Memori (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Yamada Ryosuke selalu diganggu oleh sebuah mimpi buruk yang mengantarkannya pada sebuah kasus hilangnya seorang gadis bernama Yuuri dan pembunuhan kekasih bosnya. Bahaya apakah yang menunggu Ryosuke? Berhasilkah Ryosuke menguak misteri hilangnya Yuuri?

Citation preview

MEMORI

Yamada Ryosuke Fanfiction 2012 Hey! Say! JUMP Lounge Production Full Credit to the Author Shela Puzi Dina Edited by Amel Chan

Title Categories Genre Rating

: Memori : Fanfiction - OneShot : Mistery, Romance, angst :G

Theme song : Super Delicate Author : Puzi : Jalan Unlam III no 14 Banjarbaru, Kalimantan Selatan

Address

Phone Number : 085251966036 Age : 21

Reason join this competition: kompetisi ini menarik dan saya tertantang untuk mengikutinya

Cast

: 1. Yamada Ryosuke 2. Chinen Yuuri 3. Nakajima Yuto 4. Keito Okamoto 6. Ryutaro Morimoto 7. Yabu Kota 8. Inoo Kei 9. Takaki Yuya 10. Hikaru Yaotome

Synopsis: Yamada Ryosuke selalu diganggu oleh sebuah mimpi buruk yang mengantarkannya pada sebuah kasus hilangnya seorang gadis bernama Yuuri dan pembunuhan kekasih bosnya. Bahaya apakah yang menunggu Ryosuke? Berhasilkah Ryosuke menguak misteri hilangnya Yuuri?

Gadis itu menangis. Aku tak pernah tega melihat seorang gadis menangis. Kudekati gadis bertubuh mungil itu. jantungku berdetak cepat. Gadis itu begitu cantik dan manis. Tanganku menyentuh lembut bahu si gadis. Namun tiba-tiba saja cairan merah berbau anyir mengucur deras dari bahu gadis itu. Aku terbangun dari tidur dengan keringat yang membanjiri tubuhku.

Lagi-lagi mimpi buruk itu menganggu tidurku. Kutatap jam yang tergantung lesu di dinding kamar, pukul 2 dini hari. Aku menghembuskan napas berat. Kuraih segelas air di atas meja. Aku memutuskan kembali tidur. .... Aku melangkah gontai ke tempat kerjaku, sebuah caf strawbery. Sebagai seorang penggemar strawberry mendapatkan pekerjaan di caf ini adalah sebuah anugerah bagiku. Seharian aku bisa berjumpa dengan berbagai olahan berbahan dasar strawberry. Meski caf ini hanya sebuah caf kecil yang jauh dari kesan mewah. Aku merasa nyaman di sini. Bosku, Yabu Kota sangat baik dan kebapakan. Tak terasa aku sampai di tempat kerja. Setelah tersenyum pada bos, aku mengganti pakaianku dengan pakaian kerja. Hari ini caf strawberry kami sepi pelanggan. Hanya ada dua orang pengunjung sibuk membicarakan suatu hal penting. Aku tengah membersihkan meja di sebelah pengunjung tersebut, ketika tanpa sengaja mataku menangkap sosok tak asing dari selembar kertas foto yang tergeletak di meja mereka.

Kalian mengenalnya? Aku kelepasan bicara. para pengunjung itu menatapku heran. Maaf saya tidak sopan. Aku benar-benar malu. Perlahan aku melangkah mundur bermaksud pergi meninggalkan mereka. Tu-tunggu! Aku menghentikan langkahku. Kau mengetahui tentang gadis ini? tanya seorang lelaki berwajah lucu. Aku menatapnya dengan raut wajah bingung. Laki-laki itu menepuk jidatnya. Oh maaf saya lupa mengenalkan diri, saya Hikaru Yaotome, seorang detektif. Lelaki berwajah lucu itu memperlihatkan ID cardnya. Saya Daiki Arioka kakak gadis yang ada di foto itu. seorang gadis bertubuh mungil dan berwajah manis mempernalkan dirinya sebelum terisak-isak. Yuuri sudah hilang 5 tahun yang lalu hiks hiks Yuuri memang kabur dari rumah 2 tahun sebelum dia menghilang. Dia masih sering berkirim surat dengan saya tapi tiba-tiba dia tak pernah mengirim surat lagi. Saya mencarinya kemana-mana namun dia tak pernah ditemukan. Apakah kau mengetahui tentang Yuuri. Saya Ryosuke Yamada saya tidak mengenalnya hanya saja, gadis itu maaf Yuuri akhir-akhir ini selalu muncul dalam mimpi saya, jawabku terus terang. Eh??

