Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar bagi anak usia

    dini karena lingkungan menyediakan berbagai hal yang dapat mempelajari

    anak. Lingkungan memberikan informasi secara konkret serta kebenaran

    yang lebih akurat, penggunaan lingkungan memungkinkan terjadinya

    proses belajar yang lebih bermakna (meaningful learning) sebab anak

    dihadapkan dengan keadaan yang sebenarnya dibandingkan hanya

    dengan melihat gambar, foto dan lain sebagainya. Lingkungan dapat

    membentuk kepribadian anak ke arah yang lebih baik, seperi kecintaan

    anak akan alam, lingkungan, baik itu memeliharanya, memafaatkannya,

    dan yang paling penting tidak merusaknya.

    19 Departemen Agama RI, Op. Cit, hal. 574.

  • 10

    Kegiatan belajar melalui lingkungan yang sangat beragam

    memberikan daya tarik terhadap anak untuk lebih bersemangat dalam

    mengikuti proses pembelajaran dan pemanfaatan bahan alam yang ada di

    lingkungan untuk menumbuhkan aktivitas belajar anak menjadi sangat

    menyenangkan. Sebab lingkungan sebagai metode pembelajaran

    senantiasa mengajak anak untuk mengamati, bertanya, membuktikan

    sesuatu, melakukan sesuatu akan dapat menumbuhkan aktivitas belajar

    pada anak.

    Pembelajaran pada anak usia dini bukanlah pembelajaran yang

    kaku seperti anak sekolah dasar. Usia prasekolah seharusnya memang

    diisi dengan kegiatan bermain, bukan mengerjakan soal-soal di atas

    kertas. Kegiatan bermain bukan tanpa maksud dan tanpa arti. Kegiatan

    bermain pada anak usia dini adalah bentuk ekslporasi yang mengasah

    nalar dan keterampilan. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran pada

    anak usia dini dapat dilaksanakan melalui kegiatan bermain. 20

    Tujuan pengajarannya merupakan salah satu aspek atau

    komponen dalam pendidikan yang harus diperhatikan, karena pendidikan

    akan dikatakan berhasil apabila tujuan tersebut dapat tercapai atau paling

    tidak mendekati target yang telah ditentukan. Pendidikan Al-Qur’an

    bertujuan dalam rangka untuk menyiapkan anak-anak didiknya menjadi

    generasi Qur’ani yaitu komitmen dan menjadikan Al-Qur’an sebagai

    pandangan hidup sehari-hari. Oleh karena itu, agar pencapaian tujuan

    pendidikan dapat optimal maka perlu adanya perencanaan Kegiatan

    Belajar Mengajar (KBM) di RA yang meliputi bagaimana memilih

    bahan/media, sumber belajar dan metode maupun teknik kegiatan yang

    tepat, sehingga guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang unik,

    menarik, dan bermakna.

    Flash card adalah kartu kecil yang berisi gambar, teks, atau tanda

    simbol yang mengingatkan atau mengarahkan siswa kepada sesuatu

    20 Deni Damayanti, Senang dan Bahagia Menjadi Guru PAUD Tips dan Trik Mengelola Diri dan Anak Usia Dini (Bantul-Yogyakarta: Araska: 2018), hlm. 119.

  • 11

    yang berhubungan dengan gambar. Flash card biasanya berukuran 8 X

    12 cm atau dapat disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang

    dihadapi.21

    Menurut Rudi Susilana dan Cepiriyana flash card merupakan media

    pembelajaran yang berupa kartu bergambar berukuran 25 X 30 cm.

    Gambar gambar pada flash card merupakan serangkaian pesan yang

    disajikan dengan adanya keterangan pada setiap gambar.22

    Dimaksudkan bahwa untuk meningkatkan kemampuan mengenal

    huruf hijaiyah anak usia dini diperlukan sebuah media yang membuat

    anak lebih bisa memahami lagi tentang huruf hurufnya. Penggunaan

    media yang tepat, menuntut para pendidik untuk memiliki kemampuan

    yang lebuh mendalam lagi untuk mempersiapkan media yang tepat untuk

    kegiatan bermain seraya belajar anak.

    Menurut Kasihani, flash card are teaching aids as pictur paper

    which has 25x30. The picture is made by hand, picture or [hoto which is

    stick on the flash card.23 (Flash card adalah media pembelajaran dalam

    bentuk kartu bergambar berukuran 25x30. Gambar gambarnya dibuat

    denngan tangan, foto, atau memanfaatkan gambar/foto yang sudah ada

    ditempelkan pada lembaran lembaran flash card).

    Pendidik perlu memiliki pemahaman yang baik tentang materi untuk

    belajar, seperti keterampilan dalam mengamati, bagaimana setiap anak

    dalam lingkungannya, itu semua harus direncanakan dengan baik.

    Didalam maupupun di luar kelas dalam hal pembelajaran. Apa yang

    dilakukan pendidik untuk membantu anak untuk mengklarifikasikan

    pemahaman mereka, bagaimana dan kapan mereka harus mengerti

    tentang huruf huruf hijaiyah.

    21 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : Rajawali Pers, 2011) hlm. 119 120. 22 Rudi Susilana dan Cepiriyana, Media Pembelajaran, (Bandung: CV. WACANA PRIMA, 2016), hlm. 94. 23 Kasihani K.E Suyanto, English for Young Learners Melejitkan Potensi Anak Melalui

    English Class yang Fun, Asyik, dan Menarik , (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), hlm. 109.

  • 12

    Agar materi yang disampaikan dapat diterima oleh anak untuk itu

    perlunya program yang paling efektif bagi anak usia dini adalah dengan

    cara membuatkan media agar anak lebih tertarik dalam bermain seraya

    belajarnya, tidak bosan, dan tidak jenuh.

    Pendidikan yang cerdas akan membawa peserta didik mereka ke

    jalan yang lebih menyenangkan lagi, menyediakan media yang tepat

    akgar terlaksananya pembelajaran yang efektif. Kemampuan mengenal

    huruf hijaiyah memiliki peranan yang sangat penting karena dalam

    perkembangannya mengenal huruf merupakan dasar awal untuk anak

    bisa membaca dan mempelajari kitab Al-Qur’an sejak dini, karena jika

    pada saat membaca huruf hijaiyah anak terbiasa dengan pengucapan

    yang benar karena jika salah maka akan menimbulkan arti yang berbeda.

    Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak terutama dalam

    kemampuan mengenal huruf hijiaiyah peneliti mencoba menggunakan

    media pembelajaran melalui flash card. Hal ini dapat menarik perhatian

    dan semangat belajar anak dalam mengenal huruf huruf hijaiyah, setiap

    huruf huruf hijaiyah yang dipelajari, disertai gambar yang menarik. Anak

    menjadi terkesan dan semangat dalam belajar. Dengan demikian, anak

    mudah mengingat setiap huruf huruf hiyaiyah yang dipelajarinya.

    Diharapkan setelah semua guruf huruf dikemalkan, maka akan

    memudahkan anak untuk membaca pada waktu yang akan datang.

    Berdasarkan hasil grandtour yang dilakukan peneliti di RA

    Baiturrahim, kemampuan anak dalam mengenal uruf hijaiyah di kelompok

    A mengenal huruf hijaiyah melalui media buku iqro, papa tulis, dan

    pengenalan menggunakan lagu yang biasa dinyanyikan akan tetapi dalam

    kemampuan mengenal huruf melalui bentuk hurufnya masih kurang. 26

    peserta didik di kelompok A belum mampu dalam menyebutkan huruf

    huruf hijaiyah secara acak dan bagaimana menuliskan serta

    mengucapkan huruf hijaiyah dengan tepat.

