13
Dipresentasikan di #BfastClub bersama Sekolah Cikal Serpong, 3 Mei 2014

Membantu Anak Mencegah Kekerasa Seksual

Embed Size (px)

Citation preview

Dipresentasikan di #BfastClub bersama Sekolah Cikal Serpong, 3 Mei 2014

Tidak berdaya, tergantung, kurang pengetahuan tentang bahaya dan perlindungan diri.

Ciri-cirinya, berdasar riset: tidak bisa bilang tidak, konsep diri

rendah, tidak terbiasa berekspresi secara verbal.

Efek ke korban makin memperkuat ciri-ciri tsb di atas.

Risiko terbesar usia 4-6 tahun.

Orang yang dikenal, berada di bidang yang dekat

dengan kehidupan anak.

Menggunakan grooming technique – kadang juga kepada orangtua anak.

Jumlah pelaku remaja dan perempuan meningkat.

Menggunakan sogokan, ancaman, pemerasan emosional,

dan kekerasan fisik.

sejak dini

dan hubungan interpersonal yang baik

kemampuan

Seks itu alamiah, tapi perilaku seks yang bertanggung jawab adalah hasil PROSES belajar secara EKSPLISIT.

Tantangan orangtua: tidak tahu caranya, tidak mendapatkan pendidikan seks dan merasa tidak perlu mengajarkan ke anak, kesibukan – nggak sempat.

Anak memerlukan pemahaman yang utuh, sehat, dan benar.

Orangtua, yang membuka diri sebagai sumber informasi yang terpercaya, tidak menunda menjawab pertanyaan anak.

Hilangkan rasa tabu dan malu yang dimiliki orangtua.

Sedini mungkin - orangtua yang aktif.

Sesuai tahapan perkembangan anak.

Mulai dengan pendekatan positif, kesempatan rutinitas fisik sehari-hari.

sejak dini

Mengenali emosi (belajar merasa nggak nyaman) Belajar mempercayai intuisi dan dirinya (memaksa makan dan tidur) Menghindari cemburu/iri Tubuh (perawatan, tanggungjawab dan penghormatan pribadi) Pola berpakaian & kesederhanaan (modesty) Hidup seimbang (termasuk jadwal kegiatan harian) Olahraga dan tubuh

Apa yang diajarkan?

IDENTITAS DIRI

Peran gender & stereotip

Memulai pertemanan, kehilangan teman, dan stres sosial

Sentuhan yang aman dan yang tidak, tepat/tidak

Privasi  Untuk  anak  yang  lebih  besar  (8  tahun  ke  atas):    

Ajarkan tanda-tanda yang dapat diinterpretasikan sebagai rayuan atau tingkah laku mengundang (flirting, sexy, and seducing) lewat contoh sehari-hari.

Bahas kemungkinan anak ‘ngefans’ pada orang dewasa/yang lebih tua dan bagaimana bereaksi terhadap emosi ini.

Apa yang diajarkan?

HUBUNGAN ANTAR TEMAN DAN LAWAN JENIS

Fisiologi sistem reproduksi, perbedaan menetap laki-laki dan perempuan

Kewajiban dan komitmen dalam pernikahan

Apa yang diajarkan?

SEKSUALITAS & PERNIKAHAN

KETRAMPILAN TRANSDISIPLIN

Membedakan keinginan dan kebutuhan

Asertif, tidak submisif, dan agresif

Membuat batasan perilaku (kesepakatan, konsekuensi, dan konsistensi)

Ortu wajib berlatih membuka dan memancing percakapan

Pertanyaan anak adalah wajar dan merupakan kesempatan mendidik

Gunakan alat bantu, misalnya situasi, film, atau buku

Gunakan berbagai cara memancing pertanyaan

Hindari conversation blocker, selalu mendengar dan rangsang diskusi

Ajarkan anak untuk membedakan rahasia baik dan rahasia buruk.

Rahasia buruk harus diceritakan dan bukan bagian dari privasi dan bukan berarti mengadu.

dan hubungan interpersonal yang baik

NGOBROL

Amati kegiatan harian anak dan jeli saat melihat ada perubahan pola tidur, frekuensi buang air, motivasi sekolah, dll.

Bangun rutinitas kegiatan bersama anak yang membantu kita mengidentifikasi masalah dengan cepat

Pastikan anak punya hubungan yang baik dan terbuka dengan beberapa orang dewasa lain yang dapat dipercaya, misalnya kakek-nenek, om-tante, atau guru.

Dalam situasi-situasi tertentu, sering anak lebih nyaman dan cepat bercerita pada pihak selain orangtua yang bisa menjadi jangkar pengaman sosial orangtua.

dan hubungan interpersonal yang baik

KENALI ANAK DENGAN BAIK

Nasehat

Mengabaikan perasaan

Mengalihkan pembicaraan

Perintah

Sarkasme

Interogasi

dan hubungan interpersonal yang baik

PENGHAMBAT KOMUNIKASI

Ajarkan anak tentang apa yang harus dilakukan bila mereka berada dalam kondisi yang tidak nyaman dan tidak aman.

Berteriak, atau lari dan melaporkan kepada orang dewasa di rumah dan sekolah.

Praktekkan seberapa keras suara yang terdengar, sikap tubuh yang tepat, dst.

kemampuan

Kontrol emosi dan kekhawatiran kita

Berikan contoh yang baik, misalnya tidak memaksa mencium anak

Bersikap terbuka Sabar Gunakan humor

Atasi sikap anak yang menantang dengan tenang