15
MENEMUKAN GAGASAN POKOK DALAM ARTIKEL

Menemukan gagasan pokok dalam artikel

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Menemukan gagasan pokok dalam artikel

MENEMUKAN GAGASAN POKOK DALAM ARTIKEL

Page 2: Menemukan gagasan pokok dalam artikel

ARTIKEL

Page 3: Menemukan gagasan pokok dalam artikel

TUJUAN ARTIKEL

PENUGASANINFORMASIPERSUASI (MEMBUJUK)ETNTERTAINMENTEKSISTENSIKREATIFPEMECAHAN MASALAH

Page 4: Menemukan gagasan pokok dalam artikel

CIRI – CIRI ARTIKEL

LUGASLOGISTUNTASOBYEKTIFCERMATJELAS DAN PADAT

Page 5: Menemukan gagasan pokok dalam artikel

LANGKAH – LANGKAH DALAM MENULIS ARTIKEL

1. Menguji Gagasan

2. Pola Penggarapan Artikel

3. Pola Pemecahan Topik

4. Pola Kronologi5. Pola Pendapat6. Pola Perbandingan7. Menulis Bagian Pendahuluan

8. Ringkasan

9. Pernyataan yang Menonjol

10. Pelukisan11. Anekdot12. Pertanyaan13. Kutipan Orang lain14. Amanat Langsung15. Menulis Bagian Pembahasan16. Menutup Artikel17. Pemeriksaan isi Artikel

Page 6: Menemukan gagasan pokok dalam artikel

CARA MEMAHAMI ARTIKEL

Membaca artikel secara intensif

Menemukan ide pokok setiap paragraf

Menentukan kalimat utama, kalimat pendukung, dan menemukan permasalahan yang di bahas

Membuat ringkasan

Page 7: Menemukan gagasan pokok dalam artikel

PARAGRAF

Page 8: Menemukan gagasan pokok dalam artikel

SYARAT – SYARAT PARAGRAF

KesatuanKoherensiKelengkapan

Page 9: Menemukan gagasan pokok dalam artikel

UNSUR – UNSUR PARAGRAF

TEMA GAGASAN UTAMA / IDE

POKOK KALIMAT UTAMA KALIMAT PENJELAS KALIMAT PENUTUP

Page 10: Menemukan gagasan pokok dalam artikel

JENIS – JENIS PARAGRAF

oParagraf DeduktifoParagraf InduktifoParagraf

Campuran

Page 11: Menemukan gagasan pokok dalam artikel

GAGASAN UTAMA / IDE POKOK

Page 12: Menemukan gagasan pokok dalam artikel

CIRI–CIRI IDE POKOK

BERUPA PIKIRAN UTAMA ATAU GAGASAN UTAMA

MENGANDUNG POKOK PERSOALAN ATAU INTI PERSOALAN

LETAKNYA DI AWAL, DI AKHIR, ATAU DI AWAL DAN DI AKHIR

DI TUANGKAN DALAM SATU KALIMAT ATAU DALAM KALIMAT UTAMA

Page 13: Menemukan gagasan pokok dalam artikel

PENDIDIKAN NASIONAL YANG BERMORAL Kita dan saya sebagai Generasi Muda sangat perihatin dengan keadaan generasi penerus atau calon generasi penerus Bangsa Indonesai saat ini, yang tinggal, hidup dan dibesarkan di dalam bumi republik ini. Untuk menyiapkan generasi penerus yang bermoral, beretika, sopan, santun, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa perlu dilakukan hal-hal yang memungkin hal itu terjadi walaupun memakan waktu lama.

Pertama, melalui pendidikan nasional yang bermoral (saya tidak ingin mengatakan bahwa pendidikan kita saat ini tidak bermoral, namun kenyataanya demikian di masyarakat). Lalu apa hubungannya Pendidikan Nasional dan Nasib Generasi Penerus? Hubungannya sangat erat. Pendidikan pada hakikatnya adalah alat untuk menyiapkan sumber daya manusia yang bermoral dan berkualitas unggul. Dan sumber daya manusia tersebut merupakan refleksi nyata dari apa yang telah pendidikan sumbangankan untuk kemajuan atau kemunduran suatu bangsa. Apa yang telah terjadi pada Bangsa Indonesia saat ini adalah sebagai sumbangan pendidikan nasional kita selama ini.

Kedua, Perubahan dalam pendidikan nasional jangan hanya terpaku pada perubahan kurikulum, peningkatan anggaran pendidikan, perbaikan fasilitas. Misalkan kurikulum sudah dirubah, anggaran pendidikan sudah ditingkatkan dan fasilitas sudah dilengkapi dan gaji guru/dosen sudah dinaikkan, Namun kalau pendidik (guru atau dosen) dan birokrat pendidikan serta para pembuat kebijakan belum memiliki sifat-sifat seperti diatas, rasanya perubahan-perubahan tersebut akan sia-sia. Implementasi di lapangan akan jauh dari yang diharapkan Dan akibat yang ditimbulkan oleh proses pendidikan pada generasi muda akan sama seperti sekarang ini. Dalam hal ini saya tidak berpretensi menyudutkan guru atau dosen dan birokrat pendidikan serta pembuat kebijakan sebagai penyebab terpuruknya proses pendidikan di Indonesia saat ini. Tapi adanya oknum yang berperilaku menyimpang dan tidak bermoral harus segera mengubah diri sedini mungkin kalau menginginkan generasi seperti diatas.

Ketiga, Berlaku adil dan Hilangkan perbedaan. Ketika saya masih di SD dulu, ada beberapa guru saya sangat sering memanggil teman saya maju kedepan untuk mencatat dipapan tulis atau menjawab pertanyaan karena dia pintar dan anak orang kaya. Hal ini juga berlanjut sampai saya kuliah di perguruan tinggi. Yang saya rasakan adalah sedih, rendah diri, iri dan putus asa sehingga timbul pertanyaan mengapa sang guru tidak memangil saya atau yang lain. Apakah hanya yang pintar atau anak orang kaya saja yang pantas mendapat perlakuan seperti itu.? Apakah pendidikan hanya untuk orang yang pintar dan kaya? Dan mengapa saya tidak jadi orang pintar dan kaya seperti teman saya? Bisakah saya jadi orang pintar dengan cara yang demikian?

Page 14: Menemukan gagasan pokok dalam artikel

GAGASAN UTAMAParagraf 1 : Generasi PenerusParagraf 2 : Pendidikan Nasional yang bermoralParagraf 3 : Perubahan Pendidikan Nasional Jangan Pada Satu Bidang SajaParagraf 4 : Berlaku Adil dan Menghilangkan Perbedaan

Page 15: Menemukan gagasan pokok dalam artikel

SEKIAN PERSENTASI DARI KAMI, JIKA ADA KEKURANGAN KAMI MOHON MAAF. SEMOGA APA YANG KITA SAMPAIKAN, DAPAT BERMANFAAT BAGI KITA ^.^

TERIMA KASIHASSLAMU’ALAIKUM WR. WB