1
Mencintaimu Ribuan hari telah terlewati… Aku, tak tahu harus mengatakan apa pada apa yang kurasa. Aku mencintaimu dengan sederhana. Sesederhana aku bernafas dengan izin- Nya. Sesederhana aku mengedipkan mata tiap waku yang berlaku memburu kita. Sesederhana aku bergerak dalam irama tiap bait angin yang membelai membelai manja. Aku mencintai mu dengan sederhana. Sesederhana aku menangis kala kau terluka. Sesederhana aku menangis kala dirimu dihina. Sesederhana keberadaanmu dalam tiap pikiranku. Aku mencintaimu dengan sederhana. Sesederhana adanya aku dan kamu di dunia. Sesederhana aku tak mampu bicara untuk mengungkapkannya. Sesederhana kamu terlihat oleh mata. Sesederhana keberadaanmu yang kurasa. Aku mencintaimu dengan sederhana. Dengan bahasa yang tak kumengerti hingga tak dapat ku kata. Dengan nama yang tersemat dalam setiap untaian do’a. Dengan apa adanya. Tanpa dalih dari berbagai kata. Aku mencintaimu. Hngga hari itu tiba. Atau hanya saat ini saja. Biarkan segalanya berjalan apa adanya. Entah seperti roda yang berputar. Atau untaian tasbih yang kau dzikirkan. Bagiku, mencintaimu bukanlah sebuah kewajiban. Melainkan kebutuhan. Malang, 24 Juni 2015

Mencintaimu

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bagiku...Mencintaimu bukanlah kewajiban, melainkan kebutuhan

Citation preview

Mencintaimu

Mencintaimu

Ribuan hari telah terlewatiAku, tak tahu harus mengatakan apa pada apa yang kurasa. Aku mencintaimu dengan sederhana. Sesederhana aku bernafas dengan izin-Nya. Sesederhana aku mengedipkan mata tiap waku yang berlaku memburu kita. Sesederhana aku bergerak dalam irama tiap bait angin yang membelai membelai manja.Aku mencintai mu dengan sederhana. Sesederhana aku menangis kala kau terluka. Sesederhana aku menangis kala dirimu dihina. Sesederhana keberadaanmu dalam tiap pikiranku.Aku mencintaimu dengan sederhana. Sesederhana adanya aku dan kamu di dunia. Sesederhana aku tak mampu bicara untuk mengungkapkannya. Sesederhana kamu terlihat oleh mata. Sesederhana keberadaanmu yang kurasa.Aku mencintaimu dengan sederhana. Dengan bahasa yang tak kumengerti hingga tak dapat ku kata. Dengan nama yang tersemat dalam setiap untaian doa. Dengan apa adanya. Tanpa dalih dari berbagai kata. Aku mencintaimu.Hngga hari itu tiba. Atau hanya saat ini saja. Biarkan segalanya berjalan apa adanya. Entah seperti roda yang berputar. Atau untaian tasbih yang kau dzikirkan. Bagiku, mencintaimu bukanlah sebuah kewajiban. Melainkan kebutuhan.

Malang, 24 Juni 2015