34
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir Normal a. Pengertian Bayi baru lahir merupakan individu yang baru saja tumbuh dan mengalami trauma kelahiran serta harus dapat menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Bayi Baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan berat badan 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan yang berat) (Dewi, 2010; Putra, 2012). b. Ciri-ciri Menurut Dewi (2010), Ciriciri bayi baru lahir normal antara lain : bayi lahir aterm antara 37 sampai 42 minggu, berat badan 2500 sampai 4000 gram, panjang badan 48-52 cm, lingkar dada 30-38 cm, lingkar kepala 33-35 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung 120-160 kali per menit, pernapasan 40-60 kali per menit, kulit kemerahan-merahan, rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala telah sempurna, kuku agak panjang dan lemas, nilai APGAR lebih dari 7, gerakan aktif, bayi lahir langsung menangis kuat, refleks (rooting, sucking, morro dan grasping) sudah baik, genetalia pada laki-laki ditandai dengan testis yang sudah turun dalam skrotum, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

  • Upload
    others

  • View
    27

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis

1. Bayi Baru Lahir Normal

a. Pengertian

Bayi baru lahir merupakan individu yang baru saja tumbuh dan

mengalami trauma kelahiran serta harus dapat menyesuaikan diri dari

kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Bayi Baru lahir

normal adalah bayi yang lahir dengan berat badan 2500-4000 gram,

cukup bulan, lahir langsung menangis dan tidak ada kelainan

congenital (cacat bawaan yang berat) (Dewi, 2010; Putra, 2012).

b. Ciri-ciri

Menurut Dewi (2010), Ciri–ciri bayi baru lahir normal antara lain :

bayi lahir aterm antara 37 sampai 42 minggu, berat badan 2500

sampai 4000 gram, panjang badan 48-52 cm, lingkar dada 30-38 cm,

lingkar kepala 33-35 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut

jantung 120-160 kali per menit, pernapasan 40-60 kali per menit,

kulit kemerahan-merahan, rambut lanugo tidak terlihat dan rambut

kepala telah sempurna, kuku agak panjang dan lemas, nilai APGAR

lebih dari 7, gerakan aktif, bayi lahir langsung menangis kuat, refleks

(rooting, sucking, morro dan grasping) sudah baik, genetalia pada

laki-laki ditandai dengan testis yang sudah turun dalam skrotum, dan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

7

penis berlubang, pada perempuan ditandai dengan vagina dan uretra

yang berlubang, serta labia mayora sudah menutupi labia minora,

eliminasi pada bayi baru lahir normal ditandai dengan keluarnya

mekonium dalam 24 jam pertama dan berwarna hitam kecoklatan.

c. Penanganan Bayi Baru Lahir Normal

Menurut Kementrian Kesehatan RI (2010) dan Saifuddin (2009),

Penanganan pada bayi baru lahir normal diantaranya adalah :

1) Membersihkan jalan napas

Segera setelah lahir, sambil meletakkan bayi pada kain bersih

dan kering di atas perut bawah ibu lakukan penilaian apakah bayi

menangis atau bernapas/tidak megap-megap dan apakah tonus

otot baik/bayi bergerak aktif. Bersihkan jalan napas dengan jari

tangan yang dibungkus kassa steril. Keringkan tubuh bayi mulai

dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya tanpa menghilangkan

verniks karena akan membantu menghangatkan bayi.

2) Memotong dan merawat tali pusat

Klem, potong dan ikat tali pusat tanpa dibubuhi apapun.

Pemotongan dan pengikatan tali pusat sebaiknya dilakukan

sekitar 2 menit setelah lahir (atau setelah bidan menyuntikkan

oksitosin kepada ibu) untuk memberi waktu tali pusat

mengalirkan darah (dan juga zat besi) kepada bayi. Tali pusat

yang terbuka dan tidak dibubuhi apapun, akan lebih cepat

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

8

mengering dan puput serta komplikasi yang ditimbulkan lebih

sedikit.

3) Menjaga agar bayi tetap hangat

Mengganti handuk/kain yang basah, meletakkan bayi

tengkurap di dada ibu kemudian menyelimuti ibu dan bayi dengan

selimut dan memastikan bahwa kepala bayi telah terlindung atau

memakaikan topi untuk mencegah keluarnya panas tubuh.

4) Melakukan Inisiasi menyusu dini

Meletakkan kepala bayi diantara payudara ibu. Biarkan bayi

mencari, menemukan puting dan mulai menyusu. Meskipun bayi

sudah berhasil menemukan puting, biarkan kontak kulit bayi dan

ibu sekurangnya 1 jam.

5) Menyuntikkan Vitamin K1.

Untuk mencegah terjadinya perdarahan bayi baru lahir akibat

defisiensi vitamin K, semua bayi baru lahir harus diberikan

vitamin K1 (Phytomenadione) 1 mg intramuskuler di paha kiri.

6) Memberikan obat tetes atau salep mata antibiotika profilaksis

Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah

penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan 1

jam pertama setelah persalinan. Pencegahan infeksi mata

dianjurkan menggunakan salep mata antibiotik tetrasiklin 1%.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

9

7) Melakukan pemeriksaan fisik

Pemeriksaan bayi baru lahir bertujuan untuk mengetahui sedini

mungkin kelainan pada bayi.

8) Melakukan identifikasi

Identifikasi bayi dilakukan dengan memberikan alat pengenal

yang efektif sampai bayi pulang. Alat pengenal yang digunakan

dapat berupa gelang yang berisi nama lengkap ibu, tanggal lahir,

nomor bayi, jenis kelamin, dan hasil pengukuran antropometri

yang dipasang pada pergelangan tangan atau pergelangan kaki

bayi.

