20

Menggapai Fitrah Dan Cara Mempertahankannya

  • Upload
    lis-kuw

  • View
    159

  • Download
    6

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Menggapai Fitrah Dan Cara Mempertahankannya
Page 2: Menggapai Fitrah Dan Cara Mempertahankannya

Kalimat Pembuka

• Ajaran Islam berporos pada nilai tauhid; Laa ilaha illallah. Seluruh kegiatan hidup seorang muslim baru bernilai ibadah bila dinafasi dengan nilai tauhid ini. Semakin luas arena kehidupan dan banyaknya kesibukan, tentu semakin dibutuhkan pencerahan ruhani yang memadai. Seorang yang sibuk berdagang dengan lingkungan kerja yang menggoda tentu membutuhkan kekuatan ruhaniyah yang lebih kuat agar tidak terlena. Seorang politikus dengan berbagai problema dan intrik yang menggelayut di pundaknya sudah barang tentu juga memerlukan bekal ruhani yang tinggi supaya tetap istiqamah. Hanya dengan menjadikan tauhid sebagai poros orientasi, kita akan tetap tercerahkan dalam cahaya iman. Pencerahan ruhani inilah yang disebut kekuatan fithrah.

Page 3: Menggapai Fitrah Dan Cara Mempertahankannya

Sumber Inspirasi

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” QS 30:30

Page 4: Menggapai Fitrah Dan Cara Mempertahankannya

Sabda Nabi

• …Sesungguhnya Aku (Allah) telah menciptakan hamba-hambaKu dalam kondisi hanif (lurus), lalu para setan mendatangi dan memalingkan mereka dari agamanya….” HR Imam Muslim

Page 5: Menggapai Fitrah Dan Cara Mempertahankannya

Inti Gagasan

• Fitrah (kesucian) jiwa, pencerahan pikiran dan keseimbangan fisik yang telah dicapai seorang muslim di bulan Ramadhan harus terus menjadi kekuatan pencerahan ruhani dalam kehidupan selanjutnya. Pencerahan ruhani harus dirawat, dikembangkan dan terus dipelihara dengan langkah-langkah strategis yang mampu mengontrol bahkan menguatkannya. Akhirnya “yaqdhah” (kebangunan) ruhaniah, fikiriah dan sulukiah senatiasa terawat dengan mendekatkan diri pada Allah, melakukan auto kritik dan optimalisasi seluruh potensi kebaikan.

Page 6: Menggapai Fitrah Dan Cara Mempertahankannya

FITHRAH

• Kesucian jiwa atau pencerahan ruhani harus mewarnai tiga unsur yang ada dalam diri manusia; akal, hati dan jasad.

• Akal, hati dan jasad yang telah tershibghah dengan fithrah penciptaannya maka senantiasa selaras dengan nilai-nilai kebenaran dan kebaikan Islam

Page 7: Menggapai Fitrah Dan Cara Mempertahankannya

Fluktuasi KeimananDan Fithrah Itu

• Manusia diciptakan dalam kondisi fithrah yaitu suci dalam semua aspek. Dan lingkunganlah yang akan mempengaruhi dalam memilah dan memilih jalan kehidupannya.

• Karena fithrah dan keimanan yang bersemayan dalam jiwa seseorang tidak pernah stabil dan permanen. Akan tetapi ia terus mengalami proses. Proses yang berkaitan dengan kebangunan atau kejatuhan, kebaikan atau keburukan dan kebenaran atau kebatilan.

Page 8: Menggapai Fitrah Dan Cara Mempertahankannya

5 LANGKAH PEMELIHARAAN

DAN PERTAHANAN• Muraqabah (Merasakan Kontrol Ilahiah

dan Kedekatan Diri dengan Allah)

• Mu’ahadah (Mengingat Perjanjian dengan Allah)

• Muhasabah (Instropeksi Diri)

• Mu’aqabah (Memberikan Sanksi)

• Mujahadah (Optimalisasi)

Page 9: Menggapai Fitrah Dan Cara Mempertahankannya

MURAQABAH

• Muraqabah adalah perasaan seorang hamba akan kontrol ilahiah dan kedekatan dirinya kepada Allah. Hal ini diimplementasikan dengan mentaati seluruh perintah Allah dan menjauhi seluruh larangan-Nya, serta memiliki rasa malu dan takut, apabila menjalankan hidup tidak sesuai dengan syariat-Nya.

Page 10: Menggapai Fitrah Dan Cara Mempertahankannya

Kalam Rabbani

• “Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya, melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (Qaaf (50) : 18)

• “Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati. Dan Allah menghukum dengan keadilan. Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tiada dapat menghukum dengan sesuatu apa pun. Sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (al-Mukmin (40) : 19-20

Page 11: Menggapai Fitrah Dan Cara Mempertahankannya

MU’AHADAH

• Mu’ahadah yang dimaksud di sini adalah iltizamnya seorang atas nilai-nilai kebenaran Islam. Mengingat kembali ikrar syahadat yang pernah diucapkan.