    Dalam hal ini dapat diketahui dari kemampuan mengenal huruf

    hijaiyah anak belum meningkat. Ini dapat dilihat dari presentase setiap

  • 13

    anak yang menyatakan belum ada peningkatan dalam mengenal huruf

    hijaiyahnya. AZ memperoleh skor 12 dengan presentase 27,27 (MB), AK

    memperoleh skor 15 dengan presentase 34,09 (MB), AH memperoleh

    skor 12 dengan presentase 27,27 (MB), AR memperoleh skor 12 dengan

    presentase 27,27% (MB), CA memperoleh skor 12 dengan presentase

    27,27% (MB), DN memperoleh skor 12 dengan presentase 27,27% (MB),

    DA memperoleh skor 12 dengan presentase 27,27% (MB), DF

    memperoleh skor 12 dengan presentase 27,27% (MB), FN memperoleh

    skor 15 dengan presentase 34,09% (MB), HQ memperoleh skor 15

    dengan presentase 34,09% (MB), KN memperoleh skor 12 dengan

    presentase 27,27% (MB), MA memperoleh skor 12 dengan presentase

    27,27% (MB), MH memperoleh skor 15 dengan presentase 34,09% (MB).

    MB memperoleh skor 14 dengan presentase 31,82% (MB), MI

    memperoleh skor 15 dengan presentase 34,09%, MF memperoleh skor 11

    dengan presentase 25% (BB), MG memperoleh skor 12 dengan

    presentase 27,27% (MB), MZ memperoleh skor 12 dengan presentase

    27,27 (MB), MS memperoleh skor 12 dengan presentase 27,27% (MB),

    MR memperoleh skor 15 dengan presentase 34,09 (MB), MK memperoleh

    skor 12 dengan presentase 27,27% (MB), MN memperoleh skor 12

    dengan presentase 27,27% (MB), MSA memperoleh skor 12 dengan

    presentase 27,27% (MB), ND memperoleh skor 12 dengan presentase

    27,27% (MB), RR memperoleh skor 12 dengan presentase 27,27% (MB),

    dan ZA memperoleh skor 11 dengan presentase 25% (BB).

    Untuk lebih jelas lagi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

    Tabel 1.1

    Skala Pencapaian Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah Anak

    Tindakan (Pra Siklus)

  • 14

    No Nama Skor Akhir

    Siklus I Kriteria

    Kemampuan

    Mengenal

    Huruf

    Hijaiyah

    1 AZ 27,27 MB 2

    2 AK 34,09 MB 2

    3 AH 27,27 MB 2

    4 AR 27,27 MB 2

    5 CA 27,27 MB 2

    6 DN 27,27 MB 2

    7 DA 27,27 MB 2

    8 DF 27,27 MB 2

    9 FN 34,09 MB 2

    10 HQ 34,09 MB 2

    11 KN 27,27 MB 2

    12 MA 27,27 MB 2

    13 MH 34,09 MB 2

    14 MB 31,82 MB 2

    15 MI 34,09 MB 2

    16 MF 25 BB 1

    17 MG 27,27 MB 2

  • 15

    18 MZ 27,27 MB 2

    19 MS 27,27 MB 2

    20 MR 34,09 MB 2

    21 MK 27,27 MB 2

    22 MN 27,27 MB 2

    23 MSA 27,27 MB 2

    24 ND 27,27 MB 2

    25 RR 27,27 MB 2

    26 ZA 25 BB 1

    Jumlah 50

    Presentase (%) 48,07%

    Hal ini menjadi permasalahan, karena pada mengenal huruf

    hijaiyah juga memerlukan media untuk membuat anak lebih bisa tahu

    dengan huruf huruf hijaiyah. Maka dari itu media flash card menjadi salah

    satu media yang akan dilakukan dan digunakan dalam upaya

    meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal huruf hijaiyah di RA

    Baiturrahim Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

    Dalam pembelajaran anak usia dini media adalah salah satu yang

    sangat penting digunakan dalam proses pembelajaran. Proses

    pembelajaran mengenalkan huruf hijaiyah di RA Baiturrahim dilakukan

    oleh guru dengan menggunakan media buku iqro. Huruf hijaiyah yang

    terdapat di buku iqro’ tergolong kecil dan kurang menarik minat anak

    sehingga dalam pembelajaran mengenal huruf hijaiyah di RA Baiturrahim

    kurang efektif. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti merasa perlu

  • 16

    adanya upaya dalam meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal

    huruf hijaiyah memalui media flash card.

    Oleh karena itu peneliti tertantang untuk membuktikan keberhasilan

    media flash card sebagai sebuah media pembelajaran yang praktis namun

    efisien bagi anak. Hal ini dikarenakan dalam media ini anak-anak diajari

    dalam suasana aktif, kreatif dan menyenangkan, sehingga hasil yang

    dicapai dapat benar-benar maksimal namun tidak memberi rasa bosan

    pada pembelajaran muda ini, belajar dengan media bahan sisa seorang

    anak akan lebih cepat mempelajari, menguasai, dan mempraktikkan suatu

    materi ajar yang disampaikan oleh pendidik.

    Berdasarkan fenomena yang ada, maka peneliti ingin melakukan

    penelitian ini untuk mengetahui bagaimana meningkatkan pengenalan

    huruf hijaiyah anak usia dini memalui media flash card di sekolah. Dari

    latar belakang yang telah di uraikan di atas maka dalam rangka

    meningkatkan proses dan hasil belajar murid Raudhatul Athfal Baiturrahim

    serta memberikan motivasi bagi anak, maka peneliti tertarik untuk

    melakukan penelitian dengan judul “MENINGKATKAN KEMAMPUAN

    MENGENAL HURUF HIJAIYAH ANAK USIA 4-5 TAHUN MELALUI

    MEDIA FLASH CARD DI RAUDHATUL ATHFAL BAITURRAHIM

    KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT”, dengan harapan dapat

    menjadi penyumbang ide dalam rangka mensukseskan pendidikan pada

    anak-anak Raudhatul Athfal Baiturrahim Kabupaten Tanjung Jabung

    Barat.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi

    permasalahan dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana kemampuan mengenal huruf hijaiyah anak usia 4-5 tahun

    di Raudhatul Athfal Baiturrahim Kabupaten Tanjung Jabung Barat

    sebelum di berikan tidakan dengan menggunakan media flash card ?

  • 17

    2. Bagaimana kemampuan mengenal huruf hijaiyah anak usia 4-5 tahun

    di Raudhatul Athal Baiturrahim Kabupaten Tanjung Jabung Barat

    setelah diberikan tindakan dengan menggununakan media flash card

    ?

    3. Apakah dengan menggunakan media flash card dapat meningkatkan

    kemampuan mengenal huruf hijaiyah anak usia 4-5 tahun di

    Raudhatul Athfal Baiturrahim Kabupaten Tanjung Jabung Barat ?