9) Memberikan imunisasi

Imunisasi Hepatitis B pertama (HB 0) diberikan 1-2 jam di

paha kanan setelah pemberian Vitamin K1 secara intramuskular,

untuk mencegah penularan Hepatitis B melalui jalur ibu ke bayi

yang dapat menimbulkan kerusakan hati.

2. Asfiksia

Asfiksia neonatorum adalah keadaan ketika bayi tidak dapat bernapas

secara spontan dan teratur segera setelah dilahirkan, sehingga dapat

menurunkan O2 dan meningkatkan CO2 yang dapat menimbulkan akibat

buruk dalam kehidupan lebih lanjut (Manuaba, 2010).

Asfiksia berarti hipoksia yang progresif, penimbunan CO2 dan

asidosis. Proses ini dapat mengakibatkan kerusakan otak atau kematian

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

10

bila berlangsung terlalu jauh. Asfiksia juga dapat mempengaruhi fungsi

organ lainnya (Saifuddin, 2009).

Menurut Marmi (2012) dan Hasan (2007), Asfiksia neonatorum dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Asfiksia Ringan (Vigorous baby)

Skor apgar 7-10, bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan

tindakan istimewa.

2) Asfiksia Sedang (Mild-moderate asphyxia)

Skor APGAR 4-6, pada pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi

jantung lebih dari 100 kali per menit, tonus otot kurang baik atau baik,

sianosis dan kadang-kadang pucat, refleks iritabilitas tidak ada.

3) Asfiksia Berat (severe asphyxsia)

Skor APGAR 0-3, pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi

jantung kurang dari 100 kali per menit, tonus otot buruk, sianosis

berat dan kadang-kadang pucat, refleks iritabilitas tidak ada.

3. Asfiksia Sedang

a. Pengertian

Asfiksia sedang adalah kegagalan bayi baru lahir untuk bernapas

secara spontan dan teratur sehingga menimbulkan gangguan

metabolisme pada tubuhnya. Bayi baru lahir yang mengalami asfiksia

sedang memiliki skor apgar 4-6, frekuensi jantung lebih dari 100 kali

per menit, tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, dan refleks

iritabilitas tidak ada (Hasan, 2007).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

11

b. Etiologi

Pada bayi baru lahir, pengembangan paru bayi terjadi pada menit-

menit pertama kelahiran dan kemudian disusul dengan pernapasan

teratur. Apabila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan

oksigen dari ibu ke janin, akan terjadi asfiksia yang dapat timbul pada

masa kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir (Hasan, 2007).

Menurut Jems (2012) dan Rahardjo (2012), Penyebab terjadinya

asfiksia yaitu :

1) Faktor Ibu meliputi : preeklampsia dan eklampsia, perdarahan

antepartum abnormal, partus lama atau partus macet, demam

sebelum dan selama persalinan, infeksi berat (malaria, sifilis,

TBC, HIV) dan kehamilan lebih bulan (lebih dari 42 minggu).

2) Faktor Plasenta meliputi : infark plasenta (pemadatan plasenta),

plasenta tipis, plasenta kecil, solusio plasenta dan perdarahan

plasenta.

3) Faktor Fetus meliputi : lilitan tali pusat, tali pusat pendek, simpul

tali pusat, dan prolapsus tali pusat.

4) Faktor Neonatus meliputi : bayi kurang bulan/prematur (kurang

dari 37 minggu), air ketuban bercampur mekonium dan depresi

pada pusat pernapasan (karena pemakaian obat

anestesi/analgetika yang berlebihan pada ibu, trauma pada saat

persalinan dan kelainan kongenital pada bayi).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

12

c. Patofisiologi

Menurut Hasan (2007), Kondisi janin pada masa kehamilan dan

persalinan sangat mempengaruhi pernapasan spontan bayi baru lahir.

Proses kelahiran selalu menimbulkan asfiksia ringan yang bersifat

sementara (asfiksia transien). Proses ini sangat perlu untuk

merangsang kemoreseptor pusat pernapasan agar menjadi usaha

bernapas pertama (primary gasping) yang kemudian akan berlanjut

menjadi pernapasan teratur. Asfiksia yang ringan ini, tidak memiliki

pengaruh buruk karena reaksi dari adaptasi bayi dapat mengatasinya.

Tetapi, jika terjadi gangguan pengangkutan oksigen selama kehamilan

atau persalinan, akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Asfiksia ringan

yang terjadi dimulai dengan suatu periode apnea primer. Selanjutnya

bayi akan menunjukan usaha nafas, yang kemudian diikuti pernapasan

teratur.

Pada asfiksia berat usaha napas tidak tampak sehingga bayi

berada dalam periode apnea yang kedua, dan ditemukan pula

bradikardi dan penurunan tekanan darah. Pada tingkat awal

menimbulkan asidosis respiratorik, bila gangguan berlanjut dapat

terjadi gangguan metabolisme yang berupa glikolisis glikogen tubuh

(metabolisme anaerob), sehingga glikogen tubuh terutama pada

jantung dan hati berkurang. Pada tingkat selanjutnya terjadi

perubahan kardiovaskular. Asidosis (perubahan keseimbangan asam

basa pada tubuh bayi) dan gangguan kardiovaskuler dalam tubuh

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

13

akan berakibat buruk pada sel otak yaitu dapat terjadi kerusakan sel

otak dan kematian atau gejala sisa pada kehidupan bayi selanjutnya.