Dia seperti ingin meminta tolong. Daiki menutup wajahnya dengan telapak tangan. Hikaru mengelus punggung wanita itu lembut. Daiki berterima kasih. Umm bolehkah saya ikut dalam penyelidikan ini? tanyaku ragu. Benarkah? Kamu sungguh-sungguh ingin membantu? Daiki menatapku dengan mata berkaca-kaca. Aku mengangguk yakin. Sebenarnya aku bukanlah orang yang suka ikut campur urusan orang lain. Tapi gadis bernama Yuuri itu telah mencuri hatiku. Banyak gadis yang mengejarku, namun aku tak pernah tertarik pada mereka. Kini, aku justru tergila-gila pada gadis yang tak jelas dimana rimbanya. Terima kasih, Yamada-san... kata-kata Daiki terhenti ketika matanya menangkap figura yang tergantung di dinding. Inoo Kei? tanyanya heran membuat Yabu mengerutkan kening.

Kau mengenal Kei-chan? Yuuri pernah mengirimkan fotonya bersama wanita ini. Kei-chan adalah tunanganku tapi Kei ditemukan tak bernyawa di bantaran sungai satu bulan menjelang pernikahan kami. Maaf.

Tidak apa-apa. Kejadian itu sudah 5 tahun yang lalu dan pembunuhnya juga sudah menyerahkan diri pada polisi. 5 tahun yang lalu? Yabu mengangguk. Bertepatan dengan hilangnya Yuuri. Mungkinkah semua ini berhubungan? Yabu mengangkat bahu. Dimana sekarang pelaku pembunuhan itu? Namanya Keito Okamoto. Dia dijebloskan ke penjara X. Sepertinya kita sudah menemukan langkah pertama Arioka-san,

gumamku. Daiki, dan Hikaru mengangguk. Terima kasih Yabu-san. Daiki membungkukkan badan. Sama-sama yabu tersenyum. Aku akan menikah dengan Inoo Kei, Tuan, sebuah suara berdengung di telingaku, *** Biip biip, handphoneku bergetar, sebuah pesan, Yamada-san kami sudah ada di depan apartemenmu Aku bergegas membuka pintu apartemenku. Kutemukan Daiki dan Hikaru berdiri di balik pintu. Aku tersenyum dan mempersilahkan mereka masuk. Setelah mengenakan jaketku, aku mengajak mereka berangkat. Hari ini kami memang berencana mendatangi Keito Okamoto. Aku bahkan sengaja mengambil cuti. Tak banyak yang kami bicarakan selama perjalanan.

Penjara X, Aku dan Daiki sempat kecewa karena kami tak bisa menemui Keito Okamoto secara langsung. Hanya Hikaru yang diperbolehkan menginterogasi lelaki itu. Beruntung, atas bujukan Hikaru, kepala polisi mengizinkan kami menyaksikan interogasi dari layar komputer. Aku dan Daiki menatap tegang, Kamu mengenal gadis ini? Hikaru menayakan langsung pada pokok permasalahan. Keito menatap malas pada foto yang tergeletak di atas meja untuk kemudian menggeleng. Lihat yang benar! Aku tak mengenalnya! Tapi gadis ini teman Kei Inoo yang kau bunuh dan dia menghilang sejak pembunuhan Kei Inoo! Hikaru tak kalah sengit. Aku memang membunuh wanita bernama Kei Inoo, karena aku menginginkan uangnya. Aku membuangnya di dekat sungai. Tapi gadis ini aku tak mengenalnya Hikaru menghembuskan napas berat. Jadi kau sama sekali tidak tahu. Keito mengangguk malas. Ya sudah. Hikaru keluar dari ruang interogasi. Kutatap sayu Daiki yang menunduk sedih di sebelahku. Aku sebenarnya tak mengerti kenapa Hikaru begitu mudah mempercayai laki-laki itu. Padahal aku melihat lelaki itu sedikit gelisah seperti menyembunyikan sesuatu ketika melihat foto Yuuri. Hikaru-kun apa kau yakin lelaki itu berkata jujur, aku melihat kakinya sedikit gemetar ketika melihat foto Yuuri. Aku tahu itu. Tapi kenapa kau malah membiarkannya pergi! Daiki menunduk sedih.