    C. Batasan dan Fokus Penelitian

    Lembaga di Raudhatul Athfal Baiturrahim memiliki beberapa media

    sebagai wadah bermain anak. Namun dari beberapa media yang dapat

    dikembangkan, peneliti memfokuskan penelitian hanya pada media Flash

    Card yang dipandang dapat memberikan konstribusi yang lebih dominan

    tentang cara pendidik dalam meningkatkan kemampuan mengenal huruf

    hiajiyah melalui media flash card di Raudhatul Athfal Baiturrahim

    Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada kelas A (Usia 4-5) tahun. Dan

    aspek yang dilihat di penelitian ini menekankan kepada aspek

    perkembangan bahasa anak.

    D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Suatu penelitian ilmiah memiliki tujuan-tujuan tertentu, karena itu

    merupakan hal penting untuk dapat melihat arah dan sasaran

    pembahasan, sehingga apa yang dibahas mudah dipahami. Adapun

    tujuan penelitian berdasarkan pembahasan di atas adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui kemampuan mengenal huruf hijaiyah anak usia 4-5

    tahun di RA Baiturrahim Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebelum di

    berikan tidakan dengan menggunakan media flash card.

    2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengenal huruf hijaiyah

    anak usia 4-5 tahun di RA Baiturrahim Kabupaten Tanjung Jabung

  • 18

    Barat setelah diberikan tindakan dengan menggunakan media flash

    card.

    3. Untuk mengetahui apakah dengan media flash card dapat

    meningkatkan kemampuan mengenal huruf hijaiyah anak usia 4-5

    tahun di RA Baiturrahim Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

    2. Kegunaan Penelitian

    Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan antara

    lain:

    a. Bagi anak

    1) Meningkatkan kemampuan mengenal huruf hijaiyah melalui media

    flash card.

    2) Agar anak aktif, kreatif dan merasa senang saat proses kegiatan

    belajar mengajar berlangsung.

    3) Memperbaiki pengetahuan dalam mengenal dan pelafalan huruf

    hijaiyah anak ketika membaca bacaan shalat, do’a, dan kalimat-

    kalimat Arab lainnya.

    b. Bagi RA dan Tenaga Pendidik

    1) Sebagai bahan pertimbangan dan rujukan untuk meningkatkan

    kualitas pengembangan dan pengenalan bacaan anak usia RA

    dengan media flash card.

    2) Membantu dalam keterampilan mengenal huruf hijaiyah sehingga

    dalam membaca atau qira’ah maupun kalam agar huruf-huruf

    hijaiyah dapat dilafalkan sesuai makharijul huruf supaya tidak

    menimbulkan kesalahan makna.

    c. Bagi pembaca

    1) Sebagai sumber referensi para pembaca khususnya para pelajar

    Bahasa Arab.

    2) Untuk keterampilan berbicara, membaca, mendengar karena

    dengan pelafalan yang tepat pembelajar dapat memahami kalimat,

    bacaan, dan teks Arab.

  • 19

    3) Bagi peneliti lain sebagai bahan perbandingan bagi peneliti

    khususnya yang akan melanjutkan penelitian yang sejenis.

    BAB II

    LANDASAN TEORI, KONSEP MODEL TINDAKAN DAN PENELITIAN

    YANG RELEVAN

  • 20

    A. Landasan Teori, Konstruks dan Indikator sesuai tema penelitian

    1. Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah

    a. Pengertian Kemampuan Mengenal Huruf

    Definisi kemampuan adalah daya seseorang untuk melakukan

    sesuatu. Sedangkan bahasa adalah penguasaan alat komunikasi, baik

    secara lisan, tertulis, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat.

    Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi anak untuk

    mengungkapkan berbagai keinginannya maupun kebutuhannya. Jadi

    kemampuan huruf adalah daya yang dimiliki anak dari sebuah proses

    belajar mengajar dalam hal kemampuan berkomunikasi.24

    Tahapan pertama dalam belajar membaca Al-Qur’an adalah

    mengenal huruf hijaiyah. Tanpa mengenal huruf hijaiyah, muhall bagi kita

    untuk bisa membaca Al-Qur’an, mengingat Al-Qur’an sendiri tersusun dari

    huruf-huruf hijaiyah. Huruf hijaiyah merupakan huruf-huruf yang digunakan

    untuk membentuk kata dalam bahasa arab.25

    Salah satu ibadah yang paling agung adalah membaca Al-Qur’an

    sebagaimana yang tertera di dalam sebuah hadist Abdullah bin Abbas

    yang berbunyi :

    ُ ِلَمَن اتََّبَع اْلقُْرآَن أَْن الَ َيِضلَّ فِي : َعبَّاٍس رضى هللا عنهماَعِن اْبنِ َضِمَن َّللاَّ

    ْنَيا ، َوالَ َيْشَقى فِي اآلِخَرةِ ، ثُمَّ تاَلَ }فََمَن اتََّبَع ُهَداَي فَالَ َيِضلُّ َوالَ َيْشَقى الدُّ

    Artinya : “Abdullah bin Abbas Radhiyallahu’anhu berkata :”Allah telah

    menjamin bagi siapa yang mengikuti Al-Qur’an, tidak akan sesaat di dunia

    dan tidak akan merugi di akhirat”.

    Kemudian beliau membaca ayat :

    (١٢٣)فََمَن اتََّبَع ُهَداَي فَالَ َيِضلُّ َوالَ َيْشقَى ...

    24 http: //ejournal.unp.ac.id/index.php/paud/articel/viewfile/1651/1421(15/03/19 : 10-40). 25 Muhammad Ainun Najaa, Cara Cepat & Mudah Belajar Baca Al-Qur’an (Yogyakarta: Checklist, 2018), hlm. 2-3.

  • 21

    Artinya : “...maka (ketahuilah) barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, dia

    tidak akan sesat dan tidak akan celaka”. (Q.S. Thaha : 123).26

    Menurut Carol Seefelt dan Barbara A Wasik, bahwa pengertian

    kemampuan mengenal huruf adalah kesanggupan melakukan sesuatu

    mengenali tanda-tanda/ciri-ciri dari tanda-tanda dalam tata tulis yang

    merupakan anggota abjad yang melambangkan bunyi bahasa.27

    Pendapat Ehri dan Mc. Cormack belajar huruf adalah komponen

    hakiki dari perkembangan baca tulis anak bisa membaca beberapa kata

    dan mengenal huruf cetak di lingkungan/enviromental print sebelum

    mereka mengetahui abjad. Anak menyebut huruf abjad, dalam belajar

    membaca tidak memiliki kesulitan daripada pihak yang tidak mengenal

    huruf.28

    Menurut Burnett yang dikutip oleh Harun Rasyid dkk menyatakan

    bahwa mengenal huruf merupakan hal penting bagi usia dini yang

    didengar dari lingkungannya baik huruf latin, huruf arab dan lainnya.

    Berbagai huruf yang dikenal anak menumbuhkan kemampuan untuk

    memilih dan memilah berbagai jenis huruf. Melatih anak untuk mengenal

    huruf dan mengucapkan mesti harus di ulang-ulang.29

    Kemampuan mengenal huruf merupakan kemampuan dasar anak

    untuk membaca awal dan menulis. Dan sebaiknya anak-anak

    diperkenalkan dengan huruf sejak dini. Dan kemampuan mengenal huruf

    vokal dan konsonan yang tergolong pada kemampuan fonologi. Fonologi

    merupakan sistem bunyi bahasa. Bahasa adalah bentuk komunikasi yang

    berupa lisan, tertulis ataupun isyarat yang berdasarkan pada suatu

    simbol-simbol.30

    26 Departemen Agama RI. Al-Qur’an Dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, 2007), hlm. 320. 27 Carol Seefelt dan Barbara A Wasik, Pendidikan Anak Usia Dini (Alih Bahasa: Pius Nasar, 2008), hlm. 330-331. 28 Ibid., hal. 331. 29 Harun Rasyid dkk, Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2009), hlm. 241. 30 John W Santrock, Perkembangan Anak (Jakarta: Erlangga, 2010), hlm. 353.