Bagan 2.1 Patofisiologi Asfiksia pada Bayi Baru Lahir

(Jems, 2012)

d. Faktor Predisposisi

Menurut Manuaba (2010) dan Dewi (2010), Beberapa keadaan

yang dapat menimbulkan asfiksia pada bayi baru lahir diantaranya :

Gangguan sirkulasi dari ibu ke janin yang disebabkan adanya

gangguan aliran pada tali pusat (lilitan tali pusat, simpul tali pusat,

Kematian/gejala sisa

Kerusakan sel otak

Asidosis Respiratorik : (pH)

Apnea Sekunder :

Denyut Jantung dan Tekanan Darah

Apnea Primer

Metabolisme Anaerob : glikolisis glikogen tubuh

Primary Gasping

selama 1-2 menit

Gangguan kardiovaskular

Secondary Gasping selama 4-5 menit

Penurunan PO2 dan Peningkatan PCO2

Usaha Napas

Proses

Kelahiran Asfiksia Ringan/transien

Pernapasan

Teratur

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

14

tekanan yang kuat pada tali pusat, ketuban telah pecah yang

menyebabkan tali pusat menumbung, kehamilan lewat waktu), dan

disebabkan pengaruh obat karena narkosa saat persalinan (SC); faktor

ibu yang disebabkan karena adanya gangguan his (tetania uteri atau

hipertonik), penurunan tekanan darah mendadak (perdarahan pada

plasenta previa dan solusio plasenta), vasokontriksi arterial (hipertensi

pada kehamilan dan kehamilan dengan preeklampsia maupun

eklampsia).

e. Faktor Risiko

Faktor risiko terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir menurut

Kosim (2012) diantaranya :

1) Faktor risiko antepartum, : Diabetes pada ibu, hipertensi dalam

kehamilan, hipertensi kronik, anemia janin atau isoimunisasi,

riwayat kematian janin (neonatus), perdarahan pada trimester dua

dan tiga, infeksi ibu, ibu dengan penyakit jantung, ginjal, paru,

polihidramnion, oligohidramnion, ketuban pecah dini, hidrops

fetalis, kehamilan lewat waktu, kehamilan ganda, berat janin tidak

sesuai masa kehamilan, gerakan janin berkurang, ibu tanpa

pemeriksaan antenatal, dan usia ibu kurang dari 16 atau lebih dari

35 tahun.

2) Faktor risiko intrapartum, antara lain : Seksio sesaria, kelahiran

dengan ekstraksi forseps atau vakum, letak sungsang (presentasi

abnormal), kelahiran kurang bulan, partus presipitatus,

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

15

korioamnionitis, partus lama, kala dua lama, makrosomia,

bradikardi janin persisten, frekuensi jantung janin tidak

beraturan, air ketuban bercampur mekonium, prolaps tali pusat,

plasenta previa dan perdarahan intrapartum.

f. Tanda Klinis

Dalam menentukan keadaan bayi baru lahir, Virginia Apgar

mengusulkan beberapa kriteria klinis (Skor APGAR) yang

mempunyai hubungan dengan mortalitas dan morbiditas bayi baru

lahir. Skor Apgar merupakan suatu sistem skoring cepat yang

didasarkan pada respon fisiologik terhadap proses kelahiran. Skor ini

dilakukan pada menit ke 1 dan ke 5 kehidupan (Hassan, 2007;

Kliegman, 2010).

Tabel 2.1 SKOR APGAR

Tanda Skor

0 1 2

Warna Kulit

(Apperance)

Biru/ pucat Tubuh kemerahan,

ekstremitas biru

Tubuh dan ekstremitas

kemerahan

Frekuensi Jantung

(Pulse)

Tidak ada Kurang dari 100 kali per

menit

Lebih dari 100 kali per

menit

Reflek

(Grimace)

Tidak ada Gerakan sedikit Menangis

Tonus otot

(Activity)

Lumpuh Ekstrimitas sedikit fleksi Gerakan aktif

Usaha Napas

(Repiration)

Tidak ada Lemah, tidak teratur Menangis kuat

(Sofian, 2013)

Berdasarkan tabel diatas, patokan klinis yang dinilai adalah:

menghitung frekuensi jantung, melihat usaha bernapas, melihat tonus

otot, menilai refleks rangsangan, dan memperhatikan warna kulit.

Skor APGAR dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa bayi baru

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

16

lahir mengalami asfiksia. Untuk Skor APGAR 7-10 (bayi

sehat/asfiksia ringan), 4-6 (asfiksia sedang) dan 1-3 (asfiksia berat)

(Hasan, 2007).

Tanda bayi baru lahir mengalami asfiksia yaitu bayi tidak segera

bernapas atau menangis dan tonus otot menurun. Dalam menentukan

keputusan untuk dilakukan tindakan resusitasi, didasarkan pada

penilaian terhadap tanda tersebut segera setelah lahir. Nilai APGAR

tidak dipakai untuk mengambil keputusan pada awal resusitasi

(karena dilaksanakan pada 1 menit dan 5 menit sesudah bayi lahir),

namun nilai APGAR tetap diperlukan untuk menolong dalam upaya

penilaian keadaan bayi dan penilaian efektivitas upaya resusitasi

(Davies, 2011; Kementerian Kesehatan RI, 2010).

g. Prognosis

Prognosis pada bayi baru lahir dengan asfiksia tergantung pada

kekurangan O2 dan luasnya perdarahan dalam otak. Bayi yang dalam

keadaan asfiksia tidak bereaksi terhadap resusitasi, beresiko besar

untuk kematian. Dan bayi yang dapat pulih kembali dalam keadaan

asfiksia harus dipikirkan kemungkinannya menderita cacat mental

pada masa mendatang (Cunningham, 2013; Sofian, 2013).

h. Penatalaksanaan

Pada bayi dengan asfiksia penatalaksanaan khusus yang dilakukan

adalah melalui tindakan resusitasi segera setelah lahir. Resusitasi

dilakukan sesuai dengan tahapan resusitasi dan sangat tergantung

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

17

pada derajat asfiksia (ringan, sedang, berat), keadaan tidak bernapas

disertai jantung tidak berdenyut, serta ada tidaknya aspirasi

mekonium (Marmi dan Rahardjo, 2012).

