27
PENERAPAN BATIK KE DALAM DESAIN ARSITEKTUR Menggunakan Metoda Analogi Lucia ina 3209 207 001

Menggunakan Metoda Analogi - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Master-16785-Presentation-pdf.pdf · Latar Belakang : •Akulturasi, globalisasi •Bagaimana seharusnya

Embed Size (px)

Citation preview

PENERAPAN BATIK KE DALAM DESAIN ARSITEKTUR

Menggunakan Metoda

Analogi Lucia ina

3209 207 001

PENDAHULUAN

Latar Belakang : •Akulturasi, globalisasi •Bagaimana seharusnya nilai lokal arsitektur ditampilkan •Hubungan antara pakaian dan arsitektur •Seni Batik sebagai budaya Indonesia

Perumusan Masalah : •Sebagai reaksi yang timbul dari akulturasi •Batik sebagai inspirasi/gagasan •Identitas lokal budaya Indonesia •Perancangan Bangunan

Programming

Data Collection

Analysis

Synthesis

Development

Communication

Analytical Phase

Creative Phase

Executive Phase

Observation Measurement Inductive Reasoning Evaluation Judgment Deductive Reasoning Decision Description Translation Transmission

Proses Desain dari Bruce Archer :

METODOLOGI PERANCANGAN : Alur perancangan

PEMAHAMAN

EKSPLORASI

ANALISA

SINTESA

HASIL RANCANG

LATAR BELAKANG : PERUMUSAN MASALAH : METODA PERANCANGAN :

Analogi PERMASALAHAN PERANCANGAN :

KAJIAN PUSTAKA : 1. Batik 2. Budaya 3. 2D, 3D 4. Persepsi &

Sensori Ornamen 5. Geometri 6. Rangkaian

Geometri : Teselasi

7. Material & System yang dipakai

KAJIAN PRESEDEN : 1. Pr. Analogi 2. Pr. Bang. Batik 3. Pr. Bang. Teselasi STUDI LAPANGAN &

DOKUMENTASI

BATIK >< ARSITEKTUR : - Persamaan - Perbedaan

PENGANALOGIAN MOTIF BATIK ANALISA SITE PEMROGRAMAN FASILITAS

Strategi Desain : “FIGURE AND GROUND” Konsep Perancangan : “MEMBATIK DENGAN ARSITEKTUR” Teknik Desain : “TESELASI”

PEMAHAMAN

LATAR BELAKANG : PERUMUSAN MASALAH : METODA PERANCANGAN : PERMASALAHAN PERANCANGAN :

Globalisasi Bangunan Modern Di Indonesia

?????? Identitas Lokal

•Batik sebagai Inspirasi perancangan •Transformasi 2D ke 3D •Mencari karakter batik yang dianalogikan •Mencari karakter material

Analogi Perbandingan

EKSPLORASI : Kajian pustaka

KAJIAN PUSTAKA : 1. Batik Untuk memahami & mengerti batik

2. Budaya Untuk mengetahui sejauh mana budaya

mempengaruhi arsitektur 3. 2D, 3D Untuk memindahkan motif batik 2D ke bangunan

3D 4. Persepsi & Sensori Ornamen Untuk mengetahui bagaimana persepsi pengamat

didalam menerima motif batik yang akan dibuat pada bangunan

5. Geometri Sebagai alat bantu didalam mengaplikasikan motif batik pada bangunan

6. Rangkaian Geometri : Teselasi Sebagai teknik yang dipakai didalam merangkai geometri-geometri batik tersebut

7. Material & System yang dipakai Untuk menentukan kombinasi antara material lokal & sistem struktur yang digunakan

KAJIAN PRESEDEN : 1. Preseden Analogi Contoh bangunan modern yang menggunakan

analogi 2. Preseden Bang. Batik Contoh bangunan yang berusaha memunculkan

batik 3. Preseden Bang. Teselasi Contoh bangunan yang menggunakan teknik Teselasi STUDI LAPANGAN & DOKUMENTASI

EKSPLORASI Kajian pustaka : batik

Filosofi Batik

Ragam hias batik

Makna Warna Batik

Proses Pembuatan Batik Tradisional

Tinjauan Batik di Jawa Timur

EKSPLORASI Kajian pustaka : budaya

Bangunan menjadi arsitektur karena ia memiliki kandungan budaya. (Ballantyne, 2002)

Menurut Larry L. Ligo : “Arsitektur mempunyai fungsi yang luas yaitu fungsi kebudayaan, oleh karenanya dalam kenyataan dapat dijumpai adanya simbol-simbol arsitektur yang menandai budaya yang terkandung di dalamnya”.