  • 22

    Pengenalan huruf hijaiyah menjadi penting bagi perkembangan

    anak usia dini, pengenalan huruf hiajiyah merupakan dasar yang penting

    untuk mempelajari kitab Al-Qur’an sejak dini, karena jika saat ia membaca

    huruf hijaiyah terbiasa dengan pengucapan yang salah maka akan dapat

    menimbulkan arti yang berbeda.

    Menurut Chaer sebagaimana dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah

    menyatakan bahwa anak-anak yang masih berada dalam masa pekanya

    mudah untuk belajar bahasa. Berbeda dengan orang dewasa atau orang

    yang sudah pekanya sudah lewat tidak akan mudah belajar bahasa llain.

    Apalagi mengganti bahasa yang sudah dinuranikannya dengan orang

    lain.31

    Faktor-faktor yang mendukung kemampuan mengenal huruf

    diantaranya adalah :

    a) Umur anak

    b) Kondisi fisik

    c) Kesehatan

    d) Intelegensi

    e) Status sosial ekonomi keluarga

    f) Hubungan keluarga

    g) Kondisi lingkungan

    h) Bahasa pertama.32

    Bahasa yang dimiliki oleh anak adalah bahasa yang telah dimiliki

    dari hasil pengolahan dan telah berkembang. Anak telah banyak

    memperoleh masukan dan pengetahuan tentang bahasa ini dari

    lingkungan, baik lingkungan keluarga, masyarakat, juga lingkungan

    pergaulan teman sebaya, yang berkembang di dalam keluarga atau

    bahasa ibu.33

    31 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar. (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2011), hlm. 65. 32 Ibid., hal. 73-77. 33 Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm. 36.

  • 23

    Bahasa adalah aspek perkembangan yang berperan penting dalam

    kehidupan manusia. Komponen berbahasa salah satunya adalah bicara

    yang merupakan alat komunikasi, belajar bicara memerlukan proses yang

    panjang dan rumit.34

    Anak manusia mendapatkan banyak pengertian dalam kehidupan

    sehari-hari, karena ia belajar memahami perkataan-perkataan. Dengan

    melalui abstraksi dari peristiwa atau benda-benda (penamaan dengan

    kata-kata), sampailah dia pada pengertian-pengertian.35

    Kemampuan mengenal huruf merupakan bagian dari aspek

    perkembangan bahasa pada lingkup perkembangan keaksaraan. Adapun

    aspek perkembangan bahasa berdasarkan tingkat pencapaian

    perkembangan anak antara lain :

    Tabel 2.2

    Standar Isi Tentang Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Umur

    4-5 Tahun dalam Aspek Perkembangan Bahasa.36

    Lingkup

    Perkembangan

    Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak

    Usia 4-5 Tahun

    A. Memahami Bahasa 1. Menyimak perkataan orang lain

    2. Mengerti dua perintah yang diberikan

    3. Memahami cerita yang dibacakan

    B. Mengungkapkan

    Bahasa

    1. Mengulang kalimat sederhana

    2. Bertanya dengan kalimat yang benar

    3. Menjawab pertanyaan sesuai kenyataan

    4. Menyebutkan kata kata yang didengar

    5. Memperkaya perbendaharaan kata

    C. Keaksaraan 1. Mengenal simbol simbol

    34 Hendra Sofyan, Perkembangan Anak Usia Dini dan Cara Praktis Peningkatannya (Jakarta: CV. INFORMEDIKA, 2014), hlm. 23-24. 35 Abu Ahmadi, Psikologi Umum (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 88. 36 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 (Jakarta: Depdiknas, 2014), hlm. 26.

  • 24

    2. Membuat coretan yang sederhana

    3. Meniru (menuliskan dan mengucapkan) Alif

    sampai Ya

    b. Pentingnya Mengenal Huruf

    Menurut Carol Seefelt dan Barbara A. Wasik, membaca merupakan

    keterampilan berbahasa yang merupakan suatu proses bersifat fisik dan

    psikologis. Keterampilan yang dikembangkan adalah konsep tentang huruf

    cetak. Anak-anak berkesempatan berinteraksi dengan huruf cetak yang

    disediakan oleh guru melalui media bahan alam. Belajar mengenal huruf

    untuk mencapai kemampuan awal bagi anak-anak.37

    Dari pernyataan di atas bahwa mengenal huruf adalah penting bagi

    anak TK/RA dan perlu diajarkan dengan media flash card yang

    merupakan kegiatan yang menyenangkan, tidak membebani anak dan

    memerlukan energi sehingga anak dapat mempelajari bahasa secara utuh

    belajar sesuatu yang diajarkan/diharapkan.

    Dalam hal ini konsep menyeluruh yang dikenalkan kepada anak

    adalah huruf-huruf hijaiyah yang berjumlah 28 huruf, sementara konsep

    khusus yang dikenalkan adalah bentuk-bentuk huruf dan bunyinya.

    Mengingat siswa yang diajar adalah anak usia dini yang masih duduk di

    kelompok A dengan usia antara 4-5 tahun, maka dari ke 28 huruf

    hijaiyyah, anak di arahkan untuk paham bahwa ke-28 huruf yang di

    kenalkan itu adalah huruf hijaiyah, sementara meningat usia mereka yang

    masih dini, diharapkan sekurang-kurangnya siswa mampu mengenal 15-

    20 huruf dan akan lebih baik ke-28 huruf agar mereka terbekali untuk

    masuk ke jenjang sekolah selanjutnya.

    37 Carol Seefeldt dan Barbara A Wasik, Pendidikan Anak Usia Dini (Alih Bahasa: Pius Nasar, 2008), hlm. 329.

  • 25

    c. Huruf Hijaiyah

    Huruf hijaiyah adalah huruf alfabet dalam bahasa Arab. Huruf

    hijaiyah adalah huruf Arab yang terdiri dari huruf Alif sampai Ya.38

    Sedangkan menurut Schulz huruf hijaiyah ada 28 huruf. Huruf pertama

    dalam bahasa Arab sebenarnya adalah hamzah, tetapi karena alif

    biasanya pembawa hamzah, maka ditentukanlah alif sebagai huruf

    pertama dalam urutan huruf.

    Tabel 2.3

    Huruf-Huruf Hijaiyah

    ا ب ت ث ج ح خ

    د ذ ر ز س ش ص

    ض ط ظ ع غ ف ق

    ك ل م ن و ه ي

    Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah huruf hijaiyah.39 Jadi huruf

    hijaiyah yang berjumlah 28 tidak termasuk hamzah, sedangkan yang

    berjumlah 29 termasuk hamzah.