Menurut Lissauer dan fanaroff (2013), Resusitasi adalah urutan-

urutan langkah cepat untuk dilakukan bila penapasan atau sirkulasi

bayi terganggu. Tujuan resusitasi adalah untuk mengoptimalkan jalan

napas, pernapasan dan sirkulasi secepat mungkin.

Langkah awal dari semua asuhan adalah memastikan bahwa

segala peralatan yang diperlukan dalam keadaan siap pakai.

Alat-alat yang dibutuhkan yaitu:

1) Kain yang bersih, kering, hangat, dan dapat menyerap cairan.

kain yang dibutuhkan minimal tiga lembar, yang digunakan untuk

mengeringkan dan menyelimuti bayi, serta untuk ganjal bahu bayi

2) Kotak alat resusitasi yang berisi alat penghisap lendir DeLee atau

bola karet dan alat ventilasi dalam keadaan steril, sarung tangan

dan jam atau pencatat waktu.

3) Alat pelindung diri

(Dewi, 2014; Depkes RI, 2008).

Penatalaksanaan bayi baru lahir dengan asfiksia dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu penatalaksanaan mandiri dan kolaborasi.

1) Penatalaksanaan Mandiri

Menurut Kosim (2012), Penatalaksanaan mandiri yang

dilakukan bidan untuk menentukan tindakan resusitasi yaitu

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

18

dengan melakukan penilaian bayi segera setelah lahir. Dalam

penilaian awal bayi baru lahir perlu menjawab pertanyaan

diantaranya :

(a) Apakah bayi lahir cukup bulan?

(b) Apakah air ketuban jernih dan tidak bercampur mekonium?

(c) Apakah bayi bernapas adekuat atau menangis?

(d) Apakah tonus otot baik?

Bagan 2.2 Penilaian Bayi Baru Lahir

(Kementerian Kesehatan RI, 2010)

Apabila semua jawaban “ya”, berarti bayi dalam keadaan baik

dan tidak memerlukan tindakan resusitasi. Apabila terdapat satu

atau lebih jawaban “tidak”, bayi memerlukan tindakan resusitasi

segera, dimulai dengan langkah awal resusitasi.

1. Bayi cukup bulan

2. Ketuban jernih

3. Bayi menangis/bernapas

4. Tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif

Sebelum bayi lahir

1. Apakah kehamilan cukup bulan?

2. Apakah air ketuban jernih/tidak bercampur mekonium?

Segera setelah lahir

3. Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak megap-megap?

4. Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif?

Manajemen Bayi

Baru Lahir Normal

1. Bayi tidak cukup bulan dan atau

2. Air ketuban bercampur mekonium

dan atau

3. Bayi megap-megap atau tidak

bernapas dan atau

4. Tonus otot bayi tidak baik/lemas

Manajemen Bayi Baru

Lahir dengan Asfiksia

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

19

Langkah-langkah resusitasi adalah sebagai berikut :

a) Tahap I : Langkah resusitasi (HAIKAL)

Langkah awal resusitasi dilakukan secara cepat dan

diselesaikan dalam waktu 30 detik yaitu :

(1) Hangatkan bayi

Letakkan bayi diatas perut ibu, selimuti bayi dengan

kain atau handuk, dada dan perut tetap terbuka, potong tali

pusat. Kemudian pindahkan bayi di atas tempat resusitasi

yang datar di bawah pemancar panas (lampu 60 watt

dengan jarak 60 cm) dan bayi tetap diselimuti dengan kain

hangat. Tempat ini harus sudah dihangatkan sebelumnya.

(2) Atur posisi bayi

Bersihkan jalan napas dengan menggunakan kassa

steril, kemudian baringkan bayi telentang dan posisikan

kepala bayi dekat penolong dengan posisi kepala sedikit

ekstensi menggunakan pengganjal bahu (kain).

Gambar 2.1 Posisi Kepala Bayi yang Benar untuk Resusitasi

(Kementerian Kesehatan RI, 2010)

Posisi yang benar Terlalu ekstensi Kurang ekstensi

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

20

(3) Isap lendir bayi

Menggunakan pengisap lendir DeLee dengan cara

mengisap lendir mulai dari mulut, kemudian hidung;

mengisap saat alat pengisap ditarik keluar; jangan

melakukan pengisapan terlalu dalam (tidak lebih dari 5 cm

ke dalam mulut atau lebih dari 3 cm ke dalam hidung

karena dapat menyebabkan denyut jantung bayi menjadi

lambat atau bayi tiba-tiba berhenti bernapas.

Apabila penghisapan menggunakan balon karet,

dilakukan dengan menekan bola dari luar mulut, kemudian

masukkan ujung penghisap di rongga mulut dan lepaskan

(lendir akan terhisap), untuk hidung masukkan pada

lubang hidung.

(4) Keringkan bayi dan melakukan rangsang taktil

Mengeringkan bayi dengan kain bersih dan kering dari

muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya dengan sedikit

tekanan, hal ini dapat merangsang bayi baru lahir mulai

bernapas. Melakukan rangsangan taktil dengan menepuk

atau menyentil telapak kaki dengan hati-hati dan

menggosok punggung, perut, dada, atau tungkai bayi

dengan telapak tangan. Tindakan ini merangsang sebagian

besar bayi baru lahir untuk bernapas dan hanya boleh

dilakukan pada bayi yang telah berusaha bernapas.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

21

(5) Atur posisi bayi kembali

Mengganti kain yang basah dengan kain kering,

selimuti seluruh tubuh bayi dengan kain tersebut (kecuali

muka dan dada) agar bisa memantau pernapasan bayi dan

atur kembali posisi bayi dengan sedikit ekstensi.

(6) Lakukan evaluasi

Setelah resusitasi selesai dan bayi telah diposisikan

kembali, dilakukan penilaian pernapasan, frekuensi

jantung dan warna kulit. Apabila bayi bernapas dan denyut

jantung lebih dari 100 kali per menit, kulit berwarna

merah muda, selanjutnya bayi perlu perawatan observasi.