Biarpun kita menyiksa dia sampai mati dia tidak akan mengatakannya. Aku bahkan tak yakin dia yang membunuh Inoo Kei. Eh? Matanya menunjukkan hal itu nampak seperti menutupi kesalahan orang lain. Semua itu berhubungan dengan seorang anak bernama Ryutaro Okamoto. Kami tercengang. Hikaru memperlihatkan sebuah foto dari catatan kecilnya.

Aku mendapatkannya dari kepala polisi. Anak ini adik keito. Dia pernah menderita leukemia dan dirawat di rumah sakit B, yang misterius adalah biaya rumah sakit yang setiap bulan dibayarkan melalui bank oleh seseorang yang tak pernah diketahui identitasnya. Aku meletakkan tanganku di dagu. Dimana anak itu sekarang? Aku akan mencoba mencari alamatnya. Kukira Yamada-kun dan Arioka-san bisa pulang ke rumah masing-masing dulu. Aku dan Daiki hanya bisa mengangguk. ***

Yama-chan kau baik-baik saja? Aku tersentak kaget. Yabu menatapku khawatir. Aku mengangguk dan mencoba tersenyum manis. Namun, aku lupa caf kami sedang dipenuhi gadis-gadis muda. Kyaaa!!! Yamada-kun tersenyum. Aku menghembuskan napas berat. Aku tak tertarik pada mereka. Yuuri telah membawa kabur hatiku meski aku belum pernah menemuinya. Hari ini pun sebenarnya aku melamun karena memikirkan gadis itu. Sudah satu minggu berlalu Hikaru belum memberi kabar. Seorang pengunjung baru memasuki caf. Aku terperangah. Kuamati sekali lagi wajah itu. Penglihatanku tak salah, dia Okamoto Ryutaro. Lelaki muda itu memesan sepotong kue strawberry dan segelas milkshake strawberry. Aku tahu yang kulakukan kini adalah benar-benar tidak sopan. Tapi aku tetap nekat duduk di kursi di hadapan lelaki itu. Permisi tuan, apakah anda benar Okamoto Ryutaro? Laki-laki itu sedikit heran sebelum akhirnya mengangguk. Apakah anda adik dari Okamoto Keito? pertanyaanku kali ini membuat lelaki itu menunduk sedih. Maaf Tidak apa. Aku tak percaya kakakku membunuh orang. Meski wajahnya nampak galak, Kakakku sebenarnya adalah lelaki berhati lembut. Dia bahkan tak tega membunuh kecoak Kami juga berpikir seperti itu. Ryutaro nampak terperangah. Sepertinya kakakmu melakukannya untuk seseorang yang membiayai perawatanmu di rumah sakit. Apa kau tahu teman kakakmu yang mungkin bisa membiayai Kakakku sekolah di sekolah elite banyak orang kaya di sana. Namun Ryutaro tampak mengingat sesuatu. Apakah mungkin dia? Ah tapi tidak mungkin Apakah kau mengingat sesuatu? Iya tapi laki-laki sebaik Kak Yuto tak mungkin.