    Menurut uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

    mengenal huruf hijaiyah adalah penguasaan mengenali huruf-huruf dan

    bunyi dari huruf hijaiyah yang berjumlah 28 huruf berdasarkan bentuk,

    bunyi, dan konteksnya dari bahasa yang digunakan, dalam hal ini bahasa

    Al-Qur’an.

    d. Aksara Arab Melayu

    Arab melayu adalah bahasa Indonesia atau Melayu yang

    penulisannya di adaptasi dari aksara Arab yang disesuaikan sesuai

    penulisan huruf Arab. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, aksara adalah

    38 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012), hlm. 513. 39 Muhammad Ainun Najaa, Op.Cit, hal. 3.

  • 26

    sistem tanda grafis yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dan

    sedikit banyaknya mewakili ujaran.40

    Aksara Arab-Melayu adalah aksara arab yang berkolaborasi

    dengan bahasa Melayu dengan beberapa penyesuaian dan tambahan

    huruf. Artinya aksara Arab-Melayu merupakan campuran aksara Arab

    yang terdiri dari 28 aksara yang dimulai dari huruf “alif” sampai “ya” dan

    ditambah dengan lima aksara yang bukan aksara Arab, melainkan aksara

    yan diciptakan oleh orang Melayu sendiri. Penambahan aksara tersebut

    digunakan untuk variasi menjawab keperluan fonem Melayu yang lebih

    banyak dibandingkan fonem Arab itu sendiri. Aksara tambahan itu adalah

    “ca”, “nga”, “pa”, “ga”, dan “nya”. Bentuk tempat aksaranya sama dengan

    aksara Arab namun ditambahkan dengan beberapa titik sebagai pembeda

    bunyi dan fungsinya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ikram, bahwa

    dikarenakan sistem fonologi bahasa Melayu tidak sama dengan sitem

    fonologi bahasa Arab, maka digunakan bantuan titik diakritik untuk

    menyatakan bunyi bahasa yang tidak ada di dalam bahasa Arab. Oleh

    karenanya, tidak semua huruf Arab dapat digunakan secara tepat untuk

    menuliskan bahasa Melayu, kevuali dengan melakukan beberapa

    penambahan titik dengan tidak mengubah bentuk guruf aslinya, seperti

    huruf p-c-g-ng-ny. Dimana tujuan pembelajaran Arab Melayu itu sendiri

    memberikan bekal kepada untuk mengetahui huruf Abar Melayu.41

    Tabel 2.4

    Huruf Arab Melayu

    alif ا ba ب ta ت tsa ث Jim ج

    ha ح ca چ kho خ dal د ḍa ڎ

    dzal ذ ra ر zal ز sin س shin ش

    40 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012), hlm. 52. 41 Tuti Hidayati & Nurhuda Ahmad, Pelajaran Tulisan Arab Melayu (Pekanbaru: Usaha Putra Riau, 2012), hlm 9.

  • 27

    shad ص dhah ض tho ط ta ڟ dzo ظ

    ain‘ ع ghain غ nga ڠ fa ف pa ڤ

    qof ق kaf ك ga ڬ lam ل mim م

    nun ن nya ڽ waw و ha ه ya ي

    Huruf aksara Arab Melayu atau nama lain aksara arab Melayu ialah

    bahasa Jawi menurut kamus linguistik adalah huruf arab yang dipakai

    untuk memuliakan bahasa Melayu. Sedangkan huruf Arab itu sendiri

    adalah aksara yang mula-mula dipakai untuk menuliskan bahasa Arab,

    diturunkan dari Aksara Aramea, aksara Arab Melayu sudah dipergunakan

    pada akhir abad ke 14 dan awal ke 15 serta peninggalan tertua beraksara

    Arab berasal dari tahun 512 M.42

    Kala itu kerajaan malaka di Islam dengan masuk Islamnya kerajaan

    malaka-parameswara bergelar megat Iskandar Syah, beliau merupakan

    raja malaka pertama yang memeluk agama Islam yaitu sekitar 1400 M.

    Sejak saat itu pula dunia melayu selalu disandingkan dengan Islam

    sehingga disebut dengan Melayu apabila memiliki tiga kategori :

    1. Berbahasa Melayu

    2. Ber adat resam (berbudaya) Melayu

    3. Beragama Islam

    e. Anak Usia Dini

    Anak Usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang

    secara terminologi disebut sebagai anak usia prasekolah. Usia demikian

    merupakan masa peka bagi anak. Para ahli menyebutkan sebagai masa

    golden age, dimana perkembangan keceedasan pada masa ini

    peningkatan sampai 50%. Pada masa ini terjadinya pematangan fungsi-

    fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh

    lingkungan. Masa ini merupakan tempo untuk meletakkan dasar pertama

    42 Roihan Nasution, Dapat Membaca dan Menulis Aksara Arab Melayu (Medan: Al-Hijra, 2013), hlm. 55.

  • 28

    dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, seni, sosial

    emosional, disiplin diri, nilai-nilai agama, konsep diri, dan kemandirian.43

    Anak merupakan pribadi yang unik. Setiap anak mempunyai pribadi

    yang berbeda-beda. Anak usia dini adalah individu yang sedang

    mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat,

    bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan.44

    Menurut pandangan Islam, anak merupakan amanah (titipan) dari

    Allah SWT yang harus dijaga, dirawat, dan di pelihara dengan sebaik-

    baiknya oleh setiap orang tua. Sejak lahir anak telah diberikan berbagai

    potensi yang dapat dikembangkan sebagai penunjang kehidupannya di

    masa mendatang. Bila potensi inin tidak diperhatikan, nantinya anak akan

    mengalami hambatan dalam pertumbuhan maupun perkembangannya.

    Rasulullah bersabda :

    َراِنهِ َساِنِه أَْو يَُنِصِّ َداِنِه أَْو يَُمِجِّ ُكلُّ َمْولُْوٍد يُْولَُد َعلَى اْلِفْطَرةِ، فَأََبَواهُ يَُهِوِّ

    Artinya :”Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, Majusi”. (H.R. Bukhari Muslim).45 Fitrah dalam Hadits di atas mengandung makna potensi

    (kemampuan dasar anak). Para musyafir menyebutkan bahwa fitrah

    diartikan sebagai potensi kebaikan yang dibawa oleh anak sejak lahir.46

    Beberapa sifat unik tersebut pada umumnya terdapat pada diri

    anak usia dini. Dengan beberapa sifat unik tersebut maka para orang tua,

    pendidik dan juga yang peduli terhadap anak harus dapat mengetahui dan

    memahami bagaimana cara mengatasi dan menghadapi sifat unik

    tersebut, selain itu dalam menghadapi keunikan tersebut juga harus hati-

    hati dan dipertimbangkan terlebih dahulu agar tidak memberikan pengaruh

    43 Isjoni, Model Pembelajaran Anak Usia Dini (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 19. 44 Mulyasa, Manajemen PAUD (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 16. 45 Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hlm. 237. 46 Muhammad Fadillah, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 44.

  • 29

    yang kurang baik bagi anak. Pendidikan bagi anak usia dini sangatlah

    penting, dan tidak hanya dalam Al-Qur’an saja akan tetapi Rasulullah

    SAW pun memberikan tuntunan dalam mendidik anak usia dini. Beberapa

    sifat mendasar yang diupayakan dalam mendidik anak usia dini

    diantaranya yaitu :

    a. Memiliki sifat lemah lembut dan berbudi luhur

    b. Ramah dan menjauhi sifat bengis

    c. Hati yang penuh kasih sayang.