Apabila bayi masih tidak bernapas (apnea) atu megap-

megap atau frekuensi jantung kurang dari 100 kali per

menit, maka bayi memerlukan tindakan ventilasi tekanan

positif (Depkes RI, 2008; Dewi, 2014; Kosim, 2012).

b) Tahap II: Ventilasi Tekanan Positif (VTP)

Ventilasi Tekanan Positif (VTP) adalah tahapan resusitasi

untuk memasukkan sejumlah volume udara ke dalam paru

dengan tekanan positif untuk membuka alveoli paru agar dapat

bernapas spontan dan teratur.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

22

Langkah-langkah VTP diantaranya adalah :

(1) Memasang sungkup dan memperhatikan perlekatan pada

sungkup agar menutupi mulut, dagu, dan hidung bayi

sehingga tidak ada udara bocor.

Gambar 2.2 Posisi Perlekatan Sungkup yang Benar

(Kementerian Kesehatan RI, 2010)

(2) Melakukan ventilasi dengan tekanan 30 cm H2O air

sebanyak 2 kali untuk membuka alveoli paru agar bayi

dapat mulai bernapas, dan menguji jalan napas bayi

terbuka. Memperhatikan apakah dada bayi mengembang,

apabila tidak mengembang maka periksa posisi kepala

(pastikan posisi sudah ekstensi), kemudian periksa posisi

sungkup pastikan bahwa tidak ada udara yang bocor,

periksa adanya lendir atau cairan di mulut, jika ada

bersihkan. Kemudian lakukan tiupan ulang 2 kali dengan

tekanan 30 cm air. Apabila dada mengembang lakukan

tahap berikutnya.

Ukuran dan

posisi yang benar

Sungkup

terlalu bawah

Sungkup terlalu

besar

Benar Salah Salah

Salah

Sungkup terlalu

kecil

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

23

(3) Melakukan ventilasi 20 kali dalam 30 detik dengan

tekanan 20 cm air sampai bayi bernapas spontan dan mulai

menangis. Pastikan dada mengembang, setelah 30 detik

lakukan penilaian. Jika bayi sudah mulai bernapas spontan

atau tidak megap-megap dan atau menangis hentikan

ventilasi secara bertahap. Tetapi apabila bayi masih

megap-megap, lanjutkan ventilasi.

(4) Melanjutkan ventilasi 20 kali dalam 30 detik dengan

tekanan 20 cm air. Lakukan penilaian bayi setiap 30 detik.

Jika bayi mulai bernapas normal dan atau menangis,

hentikan ventilasi bertahap, kemudian lakukan asuhan

pasca resusitasi. Jika bayi megap-megap atau tidak

bernapas, teruskan ventilasi 20 kali dalam 30 detik,

kemudian lakukan penilaian ulang setiap 30 detik.

(5) Siapkan rujukan atau lakukan kolaborasi dengan dokter

Spesialis Anak jika bayi belum bernapas spontan sesudah

2 menit dilakukan resusitasi .

c) Asuhan pasca Resusitasi

Resusitasi berhasil bila pernapasan bayi teratur, warna kulit

kembali normal yang kemudian diikuti dengan perbaikan tonus

otot (bergerak aktif), bayi menangis dan bernapas normal

sesudah resusitasi langkah awal atau sesudah ventilasi.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

24

Asuhan pasca resusitasi antara lain :

(1) Memberikan vitamin K, pemeriksaan fisik, pemberian

antibiotik jika perlu.

(2) Melakukan pemantauan seksama terhadap bayi

pascaresusitasi dengan cara:

(a) Memperhatikan tanda- tanda kesulitan bernapas pada

bayi yaitu : napas megap-megap, frekuensi napas

kurang lebih 60x/menit, bayi kebiruan atau pucat,

bayi tanpak lemas

(b) Menjaga bayi tetap hangat dengan cara menunda

memandikan bayi hingga 6- 24 jam setelah bayi lahir

(3) Memenuhi nutrisi bayi

(Kosim, 2012; Rahardjo, 2012; Saifuddin, 2009)

2) Penatalaksanaan Kolaborasi

Dalam melakukan resusitasi, bidan memiliki kewenangan

hanya sampai pada Langkah Awal (HAIKAL) dan Ventilasi

Tekanan Positif (VTP). Jika telah dilakukan VTP 20 kali dengan

tekanan 20 cm air selama 30 detik dan bayi belum bernapas

spontan atau Frekuensi Jantung kurang dari 60 kali per menit,

maka dilakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

25

Penatalaksanaan resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia

secara kolaborasi dapat dilakukan menurut skema berikut:

Bagan 2.3 Penatalaksanaan Asfiksia pada Bayi Baru Lahir

(Wiknjosastro, 2011)

Lahir

1 Cukup bulan?

2 Air ketuban tanpa mekonium?

3 Bernapas atau menangis?

4 Tonus otot baik?

1 Berikan kehangatan

2 Posisikan, bersihkan jalan napas

3 Keringkan, rangsang taktil, reposisi

Perawatan Rutin

1 Berikan kehangatan

2 Bersihkan jalan napas

3 Keringkan

4 Nilai warna kulit

Evaluasi pernapasan, frekuensi

jantung, dan warna kulit Perawatan

Observasi

Berikan ventilasi tekanan positif

Perawatan

Pasca Resusitasi

1 Berikan ventilasi tekanan positif

2 Lakukan kompresi dada

Berikan epinefrin

Intubasi endotrakeal dapat

dipertimbangkan pada

beberapa tahap resusitasi

ini

30 detik

Ya

Tidak

Bernapas, FJ>100,

kulit merah muda

Apnea atau FJ

<100

FJ<60 FJ>60

FJ<60

Ventilasi efektif

FJ>100, napas adekuat,

kulit kemerahan

Sianosis

Beri oksigen

Kemerahan

Sianosis

menetap

30 detik

30 detik

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

26

Penanganan kolaborasi yang dilakukan pada pertolongan

di rumah sakit, yaitu :

a) Melanjutkan VTP dan melakukan Kompresi dada

Kompresi dada adalah tindakan penekanan teratur pada

tulang dada ke arah tulang belakang sehingga meningkatkan

tekanan intratoraks dan memperbaiki sirkulasi darah ke

seluruh organ vital tubuh. Indikasi kompresi dada yaitu

apabila kondisi bayi tetap buruk atau gagal membaik

dengan frekuansi jantung kurang dari 60 kali per menit

setelah dilakukan VTP selama 30 detik.