Yuto? Ya! Yuto Nakajima, dia adalah sahabat terbaik kakakku. Mereka bersahabat sejak kecil. Orang tuanya memiliki perusahaan yang sangat besar, Nakajima corporation. Oh ya! aku masih memiliki foto kami bertiga." Ryutaro mengeluarkan dompetnya dan memperlihatkan sebuah foto padaku,

"Tapi lima tahun yang lalu Nakajima corporation mendadak ditutup. Aku tak tahu dimana Kak Yuto berada. Terima kasih Okamoto-san. Aku membungkukkan badan. Lelaki itu tersenyum. Yuti-sama! Kenapa kau memanggil Yuto dengan Yuti-sama sedangkan aku Nakajimasama? Aku tak tahu Nakajima-samaaku terlalu malu Suara-suara itu kembali mengangguku. Aku menggelengkan kepalaku. Tanganku meraih handphone dan mengirim sebuah pesan,

Yaotome-san sepertinya hal ini berhubungan dengan Nakajima Corporation dan Nakajima Yuto. Sebuah pesan balasan, Ok aku akan menyelidiki hal itu! *** Aku menunggu dua teman baruku itu di sebuah bangku taman. Beberapa menit yang lalu aku mendapat pesan untuk menunggu di taman Ueno. Sepertinya ada suatu hal penting mengenai Nakajima Yuto. Aku benar-benar tak sabar. Setelah 20 menit menunggu, mereka datang juga. Bagaimana? aku bertanya tak sabar. Tak banyak yang kudapatkan. Tampaknya Nakajima Yuto telah

memusnahkan semua bukti yang ada sebelum bunuh diri. Paling tidak semua ini memang berkaitan, Yuuri diketahui bekerja di rumah keluarga Nakajima 7 tahun yang lalu. Aku juga mendapatkan ini. Hikaru memperlihatkan beberapa buah foto dan secarik kertas. Aku dan Daiki mengamati foto-foto itu. namun kami terhenti pada dua buah foto. Foto Yuuri dan foto Nakajima Yuto dan seseorang yang tak jelas wajahnya.

Apakah Nakajima Yuto memiliki saudara? Daiki bertanya. Mungkin, karena dari catatan Yuuri, dia menyebut Nakajima Yuto dengan Yuti-sama namun dia juga menyebut seseorang yang lain dengan Nakajima-sama. Nampaknya Yuuri jatuh cinta pada laki-laki ini. Nakajima-sama mungkin saudara Yuto namun semua data tentang keluarga Nakajima telah dimusnahkan. Hikaru mengepalkan tangannya. Aku memperhatikan Foto yang telah disobek itu. Foto itu meninggalkan wajah Nakajima Yuto dan sedikit bagian wajah yang lain. Aku tersentak, mata saudara Nakajima Yuto itu seakan ingin menelanku bulat-bulat. Aku segera meletakkan foto itu dan mengambil foto yang lain. Foto sebuah rumah,

Mungkinkah kita bisa mendapatkan sesuatu jika pergi ke rumah ini? Daiki dan Hikaru menatapku sumringah. Ide brilian Yamada-kun. Kami sangat beruntung memiliki kamu dalam pencarian ini! tak membuang waktu kami bertiga segera menuju kediaman Nakajima. Kei-chan bagaimana caranya agar aku bisa mengetahui perasaan Nakajimasama padaku

Ummm aku ada ide. Kita akan membuatnya cemburu. Aku akan menyamar menjadi laki-laki dan katakan padanya kau akan menikah denganku. Jika dia memang memiliki perasaan yang sama dia akan cemburu. Ide yang hebat! Sempat kudengar suara-suara aneh itu lagi sebelum memasuki mobil Hikaru. Tapi aku tak ambil pusing. Kami harus bergegas. *** Setelah berputar-putar mengelilingi kota, akhirnya kami berhasil menemukan kediaman Nakajima di sebuah ujung jalan. Rumah mewah bergaya mediterania itu memiliki halaman luas yang begitu asri. Sayangnya, taman-taman di halaman rumah itu nampak tak terawat. Hikaru lebih dulu melangkah mendekati rumah itu. Sementara itu aku dan Daiki mengikuti di belakangnya. Aku kurang suka dengan aura rumah ini. Hikaru menggunakan keahliannya untuk membuka pintu rumah yang terkunci. Aku dan Daiki menunggu dengan tak sabar. Pintu terbuka perlahan. Daiki sedikit terbatuk ketika memasuki rumah itu. Kita berpencar. Aku akan naik ke lantai dua, Arioka-san ke ruang tamu, Yamada-san periksa dapur! setelah mendapat aba-aba dari Hikaru, kami berpencar. Kakiku sudah menginjak dapur. Flash! Sebuah cahaya menyilaukan mataku. Tiba-tiba saja kondisi rumah yang tak terawat berganti rupa. Dapur yang tadinya penuh debu kini bersih dan tertata rapi. Di depan kompor, seorang laki-laki nampak sibuk memasak. Aku ingin menyapanya namun lidahku kelu dan kakiku seolah terpaku di lantai. Tak lama kemudian sesosok lelaki bertubuh kurus menjulang yang tak lain dan tak bukan adalah Nakajima Yuto memasuki ruangan dan memeluk lelaki yang tengah memasak itu.