    Beberapa sifat mendasar dalam mendidik anak usia dini tersebut

    diharapkan dapat terlaksana dan diterapkan dalam lembaga pendidikan

    anak usia dini dan juga lembaga pendidikan pada jenjang ditingkatan

    atasnya. PAUD memegang peranan yang sangat penting dan

    menentukan bagi sejarah perkembangan anak selanjutnya karena

    merupakan fondasi bagi dasar kepribadian anak.47

    Masa kanak-kanak merupakan masa perkembangan psikis yang

    terbesar. Masa ini oleh kohnstam dinamakan masa sinthesis dimana anak

    mengalami perkembangan pengamanan indera yang terbesar, karena

    anak pada masa itu sudah cakap berjalan dan berlari-lari, maka dunianya

    telah bertambah luas. Kesanggupan bicara berkembang cepat sekali, baik

    dalam perbendaharaan kata maupun dalam kalimat, anak telah dapat

    membuat kalimat majemuk dan telah sering mengemukakan pertanyaan

    mengapa.48

    Setiap anak adalah unik. Mereka begitu polos, lugu, namun

    menyimpan segudang potensi luar biasa yang sering kali mencengangkan

    orang dewasa. Sebagai manusia, mereka dibekali akal yang akan terus

    berkembang seiring dengan bertambahnya usia dan kematangan diri.

    Adapun pengelompokan karakter anak usia dini dibagi atas 3 tahap antara

    lain:

    47 Ihsana El-Khuluqo, Manajemen PAUD (Pendidijan Anak Usia Dini) (Yogyakarta: UHAMKA Press, 2015), hlm. 40. 48 Mustaqim & Abdul Wahid, Psikologi Pendidikan ( Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm. 47-48.

  • 30

    1. (Usia 0-18 atau 24 bulan), di tahap pertama, anak (bayi)

    menggunakan sensor, indera, dan otot reflek mereka untuk

    mempelajari hal-hal baru.

    2. (Usia 2-6 atau 7 tahun), di tahap kedua ini anak-anak sudah mampu

    berpikir secara simbolis dan telah mampu berbicara untuk memahami

    dan dipahami oleh lingkungan di sekitar mereka.

    3. (Usia 7-12 tahun), di tahap ketiga kemampuan mereka dalam berfikir

    mengingat dan berkomunikasi maju semakin pesat, karena sekarang

    mereka telah dapat berfikirsecara logis. Kegiatan-kegiatan mereka di

    tahap ini ditandai sebagai “social play”, kemampuan memahami

    sekitar.

    Dari paparan tersebut dapat penulis simpulkan bahwa tahap

    pertumbuhan anak yang berusia 0-7 tahun, kebutuhan bermainnya lebih

    tinggi, oleh karena itu setiap pengajar (ustadz/ustadzah) perlu

    memperhatikan metode dan media yang digunakan untuk memudahkan

    anak-anak dalam memahami karena setiap mereka mempunyai

    kemampuan dan impian yang luar biasa.

    Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilisasi segenap

    komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan

    pendidikan.49 Pendidikan mempunyai peranan penting yang sangat

    menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama

    bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan

    bergantung kepada cara kebudayaan tersebut mengenali, menghargai,

    dan memanfaatkan sumber daya manusia dan hal ini berkaitan erat

    dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota masyarakat,

    kepada peserta didiknya.50

    49 Lathifah Husein, Profesi Keguruan Menjadi Guru Profesional, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2017), hlm. 54. 50 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hlm. 6.

  • 31

    f. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

    Bahasa adalah alat untuk menyampaikan isi hati atau pikiran

    seserang sehingga dengan bahasa, orang lain dapat mengerti tentang isi

    hati atau pikiran yang disampaikan, misalhnya melalui bahasa isyarat,

    tertulis atau lisan.51

    Bahasa bagi seorang anak sangatlah penting. Bahasa merupakan

    suatu bentuk penyampaian pesan terhadap sesuatu yang diinginkan.

    Dengan bahasa, orang tua atau pendidik akan tahu apa yang menjadi

    keinginan anaknya. Ketika anak-anak masih relative kecil (bayi), bahasa

    yang digunakan bahasa isyarat yang ditunjukkan melalui ekspresi

    wajahnya.52

    Pada usia 4-6 tahun kemampuan berbahasa anak akan

    berkembnang sejalan dengan rasa ingin tahu serta sikap antusias yang

    tinggi, sehingga timbul pertanyaan-pertanyaan dari anak dengan

    kemampuan berbahasanya. Perkembangan berbahasa juga akan terus

    berkembang sejalan dengan intensitas pada teman sebayanya.53

    Tingkat pencapaian perkembangan bahasa anak usia 4-5 tahun

    dapa melakukan hal-hal sebagai berikut : a). menerima bahasa, b).

    Mengumgkapkan bahasa, dan c). keaksaraan. Tingkat pencapaian

    perkembangan menerima bahasa anak diharap dapat: 1) menyimak

    perkataan orang lain, 2) mengerti dua perintah yang diberikan bersamaan,

    3) memahami cerita yang dibacakan, 4) mengenal perbendaharaan kata.54

    Mengungkapkan bahasa anak diharap dapat: 1) mengulang kalimat

    sederhana, 2) menjawab pertanyaan sederhana, 3) mengungkapkan

    perasaan dengan kata sifat, 4) menyebutkan kata-kata yang dikenal, 5)

    mengutarakan pendapat kepada orang lain, 5) menyatakan alasan

    51 Surajiyo. et.all, Dasar-Dasar Logika (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 16. 52 Yudi Irfan Daniel. et.all, Pendidikan Karakter Keluarga Islam (Jambi: Salim Media Indonesi, 2017), hlm. 9-97. 53 Uyu Wahyudin & Mubiar Agustin, Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini ( Bandung : PT Refika Aditama, 2011), hlm. 38. 54 Permendiknas, Standar Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta: Depdiknas, 2010), hlm . 10.

  • 32

    terhadap sesuatu yang diinginkan atau ketidaksetujuan, 6) menceritakan

    kembali cerita/dongeng yang pernah didengar. Keaksaraan anak diharap

    dapat: 1) mengenal simbol-simbol, b) mengenal suara-suara hewan/

    benda yang ada disekitarnya, 3) membuat coretan yang bermakna, dan

    meniru huruf.55

    Perkembangan bahasa dapat distimulasi oleh orang-orang terdekat

    anak, seperti orang tua, saudara, pengasuh, guru, dan sebagainya.

    Berhubung anak belajar bahasa melalui meniru/modeling, maka orang-

    orang di lingkungannya perlu banyak mengajaknya bicara, dan dengan

    bahasa yang benar. Banyak metode pengembangan bahasa yang dapat

    diterapkan pada masa ini, antara lain melalui bercerita, menceritakan

    kembali, bermain sosiodrama, dan masih banyak metode yang dapat

    diterapkan untuk mengembangkan bahasa anak.56

    Perkembangan kemampuan berbahasa pada anak usia dini

    dengan cara mulai mengenalkan nama dirinya atau nama benda yang ada

    disekitarnya, akan membantu anak secara cepat dalam mengenal huruf-

    huruf, kata-kata, dan suara. Melatih mengenal huruf menjadi bagian

    penting dalam membangun kemampuan bahasa anak usia dini.57

    Perkembangan ahasa pada anak mencakup empat komponen,

    yaitu : kemampuan berbicara, keterampilan menulis, kemampuan

    membaca, dan keterampilan menyimak. Dari empt komponen berbahasa

    tersebut terdapat keterkaitan yang erat dengan pola asuh yang diterapkan

    orang tua kepada anak. Sejalan dengan penelitian Resiyani menunjukkan

    bahwa bila pola asuh yang diterapkan baik (tepat) dan sesuai dengan

    kebutuhan anak, maka akan diikuti perkembangan berbicara pada anak

    yang baik pula, maka akan diikuti perkembangan berbicara pada anak

    yang baik pula. Begitu pula sebaliknya, bila pola asuh yang diterapkan

    55 Ibid., hal. 11. 56 Rita Eka Izzaty dkk, Perkembangan Peserta Didik (Yogyakarta: UNY Press, 2008), hlm. 103-104. 57 Harun Rasyid dkk, Op.Cit, hal. 129.