Teknik kompresi dada ada dua yaitu :

(1) Teknik ibu jari

Kedua ibu jari untuk menekan tulang dada, sementara

kedua tangan melingkari dada dan jari-jari tangan

menopang bagian belakang bayi.

(2) Teknik dua jari

Ujung jari tengah dan jari telunjuk menekan tulang

dada. Tangan yang lain untuk menopang bagian

belakang bayi.

(Kosim 2012; Dewi 2014)

Dalam melakukan kompresi dada diperlukan 2 orang,

satu orang melakukan kompresi dada dan satu orang

melanjutkan VTP. Kompresi dilakukan pada 1/3 distal

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

27

sternum dengan kedalaman 1/3 diameter antero-posterior.

Ventilasi dan kompresi harus dilakukan secara bergantian

yaitu 90 kompresi dan 30 ventilasi dalam 1 menit (rasio

3:1). Dengan 1½ detik 3 kompresi dada, ½ detik 1 ventilasi

yaitu 2 detik dalam 1 siklus (Jems, 2012).

b) Melakukan Intubasi Endotrakeal

Menurut Jems (2012) dan Kosim (2012), Intubasi

Endotrakeal dapat dilakukan dengan indikasi :

(1) Jika terdapat mekonium dan bayi mengalami depresi

pernapasan maka intubasi dilakukan sebelum tindakan

resusitasi yang lain, untuk membersihkan mekonium

dari jalan napas.

(2) Jika VTP dengan balon dan sungkup tidak efektif.

(3) Jika diperlukan kompresi dada, intubasi dapat

membantu koordinasi antara kompresi dada dan

ventilasi serta memaksimalkan efisiensi pada setiap

VTP.

(4) Jika epineprin diperlukan untuk menstimulasi frekuensi

jantung, maka dapat dilakukan pemberian secara

langsung ke trakeal melalui pipa endotrakeal.

(5) Jika bayi sangat kurang bulan.

(6) Jika dicurigai ada hernia diafragmatika.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

28

c) Pemberian obat-obatan

Apabila Frekuensi jantung bayi tetap kurang dari 60 kali

per menit atau nol walaupun telah dilakuakan VTP dan

kompresi dada, maka pemberian obat-obatan diperlukan

untuk meningkatkan curah jantung dan memperbaiki perfusi

jantung dan serebral. Obat dapat diberikan melalui vena

umbilikalis, vena perifer dan pipa endotrakeal. Obat-obatan

yang dianjurkan untuk digunakan dalam resusitasi bayi baru

lahir meliputi :

(1) Epineprin

Epineprin merupakan obat pertama yang diberikan.

Epineprin merupakan stimulan jantung, (meningkatkan

kekuatan dan kecepatan kontraksi jantung) yang

berperan penting dalam peningkatkan aliran darah

melalui arteri-arteri koroner dan aliran darah ke jaringan

otak. Epineprin diberikan bila frekuensi jantung

dibawah 80 kali per menit, apabila detak jantung tidak

terdeteksi maka harus segera diberikan pada saat yang

sama (VTP dan kompresi dada dimulai) (Saifuddin,

2009).

Dosis epineprin adalah 0,1-0,3 ml/kgBB dalam

larutan 1:10.000 secara intravena, melalui vena

umbilikal. Bila diberikan melalui pipa endrotrakeal,

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

29

dosisnya adalah 0,3-1,0 ml/kgBB (Kosim, 2012;

Angelia, 2013).

(2) Volume Expanders

Volume expanders digunakan dalam resusitasi apabila

terdapat kejadian atau diduga adanya kehilangan darah

akut dengan tanda-tanda hipovolemia. Empat jenis

volume expanders yang dapat diberikan antara lain :

darah, cairan albumin salin 5% (atau pengganti plasma

yang lain), NaCl 0,9%, dan cairan Ringer Laktat. Dosis

pemberian 10 ml/kg secara intravena dalam waktu 5

sampai 10 menit (Saifuddin, 2009; Wiknjosastro, 2011).

(3) Natrium bikarbonat

Penggunaan natrium bikarbonat tidak menguntungkan

dalam resusitasi jantung paru yang cepat, tetapi mungkin

menguntungkan dalam apnea lama yang tidak

memberikan respon terhadap terapi lain. Obat ini hanya

diberikan saat VTP sudah dilakukan. Dosis

pemberiannya yaitu : 2 mEq/kg secara intravena dalam

waktu 2 menit (1mEq/kg per menit) (Saifuddin, 2009;

Kosim, 2012).

(4) Nalokson Hidroklorid

Digunakan pada bayi baru lahir dengan depresi pusat

pernapasan memanjang akibat pemberian anestesi

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

30

narkotik pada ibu, 4 jam sebelum pesalinan. Dosis

pemberian yaitu 0,1 mg/ml secara intravena atau melalui

pipa endotrakeal (Saifuddin, 2009; Angelia, 2013).

d) Pemberian Oksigen

Tambahan oksigen diberikan apabila bayi masih terlihat

sianosis. Pemberian oksigen pada resusitasi dapat dilakukan

melalui : pipa atau kateter nasal, sungkup oksigen, balon

dan sungkup, head box, dan ventilator mekanik (Jems,

2012).