KAKAK! pekik Yuto senang. Si lelaki menghembuskan napas berat. Apa kau yakin rencana ini akan berhasil? Bagaimana kalau dia tak menyukaiku? tentu saja. Aku yakin sekali Yuuri-chan mencintaimu. Dia memandangmu penuh cinta. Lelaki yang dipanggil kakak oleh Yuto itu menggaruk kepalanya. Tenang saja. Aku tak sabar akan memiliki kakak ipar yang begitu cantik! Kakak harus langsung melamarnya! Eh? T-ta-tapi aku bahkan belum membeli cincin meski wajah lelaki itu tak terlalu jelas karena dia membelakangiku, aku masih bisa melihat wajahnya yang memerah. Api cemburu menyala di hatiku. TADAA!! Yuto mengeluarkan sebuah kotak berisi cincin. Yuto? Ukurannya pas dengan jarinya. Anggap saja ini hadiah ulang tahun dariku untukmu! lelaki itu memeluk tubuh Yuto erat. Yuti-sama, Nakajima-sama Yuuri masuk lewat pintu belakang sembari memeluk lengan Inoo Kei yang menyamar menjadi laki-laki. Lelaki itu nampak kaget. Siapa dia? Yuto bertanya polos. Namanya Inoo Kei, kekasihku. Aku akan menikah dengan Inoo Kei, tuan. Tangan kakak lelaki Yuto itu gemetar. Lelaki itu mencengkram kerah baju Yuuri, merebutnya dari pelukan Inoo dan menusukkan pisau di tangannya ke bahu Yuuri. Darah membanjiri lantai. Aku dikuasai amarah namun tak mampu bergerak satu sentipun. Inoo berusaha meraih panci penggorengan untuk memukul lelaki itu namun DOOR! Tubuh Inoo menghempas lantai setelah peluru dari pistol Yuto menembus dadanya. Inoo menatap langit melalui jendela. Perlahan namun pasti

bibirnya menyebut satu kata, K-O-U-C-H-AN. Yuuri tak sadarkan diri karena banyak kehilangan darah. Lelaki itu meraih tubuh Yuuri dan menggendongnya. Yuto urus dia! Aku akan mengurus Yuuri! Yuto mengangguk dan menyeret mayat Inoo ke luar ruangan. Sementara itu kakaknya berbalik menuju ruang tamu. Saat itulah dia berhadapan denganku. Aku terperangah. Wajah lelaki itu bagaikan cermin dengan wajahku. Kakiku gemetar. Rasa sakit dahsyat menyerang kepalaku serasa jutaan memori berdesakan memasuki otakku. 5 menit kurasa sakit yang tak terbendung hingga aku mengingat semuanya. Semua memori yang sengaja dihapus adikku Yuto dari otakku. Aku bukanlah Yamada Ryosuke. Aku adalah Nakajima Ryosuke. Anak sulung dari keluarga Nakajima. aku dan Yuto telah kehilangan orang tua kami semenjak kecil. kami hidup berdua. aku mengurusi Nakajima coorporation hingga aku tak tertarik untuk menikah. Namun akhirnya aku jatuh cinta pada pelayan bernama Yuuri yang akhirnya kubunuh dengan tanganku sendiri. Aku tergugu. Aku sudah ingat semuanya. Aku tahu apa yang dilakukan laki-laki yang tak lain adalah diriku itu selanjutnya. Aku membawa tubuh Yuuri ke kamar dan menangisi kematiannya. Berhari-hari aku tak menyentuh makananku dan hanya menangis sembari memeluk tubuh Yuuri yang tak bernyawa. Yuto tak tahan melihat kondisiku. Yuto mencekokiku obat-obatan depresi hingga aku kehilangan beberapa memori di otakku. Yuto membawaku meninggalkan rumah ini dan menitipkanku pada pasangan bermarga Yamada yang baik hati. Aku melangkah gontai menuju kamar tidurku. Aku benar-benar merindukan Yuuri. Aku hanya bengong melihat kamar tidurku dipenuhi polisi. Di sudut kamar Daiki tengah menagis di pelukan seorang polisi. Sementara itu, di atas tempat tidur terbaring tengkorak dengan gaun putih dan pisau dapur yang masih menancap di bahunya.