  • 33

    kurang baik dan tidak sesuai dengan kebutuhan anak, akan diikuti dengan

    perkembangan berbicara yang kurang baik pula.58

    Perilaku, bahasa, dan karakteristik dari ranah kerja sama

    mengungkapkan kaitan yang jelas dengan bermain yang menantang

    intelektual. Karena itu ketika bermain ditempatkan ke ranag kerjasaama,

    para pengamat juga melihat potensi belajar yang mendalam dari bermain

    ketika mereka melihat anak-anak menciptakan dan memecahkan masalah

    bersama dan terlibat ke bermain dengan menggunakan sumber bermain

    dan bahasa yang lebih kompleks yang memberi karakter ke ranah ini.59

    g. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Anak Usia

    Dini

    Bahasa anak dapat berkembang cepat jika anak memiliki

    kemampuan dan didukung oleh lingkungan yang baik. Berikut ini ada

    beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan bahasa anak

    udia dini:60

    1) Anak berada di dalam lingkungan yang positif dan bebas tekanan.

    2) Menunjukkan sikap dan minat yang tulus pada anak.

    3) Menyampaikan pesan verbal diikuti dengan pesan nonverbal.

    4) Dalam bercakap-cakap dengan orang, orang dewasa perlu

    menunjukkan ekspresi yang sesuai dengan ucapannya. Perlu diikuti

    gerakan, mimik muka, dan intonasi yang sesuai.

    5) Melibatkan anak dalam berkomunikasi.

    2. Media Flash Card

    a. Pengertian Media Pembelajaran

    Kata media berasal dari bahasa Latin, bentuk jamak dari kata

    medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dalam bahasa

    Arab, media adalah perantara ( وسائل ) atau pengantar pesan dari pengirim

    58 Lilis Madyawati, Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak (Jakarta: Kencana, 2016), hlm. 49. 59 Pat Broadhead. et. all, Bermain dan Belajar Pada Anak Usia Dini (Jakarta: Indeks, 2017), hlm. 61. 60 Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, Panduan PAUD Pendidikan Anak Usia Dini (Ciputat: Gaung Persada Press Group, 2013), hlm. 109.

  • 34

    ke penerima pesan.61 Jadi, media adalah pengantar atau perantara pesan

    dari pengirim pesan kepada penerima pesan.

    Banyak tahap perkembangan bahasa yang harus dilewati dan tentu

    saja dengan banyak latihan serta pengalaman. Dan yang terpenting,

    bagaimana lingkungan memberikan dukungan dan stimulasi sewaktu

    masa kanak-kanak mereka, sehingga mereka bisa semahir sekarang ini.

    Tentu tidak semua dari kita ingin anaknya menjadi orator atau pembawa

    acara. Namun paling tidak semua orang pasti ingin anaknya melewati

    masa perkembangan sesuai tahapan yang diharapkan, termasuk

    perkembangan bahsanya.62

    Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa media

    adalah suatu alat/perantara yang dapat digunakan untuk menyampaikan

    informasi dari pengantar pesan/pendidik kepada penerima pesan/peserta

    didik agar dapat merangsang perhatian peserta didik agar dapat tertarik

    dalam proses pembelajaran sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam

    pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan maksimal. Jadi semua yang

    digunakan guru dalam menyampaikan pesan kepada peserta didiknya

    agar mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai merupakan media.

    Media dapat berupa apa saja yang digunakan pendidik dalam

    menyampaikan materi. Baik itu hanya berupa papan tulis, kapur tulis, dan

    penghapus, itu juga termasuk media. Media dalam pembelajaran haruslah

    memberikan pengaruh kepada peserta didik. Pengaruh tersebut haruslah

    yang lebih positif, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar peserta

    didik. Prestasi belajar peserta didik akan meningkat lebih cepat jika dalam

    pembelajaran pendidik menggunakan media dalam menyampaikan materi

    yang akan disampaikan.

    Bukan hanya itu guru juga salah satu media/sumber belajar karena

    dari gurulah anak-anak mendapatkan pembelajaran. Peran guru sebagai

    tempat belajar merupakan peran yang sangat penting, yaitu guru sebagai

    61 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 3 62 Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia dini Pengantar dalam Berbagai Aspeknya (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm. 36.

  • 35

    tempat bertanya bagi peserta didik. Sebagai tempat bertanya, guru sudah

    seyogyanya kaya akan pengetahuan (knowledge). Guru harus menguasai

    berbagai macam literatur yang terkait dengan pembelajarannya. Sebagai

    sumber belajar yang baik, berarti guru menjadi pusat atau sumber

    pengetahuan peserta didik. Guru berperan sebagai pusatnya

    pengetahuan yang bersifat langsung, artinya peserta didik dapat bertanya

    secara langsung dan memperoleh pengetahuan secara cepat.63

    Sedangkan media pembelajaran atau ( وسائل اإلعالم التعلم ) dalam

    kegiatan belajar mengajar sering pula pemakaian katanya digantikan

    dengan istilah-istilah seperti alat pandang dengar, bahan pengajaran

    (instructional material), komunikasi pandang dengar (audio-visual

    communication), pendidikan alat peraga pandang (visual education),

    teknologi pendidikan (educational technology), alat peraga (وسائالاليضاح)

    dan media penjelas (الوسائط التفسيرية ). Menurut Azhar Arsyad apabila media

    itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional

    atau mengandung maksud-maksud pengajaran, maka media itu disebut

    media pembelajaran.64 Jadi dapat diartikan bahwa media pembelajaran

    merupakan perantara yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari

    pengirim pesan menuju ke penerima pesan yang mengandung maksud-

    maksud pengajaran sehingga tercapailah tujuan pembelajaran yang ingin

    dicapai.

    Media pembelajaran sangat penting dalam proses belajar

    mengajar. Pentingnya media tersebut karena sangat besar pengaruhnya

    dalam proses pembelajaran. Salah satu fungsi utama dari media

    pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut

    mempengaruhi iklim kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan

    diciptakan oleh guru.

    Penggunaan media pembelajaran di kelas diharapkan agar peserta

    didik mampu menguasai materi pembelajaran yang disampaikan pendidik.

    63 Aminatul Zahroh, Membangun Kualitas Pembelajaran Melalui Dimensi Profesionalisme Guru (Bandung: Penerbit Yrama Wadya, 2015), hlm.172. 64 Azhar Arsyad, Op Cit, hal. 6.