Amos Rapoport : untuk dapat memahami arsitektur dengan sebaik-baiknya, akan didapat bila orang memiliki pandangan yang lebih luas dan meninjau faktor-faktor sosio budaya, dalam arti seluas-luasnya, lebih dari iklim, teknologi, material dan ekonomi.

EKSPLORASI Kajian pustaka : 2D, 3D

PRIJOTOMO : Rupa : benda-benda geometri dalam keadaan dwi matra Bangun merupakan benda-benda geometri dalam keadaan trimatara. Untuk mendapatkan pergantian matra (dari dwimatra ke trimatra atau sebaliknya dapat dilakukan

melalui proses pemalihan (transformasi), kombinasi dan dekomposisi. Beberapa unsur arsitektur penggubah kesan ruang (mengubah dwimatra menjadi trimatra) : warna,

tekstur, ragam hias, batang dan lempeng

WUCIUS WONG : Dalam rancang dwimatra (2D) terdapat tiga kelompok unsur (Wong, 1977): a. Unsur konsep : titik, garis, bidang dan gempal b. Unsur rupa : raut, ukuran, warna dan barik c. Unsur pertalian : kedudukan, arah, ruang dan gaya berat Unsur konsep tidak berwujud, tapi terasa seolah-olah ada. Unsur rupa dapat dilihat dan menentukan penampilan akhir sebuah rancang. Unsur pertalian mengendalikan racana keseluruhan dan pertalian batin semua unsur rupa. Semua unsur tersebut juga berlaku untuk perancangan trimatara (3D) walaupun batasannya sedikit

berbeda, ditambah dengan beberapa unsur ragang yang merupakan perwujudan unsur konsep.

D.K. CHING : BIDANG (2-D) : Sebuah garis diperluas menjadi sebuah yang memiliki : panjang dan lebar, rupa bentuk, permukaan, orientasi dan posisi. RUANG (3-D) : Sebuah bidang diperluas menjadi sebuah yang memiliki : panjang, lebar dan tinggi, bentuk/ruang, permukaan, orientasi dan posisi. Sebuah bidang dikembangkan (menurut arah selain dari sifat arah yang telah ada) berubah menjadi ruang. Berdasarkan konsepnya, sebuah ruang mempunyai tiga dimensi yakni panjang, lebar dan tinggi. Sebagai unsur tiga dimensi didalam perbendaharaan perencanaan arsitektur, suatu ruang dapat berbentuk padat dimana ruang dipindahkan oleh massa atau ruang kosong dimana ruang berada didalam atau dibatasi oleh bidang-bidang.

Teselasi di alam

Rotasi Translasi Kombinasi Refleksi

Bentuk sederhana Teselasi

Konfigurasi Teselasi

EKSPLORASI Kajian pustaka :

Teselasi

-Banyak terdapat hampir di seluruh Indonesia, -Indonesia memiliki ± 200 species bambu dengan populasi terbanyak di dunia -Bersifat murah dan berkelimpahan, dapat sebagai pengganti kayu -Pertumbuhan bambu cepat sekali, sekitar 7-40cm per hari Sebuah bambu dengan panjang 18m memerlukan waktu 59 hari, dibandingkan dengan pohon berketinggian sama memerlukan 60 tahun -Bambu memiliki 50-55% lebih banyak selulosa dari kayu, sehingga bambu cepat membusuk dan hanya dapat bertahan 2-3 tahun, tetapi dengan pengawetan dan perawatan yang tepat, bambu dapat bertahan hingga 15 tahun lebih -Mutu bambu dipengaruhi oleh : 1. Masa memotong pohon bambu 2. Perawatan dan pengeringan bambu 3. Pengawetan bambu -Bambu yang digunakan untuk konstruksi harus : - Tua, berwarna kuning jernih atau hijau tua - Berserat padat dengan permukaan mengkilap - Di tempat ruas tidak boleh ada pecah - Bambu yang kering dengan kadar air 12%

EKSPLORASI : Material bambu

Fakta tentang Bambu

EKSPLORASI : Kajian preseden Material bambu

Bangunan Kali Code

EKSPLORASI : Material bambu

Bangunan Bambu

Penggunaan teknologi bamboo space frame pada German-Chine Pavilion, Shanghai Expo, 2010

Penggunaan Bambu pada Vietnam Pavilion, Shanghai Expo 2010

-Merupakan tanaman tropis merambat, termasuk keluarga palem-paleman. -Mempunyai bentuk kecil, tipis dengan diameter sekitar 2-7 cm. - Tampak seperti bambu kecil, tetapi tidak berongga, rotan mempunyai batang yang solid tetapi sangat lentur, tidak dapat berdiri sendiri. - Hampir 70% populasi rotan hidup di Indonesia, kebanyakan berada di pulau Sulawesi, Sumbawa dan Borneo. - Rotan tumbuh lebih cepat dari kayu, mudah dipanen dengan menggunakan peralatan sederhana serta mudah pengangkutannya. Selama ini rotan banyak digunakan untuk membuat furniture. - Rotan merupakan material yang bersifat ringan, tahan lama dan fleksibel. Dapat dicat, dipolitur, dipernis maupun diberi pewarna lainnya. (Rattan, Wikipedia, 26/02/11)