Nakajima-sama! Aku tersentak dan kutemukan Yuuri duduk di atas tempat tidur, tersenyum sembari mengayunkan kakinya. Terima kasih untuk mengingat kembali keberadaanku. Apakah kau membenciku Yuuri? Kau membenciku bukan? Aku membunuhmu aku seharusnya mati saja. Aku terisak tak peduli pada orang-orang yang memandangku aneh. Yuuri menggeleng pelan. Yuuri kembali tersenyum. Aku tak mungkin membenci Anda karena aku mencintai Anda, Nakajima-sama. Aku terperangah. Aku sangat senang karena Tuan juga mencintaiku meski dengan cinta yang sedikit mengerikan. Aku tak bisa mati dengan tenang bukan karena aku membenci anda tapi karena kalian tak menguburku dengan layak. Sekarang aku sudah bisa tenang. mulailah hidup baru. sayonara Ryo-chan! Ai shiteru Tubuh Yuuri perlahan menghilang. Lututku melemah. Aku bersimpuh di hadapan jasad Yuuri yang tinggal tulang belulang. Aku tak bisa hidup tanpa dia. Kubuka laci di samping tempat tidurku. Aha! Aku menemukan pistol yang biasa kusimpan disana. Aku meraih pistol dan mengarahkannya ke kepalaku. Aku menarik pelatuk pistol dan. Buk! Plak! Seseorang mendorong dan menamparku. Aku mendongakkan wajah dan kutemukan Daiki tengah menatapku dengan wajah marah. Kenapa kau mencegahku, Arioka-san? Aku yang telah membunuh adikmu! Aku pantas mati! Apa kau pikir Yuuri akan bahagia jika kau mati! Aku menunduk hanya gemetar. Daiki merendahkan nada suaranya. Yuuri ingin kau hidup Nakajima-san Aku tetap gemetar. Daiki menghembuskan napas berat. Apa yang harus kita lakukan, Dai-chan? Seorang dengan gangguan mental tak mungkin dipenjara polisi yang tadi memeluk Daiki bertanya heran. Entahlah Yuya mungkin kita harus membawanya ke rehabilitasi dulu. Polisi bernama Yuya itu mengangguk setuju. Mereka berdua menyeretku paksa menuju

sebuah rehabilitasi jiwa. Sempat kulihat Hikaru menatapku iba dari kaca jendela mobil. Aku tahu hari esok dalam hidupku hanya akan di hiasi oleh ruangan berdinding putih hingga aku melupakan diriku sebagai Nakajima Ryosuke. Mungkin esok aku akan menjadi Ryosuke-Ryosuke yang lain.

Glosarium: -sama -san, -kun -chan Sayonara Ai shiteru : sapaan untuk orang yang sangat di hormati : sapaan : sapaan menunjukkan kedekatan : sampai jumpa lagi, selamat tinggal : Aku mencintaimu

Kata dan Pesan dari Penulis Saya tidak tahu apakah cerita ini memiliki kemiripan dengan film atau novel. Saya menulis cerita ini berdasarkan mimpi yang saya alami (saya bermimpi membunuh seseorang namun saya lupa akan perbuatan saya itu) tapi ada sedikit modifikasi dalam cerita ini. Saya terbiasa menulis dengan Rating PG jadi saya tidak tahu apakah fanfic ini bisa digolongkan ke dalam rating G. fanfic ini sangat banyak kekuranganya.