  • 36

    Media tersebut dimaksutkan agar mempermudah pendidik didalam

    penyampaian materi yang akan diajarkan. Penggunaan media dalam

    pembelajaran akan mempermudah jalannya pembelajaran di dalam

    maupun di luar kelas. Pendidik dalam menyampaikan materi juga akan

    lebih ringan.

    Media membangkitkan keinginan dan minat baru, media

    membangkitkan motivasi dan merangsangpeserta didik untuk belajar lebih

    optimal, media memberikan pengalaman yang menyeluruh dari sesuatu

    yang konkret maupun abstrak. Oleh karena itu, mediaa pembelajaran baik

    adalah alat bantu pengajaran maupun sebagai pendukung agar materi

    atau isi pelajaran semakin jelas dan dengan mudah dapat dikuasai dari

    proses pembelajaran di kelas untuk mendapatkan hasil belajar yang

    maksimal seorang pendidik harus mempunyai pengetahuan tentang

    pengelolaan media, tidak ada suatu media yang terbaik untuk mencapai

    suaru pembelajaran.65 Berdasarkan penjelasan tersebut, maka

    penggunaan media sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas.

    Pembelajaran yang menggunakan media hasilnya akan lebih maksimal

    dibandingkan dengan pembelajaran tanpa menggunakan media.

    Media dapat berasal dari lingkungan sekitar, lingkungan yang

    berada disekitar kita baik di sekolah maupun di luar sekolah dapat

    dijadikan sebagai media. Lingkungan tersebut meliputi masyarakat

    disekiling sekolah, lingkungan fisik di sekitar sekolah, bahan-bahan yang

    tersisa atau tidak terpakai dan bahan-bahan bekas yang bila diolah dapat

    dimanfaatkan kembali, serta peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi

    dalam masyarakat.

    Pengadaan media sebagai sumber belajar juga dapat ditempuh

    melalui berbagai cara, diantaranya yaitu pembelian, hadiah atau

    sumbangan, bekerja sama, dan yang paling penting membuat atau

    65 Mursid, Belajar dan Pembelajaran (Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, 2015), hlm. 48.

  • 37

    produksi sendiri.66 Jika pengadaan media ditempuh dengan sering beli,

    tentunya akan menghabiskan banyak biaya dan kebutuhan yang ada di

    sekolah/lembaga itu tidak hanya untuk pengadaan suatu media saja.

    kebutuhan di sekolah itu banyak, sehingga pengadaan media tidaklah

    harus sering membeli. Media dapat dibuat sendiri dengan bahan-bahan

    yang terdapat disekitar kita, yang mudah ditemukan.

    b. Ciri-ciri Media Pembelajaran

    Media dalam pembelajaran itu harus menyesuaikan peserta

    didiknya. Media tidak hanya agar dapat diserap dan dipahami satu siswa

    saja dalam suatu kelas, akan tetapi media juga harus dapat diterima oleh

    semua siswa dalam kelas tersebut dan semua media yang digunakan

    dalam pembelajaran mempunyai ciri-ciri, diantaranya adalah sebagai

    berikut :

    a. Ciri Fiksatif (Fixative Properti)

    Ciri fiksatif merupakan kemampuan media merekam, menyimpan,

    melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu

    peristiwa atau objek tersebut dapat disusun kembali melalui fotografi,

    video tape, audio tape, disket computer, dan film.67 Berbagai media

    tersebut dapat membantu dalam merekam dan menyimpan suatu

    peristiwa atau objek, sehingga peristiwa atau objek tersebut dapat

    digunakan atau ditayangkan setiap saat dibutuhkan.

    Ciri fiksatif pada media ini memudahkan pendidik menyampaikan

    materi yang tidak bisa diperlihatkan secara langsung mengenai suatu

    peristiwa yang ingin disampaikan. Jadi, peserta didik tidak harus dibawa

    ke suatu tempat dimana suatu kejadian atau peristiwa tersebut terjadi,

    karena itu tidaklah mungkin dilakukan. Kejadian atau peristiwa tertentu

    belum tentu dapat disaksikan secara langsung oleh peserta didik, karena

    tidak semua kejadian atau peristiwa terjadi dalam waktu yang sering,

    karena ada juga kejadian atau peristiwa yang hanya terjadi beberapa

    66 Mursid, Pengembangan Pembelajaran PAUD ( Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2017), hlm. 42. 67 Azhar Arsyad, Op .Cit, hal. 15.

  • 38

    puluh tahun sekali dan bahkan terjadinya dimasa lampau/dimasa lalu dan

    sekarang sudah tidak terjadi lagi. Jadi dengan media tersebut, pendidik

    akan lebih mudah dalam menyampaikan materi mengenai suatu peristiwa

    atau kejadian yang sulit ditayangkan secara langsung tersebut.

    b. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

    Ciri manipulatif merupakan kemampuan media dalam menyajikan

    suatu objek atau peristiwa yang lama dapat disajikan dalam waktu yang

    singkat dan cepat.68 Misalnya peristiwa tersebut berupa peristiwa daur

    kupu-kupu. Kemampuan media ini dalam menyimpan suatu peristiwa atau

    objek memerlukan kesungguhan, ketelitian, dan juga kejelian, karena

    apabila terjadi kesalahan sedikitpun dalam merekam, memotong ataupun

    yang lainnya dapat memberikan penafsiran yang berbeda ketika peristiwa

    atau objek tersebut disajikan.

    Banyak kejadian yang waktu mulai hingga selesainya itu

    menggunakan waktu yang lama, sehingga tidak mungkin kalau disaksikan

    secara langsung. Begitu juga dengan kejadian atau peristiwa yang

    membutuhkan ketelitian dan kejelian dalam memperhatikan kejadian

    tersebut, sehingga apabila menyaksikan secara langsung itu kesulitan.

    Jadi, dengan media yang mempunyai ciri manipulatif ini pendidik dapat

    memanipulasi suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam waktu

    yang lama dapat disampaikan secara lebih singkat dan cepat serta lebih

    terlihat teliti dan jeli.

    c. Ciri Distributif (Distributive Property)

    Ciri distributif merupakan kemampuan media dalam

    mentransformasikan suatu peristiwa atau kejadian yang dapat disajikan di

    beberapa tempat dalam waktu yang berbeda. Misalnya menyajikan

    tanaman atau hewan yang langka di tempat yang tidak terdapat tanaman

    ataupun hewan tersebut.69

    68 Ibid., hal. 13. 69Ibid., hal. 17.

  • 39

    Ciri distributif yang terdapat dalam media menjadikan pendidik lebih

    mudah dalam menyampaikan materi seperti tanaman atau hewan langka

    yang tidak terdapat di daerah tersebut, dapat ditayangkan dimana saja

    dan juga kapan saja pendidik berkehendak, tanpa harus membawa

    aslinya. Media tersebut juga tidak hanya dapat digunakan oleh 1 pendidik

    saja, akan tetapi dapat digunakan juga oleh semua pendidik yang ingin

    menggunakannya walaupun dalam waktu yang bersamaan.

    c. Manfaat dan Fungsi Penggunaan Media Pembelajaran

    Secara umum, menfaat media dalam proses pembelajaran adalah

    memperlancar interaksi antara guru dan siswa sehingga kegiatan

    pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara khusus ada

    beberapa manfaat media yang lebih rinci. Badru Zaman

    mengidentifikasikan beberapa manfaat media pembelajaran yaitu:70

    1. Anak dapat berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya.

    2. Keseragaman pengamatan atau persepsi belajar p