Dosis pemberian oksigen dengan kateter nasal yaitu

kecepatan aliran 0,5-2 liter per menit, pemberian oksigen

dengan sungkup (masker wajah) 4 liter/menit, sedangkan

pemberian O2 headbox dengan aliran 5-7 liter per menit

untuk mencapai konsentrasi O2 yang adekuat dan mencegah

penumpukan CO2. Untuk mencegah rebreathing CO2

diperlukan aliran 2-4 liter per menit. (Rahardjo, 2012;

Saifuddin, 2009; Angelia, 2013)

e) Penghentian resusitasi

Resusitasi harus dihentikan apabila resusitasi bayi tidak

berhasil, tidak ada upaya bernapas spontan dan denyut

jantung setelah 10 menit, karena sangat tipis kemungkinan

bayi bertahan hidup, dan apabila dapat bertahan hidup

jarang tanpa cacat berat (Jems, 2012).

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

31

B. Teori Manajemen Kebidanan

Menurut varney (2007) dalam pelaksanaan manajemen kebidanan, ada 7

langkah berurutan yang harus dikaji mulai dari pengumpulan data dasar

secara lengkap sampai dengan evaluasi. Langkah-langkah manajemen

kebidanan pada bayi baru lahir dengan asfiksia dapat dijabarkan sebagai

berikut :

1. Langkah I : Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap

Data dasar secara lengkap pada kasus bayi baru lahir dengan asfiksia

dapat diperoleh melalui :

a. Identitas

1) Identitas Bayi

Identitas bayi yang diperlukan yaitu tanggal lahir dan jam

lahir, karena asfiksia terlihat segera setelah bayi lahir dan umur

bayi dapat digunakan untuk penilaian skor APGAR yang

dinilai pada bayi umur 1 menit dan 5 menit (Hassan, 2007).

2) Identitas Ibu

Identitas Ibu yang diperlukan yaitu umur. Ibu dengan umur

kurang dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun menjadi salah

satu faktor risiko terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir

(Kosim, 2012).

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

32

b. Data Subyektif

Data subyektif untuk kasus bayi baru lahir dengan asfiksia

adalah :

1) Riwayat kehamilan sekarang

Ibu hamil tanpa pemeriksaan antenatal, kehamilan lewat

bulan, ketuban pecah dini, kehamilan lewat waktu, kehamilan

ganda, dan usia ibu kurang dari 16 atau lebih dari 35 tahun

perlu diperhatikan, karena merupakan faktor risiko bayi baru

lahir dengan asfiksia (Kosim,2012).

2) Riwayat Persalinan ini

Riwayat persalinan yang perlu diperhatikan adalah seksio

sesaria, partus lama, partus presipitatus, persalinan letak

sungsang atau presentasi abnormal, kelahiran dengan forcep

atau vakum, kelahiran kurang bulan, korioamnionitis, kala dua

lama, makrosomia, air ketuban bercampur mekonium, prolaps

tali pusat, plasenta previa, perdarahan intrapartum

(Kosim,2012).

3) Riwayat Penyakit

Riwayat penyakit yang merupakan penyebab dan faktor

risiko asfiksia antara lain infeksi berat (malaria, sifilis, TBC,

HIV), diabetes pada ibu, hipertensi dalam kehamilan,

hipertensi kronik, ibu dengan penyakit jantung, asma, ginjal

dan paru (Jems, 2012; Kosim, 2012).

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

33

c. Data Obyektif

Pengkajian data objektif yang perlu dilakukan dari kasus bayi

baru lahir dengan asfiksia adalah:

1) Pemeriksaan khusus.

Penilaian skor APGAR dilakukan pada menit ke-1 dan ke-5

kehidupan bayi baru lahir dengan menilai 5 tanda : warna kulit,

frekuensi jantung, reflek, tonus otot dan usaha napas. Penilaian

pernapasan, denyut jantung dan tonus otot harus dilakukan

segera setelah lahir untuk melakukan intervensi segera. (Hasan,

2007 ; Saifuddin, 2009).

2) Pemeriksaan umum

Terdiri dari suhu, respirasi, dan frekuensi nadi. Bayi dengan

asfiksia sedang denyut jantung lebih dari 100 kali per menit dan

pernapasan tidak teratur (Sudarti, 2013).

3) Pemeriksaan Fisik Sistematis.

Melakukan penilaian secara sistematis (dari kepala sampai

ujung kaki) untuk menilai adanya kelainan atau cacat. Pada bayi

dengan asfiksia hasil pemeriksaan fisiknya

a) Muka : tampak pucat atau kebiruan.

b) Dada : terdapat retraksi dada

c) Ekstremitas : gerakan sedikit dan ektremitas tampak biru

(Dewi, 2010; Sudarti, 2013)

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

34

2. Langkah II : Interpretasi Data Dasar

Interpretasi data dasar yang digunakan pada kasus bayi baru lahir

dengan asfiksia diantaranya :

a) Diagnosa kebidanan

Diagnosa kebidanan pada bayi baru lahir dengan asfiksia sedang

adalah Bayi Ny. X umur X menit dengan asfiksia sedang (Sondakh,

2013).

Data Subyektif : Informasi mengenai identitas dan umur bayi.

Data Obyektif : Denyut jantung lebih dari 100 kali per menit, bayi

tidak bernapas atau megap-megap, warna kulit biru atau pucat,

gerakan sedikit.

b) Masalah

Masalah yang terjadi pada kasus asfiksia sedang yaitu usaha

napas megap-megap (lambat) atau bayi sukar bernapas, dan bayi

kekurangan oksigen. Dasar munculnya masalah tersebut yaitu

terdapat sekret pada jalan napas (mulut dan hidung), bayi tampak

kebiruan atau pucat (Rahardjo 2012; Dewi, 2010).

c) Kebutuhan

Kebutuhan pada bayi baru lahir dengan asfiksia adalah

penghisapan lendir (Hidayat, 2008; Saifuddin, 2009).