EKSPLORASI : Material rotan

Fakta tentang Rotan

EKSPLORASI : Material rotan

Bangunan rotan

Penggunaan anyaman rotan pada fasad bangunan Spain Pavilion, Shanghai Expo, 2010

EKSPLORASI : kajian preseden

Bangunan Analogi

Arab World Institute oleh Jean Nouvel

Moucharabieh sebagai analogi Arab World Institute Fungsi kisi-kisi Moucharabieh sebagai penghawaan dan pencahayaan alami seperti pada jendela complex of Sultan Qala’un, Cairo (Hillenbrand, 1994 : 194) digunakan sebagai analogi pada fasad bangunan Arab World Institute dengan metal sunscreen diafraghma.

EKSPLORASI : kajian preseden

Bangunan Analogi

EKSPLORASI : kajian preseden Bangunan Analogi

EKSPLORASI : kajian preseden

Bangunan Analogi

EKSPLORASI : kajian preseden

Bangunan Batik

EKSPLORASI Kajian preseden

Bangunan Teselasi 2D

EKSPLORASI : Kajian preseden

Bangunan Teselasi 3D

METODOLOGI PERANCANGAN : Analogi sebagai Metoda Rancang

Holyoak & Thagard (dalam Zarzar, 2008), analogi : pengandaian yang digunakan untuk menjelaskan adanya kemiripan dari dua hal yang berbeda. 3 hal yang mendasari pemikiran analogi : kesamaan, struktur/susunan dan kegunaan.

Dicari kesamaan, struktur/susunan dan kegunaan antara batik dan desain arsitektur. Mengingat keduanya mempunyai karakteristik dan media yang berbeda.

Abel : analogi merupakan suatu bahasa untuk mengkomunikasikan arsitektur. Analogi bahasa dalam arsitektur mempunyai fungsi :

1.Memberi pengertian arsitektur adalah suatu bentuk kebudayaan (identitas). 2.Metoda dalam penyelidikan arsitektur 3.Bahasa komunikasi sosial

Menurut Ian Barbour (dalam Abel, 1997), untuk dapat menggunakan analogi maka harus diteliti dahulu bagaimana kesamaan dan perbedaan sifat dasar, fungsi dan karakter dari kedua benda yang akan dianalogikan. Untuk itu akan diteliti persamaan dan perbedaan karakter dari batik dan desain arsitektur.

Batik Budaya Indonesia

Arsitektur

Menurut Broadbent, analogi merupakan suatu proses untuk menterjemahkan analisa menjadi sintesa di dalam berarsitektur. Dari proses analogi akan muncul bentuk visual baru berdasarkan bentuk visual yang telah dikenal sebelumnya.

Bentuk visual batik yang telah dikenal masyarakat akan dimunculkan sebagai façade bangunan yang merupakan bentuk visual baru dengan skala, dimensi, dan material yang berbeda.

METODOLOGI PERANCANGAN : Analogi sebagai Metoda Rancang

Menurut Duerk, analogi adalah suatu cara yang digunakan untuk membuat arsitektur. Membuat analogi dari dua benda adalah mencari persamaan dalam beberapa hal dari dua benda yang berbeda.

Dalam membuat analogi batik yang dicari adalah persamaan unsur-unsur apa dari batik yang dapat diwujudkan dalam desain arsitektur.

Menurut Attoe, analogi digunakan untuk menjelaskan arsitektur. Obyek rancangan telah ada dulu baru dianalisa memakai analogi yang mana, jadi disini analogi versi Attoe tidak akan digunakan.

ANALISA : Persamaan & perbedaan Motif Batik & Desain Arsitektur

PERSAMAAN Motif Batik & Bentuk/Fasad Desain Arsitektur : •Penutup/pelindung •Identitas/karakter daerah •Karya seni

PERBEDAAN :

Batik :

Lembaran kain

Skala kecil

Satu macam material

Stilasi tangan

Bentuk bebas

Desain Arsitektur :

Bentuk yang kompleks

Skala lebih luas

Bermacam-macam material

Fabrikasi

Mempunyai batasan modul dan struktur tertentu

BATIK

ARSITEKTUR

ANALISA : Analogi batik & Arsitektur

ANALISA : Analogi batik & Arsitektur