Page 12: Menggapai Fitrah Dan Cara Mempertahankannya

Kalam Rabbani

• “Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.” (an-Nahl (16) : 91)

• “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (al-Anfaal (8) : 27)

Page 13: Menggapai Fitrah Dan Cara Mempertahankannya

MUHASABAH

• adalah usaha seorang hamba untuk melakukan perhitungan dan evaluasi atas perbuatannya dan ucapannya, baik sebelum maupun sesudah melakukannya. Ia senantiasa melakukan kontrol dan evaluasi fluktuasi keimanan.

Page 14: Menggapai Fitrah Dan Cara Mempertahankannya

Kalam Rabbani

• “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (al-Hasyr (59) : 18)

• “Orang yang cerdas (kuat) adalah orang yang menghisab dirinya dan beramal untuk hari kematiannya. Adapun orang yang lemah adalah orang yang mengekor pada hawa nafsu dan berangan-angan pada Allah.” (HR. Ahmad)

Page 15: Menggapai Fitrah Dan Cara Mempertahankannya

MU’AQABAH• Mu’aqabah adalah pemberian sanksi oleh seseorang

muslim terhadap dirinya sendiri atas keteledoran yang dilakukannya.

• Sanksi yang kita maksudkan sebagaimana diisyaratkan ayat tersebut adalah apabila seorang mukmin menemukan dirinya melakukan kesalahan, maka tak pantas baginya untuk membiarkannya. Sebab, membiarkan dirinya dalam kesalahan akan mempermudah terlanggarnya kesalahan-kesalahan yang lain, dan ia akan semakin sulit untuk meninggalkannya. Ia sepatutnya memberikan sanksi atas dirinya dengan sanksi yang mubah, sebagaimana memberikan sanksi atas istri dan anak-anaknya. Hal ini merupakan peringatan baginya agar tidak menyalahi ikrar, di samping merupakan dorongan untuk lebih bertakwa dan bimbingan menuju hidup yang lebih mulya.

Page 16: Menggapai Fitrah Dan Cara Mempertahankannya

Contoh Mu’aqabahPada Masa Generasi Salaf

• Generasi salaf yang soleh telah memberikan teladan yang baik kepada kita dalam masalah ketakwaan, muhasabah, mu’aqabah terhadap diri sendiri jika bersalah, serta contoh dalam bertekad untuk lebih taat jika mendapatkan dirinya lalai atas kewajiban. Sebagaimana disebutkan dalam beberapa contoh di bawah ini.

• 1. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Umar bin Khaththab ra pergi ke kebunnya. Ketika ia pulang, maka didapatinya orang-orang sudah selesai melaksanakan Shalat Ashar. Maka beliau berkata, “Aku pergi hanya untuk sebuah kebun, aku pulang orang-orang sudah shalat Ashar! Kini, aku menjadikan kebunku sedekah untuk orang-orang miskin.”

Page 17: Menggapai Fitrah Dan Cara Mempertahankannya

• 2. Ketika Abu Thalhah sedang shalat, di depannya lewat seekor burung, lalu beliau pun melihatnya dan lalai dari shalatnya sehingga lupa sudah berapa rakaat beliau shalat. Karena kejadian tersebut, beliau mensedekahkan kebunnya untuk kepentingan orang-orang miskin, sebagai sanksi atas kelalaian dan ketidak khusyuannya.

• 3. Tamim ad-Daari tidur semalaman suntuk tanpa melakukan shalat tahajjud. Maka, beliau mewajibkan dirinya agar meninggalkan tidur selama setahun, untuk diisi dengan shalat sebagai sanksi atas kelalaiannya.

• 4. Hasan bin Hannan pernah melewati sebuah rumah yang selesai dibangun. Beliau lalu berkata, “Kapan rumah ini dibangun?” Beliau lalu menegur dirinya sendiri, “Kenapa kau tanyakan sesuatu yang tidak berguna untuk dirimu?! Akan kujatuhkan sanksi dengan puasa setahun!”

Page 18: Menggapai Fitrah Dan Cara Mempertahankannya

MUJAHADAH• adalah optimalisasi dalam beribadah dan

mengimplementasikan seluruh nilai-nilai Islam dalam kehidupan

• “Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. Dan berjihadlah

kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah

menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Qur'an) ini, supaya Rasul itu

menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah.

Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.”

(al-Hajj (22) : 77-78)

Page 19: Menggapai Fitrah Dan Cara Mempertahankannya

Contoh Salaf

• Amir bin Abdi Qais selalu shalat seribu rakaat setiap harinya, dan al-Aswad bin Yazid berpuasa sampai wajahnya kelihatan pucat pasti.

• Masruq ketika melaksanakan ibadah haji tidak pernah tidur, kecuali sambil sujud.

• Karz bin Wabarah selalu mengkhatamkan Al-Quran tiga kali setiap hari.

• Abu Muhammad al-Jahiri bermukim di Makkah selama satu tahun. Beliau tidak tidur, tidak berbicara, tidak bersandar ke dinding, dan tidak melonjorkan kakinya.

Page 20: Menggapai Fitrah Dan Cara Mempertahankannya

Penutup

Gapailah fithrah, kokohkan diri dan cerahkan ruhani. lalu berusahalah semaksimal mungkin untuk bertahan di puncak fitrah itu.