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

35

3. Langkah III: Identifikasi Diagnosa atau Masalah potensial dan

Antisipasi Penanganaanya

Diagnosa yang mungkin timbul pada bayi dengan asfiksia sedang

adalah asfiksia berat. Untuk mengantisipasi terjadinya diagnosa

potensial hal yang perlu dilakukan bidan meliputi:

a) Segera melakukan resusitasi bayi baru lahir pada setiap menolong

persalinan bayi baru lahir dengan asfiksia untuk mengantisipasi

(Manuaba, 2010)

4. Langkah IV: Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera

Kebutuhan segera yang diperlukan pada bayi dengan asfiksia yaitu

melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian

terapi dan tindakan berupa oksigenasi apabila masih terlihat sianosis

(Saifuddin, 2009).

5. Langkah V: Perencanaan Asuhan yang Menyeluruh

Pada bayi baru lahir dengan asfiksia rencana tindakan yang

dilakukan adalah :

a. Lakukan resusitasi

1) Hangatkan bayi

2) Atur posisi bayi

3) Isap lendir bayi

4) Keringkan bayi dan lakukan rangsangan taktil

5) Atur posisi bayi kembali

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

36

b. Lakukan evaluasi resusitasi

1) Apabila bayi bernapas spontan, denyut jantung lebih dari 100

kali permenit, kulit berwarna merah muda, selanjutnya lakukan

perawatan observasi

2) Apabila bayi masih tidak bernapas (apnea), lakukan Ventilasi

Tekanan Positif (VTP).

c. Lakukan asuhan pasca resusitasi

1) Berikan injeksi vitamin K, lakukan pemeriksaan fisik dan beri

antibiotik jika perlu.

2) Lakukan pemantauan seksama terhadap bayi pasca resusitasi

dengan cara:

(a) Perhatikan tanda-tanda kesulitan bernapas pada bayi

(napas megap-megap, frekuensi napas kurang lebih

60x/menit, bayi kebiruan atau pucat, bayi tanpak lemas).

(b) Jaga bayi tetap hangat dengan cara menunda memandikan

bayi hingga 6-24 jam setelah bayi lahir.

3) Penuhi kebutuhan nutrisi bayi

(Kosim, 2012; Rahardjo, 2012; Saifuddin, 2009)

6. Langkah VI: Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan

Aman

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh dari langkah kelima

dilaksanakan secara efisien dan aman (Varney, 2007).

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

37

7. Langkah VII : Evaluasi

Dari kasus bayi dengan asfiksia sedang, evaluasi yang diharapkan

yaitu: keadaan bayi baik, bayi dapat bernapas spontan dan denyut

jantung >100 kali permenit, kulit berwarna merah muda, gerakan aktif,

menangis kuat dan skor APGAR > 7 (Mochtar, 2012; Sondakh, 2013).

C. Follow Up Data Perkembangan Kondisi Klien

7 Langkah Varney disarikan menjadi 4 langkah, yaitu SOAP

(Subjektif, Objektif, Asessment, dan Planning). Menurut KepMenKes RI

No.938/Menkes/SK/VII/2007 yang dimaksud SOAP tersebut adalah

sebagai berikut:

1. S: Subjective

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien

melalui anamnesa, sebagai langkah I Varney.

Data subyektif pada kasus bayi baru lahir dengan asfiksia sedang

adalah berdasarkan wawancara dengan orang tua bayi, observasi

langsung dan pemantauan bidan, karena bayi belum bisa berbicara.

2. O: Objective

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,

hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data

fokus untuk mendukung asuhan, sebagai langkah I Varney.

Pada bayi dengan asfiksia sedang, data objective didapat dari hasil

pemeriksaan khusus (APGAR score), pemeriksaan KU dan vital sign,

serta pemeriksaan fisik lanjutan. Diperoleh data obyektif yaitu

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

38

frekuensi jantung lebih dari 100 kali per menit, reflek iritabilitas tidak

ada, tonus otot lemah dan usaha napas lambat atau megap-megap.

3. A: Assesment

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi

data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi:

a. Diagnosa/ masalah

Diagnosa yang mungkin timbul pada bayi dengan asfiksia

sedang adalah asfiksia berat.

b. Antisipasi diagnosa/ masalah potensial

Untuk mengantisipasi terjadinya diagnosa potensial hal yang

perlu dilakukan bidan meliputi:

1) Segera melakukan resusitasi bayi baru lahir pada setiap

menolong persalinan bayi baru lahir dengan asfiksia untuk

mengantisipasi.

c. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/

kolaborasi dan rujukan sebagai langkah 2, 3, dan 4 Varney

Diagnosa kebidanan yang dapat ditegakkan berdasarkan data

subjektif dan objektif adalah Bayi Ny. X umur Y menit dengan

asfiksia sedang.

4. P: Plan

Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan (1) dan evaluasi

perencanaan (E) berdasarkan asessment sebagai langkah 5, 6, dan 7

Varney.

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir ... · Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena penyakit menular seksual dan diberikan

39

Pada bayi baru lahir dengan asfiksia sedang, penatalaksanaan yang

dilakukan adalah dengan menjaga bayi tetap hangat, melakukan

pemantauan tanda-tanda vital bayi, dan berkolaborasi dengan dokter

Spesialis Anak untuk pemberian terapi dan tindakan. Evaluasi dari

pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan asfiksia

sedang adalah kehangatan bayi telah terjaga, bayi menangis kuat,

pernapasan dan denyut jantung bayi normal, kulit berwarna merah

muda, gerakan aktif (keadaan umum secara keseluruhan baik).